JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 PERBANDINGAN KESEJAHTERAAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEGAWAI PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH DI KELURAHAN KEJAWAN PUTIH TAMBAK SURABAYA
Khea Miyagi Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Muhammad Nafik H.R. Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT This study aims to identify and analyze Comparison Between Employers and Employees Welfare maqashid Shariah Perspective in the Village Kejawan Putih Tambak Surabaya. That is the basis of interview questions to determine the welfare comparison between employers and employees in terms of five aspects, namely, religion, life, intellect, lineage and property. This study used a qualitative approach with ethnographic strategy. Data was collected through interviews and direct observation to study the object. The analysis technique used is descriptive qualitative analysis narrate the results of interviews and direct observation. The results of this study is that there is little difference between employers and employee welfare. The welfare of employers better meet the criteria Maqashid Shariah Perspective. The employers have more time to gather with family, having time to pray in the mosque, pay more attention to their health and have more social activities than employees. While employees have limited time to gather with family, can not pray in a timely manner, rarely have time to socialize and do not have time for a workout. Therefore employers mental welfare is better than employees. Keywords: Employers, Employees, Welfare, Maqashid Sharia I. PENDAHULUAN
performance, bukan hanya memberikan
A. Latar Belakang
nilai rata-rata. Ada semacam “nyala api
Allah
SWT
menciptakan
bumi
dalam diriku (burning in my heart)” yang
beserta seluruh isinya agar hamba-Nya
terus
senantiasa menyembah kepada Allah SWT.
menyuarakan sebuah bisikan. “Sungguh
Salah satu cara menyembah-Nya adalah
tidak pantas bagi seorang wakil Allah
dengan bekerja. Dalam ajaran agama
hanya bekerja asal-asalan, apalagi terpuruk
Islam bekerja merupakan ibadah, dimana
dalam
hakikat hukum
Tasmara (2000:8)
ibadah adalah
wajib.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bekerja
adalah
kewajiban
bagi
mengetuk-ngetuk
kemalasan
dirinya
dan
seraya
kebodohan”.
Pandangan agama Islam, seorang
umat
yang bersusah-payah mencari rezeki yang
muslim.
halal dan hasilnya digunakan sepenuhnya Bagi seorang muslim, makna bekerja
di
jalan
Allah
disamakan
derajatnya
berarti niat yang kuat untuk mewujudkan
dengan para mujahid yang berperang di
hasil kerja yang optimal atau outstanding
jalan
64
Allah.
Islam
mewajibkan
setiap
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 umatnya bekerja untuk mencari rezeki agar
teori hirarki kebutuhan Maslow motivasi
menghasilkan
untuk mendapatkan rasa aman merupakan
pendapatan
untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah telah
motivasi
memberi
manusia, Termasuk rasa aman dalam hal
banyak
kenikmatan
dan
yang
kemudahan di dunia ini untuk umatnya
pendapatan
mencari
mendapatkan
rezeki
memerintahkan
yang
halal.
umatnya
agar
Islam mencari
hidupnya.
dominan atau
pada
setiap
kebutuhan
keamanan
Salah
satu
untuk selama
cara
untuk
rezeki yang halal karena pekerjaan itu
mendapatkan penghasilan adalah menjadi
adalah
kehormatan
seorang pengusaha. Pengusaha adalah seseorang
bagai
dirinya.
Rasulullah
SAW
memberikan
menarik
tentang
pentingnya
pelajaran bekerja.
memelihara
Dalam
Islam
bekerja
yang
menciptakan
sebuah
usaha, mempekerjakan orang lain untuk
bukan
bekerja dan mengendalikan sistem usaha
sekadar memenuhi kebutuhan hidup, tapi
yang diciptakan.
juga untuk memelihara harga diri dan
Kesejahteraan
umumnya
martabat kemanusiaan yang seharusnya
apabila
dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam
damai serta bahagia. Kesejahteraan amat
Islam menempati posisi yang teramat mulia.
berkaitan
Islam
khusus, seperti terpenuhi segala kebutuhan
sangat
menghargai
orang
yang
bekerja dengan tangannya sendiri.
tercapainya
pada
dengan
perasaan
aman,
pencapaian
yang
hidup dan berkaitan dengan keadaan
Bekerja memiliki kaitannya dengan
yang lebih umum seperti kesenangan hidup
martabat manusia. Seorang yang telah
maupun
bekerja dan bersungguh-sungguh dalam
tangga. Sedangkan kesejahteraan menurut
pekerjaannya akan bertambah martabat
pandangan
dan kemuliannya. Sebaliknya, orang yang
dengan ukuran materi saja tetapi juga
tidak bekerja atau menganggur, selain
dinilai dengan ukuran non material, seperti
kehilangan martabat dan harga diri di
contohnya:
hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan
spiritual, terpeliharanya nilai-nilai moral dan
orang lain. Jatuhnya harkat dan harga diri
terwujudnya keharmonisan sosial. Dalam
akan
Islam,
menjerumuskan
perbuatan
hina.
manusia
Tindakan
pada
dalam
kehidupan
Islam
tidak
hanya
terpenuhimya
dikatakan
berumah
kebutuhan
sejahtera
terpenuhinya
merupakan kehinaan, baik dari sisi manusia
terpenuhinya
maupun dari sisi Allah SWT.
