PENDUGAAN MODEL FUNGSI PRODUKSI (Stochastic Frontier) USAHATANI PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS (Suatu Kasus pada Petani Lahan Sawah Irigasi Teknis di Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur) Dety Sukmawati1, Euis Dasipah1, Luly Lukfijayanti2 1
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti 2 Pegawai BP3K Cikalong Kulon Cianjur e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Ujung tombak pelaksanaan pembangunan pertanian di lapangan adalah petani yang secara fungsional bertindak sebagai produsen, pemasar hasil dan sekaligus sebagai konsumen. Konsep Tri Matra Pembangunan Pertanian yaitu memenuhi keperluan sendiri, komersial, dan berorientasi pasar untuk kesejahteraan petani pelaku pembangunan pertanian. Efisiensi produksi menjadi penting guna melihat faktor yang dominan dalam usahataninya,guna memperbaiki peningkatan produksi usahanya. Penelitian ini adalah survey terhadap 127 orang petani pemilik penggarap di lahan sawah irigasi teknis. Fungsi produksi Frontier Stokastik (Stochastic Production Frontier) adalah model yang akan dipakai dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi produksi padi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor produksi. Faktor tersebut terdiri dari luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk kandang, pupuk SP-36, pestisida, dan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan, pupuk SP-36, pestisida dan tenaga kerja berkorelasi positif dan nyata. Sedangkan benih, pupuk urea dan pupuk kandang berkorelasi negatif dan nyata. Kata Kunci : stochastic production frontier, usahatani padi sawah, irigasi teknis ABSTRACT Spearheading the implementation of agricultural development in the field was farmers who are functionally acting as a manufacturer, marketer and results as well as consumers. The concept of Tri Matra Agricultural Development that meets the needs of their own, commercial and market-oriented to the welfare of farmers agricultural development actors. Production efficiency becomes important to see a dominant factor in farming, in order to improve production enhancement efforts. This study was survey of 127 farmers who own tenants in technical irrigated land. Frontier production function Stochastic was model that will be used in this study. The results showed that the efficiency of rice production was influenced by several factors of production. These factors consist of land, seed, fertilizer urea, manure, SP-36 fertilizer, pesticides and labor. The results showed that the land, SP-36 fertilizer, pesticides and labor positively and significantly correlated. While seeds, urea fertilizer and manure are negatively correlated and real. Key word : stochastic production frontier, rice paddy fields,technical irrigation.
pertumbuhan ekonomi wilayah, karena
1. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian di Indonesia
masyarakat pertanian merupakan potensi
harus tetap menjadi prioritas utama dari
pasar yang sangat besar bagi produk sektor
keseluruhan pembangunan ekonomi yang
industri dan jasa.
dilakukan pemerintah. Hal ini mengingat
Produk pertanian Indonesia sebagai
bahwa sektor pertanian merupakan sektor
komoditas
yang paling tangguh didalam menghadapi
mempunyai prospek yang cukup cerah
segala macam perubahan ekonomi yang
dengan daya saing yang kompetitif. Hal ini
terjadi di Indonesia. Terbukti, pada saat
disebabkan karena beberapa faktor yaitu
negara kita dilanda krisis ekonomi pada
ketersediaan lahan masih luas dengan
tahun 1998, sektor pertanian menjadi
kondisi agroekologi yang sesuai bagi
penyelamat ekonomi nasional karena justru
banyak jenis tanaman, serta tersedianya
pertumbuhannya
sementara
tenaga kerja dalam jumlah cukup besar dan
pertumbuhan
dengan tingkat upah yang relatif murah
sektor
lain
negatif.
