J. Analisis, Desember 2014, Vol.3 No.2 : 184 – 191
ISSN 2302-6340
KEPUASAN KERJA PETUGAS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Job Satisfaction of Health Workers in Public Hospital District Majene Sartikah Jalil, Badu Ahmad, Atta Irene Allorante Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. (E-mail:
[email protected]) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kepuasan kerja antara pegawai paramedis dengan non medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan teknik quesioner. Sampel sebanyak 56 pegawai paramedis dan 58 pegawai nonmedis, Dalam penelitian ini digunakan Job Descriptive Indeks (JDI) untuk mengukur kepuasan kerja melalui lima dimensi dari Smith (Luthans, 2006:243) yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan dan rekan kerja. Analisis data yang digunakan adalah chisquare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan kerja pegawai paramedis dengan nonmedis, khususnya pada aspek pekerjaan itu sendiri dan gaji. Adapun untuk aspek promosi, pengawasan, dan rekan kerja hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dengan non medis. Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Pegawai Paramedis, Pegawai Non-Medis ABSTRACT This study aims to analyse different level of work satisfaction among medical and non-medical personnel at the Local Public Hospital of Majene regency. The research used a quantitative approach with a survey method. It was conducted by distributing questionnaires to 56 medical personnels and 58 non-medical personnels as the samples. Work Satisfaction was measured with Job Descriptive Index (JDI) through 5 dimensions of Smith (Luthans, 2006:243). The dimensions were job itself, pay, promotion opportunity, supervision and co-workers. The data were analysed by using chi-square. The results reveal that there is a difference of work satisfaction between medical and non-medical personnels, especially in terms of job and salary. On the other hand, in terms of promotion, supervision, and coworkers, there is no any difference. Keywords: Work Satisfaction, Medical Personnels, Non-Medical Personnels
sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut (Robbins, 2008). Para peneliti di Cornell University (Smith, Kendall dan Hulin) mengembangkan Job Descriptive Index (JDI) untuk menilai kepuasan kerja seseorang (Kreitner dan Kinicki, 2013). Lima dimensi telah diidentifikasikan untuk merepresentasikan karakteristik pekerjaan yang paling penting dimana karyawan memiliki respons afektif. Kelima dimensi tersebut adalah: pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan dan rekan kerja (Luthans, 2006) Rumah Sakit sebagai organisasi publik yang memiliki tugas untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pasien sebagai pelanggan,
PENDAHULUAN Perhatian kepada para pegawai perlu dilakukan oleh organisasi publik demi menciptakan kepuasan kerja, kepuasan kerja bersifat individual, setiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, begitu juga sebaliknya bila semakin sedikit aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu maka semakin rendah tingkat kepuasan yang dirasakan (Suwatno, 2011). Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaanperasaan positif tentang pekerjaan tersebut, 184
Kepuasan Kerja, Pegawai Paramedis, Pegawai Non-Medis
terkadang melupakan tugas lain yaitu untuk memperhatikan para pegawainya. Jangan lupa, kepuasan karyawan merupakan kunci sukses kepuasan pelanggan (Tjiptono,2012). Perhatian kepada pegawai juga dilakukan untuk menghindari adanya ketidakpuasan dari para pegawai yang mengakibatkan rendahnya kepuasan kerja (job satisfaction). Ketidakpuasan dapat mengakibatkan pergantian pegawai (Turnover), kemangkiran (Absences) dan pencurian (Davis, 1985). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene merupakan satu-satunya rumah sakit yang ada di Kabupaten Majene yang menjadi tempat rujukan puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten Majene, sehingga menjadi pilihan utama bagi pasien untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, upaya untuk memberi kepuasan kepada pasien harus menjadi prioritas mengingat banyaknya masyarakat yang bergantung pada pelayanan di RSUD Majene. Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para pegawai RSUD Kabupaten Majene karena adanya tuntutan terhadap keterlambatan pembayaran uang lauk pauk dan jasa medik yang telah mereka lakukan. Aksi mogok ini berdampak pada pengabaian hak-hak pasien untuk mendapatkan penanganan medis (Kompas.Com, 2011). Pelayanan RSUD Kabupaten Majene semakin dianggap tidak maksimal karena para pegawai maupun perawat yang bertugas di IRD, ICU, dan Apotik tidak lagi memberikan keramahan dan kenyamanan kepada pasiennya dengan alasan kurangnya insentif yang diberikan (Seputar Indonesia, 2012). Komisi III DPRD Majene menerima banyak pengaduan dari masyarakat yang tidak lain adalah masyarakat peserta Jamkesmas, sebab mereka masih harus membeli obat kepada salah seorang dokter di RSUD Majene, dan kejadian pasien yang harus mengambil sendiri selang oksigen karena tidak ada petugas yang berjaga serta dibentak oleh seorang tenaga medis saat diminta untuk melakukan transfusi darah (Radar Sulbar, 2013). Memperhatikan beban kerja yang harus dijalankan oleh para petugas kesehatan khususnya paramedis/perawat dilihat berdasar aspek-aspek tugas yang dijalankan menurut fungsi utamanya. Beberapa aspek yang berhubungan dengan beban kerja tersebut adalah jumlah pasien yang harus
ISSN 2302-6340
dirawatnya, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2008) bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja tenaga perawat dan tenaga non medis di rumah sakit di Sumatera Barat. Variabel yang digunakan adalah kepuasan kerja yang terdiri dari pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, atasan, kompensasi, dan kesempatan promosi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan faktor-faktor penentu kepuasan kerja antara tenaga perawat dan tenaga non medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kepuasan kerja antara pegawai Paramedis dan Non Medis di RSUD Kabupaten Majene METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dan rancangan penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi dan sampel Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun, 1999). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah pegawai paramedis dan non medis di RSUD Kabupaten Majene berjumlah 159 orang, yang terdiri dari pegawai paramedis sebanyak 78 orang dan pegawai non medis sebanyak 81 orang. Populasi dalam penelitian ini berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan berdasarkan tugas/pekerjaan. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan Teknik Solvin (Siregar, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 114 orang. Penghitungan sampel berdasarkan pada contoh dalam buku Statistika untuk Penelitian (Sugiyono, 2012). Pegawai Paramedis : 79/159 x 114 = 55,9 dibulatkan 56 orang; Pegawai Non Medis : 81/159 185
Sartikah Jalil
ISSN 2302-6340
x 114 = 58 orang; Jumlah yang pecahan dibulatkan, sehingga jumlah sampel menjadi 56 + 58 = 114 orang.
menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa puas dalam hal kepuasan pegawai setelah menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan organisasi, melihat jawaban tersebut diharapkan para pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pelanggan (pasien) di RSUD Kabupaten Majene. Sedangkan pegawai yang tidak puas berpendapat bahwa ada beberapa pegawai yang tidak memperhatikan SPO (Standar Prosedur Operasional) dalam melakukan pekerjaan yang seharusnya harus berdasarkan pada SPO dan adanya SPO yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. Melihat pada kreativitas pegawai yang sulit untuk dikembangkan juga memunculkan ketidak puasan, pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan SPO, sehingga hal ini dianggap mengurangi kesempatan untuk memunculkan kreativitas bagi para pegawai, ditambah kenyataan kondisi di RSUD Kabupaten Majene masih kekurangan alat dan bahan, sehingga menuntut