PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN RETURN ON EQUITY (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Listing di BEI dan Peserta Indonesia Sustainability Report [ISRA] ) Puji Mesti Rahayu1), Heni Nurani Hartikayanti2) 1)
Akuntansi, Universitas Jenderal Achmad Yani Jalan Terusan Jenderal Sudirman 148 Cimahi email:
[email protected] 2) Akuntansi, Universitas Jenderal Achmad Yani Jalan Terusan Jenderal Sudirman 148 Cimahi email:
[email protected] Abstrak – Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan merupakan salah satu bentuk kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Program CSR perusahaan bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan stakeholder-nya, meningkatkan kepedulian perusahaan bukan hanya terhadap profit semata tetapi juga terhadap kesejahteraan manusia dan lingkungan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pengungkapan CSR terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan (coal mining dan metal and mineral mining) yang terdaftar di BEI dan menjadi peserta ISRA . ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Selain itu diharapkan perusahaan lebih gencar melakukan kegiatan CSR. Pengungkapan CSR menunjukan bahwa perusahaan telah melakukan program CSR, yang berarti salah satu komponen beban perusahaan akan menunjukan angka yang semakin meningkat sehingga mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian survei data sekunder dan metode penelitian asosiatif kausal. Populasi perusahaan pertambangan (coal mining dan metal and mineral mining) yang terdaftar di BEI adalah 20 perusahaan sedangkan yang termasuk peserta Indonesia Sustainability Report (ISRA) adalah 6 perusahaan maka sampel penelitian yang digunakan adalah 6 perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan berkelanjutan dan laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan tiap tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Kata Kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas (Return On Equity)
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
I. PENDAHULUAN Banyak orang yang ingin terjun dalam bisnis tambang karena dianggap menggiurkan, akibat keuntungan yang besar. Ditambah dengan kemudahan dari otonomi daerah memberikan izin untuk menambang sehingga orang maupun perusahaan akan mudah untuk masuk begitu saja ke dalam usaha tersebut serta didukung dengan adanya UU Pertambangan pada tahun 2009 yang mendukung investasi industri pertambangan Indonesia karena permintaan tetap pada produkproduk utama serta harga komoditi yang semakin meningkat. Produksi pertambangan Indonesia yang secara mayoritas terdiri dari batubara, timah, tembaga, emas dan ammonia, mencatat pertumbuhan rata-rata 12.27 persen pada paruh waktu 2007-2011. Sementara itu, untuk periode 2012–2016, pertumbuhannya diprediksi menjadi 8.27 persen. Dalam industri pertambangan aspek lingkungan merupakan aspek yang paling sering menjadi „korban‟ dalam kegiatan industri pertambangan, hal tersebut bukan lagi merupakan suatu isu yang baru. Persoalan lingkungan semakin menarik untuk dikaji seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi global dunia. Secara perlahan terjadi perubahan yang mendasar dalam pola hidup bermasyarakat yang secara langsung atau tidak memberikan pengaruh pada lingkungan hidup. Indonesia sebagai negara berkembang tidak terlepas pula dari persoalan lingkungan yang semakin hari semakin terasa dampaknya. Era industrialisasi disatu pihak menitikberatkan pada penggunaan teknologi seefisensi mungkin sehingga seringkali mengabaikan aspek lingkungan. Persoalan lingkungan dengan pencemaran limbah misalnya, PT Lapindo Brantas di Sidoarjo dengan lumpur yang tiada henti-hentinya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan menelantarkan ribuan masyarakat yang belum terselesaikan sampai hari ini. Dalam hal ini setidaknya ada yang dilanggar yakni pelanggaran aspek lingkungan karena melakukan kerusakan lingkungan dan aspek kemanusiaan karena menelantarkan ribuan masyarakat yang menjadi korban. Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tidak hanya bermanfaat bagi para pemilik modal saja namun juga bagi masyarakat sekitar perusahaan maupun masyarakat luas. Darwin (2007) mendefinisikan Corporate Social Responsiibility
(CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini bukan lagi bersifat sukarela atau komitmen yang dilakukan perusahaan dalam mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib atau menjadi kewajiban bagi perusahaan yang bergerak di bidang SDA (Sumber Daya Alam) untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pemerintah juga telah membuat suatu peraturan perpajakan dalam PMK02/PMK.03/2010 pasal 2 dimana besarnya biaya promosi dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sehingga dapat mengurangi jumlah pajak pengahasilan yang dibayar perusahaan. Hal ini merupakan insentif pajak yang diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan praktik Corporate Social Responsibility secara konsisten. Dengan peraturan tersebut diharapkan perusahaan akan menerima timbal balik yang positif setelah menerapkan CSR. Selain hal tersebut banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan Corporate Social Responsibility (CSR), antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Corporate social responsibility (CSR) dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan Corporate social responsibility (CSR) diharapkan tingkat profitabilitas dan citra perusahaan juga meningkat. Oleh karena itu, Corporate social responsibility (CSR) berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualan perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial di lingkungan sekitarnya. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila memiliki kinerja keuangan yang baik karena kinerja keuangan perusahaan menjadi tolak ukur baik atau tidaknya sistem manajemen yang dijalankan oleh perusahaan. Terdapat beberapa rasio yang digunakan kinerja keuangan. Namun, dari rasio-rasio tersebut, ada satu rasio yang seringkali digunakan investor sebelum melakukan investasi. Rasio tersebut adalah ROE (Return on Equity). ROE merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan. Almar, Rachmawati, Murni (2012) meneliti mengenai Pengaruh pengungkapan corporate social Responsibility terhadap profitabilitas
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA dan NPM dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keduanya. Tirza Ana Wulan (2011) meneliti tentang Analisis Pengaruh corporate social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan-perusahaan rokok yang listing pada BEI periode tahun 2009-2011, Hasil dalam penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara CSR dengan ROE. Elizabet Inge Mawarani (2010) meneliti tentang Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia, dalam penelitian ini pengujian pengaruh pengungkapan kinerja CSR perusahaan terhadap ROA dan ROE dilakukan dengan mengunakan pengujian regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya tingkat Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tambang tidak dapat meningkatkan besanya return on asset pada perusahaan tambang dan semakin besarnya biaya Corporate Social Responsibility (CSR) yang digunakan pada perusahaan tambang mengurangi return yang akan diterima oleh pemegang saham. Du, Shuili (2010), melakukan penelitian pada perusahaan yang ada di Amerika Serikat. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa : “By engaging in corporate social responsibility (CSR) activities, companies can not only generate favorable stakeholder attitudes and better support behaviors (e.g. purchase, seeking employment, investing in the company), but also, over the long run, build corporate image, strengthen stakeholder company relationships, and enhance stakeholders' advocacy behaviors. However, stakeholders' low awareness of and unfavorable attributions towards companies' CSR activities remain critical impediments in companies' attempts to maximize business benefits from their CSR activities, highlighting a need for companies to communicate CSR more effectively to stakeholders. In light of these challenges, a conceptual framework of CSR communication is presented and its different aspects are analyzed, from message content and communication channels to company and stakeholder specific factors that influence the effectiveness of CSR communication” Maka dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat inconsistency pada hasil penelitian. Dalam penelitian ini kerangka berfikir akan digambarkan sebagai berikut: Standar Global Reporting Initiative
Disclosure 6 indikator Kinerja
1.
Indikator Kinerja Ekonomi
2.
Indikator Kinerja Lingkungan
3.
Indikator Kinerja Tenaga Kerja
4.
IndikatorKinerja Hak Asasi Manusia
5.
