PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA BIDAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUANG OBSTETRI RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Diani Dwi Trisianawati
Dr. Kusni Ingsih, MM
ABSTRAK Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Salah satu permasalahan keberhasilan dalam kesehatan adalah tinggi rendahnya mutu kesehatan. Objek dalam penelitian ini adalah bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi kerja, disiplin kerja, dan beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bidan di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 50 bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang. Teknik yang digunakan dalam sampling kali ini adalah metode sensus. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa: (1) Motivasi Kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan (2) Disiplin Kerja berpengaruh terhadap kinerja bidan
(3) Beban Kerja
berpengaruh terhadap kinerja bidan. Variabel motivasi kerja, disiplin kerja, dan beban kerja mampu menjelaskan variabel kinerja bidan sebesar 53,8% (Adjusted R Square) dan sisanya 46,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Kinerja Bidan, Motivasi kerja, Disiplin kerja, Beban kerja,
PENDAHULUAN
mengobati
Latar Belakang Masalah
kesehatan perseorangan, kelompok ataupun
Kinerja karyawan memiliki peranan yang
sangat
besar
bagi
penyakit,
serta
memulihkan
masyarakat.
kelangsungan
Dewasa ini semakin disadari bahwa
perusahaan. Untuk meraih profit yang
aset dalam menjalankan roda organisasi
sebesar-besarnya, sebuah perusahaan harus
adalah manusia. Manusia merupakan unsur
menekan kinerja para karyawannya seefisien
terpenting, hal ini dapat dipahami karena
mungkin. Dengan kinerja yang tinggi dari
manusia menduduki posisi sentral dan tidak
masing-masing karyawan, maka kinerja
dapat
perusahaan secara keseluruhan juga akan
pemikir yang rasional dalam mengelola,
meningkat. Namun untuk mencapai kinerja
menggerakkan dan mengendalikan segenap
yang tinggi, ada berbagai hal yang perlu
sumber daya lainnya. Sekalipun tidak dapat
diperhatikan,
terutama
yang
disanggah bahwa alat produksi lainnya
menyangkut
kesejahteraan
karyawan.
seperti modal, sarana kerja, bahan baku
hal-hal
digantikan
metode
untuk mencapai kinerja yang tinggi tanpa
mempunyai arti penting. Oleh karena itu
memperhatikan
pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan
karyawan.
tetap
sebagai
Perusahaan tidak dapat menekan karyawan
kesejahteraan
kerja
peranannya
karyawan
serasi
tanpa paksaan dari pihak manapun. Kinerja
organisasi menjadi sangat penting (Robbins,
yang dihasilkan tanpa adanya paksaan dan
2001).
diperoleh dengan sistem dan prosedur yang
melaksanakan
tepat akan bertahan dalam jangka panjang.
berdaya
Rumah
sakit upaya
dalam
serta
Kinerja yang terbaik adalah yang dicapai
Di sisi lain, kesehatan mempunyai
dengan
diperlukan
setiap
bertugas
untuk
kesehatan
secara
guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan
penyembuhan
dan
peranan besar dalam meningkatkan derajat
pemulihan
hidup masyarakat. Karena itu semua negara
secara serasi dan terpadu dengan upaya
berupaya
peningkatan
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan
dan
pencegahan
upaya
kesehatan yang sebaik-baiknya. Pelayanan
melaksanakan
kesehatan ini berarti setiap upaya yang
menyelenggarakan upaya-upaya tersebut,
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama
rumah
dalam suatu organisasi untuk memelihara
menyelenggarakan
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
pelayanan
sakit
rujukan.
serta Untuk
mempunyai
fungsi
pelayanan
medis,
penunjang
medis,
pelayanan
asuhan keperawatan, pelayanan rujukan,
1204/Menkes/SK/X/2004
pendidikan dan pelatihan serta penelitian
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
dan
melakukan
Sakit, dinyatakan bahwa :“Rumah sakit
kegiatan administrasi dan keuangan untuk
merupakan sarana pelayanan kesehatan,
terlaksananya misi Rumah Sakit.
tempat berkumpulnya orang sakit maupun
pengembangan
yang
dengan
tentang
Rumah sakit merupakan instalasi
orang sehat, atau dapat menjadi tempat
memberikan
penularan penyakit serta memungkinkan
mempunyai
pelayanan
kesehatan
komponen-komponen
yang
terjadinya
pencemaran
lingkungan
dan
banyak dan kompleks serta dari berbagai
gangguan kesehatan”. Sedangkan pengertian
macam sumber daya manusia (SDM) baik
rumah sakit menurut Peraturan Menteri
umum
Kesehatan
maupun
yang
terikat
Republik
Indonesia
No.
