Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN BAHAN DAUN PISANG PADA ANAK KELOMPOK A PAUD AN-NUR BANJAREJO KECAMATAN REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG 2014/2015
JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi PG PAUD
Oleh: AINUN ISROFAH NPM : 11.1.01.11.0100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN BAHAN DAUN PISANG PADA ANAK KELOMPOK A PAUD AN-NUR BANJAREJO KECAMATAN REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG AINUN ISROFAH Program Studi Pendidikan anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Nusantara PGRI Kediri JL. KH. Achmad Dahlan No. 76 Tlp. (0354) 776706 Kediri 64112 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penyampaian materi pembelajaran motorik halus di PAUD AN-NUR belum optimal. Hal ini terlihat dari sikap anak yang kurang bersemangat ketika diadakan kegiatan menganyam. anakanak cenderung kurang suka dengan bahan untuk mengayam seperti kertas dan lain-lain. Melalui kegiaan menganyam dengan bahan daun pisang sebagai media, membuat anak didik dapat memahami tentang pengertian dalam kegiatan menganyam. Penelitian ini menggunakan PTK dengan subyek penelitian anak didik kelompok A PAUD AN-NUR Desa Banjarejo Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, kegiatan menganyam dengan bahan daun pisang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok A PAUD AN-NUR. Jadi antara guru dan anak harus terjalin suatu kerjasama dalam sutu pembelajaran motorik halus. Agar tercipta suasana dalam belajar yang baik dan mendapatkan hasil yang optimal.
Perkembangan
I. PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah
Motorik
adalah
perkembangan dari unsur pengembangan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan
dan
kepada anak sejak lahir sampai dengan
Perkembangan
usia enam tahun,yang dilakukan melalui
dengan kematangan syaraf dan otot.
pemberian rangsangan pendidikan untuk
Perkembangan
membantu
dan
meliputi motorik kasar dan halus..
perkembangan jasmani dan rohani. Agar
Sedangkan motorik halus adalah gerakan
anak
dalam
yang menggunakan otot-otot halus atau
memasuki pendidikan lebih lanjut (
sebagian anggota tubuh tertentu yang
Undang-Undang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk
pertumbuhan
memiliki
kesiapan
Nomor
2003). Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
20
Tahun
belajar
pengendalian
dan
gerak
motorik
motorik
berlatih.
tubuh.
berkembang
pada
anak
Misalnya
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kemampuan tangan,
memindah
benda
menulis,
dari
menganyam,
II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka
menggunting, mencorat-coret, menyusun
1. Kemampuan Motorik halus
balok,
a. Pengertian Kemampuan Motorik halus
mewarna,
melukis
dan
sebagainya.
Fisik
Motorik
halus
adalah
Pada usia 4 sampai 6 tahun,
gerakan terbatas dari bagian-bagian yang
pembelajaran menganyam dengan media
meliputi otot kecil, terutama gerakan di
merupakan
bagian
suatu
hal
yang
dapat
jari-jari
belajar
anak.
Belajar
menganyam
dengan
media
yang
sesuatu. (Hurlock, 2000 :4.42). Menurut
menarik dapat digunakan guru sebagai
Bambang pengertian fisik motorik halus
sarana
adalah
kemampuan
motorik
mengembangkan halus
anak
terutama dalam hal menganyam. Oleh karena itu peneliti ingin
menggambar,
Contohnya
memotivasi
untuk
menulis,
tangan.
gerakan-gerakan tubuh
otot-otot jari tangan, otot muka dan lainlain (Bambang Sujiono, 2007:12.5), sedangkan
halus
Rudyanto
kegiatan
menganyam
yang
melibatkan otot-otot kecil, misalnya
mengembangkan kemampuan motorik melalui
memegang
menurut
Yudha
motorik
halus
dan adalah
dengan menggunakan bahan daun pisang
kemampuan anak beraktivitas dengan
sebagai media yang diperlukan anak
menggunakan otot-otot halus (kecil)
didik untuk meningkatkan kemampuan
seperti
motorik halusnya.