meningkat,
mengalami
Ada
mendasari
beberapa
pentingnya
alasan
yang
pembangunan
perdagangan
seharusnya
(Najiati, 2004). Ujung
tombak
pelaksanaan
pertanian di Indonesia, diantaranya adalah:
pembangunan pertanian di lapangan adalah
potensi sumber daya alam yang dimiliki
petani yang secara fungsional bertindak
sangat
besarnya
sebagai produsen, pemasar hasil dan
penduduk yang menggantungkan hidupnya
sekaligus sebagai konsumen. Konsep Tri
pada sektor pertanian, pangsa pasar yang
Matra
masih terbuka luas baik di dalam maupun
memenuhi keperluan sendiri, komersial,
di
dan berorientasi pasar untuk kesejahteraan
besar
luar
dan
negeri,
beragam,
dan
menjadi
basis
pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
selalu
diharapkan
Pertanian
yaitu
petani pelaku pembangunan pertanian.
Menurut Nappu, dkk (2003), sektor pertanian
Pembangunan
dapat
Efisiensi produksi menjadi penting guna melihat
faktor
yang guna
dominan
menopang perekonomian, baik tingkat
usahataninya,
nasional maupun daerah. Peranan sektor
peningkatan produksi usahanya.
dalam
memperbaiki
pertanian dalam sistem perekonomian selama ini dalam bentuk : (a) penyediaan pangan yang cukup bagi penduduk, (b)
2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
dilaksanakan
dengan
menyerap sebagian besar tenaga kerja di
menggunakan metode survei yang dibantu
pedesaan, (c) menyediakan bahan baku
melalui daftar pertanyaan (kuesioner).
industri dan ekspor, serta (d) mendorong
Obyek penelitian adalah faktor produksi
yang digunakan. Faktor tersebut adalah
ini. Model ini akan memberikan gambaran
luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk
tentang estimasi dan fungsi dari penerapan
ZA, pupuk SP-36, pestisida dan tenaga
Stokastik Frontier dalam menganalisis
kerja.
petani
tentang efisiensi usahatani pada lahan
pemilik penggarap lahan sawah beririgasi
sawah irigasi teknis yang paling optimal.
teknis
Untuk mendapatkan efisiensi teknis (ET)
unit
di
analisisnya
adalah
Kecamatan
Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur.
dari usahatani pada lahan sawah irigasi
Vincent Gaspersz (1991) menyatakan bahwa apabila tidak ada pengetahuan sama
teknis yang paling optimal dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
sekali tentang besarnya ragam populasi
Eti = E [exp(-ui)ǀei]
atau proporsi populasi dan peneliti tidak
dimana : 0 ≤ ETi ≤ 1
dapat memperkirakannya, maka untuk
Sebagaimana lazimnya dalam fungsi
menentukan jumlah contoh dapat diambil
produksi,
persentase tertentu, misalnya 5 %, 10 %,
langsung mempengaruhi kuantitas produk
atau 25 % dari populasi dan nilai
yang dihasilkan adalah faktor produksi
persentase
sesuai
yang digunakan. Faktor tersebut adalah
pemilik
luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk
penggarap di Kecamatan Cikalongkulon
ZA, pupuk SP-36, pestisida dan tenaga
yang melaksanakan usahatani pada lahan
kerja. Selain itu ada pula yang faktor-
sawah irigasi teknis adalah sebanyak 631
faktor
orang
Faktor-
pertimbangan
dapat
dipilih
peneliti.
petani.
Dengan
Petani
memperhatikan
faktor-faktor
yang sifatnya faktor
ini
yang
tidak
secara
langsung.
berkaitan
dengan
berbagai aspek seperti waktu, tenaga dan
manajemen pengelolaan pada lahan sawah
biaya, maka sampel yang diambil sebanyak
irigasi teknis yang paling optimal, yaitu
20 %, sehingga jumlah responden dalam
pengalaman, umur, jenis kelamin dan
penelitian ini adalah sebanyak 126,2 127
tingkat
orang. Penentuan petani yang menjadi
fungsi produksi frontier stokastik untuk
responden dari populasi petani pemilik
usaha pada lahan sawah irigasi teknis yang
penggarap di lahan sawah irigasi teknis
paling optimal dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan cara penarikan sampel
sebagai berikut :
acak
sederhana
dengan
menggunakan
angka random (random number).
pendidikan.
