Edisi Oktober 2015
KAFISPOLGAMA dan SPACE Gelar Halal Bihalal
Memperingati Idul Fitri 1436 Hijriah, KAFISPOLGAMA dan SPACE menggelar acara halal bihalal. Halal bihalal kali ini adalah kali kedua SPACE berkolaborasi dengan KAFISPOLGAMA sebagai penyelenggara acara. Acara ini bertujuan sebagai ajang penyambung silatu-rahmi antarangkatan. Acara yang diselenggarakan pada Kamis, (6/8) ini berlokasi di Gedung Caraka Loka – Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri RI, Jalan Sisingamangaraja Nomor 73, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Acara halal bihalal ini ditujukan pula sebagai sarana untuk reuni akbar bagi para alumni Fisipol UGM. Acara dimulai pada pukul 19.00 diawali dengan menyanyikan Himne Gadjah Mada dan Mars Kafispol-
gama. Sambutan diawali oleh dekan Fisipol, Erwan Agus Purwanto, dengan memperkenalkan susunan jajaran dekanat. “Dengan jajaran baru ini, diharapkan Fisipol selalu dapat berjiwa muda,” papar Erwan. Suasana halal bihalal cukup meriah dengan diwarnai sejumlah door prize. Hadiah utama, sebuah smartphone, dimenangkan oleh Muhammad Fathurohman (Komunikasi 2006). Tak hanya sekadar menjadi ajang melepas rindu, halal bihalal kali ini juga diisi dengan dua buah presentasi, yakni dari panitia Dies Natalis ke-60 Fisipol, dan dari panitia rencana pembangunan musala baru Fisipol. “Pertemuan seperti ini penting, untuk dapat menghubungkan alumni muda dan senior,” ungkap Bambang Triharyono (JPP 1982). Bagi alumni
muda seperti Hardya Pranadipa (HI 2008), pertemuan ini juga merupakan sarana motivasi. “Acara ini bagus, karena membantu lulusan baru supaya bisa belajar hal positif dari para seniornya,” ungkap Dipa, sapaan akrabnya. Lebih dari itu, Dipa juga berharap supaya Kafispolgama bisa berkontribusi lebih banyak untuk masyarakat yang membutuhkan. Acara yang berakhir pada pukul 23.00 ini diakhiri dengan sesi foto bersama. Halal bihalal ini dihadiri pula oleh dua orang alumni Fisipol yang mengisi Kabinet Kerja 20142019, yakni Menteri Sekretaris Negara, sekaligus mantan Rektor UGM, Pratikno (JPP 1985); serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (HI 1981). (Bimo)
01 | warta alumni. edisi Oktober 2015
HI UGM 1991 Gelar Reuni Pascalebaran Para alumni yang berbahagia, senang sekali Warta Alumni Oktober 2015 menyapa kembali para alumni Fisipol di seluruh tanah air. Kami sangat yakin para alumni sekalian sedang dalam kondisi sibuk, karena mendekati akhir tahun sehingga berbagai agenda untuk menyelesaikan agenda dan prioritas kegiatan sedang mencapai puncaknya. Namun demikian, di tengah-tengah kesibukan, kami berharap para alumni masih dapat meluangkan waktu membaca Newsletter Edisi Bulan Oktober 2015 ini. Para alumni yang kami cintai, setelah kick-off bulan Dies Natalis yang diselenggarakan pada tanggal 18 September bulan lalu, berbagai kegiatan terus berjalan. Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah Seminar Nasional Membangun Indonesia dari Daerah dengan pembicara para alumni Fisipol, antara lain: Prof. Pratikno (Mensesneg-RI), Dr Soni Soemarsono (Dirjen Otonomi Daerah), Dr. Anwar Sanusi (Sesmen Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi) dan beberapa bupati yang datang dari daerah terluar di Indonesia yaitu Dr. Yusuf Wally, MM (Bupati Kerom, Papua). Salah satu agenda Dies Natalis yang mendapat liputan media secara gencar adalah ASEAN Young Socialpreneurs Program (AYSPP) yang diselenggarakan dari tanggal 16-19 September 2015. Acara ajang kompetisi para start-up muda yang digagas oleh Global Engagement Office (GEO) tersebut diminati oleh lebih dari 200 peserta dari negara-negara ASEAN. Setelah terpilih 20 peserta sebagai finalis, akhirnya di puncak acara terpilihlah tim gabungan Fisipol dan FEB UGM yang keluar sebagai juara pertama. Kegiatan penting lainnya adalah groundbreaking pembangunan Gedung Perpustakaan Mandiri-Fisipol dan peluncuran E-money Goes to Campus di Kantin Fisipol yang diselenggarakan pada tanggal 25 September 2015. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara RI, Direktur Utama Bank Mandiri, dan Rektor UGM. Setelah acara tersebut, siang harinya diselenggarakan acara Seminar Nasional Menuju Masyarakat Digital Indonesia dengan pembicara Prof. Pratikno (Mensesneg-RI), Suwignyo Budiman (Direktur Bank BCA), dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro. Dalam seminar tersebut juga diluncurkan Fisipol UGM Open Online Courses (FOCUS) dan Centre for Digital Society (CfDS). Demikianlah para alumni yang berbahagia, kampus kita pada bulan September sampai dengan 20 Desember nanti akan semarak dengan berbagai kegiatan Dies Natalis. Kami sangat berharap para alumni dapat menghadiri acara Reuni Akbar Fisipol yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Desember yang kemudian dilanjutkan dengan Munas Kafispolgama pada tanggal 20 Desember 2015. Akhirnya kami ucapkan selamat membaca Newsletter ini dan kami tunggu kehadiran para alumni di Kampus Bulaksumur! Salam hangat, Erwan Agus Purwanto 02 | warta alumni. edisi Oktober 2015
Tepat seminggu setelah Idul Fitri 1436 Hijriah (24/7), sejumlah alumni HI UGM angkatan 1991 mengadakan kegiatan reuni sekaligus halal bihalal. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang alumni yang kini tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Rangkaian acara reuni diawali dengan berkumpul di plasa Fisipol UGM Bulaksumur pada pukul 14.00 WIB. Kemudian, rombongan alumni bergerak ke kantor jurusan HI di lantai 3 Gedung BB Fisipol. Alumni pun disambut dengan cukup hangat oleh sejumlah dosen dan staf yang hadir di tempat. Setelah itu, para alumni berkunjung ke ruang BA 202, ruangan yang digunakan sebagai kelas International Undergraduate Program (IUP). Para alumni terlihat begitu mengapresiasi perkembangan pesat yang ditunjukkan jurusan. “HI UGM kini lebih maju dan berkembang, semoga bisa menghasilkan lulusan yang makin berkualitas,” ungkap Nur Hidayah, alumnus yang kini bekerja sebagai staf akademik di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin. Bastian Yunariono, alumnus yang juga merupakan dosen HI UPN Veteran Yogyakarta, mengungkapkan bahwa dirinya begitu antusias mengikuti kegiatan ini. “Saya senang bisa kembali melihat teman-teman dalam kondisi yang sudah mapan,” kata Bastian. Ia menambahkan, bahwa kunjungannya ke kampus Bulaksumur membuatnya kembali teringat masa-masa kuliah. “Ketika masuk ruangan kelas, saya terkenang masa belajar dulu,” pungkasnya. Beranjak dari gedung Fisipol Bulaksumur, rombongan alumni lalu menuju sejumlah tempat seperti Gedung Pusat UGM dan Boulevard untuk berfoto-foto. Sesi foto ini berlangsung hingga pukul 16.30 WIB. Rangkaian acara reuni ditutup dengan makan malam bersama di Restoran West Lake, Trihanggo. Dua orang perwakilan dosen HI UGM, Dr. Eric Hiariej dan Dr. Maharani Hapsari, juga turut menghadiri jamuan makan malam ini. Turut hadir pula Edi Priyono, SIP, selaku admin jurusan HI. Arif Wibowo, penanggung jawab acara mengatakan bahwa acara reuni ini terinisiasi dari pertemuan empat orang alumni HI 1991 di Jakarta. “Dari sana, kami kemudian membentuk panitia di Fisipol,” terang Bowo. Selanjutnya, publikasi dilakukan oleh panitia via media online seperti grup WhatsApp angkatan 1991. Bowo mengungkapkan bahwa dirinya cukup puas dengan adanya reuni ini. Menurutnya, bisa kembali melihat kawan-kawan lamanya adalah hal terpenting. “Saat berjumpa kembali, saya dan teman-teman tidak langsung berbicara. Kami hanya tertawa cukup lama melihat satu sama lain,” kenangnya. (Bimo)
WARTA JURUSAN
Peluncuran Konsentrasi Tata Kelola Pemilu sebagai Wadah Riset Pemilu
Kamis (1/10) Jurusan Politik Pemerintahan strata dua (S2) memiliki konsentrasi baru, yaitu Tata Kelola Pemilu. Konsentrasi ini merupakan salah satu program yang dikelola bersama dalam Konsorsium Pendidikan Tata Kelola Pemilu di Indonesia. Lembaga yang terlibat antara lain Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Australian Electoral Commision (AEC), dan sembilan universitas negeri di Indonesia. Peluncuran konsentrasi ini dilakukan di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM dengan menghadirkan Ketua KPU Pusat, Husni Kamil Malik.