menggenggam, menggambar, menyusun
menulis,
meremas,
balok, memasukkan kelereng dan lain sebagainya. b. Fungsi Kemampuan Motorik Halus Kemampuan
motorik
halus
penting bagi anak yang bersekolah. Motorik
halus
bagi
anak
yang
bersekolah digunakan untuk memahami pelajaran
seperti
belajar
kolase,
menggunting kertas, atau bermain play dough. Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
Sumantri
(2005:10)
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menambahkan kemampuan
bahwa motorik
halus
fungsi
perkembangan motoriknya akan lebih
adalah
baik jika dibandingkan dengan anak
sebagai berikut.
yang memiliki kekurang fisik.
1) Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan.
3) Keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak.
2) Sebagai alat untuk mengembangkan
Jika anak mampu melakukan suatu
koordinasi kecepatan tangan dengan
gerakan motorik, maka anak akan
gerakan mata.
termotivasi untuk melakukan gerak
3) Sebagai
alat
untuk
melatih
penguasaan emosi.
motorik yang lebih luas lagi. Hal tersebut dikarenakan semakin dilatih,
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kemampuan Motorik
semakin meningkat juga kemampuan motoriknya. 4) Lingkungan yang mendukung.
Halus Menurut Hurlock (1999:232) faktorfaktor
yang
perkembangan
mempengaruhi
kemampuan
motorik
Perkembngan motorik anak akan lebih optimal jika lingkungna tempat tumbuh kembang anak mendukung
halus adalah sebagai berikut.
mereka
1) Perkembangan saraf.
Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi
Sistem saraf sangat berpengaruh dalam perkembangan motorik karena sistem
saraf
merupakan
sistem
pengontrol gerak motorik pada tubuh manusia. fisik
yang
Perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik. Oleh itu,
kemampuan
bebas.
menstimulasi perkembangan otak. 5) Aspek psikologis anak. Untuk menghasilkan kemampuan yang
baik
diperlukan
kondisi psikologis yang baik pula agar mereka dapat mengembangkan
memungkinkan untuk bergerak.
karena
bergerak
pilihan yang terbaik karena dapat
motorik
2) Kemampuan
untuk
fisik
gerak motoriknya. 6) Umur. Kecepatan
pertumbuhan
yang
seseorang akan sangat berpengaruh
pesat adalah masa prenatal, tahun
terhadap
kehidupan, dan pada masa remaja.
seseorang.
perkembangan Anak
yang
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
motorik normal,
7) Jenis kelamin. simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Setelah
melewati
pubertas,
3) Metode
Eksperimen
yaitu
guru
pertumbuhan anak laki-laki akan
memberikan kesempatan pada anak
lebih
kepada anak didik perorangan atau
cepat
dibandingkan
anak
perempuan.
kelompok, untuk dilatih melakukan
8) Genetik.
suatu proses atau percobaan.
Genetik adalah bawaan anak, yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya, antara lain bentuk tubuh dan kecerdasan. Kelainan genetik
e.
Media Pengembangan Kemampuan Motorik Halus 1)
Media benda asli / Benda yang sebenarnya.
akan mempengaruhi proses tumbuh
Menurut Ibrahim dan Nana
kembang anak.
Syahodih (1992 : 3) mengatakan
9) Kelainan kromosom. Pada
umumnya
kromosom
akan
bahwa”media benda asli termasuk
kelainan
disertai
media atau sumber belajar yang
dengan
secara
kegagalan pertumbuhan.
spesifik
sebagai d. Metode Pengembangan Kemampuan
dikembangkan
komponen
sistem
instruksional untuk mempermudah
Motorik Halus
radar belajar yang formal dan di
1) Metode demostrasi, yaitu
rencanakan”.
mempertunjukkan atau (
menganyam dengan daun pisang. pemberian
metode
yang
kesempatan
kepada
melaksanakan
tugas
Mulyani
Sumantri dan Johar Permana
memperagakan cara untuk
2) Motode
Menurut
tugas,
1998/1999
:
202)
menyatakan
“media benda asli merupakan benda yaitu
yang sebenarnya yang membantu
memberikan
pengalaman nyata peserta didik dan
anak
untuk
berdasarkan
menarik minat dan semangat belajar siswa”.
