JOURNAL CCIT Vol.4 No.3 - Mei 2011
Vol.4 No.3 - Mei 2011
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL INFORMATICS PADA SISTEM INFORMASI KALENDER AKADEMIK DALAM PENYEBARAN INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI Muhamad Yusup, Augury El Rayeb, Sri Rahayu PENINGKATAN KINERJA DISTRIBUTED DATABASE MELALUI METHODE DMQ BASE LEVEL Untung Rahardja, Hidayati, Mia Novalia PENYUSUNAN PIRANTI LUNAK TIPOLOGI PENELITIAN SUMBER DAYA AIR Yeni Nuraeni SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA PADA MANUSIA Efani Desi, Fithry Mayasari, Fitriana Harahap ALARM FIRE DETECTION WITH GUI Asep Saefullah, Sudaryono MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK (SHORTEST PATH) DENGAN 0/1 KNAPSACK PROBLEM DAN PENDEKATAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING Iwan Fitrianto R, Djoko Soetarno DESAIN APLIKASI E-LEARNING SEBAGAI MEDIA
adikusuma@2011
PEMBELAJARAN ARTIFICIAL INFORMATICS Henderi, Maimunah, Randy Andrian
Vol.4 No.3 - Mei 2011
Dari Redaksi
P
uji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan lindunganNya sehingga Jurnal CCIT untuk Volume 4 Nomor 3 Bulan Mei Tahun 2011 dapat diterbitkan tepat waktu. Penerbitan jurnal ini dimaksudkan sebagai media dokumentasi dan informasi ilmiah yang sekiranya dapat membantu para dosen, staf dan mahasiswa dalam menginformasikan/ mempublikasikan hasil penelitian, opini, tulisan dan kajian ilmiah lainnya kepada berbagai komunitas ilmiah. Penerbitan Jurnal Volume 4 Nomor 3 ini berisikan 7 artikel yang mencakup bidang informatika dan komputer, walaupun tidak seluruhnya merupakan hasil penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya. Jurnal ini diterbitkan dengan memuat artikel mengenai: Implementasi Artificial Informatics Pada Sistem Informasi Kalender Akademik Dalam Penyebaran Informasi Di Perguruan, Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode Dmq Base Level, Penyusunan Piranti Lunak Tipologi Penelitian Sumber Daya Air (Studi Kasus Perencanaan Pemukiman Transmigrasi), Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia, Alarm Fire Detection With Gui, Menentukan Lintasan Terpendek (Shortest Path) Dengan 0/1 Knapsack Problem Dan Pendekatan Algoritma Dynamic Programming, Desain Aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tak lupa pula pada kesempatan ini kami mengundang pembaca untuk mengirimkan naskah ringkasan penelitiannya ke redaksi kami. Akhirnya tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan jurnal ini.
Tangerang, 1 Mei 2011
Henderi, M. Kom. Sekretaris Redaksi
i
CCIT adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Raharja Enrichment Centre (REC) Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang CCIT terbit tiga kali dalam satu tahun, setiap bulan Januari, Mei, September Pelindung: Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si. Ketua Dewan Editor: Ir. Untung Rahardja, M.T.I. Sekretaris Redaksi: Henderi, M.Kom. Mitra Bestari: Prof. Drs. Suryo Guritno Mstats. Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA (STIMIK PERBANAS) Dr. Zainal A. Hasibuan (Universitas Indonesia) Drs.Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc. (Universitas Gajah Mada) Dr. Iping Supriyana (Institut Teknologi Bandung) Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dewan Editor: Prof. Dr. Susanto Rahardja Dr. Ir. Sunar Abdul Wahid, MS. Dr. Ir. Djoko Soetarno, DEA. Ir. Abdul Hayat, M.T.I. Dr. Era Era Hia, SE.,MM. Ignatius Agus Supriyono, S.Kom., M.M. Maimunah, M.Kom. Aris Martono, S.Kom.,M.MSI. Redaksi Pelaksana: Padeli, M. Kom. Sugeng Santoso, S. Kom. Euis Siti Nuraisyah, S. Kom. Asep Saefullah, S.Pd. Drs. Sugeng Widada Ir. Sudaryono, M.Pd. M. Yusup, S.Kom. Redaksi menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dari kalangan akademisi, peneliti dan praktisi. Blind review dilakukan untuk menentukan tulisan yang akan dimuat. Pedoman penulisan tercantum pada bagian akhir jurnal ini. Tulisan yang diserahkan harus disertai softcopynya. Alamat Redaksi: Raharja Enrichment Centre (REC) Jl. Jenderal Sudirman Nomor 40 Cikokol - Tangerang Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ii
Daftar Isi
1 2 3 4 5 6 7
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL INFORMATICS PADA SISTEM INFORMASI KALENDER AKADEMIK DALAM PENYEBARAN INFORMASI DI PERGURUAN...............................................221 - 236 PENINGKATAN KINERJA DISTRIBUTED DATABASE MELALUI METHODE DMQ BASE LEVEL...............................................237- 252 PENYUSUNAN PIRANTI LUNAK TIPOLOGI PENELITIAN SUMBER DAYA AIR..................................................................................253 - 265 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA PADA MANUSIA................................................................................. 266 -277 ALARM FIRE DETECTION WITH GUI..................................278 - 292 MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK (SHORTEST PATH) DENGAN 0/1 KNAPSACK PROBLEM DAN PENDEKATAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING..........................293 - 315 DESAIN APLIKASI E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ARTIFICIAL INFORMATICS....................316 -330 Pedoman Penulisan......................................................................331- 332 Formulir Persetujuan Pembuatan Artikel Jurnal.........................................333 Formulir Kriteria dan Bobot Penilaian Karya Tulis Ilmiah..............334 - 335 Formulir Editor Bahasa Karya Tulis Ilmiah..............................................336 Formulir Editor Layout dan Artistik Karya Tulis Ilmiah...............................337 Formulir Penyelesaian Artikel. ...............................................................338 Formulir Kesediaan Mitra Bestari Jurnal Ilmiah.......................................339 Index Judul...................................................................................340 - 341 Index Penulis..............................................................................342 - 343 Index Subjek...............................................................................343 - 346
iii
ISSN: 1978 - 8282
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL INFORMATICS PADA SISTEM INFORMASI KALENDER AKADEMIK DALAM PENYEBARAN INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI Muhamad Yusup1 Augury El Rayeb2 Sri Rahayu3 e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Diterima :20 Januari 2011 /Disetujui : 9 Februari 2011 ABSTRACT Academic calendar is a master plan for the implementation of academic activities within one year. With the academic calendar for each event held always 3T namely Planned, Measured and well realized. But there are conditions that the scheduling of many who are ad hoc, there is no effective way of presenting scheduling and information presented in the academic calendar to all elements of academic community and eventually will affect the quality of activities and dissemination of information on higher education. Application of Artificial Informatics at the Academic Calendar Information System (SISKA) is a reminder every activity that had been scheduled to be computerized to all elements of academic community colleges. By utilizing a computer network infrastructure and email facilities that already exist, it is expected that each activity is scheduled to be sent automatically to every mailing list or email list at the universities through the concept of Auto Electronic Mailing System (AEMS). Artificial Informatics has a characteristic that is a virtual staff that has a job description like the staff college, so that worked tirelessly and forget to always take the job. Simply put, the definition of Artificial Informatics is an information system that has the character and capabilities as human beings by using a PC in helping to complete everyday tasks. With the application of Artificial Informatics in the academic calendar information system is expected to improve the quality of information dissemination and implementation of the activities at universities. Keywords: Artificial Informatics, Reminder, Auto Electronic Mailing System (AEMS) 1. Dosen Jurusan Teknik Informatika, AMIK Raharja Informatika Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 3. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692
Vol.4 No.3 - Mei 2011
221
ISSN: 1978 - 8282 ABSTRAKSI Kalender akademik merupakan rencana induk penyelenggaraan kegiatan akademik dalam kurun waktu satu tahun. Dengan kalender akademik setiap kegiatan yang diselenggarakan agar selalu 3T yaitu Terencana, Terukur dan Terealisasi dengan baik. Namun kondisi yang ada bahwa penjadwalan banyak yang bersifat adhoc, belum ada cara yang efektif menyuguhkan penjadwalan dan informasi yang disajikan dalam kalender akademik kepada seluruh unsur civitas akademik hingga pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas penyelenggaraan kegiatan dan penyebaran informasi pada perguruan tinggi. Penerapan Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik (SISKA) merupakan bentuk reminder setiap kegiatan yang telah dijadwalkan secara komputerisasi kepada seluruh unsur civitas akademik perguruan tinggi. Dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan fasilitas email yang sudah ada, diharapkan setiap kegiatan yang sudah dijadwalkan akan terkirim secara otomatis kepada setiap milis atau daftar email di perguruan tinggi melalui konsep Auto Electronic Mailing System (AEMS). Artificial Informatics memiliki ciri khas yaitu virtual staff yang memiliki job description layaknya staf perguruan tinggi, sehingga tanpa lelah dan lupa bekerja untuk selalu memperhatikan tugasnya. Secara sederhana, definisi Artificial Informatics adalah sebuah sistem informasi yang memiliki karakter dan kapabilitas seperti manusia dengan menggunakan PC dalam membantu menyelesaikan tugas sehari-hari. Dengan penerapan Artificial Informatics pada sistem informasi kalender akademik diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam penyebaran informasi dan penyelenggaraan kegiatan pada perguruan tinggi. Kata Kunci: Artificial Informatics, Reminder, Auto Electronic Mailing System (AEMS)
PENDAHULUAN Kalender akademik merupakan rencana induk penyelenggaraan kegiatan akademik dalam kurun waktu satu tahun. Dengan kalender akademik setiap kegiatan yang diselenggarakan harus selalu terencana, terukur dan terealisasi dengan baik. Namun kondisi yang ada bahwa penjadwalan pada kalender akademik yang disajikan banyak yang bersifat adhoc, belum ada cara yang efektif menyuguhkan penjadwalan dan informasi yang disajikan dalam kalender akademik kepada seluruh unsur civitas akademik hingga pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas penyelenggaraan acara atau kegiatan pada perguruan tinggi. Analisa awal dimana informasi pada kalender akademik belum sepenuhnya ditemukannya metode yang tepat dalam menyajikan informasi dan penjadwalan yang ada di kalender akademik kepada seluruh civitas akademik perguruan tinggi yang meliputi unsur manajemen, dosen, mahasiswa serta alumni. Terkadang informasi dan penjadwalan sudah disampaikan berupa media seperti spanduk, mading, surat edaran, telepon reminder, serta sms reminder masih kurang cukup efektif sebagai 222
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
media informasi dalam upaya meningkatkan frekwensi komunikasi. Belum ada metode dalam menjaga konsistensi penjadwalan apa saja yang akan atau sedang berlangsung. Selain itu rencana dalam satu tahun yang dituangkan ke dalam kalender akademik banyak yang terlupakan karena disibukan dengan kegiatan rutinitas perguruan tinggi. Sejalan konsep e-leadership berorientasi pada kegiatan pengarahan dan pendelegasian karena e-leadership menciptakan lebih banyak ruang keterbukaan dan frekwensi komunikasi antara bawahan dan manager, antara pimpinan perguruan tinggi dengan mahasiswa, karena akan lebih terbuka dalam menyampaikan pendapatnya secara tidak langsung dengan pimpinannya melalui media teknologi informasi. Seorang manajer dapat memberikan pengarahan dan pendelegasian tugas kepada bawahan dengan menggunakan berbagai media teknologi informasi misalnya email (Henderi, 2008). Walaupun sudah ada media komunikasi dalam meningkatkan ruang keterbukaan dan frekwensi komunikasi namun dirasakan masih sulit untuk menjaga tingkat konsistensi penjadwalan dan fungsi kontrol dan pendelagasian dalam penyebaran informasi yang ada pada kalender akademik. Dengan menerapkan Artificial Informatics pada sistem kalender akademik dalam penyebaran informasi di perguruan tinggi diharapkan dapat menjaga konsistensi penjadwalan apa saja yang akan atau sedang berlangsung. Tugas pengontrolan, pendelegasian serta penyebaran informasi yang merupakan menyempurnaan dari konsep e-leadership akan semakin terjaga konsistensinya dengan mengoptimalkan peran virtual staff yang mempunyai job description terhadap peran yang harus diembannya. Penelitian yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh salah satu kampus yang berlokasi di Tangerang tentang sebab dan akibat dari penyebaran informasi kalender akademik kepada seluruh unsur civitas akademik perguruan tinggi. Penerapan Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik (SISKA) merupakan bentuk reminder setiap kegiatan yang telah dijadwalkan secara komputerisasi kepada seluruh unsur civitas akademik perguruan tinggi. Dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan fasilitas email yang sudah ada, diharapkan setiap kegiatan yang sudah dijadwalkan akan terkirim secara otomatis kepada setiap milis atau daftar email di perguruan tinggi melalui Auto Electronic Mailing System (AEMS). Artificial Informatics memiliki ciri khas yaitu virtual staff yang mempunyai job description layaknya staff perguruan tinggi, sehingga tanpa lelah dan lupa bekerja untuk selalu memperhatikan tugasnya. Secara sederhana, definisi Articial Informatics adalah sebuah sistem informasi yang memiliki karakter dan kapabilitas seperti manusia dengan menggunakan PC dalam membantu menyelesaikan tugas sehari hari. Dengan penerapan Artificial Informatics pada SISKA Vol.4 No.3 - Mei 2011
223
ISSN: 1978 - 8282
diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi dan penyelenggaraan kegiatan pada perguruan tinggi. Terdapat beberapa tahapan dalam mengidentifikasi masalah penelitian. Adapun langkah awalnya adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berguna bagi penelitian ini. Sumber bahan itu antara lain dari Bagian Akademik, Bagian Humas dan Bagian Keuangan, tentang data dan informasi yang sedang berjalan yang didapat dari Raharja Enrichment Center (REC). Literatur untuk penelitian didapat dari beberapa buku teks, untuk memperkaya wawasan juga dilakukan pencarian litelatur yang terkait dengan penelitian melalui Internet. Langkah selanjutnya melakukan analisa terhadap masalah yang teridentifikasi dan menerjemahkan kedalam metodologi pemecahan masalah dengan sistem informasi. Melakukan rancangan sistem yang sesuai dengan metodologi pemecahan yang sudah diterjemahkan pada langkah sebelumnya. Langkah terakhir membangun suatu sistem informasi kalender akademik, membangun sistem AEMS, kemudian melakukan testing dan implementasi Artificial Informatics dalam bentuk virtual staff terhadap SISKA tersebut. RUMUSAN MASALAH Akibat penyebaran informasi yang tidak merata serta belum ditemukannya cara yang efektif dalam penyebaran informasi maka ditemukan masalah yang timbul berdasarkan kajian studi pustaka yang dilakukan tertuang didalam Laporan Bagian Keuangan dan pemasaran serta akademik salah satu perguruan tinggi di Tangerang seperti: teridentifikasi mahasiswa lupa dengan tanggal jatuh tempo pembayaran, mahasiswa yang tidak registrasi tepat waktu sekitar 14% yang ditargetkan 25% namun ini dirasakan masih cukup tinggi. Langkah penanganan sudah dilakukan seperti melakukan pengiriman surat pemberitahuan tunggakan SPP kepada orang tua mahasiswa ketika melewati batas jatuh tempo, melakukan peneleponan satu persatu terhadap mahasiswa jatuh tempo untuk melakukan follow up tunggakan, penerapan biaya keterlambatan, membuat pengumuman batas waktu pembayaran melalui mading dan spanduk, mengirimkan sms reminder satu persatu terkadang juga petugas lupa dan tidak konsisten melakukan reminder tersebut. Selain itu diberikan tembusan kalender akademik yang tercantum didalam surat edaran, namun cara ini dirasakan masih belum efektif karena ada beberapa kendala ditemukan seperti mahasiswa tidak mengetahui pengumuman walaupun informasi sudah ditempatkan di mading dan spanduk, nomor HP sudah tidak aktif, alamat tidak lengkap sehingga surat yang disampaikan tidak sampai ke alamat pengiriman (Maria, 2006). 224
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Konsep awal, stakeholder memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang kepentingan strategis dari penyebaran informasi pada sistem informasi kalender akademik kepada seluruh civitas akademik perguruan tinggi, dampaknya pada peningkatan frekuensi komunikasi dan menyebaran infornasi dalam menunjang aktifitas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan adalah dengan menerapkan Artificial Informatics dalam bentuk virtual staff terhadap SISKA dalam penyebaran informasi di perguruan tinggi diharapkan dapat menjaga konsistensi penjadwalan apa saja yang akan atau sedang berlangsung. Tugas pengontrolan, pendelegasian serta penyebaran informasi akan semakin terjaga konsistensinya dengan mengoptimalkan peran virtual Staff yang mempunyai job description layaknya staff perguruan tinggi terhadap peran yang harus diembannya. Batasan penelitian ini terdiri atas tiga lingkup penelitian. Lingkup penelitian pertama adalah membangun SISKA terintegrasi dengan Student Information Services (SIS), dengan membuat database dalam menampilkan seluruh aktifitas kegiatan kampus yang berjalan. Lingkup kedua adalah membangun Auto Electronic Mailing System (AEMS) yang akan melakukan penyebaran email otomatis yang diambil dari database SISKA kepada civitas akademik yang memiliki account email lokal (worldclient) atau account live@edu. Lingkup ketiga adalah fasilitas yang sudah ada dan mendukung terhadap penerapan Artificial Informatics dengan membangun virtual staff yang memilki karakter dan kapabilitas kerja untuk melakukan reminder informasi atau kegiatan kampus kepada seluruh unsur civitas akademik perguruan tinggi. MANFAAT Adapun manfaat diimplementasikan Artificial Informatics pada SISKA ini adalah : 1. Membangun Sistem Informasi Kalender Akademik (SISKA) terintegrasi dengan Student Information Services (SIS), selanjutnya membuat database dalam menampilkan seluruh aktifitas kegiatan kampus yang berjalan. 2. Membangun Auto Electronic Mailing System (AEMS) yang akan melakukan penyebaran email otomatis yang diambil dari database SISKA kepada civitas akademik yang memiliki account email yang terkirim melalui milis intranet (worldclient) ataupun melalui account live@edu. 3. Fasilitas yang sudah ada dan mendukung terhadap penerapan Artificial Informatics dengan membangun virtual staff yang memilki karakter dan kemampuan kerja untuk melakukan reminder informasi atau kegiatan kampus kepada seluruh unsur civitas akademik perguruan tinggi. Vol.4 No.3 - Mei 2011
225
ISSN: 1978 - 8282
LITERATURE REVIEW 1. Artificial Informatics Secara sederhana, definisi Articial Informatics (AI) adalah sebuah sistem informasi yang memiliki karakter dan kapabilitas seperti manusia dengan menggunakan PC dalam membantu menyelesaikan tugas sehari hari(Rahardja, 2009). Konsep Artificial Informatics ini bagaimana pada akhirnya bisa diimplementasikan atau “commercialization”. Bagaimana sebuah konsep dapat menjelma menjadi sebuah produk? Salah satu jawabannya adalah virtual staff. Apa itu virtual staff? virtual staff adalah suatu system informasi (SI) yang memiliki karakter, disiapkan khusus untuk menyelesaikan tugas rutin sebuah organisasi. Berarti SI ini harus memiliki wujud manusianya, memiliki nama, hobbi, perasaan dan lain lain yang disebut karakter (Ricardson, 2002). 2. Ciri Khas dan manfaat AI dan VS 7 (tujuh) Ciri khas dari seorang virtual staff (VS) dari sebuah Artificial Informatics (AI) adalah: 1. Sistem Informasi yang lebih “humanized” 2. Sistem Informasi yang telah dipersonalisasi. 3. Sistem Informasi yang memiliki karakter. 4. Sistem Informasi yang lebih entertaining. 5. Sistem Informasi yang memiliki kapabilitas atau kemampuan bekerja. 6. Sistem Informasi yang bukan dibeli, tapi diberi upah, sesuai dengan undang undang tenaga kerja. 7. Sistem Informasi yang memiliki database dan menggunakan jaringan serta aplikasi Web.
Gambar 1. Diagram Artificial Informatics 226
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Manfaatnya adalah Pencipta AI melalui Virtual Staff memiliki pendekatan unik kepada sistem informasi sehingga dapat memperlancar pendanaan atau penawaran terhadap perusahaan yang membutuhkan Sistem Informasi. Mengenai siklus supply and demand menggambarkan jika adanya sebuah perusahaan yang serius membutuhkan sistem informasi, akan berbondong bondong datang penawaran sistem informasi dari banyak perusahaan, yang sipencipta AI sebagai salah satu kandidat tender untuk dapat memenangkan kontrak. Dari waktu ke waktu, stakeholder memang sudah terlalu bosan mendengarkan penawaran solusi IT, dan merasa kebingungan juga, bahwa diantara sekian banyak yang menawarkan solusi IT, siapakah yang terbaik. Indikator terbaik artinya harus paling murah dan juga paling bagus, dan kalau bisa paling menyenangkan, atau dengan kata lain, paling indah atau paling praktis. Dari sekian banyaknya penawaran SI yang terkesan bosan, tampil si pencipta AI mempersembahkan virtual staff sebagai solusi IT. Bahwa yang ditawarkan bukanlah sebuah sistem informasi yang harganya sekian ratus juta, tapi seorang virtual staff yang harus digaji, yang memiliki kepribadian karakter yang sesuai dengan lingkungan stakeholder, dan juga memiliki kemampuan dan kapabilitas kerja yang bermanfaat oleh organisasi stakeholder. Penawaran yang unik ini selain menghemat pendanaan IT dari perusahaan itu, juga diyakinkan bahwa virtual staff ini akan menyelesaikan tugasnya jauh lebih bermutu daripada seorang real staff. Sebagai contoh, sang virtual staff akan dengan penuh dedikasi menyelesaikan tugas dengan sopan dan ramah, tepat waktu, tak pernah lupa dan tanpa salah. Sang real staff jika dibandingkan akan dengan sikap yang kurang menghargai atasan, tidak tepat waktu, sering lupa, dan sering salah. Mungkin dengan gaji yang lebih murah, seorang virtual staff bisa menggantikan seorang real staff dan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Demikian sang Pencipta AI ini menawarkan solusi IT yaitu virtual staff kepada perusahaan yang membutuhkannya. Dapat diyakini bahwa sang pencipta AI dapat lebih memiliki kesempatan untuk memenangkan tender SI ini. Segala bidang usaha atau kegiatan tidak dapat terlepas dari entertainment sehingga timbul istilah edutainment, sportainment, ecotainment, dan lain lain. Walaupun menjalankan ibadah setiap hari nya merupakan kewajiban umat manusia, namun ibadah yang biasanya dijalankan dengan cara membosankan itu akan dikeluhkan banyak orang. Sebaliknya ibadah yang disiapkan penceramah yang menyenangkan akan disukai banyak orang. Tak bisa dipungkiri, khususnya dalam pembinaan anak anak kecil, pembelajaran yang menyenangkan menjadi kunci keberhasilan suatu pendidikan anak. Contoh lain, aktifitas olah raga yang membosankan tidak akan diminati, dan akan dengan sendirinya gugur dan tidak lagi dilakukan orang. Hanya Vol.4 No.3 - Mei 2011
227
ISSN: 1978 - 8282
aktifitas olah raga yang penuh semangat dan menyenangkan itu yang membuat banyak dilakukan dan ditonton orang. Bagaimana dengan orang yang bekerja pada suatu perusahaan. Bila dirasakan membosankan, pekerja itu tidak akan bertahan lama dan akan pindah. Sebagai contoh, Google Inc berkomitmen untuk menciptakan suasana kerja yang entertaining untuk para staffnya. Dan diyakinkan untuk yang akan datang, tempat kerja yang menyenangkan akan semakin banyak dalam upaya sebuah perusahaan memenangi persaingan dalam mempertahankan Sumber Daya Manusianya. Hubungannya dengan Artificial Informatics, dengan produk virtual staff nya yang sukses, akan memiliki karakter yang cocok dengan SDM yang lain pada perusahaan tersebut, sehingga membuat SDM yang ada dalam hal bekerja lebih terasa “entertaining”. Disimpulkan bahwa virtual staff merupakan suatu keharusan didalam sebuah organisasi, dalam rangka menambah kaya karakter dari perusahaan tersebut, dan merupakan karyawan yang tidak bisa digantikan karena fungsi penting yang dijalankan oleh virtual staff sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
METODOLOGI Untuk menerapkan Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik (SISKA) dalam penyebaran informasi di Perguruan Tinggi, metode yang digunakan dalam penelitian meliputi variabel yang diteliti, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian. Pada beberapa bagian penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian. Variabel Penelitian. Variabel pertama adalah kebutuhan informasi kalender akademik. Variabel kedua adalah spesifikasi fitur-fitur untuk merancang sistem informasi kalender akademik. Variabel ketiga adalah penerapan Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik dan Variabel keempat adalah email otomatis menggunakan AEMS. Model yang digunakan. dipakai model dari sistem informasi yang mempunyai peran kompetitif. Menyediakan nilai ke customer atau constituent adalah tujuan utama setiap manajemen. Nilai-nilai itu antara lain kualitas pada biaya rendah, fiturfitur unik dan/atau ketersediaan segera atau layanan penyebaran informasi secara konsisten. Rancangan penelitian. Penelitian dirancang dengan memanfaatkan semua sumber daya yang sudah tersedia di Raharja Enrichment Center, mengintegrasikan 228
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
komponen-komponen sistem informasi yang masih terpisah, meningkatkan kualitasnya. Teknik Pengumpulan Data. Teknik pertama adalah LTK (Learn to Know), LTL (Learn to Learn), LTLT (Learn to Live Together), LTD (Learn to Do), dan LTB (Learn to Behave). Teknik kedua adalah mengidentifikasi permasalahan penyebaran informasi, manajemen database, sistem email otomatis, dan penerapan Artificial Informatics. Teknik ketiga adalah mengkalkulasi parameter optimasi penyebaran informasi pada Sistem Informasi Kalender Akademik. Teknik Analisa Data. Teknik pertama adalah memahami masalah, formulasi, program (unified modeling language, algoritma, penulisan source code), test, dokumentasi. Teknik kedua adalah maximize the existing tool and capability of laboratory, minimize the idle equipment and wasting time. Teknik ketiga adalah managing existing equipment (maximize the useful of equipment, periodically calibration, periodically report of the equipment condition, historical condition of the important and costly equipment). Teknik keempat adalah managing the staff (organizing the staff/routine meeting, job description, upgrading the skill, distribute the new information as soon as possible). Teknik kelima adalah managing the project (time tabling the routine job [student practice, student project, lecturer research], time tabling the side job [training, workshop, services, etc]). Teknik keenam adalah development (refresh the staff, updating the equipment, create new innovation especially for the current trends). Cara penelitian dan penafsiran. Cara pertama adalah menganalisis penggunaan sistem informasi untuk meningkatkan keputusan. Cara kedua adalah otomasi keputusan. Cara ketiga adalah menstrukturkan proses-proses keputusan. Cara keempat adalah mendukung kerja analitis. Cara kelima adalah empowering people, reorganizing work flows, automating work, dan integrating across functions. Pada beberapa bagian penelitian yang menggunakan metode kualitatif, pendekatan yang digunakan dengan perencanaan sistem informasi, the system life cycle, issues addressed by different development processes, prototype, application packages, end-user development, selecting system life cycles, dan supporting end users. Proses pengumpulan dan analisis informasi dengan cara tailored mode sesuai particular system setting. Proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian dengan cara berpikir logis, berpikir kreatif seperti melihat proses pemecahan masalah, meletakkan dasar, curah gagasan, kumpulkan pengetahuan dari tempat lain, melihat situasi dari semua sisi, mengubah posisi sesering mungkin.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
229
ISSN: 1978 - 8282
HASIL DAN PEMBAHASAN Kalender akademik diterbitkan melalui keputusan pimpinan perguruan tinggi selanjutnya Kalender Akademik tersebut didistribusikan kepada Civitas Akademika pada setiap awal tahun akademik. Untuk tahun 2010/2011 ini Kalender Akademik ditetapkan berdasarkan SK Direktur Nomor: 612/SK-PENETAPAN/PT/VI/2010 tentang Penetapan Kalender Akademik 2010/2011. Kalender Akademik adalah Jadwal Kegiatan Perguruan Tinggi Raharja selama 1 (satu) tahun akademik yaitu setiap tanggal 1 September dan berakhir pada tanggal 31 Agustus, yang meliputi jadwal Registrasi, Perkuliahan, Ujian, Libur Perkuliahan dan jadwal kegiatan lainnya yang dapat dipergunakan oleh seluruh civitas Perguruan Tinggi. Adapun tujuan disusunnya kalender ini dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan pada Perguruan Tinggi, serta untuk kelancaran proses perkuliahan, maka dipandang perlu adanya penetapan Kalender Akademik ini. Kalender Akademik ini disusun dengan memperhatikan hasil rapat akademik serta disposisi dari Pimpinan Perguruan Tinggi serta dengan memperhatikan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama. Pada kondisi sistem yang berjalan, Kalender akademik didistribusikan kepada dosen oleh Humas berupa lembaran kertas sebagai media penyebaran informasinya. Sehingga ditemukan beberapa permasalahan seperti yang telah digambarkan sebelumnya.
