Citra Perusahaan Di Mata Masyarakat (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengukuran Citra PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu di Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu) Jernih Panjaitan 090904039 Abstrak Skripsi ini berjudul Citra Perusahaan di Mata Masyarakat (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengukuran Citra PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu di Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu). Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui kesan, kepercayaan dan sikap masyarakat Kelurahan Beras Basah terhadap citra PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori Public Relations, dan Teori Citra Perusahaan. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taroyamane .Sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 99 orang dengan teknik penarikan sampel purposive sampling dan Accidental , dimana peneliti membuat kriteria yang memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menerima dan menanggapi suatu informasi, dan respondenya bebas siapa saja dengan syarat memenuhi kriteria yang diantara populasi tersebut kebetulan ditemui untuk dijadikan sampel. Analisis terhadap data dilakukan untuk membuat kesimpulan dalam menggambarkan kesan, tingkat kepercayaan, dan sikap masyarakat Kelurahan Beras Basah terhadap PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa masyarakat cenderung memiliki kesan yang baik terhadap PT Pertamiana EP Field Pangkalan Susu melalui program pelayanan yang diberikan oleh perusahaan yang tetap menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan tetap menjaga keramahan lingkungan. Untuk kepercayaan dan sikap masyarakat mendapatkan hasil yang baik juga, walaupun ada beberapa responden yang mengatakan tidak baik dengan alasan terletak pada kelalaian kerja atau sistem kerja perusahaan yang dimana responden yang menjawab tidak baik berpendapat bahwa sisitem kerja perusahaan tidak laten terbukti keseringan terjadi kebocoran pipa yang sangat meresahkan warga terkhusus sekitar yang dekat pipa dan sumur bor produksi. Pendahuluan Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada tantangan dalam menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, atau abuabu(Soemirat2004:110). Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu, para personilnya kini jauh lebih dituntut untuk mampu menciptakan strategi komunikasi yang bagus demi menjaga reputasi atau citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya. Perusahaan atau organisasi mulai memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi perusahaan tidak hanya sekedar melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik yang negatif. Pentingnya citra sebuah perusahaan juga dikarenakan citra positif dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif kepada masyarakat yang menjadi publiknya baik internal maupun eksternal, sedangkan citra negatif sebaliknya. Citra positif dapat digunakan sebagai pelindung terhadap kesalahan kecil, seperti kesalahan pada kualitas yang bersifat teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat memperbesar kesalahan tersebut. Citra menggambarkan pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan. Tak sampai di situ citra juga mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen
atau dampak internal, dimana citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap kinerjanya di perusahaan. Semakin baik citra perusahaan dimata para karyawannya maka tingkat kenyamanan dalam perusahaan juga semakin baik. PT Pertamina EP bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas bumi. Perusahaan tersebut mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengolah wilayah kerja yang seluas ± 138.611 km2. Tantangan utama perusahaan tersebut saat ini adalah keberlanjutan perusahaan di sektor hulu migas, yaitu dalam menemukan lokasi cadangan minyak dan gas bumi baru. Hal itu menjadi penting karena perusahaan harus dapat mengimbangi porsi minyak dan gas bumi yang diproduksi dengan kebutuhan energi Indonesia. Selain itu, keberlanjutan perusahaan juga sangat tergantung kepada faktor sosial dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan operasinya, perusahaan senantiasa memperhatikan aspek lingkungan keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan lingkungan yang terintegrasi dengan melibatkan seluruh pihak demi terwujudnya kegiatan operasi yang efisien, andal, dan aman bagi lingkungan. Sesuai pernyataan diatas, keberlanjutan perusahaan tentunya memerlukan pencitraan yang positif yang dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan. Contohnya melalui kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu yang terdiri dari ; bidang Ekonomi (Pelatihan limbah Konveksi, Sulam Pita dan memasang aksesoris payet), bidang pendidikan (beasiswa, pengadaan sarana dan pra sarana sekolah seperti komputer, buku, meja, kursi dan juga sarana dan prasarana sekolah PAUD), kesehatan (bantuan susu dan makanan bagi bayi dan balita hingga pembinaan kader posyandu), Sosial (bantuan anak panti asuhan, kegiatan donor darah), lingkungan (penanaman 1000 pohon di wilayah operasi , Go Green), dan infrastruktur (renovasi Pasar). Selain melalui kegiatan CSR, perusahaan juga menjalin hubungan yang baik dengan para awak media dengan memberikan press release kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan. Selain itu staff humas Perusahaan juga terbuka terhadap informasi dan keluhan yang diberikan warga. Sosialisasi-sosialisasi juga turut menjadi agenda Perusahaan jika membuka sumur pengeboran minyak baru. Dengan berbagai kegiatan tersebut diharapkan mampu menaikkan citra perusahaan di mata masyarakatsekitar. Dalam menentukan citra perusahaan di mata masyarakat, digunakan indikator pengukuran citra perusahaan. Pengukuran citra perusahaan dilakukan agar perusahaan dapat mengevaluasi diri terhadap program-program yang dijalankan dan pelayanan-pelayanan yang ditawarkan. Peneliti tertarik melihat bagaimana citra perusahaan PT Pertamina EP Pangkalan Susu di mata masyarakat Kelurahan Beras Basah. Kelurahan Beras Basah wilayah yang tergolong ring satu (prioritas utama perusahaan) yang merupakan desa yang menjadi tempat kegiatan produksi perusahaan, desa yang secara langsung terkena dampak dari kegiatan operasi dan desa tempat keberadaan alat-alat produksi vital perusahaan. Dengan hal tersebut, peneliti memilih wilayah Kelurahan Beras Basah menjadi lokasi penelitian. Wilayah tersebut juga sudah mengetahui bahwa perusahaan telah menurun produktivitasnya yang ditambah dengan munculnya isu penutupan perusahaan. Sementara itu selama lebih kurang 115 tahun berdirinya tambang pengeboran minyak ini, Kelurahan Beras Basah tidak mengalami kemajuan yang signifikan. Namun peneliti melihat selama pelaksanaan PKL di PT Pertamina EP, perusahaan banyak melakukan program positif untuk masyarakat seperti pemberian sumbangan bagi warga yang mengajukan proposal bantuan, pelatihan keterampilan bagi warga, membuat press release sosialisasi sumur minyak baru, buka puasa bersama seluruh stakeholders serta berbagai kegiatan lainnya. Oleh sebab itu, peneliti berusaha melihat lebih jauh bagaimana citra PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu di mata masyarakat Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu. Kajian Literatur
Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling komplit dan rumit. Bagaimana tidak, komunikasi sudah berlangsung sejak manusia lahir, dilakukan secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas, namun ketika harus membujuk, membuat tulisan, mengemukakan pikiran dan menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan harapan kita, barulah disadari bahwa komunikasi adalah sesuatu yang sulit dan berbelit-belit. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ia ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia (Effendy, 2003:8). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi antar manusia yang saling berpengaruh dan mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002:20). Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain. Proses komunikasi ditujukan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif mensyaratkan adanya pertukaran informasi dan kesamaan makna antara komunikator dan komunikan. Seseorang berkomunikasi dengan orang lain dikatakan efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1996 : 23-28) setidak-tidaknya menimbulkan lima hal, yaitu: 1. Pengertian Penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dinyatakan efektif bila komunikan memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan komunikator. 2. Kesenangan Efektifitas komunikasi berkaitan langsung dengan perasaan senang antara komunikator - komunikan. 3. Mempengaruhi sikap komunikan Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi individu berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain paham akan pesan yang disampaikan. 4. Hubungan sosial yang lebih baik Kegagalan dalam berkomunikasi muncul karena gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari kesalahpahaman, ketika pesan tidak dipahami secara cermat. 5. Komunikasi melakukan tindakan yang diingini oleh komunikator Mc Cosky dan Knap (dalam Effendy,2003:64) dalam bukunya yang berjudul “An Art to An Interpersonal Communication” mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam situasi.
