PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN ASESMEN KINERJA TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 MAS-UBUD TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DITINJAU DARI KONSEP DIRI AKADEMIK Oleh Ni Wayan Martini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara prestasi belajar akuntansi siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja dengan yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Populasi penelitian siswa kelas X AKuntansi SMKNegeri 1 Ubud tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 84 orang. Sampel diambil dengan cara random sampling dengan jumlah sampel 84 orang yang tebagi menjadi dua kelas. Kelas Xak1 = 42orang sebagai kelas eksperiman dan kelas Xak2 = 42 orang sebagai kelas kontrol. Rancangan dalam penelitian ini adalah Post test only control group design. Untuk pengumpulan data digunakan metode tes dan kuisener. Setelah eksperimen berakhir data dianalisis dengan analisis anava satu jalur dan kovarian (anakova). Hasil penelitian menunjukkan (1) hasil belajar akuntansi siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan prestasi siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional (Fhitung = 39.088 > Ftabel =3,96 dengan p < 0.05). (2) Hasil belajar akuntansi siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan hasil siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional setelah kovariabel konsep diri siswa dikendalikan (F hitung = 16.2059 >Ftabel =3,96 dengan p < 0,05). Berdasarkan temuan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja berpengaruh terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X semester 2 SMK Negeri 1 Mas-Ubud tahun pelajaran 2011/2012 setelah kovariabel konsep diri sebesar 54.07%. Kesimpulan akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran problem berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja berpengaruh terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X semester 2 SMK Negeri-Mas 1 Ubud tahun pelajaran 2011/2012, baik sebelum maupun setelah kovariabel konsep diri dikendalikan Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Konsep Diri, , Hasil Belajar Akuntansi
1
ABSTRACT This research is aimed to find out the difference between aconting Learning achievement applying performance Assessment problem based Learning Model from one with Conventional Learning Model. The population of this research was 84 students of class X SMK Negeri 1 Mas Ubud, Academic Year 2011/2012. This sample was taken in random with the number of samples of 84 students which are divided into two classes. Class Xak1 = 42 students as Experimental Class and Xak2 = 42 students as Control Class. The framework of this research is Post test only control group design. For collecting data, test and questionaire method was applied. As the experiment finished, the data was analized using a single direction analysis anava and covarian (anakova). The result of this research showed that : (1) Acounting Learning achievement of students following Performance Assessment Based problem Based Learning Model indicates a significant difference from one using conventional Learning Model (Fcount = 39.088 > Ftable =3,96 by p < 0.05). (2) Acounting Learning achievement of students following Performance Assessment Based Problem Base Learning Model indicates a significant difference from one using conventional Learning Model after co variable Self Concept and Student Learning Habit are controlled altogether by (Fcount = 16.2059 > Ftable =3,96 by p < 0.05). Based on the research finding, it could be concluded that project Assessment Based Problem Based Learning Model has a prominent impact toward Mathematics Learning achievement of students of class X semester 2 SMK Negeri 1 Mas-Ubud Academic Year 2011/2012 after co variable Self Concept being controlled , by contribution as many as 54.07% The final conclusion obtained from this research is that performancet Assessment Based Problem Based learning Model has a prominent impact toward accounting Learning achievement of students of class X semester 2 SMK Negeri 1 Mas-Ubud Academic Year 2911/2012 either before or after co variable Self Concept being controlled altogether. Key Word: Problem Based Learning Model, Self Concept, Acounting Learning Achievement 1.PENDAHULUAN Tujuan pendidikan memberikan
adalah
untuk
menyiapkan
siswa
pengalaman
menjalani kehidupan dalam era
belajar yang meliputi domain
global. Kemajuan suatu bangsa
kognitif,
ditentukan oleh kemampuan
afektif,
dan
psikomotor secara bermakna,
bangsa tersebut
2
menguasai
ilmu
pengetahuan
dan
yang telah dihadapi oleh dunia
teknologi. Perkembangan ilmu
pendidikan di Indonesia adalah
pengetahuan
teknologi
adanya
krisis
sehingga
berupa
kesenjangan
sangat
dan
pesat,
menuntut
kita
paradigma, dan
mampu
ketidaksesuaian antar tujuan
menguasai dan memanfaatkan
yang ingin dicapai dengan
ilmu pengetahuan, teknologi,
paradigma
dan
Ardana
informasi
bersaing
agar
secara
dapat
yang
digunakan
( dalam Wardana,
kompetitif.
