KAJIAN KINERJA DAN PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI (KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
R. DEDDY HERMAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa Tugas Akhir yang berjudul : Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya Printing Garment, Jakarta) merupakan hasil karya sendiri di bawah arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain serta belum pernah dipublikasikan. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah dicantumkan dalam teks dan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir ini.
Bogor,
Juli 2011
R. Deddy Hermawan F352060055
ABSTRACT R. DEDDY HERMAWAN. Performance Assessment and Business Perspectives Garment (Case Study at Jaya Printing Garment, Jakarta). Under the Guidance MUHAMMAD SYAMSUN As Chairman and BUDI PURWANTO as Member. The economic crisis that occurred in late 2007 caused by the subprime mortgage crisis that occurred in America, impact on industry in Indonesia. One of the industries that experienced heavy pressure is textiles and textile products. Jaya Printing Garment Company, Jakarta as one of the companies engaged in the apparel, survived until the present. Armed with the experience of 1997, these companies continue to produce to meet the needs of the domestic market and business development, by selling apparel products imported from China. The purpose of this study were (1) Identify, analyze and evaluate the position and the company's current condition, (2) Know the company's financial performance, and (3) Identify the developments, enterprise, and develop appropriate of marketing strategies in winning the business competition. This study uses descriptive and analytical methods that are case studies. Processing and data analysis using the method of calculation of financial ratios, such as liquidity ratios, leverage, coverage, activity and profitability ratios. To formulate strategies for using the matrix IFE, EFE, IE, and SWOT. The results of the identification of factors internal strategy, labor-owned company is a major strength and its main weakness is the promotion and sales force, value obtained for 2.889 IFE and EFE values of 2.511, where the position of the company lies in the cell V. Market penetration and product development is an alternative strategy that can be applied. Demonstrate the company's financial performance, Liquidity Ratio - CR of 9.26x and 4.2x for QR indicate company's current debt can still covered by current assets. While the EBITDA Coverage Ratio/Debt amounting to 117.36%, decreased due to the increased HPP. Profitability ratio decreased to 7.19% due to increased HPP so companies have to lower profit margins in order to compete, this is reflected in the decline in the company to 9.87% ROE. Sales growth rose to Rp 1.75% due to increased demand from existing customers. Overall financial condition of the company in 2010 showed a positive value. SWOT Analysis Results for Garment Printing Jaya obtained alternative that can be applied, a combination of (a) The S-O Strategy, namely Maintain relationships with customers and suppliers, maintain product quality, (b) W-O Strategies: Maximizing the capacity of their existing production, increase in promotional activities (c) S-T Strategy: Increase creativity in creating new product designs, Providing competitive rates, (d) W-T Strategies Provides ease of payment for customers who have good payment history. Keywords : alternatif strategic, business perspective, garment
RINGKASAN R. DEDDY HERMAWAN. Kajian Pemasaran Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya Printing Garment, Jakarta). Di bawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN dan BUDI PURWANTO. Krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 2007 yang diakibatkan oleh subprime mortgage yang terjadi di Amerika, berimbas terhadap perindustrian yang ada di Indonesia. Salah satu industri yang mengalami tekanan cukup berat adalah industri tekstil dan produk tekstil. Dengan penurunan kemampuan daya beli masyarakat, maka turun pula demand terhadap produk tekstil tersebut. Negara-negara EU, USA dan Jepang sebagai pasar utama produk negara, yang juga terkena imbas krisis menurunkan permintaan tekstilnya dari Indonesia. Dari hal tersebut banyak perusahaan tekstil di Indonesia yang gulung tikar. Perusahaan Jaya Printing Garment, Jakarta sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pakaian jadi, mampu bertahan sampai saat sekarang. Dengan berbekal pengalaman dari tahun 1997, perusahaan ini terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan pengembangan usahanya, dengan menjual produk import pakaian jadi dari China. Tujuan dari kajian ini adalah (1) Melakukan identifikasi, analisa dan evaluasi posisi dan kondisi perusahaan saat ini; (2) Mengetahui kinerja keuangan perusahaan; dan (3) Mengidentifikasi perkembangan perkembangan perusahaan, serta menyusun strategi pamasaran yang tepat dalam memenangkan persaingan usaha. Kajian ini menggunakan metode deskriptif dan analitik yang bersifat studi kasus. Data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan sebagaimana adanya untuk menjelaskan keadaan perusahaan. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode kuantitatif yang terutama bertujuan melihat kelayakan usaha dari investasi yang telah dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan rasio keuangan, seperti rasio likuiditas, leverage, coverage, aktivitas, dan rasio rentabilitas. Sementara untuk mengevaluasi kondisi lingkungan perusahaan serta merumuskan strategi menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana alat analisa yang digunakan, yaitu matriks IFE, EFE, IE dan SWOT untuk menentukan alternatif strateginya. Hasil dari identifikasi faktor strategi internal, tenaga kerja yang dimiliki merupakan kekuatan utama perusahaan dan kelemahan utamanya adalah promosi dan tenaga pemasaran, Nilai IFE yang diperoleh sebesar 2,889 dan nilai EFE sebesar 2,511, dimana posisi perusahaan terletak pada sel V. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan alternatif strategi yang dapat diterapkan. Dalam Kinerja Keuangan dengan menggunakan Rasio yang umum dilakukan, Rasio Likiditas – CR sebesar 9.26x maupun QR sebesar 4.2x menunjukkan hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh asset lancer. Sedangkan Rasio Coverage EBITDA/DEBT sebesar 117,36%, menurun karena meningkatnya HPP. Rasio Profitabilitas menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP meningkat sehingga perusahaan harus menurunkan profit marginnya supaya bisa bersaing, dan ini tercermin dari turunnya ROE perusahaan menjadi 9.87%. Pertumbuhan Penjualan meningkat menjadi sebesar 1.75% dikarenakan adanya peningkatan permintaan dari pelanggan existing. Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan nilai yang positif.
Hasil Analisa SWOT untuk Jaya Printing Garment didapat alternative yang dapat diterapkan, merupakan kombinasi dari (a) Strategi S-O, yaitu Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok, Menjaga kualitas produk; (b) Strategi W-O : Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada, Peningkatan kegiatan promosi; (c) Strategi S-T : Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru, Memberikan harga yang bersaing; (d) Strategi W-T Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KAJIAN KINERJA DAN PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI (KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
R. DEDDY HERMAWAN
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Tugas Akhir
: Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya Printing Garment, Jakarta)
Nama Mahasiswa
: R. Deddy Hermawan
Nomor Pokok
: F352060055
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr.Ir. Muhammad Syamsun, MSc Ketua
Ir. Budi Purwanto, ME Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA
Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr
Tanggal Ujian : 30 Juli 2011
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul : Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya Printing Garment, Jakarta). Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister profesional dalam program Magister Profesional Industri Kecil Menengah pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.Ir. Muhammad Syamsun, MSc selaku pembimbing utama dan Ir. Budi Purwanto, ME selaku pembimbing kedua yang telah memberikan banyak pengetahuan dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penyusunan Tugas Akhir ini. Kepada Prof.Dr.Ir. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku dosen penguji, terima kasih banyak atas masukannya untuk dapat memperbaiki Tugas Akhir ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak, ibu, istri, anak serta seluruh keluarga dan teman-teman atas segala doa, dan dukungannya. Semoga Tugas Akhir ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi dunia industri kecil pada umumnya dan industri garment pada khususnya. Saran dan kritik atas Tugas Akhir ini diharapkan, agar menjadi lebih sempurna serta memberikan manfaat bai pihak-pihak yang berkepentngan.
Jakarta, Juli 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 9 April 1973 sebagai anak keempat dari lima bersaudara, pasangan Bapak Rukito Baheramsyah dan Ibu Edah Djubaedah. Pada Tahun 2006 penulis menikah dengan Cahyo Ayu Setiyowati dan sekarang telah dikaruniai seorang putri yang bernama Alisha Anandya Hermawan. Penulis diterima di Universitas Pasundan dengan program Sarjana (S1) pada tahun 1991 di Jurusan Ekonomi Manajemen dan selesai pada tahun 1996. Penulis bekerja di PT BNI (Persero) Tbk. Mulai tahun 1997 memulai karir sebagai tenaga frontliner di BNI Cab Kuningan Jawa Barat sampai tahun 2000. Setelah bergabung dengan Divisi Tresuri tahun 2000, penulis berkesempatan untuk menjadi Home Staff di BNI cabang New York selama 3 tahun. Sekarang penulis di tempatkan di Medan sebagai Manager di Treasury Regional Area (TRA) Medan. Penulis masuk kuliah di Program Studi Magister Profesional Industri (MPI) IPB pada tahun 2006 sebagai Angkatan VIII. Sebagai tugas akhir di program Pascasarjana, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “Kajian Kinerja dan Perspektif Usaha Pakaian Jadi (Kasus Jaya Printing Garment, Jakarta)” dibawah bimbingan Dr.Ir. Muhammad Syamsun, MSc dan Ir. Budi Purwanto, ME.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .......................................................................... DAFTAR GAMBAR ....................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... I.
II.
III.
IV.
v vi vii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................ B. Perumusan Masalah ........................................................ C. Tujuan ...........................................................................
1 2 3
TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Garment .............................................................. B. Balance Score Card .......................................................... C. Strategi Pemasaran ........................................................... D. Matriks SWOT ................................................................. E. Kinerja Keuangan ............................................................
4 5 9 12 13
METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu ........................................................... B. Metode Kerja ................................................................. C. Aspek Kajian ................................................................
15 15 23
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ......................................... B. Hal yang Dikaji ............................................................... C. Analisis Kelayakan Usaha ...................................... D. Perumusan Strategi .................................................
25 26 45 46
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran ........................................................................................
49 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
51
LAMPIRAN ..................................................................................
52
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1.
Model Matriks IFE dan EFE .........................................................
17
2.
Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal perusahaan ….
19
3.
Jumlah mesin dan kapasitas produksi …………...………………
28
4.
Kinerja keuangan perusahaan ……………………………………
30
5.
Realisasi omset perusahaan tahun 2008-2010 (juta Rp) …………
35
6.
Matriks IFE Jaya Printing Garment ....…………………….……..
42
7.
Matriks EFE Jaya Printing Garment ……………………….…….
43
8.
Matriks SWOT Jaya Printing Garment …………………….…….
45
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1.
Matriks Internal Eksternal .......…………………………………..
19
2.
Matriks SWOT …………………………………………….…….
20
3.
Tahapan proses pra produksi …………………………….………
27
4.
Tahapan proses produksi ………………………….…….……….
28
5.
Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment ….……….…….
33
6.
Matriks IE Jaya Printing Garment ….……….…………………...
44
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1.
Halaman Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta .....
53
2.
Kuesioner untuk penilaian pengembangan produk ………………
59
3.
Perhitungan bobot faktor strategi internal …………......................
69
4.
Perhitungan bobot faktor strategi eksternal ………….…...............
70
5.
Rekap bobot faktor strategi internal dan eksternal .….…...............
71
6.
Rekapitulasi perhitungan rating faktor strategi internal dan eksternal …………..……………………….…..............................
72
Perhitungan matriks IFE dan EFE ……………..............................
73
7.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Krisis global telah membawa dampak negatifpada perekonomian dunia termasuk Indonesia.Imbas krisis di Indonesia mulai terasa terutama menjelang akhir 2008. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai dengan Triwulan III 2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada Triwulan IV tahun 2008. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia pun turut
merasakan akibatnya. Melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Jepang, telah menurunkan daya beli masyarakatnya dan sebagai akibatnya permintaan untuk TPT pun mengalami penurunan. Padahal AS, UE, dan Jepang adalah pasar ekspor utama produk TPT dunia termasuk dari Indonesia. Selain itu, sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina, cukup banyak menganggu kinerja industri dalam negeri khususnya Garment. Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Yang dimaksud dengan pakaian jadi adalah segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-shirts, polo shirt, dan sportswear), pakaian dalam
(underwear)
dan
lain-lain.
