perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURNAL SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUKULAN LURUS PENCAK SILAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X MIA ( MATEMATIKA ILMU ALAM ) 4 SMA N 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
Oleh: CHANDRA TRI WIBOWO K4611025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2015
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUKULAN LURUS PENCAK SILAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X MIA ( MATEMATIKA ILMU ALAM ) 4 SMA N 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 CHANDRA TRI WIBOWO Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Chandra Tri Wibowo. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUKULAN LURUS PENCAK SILAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X MIA 4 SMA N 6 SURAKARTA TAHUN 2014/2015. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2014. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pukulan lurus pencak silat siswa kelas X Mia 4 Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2014 / 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Mia 4 Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2014 / 2015 berjumlah 30 siswa. Sumber data adalah siswa,guru dan peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media audio visual dan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar pukulan lurus pencak silat dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II yang ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan persentase ketuntasan. Ketercapaian ketuntasan hasil belajar pukulan lurus pencak silat siklus I sebesar 63,33% atau 19 dari 30 siswa. Pada siklus II ketercapaian ketuntasan hasil belajar pukulan lurus pencak silat mencapai 86,67% atau 26 dari 30 siswa, sedangkan 4 siswa tidak tuntas dengan KKM 2,66.Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II menimbulkan terjadinya proses pembelajaran yang aktif, efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga dapat mendukung terjadinya suatu pembelajaran yang berkualitas. commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Simpulan penelitian ini adalah melalui media audio visual dan peendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar pukulan lurus pencak silat pada siswa kelas X Mia 4 Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015 Kata Kunci: hasil belajar, pukulan lurus pencak silat, media audio visual dan pndekatan bermain.
ABSTRACT Chandra Tri Wibowo. IMPROVEMENT OF LEARNING THROUGH BLOW STRAIGHT Pencak Silat AUDIO VISUAL MEDIA AND APPROACH TO PLAY IN CLASS X MIA 4 SMAN 6 Surakarta YEAR 2014/2015. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education University of March Surakarta. November 2014. The purpose of this research is to improve learning outcomes straight punch martial arts class X Mia 4 Negeri 6 Surakarta academic year 2014/2015. This research is a class action (PTK). Research conducted two cycles. Each cycle consists of planning, action,observation, and reflection. The subjects were students of class X Mia 4 Negeri 6 Surakarta academic year 2014/2015 amounted to 30 students. The data source is the students, teachers and researchers. The data collection technique is by observation and tests. The validity of the data using triangulation techniques. Data were analyzed using descriptive techniques using techniques percentage to see trends in the learning process. The results showed that through the audio-visual media and play approach can improve learning outcomes straight punch martial arts from the initial conditions to the first cycle and from the first cycle to the second cycle as indicated by the increase in the percentage of completeness. Attainment of mastery learning outcomes straight punch martial arts first cycle of 63.33% or 19 out of 30 students. In the second cycle achievement of mastery learning outcomes front punch martial arts reached 86.67% or 26 out of 30 students, while 4 students do not complete the KKM 2,66.Pelaksanaan action in the first cycle and cycle II led to an active learning process, effective, efficient, and fun to be able to support the occurrence of a quality learning. The conclusions of this research is through the audio-visual media and peendekatan play can improve learning outcomes straight punch martial arts in class X Mia 4 Negeri 6 Surakarta academic year 2014/2015. Keywords: learning outcomes, straight punch martial arts, audio-visual media and approach play.
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengatasi
A. Latar Belakang Masalah
hal
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
pendidikan
tidak
dalam
maka olahraga
hendaknya bisa diajarkan secara
merupakan
yang
tersebut,
bervariasi dalam bentuk aktivitas
bisa
yang
menyenangkan.
Selain
itu
dipisahkan dari pendidikan secara
pembelajaran
keseluruhan. Banyak manfaat yang
menyenangkan apabila pembelajaran
dapat
itu
diperoleh
dari
Pendidikan
dilakukan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
Seorang
sehingga
menerapkan
dapat
mendukung
juga
dapat
dengan
bermain.
harus
mampu
guru
pendekatan
tercapainya tujuan pendidikan secara
pembelajaran yang baik dan tepat.
keseluruhan.
