Kata Pengantar engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 dapat diterbitkan. LAKIP ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban atas keberhasilan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama Tahun 2010. LAKIP ini juga memuat aspek keuangan yang secara langsung ada hubungan dan terkait antara dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima oleh masyarakat.
D D
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai salah satu kementerian dalam kabinet Indonesia Bersatu II, mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan pariwisata. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut telah disusun Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai rencana jangka menengah lima tahunan untuk periode 2010 – 2014. Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Nasional Tahun 2010 – 2014 dan Visi Misi Presiden periode tahun 2009 – 2014. Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mencakup materi visi, misi, tujuan, sasaran stategis, strategi, arah kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang bersifat strategik dan indikatif Pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, maju, adil dan makmur serta sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan kebudayaan, sesuai dengan Prioritas Nasional seperti yang tercantum dalam Buku I Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014, merupakan bagian dari Prioritas Nasional ke 11 yaitu: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Buku II RPJMN Tahun 2010 – 2014, Bab II: Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, menyatakan pembangunan bidang kebudayaan diprioritaskan pada penguatan jati diri bangsa dan pelestarian budaya yang dilakukan melalui empat fokus prioritas. i
Pembangunan kebudayaan merupakan prioritas utama dalam menunjang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebudayaan perlu dipergunakan sebagai landasan pembangunan jati diri dan karakter bangsa. Hal ini dinyatakan dalam visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010-2014 yaitu terwujudnya bangsa Indonesia yang mampu memperkuat jati diri dan karakter bangsa serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Pembangunan kepariwisataan, merupakan program Nasional Lainnya di bidang Kesejahteraan Rakyat. Dalam Bab III: Ekonomi dinyatakan strategi pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari prioritas peningkatan ekspor. Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara di dalam negeri yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan rasa cinta tanah air serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Lebih lanjut pembangunan kepariwisataan berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan budaya bangsa dengan memperkenalkan produk-produk wisata seperti museum, seni dan tradisi kerakyatan dan sekaligus sebagai upaya yang efektif bagi pelestarian budaya bangsa. Pembangunan kepariwisataan juga diperlukan untuk pelestarian alam dengan menawarkan produk-produk seperti ekowisata, wisata bahari, dan wisata alam lainnya. Saya menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang selama ini secara konsisten dan sungguh bersama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membangun dan mengembangkan kebudayaan dan kepariwisataan untuk berkontribusi pada pelaksanaan strategi pembangunan nasional yaitu meningkatkan pertumbuhan (pro growth), meningkatkan lapangan kerja (pro job), mengurangi kemiskinan (pro poor) dan melestarikan lingkungan (pro environment) dalam upaya menyejahterakan masyarakat Indonesia. Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja. Jakarta, 09 Maret 2011 Menteri Kebudayaan dan Pariwisata,
IR. JERO WACIK, S.E.
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR
.
i
DAFTAR ISI
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
1
BAB I
PENDAHULUAN . A. LATAR BELAKANG 9999999999999999.. B. GAMBARAN KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 9999999999999999999. C. PERAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN LINTAS SEKTOR 999999999999999999999..
7 7
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 99999999999999... B. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA 99999999.. C. ANGGARAN 2010.............99999999999999
9 9 13 18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA . A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2010999999999.. B. CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA 2010 ..999999.
19 19 21
BAB IV
PENUTUP
.
7
8
107
LAMPIRAN
iii
iv
6
IKHTISAR EKSEKUTIF Sesuai dengan rentang waktu rencana Strategis 2010 – 2014, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 ini merupakan LAKIP yang pertama yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) dan informasi akuntabilitas kinerja selama Tahun 2010. Bagi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja memiliki dua fungsi utama. Pertama, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh para pemangku kepentingan (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah, pelaku/industri kebudayaan dan pariwisata). Kedua, merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam LAKIP 2010 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal. LAKIP ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang akan dicapai selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Rencana Kinerja (Performance Plan) 2010 dan Penetapan Kinerja 2010 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2010 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2010 – 2014 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh kegiatan selama tahun 2010 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja 2010. Pariwisata Indonesia mempunyai branding baru “Woderful Indonesia” yang mengacu pada lima kriteria: nature, culture, people, food, dan value for money, lima kriteria ini menjadi kunci sukses untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2010 menunjukkan bahwa Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memenuhi sasaran strategis yang ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2010 menunjukkan bahwa Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memenuhi sasaran strategis yang ditargetkan
1
No
Sasaran
Indikator
Target
Realisasi
%
Program
220 karya budaya
247 karya budaya
112,27%
Program Pengembangan Nilai Budaya
54.000.000.000
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
90.419.419.000
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
191.702.700.000
1.
Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi
2.
Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
1. Jumlah produksi film nasional yang berkualitas
75 film
77 film
102,67%
2. Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual
400 karya
600 karya
150%
3.
Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya
25 daerah
20 daerah
80%
4.
Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
1. Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu
1 CB
1 CB
100
2. Jumlah cagar budaya yang dilestarikan
2.100 CB
3.752 CB
178,67%
Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan
4 museum
6 museum
120%
5.
Terwujudnya revitalisasi museum
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Anggaran
No 6.
Sasaran Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
Indikator
Target
Realisasi
%
1. Lama tinggal wisatawan (hari) a. Mancanegara
7,8 hari
8,4 hari
107,69%
2,10
8,20 hari
400,69%
a. Mancanegara (USD)
1.000
1.085,70
108,57%
b. Nusantara (Rp. ribu)
600
1.175.900
195,98%
5.000
5.000
100%
7
7
100%
200 desa
200 desa
100%
1. Jumlah kunjungan wisman (juta orang)
6,75
7,00
103,70%
2. Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan)
233
234,38
100,59%
b. Nusantara
Program
Anggaran
Program Pengembangan Destinasi Pariwiasata
130.500.000.000
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
426.339.500.000
2. Pengeluaran wisatawan perkunjungan:
7.
Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
1. Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata 2. Jumlah daerah tujuan wisata baru 3. Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata
8.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
No 9.
Sasaran Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi
Indikator
Realisasi
%
1. Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara: a. Meningkatnya perolehan penerimaan devisa
Program Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
6,75
7,60 milyar USD
103,85%
138
150,49
109,05%
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional
4,80
n/a
n/a
3. Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional
7,70
n/a
n/a
4. Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional
5,19
1,93% (PMA)
1,8% (PMA)
0,65% (PMDN)
9,26% (PMDN)
b. Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Target
Anggaran
No 10.
11.
Sasaran Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/ masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional
Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Indikator
Target
Realisasi
%
Program
1. Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri (orang)
1.241
1.249
100,64%
2. Jumlah anggota masyarakat Budpar yang meningkat kapasitasnya untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata (orang)
1.150
1.150
100%
Program Pengembangan Kemitraan
5.400.000.000
Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata
165
165
100%
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (BPSD Budpar)
50.652.524.000
Program Pendidikan Tinggi
Anggaran 317.945.300.000
Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2010, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menetapkan 11 (sebelas) sasaran strategis. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 10 (sepuluh) program dengan anggaran biaya Rp 1.682.405.025.000. Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata selama tahun 2010 telah memenuhi 11 (sebelas) sasaran strategis yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab (core area) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yaitu mengembangkan kebudayaan dan pariwisata dapat diwujudkan. Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, untuk menfokuskan pemanfaatan sumbersumber daya dan dana organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra 2010 – 2014 dan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2010, serta pemangku kepentingan yang telah bersamasama memajukan kebudayaan dan pariwisata menjadi salah satu kunci utama penentu keberhasilan ini. Sesuai dengan hasil analisis kami atas capaian kinerja 2010 kami merumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011, yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan koordinasi yang baik di antara unit-unit organisasi terkait yang berada dalam lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, instansi pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata. 2. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan yang diikuti dengan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan dalam Renstra. Hal ini secara khusus akan difokuskan pada sasaransasaran strategis yang capaian kinerjanya masih berada di bawah target yang ditetapkan. 3. Melakukan penelitian yang mendalam atas ketepatan kuantitas target dari indikator kinerja setiap sasaran strategis dikaitkan dengan Tujuan yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2010 – 2014. Perencanaan kinerja tahun 2011 merupakan perencanaan tahunan yang kedua dari rentang waktu periode Renstra 2010 - 2014, yang nantinya dalam laporan akuntabilitas kinerja tahun 2011 akan diinformasikan persentase pencapaian Tujuan organisasi tersebut.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
6
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peran strategis pembangunan kebudayaan semakin memperkuat jati diri dan karakter bangsa, menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, memberikan kontribusi terhadap pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran strategis pembangunan kepariwisataan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, sebagaimana data yang telah dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan perhitungan pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebagai salah satu indikator ekonomi bidang pariwisata yang diwakili oleh 3 (tiga) komponen yaitu hotel, restoran, rekreasi dan hiburan, pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan 6,51 %, yaitu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (6,10%).
B. GAMBARAN KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.17/HK.001/MKP-2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, sebagaimana telah di ubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.07/HK.001/MKP2007, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana pemerintah, dipimpin oleh seorang Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden serta mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian Pariwisata memiliki fungsi sebagai berikut:
Kebudayaan
dan
1. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata; 2. pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; 3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; 4. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 5. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
7
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dibantu oleh 11 orang Eselon 1 yang terdiri atas Sekretaris Jenderal; Inspektur Jenderal; 4 orang Direktur Jenderal, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, serta 4 orang Staf Ahli Menteri.
C. PERAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN LINTAS SEKTOR Peningkatan koordinasi lintas sektor pada tataran kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan, berupa pendukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata kepada instansi terkait terutama di bidang (a) pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; (b) keamanan dan ketertiban; (c) prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan; (d) transportasi darat, laut, dan udara; dan (e) bidang promosi dan kerja sama luar negeri; serta koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Peningkatan koordinasi lintas sektor terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian dan Pariwisata dan didukung oleh instansi terkait diantaranya untuk rencana aksi: 1) Peningkatan Integrasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Penguatan, melibatkan Kementerian Koordinator Kesra, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Kehutanan, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Pemda; 2) Peningkatan promosi pariwisata dalam dan luar negeri, melibatkan Kementerian Koordinasi Kesra, Kemenko Perekonomian, Kemenlu, Kemendag, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perhubungan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah (Pemda).
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
8
BAB II Perencanaan dan perjanjian kinerja A. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwista di atur melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.105/UM.001/MKP/2010 tentang Perubahan Pertama atas Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 – 2014. Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 di dalamnya termuat delapan arah kebijakan yaitu: 1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman jati diri dan karakter bangsa. 2. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap keragaman serta kreativitas nila budaya, seni dan film. 3. Peningkatan kualitas pengelolaan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya. 4. Pengembangan sumber daya kebudayaan 5. Pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing 6. Pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan (sustainability). 7. Pengembangan pemasaran pariwisata bertanggung jawab (responsible marketing). 8. Pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang tangguh. Kebijakan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan tahun 2010 merupakan awal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 – 2014 sebagai berikut:
VISI
TERWUJUDNYA BANGSA INDONESIA YANG MAMPU MEMPERKUAT JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA SERTA MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
9
MISI 1. MELESTARIKAN NILAI, KERAGAMAN DAN KEKAYAAN BUDAYA DALAM RANGKA MEMPERKUAT JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA. 2. MENGEMBANGKAN INDUSTRI PARIWISATA BERDAYA SAING, DESTINASI YANG BERKELANJUTAN DAN MENERAPKAN PEMASARAN YANG BERTANGGUNG JAWAB (RESPONSIBLE MARKETING). 3. MENGEMBANGKAN SUMBERDAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. 4. MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAHAN YANG RESPONSIF, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL.
TUJUAN 1. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, kreativitas dan pemahaman masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya. 2. Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya. 3. Mengembangkan kepariwisataan yang mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. 4. Meningkatkan kapasitas sumberdaya pembangunan kebudayaan dan pariwisata. 5. Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi Kementerian Kebudayaan dan Kepariwisataan yang bersih dan berwibawa.
SASARAN 1. Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya 2. Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya 3. Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya 4. Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya 5. Terwujudnya revitalisasi museum 6. Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan 7. Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional 8. Terwujudnya kapasitas pengelolaan destinasi pariwisata 9. Terwujudnya diversifikasi destinasi pariwisata 10. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancagara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara 11. Mendukung kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi. 12. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/masyarakat bidang kebudayaan dan pariwisata yang berdayasaing internasional.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
10
13. Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah di akses dan digunakan oleh masyarakat luas. 14. Meningkatnya kualitas manajemen dan pelayanan publik di bidang kebudayaan dan pariwisata. 15. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Penetapan tujuan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada umumnya didasarkan pada isu-isu strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran strategis adalah penjabaran dari Tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan Sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam Sasaran dirancang pula indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. Sasaran strategis, indikator, dan program Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: No
Sasaran
Indikator
Program
1.
Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi
Program Pengembangan Nilai Budaya
2.
Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
1. Jumlah produksi film nasional yang berkualitas
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
2. Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual 3.
Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya
4.
Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
1.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
11
No
Sasaran
Indikator 2.
Program
Jumlah cagar budaya yang dilestarikan
5.
Terwujudnya revitalisasi museum
Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan
6.
Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
1. Lama tinggal wisatawan (hari)
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
a. Mancanegara b. Nusantara 2. Pengeluaran wisatawan perkunjungan: a. Mancanegara (USD) b. Nusantara (Rp. ribu)
7.
Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
1. Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata (dalam ribu) 2. Jumlah daerah tujuan wisata baru 3. Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata
8.
9.
1. Jumlah kunjungan wisman (juta orang)
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara
2. Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan)
Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi
1. Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara:
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
a. Meningkatnya perolehan penerimaan devisa b. Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
12
No
Sasaran
Indikator 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional
Program Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
3. Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional
10.
11.
Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/ masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional
Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas
4. Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional
Program Pengembangan Destinasi Pariwiasata
1. Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri (orang)
Program Pendidikan Tinggi
2. Jumlah anggota masyarakat Budpar yang meningkat kapasitasnya untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata (orang)
Program Pengembangan Kemitraan
Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (BPSD Budpar)
B. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA Tahun 2010 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata secara terencana dan berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2010 yang merupakan proses perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan).
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
13
Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2010 ditetapkan, maka disusunlah Penetapan Kinerja 2010 yang merupakan komitmen Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk dicapai dalam tahun tersebut. Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun Anggaran 2010, antara lain: 1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang diterima dan terus meningkatkan kinerjanya. 3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah. 4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian penghargaan (reward) maupun sanksi. Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama. Dengan telah ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai indikator keberhasilan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, maka IKU harus terdapat dalam perencanaan kinerja. Sasaran strategis tahun 2010, indikator kinerja dan target kinerja disajikan pada tabel berikut:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
14
No
Sasaran
Indikator
Target
1.
Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi
220 karya budaya
2.
Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
1. Jumlah produksi film nasional yang berkualitas
75 film
2. Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual
400 karya budaya
3.
Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya
25 daerah
4.
Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
1. Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu
1 CB
2. Jumlah cagar budaya yang dilestarikan
2.100 CB
4 museum
5.
Terwujudnya revitalisasi museum
Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan
6.
Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
1. Lama tinggal wisatawan (hari) a. Mancanegara b. Nusantara
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Program Program Pengembangan Nilai Budaya
2,10
54.000.000.000
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
90.419.419.000
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
191.702.700.000
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengembangan Destinasi Pariwiasata
7,8 hari
Anggaran
130.500.000.000
No
Sasaran
Indikator
Target
2. Pengeluaran wisatawan perkunjungan: a. Mancanegara (USD) b. Nusantara (Rp. ribu) 7.
8.
9.
Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Program
Anggaran
Program Pengembangan Destinasi Pariwiasata 1.000 USD Rp 600
1. Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata
5.000 orang
2. Jumlah daerah tujuan wisata baru
7 daerah
3. Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata
200 desa
1. Jumlah kunjungan wisman (juta orang)
6,75 orang
2. Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan)
233 perjalanan
1. Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara: a. Meningkatnya perolehan penerimaan devisa
6,75
b. Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
138
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
426.339.500.000
No
10.
11.
Sasaran
Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/ masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional
Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas
Indikator
Target
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional
4,80
3. Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional
7,70
4. Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional
5,19
Program
Anggaran
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Program Pengembangan Destinasi Pariwiasata
1. Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri (orang)
1.241 orang
Program Pendidikan Tinggi
2. Jumlah anggota masyarakat Budpar yang meningkat kapasitasnya untuk mendukung kebudayaan dan pariwisata (orang)
1.150 orang
Program Pengembangan Kemitraan
5.400.000.000
165 penelitian
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (BPSD Budpar)
50.652.524.000
Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata
JUMLAH
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
317.945.300.000
1.682.405.025.000
C. ANGGARAN 2010 Proses alokasi anggaran Tahun 2010 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dari awal sampai dengan akhir, adalah sebagai berikut: NO. 1.
PAGU
URAIAN
(Rp)
PAGU INDIKATIF
1.116.208.500.000
DASAR SEB MENEG PPN & MENKEU NO. 0080/M.PPN/04/2009 NO. SE-1223/MK/2009 Tgl. 16 April 2009
2.
PAGU SEMENTARA
1.366.564.600.000
SE MENKEU NO. SE-1927/MK.02/2009 Tgl. 6 Juli 2009
3.
PAGU DEFINITIF
1.616.564.579.000
SE MENKEU NO. SE-2679/MK.02/2009 Tgl. 24 September 2009
4.
APBNP 2010
SE MENKEU
(+) Rp 63.000.000.000
1.679.564.579.000
NO. SE-224/MK.02/2010 Tgl. 1 Juni 2010
5.
PNBP
1.682.405.025.000
a. STP Bandung (+) Rp 1.472.341.000
Surat Dirjen Anggaran Kemenkeu: a. No. S-3329/AG/2010 b. No. S-3302/AG/2010
b. STP Bali (+) Rp 1.368.105.000
Tgl. 2 November 2010
Dan alokasi anggaran dari Rp 1.682.405.025.000 tersebut terbagi dalam 4 (empat) jenis belanja, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
: : : :
Rp 240.714.084.000 Rp 1.081.745.216.000 Rp 345.785.725.000 Rp 14.160.000.000
18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2010 Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.47/HK.001/MKP/2008, tanggal 8 Juni 2008, tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata telah ditetapkan indikator dari kinerja utama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai acuan ukuran kinerja yang digunakan. Berikut ini akan diuraikan Realisasi Pencapaian Sasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: No
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran
Target 2010
Realisasi 2010
Capaian (%)
220 karya budaya
247 karya budaya
112,27%
1.
Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi
2.
Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
1.
Jumlah produksi film nasional yang berkualitas
75 film
77 film
102,67%
2.
Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual
400 karya
600 karya
150%
25 daerah
20 daerah
80%
1 CB
1 CB
100%
2.100 CB
3.752 CB
178,67%
4 museum
6 museum
120%
3.
Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya
4.
Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
1.
Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu
2.
Jumlah cagar budaya yang dilestarikan
5.
Terwujudnya revitalisasi museum
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan
19
No 6.
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
1.
b.
8.
9.
Capaian (%)
Mancanegara Nusantara
7,8 hari 2,10
8,4 hari 8,20 hari
107,69% 400,69%
1.000
1.085,70
108,57%
600.000
1.175.900
195,98%
Pengeluaran wisatawan perkunjungan: a.
7.
Realisasi 2010
Lama tinggal wisatawan (hari) a. b.
2.
Target 2010
Mancanegara (USD) Nusantara (Rp. ribu)
1.
Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata
5.000
5.000
100%
2.
Jumlah daerah tujuan wisata baru
7
7
100%
3.
Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata
200
200
100%
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara
1.
Jumlah kunjungan wisman (juta orang)
6,75
7,00
103,70%
2.
Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan)
233
234,38
100,59%
Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi
1.
Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara: 6,75
7,60 milyar USD
103,85%
138
150,49
109,05%
Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
a.
Meningkatnya perolehan penerimaan devisa
b.
Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
2.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional
4,80
n/a
n/a
3.
Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional
7,70
n/a
n/a
20
No
Target 2010
Realisasi 2010
Capaian (%)
Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional
5,19
1,93% (PMA)
1,8% (PMA)
0,65% (PMDN)
9,26% (PMDN)
1.
Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri (orang)
1.241
1.249
100,64%
2.
Jumlah anggota masyarakat Budpar yang meningkat kapasitasnya untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata (orang)
1.150
1.150
100%
Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata
165
165
100%
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran 4.
10.
11.
Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/ masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional
Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas
Catatan: n/a : not applicable (tidak dapat dibandingkan)
B. CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA 2010 Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk tahun 2010, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut ini akan diuraikan kinerja dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dilihat dari masingmasing sasaran strategis yang telah ditetapkan.
