HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN, MOTIVASI, BEBAN KERJA DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD MARIA WALANDA MARAMIS MINAHASA UTARA Mei Lieke Rantung*, A.J.M.Rattu**, E. P. Sitanggang*** *Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi ***Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Profesi perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam kepada pasien setiap hari. Kwalitas pelayanan keperawatan yang baik dapat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di RS. Kualitas pelayanan keperawatan yang baik ditentukan oleh kemampuam, ketrampilan dan sikap profesional dari seorang perawat terutama kemampuan perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.(Triwibowo, 2013).Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis merupakan rumah sakit milik pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara yang ditetapkan sebagai rumah sakit tipe D. berdasarkan hasil observasi peneliti di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis pada bulan Oktober-November 2015.Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat yang bertugas di ruangan rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis didapatkan informasi bahwa ketidaklengkapan dokumentasi asuhan keperawatan disebabkan karena kurangnya tenaga dan tidak cukupnya waktu untuk mengisi lembaran format isian dokumentasi keperawatan.Pendokumentasian biasanya baru dilengkapi ketika pasien sudah dipulangkan. Ada beberapa perawat juga yang mengatakan bahwa tidak adanya reward yang diterima sehingga mempengaruhi motivasi perawat untuk pendokumentasian asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisishubungan antara disiplin, beban kerja, motivasi dan budaya organisasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekantancross sectional karena pengukuran disiplin, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dalam waktu yang bersamaan.Penelitian ini dilaksanakan di semua ruangan rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara pada bulan Januari - Maret 2016.Populasi adalah seluruh perawat pelaksana yang berbagai di ruang rawat inap.Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa disiplin, motivasi, dan beban kerja secara bersama-sama berhubungan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Disiplin memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, diikuti oleh motivasi dan beban kerja. Kata Kunci :disiplin, motivasi, beban kerja, pendokumentasian asuhan keperawatan, ruang rawat inap ABSTRACT The nursing profession is a profession that provides services continuously for 24 hours to patients every day. Good quality nursing care can determine the quality of health care in hospitals. The quality of nursing services is determined by the ability, skills and professional attitude of the nurses, especially the ability of nurses in nursing care documentation) .Dokumentasi a comprehensive information covering the patient's health status, the needs of patients, nursing care activities as well as the patient's response to care it receives. Regional General Hospital (Hospital) maria walanda maramis a government hospital of North Minahasa regency defined as hospital-type D. Based on interviews with nurses who served in the room inpatient hospital maria walanda maramis obtained information that the incompleteness of the documentation of nursing care due due to lack of personnel and insufficient time to fill out the field format nursing documentation. Documenting usually only comes when the patient was discharged. There are
79
some nurses also said that the absence of reward received that influence the motivation of nurses for nursing care documentation The purpose of this study was to analyze the relationship between discipline, motivation and workload of nurses with nursing care documentation in inpatient hospitals maria walanda maramis North Minahasa. This research was observational analytic with cross sectional.Penelitian pendekantan are implemented in all inpatient hospital room maria walanda maramis North Minahasa in January-March 2016.Populasi is the whole nurses working in ward inap.Sampel this study is nurses working diruang inpatient hospital care maria walanda maramis North Minahasa. The results of the study concluded that discipline, motivation, and the workload is jointly related to the documentation of nursing care in inpatient hospitals maria walanda maramis North Minahasa. Discipline provides the most dominant influence on nursing care documentation, followed by motivation and workload. Keywords: discipline, motivation, workload, documentation of nursing care, inpatient.
