PERTENTANGAN KELAS SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “BILA MALAM BERTAMBAH MALAM” KARYA PUTU WIJAYA PERSPEKTIF MARXISME DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Oleh ZUL PAHMI (E1C 111 140)
UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH 2016
1
PERTENTANGAN KELAS SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “BILA MALAM BERTAMBAH MALAM” KARYA PUTU WIJAYA PERSPEKTIF MARXISME DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Pahmi1, Rusdiawan2, M. Syahrul Qodri2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap karya-karya naskah drama Putu Wijaya yang bertemakan kritik sosial, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pertentangan kelas sosial yang terdapat dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dan mengetahui bagaimana keterkaitan penelitian dengan pembelajaran sastra di SMA. Masalah yang dikupas dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana gambaran pertentangan kelas ksatria dengan kelas sudra dalam naskah Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya, dan 2) bagaimana kaitan hasil analisis naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dengan pembelajaran drama di SMA. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka dan dokumentasi. Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka data yang sudah terkumpul akan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, yang menjadi temuan dalam penelitian ini adalah naskah drama Bila Malam Bertambah Malam yang bertemakan kritik sosial (pertentangan kelas), terdapat dua kasta yang saling bertentangan yaitu kelas atas (ksatria) dan kelas bawah (sudra). Dalam naskah tersebut Gusti Biang, Ngurah, I Gusti Ngurah Ketut Mantri dan Sagung Rai digambarkan sebagai kasta atas (ksatria) atau kasta yang mendominasi, sedangkan Wayan dan Nyoman Niti digambarkan sebagai kasta bawah (sudra) atau kasta yang teralienasi akibat adanya dominasi kasta ksatria. Kaitannya dengan pembelajaran sastra yaitu bagaimana Memerankan tokoh dalam pementasan drama yang merupakan salah satu standar kompetensi yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang harus dikuasai oleh siswa. Kata kunci : Pertentangan, Kelas Sosial, Naskah Drama, Pembelajaran Sastra
2
THE CONTENTION OF SOCIAL CLASS IN BILA MALAM BERTAMBAH MALAM MANUSCRIPT BY PUTU WIJAYA BASE’ ON MARXIS PERSPECTIVE AND THE RELATION TOLEARNING OF LITERATUREIN SENIOR HIGH SCHOOL Pahmi1, Rusdiawan2, M. Syahrul Qodri2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected] ABSTRACT The background of this research is about the writer interested of the manuscript creation by Putu Wijaya that theme is social critical. This research purpose to know how the illustration of the social class conflict in the manuscript of “Bila Malam Bertambah Malam” by the creater of PutuWijaya and to know interested of research with the literature learning at art or high school. The study case in this research is 1) how the controversy of ksatria class and sudra class in script “Bila Malam Bertambah Malam” author Putuwi jaya 2) how the relation of the analyse result of “Bila Malam Bertambah Malam” author of PutuWijaya with the dramatical study in senior high school. The method that used in the data collecting is study of biography and documentation. Based on the method that used in this research, the data connection will analyse with the descriptive qualitative technic based on the analyse result in which finding Drama “Bila Malam Bertambah Malam” it’s about social critical (social conflict). There are two case in this social conflict these are the high caste called by (ksatria) and low caste called by (sudra). In this manuscript they are Gusti Biang, Ngurah, I Gusti Ketut Mantri and Sagung Rai as the high caste or the dominate caste(ksatria) and the other one are Wayan and Nyoman Niti as the law caste (sudra) or the alienated caste cause by the ksatria caste domination. The relation of this literature is how to acting the character in performing drama in which one of the standard competetition curriculum (KTSP) that have to master by student. Key word: conflict, social class, drama manuscript, literature studying
3
4
penentangan atau perlawanan. Tidak hanya dalam aspek ekonomi saja kasus
A. PENDAHULUAN
pertentangan Secara
umum,
tidak
bisa
hampir
dipungkiri bahwa pertentangan kelas
hidup atau yang kerap disebut sebagai utilitas yang ada dalam masyarakat.
tergantung
dari
kepentingan
masing-masing
kerja
wanita
berbagai permasalahan mengenai kelas
asal
sosial
menerima
marsinah
perlakuan
yang
majikannya.
Marsinah Akibatnya,
mengangkat tentang pengkelasan sosial dari
membunuh
masyarakat,
mencoba melukiskan bagaiman kolonial menjadikan wanita-wanita Jawa sebagai gundik.
melakukan berbagai macam pembelaan
I Gusti Ngurah Putu Wijaya, yaitu
diri tetapi tidak membuatnya terbebas
seorang sastrawan besar Indonesia yang
dari hukuman tersebut.