2009: 2). Sebagai ilustrasi
Untuk itu dibutuhkan sumber
tentang kesenjangan ini, siswa
daya manusia yang berkualitas
disekolah
untuk dapat menguasai dan
informasi – informasi yang
mengembangkan
harus
pengetahuan tersebut.
dan
ilmu teknologi
Pendidikan
dijejali
dengan
dikuasai
siswa,
sementara kehidupan di masa
formal
depan menuntut pemecahan
merupakan upaya yang sangat
masalah baru secara inovatif.
strategis untuk meningkatkan
Selain itu rendahnya mutu
kualitas sumber daya manusia,
pendidikan
sehingga pendidikan formal
disebabkan
diharapkan mampu memberi
rendahnya
kontribusi bagi perkembangan
pembelajaran
ilmu
dan
miarso, 2009). Pembelajaran di
teknologi. Namun kenyataan
Indonesia cenderung sangat
pengetahuan
3
di
Indonesia
pula mutu (Yusus
oleh proses hadi
teoritik
dan
tidak
terkait
semakin ketat. Jika Indonesia
dengan lingkungan di mana
tidak ingin kalah bersaing
siswa
dengan
berada.
Akibatnya
negara-negara
lain,
peserta didik tidak mampu
maka usaha-usaha peningkatan
menerapkan
apa
yang
mutu sumber daya manusia
dipelajarinya
di
sekolah.
hendaknya segera dilakukan.
telah
mencabut
Pendidikan
Sehubungan
dengan
itu
anak didik dari lingkungannya
pendidikan formal merupakan
sehingga mereka menjadi asing
salah
satu
wahana
untuk
didalam
menciptakan
sumber
daya
masyarakatnya
sendiri.
manusia yang berkualitas. Dewasa
ini
pembangunan
di
arah
Dalam
bidang
Pemerintah Nomor 19 Tahun
Indonesia
2005 tentang standar Nasional
upaya
Pendidikan pasal 26 poin c
pendidikan
di
ditujukan
pada
peningkatan
sumber
daya
dikemukakan:
manusia (SDM). Sumber daya manusia
yang
Peraturan
Tujuan pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan .
berkualitas
diperlukan untuk menunjang pembangunan dan untuk bisa bersaing di era global dan persaingan
disegala
bidang
kehidupan
yang
dirasa
2. 3.
Tujuan Nasional
Pendidikan
penting
artinya
karena memberikan kesadaran
4
kepada
masyarakat,
tanggung
jawab
bahwa
seperti
Musyawarah
Guru
perbaikan
Mata Pelajaran (MGMP). Di
mutu pendidikan bukan hanya
bidang kurikulum pemerintah
terletak di pundak pemerintah,
juga
melainkan
penyempurnaan baik isi, tujuan
juga
menjadi
tanggung jawab masyarakat.
telah
melakukan
maupun sasaran yang hendak
Inovasi-inovasi di bidang pendidikan
terus
dicapai.
dilakukan
Di
desentralisasi
bidang pendidikan,
pemerintah untuk memperbaiki
pemerintah sejak tahun 2002
mutu
telah
pendidikan.
Adapun
mensosialisasikan
perbaikan itu di antaranya
otonomi
adalah
dalam
melaksanakan
pendidikan
yang
implementasinya
desentralisasi
pendidikan,
memberikan otonomi seluas-
penyempurnaan
kurikulum,
luasnya kepada pihak sekolah
perbaikan manajemen sekolah,
untuk
peningkatan mutu guru dan
pendidikannya
tenaga kependidikan lainnya,
mengacu pada standar minimal
serta
nasional yang ditetapkan.