Gambar 2. Kalender Akademik 230
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Kalender akademik pada proses sistem yang berjalan dibuat dengan cara manual menggunakan program spreedsheet. Untuk membuat sistem yang diusulkan, dilakukan analisa terhadap Sistem informasi Kalender Akademik. Pada penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm for UML 4.0. yang digambarkan ke dalam diagram, diantaranya Use Case Diagram dan Class Diagram. Berikut ini adalah analisa sistem menggunakan Use Case Diagram:
Gambar 3. Use Case Diagram pada SISKA
Berdasarkan Gambar 4. Use Case Diagram pada Sistem Informasi Kalender Akademik terdapat: a. Sebuah sistem yang mencakup seluruh kegiatan pada Penerapan Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik dalam Penyebaran Informasi di Perguruan Tinggi. b. 2 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Admin dan Civitas Akademik Perguruan Tinggi. c. 10 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya login, menambahkan informasi pada kalender akademik, menentukan kepada milis Vol.4 No.3 - Mei 2011
231
ISSN: 1978 - 8282
apa saja informasi kalender akademik itu disebarkan, membuat data virtual staff, menentukan Siska’s jobs sebagai fungsi reminder. d. 3 include yang menspesifikasikan use case.
Gambar 4. Class Diagram pada SISKA
Berdasarkan gambar 4 Class Diagram terdapat: a. 4 class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama. b. 3 multiplicity, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai. Selanjutnya merancang tampilan program dibuat dalam bentuk web based tujuannya memudahkan admin dan Civitas Akademik mengakses sistem informasi kalender akademik kapan saja dan dimana saja selain dalam bentuk reminder email. Kalender Akademik ditampilkan perbulan yang dilengkapi dengan navigasi menuju bulan sebelumnya atau bulan berikutnya. Kalender Akademik juga ditampilkan dalam bentuk tabel dengan kolom terdiri dari subject kalender, tanggal awal pelaksanaan, tanggal akhir pelaksanaan, semester serta tahun akademik.
232
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 5. Tampilan halaman program
Potensi Diimplementasikannya Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik (SISKA) dalam Penyebaran Informasi di Perguruan Tingggi adalah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Direktur penggunaan email yang menjadikan live@edu sebagai jalur komunikasi resmi di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, dengan SK Direktur Nomor: 772/SK-IMPLEMENTASI/PT/XI/2009. a. Media pengumuman Kalender Akademik yang wajib diketahui oleh seluruh Civitas Akademik Perguruan Tinggi Raharja b. Media informasi kegiatan manajemen Perguruan Tinggi Raharja c. Media komunikasi antar Kepala Jurusan dengan dosen binaan. d. Media komunikasi antar Kepala Jurusan dengan mahasiswa di jurusannya. e. Media koordinasi antar Bagian atau Divisi. f. Media komunikasi antar organisasi kemahasiswaan. g. Media kritik dan saran Dengan adanya landasan hukum yang menjelaskan bahwa email sebagai salah satu media pengumuman kalender akademik kepada seluruh civitas akademika, akan lebih optimal perannya jika menggunakan virtual staff dalam penyebaran informasi. Tahap selanjutnya membangun AEMS (Auto Electronic Mailing System) AEMS pada proses pengiriman informasi melalui email:
Vol.4 No.3 - Mei 2011
233
ISSN: 1978 - 8282
DECLARE @out_desc VARCHAR(1000), @out_mesg VARCHAR(10) DECLARE @subject NVARCHAR(255), @tgl_awal datetime, @salam_pembuka NVARCHAR(30), @isi_reminder NVARCHAR(500), @salam_penutup NVARCHAR(200), @nama_milis NVARCHAR(30), @email_milis NVARCHAR(30), @nama_vs NVARCHAR(30), @email_vs NVARCHAR(30), @foto_vs NVARCHAR(30) DECLARE @body NVARCHAR(1000) DECLARE C1 CURSOR READ_ONLY FOR SELECT subject, tgl_awal, salam_pembuka, isi_reminder, salam_penutup, nama_milis, email_milis, nama_vs, email_vs, foto_vs FROM Reminder OPEN C1 FETCH NEXT FROM C1 INTO @subject, @tgl_awal, @salam_pembuka, @isi_reminder, @salam_penutup, @nama_milis, @email_milis, @nama_vs, @email_vs, @foto_vs WHILE @@FETCH_STATUS = 0 BEGIN IF DATEPART(DAY,@tgl_awal) = DATEPART(DAY,GETDATE()) 234
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
AND DATEPART(MONTH,@tgl_awal) = DATEPART(MONTH,GETDATE()) AND DATEPART(YEAR,@tgl_awal) = DATEPART(YEAR,GETDATE()) BEGIN SET @body = @salam_pembuka + ‘
’ + @isi_reminder + ‘
’ + @salam_penutup + ‘
’ + @nama_vs EXEC sp_send_mail @email_vs, @email_milis, @subject, @body, ‘htmlbody’, @output_mesg = @out_mesg output, @output_desc = @out_desc output PRINT @out_mesg PRINT @out_desc END FETCH NEXT FROM C1 INTO @subject, @tgl_awal, @salam_pembuka, @isi_reminder, @salam_penutup, @nama_milis, @email_milis, @nama_vs, @email_vs, @foto_vs END CLOSE C1 DEALLOCATE C1 Berikut ini bentuk reminder yang dilakukan oleh virtual staff dalam mengirimkan pesan yang bersumber dari Kalender Akademik.
Gambar 6. Tampilan halaman program Vol.4 No.3 - Mei 2011
235
ISSN: 1978 - 8282
KESIMPULAN Penerapan Artificial Informatics pada Sistem Informasi Kalender Akademik (SISKA) merupakan bentuk reminder setiap kegiatan yang telah dijadwalkan secara komputerisasi kepada kepada seluruh unsur civitas akademik perguruan tinggi. Reminder tersebut merupakan peran dari virtual staff yang memiliki kapabilitas kerja merupakan ciri khasnya dalam menjaga konsistensi penyebaran informasi dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan fasilitas email yang sudah ada, pada akhirnya penerapan ini dapat meningkatkan kualitas penyebaran informasi serta penyelenggaraan kegiatan pada perguruan tinggi.
PUSTAKA 1. Henderi, “E-Leadership: Konsep dan pengaruhnya terhadap efektivitaskepeminpinan,” CCIT Journal, Tangerang Indonesia, vol.1 no.2, pp. 165 -172, Januari 2008. 2. K. Maria, “Laporan pertanggung Jawaban Divisi Keuangan dan pemasaran.” Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja, 2006. 3. R. Untung, “Artificial Informatics”. Perguruan Tinggi Raharja, IEEE Transl, May 2009 [at the 4th IEEE Conference on Industrial Electronics and Applications Xi’an China, 2009]. 4. F. M. Richardson, N. Davey, L. Peters, D. J. Done, S. H. Anthony, “Connectionist models investigating the representations formed in the sequential generation of characters”, University of Hertfordshire, 2002.
236
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
PENINGKATAN KINERJA DISTRIBUTED DATABASE MELALUI METHODE DMQ BASE LEVEL Untung Rahardja1 Hidayati2 Mia Novalia3 e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Diterima :8 Februari 2011 /Disetujui : 23 Februari 2011
ABSTRACT The purpose of the application that is web-based information system to facilitate users in accessing information wherever and whenever. But this time the user needs to information is very diverse, so that the necessary structures and ways of working too diverse to meet these demands. Especially for information that is Write Once Read Thousands (WORT), and require information systems that can provide data as fast as possible in accordance with the standard TWT (Tolerable Wait Time), required a method using multi-layered display buffer is also called the method Quey Data Mart (DMQ) Base Level. Information systems do not have to bear to always perform the update to the data buffer, because this method is only suitable to be developed for data that are relatively semi-permanent. In this article, identified the problems encountered in a distributed system, especially a problem in presenting information that is wort, definitions, database architecture, characteristics, algorithms and benefits of the method DMQ Base Level. In its implementation, is shown listing program written using ASP script. Contribution method DMQ Base Level in Distributed Database is a solution that is very helpful to user needs, particularly in terms of improving the display speed of the previous data is very slow and in the process, considering the standard TWT (Tolerable Wait Time). Key words: DMQ base level, Write Once Read Thousands (WORT), TWT (Tolerable Wait Time)
1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 3. Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692
Vol.4 No.3 - Mei 2011
237
ISSN: 1978 - 8282 ABSTRAKSI Tujuan diterapkannya sistem informasi berbasis web yaitu untuk mempermudah pengguna dalam mengakses informasi dimanapun dan kapanpun. Namun saat ini kebutuhan pengguna terhadap informasi sangat beragam, sehingga diperlukan struktur dan cara kerja yang beraneka pula guna memenuhi permintaan-permintaan tersebut. Khususnya bagi informasi yang sifatnya Write Once Read Thousands (WORT), serta membutuhkan sistem informasi yang dapat menyediakan data secepat mungkin sesuai dengan standar TWT (Tolerable Wait Time), diperlukan sebuah metode menggunakan buffer display berlapis yang disebut juga metode Data Mart Quey (DMQ) Base Level. Sistem informasi tidak perlu dibebani untuk selalu melakukan update terhadap data buffer, karena metode ini hanya cocok dikembangkan bagi data yang sifatnya relatif semi permanen. Dalam artikel ini, diidentifikasikan masalah yang dihadapi dalam suatu sistem terdistribusi khususnya masalah dalam menampilkan informasi yang bersifat WORT, definisi, arsitektur database, ciri khas, algoritma serta manfaat dari metode DMQ Base Level. Pada implementasinya, ditampilkan listing program yang ditulis menggunakan script ASP. Kontribusi metode DMQ Base Level dalam Distributed Database merupakan suatu solusi yang sangat membantu kebutuhan pengguna, khususnya dalam hal peningkatan kecepatan display data yang sebelumnya sangat lambat dan dalam prosesnya tetap memperhitungkan standar TWT (Tolerable Wait Time). Kata kunci: DMQ base level, Write Once Read Thousands (WORT), TWT (Tolerable Wait Time)
PENDAHULUAN Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin keakuratannya, efisien dalam penyimpanannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali [13]. Pada dasarnya database dapat dibuat dan diolah dengan menggunakan suatu software (perangkat lunak). Software yang digunakan untuk mengelola dan memanggil query database disebut Database Management System (DBMS). Perkembangan teknologi terus meningkat dengan cepat, mempengaruhi laju kebutuhan manusia atas informasi, terlebih disuatu organisasi atau perusahaan. Jika perusahaan benar-benar perlu untuk meningkatkan kinerja query paralel, maka administrator akan perlu menyesuaikan konfigurasi hardware yang sesuai dengan situasi sehingga database dapat melakukan query paralel, tunduk pada keterbatasan perangkat kerasnya. Berkembangnya sistem informasi dari waktu ke waktu telah menghasilkan banyak informasi yang semakin kompleks. Kompleksnya informasi tersebut 238
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
disebabkan oleh banyaknya permintaan, jumlah data serta tingkat iterasi perintah SQL dalam suatu program. Didalam suatu sistem jaringan banyak organisasi ataupun perusahaan yang telah menerapkan database terdistribusi, namun semakin bertambahnya data sehingga menimbulkan masalah ketidaknyamanan khususnya perihal respon time dalam melakukan display data tersebut. Tapi saat ini bandwidth dan pengalaman pengguna telah meningkat, pedoman untuk respon halaman web pun telah berevolusi. Menurut Schneiderman yang didirikan pada tahun 1980, bahwa 15 detik adalah waktu menunggu ditoleransi. Menurut King, bahwa untuk dapat muncul sebagai Internet dan Web di tahun 1990-an, waktu tanggapan toleransi dibagi menjadi 2, yaitu 8 - 12 detik tanpa umpan balik, dan 20 - 30 detik atau lebih dengan umpan balik. Pada tahun 1996 Jacob Nielsen pun menulis bahwa 10 detik adalah waktu respon maksimum sebelum pengguna kehilangan bunga. Zona Riset menerbitkan sebuah studi yang sering dikutip untuk Akamai yang menawarkan aturan 8 detik. Pada awal 2003, King menemukan bahwa rata-rata TWT (Tolerable Wait Time) adalah 8,6 detik untuk kondisi sekarang [6]. Untuk mengatasi masalah response time ini, biasanya digunakan sebuah metode dengan nama DMQ (Data Mart Query). DMQ merupakan metode yang menerapkan analogi “Waste Space for Speed”. DMQ terbentuk karena adanya pemisahan antara “Engine” dan “Display”. Dengan kata lain metode DMQ dapat langsung menampilkan source code pada display sedangkan proses query dikerjakan pada engine. Secara umum DMQ menghasilkan sebuah display data yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan metode umum, karena DMQ tidak melakukan proses lagi dalam menampilkan data. Dan akhirnya DMQ merupakan suatu solusi yang dapat membantu kebutuhan user pada proses display data yang sebelumnya sangat lambat dan tidak efesien [5].
Gambar 1. Perbandingan source data konvensional dan source data dengan Data Mart Query Vol.4 No.3 - Mei 2011
239
ISSN: 1978 - 8282
PERMASALAHAN Pada awalnya metode DMQ (Data Mart Query) dinyatakan sebagai sebuah solusi yang dapat membantu meningkatkan kinerja distributed database system. Namun pada perjalanannya ternyata metode tersebut masih memerlukan pengembangan lanjutan, khususnya bagi distributed database yang sifatnya sangat kompleks. Salah satu contohnya adalah dalam proses view jadwal rencana study. Dikatakan kompleks, karena untuk menghasilkan jadwal rencana study ini memerlukan data hasil gabungan antara kesediaan ruangan, kesediaan hari, kesediaan waktu, serta kesediaan jadwal kelas. Sehingga untuk menghasilkan informasi tersebut, diperlukan query majemuk guna menggabungkan seluruh data yang ada. Data mengenai kesediaan ruangan, kesediaan hari, kesediaan waktu, serta kesediaan jadwal kelas tersebut dalam prakteknya telah diproses menggunakan metode DMQ, sehingga dihasilkan banyak DMQ. Kemudian DMQ-DMQ tersebut diproses kembali seperti halnya cara kerja query majemuk, dan dihasilkanlah jadwal rencana study. Karena itu response time menjadi lambat. Karena setiap kali proses display dieksekusi, maka terjadi proses besar-besaran diantara DMQ-DMQ tersebut, dimana datanya pun bukanlah data yang sedikit. Berikut adalah alur prosesnya yang ditampilkan pada gambar 2.
Gambar 2. Cara kerja metode Data Mart Query (DMQ) Classic
Dari gambar 2 diatas, [5] kita bisa lihat bahwa untuk menghasilkan suatu tampilan pada web display, perlu dilakukan query bertingkat, meskipun data-data 240
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
sebelumnya sudah menggunakan metode DMQ. Source data dilakukan mulai dari DMQ yang satu kemudian ke DMQ yang lain lalu dari query yang satu ke query yang lain. Bayangkan jika ada ratusan atau ribuan DMQ dan query didalam suatu database, kemudian database itu terdistribusi sehingga terjadi hubungan antara database yang satu dengan yang lain. Berapa lama waktu yang dibutuhkan hanya untuk memberikan satu tampilan web? LITERATURE REVIEW Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai distributed database. Dalam upaya pengembangan distributred database ini, perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan oleh Jun Lin Lin dan Margaret H. Dunham dari Southerm Methodist University dan Mario A. Nascimento berjudul “ A Survey of Distributed Database Checkpointing”. Penelitian ini membahas mengenai checkpointing pada database terdistribusi dan pendekatan-pendekatan yang digunakan. Penelitian ini bermula dari adanya banyak survey yang dilakukan berkenaan dengan proses recovery database, dan banyak teknik yang diusulkan untuk mengatasinya. Dengan distributed database checkpointing, dapat mengurangi waktu proses recovery suatu kegagalan didalam database terdistribusi. Checkpointing dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas menulis informasi ke penyimpanan yang stabil selama operasi normal dalam rangka mengurangi jumlah pekerjaan pada saat restart. Penelitian ini membantah bahwa sedikit batasan dan sedikit sumber daya menjadi masalah dalam pendekatan database terdistribusi, serta Membantah bahwa checkpointing hanya dapat digunakan untuk sistem distribusi yang multidatabase. Meskipun penelitian ini telah banyak dilakukan namun cukup rumit dalam implementasinya. Dengan penelitian ini kita dapat mengembangkan database terdistribusi dengan checkpointing untuk mempercepat proses recovery database[1]. 2. Penelitian ini dilakukan oleh Carolyn Mitchell dari Norfolk State University berjudul “Components of a Distributed Database” tahun 2004. Penelitian ini membahas tentang komponen-komponen didalam database. Salah satu komponen utama dalam DDBMS adalah Database Manager. “Sebuah Vol.4 No.3 - Mei 2011
241
ISSN: 1978 - 8282
Database Manager adalah perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk memproses segmen data yang didistribusikan. Komponen utama lainnya adalah Query User Interface, yang merupakan sebuah program klien yang bertindak sebagai sebuah antarmuka untuk Transaksi Manager yang terdistribusi..” Sebuah Transaksi Manager terdistribusi adalah program yang menterjemahkan permintaan dari pengguna dan mengkonversi mereka ke query database manager, yang biasanya didistribusikan. Sebuah sistem database yang terdistribusi terbuat dari kedua manajer yaitu Database Manager dan Transaksi Manager Terdistribusi[2].
Gambar 3. Arsitektur Distributed Database dan Komponennya
3.
242
Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah Ibrahim, “Deriving Global Integritas Dan Local Rules For Distributed Database”. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Putra Malaysia, 43400 UPM Serdang. Ibrahim mengatakan bahwa tujuan terpenting didalam database sistem adalah menjamin konsistensi data, yang berarti bahwa data yang terdapat dalam database harus baik dan akurat. Didalam pelaksanaannya untuk menjaga konsistensi perubahan data sangat sulit, khususnya untuk didistribusikan dalam database. Dalam tulisan ini, menjelaskan sebuah algoritma penegakan aturan berdasarkan mekanisme untuk didistribusikan database yang bertujuan meminimalisir jumlah data yang harus ditransfer atau diakses diseluruh jaringan yang menjaga konsistensi dari database di satu situs, yaitu di situs mana pembaruan perlu dilakukan. Teknik ini disebut sebagai tes integritas generasi, yang berasal dari lokal dan global integritas, dan aturan yang telah efektif dapat mengurangi biaya kendala dalam memeriksa suatu data yang telah Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
4.
5.
didistribusikan dalam lingkungan. Didalam penelitian ini telah berhasil menghasilkan sebuah sistem sentralistik yang besar dengan tingkat kehandalan yang tinggi untuk integritas data[3]. Penelitian yang dilakukan oleh Steven P. Coy dari University of Maryland berjudul “Security Implication of the Choice of Distributed Database Management System Model: Relational Vs Object Oriented”. Penelitian ini menjelaskan bahwa keamanan data harus dibenahi ketika mengembangkan database dan diantaranya memilih antara relational dan object oriented model. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, terutama dari segi efektifitas dan efisiensi, juga apakah sekuritas dan integritas ini memakan sumber daya yang terlalu besar tidak semata mata fitur keamanan. Kedua pilihan ini akan mempengaruhi kekuatan dan kelemahan dari database tersebut. Untuk centralized database kedua model ini bisa dikatakan sama baiknya. Namun untuk distributed database, relational model lebih unggul dibidang sekuritas. Ini lebih banyak disebabkan karena object oriented model database masih kurang maturitasnya. Sehingga didalam lingkungan heterogenous, proses integritasnya masih menimbulkan banyak masalah. OODBMS tetap saja masih perlu perkembangan teknologi lebih lanjut, namun di lingkungan homogenous, OODBMS dapat menjadi pilihan yang baik[4]. Penelitian ini dilakukan oleh Untung Rahardja dan Shakinah Badar dari Perguruan Tinggi Raharja Indonesia yang berjudul “Penerapan metode Data Mart Query (DMQ) dalam Distributed Database System”tahun 2009. Penelitian ini menjelaskan Distributed database memiliki banyak keunggulan terlebih untuk struktur organisasi saat ini. Namun, karena banyaknya database yang tersebar dan jumlah data yang banyak dan terus meningkat didalam suatu organisasi maupun perusahaan. Jika suatu database memiliki sejumlah data yang tersimpan dengan banyak query dan tabel, suatu permintaan mengakibatkan proses pencarian data atau source data menjadi lambat. Selain itu banyaknya user yang dapat mengakses suatu tampilan Web display suatu sistem informasi juga menjadi lambat. Dengan adanya Data Mart Query (DMQ) merupakan metode yang tepat untuk mempercepat waktu proses pada suatu sistem informasi dengan database yang terdistribusi. DMQ ini digunakan untuk menghindari penggunaan Query majemuk. Dengan demikian DMQ akan mengorbankan besarnya kapasitas penyimpanan data (space hard disk) untuk meningkatkan kecepatan (increase speed) dalam pengaksesan. Hal ini pun telah dibuktikan baik secara logik, secara grafik dengan perhitungan regresi linear dan korelasi linear dan juga melalui implementasi [5].