Dengan
Artinya,
di
dalam
pendekatan
pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
yang tepat dan baik, siswa akan
Kesehatan tidak hanya pada aspek
mudah menerima materi pelajaran
jasmani
yang diterapkan dan hasilnya juga
saja
tetapi
juga
aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
akan optimal.
Selain itu pendidikan jasmani juga
Biasanya dalam pembelajaran
mencakup aspek mental, emosional,
selalu menekankan pada pencapaian
sosial,
Pendidikan
tujuan prestasi tanpa melakukan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
modifikasi dalam pembelajaran, baik
diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar
modifikasi
(SD), Sekolah Menengah Pertama
lapangan, alat-alat yang digunakan,
(SMP), Sekolah Menengah Atas
maupun
(SMA), Sekolah Menengah Kejuruan
melakukan
(SMK), bahkan di Perguruan Tinggi.
pembelajaran ini membuat siswa
dan
spiritual.
Seorang
guru
harus
peraturan,
jumlah
ukuran
pemain
permainan.
saat
Sehingga
kurang senang bahkan akan merasa
mengetahui bahwa dalam pelajaran
cepat
pendidikan jasmani atau olahraga di
kegiatan pendidikan jasmani, karena
kenal siswa sebagai pelajaran yang
mereka tidak mampu dan sering
bosan
dalam
melakukan
membuat capek, bosan, dan rasa gagal untuk melakukan tugas yang commit to user malas pada siswa/siswi. Untuk diberikan dalam bentuk yang
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sesungguhnya dan membuat siswa
yang diajarkan adalah tendangan,
merasa malas untuk melakukan apa
pukulan,
yang diajarkan oleh gurunya. Untuk
jatuhan, pasang, dan guntingan. Di
itu dalam pembelajaran perlu adanya
dalam pukulan dalam pencak silat itu
modifikasi olahraga sebagai suatu
terbagi menjadi beberapa bagian
pendekatan
yaitu,
yang
bisa
membuat
tangkapan,
pukulan
tangkisan,
lurus,
siswa atau siswi akan lebih merasa
samping,
nyaman dan senang saat kegiatan
pukulan
pembelajaran
tidak
tersebut penelitian ini akan meneliti
membosankan untuk siswa-siswinya.
teknik dasar pukulan lurus dalam
Guru harus memiliki kemampuan
pencak silat.
dan
pukulan
pukulan
lingkar.
sangkok,
dan
Berdasarkan
atau kreatifitas untuk memodifikasi
Berdasarkan hasil observasi
keterampilan yang hendak diajarkan
pra penelitian yang dilakukan secara
sesuai dengan tingkat perkembangan
berkolaburasi
siswa. Guru harus lebih kreatif dan
penjaskesrek di SMA Negeri 6
inovatif
menciptakan
Surakarta kelas X Mia 4 Tahun
pembelajaran yang menyenangkan
Ajaran 2014/2015, masih banyak
tanpa meninggalkan tujuan awal dari
siswa-siswi
pembelajaran
mengalami
dalam
tersebut,
sehingga
dengan
di
guru
kelas
tersebut
kesulitan
dalam
tercipta pembelajaran yang aktif bagi
melakukan teknik pukulan lurus
setiap siswa.
yang mengakibatkan hasil belajar pelaksanaan
siswa rendah dan tidak maksimal.
pembelajaran pendidikan jasmani,
Total jumlah keseluruhan siswa kelas
diajarkan beberapa macam cabang
X Mia 4 adalah sebanyak 30 siswa,
olahraga yang terangkum dalam
yang terdiri dari 10 siswa putra dan
kurikulum pendidikan jasmani. Salah
20 siswa putri. Dengan data kondisi
satu cabang olahraga yang diajarkan
awal (observasi pra penelitian) 30%
adalah
Olahraga
(9 siswa) dapat melakukan pukulan
beladiri adalah salah satu materi
lurus dengan benar sedangkan 70% (
Dalam
pencak
silat.
