MEDIA KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
CATUR DHARMA ENERGI
ED ISI 02 | 2014
Songsong Masa Depan dengan ENERGI ALTERNATIF & RAMAH LINGKUNGAN
ME D I A K OMU NI K A S I K E ME NT E R I A N E NE R G I D A N SU MBE R D AYA M IN E RAL
1. TINGKATKAN PRODUKSI MIGAS 2. KURANGI IMPOR BBM 3. KEMBANGKAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) 4. HEMAT ENERGI
EDISI 02 | 2014
Nira Aren Bahan Baku BIOETANOL yang Menjanjikan Menteri ESDM Ir. Jero Wacik, S.E.
INSPIRASI DAN MOTIVASI ORANG BALI
DORONG
PEMANFAATAN
BBN
editorial KESDM
Para pembaca yang kami hormati PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Jenderal M. Teguh Pamudji Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Ir. Bambang Gatot Ariyono, M.M Staf Ahli Bidang Komunikasi dan sosial Kemasyarakatan Ir. Ronggo Kuncahyo, M.M Kepala Pusat Komunikasi Publik Dr. Ir. Saleh Abdurrahman, M.Sc Kepala Biro Hukum Susyanto, SH. MH Kepala Pusat Data dan Teknologi ESDM Agung Wahyu Kencoro Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Dr. Ir. Ego Syahrial, M.Sc REDAKTUR Kepala Bagian Tata Usaha, Puskom Ir. Dwi Purwanto Kepala Sub Bagian Rencana dan Keuangan, Puskom Bambang Widjiatmiko Kepala Sub Bagian Umum, Puskom Arid Riza Abadi, S.Sos Vagunaldi, S.Kom Bunga Adi Mirayanti, S.I.Kom Dian Eka Puspitasari, S.Sos. EDITOR Indra Tauhid C. S., M.A., Dian Lorinsa, S.IP., Judhi Purdhiyanto, Amna, S.Sos., Safii, DESAIN GRAFIS & FOTOGRAFER Melati Larasati Oktaviani, Didit Adiono, Adi Noorfajarudin, Prawira, Akbar Alfiannto, Arif Suryadi ALAMAT Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18 Jakarta 10110 Tromol Pos: 1344/JKT 10013 Tel. / Faks: (021) 344 0649 email:
[email protected] MEDIA KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
ATUR RMA ERGI
GKAN ARU KAN (EBT) NERGI
E DI SI 02 | 20 14
NATIF AN
Ketetapan ini secara nyata menjadi langkah aktif dalam meningkatkan pemanfaatan BBN di tanah air. Apalagi pada kenyataannya BBN merupakan sumber energi ramah lingkungan, terbarukan dan jumlahnya melimpah di Indonesia. Ditilik semenjak beberapa waktu silam, pemanfaatan BBN naik cukup signifikan. Hal ini trjadi seiring penerapan peningkatan jumlahnya untuk transportasi, industri dan pembangkit listrik. Dimana kondisi tersebut sesuai Peraturan Menteri ESDM No.25 Tahun 2013 mulai 1 September 2013. Upaya ini merupakan salah satu paket kebijakan ekonomi guna memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Peningkatan pemanfaatan biodiesel tentunya paralel dengan peningkatan produksi biodiesel. Produksi biodiesel pada 2013 meningkat tajam hingga 24% dari tahun sebelumnya atau setara dengan 2,8 juta kl. Kapasitas terpasang BBN untuk jenis biodiesel sebesar 5,6 juta kl per tahun. Dari 25 izin usaha niaga BBN, yang masih aktif sebanyak 14 produsen dengan total kapasitas 4,6 juta kl per tahun. Agar pelaksanaan pemanfaatan BBN dapat berlangsung selaras dengan Peraturan Menteri ESDM No.25 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM No.32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN (Biofuel), maka Pemerintah akan meningkatkan koordinasi lintas sektoral antara Ditjen EBTKE, Ditjen Migas, BPH Migas, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Minerba dan kementerian/lembaga terkait; khususnya dalam hal law enforcement serta pengawasan pelaksanaannya di lapangan. Selaras, sebagai bentuk dukungan terhadap Paket Kebijakan Ekonomi sebagaimana disebutkan di atas, para pihak terkait diwajibkan untuk memaksimalkan pemanfaatan BBN hasil produksi dalam negeri. Hal tersebut perlu dilakukan agar manfaat dari penggunaan BBN; antara lain peningkatan ketahanan energi nasional, peningkatan cadangan devisa nasional, peningkatan investasi dalam negeri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan usaha hingga dampak pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dapat langsung dirasakan. Selamat Menyimak Redaksi
EDISI 02 | 2014
M EDIA KOMUNIKASI KEM ENTERI A N E NER GI D AN SU MB ER DAYA MI NER AL
KAN I MIGAS IMPOR
Upaya pemerintah untuk mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif tersu berlanjut. Salah satunya ditunjukkan melalui geliat pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), khususnya Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi, yaitu dengan penetapan harga indeks pasar (HIP) untuk bahan bakar nabati (BBN) jenis biosolar sebesar 103,48 Mean of Platts Singapore (MOPS) solar.
Nira Aren Bahan Baku BIOETANOL yang Menjanjikan Menteri ESDM Ir. Jero Wacik, S.E.
INSPIRASI DAN MOTIVASI ORANG BALI
DORONG
PEMANFAATAN
BBN
6/18/2014 3:20:48 PM
edisi 02 I 2014
3
daftar isi
16
22
Dorong Pemanfaatan BBN
Ir. Jero Wacik, S.E. INSPIRASI DAN MOTIVASI ORANG BALI
BERANDA Menteri ESDM
SAJIAN UTAMA
3 EDITORIAL
28 REGULASI
6 SURAT ANDA 8 KOLOM • Tantangan & Capaian Kementerian ESDM di Tahun 2013 • Mandatori BBN, Optimalisasi Produksi dan Pemanfaatan BBN Lokal
12 LENSA
• Menteri ESDM Memberikan Kuliah Umum Di Universitas Udayana • Menteri ESDM Optimis Proses Renegosiasi Kontrak Rampung Tahun 2014 • Membangun PAPUA dan PAPUA BARAT Menggunakan Hati • Menteri ESDM Serahkan SK Kenaikan Pangkat PNS KESDM • Konversi Ke BBG, PLTGU TAMBAK LOROK Hemat Rp 2 Triliun • Peresmian Proyek Listrik Pedesaan Di Bali Oleh Menteri ESDM
24 ENERGI MIX • Polusi Panas Bisa Hasilkan Listrik
26 WACANA • Tahun Ini, ESDM Akan Mulai Mengembangkan Energi Laut
4
edisi 02 I 2014
• Pengolahan dan Pemurnian Produk Mineral
30 MIGAS
• Indonesia-Irak Pererat Kerja Sama Energi • Negara Peroleh US$2,28 Miliar Dari Enam PJBG • Menteri ESDM Iringi Presiden Resmikan Ground Breaking Gas Bumi Terintegrasi Jawa Tengah • Indonesia-Norwegia Tingkatkan Kerja Sama • Pemerintah Siapkan Pasokan Gas Bumi untuk Transportasi 48,2 MMSCFD • Dua Bulan Pertama 2014, Penyaluran BBM Bersubsidi Capai 7,26 Juta KL • Wamen ESDM Resmi Buka INDOCBM 2014 • LEMIGAS Produksi Rig CBM • Pemerintah Berencana Tawarkan Delapan WK Shale Gas • Pemerintah Siapkan Rp1,5 Triliun Bangun Infrastruktur Gas
38 KETENAGALISTRIKAN
• Wamen ESDM Lakukan Softlaunching Proyek-Proyek Kelistrikan di Batam • Dirjen Ketenagalistrikan Membuka Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik Jawa-Bali
• Semua Masyarakat Terlistriki di Tahun 2020 • Listrik Pulau Bali Harus Mandiri • PLTU Pangkalan Susu Beroperasi Tahun Ini • Coffee Morning RUPTL PT PLN (Persero) 2013-2022 • Pemerintah Targetkan 5.700 MW Pembangkit Tiap Tahun • Integrasi Sistem Energi Terbarukan Jadi Tantangan ASEAN • Dirjen Ketenagalistrikan Terima 60 CPNS • Kebutuhan Listrik Terus Naik, Pembangkit Listrik dari EBT Digalakkan • 70% Pembangkit Listrik Batam Gunakan Gas dan Tidak Disubsidi • Tanpa Pertumbuhan Pembangkit, 2018 Pulau Jawa Krisis Listrik • Gunakan Gas, PLTGU Tambak Lorok Hemat Rp 2 Trilun • Menteri ESDM Resmikan Listrik Untuk Pedesaan Di Buleleng Bali • PLN Siap Beli Listrik EBT Dari Masyarakat
46 MINERBA
• Kekayaan Sumber Daya Alam untuk Rakyat Indonesia • Koordinasi dengan KPK Terus Berlanjut, Provinsi Kalimantan Timur Merupakan Agenda Ketiga Korsup KPK
EDISI 02 | 2014
57
BADAN GEOLOGI Gunung Slamet Keluarkan Lava Pijar
70
POTENSI Bunga Matahari Di
Balik Keindahannya Menyimpan Potensi Energi
72
KESELAMATAN Waspada Akan Bahaya Kegiatan Pertambangan • Wamen ESDM Memberikan Pengarahan Terkait Renegoisasi KK dan PKP2B • Keputusan Perpanjangan Kontrak Freport Harus Hati-Hati • Wamen ESDM Kunjungi Fasilitas Pengolahan Biji Besi PT Sebuku • Penerapan UU Minerba Bukan “Gertak Sambel” • 28 Perusahaan Setuju Renegosiasi • Dari 10.922 IUP, Yang Clear and Clean Sebanyak 6.042 IUP • Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Atas Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2014 • Sosialisasi Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah Pada Forum Koordinasi Keamanan Laut • Bimbingan Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi di Provinsi Sulawesi Barat
52 EBT
• Rapat Komite Program Sumba Sebagai Pulau IKONIK EBT • Peluncuran IIGCE Dan Indo EBTKE CONEX 2014 • Pertengahan Tahun Ini UU Panas Bumi Ditargetkan Selesai • Listrik Dari Sampah • Melihat PLTA BENGKOK • Mengembangkan BBN • Menggenjot Produksi Migas dan Panas Bumi
• Penambahan 44 Terminal Biodiesel Oleh Pertamina
56 BADAN GEOLOGI • Badan Geologi Gelar Groundwater Phase II Project Final Meeting • Gunung Slamet Keluarkan Lava Pijar
58 BADIKLAT • Diklat Teknis Gasifikasi Biomassa Untuk Pembangkit Listrik • Diklat Teknis Pengenalan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Panas Bumi • BDTBT Selenggarakan Tiga Diklat Secara Bersamaan • Diklat Teknis dan Uji Kompetensi Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu • Seminar Pengembangan Profesi Bidang Konservasi dan Efisiensi Energi • Pengembangan Dan Pemberdayaan TUK LSP PPT MIGAS • Diklat Operator Listrik Dan Diklat Administrasi Perkantoran Untuk Pegawai • 30 Tahun PPPGL • Launching Peta Potensi Energi Laut Indonesia
62 BALITBANG
• Wakil Menteri ESDM Memberikan Kuliah Umum Di ITS • Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV dan Pengukuhan Koordinator Kelompok Pelaksanaan Litbang • RIG CBM Buatan LEMIGAS • Kerjasama Kementerian ESDM Dengan Universitas Udayana
64 TEKNOLOGI • CSNOx, Teknologi Pertama Di Dunia Untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
66 LINGKUNGAN • BBN Cegah Emisi
68 POTENSI • Nira Aren Bahan Baku BIOETANOLyang Menjanjikan • Bunga Matahari Di Balik Keindahannya Menyimpan Potensi Energi
72 KESELAMATAN • Waspada Akan Bahaya Kegiatan Pertambangan
74 GLOSSARY
edisi 02 I 2014
5
surat pembaca
JGC COAL FUEL (JCF) Beberapa waktu lalu Wamen ESDM, Susilo Siswoutomo meninjau sebuah pabrik percontohan di wilayah Karawang untuk produksi tipe bahan bakar cair baru yang disebut JGC Coal Fuel (JCF). Bisa dijelaskan mengenai JGC Coal Fuel (JCF) tersebut. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih. Dian Diamondhani – Malang Ibu Dian Diamondhani Yth, Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan. JGC Coal Fuel (JCF) merupakan suatu produk minyak yang berasal dari batubara. Perusahaan bernama Japan Gas Corporation (JGC) berhasil mengubah bentuk batubara dari padat menjadi cair (minyak-Red). Dengan perubahan bentuk tersebut penggunaan batubara sebagai bahan bakar tidak akan menyisakan limbah yang berbahaya bagi kesehatan. JCF diproduksi dengan menggunakan JGC’s proprietary low-rank coal slurrification technology, yakni dengan meng-upgrade batubara berkalori rendah dan meningkatkan nilai kalori dengan menggunakan hot water treatment, dan pengolahan upgrade batubara menjadi jenis bahan bakar cair. Salam redaksi 6
edisi 02 I 2014
Mengurus Rekomendasi Re-Injeksi Limbah
Diklat Pengenalan Pertambangan
Kami ingin mengetahui syarat untuk mengurus Rekomendasi Re-Injeksi Limbah . Mohon dapat diberikan informasinya. Terima kasih.
Kami ingin memerlukan informasi Diklat Pengenalan Pertambangan. Mohon kiranya redaksi dapat memberikan sedikit penjelasan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Indra Sadono – Batam Reza Ardana – Balikpapan Bapak Indra Sadono Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Untuk mengetahui informasi yang Bapak butuhkan bisa menghubungi Ruang Pelayanan Investasi Migas Terpadu,Gedung Plaza Centris Lantai 1. Jl HR Rasuna Said Kav. B-5 Jakarta Selatan, atau dapat mengakses informasi tersebut melalui www.migas.esdm.go.id Salam redaksi
Bapak Reza Ardana Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Untuk informasi yang bapak butuhkan tersebut dapat mengunjungi Balai Diklat Tambang Bawah Tanah yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta, Sungai Durian II, Kec. Barangin Kota Sawahlunto, Sumatera Barat atau dengan mengakses website http://www.bdtbt.esdm.go.id/ Disana bisa didaptkan informasi yang Bapak butuhkan. Salam redaksi
Untuk kritik, saran maupun artikel dapat dikirimkan ke: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Medan Merdeka Selatan No.18 - Jakarta 10110, Tromol Pos : 1344/JKT 10013 Tel. / Faks. (021) 344 0649, email.
[email protected]
Program SMPBBM
Pusat Diklat KEBTKE
Beberapa waktu lalu Pemerintah meluncurkan program SMPBBM atau Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak. Bisa dijelaskan sedikit mengenai program tersebut. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Kami ingin memerlukan informasi mengenai Pusat Diklat Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (KEBTKE). Mohon kiranya redaksi dapat memberikan sedikit penjelasan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Mika Lesmana – Bandung Bapak Mika Lesmana Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Program ini digulirkan untuk memonitor dan mengendalikan penggunaan BBM, khususnya BBM bersubsidi, agar lebih tepat sasaran dan pada akhirnya memberikan manfaat yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dalam program ini menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) yaitu suatu alat untuk mendata dan memantau penggunaan BBM yang dipasang pada kendaraan bermotor di seluruh Indonesia secara gratis. Salam redaksi
FLOATING STORAGE and RAGASIFICATION TERMINAL (FSRT) Saya ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan Floating Storage and Ragasification Terminal (FSRT). Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Putri Riani – Makasar
Imam Lasmana - Cirebon
Ibu Putri Riani Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Untuk informasi yang bapak butuhkan tersebut dapat mengunjungi Pusat Diklat Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (KEBTKE) yang beralamat di Jalan Poncol Raya No. 39, Ciracas, Jakarta Timur 13740 atau dengan mengakses website http://pusdiklatkebt.esdm.go.id Disana terdapat beragam informasi yang Ibu butuhkan. Salam redaksi
Bapak Imam Lasmana Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Floating storage and regasification terminal (FSRT) atau terminal gas alam cair terapung merupakan teknologi baru di dunia dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG. Indonesia mempunyai FSRT yang berada di Jawa Barat. Terminal ini merupakan sistem bongkar muat LNG dari kapal ke kapal yang pertama kali di Asia dan merupakan FSRT ke-12 di dunia. Keunggulan infrastruktur terapung ini jika dibandingkan dengan terminal LNG di darat adalah biaya pembangunan dan pengoperasian yang lebih murah, waktu pembangunan yang lebih singkat dan dapat dilakukan mobilisasi dengan mudah sehingga tepat untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Salam redaksi
edisi 02 I 2014
7
KOLOM
Tantangan & Capaian Kementerian ESDM di Tahun 2013 Tahun 2013 menjadi tahun penuh tantangan bagi Kementerian ESDM. Sepanjang tahun ini, banyak “PR” (baca: Pekerjaan Rumah) yang harus diselesaikan oleh Kementerian ESDM. Program demi program, kebijakan demi kebijakan, ditelurkan Kementerian ESDM guna mencapai target yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi Kementerian demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera.
S
alah satu tugas dan wewenang Kementerian ESDM adalah menjamin ketersediaan sumber energi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Penyediaan sumber energi ini bukanlah suatu tugas yang mudah. Selama ini, masyarakat masih sangat bergantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Tantangan pun datang manakala, di tengah kebutuhan masyarakat akan BBM yang terus meningkat, cadangan energi fosil yang dimiliki negeri ini kian menipis. Cadangan energi fosil, khususnya minyak, yang kian menipis mengharuskan Pemerintah mengambil berbagai tindakan. Di antaranya, mendatangkan BBM dari luar negeri, meskipun harus “menguras” anggaran. Anggaran seolah-olah terus terkuras karena Pemerintah juga harus mengalokasikan anggaran untuk subsidi BBM. Subsidi ini diberikan—salah satu— tujuannya adalah agar harga jual BBM masih terjangkau oleh masyarakat. Kondisi ini menghadapkan Pemerintah pada dua sisi mata uang. Di satu sisi, Pemerintah harus menjamin ketersediaan BBM untuk masyarakat tanpa mengabaikan masyarakat. Di sisi lain Pemerintah harus mempertahankan “kesehatan” ekonomi makro dan fiskal. Subsidi BBM yang terus menerus diberikan menyebabkan defisit anggaran negara.
8
edisi 02 I 2014
Isu tentang kenaikan harga BBM bersubsidi pun berhembus sejak awal tahun 2013. Hembusannya kian kuat dan kencang menjelang akhir kuartal I. Isu itu pun menjadi topik hangat yang tak pernah absen dari pemberitaan berbagai media. Setelah sempat
mengeluarkan opsi dual price, akhirnya, Pemerintah merealisasikan isu tersebut menjadi sebuah kebijakan berupa kenaikan harga BBM bersubsidi. Terhitung sejak 22 Juni 2013 lalu, Pemerintah pun meresmikan kenaikan harga BBM bersubsidi dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 untuk Premium dan Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 untuk Solar. Kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan upaya Pemerintah dalam mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi sekaligus mengurangi beban anggaran APBN akibat subsidi BBM. Kenaikan harga BBM tentu saja menimbulkan berbagai dampak yang mengundang aksi dan reaksi dari masyarakat. Kenaikan harga BBM selalu disertai harga kebutuhan pokok dan barang lainnya. Karena itu, Pemerintah menggelontorkan dana sebagai kompensasi bagi masyarakat berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), penyaluran beras untuk orang miskin, serta pembangunan infrastruktur dasar.
KOLOM Program-program tersebut merupakan wujud tanggung jawab Pemerintah dalam memberikan perlindungan sosial bagi rakyat miskin sekaligus sebagai langkah antisipatif terhadap penurunan daya beli masyarakat. Polemik kenaikan harga BBM bersubsidi dan kompensasinya menjadi “cerita” yang tertuang dalam lembar perjalanan Kementerian ESDM di tahun 2013. PENGENDALIAN BBM HINGGA KONVERSI ENERGI Menipisnya cadangan minyak bumi mendorong Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan konsumsi BBM. Sebagai langkah awal, Pemerintah menerbitkan Permen ESDM No. 01 tahun 2013 yang menyempurnakan Permen ESDM No 12 tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar minyak. Pengendalian konsumsi BBM bersubsidi diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, di bawah pengawasan masing-masing Pemda. Selain menetapkan sanksi-sanksi yang akan dikenakan jika Permen tidak dilaksanakan, pengendalian BBM
juga dilakukan melalui pembatasan penggunaan BBM bersubsidi bagi sejumlah sektor. Misalnya saja, pembatasan konsumsi BBM pada kendaraan dinas instansi Pemerintah, Pemda, BUMN, BUMD; kendaraan pengangkut hasil perkebunan, pertambangan, dan kehutanan yang beroda lebih dari empat; serta moda laut, kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat. Pemerintah juga mengaplikasikan teknologi dalam upaya pengendalian konsumsi BBM, yaitu dengan memanfaatkan teknologi RFID (Radio Frequency Identification). RFID digunakan dalam Sistem Monitoring Pengendalian BBM (SMP-BBM) untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi dan menjamin konsumsi BBM bersubsidi tepat sasaran. Teknologi berupa alat pemantau pembelian BBM bersubsidi ini dipasangkan pada kendaraan bermotor dan juga kepala selang pompa SPBU. Pemerintah menargetkan pemasangan alat RFID di wilayah Jabodetabek dan Jawa dapat selesai di tahun 2013 dan seluruh wilayah Indonesia pada Juli 2014. Demi kelancaran Program SMPBBM, Pemerintah memberikannya secara gratis—tanpa pungutan biaya apa pun, serta membuka tempat registrasi dan pemasangan di berbagai tempat yang mudah dijangkau masyarakat, seperti SPBU, mal, terminal, kantor BUMN, dan kantor instansi tertentu. Pemerintah berharap adanya kesadaran dari masyarakat untuk segera melakukan pemasangan alat RFID sebagai dukungan terhadap program ini. Kesadaran masyarakat ini bukan hanya demi penghematan semata, melainkan demi kesejahteraan dan kelangsungan bangsa dan negeri ini. Selain melakukan pengendalian, Pemerintah terus mengembangkan sumber-sumber energi lainnya. Disamping untuk menyediakan energi, energi alternatif juga sebagai jalan untuk melepaskan diri dari ketergantungan BBM. Maka, Program Gasifikasi pun digelontorkan sebagai upaya konversi energi dari BBM ke BBG (Bahan Bakar Gas).
Gasifikasi menjadi sebuah program prioritas nasional yang dilaksanakan melalui berbagai program, seperti pembagian 53 juta paket perdana konversi minyak tanah ke LPG, pembangunan pipa gas untuk rumah tangga di sejumlah wilayah di Indonesia, membagikan dan memasangkan konverter kit pada kendaraan dinas dan angkutan umum, pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar gas (SPBG), serta pembangunan infrastruktur pipa gas untuk menyuplai ketersediaan gas bagi SPBG. Dalam upaya memenuhi kebutuhan gas domestik, Pemerintah pun membangun unit-unit penampungan gas dan regasifikasi terapung atau FSRU (Floating Storage and Regasification Unit). Pemerintah juga tak pernah berhenti untuk mengembangkan energi alternatif dari berbagai sumber. Di antaranya, shale gas dan biofuel atau bahan bakar nabati (BBN). Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan kedua energi alternatif tersebut. Indonesia memiliki cadangan shale gas di berbagai wilayahnya (Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Papua) yang mampu menjadi daya tarik bagi para investor global. Sejumlah perusahaan minyak kelas dunia, seperti Chevron Pacific Indonesia, ExxonMobil, dan ConocoPhillips, telah menyatakan minatnya untuk mengembngkan shale gas di Indonesia. Sebagai langkah awal sekaligus komitmen Pemerintah dalam pengadaan energi alternatif, Pemerintah telah menerbitkan Permen ESDM No. 5 tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi NonKonvensional. Potensi lain yang dimiliki negeri ini adalah kekayaan alam berupa tanaman tropis yang menjadi bahan baku penghasil BBN. Pengembangan produksi dan pemanfaatan BBN didukung oleh regulasi yang telah ditetapkan Pemerintah melalui Permen ESDM No. 25 tahun 2013. Disamping itu, Pemerintah pun menetapkan Mandatori BBN yang mengharuskan pemanfaatan BBN pada sektor transportasi (BBM PSO dan Non-PSO), subsektor industri (industri pertambangan mineral dan batubara) dan akan diperluas pada subsektor industri lainnya, serta sektor pembangkitan listrik.
edisi 02 I 2014
9
KOLOM
Mandatori BBN, Optimalisasi Produksi dan Pemanfaatan BBN Lokal Di tengah kebutuhan akan energi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Pemerintah tak pernah berhenti untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif. Upaya yang didukung oleh berbagai kebijakan terkait yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu jalan untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM). Maka, Pemerintah pun memberlakukan kebijakan mandatori pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sejak tahun 2009.
10
edisi 02 I 2014
S
ebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Di antaranya, aneka tanaman tropis yang sangat bermanfaat sebagai bahan baku bioenergi. Selain tumbuh sepanjang tahun, hampir keseluruhan jenis tanaman penghasil minyak nabati tumbuh dengan cepat. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk pengembangan bahan bakar nabati sekaligus sebagai produsen Bahan Bakar Nabati (BBN) terbesar di dunia. Namun sayangnya, potensi ini belum dapat dikelola secara optimal sehingga predikat penghasil BBN terbesar pun belum dapat disandang Indonesia. Saat ini, produsen biodiesel terbesar adalah Uni Eropa, sedangkan produsen bioetanol terbesar adalah Amerika Serikat. Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan sejumlah kebijakan sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan BBN. Kebijakan terkait pemanfaatan BBN telah dilakukan Pemerintah sejak tahun 2006 dengan diterbitkannya Instruksi Presiden No 1 tahun 2006. Kemudian di tahun 2009, Pemerintah memberlakukan kebijakan mandatori (kewajiban) pemanfaatan BBN melalui Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.