Sedangkan
yang
dimaksud
dengan
perlengkapan pakaian meliputi kaus kaki, sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi dan sebagainya. Ditengah kondisi perekonomian Indonesia tersebut, masih terdapat perusahaan yang mampu bertahan, diantaranya adalah industri Jaya Printing Garment yang dirintis sejak tahun 1997. Perusahaan ini bergerak dalam industri
pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi, kecuali bahan berbulu. Jenis produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak, kaos oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar menengah ke bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak pertengahan tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang perdagangan pakaian yang diimpor dari China Usaha tersebut telah berjalan sejak pertengahan tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
2
Perkembangan dunia usaha tekstil dan produk tekstil pada beberapa tahun belakangan
ini
berkembang
dengan
pesat
sebagai
akibat
dukungan
perkembangan teknologi yang memungkinkan pembuatan produk dengan biaya rendah dan mutu yang tinggi. Sebagai konsekuensinya persaingan untuk memperebutkan pangsa pasar yang ada menjadi semakin ketat. Persaingan itu menjadi semakin menarik seiring dengan meningkatnya perekonomian yang berdampak pada meningkatnya permintaan. Berbagai perkembangan diatas hanya dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi suatu perusahaan maupun negara apabila strategi pemasaran yang ditempuh sudah tepat. Beberapa faktor perlu mendapat perhatian dalam upaya pengembangan usaha, di antaranya adalah produk yang terjamin mutunya, harga kompetitif, serta keberlangsungan produksi. Faktor lain yang juga harus diperhatikan dalam rangka pengembangan produk adalah peningkatan teknologi, rekayasa proses, serta rancang bangun alat yang tepat guna, yang ditunjang secara kuat dengan penelitian dan pengembangan terapan (David, 2006). Oleh karena itu perlu adanya perencanaan dan penyusunan strategi untuk mengembangkan hasil produksi. Dibutuhkan penerapan prinsip-prinsip manajemen strategik, terutama pemasaran dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari. Penerapan strategi pemasaran yang tepat sangat menunjang keberhasilan suatu produk di pasar. Strategi dapat dikatakan sebagai cara atau taktik bersaing, karena salah satu tujuannya adalah untuk memenangkan persaingan, di samping sebagai usaha untuk menembus pasar bagi produk baru. Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh departemen dalam suatu perusahaan turut memberi andil besar bagi pertumbuhan sebuah perusahaan, namun departemen pemasaranlah yang bisa menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bidang pemasaran merupakan tulang punggung bagi perusahaan. Pemasaran begitu pentingnya sehingga tidak lagi dipandang sebagai fungsi tersendiri, melainkan harus dipandang bahwa pemasaran merupakan keseluruhan bisnis itu sendiri. Tujuan
akhir dari aktivitas pemasaran adalah untuk mempengaruhi sifat
dan jumlah permintaan pelanggan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dapat disimplifikasikan, maka manajemen pemasaran adalah
3
manajemen permintaan atas produk-produk perusahaan, karena semua kegiatan pemasaran adalah ditujukan agar produknya dapat diterima dan kemudian disenangi pasar. Untuk bisa disenangi atau diterima pasar inilah diperlukan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga produk yang dijual benar-benar bisa memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen. Upaya tersebut harus dimulai sebelum suatu produk diproduksi hingga pemberian pelayanan setelah sebuah produk sampai di tangan konsumen. Sebagai industri yang memiliki posisi penting di perekonomian Indonesia namun menghadapi permasalahan yang berat, maka dipandang sangat penting untuk melakukan kajian yang komprehensif bagi industri garment ini untuk mengetahui prospeknya di masa mendatang. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disusun perumusan masalah berikut: 1. Bagaimana posisi dan kondisi perusahaan saat ini ? 2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan ? 2. Bagaimana perkembangan perusahaan serta strategi pemasaran usaha apa yang harus dilakukan perusahaan?
C. Tujuan Tujuan dari kajian ini adalah : 1. Melakukan identifikasi, analisa dan evaluasi posisi dan kondisi perusahaan saat ini 2. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan. 3. Mengidentifikasi perkembangan perkembangan perusahaan, serta menyusun strategi pamasaran yang tepat dalam memenangkan persaingan usaha.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Garment Industri garmen adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), bisnisyang global, yang akan terus eksis, dinamis dan berkembang. Karena di dalambisnis ini berhubungan dengan cara mengekspresikan diri, emosi dan identitas seseorang, yang akan sangat dipengaruhi oleh budaya dan kehidupan sosialnya dalam masyarakat. Dalam industri ini akan sangat banyak melibatkan pekerja dengan berbagai macam talenta dan kemampuan agar produk yang dibuat sesuai dengan keinginan konsumen (ILO, 2006). Dalam hal ini Biro Pusat Statistik membagi jenis usaha berdasarkan besarnya jumlah pekerja, yaitu (Adiningsih, 2004): Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah pekerja kurang dari 3 orang. Usaha kecil, dengan jumlah pekerja sebanyak 5-9 orang.Usaha menengah, dengan jumlah pekerja sebanyak 20-99 orang. Usaha besar, dengan jumlah pekerja lebih dari 100 orang. Industri garmen sekarang ini sudah sangat jauh berkembang, sehingga menyebabkan timbulnya persaingan bebas. Para pelaku pasar sedang berlombalomba untuk menciptakan desain dan produk baru. Dengan adanya persaingan yang global maka akan sangat berdampak pada industri yang ada di dalam negeri, karena banyaknya produk dari luar negeri sudah menguasai pasar. Industri garmen berkembang pesat pada negara-negara di Asia dan pemegang bisnis garmen terbesar sampai saat ini adalah negara Cina, tercata sudah lebih dari 19 juta orang bekerja pada industri tekstil dan industri pakaian,yang mana semua pekerjanya 70% didominasi oleh wanita (ILO, 2006). Produk-produk dari Cina yang sekarang sudah menguasai sebagian besar pasar di Indonesia.Selain inovasi yang terus berkembang, faktor utama yang menunjang adalah harga yang murah. Pengembangan industri garmen merupakan salah satu bagian dariprioritas pengembangan 10 kluster. Industri garmen menjadi salah satu industri yang mempunyai peran strategis tidak saja karena kontribusinya terhadap perolehan devisa tetapi juga dalam penyerapan terhadap tenaga kerja karena produk yang demikian beragamdari hulu ke hilir, mulai dari bahan baku sampai barang konsumsi. Karena itu, Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk
5
pengembangan klaster industri garmen, sebab Indonesia memiliki sumber daya alam petrokimia sebagai bahan baku industri ini. Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai potensi penyediaan bahan baku yang cukup besar bagi industri garmen, baik berupa kayu maupunnonkayu seperti limbah pertanian, bambu dan sumber serat lainnya. Indonesia dewasa ini memiliki potensi produksi bahan baku industri garmen yang cukupbesar, yaitu serat sintetis sebesar 1.408.700 ton/tahun, benang 1.920.258 ton/tahundan kain 1.312.106 ton/tahun (Indonesia, Departemen Perindustrian, 2005). Impor garmen di pasar dunia diperkirakan meningkat rata-rata 4% pertahun, namun kemampuan Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar relatif kecil. Hal itu terlihat dari kenyataan bahwa dengan peningkatan ekspor garmen dunia tahun 2003 ke tahun 2004 sebesar US$ 614 juta, namun pangsa pasar produk TPT Indonesia relatif tetap. Tujuan utama ekspor garmen Indonesia pun relatif tetap, yaitu ke Amerika Serikat, Eropa dan Jepang (Indonesia, Departemen Perindustrian, 2005). Selain kondisi aktual di atas, industri garmen nasional juga dipengaruhi oleh perilaku pasar (konsumen dan buyer di pasar dunia) yang antara lain tercermin dari trend permintaan yang cepat berubah, konsumen makin sensitif terhadap harga (persaingan harga yang semakin ketat), semakin pendeknya waktupemesanan (lead time), dan perilaku konsumen yang makin sulit diramalkan.
B. Balance Score Card BSC merupakan konsep yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992. Konsep BSC pada dasarnya merupakan konsep manajemen dan dalam implementasinya difokuskan pada pengukuran kinerja organisasi atau perusahaan dengan pendekatan keseimbangan (balance). Pendekatan secara seimbang tersebut dilakukan dengan mengukur kinerja berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan (Nawawi, 2006).
6
Kebanyakan perhatian organisasi hanya bertumpu pada kepentingan pemilik modal, sehingga hanya perspektif keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dan mengabaikan kinerja aspek non-keuangan lainnya. Dalam lingkungan persaingan yang kian turbulen, proses pengambilan keputusan manajemen perlu didukung dengan sistem tolok ukur kinerja integratif, dimana secara internal konsisten dengan visi, misi dan strategi perusahaan disertai umpan balik yang semakin cepat, serempak dan simultan. BSC merupakan sarana pengukuran kinerja yang melintasi empat perspektif yang seimbang dan terkait secara klausal dari hilir ke hulu. Aspek-aspek yang diukur dalam BSC (Yuwono dkk, 2007) adalah : 1. Perspektif keuangan, yaitu mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu growth, sustain dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran berbeda, sehingga penekanan pengukurannya berbeda pula. Growth (tahap pertumbuhan) dimana pada umumnya perusahaan masih beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal rendah. Tolok ukur yang cocok dalam tahap ini, misalnya ada atau tidaknya tingkat pertumbuhan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. Sustain adalah tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian yang baik, sehingga tolok ukur keuangan diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Harvest adalah tahap dimana sudah tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran utamanya
adalah
keuangan,
sehingga
sebagai
tolok
ukur
adalah
memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. 2. Perspektif pelanggan, dimana perspektif ini merupakan leading indicator, sehingga kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan/nasabah di masa depan, meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik. Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu: a. Customer Core Measurement yang memiliki beberapa komponen pengukuran :
7
1) Markets share yang meliputi : jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume unit penjualan. 2) Customer retention : mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. 3) Customer acquisition : mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru 4) Customer satisfaction : menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition. 5) Customer profitability : mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut. b. Customer Value Proposition menggambarkan pemicu kinerja yang didasarkan pada atribut : 1) Product/service attributes : meliputi produk atau jasa, harga dan kualitas. Perusahaan harus mengidentifikasi apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan, selanjutnya pengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut. 2) Customer relationship : menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan. Konsumen biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasannya. 3) Image and reputation : menggambarkan faktor-faktor yang menarik konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun citra dan reputasi dapat dilakukan melakukan iklan dan menjaga kualitas seperti dijanjikan 3. Perspektif proses bisnis internal.
Perspektif ini memungkinkan manajer
untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasanya sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Pengukuran kinerja dalam perspektif ini berpedoman pada proses-proses berikut : a. Proses inovasi, yaitu proses menggali pemahaman tentang kebutuhan pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan.
8
b. Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau jasa. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada : waktu, mutu dan biaya. c. Proses pelayanan purna jual merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk atau jasa dilakukan. Perusahaan dapat mengukur, apakah upayanya dalam pelayanan purna jual telah memenuhi harapan pelanggan. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam perspektif ini perusahaan menggunakan tolok ukur : a. Kemampuan pegawai (Imployee capabilities), yaitu adanya perencanaan dan upaya implementasi reskilling pegawai, sehingga kecerdasan dan kreativitas pegawai dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tolok ukur kemampuan pegawai adalah tingkat kepuasan pegawai, tingkat perputaran pegawai dan besarnya pendapatan perusahaan per pegawai. b. Kemampuan sistem informasi (Information systems capabilities), yaitu adanya sistem informasi yang memadai, sehingga kebutuhan informasi seluruh tingkatan pegawai dapat dipenuhi sebaik-baiknya. Adapun tolok ukurnya adalah tingkat ketersediaan, ketepatan dan waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. c. Motivasi dan pemberdayaan (Motivation and empowerment), yaitu adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif kepada karyawan, sehingga perlu dukungan motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa delegasi wewenang yang memadai untuk mengambil keputusan. Adapun tolok ukurnya adalah banyaknya pegawai yang telah mengetahui dan mengerti tujuan dari perusahaan. Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi dari mulai aktivitas keuangan, operasional, bisnis, korporasi dan lain-lain, para pengambil
9
keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain. C. Strategi Pemasaran Untuk mencapai suatu tujuan dan menciptakan keunggulan bersaing setiap perusahaan menggunakan strategi yang tepat.
