JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011
ISSN : 2086 - 4981
PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA DI BIDANG CAD/CAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS REMEDIAL Irma Yulia Basri1
ABSTARCT Improved quality of learning required professional performance faculty, one attempts to increase the competence / success of students in learning is by the holding of remedial teaching. The high failure rate of students in the course Computer Aided Design (CAD / CAM), requires educators to conduct remedial teaching. The research method is a classroom action research conducted with the percentage of data analysis techniques, and performed at the Automotive Engineering student IID3 UNP FT 2007 school year. Results of research on the subject of CAD / CAM using regular teaching method without remedial learning, showed 26.66% of students who can master a minimum competency (≥ 75% of the tested competency test), while 73.34% students fail to learn. In cycle I, remedial learning can enhance the mastery of competencies at least 81.82% of students in the field of CAD / CAM, and on the second cycle, 100% of the students can master a minimum competency tested. Keywords: Competence, Learning Remedial
INTISARI Peningkatan pembelajaran yang berkualitas diperlukan kinerja profesional staf pengajar, salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi/keberhasilan mahasiswa dalam belajar adalah dengan diadakannya pengajaran remedial. Tingginya angka kegagalan mahasiswa pada mata kuliah Computer Aided Design (CAD/CAM), menuntut pendidik untuk mengadakan pengajaran remedial. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik analisa data prosentase, dan dilakukan pada mahasiswa IID3 Teknik Otomotif FT UNP tahun ajaran 2007. Hasil penelitian pada mata kuliah CAD/CAM dengan menggunakan metode pengajaran reguler tanpa pembelajaran remedial, menunjukkan 26.66% mahasiswa yang bisa menguasai kompetensi minimal (≥75% dari uji kompetensi yang diujikan), sementara 73.34% mahasiswa mengalami kegagalan belajar. Pada siklus I, pembelajaran remedial dapat meningkatkan 81,82% penguasaan kompetensi minimal mahasiswa di bidang CAD/CAM, dan pada siklus II, 100% mahasiswa bisa menguasai kompetensi minimal yang diujikan. Kata Kunci : Kompetensi, Pembelajaran Remedial
1
Dosen Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
19
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 PENDAHULUAN Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia yang juga banyak diperbincangkan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran pendidik (teacher centered). Pendidik lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai materi ajar, untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kreatif, objektif, dan logis, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan pada lembaga pendidikan tidak terlepas dari beberapa komponen utama dalam belajar. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri dosen dan mahasiswa, seperti rasa malas, bosan, gembira dan metode pembelajaran yang digunakan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari diri luar dosen dan mahasiswa, seperti lingkungan tempat belajar, ruang belajar, media yang digunakan dan lain-lain. Mata kuliah Computer Aided Design (CAD/CAM) merupakan mata kuliah yang mengajarkan cara menggambar teknik dengan menggunakan komputer melalui pemanfaatan software autoCAD. Komputer dijadikan media bagi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar, sementara dosen tetap menggunakan OHP dan papan tulis dalam penyajian
ISSN : 2086 - 4981
materinya. Teknik pembelajaran ini kurang efektif karena mahasiswa kurang fokus pada materi dan bermain-main sendiri dengan komputernya, seperti yang sering ditemui di lapangan. Untuk itu diperlukan media lain sehingga pembelajaran yang efektif dan optimal bisa tercapai. Proses pembelajaran melalui projektor Liquid Crystal Display (LCD) mampu memproyeksikan tampilan pada monitor komputer ke media lain (misalnya tembok lokal/ layar) dengan pembesaran yang bisa diatur. Hal ini akan lebih efektif karena perhatian mahasiswa akan lebih fokus pada materi yang disajikan melalui projektor LCD. Materi tersebut bisa lebih menarik dengan menggunakan animasi software Power Point selain software autoCAD sebagai software untuk menggambar teknik menggunakan fasilitas komputer. Meskipun telah menggunakan media projektor LCD, akan tetapi hasil belajar mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif FT UNP pada Mata Kuliah CAD/CAM masih rendah. Karena berdasarkan hasil evaluasi semester Januari–Juni 2006 khususnya untuk IID3R dan IID3NR, hanya 40% mahasiswa yang menguasai 75% kompetensi yang diujikan. Data ini juga diperkuat dengan hasil tracer study Jurusan Teknik Otomotif FT UNP Tahun 2005[1]: “ Rendahnya kemampuan lulusan dalam penguasaan teknologi informasi dan multimedia terutama menggunakan sofware komputer yang berhubungan dengan otomotif seperti autoCAD, Electronic Workbanch, Visio dan Macromedia Flash MX.” Proses pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang tidak
