Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT QUANTITATIVE CHARACTERISTICS OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE FARMING Dandy Dharma Nugraha*, Endang Yuni Setyowati**, Nono Suwarno** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Email : dharmadandy@gmail.com ABSTRAK Penelitian mengenai “Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat”, telah dilaksanakan di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut pada tanggal 13 April sampai dengan 20 April 2016 di Kelompok Ternak Pasir Pogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kuantitatif pada Sapi Pasundan yang berada di peternakan rakyat. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling. Ternak yang diamati adalah Sapi Pasundan jantan dan betina yang berumur 2- 3 tahun sebanyak masing-masing 30 ekor. Data yang diperoleh diolah menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan sifat kuantitatif yang diperoleh untuk Sapi Pasundan jantan yaitu: rataan panjang badan 119,97 cm, tinggi pundak 114,98 cm, lingkar dada 149,85 cm. Sedangkan sifat kuantitatif Sapi Pasundan betina yaitu: rataan panjang badan 108,62 cm, tinggi pundak 107,97 cm, lingkar dada 136,25 cm. Kata Kunci: Sapi Pasundan, Karakteristik Kuantitatif, Panjang Badan, Tinggi Pundak, Lingkar Dada ABSTRACT The research about “Quantitative Characteristics of Pasundan Cattle in Village Farming”, was conducted in Mancagahar Village, Pameungpeuk District, Garut Regency on April 13, until April 20, 2016, in Pasir Pogor village farming. The aim of this research was to find out quantitative characteristics of Pasundan Cattle resided in village farm. The method used is survey and sampling technique used is purposive sampling. The observed cattles are 30 bulls and 30 cows, aged 2-3 years old. The data result were analyzed by descriptive statistic. The results showed that quantitative characteristics of Pasundan bull is : 119.97 cm for body lenght, 114.98 cm for wither height, 149.85 cm for heart girth, while quantitative characteristics of Pasundan cow is : 108.62 cm for body lenght, 107.97 cm for wither height, and 136.25 cm for heart girth.
1
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha Keywords : Pasundan Cattle, Quantitative Characteristics, Body Length, Wither Height, Heart Girth.
PENDAHULUAN Sapi Pasundan merupakan sapi lokal yang termasuk sapi potong dan berkembang di masyarakat buffer zone hutan sepanjang wilayah Priangan Utara dan juga di wilayah Pesisir Selatan Jawa Barat. Sapi Pasundan merupakan bagian dari sumberdaya genetik lokal yang layak dikembangkan karena telah lama akrab dan beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Sifat kuantitatifnya meliputi ukuran tubuh dengan tinggi pundak rata-rata 115 cm pada jantan dan 109 cm pada betina. Panjang badan sapi jantan rata-rata 120 cm dan 110 cm pada betina. Lingkar dada sapi jantan rata-rata 150 cm dan 138 cm pada betina (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2014). Karakteristik kuantitatif adalah karakter yang dapat diukur dari ternak yang memiliki derajat dan sifat yang diamati dari tubuh ternak itu sendiri seperti panjang badan, tinggi pundak dan lingkar dada. Ukuran tubuh sapi dapat digunakan untuk menduga bobot badan seekor ternak sapi dan sering juga dipakai sebagai parameter teknis penentuan bibit sapi. Pengukuran sifat-sifat kuantitatif mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) meliputi umur (bulan), tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada (SNI 7651.4:2015). Adapun pengukuran umur dilakukan melalui dua cara yaitu melalui catatan kelahiran atau berdasarkan pergantian gigi permanen.
Pengukuran panjang badan
dilakukan dengan cara mengukur jarak dari bongkol bahu (Tuberositas humeri) sampai ujung tulang duduk (Tuber ischii), menggunakan tongkat ukur. Pengukuran tinggi pundak dilakukan dengan cara mengukur jarak dari permukaan yang rata sampai bagian tertinggi pundak melewati bagian Scapulla secara tegak lurus, menggunakan tongkat
2
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha ukur. Pengukuran lingkar dada dilakukan dengan cara mengukur lingkar dada dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada dibelakang bahu (SNI 7651.4:2015). Populasi Sapi Pasundan di Kabupaten Garut Selatan menyebar di beberapa Kecamatan bagian selatan atau disebut Garut Selatan (Garsela).