Vol.4 No.3 - Mei 2011
243
ISSN: 1978 - 8282
6.
Penelitian yang dilakukan oleh Lubomir Stanchev dari University of Waterloo tahun 2001 berjudul “Semantic Data Control In Distributed Database Environment”. Penelitian ini menyatakan bahwa ada tiga tujuan utama dalam semantic data control yaitu: view managemen, data security dan semantic integrity control. Dalam sebuah relasi, fungsi-fungsi ini dapat mencapai keseragaman dengan menegakkan aturan-aturan manipulasi kontrol data. Solusinya adalah dengan sentralisasi ataupun terdistribusi. Dua hal utama yang efisien untuk melakukan kontrol adalah definisi data dan penyimpanan aturan (situs pilihan) dan penegakan desain algoritma yang meminimalkan biaya komunikasi. Masalahnya adalah sulit, karena peningkatan fungsi (dan umum) cenderung meningkatkan komunikasi situs. Solusi untuk semantik data kontrol terdistribusi adalah eksistensi dari sentralisasi solusi. Masalahnya adalah sederhana jika aturan kontrol sepenuhnya direplikasi di semua situs dan sulit jika situs otonomi dipatenkan. Selain itu, khusus optimasi dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya kontrol data tetapi dengan tambahan overhead seperti pengelolaan data snapshot. Dengan demikian, spesifikasi kontrol data terdistribusi harus disertakan pada desain database sehingga biaya kontrol update untuk program-program ini juga dipertimbangkan[7].
Gambar 4. Data Visualization dengan materialized and auxiliary views
7.
244
Penelitian ini dilakukan oleh Nadezhda Filipova dan Filcho Filipov 2008 dari University of Economics. Varna, Bul. Kniaz BorisI berjudul “Development of database for distributed information measurement and control system”. Penelitian ini menjelaskan mengenai pengembangan database dari pengukuran informasi yang didistribusikan dan sistem kontrol yang menerapkan metode optik untuk plasma spectroscopy fisika dan penelitian atom collisions dan Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
8.
9.
menyediakan akses untuk mendapat informasi dan sumber daya perangkat keras di jaringan Intranet/Internet, berdasarkan database pada sistem manajemen database Oracle9i. Perangkat lunak klien yang diwujudkan adalah dalam Java Language. Perangkat lunak ini dikembangkan dengan menggunakan model arsitektur, yang memisahkan aplikasi data dari komponen grafis presentasi dan masukan pengolahan logika. Berikut grafis presentasi telah dilaksanakan, pengukuran radiasi dari Spectra beam plasma dan benda, perangsangan fungsi non-elastis collisions dari berat partikel dan analisis data yang diperoleh dalam percobaan sebelumnya. Berikut grafis klien yang memiliki fungsi interaksi dengan database browsing informasi tentang percobaan dari jenis tertentu, pencarian data dengan berbagai kriteria, dan memasukkan informasi tentang validasi percobaan sebelumnya[8]. Penelitian ini dilakukan oleh Allison L. Powell James C.dkk, Perancis Departemen Ilmu Komputer Universitas Virginia, berjudul “The Impact of Database Selection on Distributed Searching”. Penelitian ini menjelaskan bahwa distributed searching terdiri dari 3 bagian yaitu database selection, query processing, dan results merging. Cukup beberapa database yang dijadikan database seleksi (tidak semuanya) dan performa akan meningkat cukup signifikan. Bila seleksi database dilakukan dengan baik, pencarian secara distributed akan berkinerja lebih baik dibandingkan pencarian secara sentralisasi. Pencarian database juga ditambahkan proses seleksi dan ranking sehingga secara potensial meningkatkan efektifitas pencarian data[9]. Penelitian ini dilakukan oleh Ashwini Nangia School of Chemistry, University of Hyderabad. India berjudul “Database research in crystal engineering”. Penelitian ini menjelaskan bahwa Database Cambridge Struktural merupakan gudang lebih dari 250 000 molekul kecil struktur kristal organik dan organometalik. Analisis statistik data struktural memberikan pemahaman yang lebih baik dari sifat ikatan hidrogen dan interaksi antarmolekul dan memfasilitasi dalam identifikasi sering terjadi pola interaksi dan synthons supramolekul. Dengan pengetahuan yang disempurnakan synthons ikatan hidrogen dalam kristal, strategi novel mungkin dirancang untuk perakitan-diri arsitektur supramolekul dari molekul multifungsi. Fenomena kembar polimorfisme dan pseudopolymorphism telah dipelajari oleh penggalian informasi mengenai konformasi molekul dan inklusi pelarut dari database. Geometri pendekatan donor ikatan hidrogen untuk berbagai kelompok fungsional yang berasal dari struktur kristal molekul kecil yang digunakan sebagai model dalam desain obat berbasis struktur dan pemetaan pharmacophore. Dengan demikian, implikasi dari rekayasa kristal hari ini jauh melampaui desain kristal organik
Vol.4 No.3 - Mei 2011
245
ISSN: 1978 - 8282
10.
dan logam-organik menjadi bahan supramolekul, nanoteknologi, ligan-prediksi struktur protein mengikat dan kristal. Sorot ini survei pentingnya penelitian database dalam beberapa daerah [10]. Penelitian ini dilakukan oleh Guoray Cai, School of Information Sciences and Technology Penn State University, University Park. Berjudul Contextualization of Geospatial Database Semantics for Mediating Human-GIS Dialogues. Penelitian ini menjelaskan bahwa database ini meluas semantik data spasial untuk memasukkan tidak hanya isi dan skema, tetapi juga konteks penggunaannya. Kita tentukan seperti model semantik dalam tiga komponen terkait: konteks pengetahuan, basis ontologi konteks, dan interpretasi konteks-sensitif. Seperti kontekstualisasi data spasial semantik memungkinkan data yang mendasari sama untuk mengambil formulir beberapa semantik, dan disambiguate spasial konsep yang didasarkan pada konteks lokal. Kami menunjukkan bagaimana seperti model semantik mendukung dikontekstualisasikan interpretasi konsep ruang samar-samar selama interaksi manusia-GIS. Kami menggunakan dialog percakapan sebagai mekanisme untuk melakukan diagnosis kolaboratif konteks dan untuk mengkoordinasikan berbagi makna di seluruh agen dan konteks [12].
Dari sepuluh literature review yang ada, telah banyak penelitian mengenai checkpointing, Components of a Distributed Database, pembahasan component database system, juga mengenai Data Mart Query. Namun belum adanya penelitian mengenai kekurangan dari metode DMQ, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan perihal DMQ Base Level ini. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat dilakukan melalui penerapan metode DMQ base level. Berikut merupakan 4 ciri khas dari metode DMQ base level yang diterapkan pada proses view jadwal rencana study (JRS) : 1. Informasi yang dibutuhkan bersifat WORT (Write Once Read Thousand). 2. Sesuai dengan standar TWT (Tolerable Wait Time). 3. Adanya pemisahan antara “Engine” dan “Display”. 4. Mengorbankan space hardisk untuk meningkatkan kecepatan. 246
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Metode DMQ base level yang diterapkan pada proses view jadwal rencana study (JRS) ini cara kerjanya yaitu digambarkan seperti pada bagan dibawah ini :
Gambar 5. Cara kerja metode Data Mart Query (DMQ) Base Level Pada gambar diatas, terdapat proses pembentukan DMQ bertingkat dari query majemuk yang dapat menyebabkan borosnya penggunaan space hardisk database server. Hal ini sesuai dengan ciri khas metode DMQ base level point 4. Karena itu, metode ini tidak cocok untuk menghasilkan informasi yang selalu update dalam hitungan detik, namun lebih cocok untuk informasi yang bersifat relatif semi permanen, yang perubahannya sangat jarang sekali, bahkan mungkin perubahannya hanya terjadi satu semester sekali. Informasi seperti ini bisa disebut juga dengan istilah WORT (Write Once Read Thousand). Hal ini sesuai dengan ciri khas DMQ base level point 1. DMQ base level adalah metode lanjutan dari DMQ, dimana DMQ merupakan salah satu metode yang terbentuk dengan adanya pemisahan antara “Engine” dan “Display”. Dengan kata lain metode ini dapat langsung menampilkan source code pada display dan proses query yang dikerjakan pada engine. Secara umum DMQ menghasilkan sebuah display data yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan metode pada umumnya, karena DMQ tidak melakukan proses lagi dalam menampilkan data. Dan akhirnya DMQ merupakan suatu solusi yang dapat membantu kebutuhan user pada proses display data yang sebelumnya sangat lambat dan tidak efesien, menjadi sangat cepat serta sesuai dengan standar TWT. Hal ini sesuai dengan ciri khas DMQ base level point 2 dan 3. Vol.4 No.3 - Mei 2011
247
ISSN: 1978 - 8282
2. Implementasi Peningkatan kinerja distributed database melalui metode DMQ base level sudah diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja, yakni pada sistem informasi SIS O-OJRS (Otomatisasi Online Jadwal Rencana Studi). Students Information Services atau yang biasa disingkat SIS, merupakan sistem yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Raharja dengan tujuan sebagai sistem pelayanan informasi kepada mahasiswa secara optimal. Pengembangan SIS juga merupakan akses publikasi bagi Perguruan Tinggi Raharja di bidang ilmu komputer dan dunia IT khususnya. SIS sudah dikembangkan ke dalam beberapa versi, dimana masing-masing merupakan kelanjutan dari SIS versi sebelumnya. SIS O-OJRS (Otomatisasi Online Jadwal Rencana Studi) merupakan SIS versi 4.2. Sesuai namanya, SIS O-OJRS dibuat untuk kebutuhan batal tambah KST mahasiswa secara online. Hasil akhir yang ingin dicapai dari SIS O-OJRS ini yaitu dihasilkanlah sebuah sistem yang secara flexibel melayani segala proses batal tambah KST mahasiswa secara online dan dapat dilakukan secara mandiri. Prosesnya terdiri dari view jrs, view kst dan kstf, tambah kelas, pindah kelas, serta hapus kelas. Karena itulah, untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswa, diterapkanlah metode DMQ base level ini.
Gambar 6. Biodata Mahasiswa pada SIS
Gambar 6 diatas merupakan tampilan biodata mahasiswa. Dari halaman tersebut dapat diketahui segala informasi mengenai seorang mahasiwa, baik mengenai data pribadinya maupun mengenai data akademiknya. Untuk melihat jadwal rencana study, silahkan masuk pada menu O-OJRS. Akan ditampilkan tombol-tombol berbeda sesuai dengan status mahasiswa tersebut. Jika seorang mahasiswa dinyatakan belum membayar registrasi perkuliahan, maka pada menu O-OJRS hanya akan ditampilkan 1 tombol yaitu RBR (Rincian Biaya Registrasi). Namun jika seorang mahasiswa dinyatakan sudah registrasi, maka akan ada 3 tombol berbeda yang diklasifikasikan kembali berdasarkan status KST nya. Jika KST nya dinyatakan belum final, akan ditampilkan tombol JRS Aktif, tombol KST Aktif, dan tombol O248
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
OJRS. Sementara jika mahasiswa tersebut dinyatakan bahwa status KST nya sudah final, maka akan ditampilkan 3 tombol yang berbeda pula meliputi tombol JRS Aktif, tombol KSTF, dan tombol RBK. Untuk melihat jadwal rencana study, dapat dilakukan dengan mengklik tombol JRS Aktif. Berikut adalah tampilannya:
Gambar 7. Jadwal Rencana Study (JRS) pada SIS
Pada gambar 7 diatas, metode DMQ base level diterapkan pada proses view jadwal rencana study. Proses view jadwal rencana study ini hanya memerlukan waktu display ± 6 detik, karena hanya membaca dari 1 DMQ untuk display data, tanpa adanya proses pembacaan lagi dari tabel-tabel ataupun query-query lainnya. a. Flowchart Vol.4 No.3 - Mei 2011
249
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 8. Flowchart view Jadwal Rencana Study (JRS) pada SIS
b. Source Code <% Sql=”select * from BT_Hari where urut<4 order by Urut” set rs=conn.execute(Sql) Sql3=”select * from BT_Akademik” set rs3=conn.execute(Sql3) While not rs.eof Sql2=”select * from cT_Jam2 order by No” set rs2=conn.execute(Sql2) While not rs2.eof Sql7a=”select * from DMQ_JRS_AKTIF_OOJRS where Mulai=’”&rs2(“Masuk”)&”’ and Hari=’”&trim(rs(“Nama_Hari”))&”’” set rs7a=conn.execute(Sql7a) rs2.movenext rs.movenext wend %> 250
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa Data Mart Query (DMQ) base level sangat tepat digunakan untuk mempercepat waktu proses view data bagi informasi yang sifatnya WORT (Write One Read Thousand). Metode ini digunakan untuk menghindari penggunaan Query majemuk karena banyaknya data yang tersebar dalam suatu sistem database yang terdistribusi, sehingga terjadinya query besar-besaran pada saat setiap kali membutuhkan data. Dengan menggunakan DMQ base level ini, memungkinkan sebuah display data dapat ditampilkan dengan sangat cepat. Sehingga telah dibuktikan bahwa metode ini sesuai dengan standar TWT (Tolerable Wait Time), yang dapat memenuhi kenyamanan pengguna dari segi response time. PUSTAKA 1. Petr Homola (2008), Proceedings of the ACL-08. A Distributed Database for Mobile NLP Applications. USA : Institute of Formal and Applied Linguistics Charles University. 2. Filipova Nadezhda dan Filipov Filcho (2008). Development Of Database For Distributed Information Measurement And Control System. University of Economics. Varna, Bul. Kniaz Boris I. 3. Hamidah Ibrahim (2001). Deriving Global And Local Integrity Rules For A Distributed Database. Departement of Computer Science Faculty of Computer Science and Information Technology, University Putra Malaysia 43400 UPM Serdang.. 4. Steven P Coy (2008). Security Implications of the Choice of Distributed Database Management System Model: Relational Vs Object Oriented. University of Maryland. 5. Rahardja, Untung and Badar, Shakinah (2009). Penerapan metode Data Mart Query (DMQ) dalam Distributed Database System. CCIT Journal. Perguruan Tinggi Raharja of Indonesian 6. Rahardja Untung, Hidayati and Ardyanti, Reny (2010). Write Validation. CCIT Journal. Perguruan Tinggi Raharja of Indonesian 7. Stanchev Lubomir (2001). Semantic Data Control In Distributed Database Environment. University of Waterloo. 8. Desmet Lieven, Jacobs Bart, Piessens Frank, and Joosen Wouter (2004). A Generic Architecture for Web Applications to Support Threat Analysis of Infrastructural Components. Eighth IFIP TC-6 TC-11 Conference on Communications and Multimedia Security (CMS)..Mitchell Carolyn. Vol.4 No.3 - Mei 2011
251
ISSN: 1978 - 8282
Component of a distributed database. Department of Computer science, Norfolk state University. 9. Anonim (2010). Database : Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia (2010). dari :http://id.wikipedia.org/ 10. Huang, Y, Huang, S, Lin, T, and Tsai, C (2003), Proceedings of the 12th international conference on World Wide Web pp. 148–159. Web application security assessment by fault injection and behavior monitoring. New York, NY, USA, ACM Press. 11. Nangia, Ashwini (2002). Database research in crystal engineering. India : School of Chemistry, University of Hyderabad. 12. Cai, Guoray (2005), Journal of Database Management. Contextualization of Geospatial Database Semantics for Mediating Human-GIS Dialogues. Dari : School of Information Sciences and Technology Penn State University, University Park.Robi’in, Bambang (2005). Manajemen dan Administrasi Databaser menggunakan SQL Server 2000. Yogyakarta : Andi
252
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
PENYUSUNAN PIRANTI LUNAK TIPOLOGI PENELITIAN SUMBER DAYA AIR Yeni Nuraeni1 e-mail :
[email protected]
Diterima :17 Februari 2011 /Disetujui : 3 Maret 2011
ABSTRACT Currently in Indonesia, the problem of water resources is no longer a problem easy to solve. Determination kebutuhanpun not easy because perubahannyapun very dynamic, as well as changes in land status is also changing rapidly. But in general there are two types of areas that lack water and in areas of excess water. Therefore it is necessary to change thinking patterns that had been considered the water is a substance that is easy to get into a substance that is rare and as a commodity that is necessary for the construction and development of the nation Indonesia.Permasalahan that arise in the handling of clean water in the transmigration settlement during this adoption of uniform policy for all packages of natural conditions, is the number of clean water facilities are not functioning. This is because water resources research methodologies that are used less attention to its natural condition. Given the need for water resources are increasingly demanding a more rapid identification process by considering the multi-parameter hydrology. Speed of identification is dependent on the available information and analysis sharpness information. Meanwhile, computerized and decision-making process is an effective tool in order to accelerate the assessment of potential water resources to the preparation of software typology air.Perapan Software resources, is one form that can be used in the context of computerized decision-making in order to realize the identification of the source the water quickly and thoroughlyg Given the Software using the rules of research ideally, it would require the input and output field observations and an accurate literature review Keywords: Typology of Water Resources Research
1. Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Paramadina - Jakarta Jl. jend Gatot Subroto Kav.96-97, Jakarta Selatan 12700, Jakarta
Vol.4 No.3 - Mei 2011
253
ISSN: 1978 - 8282 ABSTRAKSI Saat ini di Indonesia, masalah sumber daya air tidak lagi menjadi masalah yang mudah untuk dipecahkan. Penentuan kebutuhanpun tidak mudah karena perubahannyapun sangat dinamik, demikian pula perubahan status lahan juga berubah dengan pesat. Namun secara umum ada dua jenis kawasan-kawasan yang kekurangan air dan kawasan yang kelebihan air. Oleh karena itu perlu mengubah pola berpikir yang tadinya menganggap air merupakan suatu zat yang mudah didapat menjadi suatu zat yang langka dan sebagai salah satu komoditi yang sangat diperlukan bagi pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia.Permasalahan yang timbul dalam penanganan air bersih di pemukiman transmigrasi selama ini dengan diterapkannya kebijakan penyeragaman paket-paket untuk semua kondisi alam, adalah banyaknya fasilitas air bersih yang tidak berfungsi. Hal ini karena metodelogi riset sumber daya air yang digunakan kurang memperhatikan kondisi alamnya. Mengingat kebutuhan akan sumber daya air yang semakin meningkat menuntut proses identifikasi yang lebih cepat dengan mempertimbangkan multi parameter hidrologi. Kecepatan identifikasi ini tergantung kepada informasi yang tersedia dan ketajaman analisa informasi tersebut. Sementara itu, komputerisasi dan proses pengambilan keputusan merupakan alat yang efektif dalam rangka mempercepat penilaian potensi sumber daya air dengan penyusunan piranti lunak tipologi sumber daya air.Perapan Piranti Lunak ini, adalah salah satu bentuk yang dapat dipergunakan dalam rangka komputerisasi pengambilan keputusan guna terwujudnya identifikasi sumber daya air secara cepat dan teliti. -Mengingat Piranti Lunak menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ideal, maka diperlukan masukan dan hasil observasi lapangan dan kajian pustaka yang akurat Kata Kunci: Tipologi Penelitian Sumber Daya Air
PENDAHULUAN Setelah dilakukannya berbagai kebijakan pembangunan fisik dan telah pula diketahui berbagai kendala akan masalah sumber daya air, maka perlu pemikiran untuk melakukan penyesuaian kebijakan-kebijakan sesuai dengan tuntutan pembangunan. Suatu kegiatan pengembangan wilayah dalam arti yang luas, di dalam perencanaannya terdapat tiga komponen utama : manusia, alam, dan aktivitas manusia. Manusia sangat memerlukan air untuk hidup dan mengembangkan aktvitasnya. Sementara itu, sudah terbukti bahwa ketersediaan sumber daya air potensial tidak beragam keberadaannya. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan menempatkan air sebagai parameter kontrol/kendala pada saat melakukan peniaian kelayakan suatu lahan transmigrasi, demikian pula pada saat menentukan rincian peruntukan suatu lahan. Lima pertanyaan dasar dalam mengevaluasi potensial sumber daya air suatu wilayah: 254
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
a. b. c. d. e.
Adakah sumber daya air potensial Dimana dan bagaimana terdapatnya potensi tersebut Bagaimana perilaku ketersediaan (kuantitas dan kualitas) potensi tersebut sebagai fungsi dari waktu Teknik konservasi yang bagaimana yang perlu dilakukan Bagaimana cara mengambilnya, menentukan kombinasi pemanfaatan potensi air (apabila terdapat lebih dari satu jenis sumber air) dalam kaitannya dengan penataan ruang.
Melihat tidak mudahnya menjawab kelima pertanyaan tersebut, maka sangat mudah dipahami bahwa untuk penanganan masalah ini perlu penanganan secara terpadu, artinya perlu investasi awal yang besar untuk mengkaji berbagai data yang telah ada saat ini yang tersebar diberbagai sumber data/institusi di Indonesia. Masalah investasi yang dimaksud tidak hanya menyangkut pendanaan, tetapi lebih dari itu, yaitu perlunya keterbukaan lintas sektoral dan meningkatkan saling pengertian akan keahlian para peneliti agar suatu laporan penelitian menjadi lebih tajam penalarannya. Hal ini perlu dilakukan untuk membantu agar para pengambil kebijakan dalam masalah air di Indonesia menjadi lebih cepat dan lebih berorientasi kepada hal-hal yang lebih realistis. KONSEP-KONSEP UTAMA 1. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Permasalahan Sumber Daya Air Setelah mencoba mempelajari situasi saat ini di Indonesia baik melalui kajian kepustakaan maupun dari hasil-hasil seminar, maka ada beberapa kelompok pekerjaan besar yang masih belum tertangani dalam kaitannya dengan masalah sumber daya air di Indonesia: 1. Merumuskan dan menstrukturkan berbagai macam data hidrologi (air meteorik, air permukaan, dan airtanah) yang berada (tersebar) di berbagai institusi (Pemerintah dan Swasta); 2. Merumuskan kriteria kebutuhan air (domestik/non domestik); 3. Melanjutkan penelitian-penelitian potensi sumber daya air yang diikuti dengan melakukan karakterisasi perilaku sumber daya air yang ada dan mengarah kepada penelitian sumber daya air potensial 4. Melakukan evaluasi daya dukung sumber daya air potensial (kuantitas dan kualitas) sebagai parameter kontrol sekaligus sebagai parameter kendali untuk Vol.4 No.3 - Mei 2011
255
ISSN: 1978 - 8282
penentuan strategi pengembangan wilayah, baik dalam kaitannya dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD), Propinsi bahkan Tata Ruang Nasional. Selanjutnya, untuk memberikan nilai tambah dalam arti perencanaan pengembangan suatu wilayah secara umum maka perlu mempertimbangkan hal-hal dibawah ini: 1. Bank Data sumber daya air 2. Peta Keperluan dan Peta Sumber Daya Air Potensial 3. Peta Zoning Potensi Bencana Air dan Strategi Mitigasinya 4. Evaluasi lokal terhadap Rencana Umum Tata Ruang, khusus permasalahan sumber daya air 5. Menyusun kriteria dan standar Teknologi konservasi air dan tanah 6. Aspek hukum dan sosial untuk kelestarian pemanfataan sumber daya air. Air, yang merupakan salah satu parameter dalam penyusunan dan pengembangan wilayah perlu dijadikan parameter kendali dalam penyusunan tata ruang dan suatu rencana kawasan Transmigrasi. . 2. Konsep Aplikasi Komputer Dalam Tipologi Sumber Daya Air Pada dasarnya sumber daya air terdiri dan tiga bagian utama yaitu; Air Hujan, Air tanah, Air Permukaan. Suatu perencanaan wilayah sebaiknya mempertimbangkan potensi dari masing-masing sumber daya air di atas. Potensi sumber daya air ini dapat ditentukan dengan memanfaatkan parameter-parameter pendukung, seperti ; Curah hujan, kelembaban udara, dsb. Dalam perencanaan pemanfaatan sumber air untuk menentukan jenis sarana air berrsih yang sesuai dan akan diterapkan di suatu lokasi transmigrasi diperlukan beberapa kriteria sebagai acuan. Kriteria yang paling mendasar adalah menyangkut persyaratan baku jumlah dan baku mutu air bersih yang harus dipenuhi bagi suatu sistem penyediaan air berrsih. Dengan demikian diharapkan agar air dapat tersedia dalam jumlah yang cukup dengan mutu yang memenuhi syarat-syarat mutu air dan dapat dimanfaatkan oleh para transmigran dengan aman, baik untuk keperluan air minum maupun keperluan lainnya dalam jumlah yang memadai. Sehubungan dengan banyaknya parameter dan data pendukung, maka proses penentuan potensi sumber daya air secara manual dirasakan kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh karena proses manual akan menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan. 256
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Untuk itu peranan komputer sebagai alat pengambilan keputusan mulai diperlukan. Dengan bantuan komputer, maka proses pengambilan keputusan dapat dipercepat. Pada pelaksanaanya, hal di atas memerlukan beberapa persyaratan: - Kejelasan data informasi yang diperlukan - Kejelasan mekanisme pengambilan keputusan - Kejelasan jenis-jenis keputusan yang diinginkan. Dengan kombinasi antara berbagai macam data/informasi dan mekanisme pengolahan data, maka dapat diperoleh berbagai macam keputusan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka diperlukan adanya matriks keputusan yang menggambarkan pilihan-pilihan yang dapat diambil sebagal dasar penentuan lokasi pemukiman. Dalam hal ini, faktor data base dari sumber daya air merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan. Sesuai dengan tipologinya, maka data base disini dapat digolongkan atas data base air hujan, airtanah dan air permukaan. Masing-masing jenis data base tersebut kemudian diolah berdasarkan mekanisme maupun rumus-rumus yang ada.