Indikator Kinerja Sosial Indikator
Berpengaruh
Profitabilitas Perusahaan Tambang (terdaftar di BEI)
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Return On Equity perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan peserta Indonesia Sustainability Report (ISRA) II. LANDASAN TEORI 2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) Kotler dan Lee (2005), memberikan rumusan : “ Corporate social responsibility is a commitment to improve community well being throught discretionary business practices and contribution of corporate resources”. Corporate social responsibility menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCS: suatu asosiasi global yang terdiri dari 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang “pembangunan berkelanjutan”) adalah “suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta seluruh keluarga” Secara konseptual tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal Triple Bottom Lines yaitu 3 P : (Suharto 2007; 105). “1. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. 2. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia, beberapa perusahaan mengembangkan program tanggung jawab sosial perusahaan seperti pemberian beasiswa bagi pelajar disekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
skema perlindungan sosial bagi warga masyarakat. 3. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program TSP yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme)”. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai tanggungjawab sosial maka dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dimana semua informasi tersebut akan diungkapkan dalam laporan berkelanjutan perusahaan. Perusahaan awalnya hanya mengungkapkan kondisi ekonominya dalam bentuk laporan keuangan kemudian mengalami perkembangan menjadi laporan keberlanjutan (sustainability report) yang mengungkapkan CSR sebagai bentuk laporan tahunan perusahaan yang baru. 2.2 Profitabilitas dan Return On Equity (ROE) Menurut John J Wild, K.R Subramanyam, Robert F Hasley (2005;83) mengatakan bahwa profitabilitas merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkas dari laporan laba rugi (Laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain atau solvabilitas yang hanya menggunakan pos neraca (misalnya rasio utang terhadap ekuitas). Menurut Sutrisno (2009) Profitabilitas adalah “kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.” Sedangkan menurut Syamsudin (2009) ROE dapat dihitung dengan rumus: Laba bersih x 100% Ekuitas 2.3 Corporate Social Responsibility Dalam Perusahaan Pertambangan Penerapan CSR di bidang pertambangan bersifat dual system. Bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerapannya telah bersifat keharusan (mandatory) dalam makna kewajiban hukum (legal obligation), karena telah diatur sedemikian rupa. Sedangkan bagi Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), penerapan CSR masih bersifat sukarela (voluntary) meskipun telah diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan UU nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara dengan motif reaktif dalam bentuk kedermawanan (charity). Namun untuk aspek lingkungan menunjukkan apresiasi yang bagus terlihat dari pola reklamasi
lahan bekas tambang yang mereka lakukan dalam bentuk backfilling. 2.4 Penyajian Aktifitas Corporate Social Responsibility dalam Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan Di Indonesia, pada dasarnya pelaporan non keuangan ini secara umum telah terakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tahun 2013 tentang Penyajian laporan Keuangan dan dalam PSAK No.20 tahun 2009 tentang Akuntansi Lingkungan. Dalam PSAK No.1 tahun 2013 tentang Penyajian Laporan Keuangan, bagian Tanggung jawab atas Laporan Keuangan paragraf 09 dinyatakan bahwa ”Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktorfaktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Dalam PSAK No.20 tahun 2009 tentang Akuntansi Lingkungan bagian Pendahuluan paragraf 01 dinyatakan bahwa ” perusahaanperusahaan pada masa kini diharapkan atau diwajibkan untuk mengungkapkan informasi mengenai kebijakan dan sasaran-sasaran lingkungannya, program-program yang sedang dilakukan dan kos-kos yang terjadi karena mengejar tujuan-tujuan ini dan menyiapkan serta mengungkapkan risiko risiko lingkungan. Dalam area akuntansi, inisiatif yang telah digunakan untuk memfasilitasi pengumpulan data dan untuk meningkatkan kesadaran perusahaan dalam hal terdapatnya implikasi keuangan dari masalahmasalah lingkungan” Bagian Definisi paragraf 08 dinyatakan ” Pengungkapan tambahan, bagaimanapun, diperlukan atau dianjurkan agar merefleksikan secara penuh berbagai dampak lingkungan yang timbul dari berbagai aktivitas dari suatu perusahaan atau industri khusus”. Bagian Pengungkapan paragraf 41 dinyatakan :” Pengungkapan yang demikian itu dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, dalam catatan atas laporan keuangan atau, dalam kasuskasus tertentu dalam suatu seksi laporan di luar laporan keuangan itu sendiri.” Menurut Arfan Ikhsan, Muhammad Ishak (2008:341) mengatakan bahwa banyak perusahaan menerbitkan laporan tahunan kepada pemegang saham yang berisi beberapa informasi sosial. Earnst & Young melakukan suatu survei atas pengungkapan sosial yang dibuat oleh 500 perusahaan industri terkenal dalam laporan tahunannya dari tahun 1971 sampai 1978. Ditemukan bahwa secara umum, jumlah perusahaan yang mengungkapkan informasi sosial dan jumlah pengungkapan meningkat dengan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