RUANG KITA
Peluncuran disaksikan oleh dosen Jurusan Politik Pemerintahan UGM serta mahasiswa Fisipol. Husni mengungkapkan, pelaksanaan pemilu di Indonesia banyak menjadi sorotan di dunia. “Negara luar mengapresiasi pemilu kita. Banyak yang ingin studi banding ke Indonesia, namun Indonesia sendiri memiliki wadahnya,” jabar Husni. Tak hanya di UGM, terdapat delapan universitas lain yang juga membuka S2 Tata Kelola Pemilu ini. Beberapa universitas yang membuka konsentrasi tersebut meliputi Universitas Andalas, Universitas Lampung, Universitas Padjajaran, Universitas
Airlangga, Universitas Nusa Cendana, Universitas Samratulangi, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Cenderawasih. Setiap universitas memiliki perbedaan jurusan dalam menempatkan konsentrasi baru ini. “Jika di UGM masuk dalam politik pemerintahan, sedangkan di Andalas masuk di jurusan lain,” tutur Husni. Menanggapi hal tersebut, Abdul Gaffar, dosen Jurusan Politik Pemerintahan UGM mengungkapkan, “perbedaan tersebut menambah keragaman studi terkait pemilu.” Konsentrasi tata kelola pemilu mengadopsi dari Australia. Dengan adanya konsentrasi tersebut, diharapkan pemilu di Indonesia dapat berkembang. Program S2 ini dimulai pertama kali pada tahun ajaran 2015/2016. Tahun pertama, pihak KPU memberikan beasiswa kepada 70 pegawainya, sedangkan Bawaslu menyediakan 10 beasiswa. “Untuk tahun pertama memang didominasi intern KPU dan Bawaslu yang berfungsi untuk mengembangkan kapasitas staf pegawai,” jelas Husni. Namun demikian ,program S2 ini juga diikuti oleh mahasiswa reguler nonbeasiswa. (vindi)
Fisipol UGM Akan Miliki Musala Baru
Memasuki usia ke-60, Fisipol UGM tak henti berbenah untuk memperbaiki fasilitas dan infrastruktur penunjang perkuliahan. Program renovasi musala menjadi salah satu bagiannya. Dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Administrasi Keuangan dan SDM, Suparjan, rencana renovasi musala telah digagas sejak April 2015. Selama ini, banyak mahasiswa mengeluhkan kondisi musala yang dirasa kurang kondusif. “Menurut saya, kebersihan dan kenyamanan musala Fisipol masih jauh dari kata layak,” ujar Bletia Tara (Komunikasi ’13). Oleh sebab itu, program renovasi musala ini digagas dengan tujuan agar Fisipol UGM memiliki tempat ibadah yang lebih nyaman dan memadai. Lebih dari itu, diharapkan musala dapat tumbuh sebagai ruang diskusi bagi para mahasiswa. Program renovasi musala turut terwujud berkat partisipasi alumni Jamaah Muslim Fisipol (JMF) dan Kafispolgama. “Alumni mencoba membantu supaya
rencana renovasi musala Fisipol ini bisa terwujud,” ujar Alven Stony (Komunikasi ‘88) yang menempati posisi koordinator dana. Ia mengungkapkan, panitia telah menggelar sejumlah rapat untuk mempersiapkan rencana pembangunan. Kini, panitia tengah berfokus menggalang dana kepada para alumni yang ingin berpartisipasi dalam menyukseskan program renovasi musala. Setelah anggaran dana tercukupi, program renovasi akan mulai diwujudkan pada awal tahun 2016. “Kita harapkan nanti pada saat Dies Natalis bisa ada peletakan groundbreaking-nya,” ujar Alven. Selain menitikberatkan pada bantuan alumni, Alven turut mengharapkan agar mahasiswa, dosen, dan karyawan Fisipol UGM dapat berpartisipasi dalam program renovasi musala. “Berapapun jumlahnya akan berarti. Toh nantinya yang lebih banyak memanfaatkan musala adalah warga Fisipol juga,” tutupnya. (Chiki)
