Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA LASERASI PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS TANAH JAMBO AYE PANTON LABU Factors affecting laceration Event In The Childbirth Normal In Public Health Centres Tanah Jambo Aye Panton Labu CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U’Budiyah Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi di garis tengah dan biasa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh laserasi jalan lahir 4-5%. Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Tanah Jambo Aye pada tahun 2012 ibu bersalin yang melahirkan sebanyak 140 orang dan yang mengalami laserasi pada persalinan sebanyak 30 orang. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu bersalin yang ada di Puskesmas Tanah Jambo Aye. Penelitian dilakukan pada tanggal 09-15 Juli 2012. Tehnik pengambilan sampel di lakukan secara total sampling. Analisa data dilakukan dengan uji chi-square (p < 0,05). Menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 (0,000) yang artinya ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan berat badan bayi. Nilai p < 0,05 (0,004) yang artinya ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan paritas. Nilai p < 0,05 (1,000) yang artinya tidak ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan jarak kelahiran. Bahwa banyak ibu-ibu yang melahirkan di Puskesmas Tanah Jambo Aye dengan berat badan bayi yang besar, dan jarak kelahiran yang beresiko serta ibu dengan persalinan pertama kali sehingga rentan terjadinya laserasi pada persalinan normal. Diharapkan agar para bidan bisa lebih teliti dalam melakukan tindakan agar dapat mencegah terjadinya laserasi pada persalinan normal dan juga terhadap pihak puskesmas agar dapat menyediakan fasilitas yang memadai agar dapat menangani kasus laserasi pada persalinan. Kata kunci : Laserasi, Persalinan Normal Abstract Perineal laceration is a tear that occurred in the midline and become widely used if the head of the fetus is born too soon. Causes of maternal deaths are haemorrhage, one of which is caused by: the birth canal laceration 4-5%. According to data obtained from the Land Jambo Aye health centers in 2012 birth mother who gave birth to as many as 140 people, and who suffered lacerations at delivery 30 people. To determine the factors that influence the occurrence of lacerations in normal births. This study uses cross-sectional survey analytic approach. The population in this study were mothers in the maternity health center Tanah Jambo Aye. The study was conducted on July 9 to 15, 2012. Sampling technique done in total sampling. The data analysis was done by chi-square test (p <0.05). Indicates that the value of p <0.05 (0.000) which means that there is an influence between the laceration in labor with baby weight. Value of p <0.05 (0.004) which means that there is an influence between the laceration in labor with parity. Value of p <0.05 (1.000), which means there is no effect between the laceration in labor with birth spacing. That many mothers who gave birth in health centers Jambo Aye land with a large weight babies, and birth spacing and maternal risk with first deliveries so vulnerable to the occurrence of
-27-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
lacerations in normal births. It is expected that midwives be more careful in taking action in order to prevent the occurrence of lacerations in vaginal delivery and also to the health center in order to provide adequate facilitiesto handle cases of lacerations of the birth. Keywords: Laceration, Normal Delivery
PENDAHULUAN
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua setelah atonia uteri. Hal ini sering terjadi pada primipara karena pada saat proses persalinan tidak mendapat tegangan yang kuat sehingga menimbulkan robekan pada perineum. Luka-luka biasanya ringan tapi kadang juga terjadi luka yang luas sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang dapat membahayakan jiwa ibu (Bone Selatan, 2012). Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyeluruh. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (SackarpU, 2011). Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan
(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (Admin, 2011). Berdasarkan hasil data yang di lakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara jumlah ibu bersalin bulan Januari - Desember tahun 2011 adalah 12.932 jiwa, sedangkan cakupan penanganan Ibu bersalin terhadap komplikasi obstetri oleh Dinas Kesehatan adalah sebanyak 1.294 jiwa orang (Dinkes Aceh Utara, 2011). Serta menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Tanah Jambo Aye, pada tahun 2011 dari bulan Januari Desember jumlah ibu bersalin di Puskesmas Tanah Jambo Aye adalah sebanyak 976 jiwa. Dan jumlah ibu bersalin yang mengalami laserasi pada persalinan normal sebanyak 120 orang (55,8%). Selain itu menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Tanah Jambo Aye pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai bulan Maret ibu bersalin yang melahirkan sebanyak 140 orang, dari 140 orang tersebut yang mengalami laserasi pada persalinan sebanyak 30 orang (Puskesmas Tanah Jambo Aye, 2011). -28-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Adakah Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu ?”
