Hubungan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo Oleh: Resalia Tirsa Ichsan1, Meity Monomimbar dan Warni Sumar2 Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian Ini bertujuan untuk mendeskripsikan Hubungan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dirancang sebagai jenis penelitian kuantitatif korelasional. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik kuisioner yang berisi aspek-aspek kedua variabel tersebut, dan data yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang positif. Dari hasil perhitungan diperoleh suatu persamaan regresi yaitu 𝑌=39,87+0,55X jadi 𝑌=40,42. hal ini berarti bahwa setiap kenaikan satu unit pada variabel X akan diikuti oleh bertambahnya 0,55 satuan pada variabel Y. Regresi antara Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan berbentuk regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan pimpinan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo sebesar 57,76% dan sisanya 42,24% ditentukan oleh variabel lain Saran-saran : 1) lebih meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan, diharapkan instansi dapat menerapkan sistem informasi manajemen kepegawaian lebih baik dari sebelumnya sebab dengan adanya sistem informasi manajemen kepegawaian yang baik maka efektivitas pengambilan keputusan juga dapat ditingkatkan menjadi lebih baik maka aspek-aspek sistem informasi manajemen kepegawaian senantiasa dapat selalu dilaksanakan, 2) Agar penggunaan sistem informasi manajemen kepegawaian menggunakan pengolahan data secara otomatis agar dapat membantu dalam efektivitas pengambilan keputusan, 3) sistem informasi manajemen kepegawaian juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor pengumpulan data-data, penggunaan data-data dari para pegawai, pengolahan dan penyimpanan laporan data pegawai, 4) Agar peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih banyak lagi tentang aspek-aspek yang harus ada dalam sistem informasi manajemen kepegawaian dan faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan. Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, Efektivitas Pengambilan Keputusan
1
Resalia Tirsa Ichsan, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2 Meity Monomimbar dan Warni Sumar, Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Salah satu masalah nasional yang sedang dihadapi oleh bangsa indonesia saat ini yaitu penanganan tentang rendahnya kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset yang sangat berharga dan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan suatu instansi, baik dalam instansi pemerintah maupun swasta. Namun sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap instansi tidak dengan sendirinya dapat bekerja secara efektif tanpa adanya program pengembangan sumber daya manusia yang sistematis. Pengembangan sumber daya manusia mutlak dilakukan apabila suatu instansi ingin berkembang, maju dan tetap eksis. Maka, kegiatan instansi yang terbesar yaitu mengembangkan sumber daya manusia agar dapat membangun sistem informasi manajemen kepegawaian secara efektif dan efisien sehingga mencapai produktivitas yang diharapkan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian khususnya Pasal 34 (ayat 2), yakni perlu diselenggarakan dan dipelihara Sistem Informasi yang dikembangkan dan dioperasikan melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawain dengan tujuan agar Badan Kepegawain Daerah dapat memiliki kemampuan mengelola serta memberikan berbagai informasi tentang Pegawai Negeri Sipil yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian, serta mendukung perumusan kebijaksanaan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian lebih lanjut diatur dalam keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian merupakan suatu totalitas terpadu yang terdiri dari perangkat pengolah meliputi pengumpul prosedur, tenaga pengolah dan perangkat lunak, perangkat penyimpanan meliputi pusat data dan bank