Menurut Hamel dan
Prahalad yang dikutip Rangkuti (2005) mengatakan bahwa “Strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Menurut David (2006), strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi bisnis berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan join venture.
Penetrasi pasar merupakan suatu strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini kepada segmen pasar yang sekarang tanpa mengubah produk (Kotler dan Amstrong, 2001). Tujuan akhir dari strategi penetrasi pasar adalah untuk menguasai dan mempertahankan pangsa terdepan dari pasar total untuk produk baru (Boyd et al., 2000). Dapat pula diartikan bahwa strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Dua peubah yang sangat penting untuk pelaksanaan strategi adalah segmentasi pasar dan pemosisian produk, kedua hal tersebut merupakan kontribusi penting bagi manajemen strategis dalam pemasaran (David, 2004). Positioning adalah citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa (Sumarwan, 2004). Hal lainnya, bargaining power pelanggan meningkat sedemikian rupa, sehingga industri atau dunia usaha harus
10
melayaninya, kalau tidak mau tersingkir dari kancah persaingan yang semakin dahsyat (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1999). Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar merupakan tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli/konsumen secara terpisah. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki, sedangkan positioning merupakan penetapan posisi pasar, yang bertujuan untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. Menetapkan pasar sasaran adalah proses mengevaluasi daya tarik dari masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Kotler dan Amstrong, 2001). Menurut Buttle (2004), segmen pasar adalah proses memilah-milah pasar menjadi sub-sub kelompok bersifat kurang lebih homogen yang memungkinkan diberi proposisi nilai yang berbeda dan pada akhir proses tersebut, perusahaan dapat menentukan segmen-segmen mana yang ingin dilayaninya. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), segmen pasar adalah suatu kelompok konsumen yang memberikan respon dengan cara yang sama terhadap serangkaian usaha-usaha pemasaran tertentu. Pendekatan umum yang dilakukan oleh produsen dalam mengidentifikasi segmen utama suatu pasar terdiri dari tiga langkah, yaitu tahap survei adalah melakukan wawancara terhadap kelompok pengamatan untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap dan perilaku konsumen; Tahap analisis dengan analisis faktor dan analisis kelompok untuk menghasilkan segmen yang berbeda; Tahap pembentukan bertujuan membentuk kelompok berdasarkan perbedaan sikap, perilaku demografis, psikografis dan pola media (Kotler dan Susanto, 1999). Peubah dalam melakukan segmentasi pasar konsumen, terdiri atas segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku, sedangkan peubah dalam melakukan segmentasi pasar bisnis adalah demografis, operasional, pendekatan pembelian, situasi dan karakteristik pribadi (Purnama, 2002). Segmentasi yang efektif dapat diukur, besar, dapat diakses, dapat dibedakan dan dapat diambil tindakan.
11
Menurut Etzel,dkk dalam Saladin (2004) menyatakan bahwa Marketing is a total system of business designed to plan, price, promote and distribute want satiffying product to target markets to achieve organizational objective. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi”. Pemasaran menurut Kotler dan Susanto (1999), merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Sama halnya dengan Rangkuti (2005), mengatakan
bahwa Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. McLeod Jr dan Schell (2001) mengatakan bahwa pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan. Proses pemasarannya sendiri menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah proses menganalisis peluang pemasaran, menyeleksi pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran dan mengatur usaha pemasaran. Jadi, tugas pemasaran yang penting adalah meyakinkan sebanyak mungkin calon pelanggan untuk mengadopsi produk pelopor dengan cepat untuk kemudian menurunkan biaya unit dan membantun sejumlah besar pelanggan yang setia sebelum para pesaing masuk ke pasar (Boyd et al., 2000). Dari semua pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dituju untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Sementara itu, strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit usaha diharapkan mencapai sasaran-sasaran
12
pemasarannya. Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal penting yang dilakukan oleh perusahaan adalah menerapkan konsep segmentation, targeting dan positioning (STP). Perusahaan perlu memilih pasar sasaran yang akan dilayani sesuai dengan kemampuannya. Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen, agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik.
D. Matriks SWOT Analisis matriks Strenghts, Weaknesses, Opportunities danThreats (SWOT) merupakan salah satu alat analisis yang dapat menggambarkan secara jelas keadaan yang dihadapi oleh perusahaan. Rangkuti (2005) menyatakan analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor yang secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada dan secara bersamaan mampu meminimalkan kelemahan dan ancaman yang timbul yag berasal dari intern dan ekstern perusahaan. Menurut David (2006), teknis perumusan strategi yang digunakan untuk membantu menganalisa, mengevaluasi dan memilih strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu : (1) tahap mengumpulkan data yang meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi, (2) tahap pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal, (3) tahap keputusan, merupakan tahap untuk memilih strategi yang spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk diimplementasikan. Alat analisis untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT, dapat menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman dari luar yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat set alternatif strategis, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT.
13
E. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat diukur dengan melakukan analisis laporan keuangan dalam periode waktu tertentu. Laporan keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Laporan Keuangan adalah “wakil perusahaan” dalam menjelaskan keuangannya. Dua jenis laporan keuangan yang paling banyak dipakai adalah Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Rugi/Laba (Income Statementatau Profit and Loss Statement). Neraca terdiri dari komposisi aktiva sertakomposisi hutang dan modal. Sedangkan Laporan Rugi/Laba terdiri dari komposisi penjualan, harga pokok dan biaya-biaya perusahaan dalam periode tertentu (Mulyono, 1994). Rasio merupakan gambaran hubungan atau perimbangan (mathematical judgement) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 1995). Sedangkan Riyanto (2001) menyatakan bahwa rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam ‘arithmethical term’ yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua data, dan jika dihubungkan dengan masalah keuangan maka akan menjadi data keuangan. Menurut Jusuf (2008), secara umum jenis-jenis rasio keuangan dapat dibagi lima golongan, yaitu rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan. Dari setiap golongan tersebut dapat dijelaskan rasio-rasio yang terkait di dalamnya. a. Rasio Likuiditas. Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek).Rasio yang termasuk dalam golongan ini adalah current ratio dan quick ratio.Current ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar (current liabilities) dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar (current asset). Quick ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar menggunakan aktiva yang paling likuid (quick asset) berwujud kas, surat berharga dan piutang.
14
b. Rasio Leverage. Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besarharta perusahaan diperoleh atau didanai dengan hutang. Rasio yang termasuk golongan ini antara lain adalah debt to equity ratio dan liabilitiesto total asset. Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur proporsi hutang terhadap modal sendiri.Liabilities to total assetadalah rasio yang menjelaskan seberapa besar harta yang dimiliki perusahaan didanai dengan hutang. c. Coverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit, rasio yang dipergunakan adalah Timesinterest earned ratio atau EBIT Coverage Ratio (Earning before interestand taxed coverage ratio). Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. d. Rasio Aktivitas. Rasio yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang terdapat dalam perusahaan. Beberapa rasio yang masuk dalam golongan ini adalah assetturnover, accounts receivable turnover dan inventory turnover. Asset turn over (perputaran aktiva) menunjukkan manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. Accounts receivable turn over adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur perputaran dana yang tertanam pada piutang periode tertentu. Inventory turnover adalah rasio yang mengukur perputaran dana yang tertanam pada inventory. e. Rasio Rentabilitas. Rasio yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio yang masuk golongan ini di antaranya adalah gross profit margin, net profit margin ratio, return onequity dan return on asset. Gross profit margin adalah rasio yang menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Net profit margin ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan persentase laba bersih terhadap penjualan. Return on Investment (ROI)atau yang biasa dikenal juga dengan istilah Return on asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Return on equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham).
15
III. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012 Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Waktu yang diperlukan kurang lebih selama tiga bulan, mulai Mei – Juli 2011.
B. Metode Kerja Kajian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat studi kasus (case study). Data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan sebagaimana adanya untuk menjelaskan keadaan perusahaan. 1. Pengumpulan data Dalam membahas dan menganalisis masalah pada kajian ini dibutuhkan data primer dan sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik observasi langsung di lapangan, meliputi wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan meliputi manajemen umum perusahaan dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1) dan melakukan pemantauan terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal yang dapat memberikan gambaran kondisi perusahaan. Pemilihan responden secara purposive, dengan pertimbangan kesediaan pihak manajemen untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kajian
ini.Selain
itu,
dilakukan
wawancara
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, serta penentuan bobot dan peringkat untuk masing-masing faktor tersebut (Lampiran 2). Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka sebagai sumber analisa teori manajemenstrategik dan pemasaran, serta pengembangan usaha yang sesuai dengan kondisi perusahaan, juga data-data lainnya yang relevan dengan topik kajian.Selain itu, data sekunder yang diperlukan dalam menganalisa kelayakan usaha, diantaranya kapasitas produksi, kebutuhan
16
bahan baku, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung dan proyeksi hargaharga, serta asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan kegiatan usaha.
2. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif kualitatif.Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui aspek pasar yang meliputi pemasaran, aspek produk meliputi kajian mengenai produk yang dihasilkan perusahaan, serta aspek pengembangan usaha.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, dengan penjabaran sebagai berikut : a. Matriks IFE dan EFE Matriks IFE dan EFE bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan, baik
internal
maupun
eksternal
perusahaan.Faktor-faktor
internal
diklasifikasikan menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan dianalisis dengan matriks IFE. Faktor-faktor eksternal diklasifikasikan atas peluang dan ancaman bagi perusahaan dan dianalisis dengan matriks EFE. Tahapan dalam pembuatan matriks IFE dan EFE (David, 2006) sebagai berikut : i. Tentukan dalam kolom 1 faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan ii. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dalam kolom 2, dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan semua faktor harus sama dengan 1,0. iii. Berikan peringkat 1 - 4 dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor kunci, tentang seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor tersebut, dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik) hingga 1 (di bawah rataan). iv. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang. v. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing peubah untuk menentukan total dari nilai tertimbang bagi perusahaan.
17
Adapun bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Model Matriks IFE dan EFE Faktor Internal/Eksternal
Bobot (a)
Peringkat (b)
Nilai tertimbang (axb)
A. Kekuatan/Peluang 1. ............. 2. ............. n .............. Jumlah (A) B. Kelemahan/Ancaman 1. ............. 2. ............. n .............. Jumlah (B)
Dalam matriks IFE, total keseluruhan nilai yang dibobot berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan nilai rataan 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan lemah dan nilai di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.Total nilai 4,0 menunjukkan perusahaan mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk mengantisipasi kelemahan dan total nilai 1,0 berarti perusahaan tidak dapat mengantisipasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang dimilikinya. Dalam matriks EFE, total keseluruhan nilai yang dibobot tertinggi adalah 4,0 yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang yang ada dan menghindari ancaman di pasar industri. Nilai terendah adalah 1,0 yang menunjukkan strategi yang dilakukan perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman yang ada. Setelah tersusun matriks IFE dan EFE, dilakukan kombinasi alternatif strategi dengan menggunakan matriks IE dan SWOT. b. Penentuan Pembobotan Teknik yang digunakan untuk menentukan penilaian terhadap bobot dari faktor internal dan eksternal (Matriks IFE dan EFE) adalah teknik Paired Comparison (Kinnear and Taylor, 1991). Teknik ini membandingkan
18
secara berpasangan setiap peubah pada baris (horizontal) dengan peubah pada kolom (vertikal). Perbandingan berpasangan merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif, sehingga tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap semua parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi pembandingan atau perbandingan yang diskalakan secara berpasangan. Penentuan bobot setiap peubah yang dibandingkan menggunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan : 1 =jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 =jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 =jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Adapun bentuk dari penilaian bobot dengan metode Paired Comparison dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal perusahaan Faktor strategik internal/eksternal A
A
B
....
