Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal KARAKTERISTIK KUALITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE FARMING Faris Naufal*, Endang Yuni Setyowati**, Nono Suwarno** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai “Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat”, telah dilaksanakan pada tanggal 13 April sampai 20 April 2016 di Kelompok Ternak Pasir Pogor, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kualitatif Sapi Pasundan di peternakan rakyat. Penelitian ini menggunakan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling. Ternak yang diambil adalah Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa dengan umur ≥ 2 tahun sebanyak masing-masing 30 ekor. Data diolah secara deskriptif untuk mendapatkan persentase frekuensi relative. Hasil penelitian karakter kualitatif Sapi Pasundan jantan dewasa meliputi: warna tubuh dominan yaitu hitam dan coklat, masing-masing sebanyak 30,00%; 90,00% memiliki warna putih pada kaki; 10,00% tidak memiliki warna putih pada kaki; 100,00% memiliki warna putih pada pantat; 100,00% memiliki garis belut; 80,00% memiliki gelambir; 20,00% tidak memiliki gelambir, 40% memiliki tanduk pendek dan 40% memiliki tanduk panjang ke atas. Sifat kualitatif Sapi Pasundan betina dewasa meliputi: 43,33% memiliki warna tubuh krem; 93,33% memiliki warna putih pada kaki; 6,67% tidak memiliki warna putih pada kaki; 100,00% memiliki warna putih pada pantat; 100,00% memiliki garis belut; 73,33% memiliki gelambir; 26,67% tidak memiliki gelambir; serta 43,33% memiliki tanduk pendek. Kata Kunci: Sapi Pasundan, Karakteristik Kualitatif ABSTRACT The research about “Qualitative Characteristics of Pasundan Cattle in Village Farming”, was conducted on April 13th until April 20th in Pasir Pogor farmers group, Mancagahar Village, Pameungpeuk District, Garut Regency. The aim of this research was to find out qualitative characteristic of Pasundan Cattle in Village Farmer. The method used is survey. Samples were taken by purposive sampling. The observed Pasundan cattle were 30 bulls and 30 heifers or non-pregnant cows, aged ≥ 2 years old. The data collected were analyzed by descriptive statistic to get percentage of relative frequency. This research indicates that Pasundan Bull is qualitatively characterized by: 30% has black body colour and 30% has brown body colour. 90% has white colour on legs; 10% does not have white colour on legs; 100% has white colour on ass; 100% has eel stripe (back line); 80% has dewlap; 20% does not have dewlap, 40% has short horns and 40% has long horn that grew upward. The qualitative characteristics of Pasundan heifers or non-pregnant cows are: 43.44 % has beige Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 1
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal body colour; 93.33% has white colour on legs; 6.67% does not have white colour on legs; 100% has white colour on ass; 100% has eel stripe on the back; 73.33% has dewlap; 26.67% does not have dewlap and 43.33% has short horns. Keywords: Pasundan Cattle, Qualitative Characteristics
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya.
Hal ini dapat dilihat dari
keanekaragaman sapi yang ada di negara ini. Salah satu contoh sapi lokal yang ada di Indonesia adalah Sapi Pasundan. Sapi Pasundan merupakan sapi lokal Indonesia yang berasal dari Jawa Barat dan eksistensi Sapi Pasundan ini menyebar di dua wilayah, yakni di wilayah sepanjang pantai selatan seperti Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi, kemudian wilayah zona penyangga hutan sepanjang wilayah Priangan Utara seperti Kuningan, Majalengka, Indramayu, Sumedang, Subang dan Purwakarta.