data
serta
perangkat
komunikasi
yang
saling
berkaitan,
saling
ketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi dibidang kepegawaian. Keberadaan Sistem informasi manajemen kepegawaian mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas instansi pemerintah. Informasi yang dihasilkan dari berbagai cara pengolahan data melalui sistem informasi manajemen kepegawaian tersebut diperuntukkan bagi keperluan pimpinan untuk mengambil sebuah keputusan. Menurut Siagian (dalam Rolasmana, 2013: 6) bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Berdasarkan observasi awal di lapangan bahwa pengelolaan informasi masih bersifat manual, artinya fasilitas yang digunakan belum sepenuhnya menggunakan fasilitas yang modern/otomatis. Dan pimpinan masih kurang melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Seorang pimpinan dalam mengambil keputusan tidak memberikan informasi kepada bawahan sehingga masih terdapat kesalahan dalam menempatkan pegawai, kerena tidak sesuai dengan kemampuannya. Seorang pimpinan dalam mengambil suatu keputusan kadang terburu-buru tanpa memperhatikan kelemahan dan kekuatan dari para bawahan,
sehingga
bawahan
disini
sangat
bertanggung
jawab
dalam
melaksanakan tugas yang diberikan seorang pemimpin karena dalam pengambilan keputusan mereka tidak dilibatkan ataupun diberikan informasi mengenai keputusan apa yang telah di ambil oleh pimpinan. Kebutuhan perangkat sistem informasi manajemen kepegawaian yang berkualitas dan modern mampu memberi pengaruh besar bagi kemajuan instansi, khususnya dalam membantu mempercepat pengambilan keputusan. Rumusan masalah antara lain: 1) Bagaimana Sistem Informasi Manajemen kepegawaian di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo ?. 2) Bagaimana Efektivitas Pengambilan keputusan pimpinan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo? 3) Apakah terdapat hubungan yang positif antara Sistem Informasi Manjemen
kepegawaian dengan efektivitas pengambilan keputusan Pimpinan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo ? KAJIAN TEORI A. Efektivitas Pengambilan Keputusan a. Efektivitas pengambilan keputusan Ardianto (2008:11) Efektivitas pengambilan keputusan adalah keputusan yang tepat sesuai konteks kebutuhan atau tujuan sebagai reaksi atas suatu problem tertentu berdasarkan alternatif yang akan diimplementasikan. Sebuah pengambilan keputusan dikatakan efektif jika keputusan yang diambil sesuai dengan faktor internal dan eksternal dari pimpinan. b. Kriteria Pengambilan Keputusan Dermawan (2013:141) menjelaskan pengambil keputusan dalam organisasi dapat menggunakan beberapa kriteria pengambilan keputusan yang beretika: a) Paham manfaat, b) Fokus pemenuhan hak, c) Berdasrkan pertimbangan keadilan, d) Fokus pemenuhan kewajiban, dan e) Pandangan efek reputasi. c. Tahap-Tahap Efektivitas Pengambilan Keputusan Menurut Simon (dalam Fahmi, 2012:163) mengatakan, untuk mendukung pengambilan keputusan berlangsung melalui empat tahap, yaitu: (a) Intelegence, (b) Design, (c) Choice, dan (d) Implementation. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan Tolbert (dalam Ardianto, 2008: 16) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan adalah : (1) bakat atau intelegensi, (2) Minat, Ketertarikan pada suatu pekerjaan atau bidang kerja yang ada, (3) Kepribadian, karakteristik seseorang seperti konsep dan nilai diri, kebutuhan dan hal-hal yang yang berhubungan dengan orang lain, (4) Prestasi, keahlian pada suatu bidang studi di jenjang pendidikan, (5) Keluarga. meliputi ras, taraf sosial-ekonomi, pekerjaan orang tua, karakteristik dan komposisi keluarga, (6) Ekonomi. Keadaan ekonomi di suatu negara, tingkat pengangguran dan dampak teknologi, dan (7) Kekurangan atau cacat fisik.