Total
Bobot
B ..... Total
Selanjutnya
bobot
setiap
faktor
strategik
diperoleh
dengan
menentukan total nilai setiap faktor strategik terhadap jumlah keseluruhan faktor strategik dengan menggunakan rumus berikut : Ai =
Xi n
Xi i 1
Dimana : Ai = bobot faktor strategik untuk faktor ke-i Xi = nilai faktor strategik untuk faktor ke-i i = 1, 2, 3, ..... n n = jumlah faktor strategik
19
c. Matriks IE Matriks IE digunakan untuk melakukan pemetaan terhadap skor total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari audit eksternal dan internal perusahaan.Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE dan total skor dari matriks EFE. Total skor matriks IFE dipetakan pada sumbu X dengan skor 1,0 – 1,99 yang menyatakan posisi internal adalah lemah, skor 2,0 – 2,99 posisinya rataan, serta skor 3,0 – 4,0 adalah posisi kuat. Total skor dari matriks EFE dipetakan pada sumbu Y dengan skor 1,0 – 1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah posisi rataan dan skor 3,0 – 4,0 adalah posisi tinggi. Matriks ini bermanfaat untuk menentukan posisi perusahaan, yang terdiri atas sembilan sel, namun secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu (1) strategi tumbuh dan kembangkan (grow and build) yang meliputi sel I, II atau IV dan strategi yang cocok untuk diterapkan, antara lain strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal); (2) jaga dan pertahankan, meliputi sel III, V atau VII, dapat dikelola dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk; (3) tuai atau divestasi, meliputi sel VI, VIII dan IX. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1
Total Skor Faktor Strategi Eksternal
(David, 2006). Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat 4,0 Tinggi
Rataan 3,0
Lemah 2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
Menengah 2,0
Rendah 1,0
Gambar 1. Matriks Internal Eksternal
20
d. Matriks SWOT Manajemen perusahaan dapat menetapkan arah yang ingin dituju di masa depan, baik kesiapan menghadapi persaingan global maupun kemampuan memenuhi keinginan konsumen dengan melihat kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang dituangkan dalam matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai alternatif strategi yang diterapkan. Metode ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan, disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dari matriks SWOT, dapat dihasilkan empat tipe kemungkinan alternatif strategic, yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Strategi SO merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari/mengurangi dampak ancaman.Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang dan strategi WT bertujuan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai kekuatan yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.Kombinasi dari faktor internal dan eksternal dalam Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 2 (Rangkuti, 2005). IFE EFE OPPORTUNITIES (O) tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal STRATEGI SO : Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST : Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Gambar 2. Matriks SWOT
WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktorfaktor kelemahan internal STRATEGI WO : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
21
Analisis kuantitatif, terutama bertujuan melihat kinerja keuangan perusahaan dari investasi yang telah dilakukan.Analisa aspek keuangan seperti rasio likuiditas, aktivitas dan profitabilitas berguna untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan dan keadaan keuangan perusahaan serta proyeksi pengembangan perusahaan. Jenis rasio laporan keuangan, dikelompokkan ke dalam empat kelompok rasio (Sartono, 2001 dan Jusuf, 2008), yaitu : 1. Liquidity Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain : a) Current Ratio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek), yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Formulasinya : Aktiva Lancar Current Ratio = ---------------------- x 1 kali Kewajiban lancar b) Quick Ratio merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Formulasinya : (Aktiva lancar – persediaan) Quick Ratio = ----------------------------------- x1 kali Kewajiban lancar 2. Leverage Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.. Rasio - rasio ini antara lain : a) Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara total kewajiban (total hutang) dengan total modal sendiri (equity). Formulasinya : Total Kewajian Debt to Total Assets Ratio = --------------------- x1 kali Modal Sendiri b) Long Term Leverage, yaitu perbandingan anatara kewajiban jangka panjang dengan modal sendiri.
22
Formulasinya : Kewajiban jangka panjang Long Term Leverage = ----------------------------------- x 1 kali Modal sendiri 3. Profitability Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio - rasio ini antara lain : Laba bersih a) Net profit margin = --------------- x 100% Penjulan Laba bersih b) Return on invest = ------------------- x 100% Total Aktiva Laba bersih c) Return on equity = ------------------- x 100% Modal sendiri 4. Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio-rasio ini antara lain: a) Receivable Turn Over Sales Receivable turnover = ----------------------Account receivable b)Periode Pengumpulan Piutang 360 Average collection period = -------------------------Receivable turnover c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Formulasinya : Cost of Goods Sold Inventory Turnover = ------------------------Average Inventory 360 Average days in inventory = -----------------------Inventory turnover
23
d) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Formulasinya : Sales Total Assets Turnover = --------------Total Assets 5. Growth Ratio/Rasio pertumbuhan, yaitu mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk
mempertahankan
posisi
ekonominya
dalam
partumbuhan ekonomidan industri. Rasio-rasio ini antara lain (1) Rasio pertumbuhan laba merupakan perbandingan harga pokok penjualan dan biaya operasional dibagi dengan penjulan; (2) Rasio tingkat pertumbuhan penjualan, membandingkan antara penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya makin besar, maka tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan makin baik.
C. Aspek Kajian Secara umum, aspek yang dikaji dalam kajian ini adalah aspek operasional dan pengembangan usaha. 1. Aspek operasional, meliputi sarana dan prasarana, proses produksi, kapasitas produksi, ketersediaan bahan baku, SDM dan pembiayaan. a. Sarana dan prasarana Untuk mengetahui berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan proses produksi. b. Proses dan kapasitas produksi Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar. c. Ketersediaan bahan baku Untuk mengetahui ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini penting untuk menjaga keberlangsungan kegiatan produksi.
24
d. Sumber daya manusia Untuk mengetahui jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat pendidikan yang diperlukan dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dimaksud. e. Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dalam mengembangkan usaha, melalui pendekatan kriteria investasi yang digunakan beserta perhitungannya, seperti
Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability
Ratio, dan Activity Ratio.
2. Aspek pengembangan usaha meliputi prospek dan kondisi pasar, persaingan usaha, efisiensi, serta sistem dan strategi pemasaran. a. Prospek dan kondisi pasar Memberikan gambaran tentang permintaan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar, juga memberikan gambaran tentang hasil produksi dan faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Selain itu juga memberikan gambaran tentang mekanisme penetapan harga jual produk dalam hal ini adalah hubungan antara harga jual dengan permintaan dan penawaran oleh pihak pembeli, serta faktor yang mempengaruhi harga jualnya. b. Persaingan usaha Memberikan gambaran tentang pasar yang akan dituju, serta peluang dan kendalanya. c. Sistem dan strategi pengembangan usaha serta pemasarannya Memberikan gambaran tentang sistem pemasaran dan menyusun strategi yang tepat untuk diterapkan dalam memenangkan persaingan usaha.
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Usaha Jaya Printing Garment bergerak di bidang industri pakaian jadi yang dirintis sejak tahun 1997. Dalam menjalankan usahanya pemilik dibantu oleh istrinya. Usaha berbentuk perusahaan perseorangan dengan sistem manajemen yang sederhana dimana seluruh tanggung jawab dan pengendalian usaha ditangani langsung oleh pemilik beserta istrinya. Sampai saat ini usaha berkembang dengan baik dan telah mampu bertahan ditengah persaingan usaha yang cukup ketat serta kondisi perekonomian global yang memburuk di tahun 2008 dan 2009 dimana banyak perusahaan sejenis yang gulung tikar. Perusahaan ini adalah salah satu yang bertahan. Jenis produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak, kaos oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar menengah ke bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak pertengahan tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang perdagangan pakaian yang diimpor dari China dengan nama “Toko Indanno” yang berlokasi di Pasar Metro Tanah Abang. Usaha tersebut telah berjalan sejak pertengahan tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Ekspansi usaha dilatar belakangi adanya CAFTA yang membuat pasar di Indonesia dipenuhi oleh produk-produk dari China. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat beralih menggunakan produk dari China yang relatif murah, berkualitas cukup baik dan model yang lebih beragam, segmen pasar inilah yang ingin dibidik oleh Jaya Printing Garment. Sejak pertama kali dikembangkan usaha berjalan dengan cukup baik, namun pemilik mempunyai permasalahan dalam hal memperoleh persediaan karena saat ini pembelian dilakukan langsung di China dengan sistem pembayaran tunai di awal. Hal ini menyebabkan persediaan yang ada jumlahnya sangat sedikit mengingat adanya keterbatasan modal.
26
Permohonan modal kerja ini akan dipergunakan untuk mengembangkan usaha perdagangan pakaian impor yaitu untuk menambah jumlah persediaan produk China sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Lokasi usaha saat ini berada di beberapa tempat antara lain : -
Jl. Wader No.24-25, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang berstatus milik sendiri. Lokasi ini digunakan untuk tempat usaha sekaligus tempat tinggal.
-
Jl.Moa No.51, Pejagalan, Penjaringan, Jakut yang berada di belakang bangunan Jl. Wader No.24-25 yang merupakan milik kerabat pemilik.
-
Jl. Rosela 1 Blok B No. 63, Jelambar, Jakarta Barat yang berstatus sewa. Lokasi ini digunakan sebagai tempat sablon.
-
1 unit kios yang berada di Pasar Metro Tanah Abang lantai 1 Blok B No. 26 yang berstatus sewa. Tempat ini digunakan untuk menjual pakaian impor.
B. Hal yang Dikaji 1. Aspek operasional a. Sarana dan prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki cukup menunjang kelancaran usaha, terdiri dari workshop, gudang, inventaris kantor, listrik, air, telpon dan sarana lainnya, antara lain: -
1 unit mobil box, 1 unit mobil Fortuner dan 1 unit mobil CR-V.
-
Mesin-mesin terdiri dari 50 unit mesin jahit, 40 mesin obras, 3unit mesin bordir dengan sistem komputer, 4 unit mesin cam, 1 unit mesin karet, 1unit mesin lubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing.
-
Seluruh sarana usaha yang dimiliki masih layak dipakai.
b. Proses dan kapasitas produksi Proses produksi terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) Tahap Pra Produksi Tahap pra produksi dimulai dari pembuatan design oleh bagian design. Untuk mengetahui design yang up to date, pemilik selalu mencari informasi tentang perkembangan mode, misalnya melalui
27
majalah. Selanjutnya dibuatkan contoh untuk design tersebut. Contoh akan dikirim kepada agen penjual, apabila tersebut disetujui maka akan ditentukan jumlah yang harus diproduksi. Setelah itu pemilik akan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pendukung lainnya. Pembelian secara tunai atau DP dan sisanya kredit dengan jangka waktu sampai 1 bulan. Pembayaran secara tunai akan mendapat potongan harga sampai dengan 5%.
Gambar 3. Tahapan proses pra produksi
Pengadaan bahan baku disupply oleh beberapa pemasok antara lain Parisma, Pratama, Herotex, PT. Sinar Bumi Khatulistiwa, Bintang Terang dan Karina Knitting. Hubungan bisnis ini telah berjalan lebih dari 5 tahun dan sampai saat ini masih berjalan lancar dan baik. Pengangkutan bahan baku dikirim langsung oleh supplier ke tempat usaha. Manajemen persediaan dilakukan dengan cukup baik dengan menggunakan sistem manual (kartu kontrol). 2) Tahap Produksi Tahap produksi dimulai dengan pembuatan pola sesuai dengan ukuran yang dikehendaki yang dilanjutkan dengan pemotongan bahan. Setelah bahan dipotong akan dilakukan sablon dan atau bordir pada bahan yang telah dipotong sesuai dengan design yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu kain yang telah disablon dan atau bordir akan dijahit. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang kancing serta pemasangan kancing. Kemudian dilakukan finishing yaitu dengan membersihkan sisa-sisa benang, setrika dengan menggunakan setrika
28
uap, dan pemasangan tag merk. Setelah itu produk akan dipacking dan siap untuk didistribusikan.
