! "
! #
%$Jakarta, 17 Februari 2010
! "
! #
#
$
%
&' $
%
&
(
) * !
1. PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia Pemerintah wajib untuk memenuhinya. Kewajiban Pemerintah: menciptakan Ketahanan Pangan. Ketahanan Pangan : terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga (UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan)
Kondisi yang harus diupayakan : 1. Menyediakan pangan dalam jumlah yang cukup 2. Terdistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia 3. Harga dapat dijangkau masyarakat
Pendahuluan (lanjutan)
Pangan segar (hasil pertanian, peternakan, hortikultura, perikanan, perkebunan umumnya bersifat mudah rusak, bulky, tidak siap dihidangkan –
perlu pengolahan oleh industri
2. Konsep Dasar Ketahanan Pangan Ketersediaan Pangan (Food Avaibility)
Akses Pangan (Food Acces)
Penyerapan Pangan (Food Utilization)
3. RANTAI PASOKAN PANGAN Kegiatan Produksi pangan
Penanganan Pasca Panen
Pengolahan
R U M A H
Distribusi
Aktor Petani/ Peternak/ Petambak/ Nelayan
Pengumpul
Industri Pengemasan
Industri Pengolahan
Eksportir
Alsintan
Pupuk
Makanan Ternak/Ikan
Kemasan
Distributor
Pedagang/ Pengecer
Mesin-Peralatan Pengolahan
Peran/Dukungan Sektor Industri
T A N N G G A
Alat angkut
4. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN #
&!
#
$ !
#
+ ,
. &
+ , + + +
+ + " . &&
+ 2 . + &
/
4 &
5 6
+
+ & + 0 + $ + 1
.
.
.
$ + 3 &
.
& . &
&
& . & & &
.
+
& & .
.
&
5. STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN Acuan: Peraturan Presiden No 28 tahun 2008 tentang KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Visi Industri 2025: menempatkan INDUSTRI AGRO (termasuk industri makanan) dan INDUSTRI ALAT ANGKUT sebagai Industri Andalan Masa Depan, didukung oleh INDUSTRI BARANG MODAL (termasuk industri mesin pengolahan, alsintan, dsb), INDUSTRI PETROKIMIA (termasuk pupuk) sebagai Basis Industri Manufaktur yang diprioritaskan pengembangannya
Bangun Industri 2025
Strategi Pokok KIN: 1) Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai dari industri sebagai upaya untuk membangun jejaring industri dalam negeri dan global serta meningkatkan daya saing untuk mendorong inovasi; 2) Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun kompetensi inti daerah; 3) Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya dalam industri; 4) Mengembangkan Industri Kecil dan Menengah; Strategi Operasional: 1) Pengembangan Lingkungan Bisnis yang Kondusif; 2) Mendorong Pertumbuhan Klaster Industri Prioritas; 3) Menumbuhkan Kompetensi Inti Industri Daerah;
DESENTRALISASI PENYEDIAAN PANGAN
• Indonesia negara besar – Kepulauan. Biaya distribusi tinggi • Sumber bahan pangan pokok saat ini kurang beragam – sangat tergantung pada pada beras dan terigu (dari gandum impor) • Sumber karbohidrat lokal saat ini kurang dimanfaatkan, bahkan bersifat inferior bagi masyarakat dibanding beras dan terigu Untuk meningkatkan ketahanan pangan, perlu upaya peningkatan kemampuan nasional dan daerah dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok secara swadaya (mengurangi impor)
Per.Pres No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal
6. PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN #
&! +
+
$ ! .
#
+
&
&
+
& /&
.
+
+
.
+
. 7
. 7
+
+
#
&
4
+
4
+
" & &
. +
. & 5
& 5 &
$
$
" & &
+
&
& 5
&
& 5
'(
)
*+ ' 8 & & '
.
$ &
. 5
.
& &
! # )
4
5
$ 5
*
8 &
6
. ' & &
"
&
9
8
& &'
. .