Keputusan diambil sebagai hasil pertimbangan dan potensi-potensi sumber daya air yang telah dihitung dengan memakai mekanisme yang berkaitan. Dengan demikian data hasil penelitian lapangan secara cepat dapat diolah untuk dapat mengetahui apakah daerah tersebut memiliki sumber daya air yang berpotensi tinggi. METODOLOGI Perancangan pemenuhan kèbutuhan air disuatu wilayah transmigrasi yang akan dibuat hendaknya betujuan untuk efisiensi pemanfaatan air dan pemahaman masalah konservasi air tanah, yang dituangkan dengan standar-standar pengembangan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmtgrasi dalam upaya penanganan air bersih selama ini telah menerapkan paket penanganan yang seragam untuk seluruh kawasan transmigrasi. Paket-paket tersebut umumnya : a. Untuk pemafaatan air hujan yang jatuh di atap penduduk maka dibuat Bak Penampungan Air Hujan (BPAH) b. Untuk pamanfaatan air yang mengalir di sungai-sungai kecil/alur maka dibuat Tandon/Bendali Vol.4 No.3 - Mei 2011
257
ISSN: 1978 - 8282
c.
Untuk pemanfaatan air tanah maka dibuat sumur dangkal (< l0 m) atau pemboran alr tanah dalam (sumur dalam)
Dari data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengolahan Data,Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai keadaan fasilkas air bersih di berbagai lokasi transmigrasi kebijakan penyeragaman paket-paket tersebut diatas perlu segera dievaluasi mengingat banyak fasilitas-fasilitas di atas yang tidak bertungsi sebagaimana mestinya. Permasalahan yang timbul antara lain tañdon air yang tidak berfungsi, sumur gali yang kering,banjir,dan lain-lain. Hal-hal di atas membawa kata kepada suatu pemikiran perlunya dirumuskan upaya-upaya penanganannya. Untuk penanganan masalah ini perlu diambil langkah-langkah secara terpadu,antara lain dengan mengangkat masalah sumber daya air menjadi kendala atau parameter kendala dalam penilaian kelayakan suatu lahan untuk penerapan model-model transmigrasi dimana konsukuensinya diperlukan penyempumaan metodologi dan sistem penanganan masalah air secara terpadu dan lebih terstruklur dengan mengacu kepada kebutuhan air dimasa yang akan datang. Berangkat dari kebutuhan ini, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi perlu merumuskan metodologi dan sistem penanganan masalah air melalui penyusunan dokumen Tipologi Paket Penelitian Sumber Daya Air Menunjang Perencanaan Pemukiman Transmigrasi. Dokumen Tipologi ini akan memberikan arahan dan tuntunan kepada konsultan untuk melakukan penetitian terhadap sumber daya air yang ada di dalam atau di luar wilayah yang akan dikembangkan.
258
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Vol.4 No.3 - Mei 2011
259
ISSN: 1978 - 8282
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mempercepat proses penyaringan (mengingat banyaknya parameter tipologi) dan efektifitas penerapannya maka dirasa perlu agar paket Tipologi Sumber Daya Air ini dikembangkan melalui pembuatan Sistem Pakar (Expert System) yang diawali dengan pembuatan Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Air (SIM SDA) dan Sistem Pengambilan Keputusan Sumber Daya Air (SPK SDA) atau Decision Support System (DSS). Penerapan Piranti Lunak menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ideal, maka diperlukan masukan dari hasil observasi lapangan dan kajian pustaka yang akurat. Peran konsultan akan sangat dominan pada tahapan observasi dan pengumpulan data (lapangan dan pustaka). Peran konsultan dituntut sangat akurat dalam kemahiran menalar/ menganalisa kondisi lapangan pada kasus dárurat yaitu apabila tahapan phase II tidak dilakukan. Tujuan Piranti Lunak yang perlu dibuat: 1.Merumuskan Tipologi Manual kedalam rancangan Sistem Tipologi yang siap dituangkan dalam bentuk Piranti Lunak. 2.Menciptakan suatu Sistem Pengkajian dan Péngolahan Informasi Sumber Daya Air dengan bantuan komputer,khususnya dengan mengaplikasikan Piranti Lunak dengan GIS. Dengan bantuan Piranti Lunak SDA, ketajaman analisis Sumber Daya Air diharapkan dapat lebih terjamin. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan 260
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
hasil analisis secara cepat dan mendekati kesempurnaaan sehingga penataan ruang akan lebih tepat. Piranti lunak Tipologi Sumber Daya Air (TIPSDA) terbagi atas dua subsistem: Subsistem GIS (Geographic Infomation Sistem) dalam hal ini digunakan piranti lunak GIS “ARC/INFO”. Subsistem DSS (Decision Suppod Sistem) yang dibangun dengan menggunakan bahasa Pascal dengan teknik perancangan “Orientasi Object”. Paduan dua subsistem ini menjadikan sistem Informasi geografis lebih supel dan informative, Basis data yang diolah melalui subsistem DSS setiap saat dapat dibaca melalui GIS. Dengan menu pop-up serta aplikasi multi-jendela pada DSS, lnformasi yang diperlukan dapat ditampilkan secara simultan dengan cukup menggerakan MOUSE. Tampilan keterangan bantu pada layar bagian bawah akan menuntun pemakai lebih interaktif dengan program.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
261
ISSN: 1978 - 8282
Peranti lunak Sistem Pengambil Keputusan (SPK) Tipologi SDA dibuat berdasarkan masukan ARC/INFO dan MIS. Piranti Lunak ini menggunakan dan juga menghasilkan data base dalam format DBF. Teknik pemrograman MIS Tipologi SDA berorientasi objek. Perlu ditekankan pada bagian ini, bahwa komputerisasi sistem pendukung pengambilan keputusan Sumber Daya Air ini bukan satu-satunya konsep dalam perencanaan tata ruang. Lebih dari itu, Piranti Lunak Sumber Daya Air ini perlu didukung oleh sistem pengambilan keputusan yang didasarkan pada aspek-aspek lainnya, seperti: masalah bentang alam, tanah, tumbuhan penutup, konsep-konsep tentang bencana alam dan sebagainya. Untuk itu, keterpaduan informasi air dengan aspek-aspek tersebut di atas akan menjadi dasar yang kokoh dalam sistem pendukung pengambilan keputusan ( DSS ) perencanaan tata ruang pemukiman. Dengan 262
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
demikian, sebagai pengembangan selanjutnya, sistem pendukung keputusan ini seharusnya dilengkapi dengan ; DSS Bentang AIam, DSS Tanah, DSS Tumbuhan Penutup, DSS Bencana Alam, DSS Informasi Bisnis dll. . Berdasarkan pemikiran di atas, maka sistem perencanaan transmigrasi bisa dikembangkan lebih jauh kearah komputerisasi dan aspek-aspek yang disebut terakhir tadi. Pada dasarnya, pengembangan setiap DSS ini dapat ditangani seluruhnya oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan atau oleh institusi lain. Satu hal yang sangat diperlukan adalah DSS yang dikembangkan di suatu instansi harus memiliki sistem interaksi dengan DSS lainnya yang mungkin berada di instansi lain lagi. Sebagai salah satu alternatif dari keterpaduan antar DSS ini adalah pengembangan sistem pakar perencanaan transmigrasi yang di dasarkan pada system multikriteria.
Penyusunan Peranti Lunak Tipologi Sumber Daya Air mempunyai tujuan akhir adalah penyusunan Sistem Pakar untuk perencanaan pemukiman transmigrasi secara utuh dengan memperhatikan berbagai parameter lain. Untuk merealisasikan Sistem Pakar di atas masih diperlukan berbagai upaya dalam menyusun DSS lainnya : DSS Bentang Alam, DSS Tanah, DSS Vegetasi, DSS Bencana Alam dan lain-lain yang mampu memberi masukan yang berarti bagi perencana pemukiman. Sistem pakar dibangun melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Tahap pembangunan Sistem Informasi Manajemen (Management Information System Development) Vol.4 No.3 - Mei 2011
263
ISSN: 1978 - 8282
2.
3.
Pembangunan SIM ini merupakan proses komputerisasi informasi untuk kepentingan manajemen masing-masing departemen. Tahap pembangunan Sistem Pendukung keputusan (Desicion Support System Development) Pembangunan DSS ini merupakan aplikasi SIM terpadu yang didukung oleh metoda dan prosedur, sehingga keputusan akurat dan alternatif dapat diperoleh dengan cepat. DSS dapat dilakukan intra departemen atau antar departemen Tahap pembangunan Sistem Pakar (Expert System Development) Informasi dari DSS antar departemen dipadukan menjadi satu kesatuan dalam mewujudkan kepentingan bersama (nasional) melalui satu proses pengolahan tersebar-terpadu (integrated distributed processing)
KESIMPULAN Dalam rangka komputerisasi masalah SDA diperlukan adanya kejelasan dan definisi kebutuhan akan air. Wawasan dan informasi dari para pakar masalah air merupakan faktor yang dominan dalam pembuatan piranti lunak SDA. Pengolahan Bata Base air dalam scope nasional memertukan adanya: Standar dan struktur data informasi. Sistem pangkalan data SDA adalah salah satu alternatif dalam rangka integrasi informasi tentang air. Hubungan lintas sektoral merupakan dukungan yang besar dalam perencanaan tata ruang transmigrasi (dalam hal ini kriteria perencanaan tata ruang dapat ditinjau dari banyak aspek, seperti air, bentang alam, bencana alam, tanaman penutup, tanah, informasi, bisnis, dan lain-lain). Diperlukan adanya integrasi (komunikasi) antar instansi terkait dalam hal ini, integrasi lewat piranti lunak adalah salah satu solusinya Kedudukan piranti lunak sumber daya air merupakan dasar dari prinsip system pendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan transmigrasi. Sebagai langkah pengembangan, maka peranan system pakar menjadi cukup penting dalam rangka keterpaduan criteria perencanaan pemukiman. PUSTAKA 1. 2. 3.
264
Anonymous, 2000, Understanding G.I.S. The ACRC/Info Method. Burrough P.A., 2004. Principles of Geographical Information Systems for Land Resources Assessment. Rosadi D., Sukrisno and Wagner W., 2000, Groundwater resources and Groundwater Protection in the Bandung Basin Proyect Report No. 15, Directorate of Environmental Geology Bandung. Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
4. 5.
6.
Turban,E., Dicision Support and Expert Sysstem : Management Support System, New York Jayaraman, V. and Srivastava, R. (1996), “Expert systems in production and operations management”, International Journal of Operation & Production Management, Vol 16 no. 12, pp. 27-44 LAPI-ITB, Departemen Transmigrasi, Penyusunan Tipologi Penelitian Sumber Daya air Menunjang Perencanaan Pemukiman Transmigrasi, 1994
Vol.4 No.3 - Mei 2011
265
ISSN: 1978 - 8282
SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA PADA MANUSIA Efani Desi1 Fithry Mayasari2 Fitriana Harahap3 e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Diterima : 8 Maret 2011 /Disetujui : 22 Maret 2011
ABSTRACT Eyes are very important senses in human life to see. If eyes disorders or diseases of the eye, it will have fatal consequences for human life. So it should be eye is a member of the body that needs to be maintained in daily health. Expert system is a method of science artificial intelligence to be an application program diagnosis of eye diseases in humans are computerized as well as seek to replace and mimic the reasoning process of an expert or experts in solving the problem specification that can be said to be a duplicate of an expert because the knowledge of science is stored in a database system. Expert System For Diagnosis of Eye Disease In Humans use forward chaining method aims to trace the symptoms displayed in the form of questions to diagnose the type of illness with a software-based desktop management system. Expert system software can recognize the type of eye disease after the consultation by answering a few questions that displayed by the application of expert systems and can infer some kind of eye disease in the suffering by the patient. Data diseases that are recognized to adjust the rules (rules) are made to match the symptoms of eye diseases and give a percentage value to determine the value type approach a patient’s disease. Keywords: Expert System, Forward Chaining, Diagnosis, Eye, Man.
1. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3 A Tj. Mulia, Medan, Telp (061) 6640525 2. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3 A Tj. Mulia, Medan, Telp (061) 6640525 3. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3 A Tj. Mulia, Medan, Telp (061) 6640525
266
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 ABSTRAKSI Mata merupakan suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah mestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-hari. Sistem pakar merupakan suatu bagian metode ilmu-ilmu artificial intelligence untuk dibuat suatu program aplikasi diagnosa penyakit mata pada manusia yang terkomputerisasi serta berusaha menggantikan dan menirukan proses penalaran dari seorang ahlinya atau pakar dalam memecahkan masalah spesifikasi yang dapat dikatakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuan ilmu tersebut tersimpan di dalam suatu sistem database. Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia menggunakan metode forward chaining bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar dapat mendiagnosa jenis penyakit dengan perangkat lunak berbasis dekstop management system. Perangkat lunak sistem pakar dapat mengenali jenis penyakit mata setelah melakukan konsultasi dengan menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yang ditampilkan oleh aplikasi sistem pakar serta dapat menyimpulkan beberapa jenis penyakit mata yang di derita oleh pasien. Data penyakit yang dikenali menyesuaikan rules (aturan) yang dibuat untuk dapat mencocokkan gejala-gejala penyakit mata dan memberi nilai persentase agar mengetahui nilai pendekatan jenis penyakit pasien. Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Diagnosa, Mata, Manusia.
PENDAHULUAN Seperti yang diketahui mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk melihat. Dengan mata melihat, menusia dapat menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah mestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-hari. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran saat ini juga telah menfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk dari seorang dokter mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam penyakit, seperti jantung, ginjal, stroke, kanker, gigi, kulit hingga ke mata.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
267
ISSN: 1978 - 8282
Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahlinya dalam memecahkan masalah spesifikasi atau bisa dikatakan merupakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuannya disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. Data yang tersimpan dalam database akan menginformasikan suatu keluhan pasien dengan akurat dan dapat menyimpulkan jenis penyakit mata yang diderita oleh pasien. PERMASALAHAN Beradasarakan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian dapat adalah bagaimana suatu sistem pakar dapat mendiagnosa jenis penyakit mata manusia menggunakan metode forward chaining. Tujuan dan Manfaat Penelitian Membuat suatu perangkat lunak untuk dapat diagnosa penyakit mata pada manusia menggunakan rekayasa sistem pakar (expert system). Agar setiap penderita penyakit mata dapat dengan mudah dan cepat mengetahui jenis penyakit mata tanpa harus ke dokter terlebih dahulu. Sistem nantinya untuk menggantikan ahlinya untuk mengenai jenis penyakit dan mencari solusi dalam pengobatannya. Sementara itu, manfaat pembuatan perangkat lunak diagnosa penyakit mata pada manusia menggunakan sistem pakar ini memberikan manfaat untuk : a. Untuk menghasilkan suatu prototype sistem pakar untuk diagnosa penyakit matadan penerapannya dalam ilmu kedokteran mata. b. Membantu dokter mengambil keputusan dalam mendiagnosa penyakit mata, sehingga dapat digunakan oleh pengguna yang minimal mempunyai dasar tentang anatomi mata, seperti perawat dan dokter spesialis mata. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Desain Data
Dari hasil analisis sistem yang dilakukan pada pembuatan perangkat lunak ini, data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan class tertentu untuk memudahkan dalam pembuatan program. Selain itu ada beberapa data yang disimpan pada tabel. a. Untuk menyimpan data tertentu pada pembuatan perangkat lunak ini dibutuhkan 268
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
empat tabel yaitu : 1. Tabel DbLogin untuk menempatkan data login user setelah melakukan proses registrasi/pendaftaran pasien. 2. Tabel DbPasien untuk menempatkan data-data pasien yang menderita penyakit mata. b.
Pada pembuatan perangkat lunak sistem pakar, dibuat suatu sistem yang dapat menggantikan seorang pakar yang mana sistem menjadi suatu perangkat lunak yang dapat meemberikan kesimpulan konsultasi dari pasien.
2.
Desain Proses
Pada desain proses akan dijelaskan menggunakan decision tree yang berhubungan dengan tabel dan sering digunakan dalam analisis sistem (sistem non AI). Sebuah decision tree dapat dianggap sebagai suatu semantic network hirarki yang diikat oleh serangkaian aturan (rule). Tree ini mirip dengan pohon keputusan yang digunakan pada teori keputusan. Tree dibentuk oleh simpul (mode) yang mempresentasikan tujuan (goal) dan hubungan (link) yang dapat mempresentasikan keputusan (decision). Akar (root) dari pohon berada disebelah kiri dan daun (leaves) berada di sebalah kanan. Keuntungan utama dari decision tree yaitu tree dapat menyederhanakan proses akuisi pengetahuan. Tree yang digunakan pada penelitian ini merupakan suatu forward chaining tree. Hal tersebut berkaitan dengan masalah diagnosis yang dibahas dalam penelitian sistem pakar pada diagnosa penyakit mata. Pada forward chaining tree penelusuran informasi dilakukan secara forward (kedepan) seperti yang umumnya digunakan pada masalah-masalah diagnosis lainnya. Dari pernyakit mata yang diketahui, kemudian mencoba melakukan penelusuran ke depan untuk mencari fakta-fakta yang cocok berupa gejala-gejala penyebab penyakit mata yang bersangkutan. Pada tree tersebut dapat dilihat bagaimana suatu gejala penyakit atau kesimpulan gejala penyakit merujuk kepada suatu jenis penyakit tertentu, dan bagaimana beberapa gejala yang sama dapat merujuk kepada beberapa penyakit yang berbeda. Pada penelusuran dengan metode forward chaining dapat dilihat bahwa penelusuran kedepan untuk mengenali penyebab dan jenis penyakit yang dialami oleh pasien. Perhatikan gambar 1
Vol.4 No.3 - Mei 2011
269
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 1. Decision tree dengan metode Forward Chaining
3.
Design Antarmuka
Menu utama terdiri dari menu yaitu File Pakar (Login, Pendaftaran Pasien, Ubah data, Logout), Konsultasi, Bantuan Program dan Keluar. Yang mana login, pendaftaran, ubah data logout dan expert system dan kontak admin merupakan sub menu dari masing-masing isi menu yang tampilkan pada menu utama. Menu utama bagian dari indek pada setiap halaman desain antarmuka aplikasi yang akan dikembangkan, perhatikan pada gambar 2.
Gambar 2. Desain Antarmuka Menu Utama
4.
Design Diagram Arus Data
Data flow diagram (DFD) atau diagram arus data merupakan suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses 270
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
yang saling berkaitan. Walaupun nama diagram ini menekankan pada data, situasinya justru sebaliknya: penekanannya ada pada proses. a.
Diagram Konteks
Diagram konteks bertujuan untuk melihat informasi sistem pakar diagnosa penyakit mata pada proses sistem secara keseluruhan. Dari analisis yang dilakukan, diperoleh diagram konteks seperti gambar 3.
Gambar 3. Diagram konteks
Pada diagram kontek ini terdapat 3 sistem yang mempengaruhi pemprosesan untuk mendiagnosa penyakit mata pada manusia, diantaranya adalah: 1. 2. 3.
Pakarnya (dokter/admin sistem) dapat berfungsi sebagai administrator untuk memasukkan data-data baru mengenai gejala dan jenis penyakit. User (pemakai sistem pakar) adalah pasien yang berkonsultasi dengan sistem pakar lunak diagnosa penyakit mata. System Engineer (mesin sistem pakar) untuk mengelolah dan mempresentasikan jenis penyakit dan mengelolah rules (aturan-aturan) gejala menjadi jenis penyakit.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
271
ISSN: 1978 - 8282
b.
DFD (Data Flow Diagram) Level 1
DFD level 1 merupakan definisi dari diagram kontek untuk melihat lebih jelas proses sistem yang terjadi pada sistem pakar diagnosa penyakit mata, adapun gambar DFD level 1 dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. DFD Level 1
Dapat dilihat bahwa DFD level 1 (satu) memiliki beberapa proses untuk diagnosa mata diantaranya adalah proses pemasukkan data gejala dilakukan oleh admin sistem, kemudian proses konsultasi masuk pada proses penelusuran penyakit dan di diagnosa oleh system engineer, agar menghasilkan suatu kesimpulan maka proses diagnosa mengirim hasil tersebut ke pasien. 5.
Implementasi Sistem Implementasi rules dalam sistem pakar pada sub bab ini untuk mengetahui rule-rule atau aturan pada penelusuran sistem pakar untuk mengenali jenis penyakit mata pada manusia. Adapun rules yang dibutuhkan adalah sesuai dengan tabel dan hirarki forward chaining yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Rules (aturan-aturan) dalam sistem pakar untuk diagnosa penyakit mata: 272
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 5. Impementasi Sistem
6.
Implementasi Antarmuka
Implementasi antarmuka sesuai dengan desain antarmuka yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Perancangan antar muka dapat dilakukan pengujian dengan mencoba menjalankan aplikasi program yang telah dirancang. Seorang pasien dapat saja langsung mencoba melakukan pengujian dengan diawali mendaftar sebagai pasien, kemudian mendapatkan ID (nama penggunaan sistem) dan password. Selanjutnya pasien langsung dapat berkonsultasi dengan perangkat lunak sistem pakar tersebut. Setelah konsultasi, maka sistem akan menghasilkan suatu kesimpulan penyakit pasien. 7.
Menu Utama Aplikasi Sistem Pakar
Menu utama aplikasi terdiri dari empat menu yaitu, menu File Pakar, Konsultasi, Bantuan Program dan Keluar. Pada menu File Pakar dan Bantuan Program terdapat beberapa sub menu, sub menu yang terdapat pada menu Gambar dan Proses adalah sebagai berikut : Vol.4 No.3 - Mei 2011
273
ISSN: 1978 - 8282
• Menu File Pakar terdiri dari dua sub menu yaitu jendela Login, Pendaftaran Pasien, Ubah Data, dan Logout. • Menu Bantuan Program terdiri dari dua sub menu yaitu jendela Expert System dan Kontak Admin. a. Jendela Aplikasi Login User Jendela aplikasi ini digunakan untuk masuk ke dalam sistem pakar sebelum melakukan konsultasi dengan perangkat lunak yang telah dibuat. Pasien (pemakai sistem) dapat menggunakan sistem aplikasi mengisi jendela login user dengan mengisi user id dan password. b. Jendela Aplikasi Pendataran Pasien Sebelum dilakukan login user untuk dapat berkonsultasi, pasien diharapkan mengisi form pendaftaran (registrasi) pasien terlebih dahulu. Agar setiap pasien yang melakukan proses konsultasi terdaftar didalam suatu informasi database. Pasien yang telah terdaftar sebelumnya dapat langsung melakukan pengecekan jenis penyakit dengan sistem pakar pada menu konsultasi. Pasien yang tidak melakukan proses login user terlebih dahulu tidak dapat melakukan proses konsultasi, kecuali menghubungi secara langsung administrasi sistem pakar untuk didaftarkan sebagai pasien. Adapun penggunaan tombol diatas sebagai berikut: • Tombol Simpan, dipergunakan untuk menyimpan data yang diisi dan kemudian akan disimpan ke dalam database pada tabelPasien.Pada tombol ini user dapat mengisi data baru setelah mendaftarkan pasien sebelumnya. • Tombol Batal, dipergunakan untuk membatalkan pengisian pada kolom yang telah diisi. • Tombol Keluar, dipergunakan untuk keluar atau menutup jendela pendaftaran pada aplikasi sistem pakar dan kembali ke menu utama. c. Jendela Aplikasi Konsultasi Tampilan jendela aplikasi untuk melakukan proses konsultasi, pasien (user) dapat langsung menjawab option Ya atau Tidak dari pertanyaan-pertanyaan yang ditampilkan pada kolom tersebut. Selanjutnya sistem akan dapat menyimpulkan jenis penyakit yang di derita oleh pasien pada kolom Kesimpulan Penyakit Mata. Tombol OK untuk memproses pertanyaan untuk dijawab. Tombol OK, tidak dapat diklik apabila suatu pertanyaan belum dijawab oleh pasien. Sedangkan tombol Keluar adalah untuk keluar atau menutup jendela aplikasi 274
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
konsultasi. Hasil proses diagnosa sistem pakar untuk mengenali jenis penyakit mata yang di derita oleh pasien melalui jendela aplikasi konsultasi yang disebut perangkat lunak yang dapat menggantikan ahlinya (dokter mata) sebagai pendiagnosa penyakit mata. Adapun hasil penelusuran diagnosa dapat dilihat pada kolom Kesimpulan Penyakit Mata, pada kolom tersebut, menunjukkan bahwa pasien mengalami jenis penyakit mata Edema Palpepbra Inflamatoir memiliki 100% kemungkinan menunjukkan penyakit tersebut, tetapi dengan hal sama, pasien juga dimungkinkan mengalami penyakit mata lain berjenis Blefaritis, dengan bobot persentase 30%.