20
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 hanya sekedar penyampaian informasi dari dosen kepada mahasiswa tetapi ada interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Pembelajaran adalah usaha dosen yang bertujuan untuk menolong mahasiswa belajar dimana pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar mahasiswa. Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pembelajaran remedial memegang peranan penting, khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Pembelajaran remedial merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan mahasiswa yang mengalami kesulitan, agar mahasiswa tersebut bisa mencapai prestasi yang memadai. Dilihat dari segi arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan, membetulkan ataupun membuat menjadi baik. Proses pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari usaha diagnosis kesulitan belajar yang telah dilakukan. Proses bantuan ini lebih ditekankan pada usaha perbaikan, cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan hambatanhambatan yang dihadapi. Rahmawati mengungkapkan, untuk meningkatkan pembelajaran yang berkualitas diperlukan kinerja profesional staf pengajar yakni [2]: a. Melakukan perbaikan pembelajaran secara terus menerus berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas atau catatan pengalaman kelas dan/atau catatan perbaikan. b. Mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran di
ISSN : 2086 - 4981
kelas maupun kegiatan praktikum. c. Pengajar perlu dirangsang untuk membangun sikap positif terhadap belajar, yang bermuara pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai diskursus akademis antar pendidik dalam menggali, mengkaji dan memanfaatkan berbagai temuan penelitian dan hasil kajian konseptual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan cara itu staf pengajar secara perseorangan dan kelompok akan selalu didorong dan ditantang untuk selalu berusaha tampil beda dan unggul (striving for excellence). d. Komunitas pengajar yang penuh dengan diskursus akademis dan profesional dengan nuansa kesejawatan yang berorientasi pada peningkatan kinerja yang unggul tersebut akan memiliki dampak ganda. Di satu sisi komitmen dan kompetensi pengajar akan selalu terjaga dan terpelihara. Ciri-ciri pembelajaran remedial menurut Usman dan Setiawati yang dibandingkan dengan pengajaran biasa (regular)[3]. a. Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua mahasiswa ikut berpartisipasi. Pembelajaran remedial diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus. b. Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua mahasiswa. Pembelajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa.
21
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 c.
d.
e.
ISSN : 2086 - 4981
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praktis, dalam bentuk penelitian tindakan kelas (action research). Penelitian tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar melalui pendekatan pembelajaran remedial. Penerapan model pembelajaran remedial diharapkan akan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang CAD/CAM. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang penguasaan kompetensi di bidang autoCAD kurang dari 75% dari total kompetensi yang diujikan. Sebagai subjek penelitian adalah Mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif Program Studi IID3 yang terdaftar pada Semester Januari – Juli 2007, dan mengikuti perkuliahan CAD/CAM 80% dari kuliah tatap muka yang dilakukan, yakni sebanyak 30 orang. Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa format observasi (psikomotor) dan format dokumenter. Format observasi digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi/ keterampilan mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari. Format dokumenter digunakan untuk mentabulasika data hasil tes yang telah diberikan. Kisi-kisi penilaian uji kompetensi CAD/CAD merupakan pengembangan dari format penilaian ujian autoCAD di Lembaga Kursus Profesional LP3M dan dikonsultasikan dengan instruktur yang berkompeten di lembaga tersebut. Analisis data dilakukan dengan teknik porsentase dan deskriptif. Penggunaan teknik ini untuk mengetahui tingkat perkembangan yang dicapai setelah satu siklus selesai dilakukan. Disamping itu juga dilakukan analisis data secara deskriptif, untuk menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua mahasiswa, sedangkan metode pembelajaran remedial bersifat diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar. Pendekatan dan teknik pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa, sedangkan pembelajaran biasa bersifat umum dan sama. Alat dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa, sedangkan pembelajaran biasa evaluasinya menggunakan alat yang bersifat seragam dan kelompok.
