SIKAP MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI TERHADAP PERPUSTAKAAN
Yadi Ernawadi Program Studi Manajemen, Universitas Jenderal Achmad Yani Jl Terusan Jenderal Achmad Yani Cimahi email:
[email protected]
Abstract - The purpose of this research is to identify the student attitudes of Economic Faculty of University of Jenderal Achmad Yani Cimahi toward the library service attributes based on Fishbein multiattribute model so that the management of universities understand the main factors create of the student attitudes. By understanding them, the policy makers are able to create more strategies and programs to maintain or even increase the student loyalty. The Fisbein multiattribute model was used to identify the student attitudes toward the service atrributs of the library. This research involved 219 samples. The main contribution of the paper is to show that student attitudes toward the service attributes of library based on the elements of service quality. They are not the same according to their evaluation and believe deal with reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible as the dimensions of library service quality. However, their attitudes are categorized tend to be positive (positive enough). The paper contributes to inform policy makers of the faculty and university about the main predictors of student attitudes toward the library service attributes. The findings of this research indicate that there are some factors must be prioritized to be improved in the short term mainly the elements of tangibility dimension. Keywords: Fishbein, multiattribute model, evaluation, believe
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
I. PENDAHULUAN Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, pada tahun 2006 masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%). Bahkan pada tahun 2011, sebanyak 90,27% penduduk yang berusia 10 tahun ke atas lebih menyukai menonton televisi, dan hanya 18,94% yang menyukai membaca surat kabar atau majalah. Begitu juga hasil kajian mengenai indeks pembangunan manusia tahun 2011 yang dirilis oleh UNDP menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 124 dari 187 negara di dunia. Kondisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan 5 negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Thailand, dan Philipina. Fakta tersebut mengindikaskan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia masih tergolong rendah yang dapat disebabkan oleh salah satunya karena masih buruknya kualitas pendidikan di Indonesia sebagai akibat dari minat baca mereka yang juga rendah. Kondisi minat baca yang rendah juga terjadi di Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Cimahi. Meskipun manajemen Perpustakaan UNJANI menyatakan telah melakukan banyak perbaikan dalam pelayanan pelanggan tetapi respon pengunjung masih dianggap kurang. Kondisi tersebut terutama terjadi pada tahun 2010 dan 2011 di mana animo pengunjung Perpustakaan UNJANI bahkan mengalami penurunan dari 5.805 kali menjadi 5.192 kali, Frekwensi kunjungan ke perpustakaan tersebut terutama didominasi oleh mahasiswa Program Studi Farmasi dan Psikologi. Sementara itu kunjungan mahasiswa Fakultas Ekonomi hanya 178 kali di tahun 2011. (Ernawadi, 2012) Jumlah kunjungan mahasiswa ke Perpustakaan UNJANI tersebut di atas nampak besar secara absolut. Namun bila dipandang dari segi kunjungan ideal dengan asumsi rata-rata kunjungan mahasiswa 1 (satu) kali dalam sebulan saja maka akan diperoleh informasi yang mendukung fakta bahwa minat baca orang Indonesia masih tergolong rendah. Menurut Kepala Biro Adiministrasi Akademik (BAA) UNJANI, jumlah mahasiswa aktif semester genap tahun ajaran (TA) 2009/2010 sebanyak 5.051 orang dan semester ganjil TA 2010/2011 sebanyak 6.212 orang. Dengan demikian jumlah rata-rata mahasiswa aktif selama tahun 2010 sebanyak 5.632 orang. Dengan asumsi jumlah kunjungan ideal mahasiswa UNJANI ke perpustakaan diharapkan sebanyak minimal 1 (satu) kali dalam setiap bulan maka jumlah kunjungan ideal secara absolut yang diharapkan sebesar 67.584 kali. Berdasarkan perhitungan
