Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
STUDI ANALISIS PENERAPAN METODE NON OSCA DENGAN OSCA TERHADAP KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES UBUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012 Analysis Study Of Application Of Method Between Non Osca And Osca In Graduating Competency Tests For Student Of Diploma Of Midwifery At Stikes Ubudiyah Banda Aceh In 2012 NURLAILA RAMADHAN1 1
Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Email:
[email protected]
ABSTRAK Bidan sebagai sumber daya manusia kesehatan mempunyai peran yang besar terhadap ketercapaian tujuan pembangunan kesehatan. Menghadapi era globalisasi, dunia pendidikan berlomba-lomba menciptakan berbagai macam sistem atau instrumen dengan tujuan agar anak didiknya dapat lulus dengan kualitas yang bermutu tinggi. Salah satu yang kini tengah dikembangkan adalah sistem untuk menilai kompetensi klinik yang memenuhi kriteria valid, reliable dan feasible, yaitu Objective structured clinical examination (OSCE)/ Objective structured clinical Asessment (OSCA). Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi diploma III kebidanan semester akhir tahun 2010 sebanyak 189 orang dan mahasiswi diploma III kebidanan semester akhir tahun 2011 sebanyak 259 orang. Pengambilan sampel berdasarkan jumlah populasi. Pengumpulan data dengan cara melihat (observasi) dokumen bagian laboratorium. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji satistik chi – square dan uji t. Kelulusan ANC pada metode Non OSCA sebanyak 183 orang (96,8%), sedangkan pada metode OSCA sebanyak 192 orang (74,1%), nilai p=0,000. Kelulusan nilai akhir uji kompetensi pada metode Non OSCA sebanyak 181 orang (95,8%), sedangkan pada metode OSCA sebanyak 205 orang (79,2%), nilai p=0,000. Rerata nilai uji kompetensi ANC pada metode Non OSCA adalah 75,93, sedangkan metode OSCA adalah 72,22, nilai p=0,000. Rerata nilai akhir uji kompetensi pada metode Non OSCA adalah 75,65, sedangkan metode OSCA adalah 71,14, nilai p=0,000. Ada hubungan penerapan metode uji dengan kelulusan uji kompetensi ANC dan kelulusan seluruh uji kompetensi (rekapitulasi) mahasiswi akademi kebidanan. Terdapat perbedaan nilai uji kompetensi ANC dan rekapitulasi nilai akhir uji kompetensi metode Non OSCA dengan OSCA mahasiswi akademi kebidanan. Kata kunci: Uji kompetensi, OSCA, mahasiswi kebidanan
Abstract Accelerating Efforts to Decrease Maternal and Neonatal Mortality and Accelerated Achievement of MDGs should be done in a comprehensive manner by involving various programs in the Department of Health and across sectors.
-41-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
This research is an analytical cross sectional approach. The population in this study are all student midwifery diploma III semester of 2010 as many as 189 people and midwifery diploma III student last semester of 2011 as many as 259 people. Sampling was based on population size. The collection of data by seeing (observation) documents the laboratory. Data processing is done using test satistik chi - square and t tests. Graduation ANC on Non OSCA method as 183 people (96.8%), while as many as 192 people OSCA method (74.1%), p = 0.000. Final grade graduation competency tests on the method of Non OSCA as many as 181 people (95.8%), while as many as 205 people OSCA method (79.2%), p = 0.000. The mean value of the ANC competency test method is Non OSCA 75.93, while the method of OSCA is 72.22, p = 0.000. The mean value of the final test of competence in methods of non OSCA is 75.65, while the method of OSCA is 71.14, p = 0.000. There is a connection with the application of test methods ANC graduation competency test and pass all tests of competence (recap) midwifery college student. There are differences in the value of the competency test and recapitulation ANC final grade competency test method with non OSCA OSCA midwifery student academy. Keywords: competency test, OSCA, midwifery student
