JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011
ISSN : 2086 - 4981
OPTIMALISASI ACCESSIBILITY JARINGAN GSM PADA PT. TELKOMSEL PADANG DENGAN METODE CELLl SPLITTING Fasrijal Yakub1 Yasdinul Huda2
ABSTRACT This paper presents an analytical study of problems of the rapid increase in the number of subscribers, which resulted in insufficient network capacity to accommodate customers on the network of Global System for Mobile Communication (GSM). This problem needs special attention, requiring optimization of network accessibility that can increase capacity and quality of access with a lower rate call block on the GSM network. The solution in this problem one only place with the method of cell splitting parameters in terms of network utilization (Utilization Install). Application of cell splitting method in the study conducted by the addition of TRx and Addition Band. Based on the processing of traffic data (Average Traffic) PT Telkomsel Padang December 2010, after the addition of TRx in Simpang Tabing cell location, cell Lubuk Buaya and Batang Marau cells, a change in the level of utilization (no overload) in the third cell. Addition of band (Dualband) in cell location Lubuk Buaya3, Air Tawar D, Parkit D, University of Bung Hatta, Ulak Karang and Pangilun cell, resulting in a lower call block by changing utilization below 80%. Keywords : Optimization Accesibility, Call Block, Cell Spliting, Utilization Install, Average Traffic INTISARI Makalah ini mempresentasikan studi analisis terhadap permasalahan pesatnya jumlah peningkatan pelanggan (subscriber) yang mengakibatkan tidak cukupnya kapasitas jaringan dalam menampung pelanggan pada jaringan Global System for Mobile Communication (GSM). Permasalahan ini perlu mendapat perhatian khusus, sehingga diperlukan optimalisasi accessibility jaringan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas akses dengan cara menurunkan tingkat call block pada jaringan GSM. Solusi dalam permasalahan ini salah satuya dengan metode cell splitting ditinjau dari parameter tingkat utilisasi jaringan (Utilization Install). Penerapan metode cell splitting dalam penelitian ini dilakukan dengan penambahan TRx dan Penambahan Band. Berdasarkan pengolahan data trafik (Average Traffic) PT Telkomsel Padang bulan Desember 2010, setelah dilakukan penambahan TRx di lokasi sel Simpang Tabing, sel Lubuk Buaya dan sel Batang Marau, terjadi perubahan tingkat utilisasi (tidak ada overload) pada ketiga sel tersebut. Penambahan band (dualband) di lokasi sel Lubuk Buaya3, Air Tawar D, Parkit D, Universitas Bung Hatta, Ulak Karang dan
1 2
Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
8
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 1 MARET 2011
ISSN : 2086 - 4981
sel Pangilun, menghasilkan call block menjadi lebih rendah dengan perubahan utilisasi dibawah 80%. Kata Kunci : Optimalisasi Accesibility, Call Block, Cell Spliting, Utilization Install, Average Traffic
9
Terdapat beberapa tipe sel dalam usaha memenuhi kebutuhan akan coverage, kapasitas, dan kualitas suatu jaringan telekomunikasi seluler, dalam [1] yaitu :
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi telekomunikasi meningkat secara pesat, terutama teknologi wireless telecommunication (komunikasi nirkabel). Telekomunikasi nirkabel ini berkembang cepat disebabkan karena kemudahan yang ditawarkan, seperti kemudahan dalam pembangunan jaringan. Teknologi komunikasi nirkabel tidak hanya untuk voice (suara) tetapi juga untuk data, gambar atau video. Perkembangan yang paling pesat dari teknologi nirkabel adalah teknologi seluler, Global System For Mobile Communication (GSM) sebagai salah satu operator seluler/nirkabel, semakin hari semakin berkembang dari satu generasi kegenerasi berikutnya.