lahir di puri Anom, (Tabanan, Bali) pada
Hal tersebut di atas merupakan
tanggal 11 April 1944, kini masih aktif
salah satu gambaran pertentangan kelas,
dan produktif dalam dunia penulisan dan
kaum yang posisinya di atas akan selalu menindas yang di bawah dan kaum yang terus
lapisan
karya Pramoedya Ananta Toer yang
dijatuhkan hukuman mati ia sempat
akan
berbagai
contohnya adalah novel Bumi Manusia
Marsinah
Arab Saudi, tetapi sebelum marsinah
bawah
macam
ditulis oleh sastrawan yang mencoba
tidak
dijatuhkan hukuman mati di pengadilan
di
berbagai
banyaknya karya sastra yang lahir atau
tidak
manusiawi oleh majikannya tersebut, sehingga
dengan
pertentangan, hal ini terbukti dengan
Saudi, Marsinah membunuh majikannya diperkosa,
individu
sosial, ilmu sastra juga menawarkan
Indonesia (TKW) yang bekerja di Arab
karena
dan
Di samping berbagai disiplin ilmu
dalam
kehidupan adalah kasus Marsinah, yaitu tenaga
kebutuhan
atau kelompok.
Salah satu contoh kecilnya bagaimana
seorang
kehidupan
sampai masuk dalam ranah agama,
merupakan sesuatu yang mengikat hajat
kelas
aspek
namun
dalam tatanan politik, budaya, bahkan
dapat dikatakan bahwa hal tersebut
pertentangan
seluruh
terjadi,
manusia, hal semacam itu juga terjadi
dalam masyarakat akan selalu terjadi,
bentuk
kelas
melakukan 5
penyutradaraan
pentas
mengajak
mengintip
kita
teater,
juga
fenomena
pertentangan
kelas
yang terjadi
di
Malam Bertambah Malam karya Putu
masyarakat Bali melalui naskah drama
Wijaya
perspektif
Marxisme
dan
Bila Malam Bertambah Malam yang
kaitannya dengan pembelajaran sastra di
ditulisnya pada tahun 1970.
SMA”.
Naskah Bila Malam Bertambah
Berdasarkan latar belakang di atas
Malam ini bercerita tentang Gusti Biang,
maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu
yang akan menjadi pembahasan dalam
seorang
janda
yang
begitu
mengagungkan kasta ksatrianya. Gusti
skripsi ini, yaitu :
Biang melarang keras anaknya untuk menikah
dengan
perempuan
1. Bagaimana gambaran pertentangan
yang
kelas sosial perspektif Marxisme
berkasta lebih rendah, yaitu dengan
yang ada dalam naskah drama Bila
seorang perempuan yang memiliki kasta
Malam Bertambah Malam karya
sudra yang bernama Nyoman Niti.
Putu Wijaya?
Karl Marx terlebih dahulu telah mengklarifikasikan
kelas
sosial
2. Bagaimana keterkaitan penelitian
itu
terhadap pembelajaran sastra di
menjadi dua yaitu kaum borjuis, yaitu
SMA?
kaum yang menguasai alat-alat poduksi
Berdasarkan permasalahan yang
dan kaum yang memiliki modal, dan
dipaparkan
yang kedua adalah kaum proletar yaitu
dirumuskan
kaum buruh. Oleh sebab itu, teori yang
penelitian ini, diantaranya adalah :
cocok untuk membedah permasalahan
di
atas,
beberapa
maka tujuan
1. Mendeskripsikan
kelas ini adalah teori Karl Marx.
pertentangan
dapat dari
gambaran kelas
sosial
Permasalahan kelas sosial tersebut
perspektif Marxisme yang ada
ada dalam kehidupan sosial masyarakat,
dalam naskah drama Bila Malam
maka hal tersebut merupakan salah satu
Bertambah Malam karya Putu
alasan yang membuat peneliti tertarik
Wijaya.
untuk mengangkat naskah drama Bila
2. Mengetahui bagaimana keterkaitan
Malam Bertambah Malam karya Putu
penelitian terhadap pembelajaran
Wijaya sebagai objek penelitian dalam
sastra di SMA.
skripsi yang berjudul “ Pertentangan Kelas Sosial dalam naskah drama Bila 6
Manfaat
yang
diharapkan
dapat
e. Penelitian ini diharapkan dapat
terwujud setelah dilakukannya penelitian
digunakan
ini adalah sebagai berikut :
Indonesia
a. Menambah
pengetahuan
bagi
materi
peneliti pada khususnya, dan
sastra.
pembaca lain pada umumnya
Kata
sastra Indonesia. rujukan
referensi
peneliti-peneliti terutama
sekolah
sebagai
khususnya
materi
di
ajar
realisme
jika
dilihat
dari
dan
yang sebenarnya adalah apa yang benar-
untuk
benar terjadi, namun realisme yang
selanjutnya,
yang
mengenai
bahasa
pengertian secara istilah memiliki arti
bahan
tambahan
guru
Realisme Sosialis dalam Kesusastraan
tentang tentang penelitian karya
b. Sebagai
oleh
dimaksud
mengkaji
pertentangan
disini
adalah
realisme
berdasarkan tinjauan sosialis, artinya
kelas
disini bahwa harus dibedakan antara
sosial.
realisme barat dengan realisme sosislis.
