PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Oleh : Hadiarrohman NIM. 105082002616
JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Hadiarrohman NIM. 105082002616
JURUSAN AKUNTANSI KOSENTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama
: Hadiarrohman
NIM
: 105082002616
Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelar dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta 10 Februari 2011
Hadiarrohman
ii
PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABFL MODERATING Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hadiarrohman
NIM: 105082002616 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
I
Pembimbing
Prof. Dr. Azzam Jasin. MBA
II
Reskino, SE. MSi. AK NIP: 197708 I 42006042003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20tl
Hari Kamis Taggal Sembilan Belas Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Komperhensif atas nama Hadiarrohman NIM: 105082002616 dengan
judul Skripsi "PENGARUH LABA
TAHUN
BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBNDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING". Memperhatikan
penampilan
ini
sudah dapat
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi
diterima sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 19 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Reskino, SE. Ak. MSi Penguji III
Dr. Yahva Hamia" MM Penguji I
Esl
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Maret Dua Ribu Skripsi atas nama Hadia:rohman
NIM :
Sebelas telah dilakukan Ujian
105082002616 dengan judul Skripsi
.6PENGARUII LABA TAI{UN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS
TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA
AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING'. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Maret 201I
Tim Penguji
ffi
Rahmawati. S.8.. MM Sekretaris
F*
Pembimbing
I
Reskino. S.8.. M.Si.Ak Pembimbing II
Dr. Amilin. S.8.. M.Si. Ak Penguji AhIi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Hadiarrohman
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Bengkulu, 22 Oktober 1987
3. Alamat
: Jl. Jalan Limun No 26E RT 003/008 Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, 15419.
4. Telepon
: (021) 92420220
II. PENDIDIKAN 1. SDN 52 Bengkulu
Tahun 1993-1998
2. SDN 94 Bengkulu
Tahun 1998-1999
3. SMPN 4 Bengkulu
Tahun 1999-2002
4. SMUN 2 Bengkulu
Tahun 2002-2005
5. S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Tahun 2005-2011
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Drs. Irsal Idris
2. Ibu
: Zaferni Rustam
5. Alamat
: Jl. Ciliwung NO 27 RT 012/004 Padang Harapan, Gading Cempaka, Bengkulu, 15419.
3. Telepon
: 0816392544
vi
INFLUENCE EARNINGS, ACCRUALS, AND CASH FLOWS AGAINST PERSISTENCE OF EARNINGS WITH MODERATION EFFECTS OF BOOK TAX DIFFERENCES
By: Hadiarrohman ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of earnings, accruals, and cash flows and also moderation effects of book tax differences against persistence of earnings. The datas of the research are acquired from the Indonesia Stock Exchange. And then to analyze how independent variables and effects from moderation influence dependent variable, this research used multiple linear regression analysis in SPSS 16 for Windows. Based on the result of multiple linear regression analysis that the earnings, accruals, and cash flows has positive significant influence upon to persistence of earnings and moderation effects of book tax differences has negative significant influence against persistence of earnings. The conclusion of this research is that earnings, accruals, and cash flows and also moderation effects of book tax differences has significant influence against the persistence of earnings. Key words : earnings, accruals, cash flows, persistence of earnings, book tax differences
vii
PENGARUH LABA TAHUN BERJALAN, AKRUAL, DAN ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh: Hadiarrohman ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba tahun berjalan, akrual dan arus kas, serta moderasi dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba. Pada penelitian ini digunakan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan moderasi terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi linier berganda pada SPSS 16 for Windows. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel laba tahun berjalan, akrual dan arus kas mempunyai pengaruh positif terhadap persistensi laba, variabel bebas yang telah di moderasi oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal mempengaruhi persistensi laba secara negatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa laba tahun berjalan, akrual dan arus kas serta moderasi dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persistensi laba.
Kata Kunci : laba, akrual, arus kas, persistensi laba, perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Laba Tahun Berjalan, Akrual, Dan Arus Kas Terhadap Persistensi Laba Dengan Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Sebagai Variabel Moderating”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Orang Tuaku (Irsal Idris dan Zaferni Rustam) serta kakak dan adik-adikku yang telah memberikan semangat, dukungan baik material maupun non material serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin. Ak., MBA selaku Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini 4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelsaikan perkuliahan ini dengan sebaikbaiknya. 5. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan skripsi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI .............................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF ............................................................ iv LEMBAR UJIAN SKRIPSI ............................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi ABSTRACT ...................................................................................................... vii ABSTRAK........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah .................................................................................. 5
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 6 1.
Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
2.
Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Laba Akuntansi ........................................................................................ 8
B.
Laba Fiskal ............................................................................................... 9
C.
Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal ................................... 10 1.
Perbedaan Tetap .............................................................................. 11
2.
Perbedaan Sementara ....................................................................... 12
D.
Persistensi Laba Akuntansi ....................................................................... 14
E.
Akuntansi Dasar Akrual ............................................................................ 15
F.
Arus Kas ................................................................................................... 16
G.
Penelitian Terdahulu ................................................................................. 18
H.
Keterkaitan Aantar Variabel dan Perumusan Hipotesis Penelitian ............. 26
I.
Kerangka Pemikiran ................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 32
B.
Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 32
C.
Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 33
D.
Metode Analisis ........................................................................................ 34 1.
Uji Normalitas Data ......................................................................... 34
2.
Uji Multikolinearitas ........................................................................ 34
3.
Uji Heterokedastisitas ...................................................................... 35
4.
Uji Autokorelasi .............................................................................. 35
5.
Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 36
xi
E.
6.
Uji Statistik t.................................................................................... 36
7.
Model Matematis ............................................................................. 40
Operasionalisasi Variabel.......................................................................... 37 1.
Variabel Independen ........................................................................ 37
2.
Variabel Dependen .......................................................................... 38
3.
Variabel Moderating ........................................................................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 42
B.
Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 45
C.
1.
Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 45
2.
Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 47
3.
Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. 59
4.
Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 51
Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................................... 51 1.
Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 51
2.
Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 52
D.
Hasil Uji Hipotesis 1 ................................................................................. 55
E.
Hasil Uji Hipotesis 2 ................................................................................. 56
F.
Hasil Uji Hipotesis 3 ................................................................................. 57
G.
Hasil Uji Hipotesis 4 ................................................................................. 58
H.
Hasil Uji Hipotesis 5 ................................................................................. 59
I.
Hasil Uji Hipotesis 6 ................................................................................. 60
xii
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan............................................................................................... 61
B.
Implikasi................................................................................................... 62
C.
Saran ........................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64 LAMPIRAN ..................................................................................................... 66
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ............................................................
21
3.1
Operasional Variabel ...........................................................
41
4.1
Rincian Sampel Penelitian ..................................................
42
4.2
Daftar Nama perusahaan .....................................................
43
4.3
Uji Multikolinieritas Model Persamaan 1 ..........................
47
4.4
Uji Multikolinieritas Model Persamaan 2 ..........................
48
4.5
Koefisien Determinasi Model Persamaan 1 .......................
51
4.6
Koefisien Determinasi Model Persamaan 2 .......................
52
4.7
Uji Statistik t Model Persamaan 1 ......................................
53
4.8
Uji Statistik t Model Persamaan 2 ......................................
54
4.9
Uji Pengaruh PTBIt terhadap PTBIt+1.................................
55
4.10
Uji Pengaruh PTACCt terhadap PTBIt+1 ............................
56
4.11
Uji Pengaruh PTCFt terhadap PTBIt+1................................
57
4.12
Uji Pengaruh PTBIt*BTD terhadap PTBIt+1 ......................
58
4.13
Uji Pengaruh PTACCt*BTD terhadap PTBIt+1 ..................
59
4.14
Uji Pengaruh PTCFt*BTD terhadap PTBIt+1 .....................
60
xiv
DAFTAR GAMBAR
No.
`
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ............................................................
31
4.1
Normal Plot Model Persamaan 1 ........................................
45
4.2
Normal Plot Model Persamaan 2 ........................................
46
4.3
Scatterplot Model Persamaan 1 ..........................................
49
4.4
Scatterplot Model Persamaan 2 ..........................................
50
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Data Perusahaan .................................................................................. 66
2
Data Input ............................................................................................ 69
3
Hasil Olahan Persamaan 1.................................................................. 72
4
Hasil Olahan Persamaan 2.................................................................. 77
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dan merupakan komponen terbesar serta sumber utama
penerimaan
penyelenggaraan
dalam
pemerintahan
negeri dan
untuk
menopang
pembangunan
pembiayaan
nasional.
Dalam
menghitung jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarkan, undang-undang perpajakan menjadi dasar perhitungan dan pelaporan pajak. Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang menarik banyak perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara laba kena pajak menurut peraturan perpajakan dan laba sebelum kena pajak menurut standar akuntansi. Laba akuntansi perusahaan yang dibuat dengan berdasarkan aturan-aturan dalam PSAK dan kebijakan manajemen memiliki perbedaan dengan peraturan pajak, sehingga pada akhir periode perusahaan juga disibukan dengan rekonsiliasi fiskal yang menghasilkan laba fiskal perusahaan untuk kemudian menjadi dasar perhitungan pajak perusahaan tersebut. Peraturan perpajakan dan akuntansi memiliki tujuan yang berbeda sehingga perbedaan tersebut muncul hampir di semua negara. Terjadinya fenomena book tax differences ini menimbulkan peluang terjadinya
1
manajemen laba dapat memberikan informasi mengenai persistensi laba (Tang , 2006). Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, laba juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2007). Palepu et al (2000) Dalam Hanlon (2005) menyatakan bahwa semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal menunjukkan “red flag” bagi pengguna laporan keuangan, dan Penman (2007) juga menyatakan bahwa book-tax differences dapat digunakan sebagai diagnosa untuk mendeteksi adanya manipulasi pada biaya utama suatu perusahaan. Seida (2003) dalam Hanlon (2005) juga menyatakan bahwa laba fiskal dapat
2
digunakan sebagai benchmark untuk mengevaluasi laba akuntansi. Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas rendah, dan konsekuensinya adalah publik akan merespon negatif angka laba yang dilaporkan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa book-tax differences dapat mewakili keleluasaan manajemen dalam proses akrual, sehingga banyak penelitian menggunakan perbedaan tersebut sebagai indikator manajemen laba dalam menilai kualitas laba. Kormedi dan Lipe (1987) menguji hubungan antara inovasi earnings dan persistensi laba dengan return saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa koefisien respon laba berkorelasi positif dengan persistensi laba dan tidak menunjukkan sensitivitas yang berlebihan, sehingga besarnya reaksi return saham perusahaan pada earnings harus dihubungkan dengan pengaruh inovasi earnings pada ekspektasi manfaat masa yang akan datang yang didapat pemegang saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya hubungan antara return saham dan earnings tergantung pada persistensi laba. Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen accruals dan komponen arus kas, informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Hasil menunjukkan bahwa kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Oleh karena book-tax differences dapat mewakili keleluasaan manajemen dalam proses akrual, maka banyak penelitian (Joos et al., 2000; Mills dan Newberry, 2001;
3
Phillips et al., 2003; Ratmono, 2004; Yuliati, 2004) menggunakan perbedaan tersebut sebagai indikator manajemen laba dalam menilai kualitas laba. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal berperan untuk menilai kualitas laba melalui praktik manajemen laba, namun belum ada bukti secara langsung bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dapat mempengaruhi persistensi laba, karena menurut Jonas dan Blanchet (2000) dalam Hanlon (2005), persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen akrual dan arus kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penulis ingin menganalisis dan melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai pengaruh yang disebabkan dari adanya perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal yang dapat memberikan informasi tentang persistensi laba. Informasi tentang kualitas laba mempunyai peranan sangat penting bagi pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan, sehingga penulis mengambil tema penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Laba Tahun Berjalan, Akrual, dan Arus Kas Terhadap Persistensi Laba dengan Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Sebagai Variabel Moderating”. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani Tri Wijayanti yang telah lebih dulu meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas”. Penelitian Handayati ini
4
mendapatkan hasil adanya pengaruh negatif dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal baik pada perbedaan besar positif maupun negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1.
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data dari BEI, Wijayanti
Mengambil
Pengembangan
data
perusahaan
Akuntansi (PPA)
pada
Universitas
Database
Pusat
Gajah Mada dan
Indonesian Capital MArket Directory (ICMD.) 2.
Penelitian ini mengambil data tahun terbaru yakni tahun 2007 hingga 2009, melanjutkan penelitian Wijayanti yang mengambil data tahun 2000 hingga 2004.
3.
Penelitian ini juga mempertimbangkan perbedaan permanen untuk menentukan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang sebelumnya Wijayanti hanya memakai perbedaan temporer.
4.
Beda laba akuntansi pada penelitian ini adalah selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal, Wijayanti menggunakan variabel Dummy.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi.
5
2.
Apakah komponen akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi.
3.
Apakah arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi.
4.
Apakah laba tahun berjalan yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi.
5.
Apakah komponen akrual yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi.
6.
Apakah arus kas yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap
persistensi laba
akuntansi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Tujuan dari masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah
untuk menguji seberapa besar pengaruh dari laba tahun berjalan, akrual dan arus kas, serta moderasi dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba yang secara terperinci yaitu untuk : a. Menguji secara empiris pengaruh laba tahun berjalan terhadap persistensi laba akuntansi. b. Menguji secara empiris pengaruh komponen akrual terhadap persistensi laba akuntansi.