Manfaat Penelitian 1.
2. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinyalaserasi pada persalinan normal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh paritas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. b. Untuk mengetahui pengaruh jarak kelahiran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. c. Untuk mengetahui pengaruh berat badan bayi terhadap faktorfaktor yang
3.
Bagi Tenaga Kesehatan Dengan adanya penelitian ini, tenaga kesehatan dapat meminimalisir terjadinya laserasi perineum pada proses persalinan normal. Bagi Institusi Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam proses pembelajaran dan menjadi referensi pada penelitian selanjutnya Bagi Peneliti Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan pengalaman untuk mengatasi masalah laserasi perineum.
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran V Independen Dependen Berat Badan Bayi Paritas
V
Laserasi
Jarak Kelahiran -29-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Variabel Penelitian Dalam Penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Laserasi perineum : Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang terjadinya robekan jalan lahir. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu: (1) Pernah : x ≥ 10 dan (2) Tidak pernah : x < 10. Hasil ukur tersebut berskala nominal 2. Berat Badan Bayi : Timbangan Bayi saat dilahirkan. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu: (1) Bayi Besar : > 4000 gr (2) Bayi cukup : 2500-4000 gr dan (3) BBLR : ≤ 2500 gr. Hasil ukur tersebut berskala nominal. 3. Paritas : jumlah yang dilahirkan oleh seorang ibu baik hidup maupun mati. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu: (1) Primipara : Bila ibu
Vol.2, No.1, Maret 2013
mempunyai anak 1 orang, (2) Multipara : Bila ibu mempunyai anak 2-5 orang, dan (3) Grande Multipara : Bila ibu melahirkan anak > 5 orang. Hasil ukur tersebut berskala nominal. 4. Jarak kelahiran : rentang waktu antara kelahiran anak sekarang dengan kelahiran dengan anak sebelumnya. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu: (1) Berisiko : ≤ 2 Tahun, dan (2) Tidak Berisiko : > 2 Tahun. Hasil ukur tersebut berskala nominal Hipotesa Penelitian Ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan berat badan bayi, paritas, sedangkan antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan jarak kelahiran tidak ada pengaruh yang bermakna Wilayah Generalisasi Puskesmas Tanah Jambo Aye merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kabupaten Aceh Utara yang
-30-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
didirikan pada tahun 1974 dengan luas area ± 15.663 Km persegi, yang terdiri 47 desa yang seluruhnya dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Puskesmas ini berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Seuneddon, Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Baktiya. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibuibu bersalin yang ada di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu yang berjumlah 36 responden. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang ada di puskesmas Tanah Jambo Aye yang berjumlah 36 responden. Tehnik pengambilan sampel di lakukan secara total sampling, yaitu setiap anggota dari populasi menjadi sampel dengan kriteria inklusi yaitu ibuibu bersalin yang ada di
Vol.2, No.1, Maret 2013
puskesmas Tanah Jambo Aye dan bersedia menjadi responden. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan design cross sectional yaitu untuk mengetahui pengaruh paritas, jarak kelahiran dan berat badan bayi terhadap terjadinya laserasi pada persalinan normal Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu. 2. Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 09-15 Juli tahun 2012. Analisa Data Analisa Bivariat Analisis data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan program computer yaitu program statistical program for social science (SPSS) versi 16.00. analisa data yang akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependent menggunakan uji
-31-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
statistik chi-square (x2). Jika p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependent, dan jika p value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependent HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Terjadinya Laserasi Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu No 1. 2.