Gambar 4. Tahapan proses produksi
Kapasitas produksi yang dihasilkan per hari sebanyak +200 lusin. Saat ini kapasitas mesin terpakai saat ini sudah 90% (Tabel 3), dimana 1 Shift dimulai pukul 08.00 – 20.00 wib). Tabel 3. Jumlah mesin dan kapasitas produksi Jumlah Mesin (unit)
Kapasitas/unit/hari (lusin)
Total Kapasitas (lusin)
%
Mesin terpasang
50
5
250
100%
Mesin terpakai
45
5
225
90%
Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar. c. Sumber daya manusia Perusahaan dengan nama badan Jaya Printing Garmen memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan pembagian kerja yang jelas dan penempatan posisi pegawai sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Namun untuk pengambil keputusan, pengawas keuangan, pengendalian usaha dan pencatatan administrasi masih ditangani sendiri dan istri.
29
Jumlah karyawan yang ada sebanyak 80 orang yang terdiri dari bagian design, bagian potong, bagian jahit, bagian sablon, bagian bordir, bagian finishing dan bagian packing. Sistem pengupahan adalah sistem pengupahan harian dimana uoah dibayarkan setiap satu minggu sekali. Selama ini kredibilitas manajemen debitur dinilai cukup baik karena pemilik dikenal cukup baik karakter dan integritasnya, serta cukup terbuka dalam menjelaskan kondisi usahanya dan cukup kooperatif dalam memberikan data-data keuangan. Selain itu juga mempunyai citra yang positif di mata pemasok dan pelanggannya. Namun hingga saat ini pembinaan kader belum dilakukan dengan serius dikarenakan putra pertama masih duduk di bangku kuliah serta umur pemilik dan istri yang masih dalam usia produktif, yaitu 54 dan 44 tahun. d. Keuangan Berdasarkan analisis past performance dan hasil proyeksi, dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan (Tabel 4) berdasarkan kriteria berikut : Rasio Likuiditas 1)
CR rata-rata perusahaan di atas CR minimal yang disyaratkan dan hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh aset lancar. CR 2010 sebesar 9,26x meningkat dibanding periode Desember 2009 sebagai
akibat
meningkatnya
harta
lancar
perusahaan
dan
menurunnya hutang lancar. Harta lancar mayoritas terdistribusikan ke dalam piutang dan persediaan, hal ini dikarenakan ada peningkatan jumlah produksi dan adanya pembelian persediaan dalam jumlah cukup besar sebagai antisipasi adanya kenaikan harga. 2)
Quick Ratio 2010 sebesar 4,20x meningkat dibanding periode Desember 2009 karena adanya peningkatan piutang. Dengan nilai QR sebesar 4,20x, artinya di luar persediaan barang yang mungkin masih jauh dari tunai, setiap Rp.1 Kewajiban Lancar dijamin oleh Aktiva Lancar sebesar Rp.4,20,-.
30
Tabel 4. Kinerja keuangan perusahaan 31-12-2008
TANGGAL/BULAN/TAHUN
30-12-2009
31-12-2010 RASIO LIKUIDITAS
RASIO LIKIDITAS CURRENT RATIO
(X)
3.92
4.31
CURRENT RATIO
QUICK RATIO
(X)
1.91
2.01
QUICK RATIO RASIO LEVERAGE
RASIO LEVERAGE DER (TOTAL LIABILITY/MODAL)
(X)
0.21
0.18
0.16
LONGTERM LEVERAGE (LT.DEB/MODAL)
(X)
0.00
0.00
0.07 RASIO CASH FLOW
RASIO CASH FLOW EBITDA : TOTAL DEBT
(%pa)
133.08%
134.65%
EBITDA : INTEREST
(%pa)
754.77%
755.44%
DSC (EAT + BUNGA) : (ANGSURAN + BUNGA)
(X)
5
5
PROFITABILITAS
EBITDA : INTEREST 3 PROFITABILITAS
PROFIT MARGIN (EAT : PENJUALAN BERSIH)
(%pa)
10.58%
9.58%
ROE (EAT : MODAL)
(%pa)
16.44%
14.05%
PERTUMBUHAN TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIH
117.36%
7.19% ROE (EAT : MODAL) PERTUMBUHAN
(%pa)
12.55%
1.66%
1.75%
EFISIENSI
EFISIENSI
LAMA TERTAGIHNYA PIUTANG
(Hari)
66
63
81
LAMANYA PENGENDAPAN PERSEDIAAN
(Hari)
87
87
102
CAPACITY
CAPACITY
TANGIBLE NET WORTH
(Rp.Jt)
8.087.526
8.711.734
9.465.695
MODAL KERJA NETTO
(Rp.Jt)
5.043.710
5.164.975
6.532.340
Rasio Solvabilitas DER rata-rata perusahaan masih dibawah DER maksimal yang disyaratkan yaitu 2,10 x. DER semester 2010 sebesar 0.16x. Hal ini merepresentasikan bahwa modal usaha yang bersangkutan masih mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
31
Rasio Coverage 1)
EBITDA/DEBT 2010 sebesar 117,36% menurun jika dibanding Desember 2009 dikarenakan meningkatnya HPP pada tahun 2010. Peningkatan HPP ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku.
2)
EBITDA/interest 2010 sebesar 1450,53%, meningkat dibandingkan tahun 2009 dikarenakan switching fasilitas kreditnya.
3)
DSC 2010 sebesar 3 yang berarti kemampuan membayar kewajiban (bunga dan pokok) bisa dipenuhi sebanyak 3 kali dari EAT ditambah bunga (pendapatan bersih ditambah bunga).
Rasio Profitabilitas 1) Profit Margin 2010 menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan harga bahan baku sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk menurunkan profit margin supaya tetap bisa bersaing di pasar dan menambah volume penjualan untuk tetap meraih keuntungan. 2)
ROE perusahaan 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 9,87%. Kondisi ini diakibatkan oleh menurunnya profit margin yang diambil oleh perusahaan.
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan pada 2010 meningkat 1,75% dibandingkan dengan 2009. Hal ini lebih disebabkan karena ada peningkatan permintaan dari pelanggan exisiting.
Rasio Aktivitas 1)
Lama tertagih piutang 2010 terlihat semakin lama, yaitu menjadi 81 hari. Namun hal ini dinilai masih wajar karena masih berada dalam batas ketentuan pembayaran piutang yang ditentukan, yaitu selama 90 hari.
32
2)
Lama pengendapan persediaan terlihat semakin lambat yaitu menjadi 102 hari. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian persediaan di awal sebagai antisipasi adanya kenaikan harga kain.
Modal Kerja Netto 1)
Tangible
Net
Worth
2010
mengalami
peningkatan
karena
bertambahnya laba dan perolehan proceed tahun berjalan. 2)
Modal kerja Netto (NWC) tahun 2009 dan 2010 tidak meningkat sebesar laba yang diperoleh karena adanya prive.
Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan gejala positif yang akan terjadi di periode selanjutnya. Proyeksi Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode Cash Flows dengan asumsi : -
Penjualan tahun 2011 diperkirakan akan meningkat sebesar 20%. Asumsi ini dibuat dengan pertimbangan bahwa penjualan dari industri pakaian jadi tetap sedangkan penjualan dari perdagangan pakaian jadi meningkat 100% seiring adanya tambahan modal untuk pembelian
persediaan.
Pertumbuhan
penjualan
tahun
kedua
disumsikan meningkat 10% dan tahun ketiga sebesar 5% serta tahun keempat dan kelima diasumsikan sama dengan tahun ketiga dengan pertimbangan pertumbuhan penjualannya relatif stabil. -
Proporsi penjualan tiap bulannya diasumsikan berdasarkan siklus permintaan. Permintaan akan meningkat terutama menjelang hari raya idul fitri dan natal.
-
Rata jumlah persediaan barang tahun 2011 diperkirakan sama dengan periode sebelumnya.
-
HPP sebesar 76.5% yang diasumsikan meningkat dari periode tahun 2010. Hal ini terkait dengan adanya kenaikan harga bahan baku kain.
-
Biaya umum dan operasional meningkat menjadi sebesar 10%. Asumsi kenaikan ini dengan pertimbangan adanya kenaikan tariff dasar listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan UMR.
33
e. Aspek pengembangan usaha Pembelian barang untuk usaha perdagangan pakaian impor dilakukan langsung di China. Kurang lebih setiap 2 bulan sekali pemilik datang ke China sehingga pemilihan model pakaian dilakukan langsung. Rata-rata sekali pembelian sebesar Rp 100 juta dan dibayar secara tunai. Pengiriman barang diserahkan sepenuhnya kepada jasa ekspedisi, sehingga perusahaan tidak perlu mengurus
dokumen-dokumen
berkaitan dengan import.
Pengiriman barang biasanya memakan waktu kurang lebih satu bulan. f. Aspek Pemasaran 1) Sistem Distribusi, Pelanggan dan Syarat Penjualan Pemasaran produk dilakukan dengan memakai sistem agen/ penampung. Perusahaan menjual produknya kepada agen/penampung dan agen inilah yang akan mendistribusikan produk kepada para pedagang. Rata-rata pelanggan adalah pedagang pakaian yang menjual kembali baik secara eceran maupun secara grosir. Daerah pemasaran meliputi seluruh wilayah Indonesia. Produk yang ditawarkan antara lain baju tidur anak-anak, baju tidur dewasa, kaos oblong dewasa, kaos oblong anak-anak, baju kaos untuk promosi, jasa sablon, serta jasa border.
Gambar 5. Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment
Kualitas dari produk yang diproduksi cukup baik dan diakui oleh pelanggannya. Harga produk berkisar Rp. 400.000,- s/d Rp. 500.000,per lusin. Syarat pembayaran sebagian besar dilakukan secara kredit dengan jangka waktu 1-3 bulan. Piutang yang ada seluruhnya merupakan piutang lancar. Pola/sifat permintaan relatif stabil dan bersifat repeat order, karena pelanggan rata-rata merupakan pedagang lama di Pasar Tanah Abang dan
34
mereka secara kontinu melakukan order untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Namun ada permintaan pada bulan-bulan tertentu yang relatif lebih banyak yaitu beberapa bulan menjelang lebaran, akhir tahun dan liburan sekolah. Daya beli pelanggan juga cukup baik dapat terlihat dari pemenuhan kewajiban
pembayaran selama ini dengan rata-rata
piutang 1-3 bulan. Pada tahun 2010 dominasi pemasaran dikirim ke Solo melalui agen mereka yang kemudian akan dijual secara grosir kepada penjual di sekitar Solo. Untuk penjualan ke daerah Sumatera terutama ke Lampung saat ini, jumlah pemasaran masih sedikit, karena belum lama berjalan. Beberapa pelanggan saat ini adalah pedagang di Tanah Abang antara lain Toko Surya Busana, Toko Fallen Timber, dan Toko Allycia. 2)
Posisi Persaingan Persaingan usaha cukup ketat, dimana di kawasan tempat usaha terdapat beberapa usaha sejenis, namun jenis produk dan pelanggan yang dilayani berbeda-beda. Persaingan masih dapat diatasi dengan berbekal kreativitas dalam membuat desain pakaian yang disesuaikan dengan segala sesuatu yang sedang digemari pasar saat ini. Pengalaman menjalankan bisnis selama +13 tahun ini cukup membantu dalam mengatasi persaingan usaha yang semakin ketat.
3) Prospek Usaha Prospek usaha kedepan dinilai masih cukup baik, mengingat produk yang ditawarkan adalah kebutuhan utama (sandang). Meskipun persaingan cukup ketat namun telah memiliki pelanggan tetap dan merupakan pemain cukup lama dan cukup menguasai bisnis. Selain itu potensi pasar untuk pakaian anak-anak dan dewasa dari bahan kaos dengan segmen pasar menengah kebawah yang dibidik masih cukup terbuka, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pusat perbelanjaan yang semakin eksis dan baru, baik di Jakarta maupun di daerah lain. Hampir disetiap pusat perbelanjaan terdapat pakaian yang diproduksinya, hal ini menunjukkan pasar untuk produk yang dihasilkan masih terbuka.
