Karakteristik Estetik Patung Urban di Kota Bandung Oleh: Dadan Sudiana Program Studi Seni Rupa STISI Telkom E-mail:
[email protected]
Abstract Public art as a visual experience of the object, to strengthen the character of the place, as well as delivering social and cultural value of the place or deliver the information. Existing public art and era, had on each other and are inseparable. Time affects both artistic style or spirit of avantgarde art of the trend (tendency), led by the times, it can be said that art reflects the time, the time has artwork. Not only period of time, which includes the spirit of humanity and social patterns, technology, geographic, and other aspects of ecological factors. Keywords: Urban Sculpture, Aesthetics, Art Work
1. LATAR BELAKANG Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, dan dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java. Sejalan dengan perkembangan bidang perhubungan dan perekonomian di Bandung, kota ini berkembang menjadi kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar. Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, 32 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra. Pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif seAsia Timur. Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri. Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Seiring dengan perkembangan dari segi perekonomian dan infrastruktur kota Bandung, lingkungan hijau kota ini sedikit demi sedikit mulai hilang, asap polusi semakin tinggi dan kemacetan Estetik
Patung
Urban
di
Kota
terjadi dimana-mana, Bandung tidak senyaman dan seindah dulu. Pemerintah daerah kurang memperhatikan lahan hijau ataupun taman kota yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan alam. Ruang kota dapat dianggap sebagai negara berkembang bentuk perkotaan menjadi yang utama pada saat industrialisasi dan urbanisasi. Proses pertumbuhan perkotaan tradisional (pra-industri) secara luas kota dapat dibagi ke dalam "organik" dan "direncanakan". Sampai revolusi industri, pembangunan perkotaan terbatas secara mendasar, yang menghasilkan ruang-ruang perkotaan skala sederhana (dengan menggunakan standard dan aturan). Urban Art (Seni Urban) adalah sebuah seni yang muncul akibat dari tanggapan akan isu yang terjadi di perkotaan. Isu ini antara lain adalah politik, gaya hidup, dan lain-lain. Urban Art sekarang ini berkembang pesat hingga pengertian akan hasil karya dan cabang-cabangnya pun meluas. Antara lain seperti patungpatung di ruang publik, ilustrasi dan lain sebagainya. Patung urban (urban sculpture) diciptakan dengan berbagai pertimbangan, seperti penentuan lokasi, fungsi relasi dengan masyarakat atau publik, lingkungan setempat, nilai-nilai historis dan kepentingan penguasa. Dalam pembuatan sebuah patung urban secara simbolisasi ataupun stilasi bentuk sebaiknya tidak terlampau sulit untuk dipahami oleh masyarakat karena sebuah karya publik dibatasi oleh tuntutan persepsi dan komunikasi dari masyarakat atau publik yang awam. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan penelitian berupa kajian tentang konsep-konsep,
karakteristik dan estetik yang terdapat dalam setiap penciptaan karya patung urban di Bandung dan melihat kaitannya dengan lingkungan sekitar. 1.1 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep pembuatan setiap patung urban di Bandung? 2. Apa karakteristik setiap patung urban di Bandung? 3. Apakah bahan yang digunakan sesuai dengan kondisi iklim di Bandung? 1.2 Batasan Masalah 1. Mengkaji semua kesesuaian konsep dan karakteristik dari patung urban di Bandung. 2. Mengetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan patung urban di Bandung. 3. Mengkaji setiap bentuk patung urban di Bandung yang kaitannya erat dengan estetika bentuk dan lingkungan. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui konsep pembuatan setiap patung urban di Bandung 2. Mengetahui karakteristik setiap patung urban di Bandung baik dari segi bentuk maupun estetik. 3. Mengetahui kesesuaian bahan yang digunakan dalam pembuatan patung urban 1.4 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Aspek Teoritis 1. Memberi wawasan terhadap konsep pembuatan setiap patung urban yang menjadi ciri khas kota Bandung. 2. Memberi wawasan tentang bahan dan teknik pembuatan patung
33 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
untuk outdoor bagi masyarakat pada umumnya dan bagi dunia pendidikan seni rupa khususnya. 1.5.2 Bagi Aspek Praktis 1. Media sosialisasi terhadap masyarakat tentang karakteristik, estetika dan filosofi setiap patung urban di Bandung. 2. Membantu upaya pelestarian hasil karya seni patung urban. 3. Merupakan titik tolak pengembangan kajian terhadap patung urban di Bandung. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kota dan Elemen Pembentuknya Terdapat banyak pengertian mengenai kota dan telah diakui bahwa tidak semua pengertian itu selalu sama, tergantung dari fokus pendekatannya. Pendekatan geografis demografis melihat kota sebagai tempat pemusatan penduduk, walaupun berapa jumlah penduduk itu tidak dinyatakan secara pasti. Pendekatan dari segi ekonomi melihat kota sebagai pusat pertemuan lalu lintas ekonomi dan perdagangan, kegiatan industri serta tempat perputaran uang yang bergerak dengan cepat dan dalam volume yang besar. Pedekatan dari segi sosio antropologis melihat hubungan antar manusia yang tinggal di kota sudah renggang dan heterogen, tidak lagi seperti keadaan masyarakat desa yang biasanya masih sangat akrab dan homogen. Digambarkan bahwa pola saling hubungan masyarakat di kota telah mengarah rasional, egis, impersonal dan kurang intim.