KOLOM
Mandatori BBN diimplementasikan pada sektor transportasi (BBM PSO dan Non-PSO), subsektor industri (industri pertambangan mineral dan batubara) dan akan diperluas pada subsektor industri lainnya, serta sektor pembangkitan listrik. MANDATORI BBN Produksi dan pemanfaatan BBN, dalam hal ini biodiesel, dalam negeri menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Di tahun 2012, produksi biodiesel dalam negeri sebesar 2,2 juta KL. Jumlah tersebut meningkat 4 kali lipat dari tahun 2010 yang hanya sekitar 500 ribu KL. Sedangkan terhitung pada 11 Agustus 2012, produksi biodiesel telah mencapai 954 ribu KL dengan pemanfaatan sebesar 462 ribu KL. Saat ini, kapasitas terpasang biodiesel mencapai 5,6 juta KL/tahun dari 25 produsen biodiesel yang telah memiliki izin usaha dan dapat berproduksi sebesar 4,5 juta KL/tahun. Untuk bioetanol, kapasitas produksinya mencapai 416 ribu KL/tahun dari 8 produsen bioetanol yang telah memiliki izin usaha dan mampu berproduksi sebesar 200 ribu KL/tahun. Kendati terjadi peningkatan dalam produksi dan pemanfaatan BBN, pemanfaatan biodiesel di dalam negeri masih sangat kecil jika dilihat dari kapasitas terpasang biodiesel secara nasional (5,6 juta KL/tahun). Dengan demikian, Indonesia masih memiliki peluang besar untk mengoptimalkan pemanfaatan biodiesel. Karena itu, Pemerintah pun menerbitkan kebijakan mandatori BBN terkait pemanfaatan biodiesel. Sementara untuk pemanfaatan bioetanol, memang belum dapat direalisasikan karena faktor Harga Indeks Pasar (HIP) bioetanol belum cukup menarik bagi produsen bioetanol. Kebijakan mandatori ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) guna menurunkan besaran impor BBM. Disamping itu, mandatori BBN juga dimaksudkan untuk memaksimalkan pemanfaatan BBN produksi dalam negeri. Pemanfaatan BBN pun dapat memberikan efek positif lainnya, seperti meningkatkan ketahanan energi nasionl, meningkatan cadangan devisa nasional, meningkatan investasi dalam negeri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan usaha, serta
mengurangi emisi gas rumah kaca. Mandatori BBN juga merupakan salah satu paket Kebijakan Ekonomi yang ditetapkan Pemerintah sebagai upaya perbaikan defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mandatori BBN ini mengharuskan pemanfaatan biodiesel bagi seluruh Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum BBM, pengguna langsung BBM, serta Badan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. Mandatori BBN diimplementasikan pada sektor transportasi (BBM PSO dan NonPSO), subsektor industri (industri pertambangan mineral dan batubara) dan akan diperluas pada subsektor industri lainnya, serta sektor pembangkitan listrik. Berdasarkan mandatori, semua pihak terkait harus menggunakan biodiesel sebagai campuran dalam bahan bakar minyak (solar). Pada awalnya, Pemerintah melalui mandatori menetapkan campuran BBN sebesar 5%. Kemudian, Pemerintah meningkatkan volume pencampuran biodiesel menjadi 7,5% pada tahun 2012 dan menjadi 10% di tahun 2013. Penetapan volume campuran sebesar 10%, awalnya, baru akan dilaksanakan pada tahun 2015. Namun, Pemerintah mengubah kebijakan sebagai langkah percepatan pemanfaatan biodiesel. Perubahan kebijakan dilakukan seiring dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM yang baru, yaitu Permen No. 25 tahun 2013, yang mengubah Permen ESDM No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati. Seperti dilansir sebuah situs surat kabar, Jero Wacik—Menteri ESDM dalam keterangan persnya, menyebutkan bahwa pada awalnya, pemakaian BBN sebesar 5% bukanlah suatu keharusan. Namun kini, dengan adanya mandatori, pemakaian BBN sebesar 10% menjadi suatu kewajiban. Jero pun menambahkan bahwa ke depannya, volume pencampuran BBN akan ditingkatkan kembali menjadi 20%.
BERHEMAT SUBSIDI BBM DAN DEVISA NEGARA Sejak diterbitkannya Permen ESDM No. 25 tahun 2013, dalam hal ini peningkatan penggunaan BBN sebesar 10%, terjadi penghematan subsidi BBM dan devisa negara sebesar 161,71 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun (periode September—Oktober 2013). Selain penghematan, mandatori telah meningkatkan pemanfaatan biodiesel, baik pada BBM subsidi (PSO) maupun nonsubsidi (Non-PSO), sebesar 76% (September 2013) dibandingkan realisasi bulan Agustus 2013 atau sebesar 61% dibandingkan realisasi rata-rata periode Januari—Agustus 2013. Percepatan mandatori BBN yang dilakukan Pemerintah di tahun 2013 menjadi upaya Pemerintah untuk menghemat BBM jenis solar. Adapun target penghematan yang telah ditetapkan Pemerintah sebesar 1,3 juta KL dan 4,4 juta KL di tahun 2014. Dengan target tersebut, diharapkan dapat menurunkan impor BBM jenis solar sebesar 5,6 juta KL atau menghemat devisa sebesar 4.096 juta dolar AS selama satu tahun ke depan. Menurut Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, konsumsi BBN jenis biodiesel meningkat hingga 100% pascapenerbitan Permen ESDM No. 25 tahun 2013. Di bulan Agustus, konsumsi biodiesel sebesar 57.871 KL, lalu meningkat menjadi 116.261 KL (101%) di bulan Oktober 2013. Guna memastikan kelancaran pelaksanaan mandatori BBN serta pemanfaatan BBM, Pemerintah meningkatkan koordinasi lintas sektoral antara DItjen EBTKE, Ditjen Migas, BPH Migas, Ditjen Ketenagalistrikkan, DItjen Minerba, dan kementerian/ lembaga terkait lainnya. Sedangkan, pengawasan pelaksanaan juga dilakukan terhadap para pelaku usaha. Para pelaku yang tidak mengindahkan mandatori BBN akan dikenakan sanksi, mulai dari peringatan tertulis hingga pencabutan izin usaha yang bersangkutan.
edisi 02 I 2014
11
LENSA
Menteri ESDM Menteri ESDM Optimis Memberikan Proses Renegosiasi Kontrak Kuliah Umum Di Rampung Tahun 2014 Universitas Udayana Pemerintah c.q. Kementerian Energi dan Sumber Daya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik memberikan kuliah umum di Universitas Udayana Bali yang dihadiri lebih dari 500 peserta (17/03). Acara ini juga diikuti oleh ara undangan di lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah, Asosiasi sektor ESDM, para Pimpinan Perusahaan, dan para Dosen.
P
ada kesempatan yang sama Menteri ESDM, juga meresmikan Laboratorium Agro Kompleks. Sarana ini diharapkan mampu mendukung kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh para Mahasiwa, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam memberikan sumbangsih pada bangsa dan negara. Selain itu juga dilakukan penyerahan sumbangan dari pelaku usaha di sub sektor mineral dan batubara melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Kideco Jaya Agung dan PT. Gunung Bayan Pratama Coal. Kuliah Umum tersebut merupakan bagian rangkaian acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Litbang ESDM, dan Badan Diklat ESDM dengan Universitas Udayana di Kampus Universitas Udayana, Jimbaran, Bali. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Litbang ESDM dengan Universitas Udayana bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang terkait dengan bidang energi dan sumber daya mineral. Sedangkan Nota Kesepahaman antara Badan Diklat ESDM dengan Universitas Udayana bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan profesional di bidang energi dan sumber daya mineral.
12
edisi 02 I 2014
Mineral melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman amandemen Kontrak Karya(KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
I
ni merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam melaksanakan amanat UU no 4 tahun 2009. Penandatanganan yang disaksikan oleh Menteri ESDM, Jero Wacik, dilakukan antara pihak pemerintah yang diwakili oleh Dirjen Mineral Batubara, R.Sukhyar dengan 25 direksi perusahaan pemegang KK dan PKP2B, di auditorium Kementerian ESDM(07/03). Dalam sambutannya, Jero Wacik memberikan apresiasi yang tinggi kepada 25 perusahaan yang mau diajak berkomitmen dan menjadi pelopor untuk para pengusahaan pertambangan lainnya. “Kepada 25 perusahaan yg menandatangani nota kesepahaman hari ini, saya dengan tulus mengucapkan terimakasih karena Saudara menjadi pelopor dari112 KK dan PKP2B yang harus kami negosiasikan, saudaralah pelopornya. Ini adalah titik bersejarah kita dalam melanjutkan UU Minerba”, ujar Menteri ESDM. Menteri memberikan catatan untuk mengingat dan memberi penekanan pada acara penandatanganan nota kesepahaman ini, karena penandatanganan nota kesepahaman amandemen KK dan PKP2B ini nantinya akan berlanjut dengan kontrak baru. “Renegosiasi itu tidak mudah. Perlu pendekatan yg baik, perlu filosofi, perlu kerjasama, karena kontraknya dulu sudah diteken dan kontraknya kuat. Disitu ada kontrak disitu kita bermitra. Tidak ada niat pemerintah untuk membangkrutkan perusahaan, dan perusahaan juga jangan ada yang merugikan pemerintah,” jelas Jero Wacik. “Saya optimis di tahun 2014 ini, renegosiasi 112 perusahaan tambang ini selesai, karena ini kehendak Undang-Undang, untuk menyelamatkan bumi kita, menjaga lingkungan, dan ada nilai tambah yaitu menambah lapangan kerja” pungkas Jero.
LENSA
Membangun PAPUA dan PAPUA BARAT Menggunakan Hati Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik menghadiri rapat Dengar Pendapat mengenai Pembahasan UU No. 21/2001 Tentang Otsus Bagi Provinsi Papua Dan UU No. 11/2006 Tentang Pemerintahan Aceh (03/03). “Membangun Papua dan Papua Barat harus menggunakan hati, karena Papua dan Papua Barat sudah ketinggalan, jadi harus pakai hati dan pendekatan kesejahteraan, itulah perintah Presiden kepada kami, Kemeterian ESDM,” ujar Menteri ESDM, Jero Wacik. “Karena itu, segala gerakan yang kami lakukan untuk Papua dan Papua Barat dan Aceh adalah hal yang kami dasari seperti itu, menggunakan hati dan pendekatan kesejahteraan,” imbuh Wacik.
dan Papua Barat. ”Sudah cukup mereka banyak melakukan operasi disana, saya yakin sudah banyak dapat untung, maka sekarang harus juga melakukan pemberian lebih longgar, tidak boleh hitungannya semata-mata perhitungan komersial seperti dulu, itu yang kami lakukan pendekatan dengan sedikit penekanan, tetapi dengan tetap saya menggunakan senyum, sehingga mereka merasa ini adalah growing together ” jelasnya.
Menteri ESDM juga meminta perusahaan – perusahaan besar yang beroperasi di Papua dan Papua Barat seperti PT Freeport Indonesia dan British Petroleum, agar mereka untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat Papua
“Bersama-sama maju, saudara tetep dapet untung beroperasi di Papua, tetapi rakyat Papua dan Pemerintah Republik Indonesia harus dapat lebih banyak keuntungan, itulah pendekatan yang kami lakukan,” pungkas Jero Wacik.
edisi 02 I 2014
13
LENSA
Menteri ESDM Serahkan Konversi Ke BBG, SK Kenaikan Pangkat PLTGU TAMBAK LOROK PNS KESDM Hemat Rp 2 Triliun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik memberikan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat secara simbolis kepada 40 pegawai yang mewakili 530 pegawai yang mendapatkan SK Kenaikan Pangkat di lingkungan Kementerian ESDM (25/03).
A
cara yang digelar di Auditorium Lt. 10 kantor Kementerian ESDM ini dihadiri Kepala Badan Kepegawaian Negara, Eko Sutrisno, Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri ESDM, serta Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kementerian ESDM. Sekjen ESDM M. Teguh Pamudji mengatakan penyerahan SK Kenaikan Pangkat pra TMT ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dua kali setahun yaitu bulan April dan Oktober. Sejak tahun 2012, kenaikan pangkat telah dilakukan secara online oleh BKN untuk mempercepat proses dan mempermudah para pengelola kepegawaian untuk melaksanakan administrasi kepegawaian. “Kenaikan pangkat pra TMT dapat dilaksanakan dengan baik berkat kerja sama pengelola kepegawaian Kemneterian ESDM dengan BKN,” ujar Pamudji. Dalam kesempatan tersebut, Menteri ia meminta agar para pegawai yang baru saja naik pangkat agar meningkatkan kinerjanya. Selain itu juga, Jero Wacik menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dan kerjasama antara Kementerian ESDM dan Badan Kepegawaian Negara karena telah menyelesaikan urusan kenaikan pangkat sebelum 1 April 2014. “Ini adalah prestasi besar. Di era sekarang kenaikan pangkat TMT 1 April bisa diselesaikan sebelum 1 April,
Konversi bahan bakar dari bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU) Tambak Lorok akan menghasilkan penghematan Rp 2 trilun rupiah per tahun. Dan pembangunan proyek pemipaan gas dari Kepodang-Tambak Lorok di Jawa Tengah sepanjang 207 kilometer diperkirakan rampung pada Agustus 2015. Demikian dikatakan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik usai peresmian ground breaking Proyek Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi di Jawa Tengah (14/03).
M
enteri menambahkan energi baik dan ramah lingkungan ini memiliki harga yang murah dan Indonesia memiliki cadangan yang besar, karenanya program ini harus dilaksanakan. “ Ini akan banyak sekali membantu rakyat terutama listrik bisa kita jaga, yang 450 900 watt rumahnya bisa kita jaga, karena itu rakyat kita yang kurang mampu, yah pemerintah berketetapan hati untuk menjaga rakyat kita yang kurang mampu,” ujar Jero Wacik. “ Masyarakat yang kurang mampu itulah yang mendapat subsidi lebih banyak,” imbuhnya.
sehingga di tanggal 1 April bisa langsung berlaku. Perintah saya sekarang adalah kenaikan pangkat naik berarti kinerjanya juga harus naik, Pegawai Negeri Sipil harus rajin bekerjasama, berkoordinasi” pungkas Jero Wacik. 14
edisi 02 I 2014
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Tambak L orok merupakan salah satu pembangkit yang dimiliki oleh PT. INDONESIA POWER. Pembangkit tersebut terhubung dan memasok kebutuhan energi listrik pada Sistem Ketenagalistrikan Jawa-Bali, khususnya beban pada region 3 Jawa Tengah. Pusat Pembangkit ini beroperasi dengan energi primer BBMMFO yang berlokasi di kompleks PLTGU/U Tambaklorok di kotamadya Semarang, propinsi Jawa Tengah.
LENSA
Peresmian Proyek Listrik Pedesaan Di Bali Oleh Menteri ESDM Jero Wacik Resmikan Proyek Listrik Pedesaan Di Bali, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik meresmikan proyek listrik perdesaan di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (18/03).
P
embangunan listrik perdesaan merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kecukupan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Indonesia, sekaligus upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. “Kementerian ESDM menganggarkan dana untuk pembangunan Listrik Perdesaan Tahun Anggaran 2013 di seluruh Indonesia sebesar Rp2,7 Triliun. Untuk Provinsi Bali, Pemerintah menganggarkan Rp83,5 Miliar untuk pembangunan Listrik Perdesaan,” ujar Jero Wacik di Bali melalui siaran pers Kementerian ESDM. Jero Wacik mengatakan bahwa anggaran tersebut digunakan untuk membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 89,3 kms, Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 294 kms, gardu distribusi 66 buah/kapasitas 3,95 MVA, serta instalasi listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu sebanyak 577 Rumah Tangga Sasaran. “Pembangunan Listrik Perdesaan ini menyumbang kontribusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia,” jelas Jero. Dalam kesempatan tersebut Menteri mengharapkan prestasi ini dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena hal tersebut dapat memberikan tambahan akses jaringan distribusi dan pembangunan listrik hemat serta murah untuk masyarakat kurang mampu yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
edisi 02 I 2014
15
SAJIAN UTAMA
DORONG
PEMANFAATAN
BBN
Pemerintah baru-baru ini telah menetapkan harga indeks pasar (HIP) untuk bahan bakar nabati (BBN) jenis biosolar sebesar 103,48 Mean of Platts Singapore (MOPS) solar. Ketetapan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemanfaatan BBN di tanah air. Selain untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM), BBN merupakan sumber energi ramah lingkungan, terbarukan dan jumlahnya melimpah di Indonesia.
K
etentuan HIP BBN di atas dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM No.2185/12/MEM/2014. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, HIP tersebut sudah merupakan hasil kesepakatan dengan pengusaha BBN. Penetapan harga patokan itu dibuat sebagai solusi atas keberatan pengusaha biodiesel yang menilai harga BBN jenis ini terlalu rendah. HIP ini merupakan harga yang berlaku bulanan.
16
edisi 02 I 2014
SAJIAN UTAMA
edisi 02 I 2014
17
SAJIAN UTAMA “Kemarin kami (pemerintah dan pengusaha) sudah sepakat untuk mengacu pada MOPS solar,” ujarnya. Sementara itu, Direktur Bioenergi Dadan Kusdiana menyampaikan, perubahan HIP ini diharapkan meningkatkan animo pengusaha untuk ikut lelang pengadaan BBN. Selama ini, harga lelang BBN ditetapkan maksimal MOPS solar. Produsen merasa keberatan dengan besaran harga ini. “Sekarang sudah diberikan insentif (HIP baru) dan juga mekanisme pengadaannya menjadi semi free on board (FOB), yakni produsen hanya mengirimkan biodiesel hingga terminal utama Pertamina,” jelas dia. Meski demikian, lanjut dia, bukan berarti seluruh produksi BBN akan dibeli pada harga 103,48 MOPS solar. HIP hanya menjadi patokan harga tertinggi dan selanjutnya masih ada proses tawar-menawar antara produsen dan pembeli. MENINGKAT Pemanfaatan BBN naik seiring penerapan peningkatan jumlahnya untuk transportasi, industri dan pembangkit listrik sesuai Peraturan Menteri ESDM No.25 Tahun 2013 mulai 1 September 2013. Upaya ini merupakan salah satu paket kebijakan ekonomi guna memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pascapenerapan aturan tersebut, realisasi bulanan pemanfaatan biodiesel meningkat dua kali lipat ketimbang sebelumnya. Hingga akhir Desember 2013, pencapaian kewajiban pemakaian biodiesel dapat menghemat 1,05 juta kiloliter (kl) solar impor atau setara dengan US$831 juta. Peningkatan pemanfaatan biodiesel paralel dengan peningkatan produksi biodiesel. Produksi biodiesel pada 2013 meningkat tajam hingga 24% dari tahun sebelumnya atau setara dengan 2,8 juta kl. Kapasitas terpasang BBN untuk jenis biodiesel sebesar 5,6 juta kl per tahun. Dari 25 izin usaha niaga BBN, yang masih aktif sebanyak 14 produsen dengan total kapasitas 4,6 juta kl per tahun.
18
edisi 02 I 2014
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo menjelaskan, mandatory pemanfaatan BBN sudah merupakan keharusan yang diarahkan pada tiga segmen, yaitu segmen transportasi, pembangkit listrik dan industri non public service obligation (PSO). “Segmen transportasi campurannya dinaikkan dari 7,5% menjadi 10%. Ini yang akan melaksanakan pencampurannya Pertamina dan juga pelaku usaha lainnya,” ujar Susilo di kantor Kementerian ESDM beberapa waktu lalu Dikatakannya, kebutuhan solar untuk transportasi mencapai 17 juta kl per tahun. “Kalau dicampur BBN 10%, maka akan terserap 1,7 juta kl biodiesel,” ucapnya. Sementara itu, pemanfaatan biodiesel untuk pembangkit listrik, kata Susilo, direncanakan paling tidak
20% dicampurkan biodiesel di tiap pembangkit listrik tenaga diesel milik PLN. Pasalnya, lanjut Susilo, saat ini PLN masih membakar 6 juta kl solar untuk PLTD di daerah terpencil. Kemudian, pemanfaatan BBN jenis biodiesel untuk segmen industri non PSO diperkirakan mencapai 10 juta kl. “Kalau 10% sudah mampu menghemat 1 juta kl. Jadi, pemanfaatan biodiesel sudah menjadi keharusan mandatory,” tuturnya. Untuk memastikan pelaksanaan pemanfaatan BBN berjalan lancar sesuai Peraturan Menteri ESDM No.25 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri ESDM No.32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN (Biofuel), Pemerintah akan meningkatkan koordinasi lintas sektoral antara Ditjen EBTKE, Ditjen Migas, BPH Migas, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Minerba dan kementerian/
SAJIAN UTAMA lembaga terkait; khususnya dalam hal law enforcement serta pengawasan pelaksanaannya di lapangan. Bagi para pelaku usaha yang tidak mengindahkan kewajiban pemanfaatan BBN akan dikenakan sanksi, mulai dari peringatan tertulis hingga pencabutan izin usaha yang bersangkutan. Sebagai bentuk dukungan terhadap Paket Kebijakan Ekonomi sebagaimana disebutkan di atas, para pihak terkait diwajibkan untuk memaksimalkan pemanfaatan BBN hasil produksi dalam negeri. Hal tersebut perlu dilakukan agar manfaat dari penggunaan BBN; antara lain peningkatan ketahanan energi nasional, peningkatan cadangan devisa nasional, peningkatan investasi dalam negeri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan usaha hingga dampak pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dapat langsung dirasakan. HEMAT US$237 JUTA Dadan memaparkan bahwa sampai
dengan kuartal pertama 2014, realisasi penyerapan BBN mencapai 350 ribu kl atau baru mencapai 8,75% dari target pemanfaatan BBN pada tahun ini yang mencapai 4 juta kl. Meski begitu, masih menurut Dadan, penyerapan BBN tersebut telah berhasil mengurangi impor solar sehingga menghemat devisa US$237 juta. Sementara itu, Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan penghematan sekitar US$3 miliar atau setara Rp34,3 triliun (kurs: Rp11.432 per dolar AS) dari pencampuran BBN jenis biodiesel dengan BBM bersubsidi jenis solar. “Saya ingin sampaikan penghematan 2013 sebesar US$800 juta, sedangkan pada 2014 ini US$3 miliar,” ungkap Hatta.
Dia mengungkapkan, banyak manfaat yang didapat dari penyerapan BBN tersebut, yaitu mengurangi ketergantungan impor karena BBN diproduksi di dalam negeri, mengurangi pengurangan devisa, memperbaiki defisit transaksi berjalan dan mengurangi subsidi BBM. “Yang penting lagi, kita pakai renewable energy,” ujarnya. Hatta mengaku, Pemerintah tidak akan terburu-buru meningkatkan penyerapan BBN menjadi 20% karena masih harus memastikan pasokan. Menurut dia, Pemerintah masih menunggu kesuksesan campuran BBN 10% (B10) pada BBM bersubsidi terlebih dahulu. “Pertama 20% (campuran) menunggu 10% sukses dulu,” ungkapnya.
Hatta memproyeksikan target penyerapan BBN yang akan dicampur pada BBM tahun ini sebesar 3,8 juta kl. Dengan porsi penyerapan, yaitu PLN dan Pertamina sebanyak 3,4 juta kl, sedangkan swasta 400 ribu kl.
Selain itu, Hatta melanjutkan, untuk menambah campuran BBN pada BBM, Pemerintah harus mempertimbangkan kecukupan pasokan bahan dasar terlebih dahulu.
“Penggunaan saat ini 300 ribu kl sekarang masuk tender ketiga,” kata Hatta.
“Bagaimana, cukup atau tidak? Kita berikan 10%, dijaga kecukupan pasokannya,” imbuhnya. edisi 02 I 2014
19
SAJIAN UTAMA “Kalau kita memproduksi biodiesel, misal biasanya impor BBM 100, dengan mandatory 10% BBN, berarti impornya turun menjadi 90%,” tutur Menteri ESDM Jero Wacik di lain kesempatan. MELIMPAH Pasokan BBN di Indonesia terbilang melimpah. Bahkan, Kepala Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto menjuluki Indonesia Timur Tengahnya dunia untuk BBN. “Negara kita sebetulnya untuk BBN dapat dijuluki Timur Tengahnya dunia. Contohnya, sawit yang hanya bisa tumbuh di kawasan tropis dan hujan. Secara geografis, sangat cocok dengan Indonesia. Tanaman yang bisa menghasilkan minyak dengan jumlah besar adalah sawit. Oleh karena itu, kita harus bisa memanfaatkan sawit ini untuk kemaslahatan bangsa,” katanya dalam suatu kesempatan. Unggul menjelaskan, BBN adalah bahan bakar yang bahannya alami dari tumbuh-tumbuhan. Menurutnya hal tersebut sudah sejak tahun 2006 dikenalkan. ”Presiden Susilo Bambang Yudhotono pun sudah me-launching kampanye penggunaan BBN kala itu,” ujarnya. Ia menuturkan, jika penggunaan BBN bisa digencarkan dan didukung banyak pihak, maka bisa mengurangi impor BBM yang semakin tinggi. Secara umum, Unggul melanjutkan, BBN sebetulnya sudah dikenal oleh sebagian masyarakat, seperti biodiesel pengganti solar atau bioetanol sebagai pengganti premium. Lalu, menurutnya, biogas dan biomassa juga termasuk kategori BBN. “Sejak 2006 tidak terlalu signifikan. Yang membuat masyarakat tidak begitu berminat adalah tata niaganya. Pertamina membeli biodiesel dari beberapa perusahaan. Sebetulnya, biodiesel memiliki nilai kalori yang agak kurang. Namun, jika dicampur sampai 10% tidak akan terlihat bedanya,” ia menjabarkan. Positifnya lagi, Unggul menerangkan, energi BBN ini ramah lingkungan dan terbarukan. Ia mencontohkan, biodiesel yang berasal dari Crude Palm Oil (CPO).
20
edisi 02 I 2014
Menurutnya, jika kita terus menanam kelapa sawit, maka kontiunitasnya akan terjaga. Ia juga mengharapkan jika industri otomotif dapat turut mendukung kebijakan ini dengan membuat spesifikasi mobil yang sesuai. “Dalam hal sawit, tidak semua daerah cocok dengan sawit. Oleh karena itu, harus diatur dengan konsep tata ruang yang baik,” ungkapnya. Menurut Unggul, pengembangan BBN ini memang masih terkendala,
seperti untuk biogas yang kendalanya di bahan baku dan skalanya masih kecil hingga belum bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau subtitusi transportasi. Lalu, untuk panas bumi kendalanya karena letaknya yang bersinggungan dengan wilayah konservasi atau hutan lindung. Ia pun berharap jika masyarakat juga bisa mendukung dengan menggunakan BBN yang tersedia seperti biogas dan biomassa untuk kebutuhan sehari-hari.
hemat energi dan sekaranglah saatnya....
jangan sampai anak cucu kita tidak dapat menikmati terangnya kehidupan.
Songsong Masa Depan dengan ENERGI ALTERNATIF & RAMAH LINGKUNGAN
BERANDA
“Nilai-nilai kepemimpinan yang ditunjukkan Jero Wacik itu mampu menginspirasi insan pariwisata Indonesia di mata internasional”.
Menteri ESDM Ir. Jero Wacik, S.E.
INSPIRASI DAN MOTIVASI ORANG BALI 22
edisi 02 I 2014
BERANDA
(peduli dan kritis) terhadap berbagai persoalan yang menghadang kemajuan pariwisata Indonesia. Creative dalam arti gencar melakukan diversifikasi terhadap keanekaragaman produk wisata Indonesia. Juga charming (ramah dan murah senyum) dalam menghadapi tourism stakeholder, baik di dalam maupun di luar negeri.
