KATA PENGANTAR
P
uji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Penyusunan Buku Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012. Salawat dan Salam kita persembahkan pula kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari Alam Jahiliah ke Alam yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan. Dengan adanya Penyusunan Buku Profil Kependudukan Kota Banda Aceh 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan kependudukan kota Banda Aceh dalam kurun waktu tahun 2012, dan diharapkan pula agar dapat menjadi sumber data bagi yang membutuhkan dalam rangka penyusunan Perencanaan Pembangunan dan Pengambilan Kebijakan secara umum untuk Kota Banda Aceh khususnya mengenai gambaran tentang kondisi kependudukan di Kota Banda Aceh yang meliputi kuantitas, mobilitas dan persebaran penduduk. Kami menyadari bahwa dalam Penyusunan Buku Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam data maupun bahasa, maka kami sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan penyusunan pada waktu yang akan datang. Banda Aceh, April 2013 Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh Drs. T. Samsuar, M.Si Nip. 19660327198631003
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
K
onstitusi mengamanatkan, bahwa negara berkewajiban memberikan pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum kepada penduduknya. Disamping itu, negara juga berkewajiban memberikan kesejahteraan kepada penduduk, serta memfasilitasi hak pen-duduk untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi bagi pengembangan diri dan lingkungan sosialnya. Isu kependudukan adalah isu yang sangat strategis dan bersifat lintas sektor. Oleh karena itu, pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam perencanaan pembangunan dan bagaimana pembangunan kependudukan itu bisa dicapai, akan menjadi pekerjaan besar yang harus diwujudkan. Dalam hal ini, upaya mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, sebagai wujud dinamika penduduk dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi prioritas penting agar kedepan nanti pengelolaan perkembangan kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas dan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas penduduk dan penataan persebarannya yang didukung oleh upaya-upaya perlindungan dan pemberdayaan penduduk, peningkatan pemahaman serta pengetahuan tentang wawasan kependudukan bahkan sejak usia dini Di lain pihak tingkat pemahaman atau kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai salah satu upaya jaminan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 2
perlindungan negara terhadap penduduk ternyata masih rendah. Selain pen-catatan peristiwa kelahiran, proporsi penduduk yang men-daftarkan dan mencatatkan kejadian vital (kawin, cerai, mati, pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan anak, serta pewarganegaraan) maupun perubahan status kependudukan lainnya (seperti perubahan alamat, nama,) ternyata masih relatif rendah. Hal ini menunjukkan tidak tertibnya penduduk Indonesia dalam pemilikan dokumen kependudukan, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya kualitas data informasi kependudukan. Sementara itu, pelayanan pencatatan perkawinan atau perceraian penduduk yang beragama Islam di KUA atau Pengadilan Agama (Departemen Agama), pelayanan keimigrasian di Kantor Imigrasi oleh Departemen Kehakiman dan HAM; pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan Akta Catatan Sipil di masing-masing daerah kabupaten/ kota (Departemen Dalam Negeri) belum seluruhnya terkoneksi (pertukaran data) antar pelayanan tersebut. Pada akhirnya data penduduk yang akurat, mutakhir & lengkap melalui data basis penduduk nasional belum tersedia dengan sempurna. Tuntutan tersedianya data penduduk yang akurat, mutakhir dan lengkap telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 – 2004. Disadari data kependudukan memegang peranan penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan pembangunan, dan evaluasi hasil-hasil pembangunan, baik bagi Pemerintah mau-pun pihak lain termasuk dunia usaha. Oleh karena itu keter-sediaan data perkembangan kependudukan sampai tingkat lapangan menjadi faktor kunci keberhasilan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 3
pelaksanaan program - program kependudukan. Untuk itu pengembangan sistem informasi kependudukan yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan untuk tujuan intervensi yang berbeda-beda merupakan kebutuhan utama untuk segera diaplikasikan, sehingga makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia, maka akan semakin mudah dan tepat perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa dalam pe-rencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, baik yang menyangkut masalah kependudukan, masalah potensi sumber daya daerah maupun informasi tentang kewilayahan lainnya. Selain itu, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan didalam database kepen-dudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi kependudukan ini perlu disusun dalam bentuk Profil Perkembangan Kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi kependudukan di Kota Banda Aceh dan prediksi prospek kependudukan dimasa yang akan datang. Disisi lain penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan ini merupakan wujud pemanfaatan data kependudukan yang tersebar diberbagai instansi. Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 4
Data dan informasi kependudukan yang diperlukan dalam penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan bersumber dari hasil registrasi penduduk yang bersumber dari hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang merupakan salah satu subtansi dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Elemen data hasil registrasi kependudukan yang dipergunakan dalam penyusunan profil perkembangan kependudukan meliputi data yang berhubungan dengan variable kuantitas dan kualitas penduduk, dan variable mobilitas penduduk. Kerangka pikir penyusunan profil perkembangan kependudukan ini mencakup lima hal pokok yaitu antara lain : 1.
Menyajikan perkembangan profil secara kuantitatif sehingga tampak jelas apa yang sudah berlangsung;
2.
Mengidentifikasi kelompok atau segmen kependudukan yang membutuhkan perhatian khusus dan upaya-upaya yang diperlukan sehingga berkualitas;
3.
Dari point 1 dan 2 teridentifikasi potensi penduduk yang dapat dijadikan asset pembangunan daerah dan nasional;
4.
Mengkoordinasikan, melakukan bimbingan teknis dengan instansi terkait untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman dalam penyusunan dan pemanfaatannya;
5.
Mendorong percepatan terwujudnya database penduduk dan analisa untuk pembangunan daerah.
B. Tujuan Menyajikan profil perkembangan penduduk kota Banda Aceh Tahun 2012 sebagai salah satu informasi untuk dijadikan bahan perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 5
C. Ruang Lingkup 1.
Kuantitas penduduk, meliputi komposisi dan persebaran penduduk;
2.
Kualitas penduduk ekonomi dan sosial;
3.
Mobilitas penduduk meliputi mobilitas mobilitas non permanen dan urbanisasi
4.
Kepemilikan dokumen kependudukan.
meliputi
kesehatan,
pendidikan, permanen,
D. Pengertian Umum Terhadap Istilah 1.
Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang termasuk secara sah serta bertempat tinggal di Wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan (Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1992);
2.
Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hal lainnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain (UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006);
3.
Data Kependudukan adalah data perorangan atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006);
4.
Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati dan pindah tempat tinggal (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992)
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 6
5.
Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
6.
Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan melewati batas administrasi Daerah Tingkat II (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
7.
Profil Perkembangan Penduduk adalah kumpulan data dan informasi tentang perkembangan kependudukan dalam bentuk tertulis, yang mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup;
8.
Persebaran Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
9.
Peristiwa Kependudukan adalah kondisi sebaran penduduk secara keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
10. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006); 11. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 7
secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro Pusat Statistic); 12. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka menunjukan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu; 13. Perkembangan Kependudukan adalah segala kegiatan yg berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992); 14. Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional); 15. Mobilitas Penduduk Non Permanen (Circucaltion/ Sirkuler) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang-alik (commuting) dan menginap/mondok. 16. Penduduk Musiman merupakan salah satu jenis obilitas penduduk non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan dilakukan secara berulang; 17. Mobilitas Penduduk Ulang - Alik (Commuting) adalah gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 8
batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama; 18. Migrasi Kembali (Return Migration) adalah banyaknya penduduk yang pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang sama dengan tempat lahir & pernah bertempat tinggal di daerah yang berbeda; 19. Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration) adalah bentuk migrasi dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat kelahiran-nya; 20. Migrasi Risen (Rencent Migration) adalah bentuk migrasi melewati batas wilayah administratsi (desa/kec/kab/ provinsi) dimana pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu. 21. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara suka-rela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi per-mukiman transmigrasi. 22. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi perkiraan, baik secara fisik mau-pun ukuran-ukuran spasial atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun perilaku masyarakatnya. 23. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. 24. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja.