PENDAHULUAN Menurut Bappenas (2008) 20.000 wanita per tahun meninggal karena komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan. Di dunia, 450 bayi baru lahir meninggal setiap jam. Di Indonesia, 10 bayi baru lahir meninggal setiap jam (WHO,2004). Angka yang cukup ‘menyeramkan’. Tragisnya ternyata sebagian besar penyebab kematian ibu bisa dicegah. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Bayi Baru Lahir (AKB) serta lambatnya penurunan angka kematian dimaksud bisa dilihat dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI 228/100.000 KH dan AKB 34/1.000 KH. Sedangkan target Millennium Development Goals (MDGs) yang sudah harus dicapai pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 KH dan AKB 23/1.000 KH (Lenggah, 2011). Bidan sebagai sumber daya manusia kesehatan mempunyai peran yang besar terhadap ketercapaian tujuan pembangunan kesehatan, yaitu dengan memberikan pelayanan
asuhan kebidanan kepada masyarakat. Bidan dituntut agar mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang optimal, bermutu, senantiasa berkembang mengikuti perkembangan keinginan, harapan serta kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan jenis penyakit. Baik atau buruknya pelayanan yang diberikan oleh seorang bidan akan berdampak pada status kesehatan pasien atau kliennya, yaitu ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan (Nurhayati, 2007). Untuk meraih gelar Ahli Madya Kebidanan, mahasiswi program studi DIII Kebidanan diwajibkan menempuh Objective Structure Clinical Assesment (OSCA). Uji OSCA dapat mengukur keberhasilan mahasiswa kesehatan dalam pencapaiaan kompetensi kritis yang meliputi kognitif (Uji Tulis), psikomomotor (Uji Keterampilan) dan sekaligus afektif/attitude pada peserta didik. Uji Kompetensi memiliki makna strategis, karena dari system pengujian akan memperoleh suatu pengakuan -42-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
dalam melaksanakan tugas atau bidang pekerjaan tertentu sesuai standar yang berlaku didunia kerja. Uji Kompetensi melalui OSCA bertujuan untuk mengukur keberhasilan mahasiswa yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif (tulis), psikomotor (keterampilan), afektif (sikap). Persentase kelulusan mahasiswa pada uji kompetensi melalui OSCA saat ini masih terbilang kecil (Pantiawati dan Saryono, 2010) Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas terlihat bahwa uji kompetensi Metode OSCA perlu diterapkan dan dikembangkan untuk meningkatkan mutu lulusan. Namun, disamping keunggulan yang diharapkan dari metode OSCA tentu saja terdapat kekurangan yang dapat diminimalkan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu perlu ditelaah sejauh mana keefektifitasan penggunaan metode OSCA ini terhadap kelulusan mahasiswi DIII Kebidanan yang ditunjukan dalam nilai/score. Sehingga yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Metode Non Osca Dengan Osca Terhadap Nilai Kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswi Diploma III Kebidanan Stikes Ubudiyah Banda Aceh?” Tujuan Penelitian 1. Menganalisa hubungan penerapan metode uji dengan kelulusan uji kompetensi ANC mahasiswi akademi kebidanan
Vol.2, No.1, Maret 2013
2. Menganalisa hubungan penerapan metode uji dengan kelulusan seluruh uji kompetensi (rekapitulasi) mahasiswi akademi kebidanan 3. Menganalisa perbedaan nilai uji kompetensi ANC metode Non OSCA dengan OSCA pada uji kompetensi mahasiswi akademi kebidanan 4. Menganalisa perbedaan rekapitulasi nilai akhir metode Non OSCA dengan OSCA pada uji kompetensi mahasiswi akademi kebidanan Manfaat Penelitian 1.
2.
