X.227
KAJIAN PENGOLAHAN LIMBAH CPO UNTUK PRODUKSI SABUN PADA SKALA USAHA KECIL BPTP Kepulauan Bangka Belitung Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2012
LATAR BELAKANG INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Produk utama CPO
Hasil Samping Industri Pengolahan Kelapa Sawit Limbah Cair (POME=Palm Oil Mill Effluent)
Mengurangi mutu produk utama (CPO)
Mengandung minyak kotor dengan FFA tinggi
fiber/sabut
Berpotensi menjadi: tandan kosong kelapa sawit cangkang sawit Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
- sabun - Bahan baku biodiesel
PERMASALAHAN
Limbah pabrik (minyak kotor) memiliki FA tinggi, bercampur air dan kotoran lainnya, sehingga perlu dikaji/diteliti teknik purifikasinya sebelum dimanfaatkan untuk bahan baku sabun. Dalam upaya memaksimalkan penggunaan minyak kotor tersebut dalam formulasi sabun, diperlukan kajian aspek teknologi proses dan mutu produk sabun dengan mengacu pada SNI. Teknologi pembuatan sabun relatif serderhana sehingga memungkinkan dikembangkan oleh industri kecil/ rumah tangga. Pengembangan produk sabun dari minyak kotor tersebut akan memacu peningkatan mutu CPO (karena tidak di-recycling) dan nilai tambah bagi industri sawit, serta menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan peranserta masyarakat di wilayah tersebut.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
Fokus Kegiatan
• Memanfaatkan minyak kotor dari limbah cair pengolahan kelapa sawit (minyak kualitas rendah) sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun cuci.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
• Tahap I, menentukan perlakuan dari limbah cair pengolahan kelapa sawit sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku sabun. penentuan tahapan proses pembuatan dan formula sabun • Tahap II: sosialisasi dalam rangka scaling up dan mendorong penumbuhan industri sabun pada skala rumah tangga dan industri kecil.
Desain Penelitian
• Rancangan percobaan pada tahap I menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial, dengan 2 faktor perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor perlakuan terdiri dari: (A)Perbandingan jumlah minyak dari limbah CPO (50%, 60 %, 70%, 80%, 90%, dan 100%) dengan minyak kelapa (50%, 40%, 30%, 20%, 10%, dan 0%) dan (B)metode perlakuan terhadap limbah CPO (saring dengan kain, saring dengan zeolit, dan tanpa penyaringan)
Perkembangan dan Hasil
• Rekomendasi kepada perusahaan kelapa sawit untuk tidak merecycling minyak kotor kedalam produk CPO karena FFA minyak kotor sangat tinggi (9.39% - 11.99%) sehingga dapat menurunkan mutu produk CPO • Telah diperoleh formulasi dan teknologi proses pembuatan sabun cuci, sedangkan untuk formulasi sabun mandi sedang dikerjakan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
Strategi Koordinasi • Koordinasi dan sosialisasi dilakukan dengan perusahaan kelapa sawit di Kepulauan Bangka Belitung, kelompok masyarakat calon pelaku usaha di Propinsi Kep. Bangka Belitung, dan instansi terkait.
Perkembangan Koordinasi • Koordinasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan survei potensi dan karakteristik limbah cair industri kelapa sawit di beberapa kabupaten. • Pabrik Kelapa Sawit, diantaranya PT. Putra Bangka Mandiri, telah bersedia/memperbolehkan masyarakat mengakses (membeli) minyak kotor yang dimilikinya. • Telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Bangka Barat dan Kabupaten Bangka, serta calon pelaku usaha terkait rencana penyelenggaraan sosialisasi teknologi pembuatan sabun dari limbah CPO. 4 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN •Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 1. Hasil penelitian pada skala laboratorium, kemudian di-scaling up pada skala usaha kecil / rumah tangga (kapasitas 8-10 kg/batch) untuk melihat kelayakannya secara teknis dan ekonomis (scaling up). 2. Sosialisasi untuk mendorong penumbuhan industri sabun berbahan baku limbah CPO (minyak kotor) pada skala usaha kecil/ rumah tangga. •
Hasil dari pemanfaatan Litbangyasa :
a) Rekomendasi kepada perusahaan kelapa sawit untuk tidak me-recycling minyak kotor ke dalam produk CPO karena FFA-nya sangat tinggi (9.39% 11.99%) sehingga dapat menurunkan mutu produk CPO b) Teknologi pembuatan sabun dari limbah pabrik CPO (minyak kotor) dapat dikembangkan pada skala usaha kecil/ rumah tangga sehingga menumbuhkan aktivitas perekonomian dan peran serta masyarakat di sekitar perkebunan kelapa sawit. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Dalam rangka pengembangan ke depan, maka strategi yang digunakan adalah: 1. Membangun percontohan (model) industri sabun dari limbah pabrik CPO skala usaha kecil dan kelembagaan usahanya. 2. Sosialisasi teknologi pembuatan sabun dari limbah pabrik CPO kepada masyarakat/pelaku usaha skala kecil. 3. Pendampingan/supervisi teknologi kepada pelaku usaha skala kecil yang akan mengembangan produk sabun dari limbah pabrik CPO. 4. Promosi dan pengenalan produk sabun yang dihasilkan kepada masyarakat/kosumen. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN
Koordinasi dengan PT.PBM
Pembuatan Sabun Cuci
Limbah Cair Pabrik CPO
Pengambilan Minyak Kotor
Pencetakan Sabun Cuci
Sabun Cuci dariLimbah CPO
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
Mesin pembuat sabun(kap. 8-10 kg/batch)
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
Alat pemotong sabun
8
TERIMA KASIH Peneliti/Perekayasa: Prof. Dr. Ir. Risfaheri, M.Si. Irma Audiah Fachrista, SP.MM. Suyatno, S.Pt. Ria Maya, SP. Mamik Sarwendah, STP.