pengadaan
fasilitas
penunjang lainnya. Di bidang peningkatan
kualitas
mengembangkan namun
Pendidikan
mutu
bermutu
merupakan
tetap
yang syarat
guru dan tenaga kependidikan,
pokok untuk peningkatan mutu
pemerintah telah melakukan
sumber daya manusia dalam
berbagai
memasuki era kesejagatan. Di
jenis
penataran,
5
samping
itu
perlu
di
menjadi lebih baik berorientasi
kesadaran
ke depan, memiliki keberanian
bersama bahwa : (1) komitmen
bertindak sesuai dengan aturan
peningkatan mutu pendidikan
yang
merupakan bagian dari upaya
dengan
untuk
mutu
(2003a: 7) perlu perubahan
sumber daya manusia, baik
paradigma peran dan tugas
sebagai
guru yakni : 1) perubahan
kembangkan
meningkatkan
pribadi
sebagai
maupun
modal
dasar
pembangunan
berlaku. itu
sikap
Sehubungan
menurut
dari
Sadia
konservatif-
bangsa,
tradisional menjadi progresif
merupakan langkah strategis
futuristik, 2) perubahan peran
pembangunan
dari
nasional,
(2)
guru
sebagai
sumber
pemerataan
daya
tampung
informasi menjadi pengelola
pendidikan
harus
disertai
informasi, 3) perubahan sikap
pemerataan mutu pendidikan,
dari
sehingga menjangkau seluruh
pengetahuan menuju belajar
masyarakat (Depdiknas, 2003).
untuk hidup, dan 4) perubahan
Tujuan
pendidikan
belajar
peran
guru
tidak semata-mata penyesuaian
penceramah
dalam
namun
menjadi
meningkatkan kemampuan dan
empatik.
masyarakat,
kemauan kehidupan
untuk
menjadikan
dan
masyarakat
tentang
dari
sebagai
menggurui pendengar
yang
Akuntansi sebagai salah satu
6
mata
Diklat
yang
diajarkan di SMK khususnya
dan
program
peningkatan yang berarti.
keahlian
manajemen,
bisnis
diharapkan
belum
mengalami
Rendahnya
hasil
mampu menjadi salah satu
belajar dapat pula disebabkan
sarana
meningkatkan
beban kurikulum yang sangat
kompetensi siswa khususnya
padat, metode dan pendekatan
dalam
yang diterapkan oleh guru
untuk
bidang
bisnis
manajemen. Kebanyakan siswa
dalam
mengatakan
belum
mata
akuntansi pelajaran
yang
diklat
pembelajaran terbentuknya
serta konsep
merupakan
diri akademik yang positif
sulit
pada diri siswa. Guru dalam
dan
membosankan serta persoalan-
menerapkan
model
persoalan yang muncul sulit
pembelajaran
masih
terpecahkan.
didominasi
siswa
Kebanyakan
mempunyai
perasaan
oleh
konvensional. Guru
model masih
antipati dan beban psikologis
berasumsi bahwa pengetahuan
terhadap mata diklat akuntansi,
dapat dipindahkan secara utuh
sehingga hasil belajar yang
dari pikiran guru ke pikiran
diperoleh tidak optimal. Hal ini
siswa, sehingga guru berfokus
juga terjadi pada hasil belajar
pada penuangan pengetahuan
akuntansi
yang sebanyak-banyaknya ke
di SMK Negeri 1
Mas-Ubud yang belum optimal
kepala
siswa.
Guru
masih
berpandangan dirinya adalah
7
adalah
satu-satunya
sumber
pembelajaran berfokus pada
belajar. Guru merasa belum
siswa (student centre) sehingga
mengajar
menggeser peran guru dari
jika
belum
mentransfer tentang apa yang
pemegang
otoritas
guru ketahui kepada siswanya.
pengetahuan
menjadi
Menurut Piaget tidak semua
fasilitator
pengetahuan
(Depdiknas, 2002b: 2).
dapat
diterima
dengan mudah oleh siswa. Pengetahuan
Model
mediator
pembelajaran
dapat
berbasis masalah adalah salah
namun
satu model pembelajaran yang
pengetahuan fisik dan logika
menjadikan masalah sebagai
tidak dapat ditransfer secara
basis pembelajaran. Guru tidak
utuh dari pikiran guru ke
menjadikan
pikiran
dalam pembelajaran, namun
ditransfer
hapalan
dan
langsung,
siswa
tetapi
harus
konsep-konsep
dibangun sendiri oleh siswa
konsep-konsep
sebagai usaha keras siswa
sendiri
untuk
mengorganisasi
permasalahan yang diberikan
pengalamannya dengan skema
(Wina Sanjaya, 2006: 212).