6
c. Menguji secara empiris pengaruh arus kas terhadap persistensi laba akuntansi. d. Menguji secara empiris pengaruh laba tahun berjalan yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba akuntansi. e. Menguji secara empiris pengaruh komponen akrual yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba akuntansi. f. Menguji secara empiris pengaruh arus kas yang berhubungan dengan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba akuntansi. 2.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Memberikan bukti empiris apakah laba tahun berjalan, akrual, dan arus kas memiliki pengaruh terhadap persistensi laba serta pengaruhnya terhadap persistensi laba setelah diperkuat (diperlemah) oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderating, . b. Dapat
digunakan
sebagai
referensi
untuk
pengembangan
ilmu
pengetahuan. c. Dapat digunakan oleh para peneliti-peneliti berikutnya sebagai salah satu referensi dalam penelitiannya. d. Bagi pihak yang berkepentingan lainnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi sesuai dengan kebutuhan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laba Akuntansi Laporan laba rugi (income statement), adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis
dan
investasi
menggunakan
laporan
ini untuk
menentukan
profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian dari arus kas (Kieso, 2005). Perhitungan laba rugi yang merupakan salah satu bagian laporan keuangan, dapat didefinisikan sebagai ikhtisar (daftar) penghasilan, biaya dan rugi-laba untuk satu periode. Cara dan sistematika perhitungan laba rugi menurut akuntansi komersial berbeda dari ketentuan fiskal (lumbantoruan, 1996). Dalam kieso (2005) investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk: 1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, anda bisa mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan para pesaing. 2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.
8
Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan penting yang jika berlanjut menyediakan informasi tentang kinerja masa depan. 3. Membantu menilai resiko atau ketidak pastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentang
berbagai
komponen
laba
(pendapatan,
beban,
keuntungan, kerugian) memperlihatkan hubungan diantara komponenkomponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu dimasa depan.
B. Laba Fiskal Laporan laba rugi yang dibahas sebelumnya adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi dan dimaksudkan untuk keperluan berbagai pihak. Artinya, laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak memihak, sehingga dapat berbeda antar perusahaan yang diakibatkan kebijakan manajemen. Apabila laporan disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan menggunakan semua peraturan perpajakan maka laporan tersebut dinamakan laporan laba rugi fiskal. Laporan laba rugi akuntansi (komersial) dapat juga diubah menjadi laporan laba rugi fiskal dengan melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian dengan peraturan perpajakan. Perbedaan yang disebut dengan perbedaan perbedaan permanen dan perbedaan sementara menyebabkan laporan komersial dan fiskal tidak sama. Rincian tersebut diungkapkan dalam 9
rekonsiliasi laporan laba rugi komersial dan laporan laba rugi fiskal (lumbantoruan, 1996). Perhitungan laba rugi fiskal adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak selama satu tahun pajak, yang disusun dari pembukuan wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dengan Prinsip Akuntansi Indonesia. Definisi ini tidak jauh berbeda dari pengertian perhitungan laba rugi menurut akuntansi komersial. Yang berbeda adalah adanya keharusan dalam fiskal untuk menyesuaikan dengan ketentuan perpajakan (lumbantoruan, 1996).
C. Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (book-tax differences) Laba akuntansi adalah laba yang dihasilkan dari perhitungan akuntansi yang merujuk pada PSAK dan kebijakan manajemen yang tetap berpedoman pada PSAK tersebut atau dengan kata lain berdasarkan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Kebijakan manajemen yang berbedabeda atas pengakuan dan pemakaian metode perhitungan beberapa akun pendapatan dan beban membuat laba akuntansi akan berbeda jika laba satu perusahaan dihitung dengan menggunakan perhitungan akuntasi yang dipakai pada perusahaan yang lainnya. Berbeda dengan laba fiskal, laba fiskal pada semua perusahan menggunakan perhitungan yang sama, yakni akuntansi pajak yang umumnya menyangkut masalah kapan suatu penghasilan diakui sebagai penghasilan
10
dan kapan suatu biaya diakui sebagai pengurang dari penghasilan tersebut yang harus mengikuti peraturan pajak yang berlaku pada saat itu. Peraturan pajak di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung berdasarkan metoda akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metoda akrual. Setiap akhir tahun perusahaan diwajibkan melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menentukan besarnya laba fiskal dengan cara
melakukan
penyesuaian-penyesuaian
terhadap
laba
akuntansi
berdasarkan peraturan pajak yang berlaku saat itu. Rekonsiliasi fiskal diakhir perioda pembukuan menyebabkan terjadi perbedaan antara laba fiskal dan laba akuntansi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan pengukuran yang berbeda antara PABU dan peraturan pajak. Penyebab perbedaan tersebut secara umum dikelompokkan kedalam perbedaan permanen (permanent differences) dan perbedaan sementara atau waktu (temporary differences). Perbedaan permanen merupakan item-item yang dimasukkan dalam salah satu ukuran laba, tetapi tidak pernah dimasukkan dalam ukuran laba yang lain. Dengan kata lain, jika suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi, maka item tersebut tidak dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan sebaliknya (Wijayanti, 2006) 1.
Perbedaan Tetap (Permanent Different) Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasarkan peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan. Perbedaan tetap terjadi 11
karena transaksi-transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal (Resmi, 2005). Beda tetap adalah perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan prinsip akuntansi yang sifatnya permanen. Dengan arti lain suatu penghasilan atau biaya tidak akan diakui untuk selamanya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak (taxable income). Misalnya pemberian kenikmatan atau natura kepada pegawai sama sekali tidak dapat dikurangkan sebagai biaya, sedangkan pemberian kemikmatan atau natura bagi perusahaan merupakan biaya yang harus diperhitungkan sebagai biaya. Yang termasuk dalam perbedaan tetap ini adalah penghasilan bunga bank, dividen, dan penghasilan lain yang sifat pemungutan pajaknya final, dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, yayasan, BUMN/BUMD, bunga yang diterima oleh perusahaan reksadana, dan jenis penghasilan lain yang dikecualikan dari objek pajak,
pemberian
imbalan
dalam
bentuk
natura,
sumbangan,
biaya/pengeluaran untuk kepentingan pribadi pemilik dan untuk pengurang lain yang tidak diperbolehkan menurut fiskal (nondeductible expenses). 2.
Perbedaan Sementara (Temporary Different) Perbedaan sementara (waktu) adalah perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban tertentu menurut akuntansi dengan ketentuan 12
perpajakan. Perbedaan ini mengakibatkan penggeseran pengakuan penghasilan dan biaya antara satu tahun pajak ke tahun pajak lainnya. Misalnya penyusutan atas harta golongan 1 menurut ketentuan pajak adalah 50% dari sisa nilai buku, dan menurut akuntansi disusutkan dengan tarif 20% dari nilai perolehannya. Jika dihitung besarnya penyusutan pada akhirnya akan sama, yang terjadi adalah pergeseran biaya setiap tahunnya, oleh karena itu sifatnya sementara. Beda temporer merupakan perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban (fiskal) dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban tersebut (komersial), yang berakibat pada bertambahnya atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang, dimana pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau diselesaikan. Menurut Harnanto (2003), perbedaan temporer yang mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi apabila : 1. Adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan laba fiskal dan untuk penghitungan laba akuntansinya dalam periode berbeda, 2. Bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan suatu akuisisi, dialokasi kepada aktiva atau kewajiban tertentu berdasar nilai wajarnya dan penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan, 3. Goodwill yang timbul dalam konsolidasi 13
D. Persistensi Laba Akuntansi Laba merupakan informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga angka-angka dalam laporan keuangan, menjadi hal krusial yang mesti harus dicermati oleh pemakai laporan keuangan. Hal ini karena angka-angka dalam laporan keuangan merupakan fungsi dari kebijakan dan metoda-metoda akuntansi yang dipilih oleh perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan persistensi laba, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang
diperoleh saat ini
sampai masa mendatang. Definisi persistensi laba menurut Penman (2007) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings). Lipe (1986) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi perioda sekarang dengan perioda yang akan datang sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Laba akuntansi dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil (Wijayanti 2006).
14
Persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas yang terkandung dalam laba saat ini (Penman, 2007). Bernstein (1993) dalam Sloan (1996) menyatakan bahwa komponen akrual dari current earnings cenderung kurang terulang lagi atau kurang persisten untuk menentukan laba masa depan karena mendasarkan pada akrual, defferred (tangguhan), alokasi dan penilaian yang mempunyai distorsi subyektif. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaitkan arus kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio arus kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut.
E. Akuntansi Dasar Akrual Sebagian besar perusahaan menggunakan akuntansi dasar akrual (accrual basis of accounting) mereka mengakui pendapatan ketika dihasilkan dan mengakui beban pada periode terjadinya, tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau pembayaran kas (Kieso, 2005). Dalam akuntansi berbasis akrual, menyatakan bahwa pendapatan atau beban diakui pada saat terjadinya bukan pada saat penerimaan atau pengeluaran kas. Akrual merupakan salah satu konvensi akuntansi mengenai pengukuran transaksi yang memegang peran penting dalam penilaian kinerja suatu entitas, yaitu melalui konsep laba. Akrual sendiri diinterpretasikan sebagai efek bersih dari seluruh kejadian pada suatu periode atau tahun yang tidak diperhitungkan dalam arus kas. 15
Laba akuntansi berdasar akrual memunculkan isu tentang persistensi laba, karena laba dari proses akuntansi akrual potensial menjadi objek perekayasaan laba (earning management). Beberapa teknik manajemen laba (earnings management) dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik.
F. Arus Kas Informasi lain yang juga bermanfaat bagi para investor adalah arus kas (cash flow). Manfaat utama penyajian cash flow yaitu pertama, membantu investor atau kreditor memprediksi kas yang mungkin didistribusikan dalam bentuk dividen di masa datang atau bunga serta dalam bentuk distribusi liquidasi atau pembayaran kembali kepada prinsipal. Kedua, membantu dalam menilai risiko variabilitas return masa datang dan probabilitas. Oleh karena itu data cash flow memberikan informasi dasar dalam penilaian harga pasar sekuritas. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melekukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
16
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode (Kieso, 2005). Dalam Standar Akuntansi mengenai laporan arus kas, dikatakan bahwa Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Dengan memanfaatkan informasi yang ada dalam arus kas operasi, pengguna laporan keuangan dapat mengetahui dan memprediksi arus kas operasi masa depan, apakah operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar, apakah perusahaan dapat membayar dividen kepada para pemegang saham, apakah perusahaan dapat melakukan investasi baru, apakah perusahaan harus mengandalkan arus pendanaan lainnya untuk menjalankan operasionalnya dan lain sebagainya. Manfaat laporan arus kas ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah satunya Bowen et al. [1986]. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa data arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti: (1) memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai risiko, ukuran, dan waktu keputusan pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai perusahaan, dan (5) memberikan informasi tambahan pada pasar 17
modal. Beberapa literatur menganggap bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan laba akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diinterpretasikan dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Manipulasi laba ini biasanya dilakukan melalui penggunaan metode akuntansi yang berbeda untuk transaksi yang sama dengan tujuan untuk menampilkan earnings yang diinginkan (Meythi, 2006).
G. Penelitian Terdahulu 1.
Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas Handayani
Tri
Wijayanti
menyimpulkan
large
book-tax
differences secara negatif dan juga positif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda dan mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax differences. Harga saham dalam penelitian ini tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. Hal ini mengindikasikan bahwa investor belum mampu membedakan komponen laba dalam menentukan persistensi laba. 2.
Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Arus Kas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2005-2007 Santi,
Carmel
Meiden,
dan
Haitami
Abubakar
(2009)
menemukan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya, perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal 18
berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Begitu pun dengan keterkaitannya dengan komponen akrual, perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual laba berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Ekspektasi investor terhadap persistensi laba akuntansi yang tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual laba tidak konsisten dengan persistensi akrual untuk perusahaan dengan book-tax differences besar. 3.
Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba Aulia
Eka
Persada
(2009)
mencari
faktor-faktor
yang
mempengaruhi book tax gap dan menganalisis book tax gap menggunakan
perbedaan
temporer
(temporary
differences)
dan
perbedaan permanen (permanent differences) serta masing-masing hubungannya dengan persistensi laba di indonesia. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan book tax gap dengan perubahan pendapatan dan aktiva tidak berwujud kotor, sedangkan aktiva tetap kotor, kompensasi kerugian, ukuran perusahaan terbukti secara statistik memiliki hubungan negatif terhadap book tax gap. Didapatkan pula bahwa perbedaan permanen memiliki koefisien negatif secara statistik baik pada model ΔPTBI maupun model ΔNI, tetapi perbedaan temporer memiliki koefisien negatif secara statistik pada model ΔPTBI tetapi positif pada model ΔNI.
19
4.
Persistensi dan Nilai Laba, Akrual dan Arus Kas Ketika Perusahaan Memiliki Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Yang Besar. Michelle Hanlon (2005) meneliti peran book-tax differences dalam menunjukkan persistensi laba, akrual dan arus kas untuk satu periode ke depan laba. Hanlon juga menguji apakah tingkat book-tax differences mempengaruhi penilaian investor akan kegigihan laba dimasa depan. Hasil penelitiannya mendapatkan
bahwa perusahaan
dengan large book-tax differences yang memiliki pendapatan yang kurang persisten dari perusahaan dengan perbedaan small book-tax differences. Selanjutnya, bukti konsisten dengan investor menafsirkan large positive book-tax differences (penghasilan buku lebih besar dari penghasilan kena pajak) sebagai bendera "merah" dan mengurangi harapan mereka pada persistensi laba masa depan. 5.