1
Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya”, ditandai oleh karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
21
Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi
Target
Realisasi
220 karya budaya
247 karya budaya
Capaian (%) 112,27%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran “Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi” mencapai 247 karya budaya. Indikator “Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi” sebanyak 247 karya budaya, berupa inventarisasi aspek-aspek tradisi, inventarisasi komunitas adat, inventarisasi hasil kajian penelitian Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, revitalisasi dan reaktualisasi karya kesenian yang hampir punah, reaktualisasi karya budaya bidang tradisi, inventarisasi kesenian. Selain hal tersebut adapula hasil pencatatan warisan budaya Indonesia sampai dengan akhir tahun 2010 sebanyak 1.108 karya budaya dari 33 provinsi di Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2010 yang mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Kegiatan Peningkatan Peran Masyarakat Dalam Membangun Karakter dan Pekerti Bangsa Kegiatan peningkatan peran masyarakat dalam membangun karakter dan pekerti bangsa adalah mengajak masyarakat agar mampu memahami karakter dan jati diri bangsa. Kegiatan ini diperuntukkan generasi muda dan masyarakat yang akan mampu mengimplementasikan hasil kegiatan kepada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kegiatan Peningkatan Peran Masyarakat Dalam Membangun Karakter dan Pekerti Bangsa, meliputi ceramah, outdoor activity dan simulasi yang berwawasan kebangsaan dikalangan masyarakat umum baik group maupun perorangan yang diikuti 750 orang peserta yang terdiri dari generasi muda (siswa/mahasiswa, tokoh masyarakat, pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, LSM, akademisi dan masyarakat umum yang peduli dengan kebudayaan). Hasil yang dirasakan dari kegiatan ini adalah meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap nilai kemandirian, toleransi, kerja sama, tenggang rasa serta berwawasan tinggi terhadap nilai kebangsaan sehingga meningkatnya rasa persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat. 2. Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan Kegiatan Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan ini dilaksanakan di tiga kota yakni; Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, tanggal 1 s.d. 3 Juli 2010 dan Pamekasan, Madura
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
22
Provinsi Jawa Timur tanggal 13 s.d.15 Oktober 2010. Kegiatan Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan ini mengajak masyarakat khususnya yang ada di provinsi DKI Jakarta, Madura, dan Makassar agar mampu berkreasi dengan caranya sendiri dalam meningkatkan perannya untuk berperan aktif dalam pembentukan jatidiri bangsa serta membangun kreativitas masyarakat untuk berkreasi dengan caranya sendiri dalam menciptakan rasa kepedulian terhadap budaya bangsa, serta sebagai bangsa Indonesia yang berkarakter jatidirinya. Melalui kegiatan Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan, maka diharapkan dapat menguatkan kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dalam koridor Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengacu kepada saling menghormati, mengasihi, menyayangi dan mencintai bangsa dan negara. Cinta tanah air dan memperjuangkan harkat dan martabat bangsa sehingga dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai budaya, meningkatkan kesadaran jatidiri bangsa sebagai identitas nasional dan keperibadian bangsa yang memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang berwawasan tinggi terhadap nilai kebangsaan. 3. Pergelaran Orkestra dan Gita Bahana Nusantara Pergelaran Orkestra dan Gita Bahana Nusantara adalah merupakan suatu paduan suara dimana beranggotakan tim orkestra berjumlah 66 orang dan paduan suara 132 orang yang semuanya adalah pelajar yang berasal dari seluruh Indonesia yang sebelumnya telah menjalani seleksi terdahulu di tiap-tiap provinsi, peserta Aubade Pelajar Tingkat SLTP dari DKI Jakarta, lalu mereka menjalani pembinaan di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur, Jakarta. Melalui pembinaan ini beberapa pemuda dari beberapa suku bangsa yang berbeda akhirnya terbentuklah Tim Orkestra dan Paduan Suara Gita Bahana Nusantara yang memiliki toleransi, kerjasama dan kebersamaan yang padu, solid, memiliki rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan sekaligus dapat menjadi duta seni budaya daerah. Pergelaran Orkestra dan Gita Bahana Nusantara 2010 diselenggarakan di Gedung DPR/MPR-RI pada tanggal 16 Agustus 2010 dan di Istana Merdeka pada tanggal 17 Agustus 2010. 4. Pemberian Anugerah Kebudayaan Kebudayaan nasional Indonesia adalah segenap perwujudan keseluruhan hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam rangka perkembangan kepribadiannya dengan segala hubungan, kebudayaan juga merupakan suatu karya buah budi kelompok manusia sekaligus merupakan sistem nilai yang dihayati yang terdiri dari tangible dan intangible serta memberikan identitas jatidiri bangsa yang berperilaku
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
23
kolektif dan bersifat indah. Kegiatan ini merupakan apresiasi dan dukungan pemerintah terhadap masyarakat khususnya individu atau kelompok seni, pelestari dan pengembang warisan budaya, serta anak/pelajar yang berdedikasi terhadap kebudayaan sehingga dapat mendorong individu atau kelompok agar dapat meningkatkan hasil karya cipta yang telah dilakukan dan memberikan dorongan kepada individu atau kelompok. Pemberian Anugerah Kebudayaan Tahun 2010 dilaksanakan pada Juni 2010. Pemberian Anugerah Kebudayaan Tahun 2010 kepada 16 orang penerima yang terdiri dari 10 orang penerima Tanda Kehormatan dari Presiden RI dan kepada 6 orang penerima Anugerah dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Penerima Tanda-tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia, yaitu: a. Bintang Mahaputra, yaitu: Alex Mendur (Alm), Frans Mendur (Alm), Mangkunegoro IV (Alm), Raden Saleh (Alm), Ronggowarsito (Alm), Sutan Takdir Alisyahbana (Alm) b. Bintang Paramadharma, yaitu: Trisuthi Djuliati Kamal, Rahayu Supanggah, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, Abdul Kadir (To’et) (Alm), Affandi (Alm), Ki Nartosabdo (Alm), Romo Mangun Wijaya (Alm), Sumandjaja (Alm), Udjo (Alm), Mimi Rasinah (Alm), WS Rendra (Alm). c. Satyalencana Kebudayaan, yaitu: Darmanto Jatman, Koestono Koeswojo (Alm), Dewi (Alm), Siti Maryam R. Salahuddin, SH, Prof. Dr. Jacob Sumardjo, Iwan Fals, Emha Ainun Najib, Dr. Adbul Hadi W.M. Anugerah yang diberikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata adalah: a. Hadiah seni, yaitu: Ahmad Tohari dan Ali Hanafi b. Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya, yaitu: Thimotius Samin dan I Wayan Widia c. Anak/pelajar/remaja berdedikasi terhadap kebudayaan, yaitu: Wira Nata Prahara Ilahi dan Naqzyatun Nur Ivana. 5. Penghargaan Maestro Seni Tradisi Penghargaan Maestro Seni Tradisi tahun 2010 ini adalah untuk yang kedua kali, diberikan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Budiono di Jakarta Convention Center pada bulan Juni 2010. Para Seniman Maestro Seni Tradisi merupakan seniman yang dikategorikan hidupnya mengalami tekanan ekonomi dengan keterbatasannya sehingga patut dan pantas untuk diberikan bantuan guna melaksanakan transfer knowledge kepada generasi muda yang berada disekitarnya agar ilmu dan keahlian seni tradisi lainnya dapat terus dipertahankan agar tidak punah dan hilang bersama dengan sang senimannya. Penghargaan ini diberikan kepada 45 orang Maestro Seni Tradisi.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
24
6. Inventarisasi Arsitektur Tradisional Inventarisasi Arsitektur Tradisional dilaksanakan di 5 (lima) daerah, yaitu: Samosir (Sumatera Utara), Pasaman Barat (Sumatera Barat), Ketapang (Kalimantan Barat), Donggala (Sulawesi Tengah), dan Tobelo (Maluku Utara) yang di mulai pada bulan Maret sampai dengan Desember 2010 yang menghasilkan naskah tentang warisan budaya bangsa yang berkaitan dengan Arsitektur Tradisional. Kendala yang dihadapi dalm pelaksanaan ini adalah waktu yang tersedia dalam kegiatan ini sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk pengumpulan data secara maksimal, walaupun telah ada bimbingan teknis, akan tetapi para penulis pada umumnya kurang memperhatikan rambu-rambu yang tercantun dalam pedoman penulisan. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan menginventarisir arsitektur tradisional pada suku-suku bangsa yang ada di daerah lain. 7. Inventarisasi Kain Tradisional Nusantara Kebutuhan manusia akan sandang merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan lain, seperti pangan dan papan. Sejak jaman dahulu nenek moyang kita telah memproduksi kain-kain tradisional untuk memenuhi kebutuhan akan sandang mereka sendiri. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, sangat kaya akan kainkain tradisional ini. Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat tentang kain tradisional dari berbagai suku bangsa tersebut, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film melalui Direktorat Tradisi, perlu mengadakan kegiatan inventarisasi kain tradisional nusantara. Kegiatan ini diawali dengan melakukan bimbingan teknis, yang dilaksanakan di Jakarta dengan mengundang semua peserta. Manfaat kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi para penulis yang akan melakukan kegiatan inventarisasi. Inventarisasi Kain Tradisional Nusantara ini meliputi; Kain Tenun Adonara di Nusa Tenggara Timur, 24 Maret 2010, Kain Tenun Tanimbar di Maluku, 24 Maret 2010, Renda Bangku di Bukittinggi, 31 Maret 2010, Kain Sasirangan di Banjarmasin, 5 April 2010 dan Uis Karo di Tongging Sumut, 29 Maret 2010. Kemudian hasil penulisan ini dipresentasikan di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) dan di Universitas Sumatera Utara. Kegiatan Presentasi ini bertujuan untuk menyempurnakan hasil penulisan, melalui masukan dari narasumber dan peserta diskusi. Jadwal Pelaksanaan Presentasi sebagai berikut; BPSNT Denpasar, 19 s.d. 20 Oktober 2010, BPSNT Ambon, 13 s.d.14 Oktober 2010, BPSNT Pontianak, 13 s.d. 14 Oktober 2010, BPSNT
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
25
Padang, 3 s.d. 4 November 2010 dan USU Sumatera Utara, 4 s.d. 5 November 2010. 8. Perekaman dan Penyiaran Kegiatan Budaya Spiritual dan Upacara Adat Pada tahun 2010, kegiatan perekaman dan penyiaran kegiatan Budaya Spiritual dan Upacara Adat, dilaksanakan di 2 (dua) daerah, yaitu: di Kalimantan Timur, dan di Nusa Tenggara Timur. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan budaya spiritual dam upacara adat yang hidup dan berkembang di masyarakat. Perekaman dan Penyiaran Kegiatan Budaya Spiritual dan Upara Adat di Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengetengahkan Upacara Gren Mahe. Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat adat Tana Ai oleh empat suku, yaitu: Suku Kringa, Suku Liwu, Suku Aur, dan suku Lewar. Pengambilan gambar dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 29 Oktober 2010. Penayangannya dilakukan pada tanggal 11 Desember 2010 pukul 14.00-14.30 WIB di TVRI Pusat. 9. Revitalisasi Kesenian Yang Hampir Punah Untuk melestarikan dan memelihara warisan budaya tradisi dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional Indonesia adalah dengan merevitalisasi karya-karya seni yang hampir punah untuk diaktualisasikan dan dikembangkan di masyarakat. Dengan demikian, karya-karya seni yang hampir punah bisa digali, didata, didiskripsikan dan didokumentasikan kembali sehingga upaya pelestarian dan pengembangan seni dapat dilaksanakan agar tidak terjadi kepunahan. Jenis kesenian yang direvitalisasi pada tahun 2010 yaitu Musik Sape’, Tari Pedang dan Tattoo dari Kalimantan Barat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2010 bertempat di Ruang Rapat BPSNT Pontianak, Kalimantan Barat. Narasumber kegiatan sarasehan yaitu: Ny. Frederica Cornelis, SPd, (Isteri Gubernur Kalimantan Barat), Drs. Sulistyo Tirtokusumo, M.M. (Direktur Kesenian), Mundus (workshop Tari Pedang), Uyup (workshop Musik Sape’), Bapak Tigang (workshop Seni Tattoo). Peserta sarasehan dan workshop terdiri dari Seniman Lokal, Mahasiswa/mahasiswi, BPSNT
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
26
Kalimantan Barat, Taman Budaya Kalimantan Barat dan Direktorat kesenian. Jumlah peserta sarasehan dan workshop ±100 orang. Pergelaran seni dilaksanakan pada hari yang sama di Pentas Terbuka Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat. Pergelaran dibuka oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film yang diwakili oleh Direktur Kesenian dilanjutkan dengan pertunjukan dari Mahasiswa/mahasiswi Universitas Tarumanegara. 10. Keikutsertaan Delegasi/Diplomasi Kebudayaan dalam Sidang Umum ke-3 UNESCO Penyelenggaraan Sidang Umum UNESCO Negara Pihak Konvensi 2003 Tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (The Third Session of The General Assembly of The Statees Partiws to The Convention for The Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage) Indonesia telah berpartisipasi pada Sidang Umum ke-3 UNESCO (The 3rd Session of General Assembly of the States Parties to the Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage) dilaksanakan pada tanggal 22 - 24 Juni 2010 bertempat di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Perancis. Sidang Umum ini diikuti oleh 498 orang, yang hadir dari berbagai perwakilan negara dan lembaga terkait. Mengingat Indonesia sudah menjadi negara anggota Konvensi tersebut sejak tanggal 15 Januari 2008, maka Indonesia berhak untuk mengikuti Sidang Umum (General Assembly) yang memiliki kekuasaan tertinggi untuk memutuskan masalah-masalah yang terkait dengan operasionalisasi Konvensi. Indonesia mengirimkan delegasi sebanyak 7 (tujuh) orang, terdiri dari unsur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kantor Perwakilan R.I. untuk UNESCO di Paris, Kementerian Luar Negeri, dan Pakar Budaya. Keputusan yang signifikan bagi Indonesia adalah Keputusan 3.GA.12 yang telah memilih dan mengukuhkan Indonesia menjadi Negara Anggota Komite Antar-Pemerintah (Intergovernmental Committee-IGC) Konvensi 2003 untuk masa bakti 2010-2014. Hasil pemilihan ke-12 Negara Komite Antar-Pemerintah IGC-ICH periode tahun 2010-2014 selengkapnya adalah sebagai berikut: Grup I: Spanyol; Grup II: Albania, Azerbaijan, Czech Republic; Grup III: Grenada, Nikaragua; Grup IV: China, Indonesia, Jepang; Grup Va: Burkina Faso, Madagaskar; Grup Vb: Maroko. 11. Festival Tradisi Bahari Suku-suku bangsa seperti Bugis-Makassar, Madura, Papua, Melayu, dan suku-suku laut lainnya memiliki banyak tradisi yang berkaitan dengan budaya bahari. Budaya bahari banyak yang sudah terinventarisasi, tetapi tidak sedikit pula yang belum, baik yang masih eksis maupun yang hampir hilang karena kurang mendapat perhatian masyarakat pendukungnya. Dalam rangka itu, untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi bahari, pada tahun anggaran
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
27
2010 Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film melalui Direktorat Tradisi menyelenggarakan suatu kegiatan Festival Tradisi Bahari di provinsi Kepulauan Riau. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai tradisi bahari, dan dapat memberdayakan kehidupan masyarakat setempat khususnya masyarakat nelayan. Festival Tradisi Bahari dilaksanakan pada tanggal 22 s.d. 24 Juli 2010 di Tepi Pantai Tanjungpinang. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Kepulauan Riau yang mewakili Gubernur Kepulauan Riau pada tanggal 22 Juli 2010 di Ocean Corner. Penutupan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang pada tanggal 24 Juli 2010 di Ocean Corner sekaligus penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba. 12. Pesta Permainan Tradisional Keberagaman permainan tradi-sional anak di nusantara perlu digali dan dikembangkan karena mengandung nilainilai seperti kejujuran, sportivitas, kegigihan, daya juang dan sebagainya, yang bermanfaat untuk disosialisasikan kepada generasi muda. Dalam rangka itulah, maka Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film melalui Direktorat Tradisi bekerjasama dengan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Jember, Jatim merasa perlu mengadakan “Pesta Permaianan Tradisional Anak Nusantara” sekaligus launching Jember Fashion Carnival Kid’s. Kegiatan tersebut diadakan di Alun-alun Kabupaten Jember pada tanggal 28 s.d. 31 Agustus 2010. 13. Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional 2010 Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional 2010 dilaksanakan di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali pada tanggal 26 Juli 2010, dibuka oleh Presiden Republik Indonesia dan ditutup oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional dimaksudkan untuk meningkatkan kreatifitas dan kualitas berkarya anak di bidang seni lukis, cipta puisi, cipta lagu dan desain motif batik Terpilihnya pemenang terbaik dari peserta lomba tingkat SD dan SMP. Dengan terselenggaranya kegiatan ini maka terfasilitasinya anakanak ber-bakat yang berprestasi pada acara sejenis untuk dapat mengikuti lomba skala internasional. kegiatan ini dapat memotivasi para juara/ pemenang lomba cipta seni pelajar dalam berkreasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang ke-5 yang telah dilaksanakan oleh Direktorat
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
28
Kesenian sejak tahun 2006. Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional Tahun 2010 diikuti oleh pelajar SD dan SMP dari seluruh Indonesia yang telah diseleksi oleh masing-masing daerah propinsi tingkat I. Lomba Cipta Seni ini terdiri dari lomba lukis, cipta puisi, cipta lagu dan desain motif batik. Pemenang lomba menerima piala, piagam dan sejumlah uang yang diserahkan secara langsung oleh Presiden RI beserta Ibu Ani Yudhoyono. Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional memperlombakan 4 (empat) kategori yaitu: Lukis untuk SD dan SMP, Cipta Puisi untuk SD dan SMP, Cipta Lagu untuk SD dan SMP, dan Desain Motif Batik untuk SMP. 14. Pameran Seni Kriya Indonesia Pameran Seni Kriya Indonesia tahun 2010 adalah pameran seni kriya yang dilaksanakan kedua kalinya khusus memamerkan karya-karya batik dari berbagai daerah di Indonesia dalam rangkaian dengan acara hari Batik Nasional. Pameran diselenggarakan pada tanggal 30 September s.d. 3 Oktober 2010 di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta. Keanekaragaman hasil seni batik yang dipamerkan merupakan perwakilan dari berbagai provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan ide dan teknis yang dikerjakan dengan kesungguhan dan ketekunan dari wilayah budayanya. Selain kegiatan Pameran juga diadakan kegiatan pendukung yaitu: Talk Show, Workhop Batik, Peragaan Busana, Musik Angklung Mang Udjo. Diharapkan melalui kegiatan ini, Seni Batik Indonesia dapat meningkatkan apresiasi seni budaya, disamping itu juga mempunyai nilai adiluhung dan nilai ekonomi yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari teknik maupun penyajian dan sekaligus nilai gunanya dan apresiasi masyarakat pada pameran ini sudah sangat baik dengan banyaknya pengunjung yang melihat pameran ini. Selain Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Pameran Batik Indonesia 2010 pada Jakarta Investment Forum (Jakvest 2010) di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta didukung Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional (BKPM), Kementerian Perdagangan, HIPMI Jaya, Indonesian French Chamber of Commerce and Industry (IFFCCI). Jakarta Investment Forum (Jakvest 2010) di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta diikuti sebanyak 110 peserta dari seluruh Indonesia. 15. Pameran Seni Media Pameran Seni Media dilaksanakan pada tanggal 25 – 30 Mei 2010 bertempat di Geleri Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara dengan Kurator Ade Dermawan dari
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
29
Ruang Rupa dan Hafiz dari Forum Lenteng.Tema Pameran yaitu: Lokalitas Dalam Perspektif Teknologi. Jumlah karya yang dipamerkan yaitu 48 karya ditambah presentasi khusus dari 2 organisasi. Jumlah seniman yang ikut 37 orang berasal dari Padang 6 orang, Palembang 2 orang, Pekanbaru 1 orang, Jakarta 20 orang, Bandung 2 orang, Yogyakarta 3 orang, dan Medan 3 orang. Jenis karya yang dipamerkan yaitu video art, sound art, karya cetak berbasis manipulasi digital dan karya berbasis virtual/internet. Kegiatan Pameran Seni Media dibuka secara resmi oleh Kesenian, Bapak Sulistyo Tirtokusumo.
Direktur
Untuk mendukung pameran dan menambah wawasan para mahasiswa, dosen dan masyarakat tentang apa itu seni media, maka pada tanggal 26 Mei 2010 diselenggarakan Diskusi di Ruang Biro Rektorat Universitas Negeri Medan. Pembicara dalam diskusi yaitu: - Krisna Murti, seniman Seni Media dari Jakarta, - Ade Dermawan, seniman, Direktur Ruang Rupa dan Dosen Universitas Tarumanegara Jakarta, - Heru Maryono, Dosen Seni Rupa Universitas Negeri Medan. Tema diskusi “Seni Media: Lokalitas Dalam Perspektif Teknologi Pada Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Indonesia. 16. Semarak Budaya Nusantara Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan apresiasi kepada masyarakat maka Direktorat Kesenian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada Tahun 2010 melaksanakan Pergelaran Seni yang menampilkan beragam materi seni dan grup. Sepanjang tahun 2010, kegiatan ini menampilkan 5 pergelaran keanekaragaman budaya Indonesia baik yang tradisi maupun kontemporer dari berbagai sanggar kesenian ataupun daerah di Indonesia. Pergelaran ini dikemas secara menarik dan menghibur serta diadakan diskusi tanya jawab diakhir pergelaran. Pergelaran dimaksud yaitu : Monolog Putu Wijaya (Teater Mandiri), 23 Februari 2010, Balairung Sapta Pesona. Dialog dan Pergelaran Tari Saman (Walet Dance Company dan Tim Tari Saman dari Kabupaten Gayo Lues-Aceh), 27 Mei 2010, Balairung Sapta Pesona.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
30
Gebyar Batik Indonesia (Tim Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata D.I. Yogyakarta), 18 – 22 Agustus 2010, Jakarta Convention Centre. Lagean Mandalaras (Studio Tari Indra, Bandung), 12 Oktober 2010 Balairung Sapta Pesona. Sendratari Gemilang Panca saka (Anak-anak binaan Rumah Pintar Cikeas, Sanggar Setra Kirana dan Sanggar Artina), 2 Desember 2010, Convention Hall - SMESCO UKM. 17. Art Summit Indonesia (ASI) VI Art Summit lndonesia (ASI) 2010 adalah festival seni kontemporer internasional tiga tahunan, yang secara periodik diselenggarakan di Jakarta, lndonesia, yang pada tahun 2010 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-enam kalinya. ASl diupayakan sebagai forum pertemuan dan forum komunikasi antar seniman dari berbagai negara, yang dirancang sebagai penjelajahan akan peluang dan kekuatan karya-karya kontemporer terkini untuk memberi kesempatan pada masyarakat lndonesia untuk mengapresiasi, terlibat secara langsung, dan mengintrospeksi kreativitas kesenian untuk disejajarkan dengan perkembangan kesenian kontemporer dunia. ASl 2010 dilaksanakan pada tanggal 4 s.d. 24 Oktober 2010 bertempat di tiga lokasi yaitu Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, dan Teater Salihara. Kegiatan ini diikuti oleh 10 grup dari 4 negara yaitu Talea Ensemble (Amerika Serikat), Hyun Ok Park (Korea Selatan), Leine Roebana (Belanda), Piere Lunaire Ensemble (Austria), Komunitas Wayang Suket Slamet Gundono, Blacius Subono, Teater Satu Lampung, Sekar Kliwon, Nan Jombang Dance Company, Gamelan Pendro dan Cudamani (Indonesia). Selain pergelaran kesenian, Pada ASI 2010 juga diselenggarakan seminar international bertajuk “Seminar on Contemporary Performing Arts” pada tanggal 11 Oktober 2010 bertempat di Hotel Treva, Jakarta. 18. Misi Kesenian Luar Negeri a. Kegiatan Misi kesenian dalam rangka 4 th ASEAN Performing of Arts, pada tanggal 22 s.d. 26 Maret 2010 di Clark, Philipina. Kegiatan ini merupakan komitmen seluruh Negara anggota ASEAN yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali secara bergiliran dan merupakan forum yang sangat penting dan strategis bagi para Menteri
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
31
Kebudayaan dan para pejabat senior bidang kebudayaan Negaranegara anggota ASEAN dalam rangka membahas kebijakan-kebijakan untuk pengembangan kebudayaan ke depan. Peserta 4th ASEAN Performing of Arts sebanyak 10 negara anggota ASEAN yaitu: Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos PDR, Myanmar, Singapura, Kamboja, Filipina. Pada festival kali ini, Indonesia diwakili Grup Nan Jombang Dance Company yang berasal dari Padang, Sumatera Barat beranggotakan 14 orang, dengan penampilan yang bertajuk “Rantau Berbisik”. Rantau berbisik memiliki pesan moral dalam cerita ini adalah himbauan kepada para perantau asal Minangkabau untuk tidak tergiur dengan keindahan negeri rantau dan tidak lupa terhadap tanah kelahirannya, serta tergerak membangun negeri tanah kelahirannya. Lokasi festival bertempat di Clark Education City Amphitheater yang berkapasitas 12.000 penonton. Masing-masing Negara diberi kesempatan tampil selama 20 menit. Hari pertama festival menampilkan Brunei, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Indonesia diberi kehormatan oleh panitia sebagai penampil terakhir, sekaligus menjadi puncak pertunjukan di malam kedua festival, setelah Myanmar, Singapura, Kamboja dan Laos. Sebagai tuan rumah, Filiphina hadir malam ketiga melalui penampilan khusus Grand ASEAN Gala Show Country Presentation of the Philippines. 19. Gelar Seni Budaya Pekan Produk Kreatif Indonesia Sebagai kegiatan peningkatan apresiasi seni, kegiatan Gelar Seni Budaya ditujukan untuk mengisi event-event seni-budaya pada “Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010” yang merupakan kegiatan koordinatif antar-kementerian. Digandengnya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada event PPKI 2010 ini dengan tujuan memberikan aspek apresiatif seni budaya kepada para pengunjung PPKI 2010. “Gelar Seni Budaya” pada “Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010” pada tahun ini diselenggarakan pada tanggal 23 s.d. 27 Juni 2010 di Jakarta Convention Center. Yang menjadi sasaran manfaat pada kegiatan “Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010” ini adalah sanggar seni dari perwakilan provinsi, sanggar seni remaja dan sanggar seni anak-anak (Musik, Tari dan Teater). Direktorat Kesenian pada kegiatan PPKI 2010 ini mempergelarkan grupgrup seni pertunjukan 10 grup Kesenian Daerah Perwakilan Provinsi dapat berpartisipasi dalam kegiatan Gelar Seni Budaya, 20 sanggar seni remaja dan sanggar seni umum yaitu sanggar seni yang menampilkan seni pertunjukan dengan kategori Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater, dan 10 sanggar seni anak-anak yaitu Sanggar Seni Pemenang Lomba Tari
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
32
