PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) DI DESA BUMI KENCANA KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016
(Skripsi)
Oleh SONI WIBOWO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) DI DESA BUMI KENCANA KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016
Oleh
SONI WIBOWO
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
Judul Skripsi
PDRITEPSII IIIASTANiTKAI TENTtrIIG
PEI,AISANAAN PB(XTBAIII EDruls I'NTUIT ITELIIIIBGA IIIN}ISN (BAS}IfiII} DI DESA BIIIUI IIENCAIIA IIECAIr|AtrAN SEPI'flIT AGT'I'IG IIAEIIPATEN I"AIUPTING TENGAII Tf,IIIIllI zoA(fl Nama Mahasiswa
Sorri Wib
No. Pokok Mahasispa
L2tfi5207L
Prognm Studi
Pendidikan Pancasila dan Keurarganegaraan
Jurusan
Pendidikan IPS
Fakultas
Keguman dan llmu Pendidilran
DIET'IIDTUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing II,
Pembimbing I,
,r.rhtoro.rrr.s tflP 19560573 L98p,OS 1-OO.3
Ketua Jumsan Pendidikan IImu Pengetahuan
Drs. Zulkamaln, IrI.Sl mP 1SOO111 198705 1 001
Sosial
Ketua Prognam Studi Pendidikan Pkn
Yanzl, S.Pd., M.Pd.
It[EITGESAIIIIAII
1.
Tim Pengqii
$untoro, II.S
Ketua
: Dr. hawan
Sekretaris
: Ilerml Yanzl, S.Pd., l}I.Pd.
Pengqii Bukan Pembinibing-
:
Yrmlcca
llumallsa, S.Pd., !I.Pd
a. _..-
Dekan Fakultas Kegumandan Ilmu Pendidikan
6#H fl{@
\r,f#
Tanggal Lulus Ujian SMpsi : 2O Aprll 2OA7
SI]RAT PER}IYATAAI\
Saya yang bertada tangan dibawah
ini:
Nama
Soni Wibowo
NPM
12t3032071
Fakuttas
Keguruan dan Ihnu Pemdidikan
Jnrusan/?rogram Studi
Pendidikan IPS / PPKn
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanna di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau terdapat yang pernatr ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar lamprmg, April 2017
Soni Wibowo
}{PM t2t3$247t
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Bumi Kencana pada tanggal 18 Desember 1991. Penulis adalah anak ke dua dari ke tiga bersaudara, buah hati dari Bapak Sutarto dan Ibu Sartini. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis, Sekolah Dasar Negeri 1 Bumi kencana kecamatan Seputih Agung diselesaikam pada tahun 2005 berijazah. Setelah itu penulis melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2009 berijazah.Dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2012 berijazah. Pada tahun 2012, penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi (S1) Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur SNMPTN, dan dengan skripsi ini penulis akan segera menyelesaikan pendidikan pada jenjang S1. Pada bulan juli1 2015, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Kota Batu Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat. Dan Praktik Pengalaman Kependidikan (PPK) di SMP Satap 1 Bengkunat Pesisir Barat.
MOTTO
Education Is Not The Learning of Facts, But The Training Of The Mind To Think "Pendidikan bukanlah mempelajari fakta-fakta, tetapi melatih jiwa untuk berpikir". (Albert Einstein)
Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.... Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. (Bung Tomo 1920-1981)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia-Nya, Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan kecintaanku kepada :
Kedua orang tuaku Ibu dan Ayah yang sangat kucintai dan kusayangi, terimakasih atas kasih sayang, do’a, dukungan, semangat dan pengorbanan mendidikku demi keberhasilanku untuk masa depan yang lebih baik.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016”. Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Terselenggaranya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir tidak terlepas dari segala bantuan baik berupa pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain oleh semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. Selaku Pembimbing I dan Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd, selaku Pembimbing II sekaligus sebagai Ketua Program Studi PPKN. Penulis juga mengucapkn terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Wakil Dekan Bidang Pendidikan dan Kerja Sama Universitas Lampung; 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;
xi
4. Bapak
Drs.
Supriyadi,
M.Pd.,
selaku
Wakil
Dekan
Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 6. Ibu Yunisca Nurmalisa. S.Pd., M.Pd., selaku pembahas I, terima kasih atas saran dan masukannya; 7. Bapak Edi Siswanto,S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas saran dan masukannya; 8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang diberikan: 9. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sutarto (Alm) Ibu Sartini dan kakakadikku (Andi Cahyono, dan Febianto) juga seluruh keluarga besarku serta saudara-saudaraku tercinta, tak lupa Devi Afriana dan Altza Devandi terimakasih atas doa, senyum, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanan kalian untukku yang tiada terkira benilaianya dari segi apapun untukku; 10. Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala yang telah kalian ajarkan, yang mendewasakanku dalam bertutur, berfikir dan bertindak;
xii
11. Pebriani Saputri yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu, mendampingi, dan memberikan motivasi; 12. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu membantu di saat-saat sulitku (Ana Kurnati, Antonius simamora, Bayu Aditama, Deni saepulloh, Fitra Endi Firmansyah, Idris Suma Afandi, Muhammad Faisal) Serta teman sejawat yang tak bisa kusebutkan satu-satu.; 13. Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2012 baik ganjil maupun genap serta kakak tingkat dan adik tingkat, dari angkatan 2011 – 2016 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan yang kalian berikan; 14. Keluarga KKN dan PPL Pekon Kota Batu, Bengkunat, Pesisir Barat (Ahmad Khumaidi P.Geo12, Dira Ayu annisa P.Bio12, Eka Afrini Engls12, Nurmala Pajrin P.Eko12, Patrick Bastian Wijaya Penjas12, Rahmawati
Pamungkas
P.Seni12,
Septi
Nurlaily P.Matematika12
Yuliarwati P.Sejarah12, Zhera Mantira P.sejarah 12) terimakasih atas rasa kekeluargaan yang telah menjadi motivasi yang selalu kalian berikan kepadaku. Dan tak lupa teman-teman se-Kecamatan Bengkunat yang telah bekerja sama dengan baik. 15. Keluarga Besar SMP Satap 1 Pekon Kota Batu, Bengkunat, Pesisir Barat yang menjadi tempat saya melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Bapak Ridwan Selaku Kepala Pekon Kota Batu beserta keluarga besarnya. Serta masyarakat Pekon Kota Batu yang ramah-ramah, yang telah memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya.
xiii
16. Teman- teman setempat tinggalan di Perum Griya intan Gang senin, Suhardi, Alfi, Dwi Ertanto, Eko Purnomo, Surya, Refto, Agung, Deni, Bayu, Puguh Prio Pambudi. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan penyajiannya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin. Bandar Lampung, April 2017 Penulis
Soni Wibowo NPM 1213032032
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii MOTTO .......................................................................................................... viii SANWACANA ............................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ............................................................................... 8 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 8 1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8 2. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8 F. Ruang Lingkup penelitian ................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis ................................................................................ 11 1. Pengertian Persepsi ....................................................................... 11 2. Pengertian Masyarakat .................................................................. 18 3. Pengertian Persepsi Masyarakat.................................................... 24 4. Pengertian Keluarga Miskin ......................................................... 25 5. Pengertian Raskin ......................................................................... 27 B. Kerangka Pikir .................................................................................... 33
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................................... 35 B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36 1. Populasi ......................................................................................... 36 2. Sampel........................................................................................... 37 C. Variabel Penelitian .............................................................................. 38 D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional.................................... 38 1. Definisi Konseptual ...................................................................... 38 2. Definisi Operasional ..................................................................... 38 E. Rencana Pengukuran Variabel ............................................................ 40 1. Variabel bebas ............................................................................... 40 2. Variabel Terikat ............................................................................ 40 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 40 1. Teknik Pokok ................................................................................ 41 2. Teknik Penunjang ......................................................................... 41 G. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................................ 42 1. Uji Validitas .................................................................................. 42 2. Uji Reabilitas ................................................................................ 42 H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 44 IV. HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN A. Langkah – Langkah Penelitian............................................................ 46 1. Persiapan Pengajuan Judul ............................................................ 46 2. Penelitian Pendahuluan ................................................................. 46 3. Pengajuan Rencana Penelitian ...................................................... 47 4. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 48 B. Profil Desa Bumi Kencana .................................................................. 49 1. Gambaran Umum Desa Bumi Kencana ........................................ 49 2. Sejarah Kepemimpinan Desa Bumi Kencana ............................... 50 3. Data Penduduk .............................................................................. 51 4. Data Tingkat Perkembangan Pendidikan ...................................... 51 5. Ekonomi Masyarakat .................................................................... 52 6. Keamanan dan ketertiban .............................................................. 54 7. Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu ........................................... 55 8. Lembaga Kemasyarakatan ............................................................ 56 9. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ................................. 57 10. Gambaran Umum Pemilihan Kepala Desa Bumi Kencana .......... 58 1. Analisis Uji Coba Angket ....................................................... 59 a. Analisis Uji Coba Validitas........................................................... 59 b. Analisis Uji Coba Relialitas .......................................................... 59
2. Deskripsi Data ......................................................................... 63 a. Pengumulan Data .......................................................................... 63 b. Penyajian data ............................................................................... 64 c. Penyajian Data Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Raskin ........................................................................................... 74 3. Pembahasan ............................................................................. 76 1. Indikator Pemahaman ................................................................... 78 2. Indikator Tanggapan ..................................................................... 79 3. Indikator Harapan ......................................................................... 80 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 82 B. Saran ................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Rekapitulasi populasi masyarakat Desa BumiKencana Kecamatan Seputih Agung yang mendapatkan Program Beras untuk Keluarga miskin ..................... 36 Tabel 1.2 Jumlah penyajian sampel pad masing-masing Dusun di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung ................................................................................... 37 Tabel 3.1 Daftar Kepemimpinan Desa Bumi Kencana .......................................................... 50 Tabel 3.2 Jumlah penduduk berdasarkan umur ..................................................................... 51 Tabel 3.3 Jumlah penduduk berdasarkan gender ................................................................... 51 Tabel 3.4 Tingkat ekonomi masyarakat ................................................................................. 52 Tabel 3.5 Keamanan dan Ketertiban ...................................................................................... 54 Tabel 3.6 Partisipasi dalam Pemilu........................................................................................ 55 Tabel 3.7 Lembaga kemasyarakatan ...................................................................................... 56 Tabel 3.8 Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga ............................................................ 57 Tabel 4
Distribusi hasil iji coba agket dari 10 keluarga diluar responden untuk item ganjil (X) ............................................................................................................... 59
Tabel 5
Distribusi hasil iji coba agket dari 10 keluarga diluar responden untuk item genap (Y) ............................................................................................................... 60
Tabel 6
Tabel kerja antara kelompok item ganjil (X) dengan item kelompok genap (Y) ........................................................................................................................ 61
Tabel 7.1 Distribusi hasil angket dari indikator pemahaman ................................................ 64 Tabel 7.2 Distribusi frekuensi dari indikator Pemahaman..................................................... 67 Tabel 8.1 Distribusi skor hasil angket dari indikator tanggapan ........................................... 68 Tabel 8.2 Distribusi frekuensi skor hasil angket dari indikator tanggapan............................ 70 Tabel 9.1 Distribusi skor hasil angket dari indikator harapan ............................................... 71 Tabel 9.2 Distribusi frekuensi skor hasil angket dari indikator harapan ............................... 73
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 KerangkaPikir.........................................................................................51
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya. Sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat karena sebab-sebab natural atau alami, kultural, atau struktural. Kemiskinan karena sebab alami adalah kemiskinan yang disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang lebih banyak disebabkan sikap individu dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan.