atau struktur mental yang telah
Permasalahan yang dijadikan
ada (Bodner, 1986). Perubahan
bahan
dari
masalah
pembelajaran
yang
akan
dicari
siswa
dalam
pembelajara yang
adalah ada
berfokus pada guru (teacher
lingkungan
centered)
Sanjaya (2006) menyatakan
menuju
pada
8
siswa.
di Wina
pembelajaran berbasis masalah
pembelajaran
bersandar
digunakan untuk memperbaiki
pada
psikologi
yang
dapat
kognitif yang berangkat dari
sistem
asumsi bahwa belajar adalah
disadari bahwa kemampuan
proses perubahan tingkah laku
siswa
berkat
adanya
pengalaman.
masalah masih kurang menjadi
Belajar
bukan
semata-mata
perhatian
menghapal
sejumlah
fakta,
pembelajaran.
untuk
menyelesaikan
guru.
Akibatnya
apabila siswa dihadapkan pada
tetapi proses interaksi secara
masalah
wajar antara individu dengan
tidak
lingkungan. Melalui proses ini
dengan
siswa akan berkembang secara
berdampak
utuh, dimana siswa tidak hanya
kualitas hasil belajar.
berkembang
pada
Perlu
aspek
banyak siswa yang
dapat
menyelesaikan
baik
sehingga
pada
Proses
rendahnya
pembelajaran
kognitif saja tetapi juga aspek
pembelajaran berbasis masalah
afektif dan psikomotor melalui
merupakan rangkaian aktivitas
penghayatan
pembelajaran
internal
akan
masalah yang dihadapi. Dilihat perbaikan belajar,
dari
kualitas maka
menekankan konteks
penyelesaian
hasil
dihadapi
pembelajaran
pada masalah secara
proses yang ilmiah,
sehingga dalam proses siswa
berbasis masalah merupakan
aktif
salah
berhipotesis,
satu
yang
strategi
9
berfikir,
mampu
berkomunikasi
dan menyajikan data secara
mengorganisasi siswa untuk
ilmiah,
belajar,
menganalisia
dan
3)
mengelola data, dan akhirnya
penyelidikan
menyimpulkan.
maupun
Aktivitas
membimbing individual
kelompok,
4)
pembelajaran diarahkan untuk
mengembangkan
penyelesaian
menyajikan hasil karya, 5)
Selanjutnya masalah
masalah. penyelesaian
dilakukan
menggunakan
dengan
pendekatan
dan
menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah
berfikir secara ilmiah baik
Dalam
proses
secara induktif, deduktif serta
pembelajaran,
kebermaknaan
dilakukan secara sistematis dan
tidak
terletak
empiris (Wina Sanjaya, 2006:
model
218).
digunakan, Pembelajaran berbasis
masalah
hanya
pembelajaran tetapi
pada yang juga
diartikan sebagai kesesuaian
menggunakan
antara
perencanaan,
langkah-langkah atau tuntunan
pelaksanaan,
cara-cara
belajar. Dewasa ini, dalam
masalah
penyelesaian dengan
langkah
ilmiah
disebutkan
Arends
langkah-
dunia
yang
dan
pendidikan
evaluasi
terjadi
kecenderungan sistem evaluasi
(2004)
tidak
dapat
mencerminkan
sebagai berikut :1) orientasi
kebermaknaan belajar. Selama
siswa pada situasi masalah, 2)
ini guru sudah menghabiskan
10
waktu
berjam-jam
mengoreksi
untuk
tekunnya
memeriksa
dan
pekerjaan
membetulkan setiap kesalahan
siswanya secara rinci dengan
yang dibuat siswa tetapi bukan
memberikan skor dan bahkan
coretan
menambahkan tanda-tanda dan
pembetulan
itu
yang
informasi
diperhatikan
siswa,
justru
ataupun
catatan-
kesalahan
dan
catatan kesalahan siswa, tetapi
siswa hanya melihat nilainya
ketika
saja. Proses penilain seperti ini
pekerjaannya
dikembalikan melihat
siswa
nilainya
saja
hanya
tidak mampu menanggulangi
dan
kesulitan belajar siswa dan
memasukkannya ke dalam tas
juga
bahkan
tanpa
kesempatan pada siswa untuk
melihat hasil koreksinya, dan
menunjukkan kemampuan dan
untuk selanjutnya siswa akan
kelebihan masing-masing.