tersebut diketahui bahwa jumlah rata-rata kunjungan mahasiswa UNJANI ke perpustakaan baru mencapai 8,33% atau 1 (satu) kali berkunjung dalam satu tahun. Kondisi lebih buruk terjadi pada tahun 2011. Jumlah mahasiswa aktif rata-rata selama tahun 2011 menurut BAA sebanyak 6.565 (5.762 mahasiswa aktif di semester genap TA 2010/2011 dan 7.368 mahasiswa aktif di semester ganjil TA 2011/2012), sementara jumlah kunjungan mahasiswa ke Perpustakaan UNJANI turun 7,81% menjadi 5.192 kunjungan. Dengan menggunakan formula yang sama seperti digunakan di atas, diperoleh jumlah kunjungan ideal mahasiswa ke Perpustakaan UNJANI selama tahun 2011 sebanyak 78.780 kunjungan. Dengan demikian jumlah kunjungan rata-rata mahasiswa ke Perpustakaan UNJANI selama tahun 2011 sebanyak 0,80 kali kunjungan, lebih rendah 0,20 kali kunjungan dibandingkan dengan tahun 2010. Fenomena tersebut menunjukkan betapa memprihatinkannya minat mahasiswa UNJANI dalam mengunjungi salah satu pusat ilmu pengetahuan paling penting di perguruan tingginya. Kondisi tersebut juga mencerminkan betapa rendahnya minat baca mereka. Hal lain yang menarik untuk dicermati adalah bahwa minat mahasiswa yang berasal dari fakultasfakultas eksakta untuk berkunjung ke Perpustakaan UNJANI lebih tinggi dibandingkan dengan minat rekan mereka dari fakultas-fakultas sosial. Selisih realisasi frekwensi kunjungan mahasiswa dari kedua kelompok bidang tersebut sepanjang tahun 2010 mencapai 8,0475% (9,91%-1,8625%), sementara sepanjang tahun 2011 frekwensi kunjungan mahasiswa fakultas-fakultas eksakta masih lebih tinggi 4,28% dibandingkan dengan fakultas-fakultas sosial. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, mahasiswa fakultas-fakultas sosial tidak memiliki kebutuhan yang cukup sehingga tidak melahirkan motivasi yang lebih tinggi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ilmu pengetahuannya. Kedua, dosen fakultas-fakultas sosial tidak mewajibkan mahasiswanya berkunjung ke Perpustakaan UNJANI untuk tujuan tertentu. Ketiga, mahasiswa fakultas-fakultas sosial tidak memiliki sikap yang lebih positif dibandingkan dengan rekan-rekannya dari fakultas-fakultas eksakta terhadap Perpustakaan UNJANI karena persepsi atau pengetahuan yang dimilikinya dan pengalamannya. Keempat, perpustakaan di fakultas-fakultas sosial UNJANI berperan sebagai substitusi Perpustakaan UNJANI. Kelima, sikap mahasiswa fakultas-fakultas sosial lebih positif terhadap atribut-atribut pelayanan perpustakaan yang dikelola oleh fakultasnya sendiri. Keenam, media komunikasi terutama internet yang seharusnya berperan sebagai sumber informasi yang bersifat sekunder menggantikan literatur fisik
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
yang disediakan oleh perpustakaan. Dugaaandugaaan tersebut tentu saja masih memerlukan pembuktian melalui sebuah penelitian. c. II. LANDASAN TEORI Model sikap multiatribut Fishbein digunakan dalam penelitian ini sebagai alat analisis . Menurut Peter dan Jerry (2013) model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model ini disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Untuk selanjutnya model ini akan digunakan untuk mengukur sikap mahasiswa terhadap atribut pelayanan perpustakaan di perguruan tingginya. Model tersebut digambarkan dengan formula sebagai berikut :
di mana : Ao = Sikap terhadap suatu objek = Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut i = Evaluasi terhadap atribut i n = Jumlah atribut yang dimiliki objek
Adapun penjelasan mengenai model tersebut adalah sebagai berikut : a.
b.
Salient belief (atribut) Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut. Sering disebut sebagai attribute-object beliefs. Para peneliti sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap ( suatu produk). Kepercayaan ( ) Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap bebagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya. Langkah ini digambarkan oleh yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masihmasing merek. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object-
attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan. Evaluasi atribut ( ) Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute i or importance weigh), yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda, kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Evaluasi atribut ( ) mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Komponen ini mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut dari suatu produk atau merek.