Gambar 1. Beberapa tipe sel dalam memenuhi coverage area Seiring dengan semakin luasnya area layanan, pertumbuhan jumlah pelanggan pun meningkat, sehingga mengakibatkan keterbatasan yang dimiliki, seperti kapasitas trafik yang kecil, sehingga pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit. Berdasarkan observasi lapangan pelanggan GSM di Indonesia pada saat ini merupakan yang paling besar dibandingkan pelanggan Code Divission Multiple Access (CDMA). Jumlah pelanggan GSM di Indonesia hingga Juni 2010 mencapai 180 juta pelanggan [2], bahkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menurut Dirut Keuangan TLKM Sudiro Asno, menargetkan tambahan pelanggan telepon seluler sebanyak 20 – 24 juta pelanggan pada tahun 2011 [3]
Perkembangan pesat mulai dari generasi 1 (1G) hingga ke generasi Long Term Evolution (LTE), 4G yang mendorong pengembangan kearah lebih baik dalam hal capacity (kapasitas), speedy (kecepatan), quality (kualitas) dan lebar bandwidth sesuai tuntutannya untuk dapat mentransmisikan data maupun suara dengan kecepatan tinggi, memiliki efisiensi bandwitdh yang baik, serta memiliki performansi yang handal. GSM merupakan salah satu teknologi sistem komunikasi bergerak seluler yang mengunakan kombinasi dari konsep Time Division Multiple Access (TDMA) dan Frekuensi Division Multiple Access (FDMA). Sistem komunikasi ini disebut celluler karena coverage (daerah layanannya) dibagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut cell. Pelanggan (subscriber) mampu bergerak secara bebas di coverage area (daerah layanannya) sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan.
Peningkatan jumlah pelanggan ini dapat dibuktikan pada Site Batang Marau, dimana terjadi call blok yang disebabkan karena capacity tidak mencukupi untuk menampung pelanggan dan speed semakin lambat karena trafiknya sudah padat, sehingga mutu pelayanan kurang maksimal. Peningkatan kapasitas trafik dan kualitas layanan sudah menjadi permasalahan umum setiap operator selular. Permasalahan kepadatan pelanggan yang menyebabkan intensitas trafik tinggi ini menuntut semua penyedia layanan selular termasuk operator GSM untuk meningkatkan optimalisasi accessibility jaringan baik disisi kualitas sinyal, kapasitas jaringan, hingga coverage agar pelanggan dapat menikmati komunikasi tanpa adanya masalah yang berarti.
Coverage Area adalah wilayah secara geografis suatu jangkauan sel yang memungkinkan pelanggannya untuk dapat menggunakan jaringan operator seluler bersangkutan dalam melakukan panggilan dan penerimaan sambungan. Suatu wilayah dapat dibagi menjadi beberapa sel, masing-masing dilayani oleh satu antena. Tiap sel dialokasikan satu pita frekuensi dan dilayani oleh Base Transceiver Station (BTS).
10
4.
Delay sesudah selesai delay sampai dapat ring call. 5. Tersedianya service tone (busy tone, telephone out of order). 6. Tanggapan yang baik terhadap permintaan pelayanan 7. Jasa-jasa tambahan atau kemudahan lainnya serta nilai tambah dari sistem telekomunikasi yang disediakan. 8. Kehandalan sambungan 9. Kekerasan suara yang terdengar 10. Privacy pelanggan
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang mengungkapkan apa adanya dari suatu permasalahan. Tujuan penelitian deskriptif menurut [4] yaitu mengambarkan secara sistematis fakta dan karakteristis objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif dalam [5] menyatakan bahwa “penelitian deskriptif diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dan menggambarkan / melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan factor-faktor sebagaimana adanya”.
Berdasarkan pernyataan di atas, berarti optimalisasi accessibility sangat diperlukan dalam jaringan, karena jika accessibility kurang baik maka pelanggan tidak nyaman menggunakan jaringan GSM, maka untuk itu di perlukan mutu pelayanan/QoS pada jaringan GSM dalam meningkatkan kinerja jaringan.
Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini akan mengungkapkan hubungan antara parameter trafik, kapasitas jaringan dan utilisasi terhadap Optimalisasi Accessibility jaringan GSM di PT Telkomsel Padang dan untuk mengetahui cara penggunaan Cell Splitting untuk optimalisasi accessibility kapasitas jaringan.
2. Global System for Mobile Communication (GSM)
Subjek penelitian adalah sel yang memiliki tingkat utilisasi lebih dari 80 % pada satu cluster BTS yang terletak di daerah Padang (Padang Inner) dan data trafik Busy Hour Traffic Chanel (BHTCH) bulan Desember 2010.
Pertama kali GSM diperkenalkan dalam [7], memiliki frekuensi 900 MHz, atau lebih dikenal sebagai GSM 900. Pada GSM 900, mempunyai bandwidth frekuensi sebesar 25 MHz, dan dengan carrier spacing sebesar 200 KHz, maka didapatkan 124 carrier.
