Then... What is My Role?

-Indonesian and English versions-

Sughmita Maslacha A. S.

Then... What is My Role ?

-My Role is a Part of Me-

-My Role is a Part of Me- | i


Foreword

Praise the presence of Allah for all the graces and assistance, the author finally able to complete the final project subjects Social Psychology with a major theme of campus life by taking the main title is "Then.. What is My Role ?” This article is inspired from the many achievements and roles behind her. By adhering to the Handbook of Social Psychology / Irving B. Weiner, 2003 and using the Chapter 14: the social self as a supporter of this writing. In this task, of course authors found many obstacles, both in terms of exposure writings, looking for an appropriate theory, and review posts that match the topics carried. Therefore, the authors would like to thank and apologize for the error in writing, a description, and that will have on this article. Surabaya, June 2016

Composer

-My Role is a Part of Me- | ii


Daftar Isi Cover Title Page ..................................................................

i

Foreword ..................................................................

ii

Table of contents.......................................................

iii

Versi Bahasa Indonesia ..........................................

1

Peta Konsep ..............................................................

2

Bagian I : Mahasiswa Dalam Melihat Kesuksesan ...................

5

Bagian II : Pengembangan Potensi .............................................

12

Bagian III : Dilema dalam Peran Ganda dan Upaya .................... 22 Bagian IV : Motivasi ....................................................................

25

Bagian V : Dorongan Diri ..........................................................

32

Bagian VI : Prestasi .....................................................................

36

-My Role is a Part of Me- | iii


Rekomendasi ............................................................

38

Penutup .....................................................................

40

English Version .......................................................

42

Concept Maps ...........................................................

43

Part I : Students in view of success.......................................

45

Part II : Development Potential .............................................

52

Part III : Dilemma in Dual Role and Efforts ...........................

61

Part IV : Motivation ................................................................

64

Part V : Encouragement Yourself ..........................................

70

Part VI : Achievement ............................................................. 74 Recomendation .........................................................

76

Finale ........................................................................

78

Daftar Pustaka ..........................................................

80

Biografi Penulis ........................................................

81

-My Role is a Part of Me- | iv


Versi Bahasa Indonesia

-My Role is a Part of Me- | 1


Peta Konsep

Mahasiswa Dalam Melihat Kesuksesan Pengembangan Potensi

Peran

Dilema Dalam Peran Ganda

Personal

Motivasi

Dorongan Diri

Prestasi



Bagian I



Mahasiswa Dalam Melihat Kesuksesan Semua orang pasti memilih keinginan untuk meneruskan

pendidikan

dengan

sejuta

alasan,

begitu pula dengan anak-anak yang telah lulus dari jenjang sekolah menengah atas, mereka selalu ingin dan

bercita-cita

menjadi

mahasiswa

ataupun

mahasiswi, baik untuk sekedar memudahkannya dalam mencari pekerjaan, menjalankan tuntutan dari

orang

tua,

ataupun

benar-benar

ingin

meningkatkan mutu intelektualnya. Dari berjuta alasan ini, nantinya kualitas seseorang terlebih mahasiswa sebagai topik utama juga dapat dilihat seiring berjalannya waktu selama masa pendidikan. Misalnya, mahasiswa A hanya memiliki satu tujuan untuk bekerja, maka dia akan fokus pada akademiknya dan mengejar nilai secara kuantitas.

Sedangkan

mahasiswa

B

yang



menghargai tuntutan orang tua, biasanya hariharinya akan dihabiskan dengan kuliah dan mainmain saja. Hal ini terjadi kerena mahasiswa B hanya ingin menggugurkan kewajibannya terhadap orang tuanya.

Sumber : Gambar google

Akan berbalik 180⁰ dengan mahasiswa C yang benar-benar ingin meningkatkan kualitas diri dan mutu intelektualnya. Maka, dia akan berjuang untuk mampu sukses dalam akademik maupun non-akademiknya.

Baik

dengan

cara

menjadi

mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan, menjadi aktivis kampus, atau ikut dalam UKM-UKM yang tersedia di Universitas. Namun berbagai pandangan mahasiswa terhapat Universitas atau tujuan dirinya



kuliah nyatanya tidak begitu mudah dijalani. Segala keadaan senyatanya dapat memberikan berbagai tekanan,

serta

membiaskan

pengaruh-pengaruh

tujuan

utamanya.

yang

dapat

Adapun

yang

berbalik arah dengan segala kenyataan yang ada, dilihat

dari

perspektif

mahasiswa

membawah

tujuan utamanya dalam hal yang positif atau negatif.


Tidak

jarang

mahasiswa

yang

mulai

asik

dengan bakat dan minatnya teraplikasikan dalam UKM-UKM, harus mengalami penurunan semangat dalam akademisnya. Adapula yang tidak pernah aktif dalam berbagai kegiatan dan hanya menjalani



hari-hari untuk sekedar kuliah. Hal itu, terjadi karena mahasiswa tidak yakin dengan dirinya sendiri. Dihantui rasa takut yang begitu dalam, serta tidak mampu menghadapi segala tekanan bila harus dihadapkan dengan peran gandanya untuk sukses

akadamis

berkenaan tentang

dan

dengan

bagaimana

non-akaemisnya.

Self-Concept seorang

(konsep

individu

Ini diri)

mampu

mengenali dirinya serta memiliki keyakinan tentang dirinya. Kerena sering kali kita punya gagasan tentang

siapa

kita,

tetapi

kadang-kadang

kita

bingung dan meragukan diri kita oleh desakan eksternal dan evaluasi orang lain. Selain

itu,

konsep

tentang

Self-esteem

(Penghargaan Diri) dapat dijadikan hasil evaluasi atau penilaian kita tentang diri kita sendiri. Artinya, kita tidak hanya menilai seperti apa diri kita, tetapi juga menilai kualitas diri kita. Karena mahasiswa yang memiliki tingkat penghargaan diri yang tinggi, biasanya memiliki pemahaman yang jelas tentang personalnya. Misalnya,

mahasiswa yang tauh



bahwa dirinya dapat menjawab pertanyaan dosen, tapi

dia

tidak

memiliki

mengutarakannya.