Di Indonesia sendiri upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, yaitu melindungi segenap tanah air dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam batang tubuh UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) juga menjelaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat. Serta pasal 34 yang menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Penanggulangan kemiskinan di Indonesia dimuat dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 pasal 19, 20, tentang Penanggulangaan Kemiskinan Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 pasal 19 menjelaskan “Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok dan / atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.”
Serta Undang-undang Nomor 11
tahun 2009 pasal
20 menjelaskan
Penanggulangan kemiskinan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin. Memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan seluasluasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Dan memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.
Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia, melalui Menteri Ketahanan dan Pangan serta bekerja sama dengan Perum BULOG Pemerintah mengadakan Program Beras untuk Miskin (Raskin). Program Raskin sebenarnya merupakan sebagian dari usaha pemerintah yang dilakukan guna menanggulangi masalah kemiskinan. Program lain adalah Karya Usaha Mandiri dan Mitra Usaha Mandiri, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) , Takesra/Kukesra, dan juga Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMT-AS).
Pemerintah tidak pernah berhenti memberikan perhatian untuk memakmurkan rakyatnya. Optimalisasi dan efisiensi program-program yang melindungi rakyat bawah terus digalakkan. Hal tesebut sebagai bentuk kewajiban yang harus dilaksanakan pemerintah sebagaimana yang terlihat dalam program Beras untuk Keluarga Miskin atau yang lebih dikenal dengan raskin. Raskin merupakan program pemerintah untuk memerankan fungsi sejati negara terhadap keamanan pangan rakyatnya. Program ini berupaya memenuhi ketersediaan pangan rakyat sehingga tidak ada lagi rakyat yang kelaparan akibat kurangnya akses pangan.
Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pokok dalam bentuk beras. Selain itu, Raskin bertujuan untuk meningkatkan dan membuka akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat dengan jumlah yang ditentukan. Lebih jauh, program raskin bertujuan untuk membantu kelompok miskin dan rentan miskin mendapat cukup pangan dan
nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Efektivitas Raskin sebagai perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan sangat bergantung pada kecupan nilai transfer pendapatan dan ketepatan sasaran kepada kelompok miskin dan rentan.
Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah (rumah tangga miskin dan rentan miskin). Program Raskin adalah program nasional lintas sektoral baik vertikal (Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah) maupun horizontal (lintas Kementerian/Lembaga), sehingga semua pihak yang terkait bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan Program Raskin
Keluarga penerima manfaat Raskin yaitu keluarga yang berpendapatan rendah (miskin dan rentan miskin) atau disebut dengan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). RTS-PM Raskin ditetapkan berdasarkan Pendapatan Program Perlindungan Sosial (PPLS-2001) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Rumah tangga yang berhak menerima beras Raskin, atau juga disebut Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Program Raskin, adalah rumah tangga yang terdapat dalam data yang diterbitkan dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011 yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan disahkan oleh Kemenko Kesra RI.
Keberhasilan Program Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu: Tepat sasaran, Tepat jumlah, Tepat harga, Tepat waktu, Tepat kualitas,dan Tepat administrasi Berdasarkan Pedoman Umum Raskin, masing-masing keluarga miskin akan menerima beras sebesar 15 Kg/RTS/bulan atau setara dengan 180 Kg/RTS/tahun dengan harga tebus Rp 1.600,00/Kg. Namun, dalam prakteknya program Raskin ini masih belum sesuai harapan karena masih banyak beras Raskin yang dibagikan secara merata atau dibagikan kepada semua masyarakat. Mekanisme pembagian Raskin di Desa Bumi Kencana, Kecamatan Seputih Agung dimulai dengan pengiriman beras yang berasal dari Perum Bulog ke balai Desa Bumi Kencana lalu disalurkan ke masing-masing RT melalui ketua setiap RT, beras Raskin tersebut disalurkan kepada warga. Namun, beras yang diterima oleh masyarakat miskin di Dusun Bumi Kencana tersebut tidak sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan yaitu rata-rata menyusut menjadi 2,5- 4 Kg/RTS/bulan dengan harga tebus sebesar Rp 1.600,00/Kg di titik distribusi dan rata-rata Rp 2.000,00/Kg di titik bagi. Hal ini disebabkan karena Raskin di distribusikan dengan kebijakan bagi rata sehingga Raskin juga dinikmati oleh masyarakat yang tidak miskin yang akhirnya menyebabkan hak yang diterima oleh masyarakat yang miskin menjadi berkurang. Berdasarkan pengamatan peneliti pelaksanaan raskin di Desa Bumi Kencana kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Kebanyakan penerima raskin telah memenuhi kriteria tingkat
kemiskinan RTM penerima raskin, namun masih ditemukan RTM penerima raskin yang tidak di katagorikan hampir miskin. Pelaksanaan program raskin dapat dikatakan belum berhasil, hal ini disebabkan masing-masing indikator keberhasilan program ini belum memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan. yaitu: Tepat sasaran, Tepat jumlah, Tepat harga, Tepat waktu, Tepat kualitas,dan Tepat administrasi.
Selain itu masih ditemukan masalah dalam pelaksanaan program raskin, berupa: Mekanisme penentuan data RTM didasarkan kepada data BPS, dimana penetapan RTM tidak mengakomodasi musyawarah desa dan perkembangan jumlah RTM. Belum semua RTM dapat membeli raskin pada awal bulan, penyebabnya masih ditemukan RTM yang tidak mampu membayar tunai sampai melewati batas waktu pelunasan sehingga alokasi raskin periode berikutnya ditunda sampai pelunasan diselesaikan. Jumlah penerima raskin setiap tahunnya berkembang karena pengaruh kenaikan harga kebutuhan pokok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi Raskin di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah belum tepat jumlah, belum tepat sasaran dan belum tepat distribusi. Maka dengan alasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat diindentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015. 2. Pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) belum tepat sasaran pada masyarakat di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015. 3. Sistem pendataan Kepala Keluarga (KK) calon Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang berhak menerima Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015. 4. Sistem distributor Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah - masalah
yang telah dikemukakan dalam identifikasi
masalah diatas maka penelitin ini dibatasi pada “Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015”.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalah diatas adalah “Bagaimanakah Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015”.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Bagaimanakah Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015.
2. Kegunaan Penelitian 2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan prilaku, sikap, moral, dan etika yang terkait dengan konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan politik dan kenegaraan pada aspek-aspek kebijakan pemerintah.
2.2 Kegunaan Praktis Penelitin ini secara praktis berguna untuk; 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada instansi terkait untuk mengambil langkah tepat guna meningkatkan program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) kepada masyarakat yang benar - benar berhak mendapatkan. 2. Sebagai tolak ukur untuk menambah wawasan ilmu tentang program pemerintah terutama yang berkaitan dengan Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) kepada masyarakat yang benar - benar membutukan dalam rangka pengetasan kemiskinan.
F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan krena berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan kesejahteraan rakyat Indonesia 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN).