Laserasi Perineum Pernah Tidak Pernah Total Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012
f 27 9 36
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
1. 2. 3.
Berat Badan Bayi Lahir Bayi Besar Bayi Cukup Bayi Lahir Rendah
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 23 orang (63,9%) yang mengalami laserasi perineum didapat dari bayi besar. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Paritas Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu N o % 1. 75 2. 25 3. 100
Paritas
f
%
Primipara Multipara Grandemultipar a
2 1 7 8
58, 3 19, 4 22, 2
3 100 6 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012 Total
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 27 orang (75%) yang pernah mengalami laserasi perineum.
No
Total 36 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012
f 23 9 4
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 21 orang (58,3%) yang mengalami laserasi perineum didapat dari ibu Primipara. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Jarak % Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu 63,9 25 No Laserasi Perineum f % 11,1
-32-
100
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
1. 2.
Beresiko 6 Tidak Beresiko 30 Total 36 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012
Vol.2, No.1, Maret 2013
16,7 83,3 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 30 orang (83,3%) yang mengalami laserasi perineum didapat dari ibu beresiko.
Tabel 5 Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Berat Badan Bayi Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
No 1. 2. 3.
Laserasi Pernah Tidak Pernah f % f % Bayi Besar 22 95,7 1 4,3 Bayi Cukup 2 22,2 7 77,8 BBLR 3 75 1 25 Jumlah 27 75 9 25 Sumber : Data Primer, Diolah 2012 Berat Badan Bayi
Berdasarkan dari tabel 5 menunjukkan bahwa dari 23 responden dengan berat badan bayi besar terdapat 22 orang (95,7%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 9 responden dengan berat badan bayi cukup terdapat 7 orang (6,8%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 4 responden dengan BBLR terdapat 3 orang (75%) yang pernah mengalami laserasi.
Total f 23 9 4 36
p
% 100 100 100 100
0,000
Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan berat badan bayi besar sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan berat badan bayi lahir diterima, artinya semakin besar berat badan bayi semakin besar terjadinya laserasi perineum pada persalinan.
Tabel 6 Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Paritas Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
No 1.
Paritas Primipara
Laserasi Pernah Tidak Pernah f % f % 20 95,2 1 4,8
Total f 21
% 100
p 0,004
-33-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
2. 3.
Vol.2, No.1, Maret 2013
Multipara 3 42,9 4 Grandemultipara 4 50 4 Jumlah 27 75 9 Sumber : Data Primer, Diolah 2012
Berdasarkan dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari 21 responden dengan primipara terdapat 20 orang (95,2%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 7 responden dengan multipara terdapat 4 orang (57,1%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 8 responden dengan grandemultipara terdapat 4 orang (50%) yang pernah dan tidak pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan primipara sangat bermakna
57,1 50 25
7 8 36
100 100 100
(signifikan) dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan paritas diterima, artinya semakin lanjut usia ibu dengan primipara semakin terjadinya laserasi perineum pada persalinan.
Tabel 7 Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu
No 1. 2.
Laserasi Pernah Tidak Pernah f % f % Beresiko 5 83,3 1 16,7 Tidak Beresiko 22 73,3 8 26,7 Jumlah 27 75 9 25 Sumber : Data Primer, Diolah 2012 Jarak Kelahiran
Berdasarkan dari tabel 7 menunjukkan bahwa dari 6 responden dengan jarak kelahiran yang beresiko terdapat 5 orang (83,3%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 30 responden dengan jarak
Total f % 6 100 30 100 36 100
p
1.000
kelahiran yang tidak beresiko terdapat 22 orang (70%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan jarak kelahiran yang beresiko tidak ada pengaruh (signifikan) -34-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
dengan nilai p = 1,000 (p > 0,05), hipotesa yang ditegakkan pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan jarak kelahiran ditolak, namun
laserasi pada persalinan normal dapat terjadi karena ibu kurang mengetahui bagaimana cara meneran yang benar.
