Sahabat Daihatsu, elajah keindahan alam Indonesia dalam rentang eksplorasi pulau Sumatera hingga Sabang, terbalut dalam sebuah petualangan tim Daihatsu. Mengusung tema petualangan “Terios 7-Wonders”, 3 unit Daihatsu Terios Hi-Grade Type TX AT dan TX MT menjelajahi alam Indonesia nan eksotis. Perjalanan ini merupakan sebuah penggambar an brand Terios sebagai “Sahabat Petualang” sejati. Pulau Sumatera yang menjadi target petualangan selain terkenal dengan keindahan alamnya juga terkenal sebagai penghasil kopi berkualitas, dan sejalan dengan tema perjalanan “Sumatera Coffee Paradise”. Selama perjalanan, tim Terios 7-Wonders mengunjungi 7 spot kopi yang terkenal Amelia Tjandra di Sumatera. Dalam perjalanan SUV 7-Seater Terios, teruji ketangguhannya di medan yang menyuguhkan karakter jalan yang bervariasi. Namun berkat ground clearence yang tinggi disertai dengan performa mesin 1.500 cc, kenyamanan berkendarapun dapat diraih. Begitu pula dengan kenyamanan di dalam kabin. Steering wheels with audio switch, menjadi salah satu fitur penunjang kenyamanan selama berkendara. Melalui booklet ini kami mengajak Sahabat Daihatsu untuk menikmati petualangan panjang dan penuh rintangan yang telah dilakukan oleh tim Terios 7 Wonder. Akhir kata, kami ucapkan Selamat menikmati cerita keindahan dan petualangan kebun kopi yang ada di Sumatera, Indonesia.
J
R ISI A T F DA 3
Pengantar
14-15 Nikmatnya Kopi Bengkulu
4-5
Preparasi Optimal Ekpedisi
16-17 Parade Foto
6-7
Aroma Luwak Menyeruak
8-9
Lahat Kian Ramah
10-11 Pesona Kearifan Alam 12-13 Kota Kopi Andalas
18-19 Mengembalikan Pamor Kopi Yang Hilang 20-21 Aromanya Hingga Mancanegara 22-23 Finish di Titik Nol (Kilometer)
24-25 Kopi Tubruk dan Teknik Jungkir Balik 26-27 Luwak Indonesia Untuk Dunia 28-29 Berbagai Cara Menikmati Cita Rasa 30
Berbagi & Bersyukur
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 3
N IAPA S R E P
Persiapan matang memulai perjalanan eksotis mengeksplorasi kekayaan kopi Sumatera. Tidak sekedar preparasi Terios, akomodasi barang bawaan ekstra dan tim menjadi menu memulai ekpedisi
Preparasi Optimal Ekpedisi
Tips PERSIA PAN PERJALAN AN
1 2
Cek mobil d i bengkel resmi Siapkan toolset standar, pet a, buku manual, no mor telpon penting Barang yang sering digunakan da posisi mud taruh paah ambil Barang ekst ra taruh di roofbox
3 4
P
erjalanan panjang hingga 15 hari butuh persiapan matang, (11 – 25 Oktober). Tidak kurang perjalan sejauh 3600 kilometer bakal dilakoni tim. Apalagi Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise, Daihatsu menyiapkan 3 unit Terios Hi-Grade terdiri 2 TX bertransmisi matik dan TX manual. Secara teknis, persiapan ketiga Terios langsung ditangani oleh bengkel resmi Daihatsu. Bukan apa-apa, performa dipu-
4 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
lihkan kembali untuk perjalanan panjang menembus Bumi Andalas. Sekitar 2 hari, preparasi di bengkel. Selesai? Tentu saja belum. Tidak hanya performa Terios, persiapan untuk mengakomodasi barang bawaan tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise menjadi menu selanjutnya. Peralatan dan perlengkapan selama perjalanan menjadi prioritas. Konfigurasi 7-seater dimaksimalkan. Bangku baris
ke-3 diperuntukkan mengakomodasi barang. Tidak bisa dibilang sedikit barang bawaan yang diangkut. Maklum, tim ekspedisi ini meliputi media cetak, elektronik hingga on-line hadir di sini. Bisa dibayangkan Bahkan 2 unit Terios sengaja dipasangi roof box dan roof bag untuk mengakomodasi barang ekstra. Penataan barang seefektif dan seefiensi mungkin menjadi menu. Prioritas
serta penataan barang apik tetap mengutamakan safety dalam perjalanan. Manajemen perjalanan serta memantau kondisi aktual di berbagai titik juga tetap menjadi perhatian. Koordinasi serta kerja sama antarpersonil mutlak dibutuhkan. Pun demikian logistik untuk penunjang ekspedisi. Singkatnya, 10 Oktober tepat pu-
kul 10 pagi di Vehicle Logistic Center Daihatsu, Jakarta, tim resmi dilepas oleh manajemen PT Astra Daihatsu Motor termasuk Amelia Tjandra (Marketing Director PT ADM), Elvina Afny (Customer Satisfaction & Value Chain Division Head) dan Rokky Irvayandi (Promotion Department Head PT ADM). Terios pun siap menjelajah alam eksotis Bumi Andalas...l Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 5
Liwa 1. Kopi
S
etelah lepas dari Bakauheni, tim bergerak menuju Bandar Lampung menjelang Subuh. Rombongan Terios sukses melewati hadangan truk dan bus lintas Suma tera selepas Bakauheni. Liwa, Lampung menjadi target awal tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Menjelang sore, tim sudah masuk Liwa. Aura kopi sudah mulai terasa memasuki kota ini. Atribut serta wa rung kopi bertebaran di berbagai sudut kota. Perkebunan kopi rakyat mulai tampak sepanjang Liwa – Danau Ranau. Jalan menyempit dan mulai menanjak sesaat memasukki Liwa. Performa mesin 3SZ-VE cukup liat. Akselerasi
Kopi Liwa target pertama tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Kopi aroma dan luwak siap menggoda bagi pecintanya