individu baik sandang, pangan, papan, pendidikan
kriteria.
apabila
mengemis
Motivasi seseorang untuk bekerja
dua
dinilai
kebutuhan serta
Pertama,
pokok
kesehatannya.
setiap Kedua,
adalah agar mendapatkan penghasilan
terjaga dan terlindunginya agama,
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut
akal, keturunan dan harta. Manusia harus
65
jiwa,
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 menjaga dan menerapkan lima hal tersebut
keluarahan
menjadi satu kesatuan agar tercapai tujuan
Surabaya.
akhir sebagai manusia. Kesejahteraan tidak
II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
hanya
diukur
dari
segi
ekonomi
Kejawan
Putih
Tambak
PROPOSISI
saja
A. Pendapatan
melainkan dari segi maqashid syariah. Allah SWT telah menjadikan agama sebagai dinul
Allah SWT telah menentukan rezeki
kamil, agama yang sempurna. Islam telah
masing-masing setiap orang yang satu dan
mengatur seluruh aspek kehidupan dengan
yang
demikian,
bahwa
memerintahkan
kepada
adalah
mencari
dengan
dapat
kandungan
dikatakan
maqashid
syariah
kemaslahatan umat bersama. Kejawan adalah
putih
kawasan
lainnya. rezeki
Allah
SWT
telah
umatnya
agar
cara
bekerja.
Dengan bekerja manusia akan mendapat
tambak
pertambakan
tadinya
imbalan berupa gaji atau upah. Dengan
yang
adanya pendapatan dari bekerja manusia
berada di sebelah timur Surabaya. Saat ini
dapat
perkembangan kawasan kejawan putih
hidupnyadi dunia. Sebagai umat muslim
tambak
dengan
yang beriman diwajibkan untuk mencari
namanya kawasan ini dulunya di dominasi
rezeki di jalan yang sudah Allah tentukan.
dengan areal tambak dan penduduk yang
Jalan yang baik dan di ridhai oleh Allah SWT
bermata pencaharian sebagai nelayan.
untuk mendapatkan rezeki yang halal dan
Seiring dengan berjalannya waktu kawasan
barokah.
cukup
pesat,
sesuai
memenuhi
segala
kebutuhan
ini menjadi kawasan yang diminati para
Bekerja adalah hal yang diwajibkan
pemilik modal. Lembaga pendidikan Islam
dalam Islam untuk memenuhi kebutuhan
Hidayatullah dan Al Uswah adalah contoh
hidup
lembaga
pendidikan
di
mengajarkan bahwa janganlah manusia
kawasan
ini.Selain
pendidikan
hidup semata-mata hanya untuk akhirat
terdapat pula perumahan elite Pakuwon
saja namun agama Islam menganjurkan
City
adanya keseimbangan antara kehidupan
yang
yang
berada
lembaga
menyulap
tambak
menjadi
seseorang.
Agama
perumahan yang modern dan ramai. Sesuai
di dunia dan kehidupan di akhirat.
dengan
(Al-Hajj (22):50 :
latar
dipaparkan
belakang
pada
yang
telah
paragraph-paragraf
sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana
perbandingan
kesejahteraan perspektif maqashid syariah antara
pengusaha
dan
pegawai
Islam
di
66
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 fallażīnāamanū
wa'amilū
şşālihāti
lahum
mengabdi
maghfiratun warizqun karīm
kepada-Ku.
Aku
tidak
menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan
aku
tidak
menghendaki
supaya
“Maka orang-orang yang beriman dan
mereka memberi-Ku makan.Sesungguhnya
beramal saleh, bagi mereka ampunan dan
Allah Dialah Maha pemberi rezki yang
rezki yang mulia”
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”
Bekerja memiliki kaitannya dengan
Penjelasan mengenai ayat diatas
martabat manusia. Seorang yang telah
ialah
bekerja dan bersungguh-sungguh dalam
memberi tahu kepada manusia bahwa
pekerjaannya akan bertambah martabat
tujuan hidup manusia di dunia hanyalah
dan kemuliaannya. Sebaliknya, orang yang
untuk menyembah-Nya. Allah SWT tidak
tidak bekerja atau menganggur, selain
meminta
kehilangan martabat dan harga diri di
manusialah yang meminta rezeki, kekayaan
hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan
dan kemewahan dunia kepada-Nya. Oleh
orang lain. Jatuhnya harkat dan harga diri
karena
akan
banyaknya kepada Allah SWT dengan tidak
menjerumuskan
perbuatan
hina.
manusiapada
Tindakan
sesungguhnya
apapun
itu
Allah
dari
mintalah
SWT
telah
manusia,
rezeki
justru
sebanyak-
mengemis
lupa untuk senantiasa menyembah-Nya.
merupakan kehinaan, baik dari sisi manusia
Adapun pada surat Thaaha (20) ayat 130-
maupun dari sisi Allah SWT.