3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi sasaran Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN). 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan setelah terbitnya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 06 November 2015 sampai dengan selesainya penelitian ini.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Persepsi Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.Menurut Sartlito Wirawa Sarwono (1983; 39). “persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, menfokuskan perhatian terhadap objek”. Dari pendapat tersebut dapat diartikan sebagai kesan-kesan dan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu. Sedangkan dilihat dari keseluruhan, persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya, yang didalam prosesnya dilalui dengan adanya pandangan yang berasal dari komponen pengetahuan sehingga akan mempunyai gambaran yang dapat dinyatakan dalam perilaku terhadap objek tertentu.
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
12
Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi
mecakup
penafsiran
obyek,
penerimaan
stimulus
(Input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Bimo Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalamanpengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan
13
kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut. Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga Taniputera.(2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan
informasi
dan
pengalaman-
pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Pesepsi berada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda walaupun objek yang dikaji sama.
14
1. Jenis-jenis persepsi Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis: 1. Persepsi visual Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. 2. Persepsi auditori Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. 3. Persepsi perabaan Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. 4. Persepsi penciuman Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. 5. Persepsi pengecapan Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
15
2. Proses Persepsi Persepsi merupakan bagian dari seluruh proses yang menghasilkan tanggapan yang dimana setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subprosesnya adalah pengenalan,prasaan, dan penalaran. persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangantanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan, dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut: 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana. 3. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Bimo Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut: 1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia. 2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
16
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor. 4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa proses persepsi melalui tiga tahap yaitu: 1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada. 2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi. 3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang
pada
satu
benda
yang
sama,
mereka
dapat
mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktorfaktor ini dari :
17
1. Pelaku persepsi (perceiver) 2. Objek atau yang dipersepsikan 3. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu. Robbins, (2003).
Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu: 1. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus. 2. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat. 3. Faktor-faktor pengaruh kelompok. 4. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
18
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan halhal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu. Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan.
2. Pengetian Masyarakat Pengertian Masyarakat menurut pendapat Ralp Linton, Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial degan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas. Menurut Maclver Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan individu (manusia). Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang dinamakan dengan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosal dan masyarakat selalu berubah.
19
Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11) bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri,bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup. Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994: 29-31) keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. Soerjono Soekanto, (2006: 22).
Selo Soemardjan mengemukakan Masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama dimana menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
Dari pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat disimpulkan masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam hubungannya atau saling berinteraksi.
20
1. Proses Terbentuknya Masyarakat Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbentuknya masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser, kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic), yaitu : 1. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri a. Proses Internalisasi: Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu,
serta
emosi
kepribadiannya.
Tetapi
wujud
dari
kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. b. Proses Sosialisasi: Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya.
21
c. Proses Enkulturasi: Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adatistiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”.
2. Proses Evolusi Sosial Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh
seorang
peneliti
seolah-olah
dari
dekat
secara
detail
(microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam masyarakat di dunia. 3. Proses Difusi Penyebaran Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerakan penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adaptasi fisik dan sosial budaya.
22
4. Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi Akulturasi adalah Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsurunsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongangolongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
5. Pembauran atau Inovasi Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumbersumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.
23
2. Ciri-ciri dan Syarat Masyarakat Ciri-ciri
masyarakat
sebenernya
telah tampak pada definisi
masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh J.L. GAlian dan J.P. Gillin dalam Abdulsyani (2007:32) “masyarkat adalah kelompok manusia tersebar dam mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan
persatuan
yang
sama.
pengelompokan-pengelompokan
Masyarakat
yang lebih
itu
kecil”.
meliputi Sedangkan
menurut Soejono Soekamto (2009:22) masyarakat mempunyai cirriciri pokok yaitu: 1. Manusia yang hidup bersama. 2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. 3. Mereka sadar bahwa mereka satu kesatuan. 4. Mereka merupakan suatu system yang hidup bersama. Menurut Abu Ahmadi dalam Abdulsyani (2007:32) dikemukakan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: 1. Harus ada pengumpulam manusia,dan harus banyak , bukan pengumpulan binatang. 2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu 3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk kepentingan dan tujuan yang sama. Berdasarkan penjabaran tentang cirri-ciri dan syarat masyarakat diatas, mmaka dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang berkumpul pada suatu tempat dan
24
berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, mempunyai peraturan dan mampu melahirkan kebiasaan-kebiasaan.
3. Pengertian Persepsi Masyarakat Adapun pengertian masyarakat menurut Selo soemardjan Masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama dimana menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.Masyarakat menurut Ralp Linton dalam Soerjono Soekamto (2001; 91) mengatakan bahwa “masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur didi mereka sendiri dan menganggap diri ereka sebagai suatu ketentuan social dengan batasanbatasan yang telah dirumuskan denagn jelas”. Sedangkan persepsi menurut Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi
mecakup
penafsiran
obyek,
penerimaan
stimulus
(Input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpilkan bahwa persepsi masyarakat dalam penelitian ini adalah cara pandang sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu lingkungan terhadap suatu objek berdasarkan pada pengamatan, pengetahuan dan pengalaman sehingga
25
memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lain memiliki pandangan yang berbeda walaupun objeknya sama.
4. Pengertian Keluarga Miskin Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda. Poerwadarminta,(1976). Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhankebutuhan hidup, antara lain: ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal. Kriteria keluarga miskin menurut BKKBN : keluarga yang tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih dari enam indikator penentu kemiskinan alasan ekonomi. Enam indikator penentu kemiskinan tersebut adalah:
26
1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. 2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian. 3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah. 4. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor. 5. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru. 6. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi untuk tiap penghuni. Kriteria keluarga miskin menurut BPS menggunakan pendekatan basic needs, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non makanan yang bersifat mendasar. Batas kecukupan pangan dihitung dari besarnya rupiah yang dikeluarkan untuk makanan yang memenuhi kebutuhan minimum energi 2100 kalori perkapita perhari. Batas kecukupan non makanan dihitung dari besarnya rupiah yang dikeluarkan untuk non makanan yang memenuhi kebutuhan minimum seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dll.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga miskin adalah keluarga yang hidup di dalam kondisi kekurangan sandang pangan, dan papan. Serta ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non makanan yang bersifat mendasar.
27
5. Pengertian Raskin Raskin merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upayadari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial padarumah tangga sasaran. Program Raskin adalah program nasional lintas sektoral baik vertikal (Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah) maupun horizontal (lintas Kementerian/Lembaga), sehingga semua pihak yang terkait bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan Program Raskin. Raskin adalah salah satu bentuk upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, yaitu melindungisegenap tanah air dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
dan
ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1. Tujuan Program Raskin Program
beras
miskin
merupakan
program
pemerintah
dalam
upayameningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan kepada keluargamiskin melalui pendistribusian baras dalam jumlah dan
28
harga tertentu. Sedangkanpendistribusian beras paling banyak 10 kg per kepala rumah tangga miskin perbulan dengan harga Rp.1.000,00 per kg netto di titik distribusi.Adapun tujuan dari program raskin ini adalah utuk memberikan bantuan pangan kepada keluarga miskin guna memenuhi kebutuhan pangan pokoknya melalui penjualan beras berdistribusi yang memiliki ciri spesifik, yaitu : 1. Tidak disalurkan melalui pasar umum, tetapi penjualan langsung kepadapenerima manfaat (bersubsidi). 2. Jumlah beras yang disalurkan tidak tergantung permintaan pasar, tetapiberdasarkan kepada penerimaan jumlah keluarga penerima manfaat. 3. Tidak ditujukan dalam upaya stabilisasi harga pasar, tetapi untuk pemenuhankebutuhan beras keluarga yang menjadi sasaran penerimaa manfaat raskin. 4. Dalam pelaksanaannya program raskin melibatkan berbagai instansi terkait,sehingga untuk memperlancar operasional perlu adanya petunjukpelaksanaan. Program raskin ditujukan kepada keluarga miskin dan rawan dengan mempertimbangkan keuangan pemerintah. Penerima manfaat yaitu keluargamiskin di desa/kelurahan yang berhak menerima raskin yang menjadi penerimamanfaat di program ini, adalah:
29
1. Keluarga Pra Sejahtera (KPS), alasan ekonomi yaitu keluarga yang belumdapat memenuhi indikator KPS yang ditetapkan oleh BKKBN. Indikator keluarga pra sejahtera alasan ekonominya, yaitu : 1. Pada umumnya anggota keluarga belum mampu makan dua kali sehari 2. Anggota keluarga belum memiliki pakaian yang berbeda untuk rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. 3. Bagian lantai yang terluas dari tanah. 2. Keluarga Sejahtera I (KS I), alasan ekonominya yaitu keluarga yang belummemenuhi indikator KS I yang ditetapkan BKKBN dengan bobot per kategori lebih ditekankan pada alasan ekonomi. Indikator keluarga sejahtera I alasanekonominya, yaitu : 1. Paling kurang seminggu sekali keluarga maka daging/ikan/telur. 2. Setahun terakhir anggota keluarga memperoleh satu stel pakaian baru. 3. Luas lantai rumah paling kuran 8 m2 untuk tiap penghuni/jiwa.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Program Raskin Raskin adalah salah satu bentuk upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, yaitu melindungi segenap tanah air dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
30
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam batang tubuh UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) juga menjelaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat serta pasal 34 yang menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Selain itu, dasar hukum yang melandasi dibentuknya program RASKIN ini adalah sebagai berikut; 1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat. 2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1996, tentang Pangan. 3. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN). 4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. 5. Undang-Undang No. 22 Tahun 2011, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012. 6. Undang-Undang No. 18 Tahun 1986, tentang Pelaksanaan UndangUndang No. 8 Tahun 1985. 7. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan. 8. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) BULOG. 9. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 10. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
31
11. Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 12. Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2011, tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012. 13. Inpres No. 7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan. 14. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 15. Kepmenko Kesra No. 35 Tahun 2008 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat. 3. Penetapan Penerima Raskin Proses penetapan penerimaan bantuan dari program raskin berdasarkan data
dari
BKKBN
adalah
yang
merupakan
basis
data
untuk
memperkirakan jumlah keluarga miskin disuatu desa/kelurahan. Data dari BKKBN kemudian dibahas untuk menentukan penerimaan manfaat berdasarkan atas pengetahuan pelaksanaan program akan kondisi objektif daerah setempat. Dalam musyawarah meliputi proses vertifikasi evalusi untuk menetapkan keluarga miskin sesuai skala prioritas untuk memperoleh jumlah sesuai dengan pagu jumlah keluarga yangditetapkan. Selanjutnya hasil pemilihan kepala keluarga sasaran penerima manfaat disahkan oleh pejabat pemerintah setempat. Dalam rangka meningkatkan transparansi, maka daftar
nama yang sudah disahkan harus dapat
diketahui oleh masyarakat luas dan setiap keluarga penerima manfaat program yang sah diberikan kartu tanda penerima raskin. Pembayaran
32
harga beras raskin Rp.1.000,00 dari penerima manfaat kepada pelaksana distribusi dan dari pelaksana distribusi kepada Satgas Raskin harus tunai. Apabila penerima manfaat tidak mampu untuk membayar secara tunai, maka dapat dikecualikan dengan syarat Kades/Lurah/Camat/Bupati/ Walikota membuat jaminan tertulis dengan ketentuan pelunasannya sudah selesai pada bulan bersangkutan.
