IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian kesediaan pangan yang cukup. Dalam pencapaian kondisi ketahanan pangan, ada tiga subsistem/aspek yang sangat berpengaruh, yaitu produksi/ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Ketiga subsistem ini, harus dikembangkan secara serentak, karena satu sama lain saling terkait. (a) aspek ketersediaan, yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya, serta aman; (b) aspek distribusi, di mana pasokan pangan dapat mengakses seluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah tangga; (c) aspek konsumsi, yaitu setiap rumah tangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola pangan yang memenuhi kaidah gizi, kesehatan serta referensinya. Ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sangat bergantung kepada faktor ketersediaan, distribusi dan akses serta langkah-langkah penanganan dan pencegahan masalah pangan. Selaras dengan hal tersebut telah ditegaskan dalam RPJMD 2010-2015 bahwa salah satu misi pembangunan Kabupaten Wonosobo adalah meningkatkan pelayanan sosial dasar masyarakat yaitu dengan mewujudkan ketahanan pangan daerah dengan sasaran pembangunannya diarahkan pada meningkatnya ketersediaan bahan pangan utama dan meningkatnya konsumsi protein hewani dan nabati. Untuk itu strategi dan arah kebijakan yang ditempuh adalah dengan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal dan peningkatan diversifikasi pengolahan pangan berbasis sumberdaya lokal. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap mengfokuskan pada upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan diversifikasi konsumsi pangan. Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 telah dialokasikan anggaran belanja langsung sebesar Rp 6.643.262.000 atau sebesar 0,83% dari total APBD Tahun 2011 yang berjumlah Rp 1.014.666.738.473. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp 6.519.849.408 atau sebesar 98.14%. Anggaran tersebut digunakan untuk pengembangan cadangan pangan daerah, pengembangan Desa Mandiri Pangan, lomba cipta menu pangan lokal, penyusunan peta daerah rawan pangan, penyediaan sarana dan prasarana pangan (lumbung pangan), fasilitasi penganekaragaman konsumsi pangan, rakor dewan ketahanan pangan, peningkatan ketahanan pangan, SLPTT jagung komposit dataran tinggi, pengembangan tanaman pisang & tanaman hias, pengembangan tanaman carica, survey produktifitas, pembangunan gedung LKM PUAP Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo dan operasional TIM KP3. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
122
IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
Tabel IV.B.13.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketahanan Pangan No.
Program
Alokasi (Rupiah)
Realisasi (Rupiah)
A
Belanja Langsung
6.145.410.000
6.030.264.645
1
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
5.947.710.000
5.854.076.500
2
Program Administrasi Perkantoran
78.700.000
65.136.089
3
Program Peningkatan Sarana
119.000.000
111.052.056
Prasarana Aparatur B
Belanja Tidak langsung
497.852.000
489.584.763
1
Gaji dan Tunjangan
447.152.000
438.950.763
2
Tambahan Penghasilan
50.700.000
50.634.000
6.643.262.000
6.519.849.408
Total Sumber: APBD Kabupaten Wonosobo, 2011
a. Realisasi Program dan kegiatan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan. Program ini bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui terpenuhinya aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan. Aspek ketersediaan pangan menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya yang berasal dari produksi pangan setempat dan pasokan dari luar. Aspek distribusi untuk mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Terakhir adalah aspek konsumsi dan keamanan pangan yang mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan secara nasional memenuhi kaidah mutu, keragaman, kandungan gizi, kemananan dan kehalalannya. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan berupa: 1) Pengembangan cadangan pangan daerah Kondisi geografis Kabupaten Wonosobo adalah perbukitan. Wonosobo juga mempunyai curah hujan tinggi, sehingga bencana alam sering terjadi seperti tanah longsor, kebakaran, angin puting beliung. Kabupaten Wonosobo juga mengalami rawan kronis kondisi sosial ekonomi. Melalui kegiatan ini telah disediakan cadangan pangan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Wonosobo untuk masyarakat di Desa Miskin Lipursari Kecamatan Leksono dan untuk para korban bencana alam. 2) Pengembangan Desa Mandiri Pangan Kegiatan Desa Mandiri Pangan Tahun 2011 adalah merupakan kelanjutan dari kegiatan Desa Mandiri Pangan yang saat ini merupakan tahap ke lima (tahap kemandirian) dari program Desa mandiri Pangan yang mempunyai latar belakang untuk memberikan kemampuan kepada desa miskin untuk dapat mengakses pangan dengan kemampuan untuk mengolah sumber daya yang ada. Kegiatan dilaksanakan untuk di KK Miskin Desa Lipursari Kecamatan Leksono dengan bentuk kegiatan berupa pelatihan/pembinaan