c. Penelitian ini dapat digunakan
Seperti
yang
dijelaskan
oleh
Toer
sebagai bahan pertimbangan bagi
(2003:18) bahwa
mahasiswa, untuk memotivasi ide
istilah dalam dunia kesenian dan sastra
atau gagasan baru yang lebih
pada
kreatif dan inovatif di masa yang
sebagaimana yang dikenal oleh dunia
akan datang demi kemajuan diri
barat selama ini, tetapi realisme menurut
mahasiswa dan jurusan.
tafsiran sosialis. Dengan bahasa yang
realisme sebagai
dasarnya
bukanlah
realisme
d. Mampu memberikan pandangan
lebih lugas, realism sosialis dengan
kepada masyarakat terutama dalam
sendirinya berbeda dengan realisme-
memahami
barat. Pembedaan ini perlu ditonjolkan
yang
terjadi,
berkaitan kelas
fenomena-fenomena
dengan
sosial,
memberikan masyarakat
terutama
karena
pertentangan
selain
itu,
kontribusi dalam
yang
tafsiran,
selain
terdapat
ditemukan
pula
perbedaan adanya
juga
perbedaan dalam hal perkembangan di
bagi
antara kedua realisme tersebut.
memahami Sastra merupakan hasil ciptaan
sebuah karya sastra.
manusia pengalaman, 7
yang
mengekpresikan
pikiran,
gagasan,
pemahaman, dan tanggapan perasaan
pokok dan tidak pokok. Atas dasar
penciptanya, tentang kehidupan dengan
anggapan ini kehidupan pun sebenarnya
menggunakan bahasa yang imajinatif
dipengaruhi oleh kontradiksi-kontradiksi
dan emosional (Jabrohim,1986:4). Karya
ini, dan demikian pula halnya dengan
sastra merupakan salah satu produk dari
hubungan antara manusia di dalamnya.
hasil cita karya masyarakat, apa yang
Kontradiksi
sosial
terjadi di masyarakat dapat diangkat
kontradiksi
struktural
dalam karya sastra. Dalam proses kreatif
dalam kehidupan sosial antara kelas
, pengarang tidak lepas dari apa yang
penghisap dan kelas terhisap, kelas
pernah dialami dan apa yang terjadi
penindas dan kelas tertindas, serta
dalam kehidupan sosial.
golongan-golongan
yang
terlibat
dalamnya.
dapat
mengetahui
Kajian sastra berwatak realisme-
Untuk
pokok
adalah
fundamental
di
sosialis selalu menampilkan peringatan
kontradiksi sosial yang pokok dan yang
tentang
musuh
bukan
manusia dan kemanusiaan. Maxim Gorki
dalam
adalah
yang
memahami, bukan saja contoh-contoh
realis-sosialis.
keadaan yang telah menjadi sejarah,
kapitalisme
contoh
mengedepankan
sebagai
sastrawan visi
pokok,
dibutuhkan
berpikir
dialektik,
Dalam penutup romannya yang berjudul
namun
The Artomonovs, pengarang Rusia ini
sedang berlaku pada zamannya.
menggambarkan
kekalahan
mutlak
setiap
orang
realisme
masyrakat
sebagai
sebuah
sistem sosial memiliki hubungan yang
Kapitalisme memang hanya terdiri atas
erat. Ratna (2010:292) menjelaskan
segelintir orang, tetapi orang-orang ini
bahwa hubungan antara sastra dengan
mempunyai modal/kapital yang sangat
masyarakat
besar sehingga mampu mempengaruhi
merupakan
hubungan
struktural. Hubungan tersebut dapat
sistem pengaturan sosial-politis.
dilacak
Wibowo (2010:26) menjelaskan realisme-sosialis,
yang
bisa lepas, karena antara sastra dengan
dalam
masyarakat proletar terhadap mereka.
pandangan
keadaan-keadaan
serta
Masyarakat dan karya sastra tidak
beberapa gelintir kapitalis hanya dengan perlawanan
juga
pimpinan
generalisasi
asal-usulnya, sosiologis.
melalui Unsur-unsur
dalam
yang ada dalam karya sastra dapat
kehidupan ada kontradiksi sosial yang
disejajarkan diantara keduanya, beberapa 8
unsur
dapat
dideteksi,
diantaranya
feodal. Dalam masyarakat feodal ini
adalah :
kaum bangsawan merupakan pemilik
Masyarakat
alat-alat produksi yang utama yakni
Sastra
a. Individu
tanah. Dan sebagai petaninya adalah
a. Tokoh-tokoh
para bekas buruh yang dibebaskan. Pada
b. Sifat (karakterologi) b. Sifat (karekterisasi) c. Peristiwa
c. Peristiwa (kejadian)
d. Latar
d. Latar
e.
Interaksi
umumnya tugas para bekas buruh ini adalah
tanah
milik
bangsawan dan setelah itu baru dapat
e.Bahasa lisan/tulisan
Tahap Perkembangan Kemanusiaan
mengerjakan
mengerjakan tanah milik sendiri. Kelas
Sejarah
kapitalis ini mempekerjakan kaum buruh
Marx (dalam Badariah 2014 : 21)
yang dalam perkembangan memberikan
menjelaskan bahwa proses perubahan
keuntungan
sejarah bergerak melalui komunisme
mengakibatkan
primitive,
kapitalisme,
semakin berkembang, produksi semakin
selanjutnya melalui sejarah sosialisme
meningkat dan menciptakan pasaran
dan berakhir dengan komunisme.
dunia.
