Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 38- 47
KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI KREATIF DAN PARIWISATA (STUDI KASUS KECAMATAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH)
Delita Otafiani Arfah1, Mirza Irwansyah2, Irin Caisarina3 1) Magister
Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email:
[email protected]
Abstract: Meuraxa is one of the Sub-district in Banda Aceh town which has stared forming its economic activities by selling things by the side of the streets at Meuraxa for the need of the community, creating illegal uncontrollable markets between some economic activities. Therefore these illegal market become very distrubing and disorderly for the town lay-out and environment. Hence, the need for a new solution to develope a new area market in Sub-district Meuraxa. This research aim to develope a market area scheme having creative economic concept supported by green infrastructure which is enviromentally friendly. So that, low welfare economic actors can still perform their economic activities and the market enviroment can also be kept clean and comfortable. Steps taken in this market area development plan are observing the infrastructure, tourism potential and economic activities. Questionnaires are distributed among the resident, trades and visitors, as well as conducting interviewes with the concerned relevant heads of departments in an effort to provide supporting facilities for a well ordered market activity. The method of likert used in this study is descriptive qualitative method of likert scale measurement. The result of this study is to plan a development of market area, having a creative economic with market zone devided based on the promoted products that is supported by environmentally green public spaces so that, the area of Meuraxa can be well-ordered and clean, and the visitors can fell more comfortable while sight-seeing the tourism spots in Meuraxa sub district. Keywords : Area development, markets, creative economy, tourism, green infrastructure, descriptive research Abstrak: Kecamatan Meuraxa merupakan salah satu Kecamatan di Kota Banda Aceh yang mulai membentuk kegiatan ekonomi sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan berjualan di sekitar pinggiran Jalan Meuraxa yang disebut dengan pasar liar dengan kondisi yang tidak teratur antara beberapa kegiatan ekonomi sehingga kondisi pasar liar tersebut mengganggu tata kota dan lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya suatu solusi baru yang untuk melakukan penataan kawasan pasar baru di Kecamatan Meuraxa. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi eksisting pasar ilegal di Kecamatan Meuraxa, merencanakan pengembangan kawasan pasar berkonsep ekonomi kreatif yang didukung infrastruktur ruang terbuka hijau yang ramah lingkungan agar para pelaku ekonomi lemah tetap dapat menjalankan kegiatan ekonominya namun lingkunganpun terlihat bersih dan nyaman. Tahapan yang dilakukan dalam rencana pengembangan kawasan pasar ini adalah dengan melakukan observasi infrastruktur, wisata dan kegiatan ekonomi dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap penduduk, pedagang dan pengunjung, serta melakukan wawancara dengan dinas terkait untuk mewujudkan kondisi pasar yang bersih dan nyaman. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengukuran data skala Likert yang akan disampaikan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah merencanakan pengembangan kawasan pasar berkonsep ekonomi kreatif dengan zona pasar yang dibagi berdasarkan jenis barang yang dipromosikan dan didukung infrastruktur ruang terbuka hijau yang ramah lingkungan sehingga kondisi kawasan Kecamatan Meuraxa dapat lebih tertata dengan baik, bersih, dan pengunjung dapat lebih nyaman saat menikmati wisata yang ada di Kecamatan Meuraxa. Kata Kunci: Pengembangan Kawasan, Pasar, Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Infrastruktur ramah lingkungan, penelitian Deskriptif
Volume 3, No. 4, November 2014
- 38
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berkonsep ekonomi kreatif yang didukung
PENDAHULUAN Pertumbuhan masyarakat di Kota Banda
dengan fasilitas ruang publik seperti taman kota
Aceh saat ini semakin meningkat, jumlah
dengan infrastruktur ruang terbuka yang ramah
kemiskinan dan pengangguran pun bertambah.
lingkungan untuk mendukung interaksi di
Seiring dengan kondisi ini kegiatan ekonomi
dalamnya.
mulai
kebutuhan
direncanakan di Kecamatan Meuraxa yang
umumnya
merupakan salah satu kecamatan yang sudah
kegiatan ekonomi tersebut berpihak kepada
mulai muncul kegiatan para pedagang liar untuk
masyarakat dengan kelas ekonomi menegah ke
membentuk pasar ilegal disekitar jalan di
atas seperti mulai pesatnya pertumbuhan pasar
Kecamatan Meuraxa, dimana pasar liar tersebut
yang eklusif dengan infrastruktur pendukung
bercampur aduk antara beberapa kegiatan
yang tidak ramah lingkungan diantaranya
ekonomi sehingga kondisi pasar liar tersebut
pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang
sangat mengganggu tata kota dan lingkungan
megah dengan menutupi lahan-lahan terbuka
yang membuat kawasan tersebut terlihat tidak
yang
teratur.