(Darmawan,2008:19)
340/MENKES/PER/III/2010
Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan di
“Rumah sakit adalah institusi pelayanan
Rumah Sakit antara lain di sebabkan oleh
kesehatan
yang
menyelenggarakan
kinerja karyawan Rumah Sakit yang belum
pelayanan
kesehatan
perorangan secara
optimal. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
paripurna yang menyediakan pelayanan
rendahnya motivasi kerja, disiplin, dan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
beban kerja tenaga karyawan. Ketiga hal ini sangat
berperan
dalam
meningkatkan
adalah:
Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan
beberapa
jenis
pelayanan
efektivitas dan efisiensi dari organisasi
diantaranya pelayanan medik, pelayanan
didalam
penunjang medik, pelayanan perawatan,
menjalankan
kegiatan
dan
pekerjaan yang telah di rencanakan dan
pelayanan
diprogramkan. Heidjrachman dan Husnan,
peningkatan
(2002: 15) mengungkapkan “Disiplin adalah
pendidikan dan atau pelatihan medik dan
setiap perseorangan dan juga kelompok
para medik, sebagai tempat penelitian dan
yang menjamin adanya kepatuhan terhadap
pengembangan ilmu dan teknologi bidang
perintah” dan berinisiatif untuk melakukan
kesehatan serta untuk menghindari risiko
suatu tindakan yang diperlukan seandainya
dan gangguan kesehatan sebagaimana yang
tidak ada perintah”. Pengertian Rumah
dimaksud,
Sakit: Sesuai dengan Keputusan Menteri
penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah
Kesehatan
sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Republik
Indonesia
No.
rehabilitasi, kesehatan,
sehingga
pencegahan sebagai
perlu
dan
tempat
adanya
Di kota Semarang terdapat RSUP Kariadi
yang
Selain itu, teori kebutuhan Maslow
mempunyai
pelayanan
pada tingkat tertinggi, aktualisasi diri, juga
melayani
pelayanan
belum cukup tercapai dengan baik. Terbukti
kesehatan untuk kota Semarang, kabupaten
dengan hasil prasurvey yang menyatakan
Semarang, dan sekitarnya. Paviliun Garuda
bahwa lebih dari setengah responden kurang
merupakan
pelayanan
setuju bahwa semua kebutuhan karyawan
kesehatan yang dimiliki oleh RSUP Dr
telah terpenuhi, nyaman, dan menempati
Kariadi kota Semarang. Pelayanan Paviliun
posisi sesuai dengan keinginannya. Dengan
Garuda saati ini didukung oleh dokter
hasil pra survey yang kurang baik pada poin
spesialis dan sub spesialis
ini, maka diperlukan penelitian lebih lanjut
kesehatan
yang
salah
dibidangnya
satu
unit
yang ahli
masing-masing.
Paviliun
terkait
dengan
motivasi
kerja
bidan,
Garuda mempunyai pelayanan kesehatan
termasuk pengaruhnya terhadap kinerja
rawat jalan, rawat inap, laboratorium, dan
mereka.
farmasi. Dimana untuk rawat jalan terdapat
Selanjutnya, sebagian dari variabel X
12 poli spesialis untuk pelayanan kesehatan.
yang kedua, yaitu disiplin kerja, mendapat
poli tersebut antara lain penyakit dalam,
respon
obsgyn, mata, gigi dan mulut, bedah, kulit
terakhir. Dua per tiga dari total responden
dan kelamin, kesehatan anak, THT, kesehtan
menyatakan bahwaperaturan dan sanksi di
jiwa, bedah syaraf, obesitas dan genetika.
perusahaan belum berjalan dengan baik.