Public Relations (PR) Sering diungkapkan, betapa sulitnya untuk mendefenisikan PR secara memuaskan dan bisa diterima berbagai kalangan, sekaligus dapat mendeskripsikan PR secara utuh. Kesulitan membuat defenisi tersebut seperti menegaskan, bahwa PR memang bukan sekedar corong organisasi untuk berbicara kepada publiknya melalui media massa. Public Relations terdiri dari dua buah kata yaitu Public dan Relations. dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti
publik, kata kedua berarti hubungan. Jadi Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publiknya,. Istilah Publik sukar di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan samapai sekarang belum ada terjemahan khusus serta baku. Adapun pengertian public mengacu kepada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula. Banyak pakar yang telah mengemukakan pendapatnya tentang defenisi dan pengertian public relations. dalam defenisi kerja (working defenision) oleh International Public Relations Association (IPRA) terbitan Gold Paper Nomor 4 dengan judul A Model For Public Relations Education For Processing Practise, dinyatakan bahwa berbagai defenisi yang dikemukan para ahli atau pakar public relations, walaupun terdapat perbedaan umum ada persamaan arti. Menurut Institute of Public Relations mendefenisikan public relations sebagai berikut : “Public Relations adalah keseluruhan uapaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu perusahaan dengan segenap khlayaknya”. Hal ini berarti public relations adalah suatu rangkaian kegiatan kampanye atau program terpadu yang berlangsung secara berkesinambungan dan teratur sehingga mendapat pengertian dan pemahaman dari pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan dan memelihara pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat di dalamnya (Jefkins, 2004:9-10). Citra Perusahaan Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya (Jefkins, 1995: 19). Sedangkan hal-hal positif yang meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Ruslan, 1998: 66). Citra perusahaan yang baik tidak dapat dibeli tapi didapat oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi bagus umumnya memiliki enam hal, yaitu (Anggoro, 2000: 67) : Hubungan baik dengan pemuka masyarakat. Hubungan positif dengan pemerintah setempat. Resiko krisis yang lebih baik. Rasa kebanggaan dalam organisasi dan diantara khalayak sasaran. Saling pengertian antara khalayak sasaran baik internal maupun eksternal. Meningkatkan kesetiaan para staff perusahaan. Citra adalah tujuan utama sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai dalam dunia Public Relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (tangible) dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk, seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik. Secara logika, jika perusahaan sudah mengalami krisis kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka akan membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah. Pengukuran Citra Perusahaan Citra perusahaan menggambarkan sekumpulan kesan (impressions), kepercayaan (beliefs), dan sikap (attitudes), yang ada di dalam benak konsumen terhadap perusahaan. Pembentukan citra yang ada di dalam benak konsumen terhadap perusahaan dapat diukur dengan menggunakan indikator penilaian citra (Sutojo, 2004: 96) sebagai berikut, yakni : 1. Kesan
Kesan yang didapat oleh konsumen terhadap perusahaan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai alat pengukur citra. Kesan terhadap program, pelayanan dan sebagainya dapat melihat bagaimana citra perusahaan di mata masyarakat. 2. Kepercayaan Kepercayaan timbul karena adanya suatu rasa percaya kepada pihak lain yang memang memiliki kualitas yang dapat mengikat dirinya, seperti tindakannya yang konsisten, kompeten, jujur, adil, bertanggung jawab, suka membantu dan rendah hati. Kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan diimplementasikan dari kredibilitas perusahaan dan kepedulian perusahaan pada pelanggan yang ditujukan melalui performance perusahaan pada pengalaman melakukan hubungan dengan pelanggan. 3. Sikap Indikator lain dari pengukuran citra perusahaan adalah sikap, dimana sikap masyarakat dapat menunjukkan bagaimana sebenarnya masyarakat menilai suatu perusahaan. Jika masyarakat bersikap baik, maka citra perusahaan itu baik. Sebaliknya, jika sikap yang ditunjukkan negatif, berarti citra perusahaan tersebut juga kurang di mata masyarakat. Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dan berlangsung dengan cara: Komponen kognitif yaitu sikap yang menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber. Komponen afektif yaitu mengggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan itu merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afek mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu produk apakah baik atau buruk, “disukai” atau “tidak disukai”. Perasaan dan emosi seseorang tersebut terutama ditujukan kepada produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-atribut yang dimiliki produk. Komponen konatif menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap. Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya terjadi. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang menggambarkan suatu situasi, proses atau gejala-gejala tertentu yang diamati. Penelitian ini berupaya menggambarkan dan mengamati suatu peristiwa melalui prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan ataupun melukiskan keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Dalam hal ini, penelitian ini berupaya menggambarkan citra PT Pertamina EP Pangkalan Susu di masyarakat Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu dengan melihat kesan, kepercayaan dan sikap masyarakat terhadap PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Pangkalan Susu tepatnya di Kelurahan Beras Basah. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga kelurahan Beras Basah kecamatan Pangkalan Susu yang berjumlah 10222 penduduk.Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut sebanyak 99 orang dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Adapun teknik penarikan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah : a)Purposive Sampling merupakan teknik penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Adapun kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini yakni : (1)berusia 15 tahun keatas yang sudah berdominsili di tempat penelitian selama kurang lebih 5 tahun. Dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut seseorang dapat dikategorikan dewasa dan memiliki
kemandirian serta memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menerima dan menanggapi suatu informasi sehingga keinginan untuk merealisasikan pemikiran (yaitu opini) cukup besar. (2)warga yang tidak tergolong karyawan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. b)Accidental Sampling yaitu teknik dengan cara memilih siapa saja diantara populasi tersebut yang kebetulan ditemui untuk dijadikan sampel. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, internet dan sebagainya. 2. Penelitian Lapangan Pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian pengumpulan data dari responden meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden menggunakan “Wawancara Terstruktur” adalah model pertanyaan yang memberikan jawaban yang telah disusun untuk dipilih oleh responden atau mengggunakan “Projective Questioner” adalah alat ukur yang bersifat tertutup, maksudnya tinggal memilih jawaban dari pertanyaan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, adapun teknik analisis data menggunakan program “SPSS 16 For Windows” karena dinilai sangat membantu untuk melakukan analisis dan interpretasi data. Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan persentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995: 226). Data-data yang terkumpul diproses sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan, kemudian ditabulasi dan dianalisis. Selanjutnya peneliti akan melakukan pembahasan dan menginterpretasikannya. Hasil Dari hasil penelitian 99 responden terdapat 14 responden (14,1%) yang memiliki kesan sangat baik terhadap kualitas PT Pertamina EP Pangkalan Susu dalam menjalankan operasi perusahaan, 67 responden (67,7%) yang memiliki kesan baik, dan 18 responden (18,2%) yang memiliki kesan kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kelurahan Beras Basah cenderung memiliki kesan baik terhadap Perusahaan baik terhadap para pegawai dan sistem operasi perusahaan. Beberapa responden beralasan mereka memiliki kesan yang baik karena hubungan dengan para pegawai yang sebagian besar juga tinggal di daerah kelurahan Beras Basah cukup baik dan membantu perekonomian masyarakat. Selain itu, perusahaan juga jarang merugikan masyarakat banyak dan selalu berupaya menjaga keamanan daerah tersebut sejak 115 tahun lalu. Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki kesan tidak baik beralasan bahwa sering membuat warga resah akibat kelalaian sistem kerja perusahaan yang menyebabkan pipa bocor terkhusus bagi warga yang dekat dengan sumur bor produksi yang menyebabkan tanaman mereka sering rusak. Dari hasil penelitian 99 responden terdapat 6 responden (6,1%) yang memiliki kepercayaan telah melakukan pelayanan yang baik, 66 responden (66,7%) yang memilih percaya ,dan 27 responden (27,3%) yang memilih tidak percaya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kelurahan Beras Basah cenderung memiliki kepercayaan bahwa perusahan menjalankan pelayanan yang baik. Beberapa responden yang mengatakan percaya (72,8 %) berpendapat bahwa mereka percaya perusahaan melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik karena mereka ikut terlibat dalam kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan merasakan terbantu dari segala program pelayanan yang dikerjakan oleh perusahaan. Responden yang mengatakan tidak percaya (27,3 %) berpendapat mereka tidak
pernah sekalipun mendapat atau ikut serta dalam kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan bahkan mendengar adanya kegiatan yang dilakukan perusahaan tidak pernah dan pelayanan yang dilakukan perusahaan sering meresahkan masyarakat. Dari hasil penelitian 99 responden terdapat 20 responden (20,2%) yang memilih sangat khawatir terhadap berhentinya sistem operasi perusahaan, 39 responden (39,4%) yang memilih khawatir ,dan 40 responden (40,4%) yang memilih tidak khawatir. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kelurahan Beras Basah cenderung khawatir (59,6%) terhadap berhentinya sistem operasi perusahaan. Beberapa responden yang merasa khawatir berpendapat perusahaan tutup akan berdampak bagi pendapatan mereka terkhusus para pedagang sekitar perusahaan, karena sebagian besar yang menjadi pelanggan daganganya adalah rata-rata karyawan perusahaan dan akan banyak warga yang tidak memiliki pekerjaan lagi dan wilayah tersebut akan menjadi sepi, warga yang khawatir tersebut adalah para pedagang dan keluarga yang bekerja di perusahaan tersebut. Responden yang mengatakan tidak khawatir ( 40,4%) berpendapat perusahaan buka atau tutup tidak berdampak bagi mereka, karena selama perusahaan beroperasi tidak ada berpengaruh bagi mereka, bahkan bagi warga yang memiliki kebun dan kolam ikan merasa senang perusahaan tidak beroperasi lagi. PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu adalah perusahaan Pertambangan tertua milik pemerintah yang berlokasi di region Sumatera Utara tepatnya di Pangkalan Susu. Sebagai perusahaan negara, Pertamina harus senantiasa dapat menjaga bahkan meningkatkan citra melalui program pelayanan yang disediakan. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Citra merupakan tujuan dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai. Walaupun citra merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis, namun wujudnya dapat dirasakan dari hasil penelitian baik dan buruk yang datang dari khalayak atau masyarakat luas. Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 99 orang responden untuk menganalisis pendapat masyarakat di Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu terhadap citra PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu yang diukur dari kesan, kepecayaan dan sikap. peneliti menganalisis jawaban responden dengan menggunakan analisis tabel tunggal. Dari keseluruhan tabel tunggal yang telah dianalisis, dapat digambarkan bahwa masyarakat Kelurahan Beras Basah sebagian besar memiliki kesan, kepercayaan dan sikap yang baik terhadap PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Terbukti dari hasil penelitian bahwa masyarakat Kelurahan Beras Basah cenderung masyarakat tersebut memiliki kesan baik dengan alasan beberapa responden mengatakan bahwa hubungan mereka dengan para pegawai yang sebagian besar juga tinggal di daerah kelurahan Beras Basah terjalin cukup baik. Selain itu, perusahaan juga jarang merugikan masyarakat banyak dan selalu berupaya menjaga keamanan daerah tersebut sejak 115 tahun lalu dan juga berpendapat bahwa sistem kerja perusahaan selama perusahaan beroperasi berjalan dengan baik, tidak merugikan masyarakat dan bahkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat . Namun, titik ketidakpuasan masyarakat terletak pada kelalaian kerja atau sistem kerja perusahaan yang dimana responden yang menjawab tidak baik berpendapat bahwa sisitem kerja perusahaan tidak laten terbukti keseringan terjadi kebocoran pipa yang sangat meresahkan warga terkhusus sekitar yang dekat pipa dan sumur bor produksi. Kepercayaan masyarakat berdasarkan hasil penelitian, dimana Kelurahan Beras Basah cenderung percaya terhadap pelayanan yang dikerjakan perusahaan. Perusahaan cenderung memiliki kepercayaan bahwa perusahan tetap menjaga keberlangsungan lingkungan yang sehat dan terjaga dan menjalankan tugas dengan baik. Responden yang mengatakan percaya berpendapat bahwa