Mutumanikam Nusantara). Melalui pergelaran ini maka terselenggaranya variasi jenis seni pertunjukan tradisional yang ditampilkan pada Gelar Seni Budaya berupa seni tari, musik dan teater tradisional dan meningkatkan wawasan penonton yang ada pada Pekan Produk Kreatif Indonesia terhadap kesenian tradisional serta terfasilitasinya sanggar seni anak-anak untuk mempertunjukan kreativitas di bidang seni pertunjukan dan sanggar seni remaja dan kelompok seni perwakilan provinsi untuk mempergelarkan seni pertunjukan tradisional. 20. Pameran Produk Industri Seni Tradisional Indonesia Pameran Produk Industri Seni Tradisional Indonesia dilaksanakan pada bulan November tahun 2010. Pameran ini memamerkan seni kerajinan tradisional dan karya industri seni berbasis warisan budaya bangsa. Melalui kegiatan ini masyarakat lebih mengenal karya-karya seni tradisional Indonesia yang berbasis warisan budaya bangsa yang dihasilkan oleh masyarakat dan meningkatkan wawasan masyarakat terhadap kesenian Indonesia serta terfasilitasinya masyarakat seni atau seniman untuk memamerkan karya seninya sehingga seniman muda Indonesia untuk terus mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan pameran ini merupakan kegiatan tugas dan fungsi Direktorat Kesenian dalam memberikan peluang bagi seniman dalam memamerkan karya seninya. 21. Lomba dan Pameran Foto Pembangunan Indonesia 2010 Lomba dan Pameran Foto Pembangunan Indonesia 2010 bertema “Karya Pembangunan Bangsaku”. Lomba dan Pameran Foto Pembangunan Indonesia 2010 merupakan ajang berskala nasional sebagai rangkaian memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-65 RI. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2010 di Jakarta International Expo (JI Expo) Kemayoran, Jakarta. Pesertanya terdiri dari kategori pelajar, mahasiswa, dan umum. Kategori pelajar berjumlah 61 orang dengan menghasilkan 81 karya, kategori mahasiswa berjumlah 26 orang dengan menghasilkan 62 karya, dan kategori umum berjumlah 102 orang dengan menghasilkan 316 karya. Jumlah keseluruhan, 189 orang dengan menghasilkan sebanyak 459 karya, dari 25 provinsi. Pada Pameran Foto Pembangunan 2010 ini juga memamerkan foto karya Ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono. 22. Jambore Budaya Serumpun Indonesia-Malaysia Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, tanggal 8-12 Juni 2010 dibuka oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, diikuti oleh Pramuka Penggalang dengan output meningkatkan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
33
pemahaman tentang keanekaragaman budaya Indonesia di kalangan generasi muda Penggalang. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya koordinasi antar unit kerja dan instansi terkait. 2. Belum optimalnya pengembangan database bidang nilai budaya, seni dan film. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Pemantapan perencanaan program kerja yang disertai dengan peningkatan koordinasi, sinkronisasi, konsolidasi serta sinergitas antar unit kerja dan instansi terkait. 2. Optimalisasi pengembangan database kebudayaan, bimbingan teknis dan sosialisasi database kebudayaan. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp. 54.000.000.000, hanya digunakan sebesar Rp. 52.553.838.250 atau hanya sebesar 97,32%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 112,27% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
2
Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya” ditandai oleh produksi film nasional yang berkualitas, dan karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
34
No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah produksi film nasional yang berkualitas
Target
Realisasi
Capaian (%)
75 film
77 film
102,67%
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah film nasional dari tahun 2004 s.d. 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan angka terbesar sebesar 87 film dicapai di tahun 2008. Posisi jumlah film nasional yang telah lulus sensor pada tahun 2010 adalah sebesar 77 film. Indikator Jumlah produksi film nasional yang berkualitas sebanyak 77 film nasional yang telah beredar di biokop/layar lebar, hal ini disertai pula hasil-hasil pelaksanaan festifal film Indonesia, festifal film pelajar, festival film kearifan budaya lokal, pengiriman film dan delegasi film dari Indonesia pada festival atau forum perfilman internasional, keikutsertaan pada pasar film asing di luar negeri, workshop perfilman di dalam negeri, foruk komunikasi perfilman, pendukungan/fasilitasi komunitas/organisasi perfilman serta pelaksanaan penyensoran film/rekaman video/iklan oleh LSF serta pengawasan perfilman. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tahun 2010 yang mendukung kepada pencapaian sasaran keberhasilan tersebut antara lain: 1. Festival Film Kearifan Budaya Lokal 2010 Festival Film Kearifan Budaya Lokal 2010 dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 di Jakarta. Kegiatan ini untuk mengangkat citra budaya daerah melalui film-film, agar para sineas di daerah dapat mengekspresikan dan mengangkat daerah melalui film. Target yang ingin dicapai terciptanya film basil karya masyarakat daerah yang mencerminkan kearifan budaya lokal yang dinilai dan menjadi contoh dalam perkembangan Perfilman saat ini. Pada tahun 2010 ini film-film yang telah terima oleh panitia sejumlah 59 judul film yang diikuti oleh 11 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT), Pemda Kabupaten/Kota yang menangani kebudayaan dan atau Pariwisata, Pemda Propinsi yang menangani Kebudayaan dan/atau Pariwisata di seluruh Indonesia dan Kampus/Universitas yang ada jurusan bidang Sinematografi dan para sineas Perfilman. Dengan terselenggaranya kegiatan ini meningkatkan film-film yang mengandung unsur kearifan budaya lokal yang berada di daerah dan terwujudnya kerjasama antara masyarakat Perfilman Indonesia khususnya daerah dan para stakeholder serta meningkatnya apresiasi pelajar terhadap film dimasyarakat serta keberadaan komunitas film kine klub di Indonesia. Peserta kegiatan Festival Film Kearifan Budaya Lokal pada tahun 2010 ini film-film yang telah terima oleh panitia sejumlah 59 judul film yang diikuti ole 11 BPSNT, Pemda Kabupaten/Kota yang menangani kebudayaan dan atau Pariwisata, Pemda Provinsi yang menangani Kebudayaan dan/atau Pariwisata di seluruh Indonesia dan Kampus/Universitas yang ada jurusan bidang Sinematografi dan para sineas Perfilman. Bahwa festival ini
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
35
memiliki potensi masa depan dalam penelitian bawa film merupakan media terbaik dalam pencapaian hasil yang diharapkan. Instansi vertikal atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film yang ada di 11 (sebelas) provinsi ini, pada program Festival tersebut menjadi pemicu peningkatan kreativitas terutama kepada para pelaku bidang film di 11 BPSNT atau di daerah lainnya. 2. Festival Film Indonesia Tahun 2010 Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang kompetisi dan apresiasi film-film yang meningkatkan jumlah, film yang diproduksi dan mengikuti festival film Indonesia dan sebagai tuan rumah dinegaranya. Suatu gelar akbar Festival Film Indonesia 2010, diharapikan dapat memunculkan sineassineas muda Indonesia yang profesional dan berkepribadian bangsa Indonesia. Festival Film Indonesia dapat dijakdikan barometer kemajuan Perfilman di Indonesia. Sasaranya adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif di dunia perfilman, sehingga diharapkan bahwa bioskop-bioskop yang selama ini banyak diisi oleh film-film impor akan lebih banyak lagi diisi oleh film-film nasional, begitupula bioskop-bioskop kelas menengah kebawah yang dalam kurun waktu 10 tahun ini terhenti akan hidup kembali lagi, sehingga pada saatnya akan dapat menarik para investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya dibidang Perfilman. Selain itu secara umum penyelenggaraan Festival Film Indonesia dapat mempromosikan budaya bangsa serta memberikan informasi kepada dunia luar tentang perfilman di Indonesia. Rangkaian kegiatan dari FFI ini antara lain; Jumpa Pers pada hari Jumat tanggal 12 November 2010 bertempat di Gedung Film Jl. MT. Haryono Kav. 47-48, Jakarta Selatan, yang dipimpin oleh Ketua KFFI (Ibu Ninik L. Karim) dihadiri pula oleh para Dewan Juri, Anggota KFFI, Tim Komite seleksi dan sejumlah Artis dan Wartawan Elektronik maupun Cetak, Tanggal 24 Nopember 2010 Dirjen NBSF, Ketua KFFI, dan Ketua BP2N berangkat ke Batam, Tanggal 25 Nopember 2010 Press Konference jam 10.00 s.d. selesai di Turi Beach dengan nara sumber sebagai berikut: Direktur Jenderal NBSF, Ketua KFFI, Ketua BP2N, Gubernur Kepulauan Riau, Walikota Kep. Riau, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam, Tanggal 26 November 2010 artis dan Wartawan berangkat ke Batam, Tanggal 27 Nopember 2010 Wellcome Dinner dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Dirjen NBSF, KFFI artis dan undangan, pada acara ini ada acara charity, Tanggal 28 Nopember 2010 Siaran langsung Pengumuman Nominasi FFI 2010, pada pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
36
3. Hongkong International Market (HIM) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan persatuan perusahaan film Indonesia dimaksud guna memperkenalkan budaya Indonesia secara lebih luas melalui karya-karya terbaik bangsa Indonesia dibidang film salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengikuti Hongkong Internasional HIM Market. Kegiatan ini dialaksanakan pada tanggal 22 s.d. 25 Maret 2010 yang bertempat di Hong Kong Convention and Exhibition Center, dibuka dan ditutup oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata Direktorat Perfilman bekerjasama dengan KJRI di Hong Kong untuk memperkenalkan Indonesia utuh kepada masyarakat Hong Kong, khususnya bagi pelaku industri film dan televisi international untuk dapat bertemu dan menjalin kerjasama dikedua bidang tersebut. Realisasi yang dicapai dalam kegiatan ini adalah menghasilkannya beberapa negara yang berminat terhadap film-film Indonesia antara lain India, Philipina, Thailand, Malaysia, Jepang, Korea, Hongkong, Cina dan Australia. Dampak yang diinginkan dari kegiatan ini adalah film diharapkan bukan hanya sebagai alat hiburan tetani juga sebagai alat diplomasi budaya dan people to people dan melalui film budaya Indonesia dapat lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia yang ada di Hongkong maupun masyarakat Hongkong itu sendiri, sehingga diharapkan akan menambah kecintaan masyarakat Indonesia yang ada di Hongkong dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan wisatawan mancanegara ke Indonesia maupum ceniaran produksi film Indonesia. Sejumlah karya yang minati antara lain adalah: Air Terjun Pengantin, Produksi PT. Maxima Entertainment, Kain Kafan Perawan, Produksi PT. Rapi Film, Kuntilanak Kamar Mayat, Produksi PT. Rapi Film, Bali Forever, Produksi PT. Jatayu Film, Eiffel I'm in Love, PT. Soraya Film, Apa Artinya Cinta, PT. Soraya Film dan Ladys Terminator Film Air, serta PT. Soraya Film. 4. Pengiriman Delegasi dan Film ke Korea Selatan, Pusan 2010 Tahun 2010, Asian Film Policy Forum (AFPF) memperingati ulang tahun ke-3, memberikan wadah yang baik sekali di Asia untuk forum perfilman dimana para profesional industri film dan pembuat kebijakan mendiskusikan masa kini dan masa depan bisnis perfilman. Industri film telah diindentifikasi sebagai salah satu media terbaik yang dapat digunakan untuk memahami dan berbagi rupa-rupa gambar dan kehidupan dunia, serta telah mendapatkan reputasi global yang tinggi film telah menciptakan nilai tamtmh bagi budaya dan industri sebagai bisnis global. Pemerintah Indonesia melalui, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film c.q. Direktorat Perfilman bekerjasama dengan PPFI telah mengikuti serangkaian kegiatan pada Festival Pusan yang dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 13 Oktober 2010. Delegasi Indonesia pada pelaksanaan Festival Film Pusan 2010 dipimpin oleh Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film dengan jumlah delegasi sebanyak 10 (sepuluh) orang. Indonesia dalam kegiatan ini turut aktif dalam 2 (dua) kegiatan yaitu Asian Film Policy Forum (AFPF) dan Asian Film Market. Kegiatan Asian Film
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
37
Policy Forum diikuti oleh 9 (sembilan) Negara ASIAN yaitu: delegasi Indonesia diwakili oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film (Tjetjep Suparman), Kamboja (Sin Chansya), China (Miao dan Wu Yue), Jepang (Ken Terawaki), Korea (Cho Heemon), Malaysia (Kamil Otman), Nepal (Dhanaraj Gnywali dan Chiraniibi Guragain), Phillipina (Briccio G. Santor) dan Thailand (Suwat Sidthilaw). Selain 9 (sembilan) Negara tersebut kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa Negara sebagai Peninjau antara lain Australia, Japan, dan New Zealand. Selain aktif dalam kegiatan Asian Film Policy Forum, Indonesia juga turut aktif dalam Asian Film Market dengan membuka stand Indonesian Cinema, adapun film-film yang diikutsertakan pada Asian Film Market sebanyak 15 judul film yang berasal dari 5 (lima) perusahaan antara lain; PT. Rapi Film 6 judul film, PT. Kharisma Starvision Plus 2 judul film, PT. Multivision Plus 2 judul film, PT. MD Entertainment 2 judul film, PT. Maxima Entertainment 2 judul film. Kegiatan ini merupakan momentum yang sangat baik bagi masyarakat di Pusan Korea Selatan, yang diharapkan adalah budaya Indonesia dapat lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia yang berada di Pusan Korea Selatan maupun masyarakat Korea selatan itu sendiri, sehingga diharapkan menambah kecintaan masyarakat Indonesia yang ada di Korea Selatan dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia. 5. Penyelenggaraan Pekan Film di Eropa Salah satu media untuk mengenalkan film Indonesia terutama di luar negeri, dilakukan terobosan-terobosan yang kreatif untuk menembus perfilman dunia di manca negara. Pengiriman film untuk event pekan ataupun festival ke beberapa negara sebagai salah satu upaya yang cukup positih dan direspon beberapa tahun terakhir melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri. Media ini adalah sebagai media promosi yang sangat efektif dan memiliki potensi yang baik. Direktorat Perfilman beberapa tahun terakhir telah melakukan pengiriman film-film unggulan dan film yang khusus diproduksi untuk ajang festival oleh para sineas telah dikirimkan dan mendapat respon positip bagi perkembangan promosi film Indonesia di luar negeri. Untuk itu Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film menyelenggarakan pengiriman delegasi film ke Praha. Mengadakan pemutaran film di pada City Library Hall, Praha pada tanggal 8 s.d. 10 Juni 2010 yang dilanjutkan ke Wina Austria, Beograd Serbia, dan Hamburg Jerman, penyelenggaraan kegiatan ini selama 6 bulan. Film yang dikirim adalah yang terbaik yang menjadi duta bangsa melalui karya budaya/film sebagai bagian dari promosi perfilman Nasional.Terselanggaranya festival/pekan film Indonesia di luar negeri sebagai bagian dari program promosi film Indonesia. 6. Kegiatan Penyensoran Film
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
38
Tabel 1 Jumlah Produksi Film di Indonesia Yang Telah di Sensor Tahun 2004- 2010 No.
Produksi Film
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
1 2 3
Film Nasional Film Impor Film Perwakilan Asing Film 70mm Film 16mm Film Iklan Film Ditolak Rekaman Kaset Video VHS/TV/PH Rekaman Video Iklan Rekaman Video, VCD,DVD(palwa) Rekaman VHS/VCD/DVD ditolak Jumlah
21 201 68
33 201 67
33 165 94
53 207 90
87 180 35
78 155 60
77 187 48
2 54 21.115
2 58 1 21.198
2 69 1 17.746
3 30 45 1 17.980
2 35 2 13.355
3 33 4 10.381
1 32 3 5.133
-
-
-
-
-
7.824
8.673
5.037
4.319
8.981
14.041
21.278
18.849
24.858
106
71
135
86
81
52
32
26.604
25.950
27.226
32.536
35.055
37.439
39.044
4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah film nasional dari tahun 2004 s.d. 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan angka terbesar sebesar 87 film dicapai di tahun 2008. Posisi jumlah film nasional yang telah lulus sensor pada tahun 2010 adalah sebesar 77 film. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal antara lain belum optimalnya penyusunan peraturan perundang-undangan dalam rangka pengembangan perfilman nasional serta kinerja Lembaga Sensor Film.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
39
PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah Optimalisasi penyusunan peraturan perundangundangan dalam rangka pengembangan perfilman nasional serta kinerja Lembaga Sensor Film. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp. 90.419.419.000 hanya digunakan sebesar Rp. 84.777.415.331 atau hanya sebesar 93,76%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome mencapai 102,67% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran, dan sasaran tetap tercapai. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja Utama (IKU)
No 2
Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual
Target
Realisasi
Capaian (%)
400 karya
600 karya
150%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator “Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual”, capaiannya 150,00%, hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan industri dan karya budaya bangsa. Hal ini diperkuat juga dengan telah adanya pengakuan UNESCO terhadap warisan budaya takbenda Indonesia meliputi wayang, keris, batik, dan terakhir pada tahun 2010 angklung Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO masuk kategori Daftar Representasi Budaya Takbenda Warisan Manusia (Representative List of Intangible Culture Heritage of Humanity) pada tanggal 16 November 2010 di Kenya (Tabel 2). Indonesia adalah merupakan negara yang pertama kali ditetapkan sebagai Negara anggota Komite Antar Pemerintah UNESCO mengenai Perlindungan Warisan Budaya Takbenda periode 2010-2014, dan salah satu tugasnya adalah ikut memutuskan penetapan Warisan budaya Takbenda Dunia UNESCO. Tabel 2 Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia
1.
NAMA KARYA BUDAYA Wayang
2.
Keris
3.
Batik
NO.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
NAMA PENETAPAN Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity
TAHUN PENETAPAN 2003 2005 2009
40
NO. 4.
NAMA KARYA BUDAYA Angklung
NAMA PENETAPAN Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity
TAHUN PENETAPAN 2010
Indikator “Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual” sebanyak 600 karya, meliputi data-data pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Gelar Budaya Kegiatan Gelar Budaya dilaksanakan di kota Pekalongan, Jawa Tengah pada tangggal 26 s.d. 30 Oktober 2010, yang bersinergi dengan Pemkot Pekalongan dalam kegiatan Pekan Batik Nusantara. Hal ini dimaksudkan untuk menampilkan kebudayaan masyarakat setempat kepada masyarakat luas, dengan tujuan memperkenalkan unsur-unsur budaya masyarakat setempat, agar timbul pemahaman serta solidaritas terhadap kebudayaan yang berbeda, menjalin dan memperkokoh hubungan antarbudaya yang harmonis dalam keragaman, dan memperkuat sendisendi kebudayaan di daerah dalam upaya memperkaya kebudayaan nasional. Rangkaian kegiatan gelar budaya ini meliputi: o Pekan Batik Nusantara Menampilkan berbagai jenis batik dari 19 provinsi di Indonesia, di antaranya adalah dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Madura, Jambi, Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Papua, dll. Pameran ini diselenggarakan sebagai peran serta aktif Direktorat Tradisi untuk melestarikan batik sebagai salah satu karya budaya bangsa Indonesia, yang telah masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Representative List of Intangible Culture Heritage of Humanity) oleh UNESCO. o Atraksi Kesenian - Ritual Penjamasan Keris Sebagaimana batik, keris juga merupakan salah satu karya budaya Indonesia yang diakui keberadaannya oleh dunia melalui UNESCO yang tercatat dalam daftar warisan budaya dunia. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan sosialisasi ritual yang berkaitan dengan keris, yaitu ritual penjamasan keris yang turut ditampilkan dalam kegiatan Gelar Budaya ini. Ritual ini lazim dan masih dilaksanakan oleh masyarakat Pekalongan, yang jika tidak dilestarikan kemungkinan lambat-laun akan terlupakan.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
41
PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah banyak produk-produk karya budaya yang diciptakan atau dihasilkan oleh bangsa Indonesia, namun untuk mendapatkan hak paten sangat sedikit dan diperlukan waktu yang panjang. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah terus dilakukan upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya tak benda Indonesia.
3
Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya bantuan fasiltiasi sarana seni budaya” merupakan program nasional prioritas 11 yang menjadi kontrak kinerja antara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan Presiden pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Sasaran ini bertujuan untuk menunjang pembangunan kebudayaan daerah khususnya penyediaan fasilitas/bantuan sarana yang memadai bagi pengembangan dan pagelaran seni budaya di daerah. Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Target
Realisasi
Capaian (%)
25 daerah
20 daerah
80%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya” mencapai 80,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini belum optimal. Indikator “Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya”, dari target 5 daerah/Ibukota provinsi (Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat) dan 20
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
42
kabupaten/kota, yang sudah terealisasikan baru 14 kabupaten kota (Kota Palembang, Kab. Muara Enim, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Barat, Kota Mataram, Kota Bima, Kota Bandung, Kab. Majalengka, Kab. Tasikmalaya, dan Kab. Banjar), sedangkan ada 6 kabupaten yang belum dapat direalisasikan pada tahun anggaran 2010 ini dan direncanakan akan segera direalisasikan pada tahun 2011. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Dukungan Taman Budaya Pada masa setelah pelaksanaan otonomi daerah tersebut penanganan Taman Budaya pada setiap daerah berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi antara lain oleh kemampuan ekonomi daerah dan juga tinggi rendahnya perhatian pemerintah daerah setempat terhadap kebudayaan. Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kebudayaan menyebabkan penanganan Taman Budaya di beberapa daerah sangat memprihatinkan, sehingga ada beberapa Taman Budaya yang sama sekali tidak mendapatkan alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan teknis, kecuali alokasi untuk operasional sehari-hari perkantoran. Selain itu juga ada kecenderungan beberapa daerah untuk mengganti nomenklatur Taman Budaya menjadi unit kerja yang dirasa lebih sesuai dengan daerah tersebut. Untuk itu setiap tahunnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film setiap tahunnya menyelenggarakan dukungan Taman Budaya untuk tahun ini dukungan tersebut diberikan pada sembilan Taman Budaya yakni, Taman Budaya Bandung, Pontianak, Surabaya, Riau, Papua, Bengkulu, Kalimantan Timur, Lampung dan Denpasar. Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan esistensi dan peranan Taman Budaya di masyarakat khususnya bidang seni budaya dan dapat menumbuhkan kreativitas pelaku seni budaya di daerah, serta meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni budaya. 2. Dukungan Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren) POSPENAS dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 5 s.d. 11 Juli 2010 yang dibuka oleh Wakil Presiden dan ditutup oleh Menteri pemuda dan Olahraga. Yang menjadi sasaran adalah santri pondok pesantren sebagai generasi muda mendapat porsi yang sama dengan para pelajar lainnya. Dengan terselenggaranya kegiatan Dukungan Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren (POSPENAS) maka tampilah santriawan dan santriwati perwakilan dari pondok pesantren seluruh Indonesia di berbagai cabang olahraga dan cabang seni. Kegiatan ini merupakan wahana untuk mewujudkan jati dirti pondok pesantren yang sebenarnya yakni berlomba-lomba dalam kebaikan mengharap ridho Allah, folosofi inilah yang mendorong santriawan dan santriwati berupaya untuk berprestasi dan berkreasi dalam olahraga dan seni. Kegiatan ini diharapkan dapat membangun manusia Indonesia baru yang beriman dan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
43
bertaqwa, sehat jasmani dan rohani, dapat meningkatkan budaya olahraga dan seni yang bernuasa Islami serta apresiatif meningkatkan ukhuwah Islamyah di kalangan santriawan Santriwati dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Dukungan Event Kegiatan Sanggar/Organisasi/Lembaga Kesenian Dukungan dimaksudkan untuk memberikan dorongan kepada seniman, organisasi dan lembaga seni yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan seni dan budaya di tanah air, agar terus meningkatkan produktivitas, kreativitas dan kualitas seninya. Dukungan Organisasi/sanggar/Lembaga Kesenian diberikan kapada: a. Padepokan Lemah Putih – Srawung Candi, Solo b. Seni Budaya Tradisional c. Radar Panca Dhahana d. Semar Gugat – TMII e. Dian Didaktika – GKJ f. Sea World – Ancol g. Indonesia Dance Festival h. Gebyar dalang Lintas Generasi – RRI Surakarta i. Yayasan Teater Studio j. Festival Bulan Purnama – Mojopahit Trowulan k. Teater Kubur l. Pameran Tunggal Lukisan Ciri Khas Papua m. Balada Sebatang Lisong PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Kurangnya koordinasi dan pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan. 2. Terdapatnya usulan bantuan pengadaan sarana seni dan budaya yang tidak memenuhi syarat/ketentuan yang telah ditentukan. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah Pemantapan koordinasi dan pengendalian yang prima dalam melaksanakan program, dan kegiatan, untuk 6 kab/kota yang pada tahun 2010 belum mendapatkan bantuan, diusahakan pada tahun 2011 dan 2012 dapat diusahakan.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
44
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp. 4.000.000.000 hanya digunakan sebesar Rp. 3.325.656.400 atau hanya sebesar 83,14%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 80% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
4
Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
Di tahun 2010 ini sasaran “Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terapadu cagar budaya” merupakan salah satu program nasional prioritas 11 yaitu Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi yang diarahkan dalam rangka pembentukan jati diri dan karakter bangsa. Penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya dilaksanakan dalam rangka menyusun format Lembaga Pengelola Terpadu Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk kajian, diskusi, technical meeting, dan Focus Group Discussion (FGD). Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu
Target
Realisasi
1 Cagar Budaya
1 Cagar Budaya
Capaian (%) 100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu” mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah Warisan Budaya Dunia dan Cagar Budaya Nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu” sebanyak satu cagar budaya berupa Berupa Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran ini adalah:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
45
1. Pembentukan Lembaga Pengelola Terpadu Kawasan Borobudur Kegiatan pembentukan lembaga pengelola terpadu dilaksanakan untuk Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyusun format Lembaga Pengelola Terpadu Kawasan Candi Borobudur. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk kajian, diskusi, technical meeting, consultative meeting, dan focus group discussion (FGD). Kompleks Candi Borobudur Pada tahun 1979, dengan pendekatan scenic view, JICA membagi kawasan Borobudur menjadi lima zona pengelolaan (Tabel 1). Di dalam kawasan itu terdapat Kompleks Candi Borobudur (Borobudur Temple Compounds) yang terdiri atas tiga candi yaitu Candi Borobudur, Pawon, dan Mendut yang merupakan kesatuan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia. Namun sayangnya, hanya zona I-III yang diadopsi oleh Keppres RI Nomor 1 tahun 1992, (gambar 1). Tabel 1 Zonasi Borobudur Versi JICA dan Keppres RI No. 1/1992 ZONA
JARAK DARI CANDI DAN LUAS
JICA, 1979
KEPPRES RI NO. 1/1992
PENGELOLA
1.
