Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
1
ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO ABSTRAK Ir. H. Cholil Hasyim, MSi. Wilayah Kab. Situbondo mempunyai luas sawah irigasi sebesar 31.403 ha pada tahun 2005 (Sumber: Dinas Pertanian Prop. Jatim). Dengan pertambahan penduduk dan adanya laju pembangunan yang relatif pesat, maka tak terelakkan adanya kemungkinan alih fungsi lahan dari hutan dan lahanpertanian menjadi permukiman dan industri. Tujuan pembahasan materi dalam judul penelitian ini yaitu melakuakan analisis trend irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah irigasi di Kab. Situbondo. Berdasarkan hasil analisa data skunder di dapatkan adanya kenaikan luas baku sawah irigasi teknis yang mengindikasikan terjadinya kejadianalih fungsilahanyang cukup signifikan di kabupaten Situbondo yang merupakan kecamatan – kecamatan yang termasuk dalam DI. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten situbondo menurut lapangan usaha pertanian berdasarkan data terahir tahun 2004 sebesar Rp 1.149.244,24 – dimana laju pertumbuhan PDRB dari tahu 2000 sampai 2004 sebesar 12,67%. Kata Kunci : trend, lahan irigasi, PDRB PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam hal kecenderungan menurunnya kuantitas luasan sawah dan luasan tanaman padi atau dengan kata lain adanya dugaan alih fungsi lahan dan atau luasan tanaman padi, perlu diwaspadai agar penyediaan pangan nasional dari propinsi Jawa Timur tetap terpenuhi, sesuai dengan target yang telah direncanakan. Untuk mengetahui lebih jauh atas dugaan alih fungsi lahan tersebut, kajian atau analisis atas dugaan tersebut perlu atau harus dilakukan di Kabupaten Situbondo. Perumusan Masalah 1. Bagaimana menganalisa tren irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah irigasi di Kab. Situbondo? 2. Bagaimana pengaruh tren irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah irigasi terhadap PDRB di Kabupaten Situbondo? Maksud dan Tujuan 1. Menganalisa tren irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah irigasi di Kab. Situbondo. 2. Mengetahui pengaruh tren irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah irigasi terhadap PDRB di Kab. Situbondo.
2
NEUTRON, VOL.9, NO.1, FEBRUARI 2009 : 20-31
DASAR TEORI Alih Fungsi Lahan Berdasarkan penyebabnya dapat dibuat beberapa alternatif definisi Alih Fungsi Lahan sebagai berikut : 1. Berubahnya fungsi lahan irigasi menjadi fungsi lain non pertanian (bangunan, Fasum). 2. Berubahnya jenis tanaman yang dibudidayakan, dari tanaman pangan dan Palawija menjadi tanaman lain seperti Perkebunan, tanaman Kehutananan atau Buah buahan. 3. Berubahnya jenis lahan atau kelas lahan irigasi menjadi lahan kering atau lahan tadah hujan. Sedangkan berdasarkan durasi atau lama berlangsungnya dan reversibilitasnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Alih fungsi lahan permanen (AFL permanen) 2. Alih fungsi lahan sementara (AFL sementara) Pola Tata Tanam Secara umum pola tata tanam dimaksudkan untuk: menghindari ketidak seragaman tanaman, menghemat air, melaksanakan waktu tanam yang sesuai dengan jadwal yang ditentukan, meningkatkan produksi tanaman. Untuk menentukan kebutuhan air irigasi digunakan pola tata tanam dan jadwal tanam dengan menggeser waktu tanam sesuai dengan ketersediaan debit. Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui sistem jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di lahan pertanian. Keseimbangan jumlah air yang masuk dan keluar dari suatu lahan pertanian adalah sebagai berikut (Suhardjono, 1994): a. Jumlah air yang masuk pada suatu lahan pertanian berupa air irigasi (IR) dan air hujan (R) b. Sedangkan air yang keluar merupakan sejumlah air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman (ET), air bagi persemaian dan pengolahan tanah (Pd), maupun sejumlah air yang merembes karena perkolasi dan infiltrasi (P dan I). Di samping faktor hujan (R) serta faktor lainnya (Pd, P, dan I), kebutuhan air tanaman (ET) merupakan faktor penting yang mempengaruhi besarnya kebutuhan air irigasi (IR). Makin besar ET makin besar pula IR. Sehingga salah satu usaha untuk memperkecil kebutuhan air irigasi adalah memperkecil kebutuhan air tanaman. Metode Pembagian Air Untuk penyesuaian pembagian air sekurang-kurangnya diperlukan data-data sebagai berikut :