03 | warta alumni. edisi Oktober 2015
Anwar Sanusi, Terpanggil Membangun Desa INSPIRING ALUMNI
“Inspirasi bisa datang dari mana saja. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mencari inspirasi,” Pedesaan merupakan satu sektor penting di dalam pembangunan Indonesia. Namun demikian, hingga saat ini, desa masih identik dengan kesan tertinggal dan miskin. Anwar Sanusi, alumnus JPP 1988, merupakan salah satu orang yang terpanggil untuk menyelesaikan permasalahan desa. Saat ini, ia dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Desa. Ramah dan bersahaja, itulah kesan pertama saat menjumpai sosok Anwar, begitu ia biasa disapa. Kariernya dimulai sebagai seorang PNS di Lembaga Administrasi Negara (LAN). Oleh karena kinerjanya yang baik, ia pun disekolahkan ke Universitas Saitama, Jepang, pada 1996. Seusai menempuh studi di Jepang, ia pun kembali ke LAN. Takdir membawanya kembali ke Jepang pada 2003, di mana ia meneruskan studinya di
INSPIRING ALUMNI
“Atmaji tetap optimis bahwa kualitas birokrasi Indonesia akan semakin baik dari waktu ke waktu”
Dwi Wahyu Atmaji, Terinspirasi KKN Tak sedikit alumni memilih Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai kegiatan paling berkesan sepanjang kuliah di UGM. Namun demikian, bagi Dwi Wahyu Atmaji, alumnus AN 1980, KKN bahkan sudah meninggalkan kesan, jauh sebelum ia menjadi mahasiswa. Pria yang sejak Oktober 2014 menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) ini mengaku, perkenalannya dengan dunia birokrasi diawali oleh KKN. “Saat saya kecil, kampung saya di Purworejo dijadikan lokasi KKN oleh para mahasiswa UGM,” kenang Atmaji. Dari sana, Atmaji muda pun berinteraksi dengan para mahasiswa dari luar daerahnya. Sejumlah mahasiswa
04 | warta alumni. edisi Oktober 2015
Graduate Institute for Policy Studies, Jepang, untuk mendalami ilmu kebijakan publik. Menurut Anwar, kariernya saat ini tak lepas dari latar belakangnya sebagai orang desa. “Saya datang dari Ponorogo, sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur. Dengan demikian, saya sendiri adalah orang desa,” ungkapnya dengan bangga. Lebih dari itu, Anwar mengaku tertarik dengan pemerintahan desa sebagai penopang pembangunan Indonesia. Anwar memimpikan bahwa suatu hari nanti, pedesaan Indonesia mampu lebih maju sehingga pembangunan tak hanya terkonsentrasi di kota. Bagi Anwar, saat ini pemerintah tengah serius memperbaiki pemerintahan desa. “Pada 2014 lalu, kita sudah memiliki Undang-undang Desa. Ini menunjukkan bahwa pedesaan mulai diperhatikan secara serius,” tambah Anwar. Untuk terus berkembang, Anwar memiliki pesan yang selalu dipegangnya. Bagi Anwar, inspirasi adalah nafas utama dari karier, sebagaimana latar belakangnya sebagai orang desa yang mengantarkannya hingga saat ini. “Inspirasi bisa datang dari mana saja. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mencari inspirasi,” pungkasnya. (Bimo)