34 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
Sebuah kota merupakan kesatuan antara fungsi kota dengan bentuk fisik kota. Dalam skala makro, mental map atau peta psikologis manusia mengenai kota dibangun melalui lima elemen dasar mengenai pembentuk citra kawasan. Menurut Lynch (1960), kelima elemen ini cukup untuk memberikan gambaran yang berguna bagi sebuah kota: 1. Paths (jalur jalan) Yaitu suatu elemen yang berupa rute sirkulasi dan biasa dipergunakan sebagai jalur pergerakan penduduk dalam suatu wilayah kota yang menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain. Paths dapat berupa jalan, rel kereta api, gang dan sebagainya. 2. Edges (tepian/ batas wilayah) Yaitu suatu elemen yang berupa pengakhiran suatu wilayah, serta membedakan wilayah satu dengan yang lain. Edges dapat berupa jalur pantai, sungai, pantai, penghijauan, jalur kereta api, dapat juga berupa suatu batas pemisah dengan karakter yang kuat. 3. District (wilayah) Yaitu suatu elemen yang merupakan bagian-bagian kota, serta memiliki luas sedang sampai besar dan memiliki karakter tertentu. Misal: pusat kota, daerah permukiman ataupun suatu kampus. 4. Nodes (simpul/ pusat aktivitas) Yaitu suatu titik dalam kota, dimana pengamat dapat masuk dan merupakan ruang intensif bagi orang untuk bergerak dari dan ke tempat itu atau suatu konsentrasi penting karena menampung berbagai fungsi atau karakter seperti sudut jalan atau plasa ruang tertutup. Nodes dapat berupa persimpangan jalan utama, tempat Estetik
Patung
Urban
di
Kota
break pada jalur transportasi dan sebagainya. 5. Landmark (tanda yang menonjol) Yaitu suatu elemen, dapat berwujud bangunan ataupun benda-benda yang berbeda dari sekelilingnya serta terlihat dari jauh. Misalnya patung, tugu, gedung dan sebagainya (11).
Gbr. 1. Landmark Sumber: Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
Landmark juga merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat penempatan yang menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk yang unik serta terdapat perbedaan skala dalam lingkungannya. Beberapa landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat dilihat di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa di lihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang mengenali suatu daerah. Selain itu landmark bisa juga merupakan titik yang menjadi ciri dari suatu kawasan. Contoh: patung Lion di Singapura, menara Kudus, Kubah gereja Blenduk (12) .
2.2. Definisi Seni Publik Tempat Seni publik "terjadi", adalah terbuka, publik, partisipasi publik dan pengakuan oleh ruang publik. Seni publik memiliki karakter terbuka. Keterbukaan paket seni publik membawa dua tingkat makna. Pertama adalah tempat seni publik ditempatkan sementara waktu. Menempatkan salah satu karya seni publik harus memiliki keterbukaan fisik dan visual, multi-sudut pandang berarti melibatkan penglihatan dan publik dan menonjolkan yang lainnya. Yang kedua mengacu pada tingkat penerimaan pemerlihat tentang keterbukaan. Seni publik untuk ruang publik dan untuk membuat, dan sifat dari fungsi sosial tertentu. Daerah ruang terbuka di alam dan ruang terbuka buatan manusia. Secara umum kota, sebagian besar ruang terbuka buatan manusia, seperti alun-alun, taman, trotoar, jalan, stasiun dan sebagainya. Terutama alun-alun dan taman, adalah sebuah ruang terbuka yang penting, yang menawarkan kegiatan di luar ruangan dari masyarakat perkotaan dan ruang sosial publik, ruang terbuka dan area komunikasi. Ruang terbuka dengan lingkungan hidup urban dengan kepadatan tinggi membantu penekanan yang disebabkan oleh fungsi ruang untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling dasar. Desain ruang terbuka untuk berpikir dari dua tingkat, dalam rangka untuk membangun lingkungan yang stabil dan harmonis untuk area yang berkualitas tinggi. Tingkat pertama adalah untuk menjaga kualitas kesehatan dari lingkungan, kesehatan, kualitas lingkungan dan kondisi yang diperlukan adalah kebutuhan "setidaknya ruangan." Tingkat kedua adalah untuk
35 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
menciptakan rasa memiliki dalam kegiatan ruang terbuka yang setiap orang dapat menikmati pengalaman dari keanggunan lingkungan, musiman, perasaan alami dan rasa kehidupan. 2.3. Patung Urban dan Kedudukannya Dalam Lingkungan Perkotaan Definisi umum dari patung urban adalah patung urban diatur di lingkungan masyarakat perkotaan, seperti jalan, alun-alun, ruang hijau publik, bangunan umum dan tempat-tempat lain untuk penempatan patung outdoor. Patung adalah lingkungan perkotaan yang modern, lanskap perkotaan, merupakan faktor penting dan sangat diperlukan, dengan lingkungan makro dan mikro dalam perkotaan, kesatuan dari seni lingkungan, juga merupakan bagian penting dari peradaban spiritual. Ditandai sebagai suatu peradaban spiritual dan material, patung urban merupakan jiwa kota, diwujudkan dalam sejarah dan kebudayaan kota, yang mewujudkan semangat dari penampilan dan kekuatan kota secara keseluruhan, dan identitas dari kebudayaan yang berbeda, seni untuk kota membentuk citra tersendiri, langsung mendirikan ruang hidup dan lingkungan yang lebih baik untuk investasi dan pariwisata. Membawa seni dan khusus "patung urban" ke dalam wilayah area perkotaan merupakan salah satu cara yang paling berpengaruh untuk mempercantik dan melembutkan pengaturan perkotaan dan membangun suasana yang emosional di kota. Tapi yang paling penting dari semua adalah koherensi dan harmoni tiga-dimensi struktur dengan lingkungan perkotaan.
