J. Analisis, Desember 2012, Vol.1 No.1 : 92 – 100
ISSN 2302-6340
EVALUASI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK SEROJA KABUPATEN BONE Evaluation on Children's Social Service Programs in “Seroja” Children's Social Orphanage, Bone Regency, South Sulawesi Province Irmansyah1, H.M. Darwis2, H. Rakhmat Muhammad2 1
Alumni Ilmu Sosiologi, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas Ilmu Sosiologi dan Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) menggambarkan program pelayanan sosial anak di PSAA Seroja, (2) mengevaluasi program pelayanan sosial yang telah dilakukan, dan (3) menganalisis faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan program pelayanan sosial anak di SPAA Seroja di Kabupaten Bone. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi dari WHO dengan menggunakan terminologi norm, policy, dan standar baku evaluasi yang didasarkan pada sepuluh kriteria, yaitu relevantion, adequacy, progress, equity, evecience, effectivity, quality, satisfaction, transformation, dan impact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepuluh kriteria tersebut dijadikan unit analisis utama dalam membahas hasil temuan dari evaluasi terhadap pelaksanaan program pelayanan sosial di SPAA Seroja Kabupaten Bone tahun anggaran 2008 sampai dengan 2009. Terdapat empat jenis pelayanan yang ditemukan, yaitu pelayanan pisik dan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan mental spiritual, dan pelayanan bimbingan keterampilan. Kata Kunci: Program pelayanan sosial, relevantion, adequacy, progress, Equity, evecience, effectivity, quality, satisfaction, transformation, impact
ABSTRACT The research aimed at describing the children's social service programs in "Seroja" Children's Social Orphanage, Bone Regency, evaluating the social service program which had been carried out towards the social services for the clients, analysing the motivating and inhibiting factors in the children's social service programs in “Seroja” Children's Social Orphanage, Bone Regency. Evaluation on the implementation of the social service programs in "Seroja" Children's Social Orphanage, Bone Regency was conducted by using the evaluation method of WHO. The method used the terminologies of norm, policy, and evaluation standard which were based on the certain criteria. The criteria among others consisted of ten (10) aspects or dimensions related to one another, i.e. relevance, adequacy, progress, equity, efficiency, effectiveness, quality, satisfaction, transformation, and impact. The data were analysed by using a qualitative descriptive method. The result of the research indicates that the ten aspects or dimensions of the evaluation criteria become the primary analytic units in elaborating the finding results of the evaluation towards the implementation of the social; service programs in "Seroja" Children's Social Orphanage, Bone Regency from the budget years of 2008 to 2009 which consists of four types of services, i.e. physical and health service, education service, mental and spiritual service, and skill guiding service. Keywords: Social service program, relevance, adequacy, progress, equity, efficiency, effectiveness, quality, satisfaction, transformation, and impact
92
ISSN 2302-6340
Program pelayanan sosial, relevantion, adequacy, progress
Pelayanan Sosial Anak Di Panti Sosial Asuhan Anak Seroja Kabupaten Bone”. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Namun secara umum orang hanya mengidentifikasikan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktivitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Dan tidak mungkin melakukan penilaian tanpa didahului oleh kegiatan pengukuran (Ari Kunto, 1989). Didalam pelayanan sosial, evaluasi adalah kegiatan penilaian terhadap kinerja dan unjuk kerja dari proses dan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan sosial. Evaluasi dilakukan terutama untuk mengetahui sejauhmana tujuan program pelayanan tercapai atau belum. Standar penilaian adalah indikator-indikator keberhasilan yang telah direncanakan sebelumnya dan pengungkapan masalah kinerja program pelayanan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja program pelayanan sosial. Pelayanan sosial dapat dikatakan sebagai suatu penyediaan fasilitas umum yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan kelompok serta membantu orang-orang yang mengalami kesulitan. Menurut Alfred J Kahn ( 1973 ) Pelayanan Sosial meliputi pelayanan-pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan serta perumahan maupun program lain seperti sekolahan, rumah sakit, panti asuhan dan sebagainya. Lebih lanjut Alfred J Khan menyatakan bahwa tugas-tugas pelayanan sosial meliputi : a. Memperkuat dan memperbaiki keberfungsian keluarga dan individu sesuai dengan peranan yang diembannya. b. Mengadakan institusi baru dalam rangka sosialisasi, pengembangan dan asistensi (dimana dahulu merupakan peranan keluarga inti). c. Meningkatkan bentuk-bentuk kelembagaan dalam upaya menciptakan kegiatan-kegiatan baru yang dianggap penting bagi anak-anak, keluarga dan masyarakat umum.