Sapi Pasundan
mampu beradaptasi baik dengan iklim tropis. Sapi tersebut dapat beradaptasi terhadap pakan berkualitas rendah, sistem pemeliharan tradisional dan memiliki daya tahan tinggi terhadap berbagai penyakit ektoparasit. Penetapan sumber daya sapi lokal menjadi sangat penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas ternak untuk kebutuhan pangan nasional, selain itu juga dapat meningkatkan keragaman populasi. Keragaman Sapi Pasundan dapat dilihat dari ciri-ciri fenotip yang dapat diamati atau terlihat secara langsung, seperti tinggi, berat, tekstur dan panjang bulu, warna dan pola warna tubuh, perkembangan tanduk, dan sebagainya. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi sifat kualitatif. Sebaran Sapi Pasundan di Jawa Barat salah satunya berada di kawasan Garut Selatan meliputi Kecamatan Cibalong, Cisompet, Sancang, Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, dan Caringin. Salah satu lokasi persebarannya yaitu di Kecamatan Pameungpeuk, Desa Mancagahar tepatnya di Kelompok Peternak Pasir Pogor sebanyak 860 ekor. Eksplorasi data tentang identifikasi Sapi Pasundan secara kualitatif merupakan indikator penting untuk dikaji khususnya terkait dengan potensi genetik secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sapi Pasundan memiliki kesamaan karakter kualitatif dengan sapi Bos sondaicus atau Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 2
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
Banteng Jawa (Indrijani dkk, 2012). Hal ini mendasari keinginan penulis untuk mengetahui sifat kualitatif yang akan digunakan sebagai informasi tambahan mengenai Sapi Pasundan yang sudah mulai banyak dikembangkan oleh masyarakat, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat”. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.
Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah dan Sapi Pasundan (jantan dan
betina) dengan umur ternak lebih dari 2 tahun yang berada di Kelompok Ternak Pasir Pogor, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat sebanyak masing-masing 30 ekor. Pendugaan umur sapi mengacu pada kondisi gigi seri berdasarkan SNI Sapi Bali 7355:2008. 2.
Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu (Hidayat Syah, 2010). Penelitian ini menggunakan metode survei. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling, dengan pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif untuk mendapatkan frekuensi relatif (persentase). 3.
Peubah yang diamati Sifat-sifat kualitatif Sapi Pasundan yang diamati terdiri dari :
1. Warna tubuh, dibagi atas warna dasar merah bata, coklat, krem, hitam.
Warna tubuh merah bata
Warna tubuh coklat Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 3
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
Warna tubuh krem
Warna tubuh hitam
Ilustrasi 1. Berbagai warna tubuh Sapi Pasundan 2.
Warna kaki (tarsus sampai metatarsus, carpus sampai metacarpus).
Ilustrasi 2. Warna kaki putih pada Sapi Pasundan 3.
Ada tidaknya warna putih pada pantat.
Ilustrasi 3. Warna putih pada pantat 4.
Ada tidaknya garis belut (sepanjang punggung).
Ilustrasi 4. Garis belut Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 4
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
5.
Ada tidaknya gelambir
Bergelambir
Tidak Gelambir
Ilustrasi 5. Sapi Pasundan bergelambir dan tidak bergelambir 6.
Klasifikasi bentuk tanduk
Tidak bertanduk
Bertanduk pendek
Bertanduk panjang ke atas
Bertanduk panjang ke bawah
Bertanduk panjang ke samping
Bertanduk asimetris
Ilustrasi 6. Berbagai bentuk tanduk Sapi Pasundan Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 5
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal 4.
Analisis Statistik Data sifat kualitatif yang terkumpul dianalisis secara manual untuk mendapatkan
frekuensi relatif (persentase), dengan menggunakan rumus :
Dimana,
R i
= Frekuensi Relatif = Data yang diamati = Jumlah data
HASIL DAN PEMBAHASAN Frekuensi Sifat Kualitatif Sapi Pasundan Jantan dan Betina Dewasa 1.
Warna Tubuh Karakteristik warna tubuh merupakan salah satu unsur dari bentuk umum pada
penilaian Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa secara keseluruhan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa keragaman warna tubuh Sapi Pasundan jantan dewasa meliputi warna tubuh merah bata, krem, coklat dan hitam sedangkan warna tubuh Sapi Pasundan betina dewasa meliputi warna tubuh merah bata, krem, dan coklat. Tabel 2. Frekuensi Warna Tubuh Sapi Pasundan Jantan Dewasa Warna Tubuh Merah Bata Coklat Krem Hitam Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 5 9 7 9 30
Persentase ……...%.......... 16,67 30,00 23,33 30,00 100,00
Tabel 2. menunjukkan hasil pengamatan mengenai persentase warna tubuh Sapi Pasundan jantan dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yaitu warna merah bata 16,67% (5 ekor), coklat 30,00% (9 ekor), krem 23,33% (7 ekor) dan hitam 30,00% (9 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor. Sapi Pasundan jantan dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor memiliki warna tubuh dominan hitam dan coklat. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh hormon androgen Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 6
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
yang mengakibatkan kulit Sapi Pasundan jantan dewasa berubah warna menjadi hitam. Warna coklat dan hitam diperkirakan menyerupai warna kulit Sapi Bali, sedangkan warna krem menyerupai warna kulit Sapi Peranakan Ongole (Hardjosubroto, 1994). Tabel 3. Frekuensi Warna Tubuh Sapi Pasundan Betina Dewasa Warna Tubuh Merah Bata Coklat Krem Hitam Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 5 12 13 30
Persentase ……...%.......... 16,67 40,00 43,33 00,00 100,00
Tabel 3. menunjukkan hasil pengamatan pada warna tubuh Sapi Pasundan betina dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor yaitu warna merah bata 16,67% (5 ekor), coklat 40,00% (12 ekor) dan krem 43,33% (13 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor. Sapi Pasundan betina dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor memiliki warna tubuh dominan krem dan coklat dan sebagaian warna tubuh merah bata. Warna tubuh hitam hanya ada pada Sapi Pasundan jantan dewasa, yang disebabkan oleh adanya pengaruh hormon androgen. 2.