selama perusahaan beroperasi tidak pernah merasa dirugikan oleh perusahaan baik dari segi keamanan lingkungan maupun kesehatan dan juga tetap percaya bahwa perusahaan akan tetap beroperasi, beberapa responden yang tidak percaya berpendapat bahwa perusahaan telah merugikan mereka terkhusus warga yang memiliki kebun dan kolam ikan, mereka mengatakan tanaman mereka rusak dan ikan sering mati akibat polusi udara ataupun limbah perusahaan. Sikap masyarakat yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian cenderung khawatir terhadap isu tutupnya perusahaan, yang dimana beberapa responden berpendapat perusahaan tutup akan berdampak bagi pendapatan mereka terkhusus para pedagang sekitar perusahaan, karena sebagian besar yang menjadi pelanggan daganganya adalah rata-rata karyawan perusahaan dan akan banyak warga yang tidak memiliki pekerjaan lagi dan wilayah tersebut akan menjadi sepi, warga yang khawatir tersebut adalah para pedagang dan keluarga yang bekerja di perusahaan tersebut sedangkan responden yang mengatakan tidak khawatir berpendapat perusahaan buka atau tutup tidak berdampak bagi mereka, karena selama perusahaan beroperasi tidak ada berpengaruh bagi mereka, dan bahkan bagi warga yang memiliki kebun dan kolam ikan merasa senang perusahaan tidak beroperasi lagi. Dan untuk masalah pengetahuan masyarakat terhadap identitas perusahaan masih lumayan banyak masyarakat Kelurahan Beras Basah tidak mengetahui identitas perusahaan tersebut itu tandanya perusahaan kurang publikasi keseluruh masyarakat tentang identitas perusahaan tersebut. Sama halnya dengan PT Pertamina EP Pangkalan Susu yang berupaya melaksanakan program dan pelayanan yang baik sebagai perusahaan yang turut serta memberdayakan lingkungan sekitarnya terhadap segala program dan pelayanan yang dikerjakan perusahaan dalam pemebentukan citra di masyarakat Kelurahan Beras Basah. Namun setiap tindakan manusia tidak akan pernah sempurna, pasti selalu terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pelayanan yang dilakukan PT Pertamina EP Pangkalan Susu maupun perusahaan lain namun hal terpenting adalah bagaimana perusahaan atau lembaga berupaya dalam memberdayakan lingkungannya sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap “ Pengukuran Citra Perusahaan ” yang dilakukan di Kelurahan Beras Besah, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan persepsi masyarakat maka kesan yang terbentuk di masyarakat Kelurahan Beras Basah bahwa masyarakat tersebut telah memiliki kesan yang baik terhadap PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Hal ini dapat dilihat dari kesan masyarakat Kelurahan Beras Basah yang sebagian besar memiliki kesan baik terhadap pelayanan yang diprogramkan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Terbukti dari kegiatankegiatan tersebut tidak sedikit yang mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat tersebut dan juga tentang keamanan lingkungan. Hal ini juga disebabkan karena perusahaan tetap menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat seperti menjaga keramahan dan keamanan lingkungan. Sementara responden yang memiliki kesan yang tidak baik beralasan bahwa titik ketidakpuasan masyarakat terletak pada kelalaian kerja atau sistem kerja perusahaan yang dimana responden yang menjawab tidak baik berpendapat bahwa sisitem kerja perusahaan tidak laten terbukti keseringan terjadi kebocoran pipa yang sangat meresahkan warga terkhusus sekitar yang dekat pipa dan sumur bor produksi. 2. Masyarakat Kelurahan Beras Basah telah memiliki kepercayaan yang baik terhadap PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Terbukti dari hasil penelitian, rata-rata masyarakat Kelurahan Beras Basah telah memiliki pengetahuan yang baik terhadap program dan pelayanan yang sudah diberikan perusahaan, sistem kerja yang menciptakan keramahan dan keamanan lingkungan dan juga tetap percaya perusahaan tetap beroperasi sekalipun