35
Realisasi pencapaian omset perusahaan dari tahun 2008-2010 terus mengalami peningkatan (Tabel 5). Tabel 5. Realisasi omset perusahaan tahun 2008-2010 (juta Rp)
Des 2008
Rp.12.565,00
Rp 1.047,08
Pertumbuhan (%) 10,5
Des 2009
Rp.12.774,15
Rp.1.064,51
1,66
Des 2010
Rp.12.997,69
Rp.1.083,17
1,75
Tahun
Realisasi Omset
Omset/bulan
Realisasi penjualan tahun 2010 sebesar Rp. 1.064,51 juta atau atau 97,15% dari target penjualan ditetapkan Rp. 1.095,75 juta per bulan dengan pertumbuhan naik hanya 1,66%, hal ini dikarenakan adanya krisis global, sehingga menyebabkan omset penjualan relatif stabil dibandingkan dengan tahun 2008 selain itu tingkat persaingan saat ini sangat ketat. 2.
Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal Hasil identifikasi faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) akan dievaluasi sehingga menghasilkan alternatif strategi. 1) Kekuatan a. Tenaga kerja Secara konseptual, seorang pekerja dalam perusahaan yang memiliki kompetensi tinggi akan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang hendak diwujudkan. Fadhilah (1997) mengemukakan lima ciri atau karakteristik yang melekat dalam diri orang yang mempunyai kompetensi tinggi, yaitu (1) Bersifat terbuka, (2) Siap menerima kritik, (3) Tanggap terhadap perubahan serta kemajuan ilmu dan teknologi, terutama yang berkaitan dengan bidang keahliannya, (4) Berpikir obyektif rasional dan (5) Bersedia mengabdikan keahliannya untuk kepentingan umum.
36
b. Mutu produk Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006). Menghasilkan produk
bermutu
merupakan
langkah awal
dalam
mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Mutu produk yang dihasilkan sudah diakui pelanggan cukup baik. c. Pengalaman berusaha Perusahaan yang telah dirintis sejak 1997 ini, dapat dikatakan telah memiliki pengalaman berusahan yang cukup lama. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dapat bertahan dan survive hingga saat ini merupakan bukti nyata ketangguhan perusahaan dalam menjalani usaha. Dengan kemampuan berusaha ditambah dukungan fasilitas yang semakin lengkap, lebih memberikan kemudahan dalam mengembangkan usahanya. d. Loyalitas karyawan Aset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari organisasi
tersebut.
Menurut
Simamora
(2004),
bagaimanapun
perusahaan memiliki keunggulan lainnya, perusahaan tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan laba usahanya tanpa adanya komunitas karyawan kompeten yang berdedikasi tinggi terhadap terhadap keinginan perusahaan. Salah satu penyebab tingginya loyalitas karyawan adalah sistem kompensasi manajemen perusahaan yang baik sehingga karyawan mendapat kepuasan kerja. e. Ketersediaan bahan baku Dalam memenuhi bahan baku produksi, hingga kini perusahaan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan perusahaan telah menjalin hubungan baik dengan para suppliernya.
37
2) Kelemahan a. Manajemen bersifat kekeluargaan Sifatnya kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga yang lain. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas dan hanya menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan perusahaan, bahkan dapat menyebabkan berhentinya perusahaan. b. Tenaga pemasaran Pengalokasian sumber daya pemasaran produk merupakan aspek strategi pemasaran yang paling penting agar produk dapat lebih cepat berkembang dan dikenal masyarakat luas. Tenaga pemasaran Jaya Printing Garment saat ini masih dilakukan langsung oleh pemilik langsung dan menganggap masih belum perlu, mengingat posisi perusahaan dalam pasar dan fokus bisnisnya, serta bagaimana mereka secara
individual
pertumbuhannya.
memberikan
kontribusi
kesuksesan
dan
Untuk itu, kedepannya pemilik harus mencari dan
menempatkan pegawainya sebagai staf khusus dalam bagian pemasaran, Staf pemasaran harus mampu membuat fungsi riset pasar, membuat dasar yang kuat untuk ide dan rencana pemasaran. Kegiatan riset rutin dan interaksi dengan peminat akan membentuk berbagai peluang. Interaksi antara staf pemasaran dengan konsumen sebenarnya bermakna sebuah proses penghantar pengetahuan dan pembelajaran.
Konsumen
memiliki berbagai cara untuk berhubungan dengan perusahaan sebagai usaha menyampaikan pendapat dan reaksi mereka. Jika perhatian pada makna kompetisi, maka sebaiknya staf pemasaran tahu benar siapa pesaing utamanya dan apa yang dapat mereka perbuat. Manajemen perusahaan juga harus paham bagaimana penilaian konsumen terhadap kompetisi itu.
38
c. Modal usaha Industri TPT merupakan industri padat karya, dimana sebagian besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang efisien dan tinggi biaya. Selama ini biaya pengembangan usaha dan permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman, sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya tinggi. d. Promosi Konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu bisnis bisa survive atau tidak.
Promosi merupakan sebuah aktifitas
menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Boyd et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu perusahaan antara lain penggunaan iklan baik media cetak maupun elektronik, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri dalam aktivitas promosi dirasa belum maksimal. Kegiatan promosi yang telah dilakukan berupa penjualan produk langsung. 3) Peluang a. Kapasitas produksi Kapasitas produksi yang terpakai perusahaan saat ini sebesar 90%, sehinga tidak menutup kemungkinan untuk memaksimalkan kapasitas yang ada untuk meningkatkan hasil produksinya. b. Pangsa pasar Pangsa pasar merupakan besarnya bagian pasar yang dikuasai suatu perusahaan. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe
39
pelanggan dan teknologinya. Hingga saat ini pangsa pasar difokuskan untuk kalangan menengah ke bawah. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa peluang untuk mengembangkan produksi masih cukup besar. Bila perusahaan mampu memenangkan persaingan dengan industri sejenis, dengan kemampuan berproduksi dan pengalaman berusahan yang cukup lama, kesempatan merebut pasar masih terbuka lebar. c. Kemajuan teknologi Salah satu sumber utama perubahan yaitu teknologi, karena dengan itu akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Dalam kaitannya dengan proses produksi, perubahan ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi dan produk perusahaan. Namun demikian, perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil dan tujuan perusahaan. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi yang besar bagi keberadaan perusahaan.
Faktor teknologi turut
membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional seharihari seperti mesin-mesin yang dapat membantu percepatan dan mutu produksi. Peluang yang tidak terbatas dari perubahan teknologi menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri saat ini telah memiliki mesin-mesin produksi modern yang siap dioperasikan dalam rangka pemenuhan pangsa pasar yang masih terbuka. Dengan begitu, selain dapat meluaskan pangsa pasar, dukungan dan loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan akan dapat ditingkatkan. d. Demografi dan sosial Arus informasi yang semakin cepat dan global akibat berkembangnya teknologi informasi menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat lebih mengutamakan hal-hal yang praktis, temasuk dalam memilih pakaian. Produk lokal dengan segala kelebihannya merupakan pilihan terbesar saat ini.
40
e. Diversifikasi produk Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Pakaian jadi yang dimaksud adalah segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (tshirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan pakaian meliputi kaus kaki, sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi dan sebagainya. Perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan persaingan yang cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk secara terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2001). Pengembangan produk baru atau modifikasi produk merupakan peluang bagi Jaya Printing Garment untuk menghadapi persaingan usaha sejenis. 4) Ancaman a. Keberadaan perusahaan sejenis Banyak perusahaan garmen sejenis dengan Jaya Printing Garment dengan mengambil sementasi pasar dan target yang sama. Kondisi ini menumbuhkan persaingan yang semakin ketat dan bila tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin perusahanaan akan menutup kegiatan produksinya. b. Daya tawar menawar Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam produk sejenis menyebabkan persaingan semakin ketat, baik dalam merebut pasar maupun dalam persaingan dalam pemenuhan bahan baku. Oleh karena itu, pemasok bahan baku memiliki peran penting dalam tingkat persaingan perusahaan, sehingga bargaining position para pemasok bahan baku semakin tinggi dan strategis. Begitupula dengan beragam produk yang dihasilkan, akan mempengaruhi harga yang ditawarkan kepada konsumen yang memiliki kekuatan penawaran. Kekuatan tawar menawar
41
konsumen tersebut harus menjadi pertimbangan agar perusahaan mampu mengatasi persaingan. c. Perusahaan pendatang baru Industri garment dapat dimasuki oleh siapa saja. Selain itu, pangsa pasar industri garment dan pakaian jadi dapat dikatakan masih cukup luas, terlihat dari perkembangan jumlah penduduk yang cukup tinggi, yang berbanding lurus dengan kebutuhan akan pakaian, sehingga akan terus mengalami peningkatan. Kondisi ini membuka peluang bagi perusahaan baru untuk mencoba masuk dengan menawarkan produk yang lebih bervariasi dan harga yang relatif bersaing. Dapat dikatakan, tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar akan semakin tinggi. d. Kondisi ekonomi dan politik Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja suatu industri. Faktor ekonomi suatu negara akan bercermin pada strategi dan langkah perusahaan, dimana kesehatan suatu industri turut mempengaruhi kesehatan negara, hal ini berarti antara negara dan perusahaan terjadi hubungan yang saling bersinergi. Perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh perekonomian global, hal ini disebabkan karena negara-negara di dunia, termasuk Indonesia banyak melakukan hubungan bisnis dengan negara besar di pasar keuangan maupun kegiatan ekspor dan impor. e. Kebijakan pemerintah Sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina (CAFTA), cukup banyak mengganggu kinerja industri dalam negeri khususnya garment. Pemerintah dengan kebijakannya mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan/industri. Dengan dibukanya arus globalisasi, banyak produk import yang mempunyai harga pokok jauh lebih murah tidak bisa disaingi oleh produk domestik.
42
3. Perumusan Strategi Pemasaran a. Analisis Matriks IFE dan EFE Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman eksternalnya. 1) Matriks IFE Faktor yang menjadi kekuatan utama Jaya Printing Garment adalah tenaga kerja dengan bobot sebesar 0,139 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor 0,556. Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah mutu produk (0,500), ketersediaan bahan baku (0,472),
loyalitas karyawan (0,444), dan pengalaman berusaha
(0,292). Kelemahan utama adalah tenaga pemasaran dengan bobot sebesar 0,097 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,097. Secara lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Matriks IFE Jaya Printing Garment FAKTOR INTERNAL A. Tenaga kerja B. Mutu produk C. Fasilitas penunjang D. Loyalitas karyawan E. Ketersediaan bahan baku F. Perusahaan keluarga G. Tenaga marketing H. Modal usaha I. Promosi TOTAL
Bobot (a) 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000
Rating (b) 4,000 4,000 3,000 4,000 4,000 2,000 1,000 2,000 1,000
Skor (axb) 0,556 0,500 0,292 0,444 0,472 0,208 0,097 0,222 0,097 2,889
43
Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor sebesar 2,889, nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal. 2) Matriks EFE Kemajuan teknologi merupakan peluang utama Jaya Printing Garment dengan bobot 0,117 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor sebesar 0,467.
Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama
perusahaan adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,078 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,078 (Tabel 7). Tabel 7. Matriks EFE Jaya Printing Garment FAKTOR EKSTERNAL A. Kapasitas produksi B. Pangsa pasar C. Kemajuan teknologi D. Demokrafi dan social E. Diversifikasi produk F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Daya tawar menawar H. Perusahaan pendatang baru I. Kondisi ekonomi dan politik J. Kebijakan pemerintah TOTAL
Bobot (a) 0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000
Rating (b) 4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 1,000 1,000 1,000 2,000 1,000
Skor (axb) 0,422 0,422 0,467 0,311 0,300 0,111 0,117 0,094 0,189 0,078 2,511
Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total skor sebesar 2,511. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh negatif dari lingkungan eksternalnya. b. Analisis Matriks IE Penentuan posisi strategi perusahaan dalam matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai
44
matriks EFE pada sumbu y (David, 2006). Total nilai matriks IFE sebesar 2,889 dan nilai matriks EFE sebesar 2,511.
Dengan demikian posisi
perusahaan terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi persaingannya yang berada pada sel V, selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi perusahaan berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.
Total Skor Faktor Strategi Eksternal
Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat 4,0
Tinggi
Rata-rata 3,0
Lemah 1,0
2,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
Menengah 2,0
Rendah 1,0
Gambar 6. Matriks IE Jaya Printing Garment c. Analisis Matriks SWOT Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Pencocokan faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE, maka dapat disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T. SWOT dapat dilihat pada Tabel 8.