Perubahan-perubahan
dalam
masyarakat
1.
foedalisme,
Komunal Primitif
yang
tinggi
alat-alat
,
ini
produksi
sosial
perbedaan
kepentingan antara kapitalis dan buruh Masyarakat komunal primitif yaitu
mengakibatkan timbulnya perjuangan
masyarakat masyarakat yang memakai
kelas dalam masyarakat.
alat-alat bekerja yang sifatnya sangat 3. Kapitalisme
sederhana. Alat produksi tersebut bukan milik
pribadi
(perseorangan),
tetapi
Kegiatan
menjadi milik komunal.
produksi,
dalam
pengertian sejarah Marx, adalah akar dari masyarakat. Produksi kehidupan
2.Feodalisme
material adalah syarat dasar dari senua Dengan
adanya
pertentangan
sejarah
yang
harus
dipenuhi
guna
antara pemilik alat-alat produksi dan
menopang kehidupan manusia. Konsepsi
pekerja (buruh) maka berkhirlah sistem
kelas lahir dari pembagian produksi
perbudakan
dan
sistem
dalam masyarakat. Hubungan antar-
masyarakat
baru,
masyarakat
kelas (ekonomi) dan kekuasaan politik
lahirlah yaitu
9
kemudian bertalian erat di sini. Inilah
kaum buruh, sementara secara politis ia
kemudian yang menjadi perhatian utama
mengarahkan
dalam Marxisme. Marx percaya bahwa
pembebasan
manusia secara alami adalah mahluk
penghancuran
sosial dan dalam produktivitas mereka
digantikan dengan sosialisme.
membutuhkan manusia lain, oleh sebab itu
mereka
menciptakan
itu
parah
masyarakat
di
kapitalis.
dalam
kapitalisme
untuk
itu
dan
mewujudkan
kelas ploretar tidak memiliki kekuasaan dalam
sendiri.
Negara
sebagai
alat
untuk
menggulingkan sistem kapitalisme. Oleh
Penghancuran ini, bagi Marx, terjadi paling
dengan
revolusi tersebut akan gagal manakala
dihancurkan oleh struktur yang justru manusia
untuk
manusia
Perjuangan
struktur
tertentu. Proses alaiah ini kemudian
diciptakan
pemikirannya
karenanya, Marx sangat menekankan
struktur
untuk dihapusnya kapitalisme dan yang
Peenghancuran
menjadi syarat mutlak adalah kaum
proses produktif alamiah mencapai titik
proletar harus bias merebut kekuasaan
puncaknya dalam kapitalisme.
negara lalu menguasainya.
Kapitalisme akhirnya dilihat oleh
4.Komunisme
Marx sebagai suatu struktur pemisah antara individu dan sistem produksi,
Sistem sosial baru yang akan
produk yang diproses dengan orang lain,
dihadirkan kaum proletar tidaklah sama
dan memisahkan diri individu itu sendiri.
seperti
Manusia teralienasi oleh kapitalisme
kapitalisme.
yang telah menciptakan sistem dua kelas
sebaliknya, akan mengimplementasikan
dimana sejumla kecil kaum kapitalis
sebuah kondisi
menguasai proses produksi, produk, dan
Masyarakat
tanpa
kelas
jam kerja dari para pekerja (proletar)
manifestasi
dari
perjuangan
yang bekerja untuk mereka. Manusia
proletar
tidak lagi berpoduksi untuk diri sendiri
pemisah antara kelas sosial. Dengan
melainkan untuk sebagian kecil kaum
terwujudnya kondisi tersebut, system
kapitalis. Marx akhirnya memusatkan
kekuasaan tidak lagi berfungsi sebagai
pemikirannya
pada struktur kapitalis
alat untuk menindas suatu golongan
dan dampak penindasannya terhadap
masyarakat. Perjuangan kelas seperti itu 10
kelas
feodalisme
Kaum
untuk
proletar
social
atau justru
tanpa kelas. merupakan
menghapus
kelas jurang
hanyalah berakhir melalui penghapusan
kelas priyayi Jawa, para pengarang
system kapitalisme dan terwujudnya
perempuan mewakili kelas perempuan,
masyarakattanpa kelas (komunisme).
karya-karya
pengarang
umumnya
mewakili
Pertentangan Antar Kelas Menurut Karl Marx dan Manifestasinya dalam Kesusastraan
Lekra
pada
kelas-kelas
tertindas, Oka Rusmini dalam Tarian Bumi
Menurut Ratna (2010:168) teori
mewakili
kelas
perempuan
brahmana Bali.