4. Indikator Keberhasilan Keberhasilan Program Raskin diukur berdasarkantingkat pencapaian indikator 6T, yaitu: tepat sasaran,tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas,dan tepat administrasi.) 1. Tepat sasaran penerima manfaat; Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin Penerima Manfaat Raskin hasil musyawarah desa yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) dan diberi identitas (Kartu Raskin atau dalam bentuk lain). 2. Tepat Jumlah; Jumlah beras raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 10 kg/RTM/bulan selama 12 bulan. 3. Tepat Harga; Harga beras raskin adalah sebesar Rp.1000/kg netto dititik distribusi.
33
4. Tepat Waktu; Waktu pelaksanaan distribusi beras kepada rumah tangga miskin penerima manfaat raskin sesuai dengan rencana distribusi. 5. Tepat Kualitas; Terpenuhinya persyaratan kualitas medium kondisi baik dan tidak berhama, sesuai dengan standar kualitas pembelian pemerintah sebagaimana diatur dalam aturan perundang-undangan (Kemdagri, 2007). 6. Tepat Administrasi, Administrasi yang mudah dan tak banyak masalah merupakan indikator keberhasilan program beras untuk keluarga miskin ini.
B. Kerangka Pikir Persepsi merupakan cara pandang seseorang terhada suatu objek yang dapat berubah-ubah, misalnya dari baik menjadi tidak baik dan sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: perhatian, lingkungan, system nilai, dan kepribadian seseorang. Persepsi dapat diartikan sebagai kesan-kesan dan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu. Sedangkan dilihat dari keseluruhan, persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya, yang didalam prosesnya dilalui dengan adanya pandangan yang berasal dari komponen pengetahuan sehingga akan mempunyai gambaran yang dapat dinyatakan dalam perilaku terhadap
objek
tertentu.
Dalam
rangka
membantu
mensejahterakan
34
masyarakat yang berpenghasilan rendah maka Pemerintah melalui Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) berupaya membantu dengan memberikan subsidi beras kepada keluarga yang berpenghasilan rendah. Agar tidak terjadi kesalahan persepsi yang berakibat pada sikap yang buruk terhadap Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) maka penulis ingin
melakukan
penelitian
mengenai
persepsi
masyarakat
tentang
pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) pada masyarakat di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat ditarik suatu kerangka pikir sebagai berikut:
Persepsi masyarakat (X) -
Pemahaman Tanggapan/pendapat Harapan
Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) (Y),meliputi -
Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat
46
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah-langkah penelitian pada hakekatnya merupakan suatu persiapan yang bersifat sistematis dengan tujuan agar penelitian yang dilaksanakan dapat terarah dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun langkahlangkah penelitian yang peneliti lakukan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pengajuan Judul Sebagai langkah awal penelitian, peneliti mengajukan judul kepada dosen akademik. Dalam konsultasi dengan dosen pembimbing akademik peneliti mendapat masukan berupa saran-saran. Langkah selanjutnya setelah judul disetujui dan diajukan kepada ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sekaligus ditetapkan calon pembimbing utama yaitu Drs.Holilloh,M.Si dan pembimbing pembantu yaitu Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd dan judul penelitian ini disetujui dan disahkan pada tanggal 21 Oktober 2015. 2. Penelitian Pendahuluan Setelah
judul
disahkan
dan
mendapat
pembimbing,
peneliti
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Dengan
47
mendapat surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas nama Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas
Lampung,
dengan
Nomor
7585/UN26/3/PL/2015/ tertanggal 06 November 2015, maka peneliti mengadakan penelitian pendahuluan di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih
Agung
Kabupaten
Lampung
Tengah.
Dalam
penelitian
pendahuluan ini peneliti mencari data-data yang berkaitan dengan masalah yang peneliti teliti. 3. Pengajuan Rencana Penelitian Pengajuan rencana penelitian dilakukan setelah melaksanakan penelitian pendahuluan kemudian peneliti membuat proposal penelitian untuk diseminarkan. Proposal penelitian ini disetujui oleh pembimbing II pada tanggal 05 Desenber 2015 kemudian disetujui oleh pembimbing I pada tanggal 10 Desember 2015 serta disahkan oleh Ketua Program Studi PPKn. Langkah selanjutnya adalah mendaftarkan kepengurusan surat, kemudian
disepakati
seminar
proposal
yang
dilaksanakan
untuk
mendapatkan masukan-masukan berupa saran dari dosen pembimbing dan pembahas untuk kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.
Setelah seminar proposal, kemudian peneliti melakukan perbaikanperbaikan sesuai dengan saran-saran dan masukan dari dosen pembahas dari hasil seminar proposal tersebut. Setelah perbaikan proposal selesai kemudian peneliti melakukan pengesahan komisi pembimbing yang
48
disahkan oleh pembimbing II dan pembimbing I oleh Ketua Jurusan IPS dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Administrasi Dengan membawa surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas nama Pembantu Dekan I dengan Nomor 3834/UN26/3/PL/2016 yang ditujukan kepada Kepala Desa Bumi Kencana Kec. Seputih Agung Lamping Tengah untuk mendapatkan izin penelitian di Desa Bumi Kencana b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data Sesuai dengan alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mempersiapkan kisi-kisi angket yang akan disebarkan kepada masyarakat yang berada di Desa Bumi Kencana yang berjumlah 44 orang dengan jumlah item pertanyaan 20 soal yang terdiri dari tiga alternatif jawaban. Sebelum
angket
disebarkan
kepada
responden,
peneliti
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan persetujuan. Setelah angket disetujui oleh dosen pembimbing kemudian peneliti memperbanyak untuk disebarkan. Tentang isi angket terlampir. c. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilapangan dengan membawa surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas nama Pembantu Dekan I dengan Nomor
49
3834/UN26/3/PL/2016 yang ditujukan kepada Kepala Desa Bumi Kencana. Pelaksanaan penelitian dilapangan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai dengan 20 Juni 2016 dengan menyebarkan angket kepada masyarakat yang berada di Desa Bumi Kencana.
B. PROFIL DESA BUMI KENCANA a. Gambaran Umum Desa Bumi Kencana Kampung Bumi Kencana salah satu Kampung yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah di Kecamatan Seputih Agung yang awal mulanya adalah daerah tujuan transmigrasi dari pulau Jawa. Pembagian tempat ( penempatan penduduk ) di kampung Bumi Kencana di mulai pada tahun 1954 sekitar 250 kk. Dengan jumlah pendudk 700 jiwa. Yang pada saat itu Kampung Bumi Kencana terdiri dari6 Dusun, dan selanjutnya pada tahun 1957 terjadi pemekaran Dusun menjadi 7 Dusun. Selanjutnya dengan pemekaran wilayah baik dari Kabupaten , Kecamatan bahkan sampai di Desa. Pusat perkantoran Kabupaten Lampung Tengah yang semula di Metro, setelah pemekaran berpindah di Gunung Sugih begitu juga Kecamatan yang semula masih wilayah pemerintahan Kecamatan Terbanggi Besar pada tahun 1998 menjadi Percam Simpang Agung , yang kemudan di definitifkan menjadi Kecamatan Seputih Agung , pada bulan Agustus 2001.