200 m (44,8 ha)
Pelestarian candi
Lingkungan kepurbakalaan bagi perlindungan dan pemeliharaan kelestarian fisik candi
Ditjen Kebudayaan, Deputi Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan (sekarang Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata)
2.
500 m (42,3 ha)
Taman arkeologi, laboratorium
Taman wisata tempat kegiatan kepariwisataan, penelitian, kebudayaan, dan pelestarian lingkungan candi
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko BUMN
3.
2 km (932 ha)
Permukiman, area parkir, persawahan, toko cindera mata
Permukiman terbatas, pertanian, jalur hijau, zona pendukung
Pemkab Magelang
4.
5 km (2.600 ha)
Panorama bersejarah
Tidak dilindungi undang-undang
5.
10 km (7.850 ha)
Taman arkeologi nasional
Tidak dilindungi undang-undang
Sumber: JICA (1979: 20) dan Keppres RI No. 1/1992.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
46
Sesuai dengan Keppres Nomor 1 Tahun 1992 diatur kewenangan pengelolaan sebagai berikut.
Keppres RI No.1 tahun 1992
Sumber: JICA (1979: 19) dan
Gambar 1 : Peta Zonasi Pengelolaan Kawasan Borobudur Versi JICA
a. Zona I yang mewadahi langsung bangunan Candi Borobudur dikelola oleh Balai Konservasi Peninggalan Borobudur (BKPB), yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. b. Zona II dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, yang berada di bawah Kementerian BUMN. c. Zona III dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magelang, yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri. Namun, Candi Pawon dan Candi Mendut yang ada di Zona ini diserahkan pengelolaannya pada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, yang merupakan UPT dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. d. Zona IV dan V yang merupakan kawasan perlindungan tidak diatur pihak yang memiliki kewenangan pengelolaan, sehingga dengan sendirinya beradada dibawah kewenangan Pemda Kabupaten Magelang. Namun ternyata Pemkab Magelang tidak mengikuti ketentuan perencanaan versi JICA, sehingga perkembangan di kedua zona tidak terkendali.
Dengan demikian, pengelolaan kawasan ini dikelola setidaknya dilaksanakan oleh empat lembaga yang berada di bawah tiga kementerian (Gambar 2). Meskipun telah berupaya dilakukan koordinasi tetapi yang terjadi lebih banyak konflik kepentingan yang muncul. Sementara itu, masyarakat setempat merasa belum dilibatkan secara proporsional dalam pengelolaan serta tidak merasakan keuntungan dari keberadaan Kompleks Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
47
Gambar 2 Organisasi Pengelola di Kawasan Borobudur Saat Ini
PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Akurasi data belum lengkap. 2. Aturan perundang-undangan yang tumpah tindih. 3. Belum tersedianya PERDA yang mengatur kawasan zona III. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas antara lain adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
Penetapan batas kawasan delineasi secara terpadu. Penyiapan rancangan Perpres tentang Lembaga Pengelolaan Terpadu. Inventarisasi Cagar Budaya Kawasan Borobudur. Penyiapan Struktur Lembaga Pengelola Terpadu. Sosialisasi dan harmonisasi.
Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah cagar budaya yang dilestarikan
Target
Realisasi
Capaian (%)
2.100 CB
3.752 CB
178,67%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah cagar budaya yang dilestarikan” mencapai 178,670%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan” sebanyak 3.752 Cagar Budaya, terdiri dari 1.000 BCB Bawah air (bentuknya keramik dan logam. dari Propinsi Bangka Belitung, Propinsi Jawa Barat perairan Cirebon, Propinsi DKI Jakarta Kep. Seribu) dan 2.752 BCB (BP3 Banda Aceh= 58 BCB, BP3 Batu Sangkar= 100 BCB, BP3 Jambi= 100 BCB, BP3 Serang= 84 BCB,
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
48
BP3 DI Yogyakarta= 106 BCB, BP3 Jawa Tengah= 550 BCB, BP3 Mojokerto= 528 BCB, BP3 Bali= 147BCB, BP3 Samarinda= 14 BCB, BP3 Makassar= 432 BCB, BP3 Gorontalo= 24 BCB, BP3 Ternate= 30 BCB, Inventarisasi Kota lama Bandung= 50 BCB, Inventarisasi Kota lama Surabaya= 20 BCB, inventarisasi Kota Semarang= 15 BCB, inventarisasi Kota lama Palembang= 25 BCB, inventarisasi Kota lama Padang=50 BCB, inventarisasi Kota lama Bukit Tinggi= 30 BCB, inventarisasi Kota lama Medan= 20 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan DIY= 18 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Tarakan= 29 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Sulawesi Barat= 14 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Makassar= 5 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Denpasar= 20 BCB, inventarisasi dan pengumpulan data penetapan Aceh= 11 BCB, inventarisasi dan pendokumentasian perkeratapian= 272 BCB. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran ini adalah: 1. Penyusunan Rencana Induk Pelestarian Cagar Budaya Nasional Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pelestarian Cagar Budaya Nasional merupakan upaya untuk memberikan : a. Panduan penyusunan kebijakan dan strategi pelestarian cagar budaya; b. Memberikan informasi/pengetahuan kepada berbagai pihak antara lain: masyarakat umum, LSM, dunia usaha, akademisi, pemerintah (pusat dan daerah), dan lain-lain tentang pentingnya upaya pelestarian cagar budaya dan pengelolaanya; c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian Cagar Budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan dalam melakukan upaya pelestarian cagar budaya (perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan) yang berisi kebijakan, strategi, dan program pelestarian cagar budaya. Kegiatan tahun ini merupakan kegiatan lanjutan (tahap I, 2009). Pelaksanaan oleh Pihak ketiga dengan supervisi dari Direktorat Peninggalan Purbakala. Pelaksanaan Lelang sudah dimulai bulan Agustus sampai dengan awal akhir september. Kontrak pelaksanaan kegiatan dimulai tanggal 1 Oktober 2010. 2. Pendukungan Rekonstruksi dan Rehabilitasi BCB dan Situs Pasca Bencana Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan rekonstruksi dan rehabiitasi BCB dan situs pasca bencana di Sumatera
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
49
Barat. Dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan data dan seminar penyusunan action plan di bidang penanganan BCB yang rusak akibat gempa di kota Padang. Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan di kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Bukit Tinggi, dan Kota Pariaman. Seminar dilaksanakan di Museum Bank Indonesia, Batang Arau, Padang. Peserta seminar merupakan para pemangku kepentingan yang berasal dari instansi terkait seperti perwakilan pemerintah Belanda (RCE), NRICP Tokyo, ICOMOS Belanda, UNESCO Office Jakarta, BAPPEDA, Pemerintah daerah, RRI Padang, PT KKAI Divisi Regional Padang, Museum Adityawarman, DPKA Kota Padang, Universitas Gadjah Mada, Universitas Bung Hatta, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, dan elemen masyarakat seperti BPPI dan pemilik bangunan cagar budaya yang rusak akibat gempa di kota Padang. Seminar menghasilkan action plan yang akan menjadi panduan bagi para pengelola bangunan cagar budaya di kota Padang pada khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya. 3. Penyusunan Pedoman Pelestarian Cagar Budaya Kegiatan penyusunan 5 (lima) draf pedoman yaitu a. Pedoman Zonasi Cagar Budaya b. Pedoman Penataan Situs dan Kawasan Cagar Budaya c. Pedoman Rencana Pemanfaatan Cagar Budaya d. Pedoman Siaga Bencana Cagar Budaya e. Pedoman Pemugaran Bangunan Cagar Budaya 4. Seminar Pelestarian Tinggalan Purbakala Tinggalan purbakala merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan kawasan kota tua atau kota lama adalah salah satunya. Kota lama dengan potensi bangunan, lingkungan khas, serta kehidupan sosial budaya masyarakat di dalamnya sebenarnya merupakan aset yang menjanjikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan pemerintah apabila dikelola dengan baik. Upaya-upaya pelestarian dan pengelolaan kawasan kota lama telah mulai dilakukan oleh berbagai pihak, namun belum tampak hasil yang signifikan dikarenakan berbagai kendala. Bandung, Semarang, dan Surabaya adalah contoh kota-kota dengan perjalanan sejarah yang panjang dimulai dari lahirnya kota-kota tersebut dan perkembangannya hingga saat ini. Untuk mengungkap apa saja yang terjadi dan dialami oleh kawasan kota lama Bandung, Semarang, dan Surabaya, dan juga upaya-upaya apa yang terus dilakukan berbagai pihak sehingga kota-kota lama tersebut masih terus eksis di tengah desakan modernisasi, serta untuk menghimpun berbagai masukan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
50
pengelolaan dan pelestarian, maka diselenggarakanlah seminar bertema pelestarian kawasan kota lama di ketiga kota tersebut. Maksud kegiatan ini adalah memberikan wawasan dan pemahaman kepada pihakpihak terkait tentang nilai penting kawasan kota lama, kondisi eksisting kawasan, kebijakan pemerintah, permasalahan yang terjadi, dan upaya-upaya pelestarian yang dilakukan. Selain itu untuk menghimpun informasi dan masukan untuk memperkaya bahan penyusunan kebijakan pengelolaan dan pelestarian. Tujuan kegiatan ini adalah mewujudkan pengelolaan dan pelestarian kawasan kota lama berkelanjutan. Hasil kegiatan berupa rumusan rekomendasi pelestarian dan pengelolaan kawasan kota lama dengan substansi sebagai berikut: a. Mempercepat revisi UU Cagar Budaya dan menguatkan perangkat hukum. b. Membangun keseragaman persepsi dan meningkatkan sinergi antara pemerintah, pihak swasta, akademisi, dan masyarakat dalam pelestarian dan pengelolaan kawasan. c. Menyusun master plan pelestarian dan pengelolaan kawasan kota lama. d. Menyelesaikan permasalahan lingkungan yang krusial seperti banjir. e. Mewujudkan perangkat insentif dan disinsentif. f. Reorganisasi dan optimalisasi lembaga pengelola kawasan kota lama. g. Meningkatkan sosialisasi pelestarian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas benda cagar budaya, situs, dan kawasan dalam rangka penyusunan registrasi secara nasional dan penetapannya melalui penerbitan Surat Keputusan Penetapan. Sasaran yang diharapkan adalah lestarinya data dan informasi kepurbakalaan dalam sistem penyimpanan data, baik secara konvensional ataupun digital untuk dapat dimanfaatkan baik bagi keperluan pelestarian (perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan) benda cagar budaya, situs, dan kawasan maupun untuk kepentingan pendidikan. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Belum adanya register nasional cagar budaya secara on line. 2. Pemberian penghargaan dan insentif kepada pihak-pihak melestarikan cagar budaya belum optimal.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
yang
51
3. Sosialisasi UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya belum dilakukan karena baru diundangkan pada tanggal 24 November 2010. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas antara lain adalah: 1. Melakukan registrasi nasional cagar budaya secara on line 2. Pemberian penghargaan pelestarian dan insentif kepada pihak-pihak yang melakukan cagar budaya. 3. Melakukan sosialisasi UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan implementasi serta penegakan hukum berdasarkan UU Cagar Budaya. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp. 9.740.000.000 digunakan sebesar Rp. 8.814.824.630 atau sebesar 90,50 %. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
5
Terwujudnya revitalisasi museum
Di tahun 2010 ini sasaran “Terwujudnya revitalisasi museum” merupakan salah satu program Prioritas Nasional II. Pada tahun 2010 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mencanangkan Program Tahun Kunjung Museum 2010, sebagai momentum awal untuk Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM), gerakan ini dilaksanakan selama 5 tahun (2010 – 2014). Salah satu kegiatan dalam GNCM adalah kegiatan Revitalisasi Museum. Revitalisasi museum merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya, sehingga museum dapat menjadi tempat yang dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi. Indonesia memiliki 275 museum yang hingga kini keberadaannya secara umum belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal. Museum memiliki peran strategis karena memiliki amanat untuk mencerdaskan bangsa, kepribadian bangsa, ketahanan nacional dan wawasan.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
52
Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan
Target
Realisasi
Capaian (%)
4 museum
6 museum
120%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan” mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah museum yang memenuhi standard pelayanan dan pengelolaan” sebanyak 6 museum berupa museum Negeri Jatim (Surabaya), Museum Negeri Provinsi Kalimantan Barat, Museum Negeri Provinsi Jambi, Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat (Mataram), Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, dan Museum Batak, Balige, Kab. Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia di Hotel Mataram, Nusa Tenggara Barat
Grand Legi,
Kegiatan Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia di hotel Grand Legi, Mataram, Nusa Tenggara Barat dilaksanakan 29 Maret–1 April 2010. Dengan tema “Revitalisasi Museum Indonesia Tahun 2010”. Kegiatan pertemuan ini merupakan ajang untuk berdiskusi dan bertukar informasi bagi para pejabat pemerintah daerah, para kepala museum provinsi dan daerah, serta para pemerhati museum. Pertemuan tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan pengelolaan museum di Indonesia secara umum masih menghadapi masalah di bidang organisasi, manajemen koleksi, pelayanan dan kebutuhan pengunjung museum, sistem pemantauan museum, program penelitian, pemasaran, dan hubungan masyarakat. Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Hari Untoro Dradjat pada 29 Maret 2010 malam yang diikuti pergelaran kesenian setempat. Makalah dipaparkan oleh Direktur Museum Intan Mardiana. Menurutnya, kebijakan daerah terhadap pengelolaan museum sangat bervariasi. Pada umumnya museum memiliki kendala berupa keterbatasan SDM, anggaran, kebijakan, dan belum mendapat dukungan nyata dari Pemda.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
53
Makalah berikutnya disampaikan oleh Prof. Azyumardi Azra berjudul “Museum: Revitalisasi Wawasan Nusantara”. Menurutnya, mulai 1990-an persepsi bahwa museum sebagai tempat penyimpanan bendabenda antik, kuno, bersejarah, dan arsip-arsip tentang masa silam, sudah berubah. Sejak saat itu mulai berkembang wacana tentang ‘museum sebagai agen perubahan sosial’ dan ‘peranan museum dalam membangun jatidiri nasional’, ‘warisan budaya dan museum membentuk jatidiri nasional’, dan beberapa tema senada. Selanjutnya adalah makalah bertema “Pencitraan Museum”, disampaikan oleh Triesna Wacik. Dikatakan bahwa museum adalah lembaga yang universal di dunia, bernaung di bawah ICOM (International Council of Museums). Museum menjadi pranata sosial, yaitu infrastruktur yang harus ada di suatu negara. Karena itu kini semua negara boleh dikatakan memiliki museum. Perkembangan museum pun sangat pesat dengan jenis museum yang sangat bervariasi. Ini karena semua benda bisa menjadi koleksi museum. Menurut Triesna, esensi museum adalah lembaga pelayanan publik. Sesi berikutnya menampilkan dua pembicara, Faebuadodo Hia dan Naning Adiwoso (lihat boks). Dalam makalahnya “NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) tentang Permuseuman dalam Otonomi Daerah” Hia mengawali dengan tujuan otonomi daerah, yakni menjadikan pemda sebagai instrumen untuk menciptakan kesejahteraan. Sesi terakhir menampilkan Ade Garnandi, praktisi desain interior dan M. Ridwan AK, seorang business development. Menurut Ade, di Indonesia banyak museum yang membutuhkan revitalisasi dalam menghadapi kemajuan zaman. Banyak cara untuk membuat museum menarik, atraktif, dan menjadi sasaran pengunjung. 2. Sosialisasi Gerakan Nasional Cinta Museum di Jakarta, Medan, dan Bandung Dalam rangka mendukung kegiatan Tahun Kunjung Museum (TKM) 2010 dan Gerakan Nasional Cinta Museum 2010-2014, Direktorat Museum dengan didukung oleh Ibu Negara, bersama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Museum dengan mengusung tema “Ayo Ke Museum Bersama Ibu Negara”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2010 dengan melibatkan 510 siswa dan 102 orang guru dari 102 sekolah di Propinsi DKI Jakarta dan Cikeas Bogor.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
54
Pada kegiatan ini para siswa dibagi untuk mengunjungi 7 museum, yaitu:
Nama Museum Museum Nasional Museum Bank Indonesia Museum POLRI Museum Satria Mandala Museum Indonesia Museum Transportasi PP IPTEK
Jumlah Siswa 100 siswa 110 siswa 50 siswa 100 siswa 50 siswa 50 siswa 50 siswa
Tujuan Kegiatan “Ayo Ke Museum Bersama Ibu Negara” adalah untuk menanamkan kecintaan siswa sekolah dan apresiasinya kepada museum, serta menyenangi nilai kesejarahan, IPTEK, dan karya budaya bangsa sejak dini. Dengan kegiatan ini diharapkan agar generasi muda sebagai penerus bangsa lebih mengenal dan peduli terhadap nilai luhur budaya kita, serta mencintai dan bangga terhadap Bangsa Indonesia yang multietnis dan multikultur. Selain itu juga untuk membangkitkan museum sebagai sahabat keluarga dalam hal pewarisan nilai-nilai budaya, norma, dan identitas Bangsa Indonesia. Dimana semangat para keluarga Indonesia diperlukan untuk melestarikan nilai-nilai kebangsaan. Penyelenggaraan kegiatan “Ayo Ke Museum Bersama Ibu Negara” merupakan momentum yang strategis dalam meningkatkan citra museum kita dan mengajak para siswa sekolah untuk senang berkunjung ke museum. Museum sebagai media pendidikan dan sumber ilmu pengetahuan akan terus dikembangkan dan dikelola dengan dinamis, agar dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dan generasi muda dalam berkarya di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Sosialisasi Gerakan Nasional Cinta Museum di bulan Juli dilaksanakan di Medan dan Bandung. Kegiatan di Medan dilaksanakan pada tanggal 19-20 Juli 2010 di Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara. Sementara kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Cinta Museum dilaksanakan di Museum Negeri Propinsi Jawa Barat “Sri Baduga” pada tanggal 26-27 Juli 2010. Kegiatan ini berupa pemilihan duta museum yang melibatkan siswa berprestasi atau aktif dalam kegiatan OSIS di sekolah masing-masing.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
55
Tujuan dari pemilihan duta museum ini adalah untuk membangkitkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat pada umumnya dan anak sekolah pada khususnya terhadap warisan budaya dan nilai luhur budaya bangsa serta untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat terhadap pengembangan museum Indonesia. Dengan adanya program ini, diharapkan siswa yang menjalani pelatihan dapat menyebarkan informasi mengenai museum dan mengajak masyarakat di lingkungan mereka untuk mengunjungi museum. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Dari 6 aspek (fisik, manajemen, kebijakan, jejaring, program, dan pencitraan) yang harus direvitalisasi belum semua aspek dapat ditangani, karena kurangnya anggaran di pusat. 2. Karena Revitalisasi museum masih merupakan kegiatan Pilot Project, Pihak Pemda (Museum Propinsi) belum menyiapkan anggaran dan sarana yang mendukung kegiatan tersebut. 3. Narasumber dan Tim Materi di masing-masing museum belum dapat menyiapkan data/gambar/informasi yang berkaitan dengan tata pamer secara tepat waktu, sehingga proses penataan ulang tata pamer agak terlambat. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Bekerja sama dengan daerah untuk melakukan revitalisasi museum yang bersifat kedaerahan, misalnya promosi, jejaring, dan sosialisasi 2. Dilakukan koordinasi dan kerjasama lebih awal, agar daerah membantu dan menyiapkan dukungan dalam kegiatan Revitalisasi Museum. 3. Dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan tim museum secara intensif dan terus menerus, untuk selesainya penataan pameran dengan tepat waktu. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 13.610.000.000 digunakan sebesar Rp 13.398.597.600 atau sebesar 98,45%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebanyak 120%, dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
56
6
Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan” merupakan sasaran dalam mendorong peran pariwisata sebagai salah satu faktor pendorong ekonomi dengan multiplier effect yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1.
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Realisasi
Capaian (%)
7,8 hari
8,4 hari
107,69%
2,10 hari
8,20 hari
400,69%
Target
Lama tinggal wisatawan (hari) a. Mancanegara b. Nusantara
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Lama tinggal wisatawan mancanegara” mencapai 107,69% dan “Lama tinggal wisatawan nusantara” mencapai 400,69%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Lama tinggal wisatawan Mancanegara dan Nusantara” sebanyak rata-rata 8,4 hari untuk wisatawan mancanegara dan rata-rata 8,20 hari bagi wisatawan nusantara adalah jumlah hari yang dihabiskan oleh wisatawan tersebut di Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1.