petunjuk langsung dari guru, sehingga
Dengan menggunakan media
anak dapat mengalaminya secara
benda
nyata dan melaksanakannya secara
rangsangan yang amat penting bagi
tuntas.
siswa untuk mempelajari berbagai hal
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
asli
akan
terutama
memberikan
menyangkut
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pengembangan ketrampilan tertentu.
dalam bentuk seutuhnya, namun
Misal menganyam dengan daun
dalam keadaan tidak hidup dan
pisang, Penggunaan daun pisang
dibentuk sesuai seperti sebenarnya.
pada kegiatan praktek menganyam
2. Menganyam
digunakan untuk mencoba membuat
a. Pengertian menganyam
motip/bentuk anyaman yang bersifat
Menganyam adalah suatu kegiatan
sementara. Gunakan daun pisang
keterampilan
yang
dan
menghasilkan aneka benda/barang pakai
lembarannya cukup lebar. Dalam
dan benda seni, yang dilakukan dengan
penggunaanya daun pisang dirobek
cara
mengikuti serat daun dengan ukuran
menumpang tindihkan bagian – bagian
antara 1 cm – 2 cm, kemudian
pita anyaman secara bergantian. Adapun
dibentuk anyaman sesuai motip
kreativitas menganyam di PAUD yang
yang
anak
dimaksudkan adalah keterampilan dalam
terampil menganyam kegiatan ini
melakukan aktivitas pratek membuat
dapat mempraktekkan karakter daun
motif
pada anak.
anyaman
sudah
cukup
diinginkan.
tua
Selain
2) Media benda tidak asli atau tiruan. Menurut
Ibrahim
dan
Nana
Syahodih (1992 : 3) mengatakan bahwa “ media benda bukan asli adalah
merupakan
media
yang
dikatakan gabungan dari berbagai macam media yang polanya sejenis, namun dikelompokkan dalam satu kelompok besar secara kolektif dan seragam. media ini menampilkan obyek nyata
yang ada di dalam
lingkungan hidup. dengan kata lain media ditampilkan kepada anak Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
yang
saling
bertujuan
menyusupkan
anyaman
untuk
atau
dasar
sederhana,
kombinasi
dengan
menggunakan bahan kertas berwarna, pita, janur, daun pisang dan lainnya. Dalam bahan
penerapannya dan
motif
diperlihatkan
anyaman
yang
disesuaikan dengan kondisi setempat dan tingkat kemampuan anak PAUD. b. Kelengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan menganyam 1) Daun pisang Daun pisang adalah selembar daun yang ada disekitar rumah yang biasanya di pakai tempat makanan. Bahan dari
Daun pisang adalah
bahan yang paling aman dan murah simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
untuk kegiatan menganyam dengan
dengan menggunakan daun pisang
bentuk suwiran hingga lembaran
sesuai dengan perintah guru.
kecil
5) Guru menilai hasil karya anak. Dalam pembelajaran di PAUD
media tidak harus mahal dan tidak harus mencari bahan yang sulit, tentu saja
bisa
menggunakan
dan
d. Fungsi kegiatan menganyam bagi perkembangan anak Menganyam banyak kegunaanya bagi anak PAUD, selain mempunyai
memanfaatkan media sederhana yang
unsur pendidikan juga untuk
ada disekitar lingkungan.
mengembangkan koordinasi mata dan
2) Alat bantu yang digunakan untuk kegiatan menganyam
1) Anak dapat mengenal kerajinan
Gunting atau cutter : merupakan peralatan yang diperlukan pada saat pembuatan
kerajinan.