Orang

keberanian seperti

ini,

untuk berarti

memandang rendah dirinya, dan tidak percaya akan kemampuan personalnya. Cenderung untuk pesimis dan selalu membayangkan hal negatif, yang akan berdampak pada dirinya. Berkaitan dengan Teori sociometer,

yaitu

ukuran

internal

bagaimana

individu berhasil di inklusi secara sosial. Penting bagi pandangan interpersonal diri, bahwa orang menerima sesuai

atau

menolak

masukan

lingkungan

pilihan

mereka

sendiri.

Pandangan

sociometer juga dapat dengan mudah menjelaskan mengapa begitu banyak emosi terkait nasib harga diri sendiri, karena respon emosional yang kuat umumnya

diasosiasikan

dengan

hubungan

interpersonal. Selain itu, orang cenderung untuk mendapatkan harga diri mereka dari sifat-sifat yang sama

yang

(misalnya:

menyebabkan kompetensi).

penerimaan

Karena

ketika

sosial orang



memiliki kecemasan sosial, harga diri mereka ikut menderita (Millon & J. Lerner, 2003:332). Dari contoh di atas, dapat di artikan bahwa mahasiswa tersebut tidak mengenali konsep dirinya sendiri (Self-Concept). Sebaliknya, jika mahasiswa mampu

mengenali

dirinya,

maka

dia

akan

merespon dengan baik kualitas positif yang ada dalam

dirinya.

Mahasiswa

yang

memiliki

penghargaan terhadap dirinya (Self-Esteem) dengan cara yang lebih positif, tentu dia akan semakin memperkuat harga dirinya sendiri. Dengan

demikian,

pandangan

mahasiswa

mengenai cara meraih kesuksesan akademis dan non-akademis. Serta menyeimbangkan tujuan dari keduanya, untuk menjadi diri yang unggul dan berkualitas intelektual. Seorang mahasiswa harus mampu melihat konsep dirinya (Self-Concept) serta mampu mengevaluasi dirinya sendiri (Self-Esteem).


Personal


Self - Concept Self - Esteem Teori Sociometer

Alur Pemikiran Dalam Melihat Kesuksesan Diri



Bagian II



Pengembangan Potensi Mahasiswa

lebih

menekankan

cara

yang

dianggapnya mudah dan tidak memaksa untuk diimplementasikan,

dari

pada

terus-menerus

menyesuaikan diri dengan keadalan lingkungan. Potensi yang ada dalam diri, merupakan kekhasan dari setiap personal. Cara menyeimbangkan kepentingan dan tujuan yang berorientasi masa depan, mengarah pada upaya pengembangan potensi dalam diri individu. Dan pengetahuan tentang diri untuk menggali potensi

berasal

sumber-sumber

dari

banyak

pengetahuan

sumber.

Adapun

diri,

meliputi

pengetahuan yang spontan, tetapi yang lebih umum adalah, mengarah pada pengalaman yang lebih bersifat spesifik.



Sosialisasi Sebenarnya banyak dari pengetahuan diri kita berasal

dari

mengenahi

proses

bagaimana

sosialisasi seseorang

(Socialization) mendapatkan

aturan, standar dan nilai-nilai keluarga, kelompok dan

kulturnya.

Sosialisasi

membentuk

inti

pengalaman awal kita, dan frekuensi pengalaman ini pada akhirnya akan menjadikan pengalaman itu diinternalisasikan

sebagai

aspek

penting

daria

konsep diri.

Sumber : Gambar Google



Dalam proses sosialisasi ini, akan dijumpai kemampuan, serta adanya rangsangan, dan faktor penunjang

dari

keluarga.

membantu

individu

dalam

Hal

inilah,

mengenali

yang potensi

dirinya. Misalnya, mahasiswa A yang orang tuanya bekerja sebagai politisi, manajer, atau pemuka agama yang berjumpa dengan banyak orang, dan berbagai latar belakang. Dengan mahasiswa B yang orang tuanya bekerja sebagai tukang bangunan. Jelas rangsangan serta pola asuh yang diberikan terhadap proses sosialisasinya juga akan berbedah.

Sumber : Gambar Pribadi



Pada

mahasiswa

A

kerena

setiap

hari

lingkungannya berputar pada orang-orang yang selalu

berdiskusi

dan

bertatap

muka

dengan

banyak orang, secara psikis dia akan mudah berinteraksi dengan banyak orang dan biasa dengan hal-hal yang mengharuskan dia berbicara di depan umum.

Sedangkan

pada

mahasiswa

B,

jelas

keberanian untuk mengungkapkan pendapat tidak dia dapat dari keluarganya, namun tidak menutup kemungkinan

berasal

dari

sosialisasi

dirinya

terhadap lingkungan sekitar ataupun pengalaman spesifik, serta spontanitas yang mengharuskan dia untuk berani tampil di depan umum. Tanggapan dari Orang Lain Terkadang orang memberikan tanggapan yang tegas terhadap kualitas diri kita. Tanggapan itu bisa muncul dari, teman sebaya, orang yang lebih tua, bahkan dari orang yang baru kita kenal. Ini dinamakan dengan Reflected appraisals, yaitu evaluasi diri (self-evaluation) berdasarkan presepsi dan evaluasi dari orang lain. Begitu juga dengan



mahasiswa, sebagai manusia yang hidup dalam lingkungan sosial, jelas peran orang lain sangat membantu sebagai sarana koreksi. Koreksi yang diberikan dapat berupa kritikan, ataupun saran. Setiap personal memiliki cara yang unik dalam menerima tanggapan tentang dirinya, ada yang lebih suka tanggapan dengan atau umpan balik yang objektif (seperti nilai ujian) tentang atribut personal mereka ataupun lebih menyukai opini personal. Persepsi Diri Self-Perseption theory ide bahwa orang terkadang menyimpulkan sikap mereka sendiri berdasarkan perilaku