Apakah harga saham benar-benar merefleksikan informasi Akrual dan Arus Kas tentang Pendapatan di Masa Datang? Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen accruals dan komponen arus kas, informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Hasil menunjukkan bahwa kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Sloan (1996) juga menunjukkan bahwa harga saham bereaksi jika investor “fixate” (percaya) pada earnings, gagal membedakan antara properties komponen accruals dan komponen arus kas. Akibatnya, perusahaanperusahaan yang level akrualnya relatif tinggi (rendah) mengalami 20
abnormal return masa datang yang negatif (positif) di sekitar pengumuman earnings masa datang. Sloan (1996) berpendapat bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan fiksasi earnings oleh sebagian kecil partisipan pasar terhadap jumlah total earnings yang dilaporkan tanpa memperhatikan besarnya komponen accruals dan komponen arus kas. Rangkuman penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian kali ini tersaji dalan tabel 2.1 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No
PENELITI
JUDUL
VARIABEL
HASIL
1
Handayani Tri Wijayanti, STIE Atma Bakti Surakarta (2006)
Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas
Variabel independen: 1. Aliran kas operasi (PTCF) 2. Laba akrual (PTACC) 3.Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (booktax differences)
large book-tax differences secara negatif dan juga positif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda dan mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax difference. Harga saham dalam penelitian ini tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. Hal ini mengindikasikan bahwa investor belum mampu membedakan komponen laba dalam menentukan persistensi 21
Variable Dependen: 1.Laba sebelum pajak masa depan (PTBIt+1) 2. Kumulatif return tidak normal masa depan (CARt+1)
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu
No
PENELITI
JUDUL
VARIABEL
2
Santi, Carmel Meiden, Haitami Abubakar, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (2009)
Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Arus Kas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2005-2009
Variabel independen: 1. Aliran kas operasi (PTCF) 2. Laba akrual (PTACC) 3. laba sebelum pajak (PTBIt) 4.Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (booktax differences)
HASIL
perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi satu perioda kedepan. Begitu pun dengan keterkaitannya dengan komponen akrual, perbedaan besar positif dan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan Variable komponen akrual laba Dependen: berpengaruh negatif 1.Laba sebelum pajak masa depan terhadap persistensi laba akuntansi satu (PTBIt+1) 2. Kumulatif perioda kedepan. investor return tidak Ekspektasi persistensi normal masa terhadap laba akuntansi yang depan (CARt+1) tercermin dalam harga saham untuk komponen akrual laba tidak konsisten dengan persistensi akrual untuk perusahaan dengan book-tax differences besar.
22
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu
No
PENELITI
3
Aulia Eka Persada, (2009)
JUDUL
VARIABEL
Pengaruh Book Variabel Tax Gap terhadap independen: Persistensi Laba 1. Aktiva tetap kotor 2. Aktiva tidak berwujud kotor 3. Perubahan pendapatan 4. Kompensasi kerugian 5. Ukuran perusahaan
Variabel Dependen: 1.Book Tax Gap (BTD) 2.Persistensi Laba
HASIL tidak adanya hubungan book tax gap dengan perubahan pendapatan dan aktiva tidak berwujud kotor, sedangkan aktiva tetap kotor, kompensasi kerugian, ukuran perusahaan terbukti secara statistik memiliki hubungan negatif terhadap book tax gap. Didapatkan pula bahwa perbedaan permanen memiliki koefisien negatif secara statistik baik pada model ΔPTBI maupun model ΔNI, tetapi perbedaan temporer memiliki koefisien negatif secara statistik pada model ΔPTBI tetapi positif pada model ΔNI.
23
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu
No
PENELITI
JUDUL
VARIABEL
HASIL
4
Michelle Hanlon, University Of Michigan Business School. (2005)
Persistensi dan Nilai Laba, Akrual dan Arus Kas Ketika Perusahaan Memiliki Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Yang Besar.
Variabel independen: 1. Pre-tax book income in the current year 2. Pre-tax cash flow 3.book-tax differences 4. Pre-tax accruals 5. Market value of equity 6. Ratio of the firm’s book value of equity 7. Earnings to price ratio
perusahaan dengan large book-tax differences yang memiliki pendapatan yang kurang gigih dari perusahaan dengan perbedaan small booktax differences. Selanjutnya, bukti konsisten dengan investor menafsirkan large positive book – tax differences (penghasilan buku lebih besar dari penghasilan kena pajak) sebagai bendera "merah" dan mengurangi harapan mereka kegigihan laba masa depan.
(The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals and cash flows when Firms Have Large Book–Tax Differences).
Variable Dependen: 1. Pre-tax book income one-yearahead 2.Size-adjusted return
24
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu
No
PENELITI
JUDUL
5
Richard G. Sloan, University of Trisakti Pennsylvani a (1996)
Apakah harga saham benarbenar merefleksikan informasi Akrual dan Arus Kas tentang Pendapatan di Masa Datang? (Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?)
VARIABEL
HASIL kinerja earnings yang teratribut pada komponen accruals menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja earnings yang teratribut pada komponen arus kas. Sloan (1996) juga menunjukkan bahwa harga saham bereaksi jika investor “fixate” (percaya) pada earnings, gagal membedakan antara properties komponen accruals dan komponen arus kas. Akibatnya, perusahaanperusahaan yang level akrualnya relatif tinggi (rendah) mengalami abnormal return masa datang yang negatif (positif) di sekitar pengumuman earnings masa datang. Sloan (1996) berpendapat bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan fiksasi earnings oleh sebagian kecil partisipan pasar terhadap jumlah total earnings yang dilaporkan tanpa memperhatikan besarnya komponen accruals dan komponen arus kas. 25
H. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Penelitian 1.
Laba Tahun Berjalan dengan Persistensi Laba Menurut Sudibyo dalam Suwardjono (2003) akuntansi adalah rekayasa informasi dan pengendalian keuangan. Kebermanfaatan akuntansi dewasa ini tidak lagi hanya dinilai atas dasar fungsinya dalam pertanggungjawaban keuangan tetapi lebih luas atas dasar fungsinya dalam menunjang keputusan (decision usefulness) pada tingkat perusahaan maupun nasional. Definisi persistensi laba menurut Penman (2007) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings). Menurut Sloan (1996) persistensi laba merupakan suatu ukuran yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai satu perioda masa depan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan persistensi laba, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Penelitian tentang persistensi di lndonesia dimulai penelitian oleh Wijayanti yang mereplikasi penelitian Hanlon untuk diteliti di Indonesia 26
menggunakan laba tahun berjalan sebagai variabel independen dan diletakkan sebagai dasar model penelitian mengenai persistensi (PTBI t+1 = γ0 + γ1 PTBIt+ Ut+1) begitupula penelitian tentang persistensi lainnya di Indonesia seperti Aulia Eka Persada, Santi, Sonya Erna Ginting, Santi dan Djamaluddin. Dari penelitian-penelitian sebelumnya maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H1: Laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi Iaba akuntansi. 2.
Komponen Akrual dengan Persistensi Laba Hayn (1995) menjelaskan bahwa gangguan persepsian dalam laba akuntansi disebabkan oleh peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu dan hanya berpengaruh pada perioda terjadinya peristiwa tersebut. Chandrarin (2001) juga menjelaskan bahwa komponen transitori merupakan komponen yang hanya berpengaruh pada perioda tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berflukfuasi. Semakin besar gangguan persepsian yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah kualitas laba akuntansi (Wijayanti, 2006). Keterkaitan persistensi Iaba dengan komponen akrual dan arus kas dirnana persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Selain itu, persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran 27
kas yang terkandung dalam laba saat ini (Penman, 2007). Laba akuntansi berdasar akrual memunculkan isu tentang persistensi laba, karena laba dari proses akuntansi akrual potensial menjadi objek perekayasaan laba (earning management). Beberapa teknik manajemen laba (earnings management)
dapat
mempengaruhi
laba
yang
dilaporkan
oleh
manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian tersebut maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: H2: Komponen Akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 3.
Arus Kas dengan Persistensi Laba Sloan (1996) mengemukakan bahwa persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaitkan aliran kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut (Wijayanti, 2006).
28
Beberapa literatur menganggap bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diinterpretasikan dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Dengan demikian Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H3: Arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. 4.
Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderating dengan Persistensi Laba] Joos et al., (2000) membuktikan bahwa perusahaan dengan booktax differences besar baik positif (laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal) maupun negatif (laba akuntansi lebih kecil daripada laba fiskal) diduga sama-sama mempunyai kualitas laba rendah. Hasil yang sama didapatkan oleh Hanlon, Wijayanti dan Santi yang mendapatkan bahwa perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang besar memiliki laba yang kurang persisten dibanding dengan perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang kecil. Dengan demikian Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H4: Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal mengindikasikan kualitas laba rendah karena subyektivitas dalam proses akrual untuk tujuan pelaporan keuangan dibanding untuk tujuan pajak. Jika Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal menunjukkan subjektivitas dalam proses akrual pelaporan keuangan, maka perusahaan dengan perbedaan laba 29
akuntansi dan laba fiskal negatif yang besar akan menunjukkan komponen laba akrual yang kurang persisten. Penelitian yang dilakukan wijayanti yang menemukan bahwa perusahaan dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal negatif yang besar akan menunjukkan komponen laba akrual yang kurang persisten dibanding perusahaan yang memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang kecil memiliki arti bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal memiliki pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Maka hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah: H5: Laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual berpengaruh terhadap persistensi laba. Santi pada penelitiannya mendapatkan bahwa arus kas sebelum pajak mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap laba sebelum pajak
satu
periode
mendatang.
Koefisien
PTCFt*LPBTDt
dan
PTACCt*LPBTDt, keduanya adalah negatif, menunjukkan bahwa arus kas operasi dan laba akrual dengan Large Positif Book Tax Differences berpengaruh negatif terhadap persistensi laba akuntansi untuk satu periode mendatang. Hal ini konsisten dengan hasil pernyataan Revsine et al (1999) dan penelitian Wijayanti (2006). Dengan demikian hipotesis terakhir dalam penelitian ini adalah: H6: Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba.
30
I.
Kerangka Pemikiran Berdasarkan pemikiran dan hipotesis tersebut diatas, penulis mencoba menuangkan kerangka pemikiran penelitian ini ke dalam Gambar 2.1 berikut:
LABA TAHUN BERJALAN v a r i a b e l i n d e p e n d e n
(Laba Akuntansi Sebelum Pajak (Pre-tax Income (PTBIt))
v a r i a b e l
PERSISTENSI LABA ARUS KAS (Laba Akuntansi Sebelum Pajak Satu Perioda Mendatang - Pre-tax Income (PTBIt+1))
(Arus Kas Operasi Sebelum Pajak (Pre-tax Cash Flow (PTCFt))
d e p e n d e n
AKRUAL (Laba Akrual Sebelum Pajak (Pre-tax Accrual (PTACCt))
PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (Selisih Besar Positif antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) (BTDt)) Variabel moderating
Gambar 2.1 Pengaruh Laba Tahun Berjalan, Akrual, dan Arus Kas Terhadap Persistensi Laba dengan Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Sebagai Variabel Moderating.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) populasi dan sampel adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian
ini
bersifat
empiris
dengan
cara
mengumpulkan,
mempelajari, menganalisis dan mengintegrasikan variabel-variabel dari hasil publikasi perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum tanggal 1 Januari 2007.
B. Metode Penentuan Sampel Metode pemilihan sampel penelitian menggunakan purposive sampling,
dengan
kriteria
agar
data
yang
didapat
benar-benar
memperlihatkan pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba. Perusahaan telah terdaftar di BEJ dan BES sebelum 1 Januari 2007. Perusahaan terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan audit per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun 2007-2009. Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun 20072009, alasannya adalah kerugian dapat dikompensasi kemasa depan
32
(carryforward) menjadi pengurang beban pajak sehingga dapat mengaburkan arti perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang sebenarnya. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian ini dan menggunakan mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data 1.
Data sekunder Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dan laporan tahunan dari objek yang diteliti, yaitu perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2007 dan masih beroperasi hingga tahun 2010, memiliki laba komersil, laba fiskal dan arus kas operasi yang positif. Adapun pusat data yang menjadi sumber penulis mengumpulkan data adalah Bursa Efek Indonesia. 2.
Riset kepustakaan Riset kepustakaan adalah melaksanakan studi kepustakaan dengan
teknik pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
33
D. Metode Analisis 1.
Uji Normalitas data Menurut Ghozali (2009) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk
mendeteksi
normalitas
dapat
dilakukan
dengan
melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Data pengambilan keputusan normalitas data yaitu jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka regresi tersebut memenuhi normalitas, sedangkan jika data menyebar lebih jauh dan tidak mengikuti arah garis maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Juga mengetahui ada tidaknya kemiripan variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan
antarvariabel
independen
dalam
suatu
model
akan
menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel
34
independen dengan variabel independen yang lain. Pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance inflation factor (VIF) pada model besar
dari 5,
regresi.
Pada umumnya, jika VIF lebih
maka variabel tersebut
mempunyai persoalan
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya (Santoso, 2001 dalam Priyatno, 2008). Regresi yang bebas dari Multikolinearitas apabila VIF<10
dan
tolerance>0.10,
maka
data
tersebut
tidak
ada
Multikolinearitas. 3.
Uji Heterokodasitas Heterokodasitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heterokodasitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi
klasik
heterokodasitas,
yaitu
adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Heterokodasitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. 4.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
35
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin Watson. Pengambilan keputusan tidak adanya autokorelasi ditentukan dengan nilai d yang harus lebih besar dari nilai du dan harus lebih kecil dari 4-du (du < d < 4-du) (Ghozali, 2009). 5.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar di mana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R2 berkisar antar nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya.
6.
Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada signifikan 0,05 maka Ha ditolak. Sedangkan jika nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel dengan signifikan 0,05 maka Ha diterima (Ghozali, 2009).
36
7.
