JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014
ISSN : 2086 – 4981
PEMANFAATAN ELEMEN PEMANAS SEBAGAI ALAT SABLON DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN TIMER DAN DIDUKUNG OLEH BAHASA PEMOGRAMAN BORLAND DELPHI 7.0
Asrul Huda1 Nurmaningsih Yani2
ABSTRACT Pursuant to problems faced in Digital Printing, like to the number of requiring costly expense and equipments in Digital Printing, as well as time required for the Digital Printing of cannot be determined clearly hence writer do research with research library method and research laboratory to solve the problem. From research yielded by an appliance able to Digital Printing digitally without requiring equipments which many and only exploiting heater element and one master plate and time for the Digital Printing of can be determined as according to time setting in program. Keywords : Digital Printing
INTISARI Berdasarkan permasalahan yang dihadapi di Digital Printing, seperti banyaknya membutuhkan biaya mahal dan peralatan di Digital Printing, serta waktu yang dibutuhkan untuk Digital Printing tidak dapat ditentukan dengan jelas maka penulis melakukan penelitian dengan metode penelitian kepustakaan dan laboratorium penelitian untuk memecahkan masalah. Dari penelitian yang dihasilkan oleh alat mampu Digital Printing digital tanpa memerlukan peralatan yang banyak dan hanya mengeksploitasi elemen pemanas dan satu master plate dan waktu untuk Digital Printing dari dapat ditentukan sesuai dengan waktu pengaturan dalam program. Kata Kunci: Digital Printing
1 2
Dosen Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNP Mahasiswa Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNP
171
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014
PENDAHULUAN Kecanggihan teknologi informasi pada saat ini ditandai dengan adanya komputerisasi disegala bidang. Dimana perkembangan tersebut telah memberikan arti dan peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Suatu pekerjaan yang mungkin tidak bisa dilakukan manual oleh manusia secara cepat dan tepat, dapat dilakukan oleh sebuah komputer. Komputer secara umum digunakan untuk menyimpan data yang terorganisir (Database), pengolahan kata (Word Processing) dan data lembar kerja (Spread Sheet). Namun, seiring perkembangan teknologi, komputer dapat dijadikan sebagai sebuah alat yang dapat mengontrol peralatan luar (External Device), sehingga akan membantu manusia untuk mendapatkan sebuah hasil optimal. Sebagaimana diketahui setiap komputer dilengkapi rangkaian interface agar dapat berinteraksi dengan lingkungan luar atau input output device yang standar. Interface port paralel merupakan salah satu bentuk interface komputer yang sering digunakan untuk menghubungkan dengan external device. Interface ini memiliki jalur data 25 pin yang terdiri ke dalam 3 port, port data, port status dan port kontrol serta 8 pin untuk ground. Dalam dunia penyablonan, komputer memiliki peranan yang penting, diantaranya dalam perancangan dan pembuatan plat master sebagai gambar/film yang akan digunakan untuk menyablon. Pada sistem yang dibuat ini, komputer juga berperan dalam pengontrolan waktu yang digunakan untuk menyablon. Pada dasarnya dalam mencetak foto, orang hanya mencetak di atas kertas. Pada penyablonan sederhana, untuk menyablon pada bahan baju/kaus
ISSN : 2086 – 4981
dengan warna gambar yang banyak atau warna yang kompleks, harus menggunakan screen (kain gasa yang digunakan untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon) sebanyak jumlah warna yang akan dicetak. Hal ini akan banyak mengeluarkan biaya untuk pembelian screen tersebut, waktu yang dibutuhkan untuk penyablonan juga sangat panjang dan banyak menggunakan peralatan lain diantaranya, rakel, pelapis, meja cetak dan alat penunjang lainnya. Adapun alat sablon pencetak gambar pada baju secara otomatis yang dijual di pasaran, memiliki harga yang sangat mahal, mungkin hanya orang yang memiliki bisnis sablon yang sanggup untuk membeli alat tersebut. Dengan melihat permasalahan ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mencari solusi dari permasalahan di atas. Penulis mencoba untuk melakukan penelitian untuk dapat mencetak foto secara digital pada bahan baju dengan warna gambar yang banyak atau warna yang kompleks menggunakan peralatan sederhana dengan memanfaatkan elemen pemanas dan hanya membutuhkan satu plat master. Dimana lamanya penyablonan foto pada baju dapat di kontrol menggunakan komputer sesuai dengan setting waktu pada program yang dibuat. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengajukan judul skripsi yaitu : “Pemanfaatan Elemen Pemanas Sebagai Alat Sablon Digital Dengan Menggunakan Timer dan Didukung Oleh Bahasa Pemograman Borland Delphi 7.0”
172
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Komputer Kata komputer berasal dari bahasa Latin yaitu Computare yang artinya menghitung. Dalam bahasa Inggris disebut to compute. Secara definisi komputer diterjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling bekerja sama, dapat menerima data (input), mengolah data (process) dan memberikan informasi (output) serta terkoordinasi dibawah kontrol program yang tersimpan di memorinya. Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit berbeda dalam mendefinisikan termininologi komputer. Berikut ini pengertian komputer, menurut beberapa pakar: 1. Menurut Hamacher, komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi. 2. Menurut Blissmer, komputer adalah suatu alat elektonik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut: a. Menerima input b. Memproses input sesuai dengan programnya c. Menyimpan perintahperintah dan hasil dari pengolahan d. Menyediakan output dalam bentuk informasi 3. Menurut Fuori, komputer adalah suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmatika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia. Untuk mewujudkan konsepsi komputer sebagai pengolah data
ISSN : 2086 – 4981
yang menghasilkan suatu informasi, maka diperlukan sistem komputer (computer system). Komponen komputer terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga komponen komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk kesatuan. Hardware tidak akan berfungsi apabila tanpa software, demikian juga sebaliknya. Keduanya tidak bermanfaat apabila tidak ada manusia (brainware) yang mengoperasikan dan mengendalikannya. Adapun pengertian dari ketiga komponen utama komputer tersebut adalah: a. Perangkat keras atau hardware adalah peralatan fisik dari komputer yang dapat kita lihat dan rasakan. Hardware terdiri dari : input/output device, storage device, monitor, casing unit, central procesing unit. b. Perangkat lunak atau software merupakan program-program komputer yang berguna untuk menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki. Program tersebut ditulis dengan bahasa khusus yang dimengerti oleh komputer. Software terdiri dari beberapa jenis, yaitu : sistem operasi, program utility, program aplikasi, program paket, bahasa pemograman. c. Brainware adalah personilpersonil yang terlibat langsung dalam pemakaian komputer, seperti Sistem analis, programmer, operator, user, dll. Interface Interface atau antarmuka adalah rangkaian yang bertugas menyesuaikan kerja dari pirantipiranti peripheral input/output device agar bisa berkomunikasi dengan komputer. Rangkaian ini diperlukan karena besarnya tegangan, arus, daya dan kecepatan proses piranti peripheral kebanyakan tidak sesuai
173
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 dengan peripheral input-output device, maka besaran ini harus disesuaikan dengan bantuan interface.