membuang
membuat kesalahan-kesalahan
tidak
memberi
Untuk menghindari hal-hal
yang sama.
seperti itu maka sehubungan
Hal
senada
juga
dengan cara penilaian terhadap
disampaikan oleh Chimombo
hasil belajar siswa tersebut,
(1986)
betapa
KTSP menyarankan agar
waktu
selama proses pembelajaran
bahwa
sebenarnya
banyak
koreksi yang dicurahkan oleh
berlangsung guru dapat
guru itu terbuang sia-sia. Guru
memonitor partisipasi siswa
yang
secara terus-menerus hingga
rajin
dan
dengan
11
tahap akhir. Diharapkan, guru
kebutuhan
mengajak siswa secara
evaluasi
alternatif
keseluruhan untuk melakukan
asesmen
kinerja.
diskusi kelas, atau memberikan
kinerja adalah suatu prosedur
pengarahan umum kepada
yang menggunakan berbagai
seluruh kelas, tetapi terutama
bentuk
bertugas sebagai fasilitator,
memperoleh informasi tentang
untuk memberikan bantuan
apa dan sejauhmana yang telah
secara klasikal atau individual
dilakukan
kepada siswa yang
program
membutuhkan. Siswa diberi
Pemantauan didasarkan pada
kesempatan untuk membangun
kinerja
sendiri responnya. Hal ini
ditunjukkan
diperkuat oleh Mc. Laughin
menyelesaikan suatu tugas atau
dan Vogt (1996) yang
permasalahan yang diberikan.
menyatakan bahwa perlu
Hasil
dilakukan perubahan orientasi
merupakan suatu hasil dari
asesmen ke arah yang lebih
unjuk kerja tersebut. Asesmen
terbuka (open-ended), dimana
kinerja
siswa membangun sendiri
produk dalam proses. Artinya,
responnya.
hasil-hasil
kerja
yang
ditunjukkan
dalam
proses
Paparan situasi di atas mengindikasikan
penggunaan
12
Asesmen
tugas-tugas
untuk
dalam (Tim,
suatu
2008:
(performance)
23).
yang dalam
yang
diperoleh
adalah
pelaksanaan
adanya
seperti
penelusuran
kegiatan
itu
digunakan sebagai basis untuk
akuntansi perlu dilakukan
dilakukan
inovasi sistem penilaian sesuai
suatu
pemantauan/penilaian terhadap
dengan tuntutan mutu
produk dari aktivitas tersebut.
pendidikan dewasa ini.
Pengalaman mengajar
Pemahaman
tentang
pada mata pelajaran akuntansi
konsep
di sekolah menengah Kejuruan
penting untuk ditanamkan pada
menunjukkan bahwa seringkali
diri siswa. Konsep diri adalah
siswa tidak bisa mencapai nilai
pikiran atau persepsi seseorang
tuntas walaupun sudah
tentang dirinya sendiri. Charles
diberikan remidial. Sistem
diri
(self
concept)
Horton
Cooley
penilaian konvensional yang
Rakhmat
(1986
digunakan oleh guru tidak
menyebutnya
banyak berkontribusi terhadap
looking
pemahaman konsep siswa
melalui pengamatan terhadap
sehingga evaluasi yang
diri, kita akan sampai pada
dilakukan tidak banyak
gambaran
berkontribusi terhadap proses
tentang diri sendiri. Konsep
pembelajaran sehingga tidak
diri ini merupakan salah satu
dapat membantu siswa dalam
faktor
menanggulangi kesulitan
mempengaruhi tingkah laku
belajar akuntansi siswa. Untuk
keberhasilan dalam belajar.
itu dalam pembelajaran
13
dalam :
124)
sebagai
glass
self,
dan
penting
the yaitu
penilaian
yang
Bilamana
siswa
sekelasnya, ia tidak memiliki
memandang dirinya sebagai
kemauan belajar yang tinggi.
siswa yang rajin dan tekun
Siswa
serta bersikap disiplin dalam
negatif ini akan memgalami
belajar, maka siswa tersebut
kesulitan dalam belajar, dan
mempunyai konsep diri yang
prestasi belajarnya cenderung
positif. Dengan konsep diri
rendah.