Model
matematis
Y = β0. X1β1.X2β2.X3β3.X4β4. (vi – ui) Kemudian
fungsi
tersebut
Fungsi produksi Frontier Stokastik
ditransformasikan kedalam bentuk double
(Stochastic Production Frontier) adalah
log natural (Ln). Penggunaan double log
model yang akan dipakai dalam penelitian
natural
ini
mempunyai
keuntungan:
mendekatkan
skala
menghindarkan
data
sehingga
diri
dari
μi = efek inefesiensi teknis Z1 = umur petani (tahun)
heteroskedastisitas dan parameter atau
Z2 = pendidikan formal petani (tahun)
koefisien regresinya bisa langsung dibaca
Z3 = pengalaman petani (tahun)
sebagai elastisitas.
Z4 = jenis kelamin (Z4 = 1 bila laki-
Fungsi produksi usahatani pada lahan
laki dan Z4 = 0 bila perempuan)
sawah irigasi teknis yang paling optimal
Nilai koefisien yang diharapkan: δ0 > 0,
yang telah dispesifikasi dengan fungsi
δ1>0, δ2,δ3,δ4<0
produksi frontier Cobb-Douglas (Bravo-
Faktor-faktor itulah yang dilibatkan
Ureta, 1990; Ojo, 2003; Tajerin dan
dalam model untuk memperkirakan
M.Noor,
kemungkinan
2005;
Rakhmawati,
Madau,
2011)
2007
dan
dalam
diestimasi
yang
akan
muncul
terhadap efisiensi teknis petani.
didefinisikan sebagai berikut: LnY = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3+ β4LnX4 + β5LnX5+
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
β6LnX6 + β7LnX7 + (vi – ui)
Pendugaan
Model
Fungsi
Produksi
Stochastic Frontier Dimana :
Model
fungsi
Y = Jumlah produksi komoditi yang
Stochastic
optimal (kg)
model yang digunakan dalam penelitian ini
X1= Luas lahan
untuk
X2 = Benih (Kg)
usahatani padi pada lahan sawah irigasi
X3 = Pupuk Urea (Kg)
teknis
X4 = Pupuk Kandang (Kg)
Parameter yang digunakan ialah parameter
X5 = Pupuk SP-36 (Kg)
Maximum Likelihood Estimated (MLE).
X6 = Pestisida (Liter)
MLE dapat menggambarkan hubungan
X7 = Tenaga kerja (HKP)
antara produksi (output) maksimum yang
vi =Kesalahan yang dilakukan karena
dapat dicapai pada tingkat penggunaan
pengambilan secara acak
faktor-faktor produksi (input) yang ada.
ui = Efek dari efisiensi teknis yang
Nilai MLE diperoleh dari pengolahan data
muncul
menggunakan program komputer minitab.
ui dihasilkan dari :
Production
Cobb-Douglas
mengestimasi
di
Kecamatan
Frontier
fungsi
ialah
produksi
Cikalongkulon.
Menurut Soekartawi (2002), fungsi
ui = δ0 + δ1Z1i + δ2Z2i + δ3Z3i + δ4Z4i
Cobb-Douglas
mengikuti
kaidah
dimana:
diminishing return sehingga nilai koefisien
dalam model diharapkan bernilai positif
elastisitas positif (βn>0). Penelitian ini
sehingga selanjutnya dapat memberikan
menggunakan tujuh faktor produksi. Input
rekomendasi untuk melakukan upaya agar
model faktor produksi dapat dilihat pada
setiap
dapat
Lampiran. Hasil analisis Pendugaan Model
menghasilkan tambahan output yang lebih
Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic
besar. Berkaitan dengan hal tersebut,
Frontier
hipotesis awal juga menduga bahwa semua
disajikan pada tabel berikut.