Menghasilkan informasi tambahan (bukti ilmiah) berkaitan dengan efektitas penggunaan uji kompetensi metode OSCA Rekomendasi metode terbaru uji kompetensi mahasiswi akademi kebidanan dengan OSCA
METODE PENELITIAN a. Wilayah Generalisasi Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan untuk seluruh instansi pendidikan pada jenjang Diploma III Kebidanan. b. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi diploma III kebidanan semester akhir tahun -43-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
2010 yaitu sebanyak 189 orang dan mahasiswi diploma III kebidanan semester akhir tahun 2011 yaitu sebanyak 259 orang. Sampel penelitian diambil dari seluruh jumlah populasi penelitian. c. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey bersifat analitik yang mencoba menganalisa dinamika korelasi antara variabel bebas dan variable terikat sehingga dapat diketahui seberapa jauh kontribusi variable bebas terhadap variable terikat dan bersifat penjelasan (Explanatory atau Confirmatory). Penelitian ini menggunakan desain crosssectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
d. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang didapatkan dari hasil pelaksanaan uji kompetensi akhir dengan metode Non OSCA tahun 2010 dan hasil pelaksanaan uji kompetensi akhir dengan metode OSCA tahun 2011
Vol.2, No.1, Maret 2013
e. Tempat dan Waktu Pengumpulan data telah dilaksanakan di STIKES Ubudiyah pada bulan April tahun 2012. f. Pengolahan dan Analisa Data Data dalam penelitian ini diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS 17 untuk menganalisa pengaruh variable bebas dan variable terikat. 1. Analisa univariat Analisa univariat adalah analisa tiaptiap variable, baik variable bebas maupun variable terikat. Bentuk penyajian data tergantung dari jenis data (data numeric atau kategorik). 2. Analisa bivariat Analisa bivariat merupakan analisa antara variable bebas yang diduga mempunyai perbedaan dalam hubungannya dengan variable terikat. Selanjutnya, untuk menganalisa penerapan metode uji dengan hasil uji ANC digunakan uji chi-square. Sedangkan untuk menganalisa nilai hasil uji ANC metode Non OSCA dan OSCA serta nilai rekapitulasi uji kompetensi uji ANC metode Non OSCA dan OSC akan dianalisa dengan menggunakan uji T Independen (T-Test Independend). Analisa dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05) -44-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik menggunakan uji SPSS versi 17.00 (Suryabrata, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan melalui wawancara pada responden yang berjumlah 45 orang di peroleh hasil sebagai berikut: a. Metode Uji Tabel 1 Distribusi Frekuensi Metode Uji Kompetensi Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011. No 1 2
Metode Uji F % Non OSCA 189 42.2 OSCA 259 57.8 Jumlah 75 100 Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2010)
Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang mengikuti ujian kompetensi dengan metode Non-OSCA adalah sebanyak 189 orang (42.2%), sedangkan yang mengikuti ujian kompetensi dengan metode OSCA adalah sebanyak 259 orang (57.8%) b. Kelulusan ANC
Uji
Kompetensi
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kelulusan Uji Kompetensi ANC Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011. No
Metode Uji
F
%
1
Tidak Lulus
73
16.3
2
Lulus
375
83.7
448
100
Jumlah
Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2012)
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden paling besar di dapatkan ibu hamil perokok pasif ringan sebanyak 26 orang (57,8%) c. Kelulusan Uji (Nilai Akhir)
Kompetensi
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kelulusan Uji Kompetensi (Nilai Akhir) Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011. No Metode Uji 1 Tidak Lulus 2 Lulus Jumlah
Frekuensi 62 386 448
% 13.8 86.2 100
Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2012)
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 448 mahasiswi yang mengikuti Uji Kompetensi, terdapat 62 (13,8%) mahasiswi yang tidak lulus.
-45-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
d. Nilai Uji Kompetensi dengan Metode Non OSCA 1). Nilai Kompetensi ANC Tabel 4 Distribusi Nilai Kompetensi ANC Mahasiswi dengan Metode Uji Non OSCA DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010
Vol.2, No.1, Maret 2013 Variabel
Mean
SD
Med
Mo
MinMaks
Nilai Akhir Uji Kompetensi
75,65
6,71
75
69
50,7595
Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2012)