Aroma Luwak Menyeruak
6 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
begitu mumpuni menjelajah rute Liwa – Danau Ranau yang notabene pebukitan hijau, penuh hamparan perkebunan rakyat. Terios seolah tak pernah kehabisan nafas. Kami sempat menginap di pinggiran Danau Ranau setelah menempuh perjalanan sepanjang 525 kilometer dari Jakarta. Eksotisme serta pemandangan indah danau tidak luput kami nikmati sebelum berinteraksi dengan petani kopi. Sentra pengolahan kopi KUD Karya Utama di Sipatuhu menjadi menu awal ekspedisi ini. Kelompok tani kopi begitu konsisten mengembangkan bisnis ini. Paling gres, kopi beraroma ginseng dan pinang yang dikembangkan. Inilah inovasi mereka. Apalagi aroma tambahan itu, diklaim punya khasiat yang berkaitan dengan ke sehatan tentunya. “Untuk proses sangrai, mesin oven ini membutuhkan suhu hingga 190 derajat untuk mencapai kualitas dan warna yang diinginkan. Sementara pencampuran ginseng atau pinang disesuaikan kebutuhan saat masuk oven tadi,” papar Muhammad Khodis, petani sekaligus pe ngurus koperasi ini. Puas dengan proses pengolahan tadi, kini kopi Luwak menjadi menu selanjutnya. Istimewanya, masih sekitar sentra kopi Danau Ranau mengkhususkan luwak. Beruntungnya, kami menyaksikan langsung beberapa luwak atau musang liar yang diberdayakan oleh petani ini.
Tidak semua biji kopi dimakan oleh luwak. Hanya biji kopi pilihan dan punya kualitas terbaiklah yang dimakan. Cara mudah menentukan biji kopi terbaik bisa tampak dari warna merah dan tenggelam saat hendak direndam. Bila sang musang sudah memakan biji terbaik, setidaknya minimal 6 jam kemudian, setelah mengalami fermentasi di dalam pencernaannya, dikeluarkan kembali via feses dalam bentuk sekumpulan biji. Pembersihan dan pengeringan
kembali menjadi langkah selanjutnya sebelum dikirim ke pengolah kopi dan siap dipasarkan. “Selain pasar lokal sekitar, kami juga kerap memasok berbagai hotel di Jakarta. Harganya satu kilogram bisa mencapai Rp 1,9 juta,” tukas Sangkut sapaan akrab A. Hidayat. Jelas harga sepadan dengan produksi yang dihasilkan. Bisa Anda bayangkan, selebritis nasional dan internasional begitu gandrung oleh aroma dan rasa kopi luwak. l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 7
S
Lahat Kian Ramah Lahat i p o K 2.
Lahat berubah wajah. Kini, Lahat lebih ramah menyambut tamu dan kopi menjadi sarana pertemanan
8 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
empat agak khawatir saat hendak menuju Lahat. Maklum, citra Lahat yang kurang aman masih mengiang di benak kami. Cerita atau mitos tentang Lahat seolah terhapus sesaat memasukki Lahat menjelang pukul 20.00. Infrastruktur jalan dan penerangan lampu kota begitu bersahabat. Citra buruk Lahat perlahan pudar melihat kondisi di lapangan. Sekali lagi, ketiga Terios yang mengusung mesin 3SZ-VE 4 silinder memudahkan tim menjelajah menuju Lahat. Istimewanya lagi, kami disambut hangat oleh Bupati Lahat, Haji Saifudin Aswari Riva’i dan staf. Lagi-lagi, kopi menjadi teman yang baik. Bahkan, secangkir kopi tadi, kami bisa langsung melihat cara pengolahan dari si penjual. Kamipun kian akrab, nongkrong bareng di salah sudut jalan dekat pasar lama Lahat. Bahkan masyarakat setempat pun turut serta kongkowkongkow kami dan ritual minum kopi mencairkan suasana. “Lahat sudah berubah. Citra buruk mulai ditanggalkan dan masyarakat mulai terbuka dengan tamu dari luar. Kami sejalan dengan tim Terios 7 Wonders untuk mengangkat kembali kopi Lahat yang sempat kondang,” tukas Aswari yang juga offroader. Esoknya, kami menyambangi home industri pengolahan kopi tradisional milik privatir. Sang pemilik, Zahari Cikman memulai industri ini sejak 1980. Masuk ke dalam, proses pengolahannya begitu sederhana namun tidak meninggalkan aroma khas kopi Lahat. Mulai dari bahan baku pembakaran batok kelapa, proses berendang (sangrai) hingga penggilingan
sampai 2 kali untuk mendapatkan kopi yang siap saji. “Penentuan kualitas kopi bisa lewat kadar kering bijinya. Umumnya dari petani kadarnya mulai dari 15% hingga 17%. Butuh pengering annya, 4 hingga 6 hari dari petani. Kami masih menerima pasokan dari sejumlah sentra perkebunan seperti Mula, Perangai, Gumai dan lainnya,” papar Zahari Cikman. Namun demikian, pemasarannya hingga keluar Lahat seperti Rajabasa, Palembang dan lainnya. Untuk produksi, Pak Cikman mampu me ngolah kopi hingga 100 kilogram/ hari. Hampir sebagian keluarga dan tetangga membantu proses pemilihan hingga packing dilakukan secara rutin. Upaya pak Bupati dan Cikman mengembalikan kejayaan kopi Lahat memang butuh dukungan semua pihak. Setidaknya, langkah mereka memberikan kebanggaan serta menga ngkat peri kehidupan masyarakat, terutama petani kopi. l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 9
Pesona alam dan hamparan perkebunan kopi menjadi daya tarik Pagar Alam. Tim tidak mau melewatkan keelokannya
Pesona Kearifan Alam lam agar A P i p o K 3.