8.
Evaluasi sistem
Untuk mendapatkan data yang akurat, maka dapat dilakukan beberapa uji coba sistem atas jalannya sistem pakar tersebut. Sistem ini diujikan kepada 5 pasien yang menderita penyakit Edema Palpepbra (sesuai dengan hasil diagnosa dokter mata). Dari kelima pasien tersebut menyimpulkan bahwa penyakit yang di derita pasien menunjukkan antara lain, dapat dilihat pada tabel hasil diagnoasa penyakit mata, perhatikan tabel 1. Tabel 1. Hasil Diagnosa Sistem Terhadap 5 Pasien Penyakit Mata
KESIMPULAN
Vol.4 No.3 - Mei 2011
275
ISSN: 1978 - 8282
Dari hasil uji coba dan evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode Sistem Pakar (expert system) yang dibuat dengan proses penelusuran fordward chaining untuk mengenali jenis penyakit mata pada manusia. 2. Cara pemilihan urutan data dengan mengelompokkan jenis penyakit sesuai dengan hasil quisioner dengan beberapa dokter mata. 3. Beberapa gejala penyakit mata dapat menyimpulkan jenis penyakit mata sesuai persentase tertinggi. Semakin tinggi nilai persentase dari hasil penelusuran, maka menunjukkan jenis penyakit mata yang di derita oleh pasien penyakit mata. 4. Pasien dapat langsung berkonsultasi dengan sistem perangkat lunak tanpa harus berkonsultasi dengan seorang pakarnya (dokter mata) dengan syarat harus mendaftarakan diri sebagai pasien dan mendapatkan account login. 5. Hasil diagnosa dapat menampilkan beberapa kemungkinan jenis penyakit mata pada manusia. 6. Sistem hanya dapat mengenali dan mendiagnosa jenis penyakit mata yang ada dalam tabel kebenaran penyakit. 7. Sistem hanya dapat mendiagnosa satu pasien dalam melakukan konsultasi, dan dapat mengulangi kembali konsultasi dengan login sistem. PUSTAKA 1. Astuti, Luh Gede., Sistem Pakar Pendiagnosis Kehamilan Entropik, Tesis Ilmu Komputer UGM, Yogyakarta. 2006. 2. Abu-Hakima, S., Halasz, M. & Phan S., An apporach to hypermedia in diagnostic system, In Intellegent Multi-Media Interfaces, AAAI Press/MIT Press, 1993. 3. Feigenbaum, E.A, & Buchanan B.G., DENDRAL and Meta-DENDRAL: roots of knowledge systems and expert systems applications. Artificial Intellegence. 1993. 4. Giarratano, C.J. & Riley D.G., Expert Systems : Principles and programming, fourth edition, THOMSON Course Technology, Canada. 2005. 5. Huge., Medical expert system http://www.privateweb.at/judith/name_3.htm INTERNET tanggal 23 Mei 2007 276
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
6. Jackson, P., Introduction to Expert Systems, third edition, Addison-Wesley, England, UK. 1999. 7. Lalu., Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kulit dan Kelamin, Tesis Ilmu Komputer UGM, Yogyakarta. 2007. 8. McLeod, Raymond.Jr., Management Information System, 6th Ed, Prentice Hall International.Inc, New Jersey. 1995. 9. Neapolitan, R.E., Probabilistic Reasoning in Expert Systems : Theory and Algorithms, Wiley, New York. 1990. 10.Online medical diagnostic expert system. http://easydiagnosis.com/ INTERNET tanggal 14 Mei 2007 11. Paper, Software, and companies. Expert system applications http:// www.pcai.com/web/ai_info/expert_system.html INTERNET tanggal 9 Juli 2007 12.Turban., E;Jay E.A, Decision Support System and Intellegent System, six edition, Prentice Hall International, Inc. New Jersey. 2001.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
277
ISSN: 1978 - 8282
ALARM FIRE DETECTION WITH GUI Asep Saefullah1 Sudaryono2 e-mail :
[email protected],
[email protected]
Diterima : 10 Maret 2011 /Disetujui : 24 Maret 2011
ABSTRACT Lately frequent catastrophic fires with a variety of reasons, and that an obstacle is delay in the arrival of firefighters that can cause big losses. This delay is caused by a lack of information quickly to local fire until the fire department and is not known exactly where the fire occurred. To solve these problems then designed a system that can display information on fire location on the PC (Personal Computer) so that the information obtained in real time. AT89S52 microcontroller is an IC (Integrated Circuit) used as an interface between the receiver and transmitter that is connected to the computer. In this design, receiver and transmitter that used the IC SM6135 and SM6136. For data communication between a PC with the interface then created a program using Visual Basic 6.0. The result of this design is a prototype that can simulate fires that occur in real time and displays it through a GUI (Graphical User Interface). Keywords: Fire Alarm Detector, AT89S52 Microcontroller, GUI
ABSTRAKSI Akhir-akhir ini sering terjadi bencana kebakaran dengan berbagai sebab, dan yang menjadi kendala adalah terlambatnya kedatangan petugas pemadam kebakaran sehingga dapat menimbulkan kerugian yang besar. Keterlambatan ini disebabkan oleh kurang cepatnya informasi kebakaran sampai kepada instansi pemadam kebakaran dan tidak diketahui dengan tepat di mana lokasi kebakaran tersebut terjadi. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka dirancang suatu sistem yang dapat menampilkan informasi letak lokasi kebakaran pada PC (Personal Computer) sehingga informasi diperoleh secara real time.
1. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692
278
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 Mikrokontroler AT89S52 merupakan suatu IC (Integrated Circuit) yang digunakan sebagai interface antara receiver dan transmitter yang dihubungkan pada komputer. Pada rancangan ini receiver dan transmitter yang digunakan menggunakan IC SM6135 dan SM6136. Untuk komunikasi data antara PC dengan Interface maka dibuat suatu program menggunakan Visual Basic 6.0. Hasil dari rancangan ini adalah suatu prototype yang dapat mensimulasikan kebakaran yang terjadi secara real time dan menampilkannya melalui GUI (Graphical User Interface). Kata kunci
: Alarm Pendeteksi Kebakaran, Mikrokontroller AT89S52, GUI
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat yang diiringi oleh kemajuan teknologi digital di era globalisasi dan modernisasi sekarang, segala bidang relatif bisa dipandang sangat relevan berhubungan dengan komputer. Tidak menutup mata betapa sangat berpengaruhnya komputer terhadap kemajuan zaman, baik dari segi kuantitas dan kualitas bagi kepentingan manusia. Teknologi komputer merupakan solusi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi biaya, serta menjadi model yang fleksibel. Pesatnya perkembangan dunia komputer akhir-akhir ini, memicu berkembangnya teknologi baru yang memanfaatkan teknologi komputer sebagai media untuk mewujudkan impian dan mempermudah pekerjaan manusia. Komputer merupakan serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti, yang akan sangat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya secara efektif dan efisien. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai bencana-bencana yang terjadi pada kehidupan di masyarakat. Salah satu yang menjadi ketakutan pada masyarakat, pemilik perusahaan dan pada instansi-instansi pemerintahan yaitu bencana kebakaran, yang merupakan salah satu bencana yang sangat merugikan. Dengan melihat bencana kebakaran yang sering terjadi dikehidupan masyarakat, instansi-instansi maupun para pemilik perusahaan, maka dicari suatu pemecahan dari masalah tersebut. Dalam penelitian ini mencoba membahas aspek pendukung dalam upaya mengetahui tempat berlangsungnya kejadian kebakaran yang tentunya dapat membantu dan meringankan beban manusia dalam mengurangi
Vol.4 No.3 - Mei 2011
279
ISSN: 1978 - 8282
korban jiwa dan kerugian secara materil jika terjadi kebakaran pada suatu tempat (rumah/gedung). Dugaan sementara untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka dibuatkan sebuah sistem yang dapat mendeteksi kebakaran secara dini, dengan tujuan dapat memberikan informasi berupa penampil lokasi kebakaran serta nama ruangan yang dapat dimonitoring langsung oleh petugas yang bersangkutan. Penggunaan alat ini semakin dibutuhkan, dengan semakin kompleksnya pekerjaan manusia dan tingginya faktor terjadinya kebakaran. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang dan pengamatan yang dilakukan, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain: 1. Bagaimanakah cara untuk petugas pemadam kebakaran dapat mengetahui lokasi / ruangan bila terjadi kebakaran di suatu tempat? 2. Bagaimana merancang suatu alat pendeteksi kebakaran serta dapat memberikan informasi dan tampilan lokasi / ruangan kepada petugas pemadam kebakaran yang di paralel ke pusat monitoring sistem. 3. Bagaimanakah membuat program monitoring “Alarm Detection With GUI”, yang dapat menampilkan simulasi pada layar monitor.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada perancangan ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). Perangkat keras merupakan rangkaian elektronika yang terdiri dari rangkaian catu daya, mikrokontroller, dan rangkaian sensor, perangkat lunaknya merupakan program assembly. Pada bagian pembahasan ini, kedua perangkat tersebut akan dibahas secara terpisah. Perangkat Keras (Hardware) Personal Computer (PC) Rangkaian Mikrokontroler AT89S52 Dekoder Rangkaian Penerima Sensor Enkoder Rangkaian Pengirim Agar mempermudah dalam melakukan pembahasan dan memahami kinerja rancangan alat, maka dapat dilihat pada diagram blok rangkaian berikut :
280
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 1. Diagram Blok Rangkaian Alarm Detection With GUI
Rancangan tampilan dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 pada intinya menggunakan tiga bagian utama yaitu: indikator, mikrokontroler AT89S52 dan tampilan sebagai media penunjuk. Rancangan ini berfungsi sebagai alat tambahan penunjukan ruangan yang lebih spesifik, apabila terjadi kebakaran disalah satu gedung tampilan yang terdapat pada monitor akan menunjukkan ruangan dan nama ruangan yang terbakar. Rangkaian Sensor Rangkaian ini terdiri dari empat buah LED sebagai pemberi sinyal pada LDR serta sebagai indikator dan empat buah LDR (Light Emited Diode) yang merupakan simulasi dari smoke detector yang berada ditiap-tiap ruangan / gedung dan satu buah potensio meter 20 K&! yang berfungsi sebagai pengatur sensitifitas smoke detector. Rangakaian ini berfungsi sebagai potensio logika untuk masukan rangkaian ke mikrokontroler AT89S52. Dengan cara apabila potensio meter ini di putar ke kanan searah jarum jam, maka potensio ini akan menghasilkan tegangan yang apabila tegangan tersebut melebihi tegangan yang sudah diatur sensitifitasnya oleh potensio meter, karena tegangan yang dihasilkan oleh sensor sangat kecil maka digunakan IC LM 324 yang berfungsi sebagai comparator tegangan yang dihasilkan dari sensor tersebut. Vol.4 No.3 - Mei 2011
281
ISSN: 1978 - 8282
IC LM 324 sebagai comparator mendapatkan masukan berupa tegangan dari smoke detector dan tegangan ini dijadikan sebagai tegangan reverensi, tetapi tegangan ini dapat diatur dengan menggunakan trimpot sebesar 20 K&!. Apabila input Op-Amp mendapat tegangan lebih besar dari tegangan reverensi maka outputnya menjadi tegangan 0 Volt atau logika 0. Ini disebabkan karena inputan terhubung ke kaki inverting Op-Amp sehingga outputnya kebalikan dari inputnya. Pada saat Op-Amp tidak dapat inputan maka nilai tegangan pada kaki non inverting lebih besar dari pada nilai tegangan pada kaki inverting, sehingga output dari OpAmp menghasilkan nilai tegangan +5 Volt atau logika 1.
Gambar 2. Rangkaian Sensor (Indikator)
Indikator ini akan terhubung ke Port 0 mikrokontroler yaitu: · Port 0.0 menunjukan nama ruangan/lokasi Ruang 1 · Port 0.1 menunjukan nama ruangan/lokasi Ruang 2 · Port 0.2 menunjukan nama ruangan/lokasi Ruang 3 · Port 0.3 menunjukan nama ruangan/lokasi Ruang 4 Pin 0 sampai pin 3 yang dijadikan sebagai masukan berlogika satu (High), dan pin 4 sampai pin 8 tidak digunakan maka port ini dihubungkan ke ground. Rangkaian Kontrol Sistem kontrol pada rangkaian ini menggunakan mikrokontroler AT89S52 yang merupakan tempat pengolahan data dan pengoperasian alat. Dalam rancangan ini mikrokontroler ini berfungsi sebagai pusat dari seluruh sistem. Mikrokontroler ini mempunyai delapan buah port, tetapi disini hanya digunakan empat buah port yang 282
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
dipakai sebagai simulasi. Empat buah port ini digunakan untuk menampung masukan atau keluaran data. Tabel 1. Data Inputan Mikrokontroler
· Pin XTAL1 dan XTAL2, sumber detak mikrokontroler ini digunakan sumber detak internal yang menggunakan kristal 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor 33pF (C1 dan C2) yang diparalel dengan kristal. Kristal dan kapasitor dipasang pada kaki XTAL1 sebagai masukan dan XTAL2 keluaran dan berfungsi untuk menstabilkan frekuensi. · Mikrokontroler menyediakan sarana reset yang terletak pada pin 9. kapasitor 10mF dan resistor 680&! akan mereset rangkaian mikrokontroler. Reset dapat dilakukan dengan cara manual maupun otomatis saat power diaktifkan (Power On Reset). Saat terjadi reset isi dari register akan berubah. Reset akan terjadi dengan adanya logika 1 selama minimal 2 cycle pada kaki RST. Setelah kondisi pin RST kembali low, mikrokontroler akan mulai menjalankan program dari Vol.4 No.3 - Mei 2011
283
ISSN: 1978 - 8282
alamat 0000H. Kondisi pada internal RAM tidak terjadi perubahan selama reset. · Untuk mengaktifkan memori internal pada mikrokontroler AT89S52 maka kaki EA (External Acces Enable) harus dihubungkan ke VCC.
Gambar 3. Rangkaian Mikrokontroller
Rangkaian penerima pada perancangan ini menggunakan IC SM6136. IC ini digunakan untuk dapat menerima sinyal yang kemudian akan diberikan ke mikrokontroler, sinyal ini dikirim menggunakan media nirkabel. Tampilan Pada tampilan ini digunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 sebagai penampil lokasi kebakaran yang dikirim oleh sensor. Bagian ini berfungsi untuk menampilkan status sensor, apakah sensor dalam kondisi normal atau dalam kondisi alarm. Tampilan yang dirancang terlihat seperti gambar berikut :
Gambar 4. Tampilan Pada Monitor 284
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak pada mikrokontroler dibutuhkan untuk memberikan instruksiinstruksi pada mikrokontroler, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Dalam membuat suatu perangkat lunak / program pada mikrokontroler harus mengikuti prosedur-prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi agar mikrokontroler tersebut dapat bekerja untuk mendukung sistem peralatan seperti yang diinginkan, maka harus terlebih dahulu diisikan program assembly yang benar, baik dari segi bahasa program maupun cara pengisiannya. Pengisian program pada IC mikrokontroler AT89S52 Sebelum mikrokontroler digunakan dalam sistem elektronika, harus terlebih dahulu diisikan program. Hal ini bertujuan agar IC tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan hardwarenya menggunakan rangkaian penerjemah data, yang sebelumnya telah ditambahkan hubungan dengan konektor DB-25 sebagai penghubung dengan port PC.
Gambar 5. Rangkaian Programmer ISP 89SXXX Konektor Male DB-25
Gambar 6. Rangkaian Hardware Downloader Mikrokontroler Vol.4 No.3 - Mei 2011
285
ISSN: 1978 - 8282
Untuk memasukan program assembly dapat menggunakan software diatas dengan cara sebagai berikut: a). Menuliskan daftar program pada text editor, semisal notepad dan microsoft word.
Gambar 7. Penulisan Daftar Program Pada Notepad
Setelah penulisan pada text editor selesai, kemudian text tersebut disimpan kedalam file dengan nama FPS.asm. Hal ini harus dilakukan karena software hanya bekerja pada file dengan nama .asm. Bila file telah tersimpan maka akan tampak teks instruksi berwarna-warni seperti ditunjukan pada gambar diatas. b). Mengubah (compile) bentuk file FPS.ASM menjadi FPS.HEX. Karena File HEX dapat di loadkan ke mikrokontroler.
Gambar 8. Mengubah File FPS.asm Menjadi Fire Alarm HEX 286
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Setelah menuliskan file.asm yang akan dicompile pada software seperti pada gambar diatas, lalu diteruskan dengan memilih menu to compile file. Software mampu memberikan peringatan jika terjadi kesalahan pada proses ini, yang biasanya disebabkan karena kesalahan pada penulisan daftar program. Apabila tidak ada kesalahan pada penilisan daftar program, maka dibawah tampilan akan ada petunjuk no eror sebagai hasil dari perubahan tersebut. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 9. File FPS.HEX Tidak Ada Yang Salah.
c). Memasukan file FPS.HEX kedalam IC mikrokontroler AT89S52. Pada langkah ketiga ini, IC mikrokontroler yang awalnya kosong mulai diisi dengan program. Sedangkan untuk IC yang sebelumnya telah terisi program lain, maka program tersebut dihapus dahulu sebelum diisi dengan program yang baru. Kedua program tersebut dilakukan secara otomatis oleh software yang ada. Untuk memulainya, buka terlebih dahulu program ATMEL microcontroller ISP software. Kemudian pilih menu options, select device seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 10. ATMEL Microcontroller ISP Software Vol.4 No.3 - Mei 2011
287
ISSN: 1978 - 8282
Selanjutnya setelah memilih menu select device untuk memilih mikrokontroler tipe yang akan diisi program. Selanjutnya memilih mikrokontroler AT89S52 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 11. Pilihan Mikrokontroler Yang Akan Diisi Program.
Selanjutnya pilih page mode untuk pembacaan dan penulisan dari device in page mode (read/write a page at a time). Masukan nilai external clock frekuensi (MHz) penulis menggunakan frekuensi 12 MHz. Kemudian klik OK. Setelah selesai maka dapat dilihat tampilan code buffer. Code buffer ini cocok dengan sistem program flash memori.
Gambar 12. Pembacaan Data Pada IC Mikrokontroler
Setelah ditentukan programnya, kemudian dapat langsung load program dengan cara pilih load buffer pada file menu. Pilih file HEX program yang akan di masukan pada IC mikrokontroler. 288
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 13. Open File HEX Dialog.
File.HEX yang telah dimasukan dikenali oleh software tersebut kemudian code buffer akan berubah seperti pada gambar 10. Perangkat Lunak Tampilan Monitor Langkah – langkah dalam membuat program aplikasi Alarm Detection With GUI adalah : · Menempatkan komponen yang dibutuhkan pada jendela form menggunakan tools yang ada pada jendela toolbox, atur tata letak komponen. · Mengatur properti komponen melalui jendela properties · Menuliskan kode program pada jendela kode, sesuai dengan event suatu kejadian yang akan dirasakan oleh komponen. Misalnya klik dan sebagainya. Dalam mendesain form tentu tidak lepas dari penggunaan kontrol-kontrol yang ada pada toolbox. Kontrol-kontrol pada visual basic 6.0 tidak hanya ada pada toolbox saja tetapi masih ada kontrol yang tersimpan sebagai tambahan. 1) Form Monitor Alarm Detection With GUI Pada form ini akan ditampilkan monitoring Alarm Detection With GUI diantaranya yaitu: denah ruang, indikator alarm pada saat keadaan normal dan pada saat keadaan alarm (kebakaran). Sehingga petugas kebakaran dapat memantau dengan mudah melalui monitor apabila terjadi kebakaran. Untuk membuat tampilan ini, dibutuhkan beberapa kontrol seperti: textbox, label, command button, frame, timer, MSComm, dan lain-lain. Pengaturan dari tiap-tiap kontrol dapat dilihat pada gambar berikut ini: Vol.4 No.3 - Mei 2011
289
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 14. Form Penempatan Kontrol Untuk Tampilan Alarm Detection With GUI
Pada saat program dijalankan, maka pengguna dapat melihat kondisi pada saat normal, yang ditunjukan dengan warna hijau. Frame yang ada disamping frame sensor asap merupakan denah ruangan. Adapun tampilan dari diagram alir tampilan monitoring pada layar adalah sebagai berikut :
290
Gambar 15. Diagram alir Pemrograman Tampilan Monitoring Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
2)
Form Menu Form menu merupakan program yang digunakan oleh pengguna (user) untuk mengatur program / data yang dikirim dari mikrokontroler dan keluar dari tampilan visual basic. Form menu terdiri dari 4 bagian, yaitu : · Menu File Menu file ini digunakan untuk kelur dari tampilan Alarm Detection With GUI. · Menu Setting Menu setting ini digunakan oleh pengguna (user) untuk mengatur port, bits per second, data bits, parity, stop bits, dan flow control. · Menu Status Menu status ini digunakan oleh pengguna (user) untuk mengatur koneksi dari rangkaian mikrokontroler ke PC. · Menu About Menu about ini hanya digunakan untuk menampilkan identitas pembuat.
3)
Form Indikator Sensor Asap Form indikator sensor asap merupakan program untuk membantu pengguna (user) untuk memantau kondisi sensor asap (Smoke Detector). Pada saat sensor kondisi normal indikator menunjukan tidak ada kebakaran dan ditandai dengan warna hijau, kemudian saat sensor kondisi alarm indikator menunjukan terjadi kebakaran disuatu ruangan dan ditandai dengan warna merah. Langkah-langkah mendesain form indikator sensor asap: · Tambahkan form ke dalam proyek · Tambahkan komponen ke dalam form · Form option terdiri dari 5 frame, 8 label, 8 shape, 1 command. · Atur propertis komponen melalui jendela properties agar didapat tampilan seperti gambar
Gambar 16. Indikator Sensor Asap Vol.4 No.3 - Mei 2011
291
ISSN: 1978 - 8282
KESIMPULAN Rancangan tampilan Alarm Detection With GUI menggunakan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai simulasi dan bahasa pemograman assembly sebagai program kendali. Rancangan ini mempunyai komponen utama berupa mikrokontroler AT89S52 beserta program sebagai simulasi dari sistem pengiriman informasi berupa tampilan jarak jauh menggunakan media nirkabel. Secara keseluruhan dari hasil pengamatan, percobaan dan pengujian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rancangan ini dapat memberikan informasi letak/lokasi tempat terjadinya kebakaran secara real time. 2. Media tampilan ini dapat menampilkan lokasi dan nama ruangan yang terjadi pada saat kebakaran. Yaitu dengan mengisi inisialisasi program pada mikrokontroler dan mengkoneksikan ke bahasa pemograman Visual Basic 6.0. PUSTAKA 1. Atmel, 2007, AT89S52, http://www.atmel.com/dyn resources/doc.0313.pdf (didownload 14 Juli 2009) 2. Arief Ramadhan, (2004), 36 Jam Belajar Komputer Visual Basic 6.0, PT. Elex Media Komputindo 3. Asep Saefullah (2009), Smart Wheeled Robotic yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis, Journal CCIT, Vol.2 No.3 4. Budiharto Widodo (2005), Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroller, Penerbit Erlangga, Jakarta 5. Eko Putra Agfianto (2004), Belajar Mikrokontroller AT89S52 Teori dan Aplikasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta 6. Widodo Budiharto, (2005), Perancangan Sistem Dan Aplikasi Mikrokontroller, PT Elek Media Kumputindo, Jakarta. 7. Untung Rahardja, Asep Saefullah, (2009), Simulasi Kendali Kecepatan Mobil Secara Otomatis, Journal CCIT Vol2. No.2
292
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK (SHORTEST PATH) DENGAN 0/1 KNAPSACK PROBLEM DAN PENDEKATAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING Iwan Fitrianto R1 Djoko Soetarno2 e-mail :
[email protected],
[email protected].
Diterima : 29 Maret 2011 / Disetujui : 12 April 2011 ABSTRACT Knapsack is one of the classic problems that are found in everyday life. Knapsack can be interpreted as a sack or bag. Sacks used to load anything and certainly not all objects can be accommodated inside the sack. Sacks can only store a few objects with total size less than or equal to the size of the sack capacity. In principle, the Knapsack problem is the optimization problem so that the algorithm must find an optimal solution as the answer. This paper will discuss how to solve the 0 / 1 Knapsack Problem using Dynamic Programming algorithm approach Keywords: Knapsack, Dynamic Programming Algorithms.