PENDAHULUAN Anak adalah tunas, potensi dan generasi penerus cita - cita perjuangan bangsa Keberhasilan bangsa dimasa yang akan datang akan sangat tergantung pada situasi dan kondisi eksistensi anak dimasa sekarang, oleh karena itu anak memiliki posisi dan peran yang sangat strategis bagi kelangsungan bangsa dan negara. Anak akan menjadi asset yang potensial bagi pembangunan apabila mereka diberi kesempatan untuk dibina dan dikembangkan seoptimal mungkin untuk tumbuh dan berkembang secara sehat baik fisik, mental, sosial, berakhlak mulia serta memperoleh perlindungan untuk menjamin kesejahteraannya. Anak yang dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Sebaliknya jika mereka mengalami berbagai hambatan dalam tumbuh kembangnya atau yang sering disebut dengan anak terlantar dapat menjadi beban bagi masyarakat dan pada akhirnya akan membutuhkan biaya sosial yang tinggi. Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Kabupaten Bone memberikan pelayanan sosial kepada 80 orang anak yang menjadi sasaran adalah anak SD hingga SLTA yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelumnya pernah diadakan penelitian tentang pelayanan sosial anak di Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Kabupaten Bone, namun kali ini peneliti melakukan penelitian tentang evaluasi program pelayanan sosial anak yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tingkat ketercapaian tujuan program pelayanan bagi klien, memperoleh gambaran pelayanan yang ada, apakah sudah sesuai dengan harapan anak asuh dan bermanfaat bagi anak asuh, serta memberikan masukan dan rekomendasi kepada instansi atau lembaga terkait tentang permasalahan-permasalahan anak sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyusunan program untuk peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial bagi anak. Berdasarkan latar belakang masalah, hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Program
93
Irmansyah
ISSN 2302-6340
Model kerangka pikir penelitian digambarkan sebagai berikut :
EVALUASI PROGRAM
.
10 ASPEK STANDAR BAKU EVALUASI DARI WHO
PROGRAM PELAYANAN SOSIAL ANAK DALAM PANTI PSAA SEROJA BONE
a.
Pelayanan fisik dan kesehatan
b.
Pelayanan mental spiritual
c.
Pelayanan pendidikan.
d. Pelayanan bimbingan dan pelatihan
a.
Relevansi
f. Efektivitas,
b.
Kecukupan
g. Kualitas
c.
Peningkatan
h. Kepuasan
d.
Pemerataan
i. Transformasi
e.
Evesiensi,
j. Dampak
keterampilan.
KONDISI YANG DIHARAPKAN HAMBATAN DAN PENDORONG
Terpenuhi kebutuhan hidup anak dan
a. Sumber Daya Manusia Pengelola Panti
terhindar dari keterlantaran serta
b. Ketersediaan anggaran operasional.
Diharapkan siap untuk mandiri
c. Ketersediaan sarana dan prasarana panti d. Partisipasi pihak Instansi terkait.
e.
.
Partisipasi keluarga dan masyarakat KONDISI YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak terpenuhi kebutuhan hidup anak dan terancam dari keterlantaran serta tidak siap untuk mandiri
.
94
ISSN 2302-6340
Program pelayanan sosial, relevantion, adequacy, progress
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pelayanan sosial merupakan kegiatan yang terorganisir dengan tujuan untuk mencapai hubungan timbale balik antara orang dengan lingkungannya, agar dapat memenuhi kebutuhan mereka dan mampu menyelesaikan masalah penyesuaian diri mereka. Didalam pelaksanaan pelayanan sosial bagi anak, hak-hak anak asuh diberikan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat rutinitas seperti pemenuhan kebutuhan fisik seperti makan, minum, olah raga, dan sebagainya. Kegiatan yang bersifat insidentil misalnya anak asuh pulang ke orang tua mereka berlibur, kegiatan ekstra dan sebagainya. Panti sosial asuhan anak sebagai lembaga institusi pengganti fungsi keluarga dalam melaksanakan program kegiatannya yaitu program pemberian pelayanan sosial kepada anak asuh berupa pelayanan fisik dan kesehatan, pelayanan mental spiritual, pelayanan sosial, pelayanan pendidikan, pelayanan bimbingan dan pelatihan keterampilan. Pemberian pelayanan sosial kepada anak asuh baik fisik maupun sosial dapat terpenuhi dengan baik tidak terlepas dari faktorfaktor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan sosial yaitu : sumber daya manusia, ketersediaan anggaran operasional, ketersediaan sarana dan prasarana panti, partisipasi pihak instansi terkait, partisipasi keluarga dan masyarakat, sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang diharapkan seperti terpenuhinya kebutuhan hidup anak dan terhindar dari keterlantaran serta diharapkan siap untuk mandiri.