penambahan
input
padi
dengan
Metode
MLE
input produksi memiliki koefisien atau Tabel 1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier padi dengan Metode MLE Variabel Stochastic Frontier Intersep (ln β0) Luas Lahan (β1) Benih (β2) Pupuk Urea (β3) Pupuk Kandang (β4) Pupuk SP-36 (β5) Pestisida (β6) Tenaga kerja (β7) R2 Durbin-Watson Statistic
Faktor-faktor
Koefisien
t-ratio
p-value
7,529 0,791 -0,0014 -0,025 -0,0142 0,216 0,0138 0,0218
5,48 2,98 -0,05 -0,12 -0,65 1,58 0,45 1,20
0,000 0,005 0,957 0,908 0,521 0,122 0,658 0,237
produksi
(variabel
independen) yang diduga mempengaruhi
VIF
201452,0 1808,2 136134,7 1395,9 53277,1 2631,1 888,2 100,00 2,27297
Interpretasi Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier
produksi padi adalah luas lahan, benih,
Parameter yang digunakan adalah
pupuk Urea, pupuk kandang, pupuk SP-36,
parameter dari fungsi produksi stochastic
pestisida, dan tenaga kerja. Pendugaan
frontier metode MLE. Berikut adalah
menggunakan metode MLE, variabel-
interpretasi dari masing-masing faktor
variabel bebas yang berpengaruh terhadap
produksi dari pendugaan model fungsi
produksi padi tidak memiliki masalah
produksi stochastic frontier.
multikulinearitas dan autokorelasi. Model
1. Lahan
yang diperoleh dari pendugaan model
Penggunaan lahan berpengaruh positif
produksi dengan metode MLE adalah
dan nyata pada taraf kepercayaan 99,5
sebagai berikut :
persen terhadap produksi padi. Nilai
lnY = 7,53 + 0,791 lnX1 - 0,0014 lnX2 -
elastisitas lahan terhadap produksi padi
0,025 lnX3 - 0,0142 lnX4 + 0,216
yaitu sebesar 79,1 yang berarti bahwa
lnX5 + 0,0138 lnX6 + 0,0218 lnX7
dengan peningkatan luas lahan sebesar satu persen maka akan meningkatkan
produksi padi sebesar 79,10 persen,
elastisitasnya sebesar -0,025, artinya
ceteris paribus. Lahan berpengaruh
dengan
positif karena lahan dilokasi penelitian
pupuk urea sebesar satu persen maka
termasuk lahan yang subur dan cocok
akan menurunkan produksi sebesar 2,5
untuk usahatani padi. Perluasan lahan
persen dengan asumsi variabel lain
dapat dilakukan dengan ekstensifikasi
tetap. Elastisitas produksi yang negatif
lahan. Akan tetapi realita di lapangan,
menunjukkan
ekstensifikasi
pupuk urea berada pada daerah tidak
lahan
tidak
mudah
mengingat bahwa keterbatasan jumlah
meningkatkan
bahwa
penggunaan
rasional.
lahan akibat penggunaan lahan untuk
4. Pupuk Kandang
keperluan selain untuk lahan pertanian.
Penggunaan
2. Benih
penggunaan
pupuk
kandang
berpengaruh negatif dan nyata pada
Penggunaan benih berpengaruh negatif
taraf kepercayaan 99,5 persen. Nilai
dan nyata pada taraf kepercayaan 99,5
elastisitasnya sebesar -0,0142, artinya
persen. Nilai elastisitasnya sebesar -
dengan
0,14, artinya dengan meningkatkan
pupuk kandang sebesar satu persen
penggunaan benih sebesar satu persen
maka
maka
produksi
sebesar 1,42 persen dengan asumsi
sebesar 0,14 persen dengan asumsi
variabel lain tetap. Elastisitas produksi
variabel lain tetap. Elastisitas produksi
yang
yang
penggunaan pupuk kandang berada
akan
negatif
menurunkan
menunjukkan
bahwa
penggunaan benih padi berada pada daerah
tidak
rasional.
