STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DUSUN KEPETINGAN KABUPATEN SIDOARJO 1
Oksa Ega Hermawan1, Rini Wahyu Sayekti2, Prima Hadi Wicaksono2 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1
[email protected] ABSTRAK
Tambak merupakan salah satu potensi unggulan di sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Sidoarjo, namun pada Dusun Kepetingan produksi kolam tambak masih kurang maksimal. Hal ini di sebabkan karena beberapa hal antara lain bentuk kolam tambak yang masih tidak beraturan dan system jaringan irigasi tambak yang masih merupakan sistem irigasi tradisional. Maka dari itu dalam studi ini direncanakanlah sistem tambak dari tambak tradisional menjadi sistem tambak semi teknis. Studi ini difokuskan pada upaya perhitungan pola operasi pintu dengan melihat kebutuhan air tiap bulannya yang disesuaikan dengan ketinggian pasang surut. Untuk mengetahui kebutuhan air irigasi dan perencanaan irigasi tambak hal hal yang dilakukan antara lain melakukan uji data hujan, perhitungan evapotranspirasi, kebutuhan air tambak, merencanakan tinggi tanggul dan mengatur pola operasi pintu. Dalam studi ini diperoleh Kebutuhan air irigasi maksimum tambak di Dusun Kepetingan Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,278 m3/dt/ha. Elevasi dasar Kolam tambak direncanakan +1,5 m, elevasi dasar caren +1.3 m dan elevasi tanggul berada pada +4,83 m. Awal tanam pertama dimulai pada bulan Agustus untuk penebaran bibit udang dan bandeng. Panen pada bulan Januari dan awal tanam ke dua dimulai pada bulan Februari dan panen pada bulan Juli. Kata Kunci: Tambak, Irigasi
ABSTRACT Pond is one of the excellent potential in fisheries and marine sectors in Sidoarjo regency, but in Kepetingan Village pond production is still less than the maximum. This is caused by several things, like pond shape thast still irregular and pond irrigation network system which is still a traditional irrigation system. Therefore in this study is planned pond system of traditional into semi-technical system of ponds. This study focused on the calculation of the operating pattern of the door with a look at the water needs of each month, adjusted by the height of the tides. To determine the need for irrigation water and pond planning the method used is by testing the rain data, the calculation of evapotranspiration, water requirement pond, embankment setting and the pattern for door operation. In this study obtained maximum irrigation water needs of ponds in kepetingan village Sidoarjo regency is 0.278 m3 / dt / ha. Pond bottom elevation planned +1.5 m, the base elevation +1.3 m and embankment elevation is at +4.83 m. The first planting began early in August for shrimp and fish seed stocking. Harvest in January and season twoof planting began in February and harvested in July.
Keywords: Ponds, irrigation 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandeng dan udang merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi berorientasi eksport. Tingginya harga bandung dan udang cukup menarik perhatian para pengusaha untuk terjun dalam usaha budidaya tambak. Para pengusaha di bidang lain yang sebelumnya tidak pernah terjun dalam usaha budidaya tambak secara beramai-ramai membuka lahan baru tanpa memperhitungkan