S
engaja, kami beranjak menjelang siang menuju Pagar Alam yang hanya berjarak hanya 48 kilometer dari Lahat. Pagar Alam merupakan masuk dalam wilayah Lahat sebelum memekarkan diri 11 tahun yang lalu. Pesona alam dan trek pun mulai menantang. Performa Terios mulai mendapat ujian. Jalan berkelok dan berbukit plus bebatuan menjadi menu. Untungnya, suspensi Terios mampu meredam itu dan perjalanan
10 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
tetap nyaman. Udara sejuk serta pemandangan alam hijau mendominasi Pagar Alam. Sepintas guratan alam mengingatkan Puncak Jawa Barat tempo dulu yang segar nan sejuk. Sesaat tiba di Pagar Alam, kami singgah di salah satu kedai makan, Kedai 88. Tidak lupa, sajian kopi menjadi pilihan. Sembari menikmati kudapan, aroma kopi begitu menggoda. Kopi Pagar Alam asli, aromanya khas dan lebih lembut saat diminum. Bagi penggemar kopi, kenikmatan dan rasanya tidak bisa dilupakan. Hamparan kebun kopi membentang di lereng Gunung Dempo dan kopi menjadi komoditi andalan Pagar Alam. Kami penasaran segera ke salah satu perkebunan kopi khas ini. Memang bukan saat tepat berkunjung. Maklum bukan momen panen. Namun demikian bukan berarti, para petani penggarap kopi melakukan aktivitas di luar momen itu. “Meki tidak tiap hari, kami menjaga kondisi pohon seperti daun yang sehat dan tidak jarang memetik biji kopi yang ranum. Kalau saat
panen, kami bisa mencapai 5 keranjang/orang,” cerita Ambiak, petani asal Pagar Alam. Usai memetik, bukan berarti pro ses kopi selesai. Utamanya perihal memisahkan biji dan cangkangnya. Beruntung, kami diajak melihat pro ses pemisahan biji dan cangkangnya. “Sehari bisa memroses sekitar 100 kilogram dan hanya 60 kilogram yang dihasilkan. Sementara sisanya, kami jadikan pupuk untuk kesuburan tanah,” papar Alpian. Puas menyaksikan proses pemisahan biji dan cangkangnya, kami langsung diundang untuk makan siang oleh tuan rumah di tepi sungai. Bukan perkara mudah menuju lokasi. Ketiga Terios mesti melintas genang an air sungai dan jalan tidak rata. Toh, inilah sensasinya. Saung di pinggir sungai, tim makan siang. Suara alam serta gemercik arus su ngai menemani makan siang spesial kami. Sekali lagi aroma kopi Pagar Alam tidak alpa disuguhkan menemani kami usai makan siang spesial itu. Mantap. l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 11
t mpa E i op g 4. K awan L
K
opi menjadi komoditi andal an masyarakat kota Empat Lawang. Sentra kopi membuat kabupaten ini begitu melekat. Setiap sudut desa hingga kota, kopi menjadi “bahasa gaul” masyarakatnya. Kopi dan dikenal dengan kawo begitu lekat. Tidak heran, kalau biji kopi menjadi lambang kabupaten yang baru berusia 5 tahun. Pemerintah daerah cukup getol mendorong dalam mengembangkan industri kopi. Lebih jauh, pemda setempat
membuat motif batik berlatar kopi menjadi keunikan tersendiri. Kawo Emass (Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan Sejahtera) menjadi tagline kota. Asyiknya lagi, sepanjang perjalanan di Empat Lawang tidak sepi dengan alunan musik. Apalagi kendali instrumen audio bisa diope rasikan via lingkar kemudi oleh driver (Audio steering Switch). “Kopi Empat Lawang begitu istimewa. Kopi disini merupakan persilangan kopi jenis Arabika dan Robusta. Aroma dan rasanya khas
Kota Kopi Andalas
Ini dia kota kopi asal Sumatera. Bukan sekadar slogan belaka. Kota Empat Lawang memang identik dengan hal itu
Empat Lawang,” tukas Anang yang juga petani penggarap kopi. Sementara sentra perkebunan kopi di Empat Lawang tersebar di sejumlah lokasi. Salah satunya di Desa Linggis Talang Kupang yang tetap setia dengan kopi. Dari ge nerasi ke generasi, masyarakatnya merupakan petani kopi. Sejurus dengan itu, Empat Lawang memberikan lahan industri berkaitan kopi. Bahkan pemda se tempat mendirikan gedung khusus untuk kopi dari berbagai wilayah di Empat Lawang. Tidak hanya itu, kreativitas masyarakat disokong seperti peng
12 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
rajin kayu dari pohon kopi. Berbagai kerajinan pohon kopi dimaksimalkan menjadi jualan dari daerah ini. Hebatnya, bahan bakunya berasal dari pohon kopi yang tidak produktif. Bahkan bahan baku ini diklaim kuat dan bisa dibuat motif berbagai model. “Kami sering diajak dari pameran ke pameran memperkenalkan
produk ini. Hanya saja untuk produk berdimensi agak besar, kami kesulit an dalam packing dan pengirimannya,” papar Lukman Al Hakim, Perajin batang pohon kopi dari Empat Lawang. Inilah menjadi pekerjaan rumah sekaligus memajukan perekonomian secara umum masyarakat kota kopi asal Sumatera ini. l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 13
rup u C 5.