Gunting
digunakan untuk memotong. Cutter diperlukan pada saat memotong dun yang agak tebal.
yang ditekuni oleh
masyarakat indonesia. 2) Guna untuk melatih motorik halus anak. 3) Melatih sikap emosi anak dengan
4) Dapat terbina ekspresinya yang
Pisang
tumbuh dari pribadinya sendiri,bukan karena pengaruh dari
Ada beberapa tahap – tahap dalam
orang lain.
kegiatan menganyam yaitu : 1) Guru menyiapkan lembaran daun agar dapat dipakai sebagai
2) Daun pisang diletakkan diatas meja. memberi
5) Dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini masih mengendap.
bahan anyaman.
3) Guru
tradisional
baik.
c. Prosedur Menganyam dengan Daun
pisang
tangan,antara lain:
contoh
cara
menyobeknaya terlebih dahulu cukup dengan kuku jari-jari. 4) Guru meminta anak –anak untuk melaksanakan kegiatan menganyam
6) Dapat membangkitkan minat anak. 7) Anak menjadi terampil dan kreatif. 8) Dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya. 9) Dapat bermanfaat bagi perkembangan anak. B. Kerangka Berpikir
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mengingat
pentingnya
anak perempuan. Anak kelompok A ini
kemampuan motorik halus bagi anak,
menjadi sasaran sekaligus sebagai data
maka
penelitian.
kemampuan
ini
perlu
ditingkatkan. Untuk meningkatkannya dilakukan menganyam
melalui
di
PAUD
AN-NUR
Banjarejo, Rejotangan, Tulungagung.
Dengan menggunakan daun pisang
Waktu tindakan kelas dilaksanakan pada
diharapkan
semester II tahun ajaran 2014/2015
anak satu
daun
dilaksanakan
pisang.
langsung
dengan
kegiatan
Tempat Penelitian tindakan kelas ini
dapat per
praktik
satu
menganyam daun pisang
untuk
B. Prosedur Penelitian
dan anak
Model penelitian yang digunakan
dapat memahami materi yang diajarkan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
guru
Kolaboratif.
dengan
mudah.
Dengan
Kolaboratif
digunakan
kemampuan menganyam anak PAUD
karena peneliti bekerja sama dengan
AN- NUR semakin terkoordinir dengan
guru
baik.
mengobservasi
kelas/fasilitator ketika
untuk
pembelajaran.
PTK yang digunakan mengacu pada rancangan model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 3 siklus dengan masingmasing siklus terdiri dari 4 langkah, yaitu
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Menurut
Kemmis
dan
Taggart
(dalam Raffi Uddin, 1996), penelitian III. METODE PENELITIAN
tindakan dapat dipandang sebagai suatu
A. Subjek dan Setting Penelitian
siklus
Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok PAUD AN-NUR Banjarejo Kecamatan Tulungagung
Rejotangan tahun
Kabupaten pelajaran
2014/2015. Jumlah kelompok A yaitu 20 anak, terdiri atas 12 anak laki-laki dan 8 Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
spiral
perencanaan,
dari
penyusunan
pelaksanaan
tindakan,
observasi, dan refleksi. Tindakan ini berlangsung
secara
berulang-ulang
sampai tujuan penelitian tercapai. Siklus I 1. Perencanaan simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
a.Peneliti
menyiapkan
rencana
pembelajaran, RKM, dan RKH sesuai
pengamatan dan keberhasilan dalam materi pembelajaran.
dengan tema. b.Peneliti
menyiapkan
bahan
Siklus II Berdasarkan siklus I, pada siklus II
menganyam dengan daun pisang.
ini peneliti lebih menekankan pada tujuan
c. Membuat perangkat penilaian.
perbaikan,
2. Pelaksanaan Tindakan a. Peneliti menyiapkan bahan anyaman
kemampuan pisang.
yaitu daun pisang b. Peneliti memberi tugas menganyam dengan mennggunakan daun pisang
mengembangkan
menganyam
Permasalahan
terselesaikan
pada
siklus
dengan
daun
yang
tidak
I
diadakan
menyiapkan
rencana
perbaikan pada siklus II. 1. Perencanaan
yang sudah disediakan c. Peneliti memberi penilaian secara
a.