36 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
Patung berbeda dari titik mendasar lainnya yang terdapat didalamnya seni yang berhubungan dengan lingkungan. adalah bahwa hal itu adalah seni lingkungan. Penekanan utama adalah pada patung dan latar belakang lingkungan dari integrasi organik, dibandingkan dengan yang berdiri tunggal. Oleh karena itu, konsep patung perkotaan adalah untuk membangun konotasi seni yang berhubungan dengan lingkungan. Patung sebagai seni yang berhubungan dengan lingkungan Menurut German lffentlichkeit (terbuka) kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Ini adalah terbuka, alam publik dari, partisipasi dan pengakuan dari yang publik yang memiliki ruang publik, seni publik dalam arti ini ruang terbuka publik, kreasi artistik dan desain lingkungan yang sesuai. Seni publik di lanskap budaya kota memainkan peran penting, dengan demikian, penciptaan seni publik dan interaksi kebudayaan lingkungan menjadi isu penting. Tampilan bentuk seni publik berubah, itu bisa menjadi catatan seluruh persoalan dari mural, mungkin sebuah patung monumen tugu peringatan, tetapi harus merupakan subjek yang mengarah pada karakteristik yang spesifik dari lingkungan masyarakat dan area untuk menunjukkan daya tarik yang unik, artistik dan untuk membantu membangun seluruh kerangka fungsi perkotaan. Seni publik sebagai pengalaman visual dari objek, untuk memperkuat karakter tempat, untuk menyampaikan makna sosial dan
Estetik
Patung
Urban
di
Kota
budaya dari tempat tersebut atau mengungkapkan informasi. 2.4. Hubungan Antara Seni Publik dan Area Publik Perspektif teoritis fenomenologi, ruang perkotaan dipandang sebagai area yang penuh makna dari pertemuan lingkaran, setiap lingkaran adalah hasil dari medan keturunan, geografis, komersial, hubungan politik, sosial, budaya dan hubungan lainnya dengan vitalitas ruang tamu yang terdiri dari klaster area publik. Ruang publik memiliki titik karakter internal, mental dan visualnya sendiri. Seni publik yang di area publik dari bentuk ekspresi visual dari karakter titik fokus ini, atau arti identitas dan memiliki semangat produk disepakati diatas faktor-faktor lain. Seni publik di tempat publik sebagai media seni dan budaya, mewujudkan semangat wilayah milik publik, yang sangat penting. Bentuk seni ruang terbuka publik, telah dipengaruhi oleh cuaca, geografis, dan tiga kendala. Pertama, semua pintu masuk harus berkaitan dengan waktu, baik dari segi bentuk atau desain secara keseluruhan harus memiliki identitas era modern dan semangat zaman. Kedua, dalam ruang, menekankan pekerjaan dengan interaksi lingkungan sekitar. Pekerjaan dari karya seni publik dengan bagian yang menonjol sederhana, berbeda dari ruang terbuka harus merupakan bentuk pencampuran dengan lingkungan, konsistensi, untuk mempertemukan semua sudut, dan konsep multi dimensi. Ketiga, dalam pekerjaan dan hubungan manusia, kesadaran lingkungan dan masyarakat merupakan faktor penting untuk mengkonfirmasi pekerjaan. Dari
perspektif lingkungan dan pemahaman tentang sifat publik dari titik estetika karya dan segi pandang karya diperlukan ddalam bentuk karya yang diperuntukkan untuk publik, untuk sepenuhnya terbuka. Aliran tak berujung dari ruang publik dalam menghadapi tingkat sosial yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, dan bahkan bangsa yang berbeda, agama yang berbeda, negara yang berbeda dan kelompok orang, bahasa karya seni publik harus ditekankan untuk memenuhi hasil persyaratan dari mempopulasikan kecenderungan publik. Di sini, mempopulasikan, mengacu pada sikap estetika terhadap publik sebagai subjek teori dasar untuk diperlakukan, menekankan pada estetika publik, menekankan pada karya seni dan lingkungan, dan pendekatan publik terhadap kecenderungan teoritis ke harmoni. 2.5. Seni Publik dan Seni Lingkungan Publik Seni publik dan seni lingkungan publik adalah semacam persepsi dan kognisi yang dapat membentuk tidak hanya memberikan orang yang tinggal di lingkungan untuk mengalami manfaat kualitas karya seni tersebut, dan memahami maksud dari penciptanya, tetapi juga dapat membuat hidup di mana orang menghasilkan semangat berbagi yang akan tergabung ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seni publik dan dialog publik antara seni dan interaksi manusia adalah jiwa dari seni publik. Faktor kesehatan harus diatur dalam keindahan alam, patung di alam terbuka, untuk menumbuhkan tabiat pengunjung, area belanja harus
37 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
dibentuk dalam tema modern yang kuat, ke depan, karya seni berkualitas tinggi, ke dunia batin pembeli yang penuh kedamaian, mengedepankan kota dengan membentuk karakterisasi kota harus disusun pada karya seni dari tabiat dan gambaran untuk menyoroti semangat kota, jenis sel dari seni pada pengaturan jalan, harus fokus dalam mengingat skala pekerjaan seni, bukan untuk menciptakan kecemasan para pejalan kaki, sehingga karya seni harmonis dengan alur lingkungan tertentu, dll. Singkatnya, karya seni publik tidak sepenuhnya independen, telah disangkal publik untuk memelihara jarak tertentu dari cara penglihatan, permintaan akses kerja publik, partisipasi, dan bahkan menyentuh dan penanjakan di atasnya, itu seharusnya merupakan pekerjaan seni. Jenis Seni Publik Seni publik melibatkan berbagai klasifikasi dari sudut yang berbeda. Dari bentuk artistik, yang meliputi patung, lukisan, fotografi, video iklan, seni pertunjukan, musik, seni berkebun, dan sampai bentuk-bentuk lain, dari fungsi artistik, dapat dibagi kedalam hiasan dari, peringatan, rekreasi, makarya, kegiatan rekreasi seksual sampai dengan seni publik perayaan, dari tampilan bentuk, dapat dibagi ke dalam tanah menjadi patung, dari dinding menjadi ruang, dari dalam ruang menjadi pemandangan diluar ruangan dan mengimbangi bentuk seni lainnya, dari lingkup pandangan materi bahkan lebih luas dan luas. Seni publik dibagi ke dalam empat tipe dasar, sebagai berikut: 1. Seni publik dekorasi 38 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