Warna Kaki Warna kaki Sapi Pasundan ini hampir menyerupai warna kaki pada Sapi Bali. Warna
rambut pada Sapi Bali dibawah persendian loncat keempat kakinya berwarna putih yang dikenal dengan white stocking (Darmadja, 1980). Tabel 4. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Kaki Sapi Pasundan Jantan Dewasa Warna Putih di Kaki Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 27 3 30
Persentase ……...%.......... 90,00 10,00 100,00
Tabel 4. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya warna putih pada kaki Sapi Pasundan jantan dewasa dengan persentase adanya warna putih pada kaki sebesar 90,00% (27
Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 7
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
ekor) dan persentase tidak adanya warna putih pada kaki sebesar 10,00% (3 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor. Tabel 5. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Kaki Sapi Pasundan Betina Dewasa Warna Putih di Kaki Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 28 2 30
Persentase ……...%.......... 93,33 6,67 100,00
Persentase warna putih pada kaki Sapi Pasundan betina dewasa juga ditunjukkan pada tabel 5. yaitu sebesar 93,33% (28 ekor) dan persentase tidak adanya warna putih pada kaki sebesar 6,67% (2 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor. Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa hampir sebagian besar memiliki warna putih pada kaki atau yang sering disebut white stocking, namun warna putih pada kaki Sapi Pasundan ini tidak sama persis dengan Sapi Bali yang memiliki warna putih jelas serta batasan yang kontras. 3.
Warna Putih pada Pantat Warna putih pada pantat atau yang biasa disebut cermin putih pada pantat biasa
dimiliki oleh sapi-sapi bangsa Bos sondaicus seperti pada Sapi Bali dan Sapi Madura. Warna ini menjadi ciri khas dari sapi-sapi tersebut. Tabel 6. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Pantat Sapi Pasundan Jantan Dewasa Warna Putih di Pantat Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 30 0 30
Persentase ……...%.......... 100,00 0,00 100,00
Tabel 6. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya warna putih pada pantat Sapi Pasundan jantan dewasa dengan persentase warna putih pada pantat sebesar 100% (30 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor.
Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 8
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal Tabel 7. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Pantat Sapi Pasundan Betina Dewasa Warna Putih di Pantat Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 30 0 30
Persentase ……...%.......... 100,00 0,00 100,00
Persentase adanya warna putih pada pantat Sapi Pasundan betina dewasa ditunjukkan pada Tabel 7. Sebesar 100% (30 ekor) dari total sampel yang diamati di Kelompok Peternak Pasir Pogor memiliki warna putih pada pantat. Warna putih pada pantat Sapi Pasundan ini sama seperti pada Sapi Bali, namun warna putih pada pantat Sapi Pasundan tidak semuanya terlihat kontras atau jelas. 4.
Garis Belut (eel stripe) Garis belut atau eel stripe merupakan garis yang ada disepanjang punggung hingga
pangkal ekor. Garis belut ini biasanya berwarna lebih gelap dari warna tubuh. Tabel 8. Frekuensi Ada Tidaknya Garis Belut pada Sapi Pasundan Jantan Dewasa Garis Belut Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 30 0 30
Persentase ……...%.......... 100,00 0,00 100,00
Tabel 8. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya garis belut pada Sapi Pasundan jantan dewasa dengan persentase adanya garis belut sebesar 100% (30 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor. Tabel 9. Frekuensi Ada Tidaknya Garis Belut pada Sapi Pasundan Betina Dewasa Garis Belut Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 30 0 30
Persentase ……...%.......... 100,00 0,00 100,00
Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 9
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
Persentase adanya garis belut pada Sapi Pasundan betina dewasa ditunjukkan pada Tabel 9. Seratus persen (30 ekor) Sapi Pasundan betina dewasa dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor memiliki garis belut. 5.
