DAFTAR ISI
Kata Pengantar
4
Sambutan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani
5
DAFTAR ISI
6
A. BIDANG KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN
12
A-01 Pengaruh Kadar Minyak Atsiri Kencur dan Temulawak terhadap Aktifitas Antibakteri dalam Sabun Padat 13 Hasnah Ulia1*, Dyah Nirmala1, Imelda Bahar2
13
A-02 Aktivitas Senyawa Aktif Anti Kanker Leukemia dari Spesis Morus Macroura Miq (Tanaman Andalas) secara In Vitro
18
Jasmansyah1, Hernandi S1, Euis Hakim2, Yana M Syah2
18
A-03 Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Daun Sengon (Albizia falcataria (L) Fosberg.) untuk Antimikroba Topikal 22 Putranti Adirestuti *, Ririn Puspadewi , dan Fahrauk Faramayuda
22
A-04 Kajian Awal Antituberkulosis dengan Memanfaatkan Ekstrak n-Heksan Daun Keremunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk)
26
Rahmaniar Mulyani*, Yenny Febriani Yun, dan Yusi Fudiesta
26
A-06 Aktivitas Sitotoksik Metabolit Sekunder Daun Tumbuhan Keremunting (Rhodomyrtus Tomentosa (Aiton) Hassk) Asal Belitung Terhadap Sel Leukemia P-388 32 Yenny Febriani Yun*, Lilis Siti Aisyah, Cecep Chandra Doni Respati Alfrilindo, Alivia Muliawati
32
A-07 Evaluasi sediaan kapsul ekstrak air daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai obat herbal yang berkhasiat antihipertensi 38 Afifah B. Sutjiatmo1,2*, Elin Yulinah Sukandar2, Suswini Kusmaningati3, Soraya Riyanti1, Suci Nar Vikasari1,2 38 A-08 Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Mindi (Melia azedarach Linn) Terhadap Mencit Swiss Webster Jantan 43 Linda P. Suherman*, Faizal Hermanto
43
A-09 Uji Bioaktivitas Ekstrak dan Fraksi Daun Kembang Dayang (Cestrum nocturnum Linn.) Terhadap Artemia salina Leach Dengan Menggunakan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) 49 Fahrauk Faramayuda*, Julia Ratnawati, Neng Nurlaeni
49
A-10 Efek Antihipertrigliseridemia Ekstrak Etanol Sirih Merah pada Tikus Wistar Jantan
54
*
Puspa Sari Dewi , dan Ita Nur Anisa
54
A-11 Aktivitas Analgetik dan Keamanan Ekstrak Metanol Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubra) 59 Evi Sovia*, Welly Ratwita
59
A-12 Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol Herba Ketumpang (Tridax procumbens L) pada Plasmodium falciparum Galur 3D7 64 Faizal Hermanto*, Puspa Sari Dewi Solihah
64
6 ISBN 978-602-70361-0-9
A-14 Pengembangan Probiotik Lactobacillus sp. dalam Minuman Herbal Berkhasiat
69
Sayu Putu Yuni Paryati, Eka Noneng Nawangsih
69
A-15 Optimasi Suhu Annealing Amplifikasi PCR Domain Transmembran HER-2 pada Pasien Kanker Payudara Indonesia 75 Desriani1*, Ramadhan2, dan Wirsma Arif Harahap3
75
A-16 Efek Antiinflamasi Ekstrak Mangostin pada Bayi Tikus Galur Wistar Model Enterokolitis Nekrotikans Berdasarkan Pengamatan Histopatologis 79 Yoke Ayukarningsih*, Teja Koswara, dan Teguh Tri Sutarno
79
A-19 Uji Toksisitas Akut Ekstrak Air Daun Kecubung Gunung (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl) pada Mencit Galur Swiss Webster 85 Ita Nur Anisa1*, Andreanus A. Soedarmadji2, Suryani, dan Suciayuza Effti1
85
A-20 Pengaruh Pembentukan Ko-Kristal Alopurinol dengan Asam Benzoat atau D-Asam Tartrat terhadap Kelarutan dan Laju Disolusinya