Untuk rawat inap terdapat 4 fasilitas yaitu
Padahal, menurut Prijodarminto, sebuah
VIP B, VIP A, VVIP, Presiden Suite.
perusahaan yang menjunjung tinggi disiplin
yang
kurang
pada
pertanyaan
survey,
kerja yang baik memiliki ciri – ciri,
diketahui bahwa pada variabel X yang
diantaranya adalah adanya perilaku yang
pertama, yaitu motivasi kerja, terlihat bahwa
terkendali dan adanya ketaatan. Karena itu,
banyak bidan yang kurang setuju bahwa
dari hasil pra survey ini, diketahui bahwa
perusahaan telah menyediakan kelompok
perusahaan masih kurang menjunjung tinggi
kerja yang kompak, supervisi yang baik, dan
disiplin kerja yang baik. Untuk lebih
mengadakan rekreasi bersama. Pertanyaan
memperkuat
ini
penelitian lebih lanjut mengenai disiplin
Berdasarkan
berkaitan
Maslow
hasil
pra
dengan
teori
tingkat
ke
pada
kebutuhan sosial.
kebutuhan tiga,
yaitu
pernyataan
ini,
diperlukan
kerja beserta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
Variabel X yang ketiga, yaitu beban
Sehubungan dengan hal tersebut,
kerja, juga mendapat porsi argumen yang
maka
kurang
penelitian dengan
menyenangkan
untuk
ketiga
penulis
tertarik judul
melakukan “Pengaruh
:
pertanyaan yang terkait dengannya. Mulai
Motivasi
dari pertanyaan pertama, didapati bahwa
Beban Kerja terhadap kinerjabidan di
menurut para bidan, bayak pekerjaan belum
Instalasi
dilaksanakan dengan tepat target, dan tepat
ObstetriRSUP Dr. Kariadi di Semarang”.
Kerja,
Disiplin Kerja,
Rawat
Inap
dan
Ruang
waktu. Selanjutnya pada pertanyaan ke dua, diketahui bahwa distribusi beban kerja
Perumusan Masalah
belum merata sesuai dengan golongan dan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas
jabatan. Pertanyaan ke tiga, lebih banyak
maka
lagi bidan yang menyatakan peningkatan
penelitian sebagai berikut :
kinerja karyawan di Kariadi bagian ini
dapat
1. Apakah
dirumuskan
disiplin
pertanyaan
kerja
berpangaruh
belum sesuai dengan yang diinginkan.
terhadap kinerjabidan di Instalasi rawat
Menurut
Inap
Mintorogo
dan
Sudarmayanti,
untuk mencapai efisiensi, sebuah perusahaan
Ruang
Obstetri
RSUP
Dr.
KARIADI SEMARANG?
perlu memenuhi syarat – syarat sebagai
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh
berikut : menggunakan biaya, tenaga, bahan,
terhadap kinerjabidan di Instalasi rawat
alat, waktu, ruangan, dan lain – lain secara
Inap
tepat sesuai rencana; melaksanakan kerja
KARIADI SEMARANG?
yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat;
membagi
kerja
secara
nyata
Ruang
3. Apakah
Obstetri
beban
RSUP
kerja
berpengaruh
terhadap kinerjabidan di Instalasi rawat
berdasarkan beban kerja; menyeimbangkan
Inap
wewenang dengan tanggungjawab;
KARIADI SEMARANG?
dan
Dr.
Ruang
Obstetri
RSUP
Dr.
menerapkan prosedur kerja yang praktis untuk
dapat
dilaksanakan.
Sebagai
tanggapan atas tiga hasil pra survey yang kurang
memuaskan
tersebut,
TINJAUAN PUSTAKA Motivasi Kerja
maka
Menurut (Danim, 2004), motivasi
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
adalah suatu perubahan energi dalam diri
beban kerja di Instalasi Rawat Inap Ruang
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan
Obstetri RSUP Dr. Kariadi di Semarang.
timbulnya
perasaan
dan
reaksi
untuk
mencapai tujuan. motivasi kerja adalah
menghormati, menghargai, patuh, dan taat
kondisi fisiologis dan psikologis yang
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku
terdapat di dalam pribadi seseorang yang
baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta
mendorongnya untuk melakukan aktivitas
sanggup
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Proses
mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya
timbulnya motivasi seseorang merupakan
apabila ia melanggar tugas dan wewenang
gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan,
yang diberikan kepadanya. Kedisiplinan
tujuan
(Endang
adalah kesadaran dan kesediaa seseorang
Hendrayati,2003). Motivasi kerja adalah
menaati semua peraturan perusahaan dan
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
norma-norma
mencapai suatu tujuan individu. Motivasi
Kesadaran disini merupakan sikap seseorang
merupakan suatu konsep yang menguraikan
yang
kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
seseorang yang memulai dan mengarahkan
jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau
perilakunya. Motivasi dapat dikatakan juga
mengerjakan semua tugasnya dengan baik,
sebagai keinginan untuk berusaha sekuat
bukan atas paksaan.