Sehubungan dengan tujuan penelitian ini adalah mengetahui sikap mahasiswa sebagai konsumen terhadap atribut-atribut perpustakaan di perguruan tinggi di mana penelitian ini dilakukan maka penting untuk mengenal perpustakaan sebagai service provider yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2011) “Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Sedangkan lima penentu kualitas jasa (SERVQUAL) menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Kotler dan Lane (2009) terdiri atas keandalan, daya tanggap, kepastian, kepedulian, dan tampilan fisik. Atribut SERVQUAL tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk merancang instrumen penelitian yang dikaitan dengan objek penelitian yaitu perpustakaan. Determinan kualitas jasa seperti tampak pada tabel di atas dimanfaatkan sebagai sub variabel penelitian, sementara atribut determinan jasa dimanfaatkan sebagai dasar untuk mengembangkan indikator dari sub variabel penelitian. Penentuan indikator tersebut disesuaikan dengan karakteristik kedua perpustakaan di mana penelitian dilakukan. Oldfield (2000) memperkuat pendapat bahwa kualitas pelayanan pendidikan perguruan tinggi dipersepsikan berbeda oleh mahasiswa di Inggris selama mereka studi. Penelitian tersebut melibatkan mahasiswa tahun pertama dan terakhir pada sebuah perguruan tinggi di Inggris sebagai sampel. Sebelumnya, Hill (1995) telah mempelajari harapan dan persepsi mahasiswa sebuah perguruan tinggi
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
dari waktu ke waktu dengan menggunakan metode eksplorasi. Studi tersebut tidak untuk tujuan generalisasi, namun berfungsi mengenali kebutuhan mahasiswa melalui pengumpulan data tentang harapan mereka tidak hanya selama waktu mereka di universitas tetapi pada saat status mereka belum menjadi mahasiswa. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian Nguyen (2001) diketahui bahwa tingkat loyalitas 395 mahasiswa sebuah sekolah bisnis cenderung menjadi lebih tinggi ketika persepsi mereka tentang reputasi dan citra perguruan tinggi di mana mereka menuntut ilmu memberi keuntungan yang berarti. Penelitian lain yang dilakukan di perbankan ritel dengan jumlah sampel 1.999 oleh N’Goala (2010) menunjukkan bahwa: 1) kalkulatif komitmen tumbuh dari waktu ke waktu; 2) dalam jangka panjang, kepercayaan pelanggan umumnya memiliki peran menurun sementara komitmen afektif menjadi penting dalam pertukaran relasional; 3) kontak dengan yang didorong oleh kebajikan akan menghasilkan efek positif, terutama ketika kerentanan pelanggan tinggi; 4) sebaliknya, pelanggan menghindari berinteraksi terhadap pihak-pihak yang memiliki niat negatif. Berdasarkan analisis kuantitatif yang dikemukakan oleh Han (2011) ditemukan bahwa dua dimensi positif (preferensi dan investasi relasional) merupakan factor penghambat yang jauh lebih kuat yang mendorong pengunjung untuk kembali ke sebuah restoran daripada hambatan negatif (cost switching dan kurangnya alternatif) dalam hal menjaga pelanggan beralih. Penelitian-penelitian tersebut mengangkat persepsi mahasiswa atau nasabah sebagai pelanggan sebuah penyedia jasa sebagai variabel yang diteliti sehingga memberi dukungan konseptual yang berarti bagi penelitian ini. Menurut Peter dan Jerry (2013) persepsi seseorang atas suatu objek dibentuk oleh sistem kognitif di mana informasi yang yang diterima kemudian dimaknai sehingga menjadi pengetahuan dan kepercayaan. Sementara itu sikap sebagai unsur afeksi dibentuk oleh hasil evaluasi seseorang tentang suatu objek dan kepercayaannya terhadap objek tersebut. Penelitian ini lebih memfokuskan pada sikap mahasiswa terhadap perustakaan sebagai salah satu unsur pembentuk pelayanan akademik yang sangat penting pada sebuah perguruan tinggi. Sikap merupakan hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam
tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau peristiwa. Sikap merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Seseorang akan memiliki sikap terhadap suatu objek apabila objek tersebut berpengaruh terhadap dirinya, baik berupa sikap positif maupun negatif. Seperti juga yang dikemukakan oleh Schiffman (2008), “Sikap adalah respon yang konsisten baik itu respon positif maupun negatif terhadap suatu objek sebagai hasil dari proses belajar”. Menurut Sumarwan (2011), terdapat tiga komponen pembentukan sikap yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang tehadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merek). Afektif mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai. Perasaan dan emosi seseorang tesebut terutama ditujukan kepada produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut yang dimiliki oleh produk. Perasaan dan emosi digambarkan dengan mengungkapkan dua kata sifat yang berbeda untuk mengevaluasi suatu produk. Komponen konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya terjadi. Komponen konatif dari riset konsumen biasanya mengungkapkan niat untuk membeli dari seorang konsumen (intention to buy). Sehubungan dengan tujuan penelitian ini adalah mengetahui sikap mahasiswa sebagai konsumen terhadap atribut-atribut perpustakaan di perguruan tinggi di mana penelitian ini dilakukan maka penting untuk mengenal perpustakaan sebagai service provider yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2011) “Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Sedangkan lima penentu kualitas jasa (SERVQUAL) menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Kotler dan Lane (2009) terdiri atas keandalan, daya tanggap, kepastian, kepedulian, dan tampilan fisik. Atribut SERVQUAL tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk merancang instrumen penelitian yang dikaitan dengan objek penelitian yaitu perpustakaan.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
III. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, variabel sikap mahasiswa diurai menjadi sub-sub variabel sikap mahasiswa terhadap keandalan, daya tanggap, kepastian, kepedulian, dan tampilan fisik perpustakaan sebagai dasar untuk membuat instrumen penelitian berupa kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner tersebut terdiri atas 26 butir pernyataan. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi UNJANI angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang diasumsikan telah berpengalaman mengunjungi perpustakaan sehingga dianggap memiliki pengetahuan dan kepercayaan tentang objek penelitian. Adapun jumlah sampel sebanyak 219 dari 476 jumlah populasi yang ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%. Teknik pengambilan yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasi kepada populasi. Menurut Sugiyono (2008), “Proportionate stratified random sampling adalah penarikan sampel dari masingmasing sub populasi dengan jumlah yang proporsional”. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah melalui proses editing, coding, tabulating, dan verifikasi. Sikap mahasiswa terhadap atribut-atribut pelayanan Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) diukur dengan mengalikan skor kekuatan kepercayaan dan evaluasi mahasiswa terhadap atribut-atribut pelayanan objek penelitian. Adapun atribut-atribut pelayanan perpustakaan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan unsurunsur dari lima dimensi penentu kualitas pelayanan yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, kepedulian, dan wujud. Sehubungan pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif maka interpretasi atas temuan penelitian dijelaskan dengan menggunakan predikat kualitatif atas interval kategori data kuantitatif. Skor sikap mahasiswa diantara 1,04–2,00 dikategorikan positif, 0,24–1,03 dikategorikan cukup positif, 0,40–0,23 dikategorikan kurang positif, dan kurang dari -0,40 dikategorikan negatif. Sikap mahasiswa terhadap dimensi keandalan petugas perpustakaan diukur melalui sikap mereka terhadap empat atribut dengan atribut yang terdiri atas kemampuan petugas dalam melayani pengunjung, kemampuan petugas dalam menjelaskan berbagai pelayanan kepada pengunjung secara akurat, kemampuan petugas dalam melayani pengunjung secara konsisten, dan kejujuran petugas dalam melayani pengunjung. Dengan skor sikap rata-rata 1,04, sikap mereka dikategorikan positif terhadap atribut keandalan