Ardianto (2008:18) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari (1) kemampuan kognitif , emosi, bakat atau inteligensi, kesanggupan, sikap, kepribadian, prestasi, pengenalan diri sendiri dan minat. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas keluarga, teman sebaya, ekonomi, pengalaman pendidikan dan kekurangan atau cacat tubuh. B. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian a. Sistem informasi manajemen kepegawaian Musanef (dalam Madjid, 2011:17) mendefinisikan bahwa sistem informasi kepegawaian adalah suatu tatanan bagi proses ketepatan waktu, ketelitian, konsistensi, kelengkapan dan keterkaitan informasi yang diperlukan untuk menunjang administrasi berkaitan dengan pegawai di instansi sehingga dapat dikelola informasi tentang pegawai. Sedangkan Menurut Simamora (dalam Saputra, 2011:31) sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia,
aktifitas-aktifitas
personalia,
karakteristik-karakteristik
unit-unit
organisasi. b. Kriteria Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Sebuah sistem Informasi kepegawaian haruslah dirancang untuk menyediakan informasi tentang pegawai. Untuk mengukur apakah informasi tersebut memiliki kualitas atau tidak, kita dapat mengujinya dengan lima dimensi tersebut yaitu: (a) Ketepatan
Waktu
terdiri
dari
mepercepat
pelaporan
informasi,
Cepat
mengumpulkan data, cepat mengedit data, Cepat meringkas hasil-hasil data yang telah dikumpulkan, dan Mengoreksi error dengan cepat. (b) Ketelitian terdiri mengontrol informasi yang dihasilkan, memberikan informasi secara otomatis, memberikan informasi secara manual, menerima editing yang sesuai, dan keseimbangan pengawasan. (c) Konsistensi terdiri dari data diproses secara konsisten,
data
diproses
secara
seragam,
Tidak
menyebabkan
distorsi/kesalahpahaman informasi, dan memiliki prosedur yang memungkinkan sistem berubah. (d) Kelengkapan yang terdiri dari Kebutuhan pengambil
keputusan dalam bentuk yang diringkas, laporan-laporan dirancang untuk tidak mengakibatkan keterlambatan informasi. (e) Keterkaitan terdiri dari Sesuai untuk mendukung setiap tingkatan manajemen, Terhubung secara langsung pada setiap tingkatan manajemen. (Fahmi, 2012:252). METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan teknik korelasional, Karena Penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan dua variabel. Desain dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Y
X
Keterangan : X= Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Y= Efektivitas Pengambilan Keputusan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sistem informasi manajemen kepegawaian dengan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan di dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan olahraga provinsi gorontalo. dari hasil perhitungan persamaan regresi diperoleh suatu hubungan regresi 𝑌 = 39,87 + 0,55X. jadi hasil dari 𝑌=40,42 hasil perhitungan persamaan regresi ini mengandung makna bahwa setiap terjadi peningkatan sebesar 1 unit pada variabel X akan diikuti oleh peningkatan sebesar 0,55 unit variabel Y. dengan kata lain semakin baik sistem informasi manajemen kepegawaian, maka efektivitas pengambilan keputusan pimpinan juga semakin efektif. Sebaliknya semakin buruk sistem informasi manajemen kepegawaian maka efektivitas pengambilan keputusan juga buruk. Dalam uji signifikan diperoleh harga 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 9,39. sedang dari daftar distribusi t diperoleh 𝑡 1−0.05
(66−2)
=𝑡 0.95
(64)
=2,00. ternyata harga
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
lebih besar dari 𝑡𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 (9,39 2,00 ). Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan dapat
menerima 𝐻𝑎 . dengan demikian dapat disimpulkan Sistem Informasi Manajemen Kepegwaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan di dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan olahraga provinsi gorontalo memiliki hubungan yang positif. Selanjutnya Dari hasil perhitungan koofisien korelasi diperoleh harga r = 0,76 dan koofisien determinan r2 = 0,5776. Hal ini berarti bahwa tingkat hubungan Sistem Informasi Manajemen Kepegwaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan di dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan olahraga provinsi gorontalo adalah 57,76%. Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo Sistem informasi manajemen kepegawaian memiliki hubungan dengan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan hal ini terlihat pada aspek ketepatan waktu terhadap efektivitas pengambilan keputusan pimpinan artinya sistem informasi manajemen kepegawaian dalam hal ini kepegawaian dapat memberikan pelayanan informasi pada saat dibutuhkan sehingga pimpinan dapat membuat strategi lebih cepat dalam melakukan pengambilan keputusan hal ini dimungkinkan karena sistem informasi manajemen kepegawaian yang dimiliki telah mampu mempercepat laporan informasi, mengumpulkan dan memperbaiki data pegawai, mampu meringkas hasil-hasil data yang telah dikumpulkan dan mengoreksi kesalahan informasi dengan cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Husain dan Wibowo (2002: 10) yang mengatakan bahwa salah
