MODEL INDUSTRI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT : Suatu Gagasan Pola 100-1000-10 .000 (A Concept of Farmers' Dairy Industry : Model on 100-1000-10 .000) RAmDAN SoBAHI
dan
DEDI SETIADI
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara-KPSBU
ABSTRACT The dairy farming in Indonesia has introduced in 1982 by imported Holstein dairy cattle from Australia and New Zealand . The population has reached 378 thousand head in 2007 with its milk production of 1 .25 milliaon I/day holding by 118 thousand household farmers . The contribution of this dairy cattle has only met 30% of national milk consumption, which 70% of those are still imported equivalent to 3 million I/day . Per capita Indonesian milk consumption is still low, i .e. 7.1 kg/year . To accelerate the milk production, some programs have been launched, such as training and extension by government services and milk cooperation . These effort still do not meet the expectation yet due to the constraints on feeding and barn management . Need to introduce new concept with the 100-1000-10,000 model to develop farmers' dairy industry. The model involves 100 Ha for land of 100 farmers with 1000 dairy cattle to produce 10,000 milk per day into one area. The concept follow the traditional market trend, which government contribute to build infrastructure using public state land . This will be used for colony barn, milk processing, grass land, biogas reactor and compos processing. The role dairy cooperation is to provide the dairy cattle as well as the farmers . Keywords : Dairy industry, dairy farms, model on 100-1000-10 .000 ABSTRAK Pengembangan usaha sapi perah telah dilakukan sejak tahun 1982 melalui impor sapi perah Holstein dari Australia dan Selandia Baru . Populasi sapi perah saat ini mencapai 378 ribu ekor dengan total produksi sekitar 1,25 juta liter per hari dengan jumlah peternak sapi perah sekitar 118 ribu orang. Kontribusi usaha sapi perah ini terhadap konsumsi susu nasional masih dibawah 30%, sehingga untuk mencukupi kebutuhan nasional diperlukan impor susu sebanyak 70% atau setara 3 juta liter sehari . Tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih rendah, yaitu rata-rata 7,1 kg per tahun . Untuk memacu peningkatan produksi susu telah dilakukan langkah-langkah dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan oleh dinas terkait dan koperasi persusuan. Percepatan usaha belum dapat dicapai dengan balk mengingat input pakan hijauan masih sangat terbatas dan sistem perkandangan yang belum memadai . Diperlukan adanya upaya terobosan pendekatan baru yaitu pembangunan model industri sapi perah rakyat masa depan yang efisien dan berdayasaing . Model yang diusulkan adalah pengembangan usaha sapi perah dalam satu hamparan (satu kawasan) dengan formula: 100 Ha lahan untuk 100 orang peternak dengan 1 .000 ekor sapi perah dan produksi susu 10 .000 liter susu per hari . Konsep ini mengikuti pola pembangunan pasar tradisonal, yaitu pemerintah membangun sarana berupa kandang koloni, mesin pengolah susu, kebun rumput, reaktor biogas dan kompos pada lahan milik negara dan koperasi persusuan mempersiapkan sumber daya peternak dan temak sapi . Kata kunci : Model industri, sapi perah rakyat, pola 100-1000-10.000 PENDAHULUAN Pembangunan industri persusuan di Indonesia terpusat di Pulau Jawa dan didominasi oleh peternakan sapi perah rakyat dengan sekala kepemilikan sapi 2-3 ekor. Saat ini susu segar dalam negeri (SSDN) barn mampu memasok sekitar 30% kebutuhan
576
nasional, sedangkan 70% dipenuhi dari impor . Peternakan sapi perah memiliki potensi yang sangat baik untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Pada umumnya petemakan sapi perah rakyat dikelola oleh keluarga dengan melibatkan suami, istri dan anak . Koperasi susu sebagai lembaga peternak juga menyerap tenaga professional seperti sarjana
Semiloka Nasional Prospek lndustri Sap Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