P
erforma Daihatsu Terios mendapat ujian. Tidak hanya performa, handling Terios siap mendapat tantangan dengan melintas jalan Pagar Alam – Kepahiang – Curup. Toh, Daihatsu membekali Electronic Power System (EPS) membuat kemudi ringan dan memudahkan saat handling dan bermanuver. Jalan meliak liuk tidak menjadi masalah saat ketiga Terios menjelajah hingga ke kota Rafllesia Arnoldi. Kami pun mampir sejenak di salah satu kedai makan dekat pasar. Kedai makan di sini memang didominasi asal Minang. Namun, tidak untuk soal menyeruput kopi. Kopi lokal menjadi primadona di berbagai sudut kota ini. Sekali lagi, kopi menjadi pilihan warga untuk sekadar melepas penat. “Kopi asli sini banyak disukai war-
Kopi Curup atau lebih dikenal dengan Kopi Bengkulu tidak alpa disambang tim. Di sini pula performa Terios kembali diuji
Nikmatnya Kopi Bengkulu
ga setempat. Rasanya yang khas dan ampasnya bisa diseduh kembali,” jelas Yusneti, pejaga kedai makan di Kepahiang, Bengkulu. Puas kongkow sambil menyeruput kopi, sentra perkebunan dan pengolahan kopi Curup menjadi kunjungan tim berikutnya. Kopi menjadi komoditi andalan masyarakat Kepahiangan dan Curup. Hamparan
14 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
kebun kopi sudah tidak asing di sini. Tidak heran, kopi menjadi motor perekonomian masyarakat desa. Selanjutnya, industri menengah pun hadir memroses perkopian warga. Seperti yang dikelola perusahaan kopi, Sari Rejeki yang memproduksi merek Kipas. Tidak hanya mempro ses kopi hingga menjadi bubuk, packing dalam segala ukuran sudah
bisa dilakukan di tempat ini. “Selain di Bengkulu dan sekitarnya, kopi kami sudah dipasarkan juga di Lahat, Lampung, hingga Padang. Kami meminta dukungan pihak terkait, untuk memasarkan lebih luas lagi mengenalkan kopi Curup ini ke publik,” tukas Julianti, pemilik gerai Kopi Kipas asal Curup, Bengkulu. Bagaimana? l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 15
parade foto
Tim melintasi tugu kota Bireun, NAD
Keagungan dan keteduhan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Lembah dan ngarai di Sumatera menjadi pesona dan tantangan
Trek semi-offroad menjadi menu selama perjalanan
16 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
Pesona pantai barat Sumatera tidak alpa dieksplorasi
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 17
ing l i a ndtal a M 6. Na
Sambutlah kopi bersejarah dari Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara. Tim mencari fakta di lapangan sekaligus menelusuri keunikan dan karakteristiknya
Mengembalikan Pamor Kopi Yang Hilang
I
nilah rute terpanjang, 628 kilometer dan melelahkan tim. Bagaimana tidak, rute Bengkulu menuju Bukit Tinggi ditempuh nyaris seharian penuh. Jelas, butuh performa ekstra Terios dalam menjelajah trek yang beragam. Ground clearance yang tinggi khas SUV memudahkan Terios melibat segala ragam medan di lapangan. Mulai dari pantai hingga pegunungan, komplet dilahap ketiga Terios ini. Dan Mandailing, lokasi yang dituju selanjutnya. Menurut catatan sejarah, bangsa Belanda telah menjejakkan kaki dan membawa kopi di wilayah ini sejak tahun 1699. Hingga tahun 1878, kopi Mandailing begitu kondang hingga mancanegara (Tuanku Rao : LKIS). Kecamatan Pakantan menjadi sentra pengembangan kopi yang dikembangkan Negeri Kincir Angin ini. Bisa dibilang, Kopi Mandailing Natal merupakan industri pertama kopi di Bumi Andalas. Kopi yang dikembangkan merupakan jenis arabika yang sesuai dengan kondisi alam Mandailing. Hamparan perkebunan kopi rakyat berada di atas ketinggian di atas 1.200 meter dari permukaan laut (DPL). Sayangnya, pelan tapi pasti, Kopi Mandailing meredup pamornya. Padahal, dahulunya, kopi
18 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
ini menjadi andalan ekspor hingga Eropa terutama Austria. Kami singgah sejenak di kedai kopi untuk lebih mengenal Kopi Mandailing dan menelusuri jejak yang hilang. Sejumlah warga bercengkerama sambil menyeruput kopi di kedai itu. Pembicaraan ringan hingga hangat menjadi topik yang tiada habisnya sembari ditemani secangkir kopi. “Kopi Mandailing harum kali baunya dan mantaplah Bang. Sebagian besar, kopi arabika menjadi pilihan untuk ngopi di sini ,” tukas Martua Raja Batubara, pemilik kedai kopi. Selepas ngopi, kami bergegas menuju salah satu perkebunan kopi Mandailing dan diantar kolega kami,