89
Fikri Alatas*, Hestiary Ratih, Titta Hartyana S, dan Farhan
89
A-21 tandardisasi Dan Karakterisasi Simplisia Bunga Kamboja Putih (Plumeria Alba L.) yang Berasal dari Desa Plumbon Kabupaten Cirebon 96 Soraya Riyanti*, Julia Ratnawati, dan Reisha Permata Sari
96
A-22 Deteksi Staphylococcus Patogen (Staphylococcus aureus dan Staphylococcus intermedius) dalam Susu Kambing Peranakan Ettawah (PE) serta Sensitivitas dan Resistansi terhadap Antibiotik 102 A.E.T.H. Wahyuni*, Doddy Yudha Buntara1, Agustina Dwi Wijayati, Aulia Rhiahayu
102
A-23 Cytotoxic Test and Antioxidant Activity of Plant Leaf Extract Some Family Fabaceae Subfamily Mimosoideae 108 Fahrauk Faramayuda*, Endang Kumolowati, Mira Andam Dewi, Akhirul K. Syam
108
A-24 Gambaran Kurva Pertumbuhan Lactobacillus spp. pada Media Susu Kacang Hijau (Vigna radiata) 115 Yusuf Firmansyah, Eka Noneng Nawangsih*
115
A-28 Perubahan Warna Pada Permukaan Plat Resin Akrilik Heat Cured Yang Dipoles Dan Yang Tidak Dipoles Akibat Perendaman Larutan Teh Hitam 121 Wivda Putriani 1, Rachman Ardan2*, dan Andi Supriatna3
121
B. BIDANG ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
127
B-02 Kajian Pengaruh Temperatur dan Ukuran Partikel Terhadap Perolehan Bio-Oil pada Proses Pirolisis dari Beberapa Biomassa 128 Hendriyana*, Bambang H. P., Dian Daniati dan Nurul Inayah
128
B-03 Kajian Potensi Biokerosin dari Biji Karet sebagai Sumber Energi Alternatif Pedesaan 134 Merry Asria*, Fejri Subriadi dan Harmiwati
134
B-04 Pemanfaatan Sampah Domestik Sebagai Sumber Energi Alternatif Baru Terbarukan Ramah Lingkungan 138 Elin Nurlina 1* , Ate Romli2, Toto Saputra3 dan Sunubroto4
138
B-06 Perancangan Tungku Pembakar Sampah yang Efektif, Efisien dan Ergonomi dengan Menggunakan Metoda Perancangan Rasional 145 Rinto Yusriski1*, Pradoto Ambardi2, Budi Astuti1, Uju Mintarja3 dan Hari Rizki1
145
7 ISBN 978-602-70361-0-9
B-07 Kajian Kinerja dan Keekonomian Turbo Gasification Stove Berbasis Limbah Pertanian 152 Suhartono1*, Ikhwan Maulana1, Yapto Muhamad Maulana1 dan War’an Rosihan2,
152
B-08 Pengaruh Perlakuan Awal Kimia dan Penyaringan Menggunakan Membran pada Produksi Etanol dari Jerami Padi 156 Nadiem Anwar*, Gatot Trilaksono
156
C. BIDANG TRANSPORTASI DAN MANUFAKTUR
160
C-02 Perancangan Alat Bantu di Mesin Stamping 60 Ton untuk Meminimasi Cacat Fungsi Produk Collar 1382 Di CV. GMI 161 Rida Norina*, Moro Sudjatmiko, Reninta Reminda
161
C-03 Kajian Terhadap Kualitas Lubang Hasil Proses Pengeboran Kecepatan Tinggi pada Material S50C dan SCM415
168
P.Y.M. Wibowo Ndaruhadi*, dan Toto Triantoro B.W
168
C-06 Perancangan dan pembuatan alat bantu clamping semiotomatis slang air brake kereta api dengan metoda OFD 174 Cucu Wahyudin1*, Aan Mintarsih2, Urip Subagjo3, dan Taufik Fauzan4
174
A-08 Kajian Kinerja Struktur Eksisting terhadap Peraturan Gempa Baru SNI 03-1726-2012 (Studi Kasus Gedung Teknik Sipil Unjani) 180 Yudi Herdiansah*, Prima Sukma Yuana
180
A-09 Pengembangan Peta Hidrologi Daerah Aliran Sungai Cimahi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) 186 Ariani Budi Safarina*, Agus Juhara
186
