PT SARANA GERMINA CIPTA
DOKUMEN PELELANGAN UMUM
Jl. Merpati No. 4 Ranomut - Manado
BAB
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN IRIGASI IKB MODOINDING A.
UMUM 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Kontraktor harus melindungi pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh kontraktor, kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak. Dalam hal direksi pekerJaan menetapkan bahwa standar yang diajukan kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen kontrak. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi calon penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum digunakan, dari tipe/model yang terakhir diproduksi/ dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional Indonesia (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dan edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar Negara asing (ASTM, dsb) yang padanannya (equivalen) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan pengerjaan / jasa / fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada : 8.1. Lingkup pekerjaan. 8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak. 8.3. Spesifikasi Umum : a. Peraturan perundang-undangan terkait, misalnya : - UU tentang Lingkungan - UU tentang Keselamatan Kerja - UU / PP / SK bersama / KPTS tentang Tenaga Kerja - UU / PP tentang Galian C - Perda terkait, dsb b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas. c. Alinyemen dan Survey d. Hari kerja dan jam kerja e. Gangguan dan keadaan darurat, Penyingkiran material. 8.4.
B.
Spesifikasi Khusus : a. Lapangan b. Bangunan/ desain/ pengerjaan spesifik c. Bangunan-banguna umum dan fasilitas-fasilitas public d. Perancah e. Pengaturan lalu Iintas f. Pengendaliall lingkungan
SPESIFIKASI UNTUK MASING-MASING MATA PEKERJAAN
Pasal 1 Persiapan, Pembersihan dan Pekerjaan Sementara 1.1. Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran, investigasi sebelum dimulainya pekerjaan. Pembuatan bangunan sementara, pembersihan dan pekerjaan sementara termasuk pembuatan jalan masuk, pekerjaan konstruksi kayu sementara dan kist dam. Konstruksi bangunan sementara haruslah direncanakan secara rasional. 1.2. Pekerjaan Persiapan Penetapan patok-patok pembebasan tanah dan patok-patok pengukuran sebelum pekerjaan dimulai. Patok-patok BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII - 1
PT SARANA GERMINA CIPTA
DOKUMEN PELELANGAN UMUM
Jl. Merpati No. 4 Ranomut - Manado
trase pekerjaan dan patok-patok pengukuran yang terpasang haruslah dicek Iagi. Lebih-Iebih apabila jangka waktu antara pembebasan tanah dan saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan cukup lama dan diantaranya mungkin ada patok-patok semacam ini yang harus diganti atau dikembalikan pada posisi semula.
Pemasangan Patok-patok Pengganti Apabila pada pelaksanaan pekerjaan penggalian atau pembuatan tanggul akan melalui beberapa patok pengukuran yang telah tidak terpasang lagi, maka untuk patok-patok tersebut haruslah dipasang patok-patok pengganti pada lokasi aman yang tidak terganggu oleh pelaksanaan pengganti tersebut. Tetapi penempatan patok-patok pengganti tersebut haruslah dipasang sedemikian sehingga tempat kedudukan patok-patok asli ditemukan walaupun akibat pelaksanaan pekerjaan terakhir sudah berubah.
Pemasangan Patok-patok Bench - Mark sementara Patok-patok terdekat, pondasi bangunan dan batu alam yang besar dan tidak bergerak dapat untuk menempatkan titik tinggi (bench march) sementara. Akan tetapi apabila hal tersebut sukar didapat, maka dapat digunakan lokasi yang aman dengan tanah yang stabil serta tidak terganggu aleh pelaksanaan pekerjaan. Guna mencegah kerusakan patok-patok tersebut selama pelaksanaan pekerjaan, seyogyanya kepala patok di cat merah agar mudah terlihat aleh para pekerja dan dipagar dengan papan. Apabila trase pekerjaan tanah sangat panjang untuk lebih memudahkan supaya patok-patok tetap dipasang pada-beberapa bench mark atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan. Apabila beberapa patok bench mark sementara dibangun pada beberapa tempat, adalah sangat penting untuk mengecek elevasi relatif dari masing-masing patok tersebut. Selain itu selama pekerjaan berlangsung, patok-patok tersebut haruslah dicek secara periadik.