Model Matematis Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik regresi linier berganda dengan persamaan umum:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +bnXn
Pengujian hipotesis menggunakan dua model. Chandrarin (2001) mengatakan persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Lipe [1990] dan Sloan [1996] menggunakan koefisien regresi dari hasil regresi antara laba periode sekarang dengan periode yang akan datang sebagai proksi persistensi laba karena sesuai dengan kondisi Indonesia (Meythi, 2006). Model pertama mengestimasi persistensi laba (PTBIt+1) yang dipengaruhi laba tahun berjalan (PTBIt):
PTBIt+1 = a + b1 PTBIt
Selanjutnya
model
persamaan
dikembangkan
dengan
memasukkan variabel moderating beda laba akuntansi dan laba fiskal (BTD) yang menghasilkan variabel yang berinteraksi (PTBIt* BTD). Model persamaan pertama ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan keempat (H1 dan H4), persamaannya adalah:
37
PTBIt+1 = a + b1 PTBIt + b2BTD + b3PTBIt* BTD ................................ (1)
Model persamaan kedua penelitian
ini bertujuan untuk
mengetahui persistensi laba dengan laba sebelum pajak tahun berikutnya sebagai variabel dependen (PTBIt+1)yang dipengaruhi pula oleh komponen akrual (PTACCt) dan arus kas (PTCFt).
PTBIt+1 = a + b1PTCFt + b2 PTACC t
Untuk menguji hipotesis regresi linier berganda dilakukan dengan PTBIt+1 sebagai variabel dependen, PTCFt, PTACCt, ditambah BTD sebagai variabel moderating yang menghasilkan variabel yang berinteraksi PTBIt*BTD, PTCFt*BTDt dan
PTACCt*BTDt. Model
persamaan pertama ini digunakan untuk menguji hipotesis kedua, ketiga, kelima dan keenam (H2,H3,H5 dan H6), persamaannya adalah:
PTBIt+1 = a + b1 PTACCt + b2 PTCFt + b3 BTD + b4 PTACCt * BTD + b5 PTCFt * BTD ............................ (2)
38
F. Operasional Variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan. 1. Variabel Independen. Berikut adalah variabel independen dalam penelitian ini. a.
Laba akuntansi sebelum pajak PTBIt sebagai proksi laba akuntansi adalah laba perusahaan sebelum beban pajak kini dan pos luar biasa (Pretax Income).
b.
Arus kas operasi (PTCF) sebagai proksi komponen laba permanen merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak (pretax cash flow) yang dihitung sebagai total arus kas operasi dikurangi arus kas dari pos luar biasa dan ditambah pajak penghasilan.
c.
Laba akrual (PTACC) sebagai proksi komponen laba transitori merupakan item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada perioda berjalan (pretax accrual) yang dihitung sebagai laba akuntansi sebelum pajak (PTBI) dikurangi oleh arus kas operasi sebelum pajak (PTCF).
39
2.
Variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Laba sebelum pajak masa depan yang menjadi acuan penilaian persistensi laba sebagai variabel dependen. Laba sebelum pajak masa depan (PTBIt+1) adalah adalah laba perusahaan satu perioda mendatang sebelum biaya pajak kini (current tax expense) dan pos luar biasa (extraordinary item).
3.
Variabel Moderating. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) sebagai proksi discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal meliputi perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Variabel book-tax differences (BTD) yang digunakan pada penelitian ini diukur dengan menghitung laba pajak terlebih dahulu dengan cara mengalikan kembali beban pajak kini dengan tarif yang berlaku pada tahunnya lalu dihitung selisih laba akuntansi dan laba pajaknya. Operasional variable yang diteliti pada penelitian ini dibagi total aset
rata-rata dan dituangkan dalam bentuk table 3.1 berikut ini:
40
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Jenis Variabel
Laba akuntansi sebelum pajak PTBIt
Independen
-
Laba perusahaan sebelum beban pajak kini dan pos luar biasa dibagi total aset ratarata
Rasio
Arus kas operasi (PTCF)
Independen
-
Transaksi kas masuk dank as keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak dibagi total aset rata-rata
Rasio
Laba akrual (PTACC)
Independen
-
Laba akuntansi sebelum pajak dikurangi arus kas operasi dibagi total aset rata-rata
Rasio
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences)
Moderating
-
Selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal book-tax differences (BTD) dibagi total aset rata-rata
Rasio
Dependen
-
Laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang sebelum biaya pajak dan pos luar biasa dibagi total aset ratarata
Rasio
Laba sebelum pajak masa depan (PTBIt+1)
Indikator
Skala Pengukuran
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2007 hingga tahun 2009. Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun 2007-2009 dan pelaporan yang lengkap secara online di BEI, sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 91 perusahaan. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) tahun 2007 hingga tahun 2009. Tabel 4.1 merupakan rincian sampel yang diperoleh. Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian
Perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2007 hingga tahun 2009 Perusahaan dengan data yang tidak sesuai dengan criteria (minus, tidak menggunakan rupiah dan data tidak lengkap) Perusahaan yang menjadi sampel Sumber: data diolah
Jumlah 345 254 91
Terdapat 91 perusahaan yang memiliki data laporan keuangan lengkap secara online pada website BEI dan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak, serta arus kas operasi negatif selama tahun 2006-2009. Berikut nama perusahaan tersebut:
42
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
NAMA PERUSAHAAN AKR CORPORINDO TBK ANEKA TAMBANG TBK AQUA GOLDEN M. TBK ARTHAVEST TBK. ARWANA CITRAMULIA TBK ASTRA ARGO LESTARI TBK ASTRA INTERNATIONAL TBK ASTRA OTOPARTS TBK ASURANSI BINA DANA ARTA TBK. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA TBK ASURANSI RAMAYANA TBK BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK BANK BUKOPIN TBK BANK MANDIRI TBK BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK BAYU BUANA TRAVEL TBK BETONJAYA MANUNGGAL TBK BHAKTI CAPITAL INDONESIA TBK CIPUTRA DEVELOPMENT TBK CIPUTRA SURYA TBK CITA MINERAL INVESTINDO TBK CITRA MARGA NUSAPHALA TBK DARYA VARIA LAB. TBK. DELTA DJAKARTA TBK DUTA PERTIWI TBK DYNAPLAST TBK DYVIACOM INTRABUMI TBK ENSEVAL PUTERA M.T. TBK EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK FAJAR SURYA WISESA TBK FAST FOOD INDONESIA TBK FORTUNE INDONESIA TBK GUDANG GARAM TBK H.M. SAMPOERNA TBK HERO SUPERMARKET TBK HEXINDO ADIPERKASA TBK INDO ACIDATAMA TBK INDO KORDSA TBK INDOCEMENT T.P. TBK INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK INDOSAT TBK 43
Tabel 4.2 (Lanjutan) Daftar Nama Perusahaan NO 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
NAMA PERUSAHAAN INTI AGRI RESOURCES TBK INTILAND DEVELOPMENT TBK INTRACO PENTA TBK JASUINDO TIGA PERKASA TBK JAYA PARI STEEL TBK JAYA REAL PROPERTY TBK KAGEO IGAR JAYA TBK KALBE FARMA TBK KMI WIRE AND CABLE TBK LAMICITRA NUSANTRA TBK LION METAL WORKS TBK LIPPO CIKARANG TBK MALINDO FEEDMILL TBK MANDOM INDONESIA TBK. MAYORA INDAH TBK MERCK TBK MULTI BINTANG IND. TBK MULTI INDOCITRA TBK MULTIBREEDER ADIRAMA I NDONESIA TBK MUSTIKA RATU TBK PAKUWON JATI TBK PAN PACIFIC INTERNATIONAL TBK PANCA GLOBAL SECURITIES TBK PANORAMA SENTRAWISATA TBK PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK POOL ADVISTA INDONESIA TBK PP LONDON SUMATERA TBK PRASIDHA ANEKA NIAGA TBK PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK PUDJIADI AND SONS TBK PUDJIADI PRESTIGE LTD TBK PYRIDAM FARMA TBK RAMAYANA LESTARI S TBK RODA VIVATEX TBK SAMUDERA INDONESIA TBK SELAMAT SEMPURNA TBK SEMEN GRESIK ( PERSERO) TBK SONA TOPAS TOURISM I. TBK SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK SUMI INDO KABEL TBK. 44
Tabel 4.2 (Lanjutan) Daftar Nama Perusahaan NO NAMA PERUSAHAAN SURYA CITRA MEDIA TBK 83 84 SURYA TOTO INDONESIA TBK TELEKOMUNIKASI INDONESIA 85 TEMPO SCAN PACIFIC TBK 86 TIRA AUSTENITE TBK 87 TOTAL BANGUN PERSADA TBK 88 TRIAS SENTOSA TBK 89 90 UNILEVER INDONESIA TBK UNITED TRACTORS TBK 91 Sumber: Data diolah B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1.
Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil uji normalitas untuk persamaan pertama sebagai berikut:
Sumber: Data Diolah (lampiran 3)
Gambar 4.1 Normal Plot Model Persamaan 1 45
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan karena asumsi normalitas. Untuk persamaan kedua setelah menguji data didapatkan hasil sebagai berikut:
Sumber: Data Diolah (lampiran 4)
Gambar 4.2 Normal Plot Model Persamaan 2 Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan karena asumsi normalitas.
46
2.
Hasil Uji Multikolinieritas Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Model Persamaan 1 a
Coefficients Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Beta
t
Sig.
Zeroorder Partial
Model
B
1 (Constant)
.028
.011
2.600
.010
PTBIt
1.038
.072
.911 14.368
.000
.761
.733
.672
.545
1.835
BTD
.694
.345
.169
2.012
.046 -.045
.149
.094
.312
3.204
-9.197
2.662
-.329
-3.455
-.251 -.162
.242
4.131
PTBIt*BT D
Std. Error
Collinearity Statistics
Correlations
.001
.229
Part
Tolerance
a. Dependent Variable: PTBIt1 Sumber: Data Diolah (Lampiran 3)
Berdasarkan tabel 4.3, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari
10.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terdapat
multikolinearitas pada persamaan model pertama dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal yang sama terjadi pada uji data untuk persamaan kedua dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
47
VIF
Tabel 4.4 Uji Multikolineritas Model Persamaan 2 a
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error
1 (Constant)
.007
.012
.604 .546
1.258
.086
.925 14.700 .000
.611
.742 .657
.504
1.983
.849
.087
.560 9.797 .000
.331
.594 .438
.612
1.634
1.138
.353
.277 3.224 .002
-.045
.236 .144
.272
3.682
-15.367
3.149
-.465 -4.880 .000
.133 -.345 -.218
.220
4.541
-6.810
2.613
-.192 -2.606 .010
.148 -.193 -.117
.370
2.705
BTD
PTCFt * BTD PTACCt * BTD
Sig.
Zeroorder
B
PTACCt
t
Collinearity Statistics
Model
PTCFt
Beta
Correlations
Partial Part Tolerance
a. Dependent Variable: PTBIt1 Sumber: Data Diolah (Lampiran 4)
Berdasarkan tabel 4.4, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari
10.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terdapat
multikolinearitas pada persamaan model kedua dan dapat digunakan dalam penelitian.
48
VIF
3.
Hasil Uji Heterokedastisitas Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Sumber: Data Primer Diolah (lampiran 3)
Gambar 4.3 Scatterplot Model Persamaan 1 Berdasarkan gambar scatterplot pada gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar
49
diatas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
Sumber: Data Primer Diolah (lampiran 4)
Gambar 4.4 Scatterplot Model Persamaan 2 Berdasarkan gambar scatterplot pada gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar
50
diatas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. 4.
Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan
hasil
uji
Durbin-Watson
diperoleh
nilai
1,875
(1,799<1,875<2,201) untuk persamaan 1 dan 2,002 (1,820<2,002<2,18) untuk persamaan 2 yang memiliki arti bahwa kedua model persamaan pada penelitian ini bebas Autokorelasi.
C. Pengujian Hipotesis 1.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan pengaruh variabel independen. Dari hasil uji pada data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Persamaan 1 Model Summaryb Change Statistics Std. Error R
Model 1
R .781a
Adjusted
Square R Square .610
.604
of the
R Square
Estimate
Change
.08424
F
Sig. F
Change df1 df2 Change
.610 92.848
3 178
.000
DurbinWatson 1.875
a. Predictors: (Constant), PTBIt*BTD, PTBIt, BTD b. Dependent Variable: PTBIt+1 (lampiran 3)
51
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R Square), koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) dan Standar Eror (SE). Pada tabel 4.5 diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0.604 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (PTBIt+1) adalah 60.4% ditentukan oleh variabel laba tahun berjalan dan variabel moderating beda laba akuntansi dan laba fiskal. Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Persamaan 2 Model Summaryb Change Statistics Adjusted Std. Error R Model 1
R
R
of the
Square Square Estimate
.805a
.648
.638
.08047
R Square Change
F Change df1 df2
.648 64.864
5 176
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
2.002
a. Predictors: (Constant), PTACC*BTD, PTCF, BTD, PTACC, PTCF*BTD b. Dependent Variable: PTBIt+1 (lampiran 4)
Pada tabel 4.6 diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar .638 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (PTBIt+1) adalah 63.8% ditentukan oleh arus kas dan komponen akrual serta variabel-variabel independen yang dipengaruhi oleh beda laba akuntansi dan laba pajak. 2.
Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t pada dua model persamaan ini memiliki hasil signifikan, yang berarti terdapat pengaruh dari setiap variabel independen
52
terhadap variabel dependen. Penjelasan dan nilai beta yang dihasilkan terlihat pada table 4.7 dan 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Statistik t Model Persamaan 1 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients
Collinearity
Coefficients
Correlations
Std. Error
Statistics
Zero-
Model
B
Beta
t
Sig.
order
Partial Part Tolerance
VIF
1 (Constant)
.028
.011
2.600 .010
PTBIt
1.038
.072
.911 14.368 .000
.761
.733 .672
.545
1.835
BTD
.694
.345
.169 2.012 .046
-.045
.149 .094
.312
3.204
PTBIt *BTD -9.197
2.662
-.329 -3.455 .001
.229 -.251 -.162
.242
4.131
a. Dependent Variable: PTBIt+1 (lampiran 3)
Hasil pengujian variabel PTBIt mempunyai angka signifikan 0,000 dan variabel moderasi PTBIt*BTD mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Nilai beta yang dihasilkan sebesar untuk variabel PTBIt sebesar 1,038 dan variabel moderasi PTBIt*BTD sebesar -9,197.