ISSN : 2086 – 4981
mengirim 8 bit data, sedangkan serial port hanya mampu mengirimkan 1 bit dalam waktu yang bersamaan. Dengan cepat berkembangnya teknologi komputer kebutuhan untuk hubungan eksternal pun bertambah, port paralel kemudian menjadi alat yang dihubungkan ke banyak peripheral device yang fungsinya sebagai pengontrol dan pemerima input dari eksternal device. Konektor yang digunakan pada paralel printer port adalah DB25 dengan jumlah pin 25 buah, masing-masing nomor pin dapat dilihat pada gambar 1
Port Paralel Nama lain dari port paralel adalah printer port, karena memang dirancang untuk melayani printer dengan kabel koneksi paralel. Nama register, nama sinyal dan sifat sinyal semua disesuaikan dengan pencetak atau printer. Ada beberapa nama bagi port paralel, port paralel yang bukan video adapter diberi nama LPT1 dan LPT2, masing-masing mempunyai alamat sendiri-sendiri. Sifat R/W (Read/Write) port paralel dan pengalamatannya dapat dilihat pada tabel 1: Tabel 1. Sifat-sifat dan Nama-nama Port Paralel LPT1 $3BC
LPT2 $378
LPT3 $278
Sifat R/W
$3BE
$37A
$27A
R/W
$3BD
$379
$279
R
Nama Data Port (DP) 8 bit Printer Control (PC) 5/4 bit Printer Status(PS) 5 bit
Gambar 1. Pin Out Konektor DB-25 Dari 25 pin konektor DB-25 tersebut, hanya 17 pin yang digunakan untuk saluran pembawa informasi dan yang berfungsi sebagai ground 8 pin. Ketujuh belas saluran informasi itu terdiri dari bagian, yaitu: port data 8 bit, port status 5 bit dan port kontrol 4 bit. Nama-nama sinyal yang terdapat pada pin konektor DB-25 printer port dapat dilihat pada tabel 2, yaitu :
Konfigurasi Pin DB-25 Port paralel adalah salah satu dari beberapa interface yang terdapat pada setiap komputer. Port paralel sudah disediakan sebagai alternatif serial port untuk pengiriman data ke printer yang teknologinya cepat berkembang. Port paralel mempunyai kemampuan
174
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014
ISSN : 2086 – 4981
Tabel 2. Fungsi Pin Konektor DB-25 NO PIN DB-25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18-25
Sinyal SPP nStrobe Data 0 Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Data 6 Data 7 nAcknowledge Busy Paper Out Select nAuto linefeed nError nInitialize nSelect Printer Ground
Arah
Register
In/Out Out Out Out Out Out Out Out Out In In In In In/Out In In/Out In/Out
Control Data Data Data Data Data Data Data Data Status Status Status Status Control Status Control Control Ground
Fungsi sinyal-sinyal tersebut adalah sebagai berikut : 1. nStrobe: Saluran ini diaktifkan komputer jika ia akan meneruskan data ke printer. 2. Data 0 3. Data1 4. Data2 5. Data3 Data Out 6. Data4 7. Data5 8. Data6 9. Data7 10. nAcknowledge: Jika printer telah mengolah data yang diterimanya, maka dalam waktu maksimal 30 microdetik ia memberi sinyal jabat tangan (handshake) Ini. 11. Busy: Ketika printer menerima data atau mencetak, sinyal ini diaktifkan. Demikian pula jika ada gangguan atau dalam status offline. 12. Paper Empty: Sinyal ini akan terus aktif sampai kertas baru dipasang, sinyal inilah yang akan diambil sebagai pengontrolan yang dilakukan oleh port paralel melalu pemograman.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Sifat Inverting Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Inverting Normal Normal Inverting Normal Normal Inverting
Select (On): Ketika printer telah dihidupkan, maka sinya ini yang menyatakan printer dalam keadaan online. nAuto feed: Jika sinyal ini diaktifkan, printer pada akhir setiap baris akan pindah ke baris selanjutnya secara otomatis. nError: Keluaran ini aktif jika ada gangguan seperti printer tidak tersambung atau tidak menyala (offline ). nInitializePrinter: Dengan saluran ini printer kembali keadaan awal. nSelect Input: Pemilihan printer sebagai piranti DTE ( Data Terminal Equipment ) berlangsung dengan sinyal ini. 18-25 ground.