132, Allah berfirman mengenai rezeki, yaitu :
Allah berfirman dalam surat Adz-
Zariyat ayat 56-58, yaitu :
wamaa
khalaqtu
ljinna
wal-insa
illaa
liya'buduunmaa uriidu minhum min rizqin wamaa uriidu an yuth'imuun innallaaha
aku
manusia
tidak
menciptakan
melainkan
supaya
jin
huwa rrazzaaqu dzuu lquwwati lmatiin “Dan
fashbir 'alaa maa yaquuluuna wasabbih
dan
bihamdi rabbika qabla thuluu'i sysyamsi
mereka
waqabla ghuruubihaa wamin aanaa-illayli
67
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 fasabbih wa-athraafa nnahaari la'allaka
lembaran yang di dalamnya Allah SWT
tardaa walaa tamuddanna 'aynayka ilaa
telah mencatat semua peristiwa yang akan
maa matta'naa bihi azwaajan minhum
terjadi, dimulai dari penciptaan manusia
zahrata lhayaati ddunyaa linaftinahum fiihi
hingga hari pembalasan.
warizqu rabbika khayrun wa-abqaa wa’mur
Ketiga
ayat
diatas
menjelaskan
ahlaka bishshalaati wasthabir 'alayhaa laa
Islam mewajibkan setiap umatnya bekerja
nas-aluka
untuk mencari rezeki agar menghasilkan
rizqan
nahnu
narzuquka
wal'aaqibatu littaqwaa
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah telah memberi banyak
“Maka sabarlah kamu atas apa yang
kenikmatan dan kemudahan di dunia ini
mereka katakan, dan bertasbihlah dengan
untuk umatnya mencari rezeki yang halal.
memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari
Islam
dan sebelum terbenamnya dan bertasbih
mencari rezeki yang halal karena pekerjaan
pulalah pada waktu-waktu di malam hari
itu
dan
hari,
kehormatan dirinya. Adapun cara untuk
Dan
mendapatkan penghasilan adalah sebagai
janganlah kamu tujukan kedua matamu
pengusaha. Pengusaha adalah seseorang
kepada apa yang telah Kami berikan
yang
kepada golongan-golongan dari mereka,
mempekerjakan orang lain untuk bekerja
sebagai bunga kehidupan dunia untuk
dan mengendalikan sistem usaha yang
Kami
diciptakan. Rasulullah bersabda bahwa:
pada
supaya
waktu-waktu
kamu
cobai
merasa
mereka
di
siang
senang,
dengannya.
dan
memerintahkan adalah
umatnya
bagaikan
menciptakan
agar
memelihara
sebuah
usaha,
karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan
“Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya
lebih kekal. Dan perintahkanlah kepada
perdagangan
keluargamu
sembilan dari sepuluh pintu rezeki” (HR
mendirikan
shalat
dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami
tidak
meminta
rezki
itu
di
dunia
ini
adalah
Ahmad).
kepadamu,
Tetapi
untuk
mendapatkan
kamilah yang memberi rezki kepadamu.dan
penghasilan
tidak
hanya
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang
pengusaha,
menjadi
yang bertakwa.”
perusahaan atau di kantor pemerintahaan
pegawai
sebagai sebuah
pun akan mendapatkan penghasilan yang Dari
diatas,
akan memenuhi kebutuhan hidup dan
menerangkan mengenai konsep beribadah
kebutuhan rasa aman. Hal tersebut akan
dan
sesungguhnya
tercapai jika dalam mencari nafkah dan
telah dicatat oleh Allah SWT di lauhil
membelanjakannya sesuai dengan perintah
mahfuuzh. Lauhil mahfuuzh adalah sebuah
Allah SWT.
konsep
ketiga rezeki.Rezeki
ayat
68
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Pandangan kesejahteraan, 1.
Kesejahteraan Pada
dunia
dimana
mengenai
setiap
manusia
bertujuan mencapai kesejahteraan dalam
dasarnya
manusia
adalah
hidupnya,
namun
manusia
memiliki
makhluk sosial, baik kita suka atau tidak
pengertian yang berbeda-beda tentang
hampir semua yang kita lakukan dalam
kesejahteraan.
kehidupan kita berkaitan dengan orang
konvensional
lain. Kondisi sejahtera (well-being) biasanya
tujuan manusia memenuhi kebutuhannya
menunjuk pada istilah kesejahteran sosial
atas
(social
mencapai
welfare)
sebagai
kondisi
Dalam dapat
barang
ekonomi
disimpulkan
dan
jasa
kesejahteraan
bahwa
adalah
untuk
(well
being).
terpenuhinya kebutuhan material dan non
Manusia menginginkan kebahagiaan dan
material.
kesejahteraan dalam hidupnya dan untuk
Menurut
Midgley
(2000:xi)
mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai
inilah
“..a condition or state of human well-being.”
bekerja untuk mencapainya.
Kondisi
sejahtera
terjadi
manakala
manusia
Pada
berjuang
dasarnya
dengan
cara
kesejahteraan
kehidupan manusia aman dan bahagia
merupakan tujuan dasar setiap individu.
karena kebutuhan dasar gizi, kesehatan,
Widiastuti (2008:39) Dalam pemikian Islam,
pendidikan, sosial, tempat tinggal, dan
Islam menginginkan setiap individu untuk
pendapatan
memperhatikan
dapat
terpenuhi.
Serta
kesejahteraanya.