Rusolini lebih spesifik mengungkapkan, bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi/keberhasilan mahasiswa dalam belajar adalah dengan diadakannya pengajaran remedial [4]. Pelaksanaan pengajaran remedial diperlukan suatu keahlian atau keterampilan seorang pengajar dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pengajaran remedial benar-benar akan bermanfaat bagi mahasiswa. Pengajaran remedial yang diberikan adalah dengan memberikan latihanlatihan soal, tanya jawab serta pembahasan yang dilakukan secara bertahap dan terperinci. Setelah diberikan pengajaran remedial, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi, akan dapat dilihat adanya peningkatan pemahaman dan kompetensi dari mahasiswa. Untuk mengatasi masalah di atas, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran remedial dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang CAD/CAM.
22
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 penerapan pembelajaran berbasis remedial terhadap kompetensi mahasiswa.
ISSN : 2086 - 4981
pembelajaran berbasis remedial dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Dosen menyajikan materi melalui pemanfaatan media proyektor LCD dan menggunakan metode demontsrasi. b. Mahasiswa melakukan langkah langkah dalam perancangan gambar seperti yang di demontsrasikan oleh dosen c. Dosen melakukan bimbingan kepada mahasiswa melalui pemberian tugas sebagai latihan dasar bagi mahasiswa untuk masing-masing topik yang telah dibahas. Tugas diberikan dalam dua kategori, yaitu tugas yang musti dikerjakan mahasiswa saat proses PBM berlangsung dan tugas yang di kerjakan di rumah. d. Dosen membahas tugas/latihan mahasiswa dan memberikan umpan balik. e. Setelah penyelesaian pembuatan latihan/tugas, mahasiwa diberikan tes untuk menguji kompetensi/ tingkat penguasaan keterampilan mahasiswa. Pelaksanaan penilaian terhadap kompetensi mahasiswa berpatokan kepada indikator dari kisi – kisi penilaian yang sudah dibuat.. Mahasiswa dibawah 75% menguasai kompetensi yang diujikan akan dilakukan remedial melalui tahapan; pengulangan penyajian materi yang belum dikuasai; pemberian 3 buah tugas untuk dikerjakan di kelas/ di rumah; konsultasi dan umpan balik tugas yang telah dibuat mahasiswa; dan selanjutnya dilakuan test kembali.
HASIL PENELITIAN Siklus I 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Membuat dan menjelaskan tentang Kontrak Perkuliahan yang memuat strategi pembelajaran dan segala ketentuan yang akan diterapkan selama perkuliahan CAD/CAM berlangsung. b. Menyiapkan modul pembelajaran CAD/CAM yang telah disusun oleh dosen dan bisa diakses oleh mahasiswa. c. Menyiapkan media pengajaran Media pengajaran yang disiapkan adalah media pengajaran yang dikemas dalam bentuk Power Point dan gambar teknik dalam sofware autoCAD. Materi pembelajaran CAD/CAM disajikan dalam bentuk animasi Power Point sehingga materi yang disajikan lebih atraktif dan menarik. Sedangkan demonstrasi perancangan gambar teknik dengan komputer ditampilkan dengan bantuan sofware autoCAD 2002. d. Menyiapkan blanko remedial bagi mahasiswa yang mengalami ketidaksuksesan dalam belajar. 2. Tindakan (action) Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan rencana yang disusun di atas. Tindakan yang dilakukan meliputi: menggunakan modul yang telah ditulis dosen untuk dibagikan kepada mahasiswa sebagai informasi dan panduan dalam belajar CAD/CAM; menyiapkan media pembelajaran dalam bentuk animasi Power Point yang akan ditampilkan melalui media proyektor LCD; dan melaksanakan kegiatan
