JULLYAWS
My Idol Is My Boyfriend, My Boyfriend Is My Idol (Side B)
Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
My Idol Is My Boyfriend, My Boyfriend Is My Idol (Side - B) Oleh: Jullyaws Copyright © 2012 by Jullyaws
Penerbit Nayesa
Desain Sampul: Pernandi & Jullya WS
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Ucapan Terimakasih: Okay halo gue bingung dan nggak tau mau mulai darimana, tapi oke kita mulai. Terimakasih buat One Direction yang udah jadi inspirasi gue dalam membuat fanfiction abal-abal ini. Gue nggak tau kenapa banyak orang yang suka sama fanfict abal-abal ini, karena menurut gue fanfict ini bener-bener cheesy dan hancur. Tapi It’s okay kalau kata kalian bagus sih nggak masalah. Kenapa gue bilang fanfict ini hancur? Karena ini adalah fanfict kedua yang gue bikin, dan pertama kali gue post lewat Twitter via Twitlonger di fanbase gue tanggal 9 Oktober 2012. Coba bayangin pertama kali nulis aja masih hancur, dan yang kedua ini walaupun agak lumayan tapi menurut gue masih hancur ha ha. Okay gue ada salutnya juga sama ini fanfict, meskipun hancur tapi ada yang suka. Hancur dari bahasanya, hancur dari cara penulisannya, hancur segalanya deh. Namanya juga pemula, he he. Terimakasih buat Twitter, loh kok Twitter? Iya karena dulu gue nulis fanfict abal-abal ini lewat Twitter menggunakan account fanbase. Sebenernya saat itu gue udah punya Wattpad, tapi karena gue oon dan nggak ngerti Wattpad jadi nggak gue pake, alias gue diemin hampir 2 tahun dan baru gue pake lagi setahun yang lalu sampai sekarang. Terimakasih buat pembaca setia cerita abal-abal gue. Whoa asli loh nggak nyangka punya pembaca setia, dari dulu di Twitter sampai sekarang di Wattpad, Alhamdulillah masih ada yang setia menemani gue ha ha ha. Yang pertama gue terimakasih buat Diajeng Ayesa yang namanya gue pake buat bikin fanfict abal-abal ini. Nggak lupa buat Anindya dan Alisha, duh nggak tau lagi mau bilang apa sama mereka berdua karena mereka berdua bener-bener nyemangatin gue waktu gue nulis fanfict ini. Terimakasih buat Ayu Arisma, nggak tau kenapa orang ini selalu yakinin gue buat nerbitin fanfict abal-abal ini, gue udah nyerah beberapa kali dan akhirnya gue mutusin buat nerbitin aja. Walaupun self-publishing juga hehe. You’re the best kak. Dan terimakasih juga buat Dila Ramadhanty yang baru jadi teman gue tapi udah kayak pinang dibelah dua sama gue, dia juga yang maksa gue buat tetep harus nerbitin fanfict abal-abal ini. Terimakasih buat fanbase @1DirectionTBoys di Twitter yang membuat semua ini bermula. Terimakasih juga buat anak grup CL, anak grup Crazyhubahubahulala. Terimakasih buat teman-teman gue yang komentar di Wattpad dan setuju kalau buku ini di terbitin dan juga ada niatan mau beli, harus beli loh! Udah gue edit nih dan gue perjuangkan fanfict abal-abal ini supaya terbit. Haha. Terimakasih buat nulisbuku.com yang bersedia buat nerbitin fanfict abal-abal ini. Okay udah berapa kali gue bilang ‘fanfict abal-abal’ disini? Lol. Okay terimakasih juga buat temanteman lainnya yang nggak bisa gue sebut namanya satu-satu disini ya, gue udah cape ngetiknya. Terimakasih buat semuanya. Dan oh ya untuk membaca buku ini, bayangkan One Direction di era 2012 ya, bukan yang sekarang. Khususnya untuk Niall yang masih berbehel. Dan Zayn yang belum left band, uhuk. Ya supaya terbayang aja imutnya mereka gimana. Tato Harry dan Zayn belum banyak, bahkan Liam sama Louis belum ada tato, biar kebayang liat-liat dulu deh the boys era 2012an. Hehe.