mereka

yang

kelihatan,

bukan

dari

keadaan internalnya. Misalnya, mahasiswa tidak perlu

mengamati

bagaimana

dia

menghindari

undangan pesta untuk mengetahui bahwa dia tidak menyukai pesta. Banyak sekali aspek diri kita yang mempunyai

refensi

internal

dalam

bentuk

keyakinan, sikap dan preferensi afektif. Saat kita mampu mempresepsikan diri kita seperti apa, dari



sinilah dapat dijadikan acuan bahwasanya persepsi diri sebagai sumber pengetahuan dari diri juga berperan dalam mengembangan potensi diri. Penilaian Diri Komparatif Terkadang mahasiswa berfikir untuk mengevaluasi kualitas dirinya, namun informasi tidak tersedia begitu

saja.

mengetahui

Misalnya, bahwa

jika

mahasiswa

penelitiannya

ingin

merupakan

temuan yang layak untuk dipublikasikan dari pengembangan teori dan konsep serta observasi yang dia lakukan, tentu tidak ada ujian yang bisa dia tempuh untuk mengetahui jawabannya. Mahasiswa tersebut mungkin membayangkan bisa berkonsultasi dengan pakar peneliti, namun dia mungkin malu atau dipenuhi dengan rasa takut salah dan sebagainya. Karena biasanya kita selalu membandingkan

kualitas

personal

kita

dengan

orang lain, begitu juga dengan mahasiswa tersebut. Dia bisa mengira-ngira apakah hasil penelitiannya itu layak atau tidak dengan mengobservasi orang di sekeliling

dia,

atau

membaca

hasil

penelitian



terdahulu yang memiliki kesamaan konsep dan teori dengannya. Dari contoh diatas, proses ini kemudian dinamakan dengan Social Comparison tindakan membandingkan kemampuan, opini, atau emosi dengan orang lain. Ada pula yang dinamakan dengan gudang ingatan, artinya setiap dari diri kita memiliki memori akan masa lalu yang di jadikan barometer untuk melihat kemajuan kita saat ini atau

yang

akan

datang.

Penilaian

diri

yang

komparatif akan membantu kita dalam mengurangi beban perasaan menghadapi pengalaman hidup yang menekan. Toeri Identitas Sosial Social Identity (identitas sosial) adalah bagian dari konsep

diri

individu

yang

berasal

dari

keanggotaannya dalam kelompok sosial. Toeri ini juga berpendapat bahwa, konsep diri berisikan atribut baik pribadi maupun sosial (Millon & J. Lerner, 2003:333). Identitas sosial menjadi penting, karena

memiliki

hubungan

yang

erat

dengan



konsep

diri

(Self-Concept).

Identitas

sosial

dibentuk melalui proses, dalam proses ini akan terasa sulit jika harus dihadapkan pada masa perubahan. Misalnya, kejadian ketika siswa harus pindah dari sekolah ke perguruan tinggi. Maka dia harus

mampu

beradaptasi,

dan

membentuk

identitas baru pada lingkungan yang baru juga. Yang secara otomatis akan mempengaruhi pola pikir dalam penghargaan terhadap dirinya (SeltEsteem)

yang

juga

dipengaruhi

secara

interpersonal.



Sosialisasi

Teori Identitas Sosial

Tanggapan Orang Lain

pengembangan Potensi

Penilaian Diri Komparatif

Persepsi Diri

Alur Pemikiran Dalam Pengembangan Potensi Diri



Bagian III



Dilema Dalam Peran Ganda dan Upaya Dalam

menjalani rutinitas sebagai mahasiswa tentu tidak

lepas dari berbagai masalah-masalah didalamnya, perjalannya meniti pendidikan dalam mencapai tujuan tidak semuda membalik telak tangan. Akan muncul dilema-dilema yang memecah konsentrasi mahasiswa dalam pencapaian tujuannya, dilema ini dapat berupa tekanan yang datang dari dalam maupun luar

lingkungannya.

Bukan

suatu

yang

mudah

untuk

menyeimbangkan dua hal yang berbeda, begitu pula dalam menyeimbangkan hubungan akademis baik dalam segi nilai yang berkualitas ataupun kepandaian intelektual yang tinggi dengan non-akademisnya yang bisa berupa hubungan eksternal, seperti organisasi, seni, olahraga, dan sebagainya. Belum lagi pengaruh dari dalam, seperti kondisi psikis yang tergoncang akibat masalah internal. Upaya

yang

efektif

dan

efisien

dapat

membantu

memecahkan dilema tersebut. Pertama, setiap personal dari masing-masing mahasiswa harus mampu memahami konsep



dirinya. Karena disini mahasiswa dapat mempertimbangkan dampak positif-negatifnya, mulai dari batasan ruang dan waktu, batasan kemampuan personal, serta sadar akan kekuatan diri, baik mental-psikis maupun fisik dalam bentuk kesehatan tubuh. Kedua, adanya kemauan, semangat dan motivasi tinggi untuk meraih sukses dalam tingkat Universitas secara utuh, misalnya target lulus lebih awal, semua itu akan membantu memberi dorongan baik sadar atau tidak untuk merencanakan tujuan dengan jelas. Ketiga, mengoptimalkan semua peluang yang ada, yakini selalu ada hal positif dalm diri kita yang patut dikembangkan dan terus digali potensinya.



Bagian IV



Motivasi Setiap orang selalu memiliki kemampuan untuk memotivasi, ataupun mendapatkan motivasi dari orang lain. Mengapa perlu motivasi? Karena motivasi dapat menjadi suntikan semangat untuk orang-orang yang mulai putus asah, sama seperti Mahasiswa yang juga manusia biasa punya rasa lelah

dan

bosan

dalam

keseharian.