para pegawai untuk memunculkan kreativitas agar pelayanan kepada pasien tidak terhambat meskipun ada beberapa kekurangan. Kurangnya tanggung jawab dari pegawai lain yang kurang disiplin termasuk para pejabat organisasi, kenyamanan lingkungan kerja yang masih dianggap kurang terutama sarana dan prasarana (alat dan bahan laboratorium) yang belum lengkap, ruangan tempat kerja yang perlu diperluas. Kepuasan kerja pegawai pada aspek gaji nampak pada Tabel 2 menggambarkan bahwa responden yang sebagian besar puas terhadap gaji pokok diharapkan pegawai dapat bekerja lebih semangat dalam memberikan pelayanan kepada pasien / masyarakat yang mebutuhkan. Setelah hak para pegawai terpenuhi, tentu harapan bahwa kewajiban para pegawai untuk memberi pelayanan maksimal pada masyarakat menjadi prioritas utama. Sedangkan responden yang menjawab tidak puas dengan tunjangan yang diberikan, memahami bahwa pemberian tunjangan berdasarkan pada jabatan yang dimiliki, selanjutnya ada pula pegawai yang menganggap bahwa uang jasa yang diterima masih kurang, hal ini sepertinya berpengaruh pada jawaban responden karena sebagian besar pendidikan dan masa kerja responden masih belum memenuhi syarat untuk menduduki jabatan yang memiliki
Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kuesioner yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan, instrumen pengumpulan data yang berisi rangkaian pertanyaan tertulis mengenai pokok permasalahan yang akan diteliti dengan mengacu pada variabelvariabel penelitian untuk mendapatkan informasi dari para responden. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer. Jawaban setiap item instrumen disusun dalam skala rating (Rating Scale), dengan opsi jawaban sebanyak 3 pilihan (Sangat Puas, Puas dan Tidak Puas). Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan data atau dokumen-dokumen yang ada untuk dipelajari dengan tujuan memperoleh informasi dan sebagai data sekunder dalam penelitian ini. Misalnya, laporan tahunan, penelitian terdahulu dan sebagainya. Pengujian instrumen penelitian dilakukan berdasarkan pengujian Uji Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur dan Uji Reliabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan metode Alpha Cronbach dan Split Half Method (Siregar, 2013). Analisis data Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah diperoleh tentang kepuasan kerja petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Majene. Selanjutnya analisis Chi–Square (X2), menurut Sugiyono (2012) Chi–Square (X2) digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Dalam penelitian ini menggunakan tabel kontingensi 2x3 yang berarti dua kolom dan tiga baris. Perhitungan ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 21 (Statistical Package for Social Science). HASIL Hasil penelitian kepuasan kerja pegawai pada aspek pekerjaan itu sendiri pada Tabel 1 186
Kepuasan Kerja, Pegawai Paramedis, Pegawai Non-Medis
tunjangan lebih tinggi. Pemberian bonus untuk pegawai RSUD Kabupaten Majene hanya pada akhir tahun dan hari keagamaan, sedangkan bonus untuk prestasi yang telah dilakukan oleh pegawai belum ada, dan bonus untuk jabatan juga belum direalisasikan menyusul jika RSUD Majene telah berubah menjadi BLUD. Sepertinya hal inilah yang mempengaruhi jawaban responden yang memilih jawaban tidak puas. Kepuasan kerja pegawai pada aspek kesempatan promosi dan pengawasan dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab puas, sehingga diharapkan bahwa pegawai akan lebih giat untuk bekerja dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan RSUD Kabupaten Majene. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensi/keahlian yang dimilikinya membuat beberapa pegawai menjawab tidak puas pada kesempatan promosi. Dan kepuasan kerja pegawai pada aspek pengawasan jawaban responden yang lebih banyak menjawab puas, diharapkan mampu menciptakan produktivitas dan kinerja yang baik dari para pegawai dalam melaksanakan tugas. Namun tidak sedikit pula responden yang menjawab tidak puas, terdapat keinginan agar
Tabel 1.