satu
fungsi
sistem
informasi
manajemen
kepegawaian
adalah
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi secara tepat untuk mendukung pembuatan keputusan. Pada aspek ketelitian dengan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan artinya sistem informasi manajemen kepegawaian dalam hal ini kepegawaian telah dapat memberikan pelayanan informasi secara teliti sehingga pimpinan dapat membuat strategi lebih baik dan lebih tepat dalam melakukan pengambilan keputusan secara efektif. Pada aspek konsistensi terhadap efektivitas pengambilan keputusan pimpinan artinya sistem informasi manajemen kepegawaian dalam hal ini kepegawaian telah memberikan pelayanan informasi dengan konsisten
sehingga pimpinan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan efektif, Hal ini dimungkinkan karena variasi apapun yang digunakan dalam pengumpulan data, tidak akan mengubah informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Pada aspek kelengkapan terhadap efektivitas pengambilan keputusan pimpinan bahwa kepegawaian dapat memberikan pelayanan secara lengkap sehingga pimpinan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan efektif, Hal ini dimungkinkan karena informasi yang diberikan kepada pembuat keputusan dalam bentuk yang telah diringkas serta laporan telah dirancang untuk menghindari keterangan yang berlebihan. Sedangkan Pada aspek keterkaitan terhadap efektivitas pengambilan keputusan pimpinan bahwa aspek tersebut telah memberikan informasi yang sesuai kepada pimpinan agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan efektif. Hal ini dimungkinkan karena informasi yang dihasilkan telah sesuai guna mendukung setiap tingkatan manajemen yang menggunakannya. Tetapi sistem informasi manajemen kepegawaian di dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan olahraga provinsi gorontalo masih terdapat kesulitankesulitan yang terjadi dalam pengolahan data pegawai. Mereka masih menggunakan pengolahan data secara manual sehingga masih perlu diberikan pelatihan untuk cara pengolahan data secara otomatis. Dijumpai pimpinan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Provinsi Gorontalo Tahun 2014 masih menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan, hal tersebut karena adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan. kemampuan pimpinan dalam mengambil keputusan yang efektif dapat dipengaruhi juga oleh faktor posisi/kedudukan, masalah, situasi, kondisi dan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan yang ada Di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Provinsi Gorontalo Tahun 2014 sudah cukup baik diterapkan, antara lain pimpinan melibatkan seluruh bawahan tanpa memandang dari faktor internal maupun eksternal dari bawahan. Hanya saja seorang pimpinan belum memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk menentukan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan kadang seorang pimpinan terburu-buru dalam
mengambil suatu keputusan tersebut tanpa memikirkan kelemahan maupun situasi dari para pegawai. Berdasarkan temuan penelitian ini menunjukan bahwa 42,24% variasi yang terjadi pada efektivitas pengambilan keputusan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo memiliki hubungan yang signifikan oleh faktor lain. Menurut Sumaryanto (2011: 7) Faktor lain yang dapat mempengaruhi Efektivitas Pengambilan Keputusan pimpinan tersebut antara lain (1) posisi/kedudukan, Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker), ataukah staf (staffer), (2) Masalah atau problem adalah apa yang terjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan, (3) Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat, (4) Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita, dan (5) Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/telah ditentukan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo berada pada klasifikasi Sangat Baik. Dengan adanya sistem informasi manajemen kepegawaian pimpinan dapat mengambil keputusan secara efektif. 2. Efektivitas Pengambilan Keputusan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo berada pada klasifikasi sangat baik. Karena pimpinan untuk mengambil keputusan tidak memandang dari faktor internal maupun eksternal dari bawahan.