stabil. Sekitar 90 persen dari perusahaan yang termasuk dalam laporan tahun 1978 telah membuat suatu bentuk pengungkapan sosial. Tetapi, karena kebanyakan informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan perusahaan bersifat sukarela dan selektif, dapat diargumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai yang dipertanyakan dan seseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan tersebut berdasarkan laporan tahunannya. Tanggungjawab sosial ini juga ditegaskan untuk kegiatan pertambangan dalam PSAK No.33 (2011:5.28) yang menyatakan bahwa: “Sebagai usaha untuk mengurangi dan mengendalikan dampak negatif kegiatan usaha pengembangan, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengendalian lingkungan hidup.” 2.5 Metode Penelitian Objek dalam penelitian ini secara umum adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Return On Equity. Penelitian ini dilakukan pada perusahan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) tahun 2010-2013. Alasan memilih perusahaan yang terdaftar di Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) karena perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang terbaik dalam melakukan pengungkapan masalah CSR sesuai dengan standar internasional yaitu GRI G3. Hal ini menjadi tolak ukur bagi perusahaan lain dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian survei data sekunder dan metode penelitian asosiatif kausal. Perhitungan indeks CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian yang diungkapkan oleh perusahaan diberikan nilai 1 dan nilai 0 jika tidak diungkapkan Lely Dahlia (2009). Selanjutnya skor dari keseluruhan item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini: CSDI :Corporate Social Disclousure Index perusahaan tambang dan suplemen sektor tambang dan logam Xij : 1 = Jika item diungkapkan, 0 = Jika item tidak diungkapkan Nj : Jumlah item untuk perusahaan tambang, nj
= 95 item pengungkapan III. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel Perusahaan Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menjadi peserta ISRA serta mengungkapkan Corporate Social Responsibility yang terdapat di dalam Laporan Berkelanjutan. Data pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) diambil berdasarkan standar Global Reporting Initiative G3 yang tercermin dalam pengungkapan CSR yang terdapat pada laporan berkelanjutan. Hasil pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan adalah berdasarkan standar Global Reporting Initiative G.3 dengan memberikan skor 1 jika item pada standar tersebut diungkap dan skor 0 jika tidak diungkap. Selanjutnya skor dari keseluruhan item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Standar Global Reporting Initiative terdiri dari 6 indikator pengungkapan Corporate Social Responsibility yaitu; ekonomi, lingkungan, tenagakerja, hak asasi manusia, sosial dan produk ditambah dengan 11 aspek suplemen sektor tambang dan logam. 3.1 Hasil Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Melalui pembahasan pada bagian sebelumnya terindikasi adanya keterkaitan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas. Untuk mengetahui lebih jelas keterkaitan yang didugakan selanjutnya dilakukan pengujian data melalui analisis statistik. Dalam pembahasan statistik dilakukan uji menggunakan analisis Regresi. Untuk memastikan data yang digunakan dapat dihitung menggunakan statistik yang akan dilakukan pada awal pengerjaan analisis dilakukan uji normalitas data dan dilanjutkan dengan perhitungan analisis Regresi serta pengujian hipotesis. 3.1.1 Pengujian Normalitas Data Sebelum menggunakan data yang telah diperoleh dilakukan pengujian asumsi normalitas data. Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolgomorov-Smirinov. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas dengan uji Kolgomorov-Smirinov dapat dilihat dari signifikansi yang diperoleh melalui perhitungan menggunakan software SPSS 20. Nilai Probabilitas asymptotic significance lebih besar dari 0,05 berarti data berdistribusi normal. CSRD N a,b
Normal Parameters
Mean
ROE
18
18
.9689
.2361
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
CSRD
Most Extreme Differences
Std. Deviation Absolute Positive Negative
ROE
.03660
.15401
.247 .198 -.247 1.049
.205 .205 -.136 .868
.221
.438
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Dari tabel diatas, terlihat bahwa hasil uji untuk X besarnya nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.221 lebih besar dari 0,05, jadi dapat disimpulkan data Corporate Social Responsibility (X) berdistribusi normal. Nilai Asymp.Sig (2-tailed) untuk Y adalah 0.438 lebih besar dari 0,05, jadi disimpulkan data Return On Equity berdistribusi normal. 3.1.2 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis Regresi digunakan untuk menujukkan sejauh mana keeratan pengaruh suatu variabel dan kekuatan hubungan antara variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Untuk memperoleh persamaan regresi Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas dilakukan perhitungan koefisien regresi dan korelasi dengan menggunakan data pada tabel berikut :