Program Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona Program Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona terdiri dari kegiatan: a. Gerakan Nasional Sadar Wisata di Bukittinggi Tujuan dari Gerakan Nasional Sadar Wisata adalah: 1) Meningkatkan peran serta & menggalang sikap dan perilaku masyarakat untuk: - Menjadi tuan rumah yang baik; - Meningkatkan citra, mutu produk dan pelayanan; - Penerapan sapta pesona dalam kehidupan sehari-hari. 2) Memulihkan citra sumatera barat sebagai destinasi unggulan; 3) Upaya menumbuhkan pemahaman kepada masyarakat tentang Sadar Wisata serta menggalang dukungan peran dan partisipasi
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
57
masyarakat dalam menciptakan iklim dan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisata di daerah. Kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) Kampanye Sadar Wisata Tatap Muka Menbudpar dengan: Perwakilan Pokdarwis dari 33 Provinsi Pelaku Pariwisata se-Sumatera Barat. Perwakilan Desa Wisata Penerima PNPM Mandiri Pariwisata se Sumatera, Masyarakat Bukitinggi, Pembukaan, ditandai dengan Penanaman Pohon dalam rangka keikutsertaan dalam penghijauan “clean and green destination” progran berwawasan Lingkungan dan Gerakan Aksi Sapta Pesona Gerakan kebersihan dan penghijauan “clean and green destination”. Pemberian Benih salah satu penghijauan dengan pemberian bibit tanaman produksi bagi masyarakt di sekitar Bukit Tinggi dan Para undangan se-Sumatera Barat. 2) Revitalisasi Icon Pariwisata daerah Jam Gadang adalah sebuah menara yang merupakan ikon Kota Wisata Bukittinggi yang dikelilingi oleh taman bunga dan pohonpohon pelindung, yang dapat memberikan kesejukan dan berfungsi sebagai alun-alun kota. Didirikan oleh Controleur Rook Maker pada tahun 1926 yang berlokasi di pusat kota, bangunan ini dirancang oleh Putra Minangkabau Jazid dan Sutan Gigih Ameh. Perbaikan pasca Gempa meliputi: - Perbaikan bandul jam; - Pengecatan dinding dan kubah; - Fasilitasi tempat sampah; - Penataan lansekap. 3) Bazar dan pameran produk wisata daerah Menampilkan eksibisi dan promosi potensi kepariwisataan daerah (perwakilan provinsi) serta produk seni kerajinan dan souvenir khas lokal se-Sumatera Barat. 4) Gelar seni budaya Menampilkan berbagai atraksi kesenian radisional Daerah sebagai bentuk apresiasi dan bentuk pelestarian terhadap kekayaan karya seni dan budaya lokal. a) Peserta - Perwakilan Dinas Pariwisata Propinsi se-Indonesia; - Perwakilan Kelompok Sadar Wisata dari masing-masing provinsi; - Kelompok Seni di daerah;
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
58
-
Pelaku usaha kepariwisataan (pengelola objek dan daya tarik wisata, usaha akomodasi, kerajinan, dan sebagainya); Media nasional dan lokal.
b. Sadar Wisata di Kalangan Pramuka Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam rangka kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Remaja dalam rangka sadar wisata, maka dalam hal ini Pramuka sebagai generasi muda yang dapat meneruskan estafet kepemimpinan dipandang perlu untuk diiberikan wawasan yang lebih tidak hanya pada hal yang berhubungan dengan kepramukaan akan tetapi untuk ditingkatkan kemampuan dan wawasan yang berhubungan dengan kepariwisataan. Sadar Wisata dan Sapta Pesona perlu terus dikembangkan sebagai alat penggerak kepariwisataan oleh karena itu Sadar Wisata dan Sapta Pesona perlu disosialisasikan di masyarakat. Sebagai salah satu penggerak pariwisata saat ini di lingkungan destinasi pariwisata dikenal Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) walaupu di Jawa Barat lebih dikenal dengan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) dimana yang digerakan adalah masuyarakat sekitar destinasi pariwisata. Tetapi karena pentingnya Program Sadar Wisata Dan Sapta Pesona, maka perlu kalangan Pemuda khususnya Pramuka dapat menerapkan nilai-nilai tersebut. Dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memiliki Program yang perlu disinergikan dan dikembangkan di lingkungan Pramuka yaitu Sadar Wisata dengan Programnya yaitu Sapta Pesona, tujuh unsur Pesona tersebut yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan. Oleh karena itu perlu kiranya Program tersebut disinergikan agar Pramuka sebagai Kepanduan Indonesia perlu juga menerapkan dan mengimplementasikan dilingkungan Kepramukaan Indonesia khususnya. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Remaja di kalangan Pramuka dalam rangka Sadar Wisata dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Banten dengan harapan Program Sadar Wisata dan Sapta Pesona dapat terimplementasikan dikalangan Remaja dan Pemuda. Oleh karena dipandang perlu sinergi Program Sadar Wisata dan sapta Pesona maka sebagai salah satu embrio untuk Pembentukan Saka Wisata maka program di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata perlu untuk disosialisaikan agar program tersebut dapat menjiwai Kepramukaan Indonesia yang lebih baik. Diharapkan Duta Wisata Indonesia dapat dijadikan salah satu agen Pelaksana Sadar Wisata dan Sapta Pesona di kalangan Pemuda khususnya Pramuka di Seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan Sadar Wisata dilaksanakan di dua provinsi yaitu:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
di
Kalangan
Pramuka
59
1) Kwartir Daerah Jawa Barat Pramuka merupakan komunitas yang dekat sekali dengan alam, masyarakat juga obyek wisata. Untuk terus menjaga dan oleh karena itu perlu program Sadar Wisata dan Sapta Pesona tersebut dimasyarakatkan di kalangan Pramuka. Kegiatan diikuti Oleh beberapa Kwartir cabang yaitu: Kwarcab Bandung Barat, Kwarcab Kabupaten Bandung, Kwarcab Kota Bandung, Kwarcab Kota Cimahi, dan Kwarcab Sumedang. Masing-masing Kwarcab mengirim 30 – 40 Anggota Penggalang dan Penegak. Kegiatan secara resmi dibuka oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat dalam hal ini diketuai oleh Wakil Gubernur Jawa Barat di halaman Gedung Sate Bandung. Bentuk Kegiatan dilaksanakan melalui: a) Hicking dari tempat Obyek wisata ke obyek lainnya; b) Pengenalan tempat wisata agar Sapta Pesona dapat diterapkan oleh adik-adik Pramuka. 2) Kwartir Daerah Banten Pramuka akan digerakan dari Balai Kota dengan melakukan aksi bersih di lingkungan Masjid Raya Banten Lama yang diikuti oleh beberapa Kwarcab di Banten. c. Pembinaan Sadar Wisata di 15 Provinsi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Kegiatan Pembinaan Sadar Wisata di 15 Provinsi terdiri dari: 1) Revitalisasi Kelompok Sadar Wisata; 2) Pembuatan Rambu-rambu Pariwisata (atau Sapta Pesona); 3) Sosialisasi Sadar Wisata bagi penggerak pariwisata, front liner, penjual cindera mata, dan pegawai di lingkungan kabupaten/kota di propinsi masing-masing. Tujuan dari kegiatan Pembinaan Sadar Wisata di 15 Provinsi adalah: 1) Pembentukan Kelompok Sadar Wisata; 2) Menghidupkan kembali Kelompok Sadar Wisata yang telah terbentuk tapi hampir mati; 3) Pembuatan Rambu/Icon Sapta pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan).
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
60
d. Penghargaan Sapta Pesona (Toilet Umum Bersih) di Museum Tahun 2010 Kegiatan Penghargaan Sapta Pesona yang berupa Penghargaan Toilet Umum Bersih ini dilaksanakan di 10 destinasi dengan fokus kegiatan di 53 Museum di Indonesia yang dilaksanakan selama 8 bulan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya Sapta Pesona dalam mengelola dan menggunakan toilet umum demi terciptanya citra yang baik serta menjadikan Indonesia sebagai negara yang berbudaya dimata dunia dengan memiliki sarana toilet umum yang baik dan benar. Peringkat Penerima Penghargaan Sapta Pesona (Toilet Umum Bersih) di Museum Tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1) Kategori Museum Pemerintah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Museum Museum Gunung Api Batur Museum Seni Rupa dan Keramik Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan "La Galigo" Museum Perangko Indonesia TMII Museum Bahari Museum 10 November Museum Geologi Bandung Museum Benteng Vredeburg Museum Joeang 1945 Museum Negeri Provinsi DIY "Sono Budoyo"
Provinsi Bali DKI Jakarta Sulawesi Selatan DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Timur Jawa Barat D.I. Yogyakarta DKI Jakarta D.I. Yogyakarta
2) Kategori Museum Swasta/Yayasan No 1 2 3 4 5
Museum Provinsi Jawa Timur Museum Satwa Rahmat Int'l Wildlife Museum & Sumatera Utara Gallery Bali Museum Rudana D.I. Yogyakarta Museum Rumah Budaya Tembi D.I. Yogyakarta Museum Ulen Sentalu
e. Kegiatan Pendukungan Media Fotografi Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata
dalam
Rangka
Dalam rangka mengapresiasi komunitas masyarakat pecinta dan penggemar fotografi untuk mempublikasikan hasil karyanya yang
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
61
dikemas dalam tema Lomba Foto Sadar Wisata dan Sapta Pesona 2010. Kegiatan Lomba Foto Sadar Wisata bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan butir-butir Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan) melalui seni fotografi dalam upaya membangkitkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui “Kenali Negerimu Cintai Negerimu”. Peserta Lomba Foto Sadar Wisata dan Sapta Pesona 2010 diikuti oleh: 367 orang peserta dengan jumlah yang masuk sebanyak 1.468 lembar foto. Pemenang Lomba Foto Sadar Wisata dan Sapta Pesona 2010, setelah dewan juri bekerja dengan cermat, dengan pertimbangan sesuai dengan tema lomba maka dewan juri lomba foto memutuskan dan menetapkan pemenang. Dengan 65 nominasi pemenang Lomba Foto yang terseleksi dan dikatagorikan layak untuk dipamerkan, maka karya Foto tersebut dipamerkan di Ruang Pamer India Mall Artha Gading Lt. 1, Jakarta Utara. f. Kegiatan Pendukungan Media Tradisional Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata
dalam
Rangka
Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan pembangunan pariwisata sangat tergantung pada partisipasi semua pihak dan pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dalam rangka sadar wisata kepada masyarakat disekitar objek dan daya tarik wisata, agar mampu menjadi tuan rumah yang baik dan siap mengimplementasikan butir-butir Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan) dalam bermasyarakat dan berorganisasi serta menerima wisatawan maka media yang paling tepat untuk mengkampanyekan Sadar Wisata dan Sapta Pesona adalah media tradisional, mengingat media tradisional tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat setempat yang juga dapat dinikmati oleh para wisatawan baik wisatawan nusantara dan wisatawan asing. Berkenaan dengan pemberdayaan media tradisional sebagai media Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona pada tahun 2010 dilaksanakan di beberapa Provinsi antara lain: Sumatera Barat, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat. g. Kegiatan Pendukungan Media Elektronik Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata
dalam
Rangka
Sebagai tindak lanjut pencanangan kembali Kampanye Sadar Wisata oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007 di Bandung, tahun 2008 di Buleleng – Bali, tahun 2009 di Bantul – Daerah Istimewa Yogyakarta dan tahun 2010 di Bukittinggi – Provinsi
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
62
Sumatera Barat, maka peranan media elektronik dan media cetak sangatlah strategis untuk mengkampanyekan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan mensosialisasikan kegiatan Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Berkenaan dengan hal tersebut kegiatan pemanfaatan media elektronik adalah sebagai berikut: 1) Pembuatan dan Penayangan Public Sevice Announcement (PSA) Sapta Pesona dengan tema: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan, ditayangkan di TVRI, Trans 7, SCTV dan TV One. 2) Kegiatan lain yang memanfaatkan media elektronik sebagai media Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona antara lain: tayangan liputan berita dan features Pemberdayaan Masyarakat dan Sadar Wisata. h. Kegiatan Pendukungan Media Cetak dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata Dalam upaya mengkampanyekan Sadar Wisata dan Sapta Pesona kepada masyarakat secara luas, maka media cetak mempunyai peranan penting untuk pembentukan citra masyarakat di sekitar objek dan daya tarik wisata. Pengkoordinasian atau sosialisasi melalui media cetak dalam upaya menginfiltrasi paradigma masyarakat agar mempunyai awarness yang tinggi kepada para wisatawan yang berkunjung ke daerahnya baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Berkenaan dengan pemanfaatan media cetak sebagai sarana kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona, maka pada tahun 2010 telah dilaksanakan kampanye melalui media sebagai berikut: (tabloid Bandara dan Majalah). i. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Media Massa (Media Cetak dan Media Elektronik) Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui media massa (media cetak dan media elektronik) dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran (awarness) media massa untuk bersikap proaktif dalam mempublikasikan informasi yang dapat menciptakan atmosfer yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan, khususnya yang terkait dengan faktor keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan (Sadar Wisata). Kegiatan ini terlaksana dalam bentuk famtrip wartawan media cetak dan elektronik ke objek-objek wisata khususnya desa-desa wisata. Hasil daripada famtrip berupa tayangan features maupun news di televisi dan advertorial di media tabloid, majalah dan surat kabar.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
63
j. Bimtek Pengamanan di Daya Tarik Wisata Sebagai Objek Vital Nasional Kegiatan Bimbingan Teknis Pengamanan di Daya Tarik Wisata sebagai Objek Vital Nasional dimaksudkan untuk mewujudkan dan mengoptimalkan pelaksanaan pengamanan di daya tarik wisata sebagai objek vital nasional, dengan tujuan untuk: 1) Meningkatkan pengamanan baik internal maupun eksternal terhadap segala bentuk gangguan terhadap daya tarik wisata sebagai objek vital nasional. 2) Menjalin kemitraan dan keharmonisan hubungan antara pengelola, POLRI instansi pemerintah terkait lainnya, serta masyarakat untuk berperan aktif menjaga keselamatan dan keamanan di daya tarik wisata sebagai objek vital nasional. Pelaksanaan kegiatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam. Pembicara materi Bimtek Pengamanan di Daya Tarik Wisata sebagai Objek Vital Nasional berasal dari Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, POLRI, Pengelola Usaha Pariwisata (PT.Taman Impian Jaya Ancol, PT. TWCBP & RB, PT.BTDC, Waterboom dan Mataram Mall dan Hermes Palace Hotel). Peserta Bimtek Pengamanan di Daya Tarik Wisata sebagai Objek Vital Nasional di 5 kota terdiri dari dari para pengelola obvitnas yang terdapat dalam Permen Budpar No. 34/HM.001/MKP/2008 dan No. PM.19/UM.101/MKP/2009, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, penyediaan akomodasi, daya tarik wisata, jasa makanan dan minuman dan Dinas Budpar Provinsi, Kabupaten/Kota, serta Polda Provinsi. k. Kegiatan Pencetakan dan Informasi Bahan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak (Pesa) di Lingkungan Pariwisata Tercetaknya bahan informasi Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak (PESA) di Lingkungan Pariwisata berupa VCD, DVD, pembuatan Roll Banner dan penggandaan buku Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: PM.30/HK.201/MKP/2010 tentang Pedoman Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak di Lingkungan Pariwisata, yang kemudian didistribusikan kepada Dinas Budpar Propinsi, Kabupaten/Kota dan usaha pariwisata seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dan mengoptimalkan upaya Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak (PESA) di Lingkungan Pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota dan usaha pariwisata sesuai dengan UU No. 10/2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No: 25/KEP/MENKO/KESRA/VIII/2009 tentang Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO) dan Eksploitasi Seksual Anak (ESA) 2009 – 2014.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
64
PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Aksesibilitas menuju destinasi pariwisata baik melalui darat, laut maupun udara yang belum memadai baik frekuensi maupun kualitas. 2. Kapasitas Destinasi Pariwisata yang terdiri dari layanan dan dan kualitas SDM yang masih belum memadai. 3. Kurangnya Informasi tentang destinasi pariwisata, sehingga sering menyulitkan wisatawan. 4. Kurangnya safety dan security di destinasi pariwisata sehingga membuat wisatawan ragu ragu untuk memilih destinasi tersebut. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Peningkatan frekuensi dan kualitas aksesibilitas menuju destinasi pariwisata baik melalui darat, laut maupun udara. 2. Peningkatan kapasitas destinasi pariwisata dengan mengadakan pelatihan dan program sertifikasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan SDM. 3. Pendayagunaan sarana informasi seperti brosur, rambu, tourist information center dan website. 4. Penciptaan suasana kondusif di destinasi pariwisata. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 34.850.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 33.889.126.051 atau hanya sebesar 97,24%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 107,69% dan 400,69% atau rata-rata 254,19%, dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 2.
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Target
Realisasi
Capaian (%)
a. Mancanegara (USD)
1.000
1.085,70
108,57%
b. Nusantara (Rp. ribu)
600.000
1.175.900
195,98%
Pengeluaran wisatawan perkunjungan:
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Pengeluaran wisatawan perkunjungan mancanegara” mencapai 108,57% dan “Pengeluaran wisatawan perkunjungan nusantara” mencapai 195,98%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
65
Indikator “Pengeluaran wisatawan perkunjungan mancanegara” sebesar USD 1.085,70/hari dan “Pengeluaran wisatawan perkunjungan nusantara” sebesar Rp 1.175.900/hari berupa jumlah uang yang dibelanjakan oleh wisatawan baik mancanegara maupun nusantara selama melakukan aktivitas wisata. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Pengembangan Wisata Ziarah Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas obyek wisata ziarah/religi, khususnya dalam pengelolaan obyek wisata yang bernuansa religi dengan sasaran meningkatnya kualitas SDM pengelolaan dan pelayanan wisata ziarah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Rokan Hulu Riau pada tanggal 22 Juli 2010 dan Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 06 Agustus 2010. 2. Fasilitasi Pengembangan Pariwisata di Taman Nasional Kayan Mentarang Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur Tujuan dari kegiatan tersebut adalah: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pariwisata berupa pembangunan sarana dan prasarana pariwisata berupa menara pengawas, shelter, jalur track wisata dan lop trail; b. Mendorong penciptaan dan pengembangan daya tarik wisata yang berkualitas dan memiliki daya saing; c. Meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. 3. Fasilitasi Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Sentarum Kalimantan Barat Tujuan dari kegiatan tersebut adalah: a. Meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata berupa informasi serta sarana dan prasarana wisata; b. Mendorong penciptaan dan pengembangan daya tarik wisata yang berkualitas dan memiliki daya saing global; c. Meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara; d. Meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat sekitar danau. 4. Kegiatan Darwin-Ambon Yacht Race Kegiatan ini bertujuan: a. Mendukung mensukseskan terlaksananya event-event bahari di daerah b. Mempromosikan potensi dan kekayaan kelautan yang dimiliki Indonesia, khususnya Maluku dan sekitarnya sebagai ajang untuk pengenalan sestinasi wisata bahari bagi wisatawan dan dunia;
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
66
c. Mendukung kegiatan pariwisata khususnya wisata bahari dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan; d. Mendorong serta memfasilitasi daerah dan instansi yang terkait untuk meningkatkan pengembangan kegiatan wisata kapal layar (yacht); e. Mempercepat pengembangan kawasan Timur Indonesia yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi masyarakat dikawasan destinasi yang dikunjungi. f. Dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2010 serta diikuti oleh 18 kapal layar (yacht) dari berbagai negara yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Walikota Ambon dan Walikota Darwin di Gedung Baeleo Ouikumene Ambon. 5. Kegiatan Sail Banda 2010 Kegiatan ini bertujuan : a. Menjadikan Maluku sebagai Pintu Gerbang bagi rally wisata kapal layar dunia (yacht rally); b. Mendukung mensukseskan terlaksananya event-event bahari di daerah c. Mempromosikan potensi dan kekayaan kelautan yang dimiliki Indonesia, Sulawesi Utara dan sekitarnya sebagai ajang untuk pengenalan destinasi wisata bahari bagi wisatawan dan dunia; d. Mendukung kegiatan pariwisata khususnya wisata bahari dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan; e. Mendorong serta memfasilitasi daerah dan instansi yang terkait untuk meningkatkan pengembangan kegiatan wisata kapal layar (yacht); f. Mempercepat pengembangan kawasan Timur Indonesia yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi masyarakat dikawasan destinasi yang dikunjungi; g. Menjadikan Rally Sail Banda sebagai ajang lomba rally wisata kapal layar dunia. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2010 di pelabuhan Yos Sudarso Ambon yang diikuti oleh seluruh peserta (yachter) Sail Banda dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Maluku dan Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Putri Pariwisata 2009. 6. Pembangunan Rest Area dan Menara Pandang di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah a. Mengembangkan kawasan Taman Nasional Tanjung Putting sebagai destinasi ekowisata yang atraktif, aman dan nyaman; b. Meningkatkan daya saing kawasan ekowisata Tanjung Putting sebagai destinasi unggulan Kalimantan Tengah. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
67
1. Rendahnya daya saing produk pariwisata Indonesia sehingga mengakibatkan rendahnya harga yang harus dibayar. 2. Masih rendahnya kualitas produk pariwisata Indonesia yang mengakibatkan rendahnya nilai yang harus dibayar wisatawan. 3. Minimnya variasi aktivitas wisata di destinasi – destinasi pariwisata indonesia. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Peningkatan kualitas produk pariwisata 2. Peningkatan pengemasan produk pariwisata 3. Menambah variasi produk dan jumlah destinasi Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 8.850.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 8.058.767.600 atau hanya sebesar 91,01%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 108,57% dan 195,98% atau rata-rata 152,28%, dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
7
Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
Di tahun 2010 ini sasaran “Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional” merupakan sasaran dalam usaha menarik dan memenuhi kebutuhan calon wisatawan melalui peningkatan jumlah tenaga kerja di bidang pariwisata yang disertifikasi sebanyak 5.000 orang dan penambahan jumlah dan keragaman daya tarik wisata di 29 daya tarik wisata. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Target
Realisasi
Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata
5.000 orang
5.000 orang
Capaian (%) 100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata” mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
68
Indikator “Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata” sebanyak 5000 orang, dengan rincian: Bidang Hotel dan Restoran (3100 orang), Spa (800 orang), BPW (300 orang), Kepemanduan Wisata (250 orang), Kepemanduan Wisata Selam (150 orang), Kepemanduan Museum (150 orang) dan Tour Leader (250 orang). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran tersebut antara lain: 1. Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Kerja Sektor Pariwisata Untuk Tahun Anggaran 2010, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menargetkan sertifikasi tenaga kerja pariwisata sebanyak 5000 orang. Bidang yang disertifikasi meliputi Hotel dan Restoran, Spa, BPW, Kepemanduan Wisata, Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan Museum dan Tour Leader . Kegiatan ini dilaksanakan di 12 Propinsi di Indonesia yaitu Sumut, Kep.Riau, Sumsel, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, DI Yogyakarta, Bali, Sumbar, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan NTB. Tenaga kerja sektor pariwisata yang sudah disertifikasi sebanyak 5.000 orang atau 100 % dari target 5000 orang, dengan rincian : Bidang Hotel dan Restoran (3100 orang), Spa (800 orang), BPW (300 orang), Kepemanduan Wisata (250 orang), Kepemanduan Wisata Selam (150 orang), Kepemanduan Museum (150 orang) dan Tour Leader (250 orang). 2. Penyusunan SKKNI Pemandu Taman Satwa Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Pemandu Taman Satwa sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Kepemanduan di kawasan Taman Satwa secara professional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Kepemanduan Wisata Taman Satwa. Kegiatan ujicoba dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, Jawa Timur dan Jawa Barat. 3. Penyusunan SKKNI Jasa Konsultan Pariwisata Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Jasa Konsultan Pariwisata sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Jasa Konsultan Pariwisata secara professional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Jasa Konsultan Pariwisata. Kegiatan ujicoba dilaksanakan antara bulan Maret – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat. 4. Penyusunan SKKNI Pemandu Panjat Tebing Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Pemandu Panjat Tebing sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Kepemanduan Wisata Panjat Tebing secara professional di lokasi wisata panjat Tebing. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Kepemanduan Wisata Panjat Tebing. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – November 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Sulawesi Selatan, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
69
5. Penyusunan SKKNI Pemandu Wisata Agro Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI bagi Pemandu Wisata Agro sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan bidang Kepemanduan Wisata Agro secara professional di lokasi wisata Agro. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Kepemanduan Wisata Agro. Kegiatan ujicoba dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Jawa Timur, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. 6. Penyusunan SKKNI Bidang Impresariat Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI Bidang Impresariat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan Jasa Impresariat secara professional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Bidang Impresariat. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Jawa Timur, Bali, dan D.I. Yogyakarta. 7. Penyusunan Standar Usaha Jasa Impresariat Kegiatan bertujuan agar tersusunnya Standar Usaha Jasa Impresariat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan usaha Jasa Impresariat secara professional yang memenuhi standar dari aspek produk, pelayanan,dan pengelolaan usaha pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Standar Usaha Jasa Impresariat. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Sumut, Jatim, Jateng, Kalbar, Sulut, Jabar, Sumsel, Kep. Riau, dan Bali. 8. Penyusunan Standar Usaha Hotel Kegiatan bertujuan agar tersusunnya Standar Usaha Hotel sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan usaha Hotel secara professional yang memenuhi standar dari aspek produk, pelayanan,dan pengelolaan usaha pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Standar Usaha Hotel. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Medan, Palangkaraya, Makasar, dan Denpasar. 9. Penyusunan Standar Usaha Jasa Boga Kegiatan bertujuan agar tersusunnya Standar Usaha Jasa Boga sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan usaha Jasa Boga secara professional yang memenuhi standar dari aspek produk, pelayanan,dan pengelolaan usaha pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Standar Usaha Jasa Boga. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Padang,Yogyakarta, Manado, Bandung, dan D.I. Aceh.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
70
10. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pariwisata
Standardisasi
Kegiatan bertujuan agar perencanaan kegiatan dan anggaran pengembangan standardisasi pariwisata diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dari aspek Pengembangan Standardisasi Pariwisata serta mendukung Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Standardisasi Pariwisata tahun 2010 - 2014. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Juni – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Denpasar, Bandung, Kupang, dan Padang. 11. Diseminasi Standar Usaha Pariwisata Bertujuan untuk penyebarluasan informasi tentang standar usaha pariwisata untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya standar usaha kepada para stakeholder dan pelaku usaha pariwisata sehingga memudahkan penerapan standar usaha bagi setiap usaha pariwisata. Diseminasi standar usaha dilakukan di 5 Daerah yaitu Denpasar, Sulawesi Utara, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan DKI Jakarta.Diseminasi Standar Usaha meliputi Standar Usaha bidang Restoran, Selam, Arung Jeram, dan MICE. Kegiatan berlangsung antara Maret – Agustus 2010. 12. Diseminasi SKKNI bidang Pariwisata Bertujuan untuk penyebarluasan informasi tentang SKKNI bidang Pariwisata untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya SKKNI bidang Pariwisata kepada para stakeholder dan pelaku usaha pariwisata serta tenaga kerja sektor pariwisata sehingga memudahkan penerapan SKKNI bidang Pariwisata bagi tenaga kerja sektor pariwisata dan memudahkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi. Diseminasi SKKNI bidang Pariwisata dilakukan di 5 Daerah yaitu Denpasar,Sulawesi Utara, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Diseminasi SKKNI bidang Pariwisata meliputi SKKNI bidang Pariwisata bidang Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan Ekowisata, Kepemanduan Museum, Kepemanduan Arung Jeram, Pimpinan Perjalanan Wisata (Tour Leader), dan Kepemanduan Wisata. Kegiatan berlangsung antara Maret – Oktober 2010. 13. Review SKKNI Jasa Boga Kegiatan bertujuan agar tersusunnya SKKNI Jasa Boga sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan Jasa Boga secara professional. Review SKKNI Jasa Boga dilakukan mengingat SKKNI Jasa Boga sebelumnya tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Peraturan Menteri tentang SKKNI Jasa Boga . Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan ujicoba dilaksanakan di Sumatera Barat , Bali dan D.I. Yogyakarta.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
71
14. Pengembangan Kerjasama ASEAN Tahun 2010
Standardisasi
Pariwisata
Regional
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan pengembangan standardisasi pariwisata yang berlangsung di tataran regional ASEAN.Tujuan kegiatan ini untuk mendayagunakan partisipasi aktif Indonesia dalam forum kerjasama untuk mengembangkan standar pariwisata Indonesia dengan perkembangan terkini standar regional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya dokumen hasil pertemuan regional ASEAN bidang standardisasi pariwisata. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Malaysia, Thailand, Singapura, NTB, Yogyakarta dan Bali. 15. Pengembangan Kerjasama Standardisasi Pariwisata Sub-Regional BIMB-EAGA Tahun 2010 Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan pengembangan standardisasi pariwisata yang berlangsung di tataran Sub-regional BIMBEAGA. Adapun tujuan kegiatan ini untuk melanjutkan partisipasi aktif Indonesia dalam forum kerjasama untuk mengembangkan standar pariwisata regional. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya dokumen hasil pertemuan Sub-Regional BIMB-EAGA bidang standardisasi pariwisata . Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Philipina dan Balikpapan. 16. Fasilitasi Pembentukan ATPMC (ASEAN Tourism Monitoring Commitee) Tahun 2010
Professional
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi stakeholders pariwisata untuk bertemu dan membahas pembentukan ATPMC. Adapun tujuan kegiatan ini untuk membentuk institusi yang memonitor kinerja pekerja pariwisata sesuai dengan standar yang disepakati di tingkat ASEAN. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan bahan – bahan persiapan pembentukan ATPMC . Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Denpasar dan Surabaya. 17. Pengembangan NTPB (National Tourism Professional Board) di Daerah Tahun 2010 Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi stakeholders pariwisata untuk bertemu dan membahas pembentukan NTPB. Adapun tujuan kegiatan ini untuk membentuk badan yang mengelola kepentingan pekerja pariwisata sesuai dengan ketentuan yang disepakati di tingkat ASEAN. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan bahan-bahan persiapan pendirian NTPB. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Palangkaraya, Palembang, Pontianak, Yogyakarta, dan Bangka Belitung .
