Jurnal Sains dan Informatika Vol.1 (N0.1) (2015): 1 - 10 Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA
1
Research of Science and Informatic e-mail:
[email protected]
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PEMBELIAN SONGKET DI KOTA PADANG Eka Hendrayani Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer (AMIK) Kosgoro Solok, Sumatera Barat Abstrak Industri songket merupakan salah satu industri kecil yang ada di Kota Padang yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Agar pengembangan tersebut dapat dilakukan maka dikaji lebih dalam faktor-faktor penentu pembelian songket di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor pembelian songket di Kota Padang. Penelitian dilakukan di Kota Padang dengan menggunakan teknik penarikan sampel secara cluster random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Aaker, Kumar dan Day yang didapat sampel sebanyak 200 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian diperoleh 26 indikator yang dianalisis dengan menggunakan analisis faktor untuk mereduksi atau meringkas indikator menjadi struktur data yang sederhana diinterpretasikan, maka terdapat 21 indikator yang bisa diklasifikasikan menjadi 7 faktor yang dominan dalam menentukan keputusan pembelian songket di Kota Padang. Faktor estetika dan nilai budaya merupakan faktor yang dominan karena dari hasil penelitian terlihat bahwa konsumen songket di Kota Padang masih menganut nilai-nilai budaya dan adat yang tinggi sehingga dapat mendorong konsumen untuk membeli songket. Kata kunci: analisis faktor; cluster random sampling; harga; pembelian; songket.
Abstract Songket industry is one of the small industries in the city of Padang, which has the potential to be developed. So that development can be done then studied more in determinants of purchasing songket in Padang. This study aims to determine the factors purchasing songket in Padang. The study was conducted in the city of Padang by using a sampling technique is cluster random sampling. The number of samples in this study are determined based on the formula Aaker, Kumar and Day obtained a sample of 200 respondents. The data analysis technique used is factor analysis. The results were obtained 26 indicators analyzed using factor analysis to reduce or summarize indicators into a simple data structure is interpreted, then there are 21 indicators that can be classified into seven dominant factor in determining purchase decisions songket in Padang. Factors aesthetic and cultural values is the dominant factor because of the research shows that the consumer songket in Padang still adhered to cultural values and traditional high so as to encourage consumers to buy songket. Keywords: factor analysis; cluster random sampling; price; purchase; songket. Corresponding author: e-mail:
[email protected]
ISSN 999-999
Kopertis Wilayah X
Jurnal
2
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
PENDAHULUAN Seiring perkembangan industri pariwisata dan perdagangan di Sumatera Barat khususnya Kota Padang, telah meningkatkan beberapa aktifitas dan produktifitas kerajinan termasuk kerajinan songket. Tenun songket merupakan salah satu bentuk pesona budaya pariwisata yang banyak menarik minat wisatawan selain pesona alam. Songket mempunyai nilai tersendiri dalam melestarikan nilai budaya. Pada awalnya songket dikenal sebagai bagian dari pakaian adat minangkabau yang dikenakan dalam acara adat tertentu, misalnya pengangkatan penghulu adat atau datuak dan pengenaan pakaian kebesaran bundo kanduang. Dulunya songket tidak dipakai oleh sembarang orang, namun dengan perkembangan kebudayaan, kebutuhan dan keinginan maka sekarang songket dapat dikenakan oleh orang selain penghulu, datauk dan bundo kanduang tersebut. Produsen songket sudah semakin sedikit jumlahnya, jika dulunya ada 6 pengusaha yang aktif namun sekarang tinggal 5 pengusaha saja (Sumber Dinas Deperindag Kota Padang). Berkurangnya jumlah produsen songket tersebut disebabkan terkendala pada mahalnya harga bahan baku yang mengakibatkan mahalnya harga jual. Pembuatan songket memakan waktu yang cukup lama karena para pengrajin menggunakan alat tenun yang masih sederhana yang disebut juga dengan ATBM (alat tenun bukan mesin). Tabel 1. Data jenis Bahan Baku No. Jenis Lama Benang Pembuatan/meter 1. Benang 1 50-60 hari 2. Benang 2 26-30 hari 3. Benang 4 17-20 hari 4. Benang 6 15-17 hari 5. Catua 7-14 hari