Konsep Dasar dan Karakteristik Komponen Sistem Elemen Pemanas Bagian utama alat pemanas listrik disebut elemen pemanas. Elemen pemanas terbuat dari kawat halus yang mempunyai hambat jenis besar, misalnya kawat nikelin, konstantan dan mikron. Semakin besar hambatan kawat maka energi kalor yang dihasilkan juga semakin
175
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 besar, karena besarnya energi sebanding dengan beda potensial, kuat arus dan waktu. Cara membuat elemen pemanas yaitu, kawat halus dililitkan pada alur-alur lempeng yang terbuat dari isolator tahan panas, seperti keramik, mika dan sebagainya. Lilitan tersebut kemudian ditutup lagi dengan isolator sehingga elemen pemanas itu tersekat rapat. Temperatur maksimal yang dapat dihasilkan oleh elemen pemanas berbeda-beda, diantaranya 1800 C, 2100 C, 10000 C. Salah satu bentuk elemen pemanas dapat dilihat pada gambar 2
ISSN : 2086 – 4981
disebut juga tahanan atau hambatan listrik, ada juga yang menyebut resistance. Resistor disingkat dengan huruf R. Resistor berfungsi untuk menurunkan arus listrik, menghambat arus listrik dan membagi arus listrik pada suatu rangkaian. Sebagai pengatur arus, tahanan dapat dihubungkan secara paralel, sedangkan untuk mengatur tegangan, tahanan dihubungkan secara seri. Beberapa tahanan yang dihubungkan secara paralel dapat memperkecil nilai tahanannya. Hal ini dapat dilihat dari rumus: 1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + ... + 1/Rn, dimana: Rt = Nilai tahanan total R1 = Nilai tahanan pada resistor 1 R2 = Nilai tahanan pada resistor 2 Tahanan yang dihubungkan secara seri akan memperbesar nilai tahanannya sesuai dengan rumus: Rt = R1 + R2 + ... Rn, dimana: Rt = Nilai tahanan total R1 = Nilai tahanan pada resistor 1 R2 = Nilai tahanan pada resistor 2 Satuan yang dipakai untuk menentukan besar kecilnya nilai resistor adalah Ohm atau disingkat dengan huruf Yunani Omega (). Nama Ohm diberikan atas penghargaan kepada yang menemukannya yaitu seorang bangsa Jerman yang bernama George Simon Ohm (1787-1854). Selain memiliki nilai resistansi, ada beberapa jenis resistor lainnya seperti resistor elektrolit yang dilengkapi dengan batas-batas daya yang diperrkenankan (rating daya). Rating daya ini ada yang dicantumkan dan ada yang tidak. Jika tidak diketahui kita dapat memperkirakannya berdasarkan ukuran fisik resistor tersebut. Semakin besar ukurannya semakin
Gambar 2. Elemen Pemanas Switch Sebuah switch ideal harus mempunyai karakteristik, pada keadaan off, switch tidak dapat dilalui arus sama sekali dan pada keadaan on, switch dapat dilalui arus. Switch tidak mempunyai tegangan drop dari daerah saturasi (switch dalam keadaan on) ke daerah cut-off (switch dalam keadaan off). Switch merupakan suatu komponen yang digunakan untuk menjembatani serta memutuskan sinyal-sinyal listrik sesuai dengan keadaan yang diberikan kepada switch tersebut. Salah satu bentuk switch dapat dilihat pada gambar 3
Gambar 3. Switch Resistor Perlu diketahui hampir semua rangkaian elektronika menggunakan resistor. Dalam prakteknya resistor
176
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 besar pula batas dayanya. Sesuai dengan namanya, resistor memiliki resistansi yang sesuai dengan bahan dasar untuk membuat resistor tersebut. Pada mulanya dibuat dari bahan karbon dengan alasan karbon memiliki resistivitas yang tinggi. Bahan karbon tersebut dililit dengan kawat, kemudian diberi kode warna atau nilai tertentu sesuai dengan ukurannya. Kemudian sesuai dengan perkembangan teknologi telah ditemukan bahan-bahan lain seperti: film karbon, film metal, film cermet, keramik dan porselen.
ISSN : 2086 – 4981
Seringkali nilai dari resistor dan komponen lainnya tidak dicetak pada badannya, melainkan diberi kode warna. Pada resistor terdapat 2 metode dalam menggunakan kode warna. Metode pertama adalah metode tiga garis, dan metode kedua adalah metode noktah badan. Resistor dengan noktah badan tidak lagi dibuat, tetapi mungkin masih ditemukan pada peralatan tua. Kode warna yang digunakan pada kedua metode tersebut sama, warna-warna dan arti masing-masing seperti terlihat pada tabel 3:
Tabel 3. Kode Warna Resistor Warna
Nilai Warna 1
Hitam Coklat Merah Orange Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -
Nilai Warna 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -
Nilai Warna 3 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 10 0,1 0,01
Nilai Warna 4 (Toleransi) 2% 5% 10%
Gambar 4. Resistor Berkode Warna Maka mulailah dengan garis paling dekat dengan ujung resistor. Garis pertama adalah angka pertama, garis kedua adalah angka kedua, garis ketiga adalah pelipat 10 yang menyatakan banyaknya nol yang terdapat di belakang angka kedua, sedangkan garis keempat adalah menunjukkan bahwa dua
angka yang pertama harus dikalikan dengan nilai ini. Gambar 2.4 di atas dapat dibaca: coklat=1, hitam=0, merah=102 jadi nilainya yaitu 1000 Ohm atau 1 K. Sedangkan emas = 5% menunjukkan dua angka pertama dikalikan dengan 0,05.
177
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 Transistor Nama transistor berasal dari kata tranfer dan resistor yang artinya adalah merubah bahan dari bahan yang tidak dapat menghantar arus listrik menjadi bahan penghantar atau setengah penghantar (semikonduktor). Transistor adalah komponen aktif. Transistor sendiri diciptakan oleh tiga orang bangsa Amerika yang bernama John Bardeen, Walten Brattain dan William Shockley pada tahun 1948. Sama halnya dengan komponen semikonduktor lainya, transistor dibuat dari bahan Indium, Germanium dan Silikon. Dalam bidang elektronika komponen transistor banyak sekali macamnya, diantaranya transistor bipolar dan transistor unipolar atau transistor efek medan (FET). Transistor bipolar memiliki 3 buah terminal yang membentuk tiga buah elektrode atau kaki, yaitu kaki emiter disingkat dengan huruf E, kaki basis disingkat dengan huruf B dan kaki kolektor disingkat dengan huruf C. Kita mengenal 2 macam transistor bipolar, yaitu: a. Transistor PNP (Positif Negatif Positif) b. Transistor NPN (Negatif Positif Negatif) Transistor asal mulanya adalah hasil pengembangan dari dua buah Dioda jenis PN dan NP yang dipertemukan menjadi satu, sehingga menghasilkan satu elektroda ketiga yang berfungsi sebagai pengontrol parameter antara bahan PN dan NP. Prinsip terjadinya pertemuan kedua dioda jenis PN dan NP adalah seperti
ISSN : 2086 – 4981
terlihat pada Gambar 5 dan gambar 6
Gambar 5. Persambungan Semikonduktor Tipe PNP
Gambar 6. Persambungan Semikonduktor Tipe NPN Apabila yang dipertemukan jenis N-nya, maka diperoleh transistor jenis PNP. P N + N P = PNP Apabila yang dipertemukan bahan jenis P-nya, maka akan diperoleh transistor jenis NPN. N P + P N = NPN Untuk membedakan antara transistor PNP dan NPN dalam rangkaian adalah sebagai berikut: dalam skema, transistor NPN digambarkan dengan tanda anak panah yang terletak pada kaki emitor ke luar lingkaran, sedangkan transistor PNP tanda anak panahnya menuju ke dalam lingkaran. Lambang transistor dapat dilihat pada gambar 7
Gambar 7. Lambang Transistor
178
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 Fungsi dari masing-masing kaki (elektrode) transistor, yaitu: 1. Basis berfungsi mengatur (mengendalikan) kuat arus dalam transistor. 2. Emitor berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. 3. Kolektor berfungsi sebagai penyalur arus listrik. Dengan banyaknya jenis transistor dan macam transistor yang beredar di pasaran dengan berbagai macam bentuk dan ukuran tertentu, akan menimbulkan masalah untuk mengetahui kaki-kaki transistor. Pada umumnya transistor diberi tanda pada badannya dengan tujuan untuk memudahkan dalam menentukan fungsi dari masingmasing kakinya. Untuk memudahkan mengetahui kaki-kaki transitor caranya adalah dengan memperhatikan tanda titik, lingkaran atau segi empat, kemudian memperhatikan kaki transistor, kaki yang paling dekat dengan tandatanda tersebut adalah kaki kolektor, seterusnya searah jarum jam berturut-turut adalah kaki emitor dan kaki basis. Dalam penggunaan, transistor kebanyakan diterapkan sebagai rangkaian penguat, stabilizer tegangan, saklar elektronik dan lainlain. Transistor adalah komponen yang sangat peka terhadap tegangan atau muatan listrik, baik tegangan dari listrik maupun dari tubuh manusia. Elektroda basis dari sebuah transistor dengan mendapat sedikit saja arus mampu menyampaikan arus yang lebih besar dari pada input yang diterima. Transistor unipolar lebih dikenal dengan sebutan FET (Field Effect transistor). Prinsip kerja FET diatur oleh tegangan antara gate dan source. Nama elektrode atau kaki transistor unipolar, yaitu gate, drain dan source.