3
Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
a. Air yang tersedia, b. Kebutuhan air tanaman, c. Kehilangan air. Metode untuk menentukan penjatahan/pembagian air yang lazim digunakan di Indonesia adalah : a. Metode Pasten. b. Metode FPR. c. Metode Faktor K. air. yang.tersedia FPR (l/det/ha) Luas.relatif .totalPalawija METODE PENELITIAN
PERMASALAN
MAKSUD & TUJUAN
PENGUMPULAN DATA SKUNDER
STUDI LITELATUR
HIDROLO GI
ALIH FUNGSI LAHAN
SISTEM IRIGASI
LUAS LAHAN IRIGASI
LUAS PANEN
TATA TANAM
ANALISA DATA
TEKNIK REGRESI
PROSENTASE PERTUMBUHAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 1: Metode Penelitian
PDRB
4
NEUTRON, VOL.9, NO.1, FEBRUARI 2009 : 20-31
Pengumpulan Data Sekunder Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri dari: Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri dari: Peta Rupabumi DAS yang ditinjau, skala 1 : 25.000 Peta dan Data Tata Guna Lahan Data Kependudukan Data sosial – ekonomi Data statistik Kabupaten dan Kecamatan Data PDRB Kabupaten Bondowoso Letak Geografis Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang cukup dikenal dengan sebutan “Daerah Wisata Pantai Pasir Putih“ yang letaknya diujung timur Pulau Jawa, bagian Utara dengan posisi di antara 7º35’ – 7º44’ Lintang Selatan dan 113º30’ - 114º42’ Bujur Timur. Letak Kabupaten Situbondo disebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan disebelah timur berbatasan dengan Selat Bali. Luas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 Km² atau 163.850 Ha, bentuknya memanjang dari Barat ke Timur lebih kurang 140 Km. Pantai Utara umumnya berdataran rendah dan disebelah selatan berdataran tinggi dengan rata-rata lebar wilayah lebih kurang 11 Km. Luas wilayah menurut Kecamatan, terluas adalah Kecamatan Banyuputih 481,67 Km² disebabkan oleh luasnya hutan jati di perbatasan antara Kecamatan Banyuputih dan Wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan luas wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Besuki yaitu 26,41 Km². Dari 17 kecamatan yang ada, diantaranya terdiri dari 14 kecamatan memiliki pantai dan 3 kecamatan tidak memiliki pantai, yaitu Kecamatan Sumbermalang, Kecamatan Jatibanteng dan Kecamatan Panji. Temperatur daerah ini lebih kurang diantara 24,7ºC – 27,9ºC dengan rata-rata curah hujan antara 994 mm – 1.503 mm per tahunnya dan daerah ini tergolong kering. Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0 – 1.250 m di atas permukaan laut. Keadaan tanah menurut teksturnya, pada umumnya tergolong sedang 96,26 %, tergolong halus 2,75 %, dan tergolong kasar 0,99 %. Drainase tanah tergolong tidak tergenang 99,42 %, kadang-kadang tergenang 0,05 % dan selalu tergenang 0,53 %. Jenis tanah daerah ini berjenis antara lain alluvial, Regosol, Gleysol, Renzine, Grumosol, Mediteran, Latosol dan Andosol. Kondisi Daerah Studi Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Situbondo mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 terus mengalami peningkatan di mana pada tahun 2000, jumlah penduduk tercatat sebanyak 585.817 jiwa yang bertambah menjadi 626.886 jiwa pada tahun 2003. kemudian angka tersebut turun menjadi 621.624 jiwa pada tahun 2004 dan kembali meningkat menjadi sebanyak 631.381 jiwa pada tahun 2005. Meskipun terjadi penurunan jumlah penduduk pada tahun 2004, namun demikian secara umum jumlah penduduk di Kabupaten Situbondo selama kurun waktu 6 tahun antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 terus mengalami peningkatan dengan laju petumbuhan penduduk rata-rata dari Tahun 2000 sampai dengan 2005 sebesar 1,49 % per tahun.