Demikian selayang pandang kampung Bumi Kencana dari tahun 1954 di tempati hingga 2014 ini yang dapt kami ceritakan dan sejarah
50
kepemimpinan akan kami lampirkan dibawah ini, kurang dan lebihnya sejarah yang dapat disampikan mohon maklum adanya dan mohon partisipasi dari semua kalangan sangat diharapkan untuk mengkritisi guna untuk membangun kedepan menjadi Kampung Bumi Kencana yang madani berpengetahuan luas dan berkehidupan yang adil dan sejah tera yang berlandaskan Idiologi Pancasila.
b. Sejarah Kepemimpinan Kampung Bumi Kencana Tabel 3.1 Daftar Kepemimpinan Kampung Bumi Kencana No Nama Kepala Kampung
Masa menjabat (Th) 1 MARIJO 1957 - 1964 2 MARYOTO 1964 - 1965 3 WARIJO 1965 - 1968 4 SAN ROHMAT 1968 - 1972 5 SOEPONO 1972 - 1980 6 SAMIDIN 1980 - 1985 7 WIKANTA 1985 - 1988 8 SENIMIN 1988 - 1996 9 WIKANTA 1996 - 1998 10 SUHARTONO 1998 - 2006 11 ARZEN RAHMAN 2006 - 2007 12 SUHARTONO 2007 - 2008 13 SUPRIONO 2008 - 2009 14 SUHARTONO 2009 – 2013 15 SUPRIONO 2013- Sekarang Sumber : Arsip Kampung Bumi Kencana
Keterangan Pemilihan Pejabat (PJ) Pemilihan Pemilihan Pemilihan Pejabat (PJ) Pejabat (PJ) Pemilihan Pejabat (PJS) Pemilihan Pejabat (PJS) Pemilihan Pejabat (PJS) Pemilihan Pemilihan
51
c. Data Penduduk Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur NO INDIKATOR
TAHUN 2014
JUMLAH TAHUN 2015
1.
0 – 12 Bulan
63 Orang
59 Orang
2. 3. 4. 5. 6.
> 1 - < 5 Tahun ≥ 5 - < 7 Tahun ≥ 7 - ≤ 15 Tahun > 15 – 56 Tahun > 56 Tahun
177 Orang 127 Orang 527 Orang 2.064 Orang 310 Orang
191 Orang 124 Orang 538 Orang 2081 Orang 323 Orang
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender NO 1. 2. 3. 4.
INDIKATOR Jumlah Penduduk Jumlah Laki – Laki Jumlah Perempuan Jumlah Kepala Keluarga
JUMLAH TAHUN 2014 TAHUN 2015 6.268`Orang 3.099 Orang 3.170 Orang 1.837 KK
6.268`Orang 3.099 Orang 3.170 Orang 1.837 KK
d. Data Tingkat Perkembangan Pendidikan Tabel 3.3 tingkat perkembangan pendidikan NO
INDIKATOR SUB. INDIKATOR
TAHUN 2014
JUMLAH TAHUN 2015
1.
Tingkat Jumlah penduduk buta Pendidikan Huruf Penduduk Jumlah penduduk tidak Usia 15 Tahun tamat SD/ Sederajat ke atas Jumlah penduduk tamat SD/ Sederajat Jumlah penduduk tamat SLTP / Sederajat Jumlah penduduk tamat SLTA / Sederajat Jumlah penduduk tamat D1
0 Orang
0 Orang
269 Orang
240 Orang
1.089 Orang 1.038 Orang 542 Orang
557 Orang
477 Orang
475 Orang
2 Orang
2 Orang
52
2.
3.
Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka Putus Sekolah
Prasarana Pendidikan
Jumlah penduduk tamat D2 8 Orang
9 Orang
Jumlah penduduk tamat D3 7 Orang
10 Orang
Jumlah penduduk tamat S1 5 Orang
7 Orang
Jumlah penduduk tamat S2 - Orang
- Orang
Jumlah penduduk tamat S3 - Orang
- Orang
Jumlah Penduduk usia 7 15 Tahun Jumlah Penduduk usia 715 Tahun masih sekolah Jumlah Penduduk usia 7– 15 Tahun putus sekolah
524 Orang
538 Orang
524 Orang
538 Orang
0 Orang
0 Orang
1. SLTA Sederajat 2. SLTP Sederajat 3. SD Sederajat Jumlah Lembaga pendidikan Agama lembaga Pendidikan lain (Kursus/ sejenisnya)
0 0 2 2
buah buah buah buah
0 buah 0 buah 2 buah 2 buah
0 buah
0 buah
e. Ekonomi Masyarakat Tabel 3.4 tingkat ekonomi masyarakat NO
INDIKATOR
SUB. INDIKATOR
1 1.
2 Pengangguran
3 Jumlah Penduduk Usia Kerja 15 – 56 Tahun Jumlah Penduduk Usia 15 -56 tahun Tidak bekerja Penduduk Wanita usia 15 – 56 Tahu menjadi ibu Rumah Tangga Jumlah penduduk usia > 15 Tahun
JUMLAH TAHUN 2014 TAHUN 2015 4 5 19 Orang 13 Orang
23 Orang
12 Orang
14 Orang
13 Orang ?
4 Orang
4 Orang
53
yang cacat sehingga tidak dapat bekerja 2.
3.
4.
Pendapatan Per –Tahun
Kelembagaan Ekonomi
Tingkat Kesejahteraan
Sumber Pendapatan:
( Rp )
( Rp )
Pertanian Kehutanan Perkebunan Peternakan Perikanan Perdagangan Jasa Penginapan / Hotel / Sejenis Periwisata Industri Rumah Tangga
18.530.000.00 0 15.950.000 545.500.000 865.300.000 21.500.000 33.750.000 41.500.000 0
20.353.900.000 17.700.000 561.600.000 872.500.000 23.300.000 35.000.000 42.000.000 0
0 13.800.000
0 15.300.000
Pasar Lembaga Koperasi / Sejenisnya BUMDes Toko / Kios Warung Makan Angkutan Pangkalan Ojek, Becak Delman, atau sejenis
0 Unit 2 Unit
0 Unit 2 Unit
0 Unit 21 Unit 1 Unit 38 Unit 0 Unit
0 Unit 22 Unit 3 Unit 42 Unit 0 Unit
Jumlah Keluarga Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Jumlah Keluarga Sejahtera 1 Jumlah Keluarga Sejahtera 2 Jumlah Keluarga Sejahtera 3 Jumlah keluarga 3 Plus
832 Kel 252 Kel
889 Kel 200 Kel
309 Kel
404 Kel
209 Kel
237 Kel
51 Kel
56 Kel
11 Kel
11 Kel
54
f. Keamanan dan Ketertiban Tabel 3.5 keamanan dan ketertiban JUMLAH TAHUN 2014 TAHUN 2015
NO
INDIKATOR SUB. INDIKATOR
1 1.
2 Konflik Sara
3 Konflik antar Kelompok Konflik antar Etnis Konflik berbau Agama
4 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
5 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
2.
Perkelahian
Kasus perkelahian
0 Kasus
0 Kasus
Kasus perkelahia yang menimbulkan korban jiwa Kasus Perkelahian yang menimbulkan luka parah
0 Kasus
0 Kasus
0 Kasus
0 Kasus
Pencurian dan Kasus pencurian / 0 Kasus perampokan Perampokan Kasus Pencurian / 0 Kasus Perampokan dengan Kekerasan Kasus Pencurian / 0 Kasus Perampokan dengan Pelaku dari desa setempat
0 Kasus
4.
Perjudian
Kasus Perjudian
0 Kasus
0 Kasus
5.
Kasus Narkoba
Jumlah kasus Narkoba yang pelakunya penduduk setempat Jumlah penduduk yang menjadi korban Narkoba
0 Orang
0 Orang
0 Kasus
0 Kasus
3.
0 Kasus
0 Kasus
6.
Prostitusi
kasus Prostitusi
0 Kasus
0 Kasus
7.
Pembunuhan
Jumlah kasus Pembunuhan Jumlah kasus Pembunuhan dengan korban penduduk setempat Jumlah kasus Pembunuhan denagan pelaku penduduk setempat Jumlah Kasus Perkosaan Jumlah kasus perkosaan pada Anak
0 Kasus 0 Kasus
0 Kasus 0 Kasus
0 Kasus
0 Kasus
0 Kasus 0 Kasus
0 Kasus 0 Kasus
8.
Kejahatan Seksual
55
9.
Jumlah Kekerasan dalam Rumah Tangga
Jumlah kasus kehamilan di luar nikah
0 Kasus
0 Kasus
Kekerasan terhadap istri Kekerasan terhadap suami kekerasan terhadap anak kekerasan terhadap anggota keluarga lain
0 Kasus 0 Kasus
0 Kasus 0 Kasus
0 Kasus 0 Kasus
0 Kasus 0 Kasus
g. Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Tabel 3.6 Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu NO 1 1.
INDIKATO R 2 Pemilihan Umum
JUMLAH TAHUN 2014
TAHUN 2015
3 LEGISLATIF Jumlah Penduduk memiliki Hak Pilih
4
5
2.437 Orang
0 Orang
Jumlah Penduduk menggunakan Hak Pilih
1.816 Orang
0 Orang
PRESIDEN / WAPRES Jumlah Penduduk meiliki 2.517 Orang Hak Pilih
0 Orang
SUB. INDIKATOR
Jumlah Penduduk menggunakan Hak Pilih 2.
Pemilihan Kepala Daerah
1.863 Orang
GUBERNUR / WAGUB Jumlah Penduduk 0 Orang memiliki Hak Pilih Jumlah Penduduk menggunakan Hak Pilih
0 Orang
0 Orang
0 Orang
0 Orang
56
BUPATI / WABUP Jumlah Penduduk memiliki Hak Pilih
3.