positif ini, siswa akan berusaha mengikuti
dengan
konsep
diri
Jadi sangat jelas bahwa
pembelajaran
konsep diri
penting untuk
dan
teratur,
diperhatikan,
karena
mendapat
prestasi
langsung berpengaruh terhadap
belajar yang baik. Ia akan
tingkah laku belajar siswa.
berusaha menunjukkan prestasi
Usaha membangkitkan konsep
dan
diri yang positif pada diri
dengan sehingga
baik
kemampuannya
dalam
belajar, baik secara individual
siswa
maupun dalam kelompok. Di
kemudahan
pihak lain, siswa yang konsep
mengembangkan
dirinya negatif, di mana siswa
idialis
memandang dirinya sebagai
dan mencapai prestasi belajar
orang yang tidak berguna,
yang maksimal. Konsep diri
bersikap malas, tidak mau
akademik
diatur,
mau
persepsi, pikiran, perasaan, dan
berkomunikasi dengan teman
penilaian seseorang terhadap
serta
tidak
14
akan
secara
memberikan dalam
dalam
interaksi pembelajaran,
berkaitan dengan
kemampuan
akademiknya.
masalah berbantuan asesmen
Konsep diri akademik terdiri
kinerja menuntut kemampuan
dari beberapa aspek yaitu: 1)
menguasai konsep akademik
kepercayaan diri, 2) harga diri,
yang
3) citra diri, 4) tanggapan
memecahkan
suatu
seseorang
permasalahan.
Materi
tentang
prestasi
memadai
untuk
akademik yang dicapai, dan 5)
akuntansi tingkat SMK lebih
penilaian diri terhadap prestasi
banyak konsep-konsep yang
akademik yang dicapai.
analisis sehingga tergantung
Selain mempertimbangkan model
pembelajaran
pembelajaran kemampuan
pada
dalam
,
faktor
juga
menjadi
kualitas
diri
akademik yang dimiliki. Pemaparan
di
atas
memberikan suatu keyakinan
pertimbangan dalam penelitian
bahwa
ini.
pembelajaran
Faktor
konsep
kemampuan
penerapan
model
pembelajaran
merupakan indikator penentu
berbasis masalah berbantuan
dalam keberhasilan
proses
asesmen
pembelajaran.
Faktor
meningkatkan
kemampuan
yang
akademik
belajar
siswa ditinjau dari konsep diri
adalah
akademik siswa. Disamping
konsep siswa.
hasil
akan
menjadi
pertimbangan kemampuan
kinerja
diri
kemampuan
dalam
ranah
Penerapan
kognitif , kemampuan siswa
model pembelajaran berbasis
dalam ranah psikomotor, dan
15
afektif
juga
Sehingga
meningkat.
penerapan
pembelajaran
diterapkan dalam pembelajaran
model
dewasa
ini
yaitu
pembelajaran
mempertimbangkan
berbasis masalah berbantuan
diri akademik siswa.
dengan konsep
asesmen kinerja sangat cocok 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMK N
1
–
Mas
dengan
seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK
menggunakan rancangan penelitian
Negeri 1 Mas - Ubud. Sampel diambil
semu dengan desain Post - Tes only
dengan teknik random sampling yang
Control
dan
dikenakan terhadap kelas dengan cara
penelitiannya
undian. Dalam pengundian terpilih
Group
rancangan menggunakan
Ubud
Populasi penelitian ini adalah
Desaign
ANAKOVA
SATU
satu kelas eksperimen dan satu kelas
JALUR Untuk
kontrol. menentukan
sampel
Dalam penelitian ini dikaji tiga
penelitian digunakan teknik random
Hipotesis sebagai berikut: 1) Hasil
sampling,
belajar
satu
kelompok
sebagai
akuntansi
kelompok eksperimen dan 1 satu
mengikuti
kelompok kontrol. Pada kelompok
pembelajaran
eksperimen
berbasis
diterapkan
model
model
siswa
yang
pembelajaran
berbasis
masalah
asesmen kinerja berbeda
pembelajaran Berbasis Masalah dan
demgan siswa yang mengikuti model
pada kelompok kontrol diterapkan
pembelajaran konvensional pada siswa
model pembelajaran konvensional.
