ISSN : 1411-1098 Akreditasi Nomor : 602/AU3/P2MI-LIPI/03/2015
Jurnal
Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional INDONESIA Jurnal Sains Materi Indonesia
Vol. 16
No. 4
Hal. 148 - 204
Tangerang Selatan Tahun 2015
ISSN 1411-1098
ISSN : 1411-1098 Akreditasi Nomor : 602/AU3/P2MI-LIPI/03/2015
Vol. 16, No. 4, Juli 2015 Terbit tiga bulanan : Oktober, Januari, April, Juli
PENANGGUNG JAWAB MANAGING EDITOR Kepala Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju - Badan Tenaga Nuklir Nasional
DEWAN REDAKSI EDITORIAL BOARD KETUA EDITOR IN CHIEF
WAKIL KETUA VICE EDITOR IN CHIEF
Dr. Abu Khalid Rivai, M.Eng., BATAN (Bahan Reaktor Nuklir, Logam dan Paduannya, Korosi)
Teguh Yulius Surya P.P., Ph.D., BATAN (Baterai, Logam, Komposit, Powder Diffraction-Neutron)
STAF EDITOR EDITORIAL STAFF Dr. Sudaryanto, M.Eng., BATAN (Kimia, Polimer) Dr. Wisnu Ari Adi, M.Si., BATAN (Magnetik, Kristalografi) Dr. Eng. Iwan Sumirat, BATAN (Magnet, Hamburan Neutron) Dr. Salim Mustofa M.Eng., BATAN (Lapisan Tipis, Komposit, PVD, Pengelasan Laser, Carbon Nano Tube) Drs. Sudirman, M.Sc., BATAN (Kimia, Polimer, Fuel Cell) Dra. Grace Tj. Sulungbudi, M.Sc., BATAN (Kimia, Korosi, Nano Material) Dr. Eng. Asep Ridwan Setiawan, ITB (Korosi, Elektrokimia, Coating, Solid State Ionic) Dr. Mochamad Chalid, M.Sc., UI (Polymer Engineering) Mohammad Badaruddin, Ph.D., UNILA (Logam dan Paduannya, Aluminizing Coating, Korosi Temperatur Tinggi, Analisis Kegagalan) Dr. Jarot Raharjo, BPPT (Keramik, Solid Oxide Fuel Cell, Nano Material) Dr. Ir. Myrtha Karina Sancoyorini, LIPI (Biokomposit)
MITRA BESTARI PEER REVIEWER Dr. Ir. Mardiyanto, M.Sc., BATAN (Ferroeletrik, Material Energi, Instrumentasi) Dr. Marzuki Silalahi, MT., BATAN (Logam dan Paduannya, Teknologi Serbuk, Teknologi Pemaduan dengan Ultrasonik, Material Energi) Dr. Adel Fisli, M.Si., BATAN (Kimia Organik, Kimia Anorganik, Fotokatalis, Magnetik) Dr. Setyo Purwanto, BATAN (Magnet, Material Dieletrik, Sensor Nano Komposit, Termal) Dr. Elman Panjaitan, M.Sc., BATAN (Solid State Ionic, Solid Electrolyte)
REDAKTUR PELAKSANA EXECUTIVE EDITORIAL Aswan Edysyah Putra, S.IP., Rd. Nenny Gunawati , Dra. Mirah Yulaili, Dra. Rina Ramayanti, Yualina Riastuti Partiwi Penerbit : Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju, BATAN Terbit Pertama Kali : Oktober 1999 Alamat Redaksi/Editorial Address : PSTBM - BATAN, Gedung 43, Kawasan Puspiptek Serpong 15314, Tangerang Selatan Telepon : (021) 75874261, 7562860 Ext. 4009 - 4010, Fax : (021) 7560926 e-mail :
[email protected], Website : http://jusami.batan.go.id
ISSN 1411-1098 Akreditasi LIPI Nomor: 602/AU3/P2MI-LIPI/03/2015
JURNAL SAINS MATERI INDONESIA Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
KATA PENGANTAR Pada Jurnal Sains Materi Indonesia Volume 16 No. 4 terbitan bulan Juli 2015 ini disajikan 8 makalah. Makalahmakalah ini adalah hasil-hasil penelitian dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi Indonesia dengan topik terkait bahan radiofarmaka, magnet, logam, polimer, dan semikonduktor. Terkait bahan radiofarmaka, Widyastuti, dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai pembuatan prekursor untuk sintesis renium (V)-tetrofosmin melalui optimasi sintesis renium-okso-glukonat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendukung pengembangan radiofarmaka 99mTc-tetrofosmin. Terkait bahan magnet, Yunasfi, dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai perubahan sifat listrik dan sifat magnet lapisan tipis Fe-C yang ditumbuhkan di atas permukaan Si setelah diiradiasi dengan ion Ar+ pada dosis yang bervariasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai konduktansi, kapasitansi dan nisbah magnetoresistance meningkat akibat pengaruh iradiasi ion Ar+ dan nilai-nilai ini semakin meningkat seiring dengan penambahan dosis radiasi. Terkait bahan logam, Rachmat S., dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai korelasi radiometri terhadap kandungan besi serta keterkaitannya dengan kandungan uranium pada bijih uranium BM-179 yang yang berkaitan dengan eksplorasi uranium di Kalan Kalimantan Barat. Selanjutnya, Iwan S., dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai optimasi proses anil pada proses fine drawing untuk memperbaiki sifat mekanis produk kawat tembaga yang bertujuan untuk mencapai persyaratan teknis yang diminta dalam rangka penghematan energi. Kemudian, Mauludi A. P., dkk. memaparkan hasil perhitungan dengan teori kerapatan fungsional silicene yang di-dop dengan arsenik yang hasilnya diharapkan dapat menjadi pengarah pada eksperimen pembuatan dan rekayasa sifat-sifat silicene. Terkait bahan polimer, Kuntari A. S., dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai modifikasi kain poliester/ selulosa menggunakan proses karboksimetilasi metode benam beras pemanggangan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu penyerapan kain. Selanjutnya, Fitriyatul Q., dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai inovasi paduan poly(1,8-octanediol-co-citrate) (POC) dengan variasi komposisi nano hidroksiapatit sebagai kandidat biodegradable bone screw dengan tujuan untuk mendapatkan material yang biokompatibel, kuat dan mampu mengaktifkan kembali pertumbuhan osteoblas. Terkait bahan semikonduktor, Siti W., dkk. menyajikan hasil penelitian mengenai pengaruh konsentrasi garam (NH4)2SO4 terhadap karakteristik TiO2 hasil sintesis dengan metode sol-gel, terhadap degradasi methylene blue. Proses sintesis dilakukan tanpa melalui proses kalsinasi sehingga lebih singkat dan ekonomis. Hasil-hasil penelitian dalam makalah-makalah yang disajikan pada nomor ini adalah hasil-hasil yang relatif terbaru dibidang terkait. Semoga informasi ilmiah yang disajikan ini dapat menjadi salah satu sumber acuan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi material di Indonesia. Dewan Redaksi
i
Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
ISSN : 1411-1098