Dalam

kebosanan ini, potensi-potensi yang ada dalam dirinya hilang dan tidak dapat berkompromi dengan dirinya. Keyakinan dan rasa optimis juga semakin memudar, kesibukan akademis dan non-akademis yang di lalui di dunia perkuliahan

sangatlah

menguras pikiran dan tenaga. Dalam hal ini, Mahasiswa butuh dorongan dan suntikan semangat yang

namanya

motivasi.

Dari

motivasi

yang

diberikan diharapkan muncul semangat baru untuk kembali menata konsep tentang dirinya, mengenai



apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya ditinggalkan. Motivasi bisa datang dari mana saja, baik dari orang tua sebagai figur yang dianggap pernah merasakan asam manis kehidupan, teman sebagai figur

yang

sama-sama

seperjuangan.

merasakan

Misalnya,

teman

masa-masa A

pernah

merasakan sulitnya mengerjakan tugas dari dosen dengan di kejar-kejar waktu pengumpulan tugas yang semakin dekat, teman B tentu juga merasakan hal yang sama. Selanjutnya, tidak hanya dari orang tua, maupun teman, orang lain yang sama sekali tidak kita kenal juga bisa jadi memotivasi kita dalam membangkitkan semangat diri.

Selain itu,

motivasi juga bisa berupa kata-kata bijak, berupa tindakan yang baik, maupun memberikan contoh yang sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi.




Orang-orang

yang

memiliki

kemampuan

untuk memotivasi biasanya, mempunyai berbagai cara untuk terus meningkatkan potensi dirinya, begitupula

orang

yang

diberi

motivasi

juga

diharapkan dapat meningkatkan potensi dirinya karena dinilai telah mendapat hal baru untuk membangkitkan berupa

emosi

menunjang mahasiswa semua

semangatnya. sosial

untuk dalam

kegiatan

maupun

Pengaruh psikis

membangkitkan menghadapi

diperkuliahan

baik sangat

seorang

kesehariannya, baik

akademis

maupun non-akademis dinilai menguras segalanya, -My Role is a Part of Me- | 27


baik ekonomi, tenaga, terlebih pikiran, belum lagi menahan perasaan saat berjauhan dengan orang tua.

Tetapi

dengan

terus

bersungguh-sungguh

dalam menempuh pendidikan universitas dan aktif dalam organisasi, maka potensi diri akan terus tergali

dan

Sedangkan

menjadi motivasi

terpacu itu

satu-sama

sendiri

akan

lain.

muncul

beriringan dengan potensi diri kita.




Orang

yang

mampu

memotivasi

dirinya

sendiri cenderung bisa mengontrol potensi yang ada dalam dirinya, rasa optimis juga akan muncul dan dengan kadar yang tidak berlebihan. Orang yang seperti ini, dia sudah mampu mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri, dan pastinya jika di minta untuk memberikan motivasi kepada orang lain bisa jadi dia memberikan suntikan semangat yang baik. Lain halnya, jika seorang tidak bisa mengenali potensi dirinya, seperti yang diurakan di atas, maka dia akan pesimis dengan dirinya sendiri. Kekuatan terhadap konsep yang ada dalam dirinya juga menjadi kacau, tidak ada motivasi untuk

membangkitkan

semangat

kedepannya.

Untuk itu, orang-orang semacam ini membutuhkan dorongan dan suntikan semangat maupun motivasi dari pihak lain. Dari semua uraian inilah yang menggambarkan betapa pentingnya motivasi untuk meraka

yang mulai putus asah

dan

pesimis.

Sebagai seorang mahasiswa harusnya kita mampu memotivasi diri kita sendiri untuk menata kembali



konsep diri kita, karena masa depan yang gemilang tergantung pada siapa yang membangun masa depan itu, bukan pada siapa yaang hanya mencoba membangunnya lalu membiarkan segala impiannya terbang begitu saja bersama hembusan angin.



Bagian V



Dorongan Diri Manusia selalu memiliki kuasa atas dirinya sendiri, dorongan diri menjadi salah satu instrumen dalam

kemajuan

pribadi

individu.

Dalam

perkuliahan, mahasiswa dituntun untuk berani tampil di muka umum, percaya dengan kemampuan diri dan berbasis pada data serta realita yang ada. Memunculkan semangat, kekuatan untuk berfikir kritis, memberikan argumentasinya dalam berbagai kesempatan tidak secara langsung hadir begitu saja. Hal itu terjadi karena adanya dorongan dalam diri, yang kita sadari atau tidak telah menjalankan sistem yang ada dalam pikiran serta emosi kita. Dalam suatu keadaan adakalanya dorongan diri mampu berperan seperti motivasi, namun yang membedahkannya

dorongan

diri

akan

muncul

secara sendirinya, atau dengan adanya motivasi terlebih dahulu. Sedangkan motivasi itu diberikan dan berasal dari orang lain, seandainya motivasi itu



datang dari diri kita sendiri, tetap saja motivasi bertugas sebagai seplemen pemberi semangat. Namun antara dorongan diri dan motivasi juga

memiliki

kesamaan.

Kesamaan

diantara

keduanya terletak pada hasil yang berupa keinginan untuk maju dan melangkah ke arah yang lebih baik.

Begitupun

dalam

menjalankan

peran,

seseorang harus mampu mendorong dirinya untuk mengoptimalkan setiap peran yang dimilikinya. Sebagai contoh, jika dalam kuliah mahasiswa tidak memiliki semangat untuk segera menyusun dan menyelesaikan skripsi, maka dalam semester akhir dia akan merasa terburu-buru. Pikirannya akan terpecah,

karena

tidak

mampu

fokus

dalam

skripsinya. Hal ini dapat terjadi karena suka bermain

dengan

mengendalikan

waktu,

perannya

dan

tidak

bisa

sendiri.