proporsi
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 9
25. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun pada saat pendataan/survey atau sensus tidak bekerja dan sedang mencari kerja. 26. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja. 27. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan penduduk berusia 64 tahun keatas. 28. Lahir Hidup dan Lahir Mati a. Lahir Hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya didalam kandungan, dimana si bayi menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot. b. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan. 29. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang wanita pada masa reproduksinya jika ia mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung. 30. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru lahir, usia kurang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama. 31. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah Banyaknya kematian bayi lepas baru lahir (usia 1-11 bulan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 10
32. Angka Kematian Bayi / IMR adalah banyaknya kematian bayi usia kurang dari satu tahun (9-11 butan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan perode yang sama. 33. Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya. 34. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. 35. Pengeluaran Untuk Makanan adalah proporsi pengeluaran yang dipergunakan untuk mengkonsumsi makanan di-bandingkan dengan total pengeluaran (makanan dan bukan makanan). 36. Penduduk Melek Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang tetah bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta Latin, dan buta angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengalaman dasar. 37. Buta Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang betum bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, Latin d angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengataman dasar. 38. Angka Partisipasi Total adalah proporsi penduduk bersekolah menurut golongan umur sekolah yaitu umur 7-12,13-15,16-18, dan 19-24 tahun. 39. Angka Partisipasi Murni/APM adalah presentase jumlah peserta didik SD usia 7-12 tahun, jumlah peserta didik SLTP usia 13-15 tahun, jumtah peserta didik SLTA usia Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 11
16-18 tahun dan jumlah peserta didik PTN/PTS usia 1924 tahun dibagi jumah penduduk kelompok usia dari masing-masing jenjang pendidikan. 40. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 12
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDA ACEH 2.1 Letak Geografis Letak geografis Kota Banda Aceh antara 05030’ – 05035’ LU dan 95030’ – 99016’ BT. Tinggi rata-rata 0,80 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah 61,36 km2. Batas-batas wilayah Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut: Utara : Selat Malaka Selatan : Kecamatan Darul Imarah & Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Barat : Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar Timur : Kecamatan Barona Jaya & Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar Adapun wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan dengan pembagian tiap kecamatan seperti pada Gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Batas Administrasi Kota Banda Aceh
Sumber : Master plan NAD-NIAS Lampiran 2 & 4
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 13
Luas dan persentase untuk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Luas & Persentase Wilayah Kecamatan di Banda Aceh Luas Persentase No Kecamatan ( km² ) (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Meuraxa Baiturrahman Kuta Alam Syiah Kuala Ulee Kareng Banda Raya Kuta Raja Lueng Bata Jaya Baru Jumlah
7,258 4,539 10,047 14,244 6,150 4,789 5,211 5,341 3,780 61,359
11,83 7,40 16,37 23,21 10,02 7,80 8,49 8,70 6,16 100,00
Sumber : Banda Aceh Dalam Angka, 2012
2.1.1 Kondisi Geomorfologi Secara umum geomorfologi wilayah Kota Banda Aceh terletak di atas formasi batuan vulkanis tertier (sekitar Gunung Seulawah dan Pulau Breueh), formasi batuan sedimen, formasi endapan batu (disepanjang Kr. Aceh), formasi batuan kapur (dibagian timur), formasi batuan vulkanis tua terlipat (dibagian selatan), formasi batuan sedimen terlipat dan formasi batuan dalam. Geomorfologi daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi: 1.
Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga sebagian Kecamatan Kuta Raja
2.
Pesisir pantai wilayah barat di sebagian Kecamatan Meuraxa. Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 14
Sedangkan daerah yang termasuk pedataran sampai dengan elevasi ketinggian 0 hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0–2 % terletak antara muara-muara sungai dan perbukitan. Daerah pedataran di pesisir Kota Banda Aceh secara umum terbentuk dari endapan sistem marin yang merupakan satuan unit yang berasal dari bahan endapan (aluvial) marin yang terdiri dari pasir, lumpur dan krikil. Kelompok ini dijumpai di dataran pantai yang memanjang sejajar dengan garis pantai dan berupa jalur-jalur beting pasir resen dan subresen. Beting pasir resen berada paling dekat dengan laut dan selalu mendapat tambahan baru yang berupa endapan pasir, sedangkan beting pasir subresen dibentuk oleh bahanbahan yang berupa endapan pasir tua, endapan sungai, dan bahan-bahan aluvial/koluvial dari daerah sekitarnya. 2.1.2 Kondisi Geologi Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11 cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Pada Gambar 2.2 di bawah ini, menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan sejak Pilosen membentuk suatu Graben. Ini menunjukkan ruas-ruas patahan Semangko di Pulau Sumatera dan kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh, dan kedua patahan yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu pada pegunungan di sebelah Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di sekitarnya. Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 15
Gambar 2.2 Struktur Patahan Semangko
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA Study Team, Lampiran 4
2.1.3 Kondisi Topografi Secara geologi Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir dari luapan Sungai Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50 m di atas permukaan laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini. Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 16
Gambar 2.3 Bentang Alam Kota Banda Aceh Dataran banjir : Ketinggian ≤ 5 meter cenderung tergenang permanen drainase sulit air tanah &gkal & payau Dataran: ketinggian 5 – 10m daerah hilir rawan banjir drainase sulit terutama pada daerah hilir air tanah sebagian payau bagian hulu bergelombang lemah
Sumber: Master Plan NAD-NIAS Lampiran 2 & 4
Dataran Bergelombang: dataran bergelombang k ti i 20 50
2.1.4 Kondisi Klimatologi Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang menunjukan bahwa Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,50 C sampai 27,50 C dengan tekanan 1008 – 1012 milibar. Sedangkan untuk suhu terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00 C hingga 20,00 C dan 33,00 C hingga 37,00 C. Mengenai curah hujan menunjuk-kan bahwa curah hujan yang terjadi berkisar antara 1.039 mm sampai dengan 1.907 mm dengan curah hujan tahunan rata-rata 1.592 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret, Oktober dan November, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 20 – 21 hari dan terendah pada bulan Februari dan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 17
Maret dengan jumlah hari hujan hanya 2 – 7 hari. Namun keadaan ini dapat saja berubah dengan kondisi global warming saat ini. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada keadaan iklim pada umumnya. Kecepatan angin bertiup antara 2 – 28 knots. Grafik 2.1 di bawah ini mem-perlihatkan grafik perkembangan kondisi klimatologis Kota Banda Aceh selama setahun yang meliputi curah hujan rata-rata bulanan; suhu udara rata-rata; maksimum dan minimum; tingkat kelembaban relatif rata-rata; maksimum dan minimum; serta kecepatan angin rata-rata; maksimum dan minimum. Grafik 2.1 Klimatologi Kota Banda Aceh
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA Study Team
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 18
2.1.5 Kondisi Hidrologi Kota Banda Aceh dibelah oleh Krueng Aceh yang merupakan sungai terpanjang di kawasan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Terdapat tujuh sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Catchment area), sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara d timur kota sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Berikut pada Tabel 2.2, menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya. Tabel 2.2 Nama-nama Sungai di Kota Banda Aceh No 1 2 3 4 5 6 7
Nama sungai Krueng Krueng Krueng Krueng Krueng Krueng Krueng
Aceh Daroy Doy Neng Lhueng Paga Tanjung Titi Panjang
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA
Luas Daerah Resapan (km2) 1712,00 14,10 13,17 6,55 18,25 30,42 7,80
2.1.6 Litologi Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum dan khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai kasar. Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 19
Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi endapan di tempat-tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai lainnya, seperti pada belokan sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh aliran permukaan setempat dijumpai sebagai longgakan tanah pada bagian tertentu. 2.1.7 Penggunaan Lahan Jenis penggunaan lahan di Kota Banda Aceh menurut wilayah Kecamatan diperlihatkan pada tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Luas Penggunaan Lahan Berdasarkan Kecamatan Di Kota Banda Aceh Tahun 2012 Penggunaan Lahan (Ha)
Kecamatan
Sementara
Rawa Sawah
Bangunan
Tambak
Tidak
Tambak
Ditanam
Hutan
Tidak
Rakyat
Diusahak an
Baiturrahman
0,0
377,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
Kuta Alam
0,0
550,0
119,0
80,0
Meuraxa
0,0
344,0
82,0
47,0
129,0
0,0
100,0
39,0
22,0
66,0
Syiah Kuala
2,0
442,0
288,0
0,0
0,0
186,0
130,0
Leung Bata
24,0
402,0
Kuta Raja
0,0
81,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
78,0
0,0
4,0
119,0
5,0
Banda Raya
25,0
159,0
Jaya Baru
0,0
290,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
1,0
16,0
0,0
Ulee Kareng
71,0
226,0
0,0
0,0
2,0
0,0
5,0
122,0
2.911,0
563,0
153,0
177
362,0
306,0
Sumber : Banda Aceh Dalam Angka Tahun 2012
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 20
Berikut ini jumlah Gampong/Desa serta Kemukiman yang terdapat pada masing-masing Kecamatan : Tabel 2.2 Nama Ibu Kota Kecamatan Dalam Kota Banda Aceh Tahun 2012 No
Kecamatan
Ibu Kota
Jumlah Kemukiman
Jumlah Gampong
1
Meuraxa
Ulee Lheue
2
16
2
Jaya Baru
Lampoh Daya
2
9
3
Banda Raya
Lamlagang
2
10
4
Baiturrahaman
Neusu Jaya
2
10
5
Lueng Bata
Lueng Bata
1
9
6
Kuta Alam
Bandar Baru
2
11
7
Kuta Raja
Keudah
1
6
8
Syiah Kuala
Lamgugob
3
10
9
Ulee Kareng
Ulee Kareng
2
9
17
90
Jumlah
Sumber : Banda Aceh Dalam Angka,Tahun 2012
Kota Banda Aceh yang memiliki luas wilayah hanya 61,36 km2 jarak tempuhnya dapat dilalui melalui transportasi darat baik antar kecamatan maupun antar desa dari masingmasing kecamatan. Jarak antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya tidak terlalu jauh, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini :
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 21
Tabel. 2.3 . Jarak Ibu Kota Kecamatan dengan Ibu Kota Banda Aceh Tahun 2012 No
Kecamatan
Ibu Kota
Jarak (Km)
1.