PEMBAHASAN
laserasi perineum pada persalinan. Berat badan janin dapat mengakibatkan terjadinya rupture perineum yaitu berat badan janin lebih dari 3500 gram, karena resiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak pada ibu. Perkiraaan berat janin bergantung pada pemeriksaan klinik atau ultrasonografi. Pada masa kehamilan hendaknya terlebih dahulu mengukur tafsiran berat badan janin (Label, 2011) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sekartini (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan berat badan bayi lahir dengan laserasi jalan lahir pada ibu bersalin normal. Berat badan janin dapat mengakibatkan terjadinya laserasi pada jalan lahir yaitu berat badan badan janin lebih dari 3500 gram, karena resiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak pada ibu. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama
Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Berat Badan Bayi Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Berdasarkan dari tabel 5 menunjukkan bahwa dari 23 responden dengan berat badan bayi besar terdapat 22 orang (95,7%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 9 responden dengan berat badan bayi cukup terdapat 7 orang (6,8%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 3 responden dengan BBLR terdapat 3 orang (75%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan berat badan bayi besar sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan berat badan bayi lahir diterima, artinya semakin besar berat badan bayi semakin besar terjadinya
-35-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya laserasi pada jalan lahir pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-3.800 gr. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka asumsi penelitian bahwa faktor resiko terjadi laserasi pada persalinan normal pada bayi besar yaitu > 4000 gr dikarenakan semakin besar berat badan bayi lahir semakin besar kemungkinan terjadi laserasi pada jalan lahir. Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Paritas Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Berdasarkan dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari 21 responden dengan primipara terdapat 20 orang (95,2%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 7 responden dengan multipara terdapat 4 orang (57,1%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 8 responden dengan grandemultipara terdapat 4 orang (50%) yang pernah dan tidak pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan primipara sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p =
Vol.2, No.1, Maret 2013
0,004 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan paritas diterima, artinya semakin lanjut usia ibu dengan primipara semakin terjadinya laserasi perineum pada persalinan. Paritas mempunyai pengaruh terhadap kejadian ruptur perineum. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih besar untuk mengalami robekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu. Dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum merenggang (Sarwono, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh paritas dengan laserasi pada persalinan normal pada ibu bersalin. Menurut (BKKBN, 2006) paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita, sedangkan menurut (JHPIEGO, 2008) paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar rahim (28 minggu). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutomo (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan laserasi pada jalan lahir dengan paritas. Hasil
-36-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
penelitian ini diperoleh laserasi pada perineum spontan pada primigravida sebanyak 64 orang (51,6%) dan pada multigravida sebanyak 60 orang (48,4%). Dari total sampel 230 orang kejadian laserasi spontan pada perineum ditemukan sebanyak 124 orang (53,9%) dan tidak terjadi laserasi spontan pada persalinan ditemukan sebanyak 106 (46,1%). Secara statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan terjadinya laserasi (p=0,03). Dari nilai OR nya dapat disimpulkan bahwa ibu yang melahirkan pertama kali mempunyai risiko terjadi laserasi perineum dibandingkan dengan seorang ibu yang melahirkan lebih dari 1 kali Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka asumsi penelitian bahwa ibu primipara dapat mempengaruhi terjadinya laserasi perineum, hal ini mencerminkan bahwa pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih besar untuk mengalami robekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu. Dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot otot perineum belum meregang.