yang membuatnya terkesan adalah mereka dari jurusan Administrasi Negara (kini MKP, -red). Atmaji pun terlibat diskusi dan perlahan tertarik akan permasalahan birokrasi yang tengah dihadapi negeri ini. “Sejak itulah, saya punya cita-cita untuk masuk jurusan Administrasi Negara di Fisipol UGM,” tambahnya. Mengikuti impiannya, Atmaji pun meneruskan studi ke Fisipol UGM. Selepas studi, pada tahun 1987, Atmaji merantau ke Jakarta untuk merintis karier di Bappenas. Di lembaga inilah, Atmaji banyak menimba pengalaman. Berawal dari staf, posisinya menanjak sebagai Kepala Biro Umum (1999-2004); Kepala Biro Hubungan Masyarakat (2004-2007); dan akhirnya sebagai Direktur Aparatur Negara (2007-2014). Pada April 2014 silam, berbekal dedikasinya di dunia birokrasi, ia pun ditawari untuk mengikuti seleksi jabatan Sekretaris Kemenpan-RB. Posisi tersebut pun sukses didapatkannya. Dengan jabatan barunya ini, Atmaji berharap dapat memenuhi harapan masyarakat akan pembenahan birokrasi Indonesia. “Ada lima masalah birokrasi yang tengah dihadapi Indonesia pada saat ini: pelayanan publik yang kurang berkualitas, korupsi, pola pikir masyarakat yang terlanjur buruk tentang birokrasi, struktur yang tumpang tindih, serta minimnya penegakan hukum,” jelasnya. Namun demikian, Atmaji tetap optimis bahwa kualitas birokrasi Indonesia akan semakin baik dari waktu ke waktu. (Bimo)
DARI ALUMNI Bertambahnya usia tak cukup diperingati secara seremonial. Ada tuntutan yang semakin besar dalam setiap pertambahan angka usia. Alangkah baiknya apabila muncul inovasi-inovasi baru sebagai wujud dari proses pendewasaan. Dalam rangka Dies Natalis Fisipol UGM 60, inovasi apa yang paling diharapkan alumni?
Supriyati. PSdK 1993 Keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan membangun jejaring semestinya dapat ditumbuhkembangkan melalui berbagai kegiatan yang ada. Selain itu, nilai-nilai luhur UGM juga semestinya lekat pada setiap mahasiswa Fisipol. Dengan demikian, lulusan Fisipol semakin berkualitas, berkarakter, dan berdaya saing tinggi di era pasar global.
Esti Susilarti, Ilmu Komunikasi 1979 Ciptakan sistem jejaring dengan alumni yang efisien untuk relasi yang berkesinambungan antarangkatan. Jangan terlena menyandang nama besar Fisipol UGM. Jangan terjebak arogansi di menara gading. Kembalikan citra sebagai universitas kerakyatan yang Pancasila sejati.
Atik Wardanah Indriati, Sosiologi 1977 Semoga Fisipol makin dapat membuat sistem pembelajaran yang update dan menarik. Dengan sistem belajar yang menarik, mahasiswa akan lebih dapat berpikir dan menangkap esensi pembelajaran. Sewaktu saya masih mahasiswa, cara belajar yang monoton banyak membuat mahasiswa mengantuk dan cepat lupa.