petemakan dan dokter hewan, sarjana ekonomi dan tenaga menengah professional seperti inseminator dan paramedis . Saat ini, tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah yaitu 7,1 kg/kapita/tahun . Angka ini masih dibawah norma gizi yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan percepatan pembangunan persusuan untuk meningkatkan konsumsi susu masyarakat di Indonesia agar mampu bersaing di masa mendatang . Pembangunan industri persusuan adalah pembangunan usaha peternakan sapi perah rakyat yang bertujuan untuk menyediakan bahan pangan sumber protein asal hewan yaitu susu yang sangat dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk lebih kuat dan sehat . Komoditi susu merupakan komoditi strategis bagi Indonesia, dengan daya dukung alam yang melimpah . Indonesia akan menjadi produsen susu untuk kawasan ASEAN dan akan mampu bersaing dengan Australia apabila pembangunan persusuan dilakukan dengan model yang efisien namun tetap melibatkan peternakan sapi perah rakyat yang merupakan tulang punggung industri persusuan saat ini . TATA NIAGA SUSU Tata niaga susu adalah proses yang berlangsung untuk distribusi susu segar dari kandang sampai ke konsumen . Proses produksi dilakukan oleh para peternak, meliputi kegiatan pemeliharan ternak seperti memberi pakan HPT dan konsentrat, membersihkan temak dan kandang, memerah serta menjual produksi susu ke koperasi . Hal ini dilakukan rutin setiap hari, dengan frekuensi pemerahan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari . Penerimaan susu dilakukan di tempat penampungan susu (TPS) milik koperasi . Hanya susu berkualitas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yang dapat diterima koperasi . Berbagai pengujian dilakukan oleh petugas koperasi terhadap susu yang disetorkan oleh para petemak, antara lain : berat jenis, total solid dan jumlah kuman/ bakteri dalam susu. Pendinginan susu dilakukan oleh koperasi karena proses ini sangat penting untuk menjaga kualitas susu . Proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan mesin pendingin yang ada di
koperasi, setelah mencapai suhu 4 ° C susu dimasukkan ke tanki untuk segera dipasarkan ke industri pengolahan susu (IPS) . Sebelum diterima oleh IPS, susu ini melalui tahapan pemeriksaan yang . ketat, hanya susu yang berkualitas baik diterima oleh IPS dan yang jelek ditolak . Sampai saat ini IPS adalah pasar susu terbesar dari koperasi, dimana susu ini diolah menjadi susu cair (UHT), susu kental manis (SKM), susu bubuk dan lain sebagainya . PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT Peternak sapi perah adalah pelaku utama industri persusuan nasional, sebagai pemilik sapi perah dan melakukan usaha produksi susu. Sebagian besar peternak ini tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk sebuah petemakan, dimana lahan yang dimikinya umumnya hanya cukup untuk rumah tinggal dan kandang sapi . Hal ini megakibatkan peternak hanya mengandalkan hijauan pakan ternak (HPT) sebagai pakan utama dari rumput liar/rumput lapangan . Beberapa petemak sudah memiliki lahan garapan di wilayah kerja Perum Perhutani dengan pola pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) . Rataan kepemilikan sapi perah per peternak sekitar 2-3 ekor dengan produksi susu rata-rata sekitar 10 liter per ekor per hari. Masa laktasi (masa produksi susu) seekor sapi rata-tara 10 bulan (305 hari) dengan masa kering kandang (tidak produksi susu) selama 2 bulan (60 hari), secara normal sapi perah mampu beranak satu kali setiap tahun . Untuk mencapai kelayakan usaha secara ekonomi, setiap peternak harus memiliki diatas 7 ekor induk, tetapi jumlah tersebut sulit dicapai oleh peternak sapi perah disebabkan sulitnya mendapatkan HPT . Susu murni sebagai produksi utama petemakan sapi perah adalah makanan bergizi yang sangat dibutuhkan oleh semua tingkatan usia . Susu harus dipertahankan dalam suhu dingin (dibawah 10°C), apabila tidak maka susu akan cepat rusak, sehingga penanganan susu menjadi tidak mudah . Untuk menghindari kerusakan susu, para peternak membentuk koperasi susu, dimana melalui wadah koperasi ini petemak dapat bekerjasama memecahkan persoalan . Secara bertahap koperasi ini juga melengkapi sarana dan prasarana, diantaranya mesin pendingin susu (cooling unit) dan tanki
5 77
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
susu untuk menunjang pemasaran distribusi susu.