KAJIAN TEORI
Berikut alokasi frekuensi pada setiap jenis sistem GSM menurut [7], antara lain:
1. Optimalisasi Accessibility Jaringan Accessibility merupakan kenyamanan pelanggan dalam mengakses suatu jaringan. Oleh karena itu diperlukan mutu pelayanan / Quality of service (QOS) dalam jaringan Global system for Comunnication (GSM) yang baik berupa pelayanan yang prima. Sehingga pelanggan akan nyaman menggunakan jaringan GSM. Faktor-faktor optimalisasi accessibility dalam meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi dikutip dalam [6] adalah : 1. Keberhasilan sambungan yang tinggi 2. Ketersedian pelayanan 24 jam sehari 3. Delay sebelum terima dial tone
1. GSM900 : (880) 890-915 MHz; 925 (935)-960 MHz; 124(174) pasang kanal frekuensi, dengan duplex distance 45 MHz. 2. GSM-R : 870-880 MHz; 921-925 MHz; 19 pasang kanal frekuensi dengan duplex distance 45 MHz. 3. GSM1800 : 1710-1785 MHz; 1805-1880 MHz; 374 pasang kanal frekuensi dengan duplex distance 95 MHz. 4. GSM1900 : 1850-1910 MHz; 1930-1990 MHz dengan duplex distance 80 MHz. Alokasi frekuensi dalam standar jaringan GSM, frekuensi yang lebih tinggi
11
digunakan untuk komunikasi downlink dan frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk komunikasi uplink. Hal ini berhubungan dengan power uplink yang biasanya lebih rendah daripada power downlink. Standar GSM900 dan GSM1800 adalah standar yang digunakan pada jaringan GSM di Indonesia.
Cell Splitting dengan penambahan Trx pada sel eksisting Merupakan suatu proses untuk peningkatan kapasitas jaringan pada jaringan GSM Tujuan penambahan TRx pada sel eksisting ialah untuk mengurangi tingkat call block yang terjadi pada sel tersebut, sehingga komunikasi dapat berlangsung terus dengan tanpa masalah. Penambahan TRx dilakukan apabila sel tersebut hanya atau baru memanfaatkan sebagian dari kapasitas maksimum TRx yang dapat digunakan; dan Maksimum TRx pada sel GSM 900 adalah 4 TRx, dan maksimum TRX pada sel DCS 1800 adalah 4 TRX. Cell splitting dengan penambahan Band pada Sel eksisting Merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas sel, apabila trafik pada sel tersebut sudah penuh dan sudah terjadi call block. Proses peningkatan kapasitasnya, sama seperti metode cell splitting yang pertama, hanya saja pada metode ini, penambahan TRx dilakukan pada sel yang hanya memliki satu band saja (menggunakan GSM 900 MHz), tetapi semua konfigurasi TRx-nya sudah penuh. Sehingga perlu ditambahkan satu band lagi (menggunakan DCS 1800); sehingga konfigurasi sel menjadi Dualband dan memiliki jumlah TRx yang lebih banyak.
Gambar 2. Multiframe pada GSM [8] Teknologi akses yang digunakan GSM merupakan kombinasi antara akses jamak Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Time Division Multiple Access (TDMA), di Indonesia standar jaringan GSM yaitu menggunakan GSM 900 dan GSM 1800 yang dikenal sebagai sistem dual band yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pegguna seluler [9]. Pada GSM juga terdapat Guard band yang berfungsi untuk menghindari interferensi penggunaan frekuensi GSM dengan penggunaan aplikasi frekuensi lainnya. GSM juga menggunakan Modulasi Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK). Sistem Dualband atau lebih biasa disebut juga dengan sistem multiband, memberikan potensi dalam penyediaan kapasitas overlay pada jaringan eksisting dengan menggunakan PLMN yang sama sehingga traffic pada band GSM 900 dapat dialihkan pada band DCS 1800.