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
72
18. Pengembangan NTPB (National Tourism Professional Board) di Daerah Tahun 2010 Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi stakeholders pariwisata untuk bertemu dan membahas pembentukan NTPB. Adapun tujuan kegiatan ini untuk membentuk badan yang mengelola kepentingan pekerja pariwisata sesuai dengan ketentuan yang disepakati di tingkat ASEAN. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan bahan-bahan persiapan pendirian NTPB. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Februari – November 2010. Kegiatan dilaksanakan di Palangkaraya, Palembang, Pontianak, Yogyakarta, dan Bangka Belitung . 19. Fasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Pariwisata Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP ) bidang Pariwisata yang masih kurang jumlahnya untuk melakukan sertifikasi kompetensi. Adapun tujuan kegiatan ini untuk mempercepat Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Pariwisata di seluruh Indonesia yang dapat menjangkau seluruh proses sertifikasi kompetensi tenaga kerja. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan berdirinya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP ) bidang Pariwisata. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Palembang, Padang, dan Balikpapan . Dari kegiatan ini telah berhasil terbentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata di Jakarta dan LSP MICE di Surabaya. 20. Fasilitasi Work Place Asement (WPA) bidang Pariwisata Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi Work Place Asement (WPA) bidang Pariwisata yang akan menghasilkan asesor dalam mendukung proses uji kompetensi tenaga kerja pariwisata di Indonesia. Keluaran dari kegiatan ini adalah adanya 140 orang asesor bidang Pariwisata. WPA yang dilakasanakan meliputi sub sektor Hotel dan Restoran, SPA, BPW, Jasa Boga,Tour Leader, Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan Wisata, Kepemanduan Museum, Kepemanduan Ekowisata, Kepemanduan Arung Jeram. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, Bandung, Surabaya, Batam, Medan, Manado, Makasar, Yogyakarta, dan Jakarta. Dari kegiatan ini telah berhasil diasesmen 140 asesor di 9 daerah. 21. Fasilitasi Penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) Pariwisata
bidang
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun Materi Uji Kompetensi (MUK) bidang Pariwisata dalam rangka mendukung proses uji kompetensi tenaga kerja pariwisata di Indonesia yang akan menjadi bahan uji kompetensi. Keluaran dari kegiatan ini adalah adanya 8 (delapan) Materi Uji Kompetensi (MUK) bidang Pariwisata yang meliputi sub sektor BPW, Jasa Boga,Tour Leader, Kepemanduan Wisata Selam, Kepemanduan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
73
Wisata, Kepemanduan Museum, Kepemanduan Ekowisata, dan Kepemanduan Arung Jeram. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. Kegiatan dilaksanakan di Bali, Manado, Bandung, Pontianak, dan Jakarta 22. Fasilitasi Pendirian LSP Bidang Pariwisata Fasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Pariwisata dilakukan untuk mendukung percepatan sistem sertifikasi tenaga kerja pariwisata di Indonesia. Keluaran dari kegiatan Fasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Pariwisata yaitu berdirinya 3 (tiga ) LSP Bidang Pariwisata. Pelaksanaan Fasilitasi Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Pariwisata dilaksanakan antara Maret – Oktober 2010 dengan lokasi pelaksanaan workshop di Palembang, Padang, dan Balikpapan. 23. Penyusunan RPP Sertifikasi Kompetensi Kegiatan ini dimaksudkan untuk merumuskan kebijakan nasional sertifikasi kompetensi kerja di bidang pariwisata secara nasional sesuai dengan amanat Undang Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan bahwa ketentuan mengenai sertifikasi kompetensi akan diatur melalui Peraturan Pemerintah. Keluaran dari kegiatan ini adalah adanya naskah Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Sertifikasi Kompetensi kerja bidang pariwisata dengan hasil bahwa RPP ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga kerja sektor pariwisata. Kegiatan ini dilaksanakan antara bulan Maret – Oktober 2010. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal: 1. 2. 3. 4. 5.
Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama standardisasi. Belum meratanya pendirian lembaga sertifikasi profesi bidang pariwisata. Belum dibentuknya lembaga sertifikasi usaha bidang pariwisata. Tingkat partisipasi industri pariwisata masih rendah, dan Belum optimalnya dampak sertifikasi tenaga kerja terhadap kualitas pelayanan.
PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: 1. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama standardisasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan kabupaten kota. 2. Menfasilitasi pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi Bidang Pariwisata.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
74
3. Menfasilitasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata. 4. Perlu dilaksanakan konferensi nasional dengan seluruh stakeholders yang bergerak di bidang kepariwisataan dengan focus standardisasi di bidang kepariwisataan. 5. Perlu dukungan industri pariwisata untuk memberikan kesempatan kepada tenaga kerjanya mengikuti sertfikasi tenaga kerja. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 5.220.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 4.913.586.000 atau hanya sebesar 94,13%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah daerah tujuan wisata baru
Target
Realisasi
Capaian (%)
7 daerah
7 daerah
100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah daerah tujuan wisata baru” mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini berhasil. Indikator “Jumlah daerah tujuan wisata baru” sebanyak 7 lokasi terdiri dari 3 tujuan wisata alam dan bahari berstandar internasional yang terdiri dari Geopark Gunung Batur di Bali, Geopark Pacitan di Jawa Timur dan Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Sedangkan 4 tujuan wisata budaya adalah Kota Pariaman di Sumatera Barat, Pulau Penyengat di Kepulauan Riau, Sungai Musi di Sumatera Selatan dan Muaro Jambi di Jambi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Geopark Pacitan-Batur Kegiatan fasilitasi Pengembangan Kawasan Geopark Pacitan-Batur ini bertujuan untuk mengembangkan Kawasan Geopark Pacitan-Batur sebagai kawasan Taman Bumi (Geopark). Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret – November 2010. Kegiatan yang dilaksanakan adalah: • Workshop Pengembangan Geopark di Gn. Batur, Bali dan Jelajah Situs Prasejarah Pacitan. • Kajian di 2 (dua) lokasi studi yaitu Karst Pacitan dan Gn. Batur. • Mendatangkan Tim Penilai dari UNESCO Malaysia ke Indonesia. • Studi Banding ke Geopark Langkawi, Malaysia dan Geopark Haiko, China.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
75
•
Menyusun dossier (dokumen) pengusulan 2 Kawasan Batur & Pacitan untuk diusulkan ke UNESCO Paris.
Kegiatan ini telah selesai dilaksanakan pada akhir bulan november 2010, dengan hasil berupa tersusunnya Dokumen Pengusulan (dossier) Geopark Pacitan-Batur yang saat ini sedang diteliti/diperiksa oleh UNESCO di Paris. Dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan dua lokasi Geopark yang diusulkan tersebut dapat diterima UNESCO sebagai Geopark, serta dapat meningkatkan daya Tarik wisata tematik dan keragaman produk wisata di Indonesia. 2. Fam Trip Dalam Negeri Bagi Biro Perjalanan Wisata di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kegiatan Fam Trip Dalam Negeri Bagi Biro Perjalanan Wisata Tahun 2010 bertujuan untuk memperkenalkan potensi obyek dan daya tarik wisata di Kendari Sulawesi Tenggara kepada para pelaku usaha dalam hal ini Biro Perjalanan Wisata untuk disusun, dikemas dan dijadikan paket-paket wisata sehingga siap jual kepada para wisatawan baik domestik maupun manca negara. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya perkembangan pariwisata daerah Sulawesi Tenggara sekaligus meningkatnya kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 10 Agustus 2010. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal adalah: 1. Sinkronisasi dan dukungan dari pemerintah daerah dalam pengembangan daya tarik belum optimal. 2. Belum terpadunya dukungan lintas sektor. 3. Belum tersedianya rencana terpadu (dalam bentuk Detail Engineering Design, Rencana Tata Bangunan Lingkungan). 4. Penentuan lokasi pembangunan daya tarik pariwisata yang berubah-ubah. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu masalah tersebut di atas adalah:
diambil
untuk
pemecahan
1. Perlunya peningkatan sinkronisasi dan dukungan dari pemerintah daerah dalam pengembangan daya tarik wisata. 2. Koordinasi seluruh stakeholders dan lintas sektor melalui Koordinasi Regional, Rakernis, Forum Komunikasi ,Koordinasi Lintas Sektor, Musrenbangnas. 3. Perlunya penyusunan Detail Engineering Design, Rencana Tata Bangunan Lingkungan dan Masterplan.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
76
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 1.450.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 1.353.224.250 atau hanya sebesar 93,33%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran. Indikator keberhasilan yang ketiga dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 3
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata
Target
Realisasi
Capaian (%)
200 desa
200 desa
100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata” mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini berhasil. Indikator “Jumlah desa wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata” sebanyak 200 desa berupa pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Wisata melalui kegiatan pengembangan dan peningkatan partisipasi dan kapasitas masyarakat dan sarana prasarana pendukung untuk menumbuhkembangkan usaha ekonomi masyarakat yang terkait langsung dan tak langsung dengan kegiatan pariwisata yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: •
PNPM MANDIRI PARIWISATA
PNPM Mandiri Pariwisata merupakan program Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk mendorong percepatan penanggulangan kemiskinan dan pemerataan dampak pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Disamping itu, program ini juga didorong untuk membangun koordinasi dan sinergitas antar program sejenis dengan sektor lain. Kegiatan Program PNPM Mandiri Bidang Pariwisata difokuskan pada pengembangan wilayah sasaran yang akan memiliki keterkaitan fungsi dan pengaruh dengan unsur objek dan daya tarik wisata (alam, budaya, khusus) maupun fasilitas usaha pariwisata maupun industri kreatif budaya yang menjadi penggerak aktivitas ekonomi masyarakat di suatu daerah/destinasi pariwisata yang dituangkan dalam 3 model yaitu Model klaster Daya Tarik Wisata (DTW), Model klaster Desa Wisata dan Model klaster Usaha Pariwisata. Kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata tahun anggaran 2010 telah dilaunching oleh Menbudpar pada tanggal 4 dan 5 Januari 2010 di Yogyakarta dan Pacitan. Tahun anggaran 2010 PNPM Mandiri Pariwisata
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
77
dilaksanakan di 200 Desa, 131 Kecamatan, 82 Kabupaten, 29 Provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp.19.575.000.000, peruntukan Bantuan Desa Wisata/Bantuan Langsung Masyarakat Rp.14.160.000.000,- dan pendampingan serta operasional sebesar Rp.5.415.000.000,-. Sebelum pelaksanaan Siklus PNPM Mandiri Pariwisata terlebih dahulu dilaksanakan Pelatihan Fasilitator di Yogyakarta dan Denpasar yang memberikan materi-materi tentang paradigma kepariwisataan, penanggulangan kemiskinan melalui sektor pariwisata, rantai nilai kegiatan industri pariwisata, pengintegrasian program pariwisata dengan sektor lain serta siklus kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata. Pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata 2010 diperkuat dengan integrasi PNPM Mandiri sebagai tindak lanjut dari Inpres 3 tahun 2010 tentang Program pembangunan yang berkeadilan dimana program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di semua sektor harus diintegrasikan dalam PNPM Mandiri. Kemenbudpar bersama Kemenko Kesra telah menetapkan “pilot project” di 11 desa wisata percontohan integrasi PNPM Mandiri yang akan dikerjakan secara sinergi dengan PNPM Mandiri sektor lainnya maupun dengan Kementerian/Lembaga yang mempunyai Program Penanggulangan Kemiskinan sehingga akan memberikan efek pengganda terutama pada penduduk lokal di desa wisata. Sebagai apresiasi kepada penerima program PNPM Mandiri di desa wisata telah dilaksanakan pameran melalui Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat pada tanggal 21 – 24 Oktober 2010 di Jakarta Convention Centre yang diwakili kelompok penerima PNPM Mandiri Pariwisata sebanyak 14 desa meliputi 4 provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Selatan. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah: • Mekanisme usulan untuk dukungan desa wisata belum sesuai kriteria dan ketentuan yang berlaku; • Lambannya proses rembug desa, belum memadainya jumlah tenaga pendamping PNPM Mandiri Bidang Pariwisata; • Belum optimalnya dukungan lintas sektor dan belum optimalnya dukungan media massa. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah: • Perlunya peningkatan kapasitas lebih lanjut agar fasilitator dapat membantu mendampingi masyarakat bukan hanya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata tetapi juga mampu membentuk networking dengan pelaku usaha; • Bimtek bagi tenaga pendamping PNPM Mandiri Bidang Pariwisata;
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
78
•
Koordinasi antar lintas sektor dan optimalisasi dukungan media massa melalui partisipasi dalam setiap kegiatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata.
Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 19.575.000.000 hanya digunakan sebesar Rp 19.444.802.100 atau hanya sebesar 99,33%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
8
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara” merupakan sasaran utama untuk memantapkan citra positif pariwisata Indonesia. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah kunjungan wisman (juta orang)
Target
Realisasi
Capaian (%)
6,75
7,00
103,70%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran “Jumlah kunjungan wisman” berada di atas 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kinerja sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah kunjungan wisman” sebanyak 7,00, dapat dilihat bahwa realisasi di tahun 2010 meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009, khususnya jumlah wisman yang pada tahun 2009 berjumlah 6.323.730 (tidak termasuk wisatawan transit) dan pada tahun 2010 berjumlah 7.002.944 (uraian dalam tabel 1 di bawah ini) mengalami kenaikan sebesar 10,74% demikian juga capaian (perbandingan realisasi dengan target) indikator kinerja lainnya di tahun 2010 sebagian besar mencapai target. Data wisman yang dapat diinventarisasi serta didokumentasikan terus meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas-aktivitas di bidang peningkatan promosi pariwisata ke luar negeri yang telah dilaksanakan. Hal ini menunjukan suatu kemajuan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan khususnya pada program peningkatan promosi pariwisata ke luar negeri.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
79
Tabel 1 Capaian Kunjungan Wisatawan Mancanegara BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL TRANSIT INT'L GRAND TOTAL
2010 493.799 523.135 594.242 555.915 600.031 613.422 658.476 586.530 560.367 594.654 578.152 644.221 7.002.944 7.002.944
2009 473.165 421.555 511.314 487.121 521.735 550.582 593.415 566.797 493.799 547.159 531.669 625.419 6.323.730 128.529 6.452.259 *)
(+/-) % 4,36 24,10 16,22 14,12 15,01 11,41 10,96 3,48 13,48 8,68 8,74 3,01 10,74 8,53
Sumber : BPS Ket. *) Termasuk 128.529 penumpang transit internasional.
Tabel di atas merupakan hasil capaian wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia selama periode tahun 2010. Dari data di atas terlihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan di bandingkan dengan periode akhir tahun sebelumnya (2009). Dengan demikian, target wisatawan mancanegara sejumlah 7.000.000 (tujuh juta) wisatawan dapat terlampaui (lihat tabel). Dan untuk lebih mendukung data tersebut, dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Posisi Desember 2010)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: Vakantibeurs Belanda, Fitur Madrid Spanyol, ASEAN Tourism, Brunei Darussalam, Outbound Travel Mart India, Promosi dengan Fashion Show, LA Times Travel and Adventure Show Amerika Serikat, Perth Holiday and Travel and Travel Expo Australia, NATAS Travel Fair Singapura, VITO Jerman, VITO
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
80
Prancis, CO Promotion Indonesia-China, Sydney Travel Expo Australia, ITB Berlin Jerman, Intourmarket, Moscow, Rusia, MATTA Travel Fair Malaysia, Seatrade Cruise Shipping Miami Amerika Serikat, Moscow International Travel and Tourism Rusia, Asia-Pasific Incentives & Meeting Expo Melbournem, Expat Expo, Pasar Malam di Belanda, Indonesia Festival INDOFEST, Melbourne Travel Xpo, Et Cetera 2010, Best Overall Stand di Afrika, Consumer Selling Selangor, Sales Mission ke Jeddah Arab Saudi, China Outbound Travel & Tourism Market, Indonesian Sales Mission ke Australia, Tong-Tong Fair 2010 Den Haag, Belanda, Mediterannean Travel and Tourism Fair 2010, Tour Expo Osaka 2010, Arabian Travel Market 2010, Indonesia Expo Dhaka, Oman Travel Mart (OTM), Inaugurasi Penerbangan Garuda Indonesia ke Amsterdam, Bali Life Style Jepang, Korea World Travel Fair Seoul Korea Selatan, Sales Mission Manila Kuala Lumpur & Singapura, ITE Hongkong 2010, Riyadh Travel Fair 2010, Peluncuran Buku Marketing 3,0 Chicago, Pameran Indonesia di Istanbul Turki, Encahanting Indonesia Singapura, MATTA Fair Johor Bahru 2010. Sales Mission ke Korea, Pagelaran Seni Budaya “Welcome to Indonesia” Manila, Festival Indonesia ASEAN, Natas Fair Singapura, Misi Kesenian pada Resepsi Diplomatik KBRI, Misi Penjualan ke India, Gala Premiere Eat Pray Love New York, Misi Kebudayaan ke 4 Kota Australia, IFTM Top Resa 2010 Paris, Sales Mission ke Tokyo Nagoya dan Osaka, MATTA Fair Kuala Lumpur, Consumer Selling, Selangor Darus Ehsan Malaysia, Busan International Travel Fair 2010 Korea Selatan, Road Show ke Iran dan Qatar, Japan Association Travel Agents, World Travel Fair 2010, PATA Travel Mart 2010, Bursa Pariwisata Otdykh Leisure Moskow, Menuju ATF 2012, ITB Asia Singapura, Festival Indonesia Melbourne, Kampanye Eat, Pray and Love, Penutupan Paviliun Indonesia pada Shanghai World Expo 2010, “Pesta Rakyat” di Brisbane Australia, Pameran Tour and Travel Bangladesh, International Travel & Convention Meeting Asia Bangkok, Sales Mission China, DEMA Show Nevada, China International Travel Mart Shanghai, Sales Mission ke Empat Kota di Malaysia, World Travel Market (WTM) 2010 London, Indonesia Food Festival, Perth, Taiwan International Travel Fair 2010, Sales Mission Bahrain. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah: 1. Promosi pariwisata yang dilaksanakan negara-negara tetangga semakin gencar, bervariasi dan cerdas. 2. Masih terbatasnya national flight carrier ke negara-negara utama (fokus pasar). 3. Masih kurangnya seat capacity dan direct flight ke destinasi di Indonesia. 4. Masih kurangnya awareness campaign destinasi di luar Bali. 5. Pelayanan yang masih rendah di pintu masuk Indonesia (CIQ) masih rendah. 6. Kurangnya SDM handal di bidang promosi, khususnya mancanegara. 7. Isu cuaca yang kurang baik seperti badai salju di negara-negara Eropa yang menghambat wisatawan untuk melakukan perjalanan.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
81
8. Serta masih adanya isu-isu kemananan maupun lingkungan yang terjadi di Indonesia. PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas antara lain adalah : 1. Terus melaksanakan kegiatan atau berpartisipasi pada Bursa Pariwisata Internasional, sales mission terutama ke negara-negara utama target promosi pariwisata, Festival Indonesia di luar negeri, dan dengan melalui kantor perwakilan pariwisata Indonesia di luar negeri (VITO). 2. Melaksanakan kegiatan melalui program Triple P yaitu Public Private Partnership serta dengan terus meningkatan pelaksanaan Co-Marketing. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata terutama di bidang promosi pariwisata. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan)
Target
Realisasi
Capaian (%)
233 juta
234,38 juta
100,59%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran “Jumlah pergerakan wisnus” berada di atas 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kinerja sasaran ini telah berhasil. Tampak bahwa realisasi di tahun 2010 meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009, khususnya jumlah perjalanan wisatawan nusantara yang pada tahun 2009 berjumlah 229,73 juta perjalanan dan pada tahun 2010 berjumlah 234,38 juta perjalanan mengalami kenaikan sebesar 2,027% demikian juga capaian (perbandingan realisasi dengan target) indikator kinerja lainnya di tahun 2010 sebagian besar mencapai target. Jumlah kunjungan wisnus terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan aktivitas-aktivitas di bidang peningkatan promosi pariwisata dalam negeri yang telah dilaksanakan. Indikator “Jumlah pergerakan wisnus”, sebanyak 234,38 juta dapat dilihat dari tabel berikut ini, berdasarkan provinsi dengan jumlah pergerakan terbesar. No 1 2 3 4 5 6
Provinsi Asal Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah DKI Jakarta Sumatera Utara Sulewesi Selatan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
2010 48.261.888 41.540.578 34.431.991 15.152.208 12.021.676 9.897.943
82
No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi Asal Lampung Banten Sumatera Selatan Sumatera Barat Riau DI Yogyakarta Bali Nusa Tenggara Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Timur Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Nanggroe Aceh Darussalam Jambi Bangka Belitung Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Sulawesi Barat Maluku Bengkulu Gorontalo Maluku Utara Kepulauan Riau Papua Papua Barat
7.238.758 7.058.796 6.414.575 6.291.273 5.773.474 5.243.469 4.216.392 4.097.251 2.761.376 2.680.708 2.527.359 2.126.292 2.001.577 1.904.408 1.838.119 1.837.621 1.610.008 1.547.144 1.111.063 1.025.073 899.280 876.043 605.176 386.295 365.947 331.749 301.624 234.377.133
Grafik 1 Pergerakan Wisnus dan Pengeluarannya Tahun 2010
TOTAL
2010
Dari grafik di atas terlihat bahwa perjalanan wisatawan nusantara mengalami peningkatan, sama seperti jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Bahkan target perjalanan wisatawan nusantara di tahun 2010 yaitu 233 juta pergerakan sudah dapat terlampaui dengan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
83
menghasilkan 234,38 juta perjalanan wisatawan nusantara. Hal ini menunjukkan suksesnya program pemasaran pariwisata khususnya di dalam negeri selama tahun 2010. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: Festival Cap Gomeh, Bali Spirit Festival, Festival titik Kulminasi Pesona Khatulistiwa, Festival Pasola Sumbawa Barat, “Direct Promotion” Paket Wisata Nusantara, Festival Legu Gam 2010, Peringatan Kembalinya Irian Barat, Kongres Kebudayaan Banjar ke-2, Festival Bau Nyale, Festival Raja Ampat, Promosi Produk Ternate di Batam, Majapahit Travel Fair Surabaya, Direct Promotion di Pantai Legian Kuta Bali, Direct Promotion di Yogyakarta, Lombok Sumbawa Pearl Festival 2010, Festival Danau Sentani 2010 Jayapura, Papua, Tour De Singkarak 2010 Sumatera Barat, Pekanbaru EXPO 2010, Indonesia Dance Festival ke-10, Festival Layang-Layang Internasional Muna, “Kemilau Sumatera” di Provinsi Babel, Expo Industri Bahari Surabaya, Festival Teluk Palu 2010, Festival Lomba Perahu Sandeq Mamuju, Tournament of Flower 2010 Tomohon, Lampung Fair 2010, Jazz Fort Rotterdam (JFR) di Makassar, Festival Pulau Makassar, Direct Promotion Solo, Festival Seni Budaya Maluku Utara, Pemilihan Nyong Dan Nona Manado 2010, Pesta Teluk Ambon, Pesta Teluk Ambon, Promosi Wisata Kawasan Gunung Bromo, Festival Budaya Teluk Humboldt, Maluku Expo, Festival Budaya Lembah Baliem 2010 Jaya Wijaya, Visit Makassar & Beyond 2011-2014, Festival Kuta Karnaval, Pesta Kesenian Rakyat Pacitan, Triathlon Bintan, Asean Jazz Festival Batam, Direct Promotion Makassar, Promosi Wisata Sejarah Kesunanan Solo Surakarta, Festival Musik Bambu Nusantara IV Bandung, Borneo Extravaganza 2010 Bali, Festival Kapuas I Pontianak, Festival Budaya Marunting Batu Aji Kota Waringin Barat, Direct Promotion Banten, Visit Makassar & Beyond 2010-2014, Direct Promotion Bandung, Direct Promotion Produk Papua, Bali, Festival Budaya Asmat, Direct Promotion Surabaya, Vegetarian Food Fiesta, Bandung Great Sale, Blue Water Rally di KEPRI, Turnamen Golf Khusus di Batam dan Bintan, Holiday Night in Batam, Konser Musik di Batam dan Karimun, Tabligh Akbar di Batam, Apresiasi Pemasaran Pariwisata, Karnaval Budaya Tarakan, Lovely Desember 2010 Toraja. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010, adalah Investasi baru industri pariwisata dan daya saing produk pariwisata yang ditawarkan masih rendah, kemitraan antar stakeholders dan aksesibilitas ke pasar utama masih terbatas atau belum memadai serta paket wisata yang ditawarkan masih minim dan untuk daerah tertentu seperti wilayah timur Indonesia, masih sangat mahal, sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
84
PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah Pemerintah harus lebih menggalakkan investasi baru industri pariwisata misalnya dengan memberikan kemudahan dalam pemberian izin investasi di Indonesia, meningkatkan daya saing produk pariwisata yang ditawarkan, perlu penambahan aksesibilitas terutama ke pasar-pasar utama serta paket wisata yang ditawarkan dibuat lebih bervariasi, terutama dengan memanfaatkan ketersediaan frekuensi penerbangan dalam negeri yang murah (low cost carrier). Juga dengan terus melakukan terobosan event pariwisata di wilayah perbatasan (cross border) sperti di Batam, Atambua, dan Entikong, dan dengan memanfaatkan moment-moment “Visit” di daerah, seperti Visit Lombok Sumbawa 2012, Visit Banda Aceh, Visit Makassar dan lain-lain. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran di atas dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 390.000.000.000 dan yang terserap sebesar Rp 375.527.916.771 atau hanya sebesar 96,29%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome rata-rata sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
9
Mendukung Peningkatan Kontribusi Pariwisata bagi Perekonomian Nasional terhadap PDB, Lapangan Kerja, dan Investasi
Di tahun 2010 ini sasaran “Mendukung Peningkatan Kontribusi Pariwisata bagi Perekonomian Nasinal terhadap PDB, Lapangan Kerja, dan Investasi” merupakan sasaran yang menunjukkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Capaian (%)
Target
Realisasi
6,75
7,60 milyar USD
103,85%
138
150,49
109,05%
Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara: a. Meningkatnya perolehan penerimaan devisa b. Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
85
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran “Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara” berada di atas 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kinerja sasaran ini telah berhasil. Indikator “Meningkatnya perolehan penerimaan devisa” sebesar 7,60 milyard USD, dapat dilihat dari rincian tabel di bawah ini (rincian berdasarkan negara penyumbang wisatawan terbesar selama 2010): FOKUS PASAR SINGAPURA MALAYSIA AUSTRALIA CHINA JEPANG KOREA SELATAN TAIWAN INGGRIS AMERIKA SERIKAT PERANCIS BELANDA INDIA JERMAN RUSSIA ARAB SAUDI UAE LAINNYA *) GRAND TOTAL
JANUARI - DESEMBER 2010 1.128.906 1.034.642 730.941 421.518 406.011 281.785 191.133 186.960 171.528 158.280 153.284 145.179 138.707 79.100 68.878 4.906 1.701.186 7.002.944
2009 1.050.202 897.881 538.849 372.748 469.796 238.937 185.992 178.337 162.302 163.364 148.828 132.620 126.272 68.930 51.660 3.760 1.661.781
SELISIH
(+/-) %
78.704 136.761 192.092 48.770 -63.785 42.848 5.141 8.623 9.226 -5.084 4.456 12.559 12.435 10.170 17.218 1.146 39.405
7,49 15,23 35,65 13,08 -13,58 17,93 2,76 4,84 5,68 -3,11 2,99 9,47 9,85 14,75 33,33 30,48 2,37
6.452.259 *)
550.685
8,53
*) Termasuk 128.529 penumpang transit internasional.