5
Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
Berikut disajikan data tentang jumlah penduduk di Kabupaten Situbondo dirinci per kecamatan, seperti pada Tabel berikut : Tabel 1: Jumlah Penduduk Kabupaten Situbondo Jumlah Penduduk (Jiwa) No Kecamatan 2000 2001 2002 2003 1 Sumbermalang 24.637 26.014 26.263 26.770 2 Jatibanteng 20.192 21.058 21.345 21.430 3 Banyuglugur 19.742 20484 20.698 21.559 4 Besuki 53.786 55.086 56.148 57.969 5 Suboh 23.643 24.508 24.774 25.267 6 Mlandingan 22.100 22.054 22.360 22.553 7 Bungatan 22.088 22.720 23.159 23.805 8 Kendit 26.945 27.369 27.634 27.980 9 Panarukan 47.149 47.243 48.215 50.242 10 Situbondo 44.322 44.437 45.077 45.748 11 Mangaran 28.606 29.899 30.261 31.246 12 P a n j i 56.554 61.279 62.102 64.013 13 Kapongan 34.571 34.359 34.885 36.518 14 A r j a s a 36.155 36.693 38.290 39.178 15 J a n g k a r 32.407 34.796 35.168 35.957 16 Asembagus 45.976 45.082 46.217 47.773 17 Banyuputih 46.944 46.764 47.760 48.878 Jumlah 585.817 599.845 610.356 626.886 Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 - 2005
2004 27.343 21.470 21.635 57.580 24.887 22.343 24.144 27.431 49.997 45.063 29.753 60.533 35.741 39.515 35.417 48.142 50.629 621.624
2005 27.251 21.782 21.888 57.927 25.182 22.491 25.384 27.989 50.558 46.031 30.378 64.487 36.430 39.765 35.690 48.593 49.555 631.381
6
NEUTRON, VOL.9, NO.1, FEBRUARI 2009 : 20-31
Gambar 2: Peta Wilayah Kabupaten Situbondo
7
Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
Tabel 2: Kepadatan Penduduk Kabupaten Situbondo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Sumbermalang Jatibanteng Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Situbondo Mangaran Panji Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus Banyuputih Jumlah
Luas wilayah (Km²) 129,47 66,08 72,66 26,41 30,84 39,61 66,07 114,14 54,38 27,81 46,99 35,70 44,55 216,38 67,00 118,74 481,67 1.638,50
Tahun 2000
2001
2002
2003
2004
2005
190 306 270 2062 767 558 334 236 864 1608 801 1204 776 167 484 387 97
201 319 282 2086 795 557 344 240 869 1598 636 1717 771 170 519 380 97
203 323 285 2126 803 565 351 242 887 1621 644 1740 783 177 525 389 99
207 324 297 2195 819 569 360 245 924 1645 665 1793 820 181 537 402 101
211 325 298 2180 807 564 365 240 919 1620 633 1696 802 183 529 405 105
210 330 301 2193 817 568 384 245 930 1655 646 1806 818 184 533 409 103
358
366
373
383
379
385
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 - 2005
Luas Sawah Irigasi Berikut disajikan data tentang luas sawah irigasi teknis di Kabupaten Situbondo dirinci per kecamatan, seperti pada Tabel 4 berikut : Tabel 3 : Luas Sawah Irigasi Teknis Tahun 2000 2001 2002 2003 1 Sumbermalang 155 727 727 727 2 Jatibanteng 275 424 424 424 3 Banyuglugur 1.579 245 245 245 4 Besuki 245 1.684 1.638 1.681 5 Suboh 1.135 1.196 1.180 1.180 6 Mlandingan 1.109 1.313 1.313 1.313 7 Bungatan 984 1.021 1.021 1.021 8 Kendit 1.145 1.152 1.152 1.152 9 Panarukan 3.427 3.427 3.419 3.818 10 Situbondo 875 875 873 873 11 Mangaran 2.541 2.541 2.541 2.541 12 P a n j i 1.514 1.511 1.511 1.511 13 Kapongan 2.070 2.070 2.070 2.070 14 A r j a s a 2.775 2.814 2.814 2.814 15 J a n g k a r 2.538 2.538 2.538 2.538 16 Asembagus 2.959 2.959 2.959 2.959 17 Banyuputih 3.029 3.039 3.039 3.039 Jumlah 28.355 29.536 29.509 29.906 Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 - 2005 No