aturan-aturan yang berkenaan dengan kelestarian lingkungan sehingga menimbulkan masalah. Masalah yang menonjol adalah terjadinya degradasi lingkungan pesisir akibat dari pengelolaan yang tidak benar, Penurunan mutu lingkungan pesisir akibatnya membawa dampak yang sangat serius terhadap produktivitas lahan bahkan sudah sampai pada ancaman terhadap kelangsungan hidup
kegiatan budidaya tambak. Permasalahan yang dihadapi oleh para petambak saat ini sangat kompleks, antara lain penurunan produksi yang disebabkan oleh berbagai penyakit, adanya berbagai pungutan liar di jalan sampai pada harga pasar yang tidak stabil. 1.2 Identifikasi Masalah Potensi tambak merupakan salah satu potensi unggulan di sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Sidoarjo. Wilayah tambak terluas terdapat di Kecamatan Jabon, Sedati dan Sidoarjo. Dilihat perkembangan sejak tahun 1998, luas baku tambak di Kabupaten Sidoarjo tidak mengalami perubahan hingga tahun 2000. Pada periode berikutnya, yakni tahun 2001 mengalami penyusutan sebesar 9,30 ha. Penyusutan tersebut terjadi sebagai akibat dari perluasan Bandara Juanda. Meski demikian kondisi tersebut relatif stabil hingga tahun 2011. Salah satu daerah yang berpotensi untuk dikembangkannya usaha tambak adalah Dusun Kepetingan. Dengan Luas daerah sekitar 51,75 Ha serta kondisi tambak yang masih tergolong tambak sederhana sehingga hasil panen tambak kurang optimal dan juga masih terdapat beberapa masalah lain yang mengakibatkan hasil tambak kurang maksimal antara lain : 1. Bentuk kolam tambak yang masih tidak beraturan. 2. Umumnya jaringan irigasi tambak yang diterapkan adalah jaringan irigasi tambak sederhana. 1.3 Batasan Masalah Agar permasalahan lebih terarah maka dalam penyusunan skripsi ini dibatasi oleh hal-hal berikut ini : 1. Daerah studi adalah Dusun Kepetingan Kabupaten Sidoarjo. 2. Dalam studi ini komoditi yang di tinjau adalah bandeng dan udang. 3. Tidak membahas kerusakan ekosistim perairan umum.
4. Merencanakan sistem jaringan irigasi tambak dan dimensi saluran tambak 5. Tidak membahas transportasi sedimen dalam saluran. 6. Tidak membahas Rencana Anggaran Biaya (RAB). 1.4 Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Berapakah kebutuhan air irigasi untuk tambak di Dusun Kepetingan? 2. Bagaimanakah perencanaan irigasi tambak semi teknis di daerah Dusun Kepetingan? 3. Bagaimanakah proses budidaya pada tambak di Dusun Kepetingan yang hasilnya dapat maksimal? 1.5 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat dari studi ini, antara lain: 1. Mengetahui perencanaan jaringan irigasi tambak di Dusun Kepetingan, Kabupaten Sidoarjo. 2. Mengetahui kebutuhan air irigasi tambak di Dusun Kepetingan, Kabupaten Sidoarjo. 3. Mengetahui bagaimana proses budidaya bandeng dan udang pada tambak di Dusun Kepetingan Kabupaten Sidoarjo. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Lokasi Kolam Tambak Secara teknis lokasi tambak yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap konstruksi tambak yang akan dibangun serta biaya operasional pemeliharaan tambak (Kurniawan, 2012). Faktor teknis yang harus diperhatikan antara lain adalah 1. 2. 3. 4.
Elevasi Jenis Tanah Kesuburan Tanah Kualitas Air
2.2 Jenis-Jenis Irigasi Tambak Ada beberapa jenis irigasi tambak yang diterapkan di Indonesia