Tetapi

akan

berbeda halnya dengan mahasiswa yang tahu posisi dirinya, lalu memiliki dorongan akan maju, maka dia akan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan setiap

tugas

kuliahnya,

bahkan

mampu



menyelesaikan skripsi lebih dulu dibanding temantemannya. Selain itu tetap ada nilai tambah dengan terus menjalani peran lainnya, seperti perannya dalam menjadi seorang anak yang juga harus membantu orang tua, sebagai seorang teman yang juga harus tetap bergaul. Untuk itu menjadi kewajiban dari setiap individu,

agar

mampu

memposisikan

dirinya

sendiri. Dengan mengenali dirinya, paham akan potensi yang dia miliki, mampu mendorong dirinya untuk maju, terlebih lagi mampu memberi motivasi untuk sesama, akan membawah kita pada cara terbaik menuju kesuksesan. Karena yang mengenal diri kita, sampai pada hal paling dasar adalah diri kita sendiri.



Bagian VI



Prestasi Prestasi merupakan hal yang paling diidamidamkan banyak orang, mampu berprestasi adalah nilai tambah tersendiri bagi setiap orang. Prestasi juga mampu memberikan penghargaan terbesar dalam hidup seseorang, karena

orang menilai

bahwa prestasi tidak pernah mengingkari proses. Artinya bahwa, proses yang baik akan membawah hasil yang baik pula. Dengan mampu berproses, berarti kita telah menunjukan bahwa dalam diri kita ada potensi yang besar, bahwa akal kita yang telah diciptakan tuhan dengan sempurna mampu kita gunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat memberikan sumbangan dalam kehidupan kita. Seperti

halnya

mahasiswa,

dalam

dunia

keilmuan dan pendidikan mereka dituntun untuk mampu memberikan sumbangan intelektual. Maka dari

itu,

(Mahasiswa

muncul

yang

Berprestasi)

namanya atau

dengan

Mawapres sebutan



lainnya. Tidak hanya itu, prestasi juga mampu memberikan pembuktian, bahwa kita layak dengan diri kita, dengan kemampuan kita, dan dengan semua hasil terbaik yang kita dapatkan. Dan disinilah akhirnya kita dapat menilai sejauh mana kita telah berproses, tahu apa peran kita

dengan

melihat

apa

yang

dinamakan

kesuksesan. Mampu mengartikan potensi diri kita, mampu memotivasi atau sekedar dorongan diri untuk melangkah. Lalu dari semua itu maka kita akan mendapatkan hasilnya berupa Prestasi. Karenanya

prestasi

juga

menjadi

bagian

penting yang harus dipertimbangkan, agar kita tidak muda putus asah dan merasa bahwa diri kita tidak

mampu.

Dengan

adanya

prestasi

akan

mendorong kita untuk menciptakan hal baru.



Rekomendasi Dari semua ulasan di atas, rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah semua peran kita dalam kehidupan sebenarnya selalu sesuai dengan potensi yang ada dalam diri kita, tinggal bagaimana kita dalam menyikapinya dan berani menentukan pilihan kita. Mengambil setiap langkah yang telah kita susun dalam konsep diri kita, tetap optimis dengan langkah kita, setiap peran yang kita ambil, baik sebagai

seorang

menentukan

siswa

setiap

maupun

langkah

mahasiswa,

untuk

lebih

memfokuskan diri pada kegiatan akademis mapun hanya

non

akademis

menjalankannya

saja,

beriringan

atau tentu

mampu akan

menghasilkan setiap konsekuensi yang berbeda pula. Untuk itu mengenali potensi diri, mampu menghadapi semua dilema yang ada dan berusaha memotivasi diri serta orang lain, dapat membantu



kita dalam mengoptimalkan potensi kita terhadap peran yang kita jalani. Jangan pernah berkecil hati dengan apa yang sudah ada, namun menjadikannya besar itu jauh lebih bearti untuk kemudian hari. Perca diri itu juga dibutuhkan, asalkan tidak melampaui batassan yang ada, dengan tetap memperhatikan sekitar, dan mampu memberi respon positif, diyakini akan membawa aura yang positif juga. Akhirnya dengan suksesnya proses kita dalam mengenali diri dan potensi masing-masing maka, kita dapat mengambil buahnya yaitu berupa Prestasi.



Penutup Universitas sebagai satu satu media penting, bagi

pengembangan

Sumber

Daya

Manusia

khususnya penerus bangsa. Didalamnya terdapat peran

mahasiswa,

yang

dibutuhkan

sebagai

pendobrak kemajuan bangsa, untuk itu konsep diri (Self-Concept) serta penghargaan terhadap diri (Self-Esteem)

harus

dipahami

oleh

setiap

mahasiswa secara personal. Upaya konsep diri yang meliputi sosialisasi, tanggapan orang lain, persepsi diri, penilaian diri komparatif, dan identitas sosial (Teori Identitas Sosial) dapat dijadikan sebagai sarana penunjang. Selain itu, motivasi juga hal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan potensi diri. Motivasi bisa datang darimana saja, sebagai pihak yang memberi motivasi dan sebagai pihak yang menerima motivasi selalu memiliki harapan akan sama-sama menerima



energi positif berupa semngat dalam menata konsep diri kedepannya. Teori, konsep, dan pendekatan yang digunakan dalam menyorot masalah diatas, banyak membantu dalam penulisan ini. Namun, teori yang digunakan ini dirasa masih kurang dalam memuaskan hasil tulisan ini, karena ada bagian dari teori yang dirasa sulit

dimengerti

penulis

dalam

menyelesaikan

tulisannya terkait judul yang diangkat. Sebagai penulis pemula, penulis membutuhkan banyak masukan dari berbagai pihak, dalam mengkritisi tulisan ini. Dalam setiap topik pembahasan selalu ada kaitannya dengan teori-teori terdahulu, untuk itu kita harus jeli dalam menentukan teori apa yang cocok digunakan dalam membahas topik yang kita angkat, selain itu diharapkan tahu isi keseluruhan dari teori yang digunakan.