3. Pemantauan (observation) Pemantauan penelitian dilaksanakan oleh peneliti selama jam pertemuan mata kuliah CAD/CAM, dengan menggunakan lembaran observasi. Pemantauan dilakukan dari segi mahasiswa dan dosen. Hal-hal yang
23
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 diamati sesuai dengan kebutuhan pengujian hipotesis. Pengamatan dari aspek dosen yaitu: a. Kesesuaian metode yang digunakan Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung, dosen telah menggunakan metode sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Metode pengajaran yang dilakukan dosen adalah metode demonstrasi, kemudian setelah di demonstarsikan mahasiswa mengikuti langkah tersebut. b. Kesesuaian materi yang sajikan dengan materi bahan ajar/modul Materi pelajaran yang digunakan pada dasarnya sesuai dengan materi yang telah disiapkan. c. Kesesuaian pelaksanaan evaluasi Evaluasi yang diberikan sesuai dengan pelaksanaan tes yang telah dibuat sebelumnya, berdasarkan topik yang telah dipelajari pada modul dan tugastugas latihan gambar yang telah dikerjakan.
ISSN : 2086 - 4981
b. Keaktifan dalam mengerjakan tugas/ latihan gambar yang diberikan; Untuk IID3P1 terlihat sangat aktif dan antusias mengerjakan tugastugas latihan yang diberikan, sementara untuk IID3P2 80% terlihat sangat aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, sedangkan 20% mereka dilakukan teguran secara lisan terlebih dahulu baru kemudian mereka mau mengerjakan tugas tersebut. c. Keterampilan menggunakan command persiapan dalam menggambar dengan software autoCAD. Pada saat ujian praktek dilaksanakan 100% mahasiswa mampu menggunakan command persiapan autoCAD. d. Keterampilan menggunakan command drawing dan command editing Tingkat penguasaan kompetensi mahasiswa dalam menggunakan command drawing dan command editing adalah sebagai berikut: 20% mahasiswa menguasai kompetensi dalam menggunakan command drawing dan command editing 75% mahasiswa kurang menguasai command drawing dan command editing yang diujikan 10% mahasiswa tidak mengetahui sama sekali tentang menggunakan command drawing dan command editing, sehingga mereka memperhatikan teman mereka yang disampingnya baru bisa mengerjakan tugas tersebut. e. Keterampilan dalam menggunakan command arsiran gambar; Keterampilan menggunakan command arsiran (hatch) adalah sebagai berikut: 20% mahasiswa menguasai kompetensi dalam menggunakan command arsiran (hatch)
Pengamatan dari aspek mahasiswa, meliputi aktifitas: a. Keseriusan dalam mengikuti proses belajar mengajar; Kelas IID3 Reguler Jurusan Teknik Otomotif FT UNP terdiri dari 2 (dua) group praktek yaitu IID3P1 dan IID3P2. Dari segi pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung, 100% mahasiswa group IID3P1 terlihat sangat serius belajar, sementara pada IID3P2 hanya 80%. Hal ini terlihat 20% mereka sering datang terlambat dan pada saat staf pengajar mendemonstrasikan materi, mereka bersikap tidak sewajarnya seperti, main game di komputer, bernyanyi-nyayi kecil dengan handsfree mereka.