Marxis berasal dari gagasan-gagasan
Hal
tersebut
menjelaskankan
Karl Marx bersama dengan Frederick
bahwa
Engels yaitu dua tokoh jerman yang
merefleksikan bagaimana kondisi sosial,
menerbitkan dua
budaya,
buku yang berjudul
sebuah
agama,
karya
sastra
istiadat
itu
sebuah
Manifesto Komunis (1848) dan Das
masyarakat dinamis. Dalam hal ini maka
Kapital (1867). Masalah pokok yang
terjawablah bagaimana teori Karl Marx
dibahas dalam buku tersebut adalah
bisa direlevansikan dengan penelitian
sejarah sosial manusia yang terdiri atas
sastra, karena dalam karya sastra juga
sejarah
terdapat
perjuangan
kelas.
Masalah-
sebuah
kehidupan
yang
masalah yang berkaitan dengan sastra
dituangkan oleh pengarang terhadap
dibicarakan
karyanya.
dalam
bagian-bagian
tertentu yang kemudian dikumpulkan dan
diterbitkan
sebagai
Suseno (2005:110-121) menjelaskan
kumpulan
Marxisme
karangan sendiri.
beberapa
wacana akhir yang bertujuan untuk
Pokok pikiran yang kedua yaitu ideologi
merumuskan
didasarkan
atas
melawan
kenyataan
hegemoni
Diskursus-diskursus
bahwa semua pikiran lahir berdasarkan
kapitalisme.
yang
dimaksud
adalah:
keberadaan sosialnya. Ratna (2010:168169) menjelaskan bagaimana pengarang
a.
sebagai subjek yang paling aktual dalam proses
kreatif,
menulis
atas
Keterasingan
manusia
dari
pekerjaan dan sesamanya
dasar
b.
Hak milik pribadi.
kepentingan dan keberadaan sosialnya,
c.
Dikotomi kelas atas dan kelas
yaitu sebagai kelas itu sendiri. Umar
bawah
Khayam dalam Para Priyayi mewakili 11
d.
Individu, kepentingan kelas, dan
Berdasarkan pemaparan di atas,
revolusi.
sosiologi Marxis merupakan ilmu yang
e.
Negara kelas.
mengkaji masalah-masalah sosial yang
f.
Ideologi.
berhubungan dengan kelas sosial. Pokok
Marx (dalam Badariah, 2014:36-
pikiran dalam ilmu ini adalah sejarah
37) mengajukan konsepsi mendasar
sosial manusia yakni sejarah perjuangan
tentang
dan
kelas. Marx sendiri adalah salah satu
tidak
teori kajian sosiologi yang dikemukakan
mendefinisikan kelas secara panjang
oleh Marx dan Egels yang berpandangan
lebar tetapi ia menunjukkan bahwa
bahwa karya seni sebagai cerminan kelas
dalam masyarakat, pada abad ke- 19 di
sosial
Eropa di mana dia hidup, kelas pemilik
cenderung
modal sebagai kelas borjuis dan kelas
masyarakat khususnya yang berkaitan
pekerja miskin sebagai kelas proletar.
dengan politik, ekonomi, budaya dan
Kedua kelas ini berada dalam suatu
sejarah.
struktur sosial hirarkis, kaum borjuis
kumpulan pemikiran yang hidup dalam
melakukan eksploitasi terhadap kaum
realitas politik. Teori Marxisme banyak
proletar
membincangkan persoalan sosial dan
masyarakat
perjuangannya.
kelas
Marx
dalam
proses
produksi.
Eksploitasi ini akan terus berjalan
Ketegangan
hubungan
tetap
eksploitasi
kaum
sadar
borjuis
sebagai
ini
penulis
(kelas sosial
atas dengan bawah ) dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam
revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika telah
penelitian
pertentangan antar kelas
terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu
proletar
tumbuh
aspek kehidupan masyarakat berupa
kaum
proletar dan kaum borjuis mendorong
kaum
perilaku
Marxisme karena pnelitian ini mengkaji
terjaga.
antara
Marxisme
lebih
menggunakan kajian sastra perspektif
berupa rasa menyerah diri, menerima adanya
memahami
Dalam
consiousness) dalam diri proletar, yaitu
apa
Marxisme
masyarakat, ideologi dan struktur sosial.
selama kesadaran semu eksis (false
keadaan
tertentu.
karya Putu Wijaya. Dalam naskah
akan
tersebut dapat dilihat dari beberapa poin
terhadap
pokok pikiran Marx yang menjadi
mereka.
indikator adanya pertentangan kelas yaitu 12
adanya
dominasi
terhadap
beberapa
aspek
seperti
dominasi
gambaran pertentangan kelas dalam
ekonomi, kapital soasial dan dominasi
naskah Bila Malam Bertambah Malam
terhadap
karya Putu Wijaya yang menjadi objek
kebuadayaan.
Dengan
menganalisis karya sastra menggunakan
penelitian.
analisis sosiologi Marxis, maka dapat
Bentuk data dalam penelitian ini
diketahui gambaran pertentangan kelas
berupa teks prolog dan dialog pada
sosial dalam tatanan masyarakat yang
nsakah drama Bila Malam Bertambah
ada dalam naskah drama Bila Malam
Malam
Bertambah Malam karya Putu Wijaya. B.