M
enteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ir. Jero Wacik, S.E. sejatinya memang sosok yang kreatif, inovatif, pekerja keras, dan sarat prestasi. Jero Mangku di Pura Bukit Mentik, Batur, Kintamani, Bangli yang dikukuhkan sejak berusia enam tahun itu, selama tujuh tahun ini tergolong sukses memimpin dua kementerian secara berturut-turut, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Banyak prestasi yang diraih jebolan Teknik Mesin ITB itu. Terbukti, Presiden SBY menganugerahkan ‘’Cinta Karya Bangsa’’ yang diserahkan di Istana Negara, 5 Januari 2012 lalu. Sedangkan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menyandangkan Jero Wacik anugerah ‘’Pancadatu Bali Putra Uttama’’. Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya menyerahkan award itu kepada Jro Wacik di ruang pertemuan kantor GIPI Bali di Renon, Denpasar, 4 tahun lalu, yaitu tepatnya pada 24 Februari 2012. Dengan fakta itu, Jero Wacik bukan saja menginspirasi, tetapi jua memberi motivasi orang Bali agar bisa berprestasi lebih baik. Pancadatu Bali Putra Uttama merupakan anugerah utama yang diberikan kepada putra Bali yang memiliki prestasi utama tingkat nasional atau internasional yang berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat dan pembangunan di Bali.
Terkait penghargaan ini,Mayjen TNI (Pur) Sang Nyoman Suwisma bahkan menyatakan bangga dan salut dengan prestasi yang dicapai Jero Wacik, putra Bali yang dua periode menjadi menteri, yakni Menbudpar selama tujuh tahun dan dilanjutkan sebagai Menteri ESDM. ‘’Ini prestasi bagus dan langka untuk orang Bali. Semoga ada putra Bali lainnya yang mengikuti jejak Jro Wacik,’’ harap Suwisma. Sementara itu, Prof. Dr. Gde Pitana menyatakan Jero Wacik memang pantas mendapatkan gelar tersebut. Dia adalah sosok orang Bali yang mempunyai capaian prestasi luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. ‘’Belum ada orang Bali sebelumnya yang menjadi menteri dua periode berturut-turut,’’ ujar Gde Pitana. Realitas itu merupakan sebuah fondasi yang utama diikuti generasi berikutnya. Tepat sekali kalau penghargaannya bernama Pancadatu, sebagai simbol fondasi untuk menuju Bali yang sejahtera. Ketua STP Nusa Dua Bali, Dr. I Nyoman Madiun sepakat dengan Pitana. Dikatakannya, Jero Wacik memang luar biasa. Jero Wacik pantas menerima anugerah Pancadatu Bali Putra Uttama. Dia figur yang berhasil mengantarkan pariwisata sebagai cabang ilmu yang mandiri, sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya. ‘’Jero Wacik juga berjasa dalam menghidupkan kembali Sekolah Tinggi Pariwisata untuk menjadi pendidikan tinggi pariwisata yang menerima mahasiswa umum, bukan hanya sekolah kedinasan,’’ lanjutnya. Dikatakannya, beberapa faktor kunci kepemimpinan Jero Wacik antara lain competency and capability. Dia juga sangat concern terhadap eksistensi pariwisata Indonesia, care and critical
‘’Nilai-nilai kepemimpinan yang ditunjukkan Jero Wacik itu mampu menginspirasi insan pariwisata Indonesia di mata internasional,’’ tegas Nyoman Madiun . Wakapolda Bali Brigjen Pol. Untung Yoga Ana yang merupakan teman dekat Jero Wacik juga menyatakan pantas anugerah itu diberikan kepada Jero Wacik yang sudah terbukti sukses selama tujuh tahun menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan kini dipercaya sebagai Menteri ESDM. Prestasi yang dicapai Jero Wacik patut diapresiasi dan dijadikan contoh, bagaimana orang Bali harus bekerja keras, jujur dan cerdas. ‘’Sosok itu ada pada Jero Wacik. Jadi, anugerah yang diterima sudah sepantasnya,’’ ujar Wakapolda Bali yang ketika sebagai Kapolres di Jakarta, rumahnya bertetangga dengan Jero Wacik. Selaras, Penasihat Kadin Indonesia Ir. Ketut Suardhana Linggih mengenal betul karakter Jero Wacik karena telah bersahabat sejak mahasiswa di ITB. Ia menyatakan Jero Wacik adalah sosok manusia Bali yang cerdas. Dikatakannya, sejak SD, SMP dan SMA, Jero Wacik selalu menjadi bintang kelas. Sementara masa kuliah di Fakultas Teknik Mesin ITB, diselesaikan dalam waktu empat tahun. Padahal, Jero Wacik harus kerja keras, memberikan les anak-anak SMA ke sana-ke mari agar bisa eksis menyambung hidupnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas elite Indonesia itu. Kecerdasan, kerja keras, motivasi, mental tahan banting yang dilandasi sikap spiritualitas yang tinggi -- karena sejak umur 6 tahun sudah diangkat menjadi Jero Mangku di Pura Bukit Mentik -- membuat perjalanan penuh liku yang meski dihadapi sahabatnya itu, pada akhirnya menuai sukses. edisi 02 I 2014
23
ENERGI MIX
POLUSI PANAS BISA HASILKAN LISTRIK Polusi cenderung bermakna konotasi negatif. Rusaknya ekosistem, kesehatan yang memburuk, atau matinya kehidupan organisme tertentu merupakan sejumlah kata yang sering dikaitkan dengan polusi. Tapi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu ditemukannya sisi positif dari polusi, dalam hal ini adalah polusi panas, yakni sebagai penghasil listrik.
24
edisi 02 I 2014
ENERGI MIX
K
ebanyakan proses manufaktur menghasilkan panas yang harus dilepas ke lingkungan. Cara termurah untuk mengatasi panas ini adalah meletakkan air permukaan di dekatnya. Panas yang dilepaskan ke dalam air memiliki efek negatif pada semua kehidupan di permukaan air tersebut. Hangatnya air menurunkan kelarutan oksigen dalam air dan juga menyebabkan organisme air untuk bernapas lebih cepat. Banyak organisme akan mati karena kekurangan oksigen, atau mereka menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Ini adalah akibat dari jenis polusi yang umumnya dikenal sebagai polusi panas atau polusi termal. Tapi, peneliti dari Northwestern University telah menemukan suatu material yang dapat memanfaatkan polusi panas yang dihasilkan dari mesin kalor untuk menghasilkan listrik. Para peneliti tersebut menempatkan nanokristal garam batu (stronsium tellurida, SrTe) ke dalam timbal tellurida (PbTe). Material ini telah terbukti dapat mengonversi kalor yang dihasilkan sistem pembuangan kendaraan (knalpot), mesin-mesin dan alat-alat industri yang menghasilkan kalor. Paduan material ini menunjukkan karakteristik termoelektrik yang cukup tinggi dan dapat mengubah 14% dari polusi kalor menjadi listrik. Hebatnya, temuan ini tanpa perlu menggunakan sistem turbin maupun generator. Kimiawan, fisikawan dan ilmuwan material dari Northwestern University bersinergi untuk mengembangkan material dengan kemampuan luar biasa ini. Hasil studi mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Chemistry. Penemuan material di atas memberi keuntungan tersendiri dari segi biaya. Listrik teraliri hanya dari beberapa kabel listrik. Industri kimia, otomotif, batu bata, kaca maupun industri lainnya yang banyak membuang panas dalam proses produksi dapat menuai keuntungan lebih jika menggunakan metode ini. “Hal ini telah diketahui selama 100 tahun belakangan bahwa semikonduktor memiliki karakteristik dapat mengubah panas menjadi listrik secara langsung,” jelas seorang profesor kimia di The Weinberg College of Arts and Sciences Mercouri Kanatzidis. “Untuk membuat proses ini menjadi suatu proses yang efisien, yang dibutuhkan
hanyalah material yang tepat. Kami telah menemukan resep atau sistem untuk membuat material dengan karakter tersebut,” lanjutnya. Kanatzidis bersama dengan tim risetnya melakukan percobaan pada penyertaan material berskala nano ke dalam material bulk. Percobaan ini telah meningkatkan efisiensi konversi kalor menjadi energi listrik dari material timbal tellurida. Tetapi, penyertaan material nano ke dalamnya juga meningkatkan jumlah penyebaran elektron sehingga secara keseluruhan konduktivitas material ini berkurang. Pada studi ini, tim riset dari Northwestern menawarkan suatu model penggunaan material nano pada timbal tellurida untuk menekan penyebaran elektron dan meningkatkan persentase konversi kalor menjadi energi listrik dari material ini. “Kami dapat menggunakan material ini dengan menghubungkannya dengan peralatan yang cukup murah dengan beberapa kabel listrik dan dapat langsung digunakan, misalnya untuk menyalakan bola lampu,” terang profesor ilmu material dan teknik di Northwestern’s McCormick School of Engineering and Applied Science dan juga merupakan co-author dari publikasi ilmiah ini Vinayak Dravid. “Perangkat ini dapat membuat bola lampu menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan polusi kalor yang dihasilkan dan mengubahnya menjadi energi yang lebih berguna seperti energi listrik, dengan persentase konversinya sekitar 10% hingga 15%. “Krisis energi dan lingkungan adalah dua alasan utama ditemukannya terobosan ilmiah ini, tetapi ini tentu hanyalah permulaan,” kata Dravid. “Tipe struktur material seperti ini dapat saja menimbulkan dampak lain bagi komunitas sains yang tidak kami duga sebelumnya, mungkin saja di bidang mekanik seperti untuk menguatkan dan meningkatkan kinerja sistem mesin. Saya berharap, bidang lainnya dapat mengaplikasikan terobosan ilmiah ini dan menggunakannya untuk kebaikan,” tambahnya. Penelitian juga menemukan manfaat lain dari polusi panas. Polusi panas, selain dapat menjadi bahan bakar atau energi listrik tanpa melalui proses tertentu, dapat juga dijadikan untuk penanaman pohon dan mengekstrak gula dari biomassa. edisi 02 I 2014
25
WACANA
Tahun Ini, ESDM Akan Mulai Mengembangkan Energi Laut Energi terbarukan merupakan masa depan energi dunia, berbagai sumber energi telah dikembangkan untuk menghasilkan cadangan energi (pengganti bahan bakar dan sumber energi listrik) bagi umat manusia. Pengembangan energi terbarukan perlu dipercepat, karena cadangan energi konvensional fosil sudah tipis dan energi konvensional akan semakin mahal, upaya mitigasi dampak emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global, upaya mitigasi risiko gejolak kenaikan harga minyak dunia, dan sebagai upaya untuk sekuriti penyediaan listrik bagi generasi mendatang.
I
ndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi energi terbarukan, di antaranya adalah energi terbarukan yang berasal dari laut. Laut, selain kaya akan sumber daya hayati dan non-hayati juga memiliki kekayaan sebagai sumber energi. Energi laut merupakan jenis energi terbarukan dan sekaligus baru bagi Indonesia, meskipun pengembangannya di dunia telah
26
edisi 02 I 2014
dimulai sejak 1980-an. Di era 1990an, penelitian dan kegiatan survei pengukuran potensi energi laut telah dimulai, namun kegiatan ini tidak sampai pada implementasi karena berbagai sebab, termasuk krisis ekonomi. Bahkan dalam tataran kebijakan, Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (BPEN) mengatur semua jenis energi, kecuali energi laut. Hingga 2010,
pemerintah belum mengakomodasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya energi laut. “Mulai tahun ini, Kementrian ESDM telah menandai keseriusan pengembangan energi laut melalui launching Peta Nasional Potensi Energi Laut (PNPEL) 2014 dan mempersiapkan proyek percontohan yang akan tersambung ke jaringan listrik,” tutur Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) Mukhtasor, di sela peluncuran PNPEL oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo di Surabaya, 7 Maret 2014. PNPEL telah ditandatangani oleh Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta sehari sebelumnya. ASELI mendorong pengembangan energi laut sebagai salah satu solusi dalam menghadapi tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Selama empat tahun ini, berbagai kemajuan dihasilkan dari kerjasama ASELI dengan berbagai institusi, seperti Kementerian ESDM melalui Pusat Penelitian dan
WACANA
Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Pusat Penelitian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (PPPTKP), Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). “Seiring dengan kerja keras dan keuletan para pelaku dan pengembang energi laut Indonesia, akhirnya di awal 2014 ini telah dihasilkan berbagai capaian nasional yang signifikan di bidang energi laut,” kata Mukhtasor yang merupakan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dan juga Guru Besar di Fakultas Teknologi Kelautan ITS. Di antara capaian nasional tersebut adalah persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atas Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional yang mengakomodasi pengembangan energi laut melalui proyek percontohan; peluncuran peta nasional energi laut yang pertama di Indonesia; dan persiapan program pilot project pembangkit listrik energi arus laut 3 MW. Selain itu, juga adanya inisiasi kerjasama internasional proyek percontohan pembangkit listrik tenaga panas laut 10 MW; peluncuran buku potensi energi laut Indonesia, buku dokumen hasil survei, dan pemodelan arus laut Indonesia; serta kesiapan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan pasca sarjana di bidang energi laut yang bekerjasama dengan sumber internasional. Rancangan Peraturan Pemerintah yang diusulkan oleh DEN dan disetujui oleh DPR pada 28 Januari 2014, mengamanatkan tentang Kebijakan Energi Nasional yang baru terkait pengelolaan energi nasional. Menurut Mukhtasor, di antara target penyediaan dan pemanfaatan energi dalam kebijakan ini adalah terpenuhinya penyediaan energi primer sekitar 400 MTOE pada 2025 dan sekitar 1.000 MTOE pada 2050. Selain itu, penyediaan kapasitas pembangkit listrik sekitar 115 GW ditargetkan terpenuhi pada 2025 dan menjadi sekitar 430 GW pada 2050.
Rancangan Peraturan Pemerintah yang diusulkan oleh DEN dan disetujui oleh DPR pada 28 Januari 2014, mengamanatkan tentang Kebijakan Energi Nasional yang baru terkait pengelolaan energi nasional. Melalui kebijakan ini, persentase energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen ditargetkan tercapai pada 2025 dan menjadi 31 persen pada 2050. Menurut amanat Kebijakan Energi Nasional, pemanfaatan sumber daya energi terbarukan, termasuk di dalamnya energi laut, diarahkan untuk ketenagalistrikan. Sebagai langkah awal, pemanfaatan sumber energi laut didorong dengan membangun proyek percontohan yang terhubung dengan jaringan listrik. Menurut Wamen ESDM Susilo Siswoutomo, pemerintah siap melaksanakan amanat Kebijakan Energi Nasional yang baru dikeluarkan oleh DEN dan disetujui oleh DPR, termasuk di dalamnya tentang amanat energi laut tersebut. Percepatan pengembangan energi laut sudah menjadi keniscayaan, mengingat besarnya potensi energi ini juga harus memberi perhatian pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam hal penguasaan dan pemanfaatan energi laut. Dalam kaitan dengan hal ini, ITS menunjukkan kesiapannya dalam peningkatan kapasitas nasional di bidang energi laut, khususnya dalam penyediaan layanan pendidikan lanjut pada program pasca sarjana. ASELI sedang bekerjasama dengan Robert Gordon University (RGU), Inggris, untuk program peningkatan kapasitas nasional energi laut. Dalam konteks ini pula, ITS dan RGU telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) pada Februari 2014 untuk kerjasama di bidang penelitian dan pendidikan energi laut. Koordinator Program Pascasarjana Teknologi Kelautan ITS Dr. Rudi Waluyo menegaskan, kerjasama ini difokuskan untuk membentuk konsentrasi baru pada Program Pasca Sarjana Teknologi Kelautan di bidang energi laut dalam rangka menyiapkan tenaga ahli dan profesional Indonesia yang siap menyambut berbagai tantangan dalam pengembangan energi laut di masa depan.
“Program pasca sarjana tersebut akan dibingkai dalam konsentrasi teknik dan manajemen energi laut. Di antaranya, meliputi studi tentang prinsip konversi energi arus laut, gelombang laut dan panas laut, infrastruktur kelautan pendukung energi laut, keekonomian energi laut dan bisnis kelistrikan, kebijakan dan regulasi, serta kewirausahaan di bidang energi,” jelas Rudi. Potensi energi laut tersebut terdiri dari tiga jenis sumber energi, yaitu energi arus laut, energi gelombang laut dan energi panas laut. Dengan diresmikannya peta potensi tersebut, maka Indonesia telah memiliki satu basis data yang sama secara nasional sebagai pedoman pengembangan energi laut sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Energi, nomor 30/2007. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di Dunia, maka sangat wajar bila Indonesia mengandalkan energi untuk penduduknya dari Energi laut untuk memenuhi kebutuhan mereka akan energi. Ini adalah sebuah solusi yang sangat tepat dan strategis bagi bangsa dan negara Indonesia. Kebijakan energi terbarukan terkait dengan energi laut pun harus dibangun, agar menjadi kontrol dan pendorong terhadap pengembangan energi laut. Selain itu, penelitian dan pengembangan energi laut juga perlu dilakukan secara terus menerus, karena suatu kajian ilmiah sangat penting sebagai dasar pengembangan potensi ini. Oleh karena itu, mari kita dukung pengembangan energi baru terbarukan yang bersumber dari laut. Masterplan perencanaan pembangunan nasional sudah saatnya berorientasi laut, utamanya pada sektor energi. Walaupun tidak dipungkiri keterpaduan antara daratan dan lautan sangat penting, pemanfaatan sumber energi baru terbarukan yang bersumber dari darat maupun laut tetap harus dikembangkan secara optimal demi kesejaheraan bangsa dan negara Indonesia. edisi 02 I 2014
27
REGULASI
Pengolahan dan Pemurnian Produk Mineral D alam rangka mendukung pelaksanaan UU Minerba No 4 Tahun 2009 yang telah diberlakukan pada 12 Januari 2014 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan dua peraturan yaitu PP No 1 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 1 Tahun 2014 Tentang Kriteria Peningkatan Nilai Tambah Mineral.
PP No 1 Tahun 2014 berfungsi untuk mengatur kegiatan usaha pertambangan melalui pengolahan dan dapat diekspor. Sedangkan Permen ESDM No 1 tahun 2014 adalah regulasi yang berisi larangan ekspor bijih mineral ke luar negeri bagi perusahaan tambang kecuali telah memenuhi jumlah tertentu batasan minimum pengolahan. Dalam Permen ESDM No. 1 Tahun 2014 Pemerintah masih mengizinkan ekspor 6 komoditas mineral yang sudah diolah atau berbentuk konsentrat hingga tahun 2017, meliputi tembaga, pasir besi, bijih besi, seng, timbal dan mangan. Pemerintah mengatur batasan minimal kadar keenam mineral olahan tersebut yang boleh diekspor. Sementara 6 komoditas tambang lainnya hanya boleh diekspor setelah dimurnikan atau berbentuk logam, yaitu emas, perak, bauksit, timah, nikel dan kromium. Pemerintah juga masih mengizinkan ekspor emas dan perak yang terkandung dalam konsentrat tembaga, karena merupakan produk samping (‘side’ mineral) dan bukan pokok. "Terhitung mulai pukul 00.00 WIB, tanggal 12 Januari 2014 dilarang lagi mengekspor bahan mentah 28
edisi 02 I 2014
REGULASI tambang atau ore. Tujuannya adalah sesuai dengan roh UU tersebut untuk menaikkan nilai tambah," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik. Terkait hal tersebut kebijakan untuk melakukan pengolahan dan pemurnian produk mineral didalam negeri merupakan kebijakan yang harus didukung semua pihak, dan tentunya sangat berpihak kepada kepentingan bangsa Indonesia. Guna mempercepat pembangunan smelter dalam rangka melakukan peningkatan nilai tambah mineral tersebut, pemerintah akan memberikan kemudahan-kemudahan untuk mempercepat pembangunan smelter. “Ekspor tanah air cukup sudah, sekarang saatnya meningkatkan nilai tambah produk tersebut untuk kepentingan bangsa,” ujar Menteri ESDM Jero Wacik. Kebijakan pengolahan dan pemurnian produk mineral akan memberikan multiplier effect yang baik bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat sekitar pada khususnya. Pelaksanaan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian akan memperkuat dan mengembangkan proses hilirisasi subsektor mineral dan batubara terutama akan memperkuat struktur industri hilir nasional. Pembangunan pabrik pemurnian bernilai strategis dalam rangka pengelolaan sumber daya energi dan mineral untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. MEMBANGUN SMELTER Pembangunan industri pemurnian dan pengolahan (smelter) didalam negeri tentunya akan memberikan banyak keuntungan bagi bangsa Indonesia. Industri mineral dan kegiatan disekitarnya akan tumbuh seiring meningkatnya nilai tambah mineral tersebut. Meski saat ini pendapatan negara menurun dan sedikit menimbulkan gejolak, namun diyakini kondisi seperti ini tidak akan berlangsung lama dan berganti dengan kondisi sebaliknya. Proses pemurnian akan meningkatkan harga jual produk mineral menjadi beberapa kali lipat jika dibandingkan dengan hanya menjual bahan mentah. Menurut Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo ada yang meningkat nilai
jualnya hingga mencapai 100 kali lipat setelah dilakukan proses pengolahan dan pemurnian. “ Mulai 12 Januari 2014, bahan mentah atau ore tidak boleh diekspor, kalau ada yang ekspor ore, berarti, ilegal, yang boleh diekspor adalah yang sudah dalam bentuk olahan dan harus sudah mempunyai roadmap membangun smelter dan persyaratan tertentu lainnya,” ujar Wamen. Susilo menambahkan bahwa sejak tanggal tersebut maka seluruh kegiatan eskpor mineral terhenti kecuali beberapa perusahaan yang sudah melakukan pengolahan.terkait hal tersebut maka pihak Bea Cukai dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, tidak akan mengeluarkan izin ekspor jika tidak ada surat rekomendasi izin ekspor. Hal ini tentu akan menyebabkan otomatis kegiatan ilegal terhenti semuanya dan tentunya
akan memberi dampak yang baik untuk negara. Sudah saatnya kita menjadi negara maju yang berbasiskan industri, tidak lagi mengandalkan sumber daya alam sebagai modal untuk pertumbuhan. Korea dan Jepang merupakan dua negara maju yang dahulu memiliki sumber daya alam dan mengolahnya menjadi barang jadi. Akankah kita terus menghidupi industri negara lain dengan harga murah, hingga habis sumber daya kita. Sudah saatnya di tahun 2014 ini dijadikan tahun pembenahan sektor mineral dan batubara untuk keuntungan bangsa Indonesia, bukan kepentingan sesaat dan sedikit orang saja. Oleh karenanya mari kita songsong era sebuah bangsa yang mandiri, dengan mengolah barang mentah menjadi barang jadi didalam negeri.
edisi 02 I 2014
29
MIGAS
Indonesia-Irak Pererat Kerja Sama Energi
M
enteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menghadiri The 1st Indonesia-Iraq Joint Working Group di Ramada Hotel, Bali, Selasa (11/3/2014). Pertemuan ini membahas potensi kerja sama kedua negara di sektor energi.
membuka peluang kerja yang lebih besar antara kedua negara. Sebagai tindak lanjut, kedua negara sepakat untuk menuangkan bentuk kerja sama secara konkret dalam Memorandum of Understanding (MoU). Atas koordinasi yang baik antara Kementerian ESDM dan Kementerian Perminyakan Irak, MoU mengenai kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral telah ditandatangani Wamen ESDM RI Susilo Siswoutomo dan Deputy Minister of Oil for Downstream Operation of the Republic of Iraq Fayadh H. Nima di Baghdad, Irak, tanggal 14 Maret 2013. Sebagai bentuk implementasi dari MoU tersebut, disepakati joint working group yang pertama di Indonesia. Pertemuan membahas mengenai migas, kelistrikan, mineral dan batubara, energi baru terbarukan, konservasi energi, kediklatan dan kelitbangan. Edy memaparkan, Pemerintah Indonesia sangat optimis dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Diharapkan Irak akan memberikan kesempatan positif atau membuka peluang bisnis dan investasi yang luas untuk Indonesia. “Pemerintah Indonesia memiliki tugas untuk memberikan dukungan kepada pengusaha Indonesia dalam upaya investasi di Irak. Kami berharap, Pemerintah Irak juga memberikan dukungan kepada investor Indonesia,” ujar Edy. Pemerintah Irak menyambut baik joint working group antara Indonesia dan Irak ini. Delman N. Abdullah mengungkapkan, pihaknya ingin lebih mengembangkan potensi migas di negaranya dan membutuhkan investor dari luar negeri, termasuk Indonesia.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro bertindak sebagai ketua Delegasi RI. Delegasi Irak dipimpin oleh Director General for Midland Oil Company, Ministry of Oil Iraq Delman N. Abdullah. Edy Hermantoro dalam sambutannya mengemukakan, hubungan bilateral Indonesia dan Irak telah berlangsung lama. Kedua negara memiliki beberapa 30
edisi 02 I 2014
kesamaan sosial budaya. Selain itu, sumber daya migas kedua negara juga menjadi salah satu penguat kerja sama bilateral Indonesia dan Irak. Kerja sama migas ini semakin erat pada saat kunjungan Deputy Prime Minister for Energy Iraq Hussain al-Shahristani ke Indonesia tanggal 24–27 Juni 2012 lalu. Pertemuan bilateral tersebut telah
Produksi minyak Irak saat ini mencapai tiga juta barel per hari dari 28 lapangan. Irak menargetkan produksi minyak meningkat menjadi sembilan sampai sepuluh juta barel per hari tahun 2020. Sementara di hilir migas, Irak akan membangun empat kilang baru yang berkapasitas total 750 ribu barel per hari. Saat ini, Irak telah memiliki 12 kilang dengan kapasitas 850 ribu barel per hari.