21 siswa) belum bisa melakukan pokok yang wajib diajarkan dalam commit to user pukulan lurus dengan benar sesuai pendidikan jasmani, adapun materi
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan KKM (kriteria kelulusan
gerakan beberapa kali lebih dari 2
minimal)
kali.
yaitu
2,66(B),
siswa
Dalam
merasa masih ragu dalam melakukan
penelitian
pukulan lurus karena belum begitu
pembelajaran
mengetahui
difokuskan pada aspek alat bantu
secara
benar
teknik
pendidikan
ini,
jasmani
pukulan lurus dan hanya melakukan
yaitu
asal-asalan. Kesulitan yang sering
pembelajaran
dialami siswa pada gerakan pukulan
bermain. Pemilihan media video
di antaranya, tidak adanya lintasan,
karena Proyektor LCD di dalam
pukulan tidak lurus, tangan tidak
kelas
lurus sehingga dapat membahayakan
pembelajaran
tangan. tidak adanya sasaran pukulan
pemilihan video secara tampilan
(target/paching box) tidak adanya
akan lebih jelas pemahaman konsep
variasi pengajaran saat memberikan
mengenai gerakan pukulan lurus
materi pukulan dan masih kurangnya
dicerna oleh siswa, selain itu video
media pembelajaran atau modifikasi
juga
alat pembelajaran sehingga siswa
menyenangkan bagi siswa. Adanya
cepat merasa bosan. Dari gerakan
tersedia
pukulan lurus tidak bisa mengawali
sebagai alat bantu pendukung untuk
dan mengakhiri pukulan dengan
tampilan
sikap sempurna, dan lain sebagainya.
Penayangan
Hal tersebut menunjukan bahwa
nantinya akan dilaksanakan di kelas
proses pembelajaran tersebut belum
dikarenakan
melibatkan siswa secara aktif, guru
menyenangkan dan nyaman.Letak
masih menjadi pusat pembelajaran
ruang
serta
olahragapun
masih
kurangnya
media
menggunakan dan
jarang
di
Pendekatan
gunakan
saat
Penjaskesrek
dan
memberikan
media
respon
LCD
video
kelas
video
video
yang
proyektor
pembelajaran. pembelajaran
tempatnya
dengan tidak
lapangan
terlalu
jauh
pembelajaran dan modifikasi alat
sehingga antara respon pemberian
pembelajaran untuk mencapai tujuan
video di kelas dan saat siswa sudah
belajar. Akan tetapi para siswa di sini
melakukan pembelajaran di lapangan
tidak mudah hilang atau lupa. mau melakukan gerakan pukulan commit to user setelah guru memberikan contoh
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengekspresikan kemampuan untuk
Pendekatan bermain adalah yang
mencapai tujuan pembelajaran yang
mengaplikasikan teknik ke dalam
telah ditetapkan. Melalui bermain
suatu permainan atau belajar teknik
anak aktif bergerak sehingga akan
suatu cabang olahraga yang dikemas
meningkatkan kebugaran jasmani,
dalam bentuk permainan. Dalam
mengembangkan unsur kompetitif,
pelaksanaan
mengembangkan
bentuk
pembelajaran
pendekatan
bermain
olahraga yang dikemas dalam bentuk
Untuk mengetahui seberapa
permainan. Dengan bermain anak-
maksimal penerapan melalui audio
anak akan dapat mengembangkan
visual dan pendekatan bermain dapat
fisik, mental, emosional, intelektual,
meningkatkan hasil belajar pukulan
sosial anak seusia mereka. Bermain
lurus pencak silat, maka peneliti
merupakan suatu kebutuhan yang tak seperti
kebutuhan
tertarik melakukan PTK pada siswa
dasar
kelas X MIA 4 SMA Negeri 6
lainnya, sebagian besar kehidupan anak Karena
dihabiskan itu
untuk
Surakarta tahun ajaran 2014 / 2015
bermain.
diharapkan
dengan judul“ Peningkatkan Hasil
bahwa
Belajar Pukulan Lurus Pencak Silat
bermain merupakan wahana anak
Melalui Media Audio Visual dan
bermain sambil belajar dan belajar
Pendekatan Bermain Pada Siswa
sambil bermain.