ISSN : 2086 – 4981
Perbedaan utama antara FET dan transistor bipolar terletak pada pengaturan arus drain yang diatur oleh tegangan gate-source, sedangkan pada transitor bipolar, arus kolektor diatur oleh arus basis. Transistor unipolar dipakai pada rangkaian pembangkit gelombang, penguat yang dihubungkan pada mikrofon, rangkaian ukur listrik, dan lain-lain. Motor DC Servo Motor adalah mesin yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau gerak, dimana tenaga gerak itu merupakan putaran pada rotor. Suatu motor DC servo mempunyai pengertian dimana sebuah mekanisme suatu servo merupakan sistem automatic dalam mengendalikan sumber daya ke suatu beban mekanik. Sistem mekanisme dari suatu servo menggunakan arus bolak-balik dalam mengatur letak secara otomatis dan secara benar. motor servo dc magnet permanen menggunakan magnet secara konstan sebagai sumber arus. Motor servo magnet permanen mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan wound-field diantaranya yaitu peningkatan efisiensi, kecilnya ukuran,tenaga putaran yang tinggi dan rendahnya tenaga input. Relay Relay adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian elektronik yang lainnya, contoh pada rangkaian pengontrol motor mengunakan relay. Pada dasarnya relay adalah saklar elektromagnetik yang akan bekerja apabila arus mengalir melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontakkontak relay. Kontak-kontak dapat ditarik apabila garis magnet dapat
179
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 mengalahkan gaya pegas yang melawannya. Besarnya gaya magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah udara pada jangkar dan inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir atau disebut dengan inperal lilitan dan pelawan magnet yang berada pada sirkuit pemagnetan. Untuk memperbesar kuat medan magnet dibentuk suatu sirkuit. Kontak-kontak atau kutub-kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu : 1. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut
Normally Open
ISSN : 2086 – 4981
sebagai kontak Normally Open ( NO ). 2. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut dengan kontak Normally Close ( NC ). 3. Tukar-sambung ( Change Over/CO ), relay jenis ini mempunyai kontak tengah yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi ini dan membuat kontak dengan yang lain bila relay dialiri listrik. Gambar 8 memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah relay :
Normally Close
Change Over
Gambar 8. Jenis Konstruksi Relay Light Emiting Diode (LED) Kebanyakan semikonduktor akan memancarkan cahaya apabila ditembaki energi. Penembakan energi ini dapat tejadi dalam bentuk elektron, cahaya atau panas. Dioda Emisi Cahaya (Light Emiting Diode) menggunakan sifat ini, dimana LED adalah dioda yang dipasang dalam wadah tembus pandang yang akan menyala/memancarkan cahaya bila dilalui arus. Dengan menggunakan unsur-unsur seperti : gelium, arsen dan posfor, maka bisa didapatkan LED yang menghasilkan cahaya merah atau cahaya tak tampak. Bila sebuah LED diberi tegangan maju, maka LED tersebut akan memancarkan cahaya karena elektron-elektron bebasnya akan bergabung kembali dengan lubang disekitar persambungan ketika melaju dari tingkat energi yang lebih
tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Elektron-elektron bebas tersebut akan mengeluarkan energinya dalam bentuk radiasi. Di dalam LED sebagian dari selisih energi ini dilepaskan sebagai radiasi cahaya. Tegangan ini mengaktifkan LED berkisar antara 1,6 volt sampai dengan 2,4 volt tergantung pada tipenya. Arus yang dibutuhkan sebesar 15 mA. Katodanya merupakan garis lurus, yang ditandai dengan kaki LED yang lebih pendek. Simbol dan bentuk LED dapat dilihat pada gambar 9
(a)
180
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014
ISSN : 2086 – 4981
menghasilkan pemancaran di daerah cahaya sangat berguna dalam instrumentasi, alat hitung dan sebagainya. Sebagian bentuk LED warna dapat dilihat pada gambar 10
(b) Gambar 9. Simbol LED dan Bentuk LED LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Pada LED, energi memancar sebagai cahaya. LED dapat memancarkan cahaya merah, hijau, kuning, biru, jingga atau infra merah. LED yang
Gambar 10.