MIGAS
Negara Peroleh US$2,28 Miliar Dari Enam PJBG
P
enerimaan negara diperkirakan bertambah US$2,28 miliar. Penerimaan itu berasal dari enam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan total volume kontrak mencapai 915,22 Trillion British Thermal Unit (TBTU) yang ditandatangani di Jakarta, Kamis (13/3/2014). Dari enam PJBG yang ditandatangani tersebut, satu perjanjian merupakan pasokan gas untuk membantu lifting minyak di Sumatera, satu perjanjian untuk kebutuhan pabrik pupuk di Jawa Timur, satu perjanjian untuk sektor kelistrikan di Kalimantan Timur, satu perjanjian untuk pasokan gas bagi industri petrokimia di Sulawesi dan dua
perjanjian lainnya untuk industri dan sektor kelistrikan di Batam. Perincian PJBG yang ditandatangani tersebut ialah antara PGN dan ConocoPhillips Grissik selama 15 tahun sebesar 225 TBTU, PGN dan CPGL selama 15 tahun sebanyak 65,8 TBTU, PT Chevron Pacific Indonesia
dan PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, Pasific Oil & Gas sebesar 58,57 TBTU, PT Petrokimia Gresik dan Husky CNOOC Madura sebesar 85 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), PLN dan Total E&P Indonesia-Inpex Corporation sebesar 6,65 TBTU serta PT Panca Amara Utama dan PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi, PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Tomori E&P Limited sebesar 248,2 miliar kaki kubik. Pelaksana Tugas (Plt) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J. Widjonarko mengatakan, semua pasokan gas tersebut diperuntukkan bagi domestik. Alokasi gas bumi untuk domestik terus meningkat rata-rata 9% per tahun sejak tahun 2003. Tahun 2013, alokasi gas untuk domestik mencapai 3.774 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) atau 52,1% dari total penyaluran gas. Angka ini meningkat dibanding tahun 2012 yang mencapai 3.550 BBTUD atau 49,5% dari total penyaluran gas. Untuk tahun 2014, sesuai kontrak, alokasi gas untuk domestik sebesar 3.782 BBTUD atau 52,7% dari komitmen kontrak.
edisi 02 I 2014
31
MIGAS
Menteri ESDM Iringi Presiden Resmikan Ground Breaking Gas Bumi Terintegrasi Jawa Tengah
M
enteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik berada dalam rombongan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan ground breaking infrastruktur gas bumi terintegrasi Jawa Tengah, Jumat (14/3/2014). Pipa distribusi gas bumi Jawa Tengah dilaksanakan dalam tiga koridor dengan panjang 317 kilometer.
Infrastruktur gas bumi terintegrasi terdiri atas jaringan pipa transmisi Kalimantan-Jawa (Kalija) dan jaringan distribusi gas bumi Jawa Tengah. Jaringan pipa Kalija terdiri atas dua tahap. Pipa transmisi Kalija Tahap I, sepanjang 207 kilometer dengan pipa 14 inci, menghubungi sumber gas
32
edisi 02 I 2014
Lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang. Kapasitas gas pada jaringan ini sebesar 116 juta kaki kubik per hari. Selanjutnya, Pipa Transmisi Kalija Tahap II memiliki panjang 1.200 kilometer dengan pipa 36 inci. Jaringan ini menghubungkan sumber gas di Kalimantan Timur ke Jawa.
Sementara itu, pipa distribusi gas bumi Jawa Tengah dilaksanakan dalam tiga koridor. Koridor I melintasi KendalSemarang-Demak dengan panjang 48 kilometer menggunakan pipa 16 inci. Koridor II melintasi wilayah Unggaran dengan panjang 34 kilometer dengan pipa 16 inci. Koridor III mencakup Solo Raya-Pati-Pekalongan dengan keseluruhan panjang pipa 235 kilometer dan memakai pipa 16 inci. Penyelesaian pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi Jawa Tengah akan mendukung upaya Pemerintah dalam menyukseskan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
MIGAS
Indonesia-Norwegia Tingkatkan Kerja Sama
I
ndonesia dan Norwegia sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang terjalin selama ini di sektor energi. Hal ini terkuak dalam pertemuan The 7th Indonesia-Norway Energy Bilateral Consultations di Oslo, Norwegia, 17–18 Maret 2014.
yang survei seismiknya telah rampung dilakukan. Sejak tahun 2007, Statoil telah menandatangani kontrak bagi hasil untuk menggarap sumber minyak di Blok Migas Kuma, Karama dan North Makassar Strait di Sulawesi Barat, Halmahera-Kofiau di Maluku Utara, West Papua IV di Papua, Halmahera II di Maluku Utara dan Aru di Maluku. Di Blok Migas Karama dan Halmahera II, Statoil menggarap sepenuhnya
Demikian benang merah pertemuan yang berlangsung dua tahun sekali tersebut. Bertindak sebagai Ketua Delegasi RI adalah Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) A. Edy Hermantoro, sedangkan Delegasi Norwegia dipimpin oleh Director General Ministry of Petroleum and Energy (MPE) Norway Odd Sverre Haraldsen. Hadir pula dalam acara ini, Duta Besar RI untuk Norwegia Yuwono Agus Putranto dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik. Dalam pertemuan itu, selain membahas mengenai kebijakan energi di masingmasing negara, perkembangan bisnis migas, kelistrikan dan energi baru terbarukan, Indonesia dan Norwegia juga membahas proyek-proyek kerja sama yang sedang dilakukan serta proyek yang potensial untuk dikerjasamakan. Proyek-proyek yang merupakan kerja sama IndonesiaNorwegia antara lain proyek biogas, kerja sama dengan ITS dan ITB serta training PLN. Pada akhir pertemuan, Ketua Delegasi RI Edy Hermantoro menyampaikan apresiasinya kepada delegasi dan narasumber atas partisipasinya pada pertemuan bilateral itu. Edy Hermantoro juga menggarisbawahi mengenai gas flaring yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Pada pertemuan selanjutnya yang rencananya akan dilakukan di Indonesia pada tahun 2016, akan dilakukan pembahasan mengenai perkembangan gas flaring. Pihak Indonesia juga meminta dukungan Norwegia, terutama terkait teknologi pengembangan mini and small LNG plant yang dilakukan Indonesia. Dukungan juga diharapkan
terhadap pengembangan energi baru terbarukan. Sementara itu, Odd Sverre Haraldsen mengharapkan, kerja sama kedua negara dapat ditingkatkan dan saling menguntungkan di masa depan. Khusus mengenai kerja sama dengan Statoil, BUMN Norwegia tersebut menegaskan komitmennya akan tetap berinvestasi di Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan minyak asal Norwegia itu akan menyelesaikan pemboran sumur
di kedua blok tersebut. Selebihnya, bermitra dengan perusahaan migas lainnya. Namun untuk Blok Karama, Statoil Indonesia bersama PT Pertamina Hulu Energi memutuskan untuk mengembalikan seluruh wilayah kerja (WK) kepada Pemerintah karena meski telah berupaya optimal, hasil evaluasi yang telah dilakukan mengindikasikan tidak ditemukannya cadangan hidrokarbon di WK tersebut. Seluruh biaya yang telah dikeluarkan menjadi tanggung jawab kontraktor. edisi 02 I 2014
33
MIGAS
Pemerintah Siapkan Pasokan Gas Bumi untuk Transportasi 48,2 MMSCFD
P
emerintah menyiapkan pasokan gas untuk transportasi sebesar 48,2 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) di tahun 2014. Hal ini dilakukan untuk mendorong kebijakan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), utamanya di sektor transportasi.
Dua Bulan Pertama 2014, Penyaluran BBM Bersubsidi Capai 7,26 Juta KL
D
ua bulan di awal 2014, realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mencapai 7,26 juta kiloliter (KL). Perinciannya, premium 4,60 juta KL, solar 2,48 juta KL dan minyak tanah (kerosene) 0,17 juta KL.
Kepala Sub Direktorat Pengangkutan Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Isnaini mengungkapkan hal di atas dalam diskusi mengenai Peluang Bisnis di Hilirisasi Migas yang diselenggarakan BPP HIPKA, Rabu (19/3/2014). Ia memaparkan, perincian pasokan gas sebesar 48,2 MMSCFD tersebut adalah untuk Jakarta, Banten dan Jawa Barat sebesar 31,5 MMSCFD, Jawa Timur 12,20 MMSCFD, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Tengah dan Riau, masingmasing 1 MMSCFD. Untuk tahun 2015, pasokan gas direncanakan sebesar 56,7 MMSCFD. Pada tahun depan, penambahan pasokan untuk Jakarta, Banten dan Jawa Barat menjadi 40 MMSCFD. Untuk daerah lainnya, besaran pasokan tidak mengalami perubahan. Sebagai bagian dari kebijakan konversi BBM ke BBG, Pemerintah dan swasta akan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mobile Refuelling Unit (MRU). Untuk tahun 2014, Pemerintah akan membangun SPBG di Jabodetabek sebanyak 10 unit dan dua MRU. Selain itu, di Semarang tiga unit SPBG, di Jawa Barat lahan mini LNG plant dan LCNG station serta di Balikpapan dua SPBG. Di samping itu, PT Pertamina (Persero) akan membangun 12 SPBG, empat MRU, 11 SPBG LGV Jabodetabek dan tiga SPB LGV di Bali. Sementara itu, PT PGN (Persero) Tbk akan membangun 10 SPBG dan tiga MRU di Jabodetabek, dua SPBG di Jawa Timur dan dua SPBG di Riau.
34
edisi 02 I 2014
MIGAS Hal itu dikemukakan VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir dalam siaran pers baru-baru ini. Kondisi stok BBM dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) secara nasional pada level aman rata-rata 20 hari. Rincian stok BBM diantaranya 19 hari premium, 19 hari solar dan 59 hari kerosene, sedangkan stok LPG cukup untuk 17 hari. Sementara itu, sebagai bentuk antisipasi pelaksanaan pemilu 2014, Pertamina membentuk Satuan Tugas (Satgas) BBM dan LPG. Fokus utama dari pembentukan Satgas BBM dan LPG ini untuk mengantisipasi potensi kendala distribusi selama pelaksanaan pesta pemilu, khususnya masa kampanye hingga pelaksanaan puncak pemilu 2014. Satgas bertugas mulai 16 Maret hingga 9 April 2014. “Satgas ini diperlukan untuk memastikan distribusi BBM dan LPG tidak terkendala oleh aktivitas pesta demokrasi masyarakat, seperti aktivitas kampanye yang berpotensi timbulkan kemacetan dan menghambat distribusi,” kata Ali. Dia mengatakan, posko akan dibuat di kantor pusat dan di seluruh marketing operation region Pertamina. Namun, dia mengatakan, tidak ada penambahan stok BBM dan LPG secara khusus untuk menghadapi pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
Wamen ESDM Resmi Buka INDOCBM 2014
W
akil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo membuka secara resmi perhelatan tahunan INDOCBM 2014 di Jakarta Convention Centre, Selasa (25/3/2014). Acara ini diisi dengan conference, CBM business forum, exhibition, CBM field visit dan workshop.
Susilo mengatakan dalam sambutannya, Indonesia memiliki sumber daya Coal Bed Methane (CBM) yang besar, sumber daya yang dimiliki Indonesia lebih 450 triliun kaki kubik (TCF). Namun, dalam pengembangan di Indonesia masih mengalami kendala. Padahal, CBM merupakan energi masa depan lantaran semakin berkurangnya produksi minyak. Beberapa kendala dalam pengembangan CBM antara lain terbatasnya peralatan seperti rig dan harga jual kepada konsumen yang masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan rig, Balitbang ESDM telah membuat rig sederhana yang dapat digunakan untuk mengebor CBM. Diharapkan, tiap tahunnya dapat diproduksi sekitar 20 rig. Sumber daya CBM hampir setara dengan cadangan gas bumi. Potensi tersebut tersebar terutama di daerah Sumatera dan Kalimantan. Cadangan di Sumatera Selatan diperkirakan mencapai 183 TCF dan di Sumatera Tengah sekitar 52 TCF. Cadangan di Kalimantan Timur sekitar 80 TCF dan di Barito 101 TCF. Seluruh cadangan itu seluruhnya belum dimanfaatkan. Pengembangan CBM sangat strategis karena merupakan terobosan untuk menggantikan minyak bumi yang cadangannya terus menurun. Pemanfaatan CBM sangat praktis, dapat digunakan langsung untuk kebutuhan rumah tangga, kendaraan maupun mesin-mesin industri. Singkatnya CBM dapat langsung digunakan pada mesin dan peralatan yang sebelumnya menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Sejak dikembangkan pertama kali tahun 2008, hingga saat ini produksi CBM masih kecil dan digunakan untuk listrik bagi masyarakat sekitar lokasi wilayah kerja. Misalnya, Blok Sanga-Sanga yang dikelola Vico yang hanya menghasilkan gas sebesar 0,5 miliar kaki kubik (MMCF) per hari dari dua sumur pengeboran. Dari produksi tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar 2 megawatt (MW). Untuk meningkatkan produksi CBM, Pemerintah menargetkan pada tahun 2014 dapat dibor 40 sumur. Dukungan Pemerintah terhadap pengembangan CBM akan terus dilakukan dari sekarang, mengingat untuk memproduksi gas CBM diperlukan waktu sekitar empat sampai lima tahun. Indonesia mengharapkan produksi CBM dapat mencapai sekitar 50 hingga 100 TCF sehingga dapat digunakan untuk pembangkit listrik sebesar 200 sampai 400 MW.
edisi 02 I 2014
35
MIGAS
LEMIGAS Produksi Rig CBM
L
embaga/badan Penelitian dan Pengembangan (Lemigas) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengembangkan prototipe rig Coal Bed Methane (CBM) untuk mengurangi biaya eksplorasi. Rig CBM ini berkapasitas mesin hingga 400 tenaga kuda yang dapat digunakan untuk pemboran sedalam seribu meter.
Susilo Siswoutomo saat meninjau rig CBM Lemigas usai membuka INDOCBM 2014, Selasa (25/3/2014). Dijelaskan Wamen, untuk mengeksploitasi CBM diperlukan rig-rig yang banyak. Pemerintah berencana untuk memperbanyak rig-rig ini sehingga tidak perlu mengimpor lagi yang tentunya akan memperbesar biaya pemboran. Rig produksi Lemigas ini sendiri dapat melakukan pengeboran hingga kedalaman seribu meter. “Jadi, jangan sampailah untuk yang kecil-kecil kita impor dan kelangkaan dari peralatan-peralatan ini tidak terjadi. Kita akan perbanyak rig ini. Harganya pun relatif murah dan tantangannnya adalah mendidik operator-operator ini,” lanjut Wamen. Selain untuk mengurangi biaya eksploitasi, pembuatan rig ini akan membuka kesempatan kerja terutama untuk operator rig. Untuk setiap rig, diperlukan operator sekitar lima hingga 10 orang. Desain pembuatan rig ini merupakan purwarupa rig gabungan antara rig migas dan rig tambang, dengan perpaduan antara teknologi Rig Schramm dan Atlas Copco (AS). Unit rig berukuran lebih kecil ini dirancang menggunakan sistem penggerak roda 8 x 8 sehingga sesuai kondisi jalan di Indonesia yang berat dan berlumpur.
Rig CBM Lemigas ini dilengkapi dengan transmission system, mast, top driving power head, special heavy duty of road chassis, feeding system, hydroulic transmission system, hydroulic crane, lubrication system, operate console dan electrical system. “Ini rig yang kita desain bersama-sama antara Lemigas Balitbang, universitas dan perusahaan yang membangun rig. Rig yang digunakan untuk pengeboran ini kapasitasnya antara 375 hingga 400 tenaga kuda,” ujar Wakil Menteri ESDM
Rig yang dibuat tahun lalu ini memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40%. Komponen yang diproduksi di dalam negeri adalah bagian dari struktur rig (chasis, kabin, roda unit carrier dan sistem elektrikal), komponen mesin, hidrolik dan menara (mast). Lebih lanjut Susilo menyatakan, peningkatan produk dalam negeri pada kegiatan hulu migas akan mendorong industri dalam negeri dapat maju dan berkembang. Selanjutnya, Susilo meminta Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM FX Sujiastoto segera berkoordinasi dengan Direktorat Hulu Pertamina dan Vico agar kedua perusahaan tersebut dapat memanfaatkan rig CBM Lemigas ini.
Pemerintah Siapkan Rp1,5 Triliun Bangun Infrastruktur Gas
P
emerintah telah menyediakan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi pada tahun 2014. Dana itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur gas, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), jaringan gas untuk rumah tangga, kilang mini Liquefied Natural Gas (LNG) di Jawa Tengah serta jaringan pipa bawah tanah di Jabodetabek.
36
edisi 02 I 2014
MIGAS
Pemerintah Berencana Tawarkan Delapan WK Shale Gas
P
emerintah berencana menawarkan delapan wilayah kerja (WK) Shale Gas di tahun 2014. Sebelumnya, kontrak kerja sama (KKS) Shale Gas pertama telah ditandatangani pada 15 Mei 2013 di Forum IPA ke-37.
Kedelapan WK Shale Gas yang akan ditawarkan itu terdiri atas WK melalui tender langsung atau joint study dan tender reguler. Wilayah kerja yang ditawarkan melalui penawaran langsung adalah MNK Sakakemang Deep, MNK Bengkalis Deep, MNK Jambi Deep, MNK Blora Deep dan MNK Palmerah Deep. Sementara itu, WK yang ditawarkan melalui tender reguler adalah MNK Shinta, MNK North Tarakan dan MNK Kutai. Rencananya, penawaran ini akan diumumkan pada ajang IPA ke-38 bulan Mei mendatang. “Sekarang sedang kami persiapkan,” kara Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Hendra Fadly belum lama ini. Potensi Shale Gas Indonesia diperkirakan mencapai 574 triliun kaki kubik (TCF). Jumlah ini lebih besar jika dibandingkan gas metana batubara (CBM) yang mencapai 453,3 TCF dan gas konvensional sebesar 153 TCF. Shale Gas adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi. Proses yang diperlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Shale Gas Indonesia banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Papua. Pengembangan Shale Gas diatur dalam Permen ESDM No.5 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) A. Edy Hermantoro usai acara penyerahan SK Kenaikan Pangkat di Kementerian ESDM, Selasa (25/3/2014), mengatakan, SPBG yang akan dibangun antara lain berlokasi di Semarang dan Balikpapan serta Jabodetabek. “Ditambah dengan SPBG yang dibangun pihak swasta. Total SPBG yang beroperasi hingga tahun 2014 diharapkan mencapai 69 SPBG,” ujar Edy. Sementara itu, untuk jaringan gas bumi bagi rumah tangga akan dibangun di kota Bekasi, Sidoardjo (lanjutan), Bulungan dan Semarang serta Lhokseumawe. Pasokan gas bumi untuk jaringan gas rumah tangga di Semarang diperoleh dari Lapangan Gundih. Untuk kilang mini LNG yang akan dibangun di Jawa Tengah, pengelolaannya akan diserahkan ke Pertamina. Sementara itu, PGN telah mendapat penugasan Pemerintah untuk membangun infrastruktur gas bersama Pertamina. edisi 02 I 2014
37
KETENAGALISTRIKAN
Wamen ESDM Lakukan Softlaunching Proyek-Proyek Kelistrikan di Batam
W
akil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo melakukan softlaunching pembangunan 5 proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Batam Kepulauan Riau, Sabtu (1/3).
Proyek-proyek yang berlokasi di Tanjung Uncang ini, antara lain pembangunan pipa gas ruas 2 pemping Tanjung Uncang milik konsorsium PT PLN Batam dan UBE; PLTG Tanjung Uncang milik Independent Power Producer (IPP); PLTGU Tanjung Uncang milik PT PLN Batam;Gardu Induk (GI) Tanjung Uncang; dan Transmisi 150kV Sagulung-Tanjung Uncang. Acara yang di laksanakan di lokasi proyek pembangunan di Kampung Taroka, Tanjung Uncang Batam ini, juga
dihadiri oleh Gubernur Kepulauan Riau, Walikota Batam, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Deputy Pengendalian Komersil SKK-MIGAS,
Dirjen Ketenagalistrikan Membuka Workshop Upaya Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik Jawa-Bali
D
irektur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. Jarman M.Sc, membuka workshop Upaya Penurunan Susut jaringan Tenaga Listrik Dalam rangka Pelaksanaan Subsidi Listrik Wilayah Jawa-Bali, Rabu (5/3) bertempat di Hotel Garden Palace Surabaya.
38
edisi 02 I 2014
Direktur Utama PT PLN (Persero), Direksi PLN Batam, dan para pejabat lainnya. Softlaunching 5 proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Batam ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Wakil Menteri ESDM dan dilanjutkan dengan penanaman pohon.Pembangunan infrakstruktur ini bertujuan untuk menambah pasokan listrik di pulau yang berdekatan dengan Singapura dan malaysia itu. Melalui acara yang digagas Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan bekerjasama dengan Pusdiklat PLN diharapkan susut (losses) jaringan tenaga listrik akan turun secara bertahap. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan yang didampingi oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Satya Zulfanitra dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji, menyampaikan bahwa Jawa-Bali merupakan penghasil terbesar tenaga listrik di Indonesia. Sistem Jawa-Bali mendominasi penjualan listrik PLN, yaitu hampir mendekati 75% dari penjulan listrik nasional. Selain mendominasi penjulan listrik, sistem Jawa-Bali juga menjadi penyumbang terbesar losses secara nasional. Oleh karena itu, Jarman mengungkapkan, “secara pareto, kalau kita bisa menyelesaikan masalah losses di Jawa-Bali sebenarnya kita sudah bisa menyelesaikan hampir semua masalah losses yang ada di Indonesia”.
KETENAGALISTRIKAN
Semua Masyarakat Terlistriki di Tahun 2020
P
emerintah optimis rasio elektrifikasi Indonesia dapat mencapai 99% di tahun 2020. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. Jarman M.Sc dalam wawancara dengan International Energy Agency (IEA) di Hotel Luwansa, Jakarta, Rabu (12/3). Hingga akhir tahun 2013, RE Indonesia mencapai 80,5%. Capaian ini meningkat sekitar 15% dalam empat tahun terakhir, dimana RE tahun 2009 masih di angka 65,79%. Untuk itu, pemerintah Indonesia akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 5.000 MW setiap tahunnya. “Hal tersebut sesuai dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN),” ungkap Jarman. Ia menambahkan bahwa RUKN disusun berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) yang dibuat oleh masing-masing Provinsi di Indonesia. Dirjen Ketenagalistrikan mengatakan bahwa di tahun 2020 mendatang Independent Power Producer (IPP) menyubang 43% kapasitas listrik nasional. “Saat ini kapasitas pembangkit listrik PLN sebesar 74 % dan IPP 22%, sisanya berasal dari PPU,” ujar Jarman. Dalam kesempatan tersebut, Jarman juga mengungkapkan bahwa pemerintah melalui kementerian ESDM berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas pembangkit, namun tetap memperhatikan aspek lingkungan. Mengurangi kandungan karbondioksida dalam pembangkit listrik melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan menjadi keharusan para investor untuk membangkitkan listrik di Indonesia.
edisi 02 I 2014
39
KETENAGALISTRIKAN
Listrik Pulau Bali PLTU Pangkalan Harus Mandiri Susu Beroperasi istrik di Pulau Bali harus mandiri, Tahun Ini
L
tidak tergantung dari Pulau Jawa lagi. Untuk itu Pemerintah terus berupaya menambah kapasitas pembangkit listrik di Pulau Dewata tersebut.
Tahun ini, sekitar 420 MW kapasitas listrik akan masuk sistem Bali dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang Fase Pertama, dimana total kapasitas PLTU fase pertama dan kedua nantinya ditargetkan sebesar 850 MW. Dengan masuknya kapasitas PLTU terbesar di Pulau Bali tersebut, sistem kelistrikan Pulau Bali dapat mandiri dan tidak bergantung lagi dari kabel bawah laut Pulau Jawa. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Jero Wacik pada saat meresmikan program-program listrik perdesaan Provinsi Bali yang dipusatkan di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Selasa (18/3). Menurut Jero Wacik, program listrik perdesaan yang dianggarkan dari APBN Kementerian ESDM telah membangun jaringan-jaringan listrik hingga ke pelosok desa, sehingga masyarakat yang belum mendapat listrik dapat meikmati listrik. “Desa-desa dan dusun-dusun punya hak untuk mendapat listrik,” ungkapnya.
P
embangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu sebesar 200 MW ditargetkan akan masuk ke sistem kelistrikan Sumatera pada akhir tahun ini. PLTU Pangkalan Susu Unit II dijadwalkan Commercial Operations Date (COD) bulan Oktober, sedangkan Unit I akan COD bulan Desember 2014. Hal tersebut disampaikan oleh Manager Proyek PLTU Pangkalan Susu, Hamansyah Purba, saat menyampaikan laporan kemajuan pembangunan PLTU Pangkalan Susu kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Ir. Jarman M.Sc. Laporan progres PLTU Pangkalan Susu tersebut disampaikan pada saat kunjungan kerja Dirjen Ketenagalistrikan di PLTU yang terletak di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (19/3). Hamansyah optimis, PLTU Pangkalan Susu segera beroperasi dan mampu mencukupi kebutuhan listrik di Pulau Sumatera. “Saat ini, progres kedua unit itu mencapai 97%,” ujarnya. Dalam kunjungannya, Dirjen Ketenagalistrikan didampingi oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji, Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Arief Indarto, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Satya Zulfanitra, serta para pejabat di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan dan PT PLN (Persero). 40
edisi 02 I 2014
KETENAGALISTRIKAN
Coffee Morning RUPTL Pemerintah Targetkan PT PLN (Persero) 5.700 MW Pembangkit 2013-2022 Tiap Tahun
D
irektorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengadakan acara Coffee Morning dengan tema Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2013 – 2022, Jumat (21/3).
U
ntuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia yang cukup tinggi, pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit listrik ratarata 5.700 MW per tahun. “Pertumbuhan demand (kebutuhan listrik) cukup tinggi, yaitu sekitar delapan hingga sembilan persen per tahun.Untuk itu, pembangkit berbahan bakar batubara merupakan solusi,” ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. Jarman M.Sc. dalam acara coffee morning yang diselenggarakan di kantor Ditjen Ketenagalistrikan di Kuningan Jakarta, Jumat (21/3). Menurutnya, 67% bauran energi untuk pembangkit listrik di Indonesia di tahun 2022 berasal dari batubara.Dirjen berpesan bahwa pembangunan tersebut harus berwawasan lingkungan dan sesuai dengan kebijakan energi nasional. Dalam kesempatan tersebut, Jarman menyampaikan kepada para stakeholder di sub sektor ketenagalistrikan bahwa sesuai dengan UU Ketenagalistrikan, Menteri ESDM Jero Wacik telah mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 4092 K/21/ MEM/2013 tanggal 31 Desember 2013 perihal Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2013 s.d. 2022.
Sesuai amanat Pasal 14 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 4092 K/21/ MEM/2013 tanggal 31 Desember 2013 perihal Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2013 – 2022. Secara umum, perencanaan penyediaan tenaga listrik dalam RUPTL ini telah mempertimbangkan perencanaan penyediaan tenaga listrik yang ada dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008 – 2027 dan Draft RUKN 2012 – 2031.Pada periode 2013 – 2022, kebutuhan listrik sistem Jawa Bali diperkirakan akan meningkat dari 144 TWh pada tahun 2013 menjadi 275 TWh pada tahun 2022, atau tumbuh rata-rata 7,6% per tahun. Untuk Indonesia Timur pada periode yang sama, kebutuhan listrik akan meningkat dari 18,5 TWh menjadi 46 TWh atau tumbuh rata-rata 11,2% per tahun. Wilayah Sumatera tumbuh dari 26,5 TWh pada tahun 2013 menjadi 65,7 TWh pada tahun 2022 atau tumbuh rata-rata 10,6% per tahun.Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun mendatang (periode 2013 – 2022) untuk seluruh Indonesia adalah 59,5 GW atau rata-rata bertambah 6 GW per tahun. edisi 02 I 2014
41
KETENAGALISTRIKAN
Integrasi Sistem Energi Terbarukan Jadi Tantangan ASEAN
D
i Indonesia, sistem energi terbarukan untuk pembangkit listrik yang beroperasi secara mandiri banyak dijumpai, namun sistem tersebut berjalan secara terpisah dari sistem utama. Integrasi sistem energi terbarukan tersebut merupakan tantangan bagi kawasan ASEAN.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. Jarman M.Sc saat menyampaikan Welcome Remark pada Workshop and Focus Group Discussion on Integration of Variable Renewable sources Energies into Power Systems, Senin (1/4) di
Dirjen Ketenagalistrikan Terima 60 CPNS
D
irektur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. jarman M.Sc menerima 60 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian ESDM yang ditempatkan di unit kerja Direktorat Jenderal Kenagalistrikan, Rabu (2/4).