Packing Morning London, hoam aku mengucek-ngucek mata lalu bangun, aku melihat jam ternyata sudah jam 9 pagi. Aku melihat ke sekeliling, aku ketiduran di sofa tepatnya aku bersender pada Niall. Karena tadi malam ada pertandingan bola dan Niall tidak mau melewatkanya sedikit pun. Louis dan Harry tertidur di karpet bawah sedangkan Liam tertidur di sofa sebelah kanan dan Zayn di sebelah kiri. Tadi malam aku merasa lemas sekali, tapi pagi ini rasa lemas itu hilang gitu aja, kurang tidur kali ya. Aku langsung pergi mandi tanpa mengeluarkan suara karena takut membangunkan mereka. Setelah beres mandi aku langsung membereskan baju-baju ke koper. Yap aku mau pulang karena aku akan prepare untuk keberangkatanku besok ke Indonesia, memang cukup berat buat meninggalkan ini semua tapi mau gimana lagi perintah Papa nggak bisa di lawan. Setelah beres aku mengemas barang aku berjalan keluar perlahan dan melihat mereka yang masih pada ngorok kebo. Aku mengambil ponsel Niall lalu menulis sebuah memo. Aku meletakan kembali ponsel Niall, aku meletakannya di meja sebelah sofa lalu aku mencium pipi Niall lumayan lama dan tiba-tiba aku menangis. “I love you.” ucapku berbisik di telinga Niall yang masih tertidur. Aku menghapus air mataku lalu berjalan keluar menyeret koperku dan menelepon taksi. 5 menit kemudian taksi datang aku naik taksi itu dan pulang.
Niall “Menjadi bagian dari hidupmu adalah hal terindah yang pernah aku dapat.” “Mendapatkanmu sebagai kekasihku adalah hal yang sangat istimewa bagiku, I love you.” “I love you too.” Aku membuka mata, udah pagi ternyata dan barusan aku bermimpi. Aku melihat jam, oke jam 10 aku melihat ke sampingku dan ternyata Ayesa udah nggak ada, mandi kali ya? “Babe.” teriakku. Tidak ada jawaban. Aku bangkit lalu berjalan ke kamar mandi, Ayesa nggak ada. Aku ke dapur Ayesa juga nggak ada, di kamar juga dia nggak ada. Aku keliling-keliling rumah dan Ayesa nggak ada. Aku panik karena tidak menemukan Ayesa, apa iya dia diculik? Aku langsung membangunkan anak-anak. “Woy woy bangun bangun Ayesa hilang!” kataku panik. “Hah?” teriak Louis kaget yang langsung bangun. “Ayesa nggak ada.” kataku mengulangi. “Diculik maksud lo?” tanya Liam yang masih ngucek-ngucek mata. “Gue nggak tau. Liat aja dia nggak ada, tadi malam dia tidur di sebelah gue kan? Sekarang nggak ada!” ucapku masih panik. “Mandi kali.” ucap Louis. “Nggak ada!” jawabku panik. “Masak?” tanya Louis lagi. “Nggak ada Louis, kalau ada ngapain juga gue panik!” jawabku greget. “Telepon polisi.” usul Liam.
Tanpa pikir panjang aku langsung menyaut ponselku yang terletak di meja. Aku membuka slide kunci ponselku dan aku menemukan sebuah memo disana. Morning love, sorry aku pulang nggak bilang-bilang soalnya kamu sama yang lain masih tidur pules. Aku pulang dulu ya mau prepare barang-barang, kalau udah bangun jangan lupa mandi terus sarapan, I love you. Selesai membaca memo dari Ayesa aku senyum-senyum sendiri haha, aku panik banget ya Ayesa ilang. Aku langsung mengetik sebuah pesan untuk Ayesa. To: Love♥ Morning too princess, nanti siang aku kerumah kamu. “Lo kok malah senyum-senyum sih?” tanya Liam heran. “Ayesa balik bukan diculik.” jawabku nyengir kuda. “Ya elah, makanya jangan parnoan!” kata Louis seraya menggelengkan kepalanya. “Prepare buat ke Indonesia?” tanya Liam. Down! Seketika aku langsung down mikirin itu lagi, aku baru sadar kalau besok dia bakalan terbang ke Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Aku langsung berdiri langsung ke kamar mandi dan mandi.