Kelas
Pendekatan merupakan
siswa
dapat
Ilmu
II. LANDASAN PUSTAKA
anak sekolah menengah atas. Dari bermain
MIA(Matematika
tahun ajaran 2014 / 2015 “.
pembelajaran
pukulan lurus pencak silat untuk
pendekatan
X
Alam) 4 SMA Negeri 6 Surakarta
bermain
cara
dan
mengembangkan keterampilan.
siswa belajar teknik suatu cabang
ubah
kerjasama,
A. Kajian Teori
diharapkan
.
mengoptimalkan
1. Pencaksilat
pembelajaran pukulan lurus pencak
a. Pengertian Pencaksilat
silat. Melalui pendekatan bermain
Menurut Johansyah Lubis anak diberikan kebebasan untuk commit to user (2004:2) menyatakan bahwa
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pencaksilat
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah laku, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu”.
Merupakansalah
satu budaya asli indonesia, para pedekar pencaksilat
dan
para
pakar
meyakini
bahwa
masyarakat melayu menciptakan dan menggunakan ilmu beladiri ini sejak masa prasejaarah”. b. Manfaat Pencaksilat Adapun manfaat Pencaksilat
b. Ciri-ciri
yang diutarakan oleh Sucipto
Pendidikan,
Tujuan
Belajar
(2012:20) adalah “1) Pencaksilat sebagai
dan
Aunurrahman (2012: 35)
2)
menyatakan,
Pencaksilat sebagai Pendidikan
Beberapa
ciri
umum kegiatan belajar sebagai
Jasmani”.
berikut:
c. Gerak Dasar Pencaksilat
1) Belajarmenunjukkansuatuak tivitaspadadiriseseorang yang disadariataudisengaja. 2) Belajarmerupakaninteraksii ndividudenganlingkunganny a. 3) Hasilbelajarditandaidenagnp erubahantingkahlaku.
Menurut pendapat Johansyah Lubis (2004:7) menayatakan bahwa Gerak dasar pencaksilat adalah suatu gerak, terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya”.
c. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar dapat diartikan sebagai
pandangan-pandangan
mendasar dan dianggap penting
2. BelajardanPembelajaran
yang
a. PengertianBelajar
pegangan
dijadikan di
sebagai dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
Nana Sudjana (2000: 28)
d. pengertian pembelajaran
berpendapat bahwa, “belajar adalah suatu commit to user proses yang ditandai dengan 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Depdiknas (2003)
3.Media Pembelajaran
dalam UU No. 20 Tahun 2003
a.
tentang siskdiknas pasal 1 ayat
Pengertian
Media
Pembelajaran 1. Kata media berasal dari bahasa
20, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. (Udin S. Winaputra, dkk, 2008: 1.20).
Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Gerlach & Ely (1971) dalam (Azhar Arsyad, 2007:3) mengatakan bahwa
e.
KomponenPembelajaran
“media apabila dipahami secara
Komponen-komponen
garis besar adalah manusia,
dalam belajar dan mengajar
materi atau kejadian yang
menurut Nana Sudjana (2000:
membangun kondisi yang
30) adalah sebagai berikut:
membuat siswa mampu
1) Tujuan proses pengajaran 2) Materi atau bahan pelajaran 3) Metode dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran 4) Penilaian dalam proses pengajaran
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian dalam proses
f. Hasil Belajar
belajar mengajar cenderung
Dikemukakan Kunandar belajar
(2013: adalah
oleh 61)
diartkan sebagai alat-alat grafis,
“hasil
photografis atau elektronis untuk
kompetensi
menangkap, memproses dan
ataukemampuan tertentu baik kognitif,
afektif
menyusun kembali informasi
maupun
visual atau verbal.
psikomotorik yang dicapai atau
4.Pendekatan Bermain
dikuasai peserta didik setelah mengikuti
proses
a. Hakikat Bermain
belajar
Bermain merupakan
mengajar”.
salah satu aktivitas di dunia commit to user
8
yang paling menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesenangan akan bermain
sangat berguna untuk anak,
selalu ada pada setiap orang
misalnya memperoleh
tanpa memandang usia tua
pengalaman dalam membina
maupun muda, siapapun bisa
hubungan dengan sesama
bermain. Bermain lebih
teman, menambah
sering dijumpai pada anak-
perbendaharaan kata, dan
anak, bahkan aktivitas satu-
menyalurkan perasaan-
satunya bagi anak-anak
perasaan tertekan
adalah bermain. Dengan bermain anak akan merasa
III.METODE PENELITIAN
senang dan gembira.