Keenam puluh CPNS ini merupakan hasil seleksi dari penerimaan CPNS pada Septembe-November 2013 yang lalu. Sehari sebelumnya para CPNS yang berasal dari seluruh Indonesia ini mendapatkan pengarahan dari Kepala Biro kepegawaian KESDM. Sebelum ditempatkan di unit kerja masingmasing, para CPNS yang mendapatkan SK pada tanggal 1 April 2014 ini 42
edisi 02 I 2014
JS Luwansa Hotel, Jakarta. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dilaksanakan atas kolaborasi GIZ Jerman, ACE, HAPUA, dan Indonesia Power, dan dihadiri oleh perwakilan sejumlah negara ASEAN, dan NGO. Dalam sambutannya, Jarman menyampaikan bahwa tema workshop ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang mendorong pengembangan energi terbarukan secara optimal dan seimbang dengan sumber energi fosil yang digunakan selama ini. Menurutnya, hal ini merupakan tantangan bagi pertumbuhan kebutuhan listrik Indonesia yang mencapai 7,8% di tahun lalu, serta diproyeksikan akan terus tumbuh sekitar 8,4% pertahun di dekade mendatang.
diberikan arahan oleh Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian DJK Asep Rachman Saepullah sebelum diterima oleh Dirjen Ketenagalistrikan. Dirjen berpesan agar para CPNS mampu menunjukkan prestasi dan kompetensi. “Selain kompetensi teknis, kompetensi yang harus dimiliki seorang pegawai negeri adalah memiliki integritas, loyalitas, dan acceptibilitas,” ungkap Jarman. Menurutnya, setiap Pegawai negeri sipil dituntut untuk mampu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan instansi dan kode etik profesi, serta bertindak jujur dalam mengemban tugas. PNS harus mampu berkomitmen sesuai dengan instruksi atasan, asalkan sesuai dengan koridor peraturan yang berlaku. PNS juga harus mampu menyesuaikan diri serta menjaga sopan santun dan saling menghormati antar sesama karyawan.
KETENAGALISTRIKAN
Kebutuhan Listrik Terus Naik, Pembangkit Listrik dari EBT Digalakkan
K
apasitas pembangkit listrik di Indonesia saat ini mencapai sekitar 48.000 MW.
70% Pembangkit Listrik Batam Gunakan Gas dan Tidak Disubsidi
P
LN Batam sudah meninggalkan sepenuhnya pembangkit listrik berbahan bakar solar (PLTD), 70% pembangkit listrik PLN yang beroperasi di Batam saat ini menggunakan gas bumi sedangkan sisanya 30% menggunakan batu bara. PLN Batam berupaya tidak menggunakan pembangkit yang harga bahan bakarnya tinggi seperti BBM, sehingga tarif listrik yang dibebankan kepada konsumen tidak perlu lagi diberikan subsidi oleh pemerintah. “Rasio elektrifikasi di Kepulauan Riau harus ditingkatkan, caranya dengan mensuplai pulau-pulau kecil dengan gas engine, memakai PLTG, PLTD-nya dimatikan, jadi pembangkit tenaga diesel diusahakan diganti tahun ini atau tahun depan maksimum,” ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo saat memberikan sambutan diacara Soft Launching Pembangunan 5 Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan di Batam, Sabtu (1/3).Tarif tenaga listrik PLN Batam sudah tidak disubsidi oleh pemerintah, sehingga perlu diapresiasi tinggi. Tarif tenaga listrik pelanggan PLN Batam ditetapkan oleh Walikota Batam dengan persetujuan DPRD.
Dalam sepuluh tahun terakhir pemerintah telah membangun 25.000 MW untuk pembangkit listrik, namun kapasitas tersebut masih kurang karena masyarakat telah maju dan terus membutuhkan listrik. Untuk itu, pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) harus digalakkan di semua tempat.Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Senin (7/4) saat Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLT Biomassa) Bangli, serta Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang dibiayai APBN Kementerian ESDM Tahun Anggaran (TA) 2013. Menurut Menteri ESDM, bertambahnya kebutuhan listrik menunjukkan produktivitas masyarakat meningkat. “Dulu di desa-desa tidak ada listrik, namun saat ini semua minta listrik,” ujar Jero Wacik. Menurutnya,“membangkitkan listrik yang besar biasanya menggunakan batubara yang berkapasitas mencapai 1.000 MW untuk satu pembangkit.” “Kita harus cari cara agar memangkitkan listrik dengan batubara namun pencemarannya sedikit mungkin,” ungkapnya. edisi 02 I 2014
43
KETENAGALISTRIKAN
S
Tanpa Pertumbuhan Pembangkit, 2018 Pulau Jawa Krisis Listrik
eiring dengan terus tumbuhnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan konsumsi listrik juga tumbuh pesat.
Berdasarkan hasil studi PLN, Pulau Jawa diperkirakan akan mengalami krisis listrik pada tahun 2018 akibat pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat dengan pertumbuhan per tahun yang mencapai sekitar sembilan persen.Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, usai Raker Otonomi Khusus untuk Papua dan Aceh di Jakarta, Senin (3/3) menyatakan, krisis listrik dimungkinkan terjadi jika tingginya pertumbuhan tidak dibarengi dengan tumbuhnya penyediaan atau pasokan. “Ekonomi yang membaik, pabriknya makin banyak, mall makin banyak, hotel makin banyak, jumlah penyediaan energi listriknya kurang, itulah yang memunkinkan terjadinya krisis listrik di Pulau Jawa,” ujar Wacik.“Kecepatan kita membangun, tidak secepat yang dibutuhkan. Untuk mengantisipasi krisis tersebut kita harusmenambah 5000 atau 4000 MW setiap tahun, terutama Jawa dan Bali, karena tingginya pertumbuhan ekonomi di kedua pulau itu,” katanya.
Gunakan Gas, PLTGU Tambak Lorok Hemat Rp 2 Trilun
K
onversi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU) Tambak Lorok dari sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas, menghasilkan penghematan Rp 2 triliun rupiah per tahun.
Pembangunan proyek pemipaan gas dari Kepodang-Tambak Lorok di Jawa Tengah sepanjang 207 kilometer diperkirakan rampung pada Agustus 2015.Pemakaian gas oleh PT PLN (Persero) sebagai bahan bakar pembangkit dari sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak, setidaknya akan menghemat Rp 2 triliun setiap tahun, demikian diucapkan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik usai peresmian ground breaking Proyek Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (14/3). Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Tambak Lorok adalah salah satu pembangkit yang dimiliki oleh PT. INDONESIA POWER yang terhubung dan memasok kebutuhan energi listrik pada Sistem Ketenagalistrikan Jawa-Bali, khususnya beban pada region 3 Jawa Tengah. Pusat Pembangkit ini beroperasi dengan energi primer BBM-MFO berlokasi di kompleks PLTGU/U Tambaklorok di kotamadya Semarang, propinsi Jawa Tengah. 44
edisi 02 I 2014
KETENAGALISTRIKAN
Menteri ESDM PLN Siap Beli Resmikan Listrik Listrik EBT Dari Untuk Pedesaan Di Masyarakat T PLN (Persero) melalui Direktur Buleleng Bali
M
enteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik kembali akan meresmikan Listrik Pedesaan (Lisdes) di Desa Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (18/3).
Program Listrik Perdesaan (Prolisdes) seluruh Indonesia telah menyumbangkan kontribusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. Pada akhir tahun 2013, rasio elektrifikasi Provinsi Bali mencapai 77,82%. Undang-Undang Ketenagalistrikan Nomor 30 Tahun 2009 Pasal 4 ayat 3 mengamanatkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menyediakan dana dalam pengembangan listrik pada kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang, pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan serta listrik perdesaan. Oleh karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaksanakan beberapa program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, seperti pembangunan pembangkit tenaga listrik, pembangunan gardu distribusi, pembangunan jaringan transmisi dan pembangunan Listrik Perdesaan di seluruh Indonesia mencakup pembangunan Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan Tegangan Rendah, Gardu Distribusi dan Listrik Hemat dan Murah.
P
(Operasi Jawa Bali Sumatera) PLN, Ngurah Adnyana menyatakan kesediaanya untuk membeli listrik produksi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dari masyarakat secara individu. Produksi listrik dari EBT diharapkan dapat menjadi solusi ditengah terus meningkatnya kebutuhan. Selain ramah lingkungan, pembangkit listrik EBT ini tentunya akan sangat membantu dalam mengurangi konsumsi bahan bakar minyak bagi pembangkit listrik. "Kebutuhan listrik di Indonesia masih sangat tinggi. Di sisi lain, kita sudah mempunyai Peraturan Menteri ESDM yang mengatur tentang harga beli listrik untuk daya dibawah 10 MW. Artinya, PLN bisa membeli listrik langsung dari masyarakat yang menggunakan energi terbarukan. Namun, dari Permen itu masih dibutuhkan pedoman untuk mengatur bagaimana listrik dibawah 10 MW bisa dibeli dengan cepat oleh PLN dengan prosedur yang sudah pasti," ujar Adnyana dalam workshop pedoman penyambungan pembangkit listrik energi terbarukan ke sistem distribusi PLN, Kamis (3/4/2014) di Jakarta.
edisi 02 I 2014
45
MINERBA
P
Kekayaan Sumber Daya Alam untuk Rakyat Indonesia
rogram Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPN “Veteran” Yogyakarta) menyelenggarakan Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” 2014, Rabu(5/3) di Yogyakarta, dengan mengusung topik “Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam”. Pemilihan topik tersebut mendukung kebijakan peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri sesuai amanat UU Minerba. Program Studi Teknik Kimia sebagai salah satu pemangku kepentingan, sangat berperan dalam pengembangan teknologi kimia untuk pengolahan sumber daya alam tambang Indonesia. Seminar Nasional ini dibuka secara
resmi oleh Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta, Prof. Sari Bahagiarti serta menghadirkan pembicara utama yaitu Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Harya Adityawarman dan Abdul Hadi dari PT Aneka Tambang. Harya menyampaikanbahwa UU Minerba mengamanatkan peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri, yang bertujuan untuk memberikan manfaat yang semakin besar dari sumber daya alam Indonesia untuk rakyat Indonesia.
Koordinasi dengan KPK Terus Berlanjut, Provinsi Kalimantan Timur Merupakan Agenda Ketiga Korsup KPK
K
antor Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, menyelenggarakan acara Koordinasi Dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara Di Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda, Rabu(12/3).
Acara ini dihadiri oleh Bupati/walikota, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Kehutanan yang mewakili Provinsi Kalimantan Timur. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah salah satu kementerian yang digaet KPK dalam melaksanakan rencana aksi pencegahan korupsi disektor pertambangan mineral dan batubara. Acara ini diisi dengan diskusi, peninjauan lapangan dan bimbingan teknis rencana dan aksi KPK untuk Provinsi Kalimantan Timur. 46
edisi 02 I 2014
Wakil ketua KPK Adnan Pandu Praja memberikan gambaran kondisi Indonesia saat ini, dimana dalam kesempatan ini sektor pertambangan yang akan digenjot dari sisi penerimaan Negara Bukan Pajak dan Penataan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang kewenangannya ada di pemangku kebijakan daerah. Koordinasi dan supervisi atas pengelolaan pertambangan sektor mineral dan batubara ini,bertujuan untuk mendorong terciptanya tata kelola pertambangan minerba yang efektif melalui Sistem informasi dan data minerba yang memungkinkan pelaporan yang akurat dan tepat waktu. Selain itu, juga Adanya sistem pelaporan yang memungkinkan pengawasan atas laporan produksi sehingga dapat mencegah atau mendeteksi secara dini terjadinya tindak pidana korupsi, serta Adanya aturan yang memadai sehingga memungkinkan pelaksanaan tata kelola pertambangan minerba yang baik.
MINERBA
Wamen ESDM Memberikan Pengarahan Terkait Renegoisasi KK dan PKP2B
D
irektorat Jenderal Mineral dan Batubara mengadakan Coffee Morning yang dihadiri oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo.
Acara yang dilaksanakan di gedung Ditjen Minerba, Kamis (20/3) ini bertujuan untuk menyampaikan arahan Wakil Menteri ESDM dalam hal renegosiasi KK dan PKP2B. Dalam pembukaannya Dirjen Minerba menyampaikan bahwa ” Tidak ada pekerjaan yang susah selama kita mempunyai itikad baik untuk saling berkomunikasi, begitupun untuk renegosiasi KK dan PKP2B ini. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk melaksanakan UU No 4 th 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara, terutama tentang renegosiasi KK dan PKP2B dengan enam isu strategis di dalamnya. Sektor pertambangan masih menjadi suatu ekspektasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional. Maka pelaksanaan UU Minerba menjadi suatu tonggak yang harus di patuhi oleh semua pelaku usaha maupun pemangku kepentingan lainnya. Amanat undangundang minerba ini harus tetap dengan serius dan konsekuen kita jalani, hal ini dibuktikan dengan penandatanganan Peraturan Pemerintah pada tanggal 11 Januari 2014 oleh Presiden RI dikeluarkannya PP No 1 tahun 2014 dan Menteri ESDM mengeluarkan Permen ESDM No 1 tahun 2014 hasil berkolaborasi dengan lintas sektoral terkait.
Keputusan Perpanjangan Kontrak Freport Harus Hati-Hati
P
emerintah akan berhati-hati dalam memutuskan perpanjangan kontrak karya (KK) PT Freeport Indonesia (PT FI) yang akan berakhir pada tahun 2021. Keinginan PT FI memperpanjang kontrak karyanya harus disikapi dengan hati-hati tidak boleh gegabah. Semua keputusan harus mempertimbangkan berbagai hal dan tetap mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, usai Rapat Kerja dengan DPR RI membahas Otonomi Khusus untuk Papua dan Aceh, Senin (3/3). Senada dengan Menteri ESDM, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, R. Sukhyar mengatakan, perpanjangan kontrak karya akan diberikan oleh Pemerintah Indonesia jika mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang diajukan, misalnya, kinerja perusahaan, kewajiban, smelter, royalti dan lain sebagainya.PT Freeport Indonesia, sudah beroperasi di Indonesia sejak 1967 dengan penandatangan Kontrak Karya Generasi I pada 7 April 1967. Perpanjangan kontrak menjadi KK Generasi V, telah ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 untuk jangka waktu 30 tahun hingga 2021. Saat ini, kegiatan produksi PT FI berada di wilayah tambang terbuka Grasberg, tambang bawah tanah DOZ dan Big Gossan di Kab. Mimika, Papua. edisi 02 I 2014
47
MINERBA
Wamen ESDM Penerapan UU Kunjungi Fasilitas Minerba Bukan Pengolahan Biji Besi “Gertak Sambel” omitmen pemerintah untuk PT Sebuku
D
idampingi Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, R. Sukhyar, Wakil Menteri ESDM meninjau pabrik smelter PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa, (1/4/2014). Turut hadir dalam kunjungan tersebut, perwakilan dari Kementerian Keuangan (Bea Cukai) dan Kementerian Perdagangan.
K
melaksanakan Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Tentang Mineral Dan Batubara dan turunannya secara penuh bukan “gertak sambel” belaka, namun dengan kesadaran penuh akan dilaksanakan pasal per pasal. Pelaksanaan undang-undang dan turunannya tersebut, akan membawa dampak yang sangat baik bagi bangsa dan negara Indonesia.
Mengawali sambutannya, Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo menyatakan, keputusan PT Silo untuk membangun pabrik pengolahan merupakan langkah yang tepat. Hal itudikarenakan Pemerintah akan melaksanakan UU no.4 tahun 2009, pemilihan lokasi pembangunan pabrik pengolahan di Pulau Sebuku juga sangat tepat karena tambangnya juga ada disini. Konsekuensi penerapan dari undang-undang tersebut adalah dengan dihentikannya semua ekspor dalam bentuk ore. Ekspor hanya boleh untuk produk yang sudah diproses dan diolah atau dimurnikan. “Definisi dari proses dimurnikan telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri ESDM,” ujar Wamen.Saat undang-undang itu dibuat, disadari masih banyak industri yang belum siap. Oleh karena itu, diberikan waktu selama lima tahun untuk membangun smelter saat undang-undang itu disahkan, namun demikian masih banyak perusahaan yang tidak menjalankan. Membangun smelter akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi bangsa Indonesia, jika dibandingkan dengan hanya mengekspor ore. PT Sebuku Iron Lateritic Ores merupakan perusahaan tambang bijih besi di pulau Sebuku, Kalimantan Selatan. Wilayah tambangnya dibagi tiga, yakni utara, tengah, dan selatan. Di kawasan utara dan tengah, diperkirakan terdapat sumber daya bijih besi sekitar 400 juta ton. Di wilayah selatan, terdapat sekitar 100 juta ton yang belum di eksplorasi, yaitu di atas lahan 9.900 ha.Terkait dengan kebijakan pembangunan smelter, saat ini pembangunan smelter oleh PT Sebuku Iron Lateritic Ores sudah mencapai progres 40% yang artinya sudah mencapai tahap Konstruksi Pabrik.
48
edisi 02 I 2014
“Saat Undang-Undang No.4 Tahun 2009 dilaksanakan, banyak yang terkejut, ternyata Indonesia berani, karena negaranegara luar selalu meng-under estimate.Kemudian banyak yang beranggapan bahwa kewajiban untuk mengolah dan memproses juga tidak dijalankan, sehingga yang terkejut dan kaget pada tanggal 12 Januari 2014 pemerintah menetapkan bahwa undang-undang no.4 tahun 2009 akan dilaksanakan, diimplementasikan secara konsekuen,” ujar Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo di Pulau Sebuku, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (1/4). Pembangunan industri pemurnian dan pengolahan (smelter) didalam negeri memberikan banyak keuntungan bagi bangsa Indonesia. Industri mineral dan kegiatan disekitarnya akan tumbuh seiring meningkatnya nilai tambah mineral tersebut. Proses pemurnian akan meningkatkan harga jual produk mineral menjadi 60 kali lipat, bahkan hingga 100 kali lipat jika dibandingkan dengan hanya menjual bahan mentah. Melaksanakan amanah undang-undang No. 4 Tahun 2009 dan turunannya secara penuh dan konsekuen, merupakan kewajiban seluruh bangsa Indonesia tak terkecuali pemerintah dan pengusaha. Undang-Undang No. 4 tahun 2009 dan turunannya dibuat untuk melindungi kepentingan seluruh bangsa Indonesia agar tidak “terjebak” menjadi negara yang hanya mengandalkan sumber daya alam saja sebagai modal pembangunan. Sumber daya alam yang ketersediaannya sangat terbatas itu, sepenuhnya milik rakyat Indonesia, dan dipergunakan seluruhnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
MINERBA
28 Perusahaan Dari 10.922 IUP, Setuju Renegosiasi Yang Clear and Clean Sebanyak roses renegosiasi untuk menghasilkan keuntungan yang 6.042 IUP lebih baik untuk bangsa dan negara
P
terus dilakukan, meski proses renegosiasi bukanlah proses yang mudah, namun pemerintah akan terus melakukannya. Hingga saat ini, tercatat sudah 28 perusahaan yang menyetujui renegosiasi.
S
etelah melalui beberapa proses pentahapan dan identifikasi sesuai standar, pemerintah menetapkan dari 10.922 izin usaha pertambangan (IUP) yang ditetapkan clear and clean (CNC) sebanyak 6.042 IUP, sisanya sebanyak 4.880 IUP dinyatakan tidak clear and clean (Non CNC). “Berdasarkan catatan minerba, ada 10.922 IUP sudah kita identifikasikan, yang clear and clean ada 6.042 IUP, kemudian yang tidak clear and clean ada 4.880,” ujar Direktur Jenderal Mineral Dan Batubara, R. Sukhyar saat jumpa pers di Kantor Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara, Jumat (11/4).
Saat ini negosiasi masih terus dilakukan, dan sangat tidak mudah melakukannya. Jika bulan lalu kita menyelesaikan sebanyak 25 perusahaan yang setuju, maka sekarang bertambah seluruhnya menjadi total 28 perusahaan yang terdiri dari, 6 KK dan 22 PKP2B,“ ujar Direktur Jenderal Mineral Dan Batubara, R. Sukhyar, Jumat (11/04) di Jakarta.“Kedepan, ada sembilan perusahaan PKP2B yang akan segera kita setujui, sehingga seluruhnya bertambah menjadi 31 PKP2B dari sebelumnya 22 PKP2B, dan selebihnya masih dilakukan pendalaman,” tambahnya. Menurut catatan Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara, status renegosiasi hingga tanggal 8 April 2014, tercatat dari 34 KK dan 75 PKP2B, di antaranya 28 KK dan 39 PKP2B sepakat, serta 6 KK dan 36 PKP2B tidak sepakat. Untuk pengakhiran kontrak dan kelanjutan operasi, 24 KK dan 60 PKP2B sepakat, 10 KK dan 15 PKP2B tidak sepakat. Sedangkan untuk penerimaan negara, 13 KK dan 34 PKP2B sepakat, 21 KK dan 41 PKP2B tidak sepakat.Selanjutnya, untuk kewajiban pengolahan dan pemurnian, 30 KK, 72 PKP2B sepakat, 4 KK dan 3 PKP2B tidak sepakat; Kewajiban divestasi, 19 KK dan 58 PKP2B sepakat, 15 KK dan 17 PKP2B tidak sepakat;Kewajiban penggunaan barang dan jasa pertambangan dalam negeri, 33 KK dan 72 PKP2B sepakat dan 1 KK dan 3 PKP2B tidak sepakat.
Menurut Sukhyar, yang mengkhawatirkan adalah banyaknya IUP yang sudah dalam tahap produksi namun belum clear and clean. Untuk mineral yang Non CNC namun sudah dalam tahap produksi sebanyak 1.978 IUP, dan untuk batubara sebanyak 400 IUP.Sukhyar mengakui, meskipun Kementerian ESDM sudah menetapkan sebuah IUP CNC terkadang ada yang menyatakan keberatan (complain). Untuk ini, pemerintah telah membentuk tim terpadu yang beranggotakan KESDM, Kejaksaan Agung, Bareskrim, Kemenhukham, Kemendagri, BPKP, dan Badan Informasi Geospasial guna menyelesaikannya. “Jadi, semua dokumendokumen, administrasi, dokumen-dokumen keputusan legal basis atau kronologi yang ada itu dipelajari secara bersamasama oleh tim terpadu ini,” ujarnya. Rekapitulasi IUP CNC dan Non CNC per provinsi penghasil mineral logam, Provinsi Bangka Belitung terbanyak memiliki IUP terutama timah, sedangkan terbanyak untuk batubara ada di Kalimantan Timur dengan total 1441IUP. Untuk Bangka Belitung, dari total 1086 IUP yang CNC tidak banyak yaitu hanya 484 IUP; dan untuk Kalimantan Timur, khusus untuk batubara produksi yang CNC ada 372 IUP sedangkan yang non CNC sebanyak 69 IUP. edisi 02 I 2014
49
MINERBA
Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Atas Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2014
K
antor Gubernur Kepulauan Riau mengadakan acara Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Kepulauan Riau yang diprakarsai oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),Kamis (6/3).
Provinsi Kepulauan Riau adalah Provinsi kedua dari dua belas provinsi yang dikunjungi KPK dalam Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Indonesia. Acara ini dipimpin oleh Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani dan dihadiri oleh Wagub Provinsi Kepri, Ketua DPRD Provinsi Kepri, Sekda Kepri, Bupati/Walikota se-Provinsi Kepri, dan Kementerian/ Lembaga terkait (Kemenkeu, Kemenhut, KLH, Kemendagri, Kemendag, Kemenhub, BPN, Danrem, Damlantama, dan Kajari). Dalam acara tersebut, narasumber/pembicara terdiri dari Pimpinan KPK yaitu Zulkarnain, serta Dirjen Minerba yang diwakili oleh Direktur Pembinaan Program Minerba Paul Lubis. Dalam paparannya, Paul Lubis menyampaikan mengenai dasar hukum penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP), rekapitulasi IUP Clear and Clean (C&C) se-Indonesia, dan rekapitulasi IUP Clear and Clean (C&C) se-Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 8 kabupaten/kota, yaitu Kab. Bintan, Kab. Karimun, Kab. Natuna, Kab. Lingga. Kab. Kepulauan Anambas, Kota Batam, Kota Tanjung Pinang dan Prov. Kepulauan Riau. Total IUP di Kepulauan Riau sebanyak 161 IUP, seluruhnya merupakan komoditas mineral dengan IUP yang sudah C&C sebanyak 114 IUP (71%) dan IUP Non C&C sebanyak 47 IUP (29%). Jumlah IUP terbanyak terdapat di Kab. Lingga dan Kab. Karimun yaitu sebanyak 49 IUP, sedangkan jumlah IUP yang sudah C&C terbanyak terdapat di Kab. Lingga dan IUP Non C&C terbanyak terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 16 IUP.
50
edisi 02 I 2014
Sosialisasi Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah Pada Forum Koordinasi Keamanan Laut
B
adan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) mengadakan Forum Koordinasi Keamanan Laut, Rabu(26/3) di Batam, Kepulauan Riau. Forum Koordinasi ini bertujuan untuk menciptakan kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak, guna merumuskan strategi dan mekanisme pengamanan laut yang efektif dan efisien. Bakorkamla adalah lembaga Pemerintah non struktural yang bertugas mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan operasi keamanan laut secara terpadu. Forum Koordinasi Keamanan Laut ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan di bidang keamanan laut, antara lain Kepolisian, Kejaksaan, TNI AL, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Imigrasi, dan Pemerintah Daerah yang dibuka secara resmi oleh Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi yang terbagi dalam 2 sesi, yakni Sesi pertama menghadirkan 2 narasumber dari Ditjen Peraturan Perundang-undangan, yang membawakan materi tentang Revisi Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia untuk semakin memperkuat peran Bakorkamla dalam pengamanan laut Indonesia yang luasnya mencapai hingga 5,8 juta km persegi atau dua pertiga dari luas Indonesia. Sesi kedua menghadirkan 3 narasumber, yaitu perwakilan dari Polda Kepulauan Riau, perwakilan dari PT Pertamina, dan Kepala Seksi Penyiapan Program Batubara Ditjen Mineral dan Batubara, Parlindungan Sitinjak. Narasumber dari Ditjen Minerba menyampaikan materi tentang Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah Mineral Berdasarkan UU Minerba dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014. Kebijakan peningkatan nilai tambah mineral merupakan amanat Pasal 33 UUD 1945 dan UU Minerba yang bertujuan untuk meningkatkan manfaat mineral bagi bangsa Indonesia melalui pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri. Dengan pemberlakuan kebijakan ini, maka mulai 12 Januari 2014 mineral bijih mentah (ore) dilarang diekspor karena harus diolah dan dimurnikan terlebih dahulu di dalam negeri.