dikembangkan
masyarakat,
akan
hijau
untuk
tetapi
dengan
pada
perkerasan
sehingga
Lokasi
pengembangan
ini
membuat lingkungan sekitar menjadi panas dan KAJIAN KEPUSTAKAAN
menimbulkan polusi udara. Di Kota Banda Aceh sudah mulai
Pasar dan Konsep Pasar Menurut Peraturan Menteri Perdagangan,
pesatnya perkembangan kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat kecil untuk kebutuhan kesejahteraan hidup dimana rakyat kecil mulai membentuk kegiatan ekonomi sendiri dengan berjualan di sekitar badan jalan dengan tidak teratur baik itu di pusat kota maupun di beberapa kawasan yang ada di Kota Banda Aceh
seperti,
Peunayong,
di
kawasan
Meuraxa,
Pasar
(2008) pasar adalah area tempat jual beli barang untuk keperluan primer, sekunder dan tertier dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang dilengkapi infrastruktur yang mampu melayani segala
aktifitas
di
dalamnya.
(Saepulloh, 2009)
Aceh,
Konsep Pasar
dsb.
Menurut
Darussalam
manusia
Perdagangan,
Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan adanya
(2008)
suatu solusi baru melalui pasar berkonsep
beberapa konsep yang harus diperhatikan
ekonomi kreatif agar para pelaku ekonomi
diantaranya : Konsep bangunan , konsep akses
lemah
aksesibilitas,,
tetap
dapat
menjalankan
kegiatan
dalam
Kementerian pengembangan
konsep
Lanskap,
pasar
ada
pedestrian,
ekonomi secara seksama dan tidak mengganggu
konsep parkir, , onsep tata hijau, konsep
lingkungan serta tata kota.
perkerasan, konsep utilitas, konsep drainase,
Dalam mengembangkan 39 -
penelitian kawasan
ini
mencoba
pasar
Volume 3, No. 4, November 2014
yang
konsep zoning.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala seni, Audio-visuals, New media, Karya kreasi,
Zonasi Pasar Menurut Perdagangan
peraturan Republik
Kementerian
Indonesia
(2013)
mengenai pedoman pembangunan pasar yang paling ideal adalah:
Perancangan, Media publikasi dan percetakan, Seni rupa, Nilai budaya. 2. Versi Kementerian Perdagangan Republik terdiri dari:
1. Penerapan zoning mixed-used,
Periklanan, Arsitektur,
Pasar Barang Seni,
2. Pengelompokan jenis barang dalam pasar
Kerajinan, Desain, Mode, Video, Film dan
seperti:
Fotografi, Permainan interaktif, Musik, Seni
Kelompok bersih
pertunjukkan,
Kelompok kotor berbau
Komputer,
Kelompok kotor tidak berbau
pengembangan , Kuliner.
3. Zonasi
pengelompokkan
sesuai
barang
dagangan yang akan dipromosikan
Televisi
&
dan radio,
percetakan, Riset
dan
Pariwisata Menurut UNESCO (2009), pariwisata didefinisikan sebagai aktivitas perjalananyang
Ekonomi Kreatif Menurut
Penerbitan
Kementerian
Perdagangan
dilakukan untuk sementara waktu dari tempat
kreatif
tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan
merupakan pengembangan konsep berdasarkan
untuk bersenang senang, memenuhi rasa ingin
modal kreatifitas yang bersifat inovative yang
tahu, menghabiskan waktu senggang atau
dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan
waktu libur
ekonomi dan membuka sebuah lapangan kerja
Infrastruktur Pasar
Republik
Indonesia,
ekonomi
baru bersifat pemanfaatan teknologi secara kreatif,
dan
budaya.
Sedangkan
Sebagaimana yang diutarakan Pangestu,
menurut
(2008) sebuah pasar harus memiliki ruang
UNCTAD (United Nations Conference on
publik yang nyaman dan menarik dengan
Trade and Development) definisi ekonomi
kondisi ruang terbuka hijau yang mendukung
kreatif adalah merupakan aset yang sangat
kegiatan pasar sehingga pengunjung tidak
penting dalam pembangunan ekonomi secara
merasa jenuh dengan kondisi pasar yang padat
keseluruhan baik mikro maupun makro dimana
dengan kondisi lingkungan kawasan pasar yang
ekonomi kreatif memiliki hubungan dengan
ramah lingkungan yang tidak mengganggu
kondisi sosial, budaya dan penerapan ilmu
siklus alami dan berwawasan lingkungan
pengetahuan, kemajuan teknologi, intelektual
seperti: Tidak mencemari lingkungan, aman dan
dan pariwisata serta perkembangan SDM
tertib, cantik dan menyenangkan.