0 Orang
2.414 Orang
Jumlah Penduduk menggunakan Hak Pilih
0 Orang
1.695 Orang
Pemilihan Cara penentuan Kepala Kepala Desa Desa / Sebutan lain / Kampung Jumlah penduduk memiliki Hak Pilih Jumlah Penduduk menggunakan Hak Pilih
Dipilih
Dipilih
0 Orang
0 Orang
0 Orang
0 Orang
h. Lembaga Kemasyarakatan Tabel 3.7 lembaga kemasyarakatan NO INDIKATO R 1 2 1. Organisasi Perempuan
SUB. INDIKATOR
JUMLAH TAHUN 2014
TAHUN 2015
3 Keberadaan Aktivitas
4 16 Organisasi 16.Aktif
5 18.Organisasi 18. Aktif
2.
Organisasi Pemuda
Keberadaan Aktivitas
2.Organisasi 2Aktif
4Organisasi 4 Aktif
3.
Organisasi Profesi
Keberadaan Aktivitas
1 Organisasi 1. Aktif
2.Organisasi 2.Aktif
4.
Organisasi Bapak
Keberadaan Aktivitas
16.Organisasi 16.Aktif
20.Organisasi 20 Aktif
5.
LPMK atau sebutan lain
Keberadaan Aktivitas
1 Organisasi 1 Aktif
1 Organisasi 1 Aktif
6.
Kelompok Gotong Royong Karang Taruna
Keberadaan Aktivitas
21.Organisasi 21.Aktif
21.Organisasi 21 Aktif
Keberadaan Aktivitas
1 Organisasi Tdk aktif
1 Organisasi Tdk aktif
Lembaga Adat
Lembaga Adat dalam pengolahan Hutan
0 Lembaga
0. Lembaga
7.
8.
57
i. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Tabel 3. 8 Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga INDIKATOR SUB. INDIKATOR
JUMLAH TAHUN 2014 TAHUN 2015
2 Realisasi 10 Program Pokok PKK per Tahun
4 4 keg
5 6 keg
6 keg 2 keg 3 keg 3 keg
8 keg 4 keg 4 keg 6 keg
3 keg
9 keg
2 keg 2 keg
6 keg 5 keg
3 keg
5 keg
1 keg
3 keg
4 Kelompok 64 Kelompok
4 Kelompok 64 Kelompok
NO 1 1.
2.
Organisasi PKK
3 Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Gotong Royong Pangan Sandang Perumahan dan Tata laksana Ruumah Tangga Pendidikan dan Keterampilan Kesehatan Pengembangan kehidupan berkoperasi Pelestarian Lingkungan Hidup Perencanaan Sehat Kelengkapan kelompok Kerja Kelompok dasa Wisma
Sumber : Tabulasi Potensi Kampung Bumi Kencanca Tahun 2015
58
j. Gambaran Umum Pemilihan Kepala Kampung Di Kampung Bumi Kencana
Pemilihan Kepala Kampung adalah salah satu bentuk perwujudan dan partisipasi dalam demokratisasi. Kampung adalah bagian dari sistem pemerintah yang penting dimana pemimpin yang memiliki integritas, profesionalisme, dan akuntabilitas tinggi sangat diperlukan untuk kemajuan kampung itu sendiri. Menurut Huntington (1995:5-6), Pemilihan kepala kampung merupakan proses demokrasi yang paling bawah, dimana disebutkan bahwa suatu sistem
politik dianggap
demokratis apabila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dari sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan berkala. Diketahui bahwa Pemilihan Kepala Kampung Bumi Kencana yang berlangsung hari Senin, 24 Juni 2013.
Pada hari itu, 3.642 jiwa dari
4.300 jiwa daftar pemilih tetap (DPT) masyarakat Kampung Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah berpartisipasi memberikan suaranya pada Pilkades, karena mereka memiliki harapan yang tinggi di pundak calon yang siap menjadi pemimpin kampung Bumi Kencana.
Sedangkan calon yang ditetapkan
berhak dipilih oleh masyarakat adalah tiga (3) calon yaitu: Sdr. Mulyono (Calon nomor urut 1), Sdr. Sudarno (Calon nomor urut 2), dan Sdr. Supriono (Calon nomor urut 3).
59
C. ANALISIS UJI COBA ANGKET a. Analisis Uji Coba Validitas Untuk uji validitas peneliti melakukan kontrol langsung terhadap indikatorindikator yang ada dalam penelitian ini dengan jalan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. b. Analisis Uji Reliailitas Uji coba angket ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui reliabilitas alat ukur yang digunakan, yaitu dengan jalan menyebarkan angket kepada 10 orang diluar responden. Hasil uji coba angket tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4. Distribusi hasil uji coba angket dari 10 keluarga di luar responden untuk item ganjil (X). No Nomor Item Ganjil Skor 1
1 1
3 1
5 3
7 3
9 3
11 3
13 1
15 3
17 3
19 3
24
2
1
1
3
3
3
2
1
3
1
3
21
3
3
1
1
3
3
2
1
3
3
2
22
4
2
1
3
3
1
2
1
3
1
3
20
5
3
1
3
2
1
3
2
3
3
3
24
6
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
28
7
1
1
1
2
1
2
1
3
1
1
14
8
2
1
1
3
2
2
1
3
1
3
19
9
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
29
10
2
3
3
3
3
2
1
3
3
3
26
∑X Sumber: Analisis data uji coba angket
226
60
Berdasarkan Tabel 4.1 Dapat diketahui ∑X = 226 yang merupakan penjumlahan hasil skor uji coba angket kepada 10 keluarga di luar responden dengan indikator item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilitas dan kevalidan instrumen penelitian. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa indikator hasil uji coba angket pada item soal ganjil mempunyai skor yang bervariasi. Selanjutnya hasil uji coba angket untuk lingkup item genap dapat diketahui berdasarkan tabel berikut; Tabel 5. Distribusi hasil uji coba dari 10 keluarga di luar responden untuk item genap (Y). No 1
2 2
4 3
6 3
Nomor Item Genap 8 10 12 14 16 3 3 1 1 3
Skor
2
1
3
3
3
3
1
1
3
3
1
22
3
2
3
3
3
2
1
2
3
3
3
25
4
3
3
3
2
2
1
2
3
2
1
22
5
2
3
2
3
1
3
1
3
3
1
22
6
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
29
7
2
1
2
1
1
1
1
3
2
1
15
8
2
3
3
3
2
1
2
3
3
1
23
9
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
27
10
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
27
18 3
20 1
23
235 Sumber: Analisis data uji coba angket
61
Berdasarkan Tabel 5. Dapat diketahui ∑Y = 236 yang merupakan penjumlahan hasil skor uji coba angket kepada 10 keluarga di luar responden dengan indikator item genap. Selanjutnya untuk mempermudah pengolahan data hasil uji coba angket maka hasil perhitungan pada tabel 4. dan tabel 5. dimasukkan dalam tabel kerja berikut ini;
Tabel 6. Tabel kerja antara kelompok Item Ganjil (X) dengan item kelompok Genap (Y). No Resp.
X
Y
X2
Y2
XY
1
24
23
576
529
552
2
21
22
441
484
462
3
22
25
484
625
550
4
20
22
400
484
440
5
24
22
576
484
528
6
28
29
784
841
812
7
14
15
196
225
210
8
19
23
361
529
437
9
29
27
841
729
783
10
26
27
676
729
702
Jumlah
226
235
5336
5659
5476
Sumber: Analisis data uji coba angket
Berdasarkan data yang diperoleh dari Tabel 6. yang merupakan penggabungan hasil skor uji coba angket kepada 10 keluarga di luar responden dengan indikator kelompok item ganjil (X) dengan kelompok item genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja uji coba angket antara
62
kelompok item ganjil (X) dengan kelompok item genap (Y), maka untuk mengetahui reliabilitas angket tersebut, data yang diperoleh dikorelasikan dengan rumus Product Moment sebagai berikut;
Diketahui berdasarkan data di atas, bahwa; X = 226
Y = 235
XY = 5476
X2 = 5336
Y2 = 5659
N = 10
r
x
xy
xy
x
N x
2
N
5476 rXY 5336 -
226 10
5336 rXY rXY
rXY
rXY
rXY
2
y
y
2
N
226 235 10 2
5476 rXY
y
5659 -
235 10
2
53110 10
51076 55225 5659 10 10 5476 5311
5366 5107,6 5659 5522,5 165 228,4 136,5 165 31176,6 165 176,568967 0,93447905
2
63
Selanjutnya untuk mencari reliabilitasnya digunakan rumus Spearman Brown agar diketahui seluruh item angket dengan langkah sebagai berikut: rxy
2 rgg 1 rgg
2 0,93447905 1 0,93447905 1,8689581 rxy 1,93447905 rxy 0,96612993 Berdasarkan hasil perhitungan koefisien item angket yaitu dengan hasil rxy
0,96 dengan kriteria reliabilitas tinggi, sesuai dengan kriteria reliabilitas yang dikemukakan oleh Manase Mallo, yaitu; 0,90 – 1,00 = reliabilitas tinggi 0,50 – 0,89 = reliabilitas sedang 0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah
Dengan demikian, alat ukur atau instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (raskin) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016, dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.