24
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 50% mahasiswa kurang menguasai materi yang diujikan, hal ini terlihat mereka bisa menggunakan command hatch untuk mengarsir gambar tetapi tidak bisa mengedit skala arsiran sesuai dengan gambar yang diujikan. 30% mahasiswa tidak mengetahui sama sekali tentang menggunakan command arsiran (hatch). f. Keterampilan menggunakan command dimension 20% mahasiswa menguasai kompetensi dalam menggunakan command dimension untuk membuat ukuran gambar. 60% mahasiswa kurang menguasai materi yang diujikan, hal ini terlihat mereka bisa menggunakan command dimension untuk mengarsir gambar tetapi tidak bisa mengedit skala perbandingan antara besar ukuran gambar dengan besar angka dimensi, menentukan jenis huruf yang sesuai dengan jenis huruf dan style huruf yang ada pada soal ujian, menentukan perbandingan antara arrow size dengan tinggi angka dan mengatur unit sesuai dengan kebutuhan gambar. 30% mahasiswa tidak mengetahui sama sekali tentang menggunakan command dimension. g. Keakuratan ukuran gambar yang dirancang dengan software autoCAD disesuaikan dengan gambar yang disediakan. 60% gambar yang dirancang mahasiswa menunjukan ukuran yang akurat. 40% gambar yang dirancang mahasiswa menunjukan ukuran yang tidak akurat. h. Kecepatan menyelesaikan ujian perancangan gambar dengan menggunakan software autoCAD; 40% mahasiswa bisa menyelesaikan ujian
ISSN : 2086 - 4981
perancangan gambar dengan software autoCAD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (90 menit). 60% mahasiswa tidak bisa menyelesaikan ujian perancangan gambar dengan software autoCAD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (90 menit). i. Perilaku yang tidak sesuai dengan proses pembelajaran; 20% mahasiswa sering datang terlambat dan pada saat staf pengajar mendemonstrasikan materi mereka bersikap tidak sewajarnya seperti, main game di komputer, bernyanyi-nyayi kecil dengan handsfree mereka, tidak membawa modul untuk panduan belajar, dan malas mengerjakan tugas/latihan gambar. j. Pembelajaran remedial Semua aktifitas di atas dilakukan sebelum ujian remedial dilaksanakan. Oleh karena hanya 26.66% (
8 100% 30
26.66%)
mahasiswa yang bisa menguasai kompetensi minimal (75% dari kompetensi yang diujikan) maka dilakukan pembelajaran remedial 73.34% bagi (
22 100% 73.34% ) 30
mahasiswa IID3, sebagai berikut: 1) Mahasiswa yang penguasaan kompetensinya <75% mengisi form remedial. Form remedial memuat data data tentang keluhan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam penguasaan kompetensi di bidang CAD/CAM. Form remedial yang diisi mahasiswa menentukan tindakan remedial yang akan dilakukan. 2) Berdasarkan form isian mahasiswa maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Untuk mahasiswa group IID3P1 tidak dilakukan pengulangan
25
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 materi, hanya pemberian tugas/latihan di rumah berupa perancangan gambar sebanyak 3 buah gambar, dan 2 minggu berikutnya dilakukan uji kompetensi kembali dengan ketentuan tugas gambar yang dikerjakan di rumah sudah selesai. b) Sementara untuk IID3P2 dilakukan pengulangan materi berdasarkan materi yang belum dikuasai mahasiswa seperti yang mereka tuliskan di form remedial. Seluruh materi dan kompetensi dibahas kembali, karena masingmasing mahasiswa mempunyai tingkat kesulitan yang berbedabeda. Kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Keterampilan menggunakan command persiapan; (2) Keterampilan menggunakan command drawing; (3) Keterampilan menggunakan command editing; (4) Menggunakancommand arsiran (hatch); (5) Keterampilan menggunakan command dimension (ukuran objek); dan (6) Keakuratan ukuran gambar. Setelah pembahasan materi, mahasiswa mengerjakan 3 buah gambar latihan dijam pembelajaran, sekaligus dilakukan pembimbingan langsung oleh dosen pembina mata kuliah CAD/CAM. Dua minggu kemudian baru dilakukan kembali uji kompetensi di bidang CAD/CAM.