Konsep Ekonomi Kreatif
METODE PENELITIAN
1. Versi UNCTAD yaitu terdiri dari:
Peralatan Analisis
Ekspresi kebudayaan tradisional, Pertunjukan
Dalam penelitian Tesis ini, jenis metode Volume 3, No. 4, November 2014
- 40
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala deskriptif yang digunakan adalah bersifat kualitatif dengan pengukuran skala likert dengan pengolahan data menggunakan skala likert
persentase
dengan
rumus:
P
f x100% 5 xN
menggunakan
Gambar 1. Bagan Alir Pikir
41 -
Volume 3, No. 4, November 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala HASIL PEMBAHASAN
2. Kelompok Responden Pengunjung
Karakteristik Responden
Responden pengunjung terdiri dari 30 orang dengan
1.
laki-laki berjumlah 6 orang, perempuan berjumlah
Kelompok Responden Pedagang
Responden pedagang terdiri dari 40 orang, dengan
34 orang.
jumlah laki-laki yaitu 17 orang dan perempuan berjumlah 23 orang.
Gambar 5 Karakteristik Responden Pengunjung Menurut Jenis Kelamin
Karakteristik responden pengunjung menurut Batas
Gambar 2 Karakteristik Responden Pedagang Menurut Jenis Kelamin
umur.
Karakteristik Responden Pedagang Menurut Batas Umur.
Gambar 6 Karakteristik Responden Pengunjung Menurut Batas Umur Gambar 3 Karakteristik Responden Pedagang Menurut Batas Umur
Karakteristik
Responden
Pedagang
Lamanya Berjualan
3. Menurut
Kelompok Responden Penduduk
00000 Responden penduduk terdiri dari 89 orang
dengan
laki-laki
berjumlah41
orang
dan
perempuan 48 orang.
Gambar 4 Karakteristik Responden Pedagang Menurut Lamanya Berjualan Gambar 7 Karakteristik Responden Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Volume 3, No. 4, Agustus 2014
- 42
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Karateristik penduduk menurut jenis pekerjaan.
keselamatan pedagang karena letaknya yang dipinggir jalan dengan nilai 50% pedagang hanya menyatakan netral terhadap letak posisi jualan dipinggir jalan diangap sebagai letak yang strategis.
Gambar 8 Karakteristik Responden Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
2. Intepretasi Data Tanggapan Responden Terhadap Kondisi Infrastruktur
Karakteristik penduduk menurut Batas umur
Gambar 11 Intepretasi Data Tanggapan Responden Terhadap Kondisi Infrastruktur Gambar 9 Karakteristik Responden Penduduk Menurut Batas Umur
Hasil
analisis
100%
responden
menyatakan bahwa fasilitas pendukung seperti
Hasil Pengolahan Data Kuesioner
KM/WC, air bersih, parkir dan taman pada
1.
pasar eksisting masih minim dan tidak dikelola
Intepretasi Data Tanggapan Responden Terhadap Kondisi Umum
dengan baik. 3.
Intepretasi Data Tanggapan Responden Terhadap Pengembangan Pasar Baru
Gambar 10 Intepretasi Data Tanggapan Responden Terhadap Kondisi Umum
Hasil
analisis
100%
responden
menyatakan bahwa pedagang tidak memiliki surat izin resmi dengan 87,5% responden menyatakan pendapatan pedagang masih sangat minim dan 80% posisi berjualan berisiko untuk 43 -
Volume 3, No. 4, November 2014
Gambar 12 Intepretasi Data Tanggapan Responden Terhadap Pengambangan Pasar Baru
Hasil menyatakan
analisis perlu
97,7%
adanya
responden
pengembangan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kawasan pasar baru, dan 1,12% menyatakan
Berdasarkan
netral, 1,12% menyatakan tidak setuju adanya
infrastruktur
pengembangan pasar baru.