Berdasarkan tabel 5 di atas, Variabel Mean SD Med Mo Min- diketahui rata-rata nilai akhir uji Maks kompetensi metode Non OSCA Nilai 75,93 6,86 75 69 51,25- mahasiswi adalah 75,65. Nilai Standar Kompetensi 97,50 Deviasi adalah 6,71. Nilai tengah yang ANC diperoleh dari uji tersebut adalah 75 Metode sedangkan nilai yang paling banyak OSCA Sumber: Data sekunder (Diolah muncul adalah 69. Nilai terendah yang diperoleh oleh mahasiswi adalah 50,75 Tahun 2012) dan nilai tertinggi adalah 95. e. Nilai Uji Kompetensi dengan Berdasarkan tabel 4 di Metode OSCA atas, diketahui nilai rata-rata uji 1). Nilai Kompetensi ANC kompetensi ANC mahasiswi Tabel 6 adalah 75,93. Nilai Standar Distribusi Nilai Kompetensi ANC Deviasi adalah 6,86. Nilai Mahasiswi yang Mengikuti Metode Uji tengah yang diperoleh dari uji OSCA DIII Kebidanan STIKES tersebut adalah 75 sedangkan UBUDIYAH nilai yang paling banyak Tahun 2011 MinMed Mo muncul adalah 69. Nilai Variabel Mean SD Maks terendah yang diperoleh oleh mahasiswi adalah 51,25 dan Nilai 72,22 7.15 72,67 76 52.33nilai terringgi adalah 97.5. Kompete 89 2). Nilai Akhir Uji Kompetensi nsi ANC Metode OSCA Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2011)
Tabel 5 Distribusi Nilai Akhir Uji Kompetensi Mahasiswi yang Mengikuti Metode Uji Non OSCA DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010
Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui nilai rata-rata uji kompetensi ANC metode OSCA mahasiswi adalah 72,22. Nilai Standar Deviasi adalah 7,15. Nilai tengah yang diperoleh dari uji tersebut adalah 72,67 sedangkan nilai yang paling banyak muncul adalah 76. Nilai -46-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
terendah yang diperoleh oleh mahasiswi adalah 52,33 dan nilai Meto N de tertinggi adalah 89. o Uji
2). Nilai Akhir Uji Kompetensi 1
Mean
SD
Med
Mo
MinMaks
Nilai Akhir Uji Metode OSCA
71,14
7,14
72
69,17
42.8385,42
Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2012)
Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui rata-rata nilai akhir uji kompetensi metode OSCA mahasiswi adalah 71,14. Nilai Standar Deviasi adalah 7,14. Nilai tengah yang diperoleh dari uji tersebut adalah 72 sedangkan nilai yang paling banyak muncul adalah 69,17. Nilai terendah yang diperoleh oleh mahasiswi adalah 42,83 dan nilai tertinggi adalah 85,42. a. Hubungan Metode Uji dengan Kelulusan Uji Kompetensi ANC Tabel 8 Hubungan Metode Uji dengan Kelulusan Uji Kompetensi ANC Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011
Uji Stati stik
Jumlah
F
%
189
100
P
Non
Tabel 7 OSC A Distribusi Nilai Akhir Uji Kompetensi Mahasiswi yang Mengikuti Metode Uji 2 OSC OSCA DIII Kebidanan STIKES A UBUDIYAH Tahun 2011 Jumlah Variabel
Kelulusan Uji Kompetensi ANC Tidak Lulus Lulus F % F %
6
3.2
67
25. 9
183
96.8
0,00 0 192
74.1
259
100
73
16. 375 83.7 448 100 3 Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2012)
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 189 mahasiswi yang mengikuti metode uji Non OSCA, 183 orang (96,8%) lulus uji kompetensi ANC. Dari 259 mahasiswi yang mengikuti metode uji OSCA 192 orang (74,1%) lulus uji kompetensi ANC. Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,000 (p ≤ 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara metode uji dengan kelulusan uji kompetensi ANC mahasiswi Diploma III Kebidanan. b. Hubungan Metode Uji dengan Kelulusan Uji Kompetensi Tabel 9 Hubungan Metode Uji dengan Kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011
-47-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
N o 1 2
Metode Uji Non OSCA OSCA Jumlah
Vol.2, No.1, Maret 2013 Variab el
Kelulusan Uji Kompetensi Tidak Lulus Lulus F % F % 8 4.2 181 95.8
F 189
Uji Statistik % PNon 100 0OSCA
54
20.8
205
79.2
259
100
62
13.8
386
86.2
448
100
N
Sumber: Data sekunder (Diolah Tahun 2012)
Mea n
SD
SE
P valu e
N
75,9 3
6,8 6
0,4 9
0,00 0
44 8
, 72,2 7,1 0,4 OSCA 0 2 5 4 0 0 Signifikan P < 0,05
Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,000 (p ≤ 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara metode uji dengan kelulusan uji kompetensi mahasiswi Diploma III Kebidanan.
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi ANC metode OSCA adalah 75,93 dengan standar deviasi 6,86. Sedangkan mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi ANC metode OSCA, rata-rata nilainya adalah 72,22 dengan standar deviasi 7,15. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai uji kompetensi ANC mahasiswi yang mengikuti ujian metode Non-OSCA dengan mahasiswi yang mengikuti ujian metode Non-OSCA.
c. Perbedaan Nilai Uji Kompetensi ANC metode NonOSCA dengan OSCA mahasiswi Diploma III Kebidanan
d. Perbedaan Nilai Uji Kompetensi metode NonOSCA dengan OSCA mahasiswi Diploma III Kebidanan
Tabel 10 Perbedaan Nilai Uji Kompetensi ANC
Tabel 11 Perbedaan Nilai Uji Kompetensi ANC
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa dari 189 mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode Non OSCA, sebanyak 181 (95,8%) lulus uji kompetensi. Hal yang sama juga ditemukan pada 259 mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode OSCA, sebanyak 205 (79,2%) lulus uji kompetensi.