dan
imbalan
tenaga agar mencapai tujuan tertentu yang ditentukan oleh kemampuan motivasi kerja individual
untuk
memenuhi
Berdasarkan disimpulkan
pengertian
bahwa
motivasi
diatas kerja
secara
sosial
dan
yang
sukarela
tidak
berlaku.
menaati
semua
Malayu S.P. Hasibuan (2001:190) mendefinisikan disiplin kerja adalah: “Kesadaran dan kesediaan seseorang
kebutuhan
individu atau organisasi (Edi Siregar, 2011)
menjalankannya
menaati semua peraturan perusahaan dan norma -norma sosial yang berlaku”.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang
merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
secara sukarela menaati semua peraturan
menyalurkan, memelihara dan mendorong
dan sadar akan tugas dan tanggung
perilaku manusia yang merupakan proses
jawabnya.
dasar yang dimulai dengan adanya suatu
Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah
kebutuhan yang di inginkan.
laku dan perbuatan seseorang yang
Disiplin Kerja
sesuai dengan peraturan perusahaan baik
Menurut (2003,
pendapat
p291),
dapatdidefinisikan
Sastrohadiwiryo
Disiplin sebagai
suatu
yang tertulis maupun tidak.
kerja
Dari
sikap
Hasibuan mengenai disiplin kerja, diperoleh
definisi
yang
dikemukakan
oleh
gambaran bahwa disiplin kerja merupakan
tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan
kesadaran dan kesedian yang harus dimiliki
sebagai suatu teknik untuk mendapatkan
setiap karyawan dalam menaati segala
informasi tentang efisiensi dan efektivitas
peraturan dan norma-norma yang ada dalam
kerja suatu unit organisasi, atau pemegang
perusahaan. Dengan disiplin yang baik
jabatan yang dilakukan secara sistematis
dalam diri seorang karyawan akan terbentuk
dengan
keteraturan,
membantu
jabatan, teknik analisis beban kerja atau
perusahaan dalam mencapai tujuan yang
teknik manajemen lainnya (Utomo, 2008)
telah ditetapkan.
Beban kerja adalah segala yang menjadi
Beban Kerja
tanggung
sehingga
dapat
menggunakan
jawab
teknik
analisis
seseorang
yang
Beban kerja adalah sekumpulan atau
dilaksanakan dengan baik untuk mencapai
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
tujuan yang diinginkan Sunarso 2010 beban
oleh suatu unit organisasi atau pemegang
kerja
jabatan
dihadapkan
dalam
jangka
waktu
tertentu.
adalah
keadaan pada
dimana
tugas
yang
Endang Hendrayanti (2003). Beban kerja
diselesaikan pada waktu tertentu
dapat
(Munandar, 2001)
berupa
tuntutan
tugas
atau
pekerja harus
pekerjaan,organisasi dan lingkungan kerja
Dari beberapa pengertian mengenai
(Manuaba, 2000). Beban kerja adalah sesatu
Beban kerja dapat ditarik kesimpulan beban
yang terasa memberatkan, barang-barang
kerja
atau sesuatu bawaan yang dipikul, yang
membutuhkan
sukar untuk dikerjakan sebagai tanggungan
kemampuan
(M. B. Ali, 2002: 63).
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu,
Beban
berarti
tanggungan
yang
harus
dikerjakan sebagai tanggunganyang menjadi
adalah
sejumlah
kegiatan
yang
proses
mental
atau
yang
harus
kegiatan
baik dalam bentuk fisik maupun psikis. Kinerja
tanggung jawabnya. Kerja adalah kegiatan
Bernardin dan
(dalam
melakukan sesatu yang dilakukan bertujuan
Ruky,
mendapatkanhasil pekerjaan (Sunarso, 2010)
atau kinerja sebagai berikut : “performance
Pengertian beban kerja adalah sekumpulan
is defined as the record of outcomes
atau
produced on a specified job function or
sejumlah
kegiatan
yang
harus
2002:15)
Russel
memberikan pengertian
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
activity during time period.
Prestasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu
kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit,
tertentu atau kegiatan selama kurun waktu
dan
tertentu.
mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja
tujuan
pegawai,
maka
kita
juga
Menurut Gibson, dkk (2003: 355), job
organisasi, kinerja unit, dan kinerja pegawai.
performance adalah hasil dari pekerjaan
Dessler (2000:87) berpendapat : Kinerja
yang terkait dengan tujuan organisasi,
(prestasi kerja) karyawan adalah prestasi
efisiensi dan kinerja kefektifan kinerja
aktual
lainnya. Sementara menurut Ilyas (1999:
prestasi yang diharapkan dari karyawan.