sempurna. Kurang patuhnya perawat akan berakibat rendahnya mutu asuhan keperawatan dan masih banyak lagi faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis merupakan rumah sakit milik pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara yang ditetapkan sebagai rumah sakit tipe D. berdasarkan hasil observasi peneliti di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis pada bulan Oktober-November 2015. Motivasi perawat dalam bekerja lebih banya hanya mengerjakan pekerjaan rutinitas saja, dan untuk pelaksanaan pendokumentasian Asuhan Keperawatan didapati masih banyak dokumentasi keperawatan yang pencatatannya tidak lengkap.Perawat menganggap bahwa dokumentasi keperawatan hanya menjadi beban karena banyaknya lembaran format isian untuk mencatat data-data pasien dan asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada pasien.Perawat yang bertugas juga sangat terbatas sehingga perawat lebih banyak berorientasi pada tindakan saja.Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat yang bertugas di ruangan rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis didapatkan informasi bahwa ketidaklengkapan dokumentasi asuhan keperawatan disebabkan karena kurangnya tenaga dan tidak cukupnya waktu untuk mengisi lembaran format isian dokumentasi keperawatan.Pendokumentasian biasanya baru dilengkapi ketika pasien sudah dipulangkan. Ada beberapa perawat juga yang mengatakan bahwa tidak adanya
PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga dan masyarakat (Azwar, 1996). Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berperan penting dalam menjaga citra dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.Profesi perawat merupakan profesi dengan sumber daya manusia yang mempunyai kuantitas besar dalam pelayanan kesehatan, yaitu 40% dari tenaga kesehatan di Rumah Sakit (Anonim, 2002). Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 749a tahun 1989 tenaga keperawatan wajib membuat dokumentasi keperawatan terhadap semua tindakan keperawatan yang sudah diberikan kepada pasien disemua sarana pelayanan kesehatan. Kepatuhan perawat dalam penerapan standar pelayanan keperawatan dan standar prosedur operasional sebagai salah satu ukuran keberhasilan pelayanan keperawatan dan merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia.Penerapan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan padaprinsipnya adalah bagian dari kinerja dan perilaku individu dalam bekerja sesuai tugasnya dalam organisasi, dan biasanya berkaitan dengan kepatuhan. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting, namun dalam prakteknya masih banyak hambatan-hambatan yang mengakibatkan pendokumentasian belum
80
reward yang diterima sehingga mempengaruhi motivasi perawat untuk pendokumentasian asuhan keperawatan. Berdasarkan uraian latar belakang serta teori-teori dari beberapa penelitian yang dikemukakan diatas, maka di dapatkan rumusan masalah penelitian, yaitu : apakah terdapat hubungan antara disiplin, motivasi dan beban kerja dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara?
analisis bivariat dengan menggunakan analisis korelasi. Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang paling dominan dilanjutkan dengan menggunakan analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program computer SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Lokasi Penelitian
Metode Penelitian RSUD Maria Walanda Maramis Penelitian ini merupakan penelitian merupakan salah satu instansi Pemerintah survei analitik dengan pendekantancross yang bertanggung jawab kepada Kepala sectional karena pengukuran disiplin, Daerah yaitu Bupati Minahasa Utara.RSUD motivasi dan beban kerja perawat dengan Maria Walanda Maramis adalah rumah sakit pendokumentasian asuhan keperawatan tipe D yang mempunyai fasilitas pelayanan dilakukan dalam waktu yang medik. fasilitas pelayanan medik umum bersamaan.Penelitian ini dilaksanakan di meliputi: Perawatan penyakit Saraf, semua ruangan rawat inap RSUD Maria Perawatan penyakit dalam, Perawatan Walanda Maramis Minahasa Utara pada Obsetri dan Ginekologi, Perawatan Penyakit bulan Januari - Maret 2016.Populasi adalah mata, Perawatan Anak, Perawatan Gigi dan seluruh perawat pelaksana yang berbagai di Mulut, Rehab Medik Dan Pelayanan ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Penunjang Medik terdiri dari Laboratorium, Maramis Minahasa Utara yang berjumlah 35 Farmasi / apotik dan Radiologi. orang.Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa 2. Gambaran Karakteristik Responden Utara. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas : disiplin, motivasi, beban a. Karakteristik Responden Berdasarkan kerja. Variabel terikat : pendokumentasian Jenis Kelamin asuhan keperawatan. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan analisis univariat untuk melihat karakteristrik responden penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 13 37,1 Perempuan 22 62,9 Total
35
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden berjenis
100,0 kelamin perempuan yakni sebesar 82,9%; atau 29 orang.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur Umur Frekuensi Persentase (%) 25 – 29 tahun 19 54,3 30 – 34 tahun 11 31,4 35 – 39 tahun 5 14,3
81
Umur
Frekuensi 19 11 5
25 – 29 tahun 30 – 34 tahun 35 – 39 tahun Total
Persentase (%) 54,3 31,4 14,3
35
100,0
berusia 30 – 34 tahun (31,4%), dan terakhir 35 – 39 tahun (14,3%).