A-14 Otomatisasi Proses Desain dan Analysis Aerodinamika Saya Pesawat Terbang dengan Perangkat Lunak NWDU-VSAERO 193 I Gusti Ngurah Sudira
193
D. BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI
200
D-02 lasifikasi Tingkat Kelelahan Berdasarkan Sinyal Electroencephalogram (EEG) Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
201
Ahmad Arif*, Esmeralda C. Djamal
201
D-03 Pengalokasian Bandwith Secara Otomatis Menggunakan Metode Per Connection Queue 207 Sandy Kosasih
207
D-06 Desain Interaksi Sistem Berteknologi Mobile untuk Pembelajaran Membaca pada Anak Usia TK Menggunakan Metode User Centered Design (UCD) 214 Rezki Yuniarti1*, Agus Komarudin1
214
D-08 Sistem Identifikasi Fitur-Fitur Citra Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk Pengenalan Kepribadian dengan Jaringan Syaraf Tiruan 221 Esmeralda C. Djamal*, Febriyanti, Aris Juliyanto, Sheldy Nur Ramlan
221
D-09 Pemodelan Kromosom Optimasi Penempatan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Proyek Menggunakan Algoritma Genetika 227 Fatan Kasyidi*, Esmeralda C. Djamal,
227
D-10 Perancangan Networked Control Systems dalam Platform Robosoccer
232
8 ISBN 978-602-70361-0-9
Asep Najmurrokhman*, Sunubroto, Kusnandar, Syurya Abidin
232
D-12 Pengenalan Wajah Mahasiswa Dalam Presensi Kuliah Menggunakan Algoritma Eigen Face Berbasis Perangkat Mobile Android 239 Ridwan Ilyas*, Wina Witanti1, dan Rezki Yuniarti
239
D-13 Sistem Pendukung Keputusan Alat Ukur Penempatan Ulang Pegawai Berdasarkan Psikotes Menggunakan Fuzzy Analytic Hierarchy Process 1*
1
2
Fajar Eka Purwa Saputra , Esmeralda C. Djamal , Agung Wahana
245 245
D-15 Building Symmetrical Art Image by Multi-object of Fractal Model based on Mirroring MethodsW 254 Tedjo Darmanto*
254
D-18 Analisa Tepi Pada Citra Video Berbasis Metode Operator Gradien Pertama
260
*
Andiani , Partomuan A. S Tarihoran, dan Dwi Adlina Putri
260
D-20 ireless Networking Using Mesh Method as Smart City Application in South Jakarta
266
Reza Saputra Yusuf1*, Putri Zahara1, and Yohanes Dewanto1
266
E. BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, DAN SUMBER DAYA ALAM
271
E-02 Pembuatan Gliserol Monooleat dengan Proses Esterifikasi Tanpa Katalis
272
*
Heri Heriyanto , Dina Kartika Yulis, Mimi Ainurrohim
272
E-05 Sintesa Tawas dari Batuan Kaolin sebagai Alternatif Pengembangan Sumber Daya Alam 278 Hernandi Sujono*, Jasmansyah
278
E-07 Fitokimia dari Lemak Biji Tengkawang 1
281 2
1
Valentina Adimurti Kusumaningtyas , Iis Inayati Rakhmat , Dasli Noedin , Anceu Murniati1 281 E-08 Fotodegradasi Zat Warna Tekstil dengan Fotokatalis TiO2, Al2O3 dan H2O2 Senadi Budiman*, Dadan Suryasaputra, Dera Ristianti
284
Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Subang
289
E-09 Karina Andalusia *, Dyah R. Panuju, dan Bambang H. Trisasongko
289
E-10 Optimasi Pola Tanam pada Lahan pertanian dengan Mempertimbangkan Potensi Erosi, Land Rent, dan Kecukupan Beras di Wilayah Subang, Jawa Barat 296 R. Ianatus Sholihah1*, Dyah R. Panuju2, dan Enni D. Wahjunie3
296
E-12 Kampung Kota’ Di RW-12 Blok Babakan Andir Kelurahan Padasuka Kota Bandung – Kondisi Sosial-Ekonomi dan Permukimannya 303 Udjianto Pawitro, Achsien Hidayat, Nanang Suherman.