antara lain Irigasi Tambak Tradisional, Irigasi Tambak Semi Teknis, dan Irigasi Tambak Teknis. Masing-masing jenis tambak ini memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu: 2.2.1. Irigasi Tambak Tradsional Jaringan irigasi sederhana tambak dibangun di lahan pasang surut, umumnya berupa rawa-rawa hutan bakau, atau rawa-rawa pasang surut bersemak dan rerumputan. Petakan tambak pada umumnya mempunyai saluran keliling (caren) yang lebarnya 5 m - 10 m di sepanjang keliling petakan sebelah dalam. Di bagian tengah juga dibuat caren dari sudut ke sudut (diagonal). Kedalaman caren 30 cm - 50 cm lebih dalam dari bagian sekitarnya yang disebut pelataran. Bagian pelataran hanya dapat berisi sedalam 30 cm - 40 cm saja. Di tengah petakan dibuat petakan yang lebih kecil dan dangkal untuk mengipuk (menyemaikan) nener (benih ikan bandeng) yang baru datang selama 1 bulan. 2.2.2. Irigasi Tambak Semi Teknis Perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi tradisional dan irigasi semiteknis adalah pada jaringan irigasi semiteknis telah mempunyai saluran pencampur air asin dan air tawar. 2.2.3. Irigasi tambak Teknis Jaringan irigasi teknis ini diterapkan untuk usaha budidaya tambak madya dan budidaya tambak maju. Adapun ciri-ciri jaringan irigasi teknis, yaitu : 1. Saluran pembuang dan saluran pembawa terpisah 2. Saluran pengambil air asin dan saluran pengambil air tawar terpisah 3. Pencampuran antara air asin dan air tawar dilakukan di bak pencampur 4. Petak tersier menerima air payau dalam jumlah yang sudah terukur Pada jaringan irigasi teknis tambak hampir semua bangunan pelengkap dibuat sesuai dengan kebutuhan. Disamping petakan pembesaran diperlukan petak
pendederan (tahap pelepasan atau penyebaran benih) dengan luas antara 500 m2 - 1000 m2. Bangunan pelengkap lainnya adalah gudang pendingin (cold storage), kolam tando dan bak pencampur. 2.3 Siklus Hidup bandeng dan Udang 2.3.1. Siklus Hidup Bandeng Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos, merupakan ikan campuran antara air asin dan air tawar atau payau. Ikan ini dapat hidup sampai ke pinggiran dan tengah laut kemudian secara kontinyu akan kembali ke perairan dangkal atau tepi pantai untuk bertelur. Telur
3 hari
Bandeng dewasa
Nener 4 minggu
6 minggu
Bandeng Muda
Gambar 2.1. Siklus Hidup Ikan Bandeng 2.3.2. Siklus Hidup Udang Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke-2 yaituzoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas.
Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. 4 hari
4 minggu
5 hari
2 hari
5 minggu
1 hari
10 minggu
Gambar 2.2. Siklus Hidup Udang Vannamei 2.4 Analisa Hidrologi Analisa hidrologi digunakan untuk mendapatkan besarnya debit banjir rancangan dan debit andalan. 2.5 Prasarana Jaringan Irigasi tambak 2.5.1. Saluran Saluran pada jaringan irigasi tambak dibedakan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut: a. Saluran primer adalah saluran utama dari jaringan irigasi tambak yang berfungsi untuk pemberi atau pembuang. b. Saluran sekunder adalah cabang utama dari saluran primer yang berfungsiuntuk pemberi atau pembuang. 2.5.2. Pintu Air 2.5.2.1. Pintu Sorong Pintu sorong dipakai untuk mengatur tinggi air pada saluran irigasi. Pengaturan tinggi ini ditentukan berdasarkan debit masuk serta debit keluar yang diinginkan agar kelebihan dan kekurangan air dapat diatur. Pintu sorong dipakai dengan tinggi maksimum sampai 3 m dan lebar tidak lebih dari 3 m. Pintu tipe ini hanya digunakan untuk bukaan kecil, karena untuk bukaan yang lebih besaralat-alat angkatnya akan terlalu berat untuk menanggulangi gaya gesekan pada sponeng.