Karya
Putu
Wijaya
yang
menunjukkan atau yang berhubungan dengan pertentangan kelas sosial.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam skripsi ini
Sumber data menurut Arikunto
adalah kualitatif deskriptif karena dalam
(2010:171)
penelitian ini temuan-temuannya tidak
Skripsi
diperoleh melalui prosedur statistik atau
adalah subjek dari mana
bentuk
diperoleh. Sumber data dalam skripsi ini
hitungan
lainnya.
Penelitian
dalam buku “Prosedur
Suatu
data dapat
ialah
(Patilima, 2005:3) adalah sebuah proses
Bertambah Malam karya Putu Wijaya.
sosial
atau
masalah
Teknik
manusia,
merupakan
drama
Praktek”
kualitatif menurut John W. Creswell
penyelidikan untuk memahami masalah
naskah
Pendekatan
Bila
Malam
pengumpulan bagian
dari
data kegiatan
berdasarkan pada penciptaan gambar
penelitian untuk memperoleh data yang
holistik yang dibentuk dengan kata-kata,
diperlukan. Teknik pengumpulan data
melaporkan pandangan informan secara
dalam skripsi ini adalah studi pustaka
terperinci, dan disusun dalam sebuah
dan teknik dokumentasi
latar
ilmiah.
menyelidiki
Deskriptif
keadaan
atau
artinya kondisi
3.1.1 Studi pustaka adalah teknik yang
tertentu.
menggunakan
sumber-sumber
tertulis untuk memperoleh data.
Data menurut Arikunto (2010:161)
Data yang diperoleh dalam bentuk
adalah hasil pencatatan peneliti, baik
tulisan yang harus dibaca, hal-hal
berupa fakta ataupun angka. Data dalam
yang
skripsi ini berfungsi untuk menemukan 13
penting
kemudian
lalu
menyimpulkan dan mempelajari
naskah
sumber
diinterpretasikan
tulisan
yang
dapat
dijadikan sebagai acuan.
kemudian
dianalisis dengan
dan
ketelitian
sehingga akan mendapat kesimpulan yang objektif. Metode penelitian yang
3.1.2 Teknik
dokumentasi
berarti
digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti sebagai instrumen kunci
metode deskriptif kualitatif.
mencatat secara cermat, terarah,
Tekhnik
dan teliti terhadap sumber data,
analisis
data
dalam
yaitu
tahap
penelitian ini yaitu :
yakni dialog dan prolog pada
1. Identifikasi
naskah Drama dengan Bila Malam
data
Bertambah Malam Karya Putu
menggolongkan data dalam naskah
Wijaya guna memperoleh data
darama
yang diinginkan. Dalam data yang
Malam karya Putu Wijaya yang yang
dicatat itu disertakan pula kode
berkaitan dengan pertentangan kelas
sumber datanya untuk pengecekan
sosial perspektif Marxisme.
Bila
Malam
Bertambah
2. Klasifikasi data yaitu menggolongkan
ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analsis
atau
data. Kode yang digunakan adalah
berdasarkan indikator pertentangan
berupa pemberian nomor (mulai
kelas menurut Karl Marx.
dari
no
1,2,3,4,5…..dst)
mengelompokkan
data
3. Analisis data yaitu tahap mencari
pada
setiap dialog dalam naskah drama
gambaran-gambaran
pertentangan
Bila Malam Bertambah Malam
kelas sosial dalam naskah drama Bila
karya Putu Wijaya.
Malam Bertambah Malam karya Putu
Analisis data ialah sebagai proses
Wijaya.
merinci kegiatan secara formal untuk
4. Menyimpulkan hasil analisis.
menemukan tema dan merumuskan ide
5. menghubungkan
seperti yang termuat dalam data sebagai
keterkaitan
ikhtisar
untuk
pembelajaran
kepada
ide
memberikan tersebut
bantuan
atau
mencari
penelitian
dengan
sastra
di
SMA
berdasarkan standar kompetensi dan
(Moleong,
kompetensi dasar yang tertera dalam
2005:280).
silabus.
Data yang sudah dikumpulkan dari 14
Penyajian hasil analisis data dapat
antara dua buah tingkatan status sosial
dilakukan dengan metode deskriptif.
masyarakat feodal di Bali, yaitu tokoh
Metode deskriptif yang dimaksud dalam
yang memiliki kasta ksatria dan kasta
penelitian ini adalah sebuah proses
sudra. Dalam naskah ini tokoh yang
penyelidikan untuk memahami masalah
memiliki kasta ksatria adalah tokoh
sosial yang ada dalam naskah drama Bila
Gusti Biang, Ratu Ngurah, I Gusti
Malam Bertambah Malam, berdasarkan
Ngurah Ketut Mantri dan Sagung Rai,
pada penciptaan gambar holistik yang
sedangkan tokoh-tokoh yang tergolong
dibentuk dengan kata-kata (dialog dan
dalam kasta sudra adalah tokoh Wayan
prolog) atau menyelidiki keadaan atau
dan Nyoman Niti.