dijumpai dalam pelayanan sosial bagi anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Kabupaten Bone. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dan diinterpretasikan dalam wujud uraian kalimat yang logis yang dapat dijadikan panduan untuk menentukan tindak lanjutan. Sumber data terdiri dari data primer sebagai data utama, didapatkan dari informan, data sekunder sebagai data pelengkap yang diperoleh melalui laporan dan kebijakan pemerintah di bidang pelayanan sosial anak terlantar. Informan yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling yaitu : kepala panti 1 orang, pekerja sosial 2 orang serta anak yang menerima pelayanan sosial di Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Bone sebanyak 8 orang anak asuh dari 80 orang penerima dengan menggunakan varian sebagai berikut : 4 orang anak asuh (2 laki-laki dan 2 perempuan) yang berpendidikan SMA atau sederajat, 2 orang anak asuh (1 laki-laki dan 1 perempuan) yang berpendidikan SMP atau sederajat dan 2 orang anak asuh (1 laki-laki dan 1 perempuan) yang berpendidikan SD dalam upaya memperoleh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program pelayanan sosial anak di PSAA “Seroja” Kabupaten Bone. Teknik untuk menetapkan seluruh informan tersebut dilakukan secara purposif, dimana informan yang diambil berdasarkan pilihan dan kebutuhan peneliti yang dianggap mempunyai kelayakan yang cukup baik. Tahap awal penjajakan dilakukan terlebih dahulu melalui wawancara dengan pengurus PSAA, Pekerja Sosial dan klien untuk dijadikan informan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interviewe), pengamatan (observasi). Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : data tentang karakteristik informan (umur, pendidikan), data tentang pelayanan sosial terhadap klien pada Panti Sosial Asuhan Anak, data tentang harapan-harapan informan mengenai pelayanan sosial di Panti Sosial Asuhan Anak. Berdasarkan informasi yang telah dirumuskan diatas, penulis berusaha menyederhanakan dalam bentuk kerangka “Pemilihgan Responden” pada tabel 1.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksananakan di Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Bone. Kabupaten Bone. Adapun pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Bone adalah satu- satunya panti milik pemerintah di Propinsi Sulawesi Selatan yang melaksanakan pelayanan sosial terhadap anak terlantar. Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2010. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Pendekatan deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang keadaan yang sedang berlangsung dan untuk mengemukakan kenyataan-kenyataan yang 95
Irmansyah
ISSN 2302-6340
Tabel 1. Pemilihan Responden No
Informasi yang ingin dicari
Sumber Informasi
1.
a. Mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan dalam melaksanakan program pelayanan sosial di PSAA “Seroja” Kabupaten Bone. b. Peran Peksos dalam melaksanakan kegiatan program pemberian pelayanan sosial anak di PSAA “Seroja” Kabupaten Bone. c. Selain itu perlu pula digali informasi yang berkaitan dengan hambatan - hambatan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program pemberian pelayanan sosial anak di PSAA “Seroja” Kabupaten Bone.