18,18%
(
(
4 x100% 18.18%) 22
mahasiswa penguasaan kompetensinya masih di bawah 75% dari total kompetensi yang di ujikan. Meskipun belum optimal seluruh mahasiswa yang mengikuti remedial menguasai minimal 75% dari kompetensi yang diujikan, tetapi dapat dikemukakan bahwa pembelajaran remedial merupakan upaya untuk mencapai ketuntasan belajar bagi mahasiswa, dan menekan siminim mungkin tingkat kegagalan mahasiswa pada mata kuliah CAD/CAM yang mereka pelajari. Karena masih terjadi kegagalan pada 4 orang mahasiswa, maka dilakukan pemebelajaran remedial pada siklus kedua. Siklus II 1. Perencanaan (planning) Perencanaan pada siklus kedua sama dengan siklus pertama, sesuai tindakan yaitu: a. Membuat modul pembelajaran. b. Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk animasi Power Point dan autoCAD yang disajikan dengan menggunakan media proyektor LCD. 2. Tindakan (Action) Tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan, yaitu mengefektifkan pelaksanaan penerapan model pembelajaran remedial, yaitu sebagai berikut: a. Melakukan tanya jawab kepada mahasiswa tentang materi yang belum dikuasai, dan dilakukan pembimbingan langsung terhadap ke-4 orang mahasiswa tersebut terhadap materi yang belum dikuasai. b. Memberikan 3 buah tugas gambar kembali (gambar berbeda dengan gambar gambar sebelumnya) kepada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran remedial.
4. Refleksi Dari hasil pengamatan pembelajaran remedial yang telah dilaksanakan dari 22 orang mahasiswa yang mengikuti remedial 81,82%
ISSN : 2086 - 4981
18 x100% 81.82% ) 22
mahasiswa telah menguasai kompetensi yang diujikan sementara
26
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 c. Mahsiswa yang remedial dibimbing oleh mahasiswa yang sudah lulus uji kompetensi, untuk 1 orang mahasiswa yang remedial di bimbimbing oleh 1 orang mahasiswa yang sudah kompeten di bidang autoCad. d. Selain bimbingan praktek dari teman sebayanya, dosen tetap memebrikan bimbingan terhadap mahasiswa yang remedial. Bimbingan dan pengerjaan tugas bagi mahasiswa yang remedial diberikan waktu tambahan selain jam tatap muka yang terjadwal, tetapi mereka juga bisa melakukan pengerjaan tugas pada jam jam tatap muka kelas/ group lain. e. Setelah 1 minggu pengerjaan tugas, dilakukan kembali uji kompetensi.
ISSN : 2086 - 4981
Pengamatan terhadap aspek mahasiswa adalah sebagai berikut: a. Keseriusan dalam mengikuti proses belajar mengajar b. Keaktifan dalam mengerjakan tugas/latihan gambar yang diberikan c. Keterampilan menggunakan command persiapan dalam menggambar dengan software autoCAD. d. Keterampilan menggunakan command drawing dan command editing e. Keterampilan dalam menggunakan command arsiran (hatch) gambar f. Keterampilan menggunakan command dimension g. Keakuratan ukuran gambar yang dirancang dengan software autoCAD disesuaikan dengan gambar yang disediakan h. Kecepatan menyelesaikan ujian perancangan gambar dengan menggunakan software autoCAD i. Perilaku yang tidak sesuai dengan proses pembelajaran Dari semua aspek dan dinilai di atas, dikemukan bahwa mahasiswa telah menguasai kompetensi minimal yang di ujikan, dengan rincian sebagai berikut: 1 orang menguasai 95% kompetensi yang diujikan, 2 orang menguasai 82% kompetensi yang diujikan dan 1 orang hanya menguasai 75% kompetensi yang diujikan.
3. Pemantauan (Observasi) Hal-hal yang dipantau sama halnya dengan prosedur pada siklus pertama. Pengamatan terhadap aspek dosen, adalah sebagai berikut: a. Kesesuaian metode yang digunakan Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung, dosen telah menggunakan metode sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. b. Kesesuaian materi yang sajikan dengan materi bahan ajar/modul Materi pelajaran yang digunakan pada dasarnya sesuai dengan materi yang telah disiapkan. c. Kesesuaian pelaksanaan evaluasi Evaluasi yang diberikan sesuai dengan pelaksanaan tes yang telah dibuat sebelumnya, berdasarkan topik yang telah dipelajari pada modul dan tugastugas latihan gambar yang telah dikerjakan.