menunjukan hubungan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity berbanding lurus. Dimana semakin tinggi Pengungkapan Corporate Social Responsibility maka terjadi peningkatan tingkat Return On Equity perusahaan. Koefisien Determinasi (R2) Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dapat dilihat dari koefisien determinasi. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KD = (0.141)2 x 100% = 2% 3.1.3
R .141a
R Square .020
Adjusted R Square -.041
Std. Error of the Estimate .15716
Nilai R-square sebesar 2% menunjukkan bahwa 2% perubahan Profitabilitas dapat dijelaskan (ditentukan) oleh Coroporate Social responsibility Sedangkan 98% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diamati oleh peneliti. ANOVAa
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa nilai sig 0.577 yang berarti lebih besar dari 0.05 hal tersebut berarti hubungan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity tidak berpengaruh signifikan. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi CSRD
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.008
1
.008
Residual
.395
16
.025
Total
.403
17
F .325
Sig. .577b
a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), CSRD
ROE
3.1.4 Pearson Correlation
1
.141
CSRD Sig. (2-tailed) N
.577 18
18
Pearson Correlation
.141
1
Sig. (2-tailed)
.577
ROE
N
18
Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh koefisien regresi pengaruhnya signifikan dilakukan uji koefisien regresi. Karena hanya terdapat satu variabel bebas pengujian dilakukan dengan uji t. Untuk melihat pengaruh Corporate Social responsibility terhadap Likuiditas, hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0. = 0:
Tidak terdapat pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity
H1 . ≠0 :
Terdapat pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity
18
Diperoleh tingkat hubungan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ryx) sebesar 0,141. Nilai korelasi yang diperoleh masuk kategori hubungan sangat lemah. Nilai korelasi bertanda positif yang diperoleh
Penentuan hasil pengujian (penerimaan/penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingan thitung dengan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Nilai tabel t
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
untuk tingkat kekeliruan 5% dan derajat bebas (db) = n-k-1 = 18-2 = 16 adalah 2,120. Nilai t hitung dapat diperoleh melalui perhitungan rumus sebagai berikut :
t
r n2 1 r2 𝟎. 𝟏𝟒𝟏 × 𝟏𝟖 − 𝟐
t 0.570
𝟏 + (𝟎. 𝟏𝟒𝟏)𝟐
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung sebesar 0.570. Penentuan hasil pengujian (penerimaan/ penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingan thitung dengan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Karena nilai t-hitung untuk variabel bebas Pengungkapan Corporate Social Responsibility = 0.570 lebih kecil dari t-tabel = 2,120 atau jika dilihat nilai signifikansi 0,570 lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (α = 0,05) artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh signifikan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas 57%, yang berarti lebih besar dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%, maka dapat diambil keputusan untuk tidak menolak H0. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas. Tidak berpengaruhnya pengungkapan CSR terhadap Profitabilitas (ROE) pada perusahaan tambang membuktikan bahwa rendahnya pengungkapan aktivitas Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan tidak membuat Return On Equity perusahaan menurun akan tetapi aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk peberdayaan masyarakat disamping juga untuk tujuan promosi (Suharto, 2008) dan ROE yang meningkat pada perusahaan sepanjang tahun 2010 – 2012 dikarenakan faktor lain selain aktifitas Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan. Hal lain juga disebabkan karena penerapan CSR perusahaan menghasilkan laba dalam jangka waktu yang panjang sedangkan ROE merupakan gambaran keuangan dalam jangka waktu pendek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara CSR dengan ROE. Hasil penelitian ini bertententangan dengan penelitian Almar, Rachmawati, Murni (2012) , Djoko Suhardjanto (2010) yang menunjukan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA dan NPM dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keduanya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Tirza Ana Wulan (2011) dan Rimba Kusumadilaga (2010) yang menyatakan bahwa Profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat
mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan dan juga penelitian Elizabet Inge Mawarani (2010) Dalam penelitian ini pengujian pengaruh pengungkapan kinerja CSR perusahaan terhadap ROA dan ROE dilakukan dengan mengunakan pengujian regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya tingkat Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tambang tidak dapat meningkatkan besanya return on asset pada perusahaan tambang dan semakin besarnya biaya Corporate Social Responsibility Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
-.339 1.010 1(Constant) CSRD .594 1.041 a. Dependent Variable: ROE
.141
T
.336 .570
Sig.
.741 .577
(CSR) yang digunakan pada perusahaan tambang mengurangi return yang akan diterima oleh pemegang saham.