Bang Lelo. Bukan perkara mudah, untuk menuju ke lokasi. Jaraknya 25 kilometer dari kedai kami singgah. Jalan sempit dan berlubang mendominasi menuju perkebunan rakyat. Akhirnya, kami sampai di desa Langgamtama Simpang Banyak Mandailing yang diapit perbukitan rindang. Kamipun langsung diajak me ngunjungi perkebunan rakyat yang berada di perbukitan hijau. Jalur semi-offroad mesti dilakoni ketiga Daihatsu Terios. Beberapa kilometer melintasi semak belukar dan jalan tanah, akhirnya tim sampai d perkebunan. “Ada lahan 50 hektar perkebun an yang dikelola rakyat. Sementara
area di bukit lainnya terdapat area 150 hektar perkebunan kopi yang dikembangkan oleh warga Australia. Kopi jenis Arabika atau kopi Godang sebutan warga setempat, favorit warga di sini,” papar Achmad, salah petani kopi asal Simpang Banyak Mandailing. Perkebunannya begitu sederhana dan konvensional. Kami melihat, perkebunan kopi di sini masih bisa dimaksimalkan. Hal ini butuh dukungan semua pihak mengembalikan pamor kopi Mandailing ke publik. Setidaknya, potensi dan karakteristik itu masih ada di Kopi Mandailing. Ayo bangkit Kopi Mandailing, sebarkan aromamu…l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 19
n go n ke Ta . 7
Aromanya Hingga Mancanegara Sambutlah Kopi Takengon atau lebih kondang Kopi Gayo. Aroma dan cita rasa begitu khas dan berkualitas. Sejurus dengan itu, Terios mendapat ujian berat sesungguhnya
T
idak sekadar lokal, Kopi Gayo sudah kondang hingga mancanegara. Inilah kopi kebanggaan Aceh. Letak geografis serta pengolahan detail dalam pemrosesan membuat Kopi Gayo begitu berkarakter. Tidak heran, kalau masa kolonial Belanda hingga Jepang, komoditi kopi menjadi andalan yang dikembangkan.
20 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
Kopi bak harta berharga yang terpendam dari Bumi Serambi Mekkah. Tidak heran, kopi dan masyarakat begitu bertautan. Sepanjang jalan di Aceh, kedai kopi bermunculan. Budaya ngopi tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Aceh. Dan sentra kopi berasal dari Takengon. Tidak mudah untuk mencapai Takengon. Terios mesti diuji kean-
dalan performanya untuk bisa me nembus lokasi. Rute Medan – Langsa – Bireun – Bener Meriah – Takengon. Jalan berbukit dan berliku menjadi menu Daihatsu Terios. Keandalan suspensi teruji di sini. Ubahan suspensi termasuk peredaman dan shock absorber baik depan maupun belakang terbukti ampuh melibasi trek ini. Seluruh kru plus bawaan ekstra mampu terakomodasi oleh sosok Terios. Menjelang lokasi, Terios masih mendapat rintangan. Kali ini, rute light offroad Oregon di Takengon menjadi tantangan. Sekedar informasi, trek Oregon menjadi “ajang” uji kehebatan komunitas 4WD se tempat. Dan Terios yang notabene berpenggerak 2WD mencoba tantangan itu. Pelan tapi pasti, ketiga Terios mampu melibati jalur Oregon. Kian manis, perjuangan tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise langsung dihadapkan pemandang an eksotis, hamparan Danau Laut Tawar nan indah membayar tuntas perjalanan menantang ini. Hijau dan sejuk menyapa kami di Takengon. Kini, komoditi kopi tetap menjadi mesin uang masyarakat Takengon. Kopi jenis Arabika mendominasi perkebunan yang mem-
butuhkan tingkat ketinggian di atas 1.300 meter dari permukaan laut. Bahkan gerai kopi dunia dipasok dari Kopi Gayo. Kami berkunjung ke salah satu sentra Kopi Gayo, Ketiara di Ta kengon. Kopi menjadi industri yang menjanjikan. Mulai dari koperasi, usaha dagang (UD) hingga perusahaan terbatas hadir mengelola industri ini. Tidak jarang, buyer dari lokal hingga mancanegara langsung datang untuk bertransaksi. Untuk menjaga kualitas, laboratorium serta upaya menjaga mutu menjadi hal mutlak. Bahkan tester andal bersertifikat hadir untuk menjaga hal itu. Maklum, untuk pasar mancanegara, butuh kestabilan dan karakter rasa dan mutu kopi itu sendiri. “Pasar ekspor Eropa atau Amerika mesti punya rasa sendiri dan mutu tentunya. Kami mesti menjaga itu mulai dari pemrosesan hingga packing kopi,” tukas Bambang Wijayanto, pengelola Ketiara Takengon. Tetap tebarkan aroma dan cita rasamu, Kopi Gayo ke seantero du nia…l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 21
l No er k i t Tit ome Kil
finish di Titik Nol (Kilometer)
Inilah akhir perjalanan Sahabat Petualang hingga kembali ke Titik Nol Kilometer, di mana batas negara Republik Indonesia dimulai
22 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
A