Ayesa “Morning Mam.” sapaku lesu saat Mama membukakan pintu. “Morning sayang, lho? Pipi kamu kenapa?” tanya mama panik yang langsung mengelus ngelus pipi kananku yang di balut perban. “Bekas jatuh Ma, kena ujung meja tajam. Nggak apa-apa kok, luka sedikit doang.” jawabku berbohong. “Beneran? Bukan bekas berantem atau sebagainya kan?” tanya mama tidak percaya. “Nggak kok Ma beneran, aku kurang hati-hati jadi gini deh.” jawabku lagi. “Ya sudah, cepat masuk. Udah makan belum?” tanya mama padaku sambil mengajakku masuk. “Belum Ma.” jawabku. “Ya sudah makan dulu gih, udah gitu nanti Mama bantuin packing barang-barang kamu.” “Oke Mam.” ucapku berjalan malas ke kamar. BRAKKK..... Aku menjatuhkan diri di atas kasur dan membentangkan tangan selebar mungkin. Aku tidak berniat untuk makan dan aku lebih ingin mengistirahatkan badanku di atas kasur. Aku memperhatikan sekeliling, barang-barangku sudah di pack sebagian. Aku memandang poster Niall yang masih ada di dinding kamarku. Dari dulu sampai sekarang aku tetap menjadi Directioners yang tetap mengagumi mereka luar-dalam khususnya Niall. Pip pip.. Ponselku berbunyi tanda pesan masuk, ketika aku melihatnya aku langsung tersenyum. From: MyBoy♥ Morning too princess, nanti siang aku kerumah kamu.
To: MyBoy♥ I’ll be waiting. Aku bangkit lalu aku mendekati poster Niall, hem sebentar lagi aku jauh sama Niall aku pasti bakalan kangen banget sama kamu, sama ketawa kamu sama lelucon kamu sama perhatian kamu kasih sayang kamu, hmm mataku mulai panas. Perlahan aku mencopot poster Niall satu per satu dan aku lipat dengan rapih, lalu aku tumpuk. Akhirnya mataku tidak kuat menahan air mata yang udah berat di kelopak mata dan banjirlah air mataku. Aku lap air mata dan kembali bekerja, aku mencopoti semua poster sampai semua copot. Lumayan banyak ternyata, seulas senyum tercetak di bibirku tapi air mataku tak bisa berhenti mengalir. Aku mengambil stuff-stuff di meja yang tempo hari Niall belikan dan beberapa stuff yang aku punya, aku merapihkan semuanya kedalam tas kecil, aku kembali menangis. Kurang lebih satu tahun yang lalu saat aku sedang unmood banget, aku berada di dalam taksi dan itu pertama kalinya aku bertemu denganya. Mata birunya menatapku lembut dan itu pertama kalinya aku melihat wajahnya yang begitu jelas dan itu sangat indah. Dan mampu membuatku terkagum-kagum Aku meraih laptop di meja dan aku bawa ke kasur. Aku duduk di hadapan laptop dan aku membukanya, kembali aku menitikan air mata saat melihat wallpaper laptopku. Disitu ada foto aku dan Niall, Niall sedang mencium pipiku, emosiku tak dapat tertahan dan akhirnya aku menangis sejadi-jadinya. Perlahan aku menjalankan kursor membuka beberapa file video, kubuka satu persatu dan itu membuatku tambah menangis, kubuka file foto-foto aku dan Niall juga dengan One Direction dan itu membuat air mataku semakin deras mengalir. “Sa.” panggil Carisa dari balik pintu. Segera aku menghapus air mataku, “Ya? Masuk.”