ABSTRAKSI Knapsack merupakan salah satu permasalahan klasik yang banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari. Knapsack dapat diartikan sebagai karung atau kantung. Karung digunakan untuk memuat sesuatu dan tentunya tidak semua objek dapat ditampung di dalam karung. Karung tersebut hanya dapat menyimpan beberapa objek dengan total ukurannya lebih kecil atau sama dengan ukuran kapasitas karung. Pada prinsipnya masalah Knapsack ini adalah masalah optimalisasi sehingga algoritma harus mencari sebuah solusi paling optimal sebagai jawabannya. Tulisan ini akan membahas bagaimana menyelesaikan 0/1 Knapsack Problem dengan menggunakan pendekatan Algortima Dynamic Programming. Kata Kunci : Knapsack, Algoritma Dynamic Programming.
1. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3 A Tj. Mulia, Medan, Telp (061) 6640525 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692
Vol.4 No.3 - Mei 2011
293
ISSN: 1978 - 8282
PENDAHULUAN Knapsack merupakan salah satu permasalahan klasik yang banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari. Knapsack dapat diartikan sebagai karung atau kantung. Karung digunakan untuk memuat sesuatu dan tentunya tidak semua objek dapat ditampung di dalam karung. Karung tersebut hanya dapat menyimpan beberapa objek dengan total ukurannya lebih kecil atau sama dengan ukuran kapasitas karung. Contoh permasalahan ini seperti penjualan beberapa jenis peralatan rumah tangga oleh pedagang keliling dengan menggunakan gerobak ataupun alat pengangkut lainnya. Keperluan rumah tangga yang akan dijual hanya berjumlah satu untuk tiap jenisnya dan tiap jenis barang memiliki berat dan keuntungan. Tidak semua jenis keperluan rumah tangga yang akan dijual oleh pedagang keliling tersebut dapat dimasukkan ke dalam alat pengangkut. Tentu saja dikarenakan alat pengangkutnya memiliki kapasitas maksimum sehingga si pedagang tidak bisa memasukkan seluruh dagangannya. Pedagang tersebut harus memilih barang-barang mana saja yang harus ia angkut dengan pertimbangan berat dari barang yang dibawanya tidak melebihi kapasitas maksimum gerobak dan memaksimalkan keuntungan dari barang-barang yang ia bawa. Terdapat beberapa variasi Knapsack Problem: 1. Fractional Knapsack Problem Barang boleh dibawa sebagian saja (unit dalam pecahan). 2. 0/1 Knapsack Problem Setiap barang hanya tersedia satu unit, diambil atau tinggalkan. 3. Bounded Knapsack Problem Setiap barang tersedia sebanyak N unit (jumlah barang terbatas). 4. Unbounded Knapsack Problem Setiap barang tersedia lebih dari satu unit, jumlahnya tidak terbatas [7]. Pada prinsipnya masalah Knapsack ini adalah masalah optimalisasi sehingga algoritma harus mencari sebuah solusi paling optimal sebagai jawabannya. Permasalahan Combinatorial Optimizationn dikenal sebagai NP Hard Problem. Masalah Knapsack tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat hanya dapat diselesaikan dengan waktu yang lama disebabkan karena banyak data yang digunakan sebagai data input. Semakin besar data yang digunakan, maka waktu yang dibutuhkan suatu algoritma untuk menyelesaikan juga semakin lama. 294
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Banyak algoritma yang dapat digunakan untuk menyelesaikan Knapsack Problem ini, misalnya Algoritma Brute Force, Branch and Bound, Greedy, Genetika dan lain-lain. Dalam tulisan ini, membahas Knapsack Problem dengan menggunakan Algoritma Dynamic proramming. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada penDefinisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan representasinya dalam memodelkan masalah lintasan terpendek. Definisi: Sebuah graph G terdiri dari himpunan V= V(G) yang memiliki elemenelemen yang disebut verteks, dan kumpulan E= E(G) yang merupakan pasangan tak berurut dari verteks yang berbeda yang disebut edge. Secara umum graph dapat digambarkan dengan suatu diagram dimana verteks ditunjukkan sebagai titik yang dinotasikan dengan vi, i = 1, 2, …, P dan edge digambarkan dengan sebuah garis lurus atau garis lengkung yang menghubungkan dua verteks (vi, vj) dan dinotasikan dengan ek. sebagai ilustrasi dapat dilihat gambar 2.1. yaitu suatu graph yang mempunyai lima verteks dan enam edge.
Gambar 2.1. Graph 5 Verteks dan 6 Edge
Definisi : suatu digraph G terdiri dari himpunan verteks-verteks V(G): {v1, v2, …}, himpinan edge-edge E(G): {e1, e2, …}, dan suatu fungsi Ψ yang mngawankan setiap edge dalam E(G) ke suatu pasangan berurutan verteks (vi, vj). Jika ek = (vi , vj) adalah suatu edge dalam G, maka vi disebut verteks awal ek dan vj disebut verteks akhir ek. Arah edge adalah dari vi ke vj. Perhatikan digraph G pada gambar 2.2. dibawah ini.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
295
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 2.2. Digraph G
Jika G adalah graph (berarah atau tidak) dengan verteks V dan edge E, maka dapat ditulis G = (V,E). Graph Berlabel Hubungan antar verteks-verteks dalam graph perlu diperjelas. Hubungan tidak cukup hanya menunjukkan verteks-verteks mana yang berhubungan langsung, tetapi juga seberapa kuat hubungan itu. Verteks- verteks graph menyatakan kota-kota yang ada di daerah tersebut. Edge-edge dalam graph menyatakan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut. Informasi tentang peta daerah perlu diperjelas dengan mencantumkan jarak antara 2 kota yang berhubungan. Informasi tentang jarak dibutuhkan karena dalam graph, letak verteks dan panjang edgenya tidak menyatakan jarak 2 kota yang sebenarnya. Jadi setiap garis dalam graph berhubungan dengan suatu label yang menyatakan bobot garis tersebut. Definisi: Graph Berlabel (weighted graph) adalah suatu graph tanpa edge paralel dimana setiap edgenya berhubungan dengan suatu bilangan riil tak negatif yang menyatakan nilai edge (w(e)) tersebut. Jumlah nilai semua edge disebut Total Nilai. Matriks yang bersesuaian dengan graph berlabel G adalah adjacency matriks A = (aij) dengan aij = nilai edge yang menghubungkan verteks vi maka aij = ∞ , dan aij = 0 jika I = j. Contoh. Dalam suatu propinsi, ada 8 kota (v1, v2, ..., v8) yang akan dihubungkan dengan jaringan listrik. Biaya pemasangan jaringan listrik yang mungkin dibuat antar 2 kota sebagai berikut : 296
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
a. Graph berlabel untuk menyatakan jaringan listrik di 8 kota dapat digambarkan pada gambar 2.3. dibawah ini. Angka dalam kurung menyatakan nilai edge yang bersangkutan. Nilai tersebut menyatakan biaya pengadaan jaringan listrik.
Gambar 2.3. Graph Jaringan Listrik 8 Kota
b. Adjacency Matriks untuk menyatakan graph berlabel pada gambar 2.3. adalah matriks A = (aij) dengan aij = Jarak verteks vi dengan vj jika ada edge yang menghubungkan verteks v dengan vj jika tidak ada edge yang menghubungkan ∞ verteks vi dengan vj 0 jika i = j Misalkan G adalah sebuah graph berarah. Sebuah edge berarah e = [u,v] dikatakan mulai pada verteks awal u dan berakhir di verteks akhir v, u dan v dikatakan adjacent. Definisi : Derajat luar dari v, (outdeg (v)) adalah jumlah edge yang berawal pada v, dan derajat v (indeg (v)) adalah jumlah edge yang berakhir di v. Vol.4 No.3 - Mei 2011
297
ISSN: 1978 - 8282
Karena setiap edge mulai dan berakhir pada suatu verteks maka jumlah derajatdalam dan jumlah derajat-luar harus sama dengan n, yaitu jumlah edge pada G. Definisi : Sebuah verteks v di G disebut sumber (source) jika ia mempunyai derajatluar positif tetapi derajat-dalam nol. Sedangkan, v disebut tujuan (sink) jika v mempunyai derajat-dalam positif tetapi derajat-luar nol. Perhatikan gambar 2.4, dibawah ini.
Gambar 2.4. Graph G dengan 7 verteks
Gambar 2.4. diatas terdiri dari : Verteks A B C D E F G Derajat-dalam (indegree) 0 2 2 4 1 1 2 Derajat-luar (outdegree) 4 1 0 0 3 3 1 Jumlah derajat dalam dan jumlah derajat luar dengan 12 yaitu jumlah busur. Pada gambar 2.4. verteks A adalah sumber (source) karena edgenya berawal pada A tetapi tidak berakhir di A. Sedangkan C dan D adalah verteks tujuan (sink) karena edgenya berakhir di C dan D tetapi tidak berawal di verteks itu. Path Minimum Salah satu aplikasi graph berarah berlabel yang sering dipakai adalah mencari path terpendek diantara 2 verteks. Apabila masalahnya adalah mencari jalur terpendek tetap dapat digunakan dengan cara mengganti nilai edge. Definisi : misalkan G adalah suatu graph, dimana v dan w adalah verteks dalam G. suatu Walk dari v ke w adalah barisan verteks – verteks berhubungan dan edge secara berselang-seling, diawali dari verteks v dan diakhiri pada verteks w. walk dengan panjang n dari v ke w ditulis : v0 e1 v1 e2 v2 … vn-2 en vn dengn v0 = v: vn = w; vi-1 dan vi adalah verteks-verteks ujung edge ei. Path dengan panjang n dari v ke w adalah walk dari v ke w yang semua edgenya berbeda. Path dari v ke w dituliskan sebagai v = v0 e1 v1 e2 v2 … vn-1 en vn = w dengan ei ≠ ej untuk i ≠ j. 298
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
(
)
Definisi : Lintasan adalah suatu barisan edge ei1 , ei2 ,......., eik sedemikian rupa sehingga verteks terminal ei j berimpit dengan verteks awal ei( j +1) untuk 1 ≤ j ≤ k − 1. Contoh 2.2.
Gambar 2.5. Graph dengan 6 verteks dan 10 edge
Pada gambar 2.5. diatas terdapat : a. Pada titik v1e1v 2 e3 v3 e4 v3 e5 v 4 semua edge berbeda ( e1 , e3 , e4 , dan e5 masing-masing muncul sekali). Ada verteks yang berulang ( v3 muncul 2 kali ). Verteks awal dan verteks akhir tidak sama verteks awal = v1 dan verteks akhir = v 4 , Barisan ini merupakan Path dari v1 ke v 4 dengan panjang 4. b. Pada titik v1e1v 2 e3 v3 e5 v 4 e5 v3 e6 v5 ada edge yang muncul lebih dari sekali, yaitu e5 (muncul 2 kali) berarti barisan tersebut merupakan walk dari v1 ke v5 dengan panjang 5. Shortest Path Setiap path dalam digraph mempuanyai nilai yang dihubungkan dengan nilai path tersebut, yang nilainya adalah jumlah dari nilai edge path tersebut.dari ukuran dasar ini dapat dirumuskan masalah seperti “mencari lintasan terpendek antara dua verteks dan meminimumkan biaya. Banyak bidang penerapan mensyaratkan untuk menentukan lintasan terpendek berarah dari asal ke tujuan di dalam suatu distribusi aliran berarah. Algoritma yang diberikan dapat dimodifikasi dengan mudah untuk mrnghadapi lintasan berarah pada setiap iterasinya. Vol.4 No.3 - Mei 2011
299
ISSN: 1978 - 8282
Suatu versi yang lebih umum dari masalah lintasan terpendek adalah menentukan lintasan terpendek dari sembarang verteks menuju ke setiap verteks lainnya. Pilihan lainnya adalah membuang kendala tak negatif bagi “jarak”. Suatu kendala lain dapat juga diberlakukan dalam suatu masalah lintasan terpendek. Definisi : lintasan terpendek antara dua verteks dari s ke t dalam jaringan adalah lintasan graph berarah sederhana dari s ke t dengan sifat dimana tidak ada lintasan lain yang memiliki nilai terendah. Contoh 2.3.
Gambar 2.6. Shortest path (garis tebal)
Pada gambar 2.6 dapat dilihat bahwa setiap edge terletak pada path-path dari titik 1 ke titik 5. Edge merepresentasikan saluran dengan kapasitas tertentu (contohnya, air) dapat dialirkan melalui saluran. Sedangkan verteks merepresentasikan persimpangan saluran. Air mengalir melalui verteks pada verteks yang dillalui Lintasan terpendek dari verteks pada graph diatas adalah P = {1 – 4, 4 – 5} dengan kapasitas 4. Linear Programming Program (linier) bilangan cacah adalah suatu bentuk dari program matematika. Ini adalah suatu kasus khusus dari program linier dimana semua (atau beberapa) variabel dibatasi sebagai bilangan cacah tak negatif. Kalau semua variabel dibatasi sebagai bilangan cacah, persoalannya disebut persoalan program bilangan cacah murni, dan kalau beberapa variabel tertentu dibatasi sebagai bilangan cacah campuran. Suatu bentuk khusus dari program bilangan cacah ialah suatu kasus dimana variabel dibatasi harus berharga nol atau satu. Kalau variabel dibatasi seperti ini, maka persoalannya disebut persoalan program nol-satu (0-1). 300
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Perumusan program linear dapat membantu prosedur penyelesaian lebih efisien. Berikut ini adalah bentuk umum program linear. Minimumkan c1 x1 + c 2 x 2 + ... + c n x n Dengan kendala a11 x1 + a12 x 2 + ... + a1n x n = b1
(1) (2)
a12 x1 + a 22 x 2 + ... + a 2 n x n = b2 a m1 x1 + a m 2 x 2 + ... + a mn x n = bm
(3)
x1 , x 2 ,..., x n ≥ 0 Pada program linear ini, x1 , x 2 ,...., x n mewakili keputusan variabel yang tidak diketahui; c1 , c 2 ,...., c n adalah biaya koefisien; b1 , b2 ,...., bn adalah nilai disamping kanan; dan a ij , i = 1 sampai m dan j=1 sampai n, dinamakan koefisien teknologi. Pernyataan (1) dinamakan fungsi objektif; (2) dinamakan kendala; dan (3) adalah kendala tidak negatif. Beberapa penyelesaian memenuhi semua kendala, dinamakan feasible solution. Pada perumusan ini, kendala ditulis dalam bentuk persamaan. Umumnya, kendala program linear mempunyai relasi atau tetapi selalu dapat diubah dalam persamaan dengan penjumlahan slack variabel. Fungsi objektif (1) juga dapat diekpresikan sebagai maksimum sebagai pengganti minimum. Penulisan matematika diatas, dapat dirumuskan menjadi : Minimumkan Dengan kendala
Integer Programming Salah satu asumsi tehnik Program Linear adalah divisibility atau fractionality. Dengan kata lain, setiap variabel model dapat terjadi pada semua nilai nonnegatif, Vol.4 No.3 - Mei 2011
301
ISSN: 1978 - 8282
suatu nilai solusi yang kontinu. Dalam situasi keputusan tertentu, asumsi ini tidak realistik dan tidak dapat diterima. Misalnya, suatu solusi memerlukan 2,29 kapal selam dalam suatu sistem pertahanan adalah tidak mempunyai makna praktis. Dalam kasus ini, 2 atau 3 kapal selam harus disediakan (bukan 2,29). Masih banyak masalah lain dalam bidang industri dan bisnis yang memerlukan nilai bulat untuk variabel modelnya. Definisi : Program Integer adalah suatu program linear dengan tambahan persyaratan bahwa semua atau beberapa variabel bernilai bulat tidak negatif, tetapi tidak perlu bahwa parameter model juga bernilai bulat. Ada banyak kasus dalam masalah Program Integer yang membatasi variabel model bernilai nol atau satu. Dalam kasus demikian, persoalan lintasan hanya memiliki dua pilihan yaitu masuk atau keluar dari jaringan. Jika variabel ini bernilai satu, persoalan masuk, dan jika variabel bernilai nol, persoalan keluar. Dalam masalah program integer, jika persoalan mengharapkan semua variabel basis bernilai integer (bulat positif atau nol), dinamakan pure(all) integer programming. Jika persoalan hanya mengharapkan variabel-variabel tertentu bernilai integer, dinamakan mixed integer programming. Dan jika persoalan hanya mengharapkan nilai nol atau satu untuk variabelnya, dinamakan zero one integer programming. Walaupun persoalan umum 0-1 linear programming dapat diselesaikan dengan algoritma cutting plane atau branch-and-bound, balas mengembangkan suatu algoritma enumerative yang efisien dan menarik untuk meyelesaikan persoalan ini. Sangat singkat sebagai dasar program integer nonlinear. Fungsi digunakan untuk menyamaratakan kesalahan metode untuk menyelesaikan persoalan all integer dan mixed-integer nonlinear programming. Penyelesaian program integer seperti program linear, dengan rumus seperti dibawah ini : Minimumkan
m
m
i =1
j =1
∑ ∑c
ij
xij
⎧1 ⎪ Kendala ∑ xij − ∑ x ki = ⎨0 j =1 k =1 ⎪1 ⎩ m
xij ≥ 0
302
m
jika i = 1 jika i ≠ 1 atau m jika 1 = m
i, j = 1,2,..., m
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Knapsack Algoritma 0 – 1 Programming merupakan salah satu tipe masalah Knapsack dimana keadaan tertentu terjadi, masing-masing keadaan mempunyai sebuah nilai yang dihubungkan dengan besarannya. Secara nyata bahwa solusi optimal dari masalah knapsack akan menunjukkan kemungkinan yang terbaik. Pada masalah ini akan terdorong untuk menyelesaikan suatu persoalan dalam menentukan lintasan terpendek pada suatu distribusi aliran. Pendekatan yang sederhana dapat dimasukkan ke dalam program komputer untuk memriksa semua harga 0 – 1 yang mungkin, dipilih yang terbaik yang memenuhi kendala. Contoh : Persoalan Knapsack Seorang pendaki gunung ingin membawa semua peralatan yang ia perlukan dalam satu kantong (sack) saja, Misalkan ada sejumlah n peralatan yang diperlukan, tetapi ia tidak ingin berat seluruhnya melebihi b kg. Misalkan jenis peralatan ialah
x j dan,
Berdasarkan keterangan diatas, persoalan dapat dirumuskan sebagai berikut : Max f =c1 X 1 + c 2 X 2 + ..... + c n X n Dengan kendala a1 X 1 + a 2 X 2 + .... + a n X n ≤ b X 1 X 2 ,............. X n = 0 atau 1 Persoalan ini merupakan persoalan Knapsack sebagai persoalan nol satu (0-1). Definisi : 0 – 1 atau biner, persoalan Knapsack yaitu masukkan dari n item dan suatu knapsack, dengan Pj = keuntungan dari item j, w j = bobot dari item j, c = kapasitas dari knapsack. Pilih subset dari item sebagai
Maksimumkan z =
Vol.4 No.3 - Mei 2011
303
ISSN: 1978 - 8282 n
Dengan kendala
∑w x j =1
j
j
≤ c,
x j 0 atau 1, jεN {1,......, n}
Dimana
(Martello. S. et al, 1990) Dynamic Programming Dynamic Programming adalah teknik manajemen sain yang diaplikasikan kepada persoalan yang melibatkan keputusan berurutan yang slaing berkaitan. Program ini dikembangkan oleh Richard Bellman dan G. B Dantzing pada tahun 1940 – 1950. Sebagai sebuah konsep, Dynamic Programming lebih luwes dibanding program optimasi lainnya. Aplikasi Dynamic Programming lebih luwes dibanding program – program optimasi lainnya. Aplikasi Dynamic Programming sudah terbukti baik pada pengelolaan persediaan, jaringan, penjadwalan kerja utnuk karyawan, pengendalian produksi, perencanaan penjualan dan bidang lainnya. Dynamic Programming adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pada penyelesaian persoalan dengan metode Dynamic Programming ini terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin, solusi pada setiap tahap dibangun dari hasil solusi tahap sebelumnya, kita menggunakan optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap. Konsep Dasar Dalam Dynamic Programming a. Dekomposisi Persoalan Dynamic Programming dapat dipecah – pecah menjadi subpersoalan atau tahapan yang lebih kecil dan berurutan. Setiap tahap juga sebagai titik keputusan. Setiap keputusan yang dibuat pada suatu tahap akan mempengaruhi keputusan-keputusan pada tahap berikutnya. 304
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
b. Status Status adalah kondisi awal (Sn) dan kondisi akhir (Sn-1) pada setiap tahap tersebut keputusan dibuat (Dn). Status akhir pada setiap tahap tergantung kepada status awal dan keputusan yang dibuat pada tahap yang bersangkutan. Status akhir pada suatu tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. c. Variabel Keputusan dan Hasil Keputusan yang dibuat pada setiap tahap (Dn) merupakan keputusan yang berorientasi kepada return yang diakibatkannya (Rn/ ∆n , tingkat maksimal atau minimal. d. Fungsi Transisi Fungsi transisi menjelaskan secara pasti bagaimana tahap-tahap saling berhubungan. Fungsi ini berbentuk fungsi hubungan antar status pada setiap tahap yang berurutan. Fungsi transisi secara umum berbentuk: Sn-1 = Sn – Dn, dimana Sn-1 = status pada tahap n-1 atau status akhir pada tahap-n. Sn adalah status awal pada tahap-n Komponen pada setiap tahap dapa digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.7 Tahapan Fungsi Transisi
e. Optimasi Tahap Optimasi tahap dalam Dynamic Programming adalah menemukan keputusan optimal pada setiap tahap dari berbagai kemungkinan nilai status inputnya. Fungsi umum dari keputusan optimal adalah: Fn(Sn, Dn) = return pada tahap-n dari nilai status input Sn, dan keputusan Dn. Fn*(Sn) = return optimal pada tahap-n dari nilai input status Sn. f. Fungsi Rekursif Fungsi rekursif biasanya digunakan berbagai program komputer, dimana nilai sebuah variabel pada fungsi itu merupakan nilai kumulatif dari nilai variael tersebut pada tahap sebelumnya. Pada Dynamic Programming, fungsi umu dituliskan sebaai: fn(Sn, Dn) = Rn + fn-1*(S-1, Dn-1) Prosedur optimasi diawali dari tahap akhir menuju tahap awal (backward). Vol.4 No.3 - Mei 2011
305
ISSN: 1978 - 8282
Karakteristik program dinamis adalah: a. Persoalan dapat dipisahkan menjadi beberapa tahap (stages), dimanasetiap tahap membutuhkan keputusan kebijakan yang standard dan saling berhubungan.