Ahmad Waskhita, Manajemen Kebijakan Publik, 2008 Ada baiknya apabila Fisipol lebih meningkatkan inovasi di bidang karier. Misalnya, dengan mengadakan jobfair yang tak hanya mengundang perusahaan, namun juga institusi-institusi seperti lembaga negara, LSM, dan sejenisnya yang tak berorientasi bisnis. Ini bisa jadi karakter tersendiri bagi Fisipol, agar kita berbeda dari institusi penghimpun info karier lain yang banyak mempublikasikan perusahaan mainstream. (Chusna)
05 | warta alumni. edisi Oktober 2015
ANJANGSANA
Josef Riwukaho, Disiplin Nomor Satu
...yang di atas hormati, yang setingkat rangkul, yang di bawah lindungi.. (Josef Riwukaho) Dilahirkan dari keluarga pas-pasan, sejak kecil Josef Riwukaho bersama enam saudara kandung dan kurang lebih 50 saudara angkatnya, terbiasa dididik displin orang tua. Mencari kayu bakar di hutan, menimba, membersihkan rumah, memberi makan ayam, berkebun, berjualan, dan lainnya, menjadi tugas wajib Josef dan saudara-saudara selain keharusan mereka bersekolah. Pendidikan menjadi hal yang paling dinomorsatukan orang tua Josef meskipun keduanya tak sempat mengenyam dunia pendidikan. “Bapak ibu ini tidak ada warisan. Warisanmu hanya sekolah. Dengan ilmu maka kamu bisa jadi orang,” tiru Josef ketika mengenang petuah bapaknya puluhan tahun silam. Bermodalkan tekad yang kuat, tahun 1960 Josef hijrah dari Atambua ke Jogja, masuk ke jurusan Administrasi Negara Fisipol UGM. Nominal Rp 240 per tahun menjadi harga tinggi yang harus dibayar Josef untuk pendidikan perguruan tingginya. Setiap bulan, uang Rp 100 dari kiriman wesel orang tua Josef, dipotong keharusannya menabung Rp 20 harus cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Saat mahasiswa Josef setiap harinya bersepeda dari asramanya di daerah Krica menuju kampus Fisipol di Pagelaran Kraton Yogyakarta. Tekad kuat untuk lulus kuliah dengan cepat membentuk pribadi Josef yang tekun dan disiplin. Ia bersama enam orang teman dekatnya membentuk tentor club untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas bersama. “Sebagai motivasi, kami bertujuh membuat peraturan, bagi yang mendapat nilai buruk wajib mentraktir,” kenangnya sambil tersenyum. “Satu minggu penuh, kecuali hari Sabtu, saya mendi-
KILAS FISIPOL
siplinkan diri minimal belajar enam jam sehari. Kalau hari Sabtu, saya tidak belajar, karena wakuncar, wajib kunjungi pacar,” gelak ayah berputra empat ini. “Dalam pacaran pun saya disiplin, selain Malam Minggu, no. Makanya saya harus putus sampai lima kali dengan pacar saya dulu,” lanjutnya dengan seringai lebar. Bagi Josef, jika dirinya berhasil, perempuan yang mendampinginya pun akan bahagia dan ikut menikmatinya. Jika gagal, perempuan mana pun bisa meninggalkannya. “ Kalau saya bodoh, mana ada perempuan mau?” Kedisiplinan Josef berbuah manis. Sebagai sarjana muda, Josef telah didapuk sebagai asisten dosen. Hingga kemudian menjadi dosen, Josef dikenal sangat disiplin dan keras dengan mahasiswanya. Kuliah pukul tujuh, lewat dari jam tersebut pintu akan ia tutup. Dua setengah jam waktunya mengajar, Josef gunakan tidak lebih dan tidak kurang. “Jika mau sukses, mahasiswa harus memegang disiplin,” tegasnya. Memegang prinsip pemimpin, yang di atas hormati, yang setingkat rangkul, yang di bawah lindungi, mengantarkan Josef menuju puncak karier. Karier Josef terus memuncak, hingga kemudian dirinya menjabat sebagai sekretaris jurusan, berlanjut menjadi ketua jurusan, sekretaris fakultas, hingga menjadi Dekan Fisipol selama dua periode. Di usianya yang sudah tak lagi muda, Josef kian menikmati apa yang dulu ditanamnya. Berkumpul bersama keluarga hangat yang selalu mengelilinginya, sambil tersenyum puas dan haru menyaksikan mahasiswa didikannya satu per satu berhasil ‘menjadi orang’. (Chusna)
ASEAN Young Socialpreneurs 2015
Sejak Rabu (16/9) hingga Minggu (20/9) silam, Global Engagement Office (GEO) Fisipol mengadakan ASEAN Young Socialpreneurs Program (AYSPP) 2015. Acara ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para pemuda dalam skala regional ASEAN sebagai agen-agen socialpreneur. Rangkaian acara ini terdiri dari kompetisi bisnis bertajuk ASEAN Young Socialpreneur Competition, workshop mengenai kewirausahaan sosial, seminar, serta kunjungan ke sejumlah tempat wisata di Yogyakarta. ASEAN Young Socialpreneur Competition adalah acara utama dari AYSPP. Acara ini merupakan kompetisi social entrepreneurship pertama yang diadakan oleh Fisipol. Kompetisi ini terbuka untuk seluruh pemuda (usia 17-25 tahun) dari 06 | warta alumni. edisi Oktober 2015