Hasil analisis
45
Tabel 8. Matriks SWOT Jaya Printing Garment Kekuatan (S) Faktor Internal 1. Tenaga kerja 2. Mutu produk 3. Pengalaman berusaha 4. Loyalitas karyawan Faktor Eksternal 5. Ketersediaan bahan baku Peluang (O) Strategi S-O 1. Kapasitas produksi 2. Pangsa pasar 3. Kemajuan teknologi 4. Demografi dan sosial 5. Diversifikasi produk
Ancaman (T)
-
-
Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok (S1,S3,S5; O2,O4,O5) Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3)
Strategi S-T
1. Keberadaan perusahaan sejenis 2. Daya tawar menawar 3. Perusahaan pendatang baru 4. Kondisi ekonomi dan politik 5. Kebijakan pemerintah
-
-
Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru (S1,S2,S3;T1,T3) Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3)
Kelemahan (W) 1. Manajemen bersifat kekeluargaan 2. Tenaga pemasaran 3. Modal usaha 4. Promosi Strategi W-O -
Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W1,W3; O1,O2,O3,O5) - Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05) Strategi W-T Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5)
Strategi Kekuatan-Peluang (SO) 1. Menjaga
hubungan
dengan
pelanggan
dan
pemasok
(S1,S3,S5;
O2,O4,O5) Kondisi pasar yang semakin kompetitif saat ini, untuk mencari keuntungan kompetitif tidak hanya dengan memperluas pengembangan usaha, menjaga bagi kelangsungan hidup perusahaan lebih penting. Komunikasi yang baik dan tidak membuat catatan hitam sangat penting dalam menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dan stakeholder. Selain itu, sistem pembayaran tepat waktu adalah kunci menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku agar terjamin ketersediaan pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan.
46
Memberikan perlakuan istimewa terhadap seluruh pelanggan, serta bersikap jujur dan adil dalam menjalankan transaksi jual-beli, merupakan nilai tambah yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan. Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan para pelanggan, memungkinkan menarik konsumen lain untuk menjadi mitra bisnis. 2. Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3) Hasil pengamatan di lapangan, daya saing produk Jaya Printing Garment cukup baik dibanding perusahaan sejenis karena produk yang dihasilkan terlihat sudah berada di hampir setiap toko/departemen store yang ada di kota-kota besar. Dengan pengalaman usaha dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, baik tenaga kerja maupun ketersediaan bahan baku, serta dukungan teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dalam rangka peningkatan daya saing.
Strategi Kelemahan-Peluang (WO) 1. Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W3; O1,O2, O3,O5) Dengan dukung teknologi yang semakin modern, memungkinkan perusahaann dapat meningkatkan kapasitas produksinya, karena saat ini kapasitas produksi yang dihasilkan sekitar 90%. Namun demikian, peningkatan produksi harus tetap menjaga mutu produk dan spesifikasi
sesuai
yang diharapkan konsumen, berbeda dengan produk
pesaingnya. 2. Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05) Peningkatan mutu produk sesuai spesifikasi yang diminta, serta variasi produk, dapat menjadi sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan produk di pasaran. Untuk mengantisipasi persaingan dengan pemain lama maupun baru, peningkatan kegiatan promosi merupakan suatu keharusan agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan dan produk tetap eksis di pasaran.
47
Strategi Kekuatan-Peluang (WO) 1. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru (S1,S2,S3; T1,T3) Kekuatan dalam hal tenaga kerja dimiliki, kualitas produk dan didukung pengalaman berusaha, memungkinkan perusahaan Jaya Printing Garment melakukan inovasi baru dan berkreativitas dalam menciptakan desain produk baru. Pengembangan produk juga dalam rangka memperpanjang daur hidup produk, agar produk dapat terus diterima konsumen. 2. Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3) Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, persaingan penetapan harga jual menjadi semakin ketat. Penetapan harga jual produk di pasaran, walaupun dengan sedikit perbedaan, sangat menentukan pilihan masyarakat dalam membeli produk di pasar. Penetapan harga yang kompetitif dan bersaing dengan para pesaing dapat dilakukan, selain melakukan potongan harga bila pembelian melebihi batas tertentu.
Strategi Kelemahan-Ancaman (WT) 1. Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5) Konsumen merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dipertahankan. Dengan semakin banyakya perusahaan sejenis yang bermunculan menyebabkan posisi tawar konsumen semakin kuat. Kekuatan bersaing pembeli bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untuk menjaga agar konsumen tetap loyal, diantaranya dengan memberikan kemudahan bagi pelanggan yang dinilai memiliki catatan yang baik dalam bertransaksi.
48
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Hasil dari identifikasi faktor strategi internal, tenaga kerja yang dimiliki merupakan kekuatan utama perusahaan dan kelemahan utamanya adalah promosi dan tenaga pemasaran, Nilai IFE yang diperoleh sebesar 2,889 dan nilai EFE sebesar 2,511, dimana posisi perusahaan terletak pada sel V. 2. Dalam Kinerja Keuangan dengan menggunakan Rasio yang umum dilakukan, Rasio Likiditas – CR sebesar 9.26x maupun QR sebesar 4.2x menunjukkan hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh asset lancer. Sedangkan Rasio Coverage EBITDA/DEBT sebesar 117,36%, menurun karena meningkatnya HPP. Rasio Profitabilitas menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP meningkat sehingga perusahaan harus menurunkan profit marginnya supaya bisa bersaing, dan ini tercermin dari turunnya ROE perusahaan menjadi 9.87%. Pertumbuhan Penjualan meningkat menjadi sebesar 1.75% dikarenakan adanya peningkatan permintaan dari pelanggan existing. Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan nilai yang positif. 3. Hasil Analisa SWOT untuk Jaya Printing Garment didapat alternative yang dapat diterapkan, merupakan kombinasi dari (a) Strategi S-O, yaitu Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok, Menjaga kualitas produk; (b) Strategi W-O : Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada, Peningkatan kegiatan promosi; (c) Strategi S-T : Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru, Memberikan harga yang bersaing; (d) Strategi W-T Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik.
A. Saran 1. Peningkatan promosi dan perekrutan tenaga pemasaran merupakan hal penting yang perlu diperhatikan perusahaan untuk lebih mengenalkan produk kepada masyarakat umum.
49
2. Untuk mengantisipasi piutang yang tertagih, perusahaan agar lebih selektif dalam memilih pelanggan yang mendapat keringanan jangka waktu pembayaran. 3. Peningkatan mutu produk agar lebih ditingkatkan, serta untuk menjaga keberlangsungan
produksi,
diperlukan
tindakan
antisipasi
terhadap
kemungkinan kelangkaan atau lonjakan harga bahan baku, diantaranya dengan melakukan pembelian di awal (stok) dan bila memungkinkan membuka jalur distribusi baru dalam pengadaan bahan baku.
50
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, H. W., O. C. Walker dan Jean-Claude Larréché. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Penerbit Erlangga, Jakarta. Buttle, F. 2004. Manajemen Hubungan Pelanggan: Concept and Tools (Terjemahan). Bayumedia Publishing, Malang. David, F.R. 2006. Manajemen Strategi (Terjemahan). PT. Prenhallindo, Jakarta. __________. 2004. Manajemen Strategi: konsep-konsep. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Jusuf, J. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kinnear, T.C. and J.R. Taylor. 1991. Marketing Research an Applied Approach. Fourth Edition. Mc Graw Hill, New York. Kotler, P. dan G. Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. Kotler, P. dan A.B. Susanto. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta. McLeod, R., Jr dan George Schell. 2001. Sistem Informasi Manajemen. PT. Intermasa, Jakarta. Mulyono, TP. 1994. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta. Munawir, S. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Nawawi H. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Purnomo, S.H. dan Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Saladin, D. 2004. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Linda Karya, Bandung. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor. Ghalia Indonesia, Bogor. Umar, H. 1997. Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yuwono, S., E. Sukarno dan M. Ichsan. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Score Card Menuju Organisasi yang berfokus pada Stratagi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
51
LAMPIRAN
53
Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta
KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI (KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA)
Tujuan : Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor strategi internal dan eksternal perusahaan dengan pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategik tersebut untuk mempengaruhi atau menentukan keberhasilan analisa perumusan strategi pemasaran Petunjuk umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam mengisi kuesioner, responden diharapkan melakukannya secara sekaligus (tidak menunda/sebagian) untuk menghindari inkonsistensi jawaban Petunjuk khusus : 1. Pembobotan dengan metode Paired comparison yaitu penilaian bobot (weight) dengan membandingkan setiap faktor strategi internal dan eksternal organisasi, dimana setiap bobot peubah digunakan skala 1, 2 dan 3, dengan keterangan berikut : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal 2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap setiap faktor strategi internal dan eksternal perusahaan.
Lanjutan Lampiran 1. I. Pertanyaan untuk Mendapatkan Bobot Faktor Strategi Internal
A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Faktor Internal Tenaga kerja Mutu produk Pengalaman berusaha Loyalitas karyawan Ketersediaan bahan baku Manajemen bersifat kekeluargaan Tenaga pemasaran Modal usaha Promosi
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
Contoh Pengisian : -
“Tenaga kerja” (A) pada baris/horizontal lebih penting dari “Mutu produk” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 3 “Tenaga kerja” (A) pada baris/horizontal sama penting dengan “Mutu produk” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 2 “Tenaga kerja” (A) pada baris/horizontal kurang penting dari “Mutu produk” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 1
55
28
Lanjutan Lampiran 1. II. Pertanyaan untuk Mendapatkan Bobot Faktor Strategi Eksternal Faktor Eksternal
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
Kapasitas produksi Pangsa pasar Kemajuan teknologi Demografi dan sosial Diversifikasi produk Keberadaan perusahaan sejenis Daya tawar menawar Perusahaan pendatang baru Kondisi ekonomi dan politik Kebijakan pemerintah
Contoh Pengisian : -
“Kapasitas produksi” (A) pada baris/horizontal lebih penting dari “Pangsa pasar” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 3 “Kapasitas produksi” (A) pada baris/horizontal sama penting dengan “Pangsa pasar” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 2 “Kapasitas produksi” (A) pada baris/horizontal kurang penting dari “Pangsa pasar” (B) pada kolom/vertikal, maka nilainya 1
56
57
Lanjutan Lampiran 1. III. Pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor strategi internal Petunjuk Pengisian : 1. Pemberian nilai peringkat/rating menunjukkan tingkat faktor strategi sebagai kekuatan atau kelemahan. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kekuatan utama Nilai 3, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kekuatan kecil Nilai 2, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kelemahan kecil Nilai 1, jika faktor strategi tersebut dinilai menjadi kelemahan utama 2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda silang (X) Faktor Internal Kekuatan Tenaga kerja Mutu produk Pengalaman berusaha Loyalitas karyawan Ketersediaan bahan baku Kelemahan Manajemen bersifat kekeluargaan Tenaga marketing Modal usaha Promosi
4
3
2
1
58
Lanjutan Lampiran 1. IV. Pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor strategi eksternal A. Petunjuk Pengisian : 1. Pemberian nilai peringkat/rating didasarkan pada kemampuan organisasi dalam meraih peluang. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4, jika organisasi mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang tersebut Nilai 3, jika organisasi mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang tersebut Nilai 2, jika organisasi mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam meraih peluang tersebut Nilai 1, jika organisasi mempunyai kemampuan yang tidak baik dalam meraih peluang tersebut 2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda check list () Faktor Eksternal Peluang Kapasitas produksi Pangsa pasar Kemajuan teknologi Demografi dan social Diversifikasi produk
4
3
2
1
B. Petunjuk Pengisian : 1. Pemberian nilai peringkat/rating didasarkan pada kemampuan organisasi dalam meraih peluang. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4, jika faktor ancaman memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap organisasi Nilai 3, jika faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap organisasi Nilai 2, jika faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap organisasi Nilai 1, jika faktor ancaman memberikan tidak memberikan pengaruh terhadap organisasi 2. Pengisian kolom penilaian peringkat/rating menggunakan tanda check list () Faktor Eksternal Ancaman Keberadaan perusahaan sejenis Daya tawar menawar Perusahaan pendatang baru Kondisi ekonomi dan politik Kebijakan pemerintah
4
3
2
1
59
Lampiran 2. Kuesioner untuk penilaian pengembangan produk KUESIONER : BAGI PEMILIK PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN PERSPEKTIF USAHA PAKAIAN JADI (KASUS JAYA PRINTING GARMENT, JAKARTA) Tujuan : Mendapatkan penilaian responden mengenai prospek pengembangan usaha melalui pendekatan rasio finansial (PBP, B/C Ratio, BEP, NPV dan IRR) Petunjuk : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam mengisi kuesioner, responden diharapkan melakukannya secara sekaligus (tidak menunda/sebagian) untuk menghindari inkonsistensi jawaban Kegunaan : Data yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan analisa kelayakan pengembangan usaha, serta untuk mengetahui aspek teknis produksi dan manajemen operasi. Demikian yang dapat disampaikan. Atas perhatian, kesediaan dan kerjasamanya dalam mengisi kuesioner ini, diucapkan terima kasih.