Kepala PSAA
1 orang
Pekerja Sosial
2 orang
a. 2. a. Tanggapan klien terhadap program pemberian pelayanan di PSAA “Seroja” Kabupaten Bone. b. Apa saja yang menjadi harapan harapan klien terhadap peningkatan kualitas program pelayanan sosial di PSAA “Seroja” Kabupaten Bone dimasa yang akan datang. Total
Klien
Jumlah
8 orang
11 orang menampung anak-anak tersebut dengan membentuk organisasi sosial yang disebut Panti asuhan “seroja” Bone yang berlokasi di jalan Branjangan di halaman Kantor Jawatan Sosial Kab. Bone ( sekarang menjadi Badan Kessos dan Linmas Sosial Kab. Bone jalan Andalas No.49 Watampone ), kemudian pada tahun 1967 berpindah lokasi ke jalan Basse Kajuara Kab. Bone sampai tahun 1969. Pada tahun yang sama Panti Asuhan “Seroja” Kab. Bone berganti Nama Menjadi Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Kab. Bone dan berpindah lokasi lagi ke jalan Sultan Hasanuddin di Watampone Kab. Bone, dengan luas bangunan 120 m2 dan luas tanah 640 m2 konstruksi bangunan asrama berlantai 2 dengan kapasitas daya tampung 30 orang. Pada tahun 1999 dengan lokasi serta luas tanah yang sama, bangunan panti dipugar menjadi berlantai 3 dengan daya tampung 80 orang serta luas bangunan asrama bertambah menjadi 1.152 m2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Panti Sosial “Seroja” Kab. Bone pada mulanya hanya tempat penampungan keluarga yang mengungsi dari daerah rawan kemiskinan dan rawan kelaparan, termasuk juga penyandang penyakit kusta sehingga mereka memutuskan untuk meninggalkan desanya menuju ke kota untuk ditampung dibarak penampungan. Keadaan ini berlangsung selama enam tahun dari tahun 1952 sampai dengan tahun 1957, setelah keadaan kembali normal para pengungsi sebagian kembali ke daerahnya masing-masing dan sebagian lagi masih menetap di barak penampungan. Di barak penampungan ini terdapat juga banyak anak-anak yang ditinggal mati orang tuanya selama berada di barak penampungan dalam kurun waktu enam tahun sehingga mereka menjadi anak yatim, piatu, maupun yatim-piatu. Pada tahun 1962 pemerintah Swatantra bagian sosial mempunyai gagasan untuk 96
ISSN 2302-6340
Program pelayanan sosial, relevantion, adequacy, progress
Ketika berlaku UU no 22 tahun 2001 tentang pemerintahan otonomi daerah maka urusan kesejahteraan sosial yang awalnya tanggung jawab Departemen Sosial RI, kini tanggung jawab tersebut di alihkan oleh pemerintah daerah. Maka tugas dan fungsi Kanwil Depsos Prop. Sulawesi Selatan beralih nama menjadi Dinas Kesjahteraan Sosial dan Linmas Prov. Sulawesi Selatan. Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Kab. Bone merupakan institusi pekerja sosial yang menganut organisasi system terbuka yaitu terdapat rangkaian hubungan antara komponen didalamnya sebagai sustu system. Sebagai suatu system Tabel 2 menunjukkan bahwa sekitar 73 orang anak 91,25% yang berumur antara 13-18 tahun. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang berumur antara 07-12 tahun yaitu hanya 2 orang atau 2,50%.
terbuka terdapat hubungan transaksi dengan lingkungannya dimana dia berada. Dalam proses pemberian pelayanan yang dimulai dari masukan – keluaran. Masukan dalam hal ini dapat berbentuk informasi, anggaran, pegawai, sarana/perlrengkapan yang diterima oleh panti untuk melaksanakan program kegiatannya. Sedangkan output yang diperoleh merupakan hasil proses masukan (input). Tingkat umur anak asuh pada umumnya didominasi oleh anak asuh berumur antara 16-18 tahun sebanyak 38 orang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 3 menunjukkan bahwa semua anak asuh yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak “Seroja” Kab. Bone adalah anak terlantar, baik terlantar secara ekonomi maupun terlantar akibat dari keretakan rumah tangga sehingga anak tidak dapat perhatian dari keluarganya khususnya dari kedua orang tuanya. Sebanyak 10 orang atau 12,5% adalah anak yang tidak mempunyai bapak atau ibu serta sudah meninggal kedua orang tuanya. Sedangkan 20 anak (25%) merupakan anak dari keluarga dari anak yang tidak mampu serta 2 anak (2,50%) adalah anak yang berasal dari keluarga yang mengalami keretakan rumah tangga.