Lambung
di
dari
hasil
observasi
Kawasan 7
(tujuh)
kondisi
Meuraxa, point
Desa
Standar
Operational Procedure (SOP), 5 (lima) point Hasil Analisis kondisi Infrastruktur Tabel 1. Kondisi Infrastruktur No
1
2
3
4 -
5
6
Standar Operation Procedure (SOP) Sistem zoning rapi dan efektif sehingga untuk mempermudah konsumen Distribusi pedagang merata tidak tertumpuk disuatu tempat Tersedianya akses keluar masuk yang mudah dijangkau pengunjung Tersedianya jalan yang meliputi : - Terdapat jalan yang mengelilingi pasar dan mencukupi untuk keperluan bongkar muat - Memiliki dua jalur - Lebar jalan minimal 5 meter Tersedianya parkir yang mencukupi dan memiliki akses langsung ke pasar Tersedianya - jaringan drainase, - air bersih dan
7
- limbah serta pengelolaan sampah Tersedianya fasilitas pendukung pasar : - KM/WC
Tidak sesuai standar
pengaturan yang baik terhadap akses, fasilitas
pengolahan sampah masih belum tersedia serta sistem penzoningan barang dagangan tidak tertata dengan baik (tidak sesuai dengan Standar
Operational
Procedure/SOP ).
Tidak sesuai standar
Sesuai Standar Tidak sesuai standar Tidak sesuai standar
Kondisi saluran drainase yang sudah terbuat dari beton namun belum dalam kondisi tertutup dan kotor dengan sampah pengunjung. Kondisi ini belum nyaman untuk pengunjung terutama anakanak. Gambar 13 Kondisi Eksisting Infrastruktur Drainase
Tidak sesuai standar
-
Kesehatan ATM centre
Sesuai Standar
Pos jaga
Tidak sesuai standar Sesuai Standar
Sumber: Analisis
kondisi eksisting infrastruktur tidak adanya
peraturan
Tidak sesuai standar Sesuai Standar
Ruang Terbuka Hijau
SOP maka dapat disimpulkan bahwa pada
Sesuai Standar
Mushalla
-
point saja kondisi eksisting yang sesuai dengan
pendukung seperti KM/WC, air bersih dan Tidak sesuai standar
-
-
-
Kondisi Eksisting (Sesuai Standar/Tidak) Tidak sesuai standar
yang tidak sesuai standar dan hanya 2 (dua)
Gambar 14 Kondisi Eksisting Infrastruktur Parkir
Volume 3, No. 4, November 2014
- 44
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hasil Analisis Kondisi Eksisting Kegiatan Ekonomi
Kondisi pasar liar yang berada di sekitar jalan Kecamatan Meuraxa yang masih bercampur aduk dan tidak tertata dengan baik sehingga mengganggu tata lingkungan
Tabel 2. kondisi ekonomi No
1
2
3
4
5
6
Standar Operation Procedure (SOP)
Pasar harus tertib hukum, memiliki surat izin Adanya aktifitas ekonomi dalam proses jual beli Tersedianya kegiatan ekonomi pasar yang menjual produk dalam negeri Tersedianya pasar yang nyaman, bersih dan aman buat semua pengguna pasar (Aksessibel) Pasar harus bisa mempertahankan identitas budaya lokal Tersedianya area terbuka hijau yang nyaman untuk konsumen
Kondisi Eksisting Sesuai Standar/Tidak Tidak sesuai standar Sesuai Standar Sesuai Standar
Tidak sesuai standar
Sesuai
Gambar 15. Kondisi Eksisting Kegiatan Ekonomi
Analisis Kondisi Eksisting Pariwisata Tabel 3. Kondisi Pariwisata No
Tidak sesuai standar
Sumber: Analisis
1
Berdasarkan observasi, kondisi eksiting di Kecamatan Meuraxa, Desa Lambung sudah adanya kegiatan ekonomi jual beli yang
2
mempromosikan produk dalam negeri yang 3
membentuk sebuah pasar yang masih bersifat liar dan termasuk dalam kriteria jenis pasar
Standar Operation Procedure (SOP)
Tersedianya sarana pariwisata yang dilihat dari jumlah pengunjung yang masuk Memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi Tersedianya wisata alami, asri dan buatan
Kondisi Eksisting Sesuai Standar/Tidak Sesuai Standar
Sesuai Standar
Sesuai Standar
Sumber: Analisis
tradisional. Namun kegiatan pasar ini, para pedagang belum memiliki surat izin resmi usaha dari pemerintah daerah sebagai syarat utama membuka usaha sesuai peraturan standar operasional dari Kementerian Perdagangan
Hasil Analisis Konsep Pengembangan Hasil Analisis Zoning Konsep zoning pada fungsi pasar: 1.
Zona I (pakaian, kain, dan sepatu hasil produk khas Aceh)
Republik Indonesia. 2.
Zona II (kuliner/makanan khas Aceh)
3.
Zona
III
(souvenir
masyarakat Aceh)
45 -
Volume 3, No. 4, November 2014
khas
Aceh/karya
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala buatan dan memanfaatkan penghawaan alami Pedestrian
Pedestrian
sehingga kawasan pasar terlihat lebih asri/alami.
