FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA KEBIDANAN STIKes U’BUDIYAH SIGLI
NUR ALIAH Mahasiswi Pada Program Studi Diploma III Kebidanan StiKes U’Budiyah Banda Aceh
Abstrak Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana didalam kelas secara tatap muka. Mahasiswa yang dapat meningkatkan motivasi dalam usaha membangkitkan daya penalaran antar sesama mahasiswa, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilan. Mahasiswa harus sadar akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality dan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan di kampus. Jika tidak ada mereka harus mencarinya, oleh karena itu mahasiswa harus beraktivitas , harus meningkatkan rasa turnadiri jauh-jauh. Para mahasiswa bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiringgiring atau didorong-dorong. Dimana mahasiswa harus siap berpartisipasi pada tiap kesempatan dalam proses belajar mengajar, dan jika tidak ada kesempatan merekalah sendiri yang harus siap untuk membentuk sarana lainnya. Orang tua cenderung lebih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di STIKes U’Budiyah Sigli sejak tanggal 12 sampai dengan 16 Agustus 2013. Pengambilan sampel menggunakan tehknik achidental sampling sebanyak 42 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang berisikan 30 pertanyaan. Hasil penelitian yang diperoleh dari 42 responden didapatkan ada pengaruh faktor lingkungan dengan Motivasi Belajar didapatkan nilai p Value 0.032. Ada pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar didapatkan nilai p Value 0.020. Ada pengaruh dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan didapatkan nilai p Value 0.001. Ada pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.081. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi belajar mahasiswa di Akademi Kebidanan Kabupaten Pidie mayoritas bermotivasi tinggi dapat pembelajaran baijk di tinjau dari faktor intrinsik dan ektrinsik hal ini ditinjau dari saranan dan prasarana yang mendukung pula dalam kampus tersebut. Saran yang diharapakan agar untuk pihak akademi Kebidanan dapat tmeninggkatkan kualitas baik dari dosen pengajar dan juga intrumen yang di gunakan dalam proses belajar mengajar. Kata Kunci : Motivasi, Lingkungan, Materi, Dosen, Fasilitas
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurya terdiri dari masukan (input), yaitu sasaran pendidikan, dan keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku baru atau
kemampuan baru dari sasaran pendidikan. Proses tersebut dipengaruhi oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum, pendidik, metode dan sebagainya serta perangkat keras (hard ware) yang terdiri dari ruang, perpustakaan
(buku-buku) dan alat-alat bantu pendidikan lain. Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta pengembangan kepribadian. Berdasarkan proses intelektual, H.L. Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional tujuannya dibedakan menjadi 3 aspek, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor). (Notoatmodjo, 2009). Tujuan pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai satu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan tujuan penerangan, propaganda dimana tujuan pendidikan ini akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Jika proses belajar tesebut tidak komunikastif tidak akan mungkin tujuan pendidikan akan tercapai. Di tinjau dari prosesnya pada tingkat bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar di sebut murid; pada tingkat tinggi pengajar itu dinamakan dosen sedangkan pelajarnya di sebut mahasiswa (Onong Udjana, 2006). Sofyan (2008), menjelaskan pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah-tengah masyarakatnya. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Untuk mendapatkan Asuhan Kebidanan yang berkualitas perlu didukung dengan tersedianya standar asuhan. Standar asuhan itu sendiri dilandasi dasar-dasar kebidanan sebagai filosofi. Mengacu pada keadaan tersebut maka seorang bidan harus mengetahui paradigma baik melihat dari sisi komponenkomponen dari paradigma tersebut yaitu: wanita, lingkungan, perilaku dan pelayanan kebidanan itu sendiri baik berupa Pelayanan Kebidanan, Praktik Kebidanan dan Asuhan Kebidanan (Dwana, 2009). Untuk melaksanakan tugasnya, bidan harus melalui pendidikan yang formal, mempunyai sistem pelayanan, kode etik dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional, sehingga semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena itu perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan sehingga tidak ada penyelewengan dan penyimpangan sehingga perlu dibatasi tentang kebidanan sebagai suatu profesi (Dwana, 2009). Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya (Anonymous, 2010).
Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana didalam kelas secara tatap muka. Mahasiswa yang dapat meningkatkan motivasi dalam usaha membangkitkan daya penalaran antar sesama mahasiswa, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilan. Mahasiswa harus sadar akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality dan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan di kampus. Jika tidak ada mereka harus mencarinya, oleh karena itu mahasiswa harus beraktivitas , harus meningkatkan rasa turnadiri jauh-jauh. Para mahasiswa bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring-giring atau didorong-dorong. Dimana mahasiswa harus siap berpartisipasi pada tiap kesempatan dalam proses belajar mengajar, dan jika tidak ada kesempatan merekalah sendiri yang harus siap untuk membentuk sarana (Onong Udjana, 2006). Dalam kenyataannya motivasi setiap siswa dalam belajar berbeda satu sama lain. Ada yang rajin belajar karena memang mempunyai motivasi ingin menuntut ilmu, ada pula siswa yang belajar karena mempunyai motivasi sekedar mendapat nilai yang bagus atau lulus ujian. Dalam belajar motivasi memegang peranan penting, yaitu sebagai pendorong siswa dan merupakan syarat mutlak dalam belajar. Di sekolah, sering terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan lain sebagainya. Dalam masalah demikian, berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang
tepat untuk mendorong anak-anak, agar mereka bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Sedangkan intensitas belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi (Admin, 2012). Hasil wanwancara penulis dengan mahasiswa diploma kebidanan bahwa masih rendahnya motivasi belajar Diploma Kebidanan Stikes U’Budiyah, hal ini disebabkan karena tidak tinggal di asrama, tempat tinggal yang jauh dengan kampus, sarana dan prasarana masih kurang, dosen yang masuk tidak tepat waktu mengajar, lokal belajar yang tidak memungkinkan dan lokal belajar juga bersamaan dengan tingkat satu, dua dan tiga. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kampus U’budiyah Sigli dari jumlah mahasiswi Kebidanan dari tingkat I berjumlah 18 orang, tingkat II berjumlah 24 orang dan tingkat III berjumlah 38 orang. Jadwal kegiatan belajar dikampus tidak teratur, serta suasana dari lokal dan perangkat yang menunjang untuk proses belajar mengajar dari akdemik belum begitu baik. Untuk memperoleh tingkat pendidikan maka belajar adalah jalan yang harus ditempuh, karena masalah belajar adalah sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari proses belajar, baik ada di sekolah, kalangan keluarga, maupun dalam kalangan masyarakat apalagi dalam kehidupan yang semakin modern ini, situasi masyarakat terus berkembang, perubahan dan kemajuan terjadi di berbagai bidang, baik bidang pengetahuan
maupun teknologi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013”. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam penelitian ini membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Faktor-Faktor Apa Sajakah Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013?” Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 ditinjau dari lingkungan b. Untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli ditinjau dari materi c. Untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 ditinjau dari dosen d. Untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 ditinjau dari fasilitas Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis : Sebagai bahan kajian pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah informasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa 2. Bagi Institusi Pendidikan : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan bahan masukan yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan datang oleh institusi pendidikan dan sebagai bahan bacaan bagi perpustakaan yang dapat dimamfaatkan oleh mahasiswa, untuk mengoptimalkan mutu pendidikan seorang bidan agar lebih baik lagi. 3. Penelitian Selanjutnya : Bagi peneliti lain dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut. METODELOGI PENELITIAN Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Muhibbin (2005) yang mengatakan motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti yaitu : 1. Motivasi mahasiswa Diloma Kebidanan : Segala sesuatu yang
mendorong
seseorang
untuk melakukan sesuatu, dimana perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan
2. Faktor lingkungan : Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang terdiri dari suhu, cuaca, kondisi dan tempat belajar. 3. Materi : Bahan pelajaran yang digunakan untuk menambah pengetahuan 4. Dosen : Seseorang atau fasilitator yang membantu mahasiswa Hipotesa 1. Ada pengaruh faktor eksternal terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli 2. Ada pengaruh lingkungan terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli 3. Ada pengaruh materi terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli 4. Ada pengaruh dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli 5. Ada pengaruh fasilitas terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli tahun 2013, sedangkan yang menjadi
sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli berjumlah 42 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental sampling. Instrumen Penelitian Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data yang perlu diketahui. Kuesioner dibuat sendiri berdasarkan telaah kepustakaan yang terdiri dari 3 bagian yaitu: 1. Motivasi mahasiswa tentang pembuatan asuhan keperawatan yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan bentuk multiple choice. Pengukuran penilaian (nilai 1 apabila jawaban benar dan nilai 0 apabila jawaban salah). 2. Faktor Internal yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan bentuk pilihan ya dan tidak. Pengukuran penilaian (nilai 1 apabila jawaban benar dan nilai 0 apabila jawaban salah). Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli dari tanggal 12 s/d 16 Bulan Agustus tahun 2013. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. data primer yaitu data yang langsung diperoleh di lapangan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
mahasiswa tentang pembuatan asuhan keperawatan. Sedangkan data sekunder adalalah data yang diperoleh dari Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah. Setelah responden mengerti tentang penjelasan tersebut maka kueseoner diberikan untuk diisi dan kemudian data tersebut dikumpulkan untuk pengolahan dan analisa data. Dimana tehknik pengambilan responden menggunakan tehknik Total Sampling. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Editing : Yaitu melakukan pengecekan kembali apakah semua item pertanyaan telah terisi dan melihat apakah ada kekeliruan yang mungkin dapat mengganggu pengolahan data selanjutnya. b. Coding : Yaitu memberi kode berupa nomor pada lembaran kuisioner untuk memudahkan pengolahan data. c. Processing/Entry : Yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti. d. Cleaning : Yaitu data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan perlu di cek kembali, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi (Pembersihan data). e. Tabulating : Yaitu pengelompokan responden yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. 2. Analisa Data Analisa data univariat maka analisis dilakukan terhadap tiaptiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Kemudian ditentukan persentase (P) dengan menentukan rumus. Sedangkan untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dan dilakukan analisa silang dengan mengunakan tabel silang yang dikenal dengan Baris x Kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Skor diperoleh dengan mengunakan metode statistic Chi – Square Test (X2). Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekwensi harapan (expected frequensi) kurang dari 20 %, maka dilakukan marjer sel (grouping) atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Adapun ketentuan yang di pakai dalam uji statistik ini adalah : Ho diterima, jika P – value ≥ α (0,05) artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, Ho ditolak, jika P – value < α (0,05) artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan
mengunakan bantuan program SPSS varian 17,0 kemudian di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi untuk dinarasikan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 Motifasi Belajar
Frekuensi
%
1
Tinggi
30
71,4
2
Rendah
12
28,6
42
100
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 42 mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas memiliki motivasi yang tinggi yaitu 30 orang (71,4%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No
Lingkungan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Materi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 12 sampai dengan 16 Agustus 2013 terhadap 42 responden di Kampus U’Budiyah diperoleh hasil adalah sebagai berikut :
No
dalam pembelajaran yaitu 26 orang (61,9%).
Frekuensi
%
1 Mendukung
26
61,9
2 Tidak Mendukung
16
38,1
Jumlah
42
100
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 42 mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas faktor lingkungan sangat mendukung
Materi
Frekuensi
%
1
Mudah
24
57,1
2
Sulit
18
42,9
42
100
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 42 mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas materi dalam katagori mudah dalam pembelajaran yaitu 24 orang (57,1%). Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Faktor Dosen dalam Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No
Dosen
Frekuensi
%
1 Mempengaruhi
30
71,4
2 Tidak Mempengaruhi
12
28,6
Jumlah
42
100
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 42 mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas menjawab dosen sangat mempengaruhi dalam pembelajaran yaitu 30 orang (71,4%). Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas dalam Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No
Fasilitas
Frekuensi
%
1
Lengkap
17
40,5
2
Tidak Lengkap
25
59,5
42
100
Jumlah
tinggi sebagian besar mengatakan materi yang didapat mudah dalam belajar mahasiswa yaitu 21 orang (87,5%), dan dari 18 reponden yang motivasi rendah mengatakan materi yang didapat sulit dalam belajar mahasiswa yaitu 9 orang (50,0%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.010, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.
Tabel 5.6 Distribusi Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 Motivasi Total P No Faktor Lingkungan Tinggi Rendah Value f % f % f % 1 Mendukung 22 84,6 4 15,4 26 100 0,032 2 Tidak Mendukung 8 50,0 8 50,0 16 100 Total
30 71,4 12 28,6 42 100
Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 26 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan faktor lingkungan mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 22 orang (84,6%), dan dari 16 reponden yang motivasi rendah mengatakan faktor lingkungan tidak mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 8 orang (50,0%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.016, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh Faktor Lingkungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.