Berdasarkan tabel di atas, kelompok responden terbanyak berusia 25 – 29 tahun (54,3%); diikuti selanjutnya yang
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja. Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja Masa Kerja Frekuensi Persentase (%) <5 tahun 23 65,7 5 – 10 tahun 4 11,4 >10 tahun 8 22,9 Total
35
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden telah bekerja di RSUD Walanda Maramis selama< 5 tahun 3 .
100,0
(65,7%), selanjutnya > 10 tahun (22,9%), dan terakhir 5 – 10 tahun (11,4%).
Hasil tabulasi silang antara variabel independen (disiplin, motivasi, dan beban kerja) dengan variabel dependen (pendokumentasian asuhan keperawatan) ditunjukkan pada Tabel 4.
Gambaran Disiplin, Motivasi, Dan Beban KerjaDan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Tabel 4. Hasil Tabulasi Silang Antara Variabel Bebas dan Terikat Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Total Variabel Penelitian Kurang Baik
Sedang
Baik
n
%
n
%
Disiplin Kurang Baik
0
0%
0
0%
0
0%
Sedang
0
0%
4
11.4%
0
0%
4
11,4%
Baik
0
0%
4
11.4%
27
77,1%
31
88,6%
Sub Total
0
0%
22.8%
27
77,1%
35
100%
Motivasi Kurang Baik Sedang
0
0%
8 0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
8
22,9%
6
17,1%
14
40%
Baik
0
0%
0
0%
21
60 %
21
60%
82
n
%
n
% 0%
0
Sub total
22,9%
27
77,1%
35
100%
0%
8 0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
3
8,6%
2
2,57%
5
14,3%
Baik
0
0%
5
14,3%
25
71,4%
30
85,7%
Sub total
0
0%
8
22,9%
27
77,1%
35
100%
Beban Kerja Kurang Baik Sedang
0
0%
0
a.
Disiplin dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki disiplin yang baik (n=31, 88.7%). Dari 31 responden tersebut, sebagian besar memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik (n=27, 77.1%) dan 4 responden (11.3%) memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang sedang. Dari 4 responden (11.4%) yang memiliki disiplin sedang, seluruhnya memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang sedang pula.
c.
Beban Kerja dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki beban kerja yang baik (n=30, 85.7%) . Dari 30 responden tersebut, sebagian besar memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik (n=25, 71.4%) dan 5 responden (14.3%) memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang sedang. Dari 5 responden yang memiliki beban kerja yang sedang, 3 responden (8.6%) memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang sedang dan 2 responden (2.5%) memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik.
b.
Motivasi dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang baik (n=21, 60%). Dari 21 responden tersebut, seluruhnya memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik. Dari 14 responden (40%) yang memiliki motivasi yang sedang, 8 responden (22.9%) memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan sedang dan 6 responden (17.1%) memiliki pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik.
4. Analisis Hubungan Antara Disiplin, Motivasi Dan beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara
Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi Pearson Variabel BebasJenis Nilai Pendokumentasian AsKep Disiplin Motivasi Beban Kerja
Variabel TerikatKeterangan
Pearson Correlation N Pearson Correlation N Pearson Correlation N
0.660 0.667 0.361
Sig. (2-tailed) 35 Sig. (2-tailed) 35 Sig. (2-tailed) 35
0,000
Signifikan
0,000Signifikan 0,033
Signifikan
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa : a.