Metode Non OSCA dengan OSCA Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011
Metode Non OSCA dengan OSCA Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES UBUDIYAH Tahun 2010-2011 -48-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
Variabel
Mean
SD
SE
P value
N
Non OSCA
75,65
6,91
0,50
0,000
448
OSCA
71,14
7,14
0,44
Signifikan P < 0,05
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa ratarata nilai mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode Non OSCA adalah 75,65 dengan standar deviasi 6,91. Sedangkan nilai rata-rata mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode OSCA adalah 71,14 dengan standar deviasi 7,14. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai uji kompetensi ANC mahasiswi yang mengikuti ujian metode NonOSCA dengan mahasiswi yang mengikuti ujian metode NonOSCA PEMBAHASAN a. Hubungan Metode Uji dengan Kelulusan Uji Kompetensi ANC Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 189 mahasiswi yang mengikuti metode uji Non OSCA, 6 orang (3,2%) tidak lulus uji kompetensi ANC. Sedangkan dari 259
mahasiswi yang mengikuti metode uji OSCA 67 orang (25.9%) tidak lulus uji kompetensi ANC. Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,000 (p ≤ 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara metode uji dengan kelulusan uji kompetensi ANC mahasiswi Diploma III Kebidanan. Seorang lulusan pendidikan Diploma III kebidanan harus mampu menunjukkan keterampilan kliniknya di dunia kerja. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa seorang lulusan tersebut telah memiliki kompetensi klinik maka diperlukan suatu penilaian untuk mengukur kompetensi tersebut (SINOVIA, 2011). OSCE ialah suatu metode uji yang valid, reliable, dan feasible, selain itu penguji dapat menentukan isi dan kompleksitas bahan yang akan diujikan, sejumlah keterampilan dapat diujikan dalam waktu yang bersamaan, dapat menguji banyak mahasiswa, dan dapat dibuat kriteria lulus atau tidak lulus yang obyektif. Kerugian OSCE adalah mahasiswa hanya diuji pada komponen tertentu dari kompetensi pengetahuan dan keterampilan, penguji maupun pasien dapat merasa bosan karena harus mengamati atau ditanya/diperiksa berulang-ulang, dan waktu untuk mempersiapkan ujian lebih lama daripada ujian tradisional (IDAI, 2003). -49-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Berdasarkan hasil yang didapatkan peneliti, kelulusan uji kompetensi ANC pada mahasiswi yang mengikuti uji dengan metode Non-OSCA lebih tinggi dari pada kelulusan uji kompetensi ANC pada mahasiswi yang mengikuti uji dengan metode Non-OSCA. Namun demikian, tidak berarti OSCA adalah metode yang kurang baik untuk diterapkan karena uji OSCA dapat mengukur keberhasilan mahasiswa kesehatan dalam pencapaiaan kompetensi kritis yang meliputi kognitif, psikomomotor dan sekaligus afektif pada peserta didik secara lebih objektif dan reliable. Uji Kompetensi memiliki makna strategis, karena dari sistem pengujian akan memperoleh suatu pengakuan dalam melaksanakan tugas atau bidang pekerjaan tertentu sesuai standar yang berlaku didunia kerja, bila uji yang dilakukan tidak memperhatikan mutu atau kurang terstandar dan terstruktur, maka lulusan Diploma III Kebidanan dikhawatirkan tidak bisa bersaing secara nasional ataupun internasional. b. Hubungan Metode Uji dengan Kelulusan Uji Kompetensi Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 189 mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode Non OSCA, sebanyak 181 (95,8%) lulus uji kompetensi. Hal yang sama juga ditemukan pada 259 mahasiswi yang mengikuti uji
Vol.2, No.1, Maret 2013