dan
KOPERASI PERSUSUAN NASIONAL Cikal bakal koperasi persusuan nasional diawali oleh GAPPSIP yang didirikan pada bulan Nopember 1949 . GAPPSIP adalah suatu kelembagaan yang merupakan himpunan petemak dengan kegiatan untuk menangani masalah petemakan di Pangalengan Jawa Barat dan berfungsi sebagaimana layaknya koperasi . Pada awal kiprahnya, GAPPSIP cukup berperan dalam mengembangkan usaha sapi perah di Pangalengan dimana kebutuhan peternakan dapat diusahakan bersama melalui GAPPSIP demikian juga pemasaran susu . Setelah lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, terjadi masalah politik yang pada gilirannya turut mempengaruhi perekonomian nasional dengan segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi masyarakat di pedesaan menjadi merosot. Pada tahun1962 GAPPSIP berhenti dan bubar pada tahun 1963 . Setelah GAPPSIP bubar, kolektor susu berkembang dengan pesat, dimana pada periode tahun 1964-1965 tercatat ada 19 kolektor susu, dan salah satunya bernama Pusat Susu Gotong Royong. Pusat Susu Gotong Royong mampu membeli susu dari peternak dengan lainnya . Pada tahun 1969, hal ini mampu menampung hampir 90% produksi susu dari Pangalengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor. Kesadaran akan perlunya lembaga koperasi, maka DRH. DAMAN DANUWIJAYA melakukan konsolidasi kepada para kolektor dan mantan pengurus GAPPSIP, sehingga pada akhir Maret 1969 terbentuk susunan Pengurus KPBS Pangelengan . Pada tanggal 1 April 1969, KPBS Pangalengan mulai melakukan aktivitasnya, dimana di tempat lain di Pulau Jawa juga berdiri beberapa koperasi susu, yaitu Koperasi SAE di Pujon dan Pasuruan Jawa . Timur, juga di Jawa Tengah. Di Bandung Utara berdiri Koperasi Petemak Sapi Bandung Utara (KPSBU) pada tanggal 8 Agustus 1971 . Guna menyelesaikan masalah persusuan tidak dapat dihadapi hanya oleh masing masing koperasi susu, bahkan masalah yang menyangkut kebijakan pemerintah tidak dapat diselesaikan oleh satu instansi saja . Maka,
578
muncul pemikiran untuk menyatukan kekuatan persusuan nasional yang sudah ada, sehingga pada tanggal 19-21 Juli 1976 dengan didukung oleh Menteri Muda Urusan Koperasi diadakan Temu Karya yang diikuti oleh 11 koperasi persusuan di Pusat Pendidikan Koperasi Jakarta . Salah satu keputusan yang monumental adalah dibentuknya Badan Koordinasi Koperasi Susu Indonesia (BKKSI). Pada Temu Karya Koperasi Susu ke dua yang diselenggarakan di Malang, Jawa Timur tanggal 29-31 Maret 1979 dihadiri oleh 17 koperasi susu, salah satu keputusan adalah menyempurnakan nama organisasi dari BKKSI menjadi Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) . Pada tahun 2007 anggota GKSI berjumlah 100 koperasi yang tersebar di Pulau Jawa. PERMASALAHAN DAN KENDALA Walaupun tata niaga agribisnis persusuan di Indonesia telah tertata dengan balk, tetapi masih terdapat beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi, antara lain : 1 . Rata-rata kepemilikan sapi perah masih rendah yaitu 2-3 ekor per rumahtangga, dimana untuk meningkatkan pendapatan peternak selayaknya memiliki 7-10 ekor. 2. Terbatasnya lahan yang cukup untuk peternakan sapi perah . Lahan yang dimiliki peternak hanya untuk rumah tinggal dan kandang sapi kapasitas 2 ekor. Hal ini menjadi penyebab utama peternakan sapi perah tersebar dan sulit untuk dilakukan pembinaan. 3 . HPT menjadi mahal karena harus didatangkan dari tempat yang jauh, sehingga menimbulkan biaya transportasi yang mahal . HPT yang seharusnya murah menjadi mahal dan menyebabkan usaha peternakan menjadi tidak efisien . 4. Sulit mengamankan anak sapi sebagai bibit bakalan untuk menambah populasi sapi perah (replacement stock) .
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
KAWASAN ABADI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT Mempertimbangkan permasalah dan kendala yang ada, diperlukan adanya suatu kawasan khusus peternakan sapi perah pada lahan mil* pemerintah yang dapat dipergunakan oleh para peternak rakyat dengan harapan : 1 . Rata-rata kepemilikan sapi dapat meningkat menjadi 10 ekor per petemak . 2 . Petemak tidak perlu investasi lahan karena sangat mahal, sehingga investasi dapat dipergunakan untuk menambah modal kerja berupa ternak sapi. 3 . HPT murah karena nimput/hijauan melimpah di sekitar lokasi kandang. 4 . Melakukan program pembesaran sapi (rearing) untuk menjamin ketersediaan bibit. Maka lokasi petemakan tersebut harus berada di satu hamparan dengan formula : "100 ha lahan-100 peternak-1000 ekor sapimenghasilkan 10.000 liter susu per hari" . Produksi lain yang diharapkan meliputi : (a) anak sapi 1000 ekor per tahun (kematian 10%), (b) produksi pupuk 20 ton/hari dan (c) produksi biogas . Pada lahan 100 ha dibangun kandang sapi koloni kapasitas 1000 ekor, bak limbah, lahan rumput dengan pembagian sebagai berikut : (a) 73% Tanaman HPT monokultur, (b) 3% Kandang sapi koloni kapasitas 1000 ekor, bak limbah, biogas,kantor, perumahan petemak dan pengelola, (c) 3% Jalan Usaha Tani (JUT), (d) 5% Danau dan (e) 16% Hutan Wisata . Petemak sapi perah sebanyak 100 orang berada di lokasi kawasan terdiri dari masyarakat sekitar yang berminat menjadi petemak . Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bagi petemak sapi pendatang yang sudah berpengalaman . Peternak baru yang merupakan penduduk asli di sekitar kawasan akan melalui proses pembelajaran bersama peternak pendatang . Proses pembelajaran ini dimulai dengan pengelolaan HPT dan pemeliharaan anak sapi (pedet), serta mendapat pelatihan dan pendampingan dari Petugas koperasi persusuan dan Dinas Petemakan terkait . Petemak baru tersebut dapat diproses menjadi anggota koperasi persusuan .