petugas perpustakaan. Seluruh skor atribut tersebut ditampilkan pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Skor Sikap Mahasiswa Terhadap Dimensi Keandalan Petugas Perpustakaan Atribut Objek Sikap Kapabilitas Kejelasan Konsistensi Kejujuran Rata-rata
Evaluasi (ei) 1,17 0.92 1,02 1,12
Kepercayaan (bi) 1,13 0,99 1,00 0,79
Sikap (eibi) 1,32 0,91 1,02 0,89 1,04
Sementara itu, sikap mahasiswa terhadap dimensi daya tanggap petugas perpustakaan diukur melalui sikap mereka terhadap dua yang terdiri atas kemampuan petugas dalam melayani pengunjung secara cepat dan kemauan petugas dalam menanggapi keluhan mahasiswa secara cepat. Dengan skor sikap rata-rata 0,59, sikap mereka dikategorikan cukup positif terhadap atribut daya tanggap petugas perpustakaan. Seluruh skor atribut tersebut ditampilkan pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Skor Sikap Mahasiswa Terhadap Dimensi Daya Tanggap Petugas Perpustakaan Atribut Objek Sikap Kecepatan Tanggap keluhan Rata-rata
Evaluasi (ei) 0,90 0,82
Kepercayaan (bi) 0,86 0,50
Sikap (eibi) 0,77 0,41 0,59
Meskipun skor sikap mahasiswa terhadap dimensi daya tanggap positif namun respon petugas atas keluhan mahasiswa tergolong rendah. Manajemen perpustakaan dapat mengevaluasi kembali pelayanan berkaitan dengan keluhan pelanggan dengan mulai memeriksa catatan-catatan resmi keluhan dan langkah konkrit penyelesaian keluhan tersebut. Manajemen yang menganut filosofi pemasaran selalu fokus kepada kebutuhan pelanggan dan mereka yakin return yang diperoleh organisasi merupakan indikator kepuasan pelanggan. Seperti diungkapkan oleh Aharony (2009) bahwa terdapat korelasi positif antara karakteristik personal yang terdiri atas empowerment, extroversion, resistance to change and attitudes terhadap pemasaran perpustakaan. Hasil penelitiannya menekankan pada gagasan bahwa pustakawan seharusnya memanfaatkan konsep pemasaran untuk mempertahankan posisi sentralnya sebagai penyedia informasi. Dengan demikian, manajemen perpustakaan perlu mengambil langkah yang tepat untuk mengelola keluhan pelanggan berdasakan konsep berwawasan pemasaran. Sikap mahasiswa terhadap dimensi jaminan yang diberikan petugas perpustakaan diukur
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
melalui sikap mereka terhadap tiga atribut yang terdiri atas wawasan petugas tentang berbagai jenis pelayanan perpustakaan, kesopanan petugas dalam melayani pengunjung, dan kemampuan petugas dalam memberikan jaminan rasa aman. Dengan skor sikap rata-rata 0,96, sikap mereka dikategorikan cukup positif terhadap atribut jaminan yang diberikan petugas perpustakaan. Seluruh skor atribut tersebut ditampilkan pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Skor Sikap Mahasiswa Terhadap Dimensi Jaminan yang Diberikan Petugas Perpustakaan Atribut Objek Sikap Pengetahuan Kesopanan Keamanan Rata-rata
Evaluasi (ei) 0,98 1,22 1,03
Kepercayaan (bi) 0,94 1,12 0,58
Sikap (eibi) 0,93 1,36 0,60 0,96
Sikap mahasiswa terhadap dimensi kepedulian petugas perpustakaan diukur melalui sikap mereka terhadap dua atribut keperdulian yang terdiri atas kepedulian petugas terhadap kebutuhan pengunjung dan keramahan petugas terhadap pengunjung. Dengan skor sikap rata-rata 0,86, sikap mereka dikategorikan cukup positif terhadap atribut keperdulian petugas perpustakaan seperti terlihat pada tabel 4. Manajemen perpustakaan seharusnya menyadari bahawa sikap mahasiswa belum sepenuhnya positif terhadap atribut-atribut dimensi jaminan yang diberikan petugas dan keperdulian petugas perpustakaan. Kondisi ini perlu dianalisis sehingga ditemukan sumber masalahnya. Dengan mengacu kepada apa yang disampaikan oleh Grimm dalam Ferrinadewi (2008) bahwa penting untuk mengetahui dampak interaksi komponen-komponen sikap dalam kaitannya dengan kemampuan masing-masing komponen tersebut untuk