Warna LED
LED dibedakan dengan tiga cara yaitu warna, bentuk permukaan yang memancarkannya (bulat, persegi, segi tiga,segi empat) dan nilai listriknya. Nilai beberapa LED bulat diberikan dalam tabel.4
Tabel 4. Data Berbagai LED Ø 3 mm
5 mm
WARNA Merah Kuning Hijau Merah Kuning Hijau
VR Max 5V
IF Max 100 mA
Ptot 200 mW
VF 1.6 V (< 2V)
IR(VR=5V) < 100 µA
5V
60 mA
200 mW
2.4 V (< 3V)
< 100 µA
Transformator Sebagian besar rangkaian elektronika membutuhkan tegangan DC untuk dapat bekerja dengan baik. Sedangkan tegangan yang biasa kita pakai sehari-hari adalah tegangan AC. Oleh sebab itu yang harus dilakukan terlebih dahulu
dalam setiap peralatan elektronika adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Komponen utama dalam catu daya adalah transformator, dioda penyearah, kapasitor. Gambar 11 menggambarkan salah satu bentuk rangkaian catu daya.
Gambar 11. Sistem Penggabungan Komponen Pada Catu Daya Transformator adalah suatu alat elektronik yang memindahkan energi dari satu sirkuit elektronik ke
sirkuit lainnya melalui pasangan magnet. Biasanya dipakai untuk mengubah tegangan listrik dari tinggi
181
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 ke rendah dan berarti juga mengubah arus listrik dari rendah ke tinggi. Transformator mengubah tegangan AC dari satu besaran tegangan ke tegangan lain. Transformator step-up meningkatkan tegangan, sedangkan transformator step-down menurunkan tegangan. Pada umumnya catu daya menggunakan transformator stepdown untuk mengurangi tegangan tinggi (220V) menjadi tegangan yang lebih kecil [(www.hsimotors.com, 2003), terjemahan].
ISSN : 2086 – 4981
Kumparan (koil) input disebut dengan koil primer dan koil output disebut dengan sekunder. Tidak terdapat hubungan listrik antara dua koil tersebut, walaupun keduanya terhubung dengan medan magnet yang terbentuk di dalam inti besi pada transformator. Garis tengah pada simbol menyatakan inti transformator. Gambar 12 memperlihatkan simbol transformator dan bentuk transformator yang umum digunakan.
Gambar 12. Simbol dan bentuk Transformator Kapasitor Kapasitor merupakan komponen penyimpan sementara. Kapasitor dapat diisi dengan arus atau muatan dan kemudian dapat dikosongkan (dibuang muatannya). Kapasitor tersedia dalam berbagai ukuran dengan kisaran tinggi, dari yang sangat kecil (4mm x 4mm) dengan ketebalan 2mm hingga yang besar yaitu tinggi 140mm dengan diameter 75mm. Tersedia pula banyak kapasitor jenis khusus, termasuk kapasitor variabel. Satuan kapasitansi adalah farad (F). Tetapi karena 1F adalah besaran yang sangat besar (bila diukur secara fisik dapat mencapai ukuran sebesar satu set TV), nilai kapasitor biasanya jauh lebih kecil dari 1F. Nilai kapasitor yang besar biasanya diberikan dalam mikrofarad (µF), yang lebih rendah dalam nanofarad (nF), sementara nilai yang terkecil dalam pikofarad (pF). Paramenter kedua dari kapasitor yang sangat penting adalah tegangan kerjanya. Ini adalah tegangan maksimum dimana
kapasitor masih dapat dioperasikan di dalam sebuah rangkaian dan tidak boleh melewati dalam lingkungan apapun. Tegangan kerja biasanya tertera pada kapasitor. Kapasitor elektrolit mempunyai polaritas, yang berarti harus dipasang pada rangkaian dengan cara yang tepat (tidak boleh terbalik). Bahan dielektrik dari kapasitor elektrolit terdiri dari sebuah lapisan oksida yang sangat tipis. Hal ini memungkinkan kapasitor ini dapat dibuat dengan nilai kapasitansi yang sangat tinggi. Namun kapasitor ini sangat sensitif terhadap tegangan berlebih dan polaritas terbalik karena menghubungkan kapasitor dengan polaritas yang salah akan merusak lapisan oksida sehingga kapasitor dengan polaritas yang salah akan merusakan lapisan oksida sehingga kapasitor tidak akan berfungsi lagi. Membaca Kapasitansi Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang
182
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Bias.anya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat didalam datasheet Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektromania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.
ISSN : 2086 – 4981
kemudian di cetak menggunakan printer. Printer yang digunakan sebaiknya printer laser atau jenis tinta bubble, hal ini berkaitan dengan ketajaman gambar. Jika menggunakan printer nonlaser, kualitas plat master yang tercetak tidak akan tajam dan bagus. Akibatnya, plat master yang tercetak sebagai film akan tidak baik. Sebagai contoh dari plat master dapat dilihat pada gambar 13
Gambar 13. Plat Master HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam dunia penyablonan, komputer memiliki peranan yang penting, diantaranya dalam perancangan dan pembuatan plat master sebagai gambar/film yang akan digunakan untuk menyablon. Pada sistem yang dibuat ini, komputer juga berperan dalam pengontrolan waktu yang digunakan untuk menyablon. Sistem penyablonan yang dibuat ini, dapat bekerja secara manual maupun secara otomatis. Apabila menggunakan sistem secara manual, dapat dilakukan dengan penekanan tombol “turun” atau “naik” secara bergantian yang ada pada tampilan program. Waktu yang digunakan untuk menyablon tergantung pada keinginan user atau pengguna. Apabila menggunakan sistem secara otomatis, dapat dilakukan dengan menekan tombol “Sistem Otomatis” yang ada pada tampilan program. Sistem akan berjalan sesuai dengan nilai sensor yang telah ditentukan. Waktu yang digunakan untuk menyablon sesuai dengan waktu yang telah di-setting
Plat Master Plat master didisain menggunakan program Adobe Fhotoshop 7.0 pada komputer,
183
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 di dalam program. Penyablonan dapat dilakukan selama belum ada instruksi untuk berhenti yang dilakukan oleh user.
2.
Data Flow Diagram Pada pembahasan ini, akan dijelaskan tentang Context Diagram dan Data Flow Diagram Level 0 yang berhubungan dengan alat yang dirancang, adapun pembahasannya antara lain :
3.
Context Diagram Context Diagram adalah pendefinisian terhadap sistem yang akan dirancang yang bersifat menyeluruh. Context Diagram digunakan untuk memudahkan proses penganalisaan terhadap sistem yang dirancang secara keseluruhan. Dalam hal ini Context Diagram berfungsi sebagai media yang terdiri dari satu proses dan beberapa entity. Adapun Context Diagram yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 14
4.
5.
6.