Peneliti
pembelajaran, RKM, dan RKH sesuai
langsung.
dengan tema.
d. Peneliti memberi penguatan agar b.
pemahaman anak menjadi sama.
Peneliti
menyiapkan
bahan
menganyam dengan daun pisang.
3. Observasi a. Observasi dilakukan untuk mencari kesulitan anak pada saat menganyam
c. Membuat perangkat penilaian. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Peneliti menyiapkan bahan anyaman
daun pisang. b. Observasi dilakukan untuk melihat ketepatan dan kerapian anak dalam
yaitu daun pisang b. Peneliti memberi tugas menganyam dengan mennggunakan daun pisang
menganyam daun pisang.
yang sudah disediakan
4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi kemudian
diadakan
refleksi
untuk
menentukan hasil pembelajaran. Hal ini akan terus berlanjut dan selalu diakhiri dengan
yaitu
evaluasi
keberhasilan
dalam
sejauh
mana
proses
strategi
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
c. Peneliti memberi penilaian secara langsung. d. Peneliti memberi penguatan agar pemahaman anak menjadi sama. 3. Observasi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
a. Observasi dilakukan untuk mencari kesulitan anak pada saat menganyam daun pisang.
2. Pelaksanaan Tindakan a. Peneliti menyiapkan bahan anyaman yaitu daun pisang
b. Observasi dilakukan untuk melihat
b. Peneliti memberi tugas menganyam
ketepatan dan kerapian anak dalam
dengan mennggunakan daun pisang
menganyam daun pisang.
yang sudah disediakan
4. Refleksi
c. Peneliti memberi penilaian secara
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi kemudian
diadakan
refleksi
untuk
menentukan hasil pembelajaran. Hal ini akan terus berlanjut dan selalu diakhiri dengan
evaluasi
keberhasilan
dalam
langsung. d. Peneliti memberi penguatan agar pemahaman anak menjadi sama. 3. Observasi
sejauh
mana
a. Observasi dilakukan untuk mencari
proses
strategi
kesulitan anak pada saat menganyam
pengamatan dan keberhasilan dalam materi pembelajaran.
daun pisang. b. Observasi dilakukan untuk melihat ketepatan dan kerapian anak dalam
Siklus III
menganyam daun pisang.
Berdasarkan siklus II, pada siklus III ini peneliti lebih menekankan pada tujuan perbaikan,
yaitu
kemampuan pisang.
mengembangkan
menganyam
dengan
daun
yang
tidak
Permasalahan
terselesaikan
pada
siklus
II diadakan
perbaikan pada siklus III.
Peneliti
Berdasarkan hasil karya dan evaluasi kemudian
diadakan
refleksi
untuk
menentukan hasil pembelajaran. Hal ini akan terus berlanjut dan selalu diakhiri dengan
evaluasi
keberhasilan
1. Perencanaan a.
4. Refleksi
dalam
sejauh
mana
proses
strategi
pengamatan dan keberhasilan dalam menyiapkan
rencana
materi pembelajaran.
pembelajaran, RKM, dan RKH sesuai dengan tema. b.
Peneliti
C. Teknik dan Instrument Pengumpulan menyiapkan
bahan
menganyam dengan daun pisang. c. Membuat perangkat penilaian. Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
Data Instrumen data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
teknik
pengumpulan
data
dalam
tindakan siklus I, setelah tindakan
penelitian tindakan kelas adalah kegiatan
siklus I, dan setelah indakan siklus
menganyam
III. Kriteria keberhasilan tindakan
dengan
menggunakan
bahan daun pisang
adalah
Teknik analisis data untuk menguji tindakan
desktiptif
adalah
kuantitatif
membandingkan
kenaikan
ketuntasan belajar (setelah tindakan
D. Teknik Analisis Data
hipotesis
terjadinya
teknik dengan
ketuntasan
anak
siklus
III
ketuntasan
belajar
mencapai sekurang-kurangnya 85%). E. Rencana Jadwal Penelitian Alokasi
penulisan
skripsi
dan
(prosentase yang memperoleh bintang 3
pelaksanaan penelitian adalah 6 bulan
dan 4) antara sebelum tindakan, setelah
sesuai dengan SK Dekan FKIP.
tindakan siklus I, setelah tindakan siklus I, dan setelah indakan siklus III. Langkah-langkah
analisis
IV. HASIL PENELITIAN DAN data
sebagai berikut.