Widyastuti, A.H. Gunawan and Sriyono (Center for Radioisotopes dan Radiopharmaceutical TechnologyBATAN) Optimation of Rhenium-Oxo-Gluconate Synthesis as A Precursor for Synthesis of Rhenium(V)-Tetrofosmin Optimasi Sintesis Renium-Okso-Glukonat Sebagai Prekursor Untuk Sintesis Renium (V)-Tetrofosmin Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 148 - 153 Rhenium-188 or Rhenium-186 labeled compounds have been widely used as therapeutic radiopharmaceutical for cancer. Most of rhenium (Re) radiopharmaceuticals involve Re with oxidation state of 5, one of which is Re-dioxotetrofosmin. Complexes of Re(V)-ligand can be generated from Re(V)-oxo-gluconate through ligand exchange process. Optimation of rhenium-oxo-gluconate synthesis was carried out by varying mole ratio of gluconate to perrhenate and reaction time, in which 188Re was added to perrhenate solution as radiotracer. Stability study of Reoxo-gluconate at room temperature and elevating temperature was carried out by measuring its radiochemical purity within several hours. Radiochemical purity was analysed using 2 systems of paper chromatography with Whatman-3 paper as solid phase, and acetone and saline as mobile phases, respectively. Highest yield was obtained using mole ratio of 6000, i.e 87.43% (SD=3.01%), and the optimum reaction time was 1 hour. Storage at room temperature and elevating temperature resulted in the decrease of radiochemical purity of 10% (within 3 hrs) and 30% (within 1 hour), respectively. Re-dioxo-tetrofosmin which was used as a model of Re(V)-ligand, was obtained through ligand exchange reaction with the yield of 92.1%. The result showed that Re-oxo-gluconate can be successfully synthesized in high yield but low stability. Keywords: Re-oxo-gluconate, Rhenium-188, Synthesis, Radiochemical purity, Tetrofosmin
Yunasfi dan P. Purwanto (Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju-BATAN) Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnet Lapisan Tipis Fe-C/Si Setelah Iradiasi Ion Ar+ Characterization of Electrical and Magnetic Properties of Fe-C/Si Thin Film After Ar+ Ion Irradiation Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 154 - 158 Telah dilakukan karakterisasi sifat listrik dan magnet lapisan tipis Fe-C/Si setelah iradiasi ion Ar+. Lapisan tipis FeC/Si diiradiasi dengan ion Ar+ pada dosis antara 1 × 1016 sampai 5 × 1017 ion/cm2. Hasil pengamatan morfologi permukaan lapisan tipis dengan Scanning Electron Microscope (SEM) memperlihatkan permukaan yang halus dan rata dengan terdeposisikan secara homogen di atas substrat Si (100). Pengamatan penampang lintang dengan SEM menunjukkan terbentuknya lapisan tipis Fe-C di atas permukaan substrat Si (100). Hasil pengukuran sifat listrik dan sifat magnet lapisan tipis Fe-C/Si menunjukkan bahwa nilai konduktansi (G), kapasitansi (C) dan nisbah magnetoresistance (MR) meningkat akibat pengaruh iradiasi ion Ar+ dan nilai-nilai ini semakin meningkat seiring dengan penambahan dosis radiasi. Dengan demikian, radiasi ion Ar + berpotensi diaplikasikan di bidang elektromagnetik karena dapat meningkatkan sifat listrik dan magnet bahan. Kata kunci: Lapisan tipis Fe-C/Si, Radiasi ion, Konduktivitas, Kapasitansi, Magnetoresistance
ii
Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
ISSN : 1411-1098
Rachmat Sahputra dan M. Rif’at (Jurusan Kimia, FMIPA-Universitas Tanjungpura) Korelasi Radiometri Terhadap Kandungan Besi pada Bijih Uranium BM-179 Kalan-Kalbar Radiometric Correlation of Iron Content at BM-179 Kalan-West Kalimantan Uranium Ore Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 159 - 163 Bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat adalah bijih batuan dari Kalan, Kalimantan barat. Penelitian bertujuan mengetahui korelasi radiometeri terhadap kandungan besi serta keterkaitannya dengan kandungan uranium. Metode untuk pemilihan sampel menggunakan ROS alat SPP-NF; pengayaan mineral menggunakan preparasi fisika flotasi. Penentuan kandungan besi menggunakan analisis dengan AAS Varian Spectr AA-20 (λ=248,3 nm) dan analisis kandungan uranium melalui spektrum uranil-Br-PADAP (λ=574 nm). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi linier antara radiometri dengan kandungan uranium mengikuti persamaan y=3,5408x+1867,3, dan penurunan kandungan besi terhadap peningkatan radiometri dengan persamaan y=-1,351x+31261. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bijih akan memiliki kandungan uranium tinggi dengan kandungan besi minimal dapat diperoleh dengan radiometri ≥ 6000 cps. Kata kunci: Bijih uranium BM-179-Kalan-Kalimantan Barat, Korelasi, Radiometeri, Besi
Iwan Setyadi (Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP)-BPPT) M. Syawal (Departemen Teknik Mesin, FTI-ITBU) Optimasi Proses Annealing Pada Proses Fine Drawing Untuk Memperbaiki Sifat Mekanis Produk Kawat Tembaga Annealing Process Optimization in the Process of Drawing Fine for Improving Mmechanical Properties of Copper Wire Products Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 164 - 172 Kawat tembaga banyak digunakan untuk membuat kabel untuk keperluan listrik dan elektronik. Kawat tembaga dibuat dengan proses penarikan yang melalui serangkaian cetakan conical drawing untuk mengurangi diamater kawat seseuai dengan diameter yang diinginkan. Salah satu permasalahan industri pembuat kawat adalah mahalnya energi. Dalam penelitian ini, percobaan yang dilakukan ditujukan untuk mendapatkan kondisi proses annealing yang optimal guna menghemat pemakaian energi. Penelitian ini dilakukan dengan menghilangkan proses annealing awal dalam proses penarikan kawat dan diganti dengan mengoptimalkan suhu proses annealing akhir. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada suhu annealing 380 oC didapatkan sifat mekanis optimum kawat tembaga, dimana diperoleh elongasi 29 %, kekuatan yield 15,59 kg/mm2, kekuatan tarik 24,57 kg/mm2 dan softability 147 gram. Hasil ini sesuai standar, di mana elongasi minimal sebesar 27%, kekuatan yield minimal 15,3 kg/mm2, kekuatan tarik minimal 21,4 kg/mm2 dan softablity maksimal 220 gram. Kata kunci: Proses penarikan, Kawat tembaga, Suhu annealing, Kekuatan tarik, Softability
iii
Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