Peternak pendatang adalah para petemak sapi perah anggota koperasi persusuan yang sudah memiliki sapi dan memiliki pengalaman beternak serta aktif menyetor susu . Peternak ini harus melalui proses seleksi di tingkat koperasi untuk pindah ke kandang koloni . Tidak ada aktifitas memelihara kebun rumput dan menyabit rumput/hijauan, sebab HPT sudah disediakan dan diantar sampai ke lokasi kandang . Peternak mendapatkan HPT dengan cara membeli . Sapi sebanyak 1000 ekor yang dibawa ke kandang koloni adalah sapi perah milik peternak . Rataan harga seekor sapi induk sekitar Rp . 10 juta, sehingga di kawasan tersebut terdapat total asset sapi senilai Rp . 10 Milyar yang siap menghasilkan susu . Umumnya sapi perah dapat beranak seekor per tahun, sehingga diharapkan akan lahir anak sebanyak 1000 ekor per tahun . Harga anak sapi usia 7 hari (lepas kolostrum) sekitar Rp . 1 juta, merupakan sumber bibit pengganti (replacement stock) yang potensial dari kawasan tersebut . Harga sapi dara bunting impor saat ini mencapai Rp 16 juta per ekor, dimana untuk menghasilkan susu harus menunggu waktu sekitar 5 bulan . Rataan minimal produksi susu adalah sekitar 10 liter/ekor/hari, sehingga setiap hari dari kawasan tersebut akan dihasilkan susu mumi 10 ribu liter per hari . Ditunjang dengan HPT yang melimpah, diharapkan produksi susu per ekor akan meningkat menjadi 13 liter/hari . PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Dalam pembangunan ini sangat diharapkan kontribusi pemerintah dalam bentuk sarana dan prasaranA yang dibutuhkan guna membangun industri peternakan sapi perah dalam kawasan ini seperti infrastruktur jalan, lahan, air, dll. Kontribusi pemerintah dapat dirinci sebagai berikut : Pemerintah Daerah
• •
Analisis dampak lingkungan (AMDAL) Pelatihan petemak sapi perah dibidang teknis petemakan dan perkoperasian
579
Semiloka Nasional Prospek Induseri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
• Pengawasan mutu Departemen Pertanian Republik Indonesia Ditjen PLA Departemen Pertanian
Kontribusi yang diharapkan dari Ditjen PLA Departemen Pertanian adalah : • Pembukaan lahan rumput seluas 73 ha • Jalan usaha tani sepanjang 14 km • Sumber air, pompanisasi dll Ditjen PPHP Depatemen Pertanian
Kontribusi yang diharapkan dari Ditjen PPHP Departemen Pertanian adalah : • Cooling unit kapasitas 2500 liter sebanyak 2 unit • Mesin pasteurisasi sebanyak 1 unit • Mesin packaging sebanyak 1 unit • Mesin perah sebanyak 10 unit • Cool storage sebanyak 1 unit • Milk can 40 liter sebanyak 200 unit • Ember perah stainless steel sebanyak 100 unit • Reaktor biogas dan pembangkit listrik tenaga biogas Ditjen Peternakan Departemen Pertanian
• Kontribusi dari Ditjen Peternakan Departemen Pertanian diharapkan pads pelaksanaan program mekanisme rearing untuk pengadaan : • Bibit sapi perah • Pabrik pakan mini: mixer, bangunan, truk, instalasi listrik . • Chopper rumput kapasitas 5 ton per jam sebanyak 4 unit Kementrian Negara Koperasi Republik Indonesia Kontribusi dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM diharapkan pada mekanisme pelaksanaan program rearing untuk pengadaan :
580
Bibit saps perah
• Cooling unit kapasitas 2 .500 liter sebanyak 2 unit • Produksi susu: bangunan, truk fuso, genset, instalasi listrik • Hand tractor sebanyak 6 unit • Truk colt diesel untuk HPT sebanyak 1 unit • Truk tinja sapi untuk HPT sebanyak I unit • Kandang sapi perah induk 1000 unit • Kandang pembibitan sapi sebanyak 200 unit
Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia Kontribusi yang diarapkan dari Kementrian Perumahan Rakyat adalah: • Perumahan peternak dan karyawan sebanyak 157 unit • Fasilitas umum seperti masjid dan sekolah Setiap peternak mendapat satu unit rumah tinggal yang harus dicicil selama 5 tahun. Koperasi persusuan menanggung 57 rumah untuk karyawan yang bekerja di kawasan ini . Diharapkan dana yang dipakai adalah dana bergulir yang perguliraanya dapat digunakan untuk hal yang sama di Kawasan Peternakan Sapi Perah Rakyat di lokasi lain. Pemegang Hak Guna Usaha (HGU) Lahan Pemerintah Kontribusi pemegang HGU lahan milik negara seperti Perum Perhutani atau PTPN adalah lahan seluas 100 ha Koperasi Persusuan Kontribusi koperasi persusuan yang diharapkan adalah: • Peternak sapi perah sebanyak 100 orang • Pegawai kandang sebanyak 100 orang • Karyawan sebanyak 57 orang • Kantor pelayanan: bangunan, mebelair, alat tulis kantor
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
•
• •
Ternak sapi perah induk sebanyak 1000 ekor Bibit HPT Gudang HPT MANAJEMEN KAWASAN
Tersedianya HPT sepanjang tahun di suatu kawasan peternakan merupakan masalah yang paling penting, karena HPT merupakan pakan utama temak yang tidak dapat digantikan oleh yang lain. Selain harus tersedia melimpah, juga harus murah, dimana hal ini sangat menentukan efisiensi sebuah peternakan . Pengalaman menunjukkan bahwa jauhnya lokasi HPT dari kandang membutuhkan biaya transportasi yang mahal dan korbanan waktu tinggi yang harus ditanggung peternak . Pengaruh langsung adalah penanganan ternak di kandang oleh petani menjadi terbengkalai seperti waktu berahi tidak terdeteksi, kurang terjaganya kebersihan kandang dan sapi serta program replacement stock (sapi pengganti) tidak tertangani dengan baik . Pada kawasan ini, keberadaan kebun rumput sangat menentukan . Apabila kebun rumput tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh ternak yang ada di kandang koloni, maka kegiatan petemak mencari rumput ke luar kawasan akan terulang lagi . Untuk menghasilkan produksi rumput yang melimpah dengan biaya rendah harus dilaksanakan penanaman rumput secara intensif dengan menggunakan traktor mini atau hand tractor. Pengelolaan kebun rumput Pengelolaan kebun rumput dapat dilakukan oleh koperasi persusuan . Tugas pengelola adalah mencangkul, memupuk, memanen, menchopper dan mendistribusikan HPT sampai kandang sapi. Pembukaan lahan menjadi kebun rumput didanai oleh Ditjen PLA Departernen Pertanian . Pembukaan sampai penanaman benih rumput diperkirakan Rp . 7,2 juta/ha, sehingga untuk membuka lahan 73 ha membutuhkan dana sebesar Rp . 525,6 juta . Kebun rumput seluas 73 ha dibagi menjadi 58 petak, dimana luas per petak adalah 1,3 ha. Setiap hari panen pada petak yang berbeda, sehingga pada had ke 59 pemanenan akan, kembali pada petak pertama . Setelah dipanen
(1-5 hari) lahan dicangkul menggunanan traktor atau hand tractor, dan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 20 ton/petak. Pengangkutan pupuk kandang ke lokasi mempergunakan truk tinja sapi . Pencangkulan seluas 1,3 Ha dilakukan oleh 6 orang dengan menggunakan 6 buah hand tractor, memerlukan BBM jenis solar sebanyak 12 liter/petak/hari . Satu buah truk tinja sapi dilengkapi tanki kapasitas 4 ton untuk satu kawasan memerlukan BBM jenis solar sebanyak 201iter/hari. Petugas yang diperlukan adalah