kompetensi metode OSCA, sebanyak 205 (79,2%) lulus uji kompetensi. Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,000 (p ≤ 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara metode uji dengan kelulusan uji kompetensi mahasiswi Diploma III Kebidanan. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas No. 045/U/2002). Pada pelaksanaannya OSCA memerlukan perencanaan yang akurat, sampai dengan penentuan nilai batas lulus (NBL) untuk masing-masing kompetensi yang akan diujikan pada setiap stasi (IDAI, 2003). OSCE diharapkan dapat mengukur kemampuan calon tenaga kesehatan yang terdiri dari level-level penilaian ketrampilan klinik yang yaitu Knows, Knows how, Shows how dan does. OSCE dapat menilai clinical skills, practical procedures, patient investigation, patient management, health promotion and disease prevention, communication, information management, principles of -50-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
social, basic and clinical skills; attitudes, ethics and legal responsibilities; decision making; clinical reasoning and judgement; role as a professional dan personal development (SINOVIA, 2011). Berdasarkan hasil yang didapatkan peneliti, jumlah kelulusan uji kompetensi pada mahasiswi yang mengikuti uji dengan metode Non-OSCA lebih banyak dari pada kelulusan uji kompetensi pada mahasiswi yang mengikuti uji dengan metode Non-OSCA. Akan tetapi selisih persentasenya tidak terlalu jauh. Hal tersebut membuktikan bahwa uji OSCA tetap mampu untuk meluluskan mahasiswi dengan jumlah apabila mahasiswi memahamimya dengan baik. Selain angka kelulusan yang tetap terbilang baik, OSCA juga lebih efektif, efisien, valid, reliable sehingga kriteria lulus atau tidak lulus yang obyektif. c.
Perbedaan Nilai Uji Kompetensi ANC metode Non-OSCA dengan OSCA Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi ANC metode OSCA adalah 75,93 dengan standar deviasi 6,86. Sedangkan mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi ANC metode OSCA, rata-rata nilainya adalah
Vol.2, No.1, Maret 2013
72,22 dengan standar deviasi 7,15. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai uji kompetensi ANC mahasiswi yang mengikuti ujian metode NonOSCA dengan mahasiswi yang mengikuti ujian metode NonOSCA. OSCE dapat digunakan sebagai penilaian formatif untuk memberikan feedback dalam rangka meningkatkan keterampilan klinik mahasiswa. OSCE juga dapat digunakan sebagai penilaian sumatif untuk menentukan kelulusan seorang mahasiswa terhadap kompetensi klinik yang telah ditentukan (SINOVIA, 2011) . Kelulusan ujian kompetensi model OSCA berdasarkan ketentuan : setiap stasi harus lulus, nilai batas lulus (NBL) uji tulis atau kognitif 60 (enam puluh), nilai batas lulus (NBL) uji tindakan atau ketrampilan 70 (tujuh puluh). Nilai diperoleh dengan nilai uji tulis (UT) seluruh stasi (11 stasi), nilai uji tindakan atau ketrampilan (UK) seluruh stasi (4 stasi), bobot seluruh stasi (15 stasi) (Dinkes Prop Jateng, 2008:11). Standar kelulusan OSCA sudah ditetapkan sejak awal penyusunan soal. Passing level diharapkan dimasa -51-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
mendatang 80, bisa bertahap mulai 60, bila passing level 60, nilai dibawah itu bisa remedial. Penetapan “must pass station” dalam hal kompetensi yg mutlak harus dikuasai, bila tidak lulus maka gagal semua (Wahyuningsih, 2011). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan ada perbedaan nilai uji kompetensi ANC antara metode NonOSCA dengan metode OSCA. Namun, bila diamati secara seksama dari nilai rata-rata kedua uji, Non-OSCA maupun OSCA, tidak terlihat perbedaan yang terlalu jauh. Berbeda halnya bila kita melihat nilai yang paling sering muncul (Mo) pada uji kompetensi ANC dengan menggunakan metode OSCA dan metode Non-OSCA, maka terlihat jelas perbedaan nilai uji kompetensi ANC antara metode OSCA dan metode Non-OSCA. Dengan menggunakan metode NonOSCA nilai yang paling sering muncul adalah 69, tetapi nilai yang paling sering muncul dalam uji kompetensi meode OSCA, adalah 76. Hal tersebut berarti metode OSCA merupakan metode terbaik, terrencana, dengan hasil yang memuaskan dalam melakukan uji kompetensi ANC.
Vol.2, No.1, Maret 2013
d.