ISSN : 1411-1098
Mauludi Ariesto Pamungkas dan Wafa Maftuhin (Jurusan Fisika, FMIPA-Universitas Brawijaya) Efek Doping Atom Arsenik pada Pita Energi Material Silicene Berdasarkan Perhitungan Teori Kerapatan Fungsional Effect of Arsenic Atom Doping on Band Structure of Silicene Using Density Functional Theory Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 173 - 177 Menyusul sukses graphene dengan sifat-sifatnya yang super dan unik, material dua dimensi yang strukturnya serupa dengan graphene menjadi pusat perhatian para peneliti material. Silicene sebagai material yang memiliki struktur kristal sama dengan graphene namun terdiri dari atom-atom silicon menjadi material yang sangat penting mengingat dominasi silicon sebagai bahan utama komponen elekronika. Struktur pita dari silicene murni dan yang di-doping dengan atom As diteliti dengan metode teori kerapatan fungsional (Density Functional Theory). Atom As disimulasikan pada beberapa posisi yang paling mungkin. Berdasarkan perhitungan energi pembentukan, posisi substitusi adalah posisi yang paling stabil dari atom As pada silicene. Posisi atom As tepat di atas atom silkon jauh lebih stabil dari posisi di atas hexagonal (posisi hollow). Hasil perhitungan struktur pita menunjukkan bahwa silicene murni adalah semimetal sedangkan setelah di-doping dengan atom As berubah menjadi konduktor. Hasil ini berbeda dengan penambahan atom As pada graphene, di mana justru membuka band gap nya. Kata kunci: Silicene, Arsenik, Teori Kerapatan Fungsional
KuntariAdi Suhardjo dan Setio Legowo (Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Kemenperin) Modifikasi Kain Poliester/Selulosa Menggunakan Proses Karboksimetilasi Metode Benam Peras Pemanggangan Polyester/Cellulose Modification Using Carboxymethylation Process Pad Bake Methods Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 178 - 187 Kain poliester/selulosa mempunyai penyerapan kelembaban yang rendah sehingga tidak nyaman dipakai. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu penyerapan kain, telah dilakukan percobaan optimasi proses karboksimetilasi dengan modifikasi selulosa menjadi karboksimetil selulosa menggunakan natrium khloroasetat yang berfungsi sebagai agen etherification, divariasikan 2 N, 3 N dan 4 N dan natrium hidroksida yang berfungsi sebagai pembentuk natrium selulosat divariasikan 6 N, 8 N, 10 N dan 12 N. Adanya natrium hidroksida dapat mengikis poliester sehingga menipis yang mengakibatkan pegangan kain lebih lembut. Percobaan yang dilakukan menggunakan metode benam peras pemanggangan pada suhu 120 oC, 130 oC, 140 oC, 150 oC dan 160 oC dengan waktu 5 menit. Pengujian yang dilakukan adalah pengurangan berat poliester, struktur selulosa dengan spektrum infra merah menggunakan larutan methylene blue, penyerapan kelembaban, kekuatan tarik, sudut kusut, stabilitas dimensi dan kekakuan kain. Kondisi optimum dicapai pada pemakaian natrium khloroasetat 4N, natrium hidroksida 8N dan suhu pemanggangan 120 oC. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi sejumlah 0,45% pengurangan berat poliester, 94,32% penyerapan zat warna methylene blue, 4,44%( naik 48%) penyerapan kelembaban, 21,50 kg (turun1,65 %) kekuatan tarik arah lusi dan 16 kg (turun 6,97 %) arah pakan, 148o (naik 32,14%) sudut kusut arah lusi dan 145o (naik 33,02%) arah pakan, 0,14% (naik 89,7%) stabilitas dimensi kain arah lusi dan 0,17% (naik 84,54%) arah pakan, 64,0 mg.cm (turun 14,6%) kekakuan kain arah lusi dan 39 mg.cm(turun 15,2%) arah pakan. Kata kunci: Karboksimetilasi, Poliester/selulosa, Natrium khloroasetat, Natrium hidroksida, Benam peras pemanggangan
iv
Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
ISSN : 1411-1098
Fitriyatul Qulub, Prihartini Widiyanti dan Jan Ady (Program Studi Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UNAIR) Prihartini Widiyanti (Lembaga Penyakit Tropis, Universitas Airlangga) Variasi Komposisi Nano Hidroksiapatit pada Poly(1,8-Octanediol-Co-Citrate) (POC) Sebagai Biodegradable Bone Screw Composition Variation in Nano Hydroxyapatite Poly (1,8-Octanediol-Co-Citrate) (POC) as Biodegradable Bone Screw Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 188 - 192 Tingginya kasus fraktur tulang sekitar 300-400 ditangani dengan metode fiksasi interna menggunakan bone screw. Diperlukan inovasi biomaterial yang memiliki sifat utama biodegradabel agar tidak memerlukan reoperation dan biokompatibel terhadap jaringan tubuh. Telah dilakukan penelitian mengenai variasi komposisi nano hidroksiapatit (HA) berasal dari ekstrak sisik ikan kakap pada Poly (1,8-octanediol-Co-Citrate) (POC) sebagai Biodegradable Bone Screw. Penelitian ini bertujuan mensintesis POC dan mengkarakterisasi pengaruh komposisi HA terhadap sifat mekanik dan biokompatibilitas komposit POC-HA. Sintesis POC dilakukan dengan metode polimerisasi kondensasi, terbentuk ikatan ester gugus C=O stretch pada 1731 cm-1 melalui uji gugus fungsi dari POC pra polimer. Pra polimer POC dikompositkan dengan nano-HA pada variasi komposisi 62%,65%,68% dan 71%, dilanjutkan perlakuan post-polymerization. Komposit POC-HA dilakukan karakterisasi uji kekerasan dan uji degradasi. Hasil pengujian menunjukkan komposisi nanopartikel HA memberikan pengaruh sifat mekanik dan biokompatibilitas. Seluruh sampel memiliki kuat tekan berkisar 3,64-9,56 MPa sesuai dengan kuat tekan tulang cancellous manusia (2-12 MPa). Melalui analisis Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX), uji degradasi sampel terbukti kebioaktifitasan mineral apatit sebesar 7,5% (At%) dan terputusnya rantai C-X dari polimer POC sebesar 5,95% (At%) selama 4 minggu inkubasi dalam Simulated Body Fluid (SBF). Berdasarkan hasil karakteristik penelitian ini, komposit POC-HA berpotensi sebagai kandidat biodegradable bone screw. Kata kunci: Poly (1,8 Octanediol-co-Citrate) (POC), Hidroksiapatit, Nanomaterial, Polimerisasi Kondensasi, Biodegradable Bone Screw