Menurut Priyowidodo (2003:15) cepat atau lambatnya seorang penenun menyelesaikan proses penenunan sangat tergantung pada ukuran kain, jenis tenunan, serta berapa benang yang hendak dikerjakan. Semakin sedikit benang (benang 1) maka semakin lama pula tenunan itu diselesaikan. Sebaliknya semakin banyak benang (benang 4 atau bahkan benang 12) maka semakin cepat pula tenunan ini diselesaikan. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa semakin sedikit benang yang digunakan misalnya benang 1, maka semakin lama waktu pembuatannya. Untuk benang 1 membutuhkan waktu pembuatan antara 50-60 hari permeternya, untuk benang 2 diperlukan waktu pembuatannya antara 26-30 hari, dan untuk benang 4 membutuhkan waktu pembuatannya antara 17-20 hari, serta untuk benang 6 membutuhkan waktu pembuatannya antara 15-17 hari, sedangkan untuk jenis catua membutuhkan waktu pembuatan antara 7-14 hari dalam pembuatannya. Kendala terbesar yang dihadapi oleh para produsen songket ini adalah bahan baku benang yang didatangkan dari luar negeri yang dibeli dengan menggunakan dollar sehingga secara langsung akan mempengaruhi harga jual yang ditawarkan dipasar. Adanya kontradiksi dilapangan juga dimana disatu sisi kerajinan ini merupakan lapangan usaha yang dapat menyediakan kegiatan-kegiatan yang produktif dan kreatif bagi penduduk Kota Padang tapi disisi lain tingkat pendidikan para pengrajin yang masih rendah sehingga pengelolaan dan manajemen yang belum berjalan dengan baik. Tabel 2 memperlihatkan harga jual songket di Kota Padang.
Sumber : Produsen Songket di Kota Padang
Kopertis Wilayah X
Jurnal
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
3
Tabel 2. Data Jenis Bahan baku (benang), perkiraan harga jual No. Jenis Perkiraan Harga Benang (Rp) 1. Benang 1 1.500.000 2. Benang 2 750.000 3. Benang 4 550.000 4. Benang 6 450.000 5. Catua 250.000-300.000 Sumber : Produsen Songket di Kota Padang Perkiraan harga yang akan diberikan yang dipatok untuk benang 1 adalah Rp. 1.500.000,- permeter dengan lebar 150 cm. Untuk jenis benang 2 harga yang ditawarkan adalah Rp.750.000,permeter dengan lebar 150 cm. Untuk benang 4 perkiraan harga yaitu sebesar Rp.550.000,- permeter dengan lebar 150 cm dan untuk benang 4 perkiraan harga yaitu sebesar Rp 450.000,- permeter dengan lebar 150 cm, sedangkan untuk Catua perkiraan harga perkiraan harga antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 350.000,- permeter dengan lebar 150 cm. Songket ini walaupun dijual dengan harga yang mahal namun konsumen tetap banyak yang ingin membeli, karena songket mempunyai keistimewaankeistimewaan baik dari segi motif/corak serta warna yang beraneka ragam. Selain
itu songket mempunyai nilai budaya yang harus dilestarikan, baik itu dari segi corak yang ada serta kualitasnya. Saat ini kain songket hanya dipakai pada acara tertentu atau pada saat acara adat dan sebagai cinderamata. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kota Padang khususnya semua warga Kota Padang yang telah memiliki kain songket. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita yang berumur > 30 tahun yang ada di Kota Padang membeli songket pada empat kecamatan yaitu Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kecamatan Lubuk Begalung, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Koto Tangah. Dalam penelitian ini dibedakan atas populasi sasaran dan populasi terjangkau. Populasi sasaran sebagai totalitas grup dan responden yang dijadikan sasaran penelitian. Populasi terjangkau sebagai populasi yang ada pada saat penelitian ini dilaksanakan dan memungkinkan untuk dijadikan sebagai populasi. Rumus yang digunakan untuk mencari populasi adalah rumus Aaker, Kumar dan Day (1998:415).
Tabel 3 Jumlah Sampel Songket pada 4 Kecamatan di Kota Padang No. Kecamatan Responden Sampel 10.037 1. Bungus Teluk 10.037 𝑥200 =26 76.956 Kabung 19.483 2. Lubuk Begalung 19.483 𝑥200 =51 76.956 20.880 3. Pauh 20.880 𝑥200 =54 4.