Seni publik dekorasi adalah ini sejalan dengan lingkungan yang disiapkan untuk seni. Ini adalah bentuk utama dari seni publik. Meskipun nilai pekerjaan mereka merupakan faktor utama, tetapi tidak bisa lepas dari kendala dan persyaratan lingkungan sekitar. Mendekorasi seni publik dalam bingkai sebuah kota, memainkan suatu set gambaran kota dan meningkatkan peran dimensi kebudayaan. Menghias penciptaan seni publik harus mencerminkan karakteristik dari penafsiran atau memperkuat lingkungan, pembentukan selalu menjadi daerah yang hidup, dibandingkan karya seni dekoratif murni dan keberadaannya beberapa tersendiri. Semua karya hidup seni publik, memiliki makna yang jelas dan tempat yang sama dengan faktor ruang. Apakah di alunalun, lingkungan jalan atau taman dibagi kedalam ruang yang berbeda, setiap ruang memiliki sifatnya sendiri, dimensi, skala, karakteristik penampilan. Kendala dan pengaruh dari karakteristik tersebut menempatkan antara pekerjaan seni publik. Pertunjukan Kreativitas Manusia, Teknologi Tinggi dan Mempertunjukkan Komponen Teknologi Tinggi Seni publik yang ada dan era, telah saling mempengaruhi dan tidak terpisahkan. Waktu mempengaruhi baik gaya artistik atau semangat seni avantgarde dari trend (kecenderungan) yang dipimpin oleh zaman, dapat dikatakan bahwa seni mencerminkan waktu, waktu memiliki karya seni. Tidak hanya masa dari waktu, yang mencakup semangat kemanusiaan dan pola sosial, Estetik
Patung
Urban
di
Kota
teknologi, geografis, dan aspek lain dari faktor ekologi, hanya ada satu aspek menjadi dorongan dari seni publik dan masa dari hubungan co-seismik. 2. Tergantung dari keberadaan manusia terhadap latar belakang seni publik. Mengacu pada latar belakang budaya lokal, adat istiadat dan karakteristik sejarah untuk membuat karya seni publik, untuk mencerminkan, sesuai dengan cara lingkungan yang harmonis, dan lingkungan yang saling mendukung, karakteristik dari seni publik tersebut. Wujud dalam melampirkan latar belakang budaya dari seni publik, penciptaan seni lanskap seperti karya monumental dari bagian utama. Latar belakang kemanusiaan yang bersifat peringatan dari pekerjaan karya seni publik, kebanyakan oleh seniman dilibatkan dalam operasi itu, tetapi hari ini, kombinasi dari seni dan fitur seniman dan perancang, arsitek, kerjasama publik merupakan penciptaan dari sebuah trend (kecenderungan) seni publik yang baru. 3. Tergantung dari lanskap alami dan keberadaan seni publik. Pada abad ke-21, dunia telah kekhawatiran yang meluas untuk semua alam, krisis ekologi yang disebabkan oleh berbagai fenomena secara bertahap menjadi fokus perhatian. Seni di satu sisi mencerminkan realitas sosial, tetapi juga sering ditantang terhadap suatu komunitas, dan secara aktif dicari jawabannya. 4. Material Patung Kota Sebagaimana patung telah ditempatkan di luar ruang kota, permintaan tersebut dapat bertahan selama ribuan tahun dari angin dan hujan, cuaca dingin dan panas, untuk menjaga pesona artistik tua. Ini memerlukan penggunaan
material yang permanen. Pada awalnya, materi yang digunakan untuk patung outdoor adalah batu. Penemuan dan kontrol dari teknologi peleburan tembaga, terlepas dari sejumlah besar perangkat yang digunakan untuk membuat senjata dan makanan, alat musik, komponen bangunan standar, tetapi juga digunakan untuk pengecoran patung. Dapat dikatakan bahwa batu dan tembaga mempunyai usia ribuan tahun, yang paling penting dari patung kota dengan menggunakan dua material tersebut. Perunggu adalah melapisi dengan tembaga dengan menambahkan persentase tertentu dari timah dan arang, dengan kekentalan, kekerasan dan ketangguhan yang baik, terlindungi dengan baik dari lapisan oksida. Oleh karena itu, material tersebut mempunyai daya tahan yang sangat baik. Setelah revolusi industri, teknologi modern, pengembangan utama untuk patung kota dari material baru menyediakan berbagai macam pilihan. Baja, stainless steel, aluminium, titanium, beton, fiberglass, bahan sintetis, dll, telah digabungkan dengan tingkatan dari bahan untuk patung urban. Alat pengolahan tidak terbatas pada ukiran, pengecoran dan dikalsinasi, ditambahkan ke penempaan, molding, pengelasan, penarikan, elektroplat, penyemprotan, aerasi, dll. Teknologi baru telah sangat memperkaya ekspresi artistik dari patung perkotaan (3). 2.6. Sifat Logam dan Unsur Logam Bahan logam ini terdiri dari logam ferro dan nonferro. Bahan logam ferro di antaranya besi, baja, dan besi cor, sedangkan logam nonferro (bukan besi)
39 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