D. Deskripsi Data a. Pengumpulan Data Setelah diadakan uji coba angket dan diketahui tingkat reabilitas, sebagai alat ukur dalam penelitian ini maka selanjutnya peneliti mengadakan
64
penelitian dengan menyebar angket kepada responden yang berjumlah 44 orang. b. Penyajian Data Setelah dilakukan pengumpulan data dengan angket kemudian distribusi skor hasil angket dari masing-masing indikator tentang Persepsi Masyarakat Tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (raskin) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Tabel 7.1. Distributor Hasil Angket dari Indikator Pemahaman No
Total Hasil
Kategori
1
15
Tidak Paham
2
16
Tidak Paham
3
16
Tidak Paham
4
17
Kurang Paham
5
19
Kurang Paham
6
12
Paham
7
27
Tidak Paham
8
18
Kurang Paham
9
13
Tidak Paham
10
12
Tidak Paham
11
16
Tidak Paham
12
13
Tidak Paham
13
25
Paham
14
17
Kurang Paham
65
15
18
Kurang Paham
16
16
Tidak Paham
17
18
Kurang Paham
18
13
Tidak Paham
19
13
Tidak Paham
20
12
Tidak Paham
21
13
Tidak Paham
22
13
Tidak Paham
23
13
Tidak Paham
24
15
Tidak Paham
25
18
Kurang Paham
26
17
Kurang Paham
27
21
Kurang Paham
28
17
Kurang Paham
29
17
Kurang Paham
30
19
Kurang Paham
31
21
Kurang Paham
32
14
Tidak Paham
33
17
Kurang Paham
34
19
Kurang Paham
35
20
Kurang Paham
36
22
Paham
37
17
Kurang Paham
38
18
Kurang Paham
39
13
Tidak Paham
66
40
26
Paham
41
19
Kurang Paham
42
25
Paham
43
14
Tidak Paham
44
16
Paham
Sumber : Data Primer
Persepsi Masyarakat Tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (raskin) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah digunakan rumus :
Berdasarkan rumus diatas maka :
Berdasarkan distribusi skor hasil penyajian data diperoleh persentase sebagai berikut :
agar lebih jelasnya maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Kategori Tidak Paham Kategori Kurang Paham Kategori Paham
67
Tabel 7.2. Distribusi Frekuensi dari Indikator Pemahaman No
Kategori
Kelas interval
Frekuensi
Persentase
1
Tidak Paham
12 – 16
20
45,4%
2
Kurang Paham
17 – 21
19
43,1%
3
Paham
22 – 27
5
11,3%
44
100%
Jumlah
Berdasarkan hasil di atas bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) di desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah dari indikator pemahaman menunjukkan 20 responden (45,4%) menyatakan tidak paham. Kategori kurang paham sebanyak 19 responden (43,1%) Kategori paham sebanyak 5 responden (11,3%)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) di desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah termasuk dalam kategori tidak paham, ini dapat dilihat dari hampir separuh responden yaitu sebanyak 20 responden (45,4%) dari 44 orang responden.
68
Tabel 8.1. Distribusi Skor Hasil Angket dari Indikator Tanggapan No
Total Skor
Kategori
1
15
Setuju
2
15
Tidak Setuju
3
20
Kurang Setuju
4
24
Setuju
5
19
Kurang Setuju
6
14
Tidak Setuju
7
27
Setuju
8
25
Setuju
9
15
Tidak Setuju
10
20
Kurang Setuju
11
21
Kurang Setuju
12
14
Setuju
13
19
Kurang Setuju
14
13
Setuju
15
22
Kurang Setuju
16
13
Setuju
17
14
Setuju
18
20
Kurang Setuju
19
19
Kurang Setuju
20
21
Kurang Setuju
21
16
Setuju
22
13
Setuju
23
16
Setuju
69
24
14
Setuju
25
13
Setuju
26
19
Kurang Setuju
27
14
Setuju
28
17
Setuju
29
22
Kurang Setuju
30
22
Kurang Setuju
31
18
Kurang Setuju
32
14
Setuju
33
15
Setuju
34
22
Kurang Setuju
35
21
Kurang Setuju
36
17
Setuju
37
14
Setuju
38
19
Kurang Setuju
39
26
Tidak Setuju
40
13
Setuju
41
13
Tidak Setuju
42
24
Setuju
43
15
Setuju
44
14
Setuju
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator pelaksanaan program raskin nilai tertinggi 27 dan nilai terendah 13, kemudian untuk mencari panjang interval digunakan rumus sebagai berikut :
70
agar lebih jelasnya maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Kategori Tidak Setuju Kategori Kurang Setuju Kategori Setuju
Dengan demikian diperoleh pembagian kelas sebagai berikut : Tabel 8.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Angket dari Indikator Tanggapan No Kategori Kelas Interval Frekuensi Persentase 1
Setuju
13 – 17
23
52,27%
2
Kurang Setuju
18 – 22
16
36,36%
3
Tidak Setuju
23 – 27
5
11,63%
44
100%
Jumlah Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel di atas, bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) di desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah dari indikator tanggapan tidak setuju menunjukkan 5 responden (11,63%), Dari kategori kurang setuju sebanyak 16 responden (36,36%), Dari kategori setuju sebanyak 23 responden (52,27%)
Jadi berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin
71
(raskin) di desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah setuju lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 23 responden (52,27%) dari 44 responden. Tabel 9.1 Distribusi Skor Hasil Angket dari Indikator Harapan. No
Total Skor
Kategori
1
15
Setuju
2
14
Setuju
3
20
Kurang Setuju
4
21
Kurang Setuju
5
19
Kurang Setuju
6
14
Tidak Setuju
7
26
Setuju
8
25
Setuju
9
15
Tidak Setuju
10
15
Setuju
11
16
Setuju
12
14
Setuju
13
19
Kurang Setuju
14
13
Setuju
15
12
Setuju
16
23
Tidak Setuju
17
17
Kurang Setuju
18
20
Kurang Setuju
19
15
Setuju
20
21
Kurang Setuju
72
21
16
Setuju
22
13
Setuju
23
16
Setuju
24
14
Setuju
25
23
Tidak Setuju
26
14
Setuju
27
14
Setuju
28
17
Kurang Setuju
29
22
Tidak Setuju
30
22
Tidak Setuju
31
18
Kurang Setuju
32
24
Tidak Setuju
33
21
Kurang Setuju
34
22
Tidak Setuju
35
21
Kurang Setuju
36
16
Setuju
37
19
Kurang Setuju
38
15
Setuju
39
16
Setuju
40
26
Tidak Setuju
41
23
Tidak Setuju
42
12
Setuju
43
21
Kurang Setuju
44
14
Setuju
73
Berdasarkan pada tabel di atas dan hasil perhitungan data, diperoleh skor tentang persepsi masyarakat tentang pelaksanaan Raskin dengan skor tertinggi 26 dan skor terendah 12. Dari tabel tersebut maka dapat diketahui hasil interval sebagai berikut :
Skor yang diperoleh dapat digolongkan menurut intervalnya sebagai berikut : 22 – 26 adalah kategori Tidak Setuju 17 – 21 adalah kategori Kurang Setuju 12 – 16 adalah kategori Setuju
Dengan demikian diperoleh pembagian kelas interval sebagai berikut : Tabel 9.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Angket dari Indikator Harapan. No
Kategori
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase
1
Setuju
22 – 26
21
42,5%
2
Kurang Setuju
17 – 21
13
30,8%
3
Tidak Setuju
12 – 16
10
26,5%
44
100%
Jumlah
74
c.
Penyajian
Data
Persepsi
Masyarakat
tentang
Pelaksanaan
Program Raskin Berdasarkan data hasil sebaran angket yang telah dilakukan terhadap 44 responden yang berisikan 20 item mengenai persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program Raskin dengan indikator pemahaman, tanggapan dan harapan, maka diketahui: Nilai Tertinggi
(NT)
= 46
Nilai Terendah
(NR) = 26
Kategori
(K)
=3
Kemudian dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut:
I = 6,6 Berdasarkan skor yang diperoleh kemudian digolongkan menurut intervalnya sebagai berikut: 26 – 32 : Termasuk Kategori Negatif 33 – 39 : Termasuk Kategori Netral 40 – 46 : Termasuk Kategori Positif Setelah ini dapat dikelompokkan menggunakan rumus presentase dengan hasil sebagai berikut:
75
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Raskin No. Interval Frekuensi Presentase Kategori 1.
26-32
5
11,36%
Negatif
2.
33-39
7
15,9%
Cenderung Netral
3.
40-46
14
31,8%
Cenderung Positif
44
100%
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Penelitian Tahun 2016
Berdasarkan ketiga indikator yakni pemahaman, tanggapan, dan harapan, yang disajikan pada Tabel 4.15 maka dapat diketahui hasil analisis dari persepsi masyarakat tentang pelaksanaan raskin yang terdapat hasil tertinggi yaitu sebanyak 18 responden atau 40,9% cendenrung
positif
terhadap
pelaksanaan
Raskin.
masyarakat Kategori
ini
menunjukkan bahwa masyarakat berharap program ini dapat terus berjalan Sebanyak 5 responden atau 11,36% masyarakat negatif terhadap program pelaksanaan Raskin , hal ini berarti antara, pemahaman, tanggapan dan harapan masyarakat tersebut tidak paham dan tidak setuju dalam pelaksanaan Raskin. Selanjutnya ada 7 responden atau 15,9% masyarakat
76
yang cenderung netral terhadap pelaksanaan raskin, hal ini berarti masyarakat
kurang paham dan setuju dalam pelaksanaan Raskin.