memprediksi produk atau merek apa yang dipilih. Oleh karena itu, atribut produk memegang peran penting dalam pemgambilan keputusan pembelian konsumen dan dalam menentukan kualitas pengalaman dengan merek. Konsumen cenderung lebih sering menggunakan unsur kognitif dalam evaluasinya terhadap merek daripada unsur afektif. Dengan demikian, manajemen perpustakaan tidak dapat mengabaikan atribut pelayanan mereka kepada mahasiswa karena mereka sadar sepenuhnya atas kualitas pelayanan yang diberikan lalu mengevaluasinya dan membentuk sikap positif atau negatif. Tabel 4 Skor Sikap Mahasiswa Terhadap Dimensi Keperdulian Petugas Perpustakaan Atribut Objek Sikap Keperdulian Keramahan
Evaluasi (ei) 0,96 1,14
Kepercayaan (bi) 0,99 0,69
Sikap (eibi) 0,94 0,77
Rata-rata
0,86
Sikap mahasiswa terhadap dimensi wujud perpustakaan diukur melalui sikap mereka terhadap lima belas atribut wujud yang terdiri atas kemudahan menjangkau lokasi, kebersihan ruangpenataan rak bahan bacaan, penataan kursi dan meja, ketersediaan kursi dan meja, variasi judul bahan bacaan, ketersediaan bahan bacaan, kemutakhiran bahan bacaan, ketersediaan e-books dan e-journal, keamanan loker, keselarasan warna cat dinding, penataan cahaya, ketersediaan komputer, kerapihan pakaian petugas, dan kebersihan pakaian petugas. Dengan skor sikap rata-rata 0,31,, sikap mereka dikategorikan kurang positif terhadap atribut wujud perpustakaan seperti terlihat pada tabel 5. Kondisi tersebut diakibatkan oleh sebagian besar atribut wujud perpustakaan yang disikapi kurang positif oleh mahasiswa. Tabel 5 Skor Sikap Mahasiswa Terhadap Dimensi Wujud Perpustakaan Atribut Objek Sikap
(ei)
(bi)
Lokasi Keterjangkauan lokasi Kebersihan ruang Penataan rak Penataan kursi dan meja Ketersediaan kursi dan meja Variasi bahan bacaan Ketersediaan bahan bacaan Kemutakhiran bahan bacaan E-books dan e-journals Keamanan loker Keselarasan cat dinding Penataan cahaya Ketersediaan komputer Kerapihan pakaian petugas Kebersihan pakaian petugas Rata-rata
0,85 1,10 0,53 0,60 0,08 0,03 0,24 0,41 0,05 0,38 0,67 0,62 0,29 1,09 1,11
0,91 1,03 0,61 0,26 0,01 0,25 0,28 0,14 0,03 0,47 0,70 0,32 0,25 0,10 1,03
Sikap (eibi) 0,77 1,13 0,32 0,16 0,008 0,08 0,67 0,06 0,0015 0,18 0,47 0,20 0,07 0,11 1,14 0,31
Atribut yang perlu mendapat perhatian paling besar untuk diprioritaskan diperbaiki adalah ketersediaan e-books dan e-journals. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Paterson dan Boon (2011) yang mengemukakan bahwa peran dari perpustakaan akademik adalah menyesuaikan kepada perubahan perilaku pelanggan dengan menyediakan pelayanan mobile devices. Mereka berpendapat bahwa teknologi informasi bergerak begitu cepat sehingga mendorong manajemen perpustakaan untuk menyediakan pelayanan secara virtual dengan menyediakan bahan bacaan yang mudah diakses secara virtual juga. Namun demikian belum ditemukan hasil uji komparatif efektifitas antara belajar secara virtual dan manual dengan membaca literature secara langsung. Oleh karena itu, penyesuaian startegi dan program
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
pemasaran sebaiknya diimplementasikan secara bijak dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatif secara sosial terutama terhadap mahasiswa yang merupakan generasi muda dengan karakteristiknya yang khas. Lebih jauh Solomon dalam Suryani (2013) menggunakan istilah echo boomers atau milleneals untuk generasi yang lahir dan tumbuh di era internet seperti saat ini. Mereka memiliki karakteristik cenderung berorientasi pada hasil dengan sedikit pengorbanan, cenderung mempertanyakan otoritas, berpikir untuk sekarang dan suka bersenang-senang, menyukai kebebasan dan suka mengekspresikan diri, cenderung banyak menuntut, percaya diri dan optimis, dan lebih suka berkomunikasi dengan teks dan jejaring sosial. Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, manajemen perpustakaan ditantang lebih kreatif dalam membentuk sikap positif mahasiswa dengan mengelola berbagai atribut pelayanan secara proporsional dan adaptif.