antara lain emas, perak, dan timah putih. 2.6.1 Berbagai Macam Sifat Logam Logam mempunyai beberapa sifat antara lain: sifat mekanis, sifat fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan. a. Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang diberikan pada logam tersebut. Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain: kekuatan bahan (strength), kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan, sifat fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan. b. Kekuatan (strength) adalah kemampuan material untuk menahan tegangan tanpa kerusakan. Beberapa material seperti baja struktur, besi tempa, alumunium, dan tembaga mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama. Ukuran kekuatan bahan adalah tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar persatuan luas yang dapat ditahan bahan tanpa patah. Untuk mengetahui kekuatan suatu material dapat dilakukan dengan pengujian tarik, tekan, atau geser. Kekerasan (hardness) adalah ketahanan suatu bahan untuk menahan pembebanan yang dapat berupa goresan atau penekanan. Untuk mengetahui kekerasan suatu material digunakan Uji Brinell. Kekakuan adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk atau deformasi setelah diberi beban. Kelelahan bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk menerima beban yang berganti-ganti dengan tegangan maksimum diberikan pada setiap 40 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
pembebanan. Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk semula setelah menerima beban yang mengakibatkan perubahan bentuk. Elastisitas ini penting pada semua struktur yang mengalami beban yang berubah-ubah terlebih pada alat-alat dan mesin-mesin presisi. Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan padat untuk mengalami perubahan bentuk tetap tanpa ada kerusakan. c. Sifat fisika adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa fisika seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat fisika adalah sebagai berikut: titik lebur, kepadatan, daya hantar panas, dan daya hantar listrik. d. Sifat kimia adalah kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa korosi. Korosi adalah terjadinya reaksi kimia antara suatu bahan dengan lingkungannya. Secara garis besar ada dua macam korosi, yaitu korosi karena efek galvanis dan reaksi kimia langsung. 2.6.2 Proses Korosi dan Pelapisan Logam 1. Pengertian Korosi Korosi adalah proses alami yang terjadi pada material logam yang berakibat menurunnya kekuatan dari material logam tersebut. Proses korosi yang terjadi secara alami ini sangat sulit dihindari, usaha yang dilakukan hanyalah menghambat laju korosi yang terjadi dengan cara melakukan pencegahannya. Estetik
Patung
Urban
di
Kota
Korosi adalah proses pengoksidasian logam dengan lingkungan yang korosif, sehingga menimbulkan kerusakan atau pengdegredisian. Korosi dapat terjadi hampir pada semua logam terutama logam ferro (besi), karena logam jenis ini mudah beroksidasi dengan udara lingkungan. Korosi secara kimia adalah reaksi oksidasi logam, terutama besi, oleh oksigen di udara. Reaksi yang terjadi adalah: 2Fe+O2+2H22+ + 4OH. Ion Fe2+ yang dihasilkan kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ dan akhirnya membentuk karat, yakni F23 xH2. 2. Jenis-Jenis Penyebab Korosi Penyebab korosi ada dua macam yaitu korosi disebabkan oleh proses kimia dan korosi disebabkan oleh proses elektrolisa: a. Korosi Akibat Proses Kimia Logam akan berkarat karena suatu proses yang dapat dikatakan sebagai suatu proses kimia yang sederhana. Oksigen yang terdapat pada atmosfir dapat bergabung dengan logam-logam membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Kecepatan berkarat tidak akan berkurang sebab lapisan dari hasil korosi yang terbentuk akan lepas sehingga lapisan karat yang baru terbentuk dibawahnya dan melepaskan lapisan diatasnya. b. Korosi Akibat Proses Elektrolisa Korosi akibat proses elektrolisa pada dasarnya adalah korosi yang terjadi akibat proses kimia juga, walaupun sedikit lebih kompleks. Apabila pelatpelat tersebut tidak bersentuhan di dalam larutan ataupun tidak ada hubungan di luar larutan, tidak akan ada
aksi yang akan ambil bagian. Sehingga pelapisan tipis dari satu diantara logamlogam itu sering digunakan untuk melindungi baja ringan. Yang banyak dipakai adalah timah, aluminium dan sebagainya. Contohnya, timah murni dan aluminium mempunyai daya tahan korosi yang baik sekali, tidak hanya dalam atmosfir dan air, akan tetapi juga dalam beberapa cairan dan larutan dan cocok dibuat sebagai pelapis logamlogam (10). 2.7 Patung Urban Kota Bandung Monumen berupa tugu atau tanda sejarah menjadi penanda yang bisa dikisahkan kepada anak cucu. Keberadaan monumen juga dapat membuka kembali memorial bahwa telah terjadi peristiwa besar di wilayah tersebut. Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Rikrik Kusmara mengatakan, benda-benda seni di ruang publik itu bisa berfungsi sebagai penanda peristiwa atau sesuatu. Di sisi lain, fungsi pendidikan juga sebenarnya dapat diperoleh pada saat yang bersamaan. Padahal, menurut Rikrik, banyak keuntungan yang sebenarnya dapat diperoleh pemerintah dengan keberadaannya. “Benda seni juga bisa menjadi aset kultural sebuah wilayah. Aset tersebut memiliki potensi yang dapat memberi nilai tambah bagi aspek pariwisata andai otoritas memberi perhatian” (1). Berikut ini adalah patung-patung urban yang berada di kota Bandung: 1. Patung Persib, Jl. Lembong Keberhasilan Persib meraih juara Perserikatan musim 1990 agak mengejutkan, karena diawal musim,
41 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