kondisi tertentu yang ada dalam naskah
Dalam
drama Bila Malam Bertambah Malam
naskah
Bila
Malam
Bertambah Malam karya Putu Wijaya
karya Putu Wijaya yang menjadi objek
tersebut digambarkan bahwa kedua kasta
dalam penelitian.
ini
saling
bertentangan,
keduanya
Penyajian hasil analisis data akan
memiliki kepentingan masing-masing.
mengungkapkan bagaimana gambaran
Kaum ksatria berdiri kokoh di atas
pertentangan kelas perspektif Karl Marx
tampuk kekastaan yang dianggap adalah
yang terdapat dalam naskah drama Bila
sebuah martabat yang diturunkan oleh
Malam Bertambah Malam karya Putu
leluhur.
Wijaya
adalah
bahwa kasta yang dimilikinya lebih
kaitannya
tinggi daripada kaum sudra sehingga
dengan pembelajaran sastra di SMA
menyebabkan tokoh Gusti Biang dalam
terutama dalam pembelajaran drama.
naskah tersebut bertindak semena-mena.
dan
menjabarkan
selanjutnya bagaimana
Kaum
ksatria
menganggap
Gusti Biang sebagai tokoh yang C. HASIL ANALISIS
memiliki kasta ksatria sangat menjaga
Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan
bahwa
harkat dan martabat yang di turunkan
gambaran
oleh
leluhurnya,
orang
Biang
pertentangan kelas dalam naskah Bila
menganggap
Malam Bertambah Malam karya Putu
memiliki kasta ksatria tidak boleh
Wijaya ini mencerminkan pertentangan
menikah dengan orang yang berkasta 15
bahwa
Gusti
yang
sudra karena hal itu dianggap dapat
oleh Gusti Biang sebagai sesuatu yang
menghina
merendahkan
harus dijunjung tinggi, sekarang orang
menganggap
tidak
dan
kebangsawanannya,
ia
dihormati
karena
martabat
bahwa ia bisa memperlakukan orang
kebangsawanan atau kasta yang dimiliki,
yang berkasta sudra dengan semena-
melainkan
mena.
kebaikannya.
karena
kepandaian
dan
Gusti Biang dalam naskah tersebut
Setelah tokoh sudra Wayan dan
melarang keras anaknya (Ngurah) untuk
Nyoman melakukan perlawanan, maka
kawin dengan Nyoman yang memiliki
jelaslah bahwa kasta ksatria untuk saat
kasta sudra. Dalam hal ini Gusti Biang
ini
menunjukkan
seseorang
diskriminasi
terhadap
bukanlah
tersebut
kaum sudra. Gusti Biang melakukan
tersebut
perbudakan
perhitungkan,
dan
penindasan
kepada
suatu
tidaklah
ukuran
dihormati,
penting namun
untuk
hal di
seseorang
Nyoman dan Wayan karena gusti biang
dihormati
memiliki
bidang
tingkat pendidikannya, begitupun dalam
ekonomi, sosial dan budaya, hal tersebut
hal perkawinan, kasta ksatria terlalu
yang menyebabkan Nyoman dan Wayan
mematok bahwa orang yang berkasta
merasa teralienasi sehingga memicu
ksatria harus kawin dengan orang yang
adanya
untuk
se-klen
tokoh
untuk menikahi orang yang berkasta
kekuasaan
dalam
perlawanan
memperjuangkan
kelas
dari
Nyoman dan Wayan.
naskah
tersebut
kebaikannya
dan
atau setingkat dan dilarang
dibawahnya.
Perlawanan Nyoman dan Wayan dalam
karena
bahwa
Dari naskah tersebut Putu Wijaya
sebenarnya
sebagai penulis naskah Bila Malam
bertujuan untuk menunjukkan kepada
Bertambah Malam ini menyampaikan
Gusti Biang bahwa tingkatan sosial atau
dengan sangat halus bahwa aturan
kasta yang dimiliki bukan alasan bahwa
masyarakat
Gusti Biang berhak untuk menindas
pernikahan se-klen ini adalah hal yang
orang yang tingkatan sosialnya lebih
sangat konyol dan tidak bisa diterapkan
rendah. Dalam nakah tersebut Nyoman
untuk
mendobrak tatanan sosial yang dianggap
menyampaikan bahwa sekarang sudah 16
saat
feodal
ini,
Bali
Putu
mengenai
Wijaya
saatnya
pemuda-pemuda
bertindak,
Kaum
ksatria
melakukan
sekarang orang berhak memilih teman
dominasi terhadap kaum sudra
hidup, tanpa membeda-bedakan lagi.
hingga muncul alienasi terhadap kaum
sudra,
terasingkan D. PENUTUP 1. Kesimpulan
maka
merasa timbullah
perlawanan dari kaum sudra yang menghasilkan
Penelitian ini menganalisis naskah
terhadap
drama dengan Bila Malam Bertambah
revolusi kaum
mental ksatria.