4. Utilization Install Utilization install merupakan tingkat utilisasi jaringan, yaitu tingkat kepadatan trafik pada sel terhadap jumlah TRx yang di install (digunakan), berupa perbandingan antara Average Traffic terhadap Treshold Erlang Install. Persamaan (1) adalah menentukan Utilization Install menurut [10]:
3. Cell Splitting pada Jaringan GSM Cell Splitting merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas jaringan GSM dan mengurangi kepadatan pada suatu sel [7], beberapa metode yang dapat dikategorikan sebagai cell splitting, yaitu :
(1)
Penentuan kandidat terhadap sel-sel yang akan dilakukan cell splitting, ada beberapa parameter yang bisa dijadikan
12
acuan. adalah :
Parameter-parameter
Maximum Traffic
tersebut
Setelah melihat data BHTCH setiap hari selama satu bulan, selanjutnya akan diambil delapan BHTCH yang memiliki nilai tertinggi, dan diurutkan / di ranking mulai dari yang paling tinggi sampai ke peringkat delapan tertingi. Asumsinya, delapan BHTCH tertinggi ini mewakili kondisi jaringan pada saat busy hour yang ditangani oleh sel tersebut. Sehingga dengan digunakannya delapan tertinggi BHTCH tersebut, maka dapat digunakan untuk menghitung utilisasi jaringan.
TRx Install Merupakan jumlah TRX yang dipasang pada setiap sel. Pada pelaksanaannya tidak semua TRX yang dipasang pada sel tersebut diaktifkan untuk melayani trafik. TRx In Trafik (TRx IT) TRx IT merupakan banyaknya TRx yang dipasang pada satu sel, dan digunakan untuk melayani trafik pada suatu sel. Tch Available (Max Tch)
Average Traffic
Merupakan banyaknya kanal pembicaraan (Tch) yang aktif dan digunakan untuk melayani trafik voice. Banyaknya kanal pembicaraan (Tch) yang diaktifkan, tergantung pula pada banyaknya TRx yang dipasang untuk melayani trafik pada sel. Besarnya alokasi logical channel pada suatu BTS ditentukan oleh masing-masing provider untuk tiap jumlah TRx yang tersedia. Ini biasa disebut design assumption.
Average Traffic merupakan rata-rata dari delapan BHTCH yang memiliki nilai tertinggi dalam satu bulan. Asumsinya delapan trafik tertinggi dijumlah lalu di rataratakan sehingga didapat nilai Average Trafik. Rumus untuk menentukan Average Traffic menurut [10]:
(2)
Treshold Erlang Install Perhitungan Average Traffic Utilization Install berdasarkan Maximal Traffic 1 – 8
Threshold merupakan nilai batas suatu parameter kerja yang ditentukan untuk mengetahui kinerja suatu jaringan. Treshold Erlang Install merupakan besarnya trafik (dalam satuan Erlang) dengan konfigurasi jumlah TRx yang terpasang (TRx Install), dan jumlah kanal pembicaraan (Tch) yang digunakan sesuai dengan standar dimensioning PT.TELKOMSEL, dan akan diambil GoSnya sebesar 2 %.
dan data
Grade of Service (GoS) merupakan perbandingan antara jumlah pelanggan yang tidak berhasil mendapatkan kanal terhadap jumlah total pelanggan yang melakukan panggilan. Demikian juga untuk Busy Hour yaitu periode selama 60 menit terus menerus dimana selama itu terjadi trafik terpadat (tertinggi). GoS dan Busy Hour dapat dilihat pada data BHTCH bulan Desember 2010, yaitu pada cell yang memiliki Max Traffic 1 – Max Traffic 8 setelah didapatkan data BHTCH pada bulan Desember, setelah itu dilakukan perhitungan BHTCH dalam satu bulan untuk mendapatkan Max Traffic 1 – Max Traffic 8. Berdasarkan perhitungan didapatkan Max Traffic 1 – Max Traffic 8 untuk 9 cell yang bermasalah seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Data Trafik 01-31 Desember 2010 Data trafik bulan desember 2010 yang ditangani oleh per sektor BTS akan disajikan dalam tabel. Tabel ini kemudian akan disusun sedemikian rupa sehingga dapat dilihat kondisi trafik setiap hari dari setiap BTS, dalam jangka waktu satu bulan. Trafik per hari yang didapat merupakan data Busy Hour Traffic Channel (BHTCH) dalam satu hari dalam satuan Erlang.