Siti Wardiyati, Wisnu Ari Adi (Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju-BATAN) Erwa Syahbani (Institut Teknologi Pertanian) Pengaruh Konsentrasi (NH4)2SO4 Terhadap Karakteristik TiO2 Hasil Sintesis dengan Metoda Sol-Gel Effect of Concretation (NH4)2SO4 on Characteristics of TiO2 Synthesized by Sol Gel Method Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal 193 - 198 TiO2 anatase telah berhasil disintesis dengan metode sol-gel menggunakan prekursor titanium klorida (TiCl4) dalam berbagai konsentrasi (2,0 M - 6,0 M) (NH4)2SO4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam (NH4)2SO4 terhadap karakteristik TiO2 hasil sintesis, seperti ukuran partikel, luas permukaan, band gap dan kinerja fotokatalitik TiO2 terhadap degradasi methylene blue. Karakterisasi TiO2 hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan alat X-Ray Diffractometer (XRD) untuk mengetahui fasa yang terbentuk, Transmission Electron Microscope (TEM) untuk menentukan ukuran partikel, surface area analyzer untuk mengukur luas permukaan, UV-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS) untuk menentukan nilai energi gap, dan UV-Vis Lambda 25 untuk menentukan konsentrasi methylene blue. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa TiO2 hasil sintesis telah terdoping oleh atom N dan S, berbentuk kristalin dengan fasa anatase, ukuran partikel berkisar 5 nm hingga 15 nm, dan nilai energi band gap bervariatif dari 2,44 eV hingga 3,03 eV. Konsentrasi (NH4)2SO4 optimum dicapai pada (NH4)2SO4 4,0 M, dan pada konsentrasi tersebut TiO2 yang diperoleh dapat mendegradasi senyawa methylene blue 10 mg/L hingga 92 % dengan konsentrasi katalis 1 g/L. Kata kunci: TiO2, N,S-codoping, Degradasi, Energi band gap, Fotokatalitik v
Korelasi Radiometri Terhadap Kandungan Besi pada Bijih Uranium BM-179 Kalan-Kalbar (Rachmat Sahputra )
KORELASI RADIOMETRI TERHADAP KANDUNGAN BESI PADA BIJIH URANIUM BM-179 KALAN-KALIMANTAN BARAT Rachmat Sahputradan M. Rif’at Jurusan Kimia, FMIPA-Universitas Tanjungpura (UNTAN) Jl. Ahmad Yani, Pontianak 78124 E-mail:
[email protected]
Diterima: 08 April 2015
Diperbaiki: 18 Mei 2015
Disetujui: 10 Juni 2015
ABSTRAK KORELASI RADIOMETRI TERHADAP KANDUNGAN BESI PADA BIJIH URANIUM BM-179 KALAN-KALIMANTAN BARAT. Bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat adalah bijih batuan dari Kalan, Kalimantan barat. Penelitian bertujuan mengetahui korelasi radiometeri terhadap kandungan besi serta keterkaitannya dengan kandungan uranium. Metode untuk pemilihan sampel menggunakan ROS alat SPP-NF; pengayaan mineral menggunakan preparasi fisika flotasi. Penentuan kandungan besi menggunakan analisis dengan AAS Varian Spectr AA-20 (λ=248,3 nm) dan analisis kandungan uranium melalui spektrum uranil-Br-PADAP (λ=574 nm). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi linier antara radiometri dengan kandungan uranium mengikuti persamaan y=3,5408x+1867,3, dan penurunan kandungan besi terhadap peningkatan radiometri dengan persamaan y=-1,351x+31261. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bijih akan memiliki kandungan uranium tinggi dengan kandungan besi minimal dapat diperoleh dengan radiometri ≥ 6000 cps. Kata kunci: Bijih uranium BM-179-Kalan-Kalimantan Barat, Korelasi, Radiometeri, Besi
ABSTRACT RADIOMETRIC CORRELATION OF IRON CONTENT AT BM-179 KALAN-WEST KALIMANTAN URANIUM ORE. BM-179 uranium ore is the ore rock from Kalan, West Kalimantan. The research aims to determine the radiometric correlation against the iron content and its relevance to the uranium content at BM-179 uranium ore of Kalan-West Kalimantan. Methods for the sample selection using tool ROS-NF SPP, enrichment of minerals using flotation physical preparation, determination of iron content using with AAS Varian Spectr AA-20 (λ = 248.3 nm) analysis and uranium content through spectral analysis of uranyl-Br-Padap (λ = 574 nm). Results of the study showed that there is a linear correlation between the radiometric of uranium content to follow the equation y = 3.5408x + 1867.3, an a decrease in iron content to increase of radiometric with the equation y = -1.351x + 31261. The results also showed that the ore will have a high uranium content with a minimum iron content can be obtained by radiometric ≥ 6000 cps. Keywords: BM-179 Kalan-West Kalimantan uranium ore, Correlation, Radiometeric, Iron
PENDAHULUAN Kalan berada di Kecamatan Ela, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Di daerah tersebut terdapat bukit Eko-Remaja. Pada bukit tersebut, BATAN telah berhasil membuat terowongan eksplorasi sepanjang 618 meter dan dalam kedalaman terowongan 179 meter terdapat bijih uranium BM-179. Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh melalui udara maupun darat sejauh
±500 km ke arah Timur dari Pontianak sampai Kota Nanga Pinoh, kemudian dilanjutkan dengan kendaraan darat sepanjang ± 70 km ke arah selatan. Bijih uranium dari sektor Eko-Remaja-Kalan tersebut masih belum dimanfaatkan untuk berbagai keperluan penelitian dan pengembangan energi nuklir, padahal pada sektor ini memiliki cadangan uranium 159
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal. 159-163
yang cukup tinggi dengan cadangan sekitar lebih dari 12.409 ton U3O8 [1]. Cebakan uranium dalam bijih BM-179 EkoRemaja-Kalan selain mengandung mineral Uranium (Uraninit, Branerit. Davindit dan Gummit) masih mengandung mineral asosiasi lain seperti pirit, pirholit, kalkoporit, kobaltit, lollingit, pentlandit, gerdorsfit, saflorit, sfalerit, molibdenit, ilmenit, magnetit dan klorit [2] dan unsur-unsur logam bernilai ekonomis. Kandungan uranium setiap daerah memiliki mineral yang berubah tergantung pada geologi, regolith, pengaturan geomorfik dan sejarah, hidrologi dan iklim wilayah pembentuknya, dan kandungan bijih dapat dihitung dengan mengintegrasikan analisis data uranium dan data geologinya [3]. Uraninit terjadi baik sebagai endapan di pyrobitumen atau berada terikat dalam pirit yang terjadi sebagai nanopartikel yang terjadi pada kondisi yang cukup terjadi oksidasi untuk pembentukan uranium secara hidrotermal [4]. Uranium selanjutnya dapat diperoleh dari bijih uranium BM-179 melalui proses leaching menggunakan