Koto Tangah
26.556
76.956 26.556 76.956
Total
76.956
𝑥200 =69
200
Kopertis Wilayah X
Jurnal
4
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah cluster random sampling yaitu metode yang dilakukan dengan dasar pemilihan sampel dengan cara memilih elemen-elemen atau anggota sampel yang sudah pernah membeli tenunan songket. Dalam penelitian ini maka jenis data yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua bagian, masing-masing jenis data tersebut adalah sebagai berikut : Data Primer, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk baku dan masih membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data primer antara lain pendapat para konsumen terhadap penentuan keputusan pembelian seperti produk, harga, budaya dan psikologis Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang telah jadi tanpa mengalami perubahan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dilakukan cara koesioner, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara membuat suatu
daftar pertanyaan yang secara sistematik dengan tujuan mendapatkan data yang diinginkan. Daftar pertanyaan diedarkan kepada responden untuk dijawab. Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala Linkert. Setiap pertanyaan mempunyai lima alternatif jawaban. Maka untuk itu ditetapkan bobot bagi alternatif yang dipilih berdasarkan kepada skala linkert tersebut : a. Alternatif jawaban pertama (a) diberi nilai 5 b. Alternatif jawaban ke dua (b) diberi nilai 4 c. Alternatif jawaban ketiga (c) diberi nilai 3 d. Alternatif jawaban keempat (d) diberi nilai 2 e. Alternatif jawaban kelima (e) diberi nilai 1 Variabel dan Definisi Operasional Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dapat dilihat pada tabel 4.
Kopertis Wilayah X
Jurnal
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
5
Tabel 4. Variabel Penelitian dan Indikator No. 1.
Faktor Produk
1.
Variabel Variasi Produk
Indikator 1.1.Pilihan Warna 1.2.Variasi Corak 1.3.Keindahan corak
Skala Interval Interval Interval
Item 1 2 3
2.
Desain
2.1.variasi Desain 2.2.Perpaduan antar corak
Interval Interval
4 5
3.
Karakteristik Produk
3.1.Keunikan corak/motif 3.2.Kemudahan dalam perawatan 3.3.Variasi Warna 3.4.Anggun dan Feminim
Interval Interval
6 7
Interval Interval
8 9
4.
Kualitas
4.1.Kualitas Ketahanan 4.2.Bahan baku kain 4.3.Bahan baku benang emas
Interval Interval Interval
10 11 12-14
2.
Harga
5.
Harga Jual
5.1.harga jual songket 5.2.Hargajual-kualitas bagus
Interval Interval
15 16
3.
Budaya
6.
Sub Budaya
6.1.Cinderamata 6.2.Pelestarian nilai budaya 6.3.Simbol budaya 6.4.Citra merek 6.5.Perkembangan budaya 6.6.Bagian dari budaya wanita minangkabau
Interval Interval
17 18
Interval Interval Interval Interval
19 20 21 22
4.
Psikologis
7.
Kelas Sosial
7.1.Kebanggaan tersendiri 7.2.Meningkatkan Prestise
Interval Interval
23 24
8.
Motivasi
8.1.Motivasi
Interval
25-28
9.