masing-masing satu orang untuk sopir dan kernet . Jarak tanam HPT adalah 1 x 1 meter dengan jumlah tanaman HPT sejumlah 10 ribu rumpun per ha. Jenis rumput yang ditamam adalah rumput gajah (Pannicetum Sp) jenis Taiwan, dimana setiap rumpun akan menghasilkan HPT minimal 4 kg/panen. Produksi HPT akan diperoleh sebesar 40 ton per Ha. Untuk pemanenan HPT sebanyak 52 ton diperlukan 40 orang, yang bertugas untuk menyabit, memupuk, menchopper dan mendistribusikan ke kandang . Pengelolaan konsentrat Konsentrat disebut juga makanan tambahan bagi sapi perah dengan jumlah yang diperlukan adalah 6 ton/hari . Hal ini dilakukan dengan mempergunakan I buah mixer dengan kapasitas 1 .500 kg . Anggaran daya listrik yang diperlukan Rp . 1 juta/bulan dengan operator 2 orang . Pendistribusian konsentrat mempergunakan I buah truk engkel, dengan masingmasing .satu orang sopir dan kernet, BBM jenis solar yang diperlukan adalah 10 liter/hari . Pengelolaan produksi susu Para peternak membawa produksi susu dari kandang koloni ke TPS yang dilengkapi dengan mesin pendingin kapasitas 10 ton . Hal ini membutuhkan cooling unit sebanyak 5 buah dengan 2 orang operator . Untuk menampung 10 ton susu/hari diperlukan petugas quality control (QC) sebanyak 1 orang dan petugas penerima dan kebersihan alat sebanyak 2 orang. Untuk mendinginkan susu diperlukan tenaga listrik dengan biaya sebesar Rp. 4 juta/bulan . Setelah susu didinginkan 4°C,
58 1
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
kemudian dimasukan ke tanki untuk dipasarkan ke IPS di Jakarta dan membutuhkan 1 buah truk fuso dengan tanki kapasitas 10 ton . Hal ini memerlukan masing-masing 2 orang sopir dan kernet dengan BBM solar sebanyak 100 liter/ hari. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Untuk mengatur satu kawasan diperlukan seorang manejer dengan tugas adalah mengelola seluruh kawasan sehingga berjalan dengan baik. Hal ini mulai dari jumlah rumput dan konsentrat yang diproduksi di kawasan tersebut harus memenuhi kebutuhan seluruh ternak yang ada. Produksi susu dari kawasan harus berkualitas baik dengan total solid > 12% dan jumlah kuman TPC (Total Plate Count) < 500 .000/cc. Petugas administrasi bertugas di bidang administrasi seperti pembayaran susu kepada peternak, simpan pinjam (SP), penggajian karyawan dan lain-lain . Diperlukan satu orang dokter hewan yang bertugas untuk menangani penyakit hewan dan mengawasi penyakit hewan menular, menangani kegagalan reproduksi serta meningkatkan mutu genetik sapi perah . Tugas sarjana peternakan adalah di bidang pendidikan usaha peternakan sapi perah, penyuluhan untuk peternak dan pegawai kandang serta membuat pakan ternak yang baik, sapi yang dipelihara harus terpenuhi kebutuhan gizinya sehingga dapat melahirkan setiap tahun dan produksi susu tinggi dengan kualitas yang baik . Jumlah sarjana peternakan yang diperlukan di satu kawasan adalah cukup satu orang. Diperlukan dua orang mantra hewan yang bertugas membantu dokter hewan dan sarjana peternakan dalam penanganan penyakit hewan dan inseminasi buatan (kawin suntik), memeriksa kebuntingan serta penyuluhan bagi peternak dan pegawai kandang . Untuk mengelola kebun rumput seluas 73 ha diperlukan : 1 orang mandor, 6 orang penyangkul, 23 orang pemanen, 2 orang pemupuk merangkap sopir dan kernet mobil tinja sapi, serta 8 orang petugas penchopper. Jumlah petugas penanganan HPT untuk kebun rumput adalah sebanyak 40 orang.