Pengecekan adanya Rintangan Sebelum pekerjaan dimulai, supaya diketahui sebelum adanya rintangan atau halangan pada jalan-jalan masuk yaitu bentuk rintangan, lokasinya atau tingginya antara lain adanya pipa-pipa yang terpendam di dalam tanah yang dapat menghalangi atau memperlambat pekerjaan. Selanjutnya harus dipikirkan cara-cara untuk menghilangkan rintangan tersebut atau melindungi pipa-pipa tersebut dari kerusakan.
Penyingkiran Hal-hal yang tidak Diperlukan Selanjutnya segera setelah pekerjaan akan dimulai, baik untuk pekerjaan penggalian maupun pembuatan tanggul maka rumput-rumput, tanggul-tanggul, pohan, akar-akar yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan supaya disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Pemasangan Papan-papan Profil Profil-profil yang dipasang dengan papan dan tali yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan haruslah dijaga agar tidak bergeser. Karena profil-profil haruslah merupakan konstruksi yang kaku, terutama untuk menunjukkan lereng atau elevasi dasar penggalian. Pada umumnya jarak antara masing-masing profil adalah 10 m untuk ruas yang lurus dan 5 m untuk ruas yang berbelok-belok. Pada pekerjaan-pekerjaan penggalian atau urugan yang volumenya besar dan dilakukan pemasangan profil cukup dengan papan dengan jarak antara yang lebih dekat dan dilengkapi dengan tali-tali. Pada pekerjaan pengurugan untuk lokasi yang dangkal dapat digunakan tiang bambu yang dilengkapi bendera tetapi untuk lokasi yang airnya cukup dalam digunakan pelampung.
Pasal 2 Pekerjaan Tanah 2.1. Persiapan Medan 2.1.1. Pemborong harus melakukan pekerjaan pendahuluan dalam bentuk penyiapan medan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Persiapan medan dilaksanakan dengan membersihkan dan mengupas permukaan tanah, membongkar dan rnenyingkirkan semua halangan dan rintangan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai dengan perintah Direksi. 2.1.2. Pembersihan dilakukan terhadap semak belukar, tumbuhan / rumput liar lainnya, akar-akar dan tunggul kayu, sampah, puing dan benda-benda tak terpakai lainnya. Termasuk menyingkirkan, mengangkut dan membuang keluar dari lokasi proyek ke tempai yang ditentukan Direksi. Penebangan pohon Iindung atau pohon besar lainnya,i pembongkaran bangunan atau bagian-bagiannya harus dengan izin dan persetujuan tertulis Direksi. 2.1.3. Apabila pembersihan dilakukan pada tebing atau lereng yang curam dan pencabutan tumbuhan dan akarnya dapat membahayakan kestabilan lereng tersebut maka pemborong harus melandaikan kecuraman lereng tersebut dengan membentuk tangga pada permukaan lereng atau membuat konstruksi bronjong sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi. 2.1.4.
Apabila sisa-sisa pembersihan akan dibakar ditempat maka pembakaran harus dilaksanakan tanpa membahayakan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII - 2
DOKUMEN PELELANGAN UMUM
PT SARANA GERMINA CIPTA Jl. Merpati No. 4 Ranomut - Manado
lingkungan setempat dibawah pengawasan langsung dari pemborong. Kelalaian yang menimbulkan kerugian materi pihak ketiga menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya. 2.2. Elevasi Permukaan Tanah Asli Setelah pekerjaan seperti yang tercantum dalam pasal diatas dilaksanakan, pemborong wajib mengukur elevasi permukaan tanah asli di beberapa tempat sesuai petunjuk Direksi. Hasil pengukuran harus direkam untuk dipergunakan sebagai dasar perhitungan pemborongan dalam pekerjaan tanah. 2.3. Pekerjaan GalianTanah 2.3.1. Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan sesuai pedoman Direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan selesai harus dengan petunjuk pada pasal Pekerjaan Timbunan Tanah. 2.3.2.
Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuai dengan garis kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan retunjuk Direksi.
2.3.3.
Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanan disekitarnya terjamin.
2.3.4.
Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat kelalaian dan cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batu sehingga padat dan biaya pekerjaan tersebut menjadi beban pemborong.
2.3.5.
Apabila Direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung pemborong dapat diperintahkan untuk merubah bentuk kemiringan lereng, kedalaman maupun perintah lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari Direksi. Pemborong tidak dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.
2.3.6.
Apabila Direksi memerintahkan untuk mengubah sumbu jalur galian dari rencana semula maka pekerjaaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada pasal mengenai Persiapan Medan.
2.3.7.
Untuk menjaga agar dasar galian tetap kering pasal mengenai Pelaksanaan Pekerjaan dalam keadaan kering, tetap berlaku.
2.3.8.
Penggalian / perataan tanah lokasi pekerjaan dapat menggunakan tenaga manusia dgan alat sederhana, atau depat juga mengguanakan alat berat (misalnya : shovel, backhoe, dragline, trackdoser atau clam shell), apabila itu dianggap perlu digunakan dilokasi pekerjaan.
2.4. Tanah Hasil Galian 2.4.1. Sisa tanah hasil galian yang tidak dipakai harus disingkirkan dan dibuang ke lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan pasal berikut ini. Pembuangan tanah ini harus segera dilakukan setelah pekerjaan galian agar tidak terjadi penumpukan tanah di sekitar lokasi pekerjaan. 2.4.2.
Tanah hasil galian yang akan dipergunakan kembali untuk pekerjaan selanjutnya harus diletakkan dan ditempatkan sedemikian rupa agar memudahkan penggunaan selanjutnya dan tidak mengganggu pekerjaan lainnya.
2.5. Lokasi Buangan Tanah Pemborong harus membuang sisa tanah hasil galian dengan jarak kurang lebih 200 m dari lokasi proyek.
2.6. Galian Tanah Untuk Pipa dan Kabel (jika diperlukan) Galian tanah untuk pemindahan pipa dan kabel harus dikerjakan sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh instansi yang mengolah pipa dan kabel yang bersangkutan.
2.7. Galian Tanah untuk Pondasi 2.7.1. Galian tanah untuk pondasi saluran harus mencapai kedalaman sesuai dengan tercantum di dalam gambar rencana. Apabila ternyata lunak maka atas perintah Direksi, Pemborong harus menggali sampai kelapisan tanah keras (pasir beku). Kelebihan galian akan diperhitungkan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan tambah kurang dengan harga satuan yang tercantum di dalam perjanjian kontrak. 2.7.2.
Semua sisa-sisa akar, humus, bahan organik dan kotoran lainnya harus dikeluarkan dan disingkirkan.
2.7.3.
Sebelum pekerjaan konstruksi saluran dimulai, permukaan tanah pondasi harus ditinjau Direksi untuk dimintakan persetujuan.
2.7.4.
Permukaan tanah pondasi harus kering.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII - 3
PT SARANA GERMINA CIPTA
DOKUMEN PELELANGAN UMUM
Jl. Merpati No. 4 Ranomut - Manado
2.8. Pekerjaan Timbunan Tanah 2.8.1. Tanah untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari semua kotoran, sampah dan bahan organik lainnya. Apabila Pemborong akan mempergunakan tanah bekas galian maka harus ada persetujuan Direksi sebelumnya. 2.8.2.
Garis permukaan timbunan yang diajukan dalam gambar rencana adalah garis permukaan timbunan dalam keadaan padat.