Meuraxa
Ulee Lheue
5,0
2.
Jaya Baru
Lampoh Daya
2,5
3.
Banda Raya
Lamlagang
1,5
4.
Baiturrahaman
Neusu Jaya
0,6
5.
Lueng Bata
Lueng Bata
3,5
6.
Kuta Alam
Bandar Baru
1,5
7.
Kuta Raja
Keudah
1,0
8.
Syiah Kuala
Lamgugob
8,0
9.
Ulee Kareng
Ulee Kareng
5,0
2.7. Gambaran Ekonomi Pada hakikatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik. Hal ini dimaksudkan untuk mengusahakan peningkatan pendapatan masyarakat secara mantap & diikuti oleh tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat suatu wilayah tertentu perlu disajikan statistik pendapatan nasional/regional khususnya di bidang ekonomi secara berkala. Angka-angka pendapatan nasional/regional Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 22
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, analisis, dan perencanaan pembangunan nasional/regional khususnya di bidang ekonomi.
Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar untuk mengetahui total produksi barang dan jasa suatu daerah pada periode tertentu.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 23
Pertumbuhan ekonomi kota Banda Aceh yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel berikut. Pendapat Regional & Angka Perkapital Atas Dasar Harga Konstan Kota Banda Aceh, 2009-2011 NO (1) 1. 2 3
SEKTOR (2) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Penyusutan (Juta Rupiah) PDRB Netto Atas Dasar Harga Berlaku
2009 (3)
2010 (4)
2011 (5)
2 885 686,85
3 057 074,06
3 241 173,56
52 234,35
53 279,04
54 344,62
2 833 352,50
3 003 795,02
3 186 828,94
115 723,43
118 037,90
120 398,66
2 717 629,07
2 885 757,12
3 066 430,28
214 291
223 446
228 562
13 681,49
14 180,72
12 914,79
13 416,19
(Juta Rupiah) 4 5 6
Pajak Tak Langsung (Juta Rupiah) PDRB Netto Atas Dasar Harga Faktor (Juta Rupiah) Jumlah Penduduk (Juta Rupiah)
13 465,74 PDRB Perkapita (Juta Rupiah) Pendapatan Regional 12 681,96 8 Perkapita (Juta Rupiah) Sumber: Pusat Statistik Kota Banda Aceh *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara 7
2.8. Potensi Daerah Geliat investasi di kota Banda Aceh saat ini sangatlah terasa. Faktor yang mempengaruhinya adalah perdamaian dan proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan pasca Tsunami. Dua faktor ini yang membuat Aceh pada umumnya, dan kota Banda Aceh khususnya dilirik oleh banyak pihak. Kondisi ini tentu menjadi peluang yang baik untuk melakukan kegiatan investasi. Investasi merupakan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 24
kegiatan ekonomi yang sangat penting dilakukan dalam menggerakkan roda ekonomi. Banda Aceh adalah suatu kota yang kondusif, baik secara situasi politik dan keamanan. Dalam penelitian The Asia Foundations, tentang Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha, menjelaskan bahwa dunia usaha melihat beberapa tingkatan variabel yang dapat mendorong dunia investasi. Diantaranya faktor keamanan, sosial politik dan budaya berada di rangking pertama (27%), kemudian disusul oleh ekonomi daerah (23%), ketersediaan tenaga kerja (18%), infrastruktur fisik (17%) & kelembagaan (15%). 2.9 Peluang Investasi Daerah. Potensi daerah yang dimiliki Kota Banda Aceh sangat besar, namun potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal dan belum seluruhnya tergali untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sumber pendapatan daerah. Potensi yang sangat menonjol di Kota Banda Aceh adalah : 1. Jasa dan perdagangan 2. Perikanan dan kelautan 3. Pariwisata 4. Potensi sosial budaya
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 25
Untuk memudahkan para investor dalam pengurusan perizinan Pemerintah Kota Banda Aceh telah melakukan pelayanan terpadu satu atap sehingga lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada publik. Selain daripada itu, untuk mendorong kegiatan investasi juga membutuhkan keputusan politik yang kuat dari pemerintah. Berikut beberapa langkah strategis dalam membangun dunia investasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banda Aceh: Memperkuat SDM lokal, Ini menjadi hal yang mesti diperhatikan secara serius, agar potensi lokal dapat diberdayakan dengan baik & tidak menjadi penonton di tanah sendiri. One stop service, pelayanan satu pintu, Langkah stategis lainnya adalah yang telah dibentuk Pemerintah Kota Banda Aceh dengan memperkuat birokrasi dengan membentuk one stop service, karena ternyata pelayanan satu pintu ini adalah salah satu upaya untuk memberi kemudahan kepada pemilik modal. Mengelola Inisiatif dan Kreatifitas Anak Muda, Investasi di kota Banda Aceh akan semakin baik apabila juga dilakukan langkah-langkah dengan mengelola inisiatif anak-anak muda kota Banda Aceh. Adanya kreatifitas anak-anak muda kota Banda Aceh ini tentu menjadi investasi sumber daya dalam jangka panjang. Selain itu juga investasi yang baik selain membangun kebijakan yang adil dan kuat seperti memproteksi kepentingan lokal serta memberi kenyamanan kepada investor asing. Yang tidak boleh dilupakan adalah, kegiatan investasi mesti memiliki sensitifitas terhadap kearifan lokal. Arah investasi yang jelas, Pola seperti apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek, seperti kemungkinan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 26
mengambil konsep investasi padat karya, ini yang coba untuk diperjelas. Padat karya itu adalah strategi untuk mengentaskan kemiskinan. Investasi yang baik adalah dengan kompetitif, dimana semua peluang dibuka, sehingga persaingan pun terbuka dan sehat. Memberikan Pendampingan kepada Industri Rumah Tangga, untuk memperkuat Industri Rumah Tangga, maka harus dilakukan pendampingan dari pemerintah sehingga kegiatan produksi akan sesuai dengan standar pasar & kuota pun bisa terpenuhi secara berkelanjutan. Dengan adanya langkah-langkah strategis yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh ini diharapkan minat investor untuk menanamkan investasinya di kota ini semakin meningkat.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 27
BAB III KUANTITAS PENDUDUK 3.1. Persebaran Penduduk
P
ersebaran penduduk Kota Banda Aceh dengan luas wilayah 61,36 Km² ttidaklah merata, terutama pasca terjadinya musibah tsunami pada tahun 2004, dimana banyak penduduk yang sebelumnya bertempat tinggal dipesisir pantai pindah ke wilayah atau kecamatankecamatan yang berada di wilayah yang jauh dari pantai. Saat ini Banda Aceh didiami oleh penduduk dengan jumlah 256.147 jiwa yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Kuta alam, Kecamatan Meuraxa, Kecamatan Syiah kuala, Kecamatan Lueng bata, Kecamatan Kuta raja, Kecamatan Banda raya, Kecamatan Jaya Baru dan Kecamatan Ulee kareng. Dari ke 9 Kecamatan yang ada, Kecamatan Kuta Alam merupakan kecamatan yang paling banyak dihuni oleh penduduk yaitu sebesar 50.411 jiwa dengan luas wilayah 10,05 Km² yang merupakan kecamatan terluas kedua setelah Kecamatan Syiah Kuala yaitu 14,24 Km². Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Kuta Raja dengan jumlah penduduk 12.383 jiwa, dengan luas wilayah 5,21 Km² yang merupakan wilayah terkecil ke 4 dari 9 kecamatan yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada tabel berikut :
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 28
Tabel 3.1 Luas Wilayah & Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Jumlah
Luas (km²) 4,54 10,05 7,26 14,24 5,34 5,21 4,79 3,78 6,15 61,359
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Jumlah Penduduk 36.857 50.411 19.585 36.216 25.553 12.383 23.630 26.177 25.335 256.147
Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Demografi A.