Status anak yang diasuh di PSAA Seroja Kab. Bone cukup bervariatif dan yang paling banyak adalah anak yang berstatus sebagai anak dari orang tua yang tidak mampu melaksanakan fungsinya sebagai kepala keluarga sehingga perkembangan dan pertumbuhan anak tidak tumbih secara wajar. Untuk lebih jelasnya rincian setatus anka asuh dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 2. Jumlah anak asuh pada panti sosial “seroja” Kab. Bone menurut tingkatan umur, tahun 2010 NO
TINGKAT UMUR
JUMLAH
%
1 2 3 4
07 – 12 tahun 13 – 15 tahun 16 – 18 tahun 19 – 21 tahun
2 35 38 5
2.50 43.75 47.50 6.25
80
100
JUMLAH Sumber : PSAA “Seroja” Kab. Bone 2010
97
Irmansyah
ISSN 2302-6340
Tabel 3. Kategori status anak asuh psaa seroja Kab. Bone Tahun 2010 NO
STATUS ANAK
1 Yatim 2 Piatu 3 Yatim Piatu 4 Keluarga tidak mampu 5 Keluarga (Cerai) JUMLAH
LAKI - LAKI F % 7 21.90 1 3.10 2 6.25 20 62.50 2 6.25 32 100
PEREMPUAN F 8 2 4 33 1 48
% 16.70 4.20 8.30 68.70 2.10 100
Sumber : PSAA “Seroja” Kab. Bone 2010
yang peneliti coba lakukan adalah menggunakan metode evaluasi dari WHO. Metode ini menggunakan terminologi norm, policy dan standart baku evaluasi yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun krteria tersebut antara lain terdiri dari sepuluh (10) aspek atau dimensi yang berkaitan satu sama lain, yaitu : Relevantion, Adequacy, Progress, Equity, Evecience, Effectivity, Quality, Satisfaction, Transformation dan Impact. Kesepuluh aspek atau dimensi kriteria evaluasi tersebut, dijadikan unit analis utama dalam membahas hasil temuan dari evaluasi terhadap pelaksanaan program pelayanan sosial di PSAA “Seroja” Kab. Bone Pelaksanaan evaluasi terhadap program pelayanan sosial di PSAA ”Seroja” Kab. Bone, dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, faktor SDM (pengurus panti) yang masih rendah, kurangnya pengetahuan tentang ilmu-ilmu pekerjaan sosial dan juga latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang kerjanya sebagai pekerja sosial serta ketersediaan anggaran yang masih minim sehingga pelaksanaan program pemberian pelayanan sosial terhadap klien tidak berjalan sebagaiman mestinya. Pelayanan sosial yang diberikan oleh PSAA ”Seroja” Kab. Bone dapat ditingkatkan melalui berbagai macam upaya antara lain : a. Pemenuhan kualitas disetiap makanan yang diberikan kepada klien harus lebih memenuhi stanadar kelayakan gizi, misalnya memenuhi unsur empat sehat lima sempurna. Menunya harus bervariasi, bahkan mampu memberikan makanan tambahan untuk klien.
KESIMPULAN DAN SARAN Program pelayanan sosial yang diberikan oleh PSAA ”Seroja” Kab. Bone kepada klien terdiri dari 4 besaran kegiatan pelayanan, antara lain : a. Pelayanan fisik dan kesehatan yang dilakukan oleh PSAA “seroja” Kab. Bone menunjukkan masih belum optimal, begitu pula dalam pemberian pelayanan kesehatan PSAA “Seroja” Kab. Bone tidak menyediakan atau menyiapkan tenaga kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan itu sendiri, b. Dalam pelayanan mental spiritual menunjukkan bahwa kegiatan dalam memberikan pelayanan mental spiritual juga masih belum optimal, hal ini disebabkan tidak adanya tenaga pengurus panti dalam bidang kerohanian. c. Dalam kegiatan pelayanan pendidikan para klien diberikan bantuan berupa buku tulis, pakaian seragam, uang LKS serta uang transport, namun para klien masih saja menganggaap bantuan itu masih belum cukup untuk menujnang kelancaran pendidikannya. d. Dalam kegiatan pemberian pelayanan bimbningan dan keterampilan juga belum optimal karena tidak adanya tenaga pengurus panti yang mempunyai keahlian didalam mengajarkan keterampilan, PSAA “Seroja” Kab. Bone hanya memakai jasa instruktur dari luar yang cara kerjapun tidak professional. Evaluasi terhadap pelaksanaan program pelayanan sosial di PSAA “Seroja” Kab. Bone,
98
ISSN 2302-6340
Program pelayanan sosial, relevantion, adequacy, progress
b.
c.
d.
e.