Salah satunya di
Kecamatan Pameungpeuk, populasi Sapi Pasundan terbanyak di daerah ini berada di Desa Mancagahar dengan jumlah 860 ekor yang dimiliki oleh Kelompok Ternak Pasir Pogor. Sebaran populasi ini berada di peternakan rakyat dengan pola pemeliharaan semi intensif. Pemeliharaan pola ini diaplikasikan dengan memanfaatkan lahan-lahan perkebunan pertanian dan kehutanan. (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2014). Bahan Penelitian dan Metode Penelitian Bahan Penelitian Bahan penelitian ini adalah Sapi Pasundan (jantan dan betina) dewasa masing – masing berjumlah 30 ekor dengan umur 2-3 tahun dan tidak bunting untuk menghindari bias dalam pengukuran. Untuk memenuhi jumlah sampel digunakan rujukan Nei (1987) bahwa survei tentang keragaman genetik memerlukan sampel 30 ekor. Alat-alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tongkat ukur setinggi 200 cm dengan tingkat ketelitian 0,1 cm, digunakan untuk mengukur tinggi pundak dan panjang badan. 2. Pita ukur dalam satuan (cm) dengan tingkat ketelitian 0,1 cm, digunakan untuk mengukur lingkar dada. 3. Laptop, digunakan untuk mengolah data hasil pengumpulan data. 4. Alat tulis, digunakan untuk mencatat kegiatan dan hasil pengukuran yang telah dilakukan. 5. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan hasil penelitian.
3
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan objek penelitian serta menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya (Nawawi, 2002). Metode penelitian yang digunakan yaitu survei sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling.
Sapi yang dipilih adalah Sapi
Pasundan dewasa (jantan dan betina) pada umur antara 2 – 3 tahun. Sapi betina yang dipilih adalah yang tidak bunting untuk menghindari bias dalam pengukuran. Alasan melakukan penelitian di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut karena merupakan salah satu basis populasi Sapi Pasundan dengan populasi terbanyak. Peubah yang Diamati dan Cara Pengukuran Cara pengukuran karakteristik kuantitatif mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI 7651.4:2015). a.
Umur (tahun) Dilakukan melalui dua cara yaitu melalui catatan kelahiran atau berdasarkan
pergantian gigi seri permanen. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen Gigi seri permanen Taksiran umur (tahun) 1 pasang 1,5 - 2 tahun 2 pasang > 2 – 3 tahun Sumber : SNI Sapi Bali (SNI 7651.4:2015) b.
Tinggi pundak Mengukur jarak dari permukaan yang rata sampai bagian tertinggi pundak
melewati bagian Scapulla secara tegak lurus, menggunakan tongkat ukur.
4
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha c.
Panjang badan Mengukur jarak dari bongkol bahu (Tuberositas humeri) sampai ujung tulang
duduk (Tuber ischii), menggunakan tongkat ukur. d.
Lingkar dada Cara mengukur lingkar dada dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada
dibelakang bahu.
Gambar 1. Cara pengukuran tubuh sapi Pasundan Keterangan : a . Tinggi pundak b. Panjang badan c. Lingkar dada Analisis Statistik Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan statistika deskripitf (Mean, Ragam, Standar deviasi dan Koefisien variasi (Sudjana, 2005). 1. Rata-rata/Mean ( )
Keterangan
: ∑ n
= Rata-rata = Jumlah nilai data = Jumlah sampel
5
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha 2. Ragam ( Keterangan: x n i
= Peubah ke-i = Rata-rata sampel = Banyaknya data sampel =1,2,3,…
3. Standar Deviasi (
Keterangan:
= Ragam
4. Koefisien Variasi (KV) Keterangan:
s
= Simpangan baku = Rata-rata sampel
5. Pendugaan Parameter Teori pendugaan adalah suatu proses dengan menggunakan statistik sampel untuk menduga parameter populasi. s s x + t ( 2 ,v ) x - t ( 2 ,v ) n n Keterangan:
= Rata-rata sampel s
= Simpangan baku
n
= Banyaknya data sampel
= Rata-rata populasi
α
= Taraf signifikan (0,10)
v
= derajat bebas = n-1
t
= Tabel t (1,69913)
6
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha Hasil dan Pembahasan Pola Pemeliharaan Sapi Pasundan yang berada di Kecamatan Pameungpeuk sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan berkembang biak melalui perkawinan alam (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2014). Awalnya Sapi Pasundan digembalakan selama 24 jam, tetapi sejak tahun 1990 dikarenakan adanya perluasan lahan pertanian mengakibatkan lahan
penggembalaan
semakin
berkurang,
sehingga
peternak
merubah
pola
pemeliharaan dari ekstensif menjadi semi intensif. Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya lahan pertanian oleh ternak yang digembalakan. Aspek genetik yang penting adalah sistem perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sifat kuantitatif ternak. Sistem perkawinan ternak di Kecamatan Pameungpeuk masih belum terkontrol yakni masih membiarkan ternak melakukan kawin alam dan tidak adanya kriteria pejantan sebagai material genetik meskipun beberapa peternak sudah ada yang melakukan IB (Inseminasi Buatan) namun jumlahnya masih sangat sedikit. Sehingga sifat kuantitatif ternak yang dihasilkan relatif berbadan kecil. Hasil Pengukuran Tubuh Sapi Pasundan a.