4. Refleksi Dari 2 siklus yang dilaksanakan dapat dikemukakan bahwa pembelajaran remedial merupakan salah satu upaya untuk mencapai ketutasan belajar mahasiswa dan mencegah terjadinya kegagalan belajar dari mahasiswa. Pembelajaran remedial hanya akan terlaksana apabila mahasiswa mengikuti seluruh aktifitas belajar. Pembelajaran remedial tidak semata-mata terfokus kepada dosen untuk membimbing mahasiswa
27
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 dalam mengurangi kesulitan belajarnya tetapi juga bisa melalui mahasiswa yang di anggap telah lulus uji kompetensi. Hal ini dapat dilihat pada siklus I, pembelajaran remedial dapat meningkatkan 81.82% penguasaan kompetensi minimal mahasiswa, sementara pada siklus II 100% mahasiswa bisa menguasai kompetensi minimal yang diujikan. Kompetensi minimal yang harus dikuasai mahasiswa adalah 70% menguasai dari indikator yang diujikan.
ISSN : 2086 - 4981
baiknya. Salah satu pendekatan yang perlu ditempuh oleh pendidik dalam pengajaran CAD/CAM adalah pengajaran remedial (remedial teaching) disamping masih ada pendekatan-pendekatan lain dalam strategi belajar mengajar seperti keterampilan proses, cara belajar peserta didik aktif dan implikasinya terhadap KBM, belajar tuntas (mastery learning), diagnostik kesulitan belajar, dan pengajaran pengayaan. Pengajaran remedial (remedial teaching) yaitu suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan kesulitan belajar anak didik sehingga prestasi belajar mahasiswa menjadi baik. Dalam pengajaran remedial (remedial teaching) ini terjadi banyak hal yang diperbaiki atau disembuhkan yang berkaitan dengan belajar mengajar, seperti cara mengajar, metode yang digunakan dalam mengajar, materi pelajaran, alat belajar yang digunakan, serta lingkungan pendidikan. Bustalin mengemukakan, bahwa dalam pengajaran pendidik dituntut untuk sabar, tekun dalam menghadapi peserta didik mengingat pengajaran ini sifatnya individual, dimana setelah pendidik memberikan pengajaran biasa secara klasikal maka setelah diadakan evaluasi, hasil evaluasi tersebut di koreksi dan diadakan diagnosa untuk mengetahui siapa saja yang mengalami kesulitan belajar. Pada mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut pendidik perlu mengadakan pengajaran remedial. Namun demikian untuk pencegahan (preventif ) pendidik dapat mengadakan remedial ketika pelajaran berlangsung, misalnya pada pelaksanaan pre test atau post test. Pada mahasiswa yang tidak bisa menjawab pre test atau post test guru dapat langsung
PEMBAHASAN Mahasiswa sebagai subjek dalam proses belajar mengajar ternyata memiliki keunikan yang berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya. Ada mahasiswa yang cepat dalam belajar karena kecerdasannya sehingga dia dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar lebih cepat dari yang diperkirakan, ada mahasiswa yang lambat dalam belajar dimana mahasiswa golongan ini sering ketinggalan pelajaran dan memerlukan waktu lebih lama dari waktu yang diperkirakan untuk mahasiswa normal, ada mahasiswa yang kreatif yang menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan selalu ingin memecahkan persoalan-persoalan, ada mahasiswa yang berprestasi kurang dimana sebenarnya mahasiswa ini mempunyai taraf inteligensi tergolong tinggi akan tetapi prestasi belajarnya rendah, dan ada pula mahasiswa yang gagal dalam belajar sehingga tidak selesai dalam studinya di perkuliahan. Untuk itu pendidik berupaya memahami karakteristik anak didiknya dan dapat melakukan pendekatan dalam belajar mengajar sebagai upaya mengoptimalisasikan hasil belajar, sebab tanpa pendekatan ini hasil belajar tidak akan diperoleh dengan sebaik-