303
E-13 Aktivitas polifenol oksidase dalam buah apel Ceri Malang (Malus domestica) yang Berpotensi untuk Deteksi Fenol
310
Anceu Murniati1*, Buchari2, Suryo Gandasasmita2, Zeily Nurachman3 , Valentina Adimurti1 dan Merika 310 E-14 Pengaruh Penggunaan Sabun Alami terhadap Ketahanan Warna Batik Warna Alami 314 Dwi Suheryanto
314
E-15 Penggunaan Pengawet Alami Daun Babadotan terhadap Tingkat Keawetan Bambu Petung 320 Dwi Suheryanto
320 9
ISBN 978-602-70361-0-9
E-16 Pembuatan dan Karakterisasi Hidrogel Superabsorben Poli (Kalium Akrilat)-Pati dengan Irradiasi Sinar Gamma (ϒ) Dhena Ria Barleany1*, Ahmad Dzikrillah, Heri Heriyanto, Rahmayetty, Teguh Kurniawan, Erizal 326 E-19 Proses Penjumputan Hidrogen dari Gas Campuran (H 2, N2, dan CO) Menggunakan Membran Pd75-Ag25
332
Rusdi1* , Yogi Wibisono Budhi2, Irwan Noezar3
332
E-21 Aktivitas Antimikroba dan Uji Efektivitas Pengawet Ekstrak Etanol Selaput dan Biji Buah Galinggem 339 E-23 Isolasi dan Karakterisasi Morfologi Bakteri Nitrifikasi Indigen dari Limbah Cair Industri Pupuk Urea 345 Sri Wardhani1*, Moh. Rasyid Ridho2, Arinafril3, Susila Arita4, Ngudiantoro2
345
E-24 Sintesis Seng Oksida (ZnO) Nano Partikel Sebagai Bahan Aktif Pada Sensor Gas Dengan Metode Sol Gel 350 Slamet Widodo dan Goib Wiranto
350
E-25 Proses Sintesis Indium Tin Oksida Nano Partikel dengan Metode Sol Gel sebagai Lapisan Aktif pada Sensor Gas CO 357 Slamet Widodo dan Goib Wiranto
357
E-26 Senyawa yang bersifat sitotoksik dari daun Kalanchoe tomentosa (Crassulaceae) 1
1
2
2
363 2
Lilis Siti Aisyah *, Yenny Febriani Yun , Unang Supratman , Tati Herlina , Euis Julaeha
363
F. BIDANG ILMU SOSIOHUMANIORA
368
F-05 Profil Psikologis Korban Bencana Banjir di Desa Dayeuh Kolot, Jawa Barat
369
*
Eka Susanty , Bambang Setyawan, Rachmat Taufiq , dan Endah Pratiwi
369
F-07 Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kecemasan Pada Karyawan yang Akan Memasuki Masa Pensiun 375 Endah Andriani Pratiwi*, Litra Amanda Metra
375
F-09 Student Involvement pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2012
379
Amir Nuyman Setyadiredja* dan Miryam Adriane Sigarlaki
379
F-14 Gambaran Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa Tingkat Satu Unjani
383
*
Ayu Riana S . dan Winna Andini H.
383
F-17 Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Unbiased Beta Portofolio Indeks LQ-45 yang Optimal 389 Ferikawita Magdalena Sembiring1*, Nunung Aini Rahmah 2
389
10 ISBN 978-602-70361-0-9
Bidang Ilmu A. Kesehatan dan Obat-obatan B. Energi Baru dan Terbarukan C. Transportasi dan manufaktur D. Informasi dan Komunikasi E. Biodiversitas, Lingkungan dan Sumber Daya Alam F. Bidang Ilmu Sosiohumaniora
11 ISBN 978-602-70361-0-9
Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Daun Sengon (Albizia falcataria (L) Fosberg.) untuk Antimikroba Topikal Putranti Adirestuti *, Ririn Puspadewi , dan Fahrauk Faramayuda Program Studi Farmasi, Unjani, Terusan Jenderal Surdirman, Cimahi *
E-mail:
[email protected]
Abstract An increase of herbal using for alternative medicine, has become an important plant potential development. Based on these statement, an experiment by using sengon leaves has been conducted, which those leaves have an ability to accelerate skin healing empirically. Dried sengon leaves are extracted into water of 96-98oC in 30minutes, and maserized in the 96%ethanol. That extract then fractinated into n-hexane and ethylacetat. Afterward, the microbiological activitie tested by using Staphyloccocus aureus and S.epidermidis by using agar diffusion method. The result shows that the ethanol extract is unable to obstruct the growth of those microbes. Fraction of 100% water obstruct Staphyloccocus aureus in the diameter of 13.73±0.17mm and S. epidermidis of 12.03±0.46 mm. Fraction of ethylacetate 10% which is 14.10 ± 0.22mm of S. aureus and 15.07±0.19mm of S epidermidis. The isolation of secondary metabolic used chloroform-ethyl acetic (9:1) solvent. Fraction of n-hexane which showed the best TLC profile was continued chromatography in toluene-eter (93:7) solvent. Sub fraction inside n-hexane provides zone with fluorescence characteristic and Rf value equals 0.80. Preparative TLC gives a single spot and Rf value is 0.78. Identification used ultra violet and infra red spectrophotometry method showed that metabolic can absorb UV radiation in 201,60 nm. IR identification showed the stretching spectra are C=C at 151.05cm-1 and 1558.48cm1 ; carbonil at 1739.79cm-1 ; C-H aliphatic at 2854.65cm-1 and 2924.09cm-1 ; O-H at 3741.09 cm-1. It’s expected that sengon leaves contains steroid and maybe used as topical antimicrobial. Keywords: Sengon leaves, n-hexane fraction, agar diffusion, Staphylococcus aureus, S. epidermidis