English Version



Concept Maps

Students in View of Success Development Potential Dilemma of Dual Roles and Effort Pesonal Role Motivation

Encouragement Yourself Achievement



Part I



Students in View of Success Everyone must choose a desire to continue their education with a million reasons, as well as children who have graduated from middle school on, they always want and aspire to be a student or a student, either to simply make it easier to find a job, running the demands of parents, or really want to improve the quality of its intellectual. Of millions of these reasons, the future first person's quality of students as the main topic can also be seen over time during the period of education. For example, a student has only one goal to work, then he will focus on the academic and the pursuit of value in terms of quantity. While student B who appreciate the demands of parents, usually his days will be spent with lectures and playfulness only. This happens because they just want to abort the student and his duty towards his parents.



Source: Google Images

Will turn 180⁰ with C students who really want to improve the quality of self and intellectual quality. Then, he will struggle to be able to succeed in academic and non-academic. Either by being an active student in the lecture, an activist campus, or participate in student activity units available at the University. However, a variety of student views terhapat university or college her goal in fact is not so easy living. All the circumstances in fact can provide a wide range of pressures and influences that can refract the main objective. As for the reverse direction with all the facts, viewed from the perspective of students presenting any primary goal in terms of positive or negative.




Not infrequently students who start cool with their talents and interests are applied in units of student activities, should decline in the academic spirit. Those that are never active in various activities and only through the day to a lecture. It occurred because the student is not sure of himself. Haunted by the fear that is so deep, and unable to face any pressure when it should be confronted with the double role for success akadamis and nonakaemisnya. This is with regard to Self-Concept about how an individual is able to recognize him and have confidence about him. Because they often



have an idea of who we are, but sometimes we are confused

and

doubting

ourselves

by

external

pressure and evaluation of others. In addition, the concept of self-esteem can be used as the evaluation results or our assessment of ourselves. That is, we do not just assess what we are, but also to assess the quality of ourselves. Because students who have high levels of selfesteem, usually have a clear understanding of the personal. For example, a student who had known that he was able to answer questions lecturer, but he did not have the courage to step forward. People like this, then look down on him, and did not believe in personal abilities. Tend to be gloomy and always imagine negative things, which will have an impact on him. In connection with sociometer Theory, which is a measure of how people succeed in internal

social

inclusion.

It

is

important

for

interpersonal view of themselves, that people accept or reject the environmental input of their own choosing. The views sociometer can also easily



explain why so many emotions regarding the fate of their

own

self-esteem,

because

of

the

strong

emotional response is generally associated with interpersonal relationships. In addition, people tend to get their self-esteem of the same traits that lead to social acceptance (eg competence). Because when a person has social anxiety, self-esteem they suffer (Millon & J. Lerner, 2003: 332). From the above example, could mean that the student did not recognize the concept itself (SelfConcept). Conversely, if the student is able to recognize him, then he will respond well to a positive quality that was in him. Students who have respect for him (Self-Esteem) with a more positive way, of course he will further strengthen the price itself. Thus, the student views on how to succeed academically and non-academically. As well as to balance the goals of both, to be self-superior and intellectual quality. A student should be able to see the concept itself (Self-Concept) and be able to evaluate themselves (Self-Esteem).


Personal


Self - Concept

Self - Esteem Teori Sociometer

Line of thought Yourself In viewing Success



Part II



Development Potential

Students are more stressed manner as simple and does not force it to be implemented, rather than constantly Potential

adjust that

to

exists

keadalan within

environment.

ourselves,

is

the

distinctiveness of each personal. How to balance the interests and objectives of future-oriented, leading to the development potential within the individual. And knowledge about yourself to explore the potential comes from many sources. As for the sources of self-knowledge, including knowledge that is spontaneous, but it's more common, leading to a more specific experience. Socialization Actually, many of our self-knowledge comes from the process of socialization (Socialization) mengenahi how does one get the rules, standards and values of



families, groups and cultures. Socialization forms the nucleus of our initial experience, and the frequency of this experience will eventually make the experience was internalized as an important aspect of self-concept Daria.


In this socialization process, we will see the ability, as well as the stimulation and support of family factors. This is, that assist individuals in recognizing her potential. For example, a student whose parents work as a politician, manager, or religious leaders who met with many people, and a variety of backgrounds. With a B student whose



parents work as a builder. Obviously stimulation and parenting given to the process of socialization will also berbedah.

Source: Personal Image

A student on a daily basis because they spin their environment to people who always talk and meet with many people, psychologically he will easily interact with people and ordinary things that required her to speak in public. While the student B, obviously not the courage to express an opinion he got from his family, but did not rule comes from socialization itself to the surrounding environment



or specific experience, and spontaneity that requires him to dare to appear in public. Feedback from Others Sometimes people give a firm response to the quality of our self. The response can arise from, peers, older people, even from a new person we know. This is called

the

Reflected

appraisals,

namely

self-

evaluation (self-evaluation) based on the perception and

evaluation

of

others.

Likewise

with

the

students, as human beings who live in a social environment, clearly the roles of others are very helpful as a means of correction. The correction can be given criticism, or suggestions. Each personal has a unique way of receiving feedback about himself, is more like a response or feedback with an objective (such as test scores) on their personal attributes or prefer personal opinion.



Self perception Self-Perseption

theory

the

idea

that

people

sometimes summed up the attitude of their own based on their behavior visible and not on the internal state. For example, students do not need to observe how he avoided a party invitation to know that he does not like a party. There are so many aspects of ourselves that have internal reference point

in

preferences

the

form

of

affective.

beliefs, When

attitudes we

are

and able

mempresepsikan ourselves as to what, from here can be used as a reference that self-perception as a source of knowledge of themselves also play a role in developing our potential. Comparative Self-Assessment Sometimes students think to evaluate their quality, but the information is not available offhand. For example, if a student wants to know that research is finding that deserves to be published on the development of theories and concepts as well as the



observation that he did, of course there is no test that can he take to find out the answer. The student might imagine being able to consult with an expert researcher, but he may be shy or filled with fear one and so on. Because usually we always compare our personal qualities with others, as well as students. He could gauge whether the results of research it is feasible or not by observing the people around him, or read the results

of

previous

studies

that

have

similar

concepts and theories with him. From the example above, this process came to be called by the Social Comparison compare the ability of the actions, opinions, or emotions with others. There is also called the storehouse of memory, meaning that each of us has a memory of the past are made in the barometer to see the progress of our current or future. Comparative self-assessment will help us in reducing the burden of feeling facing stressful life experiences.