Tabel 5.8 Distribusi Faktor Dosen Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No
Dosen
Motivasi Tinggi Rendah f % f %
Total f
%
1 Mempengaruhi
26 86,7 4 13,3 30 100
2 Tidak Mempengaruhi
4 33,3 8 66,7 12 100
Total
30 71,4 12 28,6 42 100
Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan dosen sangat mempengaruhi dalam Tabel 5.7 belajar mahasiswa yaitu 26 orang Distribusi Faktor Materi Yang (86,7%), dan dari 12 reponden yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa motivasi rendah mengatakan dosen Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013] tidak mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 4 orang (33,3%). Motivasi Total P No Materi Tinggi Rendah Hasil uji statistik dengan Chi Value f % f % f % Square menggunakan tabel silang 1 Mudah 21 87,5 3 12,5 24 100 pada α = 0.05 didapatkan nilai p 0,020 Value 0.001, sehingga memperlihat2 Sulit 9 50,0 9 50,0 18 100 kan adanya pengaruh dosen dengan Total 30 71,4 12 28,6 42 100 Motivasi Belajar Mahasiswa Berdasarkan Tabel 5.7 Diploma Kebidanan STIKes menunjukkan bahwa dari 24 U’Budiyah Sigli. responden yang memiliki motivasi
P Value 0,001
Tabel 5.9 Distribusi Faktor Fasilitas Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No
Fasilitas
Motivasi Tinggi Rendah f % f %
Total f
%
1 Lengkap
15
88,2
2
2 Tidak Lengkap
15
60,0
10 40,0 25 100
30
71,4
12 28,6 42 100
Total
11,8 17 100
P Value 0,081
Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 17 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan fasilitas lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 15 orang (88,2%), dan dari 25 reponden yang motivasi rendah mengatakan fasilitas tidak lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 10 orang (40,0%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.047, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli. PEMBAHASAN 1. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 26 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan faktor lingkungan mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 22 orang (84,6%), dan dari
16 reponden yang motivasi rendah mengatakan faktor lingkungan tidak mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 8 orang (50,0%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.032, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh Faktor Lingkungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli. Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan belajar di sini punya dua arti, yang pertama menunjuk pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat terjadinya proses belajar mengajar penjas, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang diciptakan oleh guru melalui penataan tugas-tugas gerak yang harus dilakukan oleh anak maupun melalui pemilihan strategi serta gaya mengajar (Nasrul, 2010). Lingkungan, terdiri dari faktor fisik (suhu, cuaca, kondisi tempat belajar, ventilasi, penerangan, dan kursi belajar) dan faktor sosial (manusia dengan segala interaksinya, status, dan kedudukannya) (Sunaryo, 2005). Menurut Martini (2011) lingkungan belajar ialah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar. Lingkungan belajar yaitu lingkungan alami dan lingkungan
sosial. Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia dan representatifnya maupun berwujud hal-hal lain. Prestasi belajar itu salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Kondisi belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, pencerapan, dan penerimaan informasi. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Menurut asumsi peneliti dimana faktor lingkungan sangat mempengaruhi motivasi dalam proses belajar diantaranya suhu ruangan kelas, kondisi tempat belajar yang jauh dari keributan, ventilasi dan penerangan yang cukup dan kursi belajar yang layak dipakai. Dengan keadaan lingkungan yang nyaman dapat membuat mahasiswa lebih nyaman untuk mengikuti proses belajar mengajar. 2. Faktor Materi Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan materi yang didapat mudah dalam belajar mahasiswa yaitu 21 orang (87,5%), dan dari 18 reponden yang motivasi rendah mengatakan materi yang didapat sulit dalam belajar mahasiswa yaitu 9 orang (50,0%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel
silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.020, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli. Materi yang dipelajari, materi disini adalah bahan pelajaran yang digunakan untuk membentuk sikap, memberikan keterampilan atau pengetahuan. Materi untuk ketiga aspek tersebut substansinya akan berbeda (Sunaryo, 2005). Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa bahan pelajaran proses pembelajaran tidak akan berjalan (Sanjaya, 2010). Menurut asumsi peneliti mahasiswa merasa jika materi yang di berikan tidak menarik maka motivasi untuk menyimak dan mendenga kan materi akan berkurang, dan jika materi yang disampaikan merasa sulit untuk dipahamai maka akan membentuk motivasi mahasiswa untuk nyakin mengamati materi yang disampaikan. 3. Faktor Dosen Mempengaruhi Belajar Mahasiswa
Yang Motivasi Diploma
Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan dosen sangat mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 26 orang (86,7%), dan dari 12 responden yang motivasi rendah mengatakan dosen tidak mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 4 orang (33,3%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.001, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli. Kemampuan guru atau dosen dalam menciptakan lingkungan belajar adalah sekaligus merupakan kemampuan mengorganisasi kelas. Bagaimana guru mengatur lingkungan sangat berpengaruh besar, bukan saja pada terjadinya pembelajaran isi pelajaran, tetapi juga pada potensi pengalaman belajar untuk menyumbang pada tujuan dan sasaran program penjas. Kemampuan manajemen dalam pembelajaran penjas amat penting karena berhubungan dengan unsur-unsur lingkungan belajar, baik unsur yang berkaitan dengan alat, dengan ruang, maupun yang berkaitan dengan orang peserta pembelajaran (siswa), bahkan dengan waktu yang tersedia (Nasrul, 2010). Dosen Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan
pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehingga guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Disamping itu dosen Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Nasrul, 2010). Menurut (Nasrul, 2010) Peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan dan Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menurut asumsi peneliti dosen yang mengajar sangan mendukung serta dapat juga membangkitkan semangat dari mahasiswa dalam proses pembelajaran. Jika dosen cara mengajarnya tidak menarik cuma mengandalkan ceramah maka dapat menimbulkan kebosanan bagi mahasiswa sehingga motivasi mahasiswa jadi berkurang. Peran dosen sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Guru bisa dinilai
baik atau tidak hanya dari penguasaan materi pelajaran. Guru dikatakan baik, manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia benarbenar berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. 4. Faktor Fasilitas Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 17 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan fasilitas lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 15 orang (88,2%), dan dari 25 reponden yang motivasi rendah mengatakan fasilitas tidak lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 10 orang (40,0%). Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.081, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli. Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar akan semakain produktif apabila antara siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta pengelolaan yang baik sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermakna. Fasilitas pendidikan meliputi sarana dan
prasarana. Sarana yaitu semua peralatan serta kelengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan sekolah, contohnya gedung sekolah, ruang kelas, alat peraga dan sebagainya. Sedangkan prasarana meliputi semua komponen yang langsung menunjang jalanya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah, contoh: jalan menuju sekolah, tata tertib dan sebagainya (Muzamil, 2010). Fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 di dalam Prantiya (2008) menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Hasil penelitian Siti (2010) terhadap 15 mahasiswa Tingkat I STIKES Husada Prodi D-III Kebidanan di Jombang didapatkan data bahwa motivasi belajar kuat sebanyak 20% dari minat membaca baik dengan indeks prestasi antara 2,90–3,10, sedangkan motivasi belajar sedang dari minat membaca baik 60% dengan indeks prestasi antara 2,43–2,78, dan motivasi belajar lemah dari minat membaca yang kurang sebanyak 20% dengan indeks prestasi antara 2,10–2,35. Berdasarkan hasil penelitian peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa mahasiswa yang minat nya kurang dalam membaca akan mempengaruhi nilai yang didapatnya. Karena orang yang jarang membaca maka seseorang itu akan memiliki informasi yang kurang dari segi hal apapun, maka sebaliknya orang yang rajin membaca maka setidaknya mereka pernah mengetahui sekilas permasalahan tersebut. Peneliti berasumsi bahwa motivasi belajar dari faktor luar seperti fasilitas uyang lengkap dapat juga mempengaruhi motivasi belajar secara langsung, jika keadaan tempat proses tidak nyaman maka motivasi dari mahasiswa untuk mengikuti proses belajar mengajar jadi terhadap. Sehingga faktor individu dan lingkungan luar seiring terjadi dengan proses waktu yang dijalanai oleh mahasiswa dalam keinginan mahasiswa tersebut dalam mengikuti proses belajar mengajar.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada pengaruh Faktor Lingkungan dengan Motivasi Belajar Maha-siswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.016. 2. Ada pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.010. 3. Ada pengaruh dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.001 4. Tidak ada pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.081. Saran 1. Sebagai bahan masukan bagi
dosen yang mengajar di Akademi Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli supaya dapat meningkatakan metode belajar mengajar yang lebih baik dalam proses belajar sehingga minat mahasiswa untuk lebih tahu tentang mata kuliah lebih besar. 2. Kepada Direktur Akademi Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli dapat menyiapakan sarana dan prasarana lebih baik lagi seperti penyediaan buku-buku terbaru dan pengadaan jaringan internet sehinnga minat
mahasiswa dalam prose belajar lebih termotivasi
peneliti lainya dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
3. Bagi
Dwana, 2009. Konsep Kebidanan. Fitramaya, Yogyakarta. Martini, 2011, Lingkungan Belajar Berkualitas, http://martinis 1960. wordpress.com/2011/02/04/li ngkungan-belajarberkualitas/, Tanggal 21 Juli 2013. Muhibbin, (2005). Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta. Nasrul,
2010, Lingkungan Pembelajaran, Referensiparamedis.blogspot. com/, Tanggal 21 Juli 2013
Notoatmodjo S. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta. ___________, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Sunaryo, 2005, Psikologi Keperawatan, EGC, Jakarta. Sanjaya, 2010, Materi Belajar Dan Pembelajaran, http://rumahradhen.wordpress .com/materi-ajar/materibelajar-dan-pembelajaran/ , Tanggal 21 Juli 2013