Kecamatan
2004 727 424 245 1.681 1.180 1.313 1.021 1.152 3.407 872 2.541 1.511 2.070 2.807 2.538 2.968 3.039 29.496
2005 727 424 245 1.681 1.180 1.313 1.021 1.152 3.407 872 2.541 1.511 2.070 2.807 2.538 2.968 3.039 29.496
8
NEUTRON, VOL.9, NO.1, FEBRUARI 2009 : 20-31
Tabel 4 : Luas Sawah Irigasi Semi Teknis Tahun 2000 2001 2002 2003 1 Sumbermalang 575 31 31 31 2 Jatibanteng 382 239 239 239 3 Banyuglugur 161 227 227 227 4 Besuki 227 51 51 51 5 Suboh 61 6 Mlandingan 293 93 93 93 7 Bungatan 50 13 13 13 8 Kendit 9 Panarukan 10 Situbondo 11 Mangaran 12 Panji 39 39 39 39 13 Kapongan 189 189 189 189 14 Arjasa 11 15 Jangkar 362 362 362 362 16 Asembagus 17 Banyuputih Jumlah 2.350 1.244 1.244 1.244 Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 - 2005 No
Kecamatan
2004 31 239 227 51 93 13 39 189 362 1.244
2005 31 239 227 51 93 13 39 189 362 1.244
Berikut disajikan data tentang luas sawah irigasi sederhana di Kabupaten Situbondo dirinci per kecamatan, seperti pada Tabel 3.5 berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tabel 5: Luas Sawah Irigasi Sederhana Tahun Kecamatan 2000 2001 2002 2003 Sumbermalan g 28 Jatibanteng 81 75 75 75 Banyuglugur 8 26 26 26 Besuki 23 6 17 17 Suboh 1 Mlandingan 5 Bungatan Kendit 63 63 63 63 Panarukan Situbondo Mangaran Panji 33 33 33 33 Kapongan 133 133 133 133 Arjasa 4 4 4 4 Jangkar 248 248 248 248 Asembagus Banyuputih 64 64 64 64 Jumlah 691 652 663 663
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 – 2005
Ekonomi
2004 75 26 17 63 33 133 4 248 64 663
2005 75 26 17 63 33 133 4 248 64 663
9
Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
Berikut disajikan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Situbondo menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku seperti Tabel berikut Tabel 6: PDRB Kabupaten Situbondo Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku (x 106 Juta Rupiah) No I
Sektor/Sub Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa /Perusahaan Jasa - Jasa PDRB
II III IV V VI VII VIII IX
2000 617.214,65
2001 716.806,96
2002 923.621,08
2003 1.027.669,32
2004 1.149.244,24
9.010,51
10.811,45
65.897,28
80.646,72
88.106,42
188.879,11
223.894,96
303.474,35
318.771,06
348.998,96
15.156,61
20.330,93
28.005,60
34.116,41
38.378,80
58.948,35
66.758,17
82.623,07
104.528,30
117.916,78
577.214,25
647.241,84
988.620,44
1.103.932,22
1.231.085,23
125.704,51
146.644,69
159.203,71
185.018,17
205.602,44
83.136,19
94.746,37
116.416,22
129.050,16
137.580,24
119.356,17 1.794.620,35
145.628,79 2.072.864,16
267.284,85 2.935.146,60
293.996,33 3.277.729,69
321.167,43 3.638.080,53
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 – 2005
Tabel 7: PDRB Kabupaten Situbondo Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan (x 106 Juta Rupiah) No I
Sektor/Sub Sektor 2000 2001 2002 Pertanian 303.666,08 310.674,62 752.352,11 Pertambangan & 4.954,35 5.138,88 49.393,04 II Penggalian III Industri Pengolahan 86.010,11 87.848,94 249.950,07 Listrik, Gas dan Air 8.090,41 8.861,68 21.911,80 IV Minum V Bangunan 28.866,45 29.093,92 69.127,89 Perdagangan, Hotel & 243.986,88 250.072,51 797.141,53 VI Restoran Pengangkutan dan 63.049,86 66.100,49 129.566,86 VII Komunikasi Keuangan, Persewaan VIII 51.920,67 63.944,45 95.358,65 dan Jasa /Perusahaan IX Jasa - Jasa 75.553,11 77.966,27 208.197,60 PDRB 866.097,92 889.401,76 2.372.999,54 Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 – 2005