Hal
ini
meningkatkan
akan
penggunaan
mneurunkan
negatif
produksi
menunjukkan
bahwa
pada daerah tidak rasional. 5. Pupuk SP-36
disebabkan karena benih memegang
Penggunaan pupuk SP-36 berpengaruh
peranan yang sangat penting dalam
positif
peningkatan produksi atau dengan kata
kepercayaan
lain produksi sangat responsif terhadap
produksi padi. Nilai elastisitas terhadap
benih sehingga dengan peningkatan
produksi padi yaitu sebesar 0,216 yang
penggunaan benih akan meningkatkan
berarti bahwa dengan peningkatan
produksi secara signifikan.
penggunaan pupuk SP-36 sebesar satu
3. Pupuk Urea
persen
dan
nyata 99,5
maka
pada
persen
akan
taraf
terhadap
meningkatkan
Penggunaan pupuk urea berpengaruh
produksi padi sebesar 21,6 persen,
negatif
ceteris paribus.
dan
kepercayaan
nyata 99,5
pada
taraf
persen.
Nilai
6. Pestisida
urea dan pupuk kandang berkorelasi
Penggunaan positif
pestisida
dan
kepercayaan
nyata
negatif dan nyata.
pada
Saran
persen
taraf
terhadap
Petani dapat meningkatkan efisiensi
produksi padi. Nilai elastisitas pestisida
dengan mengunakan benih hibrida. Petani
terhadap produksi padi yaitu sebesar
harus lebih terbuka terhadap informasi dan
0,0138 yang berarti bahwa dengan
teknologi pertanian terbaru. Pemerintah
peningkatan
dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan
sebesar
99,5
berpengaruh
penggunaan
satu
persen
pestisida
maka
akan
keterampilan
petani
dengan
meningkatkan produksi padi sebesar
memperbanyak program sekolah lapang
1,38 persen, ceteris paribus.
dan kursus tani. Untuk peneliti selanjutnya,
7. Tenaga Kerja
penelitian mengenai efisiensi lebih lanjut
Penggunaan tenaga kerja berpengaruh
perlu untuk dilakukan yaitu efisiensi
positif
taraf
alokatif (harga) dan efisiensi ekonomis
terhadap
serta pengaruh faktor eksternal (cuaca,
dan
kepercayaan
nyata 99,5
pada
persen
produksi padi. Nilai elastisitas terhadap
hama, dan lain-lain) .
produksi padi yaitu sebesar 0,0218 yang
berarti
bahwa
dengan
peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar
satu
persen
maka
akan
meningkatkan produksi padi sebesar 2,18 persen, ceteris paribus.
4. SIMPULAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi produksi padi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor produksi. Faktor tersebut terdiri dari luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk kandang, pupuk SP-36, pestisida, dan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan, pupuk SP-36, pestisida dan tenaga kerja berkorelasi positif dan nyata. Sedangkan benih, pupuk
DAFTAR PUSTAKA Najiati, Sri. 2004. Peluang Pengembangan Korporasi Usaha Pertanian di Permukiman Transmigrasi Pola Tanaman Pangan. http://www.nakertrans.go.id/index.php Akses Jumat, 24 Juni 2005. Nappu, Basir; RR. Widowati; Emilya; dan Dewa KS. Swastika. 2003. Analisis Kebijakan Strategis Dalam Mendukung Sistem Usahatani Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sebakung Kalimantan Timur. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 6, No. 1, Januari 2003. Rakhmawati, Kingkin Pratiwi; Endah Hasrati dan Efriyani Sumastuti. 2011. Analisis Efisiensi Usahatani Sawi Caisim (Brassica Juncea L.) Studi Kasus Di Kelompok Tani Agribisnis Aspakusa Makmur Teras Kabupaten Boyolali. Jurnal Agromedia Vol. 29, No. 2 September 2011 Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Vincent Gaspersz. 1991. Teknik Penarikan
Contoh untuk Penelitian Penerbit Tarsito, Bandung.
Survei.