53
Tabel 4.8 Uji Statistik t Model Persamaan 2 Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
Std. Error
B
1 (Constant) PTCF
PTCF*BTD PTACC*BTD
Beta
Collinearity Statistics
Correlations
t
Sig.
Zeroorder Partial Part Tolerance
VIF
.007
.012
.604 .546
1.258
.086
.925 14.700 .000
.611
.742
.657
.504
1.983
.849
.087
.560 9.797 .000
.331
.594
.438
.612
1.634
1.138
.353
.277 3.224 .002
-.045
.236
.144
.272
3.682
-15.367
3.149
-.465 -4.880 .000
.133 -.345 -.218
.220
4.541
-6.810
2.613
-.192 -2.606 .010
.148 -.193 -.117
.370
2.705
PTACC BTD
Standardized Coefficients
a. Dependent Variable: PTBIt+1 (lampiran 4)
Hasil pengujian variabel PTCF mempunyai angka signifikan 0,000, variabel PTACC mempunyai angka signifikan 0,000, variabel moderasi
PTCF*BTD
mempunyai
angka
signifikan
0,000
dan
PTACC*BTD mempunyai angka signifikan 0,010, dan lebih kecil dari 0,05. Nilai beta yang dihasilkan sebesar untuk variabel PTCF sebesar 1,258, variabel PTACC sebesar 0,849, variabel moderasi PTCF*BTD sebesar -15,367 dan PTACC*BTD sebesar -6,810. Dari hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa model penelitian dan data telah di uji asumsi klasik dengan hasil yang bagus pada setiap uji dengan arti bahwa model persamaan dan data layak untuk diuji. Semua variabel dalam penelitian ini berpengaruh terhadap persistensi
54
laba baik pengaruh positif untuk semua variabel independen dan pengaruh negatif untuk variabel moderasi. Hasil ini konsisten dengan Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). D. Hasil Uji Hipotesis 1 Laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi Iaba akuntansi. PTBIt+1 = 0,28 + 1,038 PTBIt + 0,694BTD – 9,197PTBIt* BTD Laba tahun berjalan (PTBIt) mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa laba tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H5 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 1,038. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 1,038 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki laba pada saat ini, maka laba tersebut memiliki potensi akan berlanjut (persisten) pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya
yang
positif
berarti
juga
menguatkan
atau
meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 1,038 poin seperti dijelaskan pada table 4.9 berikut: Tabel 4.9 Uji Pengaruh PTBIt terhadap PTBIt+1 PTBIt 10 20 30 40 50
0,28 + 1,038 PTBIt + 0,694BTD – 9,197PTBIt* BTD 0,28 + 1,038 (10) + 0,694(1) – 9,197(1) 0,28 + 1,038 (20) + 0,694(1) – 9,197(1) 0,28 + 1,038 (30) + 0,694(1) – 9,197(1) 0,28 + 1,038 (40) + 0,694(1) – 9,197(1) 0,28 + 1,038 (50) + 0,694(1) – 9,197(1)
PTBIt+1 2,157 12,537 22,917 33,297 43,677
55
E. Hasil Uji Hipotesis 2 Komponen Akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. PTBIt+1 = 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Komponen akrual (PTACCt) mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komponen akrual berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H2 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 0,849. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 0,849 poin terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya
yang
positif
berarti
juga
menguatkan
atau
meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 0,849 poin seperti dijelaskan pada table 4.10 berikut: Tabel 4.10 Uji Pengaruh PTACCt terhadap PTBIt+1 PTBIt 10 20 30 40 50
0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 0,007 + 0,849 (10) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (20) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (30) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (40) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (50) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1)
PTBIt+1 -11,284 -2,794 5,696 14,186 22,676
56
F. Hasil Uji Hipotesis 3 Arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi. PTBIt+1 = 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Arus kas (PTCFt) mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H3 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 1,258. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 1,258 poin terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sloan (1996) yang menyatakan bahwa arus kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba, yang mengisyaratkan semakin tinggi komponen arus kas akan meningkatkan persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya
yang
positif
berarti
juga
menguatkan
atau
meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 1,258 poin seperti dijelaskan pada table 4.11 berikut: Tabel 4.11 Uji Pengaruh PTCFt terhadap PTBIt+1 PTBIt 10 20 30 40 50
0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (10) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (20) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (30) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (40) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (50) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1)
PTBIt+1 -7,603 4,977 17,557 30,137 42,717
57
G. Hasil Uji Hipotesis 4 Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBIt+1 = 0,28 + 1,038 PTBIt + 0,694BTD – 9,197PTBIt* BTD Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan (PTBIt*BTD) mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H4 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar – 9,197. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar – 9,197 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi laba pada saat ini maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar – 9,197 poin seperti dijelaskan pada table 4.12 berikut: Tabel 4.12 Uji Pengaruh PTBIt*BTD terhadap PTBIt+1 PTBIt 0,28 + 1,038 PTBIt + 0,694BTD – 9,197PTBIt* BTD 1 0,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) – 9,197(1) 2 0,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) – 9,197(2) 3 0,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) – 9,197(3) 4 0,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) – 9,197(4) 5 0,28 + 1,038 (1) + 0,694(1) – 9,197(5)
PTBIt+1 -7,185 -16,382 -25,579 -34,776 -43,973
58
H. Hasil Uji Hipotesis 5 Laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan komponen akrual berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBIt+1 =
0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD
Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan komponen akrual (PTACCt*BTD) mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komponen akrual berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H5 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar – 6,810. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar – 6,810 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi komponen akrual maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar – 6,810 poin seperti dijelaskan pada table 4.13 berikut: Tabel 4.13 Uji Pengaruh PTACCt*BTD terhadap PTBIt+1 PTBIt 1 2 3 4 5
0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (2) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (3) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (4) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810 (5) -15,367 (1)
PTBIt+1 -18,925 -25,735 -32,545 -39,355 -46,165
59
I.
Hasil Uji Hipotesis 6 Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBIt+1 = 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas (PTCFt*BTD) mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan arus kas berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H6 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar – 15,367. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar – 15,367 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi arus kas maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon (2005), Wijayanti (2006) dan Santi (2009). Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar – 15,367 poin seperti dijelaskan pada table 4.14 berikut: Tabel 4.14 Uji Pengaruh PTACCt*BTD terhadap PTBIt+1
PTBIt 1 2 3 4 5
0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD 6,810PTACCt * BTD -15,367 PTCFt * BTD 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (1) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (2) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (3) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (4) 0,007 + 0,849 (1) + 1,258 (1) + 1,138 (1) - 6,810(1) -15,367 (5)
PTBIt+1 -18,925 -34.292 -49,659 -65,026 -80.393
60
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh laba tahun berjalan, akrual dan arus kas yang juga dipengaruhi beda laba akuntansi dan laba
fiskal sebagai variabel
moderating terhadap persistensi laba.
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap enam hipotesa yang telah diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Laba tahun berjalan berpengaruh secara signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai 1,038. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 2. Komponen akrual berpengaruh secara signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai 0,849. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 3.
Arus kas berpengaruh secara signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai 1,258. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006).
4.
Laba tahun berjalan yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai -9,197. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006). 61
5.
Komponen akrual yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai -6,810. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006).
6.
Arus kas yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai -15,367. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006).
B. Implikasi Ke Depan Semua variabel independen yang dimoderasi (diperkuat/diperlemah) oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) memiliki pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Hal ini dapat kembali dikaji oleh manajemen perusahaan, jika perusahaan memperkecil komponen-komponen yang membentuk book-tax differences atau dengan kata lain dengan mengeluarkan kebijakan yang mengikuti aturan perpajakan sehingga memperkecil beda tetap dan beda temporer pada laporan fiskal sehingga memperkuat persistensi laba.
62
C. Saran 1.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengamati variabel lainnya yang dapat berhubungan dengan persistensi laba.
2.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan sampel perusahaan terbatas pada perusahaan yang laba tetapi mempertimbangkan juga perusahaan yang mengalami kerugian.
3.
Untuk manajemen perusahaan agar sedapat mungkin mengikuti aturan pajak dalam membuat laporan keuangannya. Hal ini tentu saja karena mempertimbangkan pengaruh negatif dari moderasi perbedaan laba akuntasi dan laba fiskal terhadap persistensi laba perusahaan.
4.
Pemerintah, dalam hal ini
yang mengeluarkan undang-undang dan
kebijakan perpajakan agar meninjau kembali faktor-faktor yang mempengaruhi beda laba akuntansi dan laba fiskal. Kesejahteraan, pemberian kenikmatan atau natura untuk karyawan adalah salah satu contohnya, perusahaan yang bermoral pasti akan mengalokasikan dana sehingga menimbulkan akun beban pada laporan laba rugi tetapi tidak dapat dibebankan pada laporan fiskal.
63
DAFTAR PUSTAKA Bahri, Syamsul, Sonya Erna Ginting, “Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi 17, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010. Baylock, Bradley, Terry Shevlin, Ryan Wilson, “Tax Avoidance, Large Positive Book-tax Differences, and Earnings Persistence”, Working Paper, http://ssrn.com/abstract=1524298, 2010. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Hanlon, M, “The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-tax Differences”, The Accounting Review 80 (March), pp 137-166, 2005. Harnanto, “Akuntansi Perpajakan”, Edisi Pertama, BPFE, Yogjakarta, 2003. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2000. Kieso, Donald E, dkk, “intermediate Accounting” eleventh edition, Jhon Wiley & Sons Inc, United States of America, 2005. Kormendi, R dan R. Lipe, “Earnings Inovations, Earnings Persistence, and Stock Return”, Journal of Business 60, pp. 323-345, 1987. Lipe, R, “The Information Contained in The Component Earnings”, Journal Accounting Research, pp. 37-64, 1986. Lubis, Irwansyah, “Hukum Pajak Indonesia suatu Pengantar”, seri 1, Penerbit Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YP2SDM), Jakarta, 2006. Lumbantoruan, Sophar, “Akuntansi Pajak”,Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005. Mardiasmo, “Perpajakan”, edisi refisi, Andi Offset, Yogjakarta, 2009. Methy, “Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang), 2006.
64
Penman, Stephen H, “Financial Statement Analysis and Security Valuation”, Mc Graw Hill, Singapore, 2007. Persada, Aulia Eka, “Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba”, Simposium Nasional Perpajakan II, 2009. Ratmono, D, “Persistensi Relatif Earnings, Anomali Pasar Berbasis Earnings, dan Earnings Management”, Simposium Nasional Akuntansi VII (Bali), 2004. Revsine, Collins, dan Johnson. “Financial Reporting and Analysis”, Prentice Hall, New Jersey, 2001. Santi, Carmel Meiden, dan Haitami Abubakar, “Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Arus Kas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2005-2007”, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, Simposium Nasional Perpajakan II, 2009. Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000. Sloan, R. G, “Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?”, The Accounting Review 71 (July). Pp 289-315, 1996. Tang, Tanya Y.H, “Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Management - Empirical Evidence from China”, Working Paper, The Australian National University, 2006. Warastuti, Y, “Analisis Kemampuan Harga Saham dalam Mencerminkan Informasi Laba dan Dividen yang Digunakan dalam Pembentukan Ekspektasi Laba Mendatang”, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2003. Wijayanti, H.T, “Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas”, STIE Atma Bakti Surakarta, Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang), 2006. Wiryandari, Santi Aryn, dan Yulianti, ”Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi & Laba Pajak Dengan Perilaku Manajemen Laba Dan Persistensi Laba”, Universitas Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi XII (Palembang), 2009.
65
Lampiran 1: Data Perusahaan (dalam jutaan rupiah) NO
CODE
LABA SEBELUM PAJAK
NAMA PT 2007
2007
2008
2009
2.500.426
874.719
1.209.457
2.596.413
2.087.429
5.352.986
6.519.791
7.571.399
21.963
19.999
31.061
9.023
5.911
28.876
132.101
270.809
421.304
518.268
338.179
390.931
468.256
102.440
111.161
220.433
443.527
3.497.591
4.874.851
6.059.070
19.548
33.822
54.903
1.198
4.071
15.359
56.172
365.225
437.340
506.324
7.301.649
1.929.668
784.018
2.313.647
612.285
4.835.907
1.137.316
12.037.917
10.245.041
9.939.996
25.869
774
6.924
105
323
31.174
1.453
153.756
159.598
172.922
AQUA GOLDEN M. TBK
95.821
118.001
135.354
29.540
33.591
115.989
123.763
891.530
1.003.488
1.147.206
ARWANA CITRAMULIA TBK
63.088
79.074
90.887
19.756
24.720
76.940
91.170
630.587
736.092
822.687
7.331
6.055
7.921
1.099
1.292
21.095
23.500
260.255
179.638
192.946
10.633.605
15.363.000
16.402.000
2.694
4.099
11.244
10.585
63.519.598
80.740.000
88.938.000
19.350
27.318
32.299
3.847
9.739
21.015
40.832
244.721
315.274
364.015
374.618
771.816
947.001
118.473
172.322
241.784
490.003
3.454.254
3.981.316
4.644.939
3 AKRA 4 AMAG
AKR CORPORINDO TBK
5 ANTM 6 APIC
ANEKA TAMBANG TBK PAN PACIFIC INTERNATIONAL TBK
7 AQUA 8 ARNA
ASURANSI BINA DANA ARTA TBK.