1.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang pesat di era global membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Semuanya berubah termasuk gaya hidup dan pola makan. Sebagian besar orang lebih suka makanan yang praktis, cepat saji dan modern. Akibatnya sekarang banyak ditemukan penyakit yang tidak mudah dikenali dan sukar diobati. Untuk mengatasi berbagai gangguan tubuh dan penyakit, pengobatan alternatif juga banyak dipilih. Walaupun waktu pengobatannya lebih lama, seakan-akan dapat dimaklumi, dengan alasan karena efek obat alternatif memang lebih lambat. Pengobatan alternatif yang melibatkan tanaman atau herbal dipercaya akan memberikan keamanan selama terapi. Selain produk herbal dalam negeri, produk herbal impor juga sudah sangat di kenal di Indonesia, seperti herbal Cina dan Amerika. Permintaan konsumen yang luar biasa inilah yang kemudian mendatangkan ‘ide nakal’ bagi beberapa pelaku usaha herbal. Penelitian di Australia dan hasil pantauan FDA terhadap beberapa produk herbal menunjukkan bahwa herbal juga rawan terhadap penipuan. Hasil investigasi pada beberapa produk tersebut menunjukkan adanya kandungan zat kimia dalam sediaan herbal yang dapat membahayakan konsumennya. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut diharapkan peran serta yang baik dari Apoteker sebagai profesional kesehatan. Para apoteker sudah saatnya lebih fokus dalam mengkaji tanaman yang berkhasiat obat, lebih teliti dalam mengawasi peredaran dan penggunaannya di masyarakat serta lebih aktif mempublikasikan hasil penelitiannya terkait dengan tanaman. Apoteker juga harus lebih gesit dalam mengeksplorasi khasiat tanaman obat Indonesia yang sangat beragam. Walaupun herbal impor di atas belum tentu masuk pasar Indonesia, sebaiknya untuk mengurangi resiko penggunaan herbal yang belum pasti aman, pengawasan yang lebih ketat dari Kementerian Kesehatan perlu dilakukan. Program intensif berupa publikasi terhadap khasiat tanaman obat asli Indonesia secara luas dapat membuat konsumen menjadi lebih percaya terhadap produk obat dalam negeri. Produk herbal yang dijamin keamanannya melalui hasil penelitian di perguruan tinggi atau lembaga penelitian di Indonesia juga akan meningkatkan kepercayaan terhadap produk dan memberikan rasa aman secara psikologis bagi konsumennya.
22 ISBN 978-602-70361-0-9
Salah satu tanaman Indonesia yang berpeluang besar sebagai herbal adalah daun sengon (Albizia falcataria (L) Fosberg). Batang kayunya sudah sangat dikenal untuk sektor perumahan dan perlengkapan mebel. Secara empiris, daunnya sudah dikenal dapat mempercepat penyembuhan luka dan peradangan pada kulit (Hutapea J.R, dkk, 1994). Namun karena fungsinya sebagai obat tradisonal belum banyak dikenal, maka daun sengon lebih banyak dibuang sebagai limbah atau sebagai pakan ternak. Data pustaka menunjukkan bahwa daunnya mengandung flavonoid, polifenol, saponin dan tanin (Hutapea, 1994). Senyawa golongan flavonoid dari beberapa bahan alam dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri diduga mendenaturasi protein dan merusak membran sel bakteri. Beberapa hasil penelitian yang terkait dengan aktivitas flavonoid sebagai antimikroba telah banyak dipublikasikan, antara lain: flavonoid yang berhasil di isolasi dari kulit akar-akar (Ficus septica Burm F) menunjukkan daya aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 100 ppm dan bakteri Vibrio cholera (I.M.Sukadana, 2010). Penelitian lain menunjukkan bahwa fase ekstrak air buah belimbing manis (Averrhoa carambola Linn L) ternyata lebih banyak mengandung senyawa golongan flavonoid dibandingkan dengan ekstrak yang lain. Isolat flavonoid tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 100 ppm dan menghambat Staphylococcus aureus pada konsentrasi 500 ppm (I.M. Sukadana, 2009). Hasil penelitian yang lain lagi menunjukkan bahwa flavonoid yang diperoleh dari fraksi terpilih ekstrak air daun ketapang (Terminalia muelleri Benth) dapat diidentifikasi sebagai flavonoid dengan menggunakan metode spektrofotometri uv-visibel dengan pereaksi geser dan metode FTIR. Hasil penelitian Dyah Arum Ariyanti, dkk. (2013) tersebut menunjukkan bahwa isolat flavonoid daun ketapang di atas dapat di identifikasi sebagai flavonoid jenis herbasitin. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, penelitian yang terkait dengan pengujian antimikroba dari daun sengon sangat diperlukan untuk bisa mempopulerkan khasiat tanaman ini secara luas, sehingga kelak dapat sejajar dengan herbal lokal atau impor yang sudah lebih dahulu menjadi pilihan banyak masyarakat Indonesia sebagai obat alternatif. 2.