Maung Bandung sempat kehilangan kepercayaan dari Bobotoh akibat menuai hasil buruk dua kali kalah di kandang sendiri, masing-masing kalah 01 dari Persita Tangerang dan 1-2 dari tim lemah PS Bengkulu. Euforia kemenangan langsung merasuki masyarakat Jawa Barat. Sosok Adjat Sudrajat kala itu, lebih disanjung dibandingkan Robby Darwis maupun pemain Persib lainnya. Adjat didaulat sebagai ikon Persib karena kualitas permainannya di lapangan. Sebagai bentuk apresiasi atas kebangkitan tim sepak bola kebanggaan warga kota Bandung dan Jabar tersebut. Wali kota Bandung saat itu, Ateng Wahyudi membangun sebuah monumen berupa patung sepak bola di Simpang Lima yang menghubungkan Jalan Tamblong, Jalan Lembong dan Jalan Veteran. Patung pemain sepak bola tersebut secara tidak langsung lantas disebut sebagai patung Adjat Sudrajat. Kendati sebenarnya patung karya seniman terkemuka I Nyoman Nuarta tersebut dibangun bukan untuk menghormati sosok Adjat. Patung tersebut dibuat selain untuk menunjukkan jika Bandung adalah kota sepak bola, bentuknya juga karena terinspirasi oleh salah seorang pemain sepak bola asal Italia yang kebetulan cukup diidolai oleh Pak Ateng, terang kapten Persib saat menjuarai Perserikatan 1986 dan 1990, Adeng Hudaya. Jadi patung ini, sebenarnya bukan bernama patung Adjat. Mungkin lebih tepatnya jika disebut patung Persib atau patung pemain sepak bola. Karena dibangun untuk menghormati 42 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
keberhasilan Persib dan sepak bola Jabar secara keseluruhan, tambahnya. Masyarakat kota Bandung dan suporter Persib patut merasa bangga atas keberadaan patung sepakbola karya seniman besar I Nyoman Nuarta tersebut. Selain sebagai simbol masa kejayaan Persib, patung tersebut juga merupakan patung sepak bola pertama di Asia (4). 2. Patung Laswi, Jl. Viaduct Patung/Monumen LASWI (Laskar Wanita Indonesia). Monumen untuk mengenang kiprah kaum wanita Indonesia dalam membela dan mempertahanan kemerdekaan (5) Indonesia . 1. Laskar Wanita Indonesia (LASWI) terbentuk pada tanggal 12 Oktober 1945. 2. Karya pematung Sunaryo 3. Bahan patung: resin Patung laskar wanita (Laswi) tersebut dihadirkan sebagai penanda ingatan pada sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu di tempat itu. Mungkin sebuah pertempuran semasa revolusi fisik dulu. Dari arah beberapa meter orang diandaikan bisa melihat bagaimana gagah dan berwibawanya patung itu (6). 1. Patung Pastor, Jl. Seram 2. Patung Tentara Pelajar, Jl. Viaduct 3. Patung Ikan Mas, Jl. Moh. Ramdan 4. Patung Maung, Jl. Wastukencana 5. Patung Husein, Jl. Dr. Abdurrahman Saleh Patung ini merupakan salah satu patung bersejarah yang ada di kota Bandung yang erat kaitannya dengan salah satu pahlawan indonesia yang bernama Husein Sastranegara. Husein Estetik
Patung
Urban
di
Kota
Sastranegara adalah salah seorang di antara tokoh-tokoh yang ikut serta mengabdikan dirinya dalam pembinaan perjuangan bersenjata pada masa-masa revolusi fisik, khususnya dibidang pertahanan udara. Kekerasan kemauan dan tekadnya serta kerelaan berkorban dem perjuangan telah tercermin dalam diri Husein Sastranegara. Pandangan-pandangannya yang jauh kedepan ikut meletakan pondasi yang penting bagi pembangunan TNI Angkatan Udara, yang kelak menjadi pancangan kaki yang kokoh bagi pengembangan suatu kekuatan Angkatan Udara yang modern di kemudian hari. Disayangkan bahwa semangat pengabdian dan kesediaan berkorban sebagai patriot tanah air tidak bisa dilaksanakan lebih lama. Husein Sastraneggara hanya dapat menyumbangkan tenaganya bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam waktu setahun lebih sedikit dan hanya dalam waktu lima bulan saja setelah Angkatan Udara RI resmi didirikan. Meskipun kesempatan untuk berbakti kepada tanah air yang dcintainya begitu pendek, tidaklah menghilangkan sama sekali nilai-nilai jasa perjuangannya, terutama dalam masa-masa berkecamuknya perjuangan fisik mati-matian menghadapi agresi Belanda (7). Patung Husein Sastranegara dibuat oleh seniman Nyoman Nuarta. 3. Patung Dewi Sartika, Balai Kota Patung dada Dewi Sartika dibawahnya terdapat tulisan: “Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Monumen Pahlawan Nasional Ibu R Dewi Sartika diresmikan
oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandung Wahyu Hamijaya. Bandung, 4 Desember 1996” (8). Patung Dewi Sartika diresmikan pada tahun 1996, untuk mengenang Raden Dewi Sartika atas jasa nya (pelopor) mendirikan Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Istri/tahun 1904) pada masa perjuangan di Bandung. 4. Patung Juanda, Taman Hutan Raya Juanda Ir.H. Juanda yang lahir pada tahun 1911. Beliau meninggal pada 7 November 1963. Juanda adalah seorang yang dihormati karena memainkan beberapa peran penting pada masa awal-awal setelah terbentuknya republik ini. Ia adalah seorang insinyur teknik sipil, yang lulus dari ITB (dulu Technische Hoogeschool) pada 1933. Salah satu kontribusi Juanda yang sangat penting adalah terbitnya “Deklarasi Djuanda”, yang dikeluarkan pada 13 Desember 1957 ketika beliau masih menjabat sebagai Perdana Menteri. Deklarasi ini menyatakan bahwa seluruh perairan di sekitar dan diantara pulau-pulau di Indonsia adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan dan berada di bawah kedaulatan negara Republik Indonesia. Deklarasi ini kemudian dikembangkan menjadi konsep Wawasan Nusantara. 5. Patung Sepatu Cibaduyut, Jl. Cibaduyut Patung sepatu tersebut merupakan lambang Jalan Cibaduyut dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Patung sepatu Cibaduyut merupakan akses pintu masuk menuju Jalan Cibaduyut Bandung (9).