PEMBAHASAN A. Gambaran
1. Menghitung prosesntase anak yang
Selintas
Setting
Penelitian
mendapatkan bintang 1, bintang 2,
Penelitian di laksanakan di PAUD
bintang 3, dan bintang 4 dengan
AN-NUR pada kelompok A yang
rumus sebagai berikut.
beralamatkan
P=
x 100%
Keterangan P
=
kecamatan :
Prosentase
anak
yang
Rejotangan
Banjarejo Kabupaten
pada
semester
II
tahun
ajaran
2014/2015 dengan jumlah 20 anak.
F = Jumlah anak yang mendapatkan bintang tertentu
Dalam pelaksanaan siklus I,II dan III semua anak masuk tidak ada yang ijin
N = Jumlah anak keseluruhan
tidak masuk sekolah. Yang di observasi
2. Membandingkan ketuntasan belajar prosentase
desa
Tulungagung. Penelitian dilaksanakan
mendapatkan bintang tertentu
(jumlah
di
anak
yang
kemampuan
motorik
khususnya
kegiatan
halus
anak
menganyam
mendapatkan bintang 3 dan bntang
dengan bahan daun pisang. Selain itu
4) antara sebelum tindakan, setelah
kemampuan peneliti dalam mengelola
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kelas pada saat kegiatan pembelajaran
Subtema
: Kegunaan Rekreasi
dan aktivitas guru beserta anak didik
Semester/Minggu : II/I
juga di observasi. Sebagai pengamat
b. Siklus II
dalam penelitian ini adalah guru kelas
Tema
: Rekreasi
dan kepala sekolah
Subtema
: Tempat Rekreasi
Semester/Minggu : II/II
B. Deskripsi Temuan Penelitian 1. Rencana Umum Pelaksanaan Tindakan
c. Siklus III
Rencan umum dalam pelaksanaan ini.
Tema
: Rekreasi
adalah dengan mempersiapkan :
Subtema
:Perlengkapan
a) Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) b) Rencana Kegiatan Harian (RKH) c) Menyiapkan media daun pisang.
Rekreasi Semester/Minggu : II/III 2.Pelaksanaan
d) Lembar Observasi untuk anak dan guru
Tindakan
Pembelajaran
Siklus I a. Tahap Perencanaan.
e) Mempersiapkan perangkat penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan ( 08 Januari 2015)
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian
c. Tahap pengamatan/Pengumpulan Data
ini menggunakan rancangan Penelitian
d. Refleksi.
Tindakan
Kelas
menggunakan
(PTK)
desain
dari
dengan model
3. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 3
a. Tahap Perencanaan.
siklus. Setiap siklus meliputi 4 tahapan
b. Tahap Pelaksanaan ( 15 Januari 2015)
yaitu :
c. Tahap pengamatan/Pengumpulan Data
(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
d. Refleksi
Pengamatan, (4) Refleksi. Dari hasil refleksi
dijadikan
dasar
untuk
4. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III
menentukan keputusan perbaikan pada
a. Tahap Perencanaan.
siklus berikutnya.
b. Tahap Pelaksanaan ( 22 Januari 2015)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
c. Tahap pengamatan/Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan :
d. Refleksi
a. Siklus I Tema
C. Pembahasan Hasil Penelitian : Rekreasi
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
media
daun
di suruh untuk menganyam dengan
pisang.
daun pisang.