2.5.2.2. Pintu Skot Balok Dilihat dari segi konstruksi, pintu skot balok merupakan peralatan yang sederhana. Balok-balok profil segiempat berikuran 20 cm x 1 meter ditempatkan tegak lurus terhadap potongan segiempat saluran. Kelebihan pintu skot balok diantaranya konstruksinya yang sederhana dan kuat serta biaya operasinya kecil. 2.5.2.3. Polder Polder adalah suatu daerah terututup yang tinggi muka airnya diatur secara buatan (Sawarendro, 2010:91). Dengan sistem polder, memungkinkan pengaturan air secara sempurna dengan adanya tanggul-tanggul dan pintu-pintu air untuk mengendalikan lahan dari pengaruh air yang berasal dari luar. 2.6 Pola Tata Tanam Tambak Polikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dalam satu petak tambak antara udang bersama ikan atau jenis budidaya lain yang dapat hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain. Dalam budidaya campuran bandeng dan udang, dapat dilakukan dua kali pemeliharaan dalam satu tahun. Pemeliharaan pertama dimulai pada awal Mei hingga petengahan September dan pemeliharaan kedua dimulai pada pertengahan Oktober hinga akhir Februari. Lama pemeliharaannya masing-masing 4-5 bulan. Pada musim pemeliharaan pertama, pekerjaan persiapannya memerlukan waktu cukup panjang, yaitu mulai awal Maret hingga akhir April. Sedangkan pemeliharaan kedua, pekerjaan persiapannya mulai pertengahan September hingga pertengahan Oktober. Berikut adalah gambar contoh pola tata tanam pada tambak. 2.7 Kebutuhan Air Tambak Kebutuhan air irigasi tambak per ha dihitung dengan menggunakan persamaan:
IR = Vp + E + P - Reff
π΄ π
Dengan : IR = kebutuhan air irigasi di tambak (lt/dt/ha). Vp = volume air yang diperlukan untuk pemeliharaan dalam tambak (lt/dt/ha). E = evaporasi (lt/dt/ha). P = perkolasi (lt/dt/ha). Reff= curah hujan efektif (lt/dt/ha). 2.8 HEC-RAS HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady onedimensional flow model). 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kondisi Lokasi Studi Pada Dusun Kepetingan yang terletak di Kecamatan Buduran tepatnya di Desa Sawohan Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur, memiliki batas wilayah sebagai berikut: ο Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sawohan ο Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sekardangan dan Desa Pesisir Bromo ο Sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura ο Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sekardangan dan Desa Pucang Anom 3.2 Data Yang Digunakan Berikut adalah data-data yangdiperlukan dalam perhitungan dan analisa studi: 1. Data Curah Hujan Data curah hujan yang digunakan pada studi ini diperoleh dari stasiun sidoarjo di
Desa Pulungan Kecamatan Sedati Kabupeten Sidoarjo tahun 2001 sd 2013. 2. Data Klimatologi Data klimatologi yang digunakan pada studi ini diperoleh dari Stasiun meteorologi Juanda di Desa Sedati Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo tahun 2013. 3. Data Pasang Surut Data pasang surut diambil di sungai kepetingan. 4. Data Eksisting Saluran Tambak 3.3 Tahapan Penyelesaian Dalam penyelesaian studi ini sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan yang di harapkan, maka tahapan perhitungan dan analisa yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Data Hujan a. Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). b. Uji abnormalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data maksimum dan minimum dari rangkaian data yang ada layak atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Inlier-Outlier. c. Uji Kesesuaian Distribusi 2. Perhitungan evapotranspirasi Perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode Penman Modifikasi 3. Perhitungan kebutuhan Air Tambak 4. Perencanaan tinggi tanggul dan elevasi dasar tambak 5. Analisa dengan Hec-Ras Dengan menggunakan program hec-ras dapat dimodelkan bagaimana bentuk slauran dan kolam tambak yang telah direncanakan.