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu
Menurut M. Furqon
Penelitian
H. (2006: 2) “Bermain
1. Tempat Penelitian
merupakan cara untuk
Penelitian Tindakan Kelas
bereksplorasi dan
ini telah dilaksanakan di SMA
bereksperimen dengan dunia
Negeri 6 Surakarta
sekitar sehingga menemukan
2. Waktu Penelitian
sesuatu dari pengalaman
Penelitian Tindakan Kelas
bermain”. Rusli Lutan dkk
(PTK) ini akan dilaksanakan pada
(1992: 2) menyatakan bahwa
bulan april sampai bulan mei
“bermain merupakan kegiatan
2015. Untuk lebih jelasnya rincian
hakiki atau kebutuhan dasar
waktu dan jenis kegiatan
manusia. Dalam bermain,
penelitian sebagai berikut :
terjadi kecenderungan pola
B. Subjek Penelitian
perilaku yang dilakukan oleh manusia”. Sedangkan menurut
Subjek penelitian ini adalah
Maykes S. Tedjasaputra (2001:
siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 6
38) menyatakan bahwa, “bermain merupakan pengalaman belajar yang
Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 30 siswa. Yang commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdiri dari 10 siswa putra dan 20
Surakarta
siswa putri.
2014/2015
tahun
pelajaran
D. Teknik Pengumpulan Data
C. Data dan Sumber Data
Teknik
Data dan sumber data dalam
pengumpulan
data
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dalam Penelitian Tindakan Kelas
sebagai berikut :
(PTK) ini terdiri dari : tes dan
1. Siswa sebagai objek penelitian
observasi. 1. Tes
sekaligus untuk memperoleh data
:
digunakan
untuk
tentang hasil belajar pukulan lurus
mendapatkan data tentang hasil
pencak silat melalui metode audio
gerakan pukulan lurus siswa serta
visual dan
hasil tes tulis yang diberikan oleh
pendekatan bermain
guru.
pada siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri
6
Surakarta
2. Observasi : digunakan sebagai
tahun
teknik untuk mengumpulkan data
pelajaran 2014/2015.
tentang aktivitas siswa dalam
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat metode
tingkat audio
pendekatan
keberhasilan
mengikuti proses belajar mengajar
visual
pukulan lurus dengan metode
bermain
dan
audio
dalam
siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri Surakarta
tahun
dan
pendekatan
bermain.
pembelajaran pukulan lurus pada
6
visual
HASIL PENELITIAN DAN
pelajaran
PEMBAHASAN
2014/2015. 3. Peneliti sebagai Observer, untuk
A. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum
mengamati dan menilai tingkat
melaksanakan
keberhasilan penerapan metode
proses penelitian tindakan kelas,
audio
terlebih dahulu peneliti melakukan
bermain
visual
dan
dalam
pendekatan
kegiatan
pembelajaran
mengetahui pencak silat di SMA Negeri 6 commit to user
10
survey kondisi
awal awal
untuk siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil kegiatan survey awal tersebut
pembelajaran
adalah sebagai berikut.
pencak silat. Guru kurang kreatif
a. Siswa kelas X MIA 4 SMA
untuk membuat cara agar siswa
Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran
tertarik dan senang mengikuti
2014/
materi pukulan lurus pencak silat.