5
,(
)
*
No.
Uraian
1.
Menjamin ketersediaan pangan
2.
"
Melakukan diversifikasi pangan
&
9
8
Kegiatan
Output
Pengembangan dan penyediaan alat mesin pertanian (alsintan)
Tersedianya sarana produksi yang memadai dan terjangkau petani
Pemenuhan kebutuhan pupuk
Tersedianya pupuk dengan harga terjangkau
Penyediaan insentif investasi di bidang pangan termasuk industri gula, peternakan dan perikanan.
Berkembangnya usaha di bidang pangan
Pengembangan teknologi pangan
Tersedianya pangan alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap pangan pokok seperti beras.
Diversifikasi usahatani dan pengembangan pangan lokal
Terintegrasinya peran komoditi pangan segar/primer dengan peran pangan olahan
Matrik Rencana Aksi Pembangunan Ketahanan Pangan Yang Terkait Dengan Kementerian Perindustrian (Lanjutan ……..) No.
Uraian
Kegiatan
Output
3.
Meningkatkan mutu dan keamanan pangan
Pengembangan dan penerapan sistem mutu pada proses produksi, olahan dan perdagangan pangan.
Bertambahnya pemahaman masyarakat, produsen pangan besar dan usaha kecil menengah tentang pangan bermutu dan aman bagi kesehatan.
Peningkatan kesadaran mutu dan keamanan pangan pada konsumen.
Meningkatnya kualitas keamanan, mutu pangan, kehalalan pangan yang dikonsumsi masyarakat.
Alokasi anggaran negara yang memadai untuk penelitian dan pengembangan.
Terwujudnya alokasi anggaran dana penelitian dan pengembangan bidang pangan
Peningkatan kerjasama dan kemitraan antara lembaga penelitian.
Semakin besarnya semangat sektor swasta untuk berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan pangan.
Kebijakan perdagangan yang memberikan proteksi dan promosi bagi produk pertanian strategis
Terlaksananya kebijakan nasional yang melindungi produk pertanian strategis dari perdagangan yang tidak fair.
4.
Memfasilitasi penelitian dan pengembangan
5.
"
Kebijakan makro dan perdagangan yang kondusif
&
9
8
.(
-
&
. &
& &
.
: &
&
& &
& & &
<=
&
&
& & &
&
*
&
&
.
' ;
/
/(
/
& • 2> : .
9 &
' 8
• • 2 •
& =
&
= & ": ?
.
&
&
. = .
": ?=
Kapasitas Dari Revitalisasi
Menjadi
Urea 8,05 Juta Ton 10,40 juta ton NPK
Meningkat 1 juta ton/tahun
b. Revitalisasi Industri Gula
a. BUMN • •
Peningkatan produksi gula dari 1,47 juta ton (2009) menjadi 2,32 juta ton pada tahun 2014; Rehabilitasi, peningkatan kapasitas giling, peningkatan efisiensi pabrik, amalgamasi dan peningkatan kualitas gula;
b. BUMS Peningkatan produksi gula BUMS dari 1,15 juta (2009) menjadi 1,22 juta ton (2014) atau naik 1,22% per tahun selama 5 tahun; Rehabilitasi, peningkatan kapasitas giling, peningkatan efisiensi pabrik, dan peningkatan kualitas gula;
c. Pembangunan PG Baru Terinventarisasinya para 32 calon investor yang berminat membangun PG baru di wilayah Indonesia dengan tambahan kapasitas giling 153.000 TCD sehingga mampu menghasilkan produksi 2,16 juta ton.
c. Pengembangan Industri Alsintan
' & $
$
. 7
$
$
5 4 & .
$
#
&
#
$ $# & /
$
! /
#!
$
# "! 0 1
#
( %
/
$ !
#
+
& 8
&
+ " +
4 4
& 5
& & &
)$ $
%
/
*
#
Tepung Terigu
Tepung Mocal Diversifikasi Pangan
Tempe Kedelai
@
9
$ 7
$ 59
Tempe Koro
5
(
#
&
#
#
- #
* #2
+ + 1 +
": ?/ %@@ 0 5
& & /
+
&
/ 2
& + " + 4
2( . ?