Panjang Badan Tabel 2. Deskripsi Data Penampilan Panjang Badan Sapi Pasundan Panjang Badan (cm) Nomor Nilai Jantan Betina 1 Max 123 115 2 Min 115 104 3 Rata-rata Sampel 119,97 108,62 4 Ragam 4,57 9,37 5 Standar Deviasi 2,14 3,06 6 Koefisien Variasi 1,78 2,82 119,30 120,63 107,67 109,57 7 Pendugaan Parameter Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa rata-rata panjang badan Sapi Pasundan
jantan di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut adalah 119,97
7
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha cm, sedangkan Sapi Pasundan betina memiliki panjang badan 108,62. perbedaan besar panjang badan antara Sapi Pasundan jantan dan betina.
Terdapat Hal ini
diakibatkan oleh berbedanya kecepatan pertumbuhan antara Sapi Pasundan jantan dan betina. Pertumbuhan sapi jantan relatif lebih cepat dibandingkan dengan sapi betina (Setiadi, 2011). b.
Tinggi Pundak
Tabel 3. Deskripsi Data Penampilan Tinggi Pundak Sapi Pasundan Tinggi Pundak (cm) Nomor Nilai Jantan Betina 1 Max 118,50 113,00 2 Min 112,00 100,50 3 Rata-rata Sampel 114,98 107,97 4 Ragam 3,30 8,79 5 Standar Deviasi 1,82 2,97 6 Koefisien Variasi 1,58 2,75 114,42 115,55 107,05 108,89 7 Pendugaan Parameter
Hasil rataan tinggi pundak Sapi Pasundan di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut lebih kecil daripada data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2014).
Hal ini disebabkan pola pemeliharaan yang masih tradisional
dengan pemberian pakan sembarang, yaitu berupa rumput lapang sehingga kandungan gizinya tidak mencukupi kebutuhan sapi tersebut. Pakan yang diberikan harus berkualitas tinggi yaitu mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein dan mineral (Syamsu, 2005). Untuk memproduksi protein tubuh sumbernya protein pakan, sedangkan energi yang diperlukan bersumber dari pakan yang di konsumsi, sehingga pakan merupakan kebutuhan utama dalam pertumbuhan ternak (Santosa, 2008).
8
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha c. Lingkar Dada Tabel 4. Deskripsi Data Penampilan Lingkar Dada Sapi Pasundan Lingkar Dada (cm) Nomor Nilai Jantan Betina 1 Max 158,00 142,00 2 Min 145,00 131,00 3 Rata-rata Sampel 149,85 136,25 4 Ragam 8,52 6,38 5 Standar Deviasi 2,92 2,67 6 Koefisien Variasi 1,95 1,96 148,94 150,76 135,42 137,08 7 Pendugaan Parameter
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa rata-rata lingkar dada Sapi Pasundan jantan di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut adalah 149,5 cm, sedangkan Sapi Pasundan betina memiliki lingkar dada 136,25. Terdapat perbedaan besar panjang badan antara Sapi Pasundan jantan dan betina. Hal ini diakibatkan oleh berbedanya kecepatan pertumbuhan antara Sapi Pasundan jantan dan betina. Pertumbuhan sapi jantan relatif lebih cepat dibandingkan dengan sapi betina (Setiadi, 2011). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik kuantitatif Sapi Pasundan di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut yaitu panjang badan Sapi Pasundan jantan 119,97 cm, dan pada Sapi Pasundan betina 108,62 cm. Tinggi pundak Sapi Pasundan jantan adalah 114,98 cm dan pada Sapi Pasundan betina 107,97 cm. Lingkar dada Sapi Pasundan jantan adalah 149,85 cm dan pada Sapi Pasundan betina 136,25 cm.
9
Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat ..................... Dandy Dharma Nugraha Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini didapatkan data bahwa Sapi Pasundan di peternakan rakyat berukuran lebih kecil daripada Sapi Pasundan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tanggal 13 Oktober 2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pasundan. Oleh sebab itu disarankan untuk memperbaiki manajemen pemeliharaan dan memberikan pakan yang berkualitas. Ucapan Terimakasih Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada Dr. drh. Endang Yuni Setyowati, M.Sc.Ag. sebagai pembimbing utama dan Ir. Drs. Nono Suwarno, M.P., sebagai pembimbing anggota yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. DAFTAR PUSTAKA Dinas Peternakan Povinsi Jawa Barat. 2014. Penetapan Rumpun Sapi Pasundan. Nawawi, H. 2002. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Nei, M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. Columbia. University Press, New York. SNI 7651.4. 2015. Bibit Sapi Potong-Bagian 4 : Sapi Bali. Badan Standardisasi Nasional. Santosa, U. 2008. Manajemen Usaha Ternak Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiadi, D. 2011. Memilih Bakalan Sapi untuk Digemukkan. Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sukra. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Syamsu, A.J. 2005. Daya dukung limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa.
10