kelas X SMK Negeri 1 Mas-Ubud, 2)
16
Setelah konsep diri dikendalikan hasil
pada siswa kelas XI akuntansi SMK
belajar siswa yang mengikuti model
Negeri 1 Mas-Ubud, 3) Konsep diri
pembelajaran pembelajaran berbasis
berkonstribusi positif terhadap hasil
masalah berbasis asesmen kinerja
belajar siswa .
berbeda dengan siswa yang mengikuti model
3.
pembelajaran
HASIL
konvensional
PENELITIAN
Masalah
DAN
(PBM)
dan
model
pembelajaran konvensional pada siswa
PEMBAHASAN
kelas X SMK Negeri 1 Mas - Ubud. Bertitik
tolak
dari
kriteria Hipotesis
pengujian
hipotesis
yang
kedua,
hasil
uji
telah hipotesis keempat berhasil menolak
diuraiakan di atas, diperoleh hasil uji Ho ditolak dan H1 diterima. Ini berarti hipotesis secara keseluruhan dengan bahwa ada perbedaan hasil menggunakan
analisis
belajar
Kovarians akuntansi antara siswa yang mengikuti
(ANAKOVA)
satu
jalur
adalah pelajaran dengan model pembelajaran
sebagai berukut. Hipotesis pertama, berbasis masalah (PBM) dan siswa hasil uji hipotesis pertama telah yang
mengikuti
pelajaran
dengan
berhasil menolak Ho ditolak dan H1 model diterima.
Ini
berarti
bahwa
pembelajaran
konvensional
ada pada siswa kelas X Akuntansi SMK
perbedaan prestasi belajar akuntansi Negeri 1 Mas Ubud setelah konsep antara siswa yang mengikuti pelajaran diri dikendalikan. dengan model pembelajaran berbasis
17
Hipotesis
ketiga,
hasil
uji
belajar
hipotesis ketiga berhasil menolak
konsep
diri
siswa
akademik
di atas secara ringkas dapat disajikan dalam tabel : 4.23 sebagai berikut.
N Hipotesis o 1 Hasil belajar akuntansi siswa yang mengikuti model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah berbasis asesmen kinerja berbeda demgan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Mas-Ubud 2 Setelah konsep diri dikendalikan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah berbasis asesmen kinerja berbeda dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI akuntansi SMK Negeri 1 MasUbud Hipotesis
Fhitung
39.088
Ftabel 0,05
Ditolak
16.2059 rxy hitung
rxy Tabel
0,7353
0.213
1) Ada
4. PENUTUP
pembahasan
seperti
dan
yang
telah
Kesimpulan H0 Ha Ditolak Diterima
3,96 Diterima
3.96 0,05
3 Konsep diri berkonstribusi positif terhadap hasil belajar siswa
analisis
X
Dari Hasil pengujian hipotesis
berkonstribusi positif terhadap hasil
Berdasarkan
kelas
Akuntansi SMK Negeri 1 Mas-Ubud
hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi,
akuntansi
perbedaan
Kesimpulan H0 Ha Ditolak Diterima
hasil
belajar
akuntansi antara siswa yang mengikuti
pelajaran
dengan
dipaparkan pada bagian sebelumnya,
model berbasis masalah (PBM)
ditemukan
dan siswa yang belajar dengan
beberapa
hal
sebagai
model
berikut.
pembelajaran
konvensional pada siswa kelas
18
X Akuntansi SMK Negeri 1 Mas
–
Ubud.
hasil
pelajaran
dengan
model
belajar
pembelajaran berbasis masalah
akuntansi siswa yang mengikuti
(PBM) lebih baik daripada hasil
pelajaran
belajar belajar akuntansisiswa
dengan
model
pembelajaran berbasis masalah
yang
(PBM) lebih baik daripada hasil
dengan
belajar belajar akuntansisiswa
konvensional.
yang
mengikuti
dengan
model
pelajaran
model
3) Konsep
pembelajaran
diri
pelajaran pembelajaran
akademik
berkontribusi positif terhadap
konvensional.