Gambar 2.8 Tahapan (stage) Standard
b. Setiap tahap memiliki sejumlah status (state). Secara umum, sekumpulan status ini merupakan berbagai kemungkinan yang timbul dari sistim persoalannya. Status ini memberikan informasi uang dibutuhkan setiap keputusan dan dampaknya pada tahap berikutnya. Jumlah status pada setiap tahap bisa definit atau infinit. c. Setiap keputusan kebijakan yang dibuat pada suatu tahap, status pada tahap tersebut ditransformasi ke dalam status yang berkaitan pada tahap berikutnya. Hubungan antar status pada tahap yang berurutan bisa bersifat deterministic atau probabilistik. Pada persoalan dengan n-tahap, ada dua input, yaitu : (1) state pada tahap-n (Sn) dan decision variabel (Xn). Sedang outputnya adalah : (1) return atau akibat dari setiap Xn yang dipilih, fn(s,Xn) dan (2) status baru yang menjadi input pada tahap berikutnya (Sn-1). Hubungan antara Xn dan fn(s,Xn) ditemukan oleh return function. Sedang hubungan antar status pada tahap tertentu ditentukan oleh transition function
Gambar 2.9. Return dan Transition Function 306
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
d. Solusi pada Dynamic Programming berprinsip kepada optimalitas yang dikembangkan oleh Bellman. e. Keputusan pada tahap berikutnya bersifat independen terhadap keputusan sebelumnya. Untuk menyelesaikan persoalan Dynamic Programming, dimulai dari solusi awal pada suatu tahap dan secara berurutan menuju tahap berikutnya dengan proses yang terbalik (backward induction process). f. Solusi optimal yang dihasilakn padasetiap tahap berprinsip kepada hubungan dalam bentuk fungsi rekursif (recursion relationship). Secara umum bentuk fungsi rekursif adalah: Fn*(Sn) = max/min {fn(Sn, Xn)} Dimana fn*(Sn) = hasil optimal dari keputusan pada tahap-n. Analisa Algoritma Dynamic Programming Dynamic Programming adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pada penyelesaian persoalan dengan Dynamic Programming terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin, solusi pada setiap tahap dibangun dari hasil solusi tahap sebelumnya, kita menggunakan persyaratan optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap. Pada Dynamic Programming, rangkaian keputusan yang optimal dibuat dengan menggunakan Prinsip Optimalitas. Prinsip Optimalitas: jika solusi total optimal, maka bagian solusi sampai tahap ke-k juga optimal. Prinsip optimalitas berarti bahwa jika kita bekerja dari tahap k ke tahap k + 1, kita dapat menggunakan hasil optimal dari tahap k tanpa harus kembali ke tahap awal, ongkos pada tahap k+1 = (ongkos yang dihasilakn pada tahap k) + (ongkos dari tahap k ke tahap k +1). Dengan prinsip optimalitas ini di jamin bahwa pengembalian keputusan pada suatu tahap adalah keputusan yang benar untuk tahap-tahap selanjutnya. Dua Pendekatan Algoritma Dynamic Programming Dua pendekatan yang digunakan dalam Dynamic Programming yaitu: maju (forward atau up-down) dan mundur (backward atau bottom up). Misalakan x1, x2, x3, …, xn meyatakan peubah (variable) keputusan yang harus dibuat masingmasing untuk tahap 1, 2, …, n. Maka: 1. Dynamic Programming maju. Dynamic programming bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ke tahap 2, 3, dan seterusnya sampai tahap n. runtunan peubah keputusan adalah x1, x2, x3, …, xn. Vol.4 No.3 - Mei 2011
307
ISSN: 1978 - 8282
2. Dynamic Programming mundur. Dynamic Programming bergerak mulai dari tahap n, terus mundur ke tahap n-1, n-2, dan seterusnya sampai tahap 1. runtunan peubah keputusan adalah xn, xn-1, xn-2, …, x1. Langkah-langkah Pengembangan Algoritma Dynamic Programming 1. Karakteristik struktur solusi optimal. 2. Definisikan secara rekursif nilai solusi optimal. 3. Hituang nilai solusi optimal secara maju atau mundur. 4. konstruksi solusi optimal. Algoritma Dynamic Programming Algoritma Dynamic Programming adalah sebagai berikut : Langkah 0 (inisialisasi) : Inisialisasi si = 0 dan d i = mai untuk i = 1,2,....., n Langkah 1 : 1. Isi s a dengan 1 (karena simpul a adalah simpul asal lintasan terpendek, jadi sudah pasti terpilih). 2. Isi d a dengan ∞ (tidak ada lintasan terpendek dari simpul a ke a) Langkah 2, 3, … , n-1 : 1. Cari j sedemikian sehingga s j = 0 dan d j = min{d1 , d 2 ,....., d n } 2. Isi s j dengan 1 3. Perbarui
di ,
untuk
i = 1,2,3,...., n
dengan
:
d i (baru ) = min{d i (lama), d j + m ji }
Shortest Path Andaikan diberikan sebuah graph G dalam tiap edge ( x, y ) dihubungkan dengan verteks a ( x, y ) mewakili panjang dari edge. Dalam beberapa hal, panjang sebenarnya mewakili biaya atau beberapa nilai lainnya. Panjang dari lintasan adalah menentukan panjang jumlah dari masing-masing edge yang terdiri dari lintasan. Untuk 2 verteks s dan t dalam G, ada beberapa lintasan dari s dan t. Masalah lintasan terpendek meliputi pencarian lintasan dari s ke t yang mempunyai lintasan terpendek dan biaya termurah. 308
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Pada persoalan ini akan terdorong untuk menyelesaikan suatu persoalan untuk menentukan lintasan terpendek dan biaya termurah dalam suatu jaringan dengan mengimplementasikannya ke dalam persoalan knapsack yang merupakan salah satu persoalan 0-1 programming. Analisis Knapsack Masalah knapsack ini dapat dirumuskan secara matematika dengan memberi nilai pada objek dari 1 sampai n dan memperkenalkan suatu vektor dari variabel biner x j ( j = 1,...., n ) yang memiliki arti sebagai berikut :
Jika merupakan ukuran dari kelayakan yang diberikan oleh objek adalah besarannya dan adalah besaran dari knapsack, masalahnya akan terpilih, diantara semua vektor biner yang akan memenuhi kendala n
∑w x j =1
j
j
≤ c,
x j = 0 atau 1
jεN {1,....., n}
Dimana salah satu fungsi objektif di maksimalkan n
∑p j =1
j
xj
Contoh 3.1 Persoalan lintasan terpendek diimplementasikan ke dalam knapsack. Suatu aliran adalah sebuah perjalanan objek dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu jaringan kerja, seperti penyaluran air bersih pada saluran pipa. Banyak masalah penting yang perlu diperhatikan pada aliran dalam jaringan kerja, seperti menimimumkan jumlah materi yang akan disalurkan dari suatu pipa ke pipa lain, dan menentukan biaya penyaluran yang paling minimum untuk mengirimkan sejumlah objek dari sumber persediaan ke tujuan, atau mencari jalan terpendek pada pengiriman objek dalam suatu sistem. Berikut ini adalah representasi graph pada penyaluran air bersih. Vol.4 No.3 - Mei 2011
309
ISSN: 1978 - 8282
Ada bermacam – macam pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan ini. Beberapa diantaranya adalah : 1. Cara Enumerasi Persoalan ini adalah persoalan program integer, yang dapat dimasukkan ke dalam persoalan knapsack.
Karena persoalan knapsack untuk mencari persoalan 0 dan 1, dan kendala diatas atau 1, maka persoalan ini dinamakan persoalan knapsack. Maka :
310
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Dengan kendala :
Dengan kendala
Setelah disubsitusikan maka :
Vol.4 No.3 - Mei 2011
311
ISSN: 1978 - 8282
Dengan kendala :
Lalu masukkan biaya masing-masing Dengan kendala :
Model ini dapat diselesaikan dengan metode Branch and Bound dengan cara menambahkan delapan kendala berikut untuk mengantikan kendala Kedelapan kendala ini adalah :
Cara lain untuk menyelesaikan masalah ini secara efisien adalah dengan complete enumeration. Dengan cara ini solusi yang tak memenuhi diabaikan dan solusi yang memenuhi dievaluasi untuk dipilih yang terbaik.
Analisis Dynamic Programming Dynamic Programming merupakan metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pada dynamic programming, rangkaian keputusan yang optimal dibuat dengan menggunakan Prinsip Optimalisasi. Prinsip Optimalisasi: jika solusi optimal, maka bagian solusi pada tahap ke-k juga optimal. Prinsip Optimalisasi berarti bahwa jika 312
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
kita bekerja dari tahap k ke tahap k+1, kita dapat menggunakan hasil optimal dari tahap k tanpa harus kembali ke tahap awal. Ongkos pada tahap k+1 = (ongkos yang dihasilkan pada tahap k) + (ongkos dari tahap k ke tahap k+1). Dengan prinsip optimalisasi ini dijamin bahwa pengambilan keputusan yang benar untuk tahap-tahap selanjutnya. Algoritma Dynamic Programming adalah sebagai berikut : Langkah 0 (inisialisasi) : Inisialisasi si = 0 dan d i = mai untuk Langkah 1: 1. isi s a dengan 1 (Karena simpul a adalah simpul asal jalur terpendek, jadi sudah pasti terpilih). 2. isi d a dengan 0 (tidak ada lintasan terpendek dari simpul a ke a). Langkah 2,3, …, n-1: 1. Cari j sedemikian sehingga 2. Isi dengan 1 3. perbaharui d i untuk
Algoritma dynamic programming bekerja dengan cara menyimpan setiap simpul v, dengan d[v] menyatakan lintasan terpendek yang telah ditemukan antara s dan v. Pada awalnya, nilai ini adalah 0 untuk sumber simpul s (d[s]=0), dan ketidakterbatasan untuk semua simpul lain, yang menyatakan fakta bahwa kita tidak mengetahui lintasan manapun yang mengacu ke arah simpul itu (d[v]= untuk tiaptiap v didalam V, kecuali s). Ketika algoritma berhenti, d[v] akan menyatakan nilai lintasan yang paling pendek dari s sampai v atau bernilai tak berhingga, jika lintasan tersebut tidak ada. Operasi dasar dari algoritma dynamic programming adalah relasi sisi jika ada suatu sisi dari u ke v, kemudian diketahui lintasan yang paling pendek dari s ke u (d[u]) dapat diperluas menjadi lintasan dari s ke v dengan menambahkan sisi (u,v) pada bagian akhir. Lintasan akan mempunyai panjang d[u]+w(u, v). jika nilai ini adalah kurang dari d[v] yang sekarang, kita dapat menggantikan nila d[v] yang sekarang dengan nilai yang baru itu. Relaksasi sisi diterapkan sampai semua nilainilai d[v] mengembalikan nilai lintasan yang paling pendek dari s ke v. Algoritma ini Vol.4 No.3 - Mei 2011
313
ISSN: 1978 - 8282
diorganisir sedemikian sehingga masing-masing sisi (u,v) direlaksasi hanya sekali, ketika d[u] telah mencapai nilai akhirnya. Ide relaksasi ini datang dari suatu analogi antara perkiraan lintasan yang paling pendek dan panjang suatu pegas seperti bentuk sekerup yang bukan dirancang untuk tekanan. Pada awalnya, nilai lintasan yang paling pendek adalah suatu optimisasi yang dianalogikan dengan pegas. Ketika lintasan lebih pendek ditemukan, nilai yang telah diperkirakan diturunkan, dan pegas diperlonggar. Algoritma memelihara dua himpunan simpul S dan Q, himpunan S berisi semua simpul yang telah kita ketahui bahwa nilai d[v] adalah sudah merupakan nilai terpendek dan himpunan Q berisi semua simpul lainnya. Pada awalnya himpunan kosong, dan pada setiap langkah satu simpul dipindahkan dari Q ke S. Simpul ini dipilih sebagai simpul dengan nilai d[u] paling rendah. Ketika suatu simpul u dipindahkan ke S, algoritma ini merelaksasi setiap sisi (u,v). Contoh : Sebuah rute dari St. Louis ke San Francisco melalui beberapa kota antara seperti yang terlihat pada gambar jaringan berikut : Angka pada setiap garis penghubung merupakan jarak. Dari gambar rute tersebut, maka persoalan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (nomor tahap dimulai dari kota tujuan berurutan ke kota asal). Tahap-1 :
Tahap-2 :
314
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Tahap-3 :
Tahap-4 :
Pembacaan tabel-tabel ini untuk menentukan tingkat optimal adalah dari tahap-4Æ tahap-3Æ tahap-2Æ tahap-1. Rute optimal dengan jarak minimal adalah : 1 Æ 3 Æ 5 Æ 8 Æ 10, dengan total jarak = 5+2+3+6 = 16, atau 1 Æ 4 Æ 5 Æ 8 Æ 10, dengan total jarak = 2+5+3+6 = 16. KESIMPULAN Dalam menyelesaikan suatu persoalan shortest path dengan Knapsack untuk menentukan lintasan tependek dan biaya termurah dari sumber s sampai ke tujuan t pada suatu lintasan, dapat diselesaikan dengan metode mundur yang merupakan salah satu persoalan dari masalah knapsack. Persoalan ini juga merupakan persoalan 0-1 dynamic programming dimana solusi optimal akan menunjukkan kemungkinan pilihan yag terbaik. PUSTAKA 1. Navneet Bhushan, “ Strategic Decision Making : Applying The Analytic Hierarchy Process “, Springer 2. Peter Kall, “ Stochastic Programming “, John Wiley & Son 3. Richard Bellman, “ Dynamic Programming “, Princeton University Press. 4. Rush D Robinett III, “ Applied Dynamic Programming for Optimization of Dynamical Systems “, Siam
Vol.4 No.3 - Mei 2011
315
ISSN: 1978 - 8282
DESAIN APLIKASI E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ARTIFICIAL INFORMATICS Henderi1 Maimunah2 Randy Andrian3 e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected].
Diterima : 14 April 2011 /Disetujui : 28 April 2011
ABSTRACT Internet is one of the fastest growing technology, internet presence provides convenience in receiving and accessing information in various formats from all over the world. One element in the Internet is a web site, currently the website can not only serve as a medium of information but a variety of learning systems can be done on the internet, as well as learning Artificial Informatics. Artificial informaticsintended as a measurement or evaluation of a person’s ability to understand science in IT, Informatics Artificial itself a branch of Artificial Intelligence. We have available a variety of media that can be used in studying Informatics Artificial introduction or language but explanations are still using the English language so that it becomes more difficult to learn, especially for people who are still clouds in the English language. Utilization of Internet technology advances in developing artificial media Informatics web-based learning can provide another alternative in the study of Artificial Informatics. In this journal, authors build a web site that provides information and learning materials related to Artificial Informatics. Keywords: Artificial Informatics, Artificial Intelligence, Internet
ABSTRAKSI Internet merupakan salah satu teknologi yang berkembang sangat pesat, kehadiran internet memberikan kemudahan dalam menerima dan mengakses informasi dalam berbagai format dari seluruh penjuru dunia. Salah satu elemen di dalam internet adalah situs web, saat ini situs 1. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Teknik Informatika, AMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692 3. Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, STMIK Raharja Jl. jend Sudirman No. 40 Modern Cikokol-Tangerang Telp. 5529692
316
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 web tidak hanya dapat dijadikan sebagai media informasi tetapi berbagai sistem pembelajaran pun dapat dilakukan di internet, seperti halnya pembelajaran artificial Informatics. Artificial informaticsdimaksudkan sebagai alat ukur atau evaluasi atas kemampuan seseorang dalam memahami ilmu IT, artificial informatics sendiri merupakan cabang dari artificial Intelligence. Saat ini tersedia berbagai media yang dapat digunakan dalam mempelajari artificial informaticstetapi penjelasan atau bahasa pengantarnya masih menggunakan bahasa Inggris sehingga menjadi lebih sulit untuk dipelajari, terutama bagi orang yang masih awan dengan bahasa Inggris. Pemanfaatan kemajuan teknologi internet dalam mengembangkan media pembelajaran artificial informatics berbasis web dapat memberikan altenatif lain dalam mempelajari artificial Informatics. Dalam jurnal ini membangun suatu situs web yang menyajikan informasi serta materi-materi pembelajaran yang berhubungan dengan artificial Informatics. Kata Kunci: Artificial Informatics, Artificial Intelligence, Internet.
PENDAHULUAN Teknologi saat ini berkembang sangat cepat. Kemajuan teknologi yang sangat pesat ini berdampak pada semua aspek kehidupan yang berhubungan dengan dunia informasi dan teknologi. Salah satu bentuk perkembangan teknologi adalah internet. Dengan Internet kita dapat menerima dan mengakses informasi dalam berbagai format dari seluruh penjuru dunia. Kehadiran Internet juga dapat memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan hal ini terlihat dengan begitu banyaknya situs web yang menyediakan media pembelajaran yang semakin interaktif serta mudah untuk dipelajari, internet seperti halnya perpustakaan dunia dan situs web sebagai bukunya. Situs web tidak hanya dapat dijadikan sebagai media informasi tetapi berbagai sistem pembelajaran pun dapat dilakukan di internet, seperti halnya pembelajaran artificial informatics. Bisnis unit sekarang dan yang akan datang, apapun jenis atau bidangnya, kalau tidak ada dukungan teknologi informasi (TI) didalamnya. Bidang kedokteran, pertanian, arsitektur, kesenian, pendidikan, perbankan, perdagangan, dan sebagainya, dari hulu ke hilir, semua bidang ilmu pengetahuan memerlukan dan harus ada dukungan TI didalamnya, seolah-olah TI sudah merasuk ke seluruh sendi kehidupan manusia dan tidak bisa dipisah-pisahkan lagi. Bidang pendidikan misalnya, perlu adanya dukungan TI untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan sehari hari, perhitungan dan transaksi keuangan, penyimpanan semua arsip lama, merekrut mahasiswa baru, melakukan penelitian, metode pembelajaran, dan yang telah disebut hanya merupakan sebagaian dari kebutuhan TI sebuah bidang usaha. Dapat disimpulkan bahwa tanpa dukungan TI, apapun bidang usahanya akan tertinggal jauh dengan pesaing usaha yang lain, dan dapat dipastikan tidak dapat bertahan lama. Vol.4 No.3 - Mei 2011
317
ISSN: 1978 - 8282
Tantangan dunia TI sekarang adalah, bagaimana sesuatu istilah “machinized” dapat di transformasi menjadi istilah “humanized”. Seolah olah yang memang kenyataannya mesin, atau benda mati, mengerti perasaan manusia, dapat dengan sopan mengingatkan suatu hal yang terlupakan, dapat menginformasikan sesuatu yang belum diketahui, memiliki karakter yang cocok dan dapat bersosialisasi ditengah kehidupan manusia dalam skala global atau organisasi dalam skala yang lebih kecil. Memang dunia TI yang saat saat ini sukses dapat ditelaah kesungguhan pengembangnya telah mengarah ke “humanized” atau istilah sekarangnya adalah personalisasi. Suatu permasalahan tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi pasti ada penyebabnya, sistem e-learning Artificial informaticsberbasis web ini di buat berdasarkan permasalahan yang ada, yaitu adanya kesulitan dalam mempelajari artificial informaticsdari media buku ataupun media lainnya. Pada computer based e-learning artificial informaticstidak semua memiliki fasilitas untuk update data soal ataupun tutorial, sehingga soal ataupun tutorial sudah tidak relevan lagi. Situs web e-learning yang menyediakan materi tentang artificial informatics masih terbatas. Menyediakan alternatif lain dalam mempelajari artificial informatics. Pertanyaannya adalah, apa lagi yang harus dilakukan. Jawabannya ada dalam uraian dibawah ini yaitu artificial informatics dalam sistem e-learning.
KONSEP UTAMA 1.
Konsep Articial Informatics (AI)
Secara sederhana, definisi articial informatics adalah sebuah sistem informasi yang memiliki karakter dan kapabilitas seperti manusia dengan menggunakan PC dalam membantu menyelesaikan tugas sehari-hari. Apa yang disebut karakter, dan kenapa karakter dibutuhkan? Sebut dulu, bahwa manusia yang nilainya tinggi bukanlah manusia yang memiliki kepandaian yang tinggi, melainkan seseorang yang memiliki karakter yang tinggi. Sebut juga, bahwa sebuah organisasi besar maupun kecil, memerlukan sosok pimpinan yang memiliki karakter yang tinggi. Sebut juga, bahwa anak kecil memerlukan sosok karakter yang dia bisa berpegangan, sebelum anak tersebut bisa tumbuh dewasa menjadi karakter yang unik tersendiri. Karakter yang disebut diatas, mencerminkan bahwa sama sama manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, dan nilai dari seseorang itu adalah cerminan dari karakternya. Namun pernahkah disadari, bahwa sesuatu yang bukan benda 318
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
hidup, bisa saja memiliki karakter. Memang diketahui, bahwa benda mati tidak akan ada karakter kalau bukan diisi oleh manusia, atau diartikan oleh manusia. Sebagai contoh, sebuah tamagoci yang sering dijadikan mainan oleh anak anak, kita sebut memiliki karakter karena anjing yang ada pada mainan tersebut memiliki nama, perasaan, kebutuhan dan sebagainya. Kalau anjing yang diberi nama Novi itu mati karena sebab tertentu, anak yang memilikinya akan merasa sedih dan kehilangan. Ini sebagai bukti bahwa mainan tersebut mempunyai karakter. Sebagai contoh juga, sesuatu benda mati yang memiliki karakter, yaitu tokohtokoh kartun, seperti cinderella, snow white, micky mouse dan sebagainya yang disukai oleh anak-anak. Tokoh kartun ini sangat popular dan penting, karena memiliki karakter yang dapat dijadikan media atau alat untuk membangun karakter anak itu kelak. Dari sini ditekankan bahwa, seperti contoh-contoh yang disebut diatas, bahwa sebuah benda akan memiliki nilai yang tinggi bila memiliki karakter, artinya sebuah sistem informasi yang notabene juga sebuah benda mati, akan tinggi nilainya kalau memiliki karakter yang bagus dan unik. Artificial informaticsmenekankan bahwa sistem informasi harus “humanized” yaitu memiliki karakter yang sesuai dengan dimana sistem informasi itu berada. 2.
Definisi E-Learning
Pengertian para ahli mengenai e-learning ini sangatlah banyak diantaranya adalah : A.
B.
C.
Menurut Soekartawi (2003) E-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses. Menurut Jaya Kumar. Koran (2002) E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronika (LAN, WAN , atau Internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan. Menurut Dong (dalam Kamaraga, 2002) E-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
319
ISSN: 1978 - 8282
3. Perkembangan E-learning dari masa ke masa Uraian singkat tentang perkembangan e-learning dari masa sebagai berikut (cross, 2002) : 1990 : CBT (Computer Based Training) Era dimana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (visual dan audio) dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat lunak Macromedia mengeluarkan tool pengembangan bernama authorware, sedangkan asymetrix (sekarang bernama click2learn) juga mengembangkan perangkat lunak bernama toolbook. 1994 : Paket- paket CBT Seiring dengan mulai diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun 1994 muncul CBT dalam bentuk paket – paket yang lebih menarik dan diproduksi secara missal. 1997 : LMS (Learning Management System) Seiring dengan perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Di sinilah muncul sebutan learning management system atau biasa disingkat dengan LMS. Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antara LMS yang ada dengan suatu standar. Standar yang muncul misalnya adalah standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dan lain sebagainya. 1999 : Aplikasi E-Learning berbasis Web Perkembangan LMS menuju ke aplikasi e-learning berbasis web secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs portal pada saat ini boleh dikatakan menjadi barometer situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar dunia. Isi 320
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, berukuran kecil dan stabil. 4. a. b. c. d. e. 5.
Keuntungan E-Learning Menghemat waktu proses belajar mengajar Mengurangi biaya perjalanan Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (insfrastruktur, peralatan, buku) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan Strategi Pengembangan E-Learning
Gambar 1. Tahapan Pengembangan E-Learning
Pada gambar 1 diatas dapat dijelaskan tahapan pengembangan sebuah system Elearning yang dibuat yaitu melalui requirement analysis – design – coding – testing – maintenance. Strategi pengembangan e-learning menurut Onno W. Purbo (2005) memiliki kesamaan dengan strategi pengembangan perangkat lunak dikarenakan elearning merupakan perangkat lunak juga. a.
b.
Requirement Analysis and specification Analisa kebutuhan ini maksudnya adalah kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pemakai sistem ini, sebagai contoh kebutuhan untuk men-download materi, kebutuhan untuk tanya jawab dengan peserta didik lainnya baik itu melalui live chat, video conference, maupun melalui VOIP (Voice Over Internet Protocol) dan lain sebagainya. Design Tahapan desain ini mungkin bisa dijadikan menjadi 2 tahap yakni tahap pertama desain secara global dan yang kedua desain secara detail hingga modul, tipe data, fungsi dan prosedur.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
321
ISSN: 1978 - 8282
c. d.
e.
Coding Tahap ini merupakan implementasi hasil desain ke dalam baris-baris program. Testing Pengujian ini pertama-tama dilakukan di tingkat modul yang kemudian dilanjutkan ditingkat logika internal dan diakhiri pada pemeriksaan hasil, apakah sudah memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Maintenance Tahap ini merupakan tahapan terakhir pada pengembangan e-learning dan tahapan ini memiliki peranan yang sangatlah penting, karena jika terdapat kendala pada sistem maka tugas pengelola sistem inilah yang akan memaintenance sistem yang sedang berjalan saat ini.
PEMBAHASAN 1.
Analisis Sistem Tahap analisis sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatankesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesui dengan kebutuhan. 2.
Analisis Kebutuhan Desain sistem yang akan dibuat memerlukan beberapa kebutuhan data masukan, kebutuhan data keluaran dan kebutuhan antar muka. Tujuan analisis kebutuhan adalah untuk menentukan spesifikasi fungsi, kemampuan serta fasilitas dari program. Analisis kebutuhan juga bermanfaat sebagai dasar evaluasi setelah program selesai disusun. a)
b)
322
Kebutuhan Data Masukan Pembuatan Media e-Learning artificial informaticsBerbasis web ini membutuhkan beberapa masukan data diantaranya adalah data Soal artificial informatics, data Tutorial yang berkaitan dengan artificial informatics, data Pengguna (anggota dan administrator), data kritik dan saran atau komentar dari anggota. Kebutuhan Data Keluaran Data keluaran adalah data yang dihasilkan dari data masukan yang telah diolah. Adapun output yang dihasilkan yaitu : tutorial artificial informatics, soal artificial informatics, nilai artificial informatics, review test. Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
c)
Kebutuhan Antarmuka Berdasarkan hasil pengamatan, antar muka yang diinginkan harus dengan tampilan sebaik mungkin, sehingga ramah bagi pengguna artinya pengguna dapat menggunakan perangkat lunak yang dibuat dengan senyaman mungkin dan mengurangi kesalahan dalam memasukkan data, proses maupun keluarannya.
3.
Perancangan Sistem Dalam perancangan media pembelajaran e-learning artificial informatics berbasis web ini melalui dua tahap yang terdiri dari : Pembuatan desain global yang terdiri dari : unified modeling language (UML) use case diagram, dan class diagram.
Gambar 2. Use case diagram sistem e-learning
Dari gambar 2 diatas dapat dijelaskan use case diagram sistem e-learning ini terdapat 1 sistem yang mencakup seluruh proses pendistribusian, 2 aktor yaitu dosen dan mahasiswa serta mempunyai 9 use case yaitu home, daftar, login, pilih upload tugas dan pilih upload materi, topic, forum diskusi dosen dan forum diskusi mahasiswa, kritik dan saran. Vol.4 No.3 - Mei 2011
323
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 3. Class diagram website e-learning
Dari gambar 3 diatas dapat dijelaskan Class diagram terdiri dari 4 (empat) class diagram yaitu user, tabel e-learning, e-learning dan login, dimana masing-masing saling berhubungan antar class diagram. 4.