2015,
materi
yang
mengikuti
pelajaran
pukulan
Sebelum
pendidikan
lurus
melakukan
jasmani dan olahraga khususnya
pelaksanaan tindakan maka peneliti
pukulan lurus pencak silat adalah
dan guru melakukan pengambilan
30 siswa, yang terdiri dari 12
data
siswa putra dan 18 siswa putri.
dimaksudkan
Dalam
pukulan
kondisi awal keadaan kelas pada
lurus pencak silat banyak siswa
materi pembelajaran pukulan lurus
yang kurang tertarik sehingga
pencak silat. Adapun diskripsi data
dapat
proses
yang diambil terdiri dari; tes unjuk
lurus
kerja kemampuan pukulan lurus
pembelajaran
dikatakan
pembelajaran
pukulan
pencak
dalam
silat
awal
penelitian. untuk
(psikomotor),
kategori
Ini
mengetahui
pengamatan
sikap
(afektif), pemahaman konsep gerak
kurang berhasil. yang
(kognitif) siswa kelas X MIA 4 SMA
dilakukan diperoleh informasi
Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran
bahwa siswa cenderung bosan
2014/ 2015.
b. Dari
hasil
untuk
wawancara
melakukan
gerakan
pukulan lurus pencak silat. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat
melakukan
Kondisi
pengamatan
hasil
belajar
secara langsung di lapangan. Saat
pukulan lurus pencak silat siswa
mengikuti materi pukulan lurus,
kelas X MIA 4 SMA Negeri 6
siswa menunjukkan sikap bosan
Surakarta Tahun Ajaran 2014/ 2015,
melakukan
sebelum
pukulan
lurus
kurang
perhatian
bisa siswa
tindakan
penggunaan media audio visual dan
sehingga hasilnya kurang baik. c. Guru
diberikan
pembelajaran bermain, disajikan menarik commit to user dalam bentuk tabel sebagai berikut: dalam
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra
lurus
Siklus)
dilakukan
pencak
silat,
maka
penelitian
akan berupa
Kondisi Awal peningkatan hasil belajar pukulan Aspek yang Jumlah untas persentase tidaklurus prosntase pencak silat media Caramelalui Mengukur diukur Siswa ketuntasa tuntas ketidak audio visual dan pendekatan bermain n tuntasan
pada siswa kelas X MIA 4 SMA iukur melalui ketuntasan 2014/2015. belajar siswa materi Dari hasilpada observasi awal,
Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran
Hasil belajar
pukulan lurus silat.
30
9
30%
pukulan lurus ada dua siklus yangpencak diterapkansilat untuk , 21 70% hasil menjawab menyelesaikan dan penjumlahan (aspek kelas. Pada setiappsikomotor, siklus masingafektif, penerapan dan masing menggunakan kognitif)
permasalahan yang terjadi di dalam
pembelajaran bermain
audio
dalam
visual
kegiatan
dan
belajar
Berdasarkan hasil tes pra
mengajar yang berlangsung. Untuk
siklus, diketahui bahwa hanya ada
mengetahui adanya perubahan dari
beberapa siswa yang sudah mampu
proses
melakukan pukulan lurus dengan
tindakan tersebut, maka evaluasi
baik atau memperoleh nilai yang
dilakukan dengan cara melakukan
telah
observasi
mencapai
KKM
(Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah
atas.
Dari
data
dan
unjuk
kerja
observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan,
siswa
refleksi
melakukan
tes
oleh
Kegiatan selanjutnya setelah
tersebut,
menunjukkan bahwa hasil belajar dalam
diakibatkan
pukulan lurus.
ditetapkan oleh sekolah, yaitu 2,66 ke
yang
teknik
pengamatan tehadap
serta
tindakan.
pukulan lurus pencak silat masih
Serangkaian
rendah. Untuk memperbaiki dan
dilakukan terdiri dari dua siklus.
meningkatkan hasil belajar siswa
penelitian
yang
Penelitian diakhiri sampai ada commit to user dalam proses pembelajaran pukulan perubahan pada indikator partisipasi
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa ke arah yang lebih baik.
diperoleh peningkatan yang cukup
Pembahasan masing-masing siklus
signifikan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, hasil belajar
dapat dilihat seperti di bawah ini.
pukulan lurus pencak silat siswa SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
mencapai kriteria tuntas yaitu 19
SARAN
siswa dari 30 siswa atau sebesar 63,33%. Pada siklus
II, terjadi
peningkatan hasil belajar pukulan
A. Simpulan Kelas
depan pencak silat siswa dalam
pada siswa kelas X MIA 4 SMA
kriteria tuntas yaitu 26 siswa dari 30
Negeri 6 Surakarta tahun ajaran
siswa atau sebesar 86,67%.