(
&
;2( <.
)$ $
Rhodamin
#
&
#
$ !
#
-
#
Bahan Tambahan Pangan (BTP) Yang Aman
10. PERAN PEMERINTAH DAERAH +
&
& &
&
" % +
&
5
&
& + "
& & 5
+ + + ? +
& '
5& 5&
4 .
&
'
&
11. PENUTUP +
. &
+ >
/
.
9 A A
&
& & 4
5 A A A A
5 $
. &
&
5 4
5
& .
&
& & &
" %
28
28
LAMPIRAN Pengembangan Industri Hilir Agro Lainnya
34
#
&
#
!
Industri Inti Industri Pengalengan Ikan, Pembekuan Ikan dan Industri Pengolahan Rumput Laut
Sasaran Jangka Pendek (2010 – 2015) o o o o o o o o o
Terjaminnya ketersediaan bahan baku dan penolong; Tercapainya diversifikasi produk pengolahan hasil laut; Produk sudah mengacu pada standarisasi, seperti SNI, food safety, HACCP, GMP dan Codex; Pengembangan industri pendukung untuk kontuinitas sumber bahan penolong; Meningkatnya utilitas kapasitas industri pengolahan hasil laut di dalam negeri; Meningkatkan peran perguruan tinggi untuk penyediaan SDM bidang industri pengolahan hasil laut yang siap pakai; Pengembangan dan Penguatan litbang hasil laut di kawasan industri pengolahan hasil laut dalam rangka meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk. Pembatasan ekspor ikan segar dalam rangka meningkatkan pasokan bahan baku ikan segar untuk industri pengolahan ikan dalam negeri. Terkoordinasinya interaksi jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan serta peran aktip antara pusat dan daerah, dunia usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan industri pengolahan hasil laut.
Industri Pendukung /terkait o Industri Peralatan o Industri Pemasok Bahan Baku seperti: Perikanan Tangkap dan Budidaya Laut o Industri Pemasok Bahan Penolong seperti industri es balok, industri kimia (bahan pengawet), industri pengemasan (kaleng tahan karat), o Industri perkapalan
Sasaran Jangka Panjang (2020 – 2025) o Pengembangan teknologi formulasi berbasis rumput laut; o Pengembangan produk formulasi berbasis rumput laut ( farmasi, kosmetik dan industri); o Pengembangan industri bioteknologi berbasis hasil laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi); o Pengembangan industri perikanan hemat energi dan ramah lingkungan. o Termanfaatkan air laut dalam (deep sea water) untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.
Strategi 1. Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai dari industri pengolahan hasil laut. 2. Mengutamakan pasokan bahan baku hasil laut untuk industri pengolahan hasil laut dalam negeri. 3. Menerapkan teknologi modern untuk pengolahan hasil laut sehingga produk sesuai standarisasi, seperti SNI, Food Safety, HACCP, GMP dan Codex 4. Memperluas penetrasi pasar dan promosi produk. 5. Mendorong pengembangan SDM industri siap pakai khususnya di bidang manajemen mutu dan teknik produksi. 6. Mengembangkan dan menguatkan litbang industri pengolahan hasil laut dalam rangka meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk.
#
&
#
!