99), kinerja adalah penampilan hasil kerja
Prestasi kerja yang diharapkan adalah
personil maupun dalam suatu organisasi.
prestasi standar yang disusun sebagai acuan
Penampilan
sehingga dapat melihat kinerja karyawan
hasil
karya
tidak
terbatas
karyawan
dengan
dibandingkan
posisinya
dengan
kepada personil yang memangku jabatan
sesuai
dibandingkan
fungsional maupun struktural tetapi juga
dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat
kepada keseluruhan jajaran personil di
juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut
dalam organisasi.
terhadap karyawan lainnya.
Pengertian kinerja lainnya dikemukakan
Berdasarkan beberapa pendapat tentang
oleh Payaman Simanjuntak (2005:1) yang
kinerja dan prestasi kerja dapat disimpulkan
mengemukakan
tingkat
bahwa pengertian kinerja maupun prestasi
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
kerja mengandung substansi pencapaian
tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat
hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian
pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
bahwa
tujuan
kinerja
merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh
adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang. Kinerja
untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau
perorangan (individual performance) dengan
organisasi, termasuk kinerja masing-masing
kinerja lembaga (institutional performance)
individu dan kelompok kerja di perusahaan
atau
tersebut.
performance) terdapat hubungan yang erat.
kinerja
perusahaan.
Menurut
Irawan
adalah
Manajemen
(2002:11),
bahwa
kinerja
kinrja
maupun
prestasi
perusahaan
kerja
(corporate
Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan
kinerja (performance) adalah hasil kerja
(individual
performance)
yang bersifat konkret, dapat diamati, dan
kemungkinan
dapat diukur. Jika kita mengenal tiga macam
(corporate performance) juga baik.
besar
kinerja
baik
maka
perusahaan
H1
Kerangka Pemikiran
:
Terdapat
Dari pemikiran tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa
mempengaruhi selanjutnya
dan
faktor
tersebut
variabel
variable)
yaitu
ada
faktor
yang yang
efektivitas
positif
dan
signifikan antara motivasi kerja
yang
terhadap kinerja bidan di Instalasi
dipengaruhi,
Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP
mempengaruhi
bebas
pengaruh
(independent
Dr. Kariadi Semarang. H2
:
kedisiplinan,
Terdapat
pengaruh
signifikan
antara
positif disiplin
dan kerja
beban kerja, dan motivasi kerja, sedangkan
terhadap kinerja bidan di Instalasi
yang merupakan variabel yang dipengaruhi
Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP
dinamakan
Dr. Kariadi Semarang.
variabel
terikat
(dependent
variable), yaitu kinerja para karyawan. Ada
pun
kerangka
H3
:
pemikiran
Terdapat
pengaruh
signifikan
antara
positif beban
dan kerja
terhadap kinerja kinerja bidan di
mengenai pengaruh motivasi kerja, disiplin
Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri
kerja, dan beban kerja terhadap kinerja para
RSUP Dr. Kariadi Semarang.
karyawan sebagai berikut :
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
Populasi dan sampel 1. Populasi
Motivasi Kerja (X1)
Disiplin Kerja (X2)
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan RSUP Dr. Kariadi Semarang yang Kinerja Karyawan H2 (Y)
berjumlah 50 orang. 2. Sampel Teknik
Beban Kerja (X3)
yang
digunakan
dalam
sampling kali ini adalah metode sensus. Dalam penelitian kali ini penulis memilih sampel dari semua bidan. Dan peneliti akan mengambil sampel dari seluruh populasi
Hipotesis Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
bidan bekerja di ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang, maka responden sebanyak 50 bidan.
Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk
Persamaan regresi berganda antara motivasi
mengetahui
kerja, disiplin kerja, dan beban kerja
pengaruh
variabel
bebas
terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas
terhadap kinerja bidan sebagai berikut :
perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan
variabel
bebas
yang
Y = 0,475 + 0,191 X1 + 0,446 X2 +
akan
0,264 X3
mempengaruhi variabel terikat.
Persamaan
Rumus :
makna sebagai berikut: 1.
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Untuk mengetahui pengaruh masing-masing
pengujian
masing-masing
signifikansi
koefisien
regresi
mempunyai
Konstanta (α) positif sebesar 0,475.
motivasi kerja, disiplin kerja, dan beban
dari
kerjadalam keadaan tetap maka kinerja
yaitu
dengan menggunakan Uji “t” dan Uji “F”.
bidan sebesar 0,475. 2.