khirnya, Sahabat Petualang melabuh di titik Nol Kilometer. Inilah perjalanan Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise berakhir di Pulau Weh Kabupaten Sabang Nangroe Aceh Darusallam . Daihatsu (PT Astra Daihatsu Motor) menjadi APM pertama yang sukses menjejakkan kaki kali pertama di ujung Negeri Serambi Mekkah. Ketiga Terios sukses menjelajah hingga 3.657,1 kilometer. Inilah pijakan atau langkah awal, secara geografis sebuah bangsa dimulai. Di beberapa negara, Kilometer Nol (juga ditulis km 0) atau sebutan dalam bahasa lainnya, me rupakan sebuah lokasi (umumnya di ibukota negara), dimana jarak secara
tradisional diukur. (Wikipedia) Terdapat prasasti posisi geografis Lintang: 05o 54’ 21.42” LU. Bujur: 95o 13’ 00.50” BT. Tinggi: 43.6 Meter (MSL). Posisi Geografis dalam Ellipsoid WGS 84” tertoreh dalam batu granit. Lokasinya, di kawasan Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Butuh waktu 45 menit menuju lokasi selepas pelabuhan Sabang. Monumen ini menjadi sejarah kehadiran Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise dan manajemen Astra Daihatsu Motor menjejakkan kaki di sini. Rasa kebangsaan pun membuncah. Monumen inilah yang menjadi simbol perekat bangsa Indonesia yang terkenal dengan slogan “Dari Sabang Sampai Merauke”. “Selain menguak surganya kopi, perjalanan membuktikan Daihatsu Terios tangguh berkendara di segala medan. Meski disiksa menjelajah alam Sumatera, Terios tetap tangguh hingga sukses di titik nol
kilometer di Sabang,” tukas Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor. Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis KM-0 Indonesia tersebut diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Prasati kedua menjelaskan posisi geografis tempat ini yaitu 05 54” 21,99 Lintang Utara - 95 12” 59,02” Bujur Timur. Data teknis berdirinya tugu ini tertoreh di atas lempeng batu granit yang menyebutkan “Posisi Geografis Kilometer 0 Indonesia, Sabang. Lintang: 05o 54’ 21.42” LU. Bujur: 95o 13’ 00.50” BT. Tinggi: 43.6 Meter (MSL). Posisi Geografis dalam Ellipsoid WGS 84”. Pekikan sejarah sang proklamator, Bung Karno, “Dari Sabang Sampai Merauke” seolah kembali menggema sekaligus menegaskan rasa kebanggaan sebagai bangsa. Yup, dari Titik Nol Kilometer inilah penegasan kebangsaan kembali membuncah. l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 23
m ga Kopi a R m u Min
Kopi Tubruk dan Teknik Jungkir Balik Tidak jelas betul mengapa kopi kasar yang diseduh dalam gelas belimbing (atau gelas lain) dengan air mendidih yang menghasilkan butiran kecil biji kopi di permukaannya disebut kopi tubruk.
H
al yang lumrah cara menghidangkan kopi di sejumlah daerah di ne geri ini sejak lama. Setelah diseduh dan diberi sedikit gula, ada yang menutup gelas untuk menjaga keharuman. Tetapi, tidak sedikit yang membiarkan bibir gelas terbuka untuk menghilangkan panas lebih cepat. Biasanya kopi diseruput lebih dahulu sebelum diminum sedikit demi sedikit. Di tempat lain, ditemukan cara menikmati kopi ini yang agak tidak lazim. Kopi yang sudah diseduh dalam gelas, dituangkan kembali ke piring kecil yang menjadi alas gelas. Lalu, kopi dinikmati dengan menyeruput langsung dari tepi piring, bukan dari gelas. Kopi yang diseruput melalui bibir piring ini memang terasa lebih adem dibandingkan jika menyeruputnya langsung dari bibir gelas. Teknik lain - karena belum ada pakemnya - mari kita sebut teknik jungkir balik. Gelas kecil yang biasanya digunakan sebagai alas, pada cara, ini berfungsi sebagai penutup bibir gelas, dengan posisi piring yang tengkurap. Setelah itu dengan cepat
24 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
gelas dan piring ini dibalik posisinya. Kini, posisi gelas terlentang di atas piring. Cara menikmatinya adalah dengan sedikit demi sedikit meng angkat gelas, sehingga kopi menggenangi piring kecil. Di Banda Aceh, kopi - yang disa ring kain mirip kaus kaki sepakbola - dicampur susu yang kemudian dioplos dengan cara unik. Teknik mencampur kopi ini menggunakan dua mug besar dari bahan alumunium di setiap tangan peracik yang berkali-kali me ngosongkan dan mengisi kopi dari satu mug ke mug lain. Setelah mengisi, satu mug diangkat ke arah atas mirip gerakan sedang menarik. Kopi ini di sebut juga kopi solong. Kalau Anda ke sana mampirlah menikmati suasana ngopi di kawasan Ule Kareng. Bahkan Yogyakarta pun punya style tersendiri. Bubuk kopi yang diseduh memang kopi biasa yang dibeli di pasar Beringharjo atau pasar lainnya. Cara menyeduhnya juga sama seperti kota lainnya. Tapi, tunggu dulu. Setelah diseduh, sepotong arang panas yang merah membara langsung diceburkan ke dalam kopi panas ini. Kepulan asap dan suaranya membuat sensasi