Kepadatan Penduduk
Jika pada banyak kota–kota lain di propinsi Aceh jumlah penduduk perempuan mendiminasi jumlah penduduk lakilaki, maka penduduk di kota Banda Aceh lebih di dominsi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Seperti yang terlihat pada tabel 3.2 memperlihatkan kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh di setiap kecamatan.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 29
Tabel 3.2 Tabel Kepadatan Penduduk (Population Density) Kota Banda Aceh Tahun 2012 No
Kecamatan
Luas (km²)
Jumlah KK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Jumlah
4,54 10,05 7,26 14,24 5,34 5,21 4,79 3,78 6,15 61,36
10.507 14.797 6.261 10.484 6.982 3.983 6.316 7.330 6.847 73.507
Jumlah Penduduk Laki-laki 19.002 26.337 10.476 18.554 13.165 6.681 11.931 13.613 12.941 132.700
Perempuan Jumlah 17.855 36.857 24.074 50.411 9.109 19.585 17.662 36.216 12.388 25.553 5.702 12.383 11.699 23.630 12.564 26.177 12.394 25.335 123.447 256.147
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Kepadatan Penduduk 8.118 5.016 2.698 2.543 4.785 2.377 4.933 6.925 4.120 4.174
Dengan luas 61,36 km2, Kota Banda Aceh di diami oleh yang berarti 256.147 jiwa, atau sebesar 4.174 jiwa/ km2 2 bahwa setiap Km Kota Banda Aceh didiami oleh penduduk sebanyak 4, 174 jiwa, dengan jumlah 73.507 KK. Jika diperhatikan persebaran penduduk di setiap kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan Baiturrahman dengan luas wilayah 4,54 km2 merupakan wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat, yaitu dengan kepadatan 8.118 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Jaya Baru dengan luas 3,78 km2 memiliki kepadatan penduduk sebesar 6.925 jiwa/ km2. Se&gkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah 1-2 jiwa/km2 berada di Kecamatan Kuta Raja yaitu dengan kepadatan dengan luas wilayah 5,21 km2 penduduk hanya sebesar 2.377 jiwa/ km2. Peningkatan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Banda Aceh perlu mendapat perhatian, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata ruang dan tata guna lahan/tanah serta perencanaan pembangunan di Kota Banda Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 30
Aceh. Apabila ke tiga aspek tersebut diacuhkan, maka dalam sepuluh atau lima belas tahun ke depan, Kota Banda Aceh akan menjadi Kota yang padat penduduk dan akan berdampak pada penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan perkotaan. B.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi (perpindahan) penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Tabel 3.3 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Banda Aceh dari Tahun 2008 s/d 2012 No 1
Kecamatan
2012
Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk 2008
2009
Baiturrahman 36,124
2010
2011
35,153
32,973 36,163
36,857
0.19
2
Kuta Alam
43,792
42,664
45,584 47,970
50,411
0.50
3
Meuraxa
20,658
20,127
21,882 24,675
19,585
-2.28
4
Syiah Kuala
20,409
19,865
22,387 24,248
36,216
4.09
5
Lueng Bata
22,025
21,437
21,806 24,321
25,553
0.50
6
Kuta Raja
8,076
7,890
10,479 11,774
12,383
0.51
7
Banda Raya
20,907
20,127
20,927 22,896
23,630
0.32
8
Jaya Baru
12,494
12,189
15,456 18,109
26,177
3.75
9
Ulee Kareng
33,433
32,564
32,022 34,568
25,335
-3.06
217,918 212,016 223,516 244,724 256,147
0.46
Sumber :Disdukcapil Kota Banda Aceh
Laju pertumbuhan penduduk di Kota Banda Aceh tergolong normal, tidak jauh berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk tahun yang lau. Selama kurun Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 31
waktu 2008 sampai dengan 2012, pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh mencapai 0,46%. Namun semikian, pertumbuhan penduduk ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah Kota Banda Aceh, karena apabila pertumbuhan penduduk tidak diawasi dengan baik, maka dalam beberapa tahun ke depan, Kota Banda Aceh akan menjadi kota yang cukup padat dan menjadi sentral berkumpulnya penduduk di Provinsi Aceh. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat memrihatinkan yaitu munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan kawasan kumuh (sprawl area), meningkatnya kriminalitas dan lain sebagainya. Adapun jumlah penduduk selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian & perpindahan penduduk atau migrasi. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan dan penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu. Beberapa komponen yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah: 1. 2.
Faktor Penambah ( kelahiran/fertilitas dan migrasi) Faktor pengurang (kematian/mortalitas dan migrasi)
C.
Rasio Penduduk Kecamatan
Menurut
Jenis
Kelamin
Per
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Jika diperhatikan bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 32
perempuan. Penduduk laki-laki terbesar berada di Kecamatan Kuta Alam sebanyak 26.337 jiwa, atau 20% dari total penduduk Laki-laki di Kota Banda Aceh, diikuti oleh Kecamatan Baiturrahman 19.002 jiwa atau 14,31%, sedangkan Penduduk laki-laki yang paling sedikit berada di Kecamatan Kuta Raja 6.681 jiwa atau hanya 5% dari total penduduk Laki-laki di Kota Banda Aceh. Sedangkan jumlah penduduk perempuan terbesar juga berada di Kecamatan Kuta Alam sebanyak 24.074 jiwa, atau 19,50% dari total penduduk Perempuan di Kota Banda Aceh, diikuti juga oleh Kecamatan Baiturrahman 17.855 jiwa atau sebesar 14,48% dari jumlah penduduk perempuan kota Banda Aceh. Sedangkan Penduduk perempuan yang paling sedikit masih berada di Kecamatan Kuta Raja sebesar 5.702 jiwa atau hanya 4,61% dari total penduduk perempuan di Kota Banda Aceh. Tabel 3.4. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Banda Aceh Menurut Kecamatan Tahun 2012 No
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan Jumlah
19.002 17.855 Baiturrahman 26.337 24.074 Kuta Alam 10.476 9.109 Meuraxa 18.554 17.662 Syiah Kuala Lueng Bata 13.165 12.388 6.681 5.702 Kuta Raja 11.931 11.699 Banda raya 13.613 12.564 Jaya Baru 12.941 12.394 Ulee Kareng Jumlah 132.700 123.447 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh 1 2 3 4 5 6 7 8 9
36.857 50.411 19.585 36.216 25.553 12.383 23.630 26.177 25.335 256.147
Sex Ratio 106.42 109.40 115.01 105.05 106.27 117.17 101.98 108.35 104.41 107.50
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 33
D.
Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan keutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik kebutuhan pangan, sandang dan papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Pada tabel di bawah menunjukkan bahwa penduduk Kota Banda Aceh sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun, atau sekitar 72,28 % dari total penduduk Kota Banda Aceh dengan komposisi terbesar berada pada penduduk yang berumur 20-34 tahun (34,10%). Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan yang terbesar berada pada kelompok umur 25-29 tahun. Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar merupakan penduduk usia produktif/kerja (usia 15-64 tahun), dan sisanya sebanyak 25,71% merupakan usia muda (di bawah umur 15 tahun) dan 3,42 % merupakan usia lanjut (umur di atas 64 tahun).
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 34
Tabel 3.5. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Banda Aceh Tahun 2012 Kelompok Umur 75 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 Total
LAKI-LAKI n % 1.126 0.85 1.205 0.91 1.706 1.29 2.760 2.08 4.205 3.17 6.016 4.53 7.177 5.41 9.245 6.97 11.290 8.51 15.123 11.40 16.568 12.49 12.949 9.76 9.433 7.11 9.489 7.15 12.188 9.18 12.220 9.21 132,700
100.00
PEREMPUAN n % 1.719 1.39 1.266 1.03 1.758 1.42 2.557 2.07 3.364 2.73 5.104 4.13 66.30 5.37 8.439 6.84 9.438 7.65 12.896 10.45 16.996 13.77 12.773 10.35 8.527 6.91 8.970 7.27 11.548 9.35 11.462 9.28 123,447
100.00
Sex Ratio 2.845 2.471 3.464 5.317 7.569 11.120 13.807 17.684 20.728 28.019 33.564 25.772 17.960 18.459 23.736 23.682 256,147
Sumber :Disdukcapil Kota Banda Aceh
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 35
E.
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Komposisi umur penduduk di suatu wilayah juga dapat dihubungkan dengan Dependency Ratio (DR) atau Rasio Ketergantungan. Angka ketergantungan secara umum dapat menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur muda (<15 tahun) dan kelompok umur tua (>65 tahun). Semakin kecil dependency ratio, maka semakin kecil pula beban kelompok umur produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif. Jika diperhatikan pada struktur umur penduduk menurut kelompok usia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan usia lanjut (>65 tahun), maka 70.85 % penduduk Kota Banda Aceh merupakan penduduk usia produktif, dan sisanya skitar 29,15% adalah penduduk usia muda dan tua. Dengan demikian rasio beban ketergantungan (dependency ration) pada tahun 2012. Tabel 3.6. Rasio Ketergantungan (Dependency Rasio) Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Sex Ratio
n
%
n
%
>65
4,037
3.04
4,743
3.84
8,780
15 - 64
94,766
71.41
86,724
70.25
181,490
0 - 14
33,897
25.54
31,980
25.91
65,877
Total
132,700
100
123,447
100
256,147
Sumber :Disdukcapil Kota Banda Aceh
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 36
F.
Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial 1) Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tingkat Pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk melihat tingkat kualitas penduduk, Semakin tinggi tingkat Pendidikan penduduk semakin baik kualitas SDM diwilayah tersebut. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang. Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa jenjang pendidikan yang paling banyak dimiliki oleh penduduk Kota Banda Aceh adalah pada jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA/sederajat yaitu sebesar 91.718 atau sekitar 35,81% dari total 256.147 penduduk kota Banda Aceh yang telah menamatkan pendidikannya. Sedangkan yang unik adalah jumlah tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau SLTP yaitu hampir menyamai prosentase lulusan S1 atau Sarjana, yaitu sekitar 10,43% dari total penduduk yang menamatkan pendidikannya. Jika diperhatikan tingkat pendidikan SLTA/ sederajat menempati urutan pertama tingkat pendidikan yang paling banyak ditamatkan oleh penduduk Kota Banda Aceh yaitu sebesar 35,81 persen sedangkan yang berpendidikan akademi maupun sarjana hanya sekitar 11,24 persen. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah, mengingat bahwa era globalisasi sebentar lagi akan berlangsung dan persaingan untuk memperoleh kesempatan kerja semakin ketat dengan akan masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Peningkatan pendidikan Keterampilan perlu dilakukan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 37
mengingat bahwa sebagian besar peluang kerja membutuhkan tenaga terdidik yang memiliki ketrampilan khusus.
Tabel 3.7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertingg yang Ditamatkan BELUM KELOMPOK BELUM TAMAT UMUR SEKOLAH SD 0 s/d 5 29.295 169 tahun 6 s/d 10 15.340 6.894 tahun 11 s/d 15 1.556 11.692 tahun 16 s/d 20 223 2.208 tahun 21 s/d 25 146 228 tahun 26 s/d 30 102 143 tahun 31 s/d 35 77 155 tahun 36 s/d 40 70 161 tahun 41 s/d 45 78 188 tahun 46 s/d 50 62 280 tahun 51 s/d 55 tahun 56 s/d 60 tahun 61 s/d 65 tahun 66 s/d 70 tahun 71 s/d 75 tahun > 76 tahun Grand Total
TAMAT SD
SLTP
SLTA
DI/ II
D- III
D IV/ SI
S-II
S-III
TOTAL 29.464 22.234
3.376
16.624
3.041
7.932
4.868
13
627
3.329
20.675
636
1.361
1.398
18.285
816
2.551
18.524
1.630
3.261
6.438
263
14
33.742
935
2.597
12.510
872
2.299
6.104
542
16
26.107
870
2.293
10346
508
1.505
4.251
690
53
20.747
802
1.665
8.249
357
1.012
3.523
652
91
16.617
28.400
1.145
1.518
5.989
287
780
2.902
526
93
13.582
92
291
1.265
1.486
3.968
241
456
1.944
421
67
10.231
103
280
1.162
1.175
2.755
153
274
1.136
284
39
7.361
84
219
855
828
1.679
100
191
575
143
14
4.688
93
178
813
620
1086
52
154
339
71
11
3417
148
186
609
375
586
24
67
131
28
13
2.167
314 47.783
303 23.575
900 17.216
351 26.720
483 91.718
14 4.887
40 11.400
61 28.802
7 3.627
8 419
2.481 256.147
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 38
2)
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. Pada Tabel 3.8 nampak bahwa dari 256.147 jiwa penduduk kota Banda Aceh, 97,67 persen penduduknya menganut agama Islam, diikuti agama Budha yaitu sebesar 1,26 persen, agama Kristen sebesar 0,80 persen, agama Katolik 0,24 persen, dan hanya sebagian kecil saja yang menganut agama Hindu dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu 0,001 persen. Jika dilihat menurut Kecamatan, maka Kecamatan Kuta Alam merupakan wilayah dengan agama Islam terbesar yaitu 47.004 Jiwa dimana Kecamatan Kuta Alam yang merupakan Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Kota Banda Aceh yaitu sebesar 50.411 Jiwa, diikuti oleh Kecamatan Baiturrahaman yaitu 36.015 jiwa, Kecamatan Syiah Kuala yaitu 36.138 jiwa, Kecamatan Ulee Kareng yaitu 25.320 jiwa, Kecamatan Jaya Baru yaitu 25.642 Jiwa, KecamatanLueng Bata yaitu 25.139 Jiwa, Kecamatan Banda Raya yaitu 23.452 jiwa, Kecamatan Meuraxa 19.483 jiwa & sebaran agama islam terkecil berada dikecamatan Kuta Raja yaitu 11.993 jiwa. Agama kedua terbesar setelah Islam yang dianut penduduk Kota Banda Aceh adalah agama Budha. Kecamatan Kuta Alam merupakan wilayah dengan agama Budha terbesar yaitu 2.134 Jiwa, diikuti Kecamatan Baiturrahman yaitu 464 jiwa dan Kecamatan Lueng Bata yaitu 245 jiwa. Sedamgkan