Vol.2, No.1, Maret 2013
Terjadinya Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Berdasarkan dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 6 responden dengan jarak kelahiran yang beresiko terdapat 5 orang (83,3%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 30 responden dengan jarak kelahiran yang tidak beresiko terdapat 22 orang (70%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan jarak kelahiran yang beresiko tidak ada pengaruh (signifikan) dengan nilai p = 1,000 (p > 0,05), hipotesa yang ditegakkan pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan jarak kelahiran ditolak, namun laserasi pada persalinan normal dapat terjadi karena ibu kurang mengetahui bagaimana cara meneran yang benar. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Depkes, (2004) Jarak kelahiran kurang dari dua tahun tergolong resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak kelahiran yang
-37-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1, Maret 2013
lebih aman bagi ibu dan janin. Begitu juga dengan keadaan jalan lahir yang mungkin pada persalinan terdahulu mengalami robekan perineum derajat tiga atau empat, sehingga pemulihan belum sempurna dan robekan perineum dapat terjadi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruhama (2011) menunjukkan bahwa dari 21 responden yang mengalami laserasi perineum terdapat pada ibu yang tidak beresiko yaitu sebanyak 12 orang. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka asumsi penelitian bahwa laserasi perineum dapat terjadi karena rupture spontan maupun episiotomy, hal ini timbul pada jarak kelahiran yang tidak beresiko, meskipun tidak terdapat penyulit, tetapi ibu kurang mengetahui bagaimana cara melahirkan yang benar seperti meneran sebelum waktunya atau belum ada kontraksi (his) dan juga karena bimbingan persalinan yang salah sehingga dapat terjadi rupture perineum.
0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan berat badan bayi lahir diterima, artinya semakin besar berat badan bayi semakin besar terjadinya laserasi perineum pada persalinan 2. Ada pengaruh signifikan dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh anatara terjadinya laserasi perineum dengan paritas diterima, artinya semakin lanjut usia ibu dengan primipara semakin terjadinya laserasi perineum pada persalinan. 3. Tidak ada pengaruh (signifikan) dengan nilai p = 1,000 (p > 0,05), hipotesa yang ditegakkan pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan jarak kelahiran ditolak, namun laserasi pada persalinan normal dapat terjadi karena ibu kurang mengetahui bagaimana cara meneran yang benar.
PENUTUP
Saran
Kesimpulan
1.
1. Ada pengaruh signifikan dengan nilai p = 0,000 (p <
Bagi Tenaga Kesehatan Dengan adanya penelitian ini, tenaga kesehatan dapat
-38-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
2.
3.
meminimalisir terjadinya laserasi perineum pada proses persalinan normal. Bagi Institusi Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam proses pembelajaran dan menjadi referensi pada penelitian selanjutnya Bagi Peneliti Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan pengalaman untuk mengatasi masalah laserasi perineum.
DAFTAR PUSTAKA Admin, (2011), Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementerian Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian Target MDGs. Diakses tanggal 18 Maret 2012. http://www.kesehatanib u.depkes.go.id, BKKBN, (2006), Paritas Dengan Rupture Perineum, Jakarta Bone
Selatan, (2012), Gambaran Angka – Angka Kejadian Rupture Perineum, Diakses tanggal 25 Mei 2012.
Vol.2, No.1, Maret 2013
http://mislamegarezkybo ne1990.blogspot.com, Depkes, (2011), Target MDGs Bidang Kesehatan. Diakses tanggal 20 Maret 2012. http://wartapedia.com, ________, (2004), Rupture Perineum. Diakses tanggal 21 Maret 2012. http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com, Hutomo, (2009), SC Ada Hubungan Laserasi Pada Jalan Lahir Dengan Paritas. Diakses tanggal 22 Maret 2012. http://insanimj.blogspot. com, JHPIEGO, (2008), Paritas Dengan Rupture Perineum, Jakarta. Label, (2011), Ruptur Perineum. Diakses tanggal 21 Maret 2012. http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com Machfoedz I, (2009), Metodologi Penelitian. Yogyakarta, Fitramaya.
-39-
Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
SackarpU, (2011), Survey AKI dan AKB di Indonesia. diakses tanggal 12 Maret 2012. http://j3ffunk.blogspot.c om
Vol.2, No.1, Maret 2013
Baru Lahir dan Pencegahan Komplikasi. Diakses 12 Mei 2012. http://digilib.uns.ac.id.
Sekartini, R, 2007, Penatalaksanaan Bayi
-40-