ISSN 2302-6340
proses pengawasan diperketat, serta adanya penegakan sanksi yang tegas atas pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai tanpa membedabedakan. Kepuasan kerja pegawai pada aspek rekan kerja nampak pada Tabel 4 menunjukkan bahwa jawaban responden yang puas memang sangat tinggi dibandingkan dengan responden yang tidak puas. Hal ini menggambarkan bahwa pegawai di RSUD Kabupaten Majene masih giat dalam melakukan koordinasi dengan para pegawai yang lain dalam melaksanakan pekerjaan. Kerjasama ini diharapkan dapat memunculkan rasa percaya diri dan berusah lebih giat untuk mencapai keberhasilan RSUD Kabupaten Majene di masa yang datang. Beberapa pegawai yang tidak puas merasakan tidak adanya saling menghargai, dan kerja sama antar anggota kelompok kerja. Hasil analisis chi-square pada Tabel 5 menunjukkan ada perbedaan kepuasan kerja antara pegawai paramedis dengan pegawai non medis pada aspek pekerjaan itu sendiri dan gaji sedangkan untuk aspek promosi, pengawasan dan rekan kerja hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dengan non medis.
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang kepuasan kerja pegawai pada pekerjaan itu sendiri. Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Pegawai (%)
Total
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
10 (8,8%)
86 (75,4%)
18 (15,8%)
114 (100%)
10 (8,8%)
76 (66,7%)
28 (24,6%)
114 (100%)
Kepuasan pegawai terhadap tanggung jawab yang diberikan dalam pekerjaan
8 (7,0%)
90 (78,9%)
16 (14,0%)
114 (100%)
Kepuasan pegawai atas kenyamanan lingkungan di tempat kerja
12 (10,5%)
68 (59,6%)
34 (29,8%)
114 (100%)
Kepuasan pegawai setelah menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan organisasi Kepuasan pegawai dengan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dalam pekerjaan
187
Sartikah Jalil
ISSN 2302-6340
Tabel 2. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang kepuasan kerja pegawai pada gaji Pertanyaan Kepuasan pegawai terhadap gaji pokok yang diberikan organisasi Kepuasan pegawai terhadap berbagai tunjangan yang diberikan organisasi Kepuasan pegawai terhadap berbagai bonus yang diberikan organisasi Tabel 3.
Frekuensi Jawaban Pegawai (%) Sangat Puas Puas Tidak Puas
Total
9 (7,9%)
70 (61,4%)
35 (30,7%)
114 (100%)
5 (4,4%)
51 (44,7%)
58 (50,9%)
114 (100%)
3 (2,6%)
54 (47,4%)
57 (50,0%)
114 (100%)
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang kepuasan kerja pegawai pada promosi dan pengawasan Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Pegawai (%) Sangat Puas Puas Tidak Puas
Total
Kepuasan pegawai terhadap promosi jabatan yang diprogramkan organisasi
3 (2,6%)
73 (64,0%)
38 (33,3%)
114 (100%)
Kepuasan pegawai terhadap objektivitas dalam program promosi organisasi
1 (0,9%)
65 (57,0%)
48 (42,1%)
114 (100%)
Kepuasan pegawai terhadap prosedur pengawasan yang diberlakukan oleh organisasi
3 (2,6%)
60 (52,6%)
51 (44,7%)
114 (100%)
2 (1,8%)
67 (58,8%)
45 (39,5%)
114 (100%)
Kepuasan pegawai terhadap pejabat/pelaksana pengawasan dalam organisasi
Tabel 4. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang kepuasan kerja pegawai pada rekan kerja Pertanyaan Kepuasan pegawai terhadap hubungan dengan teman kerja Kepuasan pegawai terhadap bantuan yang diberikan oleh teman kerja Kepuasan pegawai terhadap penghargaan yang diberikan oleh teman kerja setelah memberikan bantuan
Frekuensi Jawaban Pegawai (%)
Total
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
8 (7,0%)
91 (79,8%)
15 (13,2%)
114 (100%)
17 (14,9%)
90 (78,9%)
7 (6,1%)
114 (100%)
13 (11,4%)
95 (83,3%)
6 (5,3%)
114 (100%)
188
Kepuasan Kerja, Pegawai Paramedis, Pegawai Non-Medis
ISSN 2302-6340
Tabel 5. Analisis Uji Chi-Square
Pekerjaan itu sendiri
Chi-Square Hitung 6,172
Chi-Square Tabel > 5,991
Gaji
13,674
> 5,991
Kesempatan promosi
0,965
< 5,991
Pengawasan
4,887
< 5,991
Rekan Kerja
1,966
< 5,991
Kepuasan Kerja
11,254
> 3,841
Aspek