3. Hubungan yang positif antara sistem informasi manajemen kepegawaian dengan efektivitas pengambilan keputusan di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo dari hasil perhitungan persamaan regresi diperoleh suatu hubungan regresi 𝑌 = 39,87 + 0,55X. hasil perhitungan koofisien korelasi diperoleh harga r = 0,76 dan koofisien determinan r2 = 0,5776. Hal ini berarti bahwa tingkat hubungan Sistem Informasi Manajemen Kepegwaian dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan di dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan olahraga provinsi gorontalo adalah 57,76% dan 42,24% dipengaruhi oleh faktor lain. B. Saran Dengan memperhatikan hasil dan pembahasan di atas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo : untuk lebih meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan diharapkan
instansi
dapat
menerapkan sistem informasi
manajemen
kepegawaian lebih baik dari sebelumnya sebab dengan adanya sistem informasi manajemen kepegawaian yang baik maka efektivitas pengambilan keputusan juga dapat ditingkatkan menjadi lebih baik maka aspek-aspek sistem
informasi
manajemen
kepegawaian
senantiasa
dapat
selalu
dilaksanakan. 2. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo : Agar penggunaan sistem informasi manajemen kepegawaian menggunakan pengolahan data secara otomatis agar dapat membantu dalam efektivitas pengambilan keputusan dan agar lebih baik . 3. Bagi pegawai : sistem informasi manajemen kepegawaian juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor pengumpulan data-data, penggunaan data-data dari para pegawai, pengolahan dan penyimpanan laporan data pegawai. Oleh karena itu hendaknya jika kepegawaian ingin meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan perlu juga memperhatikan faktor-faktor tersebut. Apabila tidak dikontrol dengan baik, maka tidak mungkin sistem
informasi manajemen kepegawaian ini menjadi baik untuk kemajuan instansi ataupun perkembangan dari pegawai. 4. Bagi Peneliti : Agar peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih banyak lagi tentang aspek-aspek yang harus ada dalam sistem informasi manajemen kepegawaian dan faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Y. 2008. Efektivitas pengambilan keputusan. Yogyakarta: Kanisius (IKAPI) Bijaksana, W dan Rahmadana, F. 2002. Pengaruh sistem informasi manajemen Dan struktur organisasi terhadap efektivitas pengambilan keputusan Pada kantor pelayanan bea dan cukai tipe a belawan. Jurnal Ilmiah: dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara. Volume 02 Nomor 02 Oktober 2002. Halaman 37. Bram, Y. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan Pt Rambang Dengan Menggunakan Metode Epic Model. Jurnal: dipublikasikan Alumni Magister Manajemen Universitas Sriwijaya. Vol 3 No. 6 Desember 2005. Halaman 1-23. Dermawan, R. 2013. Pengambilan Keputusan Landasan Filosofis, Konsep dan Aplikasi. Bandung: CV Alfabeta. Diana, L. 2013. Persepsi pegawai terhadap pengambilan keputusan oleh pimpinan pada Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten agam. Jurnal: dipublikasikan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Volume 1 Nomor 1 Oktober 2013. Halaman 101-461. Fahmi, I. 2012. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: CV alfabeta. Firman, A. 2011. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Kantor PT. Bosowa Marga Nusantara. Jurnal Ilmiah Masagena Kopertis. Volume VI Edisi 2 Mei 2011. Halaman 1-15. Haryanta. 2008. Pengaruh Penggunaaan Sistem Informasi Perpustakaan (Sipus Terpadu Versi 3) Terhadap Kinerja Pelayanan Sirkulasi di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Skripsi: dipublikasikan Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Halaman 1-123. Husein, F. dan Wibowo, A. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Yokyakarta: UPP AMP YPKN.
Ismail, M. 2004. Konsep Sistem Informasi Manajemen. Jurnal: dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara. Halaman 1-5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Madjid, P. 2011. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) pada Badan Kependudukan dan keluarga berencana nasional. Skripsi: dipublikasikan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Volume 27 Desember 2013. Halaman 17-35. Nugroho, E. 2008. Sistem Informasi Manajemen Konsep, Aplikasi, & Perkembangannya. Yogyakarta: CV Andi Offset. Nuraida, I. 2012. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI). Nurbaity, S. 2010. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Berbasis Web. Skripsi : dipublikasikan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 23 Agustus 2010. Halaman 1-257. Riduwan. 2013. Metode & Teknik menyusun Proposal Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Rolasmana, M. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Efektivitas Pengambilan Keputusan, Dan Pemberian Kompensasi Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Keuangan Pada Swalayan Di Tanjungpinang. Jurnal: Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Halaman 1-20. Saputra, D. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Siagian, S. 2011. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV Alfabeta. Sumaryanto. 2011. Upaya Pengambilan Keputusan yang Tepat. Dipublikasikan Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. 31 Januari 2011. Halaman 1-12. Suyono. D. 2008. Pengambil Keputusan Yang Rasionil Merupakan Tolok Ukur Efektifitas Kepemimpinan. Halaman 1-3.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Wiludjeng, S. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yanti, H. 2013. Persepsi Guru Terhadap Pengambilan Keputusan Oleh Kepala Sekolah di Smp Negeri Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Jurnal: dipublikasikan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Volume 1 Nomor 1 Oktober 2013. Halaman 84-461. Zakiyudin, A, 2012. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.