Perolehan devisa = 7.002.944 x pengeluaran perkunjungan wisman (1.085,75 USD) = 7.603.446.448 atau 7,60 milyar USD Indikator “Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara” sebesar 150,49, dapat dilihat dari rincian tabel di bawah ini (rincian berdasarkan provinsi dengan jumlah pergerakan wisatawan terbesar). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Provinsi Asal Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah DKI Jakarta Sumatera Utara Sulewesi Selatan Lampung Banten Sumatera Selatan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
2010 48.261.888 41.540.578 34.431.991 15.152.208 12.021.676 9.897.943 7.238.758 7.058.796 6.414.575
86
No 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi Asal Sumatera Barat Riau DI Yogyakarta Bali Nusa Tenggara Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Timur Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Nanggroe Aceh Darussalam Jambi Bangka Belitung Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Sulawesi Barat Maluku Bengkulu Gorontalo Maluku Utara Kepulauan Riau Papua Papua Barat TOTAL
2010 6.291.273 5.773.474 5.243.469 4.216.392 4.097.251 2.761.376 2.680.708 2.527.359 2.126.292 2.001.577 1.904.408 1.838.119 1.837.621 1.610.008 1.547.144 1.111.063 1.025.073 899.280 876.043 605.176 386.295 365.947 331.749 301.624 234.377.133
Penerimaan pengeluaran wisnus = 234.377.133 x pengeluaran per perjalanan (Rp 642.082) = 150,49 trilyun Rp
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: Kegiatan yang berkaitan dengan MICE, antara lain: South Asia Travel and Tourism Expo India, GC-UNIP Forum Bali, IPRA Indonesia Awards Gala Dinner, Deep Indonesia 2010, Expat Expo, Food Hotel & Tourism Exhibition Bali, Gulf Incentive Business Travel and Meeting, The 4th Southeast Asian Vegetarian Congress & Expo, International Women’s Conference, Meditasi Guru Ji 2010, Java Jazz Festival 2010, Indonesia Hotel Travel Distribution Summit, Seminar Eco Culture Heritage, MICE Mini Workshop, Trail of Civilization 2010 Siem Reap Cambodia, Australasian Rafting Championship Jawa Tengah, Asia Africa Children Festival Bandung, World Geothermal Congress 2010, Dumai Expo 2010, Bidding World Rally Championship 2010, World Movement for Democracy, Indonesia-Rusia 60 Tahun, Indonesia MICE & Corporate Travel Mart 2010, ISO-COPOLCO Plenary Meeting Bali, FIABCI WORLD Congress Bali, IMEX di Franfurt
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
87
Jerman, Seminar ICCA di Lithuania, Sosialisasi Pengembangan Promosi MICE di Medan, Bidding untuk Event 10.000 Peserta, Lokakarya Niche Market di Tokyo, Kongres ke-28 IIAS-IASIA Bali, Konferensi dan pameran Ortodontik Bali, Perayaan RI-Tunisia 50 Tahun, APT Policy & Regulatory Forum Yogyakarta, International Halal & Business Food Expo 2010 Jakarta, Association of Tropical Biology Conservation Meeting Bali, IFMSA (International Federation of Medical Student Association), Gala Dinner “Asean Karting Open Championship”, Buku “Keroncong” Gesang, Promosi MICE Manado, Lokakarya Niche Market China, Dukungan Incentives Japan Tourists Bearau (JTB), Kongres “The Appraisers Valuers and Counselor” Bali, Ajang MICE Terbesar di China, Seminar Peluang Bisnis Internasional Jakarta, Festival Film “International Balinale” Bali, Sosialisasi Pengembangan Promosi MICE Batam, The 4th ASEAN + Chines Clan Association Conference Jakarta, Sosialisasi Pengembangan Promosi MICE Banjarmasin, Reffles Cup Singapore, Kongres Vegetarian Dunia Jakarta dan Bali, Pameran “Travel & Holiday” Makassar, Kunjungan Thai Thic Nhat Hanh, Yogyakarta, Pest Summit 2010 Bali, TIME 2010 Lombok, Konferensi Internasional tentang Irigasi dan Drainase Yogyakarta, ICCA Congres 2010, Forum Bisnis Ecotourism Internasional Banjarmasin, “Delegate Boosting” pada Kongres FAPA Taiwan, Konvensi Professional bidang Kesehatan Jakarta, Jakarta CMO Club Power Dinner, Kunjungan Bhiksu Master Van Hai Dao Fa She, Forum Komunikasi Keluarga Besar Huang Indonesia, Hari Nusantara Balikpapan, Dinner Forum Komunikasi Keluarga Besar Huang Indonesia, Indonesian MICE Outlook.
Java Jazz Festival
International Woman Conference
Kongres Vegetarian se-Dunia Pasar Wisata Indonesia
Kegiatan promosi luar negeri, antara lain: Vakantibeurs Belanda, Fitur Madrid Spanyol, ASEAN Tourism, Brunei Darussalam, Outbound Travel Mart India, Promosi dengan Fashion Show, LA Times Travel and Adventure Show
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
88
Amerika Serikat, Perth Holiday and Travel and Travel Expo Australia, NATAS Travel Fair Singapura, VITO Jerman, VITO Prancis, CO Promotion IndonesiaChina, Sydney Travel Expo Australia, ITB Berlin Jerman, Intourmarket, Moscow, Rusia, MATTA Travel Fair Malaysia, Seatrade Cruise Shipping Miami Amerika Serikat, Moscow International Travel and Tourism Rusia, AsiaPasific Incentives & Meeting Expo Melbournem, Expat Expo, Pasar Malam di Belanda, Indonesia Festival INDOFEST, Melbourne Travel Xpo, Et Cetera 2010, Best Overall Stand di Afrika, Consumer Selling Selangor, Sales Mission ke Jeddah Arab Saudi, China Outbound Travel & Tourism Market, Indonesian Sales Mission ke Australia, Tong-Tong Fair 2010 Den Haag, Belanda, Mediterannean Travel and Tourism Fair 2010, Tour Expo Osaka 2010, Arabian Travel Market 2010, Indonesia Expo Dhaka, Oman Travel Mart (OTM), Inaugurasi Penerbangan Garuda Indonesia ke Amsterdam, Bali Life Style Jepang, Korea World Travel Fair Seoul Korea Selatan, Sales Mission Manila Kuala Lumpur & Singapura, ITE Hongkong 2010, Riyadh Travel Fair 2010, Peluncuran Buku Marketing 3,0 Chicago, Pameran Indonesia di Istanbul Turki, Encahanting Indonesia Singapura, MATTA Fair Johor Bahru 2010. Sales Mission ke Korea, Pagelaran Seni Budaya “Welcome to Indonesia” Manila, Festival Indonesia ASEAN, Natas Fair Singapura, Misi Kesenian pada Resepsi Diplomatik KBRI, Misi Penjualan ke India, Gala Premiere Eat Pray Love New York, Misi Kebudayaan ke 4 Kota Australia, IFTM Top Resa 2010 Paris, Sales Mission ke Tokyo Nagoya dan Osaka, MATTA Fair Kuala Lumpur, Consumer Selling, Selangor Darus Ehsan Malaysia, Busan International Travel Fair 2010 Korea Selatan, Road Show ke Iran dan Qatar, Japan Association Travel Agents, World Travel Fair 2010, PATA Travel Mart 2010, Bursa Pariwisata Otdykh Leisure Moskow, Menuju ATF 2012, ITB Asia Singapura, Festival Indonesia Melbourne, Kampanye Eat, Pray and Love, Penutupan Paviliun Indonesia pada Shanghai World Expo 2010, “Pesta Rakyat” di Brisbane Australia, Pameran Tour and Travel Bangladesh, International Travel & Convention Meeting Asia Bangkok, Sales Mission China, DEMA Show Nevada, China International Travel Mart Shanghai, Sales Mission ke Empat Kota di Malaysia, World Travel Market (WTM) 2010 London, Indonesia Food Festival, Perth, Taiwan International Travel Fair 2010, Sales Mission Bahrain.
Kemenbudpar di Moscow dalam Rangka Road Show (Peringatan 60 tahun Diplomatik Indonesia – Rusia)
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Kemenbudpar di Moscow dalam Rangka Road Show (Peringatan 60 tahun Diplomatik Indonesia – Rusia)
89
JATA, Jepang
World Travel Mart, London
Kegiatan Promosi Dalam Negeri, antara lain: Festival Cap Gomeh, Bali Spirit Festival, Festival titik Kulminasi Pesona Khatulistiwa, Festival Pasola Sumbawa Barat, “Direct Promotion” Paket Wisata Nusantara, Festival Legu Gam 2010, Peringatan Kembalinya Irian Barat, Kongres Kebudayaan Banjar ke-2, Festival Bau Nyale, Festival Raja Ampat, Promosi Produk Ternate di Batam, Majapahit Travel Fair Surabaya, Direct Promotion di Pantai Legian Kuta Bali, Direct Promotion di Yogyakarta, Lombok Sumbawa Pearl Festival 2010, Festival Danau Sentani 2010 Jayapura, Papua, Tour De Singkarak 2010 Sumatera Barat, Pekanbaru EXPO 2010, Indonesia Dance Festival ke10, Festival Layang-Layang Internasional Muna, “Kemilau Sumatera” di Provinsi Babel, Expo Industri Bahari Surabaya, Festival Teluk Palu 2010, Festival Lomba Perahu Sandeq Mamuju, Tournament of Flower 2010 Tomohon, Lampung Fair 2010, Jazz Fort Rotterdam (JFR) di Makassar, Festival Pulau Makassar, Direct Promotion Solo, Festival Seni Budaya Maluku Utara, Pemilihan Nyong Dan Nona Manado 2010, Pesta Teluk Ambon, Pesta Teluk Ambon, Promosi Wisata Kawasan Gunung Bromo, Festival Budaya Teluk Humboldt, Maluku Expo, Festival Budaya Lembah Baliem 2010 Jaya Wijaya, Visit Makassar & Beyond 2011-2014, Festival Kuta Karnaval, Pesta Kesenian Rakyat Pacitan, Triathlon Bintan, Asean Jazz Festival Batam, Direct Promotion Makassar, Promosi Wisata Sejarah Kesunanan Solo Surakarta, Festival Musik Bambu Nusantara IV Bandung, Borneo Extravaganza 2010 Bali, Festival Kapuas I Pontianak, Festival Budaya Marunting Batu Aji Kota Waringin Barat, Direct Promotion Banten, Visit Makassar & Beyond 20102014, Direct Promotion Bandung, Direct Promotion Produk Papua, Bali, Festival Budaya Asmat, Direct Promotion Surabaya, Vegetarian Food Fiesta, Bandung Great Sale, Blue Water Rally di KEPRI, Turnamen Golf Khusus di Batam dan Bintan, Holiday Night in Batam, Konser Musik di Batam dan Karimun, Tabligh Akbar di Batam, Apresiasi Pemasaran Pariwisata, Karnaval Budaya Tarakan, Lovely Desember 2010 Toraja.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
90
Lombok Sumbawa Pearl Festival
Gebyar Wisata Nusantara
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian pada Pengembangan Informasi Pasar Wisata, antara lain: Co-Marketing Singapura, Forum Wartawan Budpar, Familiarization Trips, Pelaksanaan FamTrip 2010, Round Table Discussion tentang Keimigrasian, Pelaksanaan Familiarization Trip 2010, Pelaksanaan Fam Trip 2010, Bench Marketing ke Jepang, Rangkain FamTrip dari Australia, Top Agent dari Jepang, Travel Writer, FamTrip SQ Jerman, Newsletter Pariwisata Indonesia, Media Trip fotografer ke Taman Nasional Komodo, Media Trip Khusus jurnalis asing dan lokal, Media Trip khusus public figure dan infotainment.
Fam Trip Rusia
Fam Trip Komodo
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian pada Pengembangan Sarana dan Prasarana Promosi Pariwisata, antara lain: TV Jerman, Promosi Komodo di Shanghai World-Expo, Distribusi Materi Promosi, Dokumentasi Promosi, Media Dalam Negeri, Media Cina bagian Utara, Pendokumentasian Potensi Wisata, Vote Komodo di Mal Ciputra Jakarta, Kampanye Taman Nasional Komodo sebagai Finalis New 7 Wonders of Nature, Vote Komodo pada acara MATTA Malaysia, Vote Komodo pada acara Promosi Wisata Sejarah Kesunanan Solo, Kampanye Taman Nasional Komodo sebagai Finalis New 7 Wonders of Nature, Rapat Koordinasi Teknis “Vote for Komodo” di Menko Perekonomian, Vote Komodo pada acara Asian
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
91
Australian Oceanian (AAO) Waterski, Wakeboard and Barefoot 2010, Vote Komodo pada acara Panca Tan Matra, Vote Komodo pada acara ASEAN Jazz Festival 2010 di Batam, Vote Komodo pada acara Launching Visit Banda Aceh 2011, Sosialisasi Vote Komodo pada Finalis Putri Pariwisata 2010 di Jakarta, Peliputan Pelebon Jenajah Ida Dwagung Raja Peliatan IX, Advertorial di Majalah dan Koran TEMPO, Vote Komodo pada acara Centro 7th Anniversary, Vote Komodo pada acara Direct Promotion, Iklan Media Luar Ruang, Vote Komodo pada acara Indonesia Tourism Award 2010, Vote Komodo pada acara The 3rd Indonesia Mice Outlook.
Promosi pariwisata melalui Direktorat Sarana Promosi
PERMASALAHAN Secara umum, dapat disimpulkan bahwa permasalah-permasalahan yang dihadapi upaya pencapaian 4 (empat) sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2010 antara lain: -
-
-
Aksesibilitas International Routes and Seat Capacity, Domestic Links, Airline Hubs di Destinasi Pelayanan Debottlenecking : CIQ, Ports, Transport Services Destinasi Baru, Investasi Baru, Peningkatan Kualitas MICE : Incentive Scheme, Integration among Elements, Re-exportation Procedure, SBY as Chairman of ASEAN Dana Promosi
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
92
PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah pemerintah (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata) beserta seluruh mitra pembangunan kepariwisataan telah melakukan upaya-upaya antara lain: 1. Online Interactive; Community Event; VITO – Visit Indonesia Tourism Officers; Co-Marketing; PR-ing; Fasilitas Consumer Show; Familiarization Trip; Pengembangan Produk Tematik (Spa, Kuliner, Religius); Incentive System; Penambahan Akses (Flight); Meningkatkan Kualitas Pelayanan (Airport, Taxi, VoA). 2. Upaya-upaya pemasaran difokuskan pada pasar-pasar Singapura, Malaysia, Jepang, Jerman, Russia, Korea Selatan, Australia, China & HongKong, Taiwan, India dan Arab Saudi. 3. Upaya-upaya kerjasama pemasaran dengan pihak-pihak berikut ini : a. Maskapai penerbangan (airlines): Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Air Asia, dan Silk Air. b. Bank/Lembaga Keuangan: American Express (Amex)-Bank Danamon dan Bank ICBC China. c. Usaha pariwisata : hotel, restoran, dan biro perjalanan. 4. Upaya-upaya pemasaran dikonsentrasikan pada citra pemasaran (marketing image) untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan promosi yang ditujukan pada ceruk pasar (niche market) khusus seperti golf, musik, kelompok-kelompok etnis, spa, kuliner. 5. Upaya-upaya pemasaran juga dilakukan dengan memberikan fasilitasi pada upaya-upaya penyelenggaraan MICE dan peningkatan kegiatan antar batas negara (border crossing). 6. Upaya-upaya pemasaran yang terintegrasi dilakukan bersama-sama dengan pihak swasta. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional
Target *)
4,80 % -
Realisasi n/a **)
4,17 %
Capaian (%) n/a -
Sumber : NESPARNAS 2000 - 2010 Ket : - Lag data 1 tahun, sehingga data tahun 2010 akan tersedia pada publikasi Nesparnas 2011 yang baru akan terbit pada sekitar akhir tahun 2011. *) - = tahun 2010 **) - = tahun 2009
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional tahun 2010 belum tersedia. Sebagai acuan, pada tahun 2009 kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional mencapai 4,17% atau 233,89 Triliun dari total PDB Nasional sebesar 5.613,44 Triliun.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
93
Angka tersebut menurun sekitar 0,53% dari tahun 2008 dimana pariwisata berkontribusi sebesar 232,89 T dari total PDB Nasional (4.954,03 Triliun). Berikut adalah tabel kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional tahun 2000 – 2009. DAMPAK TERHADAP PDB SHARE PARIWISATA NASIONAL (%) 2000 128,31 1.368,09 9,38 2001 115,17 1.490,97 7,72 2002 98,81 1.610,01 6,14 2003 99,24 1.786,69 5,55 2004 113,78 2.273,14 5,01 2005 146,80 2.784,96 5,27 2006 143,62 3.339,48 4,30 2007 169,67 3.957,40 4,29 2008 232,93 4.954,03 4,70 2009 233,89 5.613,44 4,17 Sumber : Nesparnas 2000-2010 TAHUN
Indikator keberhasilan yang ketiga dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 3
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional
Target 7,70 % -
*)
Realisasi
Capaian (%)
n/a
n/a **)
6,68 %
-
Sumber : NESPARNAS 2000 - 2010 Ket : - Lag data 1 tahun, sehingga data tahun 2010 akan tersedia pada publikasi Nesparnas 2011 yang baru akan terbit pada sekitar akhir tahun 2011. *) - = tahun 2010 - **) = tahun 2009
Data mengenai kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional untuk tahun 2010 saat ini belum tersedia. Tetapi, sebagai perbandingan, dapat dilihat dari tabel di atas (tahun 2009) bahwa pariwisata berkontribusi sebesar 6,68% atau 6,98 juta dari total PDB Nasional sebesar 104,49 juta. Dibandingkan dengan hasil di tahun sebelumnya (2008), angka ini menunjukkan penurunan sebesar 16% atau 7.02 juta dari total 2008 yaitu 102,55 juta. Terlampir data mengenai kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional tahun 2000 – 2009.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
94
TAHUN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
DAMPAK TERHADAP TENAGA KERJA PARIWISATA NASIONAL SHARE (%) 7,36 89,84 8,11 7,78 90,81 8,57 7,77 91,65 8,48 7,52 90,79 8,28 8,49 93,72 9,06 6,55 93,96 6,97 4,44 95,46 4,65 5,22 99,93 5,22 7,02 102,55 6,84 6,98 104,49 6,68
Sumber : Nesparnas 2000-2010
Indikator keberhasilan yang keempat dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 4
Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional
Target 5,19
Realisasi *)
Capaian (%) *)
1,93% (PMA)
1,8% (PMA)
0,65% (PMDN)
9,26% (PMDN)
*) Sumber BKPM Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Nilai investaris bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional” mencapai 1,93%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini belum berhasil mencapai sasaran. Indikator “Nilai Investasi Bidang Pariwisata Dengan Prosentase Investasi Bidang Pariwisata Dalam Investasi Nasional” sebanyak 1,93% (Penanaman Modal Asing) dan 0,65% (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang terdiri dari investasi di bidang hotel dan restoran. Investasi di Indonesia merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, dibandingkan dengan belanja pemerintah. Hal ini juga ditunjang dengan beberapa kebijakan moneter, fiskal juga struktural yang lebih baik, sehingga memberikan dampak yang lebih kuat pada swasta untuk berinvestasi. Salah satu sektor yang juga berpengaruh ialah sektor hotel dan restoran, yang merupakan salah satu faktor yang mendukung pariwisata Indonesia. Dengan meningkatnya nilai investasi, memberikan beberapa keuntungan bagi negara Indonesia, antara lain: • Pengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi pada khususnya.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
95
• •
Meningkatnya kesempatan kerja. Sebagai sumber penting dalam peralihan teknologi dan knowledge lainnya.