Oleh
manusia memperoleh perlindungan dari
karena itu yang mendasari kaum muslimin
resiko-resiko
dalam beraktivitas adalah perintah agama
utama
yang
mengancam
kehidupannya. Sejahtera
untuk diartikan
kesejahteraan
yang
nasib
berdimensi dunia akhirat. Semua aktivitas
yang baik, kesehatan, kebahagiaan, dan
yang menuju arah kesejahteraan umat
kemakmuran
(maslahah)
bermasyarakat,
dapat
mencapai
dalam
konteks
kesejahteraan
diartikan
organisasi
individu swasta
atau dan
keluarga
dari
negara
atau
dengan kebutuhan,
dan kebutuhan ini harus dipenuhi.
sebagai bantuan keuangan atau lainnya kepada
disebut
Tolak kesejahteraan
ukur suatu
untuk
melihat
masyarakat
atau
bangsa sering dipakai konsep GNP per
pemerintah dikarenakan kesulitan dalam
kapita,
memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena
dikembangkan lagi tolak ukur yang lebih
sebagian
memandang
kompleks yaitu Physical Quality of Life Index
dikatakan sejahtera apabila pendapatan
(PQLI) dan Human Development Index
keuangannya yang melebihi cukup.
(HDI). Menurut Morris dalam Todaro (2000)
besar
orang
namun
belakangan
ini
Indeks Kualitas Hidup Secara Fisik (PQLI,
69
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Physical Quality of Life Index) atau indeks
pembagian
gabungan terdiri atas tiga unsur pokok,
sehingga
yakni tingkat harapan hidup seseorang
setiap
selepas usia satu tahun (life expectancy at
individu berhak mendapatkan hak dan
age
bayi(infant
kewajibannya sesuai dengan apa yang
mortality), dan tingkat melek huruf (literacy).
telah ia kerjakan. Dan Islam melarang
Masing-masing
semua
1),
tingkat
kematian
indikator
itu
mengukur
kinerja pembangunan atau kesejahteraan masyarakat
suatu
skala
1
dari
negara
hingga
100.
dapat
individu.
yang
memenuhi Pada
kegiatan
kebutuhan
dasarnya
yang
adil
setiap
buruk
dan
berdampak pada kerusakan.
berdasarkan Angka
pendapatan
Shihab
1
(1996:407-408)
kebutuhan
biasa diartikan sebagai hasrat manusia
melambangkan kinerja terburuk, sedangkan
yang
kinerja terbaik akan diberi angka 100. Untuk
Kebutuhan
harapan hidup pada usia satu tahun,
bertingkat-tingkat, namun secara umum
angka 100 akan diberikan jika rata-rata usia
dapat
harapan hidup penduduk mencapai 77
dengan
tahun, sedangkan angka 1 diberikan jika
(dharuriyat), sekunder (hajiyat), dan tersier
rata-rata
(kamaliyat). Jenis kebutuhan kedua dan
usia
harapan
penduduk
mencapai 28 tahun.
perlu
dipenuhi
atau
dipuaskan.
bermacam-macam
dibagi tingkat
dalam
tiga
dan
jenis
sesuai
kepentingannya.
Primer
ketiga sangat beraneka ragam, dan dapat
Kaitannya dengan tingkat kematian
berbeda-beda
dari
seorang
dengan
bayi, batas kinerja yang dianggap paling
lainnya, namun kebutuhan primer sejak
tinggi akan mendapat nilai 100 adalah
dahulu hingga kini dapat dikatakan sama
apabila terjadi tingkat kematian itu 9 per
dan telah dirumuskan oleh pakar sebagai
1.000 kelahiran, sedangkan angka 1 akan
kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
diberikan apabila tingkat kematian bayi 229
Al-Qur’an
secara
tegas
per 1.000 kelahiran. Tingkat melek huruf,
menyebutkan ketiga macam kebutuhan
diukur langsung persentasenya dari angka 1
primer
sampai 100. Indeks gabungannya diperoleh
pertama
dengan
yakni
pemenuhannya sebelum manusia pertama
menjumlahkan ketiga skor tersebut lantas
itu menginjakkan kakinya di bumi. Ketika
dibagi dua.
Adam dan Hawa masih berada di Surga,
cara
yang
sederhana,
itu
dan
mengingatkan tentang
manusia keharusan
Allah mengingatkan mereka berdua dalam B.
Kesejahteraan Perspektif Islam
surah Taha [20] 117-119:
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang bertujuan untuk tercapainya kemaslahatan umat dengan menghendaki terwujudnya
70
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014
mereka berdua selaku suami-istri, tetapi
dalam
pernyataan bersusah payah dikemukakan
bentuk
tunggal
yaitu
ditujukan
kepada suami (Adam) saja. Jawabannya menurut mereka adalah, karena kebutuhan
sandang, pangan, dan papan, merupakan kebutuhan pria dan wanita (suami-istri),
faqulnā yā ādamu inna hāżā 'aduwwun
tetapi
laka walizawjika falā yukhrijannakumā mina
mencarainya berada di pundak suami
ljannati fatasyqā. inna lakallā tajū'a fīhā
sehingga
walā ta'rā
untuk mengikhtiarkannya.
kewajiban merupakan
Menurut “Maka
Kami
Sesungguhnya
berkata: ini
(iblis)
"Hai
Adam,
adalah
musuh
bersusah
payah
kewajiban
Manzoor
suami
(2000)
dalam
Diola (2011:33) beberapa dasar utama dari kebijakan kesejahteraan ekonomi syariah
bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali
antara lain, sebagai berikut:
janganlah sampai ia mengeluarkan kamu
1. Semua kekuasan adalah milik Allah
berdua dari surga, yang menyebabkan
dan Dia-lah pemilik sesungguhnya
kamu
atas
menjadi
celaka.