43 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
2.8 Hipotesis Kerja Patung dan monumen yang berdiri di sebuah daerah merupakan simbolsimbol visual dengan fungsi sebagai sarana edukasi, peringatan sejarah perjuangan, estetika, bahkan kerap menjadi ikon kota. Patung bisa berfungsi sebagai elemen estetika. Minimalnya merupakan hiburan saat macet orang dapat melihat patung yang terdapat di wilayah perkotaan. Di kota-kota besar, patung sudah seperti untuk mengobati stress. Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia pun memiliki banyak patung dan monumen. Ada patung dan monumen berfungsi sebagai penanda tempat yang sifatnya informatif, misalnya, Patung Husein Sastranegara yang terletak dekat gerbang Bandara Husein Sastranegara di Jln. Dr. Abdurrahman Saleh, Patung Sepatu di Jln. Cibaduyut, Patung Harimau di simpang Jln. Wastukancana (di depan Rumah Dinas Pangdam III Siliwangi), atau Monumen Kereta Api di Stasiun Selatan. Kemudian, ada juga patung dan monumen yang dibangun sebagai penanda peristiwa di masa lalu yang terjadi di tempat itu, seperti Patung Tentara Pelajar dan Patung Laswi di Viaduct, Monumen Penjara Bung Karno di Banceuy, dll. Namun di tengah keriuhan di sekelilingnya, dengan karung plastik dan peti kayu yang terongok di bawahnya, dengan taman kumuh yang menjadi tempatnya berdiri, patung itu terkesan kehilangan wibawa dan kegagahannya. Kehadirannya di tengah ruang di sekelilingnya pun kehilangan interaksi makna visualnya. Lihatlah, bagaimana 44 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
dihadapan lasykar wanita yang datang dari masa lalu dengan dandanannya yang bersahaja itu kini tampak lima orang gadis cantik dan seksi sedang tersenyum ceria dalam sebuah papan reklame sabun mandi. Antara lasykar wanita dan lima orang gadis cantik dan seksi dalam reklame sabun mandi itu bisa saja ditafsir sebagai interaksi pertemuan antara masa lalu dan hari ini. Namun yang jelas, di situ telah terjadi apa yang oleh kritikus seni Rizki A. Jelani sebagai sesuatu yang kontradiktif. “Di satu sisi dengan patung itu kita ingin membuat sebuah penanda historis, tapi di sisi yang lain billboard dan iklan sabun mandi itu membuat penanda lain sebagai ruang komersil. Ini jadi kontradiktif,” ujar staf pengajar FSRD ITB itu. Kehadiran reklame sabun mandi itu memang telah meluluhkan makna historis di balik keberadaan patung tersebut. Ruang historis yang hendak diwakilkan pada sosok patung itu telah ditiadakan oleh ruang kekinian dengan segala kepentingannya yang tampak mengepung patung. Termasuk juga bagaimana keberadaan patung itu tertelan oleh gedung apartemen dan sebuah hotel. Nasib yang sama juga dialami oleh “rekan” lasykar wanita yang berada beberapa meter di sebelah kirinya. Seorang pelajar lelaki bercelana pendek, gagah memanggul bedil dan membawa buku. Taman yang menjadi tempatnya berdiri pun tak kalah kumuhnya. Terlebih lagi di belakangnya terdapat rumpun bambu yang entah kapan terakhir dipotong. Pada wajah dan pundak si Tentara Pelajar tampak tumpahan cat, sedang di bawahnya Estetik
Patung
Urban
di
Kota
seorang lelaki tak bercelana sedang tidur. Kedua patung karya pematung ternama Sunaryo yang itu hanyalah bagian dari bagaimana umumnya patung dan monumen di Kota Bandung berdiri dalam keadaan bisu. Patung dan monumen itu kebanyakan kehilangan maknanya, baik sebagai ornamen estetika kota, benda budaya, terlebih lagi sebagai medium yang menghubungkan memori kolektif warga kotanya dengan spirit yang ada di balik kehadiran patung dan monumen tersebut. Sementara itu, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Jln. Dipati Ukur, Bandung Lautan Api di Tegallega, DasaSila Bandung di Simpang Lima, Patung Persib di Jln. Lembong, Monumen Gerakan Non Blok dan Monumen Adipura di Jln. Pajajaran, Monumen Persahabatan di Jln. Wastukancana, Patung Pastur H.C. Verbraak di Jln. Seram, Patung Pengairan di Jln. Ir. H. Djuanda, dan Patung Dewi Sartika di balai kota terkesan sebagai patung dan monumen yang membawa ingatan pada sebuah semangat. Selain itu, ada juga jenis patung dan monumen yang terasa lebih berfungsi sebagai ornamen ruang, seperti Patung Badak Putih di balai kota atau Patung Ikan Mas di Jln. Mohamad Ramdan. Namun, siapa yang mendesain, kapan dibuat, serta tujuan didirikan patung dan monumen tidak dapat diketahui. Baik Dinas Pertamanan maupun Dinas Pariwisata tidak memiliki data mengenai hal itu. Tidak tersedianya dana bagi pemeliharaan dan perawatan untuk patung dan monumen di Kota Bandung
membuat karya seni tersebut terabaikan. Keberadaan patung-patung ini hampir semuanya rusak (2). Patung dan monumen itu kehilangan maknanya, baik sebagai ornamen estetika kota, benda budaya, terlebih lagi sebagai medium penghubung memori kolektif warga kota dengan spirit yang ada di balik kehadirannya. Masyarakat juga bisa memiliki dimensi apresiasi andai sejumlah karya seni di ruang publik dipelihara dengan baik. Pada akhirnya, kesempatan untuk berapresiasi tersebut akan memengaruhi perkembangan sebuah masyarakat. Ironisnya, perhatian pemerintah terhadap keberadaan benda seni di ruang publik Kota Bandung sangat minim.Dalam aplikasinya, sifat yang dimiliki oleh suatu bahan tidaklah harus unggul seluruhnya. Namun, cukup beberapa sifat saja, dan sifat tersebut memang relevan dengan persyaratan aplikasinya. Sifat yang harus dipenuhi tentu saja didasarkan pada optimasi sifat-sifat yang dimiliki dan kondisi aplikasinya. 2.8.1 Cara pencegahan korosi Dari reaksi yang diceritakan di atas terlihat bahwa untuk pencegahan korosi dapat dilakukan dengan pengubahan kecenderungan oksidasi besi, pengubahan lingkungan dan logamnya sehingga aliran arus atau elektron tidak terjadi, dan penghambatan persentuhan dengan oksigen langsung. Usaha pengecatan serta pelapisan dengan oli dan minyak merupakan usaha mencegah pertemuan langsung logam dan oksigen. Back to Nature (kembali ke alam) merupakan istilah yang digunakan oleh banyak orang, agar