Nilai korelasi variabel disiplin dengan variabel pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 0,660 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai korelasi sebesar 0,660 menunjukkan bahwa ada hubungan (korelasi) positif antara disiplin dengan
b.
83
pendokumentasian asuhan keperawatan. Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 berarti H1 diterima atau ada hubungan yang signifikan antara disiplin dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Nilai korelasi variabel motivasi dengan variabel pendokumentasian asuhan
c.
keperawatan sebesar 0,667 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai korelasi sebesar 0,667 menunjukkan bahwa ada hubungan (korelasi) positif antara motivasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 berarti H1 diterima atau ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Nilai korelasi variabel beban kerja dengan variabel pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 0,361 dengan nilai signifikansi sebesar 0,033. Nilai korelasi sebesar 0,361 menunjukkan bahwa ada hubungan (korelasi) positif antara beban kerja dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Nilai signifikansi sebesar 0,033 < 0,05 berarti H1 diterima atau ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja.
pekerjaan, dan diberlakukan dalam suatu organisasi (Siagian, 2004). Masalah kedisiplinan kerja merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab disiplin dapat mempengaruhi kinerja yang pada akhirnya mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi. Siagian (2015) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai indikasi tinggi rendahnya kedisiplinan kerja, yaitu ketepatan waktu, kepatuhan terhadap atasan, peraturan terhadap perilaku terlarang, ketertiban terhadap peraturan yang berhubungan langsung dengan kinerja. Semakin baik ketepatan waktu, kepatuhan terhadap atasan, peraturan terhadap perilaku dan ketertiban terhadap peraturan, maka semakin baik pula kinerja atau produktivitas kerja. Beberapa penelitian mengenai pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan telah dipublikasikan antara lain Haryanti, dkk (2013) yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Di Semarang menemukan bahwa terdapat hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruangan terhadap pelaksanaan pendokumentasian keperawatan di ruang rawat inap RS Panti Wilasa Citarum, Semarang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wirawan dkk (2013) bahwa supervisi kepala ruangan diperlukan terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip utama pendokumentasian. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa dokumentasi asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat pelaksana di ruangan tidak bisa lepas dari peran manajemen yang dilaksanakan oleh kepala ruangan. Peran manajemen menurut Siagian (2015) bahwa seorang manajer dalam memimpin bawahannya harus mampu memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan, pengendalian, keteladanan, dan bersikap jujur serta tegas agar para bawahannya mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
a. Hubungan Antara Disiplin Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara disiplin dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil analisis regresi juga menunjukkan bahwa disiplin berpengaruh signifikan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk perkembangan keperawatan khususnya proses profesionalisasi keperawatan serta mempertahankan keperawatan sebagai suatu profesi yang luhur dan terpandang di masyarakat. Karena dengan dokumentasi dapat tercermin mutu asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam penelitian ini disiplin berkaitan dengan ketepatan waktu, kepatuhan terhadap atasan, dan ketertiban terhadap peraturan. Oleh karena itu peningkatan terhadap indikator-indikator tersebut di atas akan meningkatkan kinerja. Hasil penelitian ini mendukung teori-teori yang berkaitan dengan pengaruh disiplin terhadap kinerja. Pada dasarnya disiplin kerja dapat diartikan sebagai bentuk ketaatan dari perilaku seseorang dalam mematuhi ketentuan-ketentuan ataupun peraturanperaturan tertentu yang berkaitan dengan
b. Hubungan Antara Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara
84