2.8.3.
Dasar permukaan tanah untuk pembuangan tanggul harus bersih.
2.9. Pemadatan Penimbunan Tanah 2.9.1. Timbunan tanah yang menuntut derajat kepadatan tertentu harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada ayat-ayat berikut ini. 2.9.2.
Bahan timbunan harus dihamparkan merata lapis demi lapis sampai tercapai berdasarkan ketentuan dalam gambar rencana. Kadar air harus tetap dijaga agar pemadatan berlangsung optimal. Apabila kadar air dari tanah timbunan terlalu tinggi maka proses penghamparan lapis berikutnya harus ditunda untuk menurunkan kadar air lapisan timbunan yang bersangkutan. Pemadatan baru dapat dilakukan apabila kadar air telah mencapai derajat yang memadai.
2.9.3.
Penghamparan lapisan baru boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan Direksi.
2.9.4.
Direksi berhak untuk memeriksa dan menguji derajat kepadatan timbunan tanah untuk setiap lapisan timbunan. Apabila kepadatan lapisan yang diperiksa belum memenuhi persyaratan maka pekerjaan timbunan berikut harus ditunda sampai kepadatan lapisan yang beisangkutan mencapai ketentuan yang berlaku.
2.9.5.
Pemborong harus memperhatikan dan memperhitungkan terhadap penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang dikerjakan sehingga hasil akhir dari pekerjaan timbunan sesuai dengan garis dan elevasi yang tercantum dalam gambar rencana, atau disesuaikan dengan kondisi lokasi dengan persetujuan dari direksi lapangan selama itu dipandang perlu.
2.9.6.
Pemborong wajib meratakan semua permukaan timbunan sehingga mempunyai bentuk akhir sesuai dengan gambar rencana.
2.10. Timbunan Kembali 2.10.1. Yang dimaksud dengan timbunan kembali adalah penimbunan tanah di tempat-tempat bekas galian ini sekitar bangunan yang harus selesai dibuat atau penutup bekas galian pipa atau kabel. 2.10.2. Semua persyaratan mengenai mutu tanah timbunan dan pemadatan pada ayat-ayat pasal-pasal berikut harus dipenuhi. 2.10.3. Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil sebaik mungkin. 2.10.4. Semua biaya perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi akibat dari kelalaian Pemborong merupakan beban Pemborong. 2.10.5 Pekerjaan timbunan kembali terhadap bangunan atau jalan yang diperkeras harus mencakup perbaikan bangunan dan jalan tersebut termasuk konstruksi perkerasan dan lapisan aspalnya.
Pasal 3 Pekerjaan Saluran Irigasi 3.1. Material Batu Belah / Batu Kali 10-30 cm Batu Pecah/Kerikil (Agregat Kasar) 1-3 cm Pasir Kasar Pasir Halus Pasir Beton Besi tulangan Ø 10 mm; Besi Beugel Ø 6 mm
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII - 4
DOKUMEN PELELANGAN UMUM
PT SARANA GERMINA CIPTA Jl. Merpati No. 4 Ranomut - Manado
3.2. Peralatan Alat ukur / Water Pass Beton Molen 3.3. Pekerjaan Pembuatan Saluran irigasi 3.3.1. Pekerjaan T anah Penggalian dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan atau perubahan yang terjadi pada Risalah Anwijzing atau atas petunjuk pengawas lapangan. Apabila pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran pada bagian-bagian tanah yang renggang maka pada pertemuan tersebut harus dikeluarkan. Untuk menghindari genangan air yang keluar dari dalam tanah atau permukaan tanah (Aliran Air Muka) harus dilakukan coferdam atau dilakukan pemompaan air. Kelebihan tanah atau galian yang dipergunakan harus dikeluarkan dari kawasan lokasi pekerjaan dalam janqka waktu 1 X 24 Jam. 3.3.2.