7. Gambar 14. Context Diagram Sistem Pengontrolan Penyablonan Dari gambar 14 proses akan ter-integrasi dengan delapan eksternal entity, yang diuraikan sebagai berikut: 1. Operator Operator berfungsi untuk memberikan instruksi ke sistem kontrol penyablonan agar berjalan dengan baik dan
8.
184
ISSN : 2086 – 4981
sebagaimana mestinya sesuai dengan yang diinginkan. Switch Switch digunakan sebagai input dari sistem, dimana nilai dari switch akan diproses dalam modul program untuk mengaktifkan motor yang digunakan. Modul program Melakukan pembacaan terhadap pin-pin port paralel, baik pembacaan terhadap sinyal-sinyal input, memberikan instruksi-instruksi untuk mengaktifkan pin-pin output. Modul program juga mengontrol semua proses yang terjadi pada sistem. Port Paralel Berfungsi sebagai interface yang menghubungkan antara internal device dan external device, dimana port paralel menerima dan menyalurkan sinyal ke dalam komputer untuk diolah oleh modul program. Kontraktor Relay Saklar otomatis yang mendapatkan sinyal input dari port paralel untuk menggerakkan motor DC. Motor DC Motor DC digunakan untuk menggerakkan naik dan turunnya bingkai elemen pemanas sesuai dengan instruksi dari modul program. Monitor Monitor digunakan sebagai tampilan dari eksekusi program yang dibuat dan untuk pemilihan menu yang diinginkan oleh operator. Speaker Speaker akan memberi informasi dalam bentuk bunyi kepada operator bahwa penyablonan telah selesai.
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 Data Flow Diagram Level 0 Pada sub bab ini dijabarkan mengenai data flow diagram yang merupakan uraian lebih terperinci dari sistem yang dirancang. Adapun gambar 15 berikut adalah data flow diagram level 0 yang diuraikan berdasarkan pada context diagram sebelumnya.
4.
5.
6.
7.
ISSN : 2086 – 4981
port paralel melanjutkan pengiriman sinyal input ke modul program. Setelah modul program memproses data dari switch, maka modul program mengirimkan sinyal instruksi untuk mengaktifkan pin 2 dan 3 pada port paralel. port paralel mengirimkan bit data ke kontraktor relay untuk memberikan tegangan ke motor DC agar motor dapat bergerak turun/naik. Saat motor bergerak ke kanan/naik maka speaker akan mengeluarkan informasi dalam bentuk suara.
Blok Diagram Pada blok diagram sistem pengontrolan penyablonan ini dapat dijelaskan bahwa pengendalian motor DC dikendalikan melalui komputer, yang terhubung ke interface port paralel. Motor DC yang akan menggerakkan bingkai elemen pemanas untuk dapat turun dan naik. Selain blok operator dan switch, semua blok akan dikendalikan oleh komputer yang telah menyimpan program untuk menjalankan alat penyablonan. Blok diagram dari sistem pengontrolan penyablonan dapat dilihat pada gambar 16
Gambar 15. Data Flow Diagram Level 0 Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa eksternal entity pada context diagram sama dengan entity pada level 0, sedangkan proses dinaikkan menjadi delapan sub proses. Adapun proses yang dilakukan dalam penyablonan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Operator memberikan sinyal instruksi dalam bentuk penekanan tombol pada hasil eksekusi program yang ditampilkan di monitor untuk memilih menu yang telah disediakan baik secara manual maupun otomatis. 2. Sinyal instruksi pengaktifan sistem otomatis maupun di kirim ke modul program untuk dilakukan proses aritmatika dan logika. 3. Sinyal input dikirim dari switch ke port paralel.
Gambar 16. Blok Diagram
185
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 Rancangan Fisik Alat Dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat rangkaian fisik dari sistem penyablonan otomatis. Rancangan fisik alat dapat dilihat pada gambar17
ISSN : 2086 – 4981
Rangkaian Per Blok Pada sub bab ini, akan menjelaskan rangkaian yang mendukung jalannya alat. Rangkaian tersebut adalah: rangkaian catu daya dan rangkaian motor DC. Rangkaian Catu Daya Rangkaian catu daya pada gambar 18 disebut penyearah gelombang penuh. Komponen yang digunakan dalam catu daya ini adalah dioda penyearah 6A05 dan kapasitor 4700µf/50V. Dioda penyearah berfungsi untuk mengalirkan arus dalam satu arah saja, sedangkan kapasitor berfungsi mem-filter tegangan. Rangkaian ini berfungsi sebagai dua penyearah setengah gelombang, masingmasing menghantar selama setengah siklus secara berselingan. Tegangan sumber 220V akan dialiri ke travo stepdown, dimana travo stepdown akan menurunkan tegangan dengan beberapa polaritas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Dalam rangkaian ini dibutuhkan keluaran 12V dari travo yang akan diteruskan ke dioda penyearah. Karena tegangan yang keluar dari penyearah gelombang penuh merupakan tegangan DC yang berubah-ubah, maka tegangan akan disaring atau difilterisasi menggunakan kapasitor agar keluarannya merupakan tegangan yang hampir tetap 12V.
Gambar 17. Rancangan Fisik Alat Pada rangkaian fisik ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Box, terdiri dari rangkaian motor DC dan rangkaian catu daya. b. Gear dan rantai yang digunakan untuk menggerakkan bingkai elemen pemanas dengan menggunakan motorDC. c. Komputer dan pelengkapnya sebagai pengendali. d. Plat master sebagai gambar yang akan digunakan untuk menyablon. e. Elemen pemanas yang digunakan sebagai alat sablon. Desain Secara Terinci Beberapa aspek yang perlu dikembangkan dalam pemahaman terhadap sistem merupakan satu kesatuan prosedur inti dari sistem tersebut. Sistem dikatakan lengkap bila dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terjadi interaksi antara sub sistem – sub sistem yang ada. Pada sub bab berikut ini akan dijelaskan mengenai analisa perancangan rangkaian secara keseluruhan dan masing–masing rangkaian yang mendukung tercapainya tujuan pembuatan alat ini.