ASURANSI MULTI ARTHA GUNA TBK
9 ARTA 10 ASII
ARTHAVEST TBK.
11 ASRM 12 AUTO
ASURANSI RAMAYANA TBK
13 BAYU 14 BBKP
BAYU BUANA TRAVEL TBK
15 BBNP 16 BCAP
BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK
17 BMRI 18 BRAM
BANK MANDIRI TBK
19 BTON 20 CITA 21 CMNP 22 CTRA
ASTRA INTERNATIONAL TBK
ASTRA OTOPARTS TBK
BANK BUKOPIN TBK
2007
2008
2007
2008
TOTAL ASET
3.949.435
ASTRA AGRO LESTARI TBK
2009
ARUS KAS OPERASI
2.914.275
1 AALI 2 ABDA
2008
BEBAN PAJAK KINI
6.772
8.907
1.346
2.435
3.046
8.241
15.777
179.588
213.191
204.326
543.611
550.837
520.333
177.068
207.103
580.905
668.089
34.446.177
32.633.066
37.173.318
45.757
42.283
41.136
13.907
12.338
423.328
8.261
3.772.838
3.694.814
3.896.399
136.527
25.529
5.978
31.208
9.899
14.173
25.349
997.200
1.405.989
1.054.608
6.333.383
8.068.560
10.824.074
2.552.750
4.551.185
9.370.860
11.723.576
319.085.590
358.438.678
394.616.604
INDO KORDSA TBK
66.777
160.866
133.937
32.226
68.833
142.628
199.208
1.554.863
1.672.766
1.349.631
BETONJAYA MANUNGGAL TBK
12.421
29.874
12.892
3.932
9.131
3.664
21.114
46.469
70.509
69.784
CITA MINERAL INVESTINDO TBK
124.509
274.620
84.467
39.933
76.795
176.235
66.739
542.230
722.801
745.410
CITRA MARGA NUSAPHALA TBK
175.220
136.828
120.956
187.564
254.475
205.871
187.955
2.720.480
2.791.108
2.793.630
BHAKTI CAPITAL INDONESIA TBK
CIPUTRA DEVELOPMENT TBK
412.057
505.945
298.744
94.598
107.443
178.029
163.518
7.484.109
8.108.443
8.553.946
23 CTRS 24 DILD
CIPUTRA SURYA TBK
245.050
203.303
79.416
65.238
57.088
33.325
99.721
1.921.280
2.159.220
2.268.629
INTILAND DEVELOPMENT TBK
42.013
44.978
58.611
9.941
13.032
17.366
10.106
2.015.697
2.111.152
2.140.127
25 DLTA 26 DNET
DELTA DJAKARTA TBK
66.622
117.738
178.005
19.106
38.200
87.272
161.946
592.359
698.297
760.426
202
225
243
166
164
351.233
4.702
22.873
20.908
17.306
27 DUTI 28 DVLA
DUTA PERTIWI TBK
131.761
142.214
325.072
28.308
38.078
227.761
293.093
4.513.454
4.513.527
4.429.503
DARYA VARIA LAB. TBK.
77.309
109.200
114.093
16.280
38.256
93.490
140.997
560.931
637.661
783.613
29 DYNA
DYNAPLAST TBK
16.367
8.302
116.812
9.481
10.029
96.293
159.886
1.123.388
1.235.004
1.290.591
DYVIACOM INTRABUMI TBK
30 EPMT 31 FAST
ENSEVAL PUTERA M.T. TBK
325.067
382.156
459.674
98.255
118.015
4.890
254.756
2.094.435
2.513.340
2.986.182
FAST FOOD INDONESIA TBK
144.161
167.904
247.148
36.345
39.753
239.304
225.582
629.491
784.759
1.041.409
32 FASW 33 FORU
FAJAR SURYA WISESA TBK
178.517
35.494
387.550
50.779
13.162
721.657
1.107.948
3.769.588
3.718.548
3.671.235
34 GGRM 35 GSMF
GUDANG GARAM TBK EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK
22.522
24.333
21.892
4.274
5.049
36 HERO 37 HEXA
HERO SUPERMARKET TBK
97.072
150.927
233.453
33.416
70.463
HEXINDO ADIPERKASA TBK
74.431
373.338
276.486
25.898
118.084
38 HMSP 39 IGAR
H.M. SAMPOERNA TBK
5.345.073
5.797.289
7.213.466
1.722.029
KAGEO IGAR JAYA TBK
28.967
12.391
51.430
7.786
40 IIKP 41 IKBI
INTI AGRI RESOURCES TBK
42 INDF 43 INTA
INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
FORTUNE INDONESIA TBK
SUMI INDO KABEL TBK.
13.981
10.089
4.305
5.690
4.186
14.134
190.446
192.733
230.276
2.656.344
4.828.213
684.258
849.466
1.449.178
2.260.895
23.928.968
24.072.959
27.230.965
73.562
77.882
1.301.164
1.444.602
1.632.359
253.587
332.386
1.753.298
2.127.692
2.830.288
233.454
164.083
1.383.840
1.838.946
2.025.970
1.925.005
1.786.380
4.745.113
15.680.542
16.133.819
17.716.447
3.763
15.950
41.018
329.797
305.783
317.809
17.247
31.144
22.391
10.324
7.085
45.950
28.495
393.225
412.548
418.528
111.155
141.796
40.710
34.614
42.276
86.784
68.215
589.322
636.409
561.949
2.065.229
2.599.823
4.063.813
878.006
1.181.312
2.613.759
2.684.806
29.527.466
39.594.264
40.382.953
15.231
47.073
60.789
6.770
21.503
33.587
17.236
863.818
1.137.218
1.039.511
44 INTP 45 ISAT
INDOCEMENT T.P. TBK
1.417.692
2.332.787
3.796.327
372.187
690.441
1.407.614
1.619.020
10.016.028
11.286.707
13.276.270
INDOSAT TBK
2.929.616
2.325.115
2.231.993
660.675
579.723
8.273.929
6.513.265
45.305.086
51.693.323
55.041.487
46 JPRS 47 JRPT
JAYA PARI STEEL TBK
59.160
72.948
2.730
18.497
28.202
4.091
116.894
268.790
399.344
353.951
150.245
209.788
230.331
40.573
57.978
90.140
35.123
1.907.357
2.211.213
2.585.475
48 JTPE 49 KBLI
JASUINDO TIGA PERKASA TBK
50 KLBF 51 LAMI
INTRACO PENTA TBK
11.056 2.204.841
JAYA REAL PROPERTY TBK
KMI WIRE AND CABLE TBK KALBE FARMA TBK LAMICITRA NUSANTRA TBK
52 LION 53 LPCK
LION METAL WORKS TBK
54 LSIP 55 MAIN
PP LONDON SUMATERA TBK
56 MBAI 57 MERK 58 MICE 59 MLBI
MULTI INDOCITRA TBK
LIPPO CIKARANG TBK
6.407
11.325
36.265
1.953
2.836
12.938
20.816
96.625
114.562
160.266
41.519
48.218
32.640
12.140
20.790
34.570
42.290
499.368
607.232
490.722
1.158.667
1.178.022
1.471.072
354.756
356.433
362.898
807.700
5.138.213
5.703.832
6.482.447
9.329
23.090
25.071
3.046
4.703
143.422
81.256
634.587
639.352
610.489
36.740
57.061
44.986
11.344
18.877
13.321
28.539
216.130
253.142
271.366
13.951
27.732
41.175
938
5.123
3.424
70.591
1.284.391
1.401.409
1.551.020
834.789
1.326.716
1.008.139
299.881
412.573
941.903
1.123.959
3.938.140
4.921.310
4.852.277
MALINDO FEEDMILL TBK
41.509
14.930
112.362
14.564
6.719
2.008
13.254
504.827
859.935
885.348
MULTIBREEDER ADIRAMA I NDONESIA TBK
79.050
77.251
294.617
20.145
24.143
121.522
70.766
795.566
811.713
943.578
128.290
143.003
207.925
41.308
43.981
69.052
103.733
331.062
375.064
433.971
MERCK TBK
MULTI BINTANG IND. TBK
49.589
45.595
49.453
16.202
15.334
13.852
35.932
249.021
268.629
291.306
131.151
313.976
472.491
43.724
96.769
227.271
415.213
621.835
941.389
993.465
60 MRAT 61 MYOR
MUSTIKA RATU TBK
14.954
31.842
28.869
3.957
8.802
16.550
30.430
315.998
354.781
365.636
MAYORA INDAH TBK
209.828
274.070
503.934
66.770
76.420
178.699
138.452
1.893.175
2.922.998
3.246.499
62 PANR
PANORAMA SENTRAWISATA TBK
17.512
12.820
13.954
5.410
4.360
4.959
20.781
403.298
532.141
485.914
63 PEGE 64 PGAS
PANCA GLOBAL SECURITIES TBK
13.135
8.808
18.200
2.273
2.242
14.510
2.649
373.035
193.985
204.715
PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK
2.453.819
1.281.490
8.247.172
552.322
518.011
2.926.542
3.778.938
20.348.341
25.550.580
28.670.440
65 PJAA 66 PNSE
PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK
200.990
191.839
190.935
64.609
60.803
186.086
288.245
1.277.133
1.331.292
1.529.437
PUDJIADI AND SONS TBK
19.863
32.991
53.524
4.445
8.026
27.850
48.990
211.515
255.118
290.457
67 POOL 68 PSDN
POOL ADVISTA INDONESIA TBK
13.999
9.654
8.367
109
258
6.171
2.175
136.761
124.445
139.766
PRASIDHA ANEKA NIAGA TBK
9.297
42.051
58.572
11.922
19.687
8.742
82.838
291.723
286.965
353.629
69 PUDP 70 PWON
PUDJIADI PRESTIGE LTD TBK
13.001
7.616
10.990
1.039
2.100
18.787
17.966
254.946
244.094
266.019
111.096
33.722
203.106
24.909
23.473
48.068
128.102
3.115.215
3.562.501
3.476.870
71 PYFA 72 RALS
PYRIDAM FARMA TBK
73 RDTX 74 SCMA
RODA VIVATEX TBK SURYA CITRA MEDIA TBK
75 SMDR 76 SMGR
SAMUDERA INDONESIA TBK
PAKUWON JATI TBK
RAMAYANA LESTARI S TBK
SEMEN GRESIK ( PERSERO) TBK
2.624
3.646
5.430
1.185
1.465
3.832
736
95.157
98.655
99.937
467.648
521.173
404.123
107.397
99.069
537.619
598.913
2.917.525
3.004.059
3.209.210
38.083
75.587
118.742
5.587
13.650
44.123
129.264
583.454
580.931
651.180
208.684
348.872
408.511
87.730
128.556
142.122
343.728
2.552.198
2.322.302
2.359.837
233.668
308.117
1.362
28.477
44.913
421.600
654.775
3.971.871
5.928.069
5.778.199
2.560.214
3.589.529
4.655.188
780.563
1.135.016
2.074.598
2.628.307
8.515.227
10.602.964
12.951.308
77 SMSM 78 SOBI
SELAMAT SEMPURNA TBK
130.617
143.624
185.861
37.718
46.497
105.956
130.695
830.050
929.753
941.651
SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK
154.083
243.944
253.757
49.118
75.757
48.692
42.964
842.505
1.111.100
1.262.529
79 SONA 80 SQBI
SONA TOPAS TOURISM I. TBK
18.674
30.998
36.161
2.813
7.964
101.640
132.895
469.053
592.364
503.968
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK
77.498
138.604
182.007
24.980
43.047
35.014
112.301
227.421
294.724
318.933
81 SRSN 82 TCID
INDO ACIDATAMA TBK
83 TIRA 84 TLKM
TIRA AUSTENITE TBK
3.587
7.926
5.960
3.759
3.009
18.636
42.624
238.871
228.582
201.789
TELEKOMUNIKASI INDONESIA
25.595.653
20.312.808
22.349.288
7.233.874
5.823.558
27.727.272
24.316.297
82.058.760
91.256.250
97.559.606
85 TOTL 86 TOTO
TOTAL BANGUN PERSADA TBK
68.173
52.547
104.105
11.475
17.716
22.923
156.236
1.305.939
1.337.631
1.289.549
SURYA TOTO INDONESIA TBK
83.019
90.758
254.851
31.256
32.631
79.856
184.899
913.995
1.031.131
1.010.892
87 TRST 88 TSPC
TRIAS SENTOSA TBK
23.179
25.006
176.003
3.149
2.702
218.865
129.361
2.138.991
2.158.866
1.921.660
TEMPO SCAN PACIFIC TBK
397.279
440.883
480.586
110.418
116.842
294.712
292.296
2.773.134
2.967.057
3.263.102
89 UNSP 90 UNTR
BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK
343.930
279.775
367.867
85.038
121.435
184.247
208.102
4.310.904
4.700.319
5.071.797
UNITED TRACTORS TBK
2.048.361
3.851.947
5.444.238
542.315
1.166.512
2.657.778
4.253.895
13.002.619
22.847.721
24.404.828
91 UNVR
UNILEVER INDONESIA TBK
2.821.441
3.448.405
4.248.590
871.598
1.023.387
2.250.013
2.785.785
5.333.406
6.504.736
7.484.990
MANDOM INDONESIA TBK.
38.116
12.570
36.508
11.553
8.916
46.189
24.054
334.128
392.937
413.777
160.762
168.520
176.152
50.819
57.016
178.542
101.359
725.197
910.790
994.620
Lampiran 2: Data Input NO
KODE
PTBI
NAMA PT 2007
PTCF 2008
2007
PTACC 2008
2007
BDT 2008
2007
PTBIt+1 2008
2008
2009
1 AALI 2 ABDA
ASTRA ARGO LESTARI TBK
0.44963721
0.60934981 0.400594965
0.32206492
ASURANSI BINA DANA ARTA TBK.