IV. KESIMPULAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh Corporate Social Responsibility disclosure terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return on Equity pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI tahun 2010-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kini perusahaan pertambangan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin menyadari akan tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan. Hal tersebut terbukti dari diungkapkannya informasi mengenai tanggung jawab sosial (CSR) dalam laporan tahunan dan laporan berkelanjutan selama kurun waktu 4 tahun (tahun 2010 – 2013). Berdasarkan hasil perhitungan mengenai pengungkapan CSR dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi rata-rata pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2013 cenderung mengalami kenaikan dalam hal pengungkapan, hal ini dibuktikan dengan semakin lengkapnya pengungkapan dari tahun ketahun. 2. Berdasarkan keseluruhan hasil statistik dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh signfikan terhadap profitabilitas (ROE). Hal ini disebabkan karena penerapan CSR perusahaan menghasilkan laba dalam jangka waktu yang panjang sedangkan ROE merupakan gambaran keuangan dalam jangka waktu pendek, hal lain yang menyebabkan tidak berpengaruhnyaCSR terhadap
Proceedings SNEB 2014: Hal. 7
profitabilitas (ROE) secara signifikan adalah karena beban CSR hanya berpengaruh 2% terhadap profitabilitas, 98% nya dipengaruhi oleh komponen-komponen lain yang tidak diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya pengungkapan aktivitas Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan tidak membuat Return On Equity perusahaan menurun akan tetapi aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk peberdayaan masyarakat disamping juga untuk tujuan promosi dan ROE yang meningkat pada perusahaan dikarenakan faktor lain selain aktifitas Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan. REFERENSI Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan informasi Sosial dan Faktor – faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi Sosial dalam Laporan Tahunan ( Studi Empiris pada Perusahaan – Perusahaan yang terdaftar di BEI) Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23 – 26 Agustus. Beurden, Pieter, Gossling, Tobias. 2008. The Worth of Values – A Liberture Review on the Relation bnetween Corporate Social and Financial Performance, Journal of Business Ethics. Darwin, Ali, 2007. Pentingnya Laporan berkelanjutan, Akuntan Indonesia, 3 (1), 9-11 Gulo, Yamotuho. 2000. Analisis efek luas pengungkapan sukarela dalam Laporan Tahunan terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, pp. 45-62., April. Ikhsan. A, Ishak. M. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Ikhsan Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu Kurniawan, Reno. 2008. Analisis Good Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Skripsi S1 Akuntansi UNDIP. Kusumadilaga. R. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating. Lely. 2009. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan M. Mahmud, Halim. A. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:UPP STIM YKPN. Martono. 2002. Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan tertimbang dan intensitas Modal tertimbang
serta pangsa pasar terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur yang Go Publik Di Indonesia, Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 4 No.2, November 126 - 140. Nugroho. 2007. Dilema Tanggung Jawab Sosial Korporasi, Kumpulan Tulisan, www.inisosdem.org 10 Nopember (Dilihat pada tanggal 16 November 2011). Suharto, Edi. 2008. Corporate Social Responsibility : What is and Benefit for Corporate. http://www.policy.hu/suharto. Diakses tanggal 19 Oktober 2011. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep & Aplikasi. Edisi Kesembilan.Yogyakarta: Ekonsia. Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan. Sutopoyudo‟s Weblog at http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2011 Sze, Kely, Fransisco, dan Knirch, Mariana. 2005. Responsible Leadership and Corporate Social Responsibility: Metric for Sustainable Development, European Management Journal, Vol. 23, No. 6, pp. 628-647. Undang – undang Republik Indonesia, No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Peraturan G.3 Set Protocol Economic Indicator.
https://www.globalreporting.org/Pages/de fault.aspx. Diakses tanggal 23 Maret 201409-04 Peraturan
G.3
Tingkat
Aplikasi
GRI
https://www.globalreporting.org/Pages/de fault.aspx. Diakses tanggal 23 Maret 201409-04 Peraturan G.3 Set Protocol Economic Indicator.
https://www.globalreporting.org/Pages/de fault.aspx. Diakses tanggal 23 Maret 201409-04 Peraturan G.3 Sustainability Reporting Guidlines.
https://www.globalreporting.org/Pages/de fault.aspx. Diakses tanggal 23 Maret 201409-04 Widiastuti. 2002. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan terhadap Earning Response Coefficient (ERC), Simposium Nasional Akuntansi 5, Semarang, 5-6 September. 2002. Walsh. C. 2003. Key Management Ratios. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Wild.J, Subramanyam. K, Hasley. R. 2004. Financial Statement Analisis. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat. Biodata Penulis Puji Mesti Rahayu, merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi angkatan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 8
2011 pada Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Heni Nurani Hartikayanti, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 1985. Memperoleh gelar Magister Science (MSi)
Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 1997. Memperoleh gelar Doktor (Dr) Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung Tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 9