Sesungguhnya
kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan
tidak
akan
telanjang,
segalanya yang ada, seperti
yang tersirat pada surat Ar-Rum ayat
Dan
40 :
Sesungguhnya kamu tidak akan merasa
dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".”
Yang dimaksud dengan bersusah
payah adalah bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka yang di dunia tidak diperoleh tanpa kerja tetapi di surga telah
Al-laahul
di sediakan yaitu pangan atau dalam
razaqakum
bahasa ayat di atas “tidak lapar dan tidak dahaga”. “tidak
Sandang
telanjang”,
dilukiskan
dengan
sedangkan
papan
yuhyīkum
lażi
khalaqakum
śum-ma hal
min
śum-ma
yumītukum
śum-ma
syurakaa-ikum
may
yaf’alu min żaalikum min syai subhanahū wa ta’aalaa ‘am-maa yusyrīkun
diisyaratkan oleh kalimat “tidak disengat matahari”. Sementara ulama menganalisis mengapa peringatan ini ditujukan kepada
71
“Allah-lah
yang
menciptakan
kemudian
memberimu
rezki,
kamu,
kemudian
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 mematikanmu,
kemudian
5. Kekayaan harus selalu disisakan dalam
(kembali). Adakah di
penggunaannya, dalam beberapa hal
antara yang kamu sekutukan dengan Allah
menyimpan harta dan sumber daya
itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang
tidak bermanfaat.
menghidupkanmu
demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha
6. Larangan
Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.”
terhadap
bentuk
pemerasan ekonomi. Seperti contoh, Larangan
2. Manusia ditunjuk-Nya sebagai Khalifah (pemimpin) di bumi tapi
segala
terhadap
bunga.
Menghilangkan pemerasan dari struktur
bukanlah
keuangan ekonomi.
pemilik sesungguhnya atas apa yang
7. Menekankan
untuk
menghilangan
telah diberikan-Nya di dunia ini, hal ini
konflik atau perselisihan antar golongan
sesuai dengan surat Al-Baqarah ayat
dengan
cara
107.
perbedaan
keadaan
menghilangkan ekonomi
tiap
individu. 8. Mewariskan kekeyaan dengan cara membagikan
harta
setelah
kematian kepada ahli warisnya. 9. Kewajiban
memberi
Alam ta’lam ‘an-nal-laaha lahū mulkus-
menyumbangkan
samaawaati wal ‘ardi wa maa lakum min
harta
dūnil-laahi miw-waliy-yiw wa laa naşīr
dibagikan kepada fakir miskin.
pada
sebagian
tiap
individu
dan dari untuk
10. Keadilan ada dalam aturan Islam “Tiadakah kerajaan
kamu langit
mengetahui dan
bumi
dan hati.
bahwa
11. Tujuan
adalah
negara
harus
kepunyaan Allah?dan tiada bagimu selain
keadilan
Allah seorang pelindung maupun seorang
kedzalaman dan penindasan. 12. Tujuan
penolong.”
dan
menegakkan
negara
harus
menghilangkan
menggunakan
semua sumber daya dan kemampuan 3. Hal-hal duniawi yang telah dimiliki atau
rakyatnya untuk menegakkan syariah
diperoleh manusia adalah karunia dari
Islam yang baik dan pantas untuk
Allah. Oleh karena itu, orang yang
dilaksanakan. Dan semua berbahaya
kurang beruntung(dalam hal ekonomi)
dan jahat harus ditinggalkan. 13. Semua warga negara di negara Islam
juga harus membagikan hartanya. 4. Kekayaan
dapat
diperoleh
harus mempunyai hak yang sama.
tanpa
melanggar norma-norma Islam.
72
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 14. Kepemerintahan
harus
berdasarkan
Ekonomi kesejahteraan konvensional
atas kepercayaan dan semua urusan
hanya menekankan pada kesejahteraan
negara harus ditngani oleh orang-orang
material saja, tanpa adanya kesejahteraan
yang bisa dipercaya.
spiritual
15. Keadilan dan efisiensi pertimbangan
dan
moral.
kesejahteraan
ekonomi
dalam Islam adalah sebuah hasil dari
kesejahteraan yang
dasar-dasar
kesejahteraan
aktivitas
ekonomi
Tujuan Islam
ialah
menyeluruh, seperti
material,
spiritual
mengenai kepemilikan dan pnggunaan
kesejahteraan
sumber daya, dan penyaluran dari hasil
berdasarkan
akhir.
tetapi juga nilai moral dan spiritual, nilai
manusia
utama dalam
Konsep
syariah manifestasi
nilai
politik
ekonomi
bukan nilai
saja
ekonomi,
bagi
kegiatan
sosial
bidang
ekonomi
demikian ekonomi kesejahteraan syariah
diberikan dalam surat An-Nahl ayat 90:
dan
moral.
kesejahteraan
pemerintahan pada umumnya. Hal-hal
16. Pedoman
dan
utama
Islami.
Dengan
mempunyai konsep lebih komprehensif.