asam sulfat, tetapi proses konvensional ini mengkonsumsi asam sulfat yang cukup banyak, tetapi ada alternatif lain selain menggunakan asam, yaitu menggunakan isolate mesophilic dari Laptospirillum ferrooxidans yang dapat menghasilkan 98% uranium pada 40 oC [5-9]. Kandungan besi dalam bijih uranium dapat juga dilakukan dengan bioleaching seperti halnya uranium [10] dapat juga dilakukan dengan metode gravimetri, radiometri dan data magnetik [11]. Kandungan uranium dapat ditetapkan dengan berbagai alat analisis dengan berbagai metode radiometrik sinar radioaktif-spectrometry dengan spektrometri massa, induktif spektrometri massa plasma, akselerator spektrometri massa, termal ionisasi spektrometri massa, resonansi ionisasi spektrometri massa, ion sekunder spektrometri massa, dan spektrometri cahaya [12,13]. Penelitian yang berkaitan dengan karakteristik fisika kimia unsur-unsur transisi yang ada dalam bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat belum banyak diketahui dan belum dipublikasikan. Sebagai originalitas dan kebaruan penelitian adalah dapat mengetahui korelasi radiometeri terhadap kandungan besi serta keterkaitannya dengan kandungan uranium pada bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi radiometri terhadap kandungan besi dan kandungan uranium pada bijih uranium BM-179. Penemuan korelasi antar kandungan unsur-unsur yang ada dalam bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat akan bermanfaat dan berguna untuk membantu pengambilan keputusan yang terkait dengan ekplorasi uranium di Kalan Kalimantan Barat serta mengefisiensikan semua tahapan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasinya di waktu mendatang. 160
METODE PERCOBAAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah contoh bijih Uranium BM-179-Eko-Remaja Kalan-Kalimantan Barat, gas oksigen, kertas lakmus, kertas saring whatman No.42, asam askorbat, trietanolamin, etil xantat 10 %, NKY-SNB, fine oil, kertas saring kasar, asbes, metil isobutil keton, HNO3 pekat, asam sulfat pekat, TOPO, Fe2(SO4)3, U3O8 dan H2O2, amil xanthat, Na2CO3, ZnO, BaCl2 10 %, KOH 2,5N, HNO3 (6:1), HF pekat, kertas lakmus universal, alkohol, HNO3 2,5 N, asam askorbat 5 %, NaF 2 % , Br-PADAP 0,05 % , HClO4 pekat , HCl (1:1), standar unsur merk Titrisol (U, Fe), asetilene. Peralatan yang digunakan adalah tanur, logam/ pipa gelas/karet tahan panas, kondensor, termometer, oven, pH-meter, peralatan gelas (tabung reaksi, gelas ukur dan pipet erlenmeyer), cawan, pemanas, grandsaw, jaw crusher, disk milk, mortar grinder, ayakan–65 mesh, alat flotasi, cawan goach, cawan pijar, spektrometer dan AAS Varian Spectr AA-20.
Cara Kerja Preparasi dengan flotasi: Sebanyak 500 gram bijih BM-179 ukuran 65 mesh, ditambah air menghasilkan pulp persen padat 30 %, dimasukkan dalam alat flotasi WedagJerman menggunakan 1400 rpm. Pulp diaduk sambil pada pH 8 dengan natrium karbonat 10 %. Selanjutnya ditambah pereaksi promother amil xanthat sebanyak 0,15 mL dan fronther pine oil sebanyak 0,05 mL dan dibiarkan teraduk selama 5 menit. Konsentrat yang mengapung dipisahkan dengan hati-hati pada penampung. Waktu pemisahan dilakukan 10 menit. Selanjutnya konsentrat disaring, padatannya dipanaskan dalam oven dan ditimbang serta dilakukan analisis lebih lanjut. Analisis besi menggunakan AAS: (1) Pembuatan Larutan standar: Larutan standar Fe dibuat dari standar unsur merk Titrisol. Standar Fe dilarutkan dalam 1000 mL labu ukur dengan aquadest. (2) Analisis besi: Dibuat deret larutan standat 0 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm dan 5 ppm besi dari larutan standar induk, diukur dengan AAS Varian Spectr AA-20 Plus menggunakan lampu Fe 56-100027-00 dengan seri No. JT574, photomultiflier volts 421,8 pada panjang gelombang 248,3 nm dan lebar celah 0,2 nm, flate udara-asetilen dengan asetilen flow sebesar 1,5 L/menit pada nyala oksidasi. Analisis uranium menggunakan spektrofotometer: (1) Pembuatan Larutan, (a) Larutan TOPO 0,05 M. 19,28 gram TOPO dilarutkan dalam Sikloheksana, diencerkan menjadi 1 liter; (b) Larutan Asam askorbat 5 %; (c) Larutan komplek I. 25 gram titriplex IV, 5 gram Na F dan 65 gram asam sulfosalisilat dilarutkan dalam 800 mL aquadest sambil diaduk. Ditambahkan larutan NaOH sedikit demi sedikit sampai pH 8,35,
Korelasi Radiometri Terhadap Kandungan Besi pada Bijih Uranium BM-179 Kalan-Kalbar (Rachmat Sahputra )
kemudian larutan diencerkan menjadi 1000 mL dengan aquadest; (d) Larutan Komplek II. Satu bagian latuan komplek I diencerkan dengan satu bagian aquadest, kemudian pH diatur menjadi 8,35 dengan 40 % NaOH; (e) Larutan buffer pH 8,35: sebanyak 149 gram (134,04 mL) trietanolamin dilarutkan dalam 800 mL aquadest. Dinetralkan dengan HClO4 sampai pH 8,35 dan disimpan semalam. Hari berikutnya pH diatur kembali menjadi 8,35 dengan HClO4, diencerkan menjadi 1 liter dengan aquadest; (f) Br-PADAP 0,05 %. 0,5 gram BrPADAP dilarutkan dalam 1 liter alkohol. (2) Analisis uranium: Ditimbang 2 gram contoh bijih yang telah digerus halus, dimasukkan ke dalam beker teflon. Ditambahkan 30 mL HClO4 + HNO3 (6:1), dan HF pekat. Larutan dipanaskan perlahan-lahan di atas hot plate selama 1 jam sambil ditutup. Kemudian dikeringkan pada suhu 250 oC sampai terbentuk pasta. Pasta dilarutkan dengan HNO3 2,5 N, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL; (g) Dipipet 1 mL larutan dimasukkan ke dalam labu kocok, ditambahkan 2 mL asam askorbat 5 %, 2 mL NaF 2 % dan 5 mL larutan TOPO 0,05 N. Campuran dikocok selama 2 menit, kemudian dibiarkan 5 menit sampai fasa organik terpisah dari fasa air dengan baik; (h) Dipipet 2 mL fasa organik, dimasukkan dalam labu ukur 25 mL, kemudian ditambahkan 1 mL larutan komplek II, 1 ml larutan buffer pH 8,35, dan 2 ml Br-PADAP 0,05 %. Pada setiap penambahan pereaksi, larutan dikocok dengan baik. Setelah 10 menit, ditambahkan alkohol sehingga larutan tepat 25 mL. Spektrum uranilBr-PADAP diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 574 nm. Dalam prosedur analisis ini dilakukan pula terhadap blangko yang dikerjakan mengikuti contoh.