582
Daaam rangka memenuhi kebutuhan konsentrat sapi dalam kawasan tersebut diperlukan 2 orang operator mixer, dan masing-masing satu orang sopir dan kernet . Untuk menjaga kualitas susu tetap baik sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka susu harus segera diterima kemudian didinginkan. Petugas yang diperlukan adalah : 1 orang QC dan 2 orang cooling unit dan kebersihan . Untuk pemasaran susu diperlukan masing-masing dua orang sopir dan kemet . RENCANA PENDAPATAN Untuk menghitung rencana pendapatan secara global perlu dibuat asumsi-asumsi untuk memudahkan perhitungan. Perhitungan ini berdasarkan pengalaman lapangan dengan asumsi : Susu murni
• Produsi susu 13 liter/ekor/hari • Masa laktasi (masa pemeahan) 305 hari (10 bulan)/tahun • Produsi susu/peternakltahun : 10 ekor x 13 1 x 305 hari : 39 .650 liter • Harga susu/liter yang diterima peternak Rp. 2 .000 s/d Rp2.300 • Produksi susu/kawasan/tahun : 1 .000 ekor x 13 1 x 305 hari : 3 .965 ribu liter Anak sapi (pedet)
• • • • •
Setiap induk sapi melahirkan 1 ekor pedet/tahun Kematian pedet 10%/tahun Setiap peternak menghasilkan 9 ekor pedet/tahun Satu kawasan menghasilkan pedet 900 ekor pedet/tahun Harga pedet Rp. 1 juta/ekor
HPT
• • • •
Kebutuhan HPT 40 kg/ekor/hari Kebutuhan rumput/petemak/tahun : 10 ekor x 40 kg x 365 hatii : 146 ribu kg Kebutuhan HPT/kawasan/tahun : 146 .000 kg x 100 peternak : 14,6 juta kg Harga rumput di kandang sapi Rp . 100/ kg
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
Konsentrat Konsentrat untuk sapi laktasi
• Kebutuhan pakan konsentrat : 5 kg/hari • Kebutuhan konsentat/ekor/tahun : 5 kg x • •
305 hari : 1 .525 kg Kebutuhan konsentrat/peternak : 10 ekor x 1 .525 kg : 15 .250 kg Kebutuhan konsentrat/kawasan/tahun : 15 .250 kg x 100 peternak : 1 .525 ribu kg
Konsentrat untuk sapi kering kandang
• Kebutuhan konsentrat/ekor/masa kering = 2 kg x 60 hari = 120 kg
• Kebutuhan konsentrat/peternak = 120 kg x 10 ekor = 1 .200 kg
• Kebutuhan konsentrat/kawasan = 1 .200 • •
•
kg x 100 peternak = 120 ribu kg Kebutuhan konsentrat/petemak/tahun : 15 .250 kg + 1 .200 kg = 16 .450 kg Kebutuhan konsentrat/kawasan/tahun = 1 .525 .000 kg + 120.000 kg = 1 .645 ribu kg Harga konsentrat di kandang sapi Rp . 1000/kg
Pegawai kandang
• • •
Setiap peternak mempekerjakan 1 orang pegawai Setiap pegawai digaji Rp . 800 ribu/ bulan Investasi dan rencana pendapatan industri peternakan sapi perah dengan 100-1000-10 .000 disajikan secara rinci dalam Lampiran 1 .
KESIMPULAN DAN SARAN Sapi perah adalah komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan karena memiliki potensi dalam hal penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak. Produk usaha sapi berupa susu murni dan daging adalah sumber protein yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia dan harus diusahakan secara swasembada . Pembangunan industri peternakan sapi perah rakyat masa depan yang efektif dan berdaya saing dengan model kawasan dengan formula : 100 ha lahan - 100 peternak - 1000 ekor sapi - menghasilkan 10 .000 liter susu/ hari. Lahan seluas 100 ha dan dibangun sarana dan prasarana untuk peternakan sapi perah dan disediakan oleh pemerintah . Koperasi persusuan bertanggungjawab untuk memilih 100 peternak yang memiliki sapi masing masing 10 ekor, serta mengelola dengan profesional kawasan tersebut . Hal ini meliputi mengelola kebun rumput di kawasan sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh terriak sapi dan menghasilkan bibit sapi perah setiap tahun 100 ekor. Peternak sapi perah memelihara sapi di kandang koloni yang telah disediakan. Untuk kebutuhan HPT, peternak harus membeli rumput dan membayar sharing penggunaan kandang sapi dan mencicil rumah tinggal. Semua investasi yang disediakan oleh pemerintah adalah dana bergulir yang harus dikembalikan oleh peternak penghuni kawasan selama 10 tahun. Hasil pergulirannya dapat digunakan untuk membangun hal yang sama (Kawasan Sapi Perah) di lokasi lain . DAFTAR PUSTAKA ABDULLAH SYARIEF . Pengalaman, pemikiran dan perjuangan DRH. HAn DAMAN DANUWIDJAJA
membangun usaha Koperasi Mandiri. KPBS Pangalengan .