Mulai
Data Tambak
Data Curah Hujan
Data Klimatologi
Uji Homogenitas
Perhitungan Evapotranspirasi
Data Pasang Surut
Data topografi
Uji Abnormalitas
Analisa Frekuensi Uji Kesesuaian Distribusi Tidak Diterima
Perhitungan Curah Hujan Rancangan
Kebutuhan Air Irigasi Tambak Perencanaan Pola Operasi Pintu
Desain Tanggul
Analisa dengan Hec-ras
Elv. Tanggul & Saluran Terhadap Elv. Muka Air Tidak
Memenuhi Ya Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengerjaan Skripsi 4. PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Air Tambak Perhitungan kebutuhan air irigasi tambak untuk Bulan September sebagai berikut: 1. Evaporasi (E) = 8,977mm/hari = 1,039 lt/dt/ha 2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian
dan Perkebunan Sidoarjo, 1998, wilayah timur Sidoarjo (sekitar pantai) mempunyai jenis tanah aluvial hidromorf, yang dicirikan oleh air tanah dangkal. Tanah ini
merupakan hasil endapan muara sungai, sehingga bertekstur lempung berlumpur (silty loam) (Hardaningrum F, dkk, 2005). Besarnya perkolasi (P) untuk jenis tanah silty loam adalah 2 mm/hari. 2 P = 2 mm/hari = = 0,231 8,64 lt/dt/ha 3. Curah Hujan Efektif (Reff) Reff = 0 mm/bln = 0 mm.hari = 0 lt/dt/ha dikarenakan pada bulan September tidak terjadi hujan. 4. Waktu pengisian Air Berdasarkan perhitungan menggunakan skot balok untuk memenuhi kebutuhan air pada bulan September pada per Ha
dengan ketinggian 10 cm dalam kurun waktu jam. 5. Volume air yang diperlukan untuk pemeliharaan udang dan bandeng per Ha dengan kedalaman 10 cm (berdasarkan pola tata tanam udang dan bandeng gambar 4.1) dan dengan waktu pengisian selama 1 jam sebesar: ο· Vp = volume m3/1 jam ο· Vp = 1000 m3/1 jam ο· Vp = 277,7 lt/dt/ha 6. Kebutuhan air irigasi di tambak sebesar : IR = Vp + E + P - Reff = 277,7 + 1,039 + 0,231 β0 = 278,97 lt/dt/ha = 0,278 m3/dt/ha
Tabel 4.1. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Tambak No 1 2 3
4 5
Uraian Evaporasi (E)
Satuan mm/hari lt/dt/ha Perkolasi (P) mm/hari lt/dt/ha Curah Hujan Effektif (Reff) mm/bln mm/hari lt/dt/ha Keb. Air untuk pemeliharaan m3/ha Bandeng dan Udang(V) lt/dt/ha Keb. Air Irigasi di Tambak (IR) lt/dt/ha m3/dt/ha
Agust 7.709 0.892 2.000 0.231 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.124 0.001
Sep Okt Nop 8.977 9.474 6.572 1.039 1.097 0.761 2.000 2.000 2.000 0.231 0.231 0.231 0.000 0.000 130.000 0.000 0.000 4.333 0.000 0.000 0.502 1000.000 3000.000 4000.000 277.778 833.333 1111.111 279.048 834.661 1111.602 0.279 0.835 1.112
Des 6.180 0.715 2.000 0.231 57.000 1.839 0.213 5000.000 347.222 347.956 0.348
Jan 6.396 0.740 2.000 0.231 401.000 12.935 1.497 6000.000 277.778 277.252 0.277
Sumber : Hasil Perhitungan
Mar 6.398 0.740 2.000 0.231 467.000 15.065 1.744 3000.000 138.889 138.117 0.138
Apr Mei Jun Jul 4.689 4.233 3.666 4.657 0.543 0.490 0.424 0.539 2.000 2.000 2.000 2.000 0.231 0.231 0.231 0.231 69.000 22.000 21.000 0.000 2.300 0.710 0.700 0.000 0.266 0.082 0.081 0.000 4000.000 5000.000 6000.000 6000.000 1111.111 1388.889 1666.667 1666.667 1111.619 1389.528 1667.241 1667.437 1.112 1.390 1.667 1.667 Q
4.2 Pintu Skot Balok Dengan menggunakan skot balok saat tinngi air pada kolam tambak sudah terpenuhi maka saluran akan langsung di tutup sehingga pemberian air dapat dibatasi. Berikut adalah perhitungan debit menggunakan pintu skot balok. π = πΆπ . πΆπ£ .
Feb 6.034 0.698 2.000 0.231 482.000 17.214 1.992 6000.000 277.778 276.715 0.277
2 2 . β π . π . β11,5 3 3
Dimana: Cd = koefisien debit Cv = koefisien kecepatan datang g = percepatan gravitasi, m/s2 (9,8) b = lebar normal, m
h1
= kedalaman air diatas skot balok, m Direncanakan: ο· Dasar tambak berada pada elevasi +1,5. ο· Awal tanam pada Bulan Agustus. ο· Karena pada Bulan Agustus adalah penyiapan lahan maka kolam tambak masih belum memerlukan air. Perhitungan pintu skot balok dimulai pada bulan september dikarenakan pada bulan september kolam tambak memerlukan air setinggi 10cm.