Gambar 18. Rangkaian Catu Daya Rangkaian Motor DC Rancangan elektronika pada penggabungan antara sistem yang dirancang melalui program komputer
186
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 hampir sama dengan cara kerja pada port paralel disini dijelaskan bahwa output dari penyearah tidak langsung menuju interface tetapi dibatasi dengan switch, penggunaan input berlogika 1 adalah ground bertujuan arus yang masuk dan tegangan masuk tidak merusak port paralel secara permanen. Rangkain motor DC dilengkapi dengan Relay yang berfungsi sebagai driver motor DC. Switch akan mengirimkan sinyal input ke port paralel apabila switch terhubung dan mendapat sinyal dari ground. Prinsip kerja rangkaian ini adalah jika pin 11 mendapatkan input dari switch, maka port paralel akan mengirimkan sinyal ke modul program, kemudian akan melanjutkan instruksi sebagai berikut : jika pin 2 berlogika 1, sinyal dikirimkan ke resistor yang berfungsi sebagai tahanan tegangan bias pada transistor, kemudian sinyal dilanjutkan ke basis transistor. Transistor berfungsi sebagai switch sehingga dapat memberikan tegangan input untuk mengaktifkan relay. Dioda pada rangkaian digunakan untuk mengontrol tegangan antara input VCC dengan kolektor transistor. Untuk menggerakan motor ke kanan/naik, maka VCC +12V yang terhubung ke relay 2 aktif sebagai driver untuk mengerakkan motor DC. Jika pin 10 mendapatkan input dari switch, maka port paralel akan mengirimkan sinyal ke modul program, kemudian akan melanjutkan instruksi sebagai berikut : jika pin 3 berlogika 1, sinyal dikirimkan ke resistor yang berfungsi sebagai tahanan tegangan bias pada transistor, kemudian sinyal dilanjutkan ke basis transistor. Transistor berfungsi sebagai switch sehingga dapat memberikan tegangan input untuk mengaktifkan relay. Dioda pada rangkaian digunakan untuk mengontrol tegangan antara input VCC dengan
ISSN : 2086 – 4981
kolektor transistor. Untuk menggerakan motor ke kiri/turun, maka VCC +12V yang terhubung ke relay 1 aktif sebagai driver untuk mengerakkan motor DC. Jika input pada resistor atau output dari pin port paralel berlogika 0, maka tegangan 12V tidak dapat mengalir ke relay karena kaki kolektor tidak menerima ground yang terhubung pada kaki emiter. Jika relay tidak aktif maka switch pada relay tidak berpindah dari kondisi off menjadi on untuk menggerakkan motor. Rangkain driver motor DC ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu Resistor 330Ω, Dioda 1N4001, Transistor C828 dan Relay 12 V. Pada gambar 19 dapat digambarkan rangkaian motor DC yang dibuat.
Gambar 19. Rangkaian Motor DC Gambar 19 menunjukkan gambar pengendalian motor DC. Untuk menghindarkan terbukanya ke dua transistor secara bersamaan, maka dipakai suatu trik pada rangkaian, dengan demikian, akan diperoleh tabel pengendalian motor DC yang diperlihatkan pada tabel 3.1
187
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 Tabel 5. Logika Pengendalian Motor DC SINYAL MASUKKAN Port 2 Port 3 0 0 0 1 1 0 1 1
ISSN : 2086 – 4981
Rangkaian Keseluruhan Pada rangkaian keseluruhan ini dapat dilihat, bahwa rangkaian motor DC mendapatkan tegangan dari rangkaian catu daya sebesar 12V. Ground dari rangkaian dihubungkan ke switch yang digunakan sebagai input yang akan dikirimkan sinyalnya ke port paralel. Gambar 20 menggambarkan rangkaian keseluruhan yang dibuat.
AKIBAT Motor berhenti Berputar ke kiri/turun Berputar ke kanan/na ik Error
Gambar 20. Rangkaian Keseluruhan Jika pin 11 mendapatkan input dari switch, maka port paralel akan mengirimkan sinyal ke modul program, kemudian akan melanjutkan instruksi sebagai berikut : jika pin 2 berlogika 1, sinyal dikirimkan ke resistor yang berfungsi sebagai tahanan tegangan bias pada transistor, kemudian sinyal dilanjutkan ke basis transistor.
Transistor berfungsi sebagai switch sehingga dapat memberikan tegangan input untuk mengaktifkan relay. Dioda pada rangkaian digunakan untuk mengontrol tegangan antara input VCC dengan kolektor transistor. Untuk menggerakan motor ke kanan/naik, maka vcc +12V yang terhubung ke
188
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014
ISSN : 2086 – 4981
Logika Program Pada sub bab ini dijabarkan tentang logika dasar program dan rancangan modul program yang digunakan untuk menjalankan alat.
relay 2 aktif sebagai driver untuk mengerakkan motor DC. Jika pin 10 mendapatkan input dari switch, maka port paralel akan mengirimkan sinyal ke modul program, kemudian akan melanjutkan instruksi sebagai berikut : jika pin 3 berlogika 1, sinyal dikirimkan ke resistor yang berfungsi sebagai tahanan tegangan bias pada transistor, kemudian sinyal dilanjutkan ke basis transistor. Transistor berfungsi sebagai switch sehingga dapat memberikan tegangan input untuk mengaktifkan relay. Dioda pada rangkaian digunakan untuk mengontrol tegangan antara input VCC dengan kolektor transistor. Untuk menggerakan motor ke kiri/turun, maka vcc +12V yang terhubung ke relay 1 aktif sebagai driver untuk mengerakkan motor DC.
Logika Dasar Program Flowchart merupakan ungkapan berbentuk gambar mengenai urutan proses atau operasi yang harus dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Flowchart program yang dirancang merupakan prosedur diagram alir yang sederhana, sebab perolehan logika yang diinginkan untuk menerapkan fungsi kerja alat hanya berlangsung dalam ruang lingkup pengkondisian variabel-variabel teknis. Bentuk program yang dibuat dalam bentuk flowchart dapat dilihat pada gambar 21
Gambar 21. Flowchart Program
189
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014
ISSN : 2086 – 4981
2. Modul Program Delay Procedure delay (lama : longint); var jarak : integer; begin jarak := GetTickCount; repeat application.ProcessMessages; until ((GetTickCount - jarak) >= lama); end;
Dari logika flowchart pada gambar 21, maka dapat dituliskan prosedur operasi program sebagai berikut: 1. Inisialisasi port paralel. 2. Pilihan yang menanyakan ingin keluar dari program atau tidak. 3. Input-kan pilihan “Sistem Otomatis” atau pilihan “Sistem Manual”. 4. Apabila dipilih sistem otomatis, maka sistem akan bekerja berdasarkan dari nilai input yang didapat dari switch. 5. Setelah waktu yang disettingkan terpenuhi, maka motor DC akan bergerak ke kanan/naik dan speaker akan memberikan informasi dalam bentuk suara. 6. Penyablonan akan terus berulang sampai ditekan tombal “matikan sistem” untuk menghentikan penyablonan. 7. Apabila dipilih sistem manual, maka operator yang akan memberikan instruksi dan waktu penyablonan sesuai dengan keinginan operator. Dari flowchart program di atas, dapat dipahami langkahlangkah pelaksanaan program.