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 39
Penganut Agama Hindu terbesar berada di kecamatan Kuta Raja dan Baiturrahman yaitu 20 jiwa. Tabel 3.8. Jumlah Penduduk menurut Agama yang dianut Tahun 2012 Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Lainnya Total
Baitur Kuta rahman Alam 36.015 47.004 285 950 85 321 8 2 464 2.134 36.857
50.411
Meuraxa 19.483 70 10 6 15 1 19.585
Kecamatan Lueng Bata 25.139 156 27 3 225 3 36.216 25.553 Syiah Kuala 36.138 49 22 2 5
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, Desember
3)
Kuta Raja 11.993 158 40 12 180 12.383
Banda Jaya Ulee Raya Baru Kareng 23.452 25.642 25.320 71 305 9 17 93 4 1 1 88 137 1 1 23.630 26.177 25.335
Jumlah Penduduk Berkemampuan Khusus
Informasi tentang banyaknya penduduk dengan kemampuan khusus sangatlah diperlukan dalam memberikan program pelayanan public yang ramah terhadap penduduk berkemam-puan khusus dan sebagai bahan perencanaan pengembangan pelayanan bagi penduduk dengan kategori khusus, dimana selama ini kelompok ini merasa didiskriminasi, karena diberbagai tempat umum tidak tersedia berbagai akses khusus bagi mereka, seperti jalan khusus untuk pengguna kursi roda, toilet khusus dan sebagainya.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 40
Total 250.186 2.053 619 35 3.249 5 256.147
Banyaknya penduduk berkemampuan khusus di Kota Banda Aceh disajikan pada tabel 3.9. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk berkemampuan khusus di Kota Banda Aceh sebesar 144 orang (0,05%) jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Banda Aceh yaitu 256.147 jiwa, namun tetap perlu menjadi perhatian Pemerintah Kota Banda Aceh. Penyandang cacat terbesar berada di Kecamatan Baiturrahman yaitu 34 orang dan yang terkecil berada di Kecamatan Kuta Raja yaitu 5 orang. Dilihat dari jenis kecacatan, jumlah terbesar adalah penyandangcacat fisik yaitu 32 orang dan yang terkecil adalah penyandang cacat fisik dan mental sebanyak 15 orang. Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Berkemampuan Khusus di Kota Banda Aceh Tahun 2012 Kecamatan
Cacat fisik
Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Total
6 6 1 5 2 1 2 5 4 32
Cacat netra/ buta 7 3 1 1 5 2 19
Penyandangcacat Cacat Cacat Cacat Cacat rungu/ mental/ fisik & lainnya wicara jiwa mental 4 10 3 4 3 4 2 8 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 4 6 1 5 2 2 1 2 1 4 4 4 20 31 15 27
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
4)
Jumlah 34 26 6 9 10 5 23 14 17 144
Jumlah & Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Kawin
Informasi tentang stuktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu berguna bagi para penentu kebijakan dan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 41
pelaksana program kependudukan, terutama dalam hal pembangunan keluarga dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Perkawinan pada usia dini akan menimbulkan dampak terhadap kualitas keluarga. Tabel 3.10. menyajikan jumlah dan proporsi penduduk menurut status kawin di Kota Banda Aceh. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kota Banda Aceh didominasi oleh penduduk berstatus belum kawin yakni 55,15 persen. Hal ini terlihat baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan. Proporsi penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, karena biasanya laki-laki masih mene-ruskan pendidikan atau baru mulai bekerja, sehingga menunda perkawinan. Laki-laki yang dikonstruksikan sebagai kepala keluarga yang harus membiayai kebutuhan keluarga, sehingga mempunyai keinginan mapan secara ekonomi sebelum memasuki kehidupan rumah tangga. Menarik untuk diperhatikan untuk status cerai hidup dan cerai mati, bahwa proporsi penduduk berstatus cerai hidup lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Kemandirian perempuan secara ekonomi serta peningkatan kesadaran tentang hak-hak perempuan dalam rumah tangga, seringkali menjadi penyebab keberanian perempuan menggugat cerai. Pada Tabel berikut terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan yang melakukan cerai hidup sebanyak 942 dari jumlah perceraian 1.306 atau berjumlah 72,12 % dari total perceraian dibandingkan jumlah cerai hidup laki-laki yang hanya berjumlah 364 atau hanya 27,87% saja.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 42
Selengkapnya tentang data status perkawinan penduduk kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini: Tabel 3.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin Tahun 2012 Status Kawin Laki-laki Perempuan Belum Kawin 78.081 63.175 Kawin 53.011 52.211 Cerai Hidup 364 942 Cerai Mati 1.244 7.119 Total 132.700 123.447 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Jumlah 141.256 105.222 1.306 8.363 256.147
Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa di seluruh kecamatan di Kota Banda Aceh di dominasi oleh penduduk berstatus belum kawin yaitu 141.099 atau berkisar 55,08% dari jumlah penduduk kota Banda Aceh yang berjumlah sebagaimana 256.147. Sementara penduduk yang sudah kawin berjumlah 105.364 atau 41,13 %, sedangkan jumlah penduduk yang telah bercerai mati sebanyak 8.378 atau 3.27 % & jumlah penduduk yang cerai hidup hanya sebanyak 1.306 atau 0,50% saja. Data lengkap dapat dilihat pada tabel 3.11 dibawah ini : Tabel 3.11 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin Perkecamatan Kota Banda Aceh Kecamatan
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Grand Total
Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa
20.156 28.190 10.163
14.948 20379 8.755
268 269 108
1.485 1.573 559
36.857 50.411 19.585
Syiah Kuala
21.111
13.965
147
993
36.216
Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Total
14.341 6.679 12.639 14.004 13.816 141.099
10.280 5.290 10.043 11.208 10.496 105.364
114 59 124 103 114 1.306
818 355 824 862 909 8.378
25.553 12.383 23.630 26.177 25.335 256.147
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 43
BAB IV KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
S
istem Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan yang ditangani oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh.
Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan pendataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pem-bangunan sektor lain. Dalam rangkaian administrasi kepen-dudukan untuk menghasilkan dokumen kependudukan melalui beberapa peristiwa yang harus dilakukan, seperti Pencatatan Sipil. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam registrasi pencatatan sipil pada Instansi Pelaksana. Dalam melaksanakan kegiatan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Banda Aceh selalu menjalankan tahapan atau pro-sedur yang berlaku, melewati tahapan yang sudah ditentukan, dan tidak menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku antara lain dalam pengurusan administrasi pendaftaran penduduk pro- sesnya harus ditangani mulai dari tingkat Gampong, Kelurahan, Kecamatan dan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Untuk kegiatan pencatatan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, data yang ada dan yang diberikan harus benar, tidak memberikan data palsu dan tidak memanipulasi Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 44
data, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Sistem Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil data yang ada harus dinamis mengikuti perkembangan waktu, sehingga perubahannya dapat dimonitor setiap waktu, apakah data yang ada tersebut statis atau tidak, atau dokumen yang dimiliki masa berlakunya telah habis atau belum. Karena dengan Sistem Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil tertib, akurat dan dinamis, maka dalam penyu-sunan rencana pembangunan & dalam menentukan kebijakan pembangunan akan berjalan dengan baik menyeluruh dan terpadu. Kepemilikan Kartu Keluarga Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat data tentang susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu Keluarga wajib dimiliki oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang identitas Kepala Keluarga dan anggota keluarganya.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 45
Kartu keluarga dicetak rangkap 3 yang masing-masing dipegang oleh Kepala Keluarga, Ketua RT dan Kantor Kelurahan. Kartu Keluarga (KK) adalah Dokumen milik Pemerintah setempat dan karena itu tidak boleh mencoret, mengubah, mengganti, menambah isi data yang tercantum dalam Kartu Keluarga. Setiap terjadi perubahan karena Mutasi Data dan Mutasi Biodata, wajib dilaporkan kepada Lurah dan akan diterbitkan Kartu Keluarga (KK) yang baru. Pendatang baru yang belum mendaftarkan diri atau belum berstatus penduduk setempat, nama dan identitasnya tidak boleh dicantumkan dalan Kartu Keluarga. Setiap terjadi perubahan data dalam Kartu Keluarga seperti karena terjadi peristiwa Kelahiran, Kematian, Kepindahan, dll, Kepala Keluarga wajib melaporkan ke kelurahan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja. Setiap melaporkan perubahan ke Kantor Kelurahan, harus membawa 2 (dua) lembar Kartu Keluarga yaitu yang disimpan oleh Kepala Keluarga & oleh Ketua RT dan dari hasil perlaporan tersebut akan diterbitkan Kartu Keluarga baru. Apabila suatu keluarga pindah seluruhnya ke tempat lain, maka Kartu Keluarga yang disimpan di Kepala Keluarga dan di Ketua RT harus diserahkan kepada Lurah (dicabut). Di tempat tinggal yang baru, berdasarkan Surat Keterangan Pindah, Lurah akan memberi Kartu Keluarga yang baru. Untuk membuat Kartu Keluarga harus melengkapi syaratsyarat berikut: Surat Pengantar Lurah (Keuchik) Kartu Keluarga Lama
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 46
Surat Nikah atau Akta Cerai bagi yang membuat KK karena perkawinan / perceraian Surat Keterangan Lahir / Akta Kelahiran Surat Pengangkatan Anak Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap bagi WNA Surat Keterangan Pelaporan Pendatang Baru (SKPPB) bagi pendatang dari luar wilayahnya. Surat Keterangan Pindah bagi penduduk yang pindah antar kelurahan dalam wilayahnya. SKBRI Saat ini karena masalah Birokrasi di Kelurahan masih diminta, walau Undang-undang sudah dihapus.
Dengan menggunakan informasi dalam kartu keluarga, didapatkan data dasar kependudukan, potensi keluarga serta besaran keluarga di suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu, seperti Gampong, maupun kelurahan. Berdasarkan kartu keluarga ini pula pemerintah dapat melakukan intervensi misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin maupun intervensi untuk anggota keluarga yang menyandang cacat dan memerlukan pertolongan. Berikut jumlah kepemilikan Kartu Keluarga di kota Banda Aceh. Tabel 4.1 Jumlah Kepemilikan Kartu Keluarga No
Kecamatan
Jumlah Kartu Keluarga
1 2 3 4 5
Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata
10.507 14.797 6.261 10.484 6.982
6 7 8 9
Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Total
3.983 6.316 7.330 6.847 73.507
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 47
Pada tabel 4.1 bahwa kepemilikan kartu keluarga menggambarkan jumlah Keluarga di Kota Banda Aceh yaitu sebanyak 73.507 keluarga, jika diperhatikan menurut kecamatan, kepemilikan kartu keluarga tertinggi terdapat di Kecamatan Kuta Alam yaitu 14.797 atau sebesar 20,13 persen, menyusul kecamatan Baiturahman sebesar 10.507 keluarga atau sebesar 14,29 persen, se&gkan kartu keluarga terendah terdapat di kecamatan Kuta Raja yaitu 3.983 keluarga atau sekitar 5,41 persen. 4.2. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Saat ini Kartu Identitas Penduduk elektronik sudah diterapkan di seluruh Indonesia. Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (e-KTP) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi.. Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 & berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota. Se&gkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki eKTP.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 48
Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah sesuai dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009 yang berbunyi : 1.
KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk;
2.
Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan;
3.
Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam database kependudukan;
4.
Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di Instansi Pelaksana;
5.
Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan; Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan per Undang-Undangan;
6.
7.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur oleh Peraturan Menteri, Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 49
KTP wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah berumur 17 Tahun keatas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi sudah menikah. Dengan memiliki KTP penduduk dapat diakui secara legal keberadaannya dan bermanfaat sebagai alat keamanan sekaligus untuk pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya. Sebagai contoh urusan dengan Bank, mengurus JAMKESMAS, untuk memperoleh bantuan tunai, untuk mengurus sertifikat tanah, mengurus perkawinan, pendidikan, bisnis dan lain sebagainya. Di bawah ini disajikan Tabel Kepemilikan KTP Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2012. Tabel 4.2 Jumlah Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2012 No 1
Kecamatan
Jumlah Wajib KTP
Realisasi Penerbitan KTP
LK PR Jumlah LK PR Jumlah % Baiturrahman 13.457 12.579 26.036 13.347 12.476 25.823 99,18
2
Kuta Alam
3
Meuraxa
19.107 17.277
36.384
18.960 17.144
36.104
99,23
6.980
12.984
6.924
12.880
4
Syiah Kuala
99,20
13.720 13.058
26.778
13.612 12.955
26.566
99,21
5 6
Lueng Bata
9.250
8712
17.962
9.179
8.645
17.824
99,23
Kuta Raja
4.657
3.954
8.611
4.622
3.924
8.546
99,25
7
Banda Raya
8.102
8.000
16.102
8.035
7.934
15.968
99,17
8
Jaya Baru
9.321
8.641
17.962
9.248
8.574
17.822
99,22
9
Ulee Kareng
8.977
8.458
17.435
8.903
8.389
17.292
99,18
Total
6.004
5.956
93.571 86.683 180.254 92.830 85.996 178.825 99,21
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Dari data tabel di atas terlihat bahwa Kota Banda Aceh Kepemilikan KTP sebesar 178.825 jiwa atau sebesar 99,21 persen. Jika diperhatikan menurut kecamatan, presentase penduduk yang memiliki KTP tertinggi berada di Kecamatan Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 50
Kuta Raja yaitu sebesar 99,25 persen, menyusul Kecamatan Kuta Alam dan Kecamatan Lueng Bata sebesar 99,23 persen, sedangkan kepemilikan KTP terendah terdapat di Kecamatan Banda Raya yaitu sebesar 99,17 persen. Persentase kepemilikan KTP yang rendah menunjukkan kesadaran masyarakat yang rendah. Kondisi ini harus segera ditangani, karena persentase cakupan kepemilikan KTP menjadi salah satu indikator kinerja dinas yang terkait. Sosialisasi dan kampanye sadar KTP harus terus dilakukan, Kepemilikan KTP selain untuk identitas diri juga dapat digunakan sebagai alat untuk meminimalisasi penyeludupan orang dari Negara atau daerah lain ke kabupaten/kota yang bersangkutan. KTP juga mempunyai fungsi pertahanan terutama dalam menghadapi terorisme nasional dan internasional. Sedangkan kepemilikan KTP penduduk laki-laki lebih tinggi dibanding penduduk perempuan. Persepsi bahwa perempuan yang biasa tinggal dirumah diduga menyebabkan perempuan tidak peduli dengan kepemilikan KTP. 4.2. Kepemilikan Akta Akta Catatan Sipil adalah suatu surat atau catatan resmi yang dibuat oleh pejabat negara, yakni Pejabat Catatan Sipil mengenai peristiwa yang menyangkut manusia, yang terjadi dalam keluarga dan didaftarkan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, seperti peristiwa perkawinan, kelahiran, dan pengesahan anak, perceraian dan kematian. Peristiwa tersebut didaftarkan dan dibukukan pada lembaga catatan sipil
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 51
A.