tersendiri di telinga. Itu sebabnya di sebut kopi jos. Rasanya? Silakan coba sendiri di Cangkringan, Yogyakarta. Kini, perkembangan teknologi berkaitan dengan kopi tidak ketinggalan. Diantaranya adalah memanfaatkan mesin membuat kopi (coffee maker) yang banyak digunakan oleh kedai kopi di mal dan pusat perbelanjaan. Atau dengan tabung vakum seperti ditemui tim ekspedisi saat berkunjung di sebuah koperasi di Bebesen, Take ngon, Aceh Tengah, NAD. Penyajian kopi di sini sedikit lebih rumit. Pertama, masukkan kopi yang sudah disangrai ke dalam sebuah alat untuk dihaluskan. Proses ini berlangsung dua kali: gilingan kasar dan gilingan halus. Berikutnya adalah menaruh kopi halus ke dalam sebuah tabung si linder. Lalu, kopi diseduh air panas yang sudah mendidih. Eit, jangan minum dulu, tunggu 5 menit. Sebuah alat mirip pompa dipasang untuk menekan cairan ini hingga menghasilkan kopi tanpa bubuk di bagian bawah. Nah, kopi hasil saringan inilah yang kemudian disajikan di dalam cangkir. l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 25
is en j nis opi e k J
Luwak Indonesia Untuk Dunia
Arabika Biji kopi yang dihasilkan Arabika berukuran kecil. Sementara pohonnya lebih tinggi dibanding jenis Robusta. Kopi jenis tumbuh subur sepanjang jalur Sumatera. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tiga meter di bawah suhu antara 18 derajat Celsius hingga 26 derajat Celsius. Untuk yang sudah masak berwarna hijau tua hingga merah gelap. Awalnya kopi ini berasal dari Etiopia. Perdu ini dapat tumbuh di daerah beriklim tropis di atas ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Perkebunan Mandailing, Kaban Jahe hingga Take ngon menjadi lahan subur kopi jenis ini.
Robusta Para penikmati kopi sejati, berterima kasihlah pada luwak karena telah menghasilkan kopi yang sungguh nikmat.
D
i alam liar yang menjadi habitatnya, mamalia ini mengkonsumsi apa saja yang ditemui. Apalagi jika sedang kelaparan. Tidak hanya buah kopi yang menjadi makanan favoritnya, luwak juga mengejar serangga kecil. Dengan berbagai jenis makanan dan pola makan seperti itu, Anda dapat membayangkan bagaimana kotoran yang dihasilkan dari anus binatang ini. Tetapi, justru ampas luwak inilah yang menjadi- glek- kotoran paling ditunggu, paling ma-
hal dan paling nikmat yang diburu penggemar sejati kopi di berbagai hotel di seluruh dunia. Bintang film Hollywood sekaliber Piala Oscar Jack Nicholson dan Morgan Freeman adalah dua diantaranya. Inilah salah satu jenis kopi terbaik yang banyak ditemukan oleh tim Terios 7 Wonders: Sumatra Coffee Paradise. Kopi jenis ini memang sangat mahal. Secangkirnya (atau sekitar 200 mililiter) di sebuah kafe di Eropa bisa berharga lebih dari $6 dolar (Rp 57 ribu). Luwak memang istimewa. Meng
26 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
andalkan instingnya yang kuat luwak memilih hanya buah terbaik. Kopi ini memang unik. Enzim di dalam pencernaanya memproses sendiri biji kopi untuk kemudian mengeluarkan biji kopi ini dalam keadaan utuh dalam gumpalan-gumpalan berupa kotoran. Biji kopi inilah yang kemudian dipanen untuk selanjutnya dicuci hingga bersih. Setelah itu, dijemur hingga kadar air berkurang hingga hanya 10%. Setelah itu, kopi boleh disangrai, lalu dihaluskan menjadi bubuk. Hmmmm. l
Sedangkan kopi Robusta yang nenek moyangnya berasal dari Kongo, Afrika, memiliki ukuran daun dan pohon relatif besar dengan buah yang juga lebih besar dibandingkan Arabika. Kariernya memang tidak sebagus kopi luwak atau Arabika. Kopi Robusta dikenal sebagai jenis kopi kelas dua, menawarkan rasa sedikit pahit dan asam. Dari pengalaman para petani kopi di beberapa tempat di Sumatera, luwak ternyata lebih doyan Arabika. Faktanya, saat ini Robusta maupun Arabika telah menghasilkan begitu banyak jenis minuman dengan berbagai campuran bahan (coffee blend) yang memiliki rasa dan aroma berbeda. Kopi ini umumnya berasal dari manca negara seperti black coffee, espresso, latte, caffè machiato, cappuccino, dry cappuccino, frappè, melya, kopi moka dan banyak lagi.
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 27
mpe opi s e k os an r P at bu
Berbagai Cara Menikmati Cita Rasa
Baik kopi arabika maupun robusta diproses dengan cara yang hampir sama. Di dalam proses ini, banyak hal berperan dan menjadi bagian penting. Mulai dari kualitas kopi, pelepasan kulit, penjemuran, menggoreng, penghalusan, proses kemasan dan seterusnya.