MINERBA
Bimbingan Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi di Provinsi Sulawesi Barat
D
inas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat, melaksanakan Bimbingan Teknis tentang Pelaksanaan Dekonsentrasi di Bidang Mineral dan Batubara, di Mamuju Sulawesi Barat, Selasa (1/4).
Bimbingan teknis ini dihadiri oleh aparat Dinas ESDM yang berasal dari 6 kabupaten di Sulawesi Barat, yaitu Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara, Majene, Polewali Mandar, dan Mamuju Tengah serta aparat Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Barat. Provinsi Sulawesi Barat dibentuk pada 5 Oktober 2004 berdasarkan UndangUndang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi. Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi termuda di Republik Indonesia yang merupakan hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan. Seusai pembukaan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh 2 narasumber, yaitu
Pelaksana Tugas Kepala Dinas ESDM Sulawesi Barat, Amri Ekasakti yang menyampaikan materi tentang Pelaksanaan Dekonsentrasi di Sulawesi Barat.Narasumber selanjutnya dari Ditjen Mineral dan Batubara yaitu Kepala Seksi Penyiapan Program Batubara, Parlindungan Sitinjak yang menyampaikan materi Dekonsentrasi bidang Mineral dan Batubara. Materi yang disampaikan oleh narasumber dari Ditjen Mineral dan Batubara, antara lain Dekonsentrasi di bidang Mineral dan Batubara adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah untuk melakukan pembinaan dan pengawasan mineral dan batubara yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota. Ruang lingkup kegiatan Dekonsentrasi di bidang Mineral dan Batubara yang dilimpahkan kepada Gubernur untuk tahun 2014, telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2014. Ruang lingkup kegiatan Dekonsentrasi bidang Mineral dan Batubara tahun 2014 terdiri dari 3 ruang lingkup, yaitu Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; Pengawasan Pengusahaan Mineral dan Batubara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota; dan Pengawasan Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Melalui pelaksanaan bimbingan teknis ini, diharapkan terjalin kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pengelolaan pertambangan dalam kerangka otonomi daerah khususnya di Sulawesi Barat.
edisi 02 I 2014
51
EBT
Rapat Komite Program Sumba Sebagai Pulau IKONIK EBT Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) , Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Rida Mulyana, membuka acara Rapat Komite Pengarah (Steering Committee) Program Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Baru Terbarukan (10/03).
A
cara ini bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, tantangan dan kendala serta isu-isu utama yang dihadapi dalam pelaksanaan program Pulau Ikonik Energi Terbarukan (Sumba Iconic Island). Inisiatif tentang Pulau Ikonik Energi Terbarukan dimulai sejak tahun 2010 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama dengan Bappenas dan Hivos, sebuah lembaga non-pemerintah internasional. Pemilihan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonik ini didasari oleh kajian yang menunjukkan bahwa Pulau Sumba memiliki potensi energi baru dan terbarukan sangat besar.
Dalam kesempatan ini disampaikan beberapa kemajuan indikator utama diantaranya tingkat rasio elektrifikasi, kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan dan sarana energi terbarukan lainnya (Biogas, Tungku Hemat Energi, dan lain-lain), produksi energi dari pembangkit listrik EBT yang sudah beroperasi, jumlah investasi EBT di Sumba dan jumlah pengurangan emisi GRK yang dicapai dari pelaksanaan Sumba Iconic Island 2011 – 2013. Kementerian ESDM sangat mendukung Program Pengembangan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Terbarukan.
Peluncuran IIGCE Dan Indo EBTKE CONEX 2014 Wakil Menteri (Wamen) ESDM, Susilo Siswoutomo meresmikan Hard Launching acara The 3rd Indonesia EBTKE ConEx 2014 dan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2014 di Hotel Pullman, Jakarta (20/03).
K
edua acara ini sedianya akan diselenggarakan pada 4 6 Juni 2014 di Jakarta Convention Center (JCC) dan akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Perhelatan kedua acara ini merupakan kerjasama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) bekerjasama dengan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API). Rencananya kedua acara tersebut akan diikuti oleh lebih dari 1000 peserta terdiri dari berbagai kalangan, pelaku usaha 52
edisi 02 I 2014
Dan saat ini sedang disusun Draft Permen ESDM Pulau Sumba sebagai Ikon Pulau Energi Terbarukan yang akan mengokohkan Pulau Sumba sebagai Ikon Pulau Energi Terbarukan. Selain itu Kementerian ESDM mendorong kegiatan serupa untuk direplikasi di tempat-tempat lainnya, mengingat luasnya negara kita yang terdiri atas kepulauan. Melalui inisiatif tersebut, diharapkan ketahanan dan kemandirian energi di setiap wilayah Indonesia dapat lebih mudah tercapai, sehingga dapat memenuhi target penyediaan energi terbarukan sebesar minimal 23 persen pada tahun 2025. Inisiatif Pulau Ikonis Energi Terbarukan Sumba juga merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan Catur Dharma Energi yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM, Jero Wacik, khususnya Catur Ketiga yaitu mempercepat energi terbarukan secara masif.
energi baru terbarukan, akademisi, kalangan pemerintah pusat dan daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan mahasiswa serta wakil dari organisasi energi baru terbarukan baik nasional atau internasional. Dengan diadakan acara ini, diharapkan menghasilkan terobosan-terobosan besar menuju pencapaian target pemanfaatan EBT nasional di tahun 2025. Tidak itu saja, pelaku bisnis nasional dan internasional diharapkan juga saling bertemu dan mempelajari kemungkinan-kemungkinan atau potensi pengembangan kemitraan dalam bidang bisnis EBTKE di Indonesia.
EBT
Listrik Dari Sampah Pertengahan Tahun Ini UU Panas Bumi Ditargetkan Selesai Dalam rangka merevisi UU nomor 27 tahun 2003 UU nomor 27 tahun 2003 menjadi Undang-Undang (UU) panas bumi yang baru, pemerintah menargetkan untuk dapat selesai pada Mei atau Juni tahun ini.
“
Dengan terbitnya UU tersebut diharapkan segala persoalan yang menjadi kendala dalam pengembangan panas bumi seperti permasalahan tumpang tindih lahan bisa diatasi,” ujar Direktur Panas Bumi, Tisnaldi di Jakarta (20/03). Tisnaldi menambahkan dengan adanya payung hukum berupa UU tersebut diharapkan persoalan harga jual beli yang selama ini menjadi kendala juga tidak lagi menjadi masalah. Dan untuk tahun ini pemerintah akan melakukan lelang lima wilayah kerja panas bumi. “Minimal lima yang dilelang, tapi harapannya kemungkinan lebih dari lima,” imbuhnya.
Sebanyak 120 kepala keluarga yang tinggal dikawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang menikmati aliran listrik yang berasal dari pengolahan sampah menjadi gas metan. Menurut Manager PT Gikoko Kogyo Indonesia Area Palembang, Hendri, sejak tahun 2008 pengolahan sampah di tempat ini sudah dilakukan meski pada tahun 2010 lalu dihentikan pengoperasiannya (21/03).
N
amun kini proyek tersebut telah dioperasikan kembali. “Tumpukan sampah di TPA seluas 25 hektare itu belum semuanya bisa diolah menjadi gas metan sebagai sumber energi listrik karena belum direvisinya kapasitas mesin pengolah,” ungkapnya. Hendri menambahkan bahwa mesin pengolah gas metan menjadi energi listrik secepatnya akan diganti dari kapasitas 120 KW mnjadi 500 KW. Penggantian ini dilakukan untuk meningkatkan produksi energi listrik yang dihasilkan. Dengan demikian bukan hanya masyarakat di kawasan TPA Sukawinatan yang dapat menikmati alirannya, namun hasil listrik tersebut juga dijual ke PT PLN. Hendri menjelaskan bahwa penangkapan gas metan hanya dapat dilakukan pada sampah yang ketinggiannya mencapai 15 meter. Pihaknya telah memetakan tempat tersebut menjadi delapan zona dan baru satu lokasi yang telah menghasilkan gan metan dan diproses manjadi energi listrik.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, pengembangan wilayah kerja panas bumi dengan kapasitas total 2.500 megawatt (MW) hingga saat ini masih terhambat. Padahal hingga tahun 2025 pemerintah menargetkan pembangunan kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi (PLTP) sebesar 6.500 MW di Indonesia. “2.500 MW yang terkendala itu karena harga jual, perizinan, dan pihak pengembangnya tidak punya dana investasi,” ujar Susilo. Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo mengatakan, dari target kapasitas terpasang 6.500 MW, saat ini baru 1.341 MW yang sudah masuk dalam sistem jaringan kelistrikan nasional. “Dalam waktu 10 tahun kita harus mengejar kekurangan 5.200 MW,” kata Abadi Poernomo. edisi 02 I 2014
53
EBT
Melihat PLTA BENGKOK Sebagai salah satu heritage serta menjadi salah satu tujuan wisata, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok yang berada tidak jauh dari Taman Hutan Raya Juanda-DagoBandung, hingga kini masih berfungsi.
Menurut GM Unit Bisnis Pembangkitan Saguling PT Indonesia Power, Del Eviandro, Di Jawa Barat terdapat 3 PLTA skala besar yang memanfaatkan aliran sungai Citarum, yakni PLTA Saguling (700 MW), PLTA Cirata (1000 MW), dan PLTA Jatiluhur (180 MW). “Ketiga PLTA ini bisa menghemat pemakaian bahan bakar minyak setara dengan 1,3 juta ton/tahun, atau setara dengan 15 triliun rupiah,” ujar Del Eviandro, di sela-sela media gathering PLN. PLTA merupakan salah satu pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Dan PLN berupaya terus mendirikan pembangkit-pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Seperti Pembangkit listrik Geothermal yang tidak lama lagi akan dibangun di Patuh dan Tangkuban Perahu. “Sebentar lagi, Jawa barat akan memiliki PLTAPLTA baru untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa-Bali. Saat ini, PLN sedang mengembangkan PLTA upper cisokan dengan kapasitas 1040 MW, PLTA Jatigede 110 MW, dan PLTA Rajamandala 47 MW,” pungkasnya.
D
engan menempati areal lahan seluas 5 hektar PLTA ini beroperasi sejak tahun 1923. Dengan kapasitas 3 x 1.05 MW PLTA Bengkok merupakan salah satu pendukung terangnya kota Paris Van Java ini. Pembangkit ini memanfaatkan aliran sungai Cikapundung yang mengalir di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Selain itu juga ada PLTA Dago (1 x 1.07 MW)yang juga memanfaatkan aliran sungai ini. Kedua PLTA ini menjadi salah satu PLTA tertua di tanah air yang masih berfungsi hingga kini.
Mengembangkan BBN Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian, Haryono serta Bupati Boyolali, Seno Samudro di Boyolali (28/03). Dalam acara penandatangan tersebut juga disaksikan oleh Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo.
N
ota kesepahaman tersebut bertujuan untuk melaksanakan program pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada lahan kritis berbasis masyarakat dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional, pembudidayaan kemiri sunan sebagai bahan baku BBN dan mempromosikan kemiri sunan dan pemanfaatan BBN untuk kebutuhan energi. Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran program pengembangan BBN di Boyolali. 54
edisi 02 I 2014
Dengan arel lahan seluas 20 hektar lokasi penanaman kemiri sunan berada di Desa Sumur Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yang terletak di lereng Gunung Merapi. Kemiri Sunan merupakan tanaman penghasil minyak nabati. Tanaman ini sangat tepat untuk konservasi (termasuk konservasi lahan bekas tambang), lahan kritis, dan reforesting. Berdasarkan penelitian, produktivitas kemiri sunan lebih baik dari tanaman penghasil minyak nabati lainnya seperti sawit, jarak pagar atau nyamplung.
Kementerian ESDM akan mendukung pengembangan fasilitas produksi biji kemiri sunan menjadi BBN. Presiden memberikan arahan agar meningkatkan pemanfaatan biodiesel diatas 10 persen menjadi dorongan agar impementasi 2014 bisa tercapai dengan maksimal. Tentunya dengan terus mencari peluang pemanfaatan biodiesel di atas 10 persen seperti yang sekarang berjalan di PT PLN (Persero).
EBT
Menggenjot Produksi Migas dan Panas Bumi Tahun ini PT Pertamina (Persero) menyiapkan investasi US$3,752 miliar untuk menggenjot produksi migas dan panas bumi. Angka ini lebih tinggi dari realisasi investasi 2013 sebesar US$3,02 miliar.
I
terdiri dari 220,7 mbopd dari wilayah kerja eksisting, dan 59,5 mbopd dari akuisisi. Adapun, produk gas ditargetkan sebesar 1.568 mmscfd dan panas bumi sebesar 3.036 gigawatt hours (GWh).
Sementara itu target produksi minyak tahun 2014 sebesar 280,2 mbopd,
Beberapa proyek hulu yang akan digarap tahun ini, diantaranya pengembangan sumur di Blok ONWJ (YY dan FSB) dengan perkiraan tambahan produksi 5.300 bopd dan 27 mmscfd, pengembangan 6 lapangan di Blok WMO secara serentak, dan menjadi yang pertama di dunia
nvestasi tersebut akan digunakan untuk membiayai lebih dari 600 proyek hulu Pertamina di tahun 2014, baik di dalam maupun luar negeri, onshore maupun offshore, dari migas hingga panas bumi. Ini belum termasuk untuk akuisisi hulu guna memacu pertumbuhan cadangan dan produksi migas sesuai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 20122016.
Penambahan 44 Terminal Biodiesel Oleh Pertamina Saat ini PT Pertamina (Persero) sedang menyiapkan fasilitas penyaluran bbn atau biodiesel di 44 stasiun pengisian bahan bakar minyak di seluruh Indonesia. Demikian diungkapkan Vice President Communication Pertamina, Ali Mundakir dalam siaran pers di Jakarta (12/03).
Adapun, pengembangan lapangan Paku Gajah, Pertamina EP (berdekatan dengan Pagar dewa dan telah memulai Put of Production (PoP) sejak 2010 dengan produksi 24 mmscfd dan 488 bopd), dengan pengeboran 3 sumur yang diharapkan menghasilkan produksi peak 45 mmscfd pada tahun 2015 mendatang.
K
e-44 fasilitas tersebut akan melengkapi 33 terminal lainnya yang sudah menyalurkan biodiesel. "Status penyiapan terminal sebagian besar telah rampung. Di wilayah Indonesia bagian timur ditargetkan selesai akhir Juni 2014," ujar Ali. Ke-44 terminal tersebut terdiri dari 19 unit berlokasi di Sumatera, tujuh di Jawa, satu di Bali, satu di Kupang, delapan di Kalimantan, enam di Sulawesi, dan dua di Papua. Sedangkan, 33 terminal biodiesel yang sudah ada berada di Pulau Sumatera sembilan unit, Pulau Jawa delapan belas unit, Pulau Bali dua unit, dan Pulau Kalimantan empat unit. Pada tahun 2013, Pertamina menyalurkan biosolar sebesar 27,7 juta KL, dimana sebanyak 1,1 juta KL di antaranya berupa FAME. Dengan demikian, BUMN tersebut telah mengganti solar dengan FAME atau mengurangi impor solar sebesar 1,1 juta kiloliter pada 2013. Pemanfaatan FAME tersebut terdiri dari 879 ribu KL untuk sektor transportasi subsidi, transportasi nonsubisidi 6 ribu KL, industri dan komersial 66 ribu KL, dan pembangkit listrik 130 ribu KL.
edisi 02 I 2014
55
BADAN GEOLOGI
Badan Geologi Gelar Groundwater Phase II Project Final Meeting Badan Geologi bekerja sama dengan Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and Southeast Asia (CCOP) dan Geological Survey of Japan menggelar acara Groundwater Phase II Project Final Meeting di Bandung, 18–20 Maret 2014.
A
cara ini adalah lanjutan dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan pada tanggal 26–28 Februari 2013 di Hanoi, Vietnam. Tujuan acara ini untuk mendapatkan laporan perkembangan Groundwater Project serta untuk mengetahui kondisi air tanah dari masing-masing negara. Groundwater Phase II Project Final Meeting dihadiri oleh 23 orang perwakilan dari negara-negara anggota CCOP antara lain Jepang, Kamboja, Cina, Indonesia, Laos, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Myanmar, Papua Nugini, Filiphina dan juga CCOP Technical Secretariat. Acara diawali dengan kata sambutan oleh Direktur CCOP Technical Secretariat Dr. Adichat Surinkum. Dalam sambutannya, Adichat berterima kasih kepada Geological Survey of Japan/National Institute 56
edisi 02 I 2014
of Advanced Industrial Science and Technology (GSJ/AIST) atas dukungan yang berkelanjutan dalam kegiatan CCOP. Adichat menyampaikan, sumber daya air tanah memiliki peranan penting dalam pembangungan di negaranegara Asia Tenggara. Apa yang sudah dilakukan selama 30 tahun terakhir ini bisa menciptakan pemahaman tentang cara pembentukan air tanah dan bagaimana menggunakannya secara bijak. Adichat berharap, pertemuan ini bisa menjadi ajang saling bertukar pengetahuan antarnegara sehingga ke depan bisa memiliki groundwater management. Kata sambutan berikutnya diberikan oleh Groundwater Project Leader of Geological Survey of Japan Dr. Youhei Uchida. Uchida mengutarakan, manusia tidak bisa hidup tanpa air bersih. Ilmuwan yang bergerak di bidang air tanah harus memiliki pemahaman tentang sumber daya air tanah,
mencari cara untuk melestarikan dan meningkatkan sumber daya air tanah. Pertemuan ini sendiri dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan Ir. Rudy Suhendar yang mewakili R. Sukhyar sebagai perwakilan tetap Indonesia di CCOP. Rudy menyampaikan, air tanah menjadi permasalahan tidak hanya di daerah perkotaan, tetapi juga di daerah pinggiran. Air tanah juga menjadi perhatian di banyak negara di dunia, tak terkecuali negara-negara anggota CCOP. Rudy berharap, pertemuan ini akan memberi hasil yang optimal, tidak hanya untuk negara anggota CCOP, tetapi juga juga secara luas ke seluruh dunia. Harapan ke depan adalah dapat dibuat standar penyusunan database air tanah di negara-negara Asia, termasuk mempertimbangkan kemungkinkan kompilasi data-data air tanah.
BADAN GEOLOGI
Gunung Slamet Keluarkan Lava Pijar Gunung Slamet mulai mengeluarkan lava pijar. Lava pijar terlontar sejauh 100 sampai 200 meter dari mulut kawah. “Selain debu dan pasir, lava pijar juga ikut terlontar,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Muhammad Hendrasto, Minggu (16/3/2014).
pekat. Durasi letusan lava pijar cukup singkat, yakni sekitar 10 hingga 20 detik. Meski terlihat ada lontaran lava pijar, kata dia, status Gunung Slamet masih waspada.
Ia mengatakan, letupan lava pijar mulai terlihat sejak Jumat malam, 14 Maret 2014. Menurut dia, tidak semua gempa letusan membawa material lava pijar yang secara visual terlihat dari bawah. Semakin kuat daya letusnya, lava pijar bisa dilihat secara langsung dari pos pemantauan.
“Belum ada peningkatan status. Zona steril masih dua kilometer dari puncak,” ujarnya.
Selama ini, kata dia, gunung dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut itu lebih sering mengeluarkan asap sulfatara berwarna putih. Lava pijar akan terlihat jika letupan asap sulfatara berwarna hitam
Ia menambahkan, berdasarkan pada pemantauan di pos pengamatan Gunung Slamet di Dusun Gambuhan, aktivitas vukanis gunung itu masih fluktuatif. Pengukuran pada Jumat lalu tercatat ada 171 kali gempa letusan. Namun, pada Minggu (16/3/2014), tercatat 57 kali gempa letusan dan 51 kali gempa embusan. Tinggi asap sulfatara sendiri mencapai satu kilometer.
Koordinator pos pendakian Gunung Slamet di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga Sugeng Riyadi mengatakan, dari pos Bambangan juga sesekali terlihat letupan lava pijar. “Biasanya terlihat saat malam hari jika langit cerah. Pada 2009 juga terjadi hal yang sama,” ujarnya. Ia mengatakan, penduduk Bambangan tak merasa panik dengan letupan lava pijar tersebut karena dianggap sudah biasa. Menurut dia, pada Sabtu malam (15/3/2014), terlihat tiga kali letupan lava pijar yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
edisi 02 I 2014
57
BADIKLAT
Diklat Teknis Gasifikasi Biomassa Untuk Pembangkit Listrik Pusat Diklat KEBTKE menyelenggarakan Diklat Teknis Gasifikasi Biomassa untuk Pembangkit Listrik di Jakarta. Diklat yang berlangsung dari tanggal 10 - 14 Maret 2014 in bertujuan untuk menghasilkan tenaga teknik ketenagalistrikan yang dapat melakukan pengelolaan dan pengusahaan Gasifikasi Biomassa untuk Pembangkit Listrik sesuai prosedur dan standar yang berlaku.
K
ecenderungan konsumsi energi listrik yang meningkat dan adanya fakta penurunan suplai energi yang berasal dari minyak bumi menuntut pengembangan teknologi baru guna memanfaatkan sumber energi alternatif dan ramah lingkungan. Gasifikasi Biomassa merupakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Bahan bakarnya pun sangat fleksibel diantaranya sekam padi, serbuk gergajian kayu, tongkol jagung, cangkang sawit dan limbah lainnya. Gasifikasi Biomassa sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik bagi industri kecil dan menengah. Sumber energi terbarukan ini juga digunakan untuk melistriki daerahdaerah perdesaan/terpencil yang belum terjangkau sarana jaringan listrik PLN.
Diklat Teknis Pengenalan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Panas Bumi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Pusat Diklat KEBTKE) menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pengenalan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Panas Bumi pada tanggal 17 - 20 Maret 2014 di Jakarta. Penyelenggaraan ini dipandang perlu dalam rangka memberikan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkompetensi.
P
anas Bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dan mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber energi alternatif dalam keanekaragaman energi nasional untuk menunjang pembangunan nasional.Dan Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi energi panas bumi yang cukup besar. Meski begitu energi baru terbarukan ini belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan Panas Bumi relatif ramah lingkungan terutama karena tidak memberikan konstribusi gas rumah kaca sehingga perlu didorong dan dipacu perwujudannya. Pemanfaatan energi Panas Bumi ini tentunya tidak saja mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak namun juga akan menghemat cadangan minyak bumi.
Seminar Pengembangan Profesi Bidang Konservasi dan Efisiensi Energi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Pusdiklat KEBTKE) menyelenggarakan acara Seminar Pengembangan Profesi Bidang Konservasi dan Efisiensi Energi di Jakarta (01/04).
T
ujuan diselenggarakan acara ini yaitu untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia bidang konservasi dan efisiensi energi. Sebanyak 150 undangan hadir dalam acara ini yang berasal dari unit-unit dilingkungan KESDM, Asosiasi serta Industri pengguna energi diatas 6000 Ton Oil Equivalent (TOE).
58
edisi 02 I 2014
BADIKLAT
BDTBT Selenggarakan Tiga Diklat Secara Bersamaan Dalam kurun enam hari mulai tanggal 3 – 8 Maret 2014 Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) menjalankan tiga diklat secara bersamaan. Ketiga diklat tersebut yaitu Diklat Transportasi Tambang Bawah Tanah, Diklat Aplikasi SIG Untuk Pertambangan dan Diklat Analisa Conto.
D
iklat Transportasi Tambang Bawah Tanah yang diikuti oleh 10 peserta ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam mendesain, menginstalasi dan mengoperasionalkan alat transportasi tambang bawah tanah. Selain itu mampu melaksanakan tugas-tugas perbaikan dan perawatan peralatan transportasi guna menjamin kelancaran lalu lintas pada area kerja tambang bawah tanah. Materi yang diberikan seputar Metode Penambangan Bawah Tanah, K3 Tambang Bawah Tanah, Mesin Tambang Bawah Tanah, Manajemen Proyek Transportasi TBT, Kelistrikan TBT, Belt Conveyor, Hoist dan Praktik Transportasi TBT.
Diklat Teknis dan Uji Kompetensi Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Pusdiklat KEBTKE) menyelenggarakan Diklat Teknis dan Uji Kompetensi Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu pada tanggal 18 – 23 Maret 2014 di Jakarta. Diklat tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Standar dan Sarana Prasarana Diklat, Sukiman, S.H., M.H. BSK.
P
Diklat Aplikasi SIG Untuk Pertambangan diikuti sebanyak 10 peserta. Sedangkan materi yang diberikan yaitu Konsep Geologi dalam SIG, Model Data SIG, Pengumpulan data SIG, Pembuatan data dan input data SIG dan Manajemen data SIG.
usdiklat KEBTKE memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan dan menerbitkan sertifikat keterampilan tenaga teknik ketenagalistrikan bidang konstruksi khususnya sertifikasi kepada tenaga teknik dengan klasifikasi Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Tiga.
Diklat Analisa Conto yang diikuti oleh 10 orang peserta ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan analisa conto batubara. Sedangkan materi yang diberikan seputar K3 Tambang Bawah Tanah, Lingkungan Pertambangan, Pemercontoan, Teknologi pemanfaatan Batubara sbg Bahan Bakar Langsung, Teknologi Pemanfaatan Batubara sebagai bukan bahan bakar, Pengetahuan Batubara, Pengolahan Batubara, Analisa Batubara dan Observasi Lapangan.
Hal ini karena Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Pusdiklat KEBTKE) telah membentuk suatu Badan Sertifikasi Keterampilan (BSK) untuk sertifikasi keterampilan kerja konstruksi dan telah diakreditasi melalui Keputusan Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor : 15/KPTS/LPJK/D/II/2011. Ini terkait dalam rangka menindaklanjuti hal yang terdapat dalam UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang tertuang pada pasal 44 dan UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Pasal 23 ayat 2.
Dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan dapat memberikan masukan/ input/saran peningkatan kompetensi profesi bidang konservasi dan efisiensi energi, serta percepatan pengembangan dan penyediaan sumber daya manusia melalui diklat konservasi dan efisiensi energi Dalam kesempatan tersebut yang hadir sebagai pembicara yaitu Ir. Maritje Hutapea(Direktur Konservasi Energi - Ditjen EBTKE )(Kebijakan Energi Bidang Konservasi dan Efisiensi Energi di Indonesia), Ir. Parlindungan Marpaung (HAKE) (Sertifikasi Kompetensi Bidang Konservasi Energi dan Efisiensi Energi), Fajar Aristiyanto, S.T. (PT. Semen Padang)(Best practice: Implementasi Manajemen Energi di Industri), Ir. Ignesjz Kemalawarta, MBA (Sinar Mas Land Plaza)(Best practice: Implementasi Manajemen Energi di Bangunan Gedung).
edisi 02 I 2014
59
BADIKLAT
Pengembangan Dan Pemberdayaan TUK LSP PPT MIGAS Pusdiklat Migas dengan Lembaga Sertifikasi Profesi-nya (LSP) atau lebih dikenal dengan LSP PPT Migas mengadakan Forum Komunikasi dengan tema Pengembangan dan Pemberdayaan Tempat Uji (TUK) Kompetensi LSP PPT Migas di Hotel Santika Pandegiling Surabaya (27/03).
A
cara Forum Komunikasi ini mengundang 11 provider dari berbagai wilayah di Indonesia yang telah cukup lama berkerja sama dengan Pusdiklat Migas. Meski begitu beberapa diantaranya belum tergabung sebagai TUK LSP PPT Migas. Dengan diadakannya Forum Komunikasi ini diantaranya untuk menjaring provider tersebut bergabung sebagai TUK LSP PPT Migas. Karena dengan menjadi TUK LSP PPT Migas, provider juga lebih mudah mengkoordinir peserta uji kompetensi untuk mengikuti ujian di TUK selain Pusdiklat Migas. Hadir sebagai pembicara dalam acara ini Krisna Nur Miradi, anggota Komisi Lisensi BNSP (Pedoman BNSP 206 - 2014 tentang Pedoman TUK) dan Joko Prayitno dari LSP PPT Migas (Pengembangan dan Pemberdayaan Tempat Uji Kompetensi LSP PPT Migas). Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan oleh BNSP kepada LSP PPT Migas yaitu Sertifikat Lisensi LSP PPT Migas yang berlaku hingga tahun 2016.
Diklat Operator Listrik Dan Diklat Administrasi Perkantoran Untuk Pegawai Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) menyelenggarakan 2 diklat secara bersamaan selama 4 hari di Sawahlunto, Sumatera Barat (17/03). Kedua diklat tersebut yaitu Diklat Operator Geolistrik dan Diklat Administrasi Perkantoran untuk Pegawai. Para peserta diklat ini berasal dari dinas pertambangan, pemerintah daerah, akademisi dan perusahaan tambang.
D
iklat Operator Geolistrik yang diikuti oleh 10 peserta ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pengoperasian alat geolistrik dan memberikan pengetahuan tentang pengolahan data lapangan dan aplikasinya untuk pertambangan. Sedangkan materi yang diberikan mengenai Metode Geolistrik, Pengenalan Alat Geolistrik, Pengambilan Data Lapangan 2D, Pengambilan Data Lapangan 3D, Pengolahan Data 2D, Pengolahan Data 3D dan Analisa dan Pelaporan Hasil. Para pengajarnya sendiri berasal dari GAP 999 Consulting Bandung dan Balai Diklat Tambang Bawah Tanah. Untuk diklat Administrasi Perkantoran untuk Pegawai ini diikuti sebanyak 15 peserta. Tujuannya yaitu untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peserta diklat agar dapat memberdayakan semua potensi yang ada dalam organisasi secara harmonis dan berkesinambungan. Para pengajarnya berasal dari Pusdiklat Teknis Fungsional LAN RI, Kementerian Keuangan dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumbar.
60
edisi 02 I 2014
BALITBANG
D 30 Tahun PPPGL Bertepatan dengan tanggal 6 maret 2014 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memasuki usia yang ke-30.
Launching Peta Potensi Energi Laut Indonesia
engan perjalanan yang cukup panjang PPPGL telah melaksanakan berbagai kegiatan pemetaan geologi dan geofisika kelautan di wilayah perairan Indonesia, baik di kawasan pesisir maupun laut lepas. Semua ini dapat terlaksana dengan dukungan dari sumber daya manusia dan peralatan terutama kapal riset yang dimiliki, yaitu Geomarin I, Geomarin II dan Geomarin III maupun kapal-kapal kecil lainnya yang digunakan di wilayah pantai. Tidak itu saja, PPPGL juga turut berperan dalam upaya pencarian sumber energi alternatif. Beberapa potensi yang berasal dari laut dan bisa dikonversi menjadi sumber energi adalah arus laut, gelombang laut dan perbedaan suhu air laut. Salah satu hasil dari upaya tersebut, PPPGL bekerjasama dengan beberapa pihak telah berhasil membuat tiga buah peta potensi energi laut yang diresmikan serta ditandatangani oleh Menteri ESDM Jero Wacik bertepatan dengan peringatan 30 tahun PPPGL. Tiga buah peta potensi energi laut, yaitu : Peta Potensi Gelombang Laut Indonesia, Peta Potensi Arus Laut Indonesia, dan Peta Potensi Panas Laut Indonesia.
Selain itu Wakil Menteri ESDM secara khusus menyampaikan kuliah umum kepada mahasiswa ITS dan peserta tamu undangan. Wamen dalam kuliah umum tersebut mengangkat tema Membangun Pilar Ketahanan Energi melalui Inisiasi Pengembangan Pemanfaatan dan Kemampuan Energi Laut Secara Masif.
Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo menghadiri Launching Peta Potensi Energi Laut Indonesia di Gedung Graha Sepuluh Nopember, Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur (07/03).
S
ebelumnya peta potensi energi laut tersebut telah diresmikan serta ditandatangani oleh Menteri ESDM Jero Wacik pada tanggal 6 Maret 2014. Peta Potensi Energi laut yang di-launching terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu Peta Potensi Energi Arus Laut, Peta Potensi Energi Gelombang Laut, dan Peta Potensi Energi Panas Laut. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Litbang ESDM, F.X. Sutijastoto, Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Produksi, Wakil Rektor ITS, Dinas ESDM Jawa Timur dan para stakeholder. Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Litbang ESDM, F.X. Sutijastoto mengatakan bahwa sumber energi dari minyak bumi dan gas yang tidak terbarukan telah memasuki periode penurunan produksi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh sumber energi baru dan terbarukan. Hal ini dilakukan untuk dapat mengisi kurangnya pasokan energi nasional. “Energi laut yang terdiri dari arus laut, arus pasang surut, gelombang, panas laut serta perbedaan salinitas merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan harus segera dapat dimanfaatkan”, ujar Sutijastoto. Pada acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Litbang ESDM dengan ITS tentang kerja sama penelitian dan pengembangan, pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat yang menyangkut pada pengembangan energi dan sumber daya mineral.
edisi 02 I 2014
61
BALITBANG
Pelantikan Pejabat Wakil Menteri Eselon III dan IV dan ESDM Memberikan Kuliah Umum Di ITS Pengukuhan Koordinator Kelompok Pelaksanaan Wakil Menteri ESDM, Susilo Litbang Siswoutom, memberikan kuliah umum di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (07/03).
Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto melantik pejabat eselon III dan IV serta pengukuhan Koordinator KP3 di lingkungan Badan Litbang ESDM di Jakarta (20/03). ”Kapasitas saja tidak cukup untuk mendukung pengembangan dalam berkarir. Kita harus mempunyai integritas tinggi bagi institusi. Salah satu aspek penting integritas adalah loyalitas. Kita harus jaga loyalitas terhadap institusi. Di samping integritas kita aspek penting yang harus dijaga adalah akseptabilitas,” ujar Kepala Badan.
D
alam kuliah umum tersebut Wamen mengangkat tema Membangun Pilar Ketahanan Energi melalui Inisiasi Pengembangan Pemanfaatan dan Kemampuan Energi Laut Secara Masif. “Jadilah pemimpin yang amanah, jangan korupsi! Jadilah pemimpin yang berguna untuk negara, membantu teman, membantu tetangga, dan membantu masyarakat” ujar Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo. Acara ini merupakan rangkaian agenda dalam rangka Launching Peta Potensi Energi Laut Indonesia. Tujuan diselenggarakannya kuliah umum ini adalah memberikan pemahaman mengenai ketahanan dan kemandirian energi. Wakil Menteri menyampaikan bahwa Badan Litbang ESDM memiliki fasilitas laboratorium tercanggih di Indonesia dan didukung oleh peneliti yang kompeten di bidangnya masing-masing, seperti minyak dan gas bumi, mineral dan batubara, kelistrikan, energi baru dan terbarukan, serta geologi kelautan. Pada kesempatan tersebut Wakil Menteri ESDM juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Catur Dharma Energi, salah satunya adalah mengurangi import BBM, yaitu dengan memanfaatkan sumber energi baru terbarukan, seperti bahan bakar gas (BBG), selain harganya maksimum sebesar 60% dari BBM, BBG ini lebih clean terhadap lingkungan. Selain upaya tersebut Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan bahwa pada tahun 2016 semua kendaraan harus menggunakan sistem dual fuel, memanfaatkan EBT terutama untuk daerah kepulauan dan terpencil, dan menggunakan biodiesel.
62
edisi 02 I 2014
Sebanyak tujuh Koordinator Kelompok Pelaksana Litbang yang dikukuhkan oleh Kepala Badan Litbang ESDM. Selain itu juga dilantik sebanyak empat pejabat eselon III dan lima belas pejabat eselon IV di lingkungan Badan Litbang ESDM. Pada kesempatan ini Kepala Badan Litbang ESDM menyatakan telah mengevaluasi dan menata kembali Kelompok Pelaksana Litbang. Untuk mengoptimalkan fungsi, maka nomenkelatur Kelompok Pelaksana Litbang di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan disesuaikan dengan perkembangan organisasi menjadi Kelompok Pelaksana Litbang Sumber Daya Mineral Kelautan; Kelompok Pelaksana Litbang Sumber Daya Energi Kelautan; serta Kelompok Pelaksana Litbang Geologi Lingkungan dan Kewilayahan Pantai dan Laut. Sutijastoto berharap agar segenap pihak termotivasi meningkatkan kemampuan sehingga mampu menempatkan peranan strategis Badan Litbang ESDM dalam pembangunan sektor ESDM. ”Kita harus mampu menjadi centre of excellence teknologi di sektor ESDM yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan ketahanan energi nasional dan pembangunan industri hilir mineral dan batubara,” pungkasnya.
BALITBANG
RIG CBM Buatan Kerjasama LEMIGAS Kementerian ESDM Pemerintah berencana untuk memperbanyak rig-rig ini sehingga tidak perlu mengimpor lagi yang tentunya akan memperbesar biaya pemboran.
U
ntuk mengurangi biaya dalam melakukan sebuah eksplorasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “Lemigas” telah mengembangkan sebuah prototype Rig CBM dengan kapasitas engine 400 HP (Horse Power). Prototype Ri CBM ini nantinya dapat digunakan untuk melakukan pemboran sedalam 1000 meter. Selain untuk mengurangi biaya eksploitasi, pembuatan rig ini akan membukan kesempatan kerja terutama untuk operator rig. Untuk setiap rig, diperlukan operator sekitar 5 hingga 10 orang.
Dengan Universitas Udayana
Kementerian ESDM dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan, melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Universitas Udayana, Bali di Kampus Universitas Udayana, Bali (17/03).
“Ini Rig yang kita desain bersama-sama antara Lemigas Balitbang dengan universitas dan perusahaan yang membangun rig. Rig yang digunakan untuk pengeboran ini kapasitasnya antara 375 hingga 400 HP (horse power),” ujar Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo saat meninjau Rig CBM Lemigas usai membuka IndoCBM 2014, Selasa (25/03). Dijelaskan Wamen, untuk mengeksplotasi CBM diperlukan rig-rig yang banyak. Dan rig produksi Lemigas ini dapat melakukan pengeboran hingga kedalaman 1000 meter. “Jadi jangan sampailah untuk yang kecil-kecil kita impor dan kelangkaan dari peralatan-peralatan ini tidak terjadi,” jelas Wamen. Pemerintah berencana untuk memperbanyak rig-rig ini sehingga tidak perlu mengimpor lagi yang tentunya akan memperbesar biaya pemboran. “Kita akan perbanyak rig ini, haraganyapun relatif murah dan tantangannnya adalah mendidik operator-operator ini,” lanjut Wamen. Susilo selanjutnya meminta Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto untuk segera berkoordinasi dengan Direktorat Hulu PT Pertamina dan VICO, agar kedua perusahaan tersebut dapat memanfaatkan Rig CBM PPPTMGB “LEMIGAS”.
P
enandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh oleh Kepala Badan Litbang ESDM, F.X. Sujiastoto dan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Teguh Pamudji yang bertindak untuk dan atas nama Badan Diklat ESDM, sementara dari pihak Universitas Udayana dilakukan oleh Rektor Universitas Udayana. Acara tesebut disaksikan oleh Menteri ESDM, Jero Wacik. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Litbang ESDM dengan Universitas Udayana ini bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang terkait dengan bidang energi dan sumber daya mineral. Dan untuk Nota Kesepahaman antara Badan Diklat ESDM dengan Universitas Udayana bertujuan untuk menyiapkansumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan profesional di bidang energi dan sumber daya mineral. Nota Kesepahaman antara Badan Litbang ESDM berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Sementara itu Nota Kesepahaman antara Badan Diklat dengan Universitas Udayana berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditanda-tangani. edisi 02 I 2014
63
TEKNOLOGI
CSNOx, Teknologi Pertama Di Dunia Untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
P
emanasan global dan perubahan iklim sebagai akibat dari tingginya gas rumah kaca di atmosfir tak pelak lagi menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia. Meskipun Indonesia sadar bahwa emisi gas rumah kaca adalah pekerjaan rumah yang berat, akan tetapi naiknya pertumbuhan kebutuhan listrik nasional dan perlunya menambah angka persentase elektrifikasi yang saat ini baru mencapai 65%, menjadikan pemerintah berusaha menambah pasokan listrik dari pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang memang murah dengan melalui program 10.000 MW Tahap I dan II. Sektor energi Indonesia yang kini menjadi emitor gas rumah kaca terbesar akan tetap pada posisinya jika tidak ada usaha ataupun solusi.Berbagai langkah global pun dilakukan, antara lain sosialisasi perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan bagi tiap individu, hingga riset metode dan teknologi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan sebagainya. TEKNOLOGI PERTAMA DI DUNIA Pengembangan teknologi penekan emisi gas rumah kaca yang lebih maju tak luput juga dilakukan, hanya saja hasilnya masih belum memuaskan.Hingga, Ecospec, sebuah perusahaan Singapura yang fokus pada riset dan pengembangan teknologi guna menjadikan lingkungan yang lebih baik, mengklaim teknologi terbarunya yakni CSNOx.Teknologi yang dimiliki Ecospec adalah salah satu teknologi ramah lingkungan yang berfungsi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada gas buang industri. Teknologi yang bernama CSNOx tersebut juga telah dipatenkan. CSNOx merupakan teknologi baru dan yang pertama di dunia, dengan 3 fungsi dalam satu sistem penekan emisi gas buang pembakaran pada berbagai industri.Teknologi ini merupakan ‘’true green technology’’, yakni teknologi yang tidak menghasilkan polusi turunan atau produk samping berupa polutan yang harus disimpan.
64
edisi 02 I 2014
TEKNOLOGI Sesuai dengan namanya, CSNOx menggambarkan teknologi yang mampu menurunkan emisi ketiga gas rumah kaca, yakni CO2, SO2, dan NOx tersebut dalam satu proses. Kemampuan tersebut berkat melalui proses elektrolisa, dengan memanfaatkan gelombang frekuensi ultra rendah (Ultra Low Frequency) terhadap air sebagai media ‘’pembilas’’ gas buang industri.
Teknologi penurun emisi lainnya hanya fokus untuk mengurangi satu komponen gas rumah kaca, seperti SO2 saja, CO2 saja atau hanya NOx. Lain halnya dengan CSNOx yang bekerja ‘’membilas’’ gas buang dari semua komponen gas rumah kaca tersebut. Artinya, teknologi yang dimiliki CSNOx lebih efektif dan efisien, baik dari sisi unjuk kerja maupun dari sisi biaya.
CSNOx terdiri dari 5 subsistem, yaitu Pertama, Seawater Intake Bio Fouling Control yang berfungsi menahan pertumbuhan organisme dan melindungi pipa sistem keseluruhan; Kedua, Spray Waterdengan tiga komponen Sulphur Absorption Enhancer (SAE), Mineral Scale Control (MSC) dan CO2 dan NOx Reducer (CNR) yang berfungsi meningkatkan pH dan mengaktivasi air sebelum disalurkan ke menara penekan. Ketiga, Abator Tower atau menara penekan berfungsi sebagai ruang reaksi antara air teraktivasi dengan gas buang; Keempat, Wash Water menjaga agar air yang keluar dari menara penekan tetap mempunyai pH minimal 6,5; dan Kelima, Exhaust Gas Monitoring yang berfungsi memantau tekanan, komposisi dan suhu gas yang keluar dari menara penekan serta tinggi permukaan air di dalam menara penekan.
CSNOx pada awalnya memang dikembangkan untuk industri pelayaran, terutama pada kapal-kapal besar yang diharuskan memenuhi persyaratan emisi yang ketat yang dikeluarkan oleh International Maritim Organization. Meskipun implementasi teknologi
Uji coba yang dilakukan pada sebuah kapal tanker berbobot 100.000 ton, yang berangkat dari Singapura menuju Timur Tengah menunjukkan penurunan emisi SO2 sebesar 99%, 77% untuk CO2, dan 66% untuk NOx. Hasil tersebut sudah diverifikasi oleh American Bureau of Shipping, sebuah NGO yang mengembangkan dan memelihara standar teknis pembuatan dan pengoperasian kapal dan struktur lepas pantai.Tidak hanya itu, air yang digunakan untuk ‘’membilas’’ juga mengalami penambahan sifat alkalin yang bermanfaat untuk membantu pemulihan koral yang mengalami ‘’bleaching’’ atau pemutihan akibat tingginya keasaman laut karena banyaknya CO2 yang harus diserap. Dari sisi desainnya, CSNOx bersifat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kapasitas gas buang industri yang akan menggunakannya. Bisa menggunakan satu dari lima bagian dari menara penekan atau lebih. Banyaknya bagian dari menara penekan akan memberikan hasil keluaran gas buang yang lebih bersih.
tersebut saat ini masih pada kapal, tidak menutup kemungkinan CSNOx juga diterapkan pada industri lainnya. Pasalnya, setiap pembakaran bahan bakar fosil apapun jenisnya baik diesel, gas alam, batu bara, dan lainnya akan selalu menghasilkan CO2, SO2, NOx. Artinya, teknologi tersebut bisa diaplikasikan pada industri baja, semen, keramik, kaca, petrokimia, pengilangan, dan pembangkit listrik dan lain sebagainya.Berbicara tentang keekonomian CSNOx, investasi awal teknologi tersebut lebih rendah 80% jika dibandingkan dengan teknologi lainnya. Jika masing-masing teknologi penurun emisi yang hanya mampu menurunkan satu komponen gas rumah kaca digabung agar bisa menurunkan emisi ketiga komponen gas tersebut, maka biaya investasi yang dikeluarkan
akan sebesar 1,5 juta US dollar per MegaWatt atau 1.500 US dollar per kiloWatt. Sedangkan, CSNOx sendiri dengan tiga fungsi yang dimilikinya sekaligus, hanya perlu investasi sebesar 300 US dollar per kiloWatt. Dari sisi operasionalnya, untuk membersihkan gas buang sebanyak 100.000 m3 per jam atau setara dengan energi 11 MW hanya dibutuhkan 100 kiloWattjam operasi. Artinya, hanya dibutuhkan biaya operasional sebesar 1% saja.Pemeliharaan CSNOx sendiri terbilang mudah, karena sebagian besar merupakan perangkat elektronik dan tidak memerlukan seorang spesialis untuk menanganinya.
Kendati CSNOx sudah cukup menunjukkan unjuk kerjanya ketika diuji coba pada kapal, akan tetapi uji coba yang akan dilakukan pada pembangkitpembangkit listrik berbahan bakar fosil juga perlu ditunggu hasil evaluasinya. Hal tersebut sangat perlu, jika CSNOx adalah teknologi yang layak, baik dari segi teknologi maupun biaya, untuk diimplementasikan pada pembangkit listrik. Banyak negara, termasuk Indonesia, masih mengandalkan pasokan listrik dari pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar fosil, khususnya batubara. Dimana harga listrik yang rendah dan keramahan terhadap lingkungan masih menjadi keharusan. Oleh karena itu,sudah selayaknya Indonesia segera mengaplikasikan teknologi penurun emisi gas rumah kaca pada pembangkit-pembangkit listrik batubara.
edisi 02 I 2014
65
LINGKUNGAN
BBN Cegah Emisi
“Bahan bakar nabati menawarkan biaya yang lebih murah guna memangkas emisi dalam jangka waktu 17 tahun, yaitu sebesar £336 juta ($541 juta) pada 2030,” ujar Associate Director Element Energy Alex Stewart.
66
edisi 02 I 2014
LINGKUNGAN
B
ahan bakar nabati (BBN) telah banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan membuat BBN banyak dilirik oleh sejumlah pihak untuk dikembangkan. Selain itu, BBN juga turut secara efektif– bersinergi dengan kendaraan listrik–dalam memangkas polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Emisi karbon ini berasal dari transportasi darat yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil. Bahan bakar nabati juga menawarkan biaya yang lebih murah dalam mengurangi emisi karbondioksida (CO2). Hal ini terungkap dari laporan Element Energy terbaru yang diterbitkan tahun lalu. Laporan yang mengupas peran bahan bakar nabati dalam industri transportasi darat di Inggris ini menyatakan, emisi CO2 dari transportasi darat bisa dikurangi secara signifikan dengan meningkatkan bauran (campuran) bahan bakar nabati dalam bahan bakar kendaraan darat. Pada 2030, kenaikan bauran bahan bakar nabati berpotensi memangkas emisi CO2 hingga 27% atau 12 juta ton per tahun. BBN juga memungkinkan masyarakat menghemat biaya energi.
Minyak jarak, misalnya, untuk membayar hutang karbon akibat konversi lahan kering, perlu 30 tahun dan sembilan sampai 14 ton biji per hektar per tahun di lahan kering dan semi kering. Hanya setelah periode ini, pengurangan emisi bersih dapat dicapai lewat penggunaan bahan bakar yang diproduksi. Di samping itu, cadangan karbon di lahan kering terbukti rendah–berkisar antara dua hingga 136 ton per hektar (dibandingkan sekitar 260 ton karbon per hektar di hutan hujan tropis Indonesia). “Namun, kita juga harus mempertimbangkan besarnya karbon yang dilepaskan akibat pembersihan dan pengolahan tanah ketika lahan dikonversikan untuk area budidaya,” lanjut Achten. Untuk beberapa tipe lahan, semisal lahan yang sudah ditanami dan dikelola, hutang karbon mungkin tidak terlalu signifikan. Namun, konversi dari lahan jenis ini menjadi penggunaan lain dapat memicu dampak tidak langsung, seperti tanaman pangan direlokasi ke lahan lain. Konversi ini yang seringkali menyebabkan munculnya tambahan emisi karbon di tempat lain.
“Bahan bakar nabati menawarkan biaya yang lebih murah guna memangkas emisi dalam jangka waktu 17 tahun, yaitu sebesar £336 juta ($541 juta) pada 2030,” ujar Associate Director Element Energy Alex Stewart. Industri BBN tumbuh dengan sehat dalam sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan ini mencoba mengimbangi produksi dan konsumsi bahan bakar fosil di sejumlah wilayah yang meningkat sangat pesat. Potensi BBN untuk mencegah emisi sebaiknya mempertimbangkan jenis lahan. Tanaman penghasil bahan bakar nabati yang dibudidayakan di lanskap semi kering diyakini lebih menarik dibanding yang terdapat di kawasan subur dan lembab karena dapat diproduksi secara berkelanjutan. Namun, menurut peneliti utama dan peneliti dari universitas Leuven di Belgia Wouter Achten, hal ini mungkin bukan solusi yang terlanjur diharapkan oleh banyak pihak. Ambil contoh tanaman jarak. Tanaman ini sudah dipromosikan sebagai salah satu tanaman penghasil bahan bakar nabati yang terbaik untuk lahan kering dengan keunggulan banyaknya biji minyak yang dihasilkan. Tanaman ini juga terbukti tahan terhadap kekeringan dan hama. Tapi, Achten berucap, membudidayakannya dengan cara yang menguntungkan bagi lingkungan ternyata sulit. Di beberapa daerah, kemungkinan hasil minyak jarak tidak cukup untuk menjadi pembenaran akan emisi yang dihasilkan saat berlangsungnya proses dan dari pengunaan bahan bakar transportasi.
Dengan demikian, tanaman penghasil bahan bakar nabati yang terbukti memiliki kemampuan untuk memperlambat perubahan iklim seharusnya tidak dibudidayakan di lahan yang awalnya telah kehilangan karbon dalam jumlah besar. Pasalnya, akan membutuhkan waktu sangat lama bagi budidaya dan pembentukan cadangan karbon untuk menggantikan kehilangan tersebut. “Saya tidak menyatakan bahwa produksi atau pengembangan bahan bakar nabati di lahan ini harus dihentikan. Tetapi, ketika kita bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, potensi lahan seperti ini mungkin terbatas,” katanya. Achten juga tidak dapat mengabaikan dampak sosioekonominya sehingga mungkin selanjutnya akan membatasi area yang tersedia serta cocok untuk produksi bahan bakar nabati yang berkelanjutan. “Aktivitas ini dan yang lainnya, akan berdampak terhadap air, keanekaragaman hayati dan struktur tanah,” lanjut Achten. Hal tersebut, masih menurut Achten, masih perlu digali lebih dalam. Tantangannya adalah bagaimana cara menemukannya. “Menurut saya, keseimbangan bisa dicapai melalui penggunaan area dengan cadangan karbon yang rendah, misalnya, lahan yang terbengkalai atau tandus dan yang tidak berisiko terhadap perubahan tata guna lahan secara tidak langsung,” pungkasnya.
edisi 02 I 2014
67
POTENSI
Nira Aren Bahan Baku BIOETANOL yang Menjanjikan
Krisis energi mendorong orang memunculkan beragam kreativitas. Aren yang selama ini identik sebagai bahan baku gula dan minuman keras ternyata bisa menjadi bahan untuk membuat etanol 68
edisi 02 I 2014
POTENSI
D
i berbagai wilayah di Indonesia, aren kerap dijadikan sebagai minuman keras. Aren sebagai bahan baku minuman keras terkenal dengan “Cap Tikus”. Namun, tidak jarang pula masyarakat yang secara turun-temurun piawai mengolah aren menjadi etanol dengan peralatan sederhana. Aren memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber alternative energy terbarukan, yaitu bioetanol. Proses pengolahan nira aren menjadi bioetanol telah tersedia teknologinya. Teknologi yang dipakai tidaklah terlalu rumit, hanya destilator dan dehidrator. Proses pembuatan bioetanol ini diawali dengan proses fermentasi nira aren selama tiga hari sejak disadap. Kemudian, disuling di dalam destilator yang menghasilkan etanol kadar 90% sampai 94%.
pada kendaraan roda empat yang melaju kencang dari Minahasa Utara menuju Manado. Kecepatan rata-rata mobil tersebut 50 hingga 100 km per jam. Johan Arnold Mononutu menggunakan 10%–15% bahan bakar bioetanol dari nira aren. Ia mengungkapkan hasilnya, “Tidak ada keluhan apa-apa. Malahan suara mesin lebih halus dan tarikan lebih kencang karena setara Pertamax Plus”.