C. Maqashid Syariah Menurut
As-Shatibi,
maqashid
syariah terpenuhinya maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal,
yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aql), keluarga dan keturunan (nasl), dan material
(mal).
Kelimanya
merupakan
In-nal-laaha ya’ muru bil adli wal ihsaani
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
ītaa-i żal qurbaa wa yanhaa ‘anil fahsyaa-i
manusia agar dapat hidup bahagia di
wal munkari wal baghyi ya’izhukum la’al-
dunia dan di akhirat. Jika salah satu dari
lakum tażak-karūn
komponen tersebut tidak terpenuhi, maka kebahagiaan
“Sesungguhnya Berlaku
adil
Allah dan
menyuruh berbuat
hidup
juga
tidak
akan
tercapai dengan sempurna (P3EI,2008:5-6).
(kamu)
Sedangkan
kebajikan,
menurut
Ghazali,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
maqashid syariah merupakan bagian dari
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
fungsi kesejahteraan sosial dalam kerangka
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
hierarki utilitas individu dan sosial yang
kepadamu agar kamu dapat mengambil
meliputi
pelajaran.”
kesenangan atau kenyamanan (hajiyyat), dan
73
kebutuhan
kemewahan
(dharuriyyat),
(tahsiniyyat)
(Karim,
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 2007:62) yang kelimanya tersebut diatas
perbedaan, diantaranya adalah informan 3
tidak terlepas dari pemeliharaan lima fungsi
dan informan 4. Informan 3 dan informan 4
dasar kebutuhan manusia dalam mencapai
tidak pernah buka bersama dengan anak
maslahah.
yatim tetapi hanya memberikan takjil ke
Riyandono bahwa
(2009)
kebutuhan
menyatakan
masjid. Informan 3 dan Informan 4 juga
dibedakan
belum memiliki tabungan untuk naik haji.
manusia
menjadi 3 kebutuhan yaitu;
tSedangkan
dalam
meningkatkan
keimanan setiap informan memiliki jawaban 1. Kebutuhan Primer (dharuriyyat)
yang berbeda-beda. Ada yang berusaha
Tabel 1.
mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 3 bulan
Hirarki Kebutuhan Al Dhururiyyah
sekali, ada yang pergi ke pengajian dan kajian setiap minggu, ada yang selalu
1. Agama (Ad din)
melakukan perintah Allah SWT dengan taat, dan ada yang mendidik keluarga terutama
2. Jiwa (An Nafs)
anak-anak dengan prinsip agama yang kuat. Dalam melaksanakan sholat wajib
3. Akal (Al’aql)
informan
4. Keturunan (An Nasl)
berusaha
untuk
mengerjakan
dengan tepat waktu dan semua informan berusaha
5. Harta (Al Maal)
selalu
menjalankan
istiqomah
untuk
sunnah.
Semua
sholat
informan menyalurkan zakat, ada yang ke 2. Kebutuhan Skunder (Al Hajiyyah)
lembaga
zakat
3. Kebutuhan Tersier (At Tahsiniyyah)
menyalurkan
ada
zakatnya
yang
langsung
secara
personal
sesuai dengan ketentuan nisab masingIII.
masing. Untuk informan 1, dan informan 2
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN penelitian pada beberapa
memiliki
dan
mengenai
bersama anak yatim sedangkan informan 5
dari
segi
tidak pernah berbuka bersama dengan
maqashid syariah. Aspek yang pertama
anak yatim tetapi ketiga informan ini telah
adalah agama. Aspek ini dilihat dari segi
melaksanakan rukun Islam yang terakhir
rukun
yaitu naik haji.
Hasil pengusaha kesejahteraan
pegawai
yang
Islam.
dilihat
Menunjukkan
beberapa
agenda
rutin
untuk
berbuka
segi
Aspek maqashid syariah yang kedua
pengusaha. Dari aspek maqashid syariah
adalah jiwa. Pada aspek ini menunjukkan
yang
bahwa
perbedaan
diantaranya
pertama
sebagai
informan
pengusaha
dari
yang
memiliki
bekerja
beberapa
informan
tidak
memperhatikan kesehatannya ada yang
beberapa
74
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 tidak suka olahraga ada pula yang tidak
yang halal semata-mata untuk mengharap
memperhatikan
yang
ridho Allah SWT. Dari pendapatan yang
informan
didapat terdapat hak orang lain sehingga
sehat.
Tetapi
menu hampir
makanan semua
menjaga kebersihannya dan mewajibkan
wajib
anak laki-lakinya untuk sholat berjama’ah
informan ada yang memiliki pengeluaran
ke masjid.
khusus untuk bersedakah, adapula yang
Aspek maqashid syariah yang ke 3
untuk
di
sedekahkan.