Koefisien Determinasi
tersebut
Hasil ini memberi pengertian apabila
variabel bebas pada variabel terikat perlu dilakukan
regresi
Koefisien regresi
motivasi kerja(X1)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
positif sebesar 0,191. Hasil ini memberi
mengukur seberapa jauh kemampuan model
pengertian yaitu setiap ada peningkatan
dalam
menerangkan
variasi
variabel
motivasi kerja maka akan mampu
dependen (tidak bebas). Nilai koefisien
meningkatkan kinerja bidan.
determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel
independen
(bebas)
3.
dalam
Koefisien regresi disiplin kerja (X2) positif sebesar 0,191. Hasil ini memberi
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
pengertian yaitu setiap ada peningkatan
variabel-variabel independen memberikan
disiplin
hampir semua yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi
variabel
HASIL
PENELITIAN
4.
PEMBAHASAN
DAN
maka
akan
mampu
meningkatkan kinerja bidan.
dependen
(Imam Ghozali,2006).
kerja
Koefisien
regresi
beban
kerja(X3)
positif sebesar 0,191. Hasil ini memberi
pengertian yaitu setiap ada peningkatan beban
kerja
maka
akan
mampu
berpengaruh
tidak
signifikan
terhadap
variabel dependen kinerja. Pada variabel X2 (Disiplin) diperoleh nilai thitung =3,870 dan
meningkatkan kinerja bidan.
sig =0,000 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti
PENGUJIAN HIPOTESIS
variabel independen Disiplin secara statistik
Pengujian hipotesis secara simultan (uji
berpengaruh signifikan terhadap variabel
F)
dependen kinerja.Pada variabel X3 (Beban)
UjiF dilakukan untuk melihat keberartian
diperoleh nilai thitung =2,141dan sig =0,038<
pengaruh
5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel
variabel
simultan
atau
independen
bersama-sama
secara terhadap
independen
Beban
variabel dependen atau sering disebut uji
statistikberpengaruh
kelinieran persamaan regresi.
variabel dependen kinerja.
Pengaruh
secara
bersama-sama
signifikan
secara terhadap
antara
motivasi kerja, disiplin kerja, dan beban
Koefisien Determinasi (R2)
kerja adalah sebesar 19,992 dengan sig.
Untuk melihat kemampuan variabel
0,000 < α = 0,05. Nilai sig. yang lebih kecil
independen dalam menjelaskan variabel
α = 0,05 menunjukkan diterimanya hipotesis
dependen.
yang menyatakan motivasi kerja, disiplin
Besarnya koefesien determinasi dapat dilihat
kerja,
pada adjusted r square sebesar 0,538. Angka
dan
beban
kerjaberpengaruh
signifikan terhadap kinerja di Instalasi
ini
menunjukkan
kemampuan
variabel
Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP Dr.
motivasi kerja, disiplin kerja dan beban
Kariadi Semarang secara bersama-sama.
kerja dalam menjelaskan kinerja bidan di
Pengujian hipotesis secara parsial (uji t)
Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP
Uji t dilakukan untuk mengetahui
Dr. Kariadi Semarang adalah sebesar 53,8%,
apakah secara individu (parsial) variabel
sementara sisanya sebesar 46,2% (100% -
independen
53,8%), kinerja bidan di Instalasi Rawat
mempengaruhi
variabel
dependen secara signifikan atau tidak.
Inap Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada
Semarang dijelaskan oleh variabel lain.
variabel X1 (Motivasi) diperoleh nilai thitung =1,097dan sig =0,278< 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel Motivasi secara statistik
diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari nilai
PEMBAHASAN 1. Pengaruh Motivasi
Kerja terhadap
Kinerja bidan Ruang Obstetri Instalasi
rerata motivasi sebesar 3,52, yang berarti berdasarkan rentang skala termasuk kategori tinggi atau baik. Persepsi yang baik terhadap
Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang
motivasi ini terbentukkondisi tempat kerja
Berdasarkan hasil uji hipotesis membuktikan
sesuai target dengan nilai rata-rata sebesar
bahwa variabel Motivasi Kerja (X1) tidak
3,6,
berpengaruh terhadap Kinerja bidan (Y),
keamanan dengan rata-rata 3,34, perusahaan
dengan didapat hasil uji t sebesar 1,097 dan
mendukung hubungan interpersonal dengan
nilai sig. 0,278>α=0,005. Nilai sig. yang
nilai rata-rata sebesar 3,7, perusahaan
lebih besar dari α = 0,05. Tidak adanya
memberikan penghargaan dengan nilai rata-
angka signifikan ini mengindikasikan bahwa
rata 4,1, dan juga perusahaan memberikan
semakin tinggi atau tidaknya motivasi
kebutuhan aktualisasi diri dengan nilai rata-
kerjatidak berpengaruh terhadap Kinerja
rata sebesar 2,88. Berdasarkan tabel 4.6
Bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang
dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata
Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang.