Akses keluar/masuk motor
publik
Gambaran lebih jelas dapat dilihat pada gambar 17 di bawah ini:
Area parkir
Semi publik
Akses keluar/masuk mobil
Semi publik
Sirkulasi Pengguna Pasar WC
Musholla WC
Gambar 17 Konsep Bangunan
Taman Food Court Zona 1
Zona 2
Analisis Kawasan Pasar
T
B
Zona 3
WC
Pasar berkonsep ekonomi kreatif ini
Gambar 16 Hasil Analisis Zoning
adalah sebagai berikut: 1. 3 zona utama yaitu: zona kuliner, zona
Hasil Analisis Ruang Terbuka Hijau Pengembangan ruang terbuka di kawasan pasar ini merupakan pengembangan ruang terbuka hijau yang ramah lingkungan dimana area makan/food court banyak memanfaatkan area
hijau
yang
sudah
tersedia,
dan
memanfaatkan program pemerintah daerah yaitu one man one tree sehingga kawasan ini
sandang, zona souvenir 2. 3 KM/WC untuk masing-masing zona 3. Area food court/area makan 4. Taman permainan anak dan taman buatan dan area parkir. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pengolahan data
juga sebagai sarana penghijauan yang sangat
diperoleh kesimpulan bahwa:
cocok untuk dikembangkan. Pengembangan
1. Kondisi eksisting infrastruktur dan kegiatan
lanskap, meminimalisir pemakaian perkerasan
ekonomi, dan pariwisata digunakan tidak
sebagai
banyak
pada fungsi sebenarnya karena dijadikan
penanaman
sebagai area makan para pedagang disekitar
pepohonan yang dapat menyaring debu dan
jalan, Drainase disekitar kawasan sudah
kebisingan.
dibuat dengan baik dan sesuai standar,
Analisis Bangunan
namun belum diberi penutup yang baik
material
penghijauan
utama,
rerumputan
lebih dan
Pengembangan kawasan pasar berkonsep
sehingga
sangat
berbahaya
bagi
para
konsep
pengunjung. Untuk fasilitas pasar seperti
bangunan yang ramah lingkungan yaitu konsep
area terbuka hijau masih belum tertata
bangunan yang menimalisir pemakaian cahaya
dengan baik dan sulit dilalui oleh anak-anak,
ekonomi
kreatif
ini
mengambil
lansia, dan ibu hamil (non aksessibilitas), Volume 3, No. 4, November 2014
- 46
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tempat sampah dan parkir, air bersih,
DAFTAR KEPUSTAKAAN
KM/WC belum tersedia membuat pengguna
BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Banda Aceh, 2012-2013 Data Jumlah Kemiskinan dan Pengangguran Masyarakat Aceh. Banda Aceh, Indonesia. Hasan, A. 2006, Validitas dan Reliabilitas Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Kementrian Perdagangan, 2008. Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025. Jakarta: Indonesia. Nazir, M., 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia. Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suryana, 2012. Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru, Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang). Bandung: Salemba Medika. Suparwoko, 2004, Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata. Jurnal DPPM Universitas Islam Indonesia UII Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Arsitektur,. Yogyakarta. UNDP (United Nation Development Project), 2008 Definisi Ekonomi Kreatif. USA: United Nations. UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development), 2008. USA: United nations.
baik itu pedagang dan pengunjung tidak merasa nyaman. Penzoningan kegiatan pasar masih bercampur aduk satu sama lain, hal ini disebabkan karena para pedagang tidak memiliki surat izin resmi untuk berdagang sehingga tidak sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP) Sehingga kegiatan pasar ini disebut sebagai pasar liar.
Saran 1.
Diperlukan sosialisasi tentang ekonomi kreatif bagi seluruh lapisan masyarakat agar masyarakat lebih paham terhadap pengembangan ekonomi kreatif
2.
Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak
terkait,
masyarakat
lokal,
pedagang untuk mewujudkan
dan
rencana
pengembangan kawasan pasar berkonsep ekonomi kreatif ini. 3.
Untuk
meningkatkan
pengembangan diperlukan
kawasan sebuah
rencana pasar
lembaga
ini
seperti
koperasi untuk kemudahan para pedagang dan masyarakat dalam memperoleh modal usaha dan surat izin usaha yang resmi. 4.
Hasil studi ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan kawasan pasar yang ramah lingkungan untuk
meningkatkan
tujuan
dasar
pemerintah daerah yaitu kawasan hijau, aman dan nyaman
47 -
Volume 3, No. 4, November 2014