ada isu perusahaan tutup karena produksi minyak yang drastis menurun. Sebagian responden yang mengatakan tidak percaya rata-rata beralasan bahwa perusahaan telah merugikan mereka terkhusus warga yang memiliki kebun dan kolam ikan, mereka mengatakan tanaman mereka rusak dan ikan sering mati akibat polusi udara ataupun limbah perusahaan. 3. Sikap masyarakat terhadap PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu rata-rata memiliki sikap yang baik dan peduli terhadap perusahaan. Terbukti dari pengetahuan mereka terhadap pelayanan yang diadakan perusahaan, dan juga kekhawatiran mereka terhadap isu-isu PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu yang diisukan akan tutup atau tidak beropersi lagi yang membuat mereka resah terkhusus para pedagang sekitar area perusahaan, karena sebagian besar pendapatan mereka didapat dari karyawan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Walaupun, ada beberapa masyrakat memiliki sikap yang tidak baik (tidak peduli) terhadap perusahaan dengan beberapa alasan yang mengatakan tidak puas dengan bantuan yang diterima dan ada juga yang mengatakan tidak khawatir perusahaan tutup karena tidak ada pengaruhnya bagi mereka jalan atau tidaknya perusahaan. Saran Melalui penelitian ini, peneliti merumuskan beberapa saran terkait opini masyarakat terhadap citra perusahaan yang kiranya dapat menjadi masukan yang membangun bagi perusahaan atau kelompok usaha, pribadi, maupun secara umum. Adapun saran tersebut adalah : 1. Keberadaan perusahaan tidak akan pernah terlepas dari lingkungan yang ada disekitarnya. Eksistensi suatu lembaga usaha dinilai berhasil apabila perusahaan tersebut mampu mensejahterakan masyarakat sekitar. Dengan demikian kiranya perusahaan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu dapat membentuk citra positif yang lebih baik lagi di masa yang akan datang agar kegiatan tersebut tidak hanya sebatas aktivitas.Akan tetapi, dapat memberi makna, pelajaran, bahkan perubahan bagi masyarakat 2. Penyuluhan dengan tujuan penyebaran informasi sangat penting untuk dilakukan oleh lembaga pelaksana kegiatan khususnya PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Oleh karena itu, kiranya perusahaan dapat menyebarkan informasi mengenai keluhan masyarakat. 3. Sebaiknya perusahaan harus meningkatkan kinerja dalam mensosialisasikan kepada masyarakat singkatan “EP” dari perubahan nama perusahaan menjadi PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu yang ditetapkan tahun 2005. 4. Sebaiknya perusahaan mampu menetralkan persepsi masyarakat terhadap isu tutupnya perusahaan,supaya tidak ada timbul informasi yang tidak benar tentang perusahaan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Referensi Abdurrachman, Oemi. 1995. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit Anggoro, Lingar. 2000. Teori Profesi Kehumasan. Bandung: Bumi Aksara Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Jakarta: Kencana Cangara,Hafied.2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada Chulsum, Umi dan Windy Novia. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko Cutlip, Scott M,et al. 2009. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Effendy, Onong Uchana. 2003 Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra AdityaBakti Hawkins, et all.2000. Consumer Behaviour Building Marketing Strategy. Mc. Graw hill
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Jefkins, Frank.2004. Public Relations. Jakarta: Erlangga Lubis, Suwardi.1998. Metode Penelitian Komunikasi. Medan : USU Press Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Picton, D, A. Broderick. 2001. Integrated Marketing Communications. Canada : LexisNexis Purba, Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pustaka Bangsa Press Ruslan,Rosady.2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Shirley, Harrison.1995. Public Relations: An Inroduction. Thomson Learning Silalahi, Ulber.2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama Singarimbun,Mesri,dan Sofian Effendy.2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta:PT. Pustaka LP3S Indonesia
Soemirat, Soleh-Elivinaro Ardianto.2004. Dasar-dasar Public Relations.Bandung: Rosdakarya Soeratno. 2000. Metodologi Riset Khusus. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Suhandang, Kustadi. 2004. Membangun Citra Perusahaan; Sebuah Sarana Penunjang Keberhasilan Pemasaran. Jakarta : Damar Mulia Pustaka. Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta : Damar Mulia Pustaka Sumber lain : www.pertamina.ep.pangkalansusu.co.id (diakses pada hari Senin , 4 febuari 2013 pukul 19.00 WIB) http://id.wikipedia.org/wiki/citra (diakses pada hari Rabu, 6 Febuari 2013 pukul 19.00 WIB) http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2186960-teori-stimulusorganisme-response/#ixzz1cjfgwLEG (diakses pada hari senin , 27 Januari pukul 18.35 WIB) http://ilmukomunikasi.blogspot.com/2008/02/s-o-r-theory.html (diakses pada hari Senin 4 Maret 2013 pukul 18.30 WIB