Metode
Identifikasi tanaman dilakukan untuk menentukan kepastian nama jenis tanaman yang akan diteliti, yaitu daun sengon ((Albizia falcataria (L) Fosberg.). Determinasi dilakukan di SITH ITB. Simplisia daun sengon dibuat dari tanaman segar yang dikeringkan secara alamiah dengan panas matahari tidak langsung. Bahan segar diperoleh dari daerah Pangandaran dengan cara mengambil daun dari pohonnya. Pengambilan daun segar ini secara tidak langsung dapat mengurang limbah tanaman sengon dan meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman tersebut. Standardisasi daun sengon meliputi: penentuan parameter non spesifik, parameter spesifik dan uji kandungan kimia simplisia, yaitu: Pemeriksaan organoleptik, dilakukan seperti pada pemeriksaan organoleptik simplisia (Depkes, 2000). a. Pemeriksaan karakteristik simplisia daun sengon meliputi: penentuan kadar sari larut air, penentuan kadar sari larutan etanol, penentuan susut pengeringan, penentuan kadar air, penentuan kadar abu, penentuan kadar abu tidak larut asam (Depkes, 2000). b. Penapisan golongan kandungan kimia. Penapisan fitokimia simplisia daun sengon meliputi pemeriksaan terhadap senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, polifenol, tanin, steroid dan triterpenoid, kuinon, monoterpenoid dan seskuiterpenoid (Depkes, 2000). c. Penetapan Kadar Total Golongan Kandungan Kimia 1) Penetapan Kadar Tanin Penetapan kadar total golongan tanin dilakukan secara titrasi metode permanganometri (Depkes, 2000). 2) Penetapan Kadar Flavonoid Sebelum dilakukan penetapan kadar total golongan flavonoid, simplisia dihidrolisis terlebih dahulu dengan cara hidrolisis asam sebagai berikut : ditimbang sebanyak 200 mg ekstrak kering, dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan ditambahkan etanol hidrolisis yaitu 1,0 mL larutan 0,5% b/v heksametilentetraamina, 20,0 mL aseton dan 2,0 mL larutan 25% HCl dalam air. Hidrolisis dilakukan dengan refluks selama 30 menit. Campuran hasil hidrolisis disaring menggunakan kapas ke dalam labu ukur 100,0 mL. Residu hidrolisis ditambah 20,0 mL aseton untuk didihkan kembali sebentar, dilakukan dua kali dan filtrat dikumpulkan semua ke dalam labu ukur. Sebanyak 20 mL filtrat hidrolisat dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan 20 mL air, selanjutnya dilakukan ekstraksi kocok, pertama dengan 15 mL etilasetat, kemudian kedua kali dengan 10 mL etilasetat. Fraksi etilasetat dikumpulkan kedalam labu ukur 50,0 mL, dan setelah itu ditambahkan etilasetat sampai tepat 50,0 mL. Sebanyak 10 mL fraksi etilasetat (hidrolisat) dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 mL, ditambah 1 mL larutan 2 gram AlCl3 dalam 100 ml larutan asam asetat glasial 5% v/v (dalam metanol). Untuk mendapatkan senyawa metabolit sekunder yang potensial berkhasiat obat, simplisia daun sengon harus di ekstraksi. Metode ekstraksi yang di pilih adalah ekstraksi air dengan menggunakan pemanasan pada suhu
23 ISBN 978-602-70361-0-9
96-98C dan maserasi dalam pelarut etanol 96% pada suhu kamar. Pemilihan metode ekstraksi ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen terbanyak dari isolat flavonoid yang dapat diperoleh. Ekstrak yang diperoleh kemudian diujikan terhadap pertumbuhan bakteri kulit. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Ekstrak yang dianggap berperan sebagai antimikroba adalah jika mampu memberikan hambatan pertumbuhan bakteri uji dengan diameter 14-16 mm. Jika beberapa konsentrasi ekstrak mampu memberikan diameter hambat yang sama, maka yang di pilih sebagai zat antimikroba adalah yang memiliki konsentrasi terkecil, disebut KHM / MIC (Konsentrasi Hambat Minimum / Minimum Inhibiting Concentration). Ekstrak yang memiliki aktivitas terkuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji akan diteruskan dengan fraksinasi dalam pelarut n-heksana, etilasetat dan air. Ekstrak yang potensial sebagai antimikroba akan di fraksinasi dalam tiga jenis pelarut, yaitu : n-heksana, etilasetat dan air. Fraksi yang terbaik akan di isolasi lebih intensif, dengan metode kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), KLT preparatif dan KLT 2-dimensi. Untuk mendapatkan hasil pemisahan metabolit sekunder yang lebih spesifik perlu dilakukan fraksinasi yang lebih intensif. Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan kolom kromatografi menggunakan fasa diam kristal silika dan fase gerak pelarut toluena. Proses fraksinasi dilakukan sedemikian rupa sampai semua ekstrak yang dielusi terpisah secara optimal. Hasil fraksinasi berupa 120 fraksi sub-fraksi. Beberapa fraksi yang terbaik di uji aktivitasnya terhadap pertumbuhan kedua mikroba uji, yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis. Parameter pengamatannya berupa besarnya diameter hambat pertumbuhan mikroba. Fraksi yang dianggap potensial sebagai antimikroba yaitu jika mampu menghambat pertumbuhan mikroba uji dengan diameter 14-16 mm. Konsentrasi terkecil dari fraksi yang dapat menunjukkan diameter hambatan 14-16 mm disebut sebagai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum). Fraksinasi dan isolasi terhadap ekstrak daun sengon akan mendapatkan bercak yang jelas dan spesifik golongan flavonoid. Isolat ini selanjutnya akan di identifikasi dengan menggunakan metode analisis fisiko kimia yaitu secara spektrofotometri uv-visibel, spektrofotometri infra merah, spektrometri resonansi magnetik inti dan spektroskopi massa. Hasil identifikasinya kelak akan menunjukkan jenis senyawa tertentu yang termasuk dalam golongan flavonoid. 3.
Hasil dan Pembahasan
Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman dikenal memiliki nama jenis yaitu Albizia falcataria (L) Fosberg, dari keluarga Magnoliophyta. Pemeriksaan dilakukan terhadap simplisia, ekstrak dan fraksi-fraksi. Hasil penapisan pada semua bahan uji menunjukkan adanya kandungan alkaloid dan seskuiterpen. Saponin, kuinon dan steroid-triterpenoid terdapat dalam ektrak etanol, fraksi etilasetat dan fraksi n-heksana. Flavonoid dan polifenol hanya terdapat dalam ekstrak etanol dan fraksi etilasetat. Data karakteristik menunjukkan bahwa simplisia memenuhi standar bahan alam, yaitu mengandung : kadar air 8% ; kadar sari larut air 4,87%; kadar sari larut etanol 4,39% ; kadar abu total 4,60% ; kadar abu larut air 1,30%; kadar abu tidak larut asam 0,8% dan kadar tanin total 0,0129%. Kadar flavonoid total dihitung dengan metode spektrofotometri ultra violet dengan pereaksi aluminiumklorida. Pengukuran kadar dilakukan pada panjang gelombang maksimum flavonoid pembanding kuersetin, yaitu 438 nm. Penetapan kadar flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode aluminium-klorida. Kadarnya dihitung dengan bantuan kurva kalibrasi dengan pembanding kuersetin. Pengukuran pada panjang gelombang 438 nm menghasilkan kadar flavonoid 0,00468 mg. Jumlah flavonoid yang berhasil diperoleh sangat sedikit, jadi diragukan keberadaan senyawa tersebut di dalam simplisa. Jika memang ada, diduga jenis flavonoid yang berhasil di analisis adalah flavon dan flavanol, yang dapat terdeteksi dengan metode ini. Aktivitas antimikroba dilakukan untuk melihat potensi ekstrak air dan ekstrak etanol daun sengon dalam menghambat pertumbuhan mikroba uji. Pengujian dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Hasil percobaan menunjukkan ekstrak etanol tidak dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji. Fraksi n-heksana 80% dapat menghambat bakteri