Hormat kami,
R.Deddy Hermawan F352060055
60
Lanjutan Lampiran 2. A. Profil Usaha 1. Nama Responden
: ...................................................................
2. Alamat
: ...................................................................
3. Pendidikan
: ...................................................................
4. Usia
: ...................................................................
5. Jabatan
: ...................................................................
6. Modal awal
: ...................................................................
7. Nilai aset
: ...................................................................
8. Jenis modal
: ( ) modal sendiri ( ) pinjaman bank, bunga : .........../tahun ( ) pinjaman koperasi ( ) lainya, sebutkan ..................
9. Kapasitas produksi
: ...................................................................
10. Rataam omzet/bulan
: ...................................................................
11. Jumlah karyawan
: ...................................................................
a. Tetap
: ...................................................................
b. Tidak tetap
: ...................................................................
B. Keadaan Umum 1. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. Bagaimana perkembangan usaha hingga saat ini ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
61
Lanjutan Lampiran 2. 3. Bagaimana lokasi dan kondisi geografis usaha ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
C. Aspek Teknis dan Produksi Investasi dan peralatan proses produksi 1. Berapa luas lahan yang digunakan ? ........................................................................................................................ 2. Berapa nilai lahan ? ........................................................................................................................ 3. Kapan bangunan didirikan? ........................................................................................................................ 4. Apa saja bangunan dan peralatan produksi yang digunakan, berapa umur ekonomis dan penyusutan/tahun ? No. Jenis pengeluaran 1.
Bangunan a…………….. b…………….. c……………..
2.
Peralatan a…………….. b…………….. c…………….. d…………….. e…………….. f……………... g……………..
Jumlah (unit)
Umur ekonomis
Penyusutan /tahun
62
Lanjutan Lampiran 2. Proses produksi dan layout 1. Bahan baku apa saja yang digunakan ? Berapa banyak penggunaan bahan baku ? No.
Jenis bahan
Satuan
Asal pasokan
Jumlah Sistem pemesanan/bln pembayaran
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
2. Bagaimana proses produksi di Jaya Printing Garment, Jakarta ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
63
Lanjutan Lampiran 2. 3. Apakah ada standar mutu dari produk yang dihasilkan ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Jenis, kapasitas produksi dan tenaga kerja 1. Apa saja produk yang dihasilkan oleh Jaya Printing Garment, Jakarta ? Berapa kapasitas masing-masing produk ? Berapa lama waktu produksi untuk masing-masing produk ? No.
Jenis produk
Kapasitas produksi
Waktu produksi
1. 2. 3. 4. 5.
2. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan, baik tetap maupun tidak teta? Karyawan tetap
: ..................................................................................
Karyawan tidak tetap : ................................................................................. 3. Bagaimana pembagian kerja dalam proses produksi ? Apa tugas masingmasing posisi ? No. 1.
2.
3.
4.
5.
Posisi
Jumlah (orang)
Tugas
64
Lanjutan Lampiran 2. 4. Bagaimana sistem pembayaran gaji ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 5. Besarnya gaji yang dibayarkan apakah berdasarkan pengalaman kerja/ masa kerja/lainnya ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ D. Aspek Komersial 1. Apakah keunggulan dari produk Jaya Printing Garment, Jakarta ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. Bagaimana tingkat persaingan produk di pasaran ? Apakah persaingan mempengaruhi penjualan produk ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 3. Siapa pesaing yang paling berpengaruh ? Sebutkan : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 4. Berapa harga jual untuk masing-masing produk ? No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis produk
Satuan
Harga
65
Lanjutan Lampiran 2. 5. Apakah ada perbedaan harga dengan pesaing ? Sebutkan (Rp.) : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 6. Bagaimana permintaan pasar terhadap produk Jaya Printing Garment, Jakarta ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 7. Apakah ada peningkatan penjualan ? Berapa rata-rata peningkatan setiap tahunnya ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 8. Kepada siapa saja produk dijual selama ini (segmen pasar) ? Bagaimana sistem pembayarannya ? No.
Jenis konsumen
1.
Pengguna akhir
2.
Toko/swalayan
3.
Industri farmasi
4.
Lainnya, sebutkan ..........................
Sistem pembayaran Tunai
Kredit
9. Apakah perusahaan memberlakukan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar ? Berapa besarnya ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 10. Bagaimana cara perusahaan memasarkan produk? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 11. Berapa besarnya biaya untuk promosi (beriklan) ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
66
Lanjutan Lampiran 2. E. Aspek Manajemen 1. Bagaimana struktur organisasi di Jaya Printing Garment, Jakarta ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. Apa saja kewenangan dan deskripsi tugas untuk masing-masing posisi ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
67
Lanjutan Lampiran 2. F. Aspek keuangan 1. Berapa jumlah penerimaan setiap tahunnya (tiga tahun terakhir : 20072009)? No.
Jenis penerimaan
1.
Penjualan produk
2.
Nilai sisa
Tahun 2007
2008
2009
Total penerimaan
2. Berapa pengeluaran tunai, antara lain : a. Investasi (nilai tanah, bangunan dan peralatan) No. Jenis pengeluaran 1.
Tanah
2.
Bangunan a…………….. b…………….. c……………..
3.
Peralatan a…………….. b…………….. c…………….. d…………….. e…………….. f……………... g…………….. h…………….. i……………... j……………..
Total
Jumlah (unit)
Harga satuan (Rp)
Total (Rp)
Umur ekonomis
68
Lanjutan Lampiran 2. b. Operasional No.
Biaya operasional
1.
Sewa lahan
2.
Gaji
3.
Pembelian bahan baku
4.
Perawatan
5.
Transportasi
6.
Administrasi
7.
Listrik, air dan telepon
8.
Pemasaran
9.
Biaya asuransi
10. Pajak 11. Bunga pinjaman (apabila modal berupa pinjaman) Total
Biaya (Rp/th)
%
Lampiran 3. Perhitungan bobot faktor strategi internal Pemilik FAKTOR INTERNAL A. Tenaga kerja B. Mutu produk C. Pengalaman berusaha D. Loyalitas karyawan E. Ketersediaan bahan baku F. Manajemen bersifat kekeluargaan G. Tenaga marketing H. Modal usaha I. Promosi TOTAL
A 0 2 1 1 2 1 2 1 2 12
B 2 0 2 2 2 1 2 2 1 14
C 3 2 0 2 2 2 2 2 3 18
D 3 2 2 0 2 2 1 2 2 16
E 2 2 2 2 0 1 2 3 1 15
F 3 3 2 2 3 0 1 2 1 17
G 2 2 2 3 2 3 0 2 2 18
H 3 2 2 2 1 2 2 0 2 16
I 2 3 1 2 3 3 2 2 0 18
Total 20 18 14 16 17 15 14 16 14 144
Bobot 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000
Lampiran 4. Perhitungan bobot faktor strategi eksternal Pemilik FAKTOR EKSTERNAL A. Kapasitas produksi B. Pangsa pasar C. Kemajuan teknologi D. Demokrafi dan sosial E. Diversifikasi produk F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Daya tawar menawar H. Perusahaan pendatang baru I. Kondisi ekonomi dan politik J. Kebijakan pemerintah TOTAL
A 0 3 2 1 2 2 2 2 2 1 17
B 1 0 2 1 2 2 2 2 3 2 17
C 2 2 0 2 2 2 1 1 2 1 15
D 3 3 2 0 2 3 3 2 2 2 22
E 2 2 2 2 0 1 3 2 1 3 18
F 2 2 2 1 3 0 2 2 1 1 16
G 2 2 3 1 1 2 0 1 2 1 15
H 2 2 3 2 2 2 3 0 1 2 19
I 2 1 2 2 3 3 2 3 0 1 19
J 3 2 3 2 1 3 3 2 3 0 22
Total 19 19 21 14 18 20 21 17 17 14 180
Bobot 0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000
Lampiran 5. Rekapitulasi bobot faktor strategi internal dan eksternal FAKTOR INTERNAL A. Tenaga kerja B. Mutu produk C. Pengalaman berusaha D. Loyalitas karyawan E. Ketersediaan bahan baku F. Manajemen bersifat kekeluargaan G. Tenaga marketing H. Modal usaha I. Promosi TOTAL
FAKTOR EKSTERNAL A. Kapasitas produksi B. Pangsa pasar C. Kemajuan teknologi D. Demokrafi dan sosial E. Diversifikasi produk F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Daya tawar menawar H. Perusahaan pendatang baru I. Kondisi ekonomi dan politik J. Kebijakan pemerintah TOTAL
Pemilik 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000
Jumlah 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000
Rata-rata 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000
Direktur
Jumlah
Rata-rata
0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000
0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000
0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000
Lampiran 6. Rekapitulasi perhitungan rating faktor strategi internal dan eksternal FAKTOR INTERNAL A. Tenaga kerja B. Mutu produk C. Pengalaman berusaha D. Loyalitas karyawan E. Ketersediaan bahan baku F. Manajemen bersifat kekeluargaan G. Tenaga marketing H. Modal usaha I. Promosi TOTAL
Pemilik
FAKTOR EKSTERNAL A. Kapasitas produksi B. Pangsa pasar C. Kemajuan teknologi D. Demokrafi dan sosial E. Diversifikasi produk F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Daya tawar menawar H. Perusahaan pendatang baru I. Kondisi ekonomi dan politik J. Kebijakan pemerintah TOTAL
Pemilik
4,000 4,000 3,000 4,000 4,000 2,000 1,000 2,000 1,000 25,000
4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 1,000 1,000 1,000 2,000 1,000 25,000
Jumlah Rata-rata 4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 3,000 4,000 4,000 4,000 4,000 2,000 2,000 1,000 1,000 2,000 2,000 1,000 1,000 2,778 25,000
Jumlah Rata-rata 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 3,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 2,000 2,000 1,000 1,000 25,000 2,500
Lampiran 7. Perhitungan Matriks IFE dan EFE Matriks IFE FAKTOR INTERNAL A. Tenaga kerja B. Mutu produk C. Pengalaman berusaha D. Loyalitas karyawan E. Ketersediaan bahan baku F. Manajemen bersifat kekeluargaan G. Tenaga marketing H. Modal usaha I. Promosi TOTAL
Bobot 0,139 0,125 0,097 0,111 0,118 0,104 0,097 0,111 0,097 1,000
Rating 4,000 4,000 3,000 4,000 4,000 2,000 1,000 2,000 1,000
Skor 0,556 0,500 0,292 0,444 0,472 0,208 0,097 0,222 0,097 2,889
Matriks EFE FAKTOR EKSTERNAL A. Kapasitas produksi B. Pangsa pasar C. Kemajuan teknologi D. Demokrafi dan sosial E. Diversifikasi produk F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Daya tawar menawar H. Perusahaan pendatang baru I. Kondisi ekonomi dan politik J. Kebijakan pemerintah TOTAL
Bobot 0,106 0,106 0,117 0,078 0,100 0,111 0,117 0,094 0,094 0,078 1,000
Rating 4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 1,000 1,000 1,000 2,000 1,000
Skor 0,422 0,422 0,467 0,311 0,300 0,111 0,117 0,094 0,189 0,078 2,511