13
Tabel 1. Data Max Traffic 1–8 dari BHTCH Bulan Desember 2010 BTS Max1 Max2 Max 3 Max 4 Name Trfk Trfk Trfk Trfk Spg. Tabin 35.85 35.61 35.61 35.6 g Lbk 14.05 13.53 13.23 13.1 Buaya Btg. 20.8 19.43 19.41 18.87 Marau Lbk Buaya 29.67 29.56 27.48 26.27 3 Air Tawar 24.89 24.8 24.67 24.56 D Parkit 32.25 32.1 32.1 32.07 D UB. 17.57 17.21 16.78 16.78 Hatta Ulak 34.49 34.43 34.26 33.81 Krng2 Pangi 37.85 35.89 33.81 33.72 Lun BTS Name Spg. Tabin g Lbk Buaya Btg. Marau Lbk Buaya 3 Air Tawar D Parkit D UB. Hatta Ulak Krng2 Pangi Lun
Max5 Trfk
Max6 Trfk
Max7 Trfk
Max8 Trfk
35.58
35.47
34.27
34.24
12.94
12.94
12.87
12.46
18.7
18.07
18.07
18.05
25.87
25.09
25.02
24.65
24.32
23.56
23.1
22.7
31.76
31.29
31.23
31.16
15.49
15.23
14.95
14.67
33.81
33.81
32.52
32.45
33.65
33.6
33.09
31.05
perhitungan Average Traffic dan Utilization Install menggunakan persamaan (1) dan (2), hasilnya di rangkum pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Utilization Install Treshold BTS Average Utilization Erlang Name Traffic Install Install Simpang 35.27875 18.38 191.94% Tabing Lubuk 13.14 10.56 124.43% Buaya Batang 18.925 19.27 98.21% Marau Lubuk 26.70125 18.38 145.27% Buaya3 Air 24.075 19.27 124.94% Tawar D Parkit D 31.745 19.27 164.74% Univ Bung 16.085 18.38 87.51% Hata Ulak 33.6975 18.38 183.34% Karang2 Pangilun 34.0825 18.38 185.43% Berdasarkan data-data pada Tabel 2 di atas, dapat dijadikan acuan untuk mengambil tindakan dalam menentukan sel-sel mana yang akan ditambahkan TRx dan sel-sel mana yang harus ditambahkan band (dualband) nya. Berikut ini, untuk masing-masing tindakan akan dilakukan analisis. 1. Analisis Perencanaan Cell Splitting dengan Penambahan TRx (TRx Install) Penambahan TRx merupakan metoda cell splitting yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas dengan cara penambahan jumlah TRx, untuk meningkatkan kapasitas kanal pembicaraan (Tch), dan kanal SMS (SDCCH). Penambahan TRx dilakukan apabila ada sel yang memiliki Utilization Install > 80%. Berdasarkan data BHTCH bulan Desember 2010 sesuai dengan data pada Tabel 2 di atas adalah site yang memiliki tingkat Utilization Install > 80%,
Berdasarkan data maksimum traffik pada 9 sel di atas, selanjutnya dilakukan
14
maka sel-sel tersebut perlu dilakukan penambahan TRx [11] Penambahan TRx ini dilakukan dengan cara penambahan modul di TRU (Transceiver Unit) pada peralatan RBS (Radio Base Station), yang terdapat di BTS. Setelah dilakukan penambahan modul di TRU, selanjutnya dilakukan konfigurasi ulang terhadap RBS. Penambahan TRx dilakukan pada sel Simpang Tabing, Sel Batang Marau dan Sel Lubuk Buaya yang masing-masing memiliki konfigurasi TRx eksisting sebanyak 3 TRx. Proses cell splitting untuk penambahan TRX, dapat dilihat pada flowchart berikut:
Nama Cell : Simpang Tabing Band
: 900
TRx Install : 3 TRx IT :3 Utilization Install : 191.84%
TRx Nama Cell : Simpang Tabing Band : 900 TRx Install : 6 TRx IT :6 Utilization Install : 71.23%
Tabel 3 di atas menampilkan kondisi TRx Cell Simpang Tabing sebelum penambahan TRx memiliki Utilization Install 191.84% dimana TRx Install awal 3 serta TRx IT awal 3, karena Utilization Install ini sudah melebihi 80 %, maka dilakukan penambahan TRx. Setelah dilakukan penambahan TRx, TRx Install menjadi 6 dan TRx IT menjadi 6 serta Utilization Install menjadi 0.712349372 (71.23%).