ο· ο· ο·
Tinggi skot balok yang dipasang 0,2 m. Jumlah skot balok yang dipasang sebanyak 2 buah. Nilai Koefisien debit (Cv) diatas Skot Balok potongan
ο·
segi empat = 1 (Kriteria perencanaan β Bangunan) Lebar pintu skotbalok dirancanakan 1m.
Gambar 4.1. Layout Lokasi Studi di Dusun Kapetingan
Gambar 4.2. Pola Tata Tanam Tambak
Tabel 4.2. Tinggi Kebutuhan dan waktu pengisian Air Kolam Tambak perpetak perbulan sekunder 1 Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 3a Petak 4 Petak 5 Petak 6 Petak 6a Petak 7 Petak 8 Petak 9 Petak 9a
sekunder 1 Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 3a Petak 4 Petak 5 Petak 6 Petak 6a Petak 7 Petak 8 Petak 9 Petak 9a
Agustus H 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Agustus H 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
September H 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
T 4 6 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4
September H 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
T 4 6 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4
Oktober H 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
T 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1
Oktober H 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
T 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1
November Desember H 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
T 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1
H 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
T 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
November Desember H 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
T 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1
H 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
T 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
Januari
Februari
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
T 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
T 5 7 5 6 6 6 5 6 5 7 5 5
Januari
Februari
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
T 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
T 5 7 5 6 6 6 5 6 5 7 5 5
Maret H 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
T 2 6 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2
Maret H 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
T 2 6 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2
April H 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Mei T 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
H 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
April H 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Juni T 7 9 7 8 7 7 7 7 7 8 7 7
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Mei T 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
H 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Juli T 5 6 5 6 6 6 5 6 5 6 5 5
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Juni T 7 9 7 8 7 7 7 7 7 8 7 7
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Juli T 5 6 5 6 6 6 5 6 5 6 5 5
H 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Keterangan: H : Tinggi kebutuhan Air (cm) T : Waktu yang diperlukan (jam) 4.3 Kualitas Air Uji kualitas air di Sungai Kepetingan dilakukan di dua tempat yaitu Sungai Kepetingan Hulu ( Dusun Kepetingan) dan Sungai Kepetingan Hilir (Dusun Karang Gayam).
Kadar garam untuk pemeliharaan ikan bandeng berkisar antara 0-35 permil yang terbaik adalah 5-25 permil (Dinas Perikanan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, Surabaya).
Tebel 4.3. Hasil Uji Kualitas Air di Sungai Kepetingan No Paramater Satuan 1 Alkalinitas mg/l
Hasil 140
Batas Syarat >50
Spesifikasi Metode Test Kit
Memenuhi 0
Tidak -
2
NH3
mg/l
0.061
0.05-0.10
IKM/5.4.11/ BPBAP (Spektrofotometrik)
0
-
3 4 5 6
NO2 H2S PO4 TOM
mg/l mg/l mg/l mg/l
0.249 0.031 0.55 15.168
0.01-0.05 0.011 0.05-0.50 <55
Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Titrimetrik
-
0 0 0 0
KESIMPULAN Pada studi tentang perencanaan tambak teknis irigasi tambak di Dusun
T 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4
5.