3. Modul Program Motor DC Bergerak Ke Kiri/Turun Procedure turun; var I : integer; begin for i := 1 to 2 do begin PortOut($378,$02);delay (10); end; end; 4. Modul Program Motor DC Bergerak Ke Kanan/Naik Procedure naik; var I : integer; begin for i := 1 to 2 do begin PortOut($378,$01);delay (10); PlaySound(PChar('D:\nadaya ni.wav'),0,SND_SYNC); end; end;
Rancangan Modul Program Berikut ini diuraikan tentang modul-modul program dari sistem yang dirancang. Bagian port paralel yang digunakan adalah LPT2 yang mana alamatnya $378 yang dikenal dengan printer data 8 bit dan $379 dengan printer status, dimana program pembacaannya portnya adalah :
5. Modul Program Timer untuk Switch procedure TForm1.Timer3Timer(Sender: TObject); var switch : integer; begin switch := Portin($379); Edit1.Text := Inttostr (switch); If switch =127 then begin portout($378,$00); end Else If switch =63 then
1. Program pembacaan port untuk eksternal device: Procedure PortOut (Port : word; data : byte); stdcall;external'io.dll'; Function PortIn (Port : word):byte; stdcall; external'io.dll';
190
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 begin sleep(1000); turun; Timer3.Enabled:=false; Timer2.Enabled:=true; end; end;
ISSN : 2086 – 4981
2. Alat dihubungkan ke card interface port paralel pada komputer. 3. Komputer diaktifkan dan buka program penyablonan secara digital. 4. Tekan tombol pilihan “sistem otomatis” yang telah disediakan si layar monitor. 5. Maka modul program mendapatkan instruksi dari penekanan tombol. 6. Input yang didapat oleh switch, dikirimkan ke port paralel. 7. Input yang didapat dari switch akan diproses dimodul program kemudian di kirin kembali ke port paralel untuk menggerakkan motor DC ke kiri/turun. 8. Setelah beberapa saat elemen menghimpit plat master maka motor akan bergerak ke kanan /naik dan secara otomatis speaker akan memberikan informasi dalam bentuk suara yang menandakan penyablonan telah selesai dilakukan dan terus akan melakukan penyablonan kembali sampai ditekan tombol “matikan sistem”. Langkah-langkah dalam pengoperasian alat secara manual adalah sebagai berikut: 1. Pastikan seluruh rangkaian telah bekerja dan tidak ada yang terhubung singkat. 2. Alat dihubungkan ke card interface port paralel pada komputer. 3. Komputer diaktifkan dan buka program penyablonan secara digital. 4. Tekan tombol Turun yang ada di tampilan. 5. Maka modul program mendapatkan instruksi dari penekanan tombol. 6. Setelah modul program memproses data tersebut, maka
procedure TForm1.Timer2Timer(Sender: TObject); var switch : integer; begin switch := Portin($379); Edit1.Text := Inttostr (switch); If switch =127 then begin portout($378,$00); PlaySound(PChar('D:\nadayani.wav' ),0,SND_SYNC); end Else If switch =255 then begin sleep(1000); naik; Timer2.Enabled:=false; Timer3.Enabled:=true; end; End; 6. Modul Program untuk Tampilkan Jam dan Tanggal procedure TForm1.Timer3Timer(Sender: TObject); begin Edit2.Text:=FormatDateTime('dd,m mmm,yyyy',now); Edit3.Text:=FormatDateTime('hh:nn: ss',now); end; Pengoperasian Sistem Langkah-langkah dalam pengoperasian alat secara otomatis adalah sebagai berikut: 1. Pastikan seluruh rangkaian telah bekerja dan tidak ada yang terhubung singkat.
191
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 7 NO. 2 September 2014 modul program akan memberikan instruksinya ke port paralel untuk menggerakkan motor DC berputar ke kiri/ turun. 7. Apabila di tekan tombol Naik yang ada di tampilan maka motor DC akan bergerak ke kanan/naik dan secara otomatis speaker akan memberikan informasi dalam bentuk suara yang menandakan penyablonan telah selesai dilakukan.
ISSN : 2086 – 4981
sistem, dapat dijelaskan beberapa keterbatasan sistem yaitu: 1. Rangkaian yang dipakai dan komponen yang digunakan masih bersifat sederhana sehingga kinerja sistem masih belum maksimal. 2. Apabila motor DC error, maka pengangkatan atau penurunan bingkai elemen pemanas hanya dapat dilakukan dengan bantuan user sehingga user harus berada di tempat selama penyablonan berlangsung, karena belum adanya pengontrolan dari program yang menyatakan motor error. 3. Bahan baju atau kaos yang digunakan masih ditentukan ketebalan kainnya, sesuai dengan timer yang ditentukan, dan warna bahan baju yang digunakan masih berwarna terang, tinta yang digunakan untuk mencetak gambar atau film masih menggunakan tinta Pigment dan hasil sablon tidak jelas pada dasar yang gelap.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pengujian alat ini, dapat diambil suatu kesimpulan yaitu: 1. Alat yang dibuat ini dapat melakukan penyablonan foto digital secara otomatis pada bahan baju. 2. Port paralel dapat dijadikan sebagai interface antara komputer dengan switch yang digunakan. 3. Sound card dapat mengeluarkan suara sesuai dengan timer yang ditentukan. 4. Bahasa pemograman Borland Delphi dapat diterapkan pada sistem untuk pengontrolan waktu terhadap lamanya penyablonan. 5. Penggunaan tegangan atau arus Input melebihi 5Volt dan Arus sebesar 12mA akan mengakibatkan kerusakan port paralel secara permanen, acuan port paralel adalah dari perusahaan perakitannya.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Janner Simarmata.
2010. Rekayasa Perangkat Lunak, Andi Offset, Yogyakarta.
[2]. Leman. 1998. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi. Jakarta. Elex Media Komputindo. [3]. M. Ngalim Purwanto. 2004.
Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Keterbatasan Sistem Dari hasil pengujian dan analisa serta faktor keterbatasan pengetahuan dalam pembuatan
192