2003 786.444,40
2004 824.052,67
55.939,09
57.794,19
253.970,76
263.173,24
23.457,48
24.231,88
73.182,14
78.124,78
830.021,20
865.292,12
135.937,52
140.215,86
96.817,37
98.102,59
212.829,64 2.468.599,58
222.140,69 2.573.128,01
ANALISA DATA Wilayah Kabupaten Situbondo Luas sawah irigasi di Kabupaten Situbondo dari Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2005 cenderung turun dengan laju penurunan rata-rata sebesar 0,02 % pertahun atau 7,25 ha. Penurunan terjadi pada luas sawah dengan irigasi teknis dengan laju penurunan rata-rata pertahun sebesar 0,03 % yaitu 29.536 ha pada Tahun 2001 menjadi 29.496 pada Tahun 2005 atau terjadi penurunan sekitar 10 ha sawah irigasi teknis
10
NEUTRON, VOL.9, NO.1, FEBRUARI 2009 : 20-31
pertahun. Pengurangan sawah irigasi teknis terjadi di Kecamatan Besuki, Suboh, Panarukan, Situbondo dan Arjasa yang umumnya merupakan daerah perkotaan dan pusat aktivitas bagi wilayah di sekitarnya sehingga terjadi perubahan lahan sawah irigasi teknis ke fungsi yang lain seperti untuk pemukiman, fasilitas perdagangan dan industri dan sebagainya. Sedangkan untuk sawah irigasi setengah teknis luasnya cenderung stagnan dan sawah irigasi sederhana rata-rata pertahun naik sebesar 0,42 % tetapi luasnya kurang signifikan dibanding jenis sawah irigasi yang lain serta lajunya cenderung stagnan. LUAS SAWAH IRIGASIDI WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO 31.416
29.509
29.906
31.813
20.000 15.000 y = 1244
Luas (ha)
25.000
10.000 5.000 0
Tahun
1.244 652
1.244 663
2001
2002
Teknis Jumlah total sawah Linear (Setengah Teknis)
31.403
29.496
1.244 663
1.244 663
2003
2004
Setengah Teknis Linear (Sederhana) Linear (Jumlah total sawah )
31.403
29.496
y = -9,3x + 29617
31.432
y = -7,1x + 31515
30.000
29.536
y = 2,2x + 654,2
35.000
1.244 663
2005
Sederhana Linear (Teknis)
Gambar 3: Grafik Perubahan Sawah Irigasi di Wilayah Kabupaten Situbondo Berdasarkan analisa grafik dengan persamaan linier, penurunan lahan untuk sawah irigasi teknis mengikuti persamaan y = -9,3x + 29.617. Persamaan linier perubahan luas sawah irigasi di Kabupaten Situbondo ditunjukkan dalam Tabel berikut : Tabel 8: Persamaan Linier Perubahan Luas Lahan Sawah Irigasi di Kabupaten Situbondo Jenis Sawah
Persamaan Linier
Irigasi Teknis
y = -9,3x + 29617
Irigasi Setengah Teknis
y = 1244
Irigasi Sederhana
y = 2,2x + 654,2
Sawah Irigasi
y = -7,1x + 31515
Sumber : Analisis BPS Kabupaten Situbondo Tahun 2001-2005 Berikut disajikan Grafik perbandingan antara baku sawah dengan luas sawah di Kabupaten Situbondo seperti Gambar berikut :
11
Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
Luas (ha)
Perbandingan Baku Sawah dan Luas Sawah di Kabupaten Situbondo 35.000
Teknis Baku Sawah
30.000
Teknis Luas sawah
25.000
Setengah Teknis Baku Sawah Setengah Teknis Luas sawah
20.000
Sederhana Baku Sawah
15.000
Sederhana Luas sawah
10.000
Total Baku Sawah Total Luas sawah