seluruh perguruan tinggi di ASEAN. Lima bidang khusus yang dikompetisikan adalah Jasa, Teknologi, Industri Kreatif, Kuliner, dan Agribisnis. Kompetisi ini dijuarai oleh Tim Osiris UGM, yang mengusung konsep pemberdayaan masyarakat difabel melalui produksi es krim buah naga. Rezha Bayu Oktavian Arief, ketua AYSPP 2015, menyatakan bahwa acara ini bukan sekadar kompetisi berskala regional. “AYSPP juga merupakan tempat bagi para pemuda ASEAN berkumpul dan membangun jaringan,” terang Rezha. Di samping itu, Rezha juga menambahkan, AYSPP merupakan ajang yang tepat untuk memperkenalkan Yogyakarta kepada pemuda ASEAN. “Ini merupakan komitmen GEO Fisipol untuk memfasilitasi pemuda ASEAN menyelesaikan masalah sosial,” pungkas Rezha. (Bimo)
SEPUTAR DIES
Fisipol Membaca Transformasi Masyarakat Analog ke Digital FOCUSmerupakan model pembelajaran online di mana semua masyarakat dapat mengaksesnya tanpa terkecuali. “FOCUS dan CFDS hadir di tengah transformasi masyarakat analog ke masyarakat digital,” ungkap Erwan. Selain itu, FOCUS juga menjadi metode pembelajaran baru yang disesuaikan dengan tren cara belajar mahasiswa saat ini. Hingga saat ini, terdapat 12 mata kuliah yang dapat diakses. Di sisi lain, CFDS diluncurkan untuk mengakomodasi kegiatan riset transformasi digital, baik regional maupun global.
Jumat (25/9), Fisipol menyelenggarakan seminar “Menuju Masyarakat Digital Indonesia” di Ruang Seminar Timur. Seminar berformat talk show ini menghadirkan Direktur Bank Central Asia (BCA), Suwignyo Budiman; Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro, dan Menteri Sekretaris Negara RI, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc. Sc. sebagai keynote speaker. Peluncuran Focus dan CFDS Pada kesempatan yang sama, Fisipol juga meluncurkan dua terobosan terbaru, yaitu Fisipol Open Online Course (FOCUS) dan Pusat studi baru, Center for Digital Society (CFDS). Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si, selaku Dekan Fisipol, mengungkapkan, kedua inovasi tersebut merupakan hasil riset dari Fisipol UGM dengan National University of Singapura (NUS).
Teknologi Pemecah Masalah Tak dimungkiri, teknologi telah menjadi hal penting di masyarakat. “Sebagai salah satu pelaku ekonomi, perbankan juga menggunakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat,” jelas Suwignyo. Pelayanan perbankan pun dapat diakses mudah melalui smartphone tanpa harus ke bank. “Fungsi bank pun ke depan hanya menjadi perantara dana masyarakat (financial intermediary),” tambahnya. Tak hanya itu, teknologi juga mampu menjadi solusi pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan Andreas, “permasalahan perkotaan di Indonesia, misalnya, dapat diatasi dengan teknologi smart city,” ungkap Andreas. Di tengah segala keuntungan yang ditawarkan, dunia digital juga perlu disikapi secara bijak. “Di era digitalisasi saat ini, sebaiknya kita melakukan self regulation. Jadilah pengguna yang bertanggung jawab. Self regulation itu berarti memiliki tanggung jawab moral dalam diri sendiri,” tutup Pratikno. (vindi)
Groundbreaking, Penanda Pembangunan Perpustakaan Modern Fisipol UGM “Perpustakaan ini terselenggara berkat komitmen dua institusi (Bank Mandiri dan UGM-red) untuk bidang pendidikan, “ terang Erwan. Gedung Perpustakaan Fisipol didesain untuk menjadi perpustakaan modern. “Perpustakaan ini nantinya akan menghasilkan calon-calon pemimpin dan penerus bangsa,” harap Erwan. Menurut Paminto, Kepala Kantor Administrasi Fisipol, konsep perpustakaan modern mengedepankan akomodasi terhadap gaya belajar mahasiswa saat ini. Fisipol UGM menggelar groundbreaking Gedung Perpustakaan Fisipol pada Jumat (25/9). Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara Prof. Dr. Praktikno, M.Soc. Sc; Prof. Ir. Dwikorita Karnawati selaku Rektor UGM; Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si, Dekan Fisipol; serta Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. Groundbreaking menjadi tanda dimulainya pembangunan gedung perpustakaan. Konsep Perpustakaan Modern Fisipol, bekerjasama dengan Bank Mandiri, akan membangun gedung berlantai empat di tanah seluas 2.618 m2. Jika sebelumnya perpustakaan Fisipol masih berada di Perpustakaan Pusat lantai dua, tahun depan Fisipol akan memiliki perpustakaan sendiri yang terletak di sisi barat Gedung BA.