Penyediaan sarana olah raga seperti Badminton, volly dan senam dengan memanfaatkan halaman depan PSAA. Untuk pelayanan kesehatan perlu kiranya menambah jenis obat-obatan dan menyiapkan tenaga medis atau tenaga kesehatan di lingkup PSAA. Dalam pemberian pelayanan pendidikan bagi klien harus lebih mengakomodasi kebutuhan klien dalam proses kegiatan belajar di sekaloh. Dalam pemberian pelayanan bimbingan dan keterampilan PSAA kiranya harus menyediakan sarana peribadatan atau difungsikannya kembali ruang peribadatan yang dulu dipakai supaya para klien untuk melaksanakan ibadah tidak perlu lagi keluar dari panti, serta menyiapkan tenaga pembimbing kerohanian di lingkup PSAA.
Bagong Suyanto dan Sutinah, ( 2008 ) Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan, Edisi Pertama, Cetakan ke 4 th edition, Jakarta Kencana. B. Hurlock Elizabeth. ( 1991 ) perkembangan, Jakarta gramedia.
Psikologi
Departemen Sosial RI dan Unicef, ( 2001 ), Konvensi Anak. Depaertemen Sosial RI, ( 2003 ), Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta. Departemen Sosial RI, ( 2008 ), Jurnal Pusdiklat Kessos, vol 3, No 1, Jakarta. Dirjen Binkessos, ( 1997 ), Panduan pelaksanaan pembinaan kesejahteraan sosial anak melalui panti sosial asuhan anak Jakarta : Depsos RI. Dwi Heru Sukoco, ( 1993 ), Profesi pekerjaan sosial dan proses pertolongan Bandung , Kopma STKS.
Pihak PSAA ”Seroja” Kab. Bone dalam melaksanakan setiap program pelayanan sosial, hendaknya dapat mengevaluasi kegiatan tersebut secara lebih transparan dan berkesinambungan serta melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada instansi terkait, seperti Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan sebagai induk instansi dari UPTD. Adanya peluang untuk merintis kerja sama dengan instansi lain perlu juga untuk wujudkan, antara lain kerjasama dalam bidang penyaluran eks klien ke lapangan kerja yang dikelola oleh berbagai macam dunia usaha. Perlu untuk meningkatkan kualitas SDM yang memberikan pelayanan sosial kepada klien di pelayanan sosial yang diberikan oleh PSAA ”Seroja” Kab. Bone melalui pelatihan-pelatihan yang sifatnya aplikatif, dalam bidang rehabilitasi sosial agar para pekerja sosial dapat memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai pekerja sosial yang profesional dalam memberikan program pelayanan sosial bagi klien.
Edi Suharto, DR. ( 1995 ), Metode penelitian sosial Bandung, Kopma STKS Kartino Kartono, ( 1995 ), Psikologi anak Bandung : Mandar Maju. Minichiello, Victor, et al, (1995), In-depth Interviewing, Principles, Techniques Analysis. Melbourne : Longman Australia PTY, Ltd. Moleong, Lexy, (1983), Kualitatif, Bandung Rosdakarya.
Metode Penelitian : PT Remaja
Nasir, M, (1983), Metode Pelelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik, Dr. ( 1993 ), Evaluasi Kurikulum, Cetakan ke II, Bandung. PBB – UNICEF Pelaksanaan Konvensi Hak-Hak Anak Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Stefanus S, Nyoman AD, (2007) Perencanaan dan Evaluasi, Cetakan Pertama, Airlangga University Press, Surabaya.
Achlis ( 1982 ). Pekerja sosial sebagai profesi dan praktek pertolongan Bandung.
Prabu Setiawan, (2009), Pengertian Anak, (http://prabusetiawan.blogspot.com/2009/05/ pengertian anak.html), diakses tanggal 04 Februari 2010.
Ahmad Toha ( 1983 ) Teori dan Praktek Pelayanan Sosial melalui panti asuhan Jakarta Ari Kunto, Suharsimi, ( 1989 ), Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bina Aksara. 99
Irmansyah
ISSN 2302-6340
Sub. Bina Kessos ( 1998 ) Petunjuk tehnis penanganan masalah anak terlantar melalui PSAA Bandung : Depsos RI
Wakhiruddin, ( 2009 ), Evaluasi Hasil Belajar, Evaluasi Program dan Lembaga. (http://Wakhiruddin wordpress com/2009/ 07/14/definisi evaluasi, diakses tanggal 04 Februari 2010.
Syarif Muhiddin ( 1992 ) Pengantar Kesejahteraan Sosial. Kopma STKS Undang- Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Jakarta Depsos RI.
100