Perusuan
583
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
Lampiran 1 . Investasi dan rencana pendapatan usaha sapi perah (investasi di kawasan) No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
584
Keterangan Konsentrat Gudang Mixer konsentrat Truk engkel Instalasi listrik (watt) Produksi susu Bangunan Truk fuso Gensel Instalasi listrik 42 kva Instalasi air Pompa air Cooling unit Cooling unit Mesin pasterisasi Mesin packaging Cool storage Milkcan 40 liter Ember perah stainles steel Kandang sapi Kandang sapi induk Kandang sapi pembibitan Bak limbah (unit) Instalasi listrik 5000 watt Bak air bersih (unit) Instalasi air dan pompa (unit) Biogas Mesin pembangkit listrik tenaga biogas Mesin perah Ternak sapi perah Sapi perah induk Pembesaran pedet Pembesaran pedet Kebun rumput Pembukaan lahan rumput (ha) Jalan usaha tani (km) Hand traktor Truk colt diesel Truk tinja sapi Chooper Gudang HMT Kantor Bangunan Mebelair (unit) Komputer Printer Instalasi listrik 1300 watt Sarana pendukung di luar kawasan Lahan untuk perumahan (ha) Rumah pegawai HMT Rumah peternak dan karyawan Jalan di perkampungan peternak (mtr) Instalasi listrik Instalasi air Mesjid Sekolah Total
Jumlah
Harga
Total
1 1 1 2000
50 .000 .000 50 .000 .000 180 .000 .000
50 .000 .000 50 .000 .000 180 .000 .000 12 .500 .000
1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 200 100
150 .000 .000 420 .000 .000 150 .000 .000 17 .500 .000 50 .000 .000 15 .000 .000 150 .000 .000 150 .000 .000 200 .000 .000 100 .000 .000 75 .000 .000 900 .000 300 .000
150 .000 .000 420 .000 .000 150 .000 .000 17 .500 .000 100 .000 .000 30 .000 .000 300 .000 .000 300 .000 .000 200 .000 .000 100 .000 .000 75 .000 .000 180 .000 .000 30 .000 .000
1000 200 2 2 2 6 2 2 10
2 .500 .000 2 .500 .000 100 .000 .000 15 .000 .000 100 .000 .000 15 .000 .000 100 .000 .000 100 .000 .000 30 .000.000
2 .500 .000 .000 500 .000 .000 200 .000 .000 30 .000 .000 200 .000 .000 90 .000 .000 200 .000 .000 200 .000 .000 300 .000 .000
1000 100 100
8 .000 .000 7.500 .000 7.500 .000
8 .000 .000 .000 750 .000 .000 750 .000 .000
73 14 6 2 2 4 2
7 .200 .000 100 .000 .000 30 .000 .000 180 .000 .000 160 .000 .000 55 .000 .000 50 .000 .000
525 .600 .000 1 .400 .000.000 180 .000 .000 360 .000 .000 320 .000.000 220 .000 .000 100 .000.000
1 1 1 1 1
50 .000 .000 10 .000 .000 5 .000 .000 1 .500 .000 1 .000 .000
50 .000.000 10 .000 .000 5 .000.000 1 .500.000 1 .000 .000
2 40 117 1000 157 157 2 2
50 .000 .000 15 .000 .000 15 .000 .000 100 .000 500 .000 200 .000 100 .000 .000 100 .000 .000
100 .000 .000 600 .000 .000 1 .755 .000 .000 100 .000 .000 78 .500 .000 31 .400 .000 200 .000 .000 200 .000 .000 22 .303 .000 .000
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020
Lampiran 2 . Investasi dan rencana pendapatan usaha sapi perah (SDM di kawasan) Lokasi Kandang Kantor
Peternakan
Hijauan makanan temak (HMT)
Konsentrat
Produksi susu
Sumber daya manusia
Jumlah 100 100 1 1 I I 1 2 1 6 23 8 1 1 2 I 1 I 2 2 2 257
Peternak Pegawai kandang Karyawan Manajer kawasan Staf administrasi Dokter hewan Sarjana peternakan Mantri hewan Mandor Pencangkul Pemanen Penchooper Pengemudi Kernet Operator mixer Pengemudi Kernet QC Kebersihan Pengemudi fuso Kernet Jumlah
Lampiran 3. Investasi dan rencana pendapatan usaha sapi perah (rencana anggaran pendapatan peternak) No A. 1. 2. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keterangan Pendapatan : Susu mumi Pedet Jumlah pendapatan Pengeluaran: Rumput Konsentrat Tenaga kerja Biaya listrik Biaya air Cicilan kandang Cicilan rumah Sharing dari susu Jumlah pengeluaran Sisa hasil usaha petemak/tahun Sisa hasil usaha petemak/bulan
Total 30 .500,00 9,00
2 .800 1 .000 .000
Grand total
85 .400.000 9 .000.000 94 .400 .000
146 .000,00 16 .450,00 800.000,00 12.500,00 4.583,33 416.666,62 375 .000,00 30.500,00
125 1 .000 12 12 12 12 12 10
18 .250.000 16 .450 .000 9 .600 .000 150 .000 55 .000 5 .000.000 4 .500 .000 305 .000 54 .310 .000 40.090.000 3 .340 .833
585