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Pendek (2010 – 2015) o Meningkatkan pasokan bahan baku (kualitas dan kuantitas) khususnya tuna, udang dan rumput laut untuk industri pengolahan hasi laut melalui koordinasi dengan instansi terkait; o Meningkatkan kemitraan dan integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir dalam rangka meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; o Meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk industri pengolahan hasil laut (GMP, HACCP, dan sertifikasi Halal) dan penerapan sertifikasi produk (SNI) melalui pendidikan dan pelatihan manajemen mutu dan menyusun buku panduan; o Meningkatkan kemampuan uji mutu laboratorium untuk produk hasil laut melalui bantuan alat dan bantuan teknis; o Pengembangan sarana dan prasarana industri pengolahan hasil laut antara lain melalui bantuan mesin/peralatan pengolahan hasil laut ke daerah-daerah yang potensial dengan berkoordinasi dengan instansi terkait; o Meningkatkan kemampuan penyediaan mesin dan peralatan pendukung usaha pengolahan hasil laut; o Meningkatkan Sosialisasi tentang Keamanan Pangan dan Bahan Tambahan Pangan (BTP). o Meningkatkan Koordinasi interaksi dan terbentuknya jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan, serta peran aktip antara pemerintah pusat/daerah, dunia usaha, lembaga penetilian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan klaster industri pengolahan hasil laut melalui forum komunikasi; o Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan pencemaran limbah perikanan di sentra perikanan.
Pasar: a. Membangun produk memiliki daya saing tinggi b. Membangun Merek Produk Industri Pengolahan Hasil Laut Nasional di pasar Internasional c. Membangun produk dapat diminati oleh pasar dalam negeri d. Beraliansi dengan importir utama produk perikanan dunia e. Diversifikasi pasar ekspor produk perikanan. f.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2020 – 2025) o Riset untuk pengembangan teknologi formulasi berbasis rumput laut; o Mengembangkan produk formulasi berbasis rumput laut ( farmasi, kosmetik dan industri); o Mengembangkan industri bioteknologi berbasis hasil laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi); o Mengembangkan industri perikanan hemat energi dan ramah lingkungan melalui koordinasi dengan instansi terkait o Kajian pengembangkan pemanfaatan air laut dalam (deep sea water) untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.
Unsur Penunjang SDM : a. Meningkatkan peran litbang di bidang pengawetan, pengolahan dan kemasan b. Meningkatkan peran perguruan tinggi untuk penyediaan tenaga ahli siap pakai bidang industri pengolahan hasil laut c. Penyediaan Balai-Balai atau Unit Pelayanan Teknis untuk pelatihan Sumber Daya Manusia Bidang perikanan dan industri pengolahan Hasil Laut
Infrastruktur : a. Pembangunan sarana pelabuhan dan penampungan ikan b. Pembangunan sarana transportasi darat c. Pembangunan kepabeanan untuk eksport d. Memberikan intensif untuk penyediaan sarana penangkapan ikan yang modern e. Membangun kelembagaan nelayan f. Memberikan fasilitas permodalan dan kemudahan berinvestasi di industri pengolahan hasil laut
54
#
&
Industri Inti Industri Cocoa Liquor, Cocoa Butter, Cocoa Cake dan Cocoa Powder
#
!
Industri Pendukung Peralatan, bibit, pupuk, pestisida, perkebunan kakao, Kemasan, Bahan Makanan Tambahan (Gula, Sirup, Susu).
Sasaran Jangka Pendek (2010 – 2015) 1. Optimalisasi kapasitas terpasang industri kakao olahan di dalam negeri dari 40 persen menjadi 80 persen; 2. Peningkatan pasokan bahan baku biji kakao fermentasi untuk industri dalam negeri; 3. Pengendalian ekspor biji kakao kering sebagai bahan baku industri kakao di dalam negeri; 4. Pengembangan industri coklat dan makanan berbasis coklat. 5. Meningkatkan konsumsi coklat dan makanan berbasis coklat 6. Peningkatan Mutu Biji Kakao dan Produk Kakao Olahan (Cocoa Powder) Melalui Penerapan SNI Wajib. 7. Membangun kerjasama international di bidang kakao
1. 2. 3.
$ Industri Terkait Industri Makanan & Minuman Berbasis Coklat dan Kembang Gula dan Kosmetika Jangka Panjang (2020 – 2025) o Terbangunnya sentra-sentra produksi biji kakao di wilayah barat Indonesia antara lain di Sumatera Barat dan Lampung; o Terjaminnya infrastruktur seperti peti kemas, energi listrik dan trasportasi. o Dicapainya diversifikasi produk kakao olahan; o Berkembangnya industri pengolahan kakao secara terpadu di Indonesia; o Menjadi negara pengekspor produk kakao olahan terbesar di dunia.