5.000 2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
Gambar 4: Grafik Perbandingan Luas Sawah dengan Baku Sawah Irigasi di Wilayah Kabupaten Situbondo KESIMPULAN DAN SARAN Dari serangkaian pembahasan dan analisa pada bab di muka maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Mulai tahun 2001 terjadi peningkatan luas baku sawah teknis sebesar rata-rata 71,75 ha pertahun dan penurunan luas sawah teknis rata-rata 10 ha pertahun. Secara rinci laju perubahan ini dapat dilihat pada Gambar di bawah : Grafik Perubahan Baku Sawah Teknis dan Luas Sawah Teknis di Kabupaten Situbondo y = -9,3x + 29617
29.906,00
2
29.496,00
29.509,00
Luas (ha)
29.536,00
29.509
R = 0,0068 29.496,00
29.506 y = 150,2x + 28557
28.578
28.578
2001
2002 Baku Sawah Teknis Linear (Luas Sawah Teknis)
2
R = 0,2537
2003 Tahun
2004 Luas Sawah Teknis Linear (Baku Sawah Teknis)
Gambar 5: Grafik Perubahan Baku Sawah Teknis dan Luas Sawah Teknis di Kab. Situbondo Sumber: Data diolah dari BPS Kabupaten Situbondo 2001 – 2005 dan PU Pengairan Jawa Timur
28.865
2005
12
NEUTRON, VOL.9, NO.1, FEBRUARI 2009 : 20-31
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Situbondo menurut lapangan usaha pertanian berdasarkan data terakhir Tahun 2004 sebesar Rp. 1.149.244,24 dimana laju pertumbuhan rata-rata PDRB dari Tahun 2000 sampai dengan 2004 sebesar 12,67 %. Berikut disajikan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Situbondo menurut lapangan usaha pertananian berdasarkan harga berlaku seperti Tabel berikut : Tabel 9: PDRB Kabupaten Situbondo Menurut Lapangan Usaha Pertanian Berdasarkan Harga Berlaku (x 103 Juta Rupiah) No I
Sektor/Sub Sektor Pertanian
2000
2001
2002
2003
2004
617.214,65 716.806,96 923.621,08 1.027.669,32 1.149.244,24
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2000 – 2005
Berdasarkan tabel di atas PDRB meningkat sesuai dengan peningkatan luas baku sawah teknis dan luas sawah teknis. Ini menunjukkan bahwa pengaruh kenaikan luas baku sawah teknis dan luas sawah teknis terhadap PDRB adalah pasitif. Dan hal tersebut selayaknya dipertahan atau ditingkatkan kan oleh pemerintah Kab. Situbondo. Saran: 1. Mempertahankan luas baku sawah teknis dan luas sawah teknis agar produksi pertanian di kab. Situbondo minimal tetap dengan hasil yang dicapai sebelumnya 2. Penataan ruang kab. Situbondo tetap dipertahankan seperti kondisi exsisting agar luas baku sawah teknis dan luas sawa teknis tetap terjaga dan pada akhirnya mampu meningkatkan PDRB kab. Situbondo 3. Tetap memelihara jaringan irigasi di wilayah kab. situbondo DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum, 1986, Kriteria Perencanaan Irigasi bagian Penunjang, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia - Jakarta. 2. Departemen Pekerjaan Umum, 1986, KP-01, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia - Jawa Timur. 3. Sri Harto BR,Dip.H, 1989, Analisis Hidrologi, Pusat Antar Universitas – Ilmu Teknik Universitas Gajah Mada 4. Ir. Suyono Sosrodarsono 1985, Penerbit Pradnya Paramita Jakarta. 5. BAPPEDA Situbondo, 2006, Profil Kabupaten Situbondo, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Situbondo
Pemanfaatan Metode Log Pearson III dan Mononobe Untuk Jaringan Drainase Perumahan Puri Edelweis Probolinggo
13