Pembelajaran ini menekankan aktifitas
4. Metode demonstrasi dan pemberian
anak untuk berkreatif dan berkreasi.
tugas
Peneliti dalam hal ini sebagai fasilitator
menjadikan
sinergi
dan
peningkatan
kemampuan
membimbing
anak
serta
jika
digabungkan
dapat dalam motorik
mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
halus anak diidik PAUD AN-NUR
Metode
Banjarejo Rejotangan Tulungagung.
pembelajaran
dengan
yang
menggunakan
dipilih metode
5.Penerapan
kegiatan
penugasan, hasil karya, eksperimen dan
dengan
demonstrasi.
menciptakan suasana belajar anak
1. Aktivitas anak didik pada siklus I
didik yang lebih bebas beraktivitas.
sudah motorik
aktif, halus
namun melalui
daun
menganyam
pisang
mampu
penerapan
6. Dalam pembelajaran ini data dan hasil
kegiatan
karyanya dapat diperoleh selama
menganyam dengan daun pisang
proses belajar mengajar berlangsung.
masih belum baik (kurang), kemudian
Penelitian tindakan kelas ini di
dilanjutkan siklus II hasilnya cukup
lakukan dalam tiga siklus. Berikut ini hasil
dan pada siklus III hasilnya masuk
analisis kemampuan motorik halus anak
katagori baik.
melalui kegiatan menganyam dengan bahan
2. Pada siklus III guru dan anak didik semakin
aktif
didalam
daun pisang sebagai berikut:
kegiatan
pembelajaran dibandingkan dengan siklus sebelumnya, sehingga pada siklus III hasilnya sangat baik dan Tabel 4.10 Hasil Penilaian dari Pra Tindakan sampai Tindakan Siklus III
memuaskan. 3. Pemilihan metode demonstrasi dan pemberian tugas dalam meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menganyam dengan daun pisang pada anak didik PAUD ANNUR sangat tepat karena anak didik Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
N o 1 . 2 . 3 . 4
Hasil Penilaian
Pra tindakan
Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus III
Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang
20%
15%
10%
0
50%
40%
25%
15%
15%
20%
35%
50%
15%
25%
30%
35%
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
. 4 Jumlah
100%
100%
100%
100%
Sesuai
dengan
prosentase
ketuntasan
belajar yang harus dicapai sampai dengan Dari data di atas sebelum diadakan
siklus III, yakni sekurang-kurangnya 85%
tindakan kemampuan anak dalam kegiatan
maka hasil yang di peroleh sampai akhir
menganyam
sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar
masih
rendah
karena
prosentase ketuntasan belajar anak hanya
sehingga hipotesis tindakan di terima.
45%. Dari data di atas juga dapat dilihat
D. Kendala dan Keterbatasan
bahwa kemampuan anak dalam kegiatan
Pada penelitian tidakan kelas yang
menganyam pada siklus I, anak masih
peneliti lakukan mulai dari awal siklus
mengalami kesulitan. Hal ini dapat dilihat
sampai akhir
dari prosentase ketuntasan belajar anak
mengalami kesuliatan dan penelitian
yaitu 45%. Untuk meningkatkan ketuntasan
berjalan lancar dan baik meskipun
belajar anak pada siklus II di gunakan
peneliti masih pertama kali melakukan
media daun pisang, sehingga ketuntasan
penelitian tindakan kelas.
siklus,
peneliti
belajar anak meningkat menjadi 65%. Pada
V. KESIMPULAN DAN SARAN
siklus III diperoleh hasil yang lebih baik
A. Kesimpulan.
lagi yaitu ketuntasan belajar anak menjadi 85%.
Ternyata
pembelajaran
kegiatan
Berdasarkan hipotesis
dan
rumusan hasil-
masalah
hasil
refleksi
menganyam dengan menggunakan media
selanjutnya
daun
menganyam dengan bahan daun pisang
pisang
sangat
efektif
dan
bahwa
tidak
pembelajaran
meningkatkan motivasi belajar anak.
dapat meningkatkan kemampuan fisik
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran
motorik halus anak kelompok A di
menunjukkan aktifitas guru dalam proses
PAUD
pembelajaran telah melaksanakan langkah-
Kecamatan
langkah
Tulungagung.