tertinggi dari bidan Instalasi Rawat Inap
Dalam penelitian ini variabel motivasi kerja
Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang
tidak berpengaruh karena perusahaan kurang
mengenai
memberikan
kebutuhan penghargaan.
kebutuhan
aktualisasi
diri
perusahaan mengadakan jaminan
perusahaan
memberikan
kepada para bidan yang meliputi prestasi
Dari hasil penelitian ini ternyata
dalam pekerjaan, kesempatan kreativitas,
variabel motivasi kerja memiliki kesamaan
pertumbuhan
dan
dengan
Sehingga
perusahaan
pengembangan
diri.
penelitian
terdahulu
Ida
Ayu
sebaiknya
Brahmasari (2006), yaitu variabel motivasi
memperhatikan bidan dan meningkatkan
kerja sama-sama tidak memiliki pengaruh
motivasi dengan memberikan berbagai nilai
yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
yang dapat lebih memotivasi bidan dalam
2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap
bekerja maka mereka akan lebih memiliki
Kinerja bidan Ruang Obstetri Instalasi
totalitas dalam bekerja sehingga hasil kerja
Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang
yang dihasilkan akan lebih maksimal.
Berdasarkan hasil uji hipotesis membuktikan
Para responden memberikan persepsi yang
cukup baik terhadap motivasi yang
bahwa
variabel
disiplin
kerja
(X2)
berpengaruh terhadap Kinerja bidan (Y)
dengan didapat dari hasil uji t sebesar 3,870
Hasil penelitian ini sesuai dengan
dengan nilai sig. 0,000<α = 0,05. Nilai sig.
penelitian tentang Pengaruh Disiplin Kerja,
yang lebih kecil dari α = 0,05.Adanya angka
Motivasi
signifikan dan positif ini mengindikasikan
Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada
bahwa semakin tinggi disiplin kerja bidan,
Pemerintah Kabupaten Tabalong Di Tanjung
maka semakin meningkatkinerja bidan di
Kalimantan Selatan (M.Harlie : 2010)
Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP
dengan
Dr. Kariadi Semarang.
Disiplin kerja, Motivasi, Pengembangan
Dan
hasil
Pengembangan
penelitian
Karier
menunjukkan
Para responden memberikan persepsi
karier berpengaruh nyata secara parsial
yang cukup baik terhadap disiplin kerja yang
terhadap kinerja pegawai. Variable disiplin
dilakukannya. Hal ini dapat dilihat dari nilai
kerja
rerata disiplin kerja sebesar 3,73, yang
dominan mempengaruhi variable terikat
berarti berdasarkan rentang skala termasuk
kinerja pegawai
kategori tinggi atau baik. Persepsi yang
3.
cukup baik terhadap disiplin kerja ini
Kinerja bidan Ruang Obstetri Instalasi
terbentuk karena bidan hadir tepat waktu
Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang
dengan nilai rata-rata sebesar 3,74, bidan
Berdasarkan
mengutamakan presentase kehadiran dengan
membuktikanbahwa variabel beban kerja
rata-rata 3,66, bidan menaati jam ketentuan
(X3) berpengaruh positif dan signifikan
jam kerja dengan nilai rata-rata sebesar 3,98,
terhadap Kinerja Bidan (Y) dengan didapat
dan bidan selalu menggunakan jam kerja
dari hasil uji t sebesar 2,141 dengan nilai
dengan efektif dan efisien dengan nilai rata-
sig. 0,038<α = 0,05. Nilai sig. yang lebih
rata 3,56. Berdasarkan tabel 4.7 dapat ditarik
kecil dari α = 0,05. Adanya angka signifikan
kesimpulan bahwa rata-rata tertinggi dari
dan positif ini mengindikasikan bahwa
persepsi bidan Instalasi Rawat Inap RSUP
semakin
Dr. Kariadi Semarang mengenai disiplin
dimiliki bidan, maka semakin meningkat
kerja adalah bidan menaati ketentuan jam
kinerja bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang
kerja, dan yang terendah yaitu bidan
Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang.