Firman (2015) meneliti hubungan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kepulauan Mentawai Tahun 2015. Hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan pada kategori kurang baik sebesar 52,5%, pelaksanaan fungsi pengarahan motivasi yang diberikan oleh kepala ruangan kurang baik sebesar 55%, pelaksanaan fungsi pengarahan komunikasi kepala ruangan kurang baik sebesar 65%, dan pelaksanaan fungsi pengarahan supervisi kepala ruangan kurang baik sebesar 62,5%. Hasil uji ChiSquare, diketahui bahwa terdapat hubungan antara motivasi yang diberikan oleh kepala ruangan dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan p= 0,012 (p value <0,05), diketahui ada hubungan antara komunikasi kepala ruangan dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan p= 0,011 (p value< 0,05), dan diketahui bahwa ada hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan p= 0,004 (p value< 0,05). Azis, (2011) menganalisis proses endokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Aceh menemukan bahwa kelengkapan pengisian form dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Aceh adalah sebesar 49,07%. Pada pelaksanaan proses pencatatan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Aceh ditemukan adanya ketidakakuratan terhadap data yang dicatat dalam berkas dokumentasi asuhan keperawatan dan ditemukan adanya pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan yang tidak segera dibuat setelah tindakan keperawatan dilakukan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perawat dalam proses pelaksanaan pencatatan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Aceh antara lain adalah form dokumentasi yang kurang sistematis, kurangnya pelatihan, belum optimalnya pengawasan, kurangnya motivasi, kurangnya pengetahuan dan kompetensi perawat, beban kerja yang tinggi, keterbatasan waktu, dan tidak adanya sistem pemberian reward dan punishment yang jelas serta sikap pimpinan yang kurang tegas dalam hal pelaksanaan pencatatan asuhan keperawatan. Peneliti menyimpulkan bahwa catatan keperawatan yang dibuat oleh
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (p<0,05) antara Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Dalam penelitian ini motivasi berkaitan dengan karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja. Usmara (2006) mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor karakteristik yang mempengaruhi timbulnya motivasi karyawan, yaitu : karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja. Suatu motivasi tertentu dari karyawan yang dipengaruhi oleh ketiga karakteristik tersebut diduga akan mempengaruhi kinerja tertentu pula dari karyawan tersebut. (Hasibuan, 2010) Oleh karena itu peningkatan terhadap itemitem yang berkaitan dengan indikatorindikator karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja akan meningkatkan kinerja dari para perawat di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Retyaningsih (2013) yang menunjukkan motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi asuhan keperawatan juga tidak baik dan supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Demikian juga Cumayunaro (2010) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Irna B Bedah Rs. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009 yang menemukan 67% responden mempunyai tanggung jawab baik, 73,6% responden mengatakan pengembangan kemampuan baik, 67,6% responden mengatakan supervisi kurang, 54,9% responden mengatakan hubungan interpersonal baik dan 68,1% responden mengatakan insentif/ kompensasi kurang,63,7% responden mengatakan motivasi rendah. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tanggung jawab, pengembangan pengetahuan dan supervisi dengan motivasi perawat. Terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal dan kompensasi/insentif dengan motivasi perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
85
perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Aceh belum sepenuhnya dapat menggambarkan secara tepat tentang kondisi dan tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien, sehingga fungsi catatan keperawatan belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hartati, dkk (2005) menganalisis kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pasien rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif yaitu mengetahui gambaranpendokumentasian dengan membandingkan antara dokumentasi proses keperawatan pada pasien yang dirawat inap minimal 3 (tiga) hari dengan Standar Asuhan Keperawatan Depkes RI tahun 1997. Hasil menunjukkan pendokumentasian tahap pengkajian mendapat skore 59 % (kategori cukup), tahap diagnosa keperawatan mendapat skore 60 % (kategori cukup), tahap perencanaan mendapat skore 59 % (kategori cukup), tahap tindakan mendapat skore 57 % (kategori cukup) dan tahap evaluasi mendapat skore 42 % (kategori kurang). Secara keseluruhan, pendokumentasian proses keperawatan mendapat skore 58 % (kategori cukup), akan tetapi masih ada beberapa aspek yang belum memenuhi Standar Asuhan Keperawatan Depkes RI tahun 1997. Lapod, dkk (2015) meneliti hubungan supervisi keperawatan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Penyakit Dalam RSUD Sam Ratulangi Tondano. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi keperawatan pada kategori cukup (56%) dan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 40,62% pada kategori cukup. Hasil analisis bivariat tingkat hubungan supervisi keperawatan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki Koefisien Korelasi (r)=0,784 yaitu tingkat hubungan yang kuat