Pekerjaan Urugan Tanah Urugan tanah dilakukan dengan cara lapis demi lapis setiap 20 cm kemudian dipadatkan dengan mesin Stemper Tanah urug yang digunakan harus mendapatkan persetujuan pengawas lapangan dan tanah tersebut harus bebas dari segala kotoran serta tidak berlumpur dengan syarat Plastic Indeks P.I. < 35 % (P.I).
3.3.3.
Pekerjaan Urugan Pasir Urugan pasir / lapisan pasir dikerjakan pada permukaan tanah yang sudah dibersihkan dari kotoran-kotoran terlebih dahulu. Peil telah diperiksa dan disetujui oleh pengawas lapangan. Pasir yang digunakan adalah pasir urug yang sudah bersih dari kotoran dan selanjutnya untuk mendapatkan pemadatan yang sempurna harus dilakukan penyiraman dengan air.
3.3.4.
Pekerjaan Batu Kcsong Batu Kosong yang digunakan adalah batu belah yang padat tidak berongga dan cara pemasangan / penyusunan batu dilakukan ikatan serta pada bagian yang kosong antara satu batu dengan batu lainnya diisi dengan pasir urug dan dinyatakan cukup oleh pengawas lapangan yang terlebih dahulu dilakukan dengan penyiraman air.
3.3.5.
Pekerjaan Batu Kali pasangan Batu Kali dilaksanakan pada dinding/lantai saluran dan pondasi duieker. Batu yang digunakan adalah batu yang padat dan tidak berongga dengan uk. batu 10 - 30 cm atau oleh pengawas dinyatakan setuju baru dilakukan ikatan berdiri. Pada bagian batu dengan batu lainnya diisi spesi dengan campuran 1 pc : 4 psr yang terisi penuh dan tidak dibenarkan untuk pelaksanaan terdapat celah antara batu dengan batu lainnya. Pasangan dinyatakan sempurna apabila permukaan bidang yang ditonjolkan benar-benar rata tegak lurus dan tidak bergelombang. Pengawas dapat memerintahkan pembongkaran dan dikerjakan kembali apabila pekerjaan tidak sesuai petunjuk dan gambar pelaksanaan.
3.3.6.
Pekerjaan Beton Bertulang Besi beton yang dipergunakan adalah baja batangan bulat panjang tanpa karatan, yang sesuai standar SNI-A. Susunan tulang baja pokok dan pembagi jarak dilaksanakan sesuai gambar dengan ikatan simpul silang dari kawat baja beton. Pelaksanaan Pekerjaan beton bertulang pada plat duieker dengan ketebalan 20 cm, dengan mutu beton K.225 dengan 2 lapisan penulangan. Pekerjaan dapat dimulai apabila sudah dilakukan pemeriksaan oleh pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Rangkaian tulangan antara bekisting harus menggunakan tahu beton dengan ketebalan 2,5 cm dan ukuran potongan 5 X 5 cm. Kerikil dan pasir yang digunakan harus padat keras dan tahan lama, bersih dalam arti tidak akan mempenqaruhi baja beton dan memperlemah kekuatan dan daya dukung beton. Adukan beton dari kerikil, pasir beton dan air dengan perbandingan air maksimum 55 Itr air untuk 100 Kg semen dan untuk kekentalan beton harus melihat keadaan cuaca atau kelembaban yang tinggi pada area pekerjaan. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah masa proses pengeringan beton sudah 28 hari kalender dihitung mulai adukan terakhir pekerjaan beton yang dikerjakan / dibentuk.
3.3.7.
Pekerjaan Plesteran Pekerjaan plesteran dilakukan pada bidang-bidang yang terbuka atau sesuai gambar pelaksanaan. Bahan pasir yang digunakan adalah pasir yang halus keras dan bersih dengan adukan 1 pc : 2 psr dengan ketebalan 1,5 cm. Permukaan bidang hasil plesteran harus benal-benar rata tidak dibenarkan bergelombang, dan dilicinkan.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII - 5