Gelambir Gelambir berada dibawah leher sampai hampir perut, yang berbentuk lipatan-lipatan
kulit. Pada sapi-sapi Bos indicus, gelambir merupakan salah satu karakteristik dari bangsa tersebut. Tabel 10. Frekuensi Ada Tidaknya Gelambir pada Sapi Pasundan Jantan Dewasa Gelambir Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 24 6 30
Persentase ……...%.......... 80,00 20,00 100,00
Tabel 10. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya gelambir pada Sapi Pasundan jantan dewasa. Delapan puluh persen (24 ekor) Sapi Pasundan jantan dewasa memiliki gelambir dan dua puluh persen (6 ekor) tidak memiliki gelambir dari total sampel sebanyak 30 ekor. Tabel 11. Frekuensi Ada Tidaknya Gelambir pada Sapi Pasundan Betina Dewasa Gelambir Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah ……ekor.….. 22 8 30
Persentase ……...%.......... 73,33 26,67 100,00
Persentase ada tidaknya gelambir pada Sapi Pasundan betina dewasa juga ditunjukkan pada Tabel 11. yaitu sebesar 73,33% (22 ekor) Sapi Pasundan betina dewasa memiliki gelambir dan sebesar 26,67% (8 ekor) Sapi Pasundan betina dewasa tidak memiliki gelambir dari total sampel yang diamati di Kelompok Peternak Pasir Pogor. Hasil pengamatan dilapangan sesuai dengan pendapat (Indrijani, dkk., 2012) bahwa Sapi Pasundan memiliki dua tipe yaitu tipe gelambir dan non gelambir). Tipe non gelambir ini
Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 10
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
diduga merupakan keturunan dari Sapi Bali sedangkan untuk tipe gelambir sebagai akibat dari pelunturan sifat kualitatif dari Sapi Ongole. 6.
Bentuk Tanduk Sapi Pasundan ini memiliki bentuk tanduk yang cukup variatif yaitu: bentuk tanduk
pendek, tumbuh panjang ke atas, tumbuh ke bawah, tumbuh ke samping, asimetris dan tidak bertanduk. Tabel 12. Frekuensi Bentuk Tanduk Sapi Pasundan Jantan Dewasa Bentuk Tanduk Bertanduk pendek Bertanduk panjang ke atas Bertanduk panjang ke bawah Bertanduk panjang ke samping Bertanduk asimetris Tidak bertanduk Jumlahs
Jumlah (ekor) ……ekor.….. 12 12 0 5 0 1 30
Persentase (%) ……...%.......... 40,00 40,00 00,00 16,67 00,00 3,33 100,00
Keterangan : Tanduk pendek : < 15 cm Tanduk panjang : ≥ 15 cm Tabel 12. menunjukkan hasil pengamatan keragaman bentuk tanduk Sapi Pasundan jantan dewasa. Bentuk tanduk yang teramati adalah bertanduk pendek sebesar 40,00% (12 ekor), bertanduk panjang ke atas sebesar 40,00% (12 ekor), bertanduk panjang ke samping sebesar 16,67% (5 ekor) dan tidak bertanduk sebesar 3,33 (1 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor. Tabel 13. Frekuensi Bentuk Tanduk Sapi Pasundan Betina Dewasa Bentuk Tanduk Bertanduk pendek Bertanduk panjang ke atas Bertanduk panjang ke bawah Bertanduk panjang ke samping Bertanduk asimetris Tidak bertanduk Jumlah
Jumlah (ekor) ……ekor.….. 13 11 2 1 3 0 30
Persentase (%) ……...%.......... 43,33 36,67 6,67 3,33 10,00 00,00 100,00
Keterangan : Tanduk pendek : < 15 cm Tanduk panjang : ≥ 15 cm Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 11
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