Dukungan Teknologi Media e-learning artificial informatics berbasis web ini di implementasi dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, yaitu sebuah bahasa pemrograman yang perintah-perintahnya dijalankan di web server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML biasa. Tahapan implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk di operasikan, termasuk kegiatan penulisan kode program yang digunakan dan diharapkan sistem yang telah dirancang siap untuk dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui apakah sistem sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 5.
Ciri khas dan manfaat Web E-Learning Artificial Informatics 4 (empat) Ciri khas dari web e-learning dari sebuah artificial informatics adalah: 1. Sistem Informasi yang lebih “humanized” 2. Sistem Informasi yang lebih entertaining. 3. Sistem Informasi yang memiliki kapabilitas atau kemampuan bekerja. 4. Sistem Informasi yang memiliki database dan menggunakan jaringan serta aplikasi Web. 324
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 4. Diagram artificial informatics
Petunjuk pada gambar 4 diatas dapat dijelaskan Diagram Artificial informaticsyang berupa karakter, kapabilita, output, aplikasi, database dan jaringan
6. Pembahasan Program Media e-learning artificial informatics berbasis web dapat diakses pada jaringan lokal melalui alamat http://localhost/elearning1/ Pada jaringan lokal pastikan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web sudah berada pada folder yang benar, bila kita menggunakan xampp for windows letakkan file-file media elearning artificial informatics berbasis web pada folder C:\xampp\htdocs\ elearning1
Gambar 5. Tampilan home website e-learning artificial informatics Vol.4 No.3 - Mei 2011
325
ISSN: 1978 - 8282
Petunjuk pada gambar 5 diatas yang merupakan tampilan system e-learning Artificial informaticsyang dimulai dari Dosen dan mahasiswa membuka home website elearning, kemudian daftar sebagai pengguna, setelah mendaftar kemudian login, dan pilih menu uploud, disini jika dosen atau mahasiswa bisa meng-uploud tugas dan materi, kemudian membuat topik baru, apa yang ingin di buat pada form topik, lalu diskusikan dalam form diskusi, jika berkenan dosen dan mahasiswa dapat menulis kritik dan saran. 7. Analisa Proses Manajemen Content Proses manajemen content berfungsi untuk mengupdate content dari situs web seperti berita, tutorial, content download, polling, serta soal-soal Artificial Informatics. Sama seperti manajemen user untuk mengakses halaman ini user diharuskan login terlebih dahulu, setelah login klik link manajemen content atau masuk ke alamat l : http://localhos/artificial-informatics/administrator/ cpanel.php?pageid=Manajemen_Content, proses-proses yang terdapat dalam manajemen content adalah sebagai berikut: Update Data Tutorial Pada halaman ini administrator bisa menambah, merubah, menghapus atau melihat detail dari tutorial, file-file yang digunakan dalam proses update data tutorial bisa dilihat pada gambar 6 dibawah ini:
Gambar 6. Tampilan upload website e-learning artificial informatics 326
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Petunjuk pada gambar 6 yang merupakan tampilan upload Media upload website e-learning artificial informatics Berbasis Web dapat diakses pada jaringan lokal melalui alamat http://localhost/elearning1/material.php Pada jaringan lokal pastikan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web sudah berada pada folder yang benar, bila kita menggunakan xampp for windows letakkan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web pada folder C:\xampp\htdocs\ elearning1\material.php. dihalaman ini mahasiswa dapat mendownload bahan ajar yang telah di upload oleh dosen pengampuhnya dan juga yang telah di upload oleh mahasiswanya.
Gambar 7. Tampilan upload website e-learning artificial informatics
Petunjuk pada gambar diatas yaitu gambar 7 media e-Learning artificial informatics tampilan upload website e-learning artificial informatics berbasis web dapat diakses pada jaringan lokal melalui alamat http://localhost/elearning1/dbs_utama.php Pada jaringan lokal pastikan file-file media e-learning artificial informatics Berbasis web sudah berada pada folder yang benar, bila kita menggunakan xampp for windows letakkan file-file media e-learning artificial informatics Berbasis web pada folder C:\xampp\htdocs\ elearning1\dbs_utama.php. dihalaman ini disediakan form untuk men-download bahan ajar atau pun tugas, dimana dosen bisa meng-upload materi dan mahasiswanya dapat meng-upload materi beserta tugas yang diberikan kepada dosen pengampuhnya. Vol.4 No.3 - Mei 2011
327
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 8. Tampilan topic website e-learning artificial informatics
Petunjuk pada gambar diatas yaitu gambar 7 media e-learning artificial informatics tampilan topic website e-learning artificial informatics berbasis web dapat diakses pada jaringan lokal melalui alamat http://localhost/elearning1/create_topic.php Pada jaringan lokal pastikan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web sudah berada pada folder yang benar, bila kita menggunakan xampp for windows letakkan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web pada folder C:\xampp\htdocs\ elearning1\create_topic.php. dihalaman ini disediakan form untuk membuat topic baru, dimana disini jika ada bahan ajar yang telah di upload oleh dosen atau mahasiswanya di form inilah dapat didiskusikan mengenai materi yang telah di upload di website e-learning ini.
328
Gambar 9. Tampilan forum website e-learning artificial informatics Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
Petunjuk pada gambar diatas yaitu gambar 8 media e-learning artificial informatics tampilan forum website e-learning artificial informatics berbasis web dapat diakses pada jaringan lokal melalui alamat http://localhost/elearning1/main_forum.php Pada jaringan lokal pastikan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web sudah berada pada folder yang benar, bila kita menggunakan xampp for windows letakkan file-file media e-learning artificial informatics berbasis web pada folder C:\xampp\htdocs\ elearning1\main_forum.php. dihalaman ini disediakan untuk berdiskusi tentang materi yang telah di upload. KESIMPULAN Berdasarkan analisa pada hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Penggunaan buku ataupun program aplikasi artificial informatics berbasis komputer masih kurang efektif karena materi artificial informatics setiap tahun terus berkembang sehingga buku ataupun program aplikasi artificial informatics berbasis komputer kurang efektif. Sedangkan situs web yang menyediakan materi-materi seputar artificial informatics secara gratis masih sedikit. 2. Situs web media e-learning artificial informatics yang telah dibangun dapat memberikan alternatif lain dalam mempelajari artificial informatics, karena memiliki fasilitas untuk memperbarui data sehingga data yang ditampilkan selalu mengikuti perkembangan artificial informatics 3. Situs web media e-learning artificial informatics yang dibangun memberikan kemudahan dalam mempelajari artificial informatics dengan tampilan yang interaktif.
DAFTAR PUSTAKA 1. Bernard Renaldy, Suryo Guritno. Creative Communication and Innovative Technology. Ontology Implementation Within E-Learning Personalization System for Distance Learning in Indonesia. 2010; 3(3): 322-344 2. Hendra. Creative Communication and Innovative Technology. Perancangan Aplikasi Forum Diskusi Pada Media E-Learning berbasis Web. 2010; 3(2): 153-173. 3. Herman, Asep. Pengenalan E-Learning. Jurnal Universitas Gajah Mada.2005 Vol.4 No.3 - Mei 2011
329
ISSN: 1978 - 8282
4. M Yusuf, Augury El Rayeb, Sri Rahayu. Computer Science Research and Its Development Journal. Implementasi Artificial informaticsPada Sistem Informasi Akademik Dalam Penyebaran Informasi di Perguruan Tinggi. 2011; 3(1): 10-25 5. Sri Kusumadewi. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003 6. Tafiardi. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning. Jurnal Pendidikan Penabur.2005 7. Untung Rahardja. Laporan Penelitian Pengembangan Konsentrasi. Tangerang.2008 8. Untung Rahardja. Artificial Informatics. 4th IEEE Conference on Industrial Electronics and Applications (ICIEA). 2009
330
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
PEDOMAN PENULISAN Lingkup Jurnal. Tulisan yang dapat dimuat adalah yang mengkaji masalah yang berhubungan dengan bidang ilmu komputer dan teknologi informasi, baik ilmudasar maupun aplikasinya. Jenis tulisan . Tulisan dapat berupa laporan/hasil penelitian atau makalah ilmiah bukan penelitian seperti laporan studi kasus atau kajian pustaka komprehensif. Tulisan ilmiah/penelitian dapat merupakan hasil a) Pengembangan, b) Penemuan, dan c) Pembuktian A. Laporan penelitian minimal harus memuat bagian abstrak, pendahuluan (latar belakang, t ujuan, hipotesis, konsep2 utama), metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan pustaka. B. Makalah ilmiah bukan penelitian minimal harus memuat bagian abstrak, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan pustaka.
Nama Penulis. Ditulis tanpa gelar dan jabatan, disebutkan nama Lembaga dan alamatnya serta alamat e-mail. Bahasa. Ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa ragam ilmiah. Khusus untuk yang menggunakan bahasa Indonesia, hindari penggunaan kata ganti orang. Vol.4 No.3 - Mei 2011
Panjang Tulisan. Panjang tulisan 10-15 halaman A4 spasi single termasuk tabel dan gambar serta lampiran, dengan jenis huruf Times New Roman, font 11. Abstrak. Panjang abstrak maksimum 250 kata, dalam satu paragraf, dilengkapi dengan kata-kata kunci pada bagian akhir abstrak. Abstrak memuat latarbelakang, metodologi, hasil dan kesimpulan. Abstrak tidak bersifat matematis, tidak berisi saran dan harapan, tidak ada kutipan. Kata kunci (keywords) adalah kata-kata penting yang digunakan untuk mengidentifikasikan isi dokumen, dapat berupa metode/alat yang dipakai, variabel yang diteliti atau substansi penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Tabel dan gambar. Tabel dan gambar harus diberi nomer dan judul lengkap serta harus diacu dalam tulisan. Gambar dan tabel dalam format hitam putih. Persamaan. Persamaan matematik harus diberi nomer urut dalam kurung biasa ,(x), dengan penulisan rata kanan. Setiap makalah diwajibkan untuk mengutip sumber pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah nasional maupun internasional.
Kutipan. Setiap kutipan harus menyertakan sumbernya yang ditulis pada
331
ISSN: 1978 - 8282 kutipan, yaitu dengan menuliskan nama belakang pengarang pertama (jika pengarang lebih dari satu: dituliskan nama pengarang pertama et al), dan tahun terbit. Contoh : ........menurut Angel (2003), atau ...................(Angel, 2003), atau .......... Chen et al(2007)
Pustaka . Pustaka disusun terurut berdasarkan nama belakang pengarang dan hanya memuat pustaka yang dikutip dalam tulisan. Nama pengarang ditulis tanpa gelar, jika ada nama tengah dan belakang, disingkat. Contoh : Buku. 1. Angel (2003). Interactive Computer Graphics: A Top-Down Approach Using OpenGL. Third Edition. London: Pearson Education. 2. Irianto (2004). Embedding Pesan Rahasia Dalam Gambar. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Tulisan/artikel dalam buku. 1. Bolton, MA: Anker Publisher Inc, 144158. Yudhana, A (2007). Desain Routing Trafik Jaringan Telekomunikasi dengan algoritma Genetik, dalam Wibowo, T.A (Ed), Berbagai Makalah Sisitem Informasi, 2. Olanivan, B.A (2004). Computermediated Communication as an instruction learning tool: course evaluation with communication students, in Comeaux, P(Eds), Assessing Online Teching&Learning,
332
3. Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007, Bandung : Departemen Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 233-238. Jurnal. 1. Goyal, D.P (2007). Information Systems Planning Practices in Indian Public Enterprises. Information Management & Computer Security, 15(3), 201-213 Sumber online. 1. Chen, CC., Wu, J., Yang, SC. (2007). The Efficacy of online cooperative l earning systems. The perspective of task-technology fit. Diakses pada 20 Mei 2007 dari : http: // www emeraldinsight.com/1065-0741.htm. 2. Marques, O., Baillargeon, P (2007). Design of multimedia traffic classifier for snort. Diakses pada 2 Juni 2007 dari : http: // www.emeraldinsight com/0968-5527.htm.
Sekretaris Redaksi
Henderi, M. Kom.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
FORMULIR PERSETUJUAN PEMBUATAN ARTIKEL JURNAL
PENANGGUNG JAWAB
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-003
MENYETUJUI
KETUA STMIK RAHARJA
DIREKTUR AMIK RAHARJA INFORMATIKA
TENTANG/PERIHAL/JUDUL Judul terlampir : Abstraksi terlampir :
BAGIAN PENULIS
MEMOHON
Nama Penulis Naskah/Pengarang 1
Nama Penulis Naskah/Pengarang 2
Nama Penulis Naskah/Pengarang 3
Nama Editor/Penyunting
Nama Penyunting/Picture Layout & Artistik
KETUA EDITOR
MEREKOMENDASIKAN
Reviewer 1
Reviewer 2
Vol.4 No.3 - Mei 2011
333
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-001
Kode Judul : Judul Karya Tulis Ilmiah :
Reviewer Nama Reviewer
NO
KRITERIA (NILAI MAKSIMAL)
: :
Mitra Bestari
INDIKATOR PENILAIAN
1.
JUDUL (5)
A. Maksimal 14 (empat belas) kata dalam Bahasa Indonesia atau 10 (sepuluh) kata dalam Bahasa Inggris (1) B. Relevan dengan isi sangat jelas (2) C. Relevansinya dengan permasalahan sangat jelas (2)
2.
ABSTRAK (5)
A. Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang baik (5) jika hanya dalam Bahasa Indonesia yang baik atau Bahasa Inggris yang baik (2.5) B. Format sesuai dengan pedoman (1) C. Isi : Latar belakang metode, hasil, dan kesimpulan tertuang dengan kalimat yang jelas (4)
334
Dewan Redaksi
HASIL PENILAIAN NARATIF DAN SARAN
NILAI SETIAP KRITERIA
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282
3.
SISTEMATIKA (15)
A. Sesuai dengan Pedoman (5) B. Ada Instrumen pendukung (gambar, grafik) dan sangat relevan (5) C. Daftar pustaka : dominan terbitan 10 (sepuluh) tahun terakhir dan pustaka primer (5)
4.
SUBSTANSI (70
A. Data/informasi telah diolah dengan sangat baik (10) B. Relevansi latar belakang dan pembahasan sangat jelas (15) C. Analisis dan sintesis atau pembahasan sangat baik (25) D. Kesimpulan : sangat jelas relevansinya dengan latar belakang dan pembahasan, dirumuskan dengan singkat (20) TOTAL NILAI MAKSIMAL
Hasil Penilaian:* Diterima
Diterima dengan baik
Ditolak
Keterangan: * Hasil penilaian: nilai total > 75, makalah diterima Catatan untuk redaksi pelaksana: 1. Tulisan yang dikirim kepada pemeriksa, nama penulisnya ditutup, dan diganti nomer kode. 2. Setiap tulisan diperiksa oleh dua orang, satu orang dari dewan redaksi dan satu orang dari mitra bestari.
Vol.4 No.3 - Mei 2011
335
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR EDITOR BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul Judul Karya Tulis Ilmiah
: :
Editor Nama Editor
: :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-004
Editor Bahasa
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan semua tulisan/kalimat sesuai dengan kaedah EYD, atau sesuai dengan kaedah-kaedah tata bahasa. Catatan:
Rekomendasi: * Diterima
Diterima dengan perbaikan
Ditolak
Tangerang,
Editor Keterangan: * Rekomendasi diisi berdasarkan hasil pemeriksaan editor
336
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR EDITOR LAYOUT DAN ARTISTIK KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul Judul Karya Tulis Ilmiah
: :
Editor Nama Editor
: :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-005
Editor Layout dan Artistik
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa desain untuk layout dan artistik sudah format jurnal CCIT yang ditentukan. Catatan:
Rekomendasi: * Diterima
Diterima dengan perbaikan
Ditolak
Tangerang,
Editor Keterangan: * Rekomendasi diisi berdasarkan hasil pemeriksaan editor
Vol.4 No.3 - Mei 2011
337
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR PENYELESAIAN ARTIKEL
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-006
TENTANG/PERIHAL/JUDUL ARTIKEL:
BAGIAN
KETERANGAN
Nama Penulis Naskah/Pengarang 1 Nama Penulis Naskah/Pengarang 2 Nama Penulis Naskah/Pengarang 3 Nama Editor/Penyunting
Lengkap Lengkap Lengkap
Lengkap
NamaPenyunting Picture/Layout & Artistik Nama Peninjau (Reviewer) 1
Lengkap
Lengkap
Nama Peninjau (Reviewer) 2
Lengkap
Nama Percetakan
Lengkap
Formulir ini menyatakan bahwa artikel ini telah dinyatakan layak untuk diterbitkan pada Journal CCIT. Penerbitan adalah sepenuhnya wewenang redaksi mengingat banyaknya artikel yang masuk. MENYETUJUI KETUA DEWAN EDITOR
SEKRETARIS REDAKSI
(..............................................)
(..............................................)
338
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR KESEDIAAN MITRA BESTARI JURNAL ILMIAH
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-002
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Lengkap
:
Jenjang Pendidikan
:
Bidang Keahlian
:
Jabatan Fungsional
:
Pengalaman ReviewerJurnal nama jurnal yang di review:
: Ya / Tidak *), jika Ya sebutkan dimana, kapan
Bersedia menjadi reviewer ahli / Mitra Bestari Jurnal Ilmiah yang berada di bawah naungan Perguruan Tinggi Raharja. Demikian formulir ini saya tanda tangani untuk dapat dipergnakan sebagai mana mestinya. Tangerang, Mengetahui,
Mitra Bestari,
(............................................)
(............................................)
*) Coret yang tidak perlu
Vol.4 No.3 - Mei 2011
339
ISSN: 1978 - 8282 Index Judul A Alarm Fire Detection With Gui.......................................................................................................278 A Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Software Clipper Pada Pt. Primajasa ...........................................................................................................................................................119 D Desain Aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics...................316 D Design Computer-Based Application For Recruitment And Selection Employee At Pt. Indonusa Telemedia..........................................................................................................................................185 D Diagnostic System Of Dermatitis Based On Fuzzy Logic Using Matlab 7.0..............................89 E Edge Detection Using Cellular Neural Network And Template Optimization.........................101 I Impelementasi Sistem Pemantauan Objek Bergerak Dengan Memanfaatkan Frekuensi Radio Menggunakan Gps (Global Positioning Sistem)...........................................................................43 I Implementasi Artificial Informatics Pada Sistem Informasi Kalender Akademik Dalam Penyebaran Informasi Di Perguruan Tinggi.................................................................................221 I It Governance: A Strategic Alignment For Information Technology/Business...........................57 K Keamanan Batasan Data Menggunakan Metode Write Validation Dalam Distributed Database System......................................................................................................................................12 M Menentukan Lintasan Terpendek (Shortest Path) Dengan 0/1 Knapsack Problem Dan Pendekatan Algoritma Dynamic Programming............................................................................293 P Penerapan Metode Simplify Retur Dalam Sistem Informasi Keuangan Berbasis Web.........142 P Pengelolahan Jurnal Elektronik Dengan Online Jurnal System.................................................157 P Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode Dmq Base Level.....................237 P Penyusunan Piranti Lunak Tipologi Penelitian Sumber Daya Air (Studi Kasus Perencanaan Pemukiman Transmigrasi ).............................................................................................................253
340
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 P Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2me.............................197 R Robot Ip Network (Robin) Yang Dikendalikan Melalui Website.................................................70 S Sistem Data Warehouse Dan Data Mining Sebagai Pengukur Kinerja Enterprise.................172 S Sistem Informasi Akuntansi Dalam Penyajian Audit Financial Report Dengan Menggunakan Computer Assisted Audit Techniques.............................................................................................1 S Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia..................................................266 S Sistem Pemodelan Simulasi Permohonan Kredit Menggunakan Algoritma Banker...............127
Index Penulis A Abdul Jabbar Lubis..........................................................................................................................43 A Agus Sunarya...................................................................................................................................89 A Asep Saefullah...............................................................................................................................70, 278 A Augury El Rayeb....................................................................................................................157, 221 C Cristian BMS.....................................................................................................................................70 D Djoko Purwanto...............................................................................................................................101 D Djoko Soetarno................................................................................................................................293 E Efani Desi.........................................................................................................................................266 E Eneng Tita Tosida.............................................................................................................................89 F Ferry Sudarto......................................................................................................................................1 F Fithry Mayasari...............................................................................................................................266 Vol.4 No.3 - Mei 2011
341
ISSN: 1978 - 8282 F Fitriana Harahap ..............................................................................................................................266 H Henderi .............................................................................................................................57, 172, 316 H Heriyanto.........................................................................................................................................157 H Hidayati.....................................................................................................................................12, 237 I Iwan Fitrianto R...............................................................................................................................293 J Junaidi................................................................................................................................................57 L Linda Wahyuni.................................................................................................................................127 M Maimunah........................................................................................................................................316 M Mauridhi Hery Purnomo................................................................................................................101 M Mia Novalia.....................................................................................................................................237 M Muhammad Yusup..................................................................................................................172, 221 N Nawang Kalbuana..........................................................................................................................197 N Nur Azizah...........................................................................................................................................1 R Rahmad Hidayat.................................................................................................................................57 R Randy Andrian................................................................................................................................316 R Reny Ardyanti...................................................................................................................................12 S Sity Aisyah......................................................................................................................................197 S Sri Rahayu.......................................................................................................................................221 S Sri Setyaningsih................................................................................................................................89
342
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 S Sudaryono....................................................................................................................................70, 278 S Suryanto...........................................................................................................................................119 T Tri Pujadi..........................................................................................................................................185 T Tri Purwaningsih.............................................................................................................................142 U Untung Rahardja..................................................................................................12, 142, 157, 172, 237 U Utawi Handika Sari.........................................................................................................................127 W Widodo Budiharto..........................................................................................................................101 Y Yanti..................................................................................................................................................142 Y Yeni Nuraeni.................................................................................................................................57, 253
Index Subjek A Algoritma ........................................................................................................................................127 A Algoritma Dynamic Programming.................................................................................................293 A Analisis............................................................................................................................................119 A Application......................................................................................................................................185 A Application Mobile........................................................................................................................197 A Artificial Informatics...................................................................................................................221, 316 A Artificial Intelligence......................................................................................................................316 A AT89S52 Microcontroller...............................................................................................................278 A Audit Financial Report.......................................................................................................................1 Vol.4 No.3 - Mei 2011
343
ISSN: 1978 - 8282 A Auto Electronic Mailing System (AEMS)....................................................................................221 B Business process............................................................................................................................172 C CATTs..................................................................................................................................................1 C CNN..................................................................................................................................................101 C Critical asset......................................................................................................................................58 D Data mining.......................................................................................................................................172 D Data warehousing...........................................................................................................................172 D Deadlock..........................................................................................................................................127 D Dermatitis...........................................................................................................................................89 D Diagnosis.........................................................................................................................................266 D DMQ (Data mart Query)...................................................................................................................13 D DMQ base level..............................................................................................................................237 D Domain...............................................................................................................................................89 E Edge detection................................................................................................................................101 E Employee Recruitment...................................................................................................................185 E Enterprise performance measurement..........................................................................................172 E Expert System..................................................................................................................................266 E Eye....................................................................................................................................................266 F Fire Alarm Detector........................................................................................................................278
344
Vol.4 No.3 - Mei 2011
ISSN: 1978 - 8282 F Forward Chaining...........................................................................................................................266 F Fuzzy logic.........................................................................................................................................89 F Fuzzy rule base..................................................................................................................................89 G GPRS.................................................................................................................................................197 G GPS.....................................................................................................................................................43 G GUI....................................................................................................................................................278 I Internet.............................................................................................................................................316 I IT governance...................................................................................................................................58 J J2ME.................................................................................................................................................197 K Knapsack.........................................................................................................................................293 M Man...................................................................................................................................................266 M Membership function.......................................................................................................................89 M Microcontroller..................................................................................................................................43 M Monitoring........................................................................................................................................43 O OLTP.................................................................................................................................................172 O Online jurnal system.......................................................................................................................158 R Reminder..........................................................................................................................................221 R Retur.................................................................................................................................................142 R RF........................................................................................................................................................43 Vol.4 No.3 - Mei 2011
345
ISSN: 1978 - 8282 R ROBIN................................................................................................................................................70 R Robot IP.............................................................................................................................................70 R Robot network..................................................................................................................................70 S Selection...........................................................................................................................................185 S Simplify Retur..................................................................................................................................142 S Simulasi............................................................................................................................................127 S Sistem...............................................................................................................................................127 S Sistem Informasi..............................................................................................................................142 S Strategic alignment IT business.....................................................................................................58 T Template optimization....................................................................................................................101 T TEMPO............................................................................................................................................101 T Tingkat Kepuasan Karyawan........................................................................................................119 T TWT (Tolerable Wait Time)....................................................................................................13, 237 T Typology of Water Resources Research......................................................................................253 W Write Once Read Thousands (WORT)........................................................................................237 W Write validation.................................................................................................................................13
346
Vol.4 No.3 - Mei 2011