HASIL DAN PEMBAHASAN Unsur-unsur yang dianalisis pada penelitian ini merupakan unsur potensial dari mineral mayor diantaranya: besi dan uranium. Data hasil analisis yang telah dilakukan dapat terlihat seperti Tabel 1. Kandungan unsur besi pada bijih BM-179 EkoRemaja merupakan unsur mayor yang potensial selain uranium. Hasil analisis unsur untuk radiometri terendah rata-rata 75 cps diperoleh kandungan sulfur 23452 ppm
dan kandungan besi 40309,6 ppm sedangkan kandungan uraniumnya adalah 470 ppm, sedangkan untuk radiometri tertinggi rata-rata 10000 cps diperoleh kandungan besi sebesar 18489,2 ppm, sedangkan kandungan uranium diperoleh sebesar 35842 ppm. Untuk memperoleh kandungan uranium yang lebih baik terdapat cara lain dalam tata kerjanya berdasarkan Penelitian lain dalam tahapan analisis dengan pelarutan dengan campuran larutan (HCl + HBF4) ditambahkan larutan HF 40% berlebih, dan diaduk selama 60 menit tanpa pemanasan pada suhu 50 °C. Dalam penelitian tersebut disimpulkan untuk peroleh hasil yang lebih baik penggunaan larutan HF diminimalkan, atau mengganti dengan gas HF agar pengaruh H2O sesedikit mungkin [13]. Jika analisis yang dilakukan menggunakan cara ini tentu dapat menghasilkan kadar uranium yang sedikit berbeda dengan data Tabel 1 di atas. Selain itu, hasil kandungan uranium dapat dioptimalkan sesuai penelitian G. Widodo pada saat penambahan chelating agent TOPO dengan menggunakan kondisi pH 4, dan waktu diperpanjang sampai beberapa jam [14]. Analisis untuk isotop uranium menggunakan Ionisasi electrospray ekstraktif (EESI) spektrometri massa (MS), telah digunakan untuk deteksi kuantitatif uranium dalam sampel larutan uranil nitrat, dengan kesalahan relatif pada kisaran 0,21% -0,25% dan proses analisis menjadi lebih cepat [15]. Penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dalam bijih uranium BM-179 mengandung besi yang tinggi dan hal ini sejalan dengan sejalan dengan penelitian S. Tjokrokardono bahwa bijih uranium Eko-remaja mengandung mineral uraninit dan branerit, sulfida, besi dan titan oksida,fosfat dan silikat. Fe oksida dalam senyawa magnetit [1]. Selain itu bijih kalan banyak mineral asosiasi diataranya mineral sulfida [16]. Mineral sulfida dalam bijih dapat dianalisis dengan pengembangan metode baru dalam bijih konsentrat (Yellow-Cake) dengan multi-kolektor induktif spektrometri massa plasma (MC-ICP-MS) dengan ketidakpastian antara 0,45 % dan 1,9 % [17]. Berkaitan korelasi antara radiometri dengan kandungan besi dan uranium pada Bijih uranium
Tabel 1. Data hasil radiometri dan kandungan unsur uranium, sulfur serta besi pada bijih BM-179 Kalan, Kalimantan Barat. No
Titik Tengah Radiometri (cps)
Uranium (ppm)
Besi (ppm)
1
75
470
40309,6
2
225
1421
24374,6
3
750
4919
26413,7
4
2250
10595
31552,3
5
4000
19213
23055,7
6
10000
35842
18489,2
Gambar 1. Grafik kandungan uranium terhadap kandungan besi dalam bijih uranium BM-179 Eko-Remaja Kalan Kalimantan Barat.
161
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, No. 4, Juli 2015, hal. 159-163
Eko-remaja Kalan Kalimantan Barat, belum dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1 di atas juga menunjukkan hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa semakin tinggi radiometri bijih BM-179 Kalan Kalimantan Barat, memiliki kandungan uranium semakin besar, sedangkan terhadap kandungan besi menunjukkan bahwa semakin tinggi radiometri bijih BM-179 mengandung besi semakin rendah. Korelasi tersebut dapat disajikan dalam Gambar 1 dimana sumbu-X merupakan kandungan uranium dan sumbu-Y merupakan kandungan sulfur dan besi. Gambar 1 menunjukkan bahwa pada batuan bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat memiliki karakteristik bahwa dengan adanya kenaikan kandungan uranium, maka akan diikuti dengan penurunan kandungan sulfur dan besi dengan trendline garis linier mengikuti persamaan y1 = -0,3918x + 32098, dimana y1 adalah kandungan besi dan x adalah kandungan uranium dengan konstanta kandungan besi 32098 ppm. Indikasi ini dapat memberikan hipotesis bahwa dalam bijih uranium BM-179 memiliki senyawa besi yang cukup tinggi. Terdapat banyak kemungkinan senyawa besi yang ada, selain bersenyawa dengan sulfur yang dapat membentuk pirit dan besi (II) sulfida, juga dapat membentuk oksida dalam bentuk hematit, limonit
radiometri, semakin tinggi radiometri memberikan informasi akan semakin tinggi kadar uranium. Kandungan besi mengikuti persamaan y = -1,351x + 31261 terhadap jumlah radiometri, artinya semakin tinggi radiometri memberi informasi semakin rendahnya kandungan besi. Titik potong antara kandungan uranium dan besi ditunjukkan pada radiometri 6000 cps, sehingga untuk memperoleh kandungan uranium tinggi pada bijih BM-179 Kalan Kalimantan Barat dengan memperkecil besi terletak pada radiometri lebih besar atau sama dengan 6000 cps.
KESIMPULAN Bijih uranium BM-179 Kalan Kalimantan Barat menunjukan karakteristik batuan yang memiliki radiometri yang meningkat berbanding lurus dengan kadar uranium mengikuti persamaan y = 3,5408x + 1867,3, dimana y adalah kandungan uranium dan x adalah besar radiometri. Sebaliknya, kandungan besi berbanding terbalik terhadap radiometri dengan mengikuti persamaan y = -1,351x + 31261. Hasil penelitian juga menemukan bahwa kandungan uranium yang tinggi tetapi dengan kandungan besi rendah pada bijih BM-179 Kalan Kalimantan Barat akan dapat diperoleh pada radiometri lebih besar atau sama dengan 6000 cps.
UCAPAN TERIMAKASIH Hasil penelitian ini dapat dicapai karena bantuan dari berbagai pihak antara lain: BATAN yang telah memberi bantuan tempat penelitian. UNTAN dan rekan-rekan sejawat serta mahasiswa seluruh civitas akademika.
DAFTAR ACUAN [1].
Gambar 2. Grafik hubungan radiometri (cps) dengan kandungan uranium dan besi.
dan magnetit, atau membentuk senyawa karbonat seperti siderit, selain itu dapat membentuk senyawa silikat seperti taconit. Senyawa sulfur yang ada juga dapat bersenyawa dengan uranium membentuk uranil disulfida. Hubungan radiometri dengan kandungan uranium, sulfur dan besi dapat disajikan seperti Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa kandungan uranium berbanding langsung dengan radiometri dengan persamaan y = 3,5408x + 1867,3, di mana y adalah kandungan uranium dan x adalah besar 162
[2].
[3].