Tabel 13. menunjukkan hasil pengamatan bentuk tanduk Sapi Pasundan betina dewasa. Bentuk tanduk yang teramati adalah bertanduk pendek sebesar 43,337% (13 ekor), bertanduk panjang ke atas sebesar 36,67% (11 ekor), bertanduk panjang ke bawah sebesar 6,67% (2 ekor), bertanduk panjang ke samping sebesar 3,33 (1 ekor), bertanduk asimetris sebesar 10,00% (3 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor. Hasil pengamatan dilapangan menunjukan bahwa bentuk tanduk Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa bervariasi. Tanduk pada Sapi Pasundan di Kelompok Peternak Pasir Pogor ini tidak pernah dipotong sehingga seringkali tanduk tersebut melukai sapi-sapi lain. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa karakteristik kualitatif Sapi Pasundan jantan dewasa di Kelompok Peternak Pasir Pogor Desa Mancagahar, Kabupaten Garut, meliputi: warna tubuh hitam dan coklat, masing-masing sebesar 30,00%, kaki berwarna putih dengan batas yang tidak jelas sebesar 90,00%, bagian belakang pantat berwarna putih sebesar 100,00%, memiliki garis belut sebesar 100,00%, sebagian memiliki gelambir sebesar 80,00%, bertanduk pendek sebesar 40,00% dan bertanduk panjang ke atas sebesar 40,00%. Karakteristik kualitatif Sapi Pasundan betina dewasa, meliputi: warna tubuh dominan yaitu krem sebesar 43,33%, memiliki warna putih pada kaki sebesar 93,33%, memiliki warna putih pada pantat sebesar 100,00%, memiliki garis belut sebesar 100,00%, ada yang bergelambir sebesar 73,33% dan tidak bergelambir sebesar 26,67%, serta bentuk tanduk dominan pendek sebesar 43,33%. SARAN Perlu diadakan penyuluhan mengenai Sapi Pasundan khususnya tentang sifat-sifat kualitatifnya agar peternak lebih mengenal dan memahami karakter kualitatif Sapi Pasundan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada pembimbing utama, Dr. drh. Endang Yuni Setyowati, M.Sc.Ag., dan tidak lupa kepada pembimbing
Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 12
Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan ................................................................... Faris Naufal
anggota, Ir. Drs. Nono Suwarno, M.P., yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing. DAFTAR PUSTAKA Arifin, J. 2009. Pemberdayaan Peternak Sapi di Pesisir Garut Selatan melalui Introduksi Pengetahuan dalam Peningkatan Mutu Genetik.Prosiding Seminar Nasional Berkelanjutan. Fakultas Peternakan Unpad. Bandung. Darmadja, SGN, D, 1980. Setengah Abad Peternakan Sapi Tradisional dalam Ekosistem pertanian di Bali. Disertai. Program Pascasarjana Unpad. Bandung. Dinas Peternakan Povinsi Jawa Barat. 2014. Penetapan Rumpun Sapi Pasundan. Dudi, C. Sumantri, H. Murtijo dan A. Anang. 2011. Keragaan Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Kerbau Lokal di Propinsi Banten. Jurnal Ilmu Ternak, Vol 11.No.2., 61-77. Guntoro, S. 2002. Membudidayakan Sapi Bali. Kanisius: Yogyakarta. Handiwirawan, E dan Subandriyo. 2004. Potensi dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Bali. Wartazoa 14(3):107-115. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di lapangan. Grasindo. Jakarta. Hidayat Syah. 2010. Penelitian Deskriptif. Jakarta: Rajawali Indrijani, Johar Arifin, Dudi, Wendry SP, Romi Z, Hilmia. 2012. Kajian Identifikasi Sapi Lokal Jawa Barat Dalam Mendukung Swasembada Daging Sapi. Laporan Penelitian. Dinas Peternakan provinsi Jawa Barat. Bandung. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun sapi Pasundan. Sugeng, Y.B. 2003. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Selatan. Utomo, B.N., R.R. Noor, C. Sumantri, I. Supriatna dan E. Gunardi. 2010. Keragaman Morfometrik Sapi Katingan di Kalimantan Tengah. JITV 15(3) : 220 – 230. Warwick E, J. M. Astuti, W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. Wayan, N. P., N. W. Patmawati, N. N. Trinayani, M. Siswanto, I. N. Wandia, I. K. Puja. 2013. Seleksi Awal Pejantan Sapi Bali Berbasis Uji Performans. Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Vol 1(1): 29 – 33.
Fakultas Peternakan | Universitas Padjadjaran 13