Persepsi
9.1.Motif/corak
Interval
29
10.1.Tahan lama dan awet 11.1.Kebanggaan sebagai wanita minang
Interval Interval
30
10. Keyakinan 11. Sikap
Kopertis Wilayah X
31
Jurnal
6
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
Untuk menghindari terjadinya pengertian yang berbeda dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibuat batasan atau definisi dari masing-masing variabel tersebut. 1. Variasi Produk (X1). Variasi produk yang dimaksud disini adalah variasi dari tenunan songket yang ditawarkan oleh produsen. Variasi ini bertujuan untuk lebih menarik pelanggan. 2. Desain (X2). Desain yang dimaksud disini adalah rancangan dari motif / corak yang ada sehingga songket tersebut tampil dalam bentuk yang menarik 3. Karakteristik Produk (X3). Karakteristik produk yang dimaksudkan adalah karakteristik produk songket seperti ciri-ciri dan bentuk yang mendasar dari produk songket tersebut. 4. Kualitas (X4). Kualitas adalah keseluruhan dari ciri dan karakteristik suatu barang/jasa yang berpengaruh kepada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. 5. Harga Jual (X5). Harga jual adalah harga yang ditawarkan produsen songket kepada konsumen 6. Sub Budaya (X6). Sub budaya terdiri dari sub-sub budaya yang kecil yang memberikan identitas dari sosialisasi anggota yang lebih spesifik. Songket merupakan sub budaya dari kebudayaan minangkabau. 7. Kelas Sosial (X7). Kelas sosial adalah tingkatan stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat. 8. Motivasi (X8). Motivasi yang dimaksudkan disini adalah keinginan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya yang berasal dari keadaan psikologis. 9. Persepsi (X9). Persepsi didefinisikan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukanmasukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. 10. Keyakinan (X10). Keyakinan /kepercayaan yang dimaksudkan disini adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal. 11. Sikap (X11). Sikap disini adalah sikap dan pandangan konsumen terhadap kain songket dan penggunaannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis terhadap variabel perlu dilakukan uji validitas yang bertujuan untuk melihat kekuatan dari setiap butir indikator yang diukur satu sama lainnya. Dari hasil analisis faktor yang digunakan alpha 5% ternyata yang tidak memenuhi uji validitas adalah sebanyak 5 sub indikator yaitu bahan baku kain yang berkualitas, harga songket yang lebih mahal dibandingkan dengan produk lain (batik), cinderamata dan corak. Setelah dilakukan uji validitas, perlu diketahui reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini ditunjukkan dari hasil koeficien Alpha Cronbarch dengan hasil sebesar 0,8206. Nilai alpha ini > 0,6, yang dapat dikatakan bahwa dari 26 indikator yang kemudian dikelompokkan menjadi 7 faktor tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Analisis Faktor Matrik korelasi Untuk menyimpulkan apakah ke 26 indikator saling berhubungan ditunjukkan dengan nilai KeyseMeyer Olkin (KMO) dan Barlent of Spehericity. Nilai KMO sebesar 0,747(>0,5). Nilai ini membuktikan adanya keeratan antar variabel. Penentuan jumlah faktor Dari hasil analisis faktor, 26 indikator yang merepresentasikan tentang variabel variasi produk, desain, karakteristik produk, kualitas, harga, sub budaya, kelas sosial, motivasi, Kopertis Wilayah X
Jurnal
7
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
persepsi, keyakinan dan sikap disederhanakan menjadi 7 faktor Faktor matrik Pembahasan Estetika dan simbol budaya Variabel yang tercakup dalam faktor ini adalah keindahan corak, keserasian perpaduan antara corak, nilai budaya yang harus dilestarikan, simbol budaya. Faktor ini berada pada urutan pertama yang menentukan pembelian konsumen terhadap songket di Kota Padang. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor yang paling menentukan dalam pembelian songket yang diperhatikan oleh konsumen adalah faktor estetika dan simbol budaya dengan variabel utamanya adalah nilai budaya yang harus dilestarikan. Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh penenun agar songket ini tetap diminati oleh konsumen adalah : a. Variasi corak yang didesain haruslah sesuai dengan tuntutan pasar dan diimbang dengan volume produksi yang memadai b. Pengrajin tenun songket sekarang ini menempatkan usaha tenun songket ini bukan saja sebagai pengisi waktu luang tetapi sudah bergeser pada peran ekonomi untuk menghasilkan pendapatan tambahan. c. Para pengrajin tenun songket dituntut untuk meningkatkan kreatifitasnya agar tenunan mengikuti trend dan tidak menyurutkan kemampuan memvisualisasikan daya imajinasinya dalam membentuk motif. d. Motif-motif kuno dan tradisional yang bernilai seni tinggi yang sudah raib agar diciptakan kembali. e. Seiring dengan perkembangan industry kepariwisataan Sumatera Barat khususnya Kota Padang, pengrajin hendaknya mampu menampilkan pamor tenunan songket dengan keunikan tenunan sebagai produk wisata yang mempunyai nilai jual tinggi.