Pertentangan yang terjadi dalam
Malam karya Putu Wijaya. Berdasarkan
naskah
hasil penelitian, maka dapat diperoleh
ini
dimenangkan
oleh
kaum sudra hingga menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut: 1.
akibat
revolusi terhadap pola pikir tokoh
Setelah memperoleh hasil dari
yang tergolong kaum ksatria yang
analisis terhadap naskah drama
sebelumnya
dengan Bila Malam Bertambah
mempertahankan
Malam karya Putu Wijaya ini,
status ksatrianya hingga akhirnya
maka ditemukan adanya dua buah
tersadar bahwa Tingkatan atau
tingkatan kelas masyarakat feodal
kelas sosial seseorang bukanlah
Bali yang saling bertentangan,
sebuah
pertentangan tersebut terjadi antara
dihormati,
kasta ksatria dan kasta sudra.
kelakuan baik dan tingkatan ilmu
Dalam naskah drama dengan Bila
yang dimilikinya. Tingkatan kasta
Malam
Malam
saat ini tidaklah penting untuk di
tersebut, digambarkan tokoh Gusti
perhatikan, karena hal tersebut
Biang, Ngurah, I Gusti Ngurah
sudah tidak relevan dengan zaman
Ketut Mantri, Sagung Rai sebagai
sekarang ini.
tokoh
Bertambah
yang
sementara Nyoman
berkasta
tokoh
Dalam
syarat
kecongkakan
supaya
melainkan
penelitian
ini,
orang akhlak,
naskah
dan
drama Bila Malam Bertambah
sebagai
Malam melalui pendekatan yang
Wayan
digambarkan
2.
ksatria,
keras
diterapkan oleh Marxisme tersebut
kaum sudra.
telah dianalisis untuk memenuhi 17
standar kompetensi yang terdapat
pedoman
atau
dalam
dalam
menjalani
KTSP
tingkat
SMA.
pengalaman dan
Dengan demikian analisis naskah
menyikapi segala sesuatu yang
drama Bila Malam Bertambah
terjadi dalam hidup ini melalui
Malam
jalan cerita atau pesan yang
dengan
Marxisme dalam
yang
penelitian
pendekatan telah
dibahas
ini
memiliki
terkandung
Artinya,
hasil
naskah
drama yang diangkat dalam
hubungan dengan pembelajaran sastra.
dalam
penelitian ini.
analisis
b.
Hendaknya karya-karya sastra
terhadap naskah drama ini bisa
yang ada dapat diapresiasikan
digunakan sebagai bahan ajar di
secara maksimal karena setiap
sekolah, sehingga dapat dijadikan
karya sastra pada dasarnya
sebagai
mengandung nilai-nilai yang
bahan
acuan
dalam
menganalisis naskah drama remaja
dapat
di SMA.
sebagai
memberi pedoman
manfaat hidup
pembacanya. c.
2. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
Khusus untuk peneliti-peneliti muda,
diharapkan
hasil
dengan judul ”Pertentangan Kelas sosial
penelitian ini dapat dijadikan
dalam
referensi agar hasilnya lebih
naskah
drama
Bila
Malam
Bertambah Malam karya Putu Wijaya perspektif
Marxisme
dan
baik.
kaitannya
d.
Bagi peneliti dengan objek
dengan pembelajaran sastra di SMA,
yang sama, disarankan dapat
maka disarankan:
dikembangkan lebih lanjut.
a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan
sebagai
18
DAFTAR PUSTAKA Arif, 2015. Hegemoni teater putih terhadap sanggar teater pelajar di nusa tenggara barat melalui Festival teater modern pelajar dan kaitannya dengan pembelajaran lakon di SMA. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Badariah.2014. Kajian Sosiologi Sastra Marxis Syair Lagu Iwan Fals Dalam Album “ Salam Reformasi” Dan Kaitannya Dengan Pembelajaran Sastra Di Sma . Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Faruk. 2010. Pengantar sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Postmodernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jabrohim, 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graham Widia. Karsono, Ong Mia Farao. Aplikasi Teori Mimesis Dalam Novel Tarian Setan Karangan Saddam Hussein.Makalah. Program Studi Sastra TionghoaUniversitas Kristen Petra. Keraf, Gorys.1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta :Gramedia. Magnis-Suseno, Franz. 2001. Pemikiran Karl Marx dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Manshur, Fadlil Munawwar. 2012. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya. Jurnal. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Moleong, Lexy. 2005. Metode Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Rosda Karya. Qodratillah dkk. 2011. Kamus Besarbahasa Indonesia untuk pelajar. Jakarta: badan pengembangan dan pembinaan bahasa kementrian pendidikan dan kebudayaan. Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Cetakan ketiga Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sastra : Analisis Struktur Puisi (Cetakan II). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Toer, Pramudya Ananta. 2003. Realisme-Sosialis dan Sastra Indonesia. Jakarta:Lentera Dipantara.
19
Wibowo, Suluh Edi..2010. Pertentangan Antar kelas dalam novel Germinal karya Emile Zola.Tesis. Magister ilmu susastra Universitas Diponegoro.
20