45 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
masyarakat kembali memanfaatkan bahan-bahan kimia yang telah disediakan oleh alam dan bukan bahan sintetis. Korosi atau secara awam dikenal sebagai pengkaratan merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh terjadi reaksi dengan lingkungan. Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan. Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan: 1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko bahan bangunan. 2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik. 3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin. 4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium (Mg) melaui kawat agar yang berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik. 5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah yang terletak di sebelah kiri deret volta.
46 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa dilakukan pada kaleng. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Alasan Menggunakan Metode Metode penelitian yang diambil yaitu metode penelitian kualitatif. Pengambilan metode ini dikarenakan tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat Bandung dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena patung urban sebagai salah satu ungkapan sejarah melalui karya seni patung dan simbol dari kota Bandung yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. 3.2 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah patung urban yang ada di kota Bandung. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pemerintah dan masyarakat kota Bandung. 3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu mengambil kota Bandung, Jawa Barat, khususnya di beberapa titik kota Bandung yang terdapat patung urban sebagai symbol sejarah kota Bandung. Dan dalam mengolah data penelitian dilakukan di Bandung.
Estetik
Patung
Urban
di
Kota
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya- (Sugiono, 2009:305). 3.5 Sampel dan Sumber Data Jenis sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Area Sampling atau Sampel Wilayah. Teknik ini dipakai karena peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di beberapa titik kota Bandung yang teerdapat patung urban. Yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah: 1. Sumber tertulis. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, sumber dari arsip, dan dokumen resmi. 2. Foto sangat diperlukan dalam penelitian ini, karena dapat menghasilkan data yang deskriptif yang cukup berharga dan dapat digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya akan dianalisis secara induktif. 3. Data statistik. Peneliti kualitatif juga sering menggunakan data statistik yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya. Statistik misalnya dapat membantu memberi gambaran tentang kecenderungan subyek pada latar penelitian. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah
dari data primer yaitu pengumpulan data dokumen. Data sekunder menjadi data pendukung selanjutnya berupa data literatur (website).
3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data intraestetik: data visual. Menurut Ocvirk, dkk (2001), gambaran tentang karya seni visual, menunjukkan tiga komponen dasar dari sebuah karya seni untuk dianalisis, yaitu: (1) subjek (subject), (2) nas (content), dan (3) bentuk (form), yang digambarkan pada bagan di bawah ini:
Gbr. 2 Kombinasi Kesatuan Organik Karya Seni (8)
DAFTAR PUSTAKA Fm mahdi.htm, 2009, “Pemeliharaan Patung dan Monumen Tidak Dianggarkan, Simbol & Estetika Kota yang Terabaikan”, diakses tanggal 27 Desember 2012.
47 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3
Harian Seputar Indonesia, 2011, “Hilangnya Estetika Patung Pahlawan”, diakses tanggal 27 Desember 2012. www.98yf.com, 2010, “The Concept of Urban Sculpture”, diakses tanggal 27 Desember 2012. Persibholic.com, 2012, “Patung Persib, Monumen Sepak Bola Pertama di Asia?”, diakses tanggal 7 Januari 2013. Wikimapia.com, 2012, “Monumen Laswi (Bandung)”, diakses tanggal 7 Januari 2013. Ahdaimran, 2011, http://meditasisamudra.blogspot.com “Bandung, Patung dan Monumen yang Bisu”, diakses tanggal 7 Januari 2013. http://www.goindonesia.com, 2013, “Monumen, Patung, dan Tugu Bandung”, diakses tanggal 9 Januari 2013. Wordpress.com, 2011, “Kebon Raja di Kota Bandung”, diakses tanggal 9 Januari 2013. http://www.informasi-bandung.com, 2011, “Sentra Sepatu Cibaduyut”, diakses tanggal 9 Januari 2013. smkalhudakdr.files.wordpress.com, 2011, “Sifat-sifat dan Unsur Logam”, diakses tanggal 14 Januari 2013. Eprints.undip.ac.id, 2010, “Analisa Alunalun Purwodadi”, diakses tanggal 21 Januari 2013. Zahnd, Markus, 1999, “Perancangan Kota secara Terpadu”, Yogyakarta, Kanisius
48 | D a d a n Bandung
Sudiana:
Karakteristik
Estetik
Patung
Urban
di
Kota