Perbedaan Nilai Kompetensi metode OSCA dengan OSCA
Uji Non-
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa ratarata nilai mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode Non OSCA adalah 75,93 dengan standar deviasi 6,86. Sedangkan nilai rata-rata mahasiswi yang mengikuti uji kompetensi metode OSCA adalah 72,22 dengan standar deviasi 7,15. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai uji kompetensi ANC mahasiswi yang mengikuti ujian metode NonOSCA dengan mahasiswi yang mengikuti ujian metode NonOSCA. OSCA adalah instrument yang mampu mengevaluasi kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor secara serentak, terdiri dari 1520 stasi masing-masing waktunya berkisar antara 5-30 menit. Stasi prosedur difokuskan pada evaluasi afektif dan psikomotor, sedangkan stasi pertanyaan difokukan pada evaluasi pengetahuan melalui pemecahan masalah (Wahyuningsih, 2011). Pada pelaksanaannya OSCA memerlukan -52-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
perencanaan yang akurat, sampai dengan penentuan nilai batas lulus (NBL) untuk masing-masing kompetensi yang akan diujikan pada setiap stasi ( IDAI, 2003) Standar kelulusan uji kompetensi metode OSCA dikategorikan dalam 2 penilaian, yaitu: 1. PAN (Penilaian Acuan Norma): penilaian yg dilakukan dgn mengacu pd norma kelompok, nilai mengacu perolehan nilai kelompok. 2. PAP (Penilaian Acuan Patokan): mengacu suatu kriteria pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan ada perbedaan nilai uji kompetensi ANC antara metode NonOSCA dengan metode OSCA. Namun perbedaan tersebut menunjukkan bahwa uji Non OSCA memiliki nilai rata-rata yang sedikit lebih banyak dari nilai OSCA. Menurut pengamatan peneliti hal tersebut tidak secara langsung berarti penerapan OSCA tidak baik, akan tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh banyak factor, salah satunya adalah penerapan OSCA yang terbilang baru dan manajemen pelaksanaan yang perlu terus diperbaiki.
Vol.2, No.1, Maret 2013
PENUTUP Kesimpulan 1. Ada hubungan penerapan metode uji dengan kelulusan uji kompetensi ANC mahasiswi akademi kebidanan 2. Ada hubungan penerapan metode uji dengan kelulusan seluruh uji kompetensi (rekapitulasi) mahasiswi akademi kebidanan 3. Terdapat perbedaan nilai uji kompetensi ANC metode Non OSCA dengan OSCA pada uji kompetensi mahasiswi akademi kebidanan 4. Terdapat perbedaan rekapitulasi nilai akhir metode Non OSCA dengan OSCA pada uji kompetensi mahasiswi akademi kebidanan Saran 1. Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menjadikan hasil penelitian ini bahan pertimbangan, guna perbaikan metode OSCA ke depan. 2. Bagi institusi lain agar dapat mulai menerapkan metode terbaru uji kompetensi mahasiswi akademi kebidanan dengan OSCA DAFTAR PUSTAKA Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 1. ANDI. Yogyakarta Lenggah. 2011. Mempersiapkan Bidan yang Tangguh dan Unggul . Tabloid D’Buz edisi Juni. -53-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
www.google.com. (diakses 03 Februari) Nur
Hayati, R. 2007. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Terhadap Minat Bidan Mengikuti Uji Kompetensi Di Kota Semarang Tahun 2007. Thesis. Universitas Diponegoro.
Vol.2, No.1, Maret 2013 IDAI,
OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Tabloid IDAI No.27.TH XXIII. 2003. http://buletinIDAI.htm.(
2003.
diakses 02 Februari 2012)
Pantiawati, I dan Saryono. 2010. Kumpulan Soal Ujian Osca Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta SINOVIA. 2011. Objective Structure Clinical Examination (OSCE). Tabloid SINOVIA edisi September No. 32. http://OfficialSiteofLPMsino via.htm. (diakses 02 Februari 2012) SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi Suryabrata, S. 2011. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada. Yogjakarta Wahyuningsih, H. P, dkk. 2011. Materi Pelatihan OSCA Tanggal 25-27 di STiKes Ubudiyah Banda Aceh . Banda Aceh Widyantoro, W. 2010. Tingkatkan Kemampunan Stikes Bhamada Gelar Ujian OSCA. www.stikesbhamada.ac.id. (diakses 02 Februari 2012) -54-