[4].
S. Tjokrokardono. “Prospek Pengembangan Cebakan Uranium di Kalan, Kalimantan”, Jurnal Nuklir Indonesia, Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia, vol. 1 (1), pp. 1-12, 1998. A. E. Mc Cafferty, D. B. Stoeser, and B. S. V. Gosen. “Geophysical Interpretation of U, Th, and Rare Earth Element Mineralization of the Bokan Mountain Peralkaline Granite Complex, Prince of Wales Island, Southeast Alaska”. Interpretation, vol. 2(4), 2014. K. Affandi. Scientis Exchange Program 1992/ 1993: Pretreatment and Extraction of Uranium from Refractory Uranium Minerals, Japan: PNC, Ningyo Toge Works, 1993. A. K. Chaturvedi, Cas Lotter, Shailesh Tripathi, A. K. Maurya, Indrajit Patra, P. S. Parihar. "Integrated application of heliborne and ground electromagnetic surveys for mapping EM
Korelasi Radiometri Terhadap Kandungan Besi pada Bijih Uranium BM-179 Kalan-Kalbar (Rachmat Sahputra )
conductor for uranium exploration and its subsurface validation, North Delhi Fold Belt, Rajasthan, India: A case study", Geophysics, Vol 78 (1), Jan. 2013. [5]. Anthony, W. John, Bideaux, et al. Uraninite, Handbook of Mineralogy, Mineralogical So-ciety of America, Monte C. (ed.), ISBN 0-9622097-2-4, US: Chantilly, VA, 2011. [6]. Abhilash, B. D. Pandey and L. Ray. “Bioleaching of Apatite Rich Low Grade Indian Uranium Ore”. Canadian Metallurgical Quarterly, vol. 51 (4), Apr. 2012. [7]. Abhilasha and B. D. Pandeya. “Microbially Assisted Leaching of Uranium-A Review”. Metallurgy Review: An International Journal, vol. 34, pp. 81-113, 2013. [8]. A. Sciarra, A. Fascetti, A. Morettic, et al. “Geochemical and radiometric profiles through an active fault in the Sila Massif (Calabria, Italy)”. Journal of Geochemical Exploration. vol. 148, pp. 128-137, Jan. 2015. [9]. Abhilash and B.D. Pandey. “Role of ferric ions in bioleaching of uranium from low tenor Indian ore”. Mineral Processing and Extractive Metallurgy Review: An International Journal, vol. 50, pp. 102112.Apr. 2011. [10]. T. R. H. Woolrych, A. N. Christensen, D. L. McGill, et al. Geophysical Methods Used in the Discovery of the Kitumba Iron Oxide Copper Gold Deposit. Mining and Minerals Exploration Interpretation, Society of Exploration Geophysicists and American Association of Petroleum Geologists, Feb. 2015. [11]. I.M. Al-Alfy, M.A. Nabih, E.A. Eysa. “Gamma Ray Spectrometry Logs as a Hydrocarbon Indicator for
[12].
[13].
[14].
[15].
[16].
[17].
Clastic Reservoir Rocks in Egypt”. Applied Radiation and Isotopes, vol. 73, pp. 90-95. Mar. 2013. O.T. Butler, R.L.C. W. Cairns, J. M. Cook, et al. “2014 Atomic Spectrometry Update- A Review of Advances In Environmental Analysis”. Journal Anal. At. Spectrom. 2015. A. Kadarjono, Sigit, J.P. Menra. “Pengaruh Asam Fluoroborat dalam Pelarutan Logam Uranium dan Pengendapan Hasil Pelarutannya”. Journal Teknik Bahan Nuklir, vol. 6 (2), pp. 71 - 134, 2010. G. Widodo, K. T. Basuki. “Pengaruh pH Larutan Umpan, Waktu Kontak, dan Konsentrasi Eluan Pada Pemungutan Uranium oleh Resin Termodifikasi”, Journal Teknik Bahan Nuklir. vol. 8(1), pp. 1-66, 2012. C. Liu, B. Hu, J. Shi, et al. “Determination of Uranium Isotopic Ratio (235U/238U) Using Extractive Electrospray Ionization Tandem Mass Spectrometry”. Journal Anal. At. Spectrom., vol. 26, pp. 2045-2051, 2011. S. Tjokrokardono. “Studi Provinsi Uranium Kalimantan: Kajian Mineralisasi Uranium pada Batuan Metamorf dan Granit di Pegunungan Schwaner”. Dalam Prosiding Seminar Iptek Nuklir dan Pengelolaan Sumber Daya Tambang PPBGNBATAN, 2002, pp. 66-77. S. Han, Z. Varga, J. Krajko, et al. “Measurement of the Sulphur Isotope Ratio (34S/32S) in Uranium Ore Concentrates (Yellow Cakes) for Origin Assessment”. J. Anal. At. Spectrom., vol. 28, pp. 1919-1925, 2013.
163
JURNAL SAINS MATERI INDONESIA Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015 INDEKS PENGARANG
A A. Haryono, 36, 43 A. Z.Abidin, 25 A.H. Gunawan, 159 Adang H. G., 1 Adel Fisli, 54 Aditia Warman, 49 Agung Imaduddin, 107 Agus Haryono, 72 Agus Sukarto W., 49, 59, 102 Ahmad Ramadhani, 91 Andika Widya Pramono,107 Anne Zulfia, 59 Anung P., 1 Arini Nikitasari, 12 B Bharoto, 91 Bintoro Siswayanti, 107 C Christian, 25 D D. Mansur, 36 Darmawan, 83 Darsono, 19 Didik Aryanto, 102 Didin S.Winatapura, 54 Dieni Mansur, 72 E E. Triwulandari, 43 Efendi Mabruri, 12 Emil Budianto, 83 Endang Susiantini, 65 Erwa Syahbani, 204 Etty Marti Wigayati, 126 Evi Yulianti, 133 Ewing Dian Setyadi, 199
F Fitriyatul Qulub, 199 H Hedi Surahman, 112, 118 Hendita Nur Maulida, 199 Hendrik, 107 Herlan S., 1 I Imro’atus Sholikhah, 199 Iwan Setyadi, 175
J Jadigia Ginting, 133 Jarnuzi Gunlazuardi, 112, 118 K Kiky C. Sembiring, 76 Kirman M., 59 Kuntari Adi Suhardjo, 189 M M. Anggriawan, 139 M. Rif’at, 170 M. Syawal, 175 Makmur Sirait, 7 Mardiyati, 32 Maskur, 1 Mauludi Ariesto Pamungkas, 184 Moch. Setyadji, 65 Moch. Syaiful Anwar, 12 N N. Astrini, 43 N. Mulyana, 139 Nanang Sudrajat, 49 Nurdin Bukit, 7
199