Social Identity theories Social Identity (social identity) is part of the concept of individual self derived from membership in a social group. These theories have also found, selfconcept contains both personal and social attributes (Millon & J. Lerner, 2003: 333). Social identity becomes

important,

because

it

has

a

close

relationship with the concept of self (Self-Concept). Social identity is formed through a process, in this process would be difficult if it must be faced with a period of change. For example, an event where students have to move from school to college. So he should be able to adapt, and formed a new identity to

the

new

environment

as

well.

Which

will

automatically affect the mindset of respect for him (Selt-Esteem) were also affected interpersonal.



Socialization

Social Identity Theories

Feedback from Others

Development Potential

Comparative SelfAssessment

Self perception

Line of Thought In Self Development



Part III



Dilemma In Dual Role and Effort In the routine as a student would not be separated from a variety of problems in it, pursuing a journey of education in achieving goals is not as young as flipping a crushing hand. Will appear dilemmas break the concentration of students in the achievement of its objectives, this dilemma can be pressure coming from the inside and outside environment. Not an easy to balance two different things, as well as in balancing academic relations both in terms of quality or value of the high intellectual intelligence to non-academic who can be external relations, such as organizations, the arts, sports, and so on. Not to mention the influence of the inside, such as psychological conditions that fall due to internal problems. Efforts are effective and efficient can help solve that dilemma. First, each personal of each student should be able to understand the concept itself. Because here students can consider the



impact

of

positive-negative,

ranging

from

the

constraints of space and time, limit the personal ability, as well as self-conscious strength, both mental and physical-mental health in the form of the body. Second, the willingness, passion and high motivation to succeed at the university level as a whole, for example, the target graduated early, it will help

give

a

boost

either

consciously

or

unconsciously to plan with clear objectives. Third, optimize all the opportunities that exist, believe there

is

always

a

positive

thing

preformance

ourselves that should be developed and continue to be extracted potential.



Part IV



Motivation Everyone always has the ability to motivate, or get motivation from others. Why need motivation? Because

motivation

can

be

an

injection

of

enthusiasm for people who are beginning to lose grindstones, just as students are also ordinary people have fatigue and boredom in everyday life. In this boredom, the potential that exists within him is lost and can not compromise with him. Confidence and optimism are also faded flurry of academic and non-academic lectures at the world through thought and energy is draining. In this case, students need encouragement and an injection of

enthusiasm

whose

names

motivation.

Of

motivation given the expected emerging new spirit to re-organize concepts about themselves, about what should be done and what should be left out. Motivation can come from anywhere, either from parents as a figure who is considered ever



tasted sweet and sour life, friends as a figure who equally feel the periods arms. For example, A friend once felt the difficulty of the task of lecturers with chase-chase in the collection time task is getting closer, friends and of course also felt the same way. Furthermore, not only from parents, or friends, others were completely unknown to us can also be motivating us in uplifting themselves. In addition, the motivation can also be words of wisdom, in the form of good action, and provide an example that correspond to the matter at hand.




People who have the ability to motivate usually, have a variety of ways to continue to improve their potential, nor people who were given motivation

is

also

expected

to

improve

their

potential as assessed've got something new to raise his

spirits.

psychological

The

influence

emotions

is

of

either

very

social

or

supportive

to

generate a student in the face of daily life, all diperkuliahan activities both academic and nonacademic rated drain everything, whether economic, energy, especially the mind, not to mention help feeling when far apart the parents. But with continued earnestly in university education and active in the organization, then the potential will continue to be excavated and encouraged oneanother. While the motivation itself will appear in conjunction with our potential.




People who are able to motivate themselves tend to be able to control the potential that exists within him, a sense of optimism will also appear and the levels are not excessive. People who like this, he was

able

to

recognize

the

advantages

and

disadvantages himself, and certainly if asked to give motivation to other people she could have a good spirit of giving injections. Another case, if one can not recognize his potential, as described above are, then he will be pessimistic about himself. The strength of the concept is in itself also becomes chaotic, there is no motivation to evoke the spirit of the future. To that end, the people of this -My Role is a Part of Me- | 67


kind requires an injection of enthusiasm and encouragement and motivation of the other party. Of all these descriptions that describe how important motivation for them that are beginning to lose grinding and pessimistic. As a student we should be able to motivate ourselves to reorganize our selfconcept, for a glorious future depends on who is building the future, not on who yaang just trying to build it and then let all the dreams fly away along with the wind.



Part V



Encouragement Yourself Mankind has always had power over himself, the drive itself to be one of the instruments in the individual personal advancement. In the lecture, students are led to dare to appear in public, confident in themselves and based on the data as well as the existing reality. Bring up the spirit, the power to think critically, give arguments on various occasions not directly present granted. It occurs because of the boost in self, we realize it or not has run the system you have in mind and our emotions. In a state of self-encouragement sometimes able

to

act

as

motivation,

but

that

membedahkannya boost self will emerge by itself, or with

the

motivation

beforehand.

While

the

motivation was given and comes from someone else, if the motivation that comes from ourselves, it still served as a motivation seplemen encouragement.