Keputusan Ada perbedaan sikap antara paramedis dan non medis Ada perbedaan sikap antara paramedis dan non medis Tidak ada perbedaan sikap antara paramedis dan non medis Tidak ada perbedaan sikap antara paramedis dan non medis Tidak ada perbedaan sikap antara paramedis dan non medis Ada perbedaan sikap antara paramedis dan non medis
pegawai pegawai pegawai pegawai pegawai pegawai
menerima nominal yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai paramedis. Pegawai paramedis lebih banyak didominasi pegawai dengan pendidikan diploma III kebawah dan pegawai non medis dengan pendidikan S1 ke atas. Untuk masa kerja, pegawai non medis didominasi oleh pegawai yang telah bekerja di atas 11 tahun dan pegawai paramedis didominasi pegawai yang masa kerjanya dibawah 10 tahun. hal ini terjadi karena berdasarkan kebijakan RSUD Kabupaten Majene pegawai paramedis dengan masa kerja 1015 tahun dapat mendapatkan promosi jabatan ke posisi ke jabatan struktural. Pada aspek kesempatan promosi, analisis chi-square menghasilkan keputusan tidak terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dan non medis terhadap promosi. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, promosi akan memberikan status sosial, wewenang, tanggung jawab, serta penghasilan yang semakin besar bagi karyawan. Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan berdasarkan asas keadilan dan objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja lebih giat, bersemangat, berdisiplin dan berprestasi kerja sehingga sasaran organisasi secara optimal dapat dicapai (Hasibuan, 2007). Sistem promosi di RSUD Kabupaten Majene memberikan kesempatan yang sama bagi semua pegawai untuk dipromosikan bagi yang telah memenuhi syarat.
PEMBAHASAN Hasil pengolahan data penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan kerja pegawai paramedis dengan nonmedis, khususnya pada aspek pekerjaan itu sendiri dan gaji, sedangkan untuk aspek promosi, pengawasan, dan rekan kerja hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dengan non medis. Pada aspek pekerjaan itu sendiri, dari hasil analisis chi-square menghasilkan keputusan terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dan non medis terhadap pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan seharusnya memberikan tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab. Pegawai paramedis di RSUD Kabupaten Majene lebih banyak bersentuhan langsung dengan pasien dalam menjalankan tugas, lebih mendapat sorotan/komplain dari keluarga pasien, mendapat resiko kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai non medis. Pada aspek gaji, dari hasil analisis chisquare menghasilkan keputusan terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dan non medis terhadap gaji. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh kebutuhan dasar, tetapi juga alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi. Pemberian gaji, jasa lembur dan jasa lauk pauk yang lebih memerhatikan pada masa kerja dan golongan memberi kesempatan kepada para pegawai non medis untuk 189
Sartikah Jalil
ISSN 2302-6340
Pada aspek pengawasan hasil analisis chisquare menghasilkan keputusan tidak terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dan non medis terhadap pengawasan. Adanya bentuk kekecewaan yang sama dari pegawai paramedis dan non medis terhadap prosedur pengawasan dan kurang tegasnya sanksi yang diberikan terhadap pegawai yang melanggar aturan. Pada aspek rekan kerja hasil analisis chisquare menghasilkan keputusan tidak terdapat perbedaan sikap pegawai paramedis dan non medis terhadap rekan kerja. Rekan kerja atau tim anggota tim yang kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan secara individu. Kelompok kerja, terutama tim yang “kuat” bertindak sebagai sumber dukungan, kenyamanan, nasihat, dan bantuan kepada anggota individu. Kelompok kerja yang “baik” atau tim yang efektif membuat pekerjaan menjadi menyenangkan (Luthans, 2006). Pegawai paramedis dan non medis menempatkan rekan kerja sebagai hal yang paling memuaskan diantara kelima aspek, hal ini memberikan gambaran bahwa