S. aureus dengan diameter 11,87 ± 0,25 mm dan S. epidermidis 12,03 ± 0,46 mm. Fraksi etilasetat 10% menghambat bakteri S.aureus dengan dimeter 14,10 ± 0,22 mm dan S. epidermidis 15,07 ± 0,19 mm. Isolasi metabolit dilakukan dengan menggunakan KLT dan kromatografi kolom. Hasil isolasi yang dianggap terbaik adalah dari fraksi n-heksana. Isolat yang difraksinasi dalam pelarut campur toluene-eter (93:7) memberikan pita dengan fluoresensi dengan nilai Rf = 0,80. KLT preparatif menunjukkan bercak tunggal dengan nilai Rf = 0,78. Isolat metabolit di identifikansi dengan Spektrofotometri UV-vis, panjang gelombang maksimumnya pada 201,60 nm. Data spektra UV belum dapat digunakan untuk memastikan identitas senyawa metabolit. Jadi harus didukung dengan data fisiko kimia yang lain. Identifikasi dengan spektrofotometri infra merah menunjukkan adanya regang C=C aromatik pada bilangan gelombang 1516,05 cm-1 dan 1558,48 cm-1; regang karbonil pada 1739.79 cm-1 ; regang C-H alifatik pada 2854,65 cm-1 dan 2924,09 cm-1 ; regang O-H pada 3741,09 cm-1.
24 ISBN 978-602-70361-0-9
4.
Kesimpulan
Ekstrak etanol daun sengon mengandung flavonoid yang diduga berupa senyawa flavon dan flavanol, dengan kadar 0,004688 mg. Namun karena kadarnya sangat kecil, sehingga diragukan simplisia mengandung metabolit sekunder golongan flavonoid. Fraksi etil asetat memberikan potensi antimikroba yang paling baik, dikuti dengan fraksi n-heksana dan fraksi air. Konsentrasi hambat minimum fraksi etil asetat yang dapat dijadikan acuan dalam penetapan dosis sediaan herbal adalah 10%. Fraksi n-heksana pada 80% dan fraksi air pada 100%. Isolat memiliki karakteristik dapat menyerap radiasi ultraviolet pada panjang gelombang maksimum 201,60 nm. Senyawa dalam isolat juga dapat menyerap radiasi infra merah, yang dapat di identifikasi sebagai regang C=C aromatik pada angka gelombang 1516,05 cm-1 dan 1558,48 cm-1 ; regang karbonil pada 1739.79 cm-1 ; regang C-H alifatik pada 2854,65 cm-1 dan 2924,09 cm-1 ; regang O-H dengan bilangan pada 3741,09 cm-1. Hasil analisis masih berupa dugaan bahwa metabolit sekunder dari daun sengon termasuk golongan seskuiterpenoid atau alkaloid. Kedua jenis senyawa ini berhasil di identifikasi dalam ekstrak etanol, fraksi nheksana dan fraksi etilasetat. Kepastian identitas senyawa metabolit baru dapat ditentukan dengan dukungan data pengukuran yang lain. Walaupun jenis senyawa metabolit sekunder dalam daun sengon belum dapat diketahui, tetapi hasil pengujian aktivitas antimikroba dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memberikan rekomendasi pada daun sengon sebagai herbal anti mikroba kulit. Daftar Pustaka Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, 2000. Dyah Arum Ariyanti, dkk., Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Ketapang Kencana (Terminalia muelleri Benth) dan Uji Aktivitas sebagai Bakteri Penyebab Bau Badan, Chem info vol.1, no.1, 2013. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Materia Medika, Jilid III, DEPKES RI. Jakarta, 1989. Harborne, J.B., Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, terbitan kedua, terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB. Bandung, 1987. Holt, J.G, dkk, Bergey’s: Manual Determinative Bacteriologi, 8th Edition, Wilkins, USA, 1994. Heineir, Michael, Farmakognosi dan Fitoterapi, Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 2009. I.M, Sukadana, Aktivitas Antibakteri Senyawa Flavonoid dari Kulit Akar Awar-awar (Ficus septica Burm F), Jurnal Kimia 4 (1). Januari, 2010. I.M. Sukadana., Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid dari Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn L), Jurnal Kimia 3 (2), Juli, 2009.
25 ISBN 978-602-70361-0-9