hasil belajar akuntansi siswa
2) Setelah konsep diri akademik
kelas X Akuntansi SMK Negeri
dikendalikan ada perbedaan hasil
1 Mas-Ubud.
belajar akuntansi antara siswa yang
mengikuti
mengikuti
Berdasarkan
temuan-temuan
pelajaran
tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan model berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
(PBM) dan siswa yang belajar
berbantuan asesmen kinerja
dengan
pembelajaran
model
pembelajaran
dalam
akuntansiberpengaruh
konvensional pada siswa kelas
terhadap hasil belajar kewirausahaan
X Akuntansi SMK Negeri 1
pada siswa kelas X Akuntansi SMK
Mas
–
Ubud.
hasil
belajar
Negeri 1 Mas - Ubud.
akuntansi siswa yang mengikuti
19
Makalah. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
DAFTAR PUSTAKA
Amaryllia
Dantes 2007. Analisis Varians. Modul Mata Kuliah Metode Statistika Multivariat. Singaraja : Undhiksa.
Puspasari. 2007. Cara Praktis Mengukur dan Mengembangkan Konsep Diri Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Depdiknas. 2002a. Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Ari
Rasdini. 2011. Kontribusi Kematangan Emosional, Motivasi Berprestasi, Dan Konsep Diri Terhadap Prestasi Belajar KDM. Hasil Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha. Buchori, M. 2000. Pendidikan Antispatoris.Yogyakart a: Penerbit Kanisius.
Depdiknas 2002b. Pedoman Khusus Sistem Pengujian KBM Berbasis Kemampuan Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Erawati.
Candiasa. 2004. Analisis Butir, Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja, 2004. Candiasa 2007. Statistik Multivariat Disertai Petunjuk Analisis SPSS. Singaraja: Undhiksa.
2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional. Hasil Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha
Frankel, J.Rn & Wallen, N.E. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Secon Edition. New York: Mc Graw-Hill Book Co.
Delors, J. (Ed). 1996. Learning: The Treasure Whithin. France: UNESCO Publishing. Dantes. 2001. Cara Pengujian Alat Ukur. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Gallagher, Shelagh A & Stepien, William J. 1996. Implementing Problem Based Learning in Science Classroom. School Science and Mathemathics.
Dantes 2003. Evaluasi Pembelajaran dalam Pendidikan Berbasis Kompetensi.
20
Nasir, M.2009. “Kualitas Sumberdaya Sebagai Kendala”. http://bataviase.co.id/n ode/93934. diakses tanggal 20 september 2011
Kardiman, dkk. 2006. Prinsip-Prinsip Akuntansi 1. Jakarta: Yudistira Kawiwati. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Payangan. Tesis. Program Pasca Sarjana, Undhiksa Singaraja.
Nasution. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution, Farid. 2001. Hubungan Metode Mengajar Dosen, Ketrampilan Mengajar, Sarana Mengajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 8 Nomor 1.
Kerlinger, Fred N.1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung R.Simatupang. Foundation of Behavioral Research. 1973. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Ratna
Koyan. 2007. Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Marhaeni, A.A.I.N. 2008. “Tinjauan Teoritis Mengenai Asesmen Otentik dan Implementasinya dalam Pembelajaran”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar tentang Profesionalisme Guru dan Inovasi Pembelajaran.
Agustini. 2011. Pengaruh Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Penalaran Formal. Studi Eksperimen Pembelajaraan Fisika pasa Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Abiansemal. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha.
Suastra. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja:
21
Universitas Pendidikan Ganesha.
...................... 1997. Seri Program Statistik Manual SPS Paket Midi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sugiyono. 2007. Model Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsini Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
..........
............2004. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Cetakan pertama. Publisher Prestasi Pustaka.Jakarta
Suharsini Arikunto. 2003. DasarDasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wiersma, William & Stephen G. Jurs. 1990. Educational Measurement and Testing. Boston: Allyn and Bacon.
Surata. 2008. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian LPMP Bali. Sutawa
Wina
Redina. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran Prolem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ditinjau Dari Penalaran Formal Dalam Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Singaraja. Tesis. Program Pasca Sarjana Undiksha Singaraja.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Winarsunu
Tulus. 2004. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Universitas Muhammadyah Malang.
Wiswayana. 2006. Pengaruh Model Belajar Berbasis Masalah dan Adversity Quotient Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika dan Konsep Diri Siswa
Sutrisno Hadi. 1987. Analisis Regresi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
22
SMA Negeri 4 Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana Undiksha Singaraja.
23