O O. W. Lukman, 25 P P. Purwanto, 165 Perdamean Sebayang, 49 Pius Sebleku, 107 Prihartini Widiyanti, 199 Rachmat Sahputra, 170 Raden Ibrahim Purawiardi, 126 Rakhman Sarwono, 76 Rd. Panji Maulana, 59 Rien R., 1 S S. Purwanto, 97 Salim M., 97 Sari H. Dewi, 54 Setio Legowo, 189 Sigit Dwi Yudanto, 107 Silvester Tursiloadi, 76 Siti Wardiyati, 54, 204 Sri Budi Harmami, 72 Sriyono, 159 Steven, 32 Sudaryanto, 133
200
Sudrajat Iskandar, 19 Sundjono, 12 Supriyono, 112, 118 Systi Adi Rachmawati, 199 T T. R. D. Larasati, 139 Theresya Simanjuntak, 49 Toto Sudiro, 49, 102 Tri Hardi Priyanto, 91 U Usler Simarmata, 7 W Wafa Maftuhin, 184 Wahyu Bambang Widayatno,102 Widyastuti, 159 Wisnu A. A., 97, 204 Y Y. Effendi, 139 Yessy Warastuti, 83 Yunasfi, 165 Yuni K. Krisnandi, 112, 118
JURNAL SAINS MATERI INDONESIA Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015 INDEKS KATA KUNCI
A Acrylic, 32 Adsorpsi, 25 Adsorption model, 65 Aktivasi, 7 Alkalin hidrotermal, 83 Aluminum, 59 Anisotropy, 102 Annealing, 107 Antifouling, 72 Arsenik, 184 Asam oleat, 43 sulfat, 36 Atmosphere, 49 Au Nanopartikel, 1 B Ball milling, 7 Ba-SrHexaferrite, 102 Benam peras pemanggangan, 189 Besi, 170 Bijih uranium BM-179-Kalan-Kalimantan Barat, 170 Biodegradable Bone Screw, 199 Biosida, 72 Bonded NdFeB magnet, 49 Bulk density, 49 1,4-butandiolmonooleat, 43 C CdSNanoparticle, 118 quantum dot, 112 Coatings, 19 Compatibilizer agent, 32 Composite, 59 Critical Temperature (TC), 107 CT-Scan, 1 Cu-Nb-Sn, 107 Curing temperature, 49
D Degradasi, 204 Difraksi neutron, 91 Durasi milling, 126 E Elektrolit polimer, 133 Energi aktivasi, 133 band gap, 204 Enzim selulase, 139 Epoxy acrylate, 19 F Fasa, 126 Fe2O3-MWCNT, 97 Fe3O4/SiO2/TiO2 composite,54 Fermentasi, 139 Fotokatalitik, 204 Fungi, 139 G Garam lithium, 133 Gliserol, 76 Gliserolmonooleat, 43 Gold nanoparticles, 112 Gugus sulfonat, 36 H Hafnium, 65 Hardness, 59 Hidroksiapatit, 199 tulang sapi, 83 I Inhibitor, 12 Inisiator, 72 Ion exchange resin, 65
201
K Kapasitansi, 165 Karboksimetilasi, 189 Katalis, 76 Kawat tembaga, 175 Kekuatan tarik, 175 Khitosan, 83 Kitosan, 133 Komposit, 83 Konduktivitas, 165 Konversi, 76 Kopolimer, 72 Korelasi, 170 L Laju korosi, 12 Lapisan tipis Fe-C/Si, 165 Lateks karet alam, 32 M Magnetic Field, 102 properties, 49 Magneto crystalline anisotropy, 102 Magnetoresistance, 97, 165 Mechanochemical, 54 Methylene blue dye,54 N N,S-codoping, 204 Nanocomposite film, 97 Nanomaterial, 199 Nanoparticles, 59 Nanopartikel, 1 Natrium hidroksida, 189 khloroasetat, 189 nitrit, 12 N-kloro-polistiren sulfonamida, 25 Nimotuzumab, 1 O Orientation, 102 P PAMAM G4, 1 Partikel, 76 nano, 7 Pati tapioka, 32 Photocatalytic, 54 Photocurrent, 112, 118 202
Photoelectrohemical, 118 Pole figure, 91 Poliester/selulosa, 189 Polimerisasi, 72 Kondensasi, 199 Poliol, 43 Polistiren, 36 Poliuretan, 43 Poly-1,8-octanediol Co-Citrate (POC), 199 Polyvinyl Alcohol, 97 Potensial korosi, 12 Propandiol, 76 Proses penarikan, 175 Proyeksi stereografik, 91 R Radiasi, 139 ion, 165 Radiochemical purity, 159 Radiometeri, 170 RBDPO, 43 Regangan kisi, 126 Regenerasi, 25 Re-oxo-gluconate, 159 Residual Resistivity Ratio,107 Resistivity, 107 Rhenium-188, 159 S Sengon wood (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), 19 SILAR, 118 Silicene, 184 Sodium polistiren sulfonat, 36 Softability, 175 Solution casting, 32 Strukturkristal, 126 Styrofoam, 25 Suhu annealing, 175 Sulfonasi, 36 Sulfur, 25 Superconducting wire, 107 Synthesis, 159 T Tafel, 12 Teori Kerapatan Fungsional, 184 Tetrofosmin, 159
Thermal, 59 TiO2, 112, 204 Nanotubes, 118 Transfer ion, 133 U Ukuran kristalit, 126 Urethane acrylate,19
UV light, 19 X XRF, 7 Zeolit alam, 7 Zircaloy-4, 91 Zirconium, 65
203
JURNAL SAINS MATERI INDONESIA Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, Tahun 2014/2015
UCAPAN TERIMAKASIH ------------------------------------------------------
Ucapan terimakasih atas peran serta partisipasinya sebagai MITRABESTARI Pada penerbitan Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 16, Tahun 2014/2015
disampaikan kepada Dr. Ir. Mardiyanto, M.Sc., (BATAN) Dr. Marzuki Silalahi, MT., (BATAN) Dr. Adel Fisli, M.Si., (BATAN) Dr. Aziz Khan Jahja, (BATAN) Dr. Sudaryanto, M.Eng., (BATAN) Dr. Setyo Purwanto, M.Eng., (BATAN) Dr. Elman Panjaitan, M.Sc., (BATAN) Drs. Aloma Karo Karo, M.Sc., (BATAN) Drs. Saeful Yusuf, M.T., (BATAN) Drs. Engkir Sukirman, M.Sc, (BATAN) Dr. Ir. Myrtha Karina, M.Agr., (LIPI) Dr. Rike Yudianti, (LIPI) Dr. Sunit Hendrana, (LIPI) Ir. A. Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D, (ITB) Dr. Yoki Yulizar, (UI) Dr. Azwar Manaf, (UI) Dr. Ir. Sri Harjanto, (UI)
204
Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science
dan penerbitan kembali harus seizin Dewan Redaksi.
Vol. 16, No. 4, Juli 2015 ISSN 1411-1098 Akreditasi Nomor : 602/AU3/P2MI-LIPI/03/2015
JURNAL SAINS MATERI INDONESIA Indonesian Journal of Materials Science Vol. 16, No. 4, Juli 2015
DAFTAR ISI