Pengolahan Data Trafik Bulan Desember 2010
Hasil Plotting Sel dengan software Map Info (Utilization Install, TRx Install dan Band) Sel yang harus dilakukan proses cell splitting dengan penambahan TRx Didapat
Tabel 4. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan TRx pada sel Lubuk Buaya Kondisi sesudah Kondisi sebelum penambahan penambahan TRx TRx Nama Cell : Nama Cell : Lubuk Buaya Lubuk Buaya Band : Band : 1800 1800 TRx Install : 3 TRx Install : 6 TRx IT :3 TRx IT :6 Utilization Install : Utilization Install: 124.43% 61.25%
Simulasi nilai Utilization Install apabila dilakukan penambahan TRx dengan menggunakan Software Microsoft Visual basic 6.0 Nilai Utilization Install yang baru setelah dilakukan penambahan Trx Didapat
Gambar 3. Flowchart Analisis Perencanaan Cell Splitting dengan penambahan TRx Berdasarkan Flowchart analisis perencanaan Cell Splitting di atas, untuk penambahan TRx adalah mengunakan program simulasi dengan Microsoft Visual Basic 6.0 (software ini merupakan privasi perusahaan telekomsel, sehingga tidak bisa ditampilkan). Hasil simulasi penambahan TRx pada sel Simpang Tabing, Sel Batang Marau dan Sel Lubuk Buaya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4 menunjukan kondisi setelah dilakukan penambahan TRx, TRx Install menjadi 6 dan TRx IT menjadi 6 serta Utilization Install menjadi 0.612456218 (61.25%). Tabel 5 di bawah ini terlihat bahwa setelah dilakukan penambahan TRx, TRx Install menjadi 6 dan 6 TRx IT sehingga didapat Utilization Install menjadi 0.632456911 (63.25%).
Tabel 3. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan TRx sel Simpang Tabing Kondisi Sebelum Kondisi Penambahan Sesudah TRx Penambahan
15
Tabel 5. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan TRx pada sel Batang Marau Kondisi Kondisi Sebelum Sesudah Penambahan Penambahan TRx TRx Nama Cell : Nama Cell : Batang Marau Batang Marau Band : Band : 1800 1800 TRx Install : 3 TRx Install : 8 TRx IT : 3 TRx IT :8 Utilization Utilization I n s t a l l : 98.21%
63.25%
2. Analisis Perencanaan Cell Splitting dengan Penggunaan Dualband Pengunaan Dualband merupakan solusi lain dari metode Cell Splitting, solusi ini juga dapat meningkatkan kapasitas kanal dengan cara menambah Band yang berbeda (biasanya DCS 1800), hal ini karena keterbatasan jumlah TRx yang digunakan oleh Band GSM 900. Penggunaan Dualband, dilakukan dengan penambahan DCS 1800 atau GSM 900 atau dengan mengganti antena yang mensuport Dualband (GSM 900 atau DCS 1800). Alur kerja cell splitting dengan penambahan band, pada dasarnya sama dengan proses pada penambahan TRx (prosedur yang sama pada Gambar 3), yang menghasilkan Utilization Install yang baru setelah dilakukan penambahan Band. Hasil yang dirangkum pada Tabel 6 – Tabel 10 berikut, adalah hasil perhitungan berdasarkan data pengukuran dari Software Map Info, disajikan sebagai berikut:
Tabel 6. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Lubuk Buaya3 Kondisi Sebelum
Kondisi Sesudah
Nama Cell : Lubuk Buaya3 Band : 900 TRx Install :4 TRx IT :4 Utilization Install : 1.45273395 (145.27%)
Nama Cell : Lubuk Buaya3 Band : 900 dan 1800 TRx Install : 12 TRx IT : 12 Utilization Install : 0.629778112 (62.30%)
I Tabel 7. Kondisi sebelum dan sesudah n penambahan Band pada sel Air s Tawar D t Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah a Nama Cell : l Nama Cell : Air Tawar D Air Tawar D l Band : : Band : 900 900 dan 1800 TRx Install : 4 TRx Install : 12 TRx IT :4 TRx IT : 12 Utilization Install : Utilization Install : 1.2493511323 0.5210575111 (124.94%) (52.11%) Tabel 8. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Parkit D Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Nama Cell : Nama Cell : Parkit D Parkit D Band : Band : 1800 1800 dan 900 TRx Install :4 TRx Install : 12 TRx IT : 4 TRx IT : 12 Utilization Install : Utilization Install : 1.647379346 0.6029574512 (164.74%) (60.30%)
Tabel 9. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Univ Bung Hata Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Nama Cell : Nama Cell : Univ Bung Hata Univ Bung Hata Band : Band : 900 900 dan 1800
16
TRx Install : 4 TRx IT :4 Utilization Install : 0.875136017 (87.51%)
TRx Install : 12 TRx IT : 12 Utilization Install : 0.5229778222 (52.30%)
KESIMPULAN Cell Splitting dilakukan pada sel-sel dengan kondisi TRx penuh (maksimum TRx), terukur pada sel yang memiliki tingkat Utilization Install yang besar dari 80%. Optimalisasi accessibility kapasitas jaringan dan minimalisasi drop call dapat dicapai dengan penambahan TRx dan penambahan band (dualband) baik pada GSM ataupun pada DCS, sehingga tingkat utilization install tecapai pada level < 80%.