menggunakan jam kerja dengan efektif dan efisien.
merupakan
variable
bebas
yang
Pengaruh Beban Kerja terhadap
hasil
uji
meningkatbeban
hipotesis
kerja
yang
Para responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap beban kerja yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rerata beban kerja sebesar 3,78, yang berarti
Kesimpulan penelitian mengenai analisis
berdasarkan rentang skala termasuk kategori
Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan
tinggi atau baik. Persepsi yang cukup baik
Beban Kerja Terhadap Kinerja Bidan di
terhadap beban kerja ini terbentuk karena
Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP
tugas diberikan pada waktu yang tepat/tidak
Dr. Kariadi Semarang adalah sebagai berikut
mendadak dengan nilai rata-rata sebesar
:
3,48,
tingkat
kesulitas
tugas
sesuai
1. Motivasi kerja berpengaruh secara
kemampuan dengan nilai rata-rata 4,02,
positif
memiliki waktu cukup menyelesaiakn tugas
KinerjaBidan di Instalasi Rawat Inap Ruang
dengan nilai rata-rata sebesar 3,56, dan
Obstetri
jumlah teman kerja yang bisa membantu
artinya semakin tinggi motivasi kerja yang
dengan nilai rata-rata 4,06. Berdasarkan
diberikan, maka kinerja bidan juga akan
tabel 4.8 dapat ditarik kesimpulan bahwa
cenderung menurun. Sebaliknya, semakin
rata-rata
rendah motivasi yang diberikan, maka akan
tertinggi
dari
persepsi
bidan
Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang
dan
tidak
RSUP
signifikan
Dr.Kariadi
terhadap
Semarang,
semakin rendah juga kinerja bidan.
mengenai beban
2. Disiplin Kerja berpengaruh positif
kerja adalah bidan memiliki jumlah teman
dan signifikan terhadap Kinerja bidan di
kerja yang bisa membantu, dan yang
Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP
terendah yaitu tugas diberikan pada waktu
Dr.Kariadi Semarang artinya semakin tinggi
yang tepat/tidak mendadak.
disiplin kerja bidan, maka semakin tinggi
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Pengaruh
Kepemimpinan,
Kedisiplinan, Beban kerja, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada Yayasan Kyai Ageng Giri Mranggen Demak (Arifin:2013) dengan
hasil
Kepemimpinan,
penelitian Beban
berpengaruh signifikan. PENUTUP Kesimpulan
menunjukkan
kerja,
Motivasi
pula kinerja bidan. Sebaliknya, semakin rendah disiplin kerja bidan, maka akan semakin rendah pula kinerja bidan. 3.
Beban
Kerja
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP semakin
Dr.Kariadi meningkat
Semarang, beban
kerja
artinya yang
dimiliki bidan, maka semakin tinggi kinerja bidan. Sebaliknya, semakin menurun beban
kerja yang dimiliki bidan, maka akan
yang di berikan tidak menumpuk sehingga
semakin rendah kinerja bidan.
pekerjaan cepat terselesaikan.
Saran Saran yang bisa disampaikan berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, yaitu : 1. Faktor pertama yang mempengaruhi Kinerja bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah disiplin kerja. Bidan memberikan penilaian terendah terhadap mengutamakan presentase kehadiran. Jadi saran yang diberikan adalah pihak rumah sakit mengadakan pelatihanpelatihan di bidang kedisiplinan untuk para bidan. Kemudian meningkatkan presentase kehadiran bidan agar meningkatkan kinerja para bidan. Dan juga pihak rumah sakit memberikan peraturan yang lebih jelas mengenai jam kerja dan denda, pinalti, atau hukuman yang berlaku. 2. Faktor kedua yang mempengaruhi Kinerja Bidan di Instalasi Rawat Inap Ruang Obstetri RSUP Dr.Kariadi Semarang adalah beban kerja.Bidan memberikan penilaian terendah terhadap tugas diberikan pada waktu yang tepat atau tidak mendadak. Jadi saran yang diberikan adalah pihak rumah sakit sebaiknya meringankan tugas yang diberikan dan tidak mendadak memberi tugas, sehingga bidan dapat mengerjakan pekerjaan secara tepat waktu agar tugas