But between encouragement and motivation also have in common. The similarity between the two lies in the outcome of a desire to move forward and step into a better direction. Likewise in the role, a person must be able to push themselves to optimize each role has. For example, if the college students do not have the spirit to immediately prepare and complete the thesis, then in the final semester he will feel rushed. His mind will be distracted, because it is not able to focus in the thesis. This can happen because it likes to play with time, and could not control his own role. But it will be different is the case with students who knew her position, and then have the drive going forward, then he will be sincere in doing any task lecture, even able to complete the thesis earlier than his friends. Additionally still no added value to continue to undergo other roles, such as its role in being a child also should help parents, as a friend who also have to keep hanging out.



For it is the duty of every individual, in order to be able to position himself. By identifying himself, aware of the potential that he possesses, able to push himself forward, moreover, was able to give motivation to others, will brings us to the best way to success. Because that to know ourselves, to the most basic thing is ourselves.



Part VI



Achievement Achievement is the most coveted many people, capable of achievement is an added value for everyone. Achievement is also able to provide the greatest rewards in life, because people judge that feat never deny the process. This means that, a good process will bring a good result anyway. By being able to proceed, then we have shown that within us there is a great potential, that our intellect has created god perfectly able to be used as well as possible and to contribute in our lives. As well as students, in the world of science and education they are led to be able to contribute intellectually. Therefore, it appears that the name Mawapres (Student Achievement) or with other designations. Not only that, achievement is also able to provide proof, that we are worthy of ourselves, to our capacity, and with all that we get the best results.



And here we are finally able to assess the extent to which we have to proceed, know what our role to look at what is called success. Being able to interpret our potential, able to motivate themselves or just the urge to move. And from all that then we will get the result in the form of Achievement. Therefore achievement also an important part that must be considered, so that we do not break up sharpening young and feel that we are not able to. With the achievement will encourage us to create new things.



Recommendation From all the above, recommendation to the authors give is all our roles in real life always correspond to the potential that exists within us, just how we react and bold decisive in our choice. Take every step we have collated in our selfconcept, remain optimistic with our step, every role that we take, either as a student or a student, specify any steps to further focus on academic activities mapun only non-academic course, or can afford it trooped would produce any different consequences. For that recognize the potential of self, able to face all the dilemmas that exist and trying to motivate themselves and others, will help us to optimize our potential to the role in which we live. Never be discouraged by what is already there, but it makes it much more bearti great for a later date. Self-percha is also needed, as long as it does



not exceed the existing batassan, with due regard around, and was able to give a positive response, it is believed will bring a positive aura, too. Finally, we recognize the success and potential of each then, we can take the fruit in the form of Achievement.



Finale University as one of the important media, for the development of human resources, especially the nation's future. It poses the student's role, which is required as a battering ram progress of the nation, to the concept of self (Self-Concept) and esteem (Self-Esteem) must be understood by each student personally. Efforts self-concept that includes socialization, the

response

assessment

of

of

others,

self-perception,

self-

comparative and social identity

(Social Identity Theory) can be used as a means of supporting. In addition, the motivation is also indispensable in improving our potential. Motivation can

come

from

anywhere,

as

the

party

who

motivated and as the party receiving the motivation always has hope will equally receive positive energy in the form of semngat in organizing the self-concept in the future.



Theories, concepts and approaches used in highlighting the above problems, a lot of help in this writing. However, the theory used it is still not in a satisfactory outcome of this writing, there is a part of a theory that is considered difficult to understand writers in completing his raised related titles. As a novice writer, the writer needs a lot of input from various parties, in criticizing this paper. In

each

topic

of

discussion

is

always

something to do with the earlier theories, for that we should be cautious in determining what theory suitable for use in discussing the topic we lift, but it is expected to know the overall content of the theory used.



DAFTAR PUSTAKA Millon

T.,

& Lerner M.

Social

Psychology

J. (2003). Handbook /

Irving

B.

Weiner,

editor-in-chief. Hoboken, New Jersey.



Biografi Penulis Sughmita Maslacha Amala S. adalah Mahasiswa yang lahir tanggal 28 September 1997. betikut ini biografi singkat Sughmita Maslacha Amala S. kecil sampai remaja menghabiskan waktunya di dalam keluarga kecil bersama ayah ibu dan adik permpuannya, lantaran sang kakak menempuh pendidikan di pondok pesantren. Terlahir di Surabaya, tepatnya di Rs. Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Walaupun dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga sendiri, nuansa keislaman dalam dirinya sangat terasa. Didikan dari kedua orang tua yang begitu disiplin dan mandiri, melekat sampai saat ini dalam diri penulis. Ketika duduk di bangku SD, bakat berpidato penulis kian tampak. Pada awalnya, naskah pidato dituliskan sang ibu menggunakan bahasa yang sesuai umur dan mudah dipahami. Selain itu, ia



sering mengikuti kompetisi menari tarian tradisional dan kerap menjuarainya. Setelah menamatkan bangku SD berbasis Islam AsySyafi’iyah, lalu melanjutkan ke jenjang SMP Negeri di Surabaya, dan SMA di Hang Tuah-1 Surabaya. Sejak duduk dibangku SMP penulis sudah aktif mengikuti organisasi, sampai SMA penulis tetap berorganisasi baik intra maupun ekstra. Pernah menjabat sebagai sekretaris umum OSIS 20132015, wakil ketua SKI 2013-2015, dan Sekretaris Karang Taruna sampai saat ini. Setelah tamat SMA penulis melanjutkan sekolah di salah satu Universitas dan alhamdulillah tetap di Surabaya sehingga tetap bisa berkumpul bersama keluarga. Sughmita yang masih aktif sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik prodi Sosiologi. Kegiatan lainnya dari penulis, selain aktif kuliah, penulis juga menjadi salah satu anggota aktif Koperasi Mahasiswa, ikut serta dalam berbagai kegiatan kampus. Dan aktif dalam kegiatan sosial di wilayah tempat tinggalnya di Jl. Simorejo Sari B. Media sosial, yang bisa dihubungi : [email protected] sughmitahamid Sughmita Maslacha Amala Solicha


Then... What is My Role?

Recommend Documents