Akan tetapi, untuk menarik investor baik lokal maupun asing untuk menanamkan modal nya di Indonesia tidaklah mudah, hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat investor, antara lain: • Infrastruktur yang buruk (kuantitas terbatas dan kualitas buruk). • Birokrasi pemerintah yang tidah efisien. • Keterbatasan akses keuangan. • Kendala perijinan investasi (penanaman modal) yang tidak bisa dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi harus menjadi satu paket dengan ijin-ijin lain secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kegiatan usaha atau menentukan untung ruginya suatu usaha. • Ancaman terhadap keamanan dan ketertiban umum, menyusul belum tuntasnya upaya mengeliminasi gerakan dan ancaman terorisme di dalam negeri. • Kegagalan Bank Indonesia sebagai regulator dalam menurunkan suku bunga perbankan. Perkembangan Realisasi Investasi
Pertumbuhan investasi di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2010 baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing) dapat dikatakan terus meningkat setiap tahunnya, hal ini juga ditunjang dengan meningkatnya investasi dibidang pariwisata, yaitu sektor hotel dan restoran. Berdasarkan Gambar 1, nilai realisasi investasi terus meningkat, akan tetapi terjadi penurunan pada tahun 2009, dari Rp 154,21 Triliun, menjadi Rp 135,13 Triliun, atau sebesar 12,3 dari tahun 2008. Akan tetapi pada saat penurunun nilai investasi ini, sektor pariwisata tidak mengalami penurunan, malah menunjukkan peningkatan, baik PMDN maupun PMA.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
96
PMDN (dalam Rp. Milyar)
PMA (dalam US$ Juta)
Gambar 2 Realisasi Investasi Pariwisata Berdasarkan gambar 2, pertumbuhan nilai investasi bidang pariwisata dapat dikatakan meningkat dari tahun ke tahunnya, peningkatan terjadi secara setiap tahunnya pada PMA, dari tahun 2006 hingga 2009, realisasi investasi bidang pariwisata PMA meningkat perlahan tetapi pasti, hingga peningkatan hampir 2 kali lipatnya terjadi pada tahun 2008 ke 2009. Peningkatan jumlah realisasi investasi pariwisata PMA pada tahun 2010 dari US$ 306,50 juta menjadi US$ 312,10 juta dan juga peningkatan jumlah PDMN pada tahun 2010 dari Rp 357,20 miliar menjadi Rp 390,30 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata mulai menunjukkan trend positif dengan peningkatan di tiap tahunnya kecuali PMDN tahun 2007. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang positif juga bagi pertubuhan perekonomian di Indonesia. Selain itu, pertumbuhan nilai investasi bidang pariwisata ini diharapkan dapat mengakomodir kunjungan baik Wisatawan Nusantara (Wisnus) maupun Wisatawan Mancanegara (Wisman), dimana pada tahun 2010, jumlah kunjungan Wisman ke Indonesia telah mencapai angka 7 juta orang.
Gambar 3: REALISASI INVESTASI PMA MENURUT SEKTOR TAHUN 2010
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
97
Pertumbuhan dan peningkatan PMA pada tahun 2010 membuat PMA pada sektor pariwisata menduduki peringkat ke 13 atau sebesar 1,93% diatas industri tekstil (0.96%). Dan diharapkan akan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 4: REALISASI INVESTASI PMDN MENURUT SEKTOR TAHUN 2010
Sementara dari PMDN sektor pariwisata bila dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu pada peringkat ke-14 (empat belas), dengan realisasi investasi sebesar 0,65 %. Hal ini menunjukkan bahwa, minat investor asing di bidang pariwisata memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan investor lokal. Dengan nilai investasi bidang pariwisata sebesar Rp 306,90 Milyar pada PMDN tahun 2010, jumlah ijin usaha tetap yang dikeluarkan ialah sebanyak 23 proyek. Dan PMA sebesar US$ 312,1 Juta dengan jumlah ijin usaha sebanyak 122 proyek. Dengan demikian, jumlah investasi hotel dan restoran di Indonesia yang berasal dari investor asing lebih banyak dibandingkan dengan yang berasal dari investor lokal (Gambar 5). PMDN
PMA
Gambar 5: Realisasi Investasi Jumlah Proyek Bidang Pariwisata Tahun 2006 – September 2010
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
98
Hal ini, sangat menguntungkan Indonesia, terutama dalam segi manfaat dalam peralihan teknologi dan knowledge lainnya, dimana melalui pekerjapekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan PMA, pada sat pekerja tersebut pindah ke perusahaan domestik, maka mereka akan membawa pengetahuan atau keahlian baru dari perusahaan PMA ke perusahaan domestik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Penyusunan Renstra Usaha dan Investasi Pariwisata Kegiatan bertujuan agar perencanaan kegiatan dan anggaran pengembangan usaha pariwisata diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dari aspek Pengembangan Usaha Pariwisata serta mendukung Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan tersedianya Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Usaha Pariwisata tahun 2010 - 2014. Kegiatan dilaksanakan antara bulan Juni – Nopember 2010. Kegiatan dilaksanakan di Jakarta. 2.
Klinik Investasi Dilaksanakan di 5 daerah yaitu Bandung, Balikpapan, Kupang, Lombok dan Sorong. Tujuannya memberikan pemahaman kepada aparat daerah untuk menemukali potensi peluang investasi di bidang pariwisata dan bagaimana cara menyusun pra study kelayakan proposal investasi yang dapat disajikan kepada calon investor.
3.
Study Kelayakan Proposal Investasi dan Profil Peluang Investasi Pariwisata Kegiatan tersebut bertujuan menyajikan informasi, data dan potensi peluang yang siap jual kepada calon investor. Pada tahun 2010, data profil peluang investasi meliputi Pangandaran (Ciamis), Pantai Amal (Tarakan), Alor (NTT), Lombok Tengah (NTB) dan Raja Ampat (Papua Barat).
4.
Business Meeting I Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 September 2010. Pada kegiatan tersebut hadir 16 calon investor dari Vietnam. Business Meeting I menawarkan 18 proyek pengembangan di 5 provinsi. 3 calon investor berkeinginan untuk menindaklanjuti pertemuan ini dengan merencanakan kunjungan ke lokasi penanaman modal.
5.
Business Meeting II Business Meeting II dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2010 di Arzanah A, Sheraton Hotel & Spa, Abu Dhabi. Pada pertemuan tersebut
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
99
hadir 20 calon investor dari Abu Dhabi. 7 calon investor berkeinginan menindaklanjuti pertemuan ini. 6.
Site Inspection I & II Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 8 – 11 November 2010 di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat dan pada tanggal 23 – 24 November 2010 di Lombok Tengah. Samsung C & T dan PT. Kwanshing Indonesia Korea merencanakan pengembangan di Kepulauan Raja Ampat, berupa: • Prasarana pendukung kepariwisataan berupa sarana aksesibilitas yaitu pembangunan bandara (akan menjadi 2500 meter) di Pulau Waisai; • Pengembangan pusat listrik tenaga arus laut atau pengembangan tenaga listrik geothermal/sumur gas bumi; • Sarana kepariwisataan berupa resort atau hotel di lokasi kepariwisataan. Pihak Samsung C & T dan PT. Kwanshing Indonesia Korea akan melaksanakan koordinasi lebih lanjut dengan Pemerintah Kotamadya Sorong dan Kabupaten Raja Ampat dalam rangka penyusunan Masterplan dan Business Plan. El-John Indonesia membawa hasil site inspection kepada pembahasan di tingkat manajemen El-Jhom Indonesia guna merencanakan bentuk pengembangan sarana kepariwisataan di salah satu pulau di Kepulauan Raja Ampat. PT. Billy and Moon Housing Development merencanakan untuk pengembangan dive resort di salah satu pulau di Kepulauan Raja Ampat. Investor perorangan dari Perancis juga merencanakan untuk pengembangan dive operator di salah satu resort di Kepulauan Raja Ampat.
PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010 adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Masih terbatasnya data dan profil investasi di daerah pariwisata; Infrastruktur yang buruk (kuitansi terbatas dan kualitas buruk); Birokrasi pemerintah yang tidak efisien; Keterbatasan akses keuangan; Kendala perijinan investasi (penanaman modal); Ancaman terhadap keamanan dan ketertiban umum, menyusul belum tuntasnya upaya mengeliminasi gerakan dan ancaman terorisme di dalam negeri; 7. Kegagalan Bank Indonesia sebagai regulator dalam menurunkan suku bunga perbankan.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
100
PEMECAHAN MASALAH Langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemecahan masalah tersebut di atas adalah perlu penyebaran serta penyusunan data dan profil investasi di daerah pariwisata, sehingga dengan adanya data dan profil investasi di seluruh daerah, maka diharapkan mampu menarik minat investor untuk menanamkan modal. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp. 4.220.000.00,- hanya digunakan sebesar Rp. 3.970.269.020,atau hanya sebesar 94,08%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 1,8% (PMA) dan 9,26% (PMDN) dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
10
Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/ industri/masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/ industri/masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional” merupakan sasaran kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata untuk pengembangan SDM. Indikator keberhasilan yang pertama dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri (orang)
Target
Realisasi
Capaian (%)
1.241
1.249
100,64%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri” mencapai 100,64%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri” sebanyak 1.249 orang berupa jumlah lulusan dari masing-masing UPT pendidikan tinggi kepariwisataan dengan rincian sebagai berikut:
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
101
1. 2. 3. 4.
STP Bandung 563 lulusan STP Bali 345 lulusan Akpar Medan 218 lulusan Akpar Makassar 123 lulusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Pendidikan/perkuliahan/pengajaran/praktikum 2. Melakukan kerjasama dengan hotel-hotel dalam dan luar negeri dan pemangku kepentingan lainnya. 3. Pelaksanaan kegiatan job fair. PERMASALAHAN Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010, tidak ada permasalahan dalam penyelesaian target capaian dimaksud. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 317.945.300.000,- hanya digunakan sebesar Rp 296.706.071.000,- atau hanya sebesar 93,32%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome yang rata-rata 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran. Indikator keberhasilan yang kedua dari sasaran tersebut di atas, berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut:
No 2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah anggota masyarakat Budpar yang meningkat kapasitasnya untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata (orang)
Target
Realisasi
Capaian (%)
1.150
1.150
100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah anggota masyarakat yang menjadi mitra di bidang kebudayaan dan pariwisata” mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah anggota masyarakat yang menjadi mitra di bidang kebudayaan dan pariwisata” sebanyak 1.150 orang berupa pelaksanaan kegiatan pembekalan dan sosialisasi pengembangan SDM Kebudayaan dan Pariwisata. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Kerjasama Budpar antar instansi pemerintah
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
102
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pembekalan kepariwisataan bagi pengelola Desa Wisata Pembekalan pelayanan prima para pengelola pariwisata Pembekalan Budpar bagi lulusan SMA Pembekalan MICE Lokakarya Peningkatan Kompetensi Dosen pariwisata Bahasa Jepang Peningkatan kerjasama pengembangan SDM dalam dan luar negeri
PERMASALAHAN Tidak diketemukan permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 5.400.000.000,- hanya digunakan sebesar Rp 5.261.856.000,atau hanya sebesar 97,44%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
11
Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas
Di tahun 2010 ini sasaran “Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang meudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas” merupakan pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional dan 10 (sepuluh) Balai Arkeologi yang tersebar di seluruh Indonesia. Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: No 1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
Target
Realisasi
Capaian (%)
165
165
100%
103
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja “Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata” mencapai 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini telah berhasil. Indikator “Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata” sebanyak 165 berupa kegiatan penelitian bidang kebudayaan dan pariwisata. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran ini adalah: 1. Penelitian dan Pengembangan bidang Kebudayaan 2. Penelitian dan Pengembangan bidang Kepariwisataan 3. Penelitian dan Pengembangan bidang Arkeologi PERMASALAHAN Tidak diketemukan permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan pelaksanaan kegiatan tahun 2010. Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar Rp 40.652.524.000,- hanya digunakan sebesar Rp 40.468.623.000,atau hanya sebesar 99,55%. Dengan tingkat capaian output maupun outcome sebesar 100% dapat dikatakan bahwa sudah terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran.
Realisasi Keuangan 2010 Rincian Pagu berdasarkan program yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2010, sebagai berikut: NO.
URAIAN
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
CAPAIAN (%)
343.408.357.000
332.891.517.614
96,94
1.
Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
2.
Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara
18.020.000.000
17.401.285.955
96,57
3.
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
81.229.303.000
75.183.299.507
92,56
a.
Kemenbudpar
78.589.303.000
73.466.902.757
93,48
b.
SKPD (Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan)
2.640.000.000
1.716.396.750
65,02
Program Pengembangan Nilai Budaya
54.000.000.000
52.553.838.250
97,32
a.
44.000.000.000
43.195.422.700
98,17
4.
Kemenbudpar
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
104
NO. b. 5.
PAGU (Rp)
URAIAN
REALISASI (Rp)
CAPAIAN (%)
SKPD (Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan)
10.000.000.000
9.358.415.550
93,58
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
191.702.700.000
176.995.935.199
92,33
a.
Kemenbudpar
173.402.700.000
159.599.622.699
92,04
b.
SKPD (Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan)
18.300.000.000
17.396.312.500
95,06
90.419.419.000
84.777.415.331
93,76
6.
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
7.
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
426.339.500.000
407.822.371.094
95,66
a.
Kemenbudpar
390.000.000.000
375.263.216.951
96,22
b.
SKPD (Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan)
36.339.500.000
32.559.154.143
89,60
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
130.500.000.000
120.399.578.937
92,26
a.
Kemenbudpar
106.627.000.000
98.736.068.021
92,60
b.
SKPD (Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan)
23.873.000.000
21.663.510.916
90,74
Program Pengembangan Kemitraan
26.000.000.000
24.988.622.605
96,11
a.
Kemenbudpar
22.600.000.000
22.172.135.305
98,11
b.
SKPD (Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan)
3.400.000.000
2.816.487.300
82,84
Program Pendidikan Tinggi
320.785.746.000
296.954.342.366
92,57
1.682.405.025.000
1.589.968.206.858
8.
9.
10.
Total
94,51
Rincian Pagu berdasarkan unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata termasuk Dana Dekonsentrasi dan atau Tugas Pembantuan untuk Satuan Kerja Perangkat Daeah (SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: NO.
URAIAN
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
CAPAIAN (%)
1.
Sekretariat Jenderal
165.337.598.000
152.407.833.048
92,18
2.
Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film
189.819.655.000
182.502.384.005
96,15
3.
Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala
290.634.179.000
277.490.740.226
95,48
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
105
NO.
PAGU (Rp)
URAIAN
REALISASI (Rp)
CAPAIAN (%)
4.
Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata
117.572.087.000
108.047.122.702
91,90
5.
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata
409.838.327.000
394.665.250.270
96,30
6.
Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata
392.690.257.000
368.272.591.977
93,78
7.
Inspektorat Jenderal
21.960.422.000
21.072.007.471
95,95
8.
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
94.552.500.000
85.510.277.159
90,44
1.682.405.025.000
1.589.968.206.858
Total
94,51
DAYA SERAP ANGGARAN DIPA KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TA 2010 100 90
75 69
PERSENTASE
80 70 60 50 40 30 20 10 0
80
100
94,51 90 99,61 72,67
56
57,14 67,57 48,43 40 52,04 41,45 35 34,63 43,33 27,66 25 36,35 20 20,03 29,53 15,48 10 22,56 12,11 14,93 7,73 7,01 10,38 6,5 1,4 2,63 50
JAN
FEB MAR APR 25
35
MEI
JUN
JUL
40
50
56
AGS SEP 69
75
OKT
NOV
DES
80
90
100
RENCANA
10
20
REALISASI UANG
1,4
2,63
REALISASI FISIK
6,5
7,73 12,11 15,48 20,03 27,66 34,63 41,45 48,43 57,14 72,67 99,61
7,01 10,38 14,93 22,56 29,53 36,35 43,33 52,04 67,57 94,51
BULAN
Opini Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Dalam setiap pemeriksaan keuangan yang dilakukan, BPK mengeluarkan pernyataan atau kesimpulan yang disebut “opini”. Opini merupakan pernyataan atau pendapat profesional yang merupakan kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Opini ini didasarkan pada kriteria (1) kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, (2) kecukupan pengungkapan
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
106
(adequate disclosures), (3) kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan dan (4) efektivitas Sistem Pengendalian Interen. Pada Tahun 2010 BPK RI telah melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2009. Berdasarkan hasil pemeriksanaan tersebut, perbaikan opini pemeriksaan atas LKKL terjadi di Kepolisian, Kejaksaan Agung, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta Badan Pusat Statistik. PENCAPAIAN DAN EKSPEKTASI OPINI AUDIT BPK ATAS LKPP DAN LKKL OPINI BPK
2006 WTP (Unqualified) 7 WDP (Qualified) 38 TMP (Disclaimer) 36 Tidak Wajar (Adversed) Jumlah 81
CAPAIAN OPINI 2007 2008 2009 16 35 45 31 30 26 33 18 8 1 81 83 79
EKSPEKTASI 2010 2011 55 83 25 3 83 83
Sumber: Kemenkeu
Opini BPK-RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 sampai dengan 2008 adalah Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) atau disclaimer, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion, selanjutnya pada tahun 2010 diharapkan dapat mencapai target opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau unqualified opinion. Peningkatan opini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam meningkatkan penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) dengan memperbaiki sistem pembukuan dan sistem teknologi informasi, meningkatkan kualitas SDM, serta mematuhi peraturan yang berlaku. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah mengambil langkah-langkah perbaikan, antara lain: 1. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata telah menerbitkan Instruksi Menteri Nomor IM.53/FV.208/MKP/2010 tentang Upaya Peningkatan Opini atas Laporan Keuangan di Lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun Anggaran 2010. 2. Pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan oleh BPKP. 3. Peningkatan kemampuan SDM pengelola keuangan dan barang.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
107
BAB IV PENUTUP Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata menempati posisi strategis dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, serta untuk memberdayakan ekonomi rakyat. Mengingat posisi strategis tersebut diharapkan pembangunan kebudayaan dan pariwisata dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilaksanakan. Di samping itu melalui pembangunan kebudayaan dan pariwisata diharapkan dapat mengurangi gejolak sosial di masyarakat sebagai akibat menurunnya kekuatan mental dan lunturnya karakter bangsa serta dapat mengurangi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik. Disadari bahwa pembangunan kebudayaan dan pariwisata saat ini masih dihadapkan pada berbagai situasi antara lain: 1. Persoalan yang kompleks dan bersifat multidimensional yang masih berlanjut sebagai akibat dari perubahan struktur kehidupan berbangsa setelah terjadinya krisis yang berkepanjangan serta meningkatnya ancaman keamanan global; 2. Meningkatnya persaingan dari negara-negara tetangga yang sama-sama menjual keindahan alam dan budayanya sebagai produk wisata. Walaupun demikian, Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata optimis, sebagai salah satu langkah yang nyata dalam membangun sekaligus meningkatkan sektor kebudayaan dan pariwisata di Indonesia pada tahun 2010 diantaranya melalui branding baru “Wonderful Indonesia”, yang mengacu pada lima kriteria, yaitu: 1. Wonderful nature, Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan terkenal seperti Bali, Candi Borobudur, Bromo, Komodo, Raja Ampat dengan daya tarik pantai, laut, gunung, hutan, savana, serta keanekaragaman flora dan fauna. 2. Wonderful culture, Indonesia memiliki daya tarik budaya yang beraneka ragam dari Sabang hingga Merauke sehingga menjadi aset dalam mengembangkan pariwisata. 3. Wonderful people, masyarakat Indonesia sejak dulu di kenal ramah dan murah senyum sehingga menarik bagi wisatawan. 4. Wonderful food, makanan atau kuliner Indonesia terkenal di dunia. Aneka macam makanan merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat Indonesia. 5. Wonderful value money, nilai uang yang dikeluarkan setiap wisman, dalam soal harga menjadikan pariwisata Indonesia memiliki daya saing tinggi. Misalnya dalam hal tarif dan pelayanan hotel di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan negara lain.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
108
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun anggaran 2010 telah menunjukkan kinerja yang baik melalui pelaksanaan serangkaian program-program yang diembannya yaitu: 1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik 2. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 3. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 4. Program Pengembangan Nilai Budaya 5. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 6. Program Pengelolaan Keragaman Budaya 7. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 8. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 9. Program Pengembangan Kemitraan 10. Program Pendidikan Tinggi Secara umum kinerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2010 dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari tercapainya sasaran-sasaran sebagaimana telah ditetapkan. Berdasarkan realisasi sasaran tahunan 2010 diketahui bahwa secara rata-rata sasaran telah tercapai dan telah berhasil dilaksanakan dari target yang telah ditetapkan di tahun 2010, sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan di tahun anggaran berikutnya.
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
109
LAMPIRAN Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (Form PPS).
LAKIP KEMENBUDPAR 2010
110
LAMPIRAN PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS) Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran
No
1
: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata : 2010
Sasaran
Indikator
Target
Realisasi
%
3
4
5
6
220 karya budaya
247 karya budaya
112,27%
75 film
77 film
102,67%
400 karya
600 karya
150%
25 daerah
20 daerah
80%
1 CB
1 CB
100%
2. Jumlah cagar budaya yang dilestarikan
2.100 CB
3.752 CB
178,67%
4 museum
6 museum
120%
7,8 hari
8,4 hari
107,69%
2,10
8,20 hari
400,69%
2
1.
Meningkatnya internalisasi nilai-nilai budaya
Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan diinventarisasi
2.
Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
1. Jumlah produksi film nasional yang berkualitas 2. Jumlah karya budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual
3.
Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
Jumlah daerah yang mendapatkan bantuan fasilitasi sarana seni budaya
4.
Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
1. Jumlah warisan budaya dunia dan cagar budaya nasional yang ditetapkan dan dikelola secara terpadu
5.
Terwujudnya revitalisasi museum
Jumlah museum yang memenuhi standar pelayanan dan pengelolaan
6.
Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
1. Lama tinggal wisatawan (hari) a.
Mancanegara
b. Nusantara
No
1
Sasaran
Indikator
Target
Realisasi
%
3
4
5
6
1.000
1.085,70
108,57%
600
1.175.900
195,98%
5.000
5.000
100%
7
7
100%
200 desa
200 desa
100%
2
2. Pengeluaran wisatawan perkunjungan: a.
Mancanegara (USD)
b. Nusantara (Rp. ribu) 7.
8.
9.
Terwujudnya destinasi pariwisata berdaya saing internasional
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara
Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi
1.
Jumlah sertifikasi tenaga kerja di bidang pariwisata
2.
Jumlah daerah tujuan wisata baru
3.
Jumlah Desa Wisata yang menjadi sasaran PNPM Bidang Pariwisata
1.
Jumlah kunjungan wisman (juta orang)
6,75
7,00
103,70%
2.
Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan)
233
234,38
100,59%
1.
Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke Indonesia dan penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara: 6,75
7,60 milyar USD
103,85%
b. Meningkatnya penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
138
150,49
109,05%
2.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional
4,80
n/a
n/a
3.
Kontribusi pariwisata terhadap penyediaan lapangan kerja nasional
7,70
n/a
n/a
a. Meningkatnya perolehan penerimaan devisa
No
1
Sasaran
11.
Target
Realisasi
%
3
4
5
6
Nilai investasi bidang pariwisata dengan prosentase investasi bidang pariwisata dalam investasi nasional
5,19
1,93% (PMA)
1,8% (PMA)
0,65% (PMDN)
9,26% (PMDN)
2 4.
10.
Indikator
Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri/ masyarakat bidang budpar yang berdaya saing internasional
Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas
1.
Jumlah lulusan UPT pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja di dalam maupun di luar negeri (orang)
1.241
1.249
100,64%
2.
Jumlah anggota masyarakat yang menjadi mitra di bidang kebudayaan dan pariwisata (orang)
1.150
1.150
100%
165
165
100%
Jumlah penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2010 ................................
Rp 1.682.405.025.000,-
Jakarta, 9 Maret 2010
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2010 ................
Rp 1.589.968.206.858,-
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
ttd.
Ir. Jero Wacik, S.E.