0.05443658
0.04956869 0.071570852
0.32742004
3 AKRA 4 AMAG
AKR CORPORINDO TBK
0.07030012
0.08126612 0.045823265
0.09219969
0.024476853 -0.010933574 0.000695561 0.004227416 0.081266121
ASURANSI MULTI ARTHA GUNA TBK
0.04480441
0.07752071 0.035203138
0.12874736
0.009601273 -0.051226651 0.035517909 0.046284291 0.077520706 0.125838784
5 ANTM 6 APIC
ANEKA TAMBANG TBK
0.67979326
0.17965466 0.450229392
0.10588564
0.229563869 0.073769028 0.038224242 0.010365934 0.179654665 0.072993122
PAN PACIFIC INTERNATIONAL TBK
0.15959455
0.00477507 0.192322878
0.00896405
-0.032728327 -0.004188979 0.157075406
0.00222713 0.004775066 0.042716482
7 AQUA 8 ARNA
AQUA GOLDEN M. TBK
0.09449107
0.11636323 0.114379152
0.12204525
-0.019888082 -0.005682027
0.00588977 0.116363226 0.133475379
0.049042243 0.287284892 0.000233489 0.012674232 0.609349813 0.385785337 -0.017134274 -0.277851354 0.020254779 0.000588245
0.00266647
0.04956869 0.076986503 0.09734032
ARWANA CITRAMULIA TBK
0.08644694
0.10835192 0.105427781
0.12492658
-0.018980837 -0.016574661 0.003869157 0.004637416 0.108351916 0.124538793
9 ARTA 10 ASII
ARTHAVEST TBK.
0.03475292
0.02870398 0.100001738
0.11140274
-0.065248823 -0.082698759 0.017110197 0.008011516 0.028703983 0.037549835
ASTRA INTERNATIONAL TBK
0.13679736
0.19763926
0.00014465
0.00013617
0.136652707 0.197503085 0.136681082 0.197462733 0.197639257 0.211005604
11 ASRM 12 AUTO
ASURANSI RAMAYANA TBK
0.062824
0.08869385 0.068229781
0.13256999
-0.005405786 -0.043876149 0.021000855 0.016894839 0.088693845 0.104865748
ASTRA OTOPARTS TBK
0.09303035
0.19166808 0.060043165
0.12168436
0.032987186 0.069983723 0.005053678 0.049008945 0.191668083 0.235172458
13 BAYU 14 BBKP
BAYU BUANA TRAVEL TBK
0.03402417
0.04475092 0.041404778
0.07926747
-0.007380611 -0.034516542 0.007049011 0.006554961 0.044750923
0.01585104
0.01671628
0.01922511
-0.001073182 -0.003374075 0.001343104 0.004016151 0.015851035 0.014973244
15 BBNP 16 BCAP
BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK
0.01207941
0.0111623 0.111754514
0.00218082
-0.099675107
BHAKTI CAPITAL INDONESIA TBK
0.11845143
0.02214907 0.012296558
0.0219929
17 BMRI 18 BRAM
BANK MANDIRI TBK
0.01772169
0.02257696 0.026220976
0.0328042
-0.008499285 -0.010227246
INDO KORDSA TBK
0.04376658
0.10543382 0.093480379
0.1305637
-0.049713803 -0.025129881 0.026676221 0.044984773 0.105433818 0.087784177
19 BTON 20 CITA
BETONJAYA MANUNGGAL TBK
0.19952132
0.47987278 0.058855656
0.33915893
0.14066566
0.14071385 0.011951039 0.009975263 0.479872779 0.207087095
CITA MINERAL INVESTINDO TBK
0.18579356
0.40979069 0.262979615
0.0995886
-0.07718605
0.31020209 0.012921543 0.027722773 0.409790688 0.126042495
21 CMNP 22 CTRA
CITRA MARGA NUSAPHALA TBK
0.06329274
0.04942483 0.074364454
0.06789286
-0.011071714 -0.018468028 0.162567075 0.256999997 0.049424831 0.043691568
CIPUTRA DEVELOPMENT TBK
0.05119463
0.06285943 0.022118611
0.02031574
0.029076018 0.042543685 0.012010686 0.018355871 0.062859426 0.037116438
23 CTRS 24 DILD
CIPUTRA SURYA TBK
0.11578754
0.09606184 0.015746254
0.04711875
0.100041281 0.048943091 0.013008871
INTILAND DEVELOPMENT TBK
0.02011161
0.02153096
0.0083131
0.00483774
0.011798513 0.016693219 0.004221175 0.000708316 0.021530958 0.028057073
25 DLTA 26 DNET
DELTA DJAKARTA TBK
0.09744418
0.17220862 0.127647749
0.23686913
-0.030203571 -0.064660506 0.004208023 0.014119865
DYVIACOM INTRABUMI TBK
0.00992028
0.01104981
0.01723771
0.23091656
-0.007317433 -0.219866747 0.020118847 0.018661908 0.011049814 0.011933799
27 DUTI 28 DVLA
DUTA PERTIWI TBK
0.02937491
0.03170531 0.050777231
0.0653424
DARYA VARIA LAB. TBK.
0.11700455
0.16527049 0.141493942
0.21339417
-0.024489394
29 DYNA
DYNAPLAST TBK
0.01345608
0.00682546
0.13144978
-0.065710912 -0.124624313 0.012574463 0.020706865 0.006825463 0.096036622
BANK BUKOPIN TBK
0.0156431
0.07916699
0.00676263
0.00898148 0.000173706 0.000289861 0.011162305 0.010859508
0.106154873 0.000156169 0.028146823 0.006529591 0.022149074 0.005186539 0.00608831
0.01987271 0.022576959 0.030287272
0.00611958 0.096061838 0.037524517
-0.021402322 -0.033637093 0.008325206 0.003395166
0.17220862 0.260357704
0.03170531 0.072471828
-0.04812368 0.034785504 0.027814984 0.165270494 0.172675884
30 EPMT 31 FAST
ENSEVAL PUTERA M.T. TBK
0.12841803
0.15097109 0.001931799
0.1006416
0.126486231 0.050329492 0.000990788 0.004458413 0.150971095 0.181594655
FAST FOOD INDONESIA TBK
0.17611688
0.20512294 0.292350037
0.27558631
-0.116233158 -0.070463366 0.028040538 0.043168453 0.205122943 0.301932801
32 FASW 33 FORU
FAJAR SURYA WISESA TBK
0.04799115
0.00954194 0.194004752
0.29785227
-0.146013606 -0.288310336 0.002472003 0.002268318 0.009541936
FORTUNE INDONESIA TBK
0.05406754
0.06837176 0.020470939
0.06911998
0.033596596 -0.000748221 0.016394031 0.024666846 0.068371763 0.049338582
34 GGRM 35 GSMF
GUDANG GARAM TBK
0.08792063
0.10592484 0.057787676
0.09015585
0.03013295 0.015768994 0.003033673 0.006989004 0.105924839 0.192530669
EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK
0.01543263
0.01667358
0.05040651
0.05336668
-0.034973876 -0.036693105 0.005630493 0.005101271 0.016673576 0.015000942
36 HERO 37 HEXA
HERO SUPERMARKET TBK
0.04339203
0.06746569 0.113355608
0.14857945
-0.069963575 -0.081113761 0.006424857 0.037552311
HEXINDO ADIPERKASA TBK
0.04254208
0.21338656 0.133433903
0.09378394
-0.090891823 0.119602626 0.006832476 0.011621992 0.213386562 0.158029445
38 HMSP 39 IGAR
H.M. SAMPOERNA TBK
0.32374233
0.35113231 0.108198114
0.28740373
0.215544212 0.063728579
KAGEO IGAR JAYA TBK
0.09114957
0.03899038 0.050189377
0.12907009
0.040960196 -0.090079705 0.009299457 0.000662898 0.038990381 0.161833208
40 IIKP 41 IKBI
INTI AGRI RESOURCES TBK
0.04226167
0.07631457
0.11259486
0.06982352
-0.070333194 0.006491051 0.042206941 0.018301872 0.076314566 0.054866409
SUMI INDO KABEL TBK.
0.18653506
0.23795534 0.145636803
0.11447519
42 INDF 43 INTA
INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
0.0565792
0.07122498 0.071606773
0.07355318
-0.015027576 -0.002328202 0.023602169 0.036654378 0.071224981 0.111332581
0.01502789
0.04644526 0.033139103
0.01700615
-0.018111215 0.029439111 0.007295398 0.024333122 0.046445261 0.059978353
44 INTP 45 ISAT
INDOCEMENT T.P. TBK
0.1229959
0.20238758 0.122121559
0.14046269
0.000874346 0.061924888 0.015357035 0.002711935 0.202387576 0.329361154
0.0578062
0.04587839 0.163258379
0.12851755
46 JPRS 47 JRPT
JAYA PARI STEEL TBK
0.17364505
0.21411526 0.012007808
0.34310454
0.161637242 -0.128989272 0.007499376 0.061982125 0.214115264 0.008013032
JAYA REAL PROPERTY TBK
0.06723329
0.09387825 0.040336841
0.01571723
0.026896448 0.078161021 0.006687008 0.007370028 0.093878248 0.103071056
48 JTPE 49 KBLI
JASUINDO TIGA PERKASA TBK
0.05174544
0.09146514 0.104492358
0.16811817
-0.052746915 -0.076653036 0.001302991 0.014645191 0.091465138 0.292890352
KMI WIRE AND CABLE TBK
0.07797864
0.09056033 0.064927422
0.07942669
0.013051219 0.011133635 0.001866875 0.039704581 0.090560325 0.061302605
50 KLBF 51 LAMI
KALBE FARMA TBK
0.20064086
0.20399247 0.062841323
0.13986557
0.137799538 0.064126902 0.004140612 0.001756992 0.203992475 0.254738552
LAMICITRA NUSANTRA TBK
0.01485172
0.03675917
0.22832711
0.12935915
-0.213475389 -0.092599983 0.001405201 0.011709123 0.036759165 0.039912907
52 LION 53 LPCK
LION METAL WORKS TBK
0.14881764
0.23112911 0.053957534
0.11559898
0.094860107 0.115530124 0.004583886 0.023982026 0.231129108 0.182218574
0.0098784
0.01963643
0.00242446
0.04998395
54 LSIP 55 MAIN
PP LONDON SUMATERA TBK
0.18264417
0.29027328
0.20607973
0.24591191
MALINDO FEEDMILL TBK
0.05534263
0.01990569 0.002677202
0.01767114
0.052665425 0.002234557 0.009460871 0.010032843 0.019905693 0.149808676
56 MBAI 57 MERK
MULTIBREEDER ADIRAMA I NDONESIA TBK
0.09296876
0.090853 0.142919027
0.08322615
-0.049950272 0.007626849 0.013926692 0.003862231 0.090852996 0.346491787
MERCK TBK
0.33757654
0.37629167 0.181700329
0.27295835
0.155876211 0.103333313 0.024897004 0.009627251 0.376291666 0.547124499
58 MICE 59 MLBI
MULTI INDOCITRA TBK
0.18389999
0.16908831 0.051369914
0.13325323
0.132530076 0.035835076 0.016599172 0.020680976 0.169088306 0.183395636
MULTI BINTANG IND. TBK
0.15389162
0.36841712 0.266678114
0.48720787
-0.112786498 -0.118790749 0.017194895 0.010144761 0.368417121 0.554417452
INTRACO PENTA TBK
INDOSAT TBK
LIPPO CIKARANG TBK
0.00745394 -0.030347525 -0.02343556
0.06746569 0.104355534
0.02392947 0.037519234 0.351132309 0.436907833
0.040898259 0.123480153 0.007188087
-0.105452183 -0.082639165
0.10418598
0.00137217 0.237955339 0.068317596
0.01435099 0.007747572 0.045878386 0.044040934
0.00762317 0.007503505 0.019636425 0.029155121
0.04436137 0.036072626 0.010630098 0.290273282 0.220571559
60 MRAT 61 MYOR
MUSTIKA RATU TBK
0.04328575
0.09216964
0.04790552
0.08808248
-0.004619771 0.004087166 0.004937211 0.007073421 0.092169642 0.083564016
MAYORA INDAH TBK
0.07807387
0.10197736 0.066491233
0.05151592
0.011582637 0.050461435 0.004761573
62 PANR
PANORAMA SENTRAWISATA TBK
0.03696197
0.02705873 0.010466788
0.04386173
0.026495177 -0.016803004 0.001223482 0.003739395 0.027058725 0.029452219
0.00717318 0.101977359 0.187506325
63 PEGE 64 PGAS
PANCA GLOBAL SECURITIES TBK
0.05106027
0.03423973 0.056405372
0.01029758
-0.005345099 0.023942156 0.021380396 0.004961548 0.034239733 0.070749674
PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK
0.09871959
0.05155562 0.117737713
0.15203046
-0.019018119 -0.100474832 0.024649024 0.017913725 0.051555625 0.331791981
65 PJAA 66 PNSE
PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK
0.14572018
0.1390856 0.134914601
0.20898111
0.01080558 -0.069895516 0.010463133 0.007899732 0.139085595 0.138430184
PUDJIADI AND SONS TBK
0.07870795
0.13072818 0.110356761
0.19412487
67 POOL 68 PSDN
POOL ADVISTA INDONESIA TBK
0.10473799
0.07222948 0.046170306
0.01627296
PRASIDHA ANEKA NIAGA TBK
0.02991579
0.13531127 0.028129917
0.26655526
0.001785873 -0.131243987 0.098146875 0.076038515 0.135311273 0.188472376
69 PUDP 70 PWON
PUDJIADI PRESTIGE LTD TBK
0.05098038
0.02986436 0.073668828
0.07044947
-0.022688446 -0.040585105 0.037170989 0.002186759 0.029864363 0.043094716
PAKUWON JATI TBK
0.03282143
0.00996259 0.014200874
0.03784556
71 PYFA 72 RALS
PYRIDAM FARMA TBK
0.02679839
0.03723587 0.039135452
0.00751662
-0.012337063
RAMAYANA LESTARI S TBK
0.15364973
0.17123582 0.176639293
0.19677796
-0.022989567 -0.025542138 0.036009902
73 RDTX 74 SCMA
RODA VIVATEX TBK
0.06292752
0.12489831 0.072907883
0.21359301
-0.009980364 -0.088694704
SURYA CITRA MEDIA TBK
0.08653896
0.14467338 0.058936431
0.14254022
75 SMDR 76 SMGR
SAMUDERA INDONESIA TBK
0.04471219
0.05895795
0.08067284
0.1252907
-0.035960646 -0.066332745 0.026537525 0.030299897 0.058957954 0.000260618
SEMEN GRESIK ( PERSERO) TBK
0.23949991
0.33578906 0.194072068
0.24586979
0.045427838 0.089919272 0.003902867 0.018140227 0.335789062 0.435478085
77 SMSM 78 SOBI
SELAMAT SEMPURNA TBK
0.14505189
0.15949633 0.117665524
0.14513851
0.027386363 0.014357824 0.005365999 0.012686872
0.15949633 0.206401071
SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK
0.14372815
0.22755022 0.045419749
0.04007669
0.098308404 0.187473532 0.009049996 0.008057189
0.22755022 0.236703757
79 SONA 80 SQBI
SONA TOPAS TOURISM I. TBK
0.035788
0.05940647 0.194789141
0.25468814
-0.15900114 -0.195281672 0.017706187 0.008419015 0.059406472 0.069301162
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK
0.27642383
0.49437983 0.124889725
0.40056095
0.151534103 0.093818885 0.020784041 0.017635701 0.494379832
81 SRSN 82 TCID
INDO ACIDATAMA TBK
0.10023123
0.03305453
0.12146029
0.06325328
-0.021229057 -0.030198748 0.001189472 0.045251665 0.033054533 0.096002777
MANDOM INDONESIA TBK.