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Sudaryanto dan Supratman (2012) meneliti Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ditinjau Dari Beban Kerja Perawat Di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta. Penelitian ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSDM antara perawat yang beban kerjanya berat dan perawat yang beban kerjanya ringan. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel sebanyak 32 orang yang diambil secara consecutive. Penelitian dilakukan di empat unit rawat inap RSDM Surakarta pada bulan Juli-September 2006. Hasil penelitian secara umum diketahui bahwa beban kerja berat masih dijalani sebagian besar perawat di RSDM. Jenis beban kerja yang relatif berat bersumber dari pekerjaan keperawatan secara langsung. Beratnya beban kerja perawat menjadi faktor risiko rendahnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSDM. Bahkan dengan beban kerja yang lebih berat maka menurunnya pelaksanaan pendokumentasian memiliki peluang 10,7 kali lebih mungkin. Menurut Triwibowo (2013) pelayanan keperawatan memerlukan manajemen yang baik sehingga manajer keperawatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan melaksanakan fungsifungsi manajemen. Penerapan pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik akan berpengaruh pada kualitas pelayanan keperawatan dimana dapat dikelola dengan pelaksanaan manajemen yang baik di rumah sakit. Mastini, dkk.(2015) yang meneliti hubungan tingkat pengetahuan, sikap, beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di IRNA IGD RSUP Sanglah Denpasar, menemukan bahwa kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan berhubungan secara signifikan dengan tingkat pengetahuan dan sikap perawat (p<0,05). Dalam penelitian ini tidak dijumpai adanya perbedaan yang bermakna antara beban kerja dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan. Pada perawat yang mempunyai beban kerja sedang-berat 72,3% melaksanakan dokumentasi secara lengkap dan yang mempunyai kerja ringan sebesar 65,5% (p=0,529).
c. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (p<0,05) antara beban kerja dengan pendokumentasian asuhan
86
didapatkan nilai F hitung sebesar 20,717 dengan signifikansi sebesar 0,000 (lihat lampiran). Probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (disiplin, motivasi, dan beban kerja) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel pendokumentasian asuhan keperawatan. Nilai F hitung serta probabilitas signifikansinya dapat dilihat pada tabel berikut.
5. Hubungan Disiplin, Motivasi, Dan Beban Kerja (Secara Bersama-Sama) Dengan Variabel Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai korelasi (R) sebesar 0,817 (lihat lampiran).Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,817 mempunyai arti bahwa korelasi antara variabel-variabel disiplin, motivasi, dan beban kerja (secara bersama-sama) dengan variabel pendokumentasian asuhan keperawatan tergolong kuat.Dari uji F atau ANOVA Tabel 6. Nilai F hitung dan Signifikansinya F Hitung Sig. Keterangan 20.717
0,000
Dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan metode signifikansi, signifikansi nilai F = 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin, motivasi, dan beban kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel pendokumentasian asuhan keperawatan di
Signifikan ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Dari uji t didapatkan nilai t hitung serta signifikansi variabel bebas (lihat lampiran).Tabel berikut ini menunjukkan nilai t hitung masing-masing variabel bebas serta probablitas signifikansinya.
Tabel 7. Nilai t hitung dan signifikansinya Model Regresi T Sig. Konstanta -1.390 0.174 Disiplin 3.842 0.001 Motivasi 3.706 0.001 Beban Kerja 2.286 0.029 Ket: variabel terikat (Y) = pendokumentasian asuhan keperawatan Berdasarkan tabel di atas, hasil uji t menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (disiplin, motivasi, dan beban kerja) adalah signifikan, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan metode signifikansi, dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin dokter, motivasi dokter, dan beban kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk menentukan variabel bebasyang paling dominan dalam mempengaruhi nilai variabel terikat dalam
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan
suatu model regresi linier, maka digunakan koefisien beta yang disebut standardized coefficients (Ghozali, 2005). Berdasarkan hasil uji t, seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini, diketahui bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan adalah disiplin, dengan standardized coefficient sebesar 0,444.