Image dan daya tahan Variabel yang tercakup pada faktor ini adalah kebanggaan tersendiri, meningkatkan prestise, kebutuhan, tahan lama dan awet. Faktor ini berada pada urutan kedua yang menentukan pembelian songket di Kota Padang. Tuntutan untuk berpenampilan secara ekslusif merupakan keharusan bagi setiap anggota masyarakat dalam menghadiri berbagai pertemuan yang dianggap penting sesuai dengan pandangan mereka masing-masing, sehingga mengharuskan mereka untuk memilih jenis pakaian yang dianggap pantas. Kebutuhan inilah yang membawa mereka kepada pilihan untuk memakai pakaian yang terbuat dari bahan kain tenun songket. Hal ini disebabkan karena kain tenun songket merupakan bahan yang dianggap memiliki kharisma yang tinggi disebabkan oleh keterkaitannya dengan pakaian adat. Selain itu penggunaan kain tenun songket bagi masyarakat minang merupakan suatu ungkapan akan kerinduannya pada adat lamo pusako usang, pemahaman akan keelokan adat minang masa lalu yang ingin mereka pertahankan sampai sekarang. Oleh karena itu dengan memakai kain tenun songket, kerinduan akan alam Minangkabau lama dapat terpenuhi. Disisi lain pemakaian kain songket juga merupakan suatu kebutuhan untuk mempertahankan adat tradisi Minangkabau didalam masyarakat Minangkabau sendiri. Karakteristik produk Faktor ini terdiri dari variabel keunikan corak dan motif, kemudahan dalam perawatan, warna yang bervariasi (tidak merah saja), lebih anggun dan feminism. Faktor ini berada pada urutan ketiga yang menentukan pembelian songket oleh konsumen di Kota Padang maka untuk itu pengrajin harus melakukan strategi-strategi diantaranya dengan : Kopertis Wilayah X
Jurnal
8
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
a. Menciptakan deferensiasi produk dalam hal pengembangan corak yang tidak bisa ditiru oleh kompetitor. b. Terus menciptakan corak-corak yang indah dan mengikuti keinginan konsumen c. Memperhatkan perkembangan corak pesaing agar tidak ketinggalan. Kesesuaian variasi dan harga Faktor ini terdiri dari variabel variasi corak, desain, kualitas ketahanan, harga kualitas yang bagus. Faktor ini berada pada urutan ke empat yang menentukan pembelian konsumen terhadap songket di Kota Padang. Penetapan harga merupakan suatu hal yang mendasar didalam pemasaran karena harga sering berubah. Semua produk memiliki harga dan harga merupakan implikasi atau ciri produk tersebut. Pelanggan sering menjadikan harga jual sebagai acuan untuk variabel kualitas suatu produk. Citra Faktor ini terdiri dari variabel citra merek, mengantisipasi perkembangan budaya, bagian dari budaya wanita minangkabau. Faktor ini berada pada urutan kelima yang menentukan pembelian konsumen dalam pembelian songket di Kota Padang. Pengrajin tenun songket ini didalam menawarkan produknya harus mempunyai suatu identitas dimasyarakat dan identitas tersebut harus dibangun. Adapun yang bisa dilakukan pengrajin berkenaan dengan faktor ini adalah : a. Memperkenalkan kepada konsumen tenunan songket di Kota Padang sebagai salah satu citra budaya minangkabau. b. Menciptakan produk baru yang sesuai dengan selera dan keinginan konsumen yang memesan sehingga ketika memakainya mereka merasakan suatu kesan yang baik
Keserasian warna dan kualitas input. Faktor ini terdiri dari variabel pilihan warna dan benang emas yang berkualitas. Faktor ini berada pada urutan yang keenam dalam menentukan pembelian songket oleh konsumen. Untuk meningkatkan pembelian konsumen, maka pengrajin tenun songket haruslah selalu menganalisis kebijakan dalam hal merumuskan strategi produk. Maka halhal yang dilakukan pengrajin tenun songket adalah : a. Mengetahui perubahan kondisi pesaing. b. Mengetahui perkembangan bahan baku baik kain ataupun benang yang ada di pasaran. c. Merancang dan menciptakan style tenunan songket yang inovatif, yang tidak mengganggu, nyaman dipakai dan memenuhi selera konsumen. d. Melakukan strategi modifikasi produk. Dengan cara memodifikasi bahan baku yang bagus supaya tenunan lebih kuat dan tahan lama serta mampu menghasilkan kain yang berkualitas. e. Selalu melakukan inovasi produk, baik dari sisi kualitas maupun ciri khas Sikap Faktor ini terdiri dari variabel kebanggaan sebagai wanita Minang. Faktor ini berada pasa urutan ketujuh yang menentukan dalam pembelian songket di Kota Padang. Menurut konsumen penggunaan kain songket untuk berbagai keperluan di luar upacara adat didasarkan oleh keinginan sendiri, yaitu ketertarikan akan bentuk motif hias, warna serta mutu kain songket itu sendiri, sehingga masyarakat ingin memakainya pada tiap kesempatan. Strategi yang dilakukan oleh pengrajin agar sikap konsumen tidak berubah terhadap hasil tenunan ini adalah:
Kopertis Wilayah X
Jurnal
9
1.