Akta Kelahiran
Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang anak dengan ayah dan ibunya. Dalam Akta tersebut dijelaskan tentang siapa nama orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu melahirkan tanpa ayah atau status perkawinannya tidak terdaftar, maka akta kelahiran hanya akan dicantumkan nama ibunya. Dalam hal ini si anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Kepemilikan Akta kelahiran merupakan hal penting untuk memperoleh pelayanan publik seperti pendidikan, hak waris, pengurus paspor dan dokumen lainnya. Akta kelahiran yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ada 4 jenis yaitu : Akta Kelahiran Umum adalah Akta kelahiran yang diperoleh sebelum lewat batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran. Batas waktu pelaporan ialah 60 (enampuluh) hari kerja sejak peristiwa kelahiran, kecuali untuk Warga Negara Asing adalah 10 (sepuluh) hari kerja sejak peristiwa kelahiran. Akta Kelahiran Istimewa Massal adalah Akta Kelahiran yang diperoleh setelah melewati batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran. Akta Kelahiran Istimewa adalah Akta yang diterbitkan khusus bagi orang-orang yang sejak dulunya sudah diwajibkan membuat Akta-Akta Catatan Sipil, yang pada saat ini terlambat pencatatannya (sudah melewati batas waktu yang ditentukan), yaitu bagi Warga Negara Indonesia keturunan Asing (Kecuali keturunan India dan Arab) dan Warga Negara Asing. Cara penerbitan Akta Kelahirannya harus melalui sidang Pengadilan Negeri. Berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri tersebut maka diterbitkanlah Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 52
Akta Kelahiran Istimewa oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Akta Kelahiran Tambahan adalah Akta Kelahiran yang diperoleh melalui dispensasi dari Menteri Dalam Negeri. Yang dimaksudkan dispensasi ini ialah penyelesaian Akta Kelahiran yang terlambat bagi Orang-Orang Indonesia Asli yang lahir dan belum memiliki Akta Kelahiran sampai batas waktu 31 Desember 1985. Tabel 4.3 Jumlah Kepemilikan Akta Kelahiran di Kota Banda Aceh Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan
Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Total Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
Jumlah kepemilikan Akta Kelahiran 16.012 21.061 9.012 16.051 12.382 5.250 11.479 11.143 12.124 114.514
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 53
Tabel di atas menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk di Kota Banda Aceh. Terlihat persentase penduduk kota Banda Aceh yang memiliki akta kelahiran tahun 2012 sebanyak 114.514 orang dan sisanya sebanyak 143.626 jiwa penduduk kota Banda Aceh belum atau tidak memiliki Akta kelahiran. Kepemilikan akta kelahiran tertinggi berada di kecamatan Kuta Alam yaitu sebesar 21.061 jiwa dan yang terendah berada di kecamatan Kuta Raja yaitu sebesar 5.250 jiwa. Diduga sebagian besar penduduk yang tidak memiliki akta kelahiran disebabkan sewaktu pengisian biodata penduduk (F.1.01) tidak melampirkan akta kelahiran sehingga mereka tidak tercatat memiliki akta kelahiran, padahal sudah banyak penduduk yang memiliki akta kelahiran. B.
Akta Perkawinan
Akta Perkawinan adalah suatu legalitas untuk menentukan status hukum laki-laki dan perempuan bahwa mereka terikat sebagai suami isteri. Akta perkawinan merupakan identitas atas penduduk yang berstatus kawin sesuai peraturan perUndang-Undangan yang berlaku. Akta perkawinan pada umumnya hanya diberikan kepada penduduk non muslim, se&gkan penduduk muslim menggunakan buku nikah sebagai bukti legal perkawinan mereka. Karena perbedaan tersebut, maka jumlah dan persentase penduduk yang memiliki akta perkawinan biasanya sangat kecil. Hanya sebagian kecil saja penduduk kota Banda Aceh yang mengisi Formulir Biodata penduduk (F.1.01) dengan melampirkan buku nikah sebagai pengganti Akta perkawinan.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 54
Tabel 4.4 Jumlah Kepemilikan Akta Perkawinan di Kota Banda Aceh Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Total Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh
C.
Perkawinan 5 26 2 1 4 2 4 44
Akta Kematian
Akta Kematian merupakan dokumen kependudukan yang merupakan identitas atas penduduk yang sudah meninggal sesuai dengan peraturan per Undang-Undangan yang berlaku. Sebagai contoh Kepemilikan Akta kematian digunakan untuk pengurusan hak waris, urusan kepegawaian atau Asuransi dan lain sebagainya. Tabel 4.5 Pelaporan Kematian Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2012 No 1
Kecamatan Baiturrahman
Penduduk Meninggal 7
2
Kuta Alam
21
3
Meuraxa
1
4
Syiah Kuala
1
5
Lueng Bata
3
6
Kuta Raja
-
7
Banda Raya
1
Jaya Baru
4
8 9
Ulee Kareng Total
Sumber :Disdukcapil Kota Banda Aceh
4 43
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 55
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang memiliki Akta kematian hanya sebesar 14 jiwa penduduk, dimana angka tertinggi terdapat dikecamatan Kuta Alam. Rendahnya angka penduduk yang memiliki Akta Kematian tidak berarti rendahnya masyarakat yang meninggal pada tahun tersebut, tapi lebih kepada kurangnya kesadaran masyarakat dan rasa enggan untuk melaporkan kejadian kematian kepada instansi pelaksana dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh. D.
Akta Perceraian
Akta Perceraian dalah suatu bukti outentik tentang putusnya suatu ikatan perkawinan. Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka perceraian harus melalui Pengadilan Negeri. Jadi setelah a&ya Keputusan Pengadilan Negeri, yang telah menjadi kekuatan hukum yang pasti, baru dicatatkan/didaftarkan dalam daftar perceraian yang berjalan dan telah diperuntukan untuk itu. Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama, maka perceraiannya melalui Keputusan Pengadilan Agama, yang selanjutnya Keputusan Pengadilan Agama tersebut didaftarkan di Kantor Urusan Agama dan mendapatkan Akta Cerainya. Pada tahun 2012 jumlah perceraian di dalam kota Banda Aceh hanya terdapat 2 kasus yaitu di kecamatan Baiturrahman.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 56
BAB V PENUTUP
D
ata dan informasi kependudukan yang terdapat dalam data basis penduduk, diharapkan didayagunakan untuk kepentingan perumusan kebijakan dan perencanaan pem-bangunan serta pelayanan publik. untuk dikembangkan guna mendukung perumusan kebijakan peningkatan kualitas pen-duduk, pengarahan kuantitas penduduk, penataan persebaran penduduk, serta untuk memenuhi kebutuhan proyeksi dan penyerasian kebijakan kependudukan. Untuk mewujudkan beroperasinya Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) yang terpadu secara nasional, diperlukan dukungan komitmen serta kesamaan persepsi, visi dan misi dari seluruh penyelenggara atau pelaksana administrasi kepen-dudukan baik di tingkat pusat maupun daerah. Mengingat, SIAK yang terpadu dan handal mencirikan negara yang modern, karena dapat mendukung pelayanan publik dan perlindungan penduduk secara efektif dan effisien. Dalam kaitan keterpaduan (SIAK) peranan hukum dan perUndang-Undangan menempati posisi yang strategis sebagai wujud komitmen dan konsistensi kebijakan pemerintah untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan yang menjadi salah satu persyaratan utama untuk penyelenggaraan SIAK. Tuntutan tersedianya data penduduk yang akurat, mutakhir dan lengkap telah diamanatkan dalam Undangundang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas).
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 57
Upaya mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, sebagai wujud dinamika penduduk dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi prioritas penting agar kedepan nanti pengelolaan perkembangan kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas dan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas penduduk dan penataan per-sebarannya yang didukung oleh upaya-upaya perlindungan dan pemberdayaan penduduk dan peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang wawasan kependudukan bahkan sejak usia dini. Perkembangan pertumbuhan penduduk kota Banda Aceh yang sejak lima tahun terakhir menggambarkan trend peningkatan yang cukup signifikan sudah harus dikendalikan secara arif. Hal ini untuk mengantisipasi timbulnya berbagai dampak negative dalam kehidupan sosial masyarakat seperti kriminalitas, pengganguran dan kemiskinan serta lingkungan kota yang tidak sehat nantinya. Diharapkan pula dengan adanya penyusunan buku Profil Perkembangan Kependudukan kota Banda Aceh ini, dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam pengambilan kebijakan perencanaan pembangunan disegala bidang serta dapat memberikan gambaran keadaan kependudukan kota Banda Aceh dalam kurun waktu tahun 2012.
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 58
Profil Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2012 | 59