pembelajaran
guru
mampu
mengelola kegiatan pembelajaran sehingga aktifitas anak dalam kegiatan menganyam
AN-NUR
Desa
Rejotangan
Banjarejo Kabupaten
B. Saran – Saran Berdasarkan
kesimpulan
hasil
pisang,
penelitian sebagaimana dikemukakan di
mengalami peningkatan hasil belajar dalam
atas, saran-saran untuk tindakan lebih
setiap siklusnya.
lanjut dalam penggunaan media daun
menggunakan
media
daun
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 16||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pisang, untuk meningkatkan kemampuan
halus anak terutama saat anak
motorik halus adalah sebagai berikut:
berada di rumah.
1. Jika guru-guru PAUD menghadapi anak
yang
menganyam tersebut
kesulitan
dalam
4. Peneliti selanjutnya
hendaknya
masalah
Sebaiknya untuk meningkatkan
pecahkan
dengan
kemampuan motorik halus bisa
di
menggunakan media daun pisang
dilakukan
agar anak lebih termotivasi dan agar
dengan daun pisang , tetapi untuk
kemampuan motorik halus
peneliti selanjutnya bisa memilih
anak
dapat meningkat.
dengan
menganyam
dan menggunakan daun pisang yang
2. Untuk Kepala Sekolah Sebaiknya
bagus agar anak tidak kesulitan
kepala
sekolah
mendorong dan memotivasi pada para
dalam merobek daun pisang dalam kegiatan menganyam.
guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang lebih bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan profesionalisme
guru,
sehingga
prestasi dan hasil belajar anak dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto , Suharsimi dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
3. Untuk Orangtua Untuk
orangtua,
dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus anak sudah terbukti disekolah bahwa melalui kegiatan menganyam dengan
bahan
daun
pisang
meningkat. hal ini dilakukan agar anak lebih termotivasi dan terlatih kemampuan
motorik
Azhar Arsyad, MA, 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Hamalik, Oemar, 1980. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tursito. Herawati dan Iriaji. 1997. Pendidikan Kesenian. Jakarta : Depdikbud.
halusnya
dengan baik. sebaiknya orangtua juga ikut membantu dalam usaha
Hurlock,Elizabeth.(1999) Perkembangan anak, Edisi ke 6 jilid I. (terj.) Jakarta Erlangga
peningkatan kemampuan motorik Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 17||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. Ismiyanto, PC. S. 1994. “Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa di SD”. Dalam Media, Jurnal Fakultas Bahasa dan Seni. No. 3. Th. XVII Desember : 43-54. Semarang : IKIP Semarang Widia Pekerti, dkk. 2008. Metode pengembangan Seni. Jakarta : Universitas Terbuka.
Seri Ayah Bunda. (2001). Balita Dan Masalah Perkembangannya, Jakarta: Gaya Favorit Press. Suci. 2007. Kreasi Unik Buatan Sendiri. Bandung:PT. Titian Ilmu. Sujiono, Bambang. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kamaril, DR,Cut,dkk,2002. Pendidikan seni rupa dan kerajinan tangan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana.2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kuntjojo .2015. Penelitian Tindakan Kelas. Handout. Tidak diterbitkan Moeslihatun, 2004. Metode pengajaran ditaman kanak-kanak. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Suyati, 2012 Langkah-Langkah PTK model Kemmis dan Mc Taggart, http/kurnalpendidikan.com di unduh tanggal 15 Nopember 2014.
Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) Jakarta: Depdiknas.
Resjoyo, Nana Syahodih 1992. Pendidikkan seni rupa.Jakarta: Erlangga.
.
Riyanto, Theo dan Handoko. Martin. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan Psikologi dan Paedagogis bagi Pendidikan dan Orangtua. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Raharjo, Basuki. 2011. Seni Kerajinan Pandan. Klaten: PT. Macanan Jaya. Rudyanto, Yudha. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak. Jakarta: Depdiknas. Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 18||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ainun Isrofah| 11.1.01.11.0100 FKIP – PGPAUD
simki.unpkediri.ac.id || 19||