2.
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
Untuk konsumen yang masih bersifat tradisional atau masih memegang nilai-nilai budaya yang ada maka para pengrajin tenun songket terus berusaha mengembangkan produknya dengan motif yang tradisional agar produk songket yang digunakan dapat dijadikan sebagai suatu kebanggaan bagi wanita minang. Untuk konsumen yang bersifat dinamis dimana konsumen ini lebih menyukai inovasi maka harus cepat tanggap terhadap perubahan dan menciptakan desain-desain yang lebih bagus dan menarik
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, berikut ini dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut : Faktor-faktor penentuan pembelian songket di Kota Padang adalah analisis estetika dan simbol budaya, faktor image dan daya tahan, faktor karakteristik produk, faktor kesesuaian variasi dan harga, faktor citra, faktor keserasian warna dan kualitas input, faktor sikap. Dari 26 indikator yang dianalisis dengan menggunakan analisis faktor untuk mereduksi atau meringkas indikator menjadi struktur data yang sederhana dinterpretasikan, maka terdapat 21 indikator yang bisa diklasifikasikan menjadi 7 faktor yang dominan dalam menentukan keputusan pembelian songket di Kota Padang. Faktor estetika dan nilai budaya merupakan faktor yang dominan karena dari hasil penelitian terlihat bahwa konsumen songket di Kota Padang masih menganut nilai-nilai budaya dan adat yang tinggi sehingga dapat mendorong konsumen untuk membeli songket. Dari 7 faktor yang diklasifikasikan faktor estetika dan simbol budaya mempunyai eugivalen terbesar yaitu 4,622 dengan persentase of varian sebesar 17,778. Dan faktor sikap memiliki eigenvalue yang terendah yaitu 1,066
dengan persentase of varian sebesar 4,100. Nilai loading yang dihasilkan oleh faktor estetika dan budaya memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 0,821 yang dijelaskan oleh indikator nilai budaya yang arus dilestarikan, sedangkan nilai loading yang terendah dilihat dari faktor citra yaitu indikator bagian dari budaya wanita Minangkabau. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Direktur Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Kosgoro Solok. DAFTAR PUSTAKA Adnan A. 2008. Sejarah Tenun Pandai Sikek. Padang. 17 May 2008 Alda W. 2009. Makna Filosofi di Balik Motif Songket Minangkabau, 27 Februari 2009 Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, Jakarta Budiwirman. 2003. Kain Tenun Songket Minangkabau (Tesis), Padang : Universitas Negeri Padang Craven dan W. David. 1996. Pemasaran Strategis, Jakarta : Erlangga Djarwanto. 1994. Statistik Indukatif, Yogyakarta : Penerbit BPFE Engel F. James R., Blackwell, dan W Minard. 1994. Perilaku Konsumen, Edisi ke Enam, Jakarta : Binarupa Aksara Ibrahim. 1986. Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Barat, Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Investasi Dokumen Daerah. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Kopertis Wilayah X
Jurnal
10
Kotler
Eka Hendrayani, Analisis Faktor-faktor Penentu Pembelian Songket
dan Gary. 1997. Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Ketujuh, Jakarta : Prenhalindo Kotler, Ang. 2000. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia Buku 1,2,3 diterjemahkan oleh Fandi Tjipyono, Yogyakarta : Andi Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran Indonesia (Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.
Terjemahan oleh AB Sutanto, Edisi Lima, Jakarta : Salemba Empat. Mariati M. M dan Istiharini. 2004. Analisis Karakteristik dan Perilaku Konsumen Tenun songket Palembang, vol 1 2004 Nicko. 2005. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Pembelian Songket di Kota Palembang. Tesis. Magister Manajemen. Universitas Sriwijaya.
Kopertis Wilayah X
Jurnal