Strategi Penguatan struktur industri berbasis kakao, penciptaan iklim investasi dan usaha yang menarik insentif fiskal dan administrasi serta jaminan keamanan berusaha Penciptaan lapangan usaha industri pengolahan kakao melalui promosi investasi disentra kakao, melalui : Sosialisasi teknologi terpadu proses pengolahan kakao, peningkatan pengetahuan dan kemampuan SDM, pengenalan dan penerapan GMP dan HACCP dalam rangka peningkatan mutu produk Pengembangan pasar domestik : penyertaan para pengusaha pada kegiatan promosi/pameran dalam negeri dan internasional, pengembangan diversifikasi produk bernilai tambah tinggi termasuk kakao non pangan.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Pendek (2010 – 2015) 1. Meningkatkan program kemitraan antara petani kakao dengan industri pengolah di dalam negeri. 2. Peningkatan Mutu Biji Kakao Fermentasi Melalui Bantuan Mesin dan Peralatan di Sentra-Sentra Produksi Biji Kakao. 3. Menyiapkan Kebijakan Penerapan PE terhadap ekspor biji kakao. 4. Meningkatkan kemampuan petani dalam bidang penanganan paska panen melalui pelatihan produksi paska penen. 5. Pembangunan pabrik coklat di Kawasan industri kakao di Kabupaten Gowa. 6. Penyelenggaraan Pameran dan Lomba Pembuatan Coklat dalam rangka peningkatan konsumsi coklat. 7. Persiapan untuk menjadi anggota ICCO
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025) 1. Mengembangkan produk-produk kakao non pangan; 2. Membangun pusat-pusat pengembangan industri kakao di sentrasentra produksi; 3. Promosi industri hilir/turunan dari produk kakao. 4. Pengembangan (modifikasi) teknologi pengolahan kakao
Unsur Penunjang Pasar: Membangun produk yang memiliki daya saing tinggi Membangun Merk Produk Industri Pengolahan Kakao Nasional di pasar internasional c. Membangun produk dapat diminati oleh pasar dalam negeri d. Diversifikasi pasar eksport produk kakao olahan a. b.
SDM : a. Meningkatkan ketrampilan petani kakao b. Meningkatkan peran litbang di bidang pengolahan dan pengemasan c. Penyediaan Balai-Balai atau Unit Pelayanan Teknis untuk pelatihan Sumber daya Manusia Bidang pengolahan kakao
Infrastruktur : a. Pembangunan sarana pelabuhan b. Pembangunan transportasi darat c. Penyediaan tenaga listrik bagi sentra-sentra industri kakao
64
#
! !
&
! #$
#
!
! !
! ! #
! ! /
7
$ ! 7 !
! !
! ! ! 8$ 7 #$ ! !9
!
$ 7 ! & 7 $
&! *
#7 *
! !
& 7 *!
!
! $
!
#
! ! :1$# ! 7 " )
47
!
8$$ )
7
!
(
+ #
#
: 5;3; < 5;3= 4
+ #
Meningkatkan pertumbuhan industri susu olahan 10 %/tahun Mengembangkan industri pakan ternak skala kecil dengan memanfaatkan sumber bahan pakan dalam negeri Peningkatan kesinambungan ketersediaan pakan ternak dalam upaya meningkatkan produktivitas susu segar Pengembangan pengendalian penyakit ternak Pengembangan susu berkualitas dengan harga terjangkau Meningkatkan populasi ternak sapi perah Meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak menjadi 5 - 10 sapi/peternak Meningkatkan produktivitas ternak sapi perah menjadi 15 liter/ekor/hari Meningkatkan pasokan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) dari 30% menjadi 40% Peningkatan kualitas susu segar melalui keterampilan cara perah, bantuan peralatan cooling unit, dan penerapan Good Farming Practices (GFP) serta Good Handling Practice (GHP). Peningkatan Kemitraan antara Industri Pengolahan Susu dengan peternak sapi perah baik langsung maupun tidak langsung. Meningkatkan daya saing Industri Pengolahan susu melalui harmonisasi tarif bea masuk antara produk jadi susu dengan bahan baku/ penolong dan kemasan. Meningkatkan kompetensi SDM khususnya dalam keterampailan teknis & teknologis pakan ternak dan usaha peternakan. Pengembangan skema pembiayaan kepemilikan bibit sapi unggul. Kampanye penggalakan minum susu secara nasional.