28
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 memberikan remedial kepada mahasiswa tersebut. Berdasarkan dua siklus yang dilakukan terlihat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan dalam menuntaskan kesulitan belajar mahasiswa. Data tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran biasa (tanpa remedial) angka kegagalan mahasiswa sangat tinggi, yaitu 73,34% dan hanya 26.66% mahasiswa yang bisa menguasai kompetensi yang telah dipelajari dan dilakukan evaluasi. Sementara pemberian program remedial bagi mahasiswa yang mengalami kegagalan belajar dapat mengatasi masalah kesulitan belajar tersebut. Hal ini terlihat dari 22 orang mahasiswa yang mengikuti program remedial pada Siklus I, 81.82% mahasiswa telah tuntas belajarnya, sedangkan 4 orang mahasiswa baru tuntas belajarnya setelah mengikuti program remedial pada siklus kedua. Masih terdapatnya kegagalan 18.18% mahasiswa pada siklus pertama lebih banyak disebabkan karena masih minimnya latihan pembuatan gambar dengan software autoCAD yang diberikan. Sehingga daya ingat dan keterampilan mahasiswa masih rendah, untuk mengatasi hal tersebut, pada siklus kedua mahasiswa yang masih mengalami kegagalan belajar tetap diperkenankan untuk mengikuti pengajaran biasa dengan membahas topik/materi berikutnya. Hal ini dilaksanakan sehubungan adanya keterbatasan tenaga pendidik dan waktu dalam pengajaran CAD/CAM. Pendidik dalam hal ini dapat melakukan pendekatan klasikal, selain melakukan tanya jawab, siswa tersebut diberi tugas/ pekerjaan rumah dan dibantu tutorial oleh mahasiswa yang telah tuntas belajarnya, selain konsultasi dengan pendidik baik dalam proses belajar
ISSN : 2086 - 4981
mengajar berlangsung ataupun di luar proses belajar mengajar secara individual. Teknik pemebelajaran remedial telah memberikan dampak yang positif dalam mengatasi strategi mencapai belajar tuntas bagi mahasiswa yang mengalami kegagalan belajar. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Hasil evaluasi pada mata kuliah CAD/CAM dengan menggunakan metode pengajaran biasa hanya 26.66% mahasiswa yang bisa menguasai kompetensi minimal (>75% dari uji kompetensi yang diujikan), sementara 73.34% mahasiswa mengalami kegagalan belajar; (2) Pelaksanaan program remedial dapat mengatasi kesulitan belajar mahasiswa. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar mahasiswa melalui program remedial pada siklus pertama dan kedua. Pada siklus pertama angka ketuntasan belajar mahasiswa meningkat menjadi 81.82%, sedangkan pada siklus kedua 100% mahasiswa telah tuntas belajarnya; (3) Remedial tidak hanya dilakukan 1 kali, tetapi dapat dilakukan berulang kali sehingga tidak terjadi kegagalan mahasiswa dalam belajar; dan (4) Keberhasilan pengajaran remedial tidak hanya bisa dicapai oleh pendidik, tetapi juga bisa dibantu melalui tutorial oleh teman sebayanya yang telah menguasai kompetensi yang diujikan 1. . DAFTAR PUSTAKA [1] Jurusan Teknik Otomotif FT UNP. (2005). Tracer Study PHK A1 Jurusan Teknik Otomotif FT UNP. Padang: Jurusan Teknik Otomotif FT UNP
29
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 [2] Rahmawati, F. 2006. Strategi Pencapaian Kualitas Pembelajaran. (www.uny.co.id/artikel.htm), diakses Juni 2006). [3] Usman dan Setiawati (2004). Pedoman Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning. (www.jip.pdkjateng.go.id diakses 25 Juni 2007). [4] Rusolini, E. 2004. Pengajaran Remedial Sebagai Upaya Mengoptimalkan Penguasaan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika. (http//pageyourfavorite.com/ppsu pi/abstrak matematika52005.html di akses pada tanggal 30 Mei 2006).
30
ISSN : 2086 - 4981