kekompakan dengan rekan kerja merupakan hal penting dalam mencapai tujuan organisasi. Secara keseluruhan hasil chi-square menghasilkan keputusan terdapat perbedaan kepuasan kerja antara pegawai paramedis dengan non medis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2008) pada Rumah Sakit di Sumatera Barat juga menjawab hipotesis yang diajukan bahwa terdapat perbedaan faktor-faktor penentu kepuasan kerja antara tenaga perawat dan tenaga non medis. Meskipun berbeda pada hasil bahwa pada perawat, penentu kepuasan secara sendiri-sendiri adalah pekerjaan itu sendiri dan atasan. Sedangkan pada tenaga non medis tidak satupun dari kelima faktor penentu kepuasan tersebut secara sendiri-sendiri yang berpengaruh terhadap kepuasan, hanya secara bersama kelima faktor penentu kepuasan tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan tenaga non medis. Dengan demikian, hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Smith, Kendall dan Hulin dalam Luthans (2006) mengemukakan terdapat lima dimensi yang mewakili karakteristik terpenting mengenai suatu pekerjaan, yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan, dan rekan kerja.
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menjawab hipotesa yang diajukan bahwa terdapat perbedaan kepuasan kerja pegawai paramedis dengan nonmedis, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa terdapat perbedaan faktor-faktor penentu kepuasan kerja antara tenaga perawat dan tenaga non medis. Perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan tentang kepuasan kerja pegawai yang dilakukan oleh internal RSUD Kabupaten Majene, sehingga para petinggi / pengambil kebijakan dapat mengetahui keinginan dan harapan dari para pegawai sehingga kinerja dan produktivitas dari para pegawai dapat lebih ditingkatkan. Tidak ada pembedaan perlakuan terhadap semua pegawai, terutama dalam pemberian sanksi dan kedisiplinan, mutasi tetap perlu dijalankan agar pegawai tidak menjadi malas dan santai, menempatkan pegawai sesuai kompetensinya, Penambahan pegawai/tenaga profesional, penambahan fasilitas kerja terutama alat, bahan dan alat pelindung diri, perluasan ruang kerja, perbaikan manajemen rumah sakit, memerhatikan SPO serta myesuaikan SPO dengan kebutuhan pasien, memberikan orientasi bagi keluarga pasien, pembatasan pengunjung pasien dan memperhatikan jam besuk. DAFTAR PUSTAKA Davis, Keith dan John W. Newstrom. (1985). Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh, Jilid I. Alih Bahasa Agus Dharma. Jakarta : Erlangga. Hasibuan, Malayu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kompas.Com. (2011). Pegawai RS Mogok, Pelayanan Terhambat. Diakses 28 Juni 2014. http://www.kompas.com Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. (2013). Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan. Jakarta : Salemba Empat. Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Mulyati, Yofina dan Hendra Lukito. (2008). Analisis Kepuasan Kerja Tenaga Perawat dan Tenaga Non Medis dalam Kaitan dengan Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada Rumah Sakit di Sumatera Barat). Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008 190
Kepuasan Kerja, Pegawai Paramedis, Pegawai Non-Medis
Radar Sulbar. (2013) Oknum Dokter Jual Obat ke Pasien Miskin. Diakses 28 Juni 2014. http://www.radar-sulbar.com Robbins, Stephen P. Dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Abdul Rosyid. Jakarta : Salemba Empat. Seputar Indonesia. (2012) Insentif Minim, Pelayanan RS Tak Maksimal-Miliki 26 Perawat, 19 Orang Berstatus Honorer. Diakses 28 Juni 2014. http://www.jamsos indonesia.com Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1999).
ISSN 2302-6340
Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES Indonesia. Siregar, Sofyan. (2013). Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suwatno dan Donni Juni Priansa. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. Tjiptono, Fandy. (2012). Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta : Andi.
191