Penelitian Tindakan
2014/2015 dilaksanakan dalam dua
B. Implikasi
siklus. Setiap siklus terdiri atas
Penelitian ini memberikan
empat
tahapan,
perencanaan,
yaitu:
(2)
suatu gambaran yang jelas bahwa
(1)
keberhasilan
pelaksanaan
proses
pembelajaran
dan
tergantung pada beberapa faktor.
iterpretasi, dan (4) analisis dan
Faktor-faktor tersebut berasal dari
refleksi. Berdasarkan analisis yang
pihak guru maupun siswa.
tindakan,
(3)
observasi
Faktor dari pihak guru yaitu
telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijabarkan pada BAB IV,
kemampuan
diperoleh simpulan bahwa penerapan
mengembangkan materi, kemampuan
media audio visual dan pendekatan
guru dalam menyampaikan materi,
bermain
untuk
kemampuan guru dalam mengelola
meningkatkan kemampuan pukulan
kelas, metode yang digunakan guru
lurus pencak silat dan meningkatkan
dalam proses pembelajaran, serta
hasil belajar dalam pembelajaran
pendekatan yang digunakan guru
pukulan lurus pencak silat siswa
sebagai sarana untuk menyampaikan
kelas X MIA 4 SMA Negeri 6
materi. Sedangkan faktor dari siswa
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
yaitu minat dan motivasi siswa
sangat
baik
guru
dalam mengikuti Dari hasil analisis yang dilakukan, commit to user pembelajaran.
13
dalam
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor-faktor tersebut saling
menggunakan media audio visual
mendukung satu sama lain, sehingga
dan bermain. Bagi guru bidang studi
harus diupayakan dengan maksimal
Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
agar semua faktor tersebut dapat
hasil penelitian ini dapat digunakan
dimiliki oleh guru dan siswa dalam
sebagai
proses
melaksanakan proses pembelajaran
pembelajaran
yang
suatu
alternatif
berlangsung di kelas maupun di
Penjasorkes
lapangan. Apabila guru memiliki
berkaitan
kemampuan
dalam
kemampuan pukulan lurus dan hasil
menyampaikan materi dan dalam
belajar pukulan lurus pencak silat
mengelola kelas serta didukung oleh
yang efektif dan menarik yang
teknik dan sarana dan prasarana yang
membuat siswa lebih aktif serta
sesuai,
dapat
menghapus persepsi siswa mengenai
menyampaikan materi dengan baik.
pembelajaran Penjasorkes yang pada
Materi tersebut akan dapat diterima
awalnya
oleh
juga
pembelajaran yang menyenangkan.
memiliki minat dan motivasi yang
Apalagi bagi guru yang memiliki
tinggi untuk aktif dalam proses
kemampuan yang lebih kreatif dalam
pembelajaran.
membuat model-model pembelajaran
yang
maka
siswa
kegiatan
baik
guru
akan
apabila
siswa
Dengan
belajar
demikian,
mengajar
yang
dapat
khususnya
dalam
dengan
peningkatan
membosankan
lebih
yang
banyak.
menjadi
Ia
dapat
berjalan dengan lancar, kondusif,
menyalurkan
efektif, dan efisien.
tersebut dan memanfaatkan fasilitas
Penelitian
ini
kemampuannya
yang tersedia di sekolah dalam upaya
juga
memberikan deskripsi yang jelas
meningkatkan
bahwa dengan media audio visual
seorang pendidik yang profesional
dan
dan inovatif.
pendekatan
bermain
dalam
dapat
meningkatkan
sebagai
Dengan diterapkannya media
pembelajaran pukulan lurus pencak silat
kinerja
audio visual dan bermain untuk
hasil
peningkatan
belajar siswa, sehingga penelitian ini
kemampuan
pukulan
lurus pencak silat dan hasil belajar suatu commit to user siswa terhadap pukulan lurus pencak pertimbangan bagi guru yang ingin dapat
digunakan
sebagai
14
perpustakaan.uns.ac.id
silat,
maka
digilib.uns.ac.id
siswa
dalam pendidikan jasmani olahraga
memperoleh
dan kesehatan.
pengalaman baru dan berbeda dalam proses
pembelajaran
Penjasorkes.