Beberapa
mengeluarkan sedekahnya secara spontan.
adalah akal. Dalam hal ini informan 1, 2,
Kesejahteraan
yang
diukur
dari
dan 3 mewajibkan anak-anaknya untuk
maqashid syariah dilihat dari segi pegawai.
sekolah di sekolah yang berbasis agama
Aspek yang pertama adalah agama. Dilihat
Islam.
dari
Menurut
pendidikan
pendapat
agama
harus
mereka
diberikan
di
rukun
Islam
meningkatkan
yang
5.
keimanannya
Dalam setiap
lingkungan rumah dan lingkungan sekolah
informan memiliki caranya masing-masing.
agar pengetahuan tentang agama tidak
Ada yang bangun pada tengah malam
berkurang sedikitpun. Pengetahuan umum
untuk melakukan sholat tahajud, ada yang
dan pengetahuan agama harus seimbang
mengajarkan
agar anak memiliki prinsip yang kuat dalam
selalu menanamkan nilai kebaikan, ada
menjalankan hidupnya. Sedangkan untuk
yang selalu mentaati segala perintah-Nya,
informan 4 dan 5 hanya mewajibkan anak-
rutin menghadiri pengajian dan mengaji
anaknya
setiap
bersekolah
di
sekolah
yang
hari
pada
sesudah
keluarganya
sholat.
untuk
Sedangkan
berbasis agama ketika anak-anak mereka
dalam melaksanakan sholat wajib semua
masih TK dan SD karena menurut pendapat
informan
mereka pendidikan agama cukup diberikan
hanya saja terkadang tidak dapat untuk
oleh orang tua di rumah dan diberikan
sholat
sewaktu sekolah dasar agar sewaktu ke
bekerja dan banyaknya pekerjaan. Dalam
jenjang sekolah yang berikutnya anak bisa
melakukan sholat sunnah hampir semua
lebih berfikir secara umum dan luas.
informan berusaha untuk selalu istiqomah
Aspek
yang
keempat
adalah
dalam
tidak
tepat
pernah
melewatkannya
waktu dikarenakan waktu
melaksanakannya.
Dalam
keturunan, dalam menjaga keturunannya
melaksanakan zakat, informan 6 hanya
semua
menyalurkan
informan
membekali
dan
zakat
fitrah
dikarenakan
mengajarkan kepada anak-anaknya nilai-
informan 6 belum bisa membayar zakat mal
nilai prinsip agama Islam agar terciptanya
yang sesuai dengan nisabnya. Sedangkan
generasi yang lebih baik dari sebelumnya.
untuk informan yang lain menyalurkan zakat
Aspek yang terakhir adalah harta
mal sesuai dengan nisabnya beberapa ada
dalam hal semua informan mencari nafkah
yang melalui lembaga zakat tetapi lebih
75
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 sering
menyalurkan
secara
berlatar belakang agama. Setiap informan
langsung atau ke masjid. Sedangkan untuk
memiliki alasan masing-masing, informan 6
berbuka
mengutamakan sekolah anak berdasarkan
semua
bersama informan
zakatnya
anak
yatim
jarang
hampir
melakukannya
jarak
tempuh
dari
sekolah
dikarenakan
bersama
instansi
biaya tambahan untuk pengeluaran bensin,
tempat informan bekerja. Dan untuk rukun
informan 7 dan 9 memilih sekolah yang
Islam yang terakhir informan 6 dan 8 belum
berbasis
mempersiapkan tabungan khusus
untuk
pendapat
naik haji, sedangkan informan yang lain
sangatlah
sudah menyiapkan baik dari segi materi
lingkungan anak, seperti di sekolah dan di
dan mentalnya untuk menunaikan ibadah
rumah. Sedangkan informan 8 dan 10
haji.
mengatakan bahwa pengetahuan agama
yatim
dengan
Aspek yang kedua adalah jiwa
agama
tidak
ke
hanya sesekali jika ada acara berbuka anak
agar
rumah
mengeluarkan
dikarenakan
mereka
menurut
pendidikan
agama
diberikan
pada
penting
cukup dari bimbingan orang tua dirumah,
dalam hal ini ada informan yang tidak
untuk
memperhatikan
dapatkan dari sekolah karena tidak semua
kesehatannya
dengan
pengetahuan
menu makanan sehat, ada pula yang rutin
pengetahuan umum, jadi seimbang antara
berolah raga dan menjaga pola makanan,
pengetahuan umum dan pengetahuan
dan ada juga yang tidak memperhatikan
agama untuk anak.
dimiliki
kesibukan
yang
masing-masing
informan
dan
kepeduliannya
terhadap
Aspek keturunan,
mengajarkan
di
orang
dikarenakan
dapat
bisa
jarang berolahraga, tetapi memperhatikan
keduanya
tua
umum
ilmu
yang
selanjutnya
adalah
setiap
keluarga
pasti
kesehatan
mengharapkan generasi selanjutnya yang
masing-masing. Selain itu informan 9 dan 10
lebih baik maka dari itu sebagai kepala
mengaku bahwa karena kesibukan masing-
keluarga
masing mengakibatkan waktu berkumpul
memberikan pandang hidup dilihat dari sisi
dengan keluarga menjadi berkurang.
agama maupun sisi umum agar seimbang
semua
informan
selalu
Aspek yang ketiga adalah akal,
antara dunia dan akhirat. Aspek maqashid
dalam memilih pendidikan anak, informan 6
syariah yang terakhir adalah harta. Pada
memilih pendidikan anak berdasarkan jarak
aspek ini informan mencari nafkah di jalan
tempuh
anak
dari
ke
sekolah,
yang halal semata-mata untuk membiayai
7 dan 9
memilih
kebutuhan
keluarga
pendidikan anak yang berbasis agama,
mengharap
ridho
dan informan 8 dan 10 tidak mengharuskan
informan berpendapat bahwa dari segala
anaknya untuk sekolah di sekolah yang
rezeki yang di dapat terdapat hak dari
sedangkan informan
rumah
76
Allah
dan SWT.
dengan Semua
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 saudara-saudara muslim sehingga wajib
Kerja dan Perkembangan Usaha
untuk di sedekahkan.