Kepetingan Kabupaten Sidoarjo ini didapat Hasil Sebagai berikut:
T 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4
1. Kebutuhan air irigasi maksimum tambak di Dusun Kepetingan Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,278 m3/dt/ha. 2. a. Sistim perencanaan yang digunakan adalah sistem irigasi semi teknis dimana saluran irigasi dan saluran pembuang menjadi satu dikarenakan keterbatasaan lahan tambak serta posisis lahan tambak yang sangat dekat sekali dengan pantai. Elevasi dasar Kolam tambak direncanakan +1,5 m, elevasi dasar caren +1.3 m dan elevasi tamggul berada pada +4,83 m. b. Pintu air yang digunakan adalah pintu air skot balok untuk di setiap petakan tambak, pintu ini digunakan untuk mengatur tinggi muka air yang akan masuk dan keluar tambak. c. Pola operasi pintu dimaksudkan untuk mengatur kebutuhan air pada kolam tambak berdasarkan pada tinggi air perbulannya yang dibutuhkan untuk perkembangbiakan komoditi dalam kolam tambak pada pola tata tanam tambak. 3. Awal tanam pertama dimulai pada bulan Agustus untuk DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi ( Kriteria Perencanaan 03 Bagian Saluran) ..Bandung : CV Galang Persada. Anonim. 2010, HEC-RAS River Analysis System, Hydraulic Reference Manual, Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA. Anonim. 2011. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
penebaran bibit udang dan bandeng. Panen pada bulan Januari dan awal tanam ke dua dimulai pada bulan Februari dan panen pada bulan Juli. 6.
SARAN Adapun saran-saran yang dapat diberikan terkait studi akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang pola tata tanam tambak perlu di sosialisasikan pada para petani tambak, diantaranya tentang pemberian pestisida, pupuk dan pakan tambahan pada tambak. 2. Perlu adanya pemeliharaan berkala pada saluran, pintu dan kolam tambak agar kondisinya tetap baik. 3. Untuk parameter yang tidak mamanuhi sayarat batas seperti , NH3, NO2, dan H2S dapat di tangani dengan beberapa cara antara lain pembuatan Jalon, pemberian bakteri probiotik, penerapan polikultur (bandeng, udang dan rumput laut), pengeringan tambak serta pemberian jara antara tebar hingga panen.
Tambak. Jakarta: Pekerjaan Umum.
Menteri
Anonim. 2012. Sistem Drainase Pekotaan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum. Anonim. 2013. Sidoarjo Dalam Angka. Sidoarjo: BPS. Chow, Ven Te., Maidment, D., & Mays, L. 1988. Applied Hidrology. Singapore: McGrawHill Book Co.
Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga Fitria, P & Retnaningsih, Y. 2006. Penanggulangan Genangan di Hulu Bendung Kalialang Sungai Gangsa Tegal, Brebes. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Hardaningrum, F., Taufik ,M., & Muljo B. 2005. Analisis Genangan Air Hujan di Kawasan Delta Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan SIG. Jurnal dalam Perteman Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 β 15 September 2005. Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi Hidrologi. Malang: Jogja Mediautama Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi. Jakarta: PT Gramedia. Karunia,Y. 2013. Studi Perencanaan Tata Air Daerah Irigasi Rawa Desa Mengkatip Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Montarcih, L. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung: CV Lubuk Agung.
Mudjiman, A. 1983. Budidaya Bandeng di Tambak. Jakarta: PT Penebar Swadaya. Sawarendro. 2010. Sistem Polder & Tanggul. Yogyakarta: ILWI Setiawan, H & Sidabutar, J. 2007. Perencanaan Jaringan Irigasi Tambak Memanfaatkan Pasang Surut Air Laut di Kali Tenggang Kecamatan Genuk Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. Soeseno, Slamet.1987. Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: PT Gramedia. Sawarendro. 2010. Sistem Polder & Tanggul. Yogyakarta: ILWI Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset. Triono. 1987. Studi Perencanaan Jaringan Irigasi Tambak Udang di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Wibowo, P., Ch. E. Nirarita, S. Susanti, D. Padmawinata, Kusmarini, M.Syarif, Y. Hendriani, Kusniangsih, L. br. Sinulingga. 1996. Ekosistem Lahan Basah Indonesia: Buku Panduan untuk Guru dan Praktisi Pendidikan. Wetlands International β Indonesia Programme. Bogor.
STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DUSUN KEPETINGAN KABUPATEN SIDOARJO
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh :
OKSA EGA HERMAWAN NIM. 105060404111001-64
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENGAIRAN MALANG 2015