C. Saran
Pembelajaran Penjasorkes yang pada
Berdasarkan hasil penelitian,
awalnya membosankan bagi siswa,
maka dapat disarankan beberapa hal,
menjadi pembelajaran yang menarik
khususnya pada guru SMA Negeri 6
dan menyenangkan bagi siswa.
Surakarta, sebagai berikut:
Pemberian
tindakan
1. Guru hendaknya terus berusaha
dari
siklus I memberikan deskripsi bahwa
untuk
terdapatnya
kemampuannya
dalam
mengembangkan
materi,
kekurangan
kelemahan
yang
terjadi
atau selama
meningkatkan
proses pembelajaran berlangsung.
menyampaikan
Namun,
dalam mengelola kelas, sehingga
tersebut
kekurangan-kekurangan dapat
diatasi
kualitas
pada
materi,
serta
pembelajaran
yang
pelaksanaan tindakan pada siklus-
dilakukannya
siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan
meningkat
seiring
tindakan yang kemudian dilakukan
peningkatan
kemampuan
refleksi
dimilikinya.
terhadap
proses
peningkatan
pembelajaran peningkatan
Penjasorkes hasil
belajar
terus dengan yang
2. Guru hendaknya mau membuka
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
dapat
diri untuk menerima berbagai
kualitas dan siswa.
bentuk
masukan,
kritikan
agar
Dalam hal ini siswa dituntut untuk
memperbaiki
aktif dalam pembelajaran Penjas
mengajarnya.
saran, dapat
dan lebih
kualitas
bermanfaat
3. Guru hendaknya lebih inovatif
untuk mengembangkan kebugaran
dalam menerapkan metode untuk
jasmani, mengembangkan kerjasama,
menyampaikan
mengembangkan
pembelajaran.
yang nantinya dapat
skill
dan 4.
mengembangkan sikap kompetetif
Kepada
guru
materi
yang
belum
menerapkan media audio visual yang kesemuanya ini sangat penting commit to userdan bermain hendaknya mencoba
15
perpustakaan.uns.ac.id
metode
digilib.uns.ac.id
tersebut
pembelajaran
Asep Jihad dan Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
dalam
Penjas
sehingga
nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya. 5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun
tentu
saja
dalam
penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian
dan
modifikasi
seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masingmasing.
Hal
ini
disebabkan
meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik khusus yang hanya
dimiliki
oleh
masing-
masing kelas atau sekolah sebagai akibat dari keanekaragaman yang dimiliki
oleh
masing-masing
individu yang ada di kelas atau sekolah tersebut. Daftar Pustaka Agus Kristiyanto.(2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta: commit to user UNS Press.
16
Awan Hariono. (2007). Metode Melatih Fisik PencakSilat.Yogyakar ta : FIK UNY Benny A. Pribadi. (2005). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Dahar Ratna Wilis. (2012). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama. Johansyah Lubis. (2004). Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. M. Furqon Hidayatullah. (2006). Mendidik Anak Dengan Bermain. Buku Pegangan Guru Penjas di Sekolah Dasar. Universitas Sebelas Maret. M. Sobry Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif Dalam Mewujudkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembelajaran Yang Berhasil. Bandung: Prospect. Azhar Asyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Budhi satyawan, Heru Suranto, Sunardi. 2010. Media Pembelajaran Penjasorkes. Panitia Program Pendidikan Profesi Guru FKIP UNS surakarta. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. Maykes S. Tedjasaputra,. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Grasindo. Munas XII IPSI.( 2012). Peraturan Pertandingan PencakSilat IPSI. Jakarta : PB. IPSI Nana Sudjana. (2000). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. R. Kotot Slamet Hariyadi. (2003). Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: PT.Dian Rakyat. Rusli Lutan dkk. (1992). Manusia dan commit to user Olahraga. Bandung:
17
ITB & FPOK/IKIP Bandung. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineke Cipta. Sucipto. (2012). Manfaat Pencak Silat. Diperoleh 08 Agustus 2014 dari http://file.upi.edu/bro wse.php?dir=Direktor i%2F&search=Pencak +Silat+&search_mode =f. Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Wina Sanjaya. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.