Mulai Pembangunan Pembangunan gedung ini disesuaikan dengan blueprint yang telah disepakati. Lantai satu difungsikan sebagai kantor operasional Bank Mandiri, di mana terdapat ATM dan fasilitas perbankan lainnya. Tak hanya itu, akan ada e-cafe yang akan memberikan suasana baru di gedung perpustakaan. Lantai dua dan tiga akan digunakan sebagai perpustakaan, sedangkan lantai empat untuk convention hall. Gedung ini pun akan dilengkapi dengan basement sebagai tempat parkir mengingat civitas akademika kesulitan mencari lahan parkir. “Bulan depan (Oktober 2015-red) telah dilakukan mobilisasi alat berat, di mana pembangunan akan dimulai. Pembangunan Gedung Perpustakaan Fisipol akan memakan waktu sekitar tujuh bulan,” ujar Paminto. (vindi)
07 | warta alumni. edisi Oktober 2015
Edisi Oktober 2015
SEPUTAR DIES
Semarak Pembukaan Dies Natalis Fisipol UGM Ke-60 Rangkaian perayaan Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM ke-60 resmi dibuka pada Jumat (18/9) pagi di Selasar Barat Fisipol. Pembukaan tersebut ditandai dengan pemukulan gong serta pelepasan balon berhadiah oleh Dekan Fisipol Erwan Agus Purwanto. Pada kesempatan tersebut, Agus Heruanto Hadna, Ketua Panitia Dies Natalis Fisipol ke-60, berharap Fisipol mampu menyikapi perkembangan dunia global dengan cerdik. Hal ini sejalan dengan tema Smart Action Toward Global Society yang diusung Dies Natalis Fisipol tahun ini. Pembukaan Dies Natalis Fisipol ke-60 menjadi momen yang mampu mengakrabkan seluruh warga Fisipol. Para dosen, mahasiswa, staf, serta pegawai Fisipol mengikuti rangkaian acara dengan antusias. Pukul tujuh pagi, acara dimulai dengan senam zumba. Selepas itu, diadakan lomba hias tumpeng yang diikuti oleh para dosen, staf, dan
pegawai unit-unit pendukung Fisipol. Berbagai hiburan turut memeriahkan acara pembukaan Dies Natalis Fisipol, di antaranya adalah Tari Saman oleh SAKA UGM, akustik oleh Forum Musik Fisipol, serta penampilan kesenian mahasiswa asing yang dikoordinasi oleh Global Engangement Office Fisipol. Acara kemudian ditutup dengan pembagian trofi dan doorprize serta makan bersama. Pembukaan Dies Natalis Fisipol ke-60 ini menandai dimulainya serangkaian agenda dies natalis yang akan berlangsung selama empat bulan ke depan. Beberapa acara yang akan diadakan antara lain seminar, kunjungan sosial, family gathering, kompetisi olahraga, research day, malam kesenian, temu alumni, dan lain-lain. Agenda tersebut telah dirancang sedemikian rupa dengan tujuan agar seluruh warga Fisipol dapat ikut merasakan semangat Dies Natalis Fisipol ke-60. (Chiki)
Acara Kita Sapa Bulaksumur &Acara Kita Warta Jurusan & Ruang Kita Inspiring Alumni Dari Alumni Anjangsana: Josef Rikuwaho & Kilas Fisipol Seputar Dies
Ario Bimo Utomo Reporter : Vindiasari Putri, Fitria Farisa, Dzikri Anwar
08 | warta alumni. edisi Oktober 2015
,8