> # : 5;3? < 5;5? 4 &
*B7 '
*
7 4
' '
* 7 ;"" : < .
7 7 '
7 *B
$ &
4
5
.
' 4
.
.
.
&
5 6
.
$
# 3( 5(
# #
& !
$ ! 7 % $ !
7 !
$ 1 #
% 7 : @ #4
1
#
>(
C & & &
5 / &
&
& '
. .
.
& .
$ /
. '
#
&
#
!
! ! #
3( 5(
# #
& !
$ ! 7 % $ !
7 !
$ 1 #
% 7 : @ #4
1
#
C
>(
5
&
& . &
&
/
&
'
.
.
& &
$
.
.
/
'
$ $
$ $
"
+ #
#
$ $
: 5;3; < 5;3= 4
$ $
Bersama instansi terkait menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan industri susu olahan. Bersama stakeholder terkait mengusahakan dana murah sehingga bisa mendatangkan bibit sapi perah unggul dengan produktivitas yang tinggi dengan harga cicilan yang terjangkau, juga untuk menigkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak. Penerapan standar mutu bahan baku sesuai standard yang ditentukan (SNI) Pemanfaatan produk samping industri pengolahan pangan untuk membuat pakan yang berprotein tinggi dengan harga terjangkau. Meningkatkan penyuluhan kepada peternak untuk meningkatkan kualitas susu segar sehingga menaikkan pendapatan peternak (harga susu yang berkualitas tinggi lebih mahal daripada yang berkualitas rendah). Memberikan kredit lunak kepada koperasi dankelompok peternak untuk membeli peralatan (cooling unit) sehingga bisa memperbaiki kualitas angka bakteri dari susu segar. Memberikan penyuluhan dan peltihan teknis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menyederhanakan rantai penyaluran susu segar sehingga dapat memangkas biaya. Kampanye penggalakan minum susu secara nasional
! $
#
"
+ #
> # : 5;3? < 5;5? 4
Bersama instansi terkait menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan industri susu olahan. Bersama stakeholder terkait mengusahakan dana muruh sehingga bisa mendatangkan bibit sapi perah unggul dengan produktivitas yang tinggi dan harga cicilan yang terjangkau, juga untuk meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak. Bersama instansi terkait membuat sisitem kredit bunga ringan untuk pengadaan bibit sapi perah unggul. Peningkatan cara pengelolaan ternak dari ukuran kecil menjadi ukuran sedang sehingga bisa menurunkan biaya fix cost ditingkat peternak Meningkatkan SDM dan penyediaan pakan dan bibit unggul sehingga bisa menaikan produktifitas peternak sapi perah. Memperdalam research & development untuk innovasi produk pengolahan susu yang berkualitas dan bermanfaat dan terintegrasi
! > #
$ $#
:5;;= 5;;.4 &! ! ! # & # ) :5;3; 5;3?4 !! & 1 $" #A $ $# # :5;3B 5;5?4 " # # : /! " $ /$$ ! ! ! ! ! ! &!&!
# $ $# #$ & & 4 1 # !
#
"
$" : % $ $4 ## 1 1 # ! ! $& $ 1 # ! A )$ $ # ! ! / & "
!
&
#
# $
#$
! !