Tabel 10. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Ulak Karang2 Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Nama Cell : Nama Cell : Ulak karang2 Ulak Karang2 Band : Band : 900 900 dan 1800 TRx Install : TRx Install :4 12 TRx IT : TRx IT : 4 12 Utilization Install : Utilization Install : 1.833378672 0.429999112 (183.34%) (43%)
DAFTAR PUSTAKA [1]. Yasdinul Huda (2008). Beberapa tipe sel dalam memenuhi coverage area (online). http://yasdinulhuda.files.wordpress.co m//2008/02/modul-teori-ts-1-konsepdasar-telekomunikasi-seluler.pdf. diakses : tanggal 20 desember 2010
Tabel 11. Kondisi sebelum dan sesudah penambahan Band pada sel Pangilun Kondisi sebelum Kondisi sesudah penambahan Band penambahan Band Nama Cell : Nama Cell : Pangilun Pangilun Band Band : : 900 900 dan 1800 TRx Install : TRx Install : 4 12 TRx IT : TRx IT : 4 12 Utilization Install : Utilization Install : 1.854325354 0.587977661 (185.43%) (58.80%)
[2]. Antaranews. (2010). Jumlah Pelanggan Seluler (online). http://www.antaranews.com/berita/127 9108087/atsi-jumlah-pelangganseluler-tembus-180-juta diakses : tanggal 31 Desember 2010 [3]. Okezone. (2011). Telkom Targetkan 12 Juta Pelanggan Seluler (online). http://tekno.okezone.com/read/2010/1 2/17/54/404615/2011-telkomtragetkan-12-juta- pelanggan-seluler diakses : tanggal 17 Februari 2011. [4]. Sukardi. (2003). Metodologi penelitian Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Kondisi sebelum dan sesudah penambahan band (dualband), TRx Install dan TRx IT pada sel Lubuk Buaya3, Air Tawar D, Parkit D, Univ. Bung Hatta, Ulak Karang2, dan sel Pangilun berdasarkan Tabel 6 – Tabel 11 menunjukan peningkatan (< 80 %) pada hasil perhitungan Utilization Install, sehingga tercapainya peningkatan kapasitas kanal serta kualitas akses dengan menurunkan tingkat call block pada jaringan GSM.
[5]. Hadari, Nawawi dan Mimi. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press [6]. Uke Kurniawan, Usman. (2008). Pengantar Telekomunikasi. Bandung : Informatika [7]. Gunawan, dkk. (2008). Konsep Teknologi Seluler. Bandung : Informatika Bandung
17
[10]. Mufti, Nachwan. (2003). Sistem Komunikasi Bergerak. Bandung : STT Telkom Bandung
[8]. Nuraksa, Makodian, dan Lingga, Wardhana,. (2010). Teknologi Wireless Communication dan Wireless Broadband. Yogyakarta : Andi Offset
[11]. Esanoflita. (2010). Analisis Optimasi Accessibility Jaringan Global System For Mobile Communication (GSM) dengan Metode Cell Splitting PT. Telkomsel Padang. Skiripsi S1 Teknik Elektronika FT UNP, Surya
[9]. Ericsson . ( ). GSM Introduction
18