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
123
IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
pengembangan Desa Mandiri Pangan. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah teratasinya kerawanan pangan di Desa Lipursari dengan adanya kemampuan warga masyarakat khususnya anggota afinitas untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. 3) Lomba Cipta Menu Pangan Lokal Kegiatan Lomba Cipta Menu dilakukan untuk meningkatkan dan merangsang peran alih serta kemandirian masyarakat dalam mengembangkan pangan lokal karena untuk hidup sehat, aktif, cerdas dan produktif, setiap individu harus mengkonsumsi aneka ragam pangan secara seimbang, baik yang berasal dari pangan sumber karbohidrat, protein (nabati maupun hewani) serta vitamin dan mineral karena tidak satupun bahan pangan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Melalui kegiatan ini telah dilaksanakan Pelatihan Pengolahan Pangan B2SA, Lomba Cipta Menu tingkat Kabupaten dan Lomba Cipta Menu tingkat provinsi. Melalui kegiatan ini diharapkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman akan meningkat serta bahan pangan lokal dapat tergali. 4) Penyusunan Peta Daerah Rawan Pangan Melalui kegiatan ini telah tersusun indikator rawan pangan Kabupaten Wonosobo dan peta daerah rawan pangan. Dengan tersusunnya indikator rawan pangan Kabupaten Wonosobo telah terpilih indikator rawan pangan yang tepat dan relevan bagi wilayahwilayah kecamatan di Kabupaten Wonosobo, indikator rawan pangan yang tepat dan relevan bagi penduduk di Kabupaten Wonosobo, teridentifikasi wilayah Kabupaten Wonosobo yang termasuk dalam wilayah yang rawan pangan dan wilayah yang tahan pangan, teridentifikasi golongan penduduk di wilayah Kabupaten Wonosobo yang termasuk dalam rawan pangan dan tahan pangan. Sedangkan peta daerah rawan pangan digunakan untuk unit analisa ketahanan pangan tingkat Kecamatan di Kabupaten Wonosobo. 5) Penyediaan Sarana dan Prasarana Pangan (Lumbung Pangan) Lumbung pangan di desa miskin ditujukan untuk mengatasi rawan pangan di tingkat desa. Melalui kegiatan ini telah dibuat lumbung pangan di Desa Lipursari Kecamatan Leksono. 6) Fasilitasi Penganekaragaman Konsumsi Pangan (DBHCHT) Latar belakang bagi kegiatan ini adalah kurang tersedianya alat pengolah pangan bagi kelompok tani dan usaha dalam pengolahan bahan baku pangan seperti dari jagung menjadi tepung atau dari ketela pohon menjadi tepung. Melalui kegiatan ini telah diberikan bantuan mesin penepung dan mesin perajang sebaguna 8 pisau. Selain itu juga telah dilaksanakan Pelatihan Diversifikasi Konsumsi Pangan dan Pelatihan Pola Pangan Harapan (PPH). Harapan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat pengolahan pangan yang memadai dan peningkatan sumberdaya manusia. 7) Rakor Dewan Ketahanan pangan Berupa Rapat Dewan Ketahanan Pangan sekali setahun untuk mengoptimalkan koordinasi pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan antar instansi terkait. 8) Peningkatan Ketahanan Pangan (DAK) Tak kalah pentingnya adalah kegiatan peningkatan ketahanan pangan dengan adanya sarana prasarana yang mendukung meningkatnya produktivitas pertanian dengan
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
124
IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
Rehabilitasi Jaringan irigasi Desa (JIDES) 35 unit, Jaringan irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) 16 unit, pembangunan jalan Usaha Tani 10 unit, bantuan traktor 14 unit serta bantuan alat pengolah pupuk organik 2 paket. Melalui kegiatan ini diharapkan adanya peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura. 9) SLPTT Jagung Komposit Dataran Tinggi Menyadari perlunya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani melalui pembuatan demplot SLPTT Jagung komposit, maka melalui kegiatan ini telah dilaksanakan demplot jagung komposit di Kelompok Tani Desa Candimulyo Kecamatan Kertek dan Kelompok Tani Suka Maju Desa Kuripan Kecamatan Watumalang. 10) Pengembangan Tanaman Pisang & Tanaman Hias Kabupaten Wonosobo sangat potensial untuk pengembangan tanaman hias dan pisang, sehingga melalui kegiatan ini dilakukan pengembangan tanaman hias anturium dan pisang tanduk dan pisang ambon di Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo dan Selomerto. 11) Survey Produktivitas Data produksi dan produktivitas yang valid sangat diperlukan untuk pengambilan kebijakan pertanian. Untuk itu dilaksanakan pelaksanaan ubinan sebanyak 97 plot di Kecamatan Sukoharjo, Leksono, Selomerto, Kertek, Sapuran untuk memperoleh data produksi dan produktivitas padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, kobis, tomat dan cabe besar. 