K
husus dalam proses peng gorengan (di beberapa tempat disebut sangrai) ikut ambil peranan juga variabel perasaan manusia yang menggi lingnya. Biji kopi tidak boleh terlalu matang dan lidah api harus dijaga merata. Di beberapa tempat yang ditemui Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise, proses ini dilakukan secara tradisional menggunakan molen dari bahan drum besi serta memanfaatkan api dari kayu bakar. Ada yang diputar manual dengan tangan. Tidak sedikit yang menggunakan mesin. Di dalam proses inilah rasa, aroma, warna serta kualitas biji kopi ditentukan. n Setelah membeli biji kopi, segera keluarkan dari kemasannya dan simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Bagusnya di dalam toples berpenutup agar aroma kopi tidak kabur. Jadi, perkirakan jumlah kopi yang dibeli sesuai kebutuhan. n Bila Anda membeli biji kopi usahakan untuk tidak menggilingnya di toko kopi. Biasanya mesin penggiling atau penghalus ini, sudah tidak steril karena begitu banyaknya jenis kopi yang digiling, sehingga membuat aroma kopi menjadi tidak jelas. Setelah menjadi bubuk pun, kopi harus berjuang melalui beberapa tahap sebelum siap diseruput. Banyak hal yang harus diperhatikan. n Untuk menghasilkan seduhan berkualitas premium, proses perebusan atau menyeduh bubuk kopi harus dilakukan dengan baik.
28 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
Kesalahan kecil dalam proses ini dapat mengurangi (bahkan menghilangkan) cita rasa kopi. Misalnya, menyeduh kopi dengan air yang titik didihnya kurang maksimal. Komposisi antara air, bubuk kopi dan gula (jika Anda mau) juga harus pas. n Jika Anda ingin mendapatkan kafein lebih banyak, cobalah menyeduh kopi tidak terlalu lama. Banyak kafein yang hilang dalam proses ini. Sebaliknya, kalau Anda lebih suka kadar kafein yang rendah boleh menjerang kopi agak lama. n Kafein ini memang membuat tubuh terasa segar dan bersema ngat. Namun, batas aman yang dito leransi ke dalam tubuh manusia per harinya adalah 100 mg hingga 150 mg. Karena itu, disarankan maksimal hanya meminum dua cangkir kopi dalam sehari.
n Disarankan juga untuk meminum kopi satu hingga satu setengah jam sesudah sarapan di pagi hari atau setelah makan siang. Terutama untuk kopi Arabika atau Robusta. Untuk kopi luwak, Anda dapat memi numnya pagi hari bahkan sebelum sarapan. Beberapa penikmat percaya secangkir kopi Robusta baik dinikmati pagi hari memberikan energi dan semangat yang meminumnya. Banyak orang yakin, meminum kopi Robusta yang dibubuhi sedikit garam di malam hari sanggup membuat mata tetap terjaga, sehingga menjadi teman yang oke untuk begadang. Setelah diseduh, diamkan bebe rapa saat agar kopi dapat berproses dengan baik bersama air mendidih sambil menunggu ampas turun. Rasakan sensasinya…l
Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise 29
re ca y su nit t a u ih mm a D co
Berbagi & Bersyukur
Sahabat Petualang tidak hanya menjelajah keindahan alam Andalas, tapi juga berbagi kepada sesama
P
erjalanan Terios 7 Wonders bukan sekadar menguak sentra kopi belaka di Bumi Andalas. Namun lebih dari itu, Sahabat Petualang juga berbagi kepada sesama sesuai konsep Corporate Social Responsbility (CSR). Aktivitas ini sejalan dengan perayaan 105 tahun Daihatsu. Setidaknya hal ini terlihat pada program CSR 105 UKM dan Posyandu sepanjang 2012. Kali ini dalam perjalanan ada 3 titik, tim berbagi, yakni di Bengkulu, Medan dan Aceh. Hari ke-6, Tim Terios 7-Wonders yang tiba di Bengkulu menyempatkan hadir pada acara CSR Daihatsu kepada lima Posyandu dan UKM yang dipusatkan di cabang Daihatsu jalan S Parman, Bengkulu. Kegiatan CSR ini dihadiri sejumlah pejabat Pemkot Bengkulu dan Daihatsu. Lima Posyandu yang menerima bantuan adalah Anak Bangsa, Mekar Sari, Damai, Flamboyan dan Candra. Sedangkan UMKM yang mendapat bantuan adalah Tiara, Ikan Pais “Ibu Jumi”, Jepara Maju, Keripik Ikan EZ dan Kopi Bubuk Mandela. Usai CSR, Sahabat Petualang menyambangi beberapa lokasi bersejarah. Tempat tinggal Ibu Fatmawati Soekarno dan rumah pengasingan, Bung Karno tidak alpa kami kunjungi selain wisata kuliner. Sementara di Medan, Daihatsu menyerahkan bantuan kepada 2 Posyandu (Kenanga 1 dan Mawar XII) dan 5 UMKM (Wolken, Keripik Pisang Bu Nur, Keripik Cap Merak, Berkat Rahmat dan Sirup Markisa Brastagi Bee) di cabang Daihatsu, jalan Sisingamangaraja No. 170 Medan. Usai penyerahan, tim langsung
menyambangi Posyandu Kenanga 1 berlokasi di Kantor Kelurahan Pasar Merah Barat, Kecamatan Medan Kota. Terakhir, 3 ekor sapi diserahkan Daihatsu bertepatan (25/10) Hari Raya Idhul Adha (25/10). Penyerah an sapi dilakukan di Masjid Raya
30 Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise
Baiturrahman Banda Aceh oleh segenap manajemen Daihatsu pusat dan daerah. Hewan kurban ini tanda syukur sekaligus simbolis dari 3 Terios yang sukses dalam Sahabat Petualang menguak surganya kopi di Sumatera. l