PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jurusan pendidikan matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Ayu Amelia Dunggio1 (411 410 011): Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Volume dan Luas Permukaan Limas. Skripsi. Gorontalo. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo. 2014. Pembimbing I Drs. Franky A Oroh M.Si, dan Pembimbing II Nancy Katili S.Pd M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas tentang pengaruh hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada materi Volume dan Luas Permukaan Limas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah dengan yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Volume dan Luas Permukaan Limas.Langkah awal yang digunakan adalah dengan mengadakan uji coba terhadap instrumen,untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini, dengan menguji reliabilitas, validitas dan normalitas data. Pengujian normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa thitung > ttabel , yang berarti hipotesis penelitian yang diajukan tidak diterima atau ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar
Matematika Siswa 1 AYU AMELIA DUNGGIO,411 410 011, JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA, FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA, Drs. FRANKY A. OROH M.Si dan NANCY KATILI S.Pd, M.Pd
Hakikat belajar matematika adalah suatu aktifitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta symbol-simbol, kemudian diterapkan pada situasi nyata. Russel (dalam Uno, 2010:108) mendefenisikan bahwa “matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal itu tersusun baik (konstruktif)secara bertahap menuju arah yang rumit [kompleks] dari bilangan bulat kebilangan pecah, bilangan riil ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, dan menuju matematika yang lebih tinggi”. Matematika memegang peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan pendidikan matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA bahkan di Perguruan Tinggi. Mengingat pentingnya
matematika,
maka
pembelajarannya
harus
diupayakan
mampu
membangkitkan kesungguhan siswa untuk belajar. Hal ini dapat dicapai jika guru memahami bahwa setiap siswa memiliki kemampuan berbeda, sehingga guru dituntut memiliki kesabaran, ketekunan dan kesungguhan dalam penyajiannya. Namun, pada kenyataannya siswa masih kurang mampu dalam memahami matematika dikarenakan karena kurangnya kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, penggunaan matode pembelajaran yang monoton (ceramah), tingkat kemampuan belajar matematika siswa rendah. Sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran matematika yang mengakibatkan siswa sulit untuk berfikir dan memahami tentang matematika itu sendiri sehingga menyebabkan hasil belajar siswa sangat rendah. Salah satu pembelajaran yang bisa memberdayakan siswa dan dapat memudahkan siswa untuk belajar tentang pengetahuan matematika adalah Melalui model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM ). model pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk menunjukan dan memperjelas cara berpikir serta kekayaan dari struktur dan proses kognitif yang terlibat didalamnya.
Menurut Tan ( dalam Rusman, 2013 ; 229 ) “Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan Berdasarkan pembahasan tentang model pembelajaran matematika, tampaklah bahwa siswa yang belajar harus berperan secara aktif membentuk pengetahuan atau pengertian matematika Jadi, bukan hanya menerima secara pasif dari guru.Dalam kaitan ini menurut pandangan pembelajaran berbasis masalah adalah proses pembelajaran yang berasal dari dalam diri siswa untuk melatih kecerdasan dan cara berfikir siswa yang berada dalam sebuah kelompok/lingkungan untuk memecahkan masalah dan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Metode Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 6 Kotamobagu pada kelas VIII semester genap tahun ajaran 2013/2014 Penelitian dilakukan selama ± 3 bulan mulai dari observasi, persiapan, pelaksanaan tes, eksperimen, tes akhir, pengelolaan data hingga penyusunan laporan penelitian. Metode penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Pada penelitian ini nanti akan dipilih dua kelompok belajar secara random kelas pertama akan diberikan perlakuan atau sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua tanpa perlakuan atau sebagai kelas control. Sehingga desain yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design Penelitian ini dilakukan setelah melakukan Uji validitas (validasi Konten dan Empirik) setelah kedua validasi dilakukan dilanjutkan melakukan uji analisis deskpritif dan inferensial. Analisis deskriptif dilakukan untuk menyajikan data setiap variable dalam besaran-besaran statistic seperti rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi), dan menvisualisasikannya kedalam bentuk table distribusi frekuensi dan histogram.
Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji T independent. Pengujian ini di maksudkan untuk melihat apakah sampel kela seksperimen dan kelas control memperlihat kan hasil yang berbeda. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Penelitian ini dilatar belakangi oleh upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi Volume dan Luas Permukaan Limas dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa terlibat aktif dalam kelompok dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Seperti yang dikemukakan pada bab 1, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terhadap Hasil belajar matematika siswa SMP N 6 Kotamobagu. Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yaitu dengan melakukan observasi disekolah dan memperoleh informasi bahwa kedua kelas yang digunakan memiliki kemampuan yang sama ( homogen ). Setelah itu peneliti menyiapkan instrument yang akan digunakan dalam hal ini adalah instrument soal posttest dalam bentuk essay. Sebelum instrument digunakan, terlebih dahulu peneliti melakukan sebuah proses validasi instrument untuk mengetahui apakah soal yang digunakan terlebih dahulu peneliti melakukan sebuah proses validasi instrument untuk mengetahui apakah layak digunakan atau tidak. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa validasi ini dilakukan dalam dua tahap yaitu melalui bimbingan dosen ( Validitas konstruksi ) dan melalui pengujian soal ( Validitas isi ). Setelah dilakukan pengujian pada (lampiran 8), hasil yang diperoleh adalah semua soal valid. Dan untuk menguji
reliabilitas tes, digunakan rumus alpha cronbach dan diperoleh nilai r =0,704 dalam (lampiran 9). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa test ini reliable sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah diketahui bahwa test yang digunakan sudah valid dan reliable, selanjutnya adalah pelaksanaan perlakuan pada kedua sampel. Untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelaajaran berbasis masalah sedangkan kelas control diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Setelah kelas eksperimen dan kelas control mendapat perlakuan, guru memberikan soal post-test. Pemberian soal post-test ini bertujuan untuk melihat hasil belajar matematika siswa. Dari hasil post-test yang diberikan diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah yang diperoleh adalah dengan
menggunakan
´x
´x
= 75,9 dan untuk kelas control nilai rata-rata
= 67,1. Hal ini menunjukan bahwa kelas yang diajarkan model
pembelajaran
berbasis
masalah
lebih
tinggi
dibandingkan dengan kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya dilakukan pengujian normalitas terhadap data hasil belajar matematika siswa. Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Untuk kelas eksperimen diperoleh nilai L0=0,0955 untuk taraf nyata α = 0,05 dengan n = 29 diperoleh Ltabel = 0,1634 dapat dilihat bahwa L0 < Ltabel, maka H0 diterima. Dengan demikian hasil belajar matematika untuk kelas eksperimen berdistribusi normal ( lampiran 10 ). Pengujian normalitas data juga dilakukan pada data hasil belajar kelas control, dari hasil belajar matematika diperoleh nilai L0 = 0,0597 dengan taraf nyata α = 0,05 dengan n=30 diperoleh Ltabel = 0,161. Karena L0 < Ltabel dengan demikian kelas control berdistribusi normal. ( lampiran 10).
Setelah pengujian normalitas, selanjutnya adalah pengujian homogenitas terhadap data tes hasil belajar matematika yang diperoleh untuk melakukan pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F ( Uji varians terbesar dibagi uji varians terkecil ). Berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 11) diperoleh nilai Fhitung =1,2908 dan nilai Ftabel = 1,87. Karena Fhitung
ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh thitung = 3,205 dan ttabel = 1,6715 maka H0 ditolak dan terima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi disbandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Volume dan Luas Permukaan Limas. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional, pada pokok bahasan volume dan luas permukaan limas. Saran Berdasarkan pembahasan serta kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru, agar dapat menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan volume dan luas permukaan limas, karena model pembelajaran ini memberikan hasil yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor
hasil belajar kelas eksperimen yang lebih besar dari rata-rata skor hasil belajar kelas control. 2. Perlu adanya penelitian selanjutnya tentang model pembelajaran berbasis masalah untuk materi-materi lain, khususnya materi yang memiliki karakteristik yang sama dengan materi volume dan luas permukaan limas.
DAFTAR PUSTAKA Agus, Supriono. 2009. Cooperative Learning. Surabaya : Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bito, Nursia. 2009. Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Sub Materi Pokok Prisma dan Limas Di Kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo. Tesis. UNESA: Pasca Sarjana. Tidak diterbitkan. Huda Miftahul.2013.Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Purwanto.2009.Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ruseffendi.2006.pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA.Bandung; Tarsito Rusman.2013. Model-Model Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Rizema
Satiatava.2013.Desain
Belajar
Mengajar
Kreatif
Sains,Jogjakarta :Diva Press Sudjana Nana,2002. Metoda Statistika, Bandung : PT Tarsito Bandung Sugiyono.2012. Metode penelitian Statistik, Bandung : Alfabeta
Berbasis