12) Pembangunan Gedung LKM PUAP Desa Tlogojati Kec. Wonosobo Sarana gedung LKM PUAP diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan Gapoktan. Melalui kegiatan ini telah dibangun gedung LKM PUAP di Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo. Dengan adanya gedung LKM PUAP maka diharapkan adanya peningkatan kinerja pengurus LKM PUAP di Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo. 13) Operasional TIM KP3 Dalam rangka melindungi petani dari tindakan penyalahgunaan kegiatan penyimpanan, pengedaran dan penggunaan pupuk dan pestisida, perlu dilaksanakan pengawasan terhadap distribusi pupuk dan pestisida di wilayah Kabupaten Wonosobo. Guna kelancaran kegiatan sebagaimana tersebut diatas, perlu di bentuk Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) yang dalam menjalankan operasionalnya memerlukan biaya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim KP3 adalah Rakor antar SKPD/ Instansi terkait, perjalanan dinas keluar daerah untuk koordinasi dan perjalanan dalam daerah untuk monev. Dengan adanya Tim KP3 maka kegiatan penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Wonosobo dapat terkoordinir dan terpantau. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan urusan ketahanan pangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kantor Ketahanan Pangan telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah, rapat-rapat
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
125
IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyediaan jasa kebersihan dan keamanan kantor,kota dan pasar, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintahan. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program ini mencakup pengadaan kendaraan dinas/operasional, pengadaan komputer/laptop, printer, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional dan pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kantor. Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Sampai tahun 2011, ketersediaan bahan pangan utama mencapai 124.148 atau sedikit menurun dibandingkan tahun 2010 sebesar 124.201. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lainnya per hektar menurun dari tahun 2010 sebesar 5,55 menjadi 5,50 pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produksi padi dan penurunan luas lahan pertanian. Capaian kinerja urusan Ketahanan Pangan dapat dilihat pada beberapa indikator yang tersaji pada tabel berikut : Tabel IV.B.13.2 Capaian kinerja Urusan Ketahanan Pangan Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) EKPPD
No.
Indikator Kinerja Kunci (IKK) EKPPD
1
Ketersediaan Bahan Pangan Utama (Rata2 jumlah ketersediaan bahan pangan utama per tahun (kg)) / (Jumlah penduduk) x 1000
2
Produktivitas Padi atau bahan pangan utama lainnya per hektar
CAPAIAN KINERJA 2010 110.887.000 --------------- x 1.000 892.803 = 124.201
2011 94.743.000 --------------- x 1.000 763.146 = 124.148
5,55
5,50
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian TP
Apabila dihitung berdasarkan target di dalam RPJMD, secara lengkap dapat dilihat data yang tersaji pada tabel berikut: Tabel IV.B.13.3 Produksi Pertanian dan Peternakan No.
Indikator
Target RPJMD
Capaian Kinerja
494.939
2010 482.051
2011 467.404
Naik/Turun -3,04%
Hortikultura (ton)
2.841.990
3.939.742
2.967.891
-24,67%
3
Daging (kg)
5.402.970
5.418.948
5.980.128
10,35%
4
Telur (kg)
2.609.000
2.532.009
2.375.816
-6,16%
1
Tanaman pangan (ton)
2
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
126
IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
No.
Indikator
Target RPJMD
Capaian Kinerja
5
Susu (lt)
556.320
2010 556.316
2011 559.676
Naik/Turun 0,6%
6
Ikan (kg)
4.965.000
5.260.835
5.847.791
1,12 %
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Peternakan dan Perikanan
Produksi tanaman pangan memang mengalami naik turun karena terkait dengan kondisi cuaca/alam, faktor ketersediaan sarana produksi ataupun faktor pengelolaannya. Namun disisi lain terjadi peningkatan pada produksi daging dari 5.418.948 kg pada tahun 2010 menjadi 5.980.128 kg (naik 10,35%), produksi susu dari 556.316 lt pada tahun 2010 menjadi 559.676 lt (naik 0,6%), serta produksi ikan dari 5.260.835 kg pada tahun 2010 menjadi 5.847.791 kg (naik 1,12%). b. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan/kendala dalam hal ketahanan pangan antara lain pola pangan masyarakat yang
cenderung
belum beragam serta sulitnya melakukan pencegahan dan
penanggulangan pangan akibat menurunnya mutu gizi dan keamanan pangan Upaya mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : Sosialisasi intensif terhadap masyarakat terkat pentingnya makanan beragam bergizi seimbang dan aman. Mengadakan diklat bagi kader kader di desa/PKK untuk mengikuti pendidikan mutu dan keamanan pangan
LKPJ 2011 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
127