# A #
& &
/ #
&
/ 1
/
# & #
# $ !
#! ! #$
## ! ! ! !
! ! /
&! ! 7
> A #$ 1! !
! ! & #
#
$ !
%
=4
#
&
#
!
*!
Industri Inti Buah Olahan (Sari Buah, Buah Industri Pendukung dalam Kaleng, Makanan dan Mesin & Peralatan; Kemasan; Pendingin; bahan Kimia tambahan Minuman; Sasaran Jangka Menengah 2010 – 2014 1. Meningkatnya kontinuitas pasokan bahan baku pada industri pengolahan buah; 2. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan usaha antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan pelaku usaha industri pengolahan buah; 3. Pengembangan lokus industri pengolahan buah di Jawa Barat : pengolahan mangga, sirsak, nenas dan jambu; Sulawesi Selatan pengolahan markisa. 4. Meningkatnya diversifikasi produk buah olahan; 5. Tersusun dan terlaksananya revisi SNI sebanyak 2 (dua) komoditi. Strategi Sektor : Pengembangan produksi buah tropis eksotis, peningkatan budidaya tanaman buah secara komersial. Teknologi : Mendorong tumbuhnya modifikasi teknologi pengolahan dan produksi buah. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014) Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan bahan baku; Penerapan GMP, HACCP, ISO;; Penyusunan dan penerapkan SNI produk buah olahan; Mengembangkan pasar domestik melalui apresiasi penggunaan produk dalam negeri. Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; Meningkatkan kualitas dan desain kemasan produk buah-buahan olahan. Melakukan rapat koordinasi teknis di tingkat pusat dan daerah Melaksanakan bimbingan teknis (technical assistance) untuk peningkatan kemampuan SDM dan pengembangan diversifikasi produk olahan.
Unsur Penunjang Periodesasi Peningkatan Teknologi 1. Inisiasi (2010 – 2014) : Pengembangan fruit leather; 2. Pengembangan Cepat (2015 – 2019) : Modifikasi dan pengembangan teknologi pengolahan supplement dan nutrisi. 3. Matang (2020 – 2025) : Industry & Technology Upgrading. Pasar 1. Meningkatkan promosi ke negara-negara Asia dan Afrika dalam rangka kerjasasama Non - Blok , Selatan Selatan dan OKI 2. Memanfaatkan potensi pasar dalam negeri khususnya melalui pameran/festival makanan etnik berbasis buah
Industri Terkait Kosmetik, Farmasi, Gula Rafinasi Konsentrat Buah, Buah Kering Sasaran Jangka Panjang 2015 –2025 1. Meningkatnya R & D produk buah olahan sebagai bahan nutrisi, kosmetik dan farmasi; 2. Peningkatan ekspor hasil industri pengolahan buah sebesar 5% pertahun; 3. Meningkatnya konsumsi produk buah olahan dalam negeri menjadi 25 kg/tahun 4. Terwujutnya HaKI pada produk buah olahan dalam rangka meningkatkan daya saing produk buah olahan;
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2015 – 2025) 1. Mengembangkan industri pengolahan buah yang terintegrasi dengan sentra produksi bahan baku; 2. Mengembangkan dan peningkatan pasar domestik dan internasional; 3. Melakukan diversifikasi buah olahan sebagai bahan pangan fungsional, kosmetik dan farmasi melalui penguatan dan pendayagunaan R & D. 4. Mengembangkan, memelihara dan meng-update media komunikasi dan diseminasi seluruh stakeholders (website, buletin dan majalah) 5. Memberikan bimbingan / pelatihan dan tata cara mendapatkan hak paten atas produk buah olahan, khususnya pada industri skala kecil dan menengah.
SDM Meningkatkan kemampuan Good Manufacturing Practices (GMP) dan ISO 9000. Infrastruktur 1. Meningkatkan peran Litbang di bidang pengolahan dan pengemasan; 2. Akreditasi lembaga-lembaga uji dan sertifikasi produk; 3. Memberikan insentif (kredit & pajak) terhadap industri yang terintegrasi.