87
Disiplin Motivasi Beban Kerja
Tabel 8. Nilai Standardized Coefficient Beta Variabel Standardized Coefficient Beta 0.444 0.431 0.240
Tabel di atas menunjukkan bahwa disiplin memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan dibandingkan variabel-variabel lainnya. Setelah disiplin, diikuti secara berturut-turut oleh motivasi dan beban kerja denganstandardized coefficient Betasebesar 0,431 dan 0,240. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara disiplin, motivasi, dan beban kerja secara bersama-sama dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil analisis regresi juga menunjukkan bahwa disiplin, motivasi, dan beban kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Disiplin merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Setiamasa (2007) yang menganalisis Perilaku Perawat Dalam Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Pasien Rawat Inap Di RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor menyimpulkan bahwa kelengkapan dan kebenaran pendokumentasian asuhan keperawatan di RSPG Cisarua Bogor pada tahun 2006 hanya mencapai 59,47 %. Dari enam aspek yang dinilai, ternyata aspek tindakan keperawatan cara pendokumntasiannya tidak lengkap dan tidak benar (0,00 %), sedangkan aspek yang lainnya cukup lengkap dan benar dalam pendokumentasiannya yaitu berkisar antara 64,96 % sampai dengan 75,00 %. Instrumen
yang digunakan untuk menilai kelengkapan dan kebenaran dokumentasi asuhan keperawatan ini adalah instrumen A dari buku instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Rumah Sakit (Depkes 1997) Peneliti menyimpulkan bahwa secara kualitatif, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah : kurangnya pengetahuan tentang dasar hukum, tenaga di ruang rawat inap masih kurang, adanya kesenjangan pemberian insentif, tidak adanya reward and punishment yang jelas serta peran kepala ruangan yang belum optimal juga sangat mempengaruhi perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Budianto, dkk (2012) yang menganalisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Manajemen Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menemukan bahwa dari 30 responden terdapat 70% yang mengatakan fungsi manajemen baik dan 30% responden yang mengatakan fungsi manjemen cukup baik. Terdapat 73,3% responden yang memiliki motivasi tinggi dan 26,7% responden memiliki motivasi rendah. Terdapat 70% responden yang melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan cukup baik dan 10% yang melaksanakan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawaatan kurang baik.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan 2. pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Terdapat hubungan antara disiplin dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Semakin baik disiplin, semakin
3.
88
meningkat pula pendokumentasian asuhan keperawatan Terdapat hubungan antara motivasi perawat pelaksana dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Semakin baik motivasi, semakin meningkat pula pendokumentasian asuhan keperawatan. Terdapat hubungan antara beban kerja dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
4.
Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Semakin baik kepemimpinan, semakin meningkat pula pendokumentasian asuhan keperawatan. Disiplin, motivasi, dan beban kerja secara bersama-sama berhubungan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Disiplin memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, diikuti oleh motivasi dan beban kerja.
Herlina, D. N. R. 2013.Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Naha Medika Kuncoro, T. 2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai Strategi dalam Peningkatan Mutu klinis. JMK Vol.18/No.93/September/2005.
DAFTAR PUSTAKA Aditama, C. Y. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Notoatmodjo.
Anonimous. 2000. Design and Implementation of Health Information System, World Health Organization Genewa.
Setiamasa, I. I. 2013. Analisis Perilaku Perawat Dalam Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Pasien Rawat Inap Di RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan Minat Utama: Manajemen Rumah Sakit
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta PT Bina Rupa Aksara Cumayunaro, A. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Irna B Bedah RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009. Fakultas Kedoketarn Universitas Andalas Padang.
S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakart : PT. Rineke Cipta.
Wirawan, E.A, D. Novitasari dan F. Wijayanti. 2013. Hubungan Antara Supervisi Kepala Ruang Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa. Jurnal Managemen Keperawatan, 1(1),1-6.
Hamzah, H. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Keperawatan dan Teknik Analisa Data Jakarta : Salemba Medika.
89