Tani
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Keluarga Petani Kabupaten Kota di
A.
Provinsi
Simpulan Kesamaan antara pengusaha dan
Padi
Serta
Nusa
Kesejahteraan
Tenggara
Dalam Perspektif Islam. Disertasi
pegawai ialah dalam hal keturunan. Para
tidak
pengusaha
Universitas Airlangga.
dan
pegawai
senantiasa
memberikan arahan-arahan tentang dasar-
diterbitkan.
Kepribadian
prinsip
dengan
kuat
dalam
menjalankan
kehidupan dan memberikan pandanganpandangan
hidup
supaya
1.
(Teori
Pendekatan
Motivasi
Kebutuhan
Manusia). Jakarta. PT. PBP
menjadikan
Al-Qur’an Tafsir dan Terjemahannya. 1978.
generasi yang lebih baik.
Bandung: Firma Sumatra Bandung
Hasil penelitian menunjukkan tidak
Lembaga Penterjemah dan Tafsir
terjadi kesenjangan kesejahteraan dalam
Al-Qur’an.
hal materi (Al-Maal) antara pengusaha dan
Badewi,
Zaki
Ahmad.
pegawai. Dengan demikian pengusaha
Mushthalahâtu
memiliki
Ijtimâ’iyyah,
kesejahteraan
secara
kebahagiaan batin lebih baik dibandingkan
1982.
Mu’jam
al-‘Ulûm (Beirut,
al-
Maktabah
Lubnan : New Impression)
dengan pegawai. B.
Pascasarjana
Abraham H. Maslow. 1994. Motivasi dan
dasar agama agar anak-anaknya memiliki yang
Barat
Bakri, Jaya Asyafri. 1996. Konsep Maqashid
Saran
Syari’ah menurut Syaitibi, Jakarta:
1. Bagi pemerintah untuk mendorong para pengusaha
agar
lebih
Raja Grafindo Persada.
terpenuhi
Basrowi.
2011.
Kewirausahaan
untuk
kesejahteraan lahir dan batinnya untuk
Perguruan Tinggi. Bogor. Ghalia
menjadi Indonesia yang seutuhnya.
Indonesia
3. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat
di
penelitian
gunakan
untuk
terhadap
Boediono.
melakukan
2002.
kesejahteraan
Jakarta : Pusat Bahasa Diola, Alfa. 2011. “Peran Baitul Maal Wat Tamwil
DAFTAR PUSTAKA
Bantuan Terhadap
BPFE.
Depdiknas.2008. Kamus Bahasa Indonesia,
penelitian yang lebih mendalam.
Hakim.
Mikro.
Yogyakarta
perspektif maqashid syariah dengan detail
Abdul,
Ekonomi
Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Anggota Pada BMT 2013.
Pengaruh
Langsung
Dana
–UGT SIDOGIRI di Kota Surabaya”.
Masyarakat
Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas
Penyerapan
Tenaga
77
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Ekonomi
dan
Bisnis,
Universitas
Airlangga,
Airlangga.
pada
kuliah Seminar Ekonomi Islam.
Djamil, Fathurrahman. 1995. Metode Ijtihad
Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi.
Majlis Tarjih Muhammadiyah.
Terjemahan oleh Misbah Zulfa
Jakarta: Logos Publishing House.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos
Heryawan, Ahmad. 2009. “Kesejahteraan dan
disampaikan
Ukurannya”,
Kerja Islami. Jakarta. Gema Insani.
(Online),
Widiastuti,
Tika.
2008,
“Dampak
(http://ahmadheryawan.blogspot.
terhadap
co.id/kesejahteraan-dan-ukuran,
masyarakat di beberapa negara
Diakses pada 1 april 2012)
muslim”.
Karim, Adiwarman. 2007. “Ekonomi Mikro
Tesis
kesejahteraan
tidak
diterbitkan.
Program Pasca Sarjana Universitas
Islami". EdisiKetiga. Jakarta: PT Raja
Indonesia.
Grafindo Persada.
Widjaja,
Michael P. Todoro. 2000. Ekonomi untuk
A.W.
2006.
Administrasi
Kepegawaian. Jakarta. Rajawali
Negara Berkembang. Jakarta. Bumi
Zadjuli, Suroso Imam. 2008. Prinsip-prinsip
Aksara
Ekonomi Islam. Surabaya: FE Unair
Midgley, James, Martin B. Tracydan Michelle Livermore (ed). The Hanbook of Social
Policy.
London
:
Page,
halaman xi Moleong, Lexy J.1988. Metodologi penelitian kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya Muhammad Quraish Syihab. Wawasan AlQur’an. Bandung : Mizan, 1996 Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2011 Tentang Kesejahteraan Sosial Riyandno,
tingkat
korupsi
Muhammad
Rasionalitas Program Fakultas
Nafik
H.
Konsumsi
Studi
Muslim.
Ekonomi
Ekonomi
2010. Islam,
Universitas
78