Lalu, hasil sulingan segera diproses dengan alat dehidrator. Proses ini menggunakan bahan pembantu molekul sieve yang menghasilkan bioetanol 100% kualitas Fuel Grade. Proses destilasi menjadikan etanol 90%. Adapun dehidrasi mengubahnya menjadi bioetanol murni. Etanol dengan kadar 70% sudah bisa dipakai sebagai bahan bakar di rumah tangga. Biasanya, yang berkadar di bawah 70% dipakai sebagai pengganti minyak tanah. Adapun yang lebih tinggi, bisa dipakai sebagai bahan bakar diesel atau genset. Sementara itu, nira aren berkadar 90% hingga 100% bisa dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Bioetanol dari aren sendiri punya keistimewaan. Ia tak akan mengeluarkan asap bila dibakar. Alias bebas polusi. Pemanfaatan nira aren sebagai bahan bakar, misalnya, bisa ditemui di Minahasa, Sulawesi Utara. Peneliti dan pengembang aren Johan Arnold Mononutu telah menguji coba nira aren sebagai bahan bakar kendaraan sejak 2007. Suatu kali, ia menguji nira aren
Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa mengganti minyak tanah dengan bioetanol untuk lampu-lampu petromaknya,” tutur Johan. Di beberapa kecamatan, seperti Kauditan dan Telawaan, warga mengolah energi hijau tersebut sebagai mata pencaharian. Di Desa Tamaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, misalnya, potensi bioetanol dari pohon aren sangat besar. Penggerak Ekonomi Pedesaan di kabupaten Minahasa Utara Renald Tuhwidan menuturkan, usia produktif pohon aren ialah tujuh sampai 30 tahun. Jumlah pohon produktif kurang lebih 50.000 batang, yang belum produktif tidak terhitung. Semuanya tumbuh dengan liar. Dari pohon aren yang produktif itu hanya 60%–70% yang telah dimanfaatkan, selebihnya pohon tidak disadap. Dengan masa produksi empat hingga enam bulan, setiap pohon akan menghasilkan 20 liter nira. Terbayangkan jika seluruh pohon aren dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Pemanfaatan tanaman aren sudah berlangsung lama. Sayangnya, pohon aren relatif lambat berkembang menjadi komoditas agribisnis, tumbuh secara alami dan sebagian kecil saja yang mulai dibudidayakan. Perhatian dan upaya yang lebih serius perlu dilakukan oleh berbagai pihak terkait, Pemerintah, swasta dan petani aren secara terintegrasi agar memberi manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Selain kendaraan, Johan memanfaatkan nira aren untuk kompor. Ia menyampaikan, untuk kompor cukup memakai bioetanol berkadar 60%. Dengan menggunakan bioetanol, lanjut Johan, warna api yang dihasilkan biru, tanpa jelaga dan lebih irit karena konversi minyak tanah dan bioetanol 2:1. Artinya, satu liter bioetanol mampu menggantikan dua liter minyak tanah.
Peluang pengembangan industri aren ke depan sangat besar dilihat dari daerah penyebaran tanaman aren yang sangat luas, bahan baku yang dapat diolah menjadi berbagai aneka produk bernilai ekonomi, memiliki nilai komparatif, teknologi yang dibutuhkan dan membuka lapangan kerja baru. Maka, strategi pengembangan ke depan difokuskan pada industri aren untuk ketahanan pangan dan energi terbarukan.
“Kesuksesan ini telah mendorong kelompok nelayan di Desa Kema,
edisi 02 I 2014
69
POTENSI
Bunga Matahari Di Balik Keindahannya Menyimpan Potensi Energi
Bunga yang satu ini sudah kadung terkenal akan keindahannya. Selain indah, bunga ini juga menyimpan potensi sebagai sumber bahan bakar plus ramah lingkungan. Bunga ini adalah bunga matahari.
70
edisi 02 I 2014
POTENSI
B
unga matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikirkenikiran (Asteraceae). Bunga ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30 cm). Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga Matahari juga memiliki perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap ke arah matahari atau heliotropisme. Namun demikian, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil. Bunga matahari memiliki biji yang mengandung minyak. Bijinya memang tipis. Meski begitu, biji tersebut memiliki kandungan minyak 48% sampai 52%. Untuk bisa menghasilkan minyak sebanyak satu liter, dibutuhkan 60 tandan bunga majemuk. Beberapa penelitian juga mencatat, biji bunga matahari juga bisa diolah sehingga menjadi biosolar. Dengan memiliki kandungan tersebut, wajar jika bunga matahari banyak dimanfaatkan sebagai sumber minyak, baik untuk kebutuhan pangan maupun industri. Biji bunga tersebut, jika diproses dengan pengepresan dingin, maka dapat digunakan untuk salad, minyak masak dan mentega. Jika dilakukan dengan pengepresan panas, sebagian besarnya bisa digunakan untuk industri cat, plastik, sabun, detergen dan ajuvan pestisida. Biji tersebut dikupas dengan alat pengupas sebelum dipres. Lalu, biji itu dipanaskan dalam suhu 180º–240ºF. Kemudian, dipres secara mekanik dengan menggunakan expeller. Proses tersebut dapat memisahkan setengah kandungan minyak. Lalu, ditempatkan dalam proses larutan ekstraksi untuk memisahkan sisa minyak melalui pencucian secara kimia. Minyak biji bunga matahari merupakan trigliserida yang tersusun atas asam lemak dan gliserol yang memiliki rantai karbon panjang. Asam lemaknya
dapat di-alkoholisis dengan alkohol yang memiliki berat molekul rendah. Permasalahan yang muncul kini bagaimana memperoleh yield yang baik, dari alkoholisis minyak biji bunga matahari dengan metanol, dengan katalisis Natrium Hidroksida (NaOH) untuk menghasilkan metil ester sebagai bahan bakar alternatif. Metil ester yang dihasilkan itulah yang diharapkan dapat menjadi bahan bakar alternatif. Dengan begitu, ada harapan minyak bumi dapat digantikan dengan bahan bakar yang dapat diperbaharui dan lebih ramah lingkungan. Biji bunga matahari ini juga mengandung 45% sampai 50% lipid sehingga hal itu memungkinkan untuk dijadikan sebagai sumber energi biodiesel. Asap hasil pembakaran dari metil ester ini bersih dan tidak menghasilkan emisi sulfur dioksida. Metil ester adalah bahan kimia dasar turunan dari minyak dan lemak. Metil ester ini diproduksi dengan proses alkoholisis, di mana minyak atau lemak itu direaksikan dengan metanol atau biasa disebut dengan metanolisis. Proses metanolisis minyak atau lemak akan
menghasilkan metil ester dan gliserol dengan memecahkan trigliserida. Alkoholisis adalah reaksi suatu asam karboksilat dengan alkohol untuk membentuk suatu ester. Wujud metil ester ini berupa cairan berwarna yang mudah larut dalam alkohol, tapi tidak larut dalam air.
Metil ester juga biasanya digunakan sebagai pembasah, campuran pelumas dan pelindung. Gliserol adalah cairan yang tidak berbau, tidak berwarna, hidroskopis, larut dalam air dan alkohol, tapi tidak larut dalam eter, benzene dan kloroform. Dalam sebuah penelitian, minyak bunga matahari secara 100% pernah digunakan untuk kendaraan traktor, sebagai pengganti bahan bakar diesel. Dan ternyata, bunga matahari memiliki viskositas 14% lebih tinggi ketimbang bahan bakar diesel pada 37ºC. Mesin atau motor dapat menggunakan minyak biji bunga matahari karena sama dengan mesin diesel. Tapi, oksidasi minyak bunga matahari menyebabkan getah berat atau deposit lilin menempel pada peralatan tes. Di samping potensial untuk sumber energi alternatif, bunga matahari merupakan produk makanan yang penting bagi manusia karena memiliki kandungan energi yang tinggi. Bahan nabatinya sampai 86%. Beberapa penelitian mencatat, hampir 12,6% produksi minyak nabati di dunia dipenuhi dari bunga matahari. Sebagai tumbuhan yang ditanam di tanah yang hangat, bunga matahari harus berada di suasana yang cerah.
Daerah-daerah yang beriklim subtropis tentunya menjadi tempat favorit bagi tumbuhan ini. Tumbuhan jenis ini memang seharusnya ditanam di dataran tinggi. Jika ditanam di sana, daerah-daerah tropika misalnya, bunga matahari akan tumbuh dengan baik.
edisi 02 I 2014
71
KESELAMATAN
H
al yang penting yang harus diperhatikan dalam proses kerja di pertambangan adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hal tersebut dapat terwujud jika tempat kerja tersebut aman. Ini artinya bebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan seorang pekerja cedera atau bahkan meninggal dunia. Kesehatan kerja dapat diwujudkan karena tempat kerja dalam kondisi sehat. Tempat kerja bisa dianggap sehat kalau bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi tempat kerja yang kurang baik. Banyaknya aktivitas kerja di lingkungan pertambangan tentunya mengandung risiko yang dapat mengancam manusia dan lingkungan kerja. Jika bahaya-
bahaya tersebut tidak diperhatikan dan ditanggulangi dengan baik, maka ini akan mengakibatkan timbulnya kecelakaan pada manusia maupun kerusakan peralatan serta lingkungan. Bahaya-bahaya tersebut antara lain debu tambang (mine dust), kebisingan, getaran dan sebagainya. Debu tambang merupakan katagori pertama yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan kerja. Dan akibat yang ditimbulkannya diantaranya penyakit alat pernafasan atau keracunan pada organ tubuh, kerusakan peralatan/ mesin dan kecelakaan tambang. Sedangkan kebisingan, dampaknya dapat terasa tidak dalam waktu seketika. Bahaya yang dapat muncul dari kebisingan diantaranya kehilangan pendengaran (tuli), penyempitan
arteri (pembuluh darah), peningkatan rate detak jantung dan arus adrenalin ke dalam darah, gangguan syaraf dan sebagainya. Selain itu, juga berdampak buruk lain seperti mengurangi konsentrasi kerja dan daya kerja, menghambat komunikasi dan pembicaraan, atau mengganggu masyarakat sekitarnya Sementara itu aktivitas kerja di pertambangan tentu tak luput dari pengaruh getaran yang berasal dari peralatan yang digunakan. Getaran tersebut bisa menghasilkan frekwensi dan amplitudo rendah atau tinggi. Getaran itu merambat melalui telinga dan dapat menjalar ke sejumlah anggota tubuh lain dari pekerja. Di samping bahaya-bahaya yang disebutkan tadi, bekerja di
Waspada Akan Bahaya Kegiatan Pertambangan
72
edisi 02 I 2014
KESELAMATAN Dampak-dampak itu diantaranya pencemaran terhadap air (erosi, larutnya unsur-unsur logam berat (leaching)), pencemaran udara, perubahan kontur tanah hingga perubahan alur sungai.
pertambangan juga mengandung risiko lain. Risiko itu dapat berasal dari bahaya pada peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat, tidak aman, tidak tertutup atau terlindungi. Bahaya lainnya ialah dari lingkungan. Lingkungan yang becek, licin, gelap, berdebu, mengandung gas beracun, atau instabilitas lapisan batuan (longsor, runtuh) bisa pula membahayakan. Tidak itu saja, para pekerja juga dapat
menjadi sumber bahaya. Bahaya tersebut dintaranya tidak menggunakan APD (alat pelindung diri) standar, tidak memperhatikan petunjuk, atau tidak peduli K3. Selain itu terjadinya kebakaran, ledakan dan hubungan arus listrik juga bahaya yang harus diwaspadai. Dalam jangka panjang, pekerjaan pertambangan juga dapat berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Melakukan aktifitas pekerjaan di area pertambangan memang sarat terhadap berbagai bahaya. Oleh karenanya, perhatian ekstra perlu diberikan dalam penerapan K3. Peraturan perundangan yang mengakomodir K3 perlu ditegakkan. Dan para pengusaha tambang juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lokasi kerja. Namun yang ak kalah pentingnya yaitu para pekerja pun harus menyadari bahaya yang mungkin timbul bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan kerja dan sekitarnya.
Debu tambang merupakan katagori pertama yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan kerja. Dan akibat yang ditimbulkannya diantaranya penyakit alat pernafasan atau keracunan pada organ tubuh, kerusakan peralatan/mesin dan kecelakaan tambang.
edisi 02 I 2014
73
!"#$$%&' A - Acid mine water (air asam tambang) Air tambang yang mengandung asam sulfat lemah yang dihasilkan dari reaksi organik atau anorganik dari material yang mengandung pirit dengan air dan oksigen - Acidizing (Pengasaman) Proses pemasukan asam ke dalam formasi gamping yang mengandung minyak dan gas bumi untuk memperbaiki permeabilitas agar memudahkan pengaliran minyak dan gas bumi kedalam lubang sumur. - Adit (terowongan buntu) Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi. - Age (Umur) Zaman Geologi Suatu jangka waktu sejarah bumi yang diciptakan oleh bentuk kehidupan yang penting/ dominant/ kejadian tertentu. - Agglomerate (gumpalan) Butiran padat yang saling bergumpal dengan kuat sebagai produk proses aglomerasi B - Banka drill (bor bangka) Bor tumbuk manual dipergunakan untuk mengambil percontoh atau menguji cebakan aluvial yang terdapat pada kedalaman 30 35 m. - Barometer (barometer) Alat untuk mengukur tekanan absolut udara - Base rock (batuan dasar) Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang - Basin (cekungan) Daerah cekungan yang luas terdiri atas batuan sediment dan yang karena konfigurasinya dapat merupakan tempat tampungan minyak. - Basin (Cekungan) Daerah cekungan yang luas terdiri atas batuan sediment dan yang karena konfigurasinya dapat merupakan tempat tampungan minyak. C - Caking coal (batubara muai) Batubara yang mempunyai sifat mengembang jika dipanaskan - Calorie (kalori) "Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat; 1 kalori = 4.19 joule" - Calorie (Kalori) Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 C dari 14,5 C menjadi 15,5 C - Calorific Value (Nilai Panas) (lihat heating value) - Cap Rock (batuan tudung) Formasi (lapisan batuan) yang berada langsung diatas batuan reservoir dan sifatnya kedap fluida. D - Dead Oil (Minyak Mati) Minyak bumi yang pada dasarnya tidak mengandung gas lagi. - Dead Weight Ton (DWT) (Ton Bobot Mati) Berat air dalam ukuran ton yang dipindahkan oleh bagian badan kapal yang tercelup di dalam air dalam keadaan muatan penuh dikurangi berat kapal. - Dead well (Sumur Mati) Sumur yang tidak berproduksi. - Depletion (Economic) Deplesi (ekonomi) penurunan nilai ekonomi reservoir minyak/ gas bumi akibat pengambilan volume. - Development Well (Sumur Pengembangan) Sumur yang dibor didaerah yang telah terbukti mengandung minyak atau gas dengan tujuan mendapatkan produksi yang diinginkan. F - Fault (sesar/ Patahan) Lapisan batuan yang terputus dan bergeser dari posisi semula (Keatas, kebawah atau
kesamping). - Fault (sesar/ Patahan) Lapisan batuan yang terputus dan bergeser dari posisi semula (Keatas, kebawah atau kesamping). - Feedstock (Bahan baku) Bahan utama yang dimasukkan kedalam pabrik untuk diolah lebih lanjut. - Ferrite( ferit) Bahan bersifat magnetik yang terdiri atas oksida-oksida logam; salah satu logam bervalensi tiga" - Ferro-silicon (ferosilikon) "Paduan besi silikon dengan kadar Si bervariasi antara 25 - 95 % umumnya digunakan sebagai bahan deoksidasi pada (proses) pencetakan barang dari logam baja; tembaga; atau perunggu." G - Gallon (Galon Amerika) Satuan ukuran isi yang besarya sama dengan 231 in3 atau 3.785 liter. - Garnerite (garnerit) Bijih nikel dengan berat jenis 2,3-2,8 dan mengandung nikel lebih dari 24% - Gas Cap (Tudung Gas) Gas bebas yang berada diatas minyak dalam reservoir. - Gas Cap Drive (Dorongan Tudung Gas) Tekanan tudung gas yang mendorong minyak masuk ke dalam sumur melalui pori-pori batuan. - Gas Injection (Injeksi Gas) Gas alam yang dimasukkan ke dalam reservoir melalui sumur injeksi agar tekanan reservoir tersebut dapat dipertahankan. H - Halite (halit) Mineral garam dengan rumus kimia NaCl, mempunyai system kristal kubus. - Hard coal (batubara tua) Jenis batubara yang mempunyai nilai kalor lebih tinggi dari 5200 kkal/kg - Heat Exchanger (Alat Pertukaran Panas) Alat pengalih panas satu fluida ke fluida lain, atau peralatan yang berupa susunan pipa yang memindahkan panas dari fluida panas ke fluida yang lebih dingin dengan menghantarkannya lewat dinding pipa. - Heating value (Nilai Panas) Banyaknya panas yang terjadi pada pembakaran sempurna dari sejumlah satu satuan berat atau satuan volume bahan bakar. - Heavy Ends (Fraksi Berat) Bagian minyak bumi yang bertitik didih tinggi hasil proses destilasi. I - Igneus rock ( batuan beku) Batuan yang berasal dari pembekuan magma - Illuminating Oil (Minyak Lampu) (lihat burning oil) - Indonesian mining jurisdiction (wilayah hukum pertambangan Indonesia) Wilayah seluruh kepulauan Indonesia, tanah di bawah perairan dan paparan benua (continental shelf) kepulauan Indonesia. - Inertinite (inertinit) Kelompok maseral batu bara yang bila di bakar bersifat lembam (inert) artinya tidak menampakkan sifat plastisitas atau hanya menunjukkan sedikit kecenderungan aglunitas/melekat selama pengkokasan, terdiri atas makrinit, semifusit fusinit dan skleroti... - Injection/ input Well (Sumur injeksi) Sumur untuk memasukkan fluida ke dalam reservoir dibawah tanah.
media air - Joint (Batang) Satuan yang dipakai untuk menghitung banyaknya pipa dalam suatu rangkaian, rata-rata berukurn 6 - 9 meter. K - Kaolin (kaolin) Jenis lempung yang sebagian besar terdiri dari mineral kaolinit, bila dibakar berwarna putih atau keputih-putihan digunakan sebagai bahan dasar keramik dan penggunaan lainnya. - Kerosene (Minyak tanah/ kerosin) Jenis minyak yang lebih berat dari fraksi bensin dan mempunyai berat jenis antara 0.79 dan 0.83 pada suhu 15C, dipakai untuk lampu dan kompor. - Kick (tendangan) Kenaikan tekanan secara mendadak pada kolom Lumpur pengeboran yang disirkulasikan karena tekanan yang lebih tinggi dalam formasi yang sedang dibor, harus cepatcepat dikuasai untuk mencegah semburan liar. - Killed steel (baja tuntas) Baja yang telah mengalami proses deoksidasi, sehingga tidak terjadi pelepasan gas pada saat pembekuan - Kinematik Viscosity (Viskositas Kinematik). Nilai hasil bagi viskositas mutlak dengan kerapatan (berat jenis) pada suhu saat pengukuran viskositas, dinyatakan dengan satuan metric (Strokes dan sentistrokes). L - Laterization (laterisasi) Pelapukan selektif pada kondisi tropis yang menyebabkan pengayaan mineral tertentu - Leaching (pelindian) Pengambilan mineral berharga dengan cara melarutkan pelarut tertentu pada bijih - Leasing (kontrak sewa) System penyewaan barang modal dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian tertulis. - Life of mine (umur tambang ) Waktu yang dihitung dari jumlah cadangan dibagi dengan produksi tambang pertahun - Light Ends/ Light (Fraksi Ringan) Produk cair yang pertama-tama keluar dari kolom suling minyak. M - Magma (magma) Lelehan silikat pijar, air dan gas dalam larutan, mengandung berbagai unsir kimia pembentuk batuan yang berada dalam perut bumi. - Major Company (Perusahaan minyak Transnasional) Perusahaan yang pada taraf internasional berperan aktif pda semua tahap kegiatan industri minyak dan gas bumi secara besar-besaran. - Map scale (skala peta) Perbandingan jarak antara 2 titik di peta dengan jarak mendatar dua tempat yang sebenarnya di lapangan. - Matte (mat) Senyawa logam dengan belerang yang merupakan produk antara dalam suatu proses ektraksi pirometallurgi - Mechanical Octane Number (Angka Oktan Mekanis) Perubahan kebutuhan angka oktan akibat perubahan rancang mesin, seprti ruang bakar, manifold, pewaktuan katup, dan pendinginan.
J
N
- Jet bit (Pahat Jet) Pahat bor yang mempunyai lubang khusus yang memungkinkan lumpur pengeboran dapat disemprotkan dengan kecepatan tinggi kearah formasi yang sedang dibor. - Jet Perforating (Pelubangan jet) Pembuatan lubang yang menembus selubung sumur dengan menggunakan bahan peledak unutk mendapatkan pelubangan ynag dalam dan terarah agar fluida mengalir ke dalam sumur melalui lubang tersebut. - Jig (jig) Alat yang digunakan untuk memisahkan mineral berat dari yang ringan dengan prinsip gravitasi dan gerak isap-tekan dalam
- Naphtha (Nafta) Sulingan minyak bumi ringan dengan titik didih akhir yang tidk melebihi 220C - Natural coke (kokas alam) Cebakan batubara yang mengalami proses pengubahan secara alamiah oleh adanya suatu sumber panas yang menyebabkan terbentuknya kokas karena hilangnya sebagian besar zat terbang. - Natural Gas (Gas Bumi) Semua jenis hidrokarbon berupa gas yang dihasilkan dari sumur mencakup gas tambang basah, gas pipa selubung, gas residu setelah ekstraksi hidrokarbon cair dan gas basah, dan gas nonhidrokarbon
yang tercampur secara alamiah. - Natural Gasoline (Bensin Alam) Campuran hidrokarbon yang terkondensasi dari gas bumi dan yang distabilkan untuk mendapatkan trayek didih yang cocok untuk dipadukan dengan bensin kilangan, juga dipakai sebagai bahan pelarut. - Net calorie value (nilai kalor bersih) Panas pembakaran batubara dikurangi dengan panas untuk penguapan kandungan air. O - Ocean coal (batubara laut) Batubara yang terletak di bawah dasar laut - Octane Number (Angka Oktan) "Angka yang menunjukkan nilai antiketuk relative bensin dan kecenderungan bahan bakar cair untuk berdetonasi; ditujunjukkan oleh persentase volume iso oktan dalam campurannya dengan normal heptana yang mengakibatkan intensitas ketukan yang sama dalam... - Offshore Drilling (Pengeboran lepas pantai). Pengeboran yang dilakukan di laut atau di danau besar. - Oil Base Mud (Lumpur Dasar Minyak) Lumpur pengeoran dengan padatan lempung yang teraduk di dalam minyak yang dicampur dengan 1 sampai dengan 5 persen air. - Oil In Place (Minyak di tempat) jumlah minyak bumi yang diperkirakan ada dalam reservoir dan belum pernah diproduksi. P - Packer (Penyekat) Alat semacam sumbat yang dapat mengembang untuk memisahkan ruangan annulus diantara rangkaian pipa dan selubung. - Pan (dulang) Alat prospeksi tradisional untuk mencuci mineral berat rombakan seperti emas, kasiterit, dan intan - Paraffin (Parafin) Hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka. - Paraffin Base Crude Oil (Minyak Bumi Parafinik). Minyak bumi yang hidrokarbonnya terdiri atas parafin. - Paraffin Destilate (Sulingan Parafin) Sulingan minyak bumi yang mengandung kristal lilin sebelum proses pengawalilinan yang menghasilkan lilin parafin dan minyak parafin. Q - Quaicksand (pasir apung) Pasir yang jenuh air, sehingga mudah bergerak atau berpindah - Quarry (kauri) Sistem penambangan terbuka khusus untuk bahan galian industri seperti penambangan batu gamping, batu pualam., andesit, dan granit. R - Ramp (jalur angkut) Lubang bukaan pada tambang bawah tanah, benbentuk sprial yang menghubungkan beberapa daerah produksi sebagai prasarna pengangkutan. - Ration (nisbah) Perbandingan antara dua besaran yang dapat dinyatakan dalam angka - Reclamation (reklamasi) Upaya mengembalikan fungsi lingkungan hidup di bekas daerah pertambangan menjadi daerah yang berdaya guna. - Recovery ( Perolehan) Jumlah volume Hidrokarbon yang telah dihasilkan atau diperkirakan dapat dihasilkan dari suatu reservoir. - Recycling (Gas) Injeksi Gas ulang Memompakan kembali gas yang diproduksikan kedalam reservoir untuk meningkatkan perolehan minyak. S - SAE. (Society of Automotive Engineers) Number (Angka SAE). Angka retensi dalam system klasifikasi minyak lumas dinyatakan dalam angka SAE 5W, 10W, 20W, 30W, 40W dan seterusnya yang merupakan angka petunjuk bahwa angka yang lebih tinggi berkorelasi dengan kekentalan yang lebih tinggi pada suhu retensi.
MEDIA KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
CATUR DHARMA ENERGI
ED ISI 02 | 2014
Songsong Masa Depan dengan ENERGI ALTERNATIF & RAMAH LINGKUNGAN
ME D I A K OMU NI K A S I K E ME NT E R I A N E NE R G I D A N SU MBE R D AYA M IN E RAL
1. TINGKATKAN PRODUKSI MIGAS 2. KURANGI IMPOR BBM 3. KEMBANGKAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) 4. HEMAT ENERGI
EDISI 02 | 2014
Nira Aren Bahan Baku BIOETANOL yang Menjanjikan Menteri ESDM Ir. Jero Wacik, S.E.
INSPIRASI DAN MOTIVASI ORANG BALI
DORONG
PEMANFAATAN
BBN