IV. KESIMPULAN Sikap mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani terhadap atribut pelayanan perpustakaan berdasarkan model multiatribut Fishbein digolongkan cukup positif yang ditunjukkan melalui skor rata-rata sikap sebesar 0,76. Kontribusi pembentuk sikap positif mahasiswa terbesar berasal dari sikap mereka terhadap keandalan petugas. Mereka percaya bahwa petugas memiliki kapabilitas yang tinggi dalam melayani pengunjung perpustakaan. Sementara itu, sikap mahasiswa terhadap wujud perpustakaan memberi kontribusi paling rendah. Pengetahuan komprehensif mahasiswa tentang perpustakaan yang merupakan hasil evaluasi secara berkesinambungan berdampak pada kepercayaan mereka bahwa sebagian besar unsur pembentuk dimensi wujud perpustakaan masih kurang memadai. REFERENSI Aharony, Noa (2009) Librarian’s Attitude Toward Marketing Library Services, Journal of Librarianship and Information Science, Vol 41, no1, pp 39-50 Ernawadi, Yadi (2013) Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap Pelayanan Perpustakaan Universitas Jenderal Achmad Yani Berdasarkan Model Sikap Multiatribut Fishbein, Kartika Wijaya Kusuma, Vol 21 no 2, 12-24
Ernawadi, Yadi dan Dita Mediasari (2013) Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap Pelayanan Perpustakaan Fakulta Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani dan Pendidikan Ahli Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Berdasarkan Model Sikap Multiatribut Fishbein Fandy Tjiptono (2011) Pemasaran Jasa, Bandung, Bayumedia Ferrinadewi, Erna (2008) Merek dan Psikologi Konsumen – Implikasi pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta, Graha Ilmu Han, Heesup, Ki-Joon Back, Yun-Hi Kim (2011) A Multidimensional Scale of Switching Barriers in the Full-Service Restaurant Industry, Cornell Hospitality Quarterly, Vol. 52 no. 1 page 54-63 Hill, Frances M.(1995) "Managing Service Quality in Higher Education: The Role of The Student as Primary Consumer", Quality Assurance in Education, Vol. 3 Iss: 3, page 10 – 21 Kotler, Philip dan Lane Keller (2009) Manajemen Pemasaran, Bob Sabran, Edisis 13, Jakarta, PT Indeks N’Goala, Gilles (2010) Discovering the Dark Side of Service Relationships… or Why Longlasting and Exclusive Relationships are Selfdestructing, Recherche et Applications en Marketing (English Edition), Vol. 25 no. 1 page 3-30 Nguyen, Nha and Gaston LeBlanc (2001) Image and Reputation of Higher Education Institutions in Students’ Retention Decisions", International Journal of Educational Management, 2001, Vol. 15 Iss: 6, page 303 – 311 Oldfield, Brenda M. and Steve Baron (2000) Student Perceptions of Service Quality in a UK University Business and Management Faculty", Quality Assurance in Education, Vol. 8 Iss: 2, page 85 – 95 Paterson, Lorraine and Boon Low (2011), Student Attitudes Toward Mobile Library Services for Smartphone, Library Hi Tech, Vol 29, Issue 3, pp 412-423 Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson (2013) Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, Diah Tantri Dwiandani. Edisi 9, Jakarta, Salemba Empat, Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk (2008) Perilaku Konsumen, Zoelkifli Kasip, Edisi 7, Jakarta, PT Indeks Sugiyono (2008) Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, 2008 Sumarwan, Ujang (2011) Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Edisi 2, Bogor Ghalia Indonesia Suryani, Tatik (2013), Perilaku Konsumen di Era Internet – Implikasinya pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta, Graha Ilmu
Proceedings SNEB 2014: Hal. 7
Proceedings SNEB 2014: Hal. 8