Sebanyak 14 responden atau 31,8% masyarakat paham dan cenderung positif dalam pelaksanaan Raskin di Desa Bumi Kencana.
E. Pembahasan Setelah dilakukan penelitian dan selanjutnya dilakukan analisis data guna memperoleh dan dapat menggambarkan keadaan atau kondisi sebenarnya sesuai dengan data yang diperoleh mengenai “Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah”, maka pembahasan dapat dijelaskan sebagai berikut: Banyak masyrakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan program Raskin ini masih jauh dari yang diharapkan, maka dengan itu pemerintah khuusunya Kepala desa bumi kencana selalu berupaya mengoptimalkan pelaksanaan Raskin setiap tahunnya, ini bertujuan agar masyarakat dapat hidup sejahtera serta berkecukupan dalam hal pangan. Namun dalam pelaksanaan Raskin masih banyak terdapat kendala-kendala yang menyebabkan program Raskin masih jauh dari harapan masyarakat. Sebagaimana yang disebutkan pada Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 pasal 20 menjelaskan Penanggulangan kemiskinan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai persepsi masyarakat tentang pelakanaan program Raskin di Desa Bumi Kencana.
77
seperti yang tertera pada Dalam batang tubuh UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) juga menjelaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Serta pasal 34 yang menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Maka sudah menjadi perannya bahwa Pemerintah harus lebih giat lagi dalam mengoptimalkan program yang dapat mensejahterakan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dijelaskan mengenai persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) yaitu berada pada kategori cenderung setuju. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.15 terdapat 18 responden atau 40,9% masyarakat yang setuju terhadap pelaksanaan program Raskin di Desa Bumi kencana. Kategori setuju ini dapat terlihat dari pemahaman masyarakat yang baik terhadap pelaksanaan program Raskin
Berdasarkan penjelasan diatas, sikap masyarakat terhadap pelaksanaan program Raskin cenderung setuju dan dapat dilihat dari angket yang diberikan oleh penulis bahwa banyak responden yang paham, dan setuju terhadap pemberitaan kasus kekerasan anak dibawah umur. Hal ini tentunya akan berdampak baik bagi kehidupan di lingkungan sekitar bahkan negara Indonesia apabila masyarakat
dapat menerima program pemerintah yang
memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya.
78
Adapun
persepsi
masyarakat
tentang
pelaksanaan
program
Raskin
berdasarkan indikator-indikator dalam penelitian akan dideskripsikan penjelasannya sebagai berikut: 1. Indikator Pemahaman Indikator pemahaman mengenai persepsi masyarakat adalah pemahaman mengenai pelaksanaan program Raskin. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti tanggap, mengerti benar, pandangan, dan ajaran. Tujuan pemahaman dari indikator ini adalah masyarakat mampu tanggap dan mengerti terhadap pelaksanaan program Raskin yang berisikan delapan pertanyaan mengenai pemahaman terhadap pelaksanaan Raskin.
Berdasarkan hasil diatas bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) di desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah dari indikator pemahaman menunjukkan 20 responden (45,4%) menyatakan tidak paham.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) di desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah termasuk dalam kategori tidak paham, ini dapat dilihat dari hampir separuh responden yaitu sebanyak 20 responden (45,4%) dari 44 orang responden. Pada kategori kurang paham terdapat 19 responden atau 43,1% masyarakat kurang paham terhadap pelaksanaan program Raskin dan
79
dapat dilihat dari jawaban responden mereka kurang paham terhadap pelaksanaan program Raskin. Pada indikator persepsi masyarakat
paham, terdapat 5 atau 11,3%
responden paham pelaksanaan program raskin, serta memahami aturanaturan dan badan hukum yang mendasari program tersebut.
2. Indikator Tanggapan Tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan, dalam hal ini untuk mengetahui respon atau tanggapan masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap, dan partisipasi. Respon pada seseorang didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku saat menghadapi suatu rangsangan tertentu. Respon atau tanggapan juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka pada suatu fenomena tertentu. Pada indikator tanggapan disini bertujuan untuk memberi persepsi, tanggapan, maupun sikap masyarakat tentang pelaksanaan program Raskin di Desa Bumi Kencana.
Terdapat 23 responden atau 52,27% responden memberi tanggapan setuju terhadap pelaksanaan program Raskin. Tanggapan setuju dapat dilihat dari jawaban angket yang diisi oleh responden yang menyatakan setuju dengan pelaksanaan program Raskin, sehingga masyaakat sangat mendukung dengan adanya program Raskin tersebut.
80
Kategori kurang setuju terdapat 13 responden atau 30,8% responden kurang setuju saat memberi tanggapan tentang pelaksanaan program Raskin. Hal ini tentunya karena responden kurang setuju terhadap pelaksanaan program Raskin di Desa Bumi Kencana. Indikator tanggapan pada kategori tidak setuju terdapat 10 atau 26,5% responden memberi tangggapan tidak setuju terhadap pelaksanaan program Raskin, Hal ini tentunya karena responden tidak setuju terhadap pelaksanaan program Raskin, sehingga para masyarakat yang berada di Desa Bumi Kencana sebagian tidak setuju dengan pelaksanaan program Raskin
3. Indikator Harapan Tujuan dari indikator harapan adalah untuk mengetahui gambaran masyarakat mengenai pelaksanaan program Raskin. Senada seperti faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yang menyatakan bahwa harapan atau ekspektasi adalah gambaran atau ilustrasi yang membentuk sebuah pencitraan terhadap suatu kejadian. Sehingga harapan yang dimaksud disini berisikan gambaran atau ilustrasi dari orangtua mengenai kekerasan anak dibawah umur. Pada indikator ini terdapat tujuh pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Raskin.
Pada kategori setuju terdapat 21 responden atau 42,5% responden setuju atau berharap terhadap pelaksanaan program Raskin. Hal ini terlihat dari skor angket yang menyatakan bahwa responden pelaksanaan program Raskin di Desa Bumi Kencana.
setuju dengan
81
Pada kategori kurang setuju terdapat 13 atau 30,8% responden kurang setuju terhadap pelaksanaan program Raskin di Desa Bumi Kencana. Hal ini karena pembagian Raskin terkadang jauh dari harapan masyarakat. Pada indikator tidak setuju terdapat 10 responden atau 26,5% orangtua yang sebagian tidak setuju dengan adanya pelaksanaan program Raskin.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis instrumen penelitian berupa angket, dapat disimpulkan bahwa:
Persepsi Masyarakat Tentang Pelaksanaan Program Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) Di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 dari indikator pemahaman menunjukkan 20 responden (45,4%) dari 44 responden menyatakan paham. Sedangkan dari indikator tanggapan/pendapat sebanyak 23 responden (52,27%) memberi taggapan setuju terhadap pelaksanaan program raskin. Dan pada indikator harapan terdapat 21 responden (42,5%) setuju atau berharap terhadap pelaksanaan program raskin terus terlaksana dan lebih baik lagi.
Dari ketiga indikator dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi masyarakat tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (raskin) di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah sudah dianggap baik. Akan tetapi masyarakat masih berharap program ini dapat berjalan lebih baik lagi, baik dari segi penetapan penerima raskin maupun distribusi yang baik.
B. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada pemerintah pusat maupun daerah khususnya pihak pelaksana program Raskin diharapkan program ini dapat terus berjalan dengan kepada masyarakat tentang pengertian, fungsi dan tujuan dari program Raskin tersebut agar masyarakat bisa membantu kesuksesan terlaksananya program raskin. Dapat pula dengan memberikan pemahaman secara melanjut dan dapat memenuhi harapan masyarakat 2. Kepada masyarakat diharapkan dapat merubah pandangannya bahwa masalah kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat disuatu daerah menjadi tanggung jawab bersama baik tanggung jawab pemerintah maupun masyarakat. Dan dapat ula merubah pola pikir untuk membantu terlaksanya ketepatan sasaran dari program raskin tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arindita, S. 2003.Hubungan antara Persepsi Kualitas Pelayanan dan Citra Bank dengan Loyalitas Nasabah. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta. Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11) Gerungan, W. A. 1996. Psikologi Sosial. (edisi kedua). Bandung : PT Refika Aditama. Irwanto. 1996. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hadi, Sutrisno.1989. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kurnia. Hamka, Muhammad. 2002. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi. Tidak diterbitkan. Kotler, Philip. 2000. Marketing Manajemen: Analysis, Planning, implementation, and Control 9th Edition, Prentice Hall International, Int, New Yersey Mar’at, 1991. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan IlmuIlmu Sosial. Jakarta : Erlangga. Hal : 25-26 Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Garmedia. Rosyadi, I. 2001. Keunggulan kompetitif berkelanjutan melalui capabilities-based competition: Memikirkan kembali tentang persaingan berbasis kemampuan. Jurnal BENEFIT, vol. 5, No. 1, Juni 2001. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Soerjono soekamto, 2003, judul sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.Ghalia Indonesia. Jakarta hal 22. -------------------------. 2006, judul Teori sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3) Undang-Undang no. 7 Tahun 1996 Undang-Undang no. 7 Tahun 2003