0.18333639
0.19218378 0.203613082
0.11559195
-0.020276689 0.076591828 0.009913682 0.024623594 0.192183781 0.200887476
83 TIRA 84 TLKM
TIRA AUSTENITE TBK
0.01607939
0.03552975 0.083539288
0.1910699
-0.067459902 -0.155540148 0.040350127 0.009693056 0.035529749 0.026716793
TELEKOMUNIKASI INDONESIA
0.28347787
0.22496912
0.30708605
0.2693087
-0.023608181 -0.044339581 0.016421044 0.009977565
85 TOTL 86 TOTO
TOTAL BANGUN PERSADA TBK
0.05199919
0.0400804 0.017484597
0.11916954
SURYA TOTO INDONESIA TBK
0.08425422
0.09210837 0.081044161
0.18765008
87 TRST 88 TSPC
TRIAS SENTOSA TBK
0.01118045
0.01206171 0.105570095
0.06239761
0.1323779
0.14690725 0.098201403
0.09739636
89 UNSP 90 UNTR
BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK
0.07326483
0.05959837 0.039248755
0.04433041
UNITED TRACTORS TBK
0.10198433
0.19178174 0.132326143
0.21179403
91 UNVR
UNILEVER INDONESIA TBK
0.43804094
0.53537982 0.349324271
0.4325052
TEMPO SCAN PACIFIC TBK
-0.031648813
-0.06339669 0.019765153
0.02448586 0.130728183 0.212091033
0.058567681 0.055956526 0.101583153 0.065358678 0.072229482 0.062600381
0.018620552 -0.027882968
0.027602529
0.034514593
0.02971925
0.00827439 0.013170306 0.009962592 0.060004219 0.01413792 0.013232385 0.037235871 0.055455508 0.06271678
0.03205834 0.049618714
0.00213316 0.034754118
0.17123582 0.132778048 0.12489831
0.19620669
0.03305334 0.144673382 0.169405019
0.64919187
0.22496912 0.247523614
-0.07908914 0.022779377 0.005007222 0.040080404 0.079406446
0.003210062 -0.095541705 0.021541817 0.018339198
0.09210837 0.258642877
-0.094389645 -0.050335902 0.006089219 0.007689182 0.012061708 0.084895499 0.034176495 0.049510885 0.009716667
0.01711085 0.146907248 0.160136741
0.03401607 0.015267961 0.012869044 0.026642013 0.059598367 0.078363945 -0.030341812 -0.020012292 0.011978358 0.001816508 0.191781741 0.088716674 0.102874627
0.27105914
0.01303267 0.005753208 0.535379824 0.659612013
Lampiran 3: Hasil olahan persamaan 1 Ket:
PTBI PTBIT1 BTD M1
= PTBIt = PTBIt+1 = BTD = PTBIt* PTBIt+1 Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
PTBIt1
.1419
.13379
182
PTBIt
.1190
.11744
182
BTD
.0213
.03251
182
M1
.0027
.00478
182
Correlations PTBIt1 Pearson Correlation
N
BTD
M1
PTBIt1
1.000
.761
-.045
.229
PTBIt
.761
1.000
.035
.475
BTD
-.045
.035
1.000
.746
.229
.475
.746
1.000
.
.000
.273
.001
PTBIt
.000
.
.321
.000
BTD
.273
.321
.
.000
M1
.001
.000
.000
.
PTBIt1
182
182
182
182
PTBIt
182
182
182
182
BTD
182
182
182
182
M1
182
182
182
182
M1 Sig. (1-tailed)
PTBIt
PTBIt1
72
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
Variables Removed
M1, PTBIt, BTDa
1
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PTBIt1 Model Summaryb Change Statistics
Std. Error Mode
R
l
R
1
.781a
Adjusted
Square R Square .610
.604
of the
R Square
Estimate
Change
.08424
F
Sig. F
Change df1 df2 Change Durbin-Watson
.610 92.848
3 178
.000
1.875
a. Predictors: (Constant), M1, PTBIt, BTD b. Dependent Variable: PTBIt1 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
1.977
3
.659
Residual
1.263
178
.007
Total
3.240
181
Sig.
92.848
a. Predictors: (Constant), M1, PTBIt, BTD b. Dependent Variable: PTBIt1
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients
Collinearity
Coefficients
Correlations
Statistics
Std. Model
B
1 (Constant)
.028
.011
2.600 .010
PTBIt
1.038
.072
.911 14.368 .000
.761
.733 .672
.545
1.835
BTD
.694
.345
.169 2.012 .046
-.045
.149 .094
.312
3.204
-9.197
2.662
-.329 -3.455 .001
.242
4.131
M1
Error
Beta
t
Sig. Zero-order Partial Part Tolerance
a. Dependent Variable: PTBIt1
73
.229 -.251
.162
VIF
.000a
Coefficient Correlationsa Model
M1
1
Correlations
Covariances
PTBIt
BTD
M1
1.000
-.674
-.829
PTBIt
-.674
1.000
.545
BTD
-.829
.545
1.000
M1
7.086
-.130
-.761
PTBIt
-.130
.005
.014
BTD
-.761
.014
.119
a. Dependent Variable: PTBIt1
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model
Dimension Eigenvalue Condition Index
(Constant)
PTBIt
BTD
1
1
2.807
1.000
.03
.02
.02
.02
2
.726
1.967
.11
.10
.10
.04
3
.386
2.695
.35
.19
.07
.09
4
.081
5.904
.52
.68
.81
.85
a. Dependent Variable: PTBIt1
Casewise Diagnosticsa Case Number
Std. Residual
PTBIt1
Predicted Value
Residual
2
-4.054
.18
.5212
-.34151
17
3.066
.48
.2216
.25830
108
-3.347
.21
.4891
-.28197
a. Dependent Variable: PTBIt1
74
M1
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
.0113
.5983
.1419
.10450
182
-1.250
4.367
.000
1.000
182
.006
.059
.010
.007
182
-.1363
.6401
.1424
.10912
182
-.34151
.25830
.00000
.08354
182
Std. Residual
-4.054
3.066
.000
.992
182
Stud. Residual
-4.707
3.126
-.002
1.035
182
-.46049
.34729
-.00044
.09215
182
-5.017
3.207
-.003
1.054
182
Mahal. Distance
.019
88.708
2.984
9.873
182
Cook's Distance
.000
1.930
.031
.202
182
Centered Leverage Value
.000
.490
.016
.055
182
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: PTBIt1
Charts
75
76
Lampiran 4: Hasil olahan persamaan 2 Ket:
PTBIT1 PTCF PTACC BTD M2 M3
= PTBIt+1 = PTCFt = PTACCt = BTD = PTCFt* BTD = PTACCt* BTD Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
PTBIt1
.1419
.13379
182
PTCF
.1190
.09839
182
PTACC
.0000
.08823
182
BTD
.0213
.03251
182
M2
.0024
.00405
182
M3
.0002
.00376
182
Correlations PTBIt1 Pearson Correlation PTBIt1
PTACC
BTD
M2
M3
1.000
.611
.331
-.045
.133
.148
PTCF
.611
1.000
-.212
-.028
.475
-.171
PTACC
.331
-.212
1.000
.077
-.103
.535
-.045
-.028
.077
1.000
.608
.293
M2
.133
.475
-.103
.608
1.000
-.253
M3
.148
-.171
.535
.293
-.253
1.000
.
.000
.000
.273
.036
.023
PTCF
.000
.
.002
.354
.000
.010
PTACC
.000
.002
.
.150
.082
.000
BTD
.273
.354
.150
.
.000
.000
M2
.036
.000
.082
.000
.
.000
M3
.023
.010
.000
.000
.000
.
BTD
Sig. (1-tailed)
PTCF
PTBIt1
77
N
PTBIt1
182
182
182
182
182
182
PTCF
182
182
182
182
182
182
PTACC
182
182
182
182
182
182
BTD
182
182
182
182
182
182
M2
182
182
182
182
182
182
M3
182
182
182
182
182
182
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
1
Variables Removed
M3, PTCF, BTD,
Method
. Enter
PTACC, M2a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PTBIt1
Model Summaryb Change Statistics
Adjusted Std. Error R Model 1
R
R
of the
Square Square Estimate
.805a
.648
.638
.08047
R Square Change
F Change df1 df2
.648 64.864
5 176
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
2.002
a. Predictors: (Constant), M3, PTCF, BTD, PTACC, M2 b. Dependent Variable: PTBIt1
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.100
5
.420
Residual
1.140
176
.006
Total
3.240
181
a. Predictors: (Constant), M3, PTCF, BTD, PTACC, M2 b. Dependent Variable: PTBIt1
78
F 64.864
Sig. .000a
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients
Collinearity
Coefficients
Correlations
Std.
Zero-
Model
B
1 (Constant)
.007
.012
.604 .546
1.258
.086
.925 14.700 .000
.611
.742 .657
.504
1.983
.849
.087
.560 9.797 .000
.331
.594 .438
.612
1.634
1.138
.353
.277 3.224 .002
-.045
.236 .144
.272
3.682
3.149
-.465 -4.880 .000
.133 -.345
.220
4.541
2.613
-.192 -2.606 .010
.148 -.193
.370
2.705
PTCF PTACC BTD M2
Error
Statistics
15.367
M3
-6.810
Beta
t
Sig.
order
Partial Part Tolerance
.218 .117
VIF
a. Dependent Variable: PTBIt1
Coefficient Correlationsa Model 1
M3 Correlations
Covariances
PTCF
BTD
PTACC
M2
M3
1.000
-.410
-.671
-.593
.655
PTCF
-.410
1.000
.569
.331
-.685
BTD
-.671
.569
1.000
.335
-.837
PTACC
-.593
.331
.335
1.000
-.341
M2
.655
-.685
-.837
-.341
1.000
M3
6.830
-.092
-.619
-.134
5.387
PTCF
-.092
.007
.017
.002
-.185
BTD
-.619
.017
.125
.010
-.930
PTACC
-.134
.002
.010
.008
-.093
M2
5.387
-.185
-.930
-.093
9.918
a. Dependent Variable: PTBIt1
79
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions
Condition Model Dimension Eigenvalue 1
Index
(Constant) PTCF PTACC BTD
M2
M3
1
2.818
1.000
.02
.02
.00
.01
.02
.00
2
1.631
1.314
.00
.00
.16
.01
.00
.11
3
.679
2.038
.09
.07
.02
.09
.04
.00
4
.535
2.295
.01
.00
.59
.02
.04
.20
5
.277
3.191
.36
.21
.03
.06
.06
.18
6
.060
6.828
.51
.70
.20
.81
.84
.51
a. Dependent Variable: PTBIt1
Casewise Diagnosticsa Case Number
Std. Residual
PTBIt1
Predicted Value
Residual
2
-3.828
.18
.4877
-.30805
17
3.580
.48
.1918
.28806
108
-3.677
.21
.5030
-.29593
a. Dependent Variable: PTBIt1
80
Residuals Statisticsa Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
-.0292
.6028
.1419
.10772
182
Std. Predicted Value
-1.589
4.279
.000
1.000
182
.006
.068
.012
.008
182
-.0556
.6097
.1421
.11169
182
-.30805
.28806
.00000
.07935
182
Std. Residual
-3.828
3.580
.000
.986
182
Stud. Residual
-4.510
3.620
-.002
1.030
182
-.42763
.29461
-.00011
.08819
182
-4.782
3.752
-.002
1.048
182
Mahal. Distance
.045
127.434
4.973
13.468
182
Cook's Distance
.000
1.316
.023
.141
182
Centered Leverage Value
.000
.704
.027
.074
182
Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: PTBIt1
Charts
81
82