IV. PROFIL KABUPATEN SlAK 4.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Siak
Melalui perumusan visi dan misi, masyarakat akan dapat mengetahui seberapa jauh komitmen dan strategi pemerintah daerah untuk mewujudkan pernbangunan pada berbagai aspek kehidupan di masa yang akan datang, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan untuk memilih strategi dan kebijakan dalam rangka memanfaatkan peluang sekaligus mengantisipasi dampak negatif dari kemajuan dan perubahan peradaban dunia. Sesuai dengan Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Siak Tahun 20022006, pemerintah Kabupaten Siak menetapkan visi dan misi pembangunan sebagai berikut: Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Siak "Terwujudnya Kabupaten Siak sebagai Pusat Budaya Melayu di Riau yang didukung oleh agribisnis, agroindustri dan pariwisata yang maju dalam lingkungan masyarakat yang agamis dan sejahtera pada tahun 2020." i
Misi Pembangunan Kabupaten Siak 1. Mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia profesional
yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lingkungan nilai-nilai budaya melayu.
2. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah derni terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance). 3. Memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah
dengan memperkuat struktur perekonomian berbasis kerakyatan yang bertumpu pada agribisnis dan agroindustri.
4. Mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur daerah mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan pengembangan daerah yang berkelanjutan.
4.2.
Keadaan Geografis
Letak geografis Kabupaten Siak sangat strategis, dengan ibukota Siak Sri tndrapura sekatigus sebagai pusat pemerintahan. Siak Sri lndrapura terletak di tepi Sungai Siak, berada diantara Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru. Keberadaan Sungai Siak merupakan salah satu prasarana utama transportasi sungai di Propinsi Riau, yaitu menghubungkan kota-kota lainnya di Propinsi Riau yaitu Pekanbaru, Bengkalis, Tanjung Balai Karimun, Batam dan Tanjung Pinang. Secara astronomis wilayah Kabupaten Siak terletak 1°16'30 LU
-
0°20'49" LU
dan 100°54'21" BT - 102'1 0'59" BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
-
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis
-
Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan
-
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kampa~dan Rokan Hulu
-
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan
Luas Kabupaten Siak sekitar 8.556,09 km2yang merupakan 9,05% dari luas wilayah Propinsi Riau yang terdiri dari 11 kecamatan. Wilayah Kabupaten Siak terletak memanjang dari Kecamatan Kandis dengan kondisi geomorfologis yang berbukit-bukit sampai pesisir timur sumatera bagian tengah yang merupakan dataran rendah yang berawa-rawa, beriklim tropis dengan suhu berkisar antara 25'-32OC. beritisar antara 0
-
102
Ketinggian wilayah Kabupaten Siak secara urriurs; 111
dpi. Jenis tanah paila ami;nnya :~iifi;i iliiii :aria!'i
podsolik merah kuning (PMK) dari batuan dan alluvial serta tana'h organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah (BPN Kabupaten Siak, 2003). Selain terkenal dengan Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak, juga terdapat banyak tasik atau danau yang tersebar dibeberapa wilayah kecamatan, yang apabila dikembangkan dengan serius dalam suatu sistem yang berkesinambunganakan menjadi obyek wisata yang menarik. 4.3. Kependudukan
Masalah penduduk di Kabupaten Siak sama halnya seperti daerah lainnya di Indonesia. Untuk mencapai manusia yang berkualitas dengan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan sulit tercapai. Program kependudukan yang meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang harus ditingkatkan. Penduduk daerah Kabupaten Siak mayoritas adalah etnik Melayu, selain itu juga terdapat etnik Minang, Jawa, Batak dan Tionghoa. Sebagian besar memeluk agama Islam dan sebagian lainnya terdapat pemeluk agama Kristen, Budha dan Hindu. Menurut data BPS (2004) jumlah penduduk Kabupaten Siak tahun 2003 adalah 287.922 jiwa, jumlah ini meningkat sebesar 6.61% dibandingkan dengan tahun 2002 yaitu sebesar 270.075 jiwa.
Tabel 10. Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003. NO.
KECAMATAN
PENDUDUK Laki-Laki
Minas Kandis Siak Sungai Apit Sungai Mandau Kerinci Kanan Lubuk Dalam Tualang Koto Gasib Dayun Bunga Raya JUMlAH 150.838 Sumber: BPS Kabupaten Siak, 2004
Perempuan
Sex ratio
137.084
1.10
Jurnlah
287.922
Perbandingan jumlah penduduk Kabupaten Siak antara laki-laki dan perempuan 150.838 : 137.084 (Sex ratio = 1: 1 , l O ) (Tabel 10). Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Siak tahun 2003 sangat bervariasi. Kecamatan Tualang adalah yang terpadat penduduknya yaitu mencapai 329,970 jiwa/km2, sedangkan yang jarang penduduknya adalah kecamatan Sungai Mandau yaitu berjumlah 1,698 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Siak adalah 33,651 jiwa/km2(Tabel 11) (BPS, 2004). Tabel 11. Banyaknya Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Per-krh2 Tahun 2003 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KECAMATAN Minas Kandis Siak Sungai Apit Sungai Mandau Kerinci Kanan Lubuk Dalam Tualang Koto Gasib Dayun Bunga Raya
JUMLAHS ~ f i i b ~BFS i : Kabupaisi, Siak, 2C33
Luas (km2) 440,OO 750,OO 1.282,12 1.347,65 2.355,OO 273,83 96,41 254,12 617,30 284,77 854,89
Jurnlah
22.529 36.627 25.844 29.979 3.999 16.713 13.371 83.852 15.433 20.791 18.784 287.922
Kepadatan penduduk per-krn2 51,202 48,836 20,157 22,245 1,698 61,034 138,689 329,970 25,001 73,OlC 21,913 33,651
4.4.
Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara ekonomi, yaitu mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk yang tidak aktif secara ekonomi dengan kegiatan antara lain sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Tabet 12. Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Kabupaten Siak Tahun 2003 Kegiatan Utama
No. 1. 2.
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Menaurus rumah tanaaa -- ~aini~a Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Siak. 2004
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 91.401 10.056 26.224 91.833 21.586 20.548 987 66.913 4.375 3.660 101.889 117.625
Jumlah 101.457 118.057 42.134 67.891 8.032 219.514
Pasar kerja pada umumnya menunjukan bahwa jumlah tenaga kerja selalu lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, sehingga menimbulkan adanya tingkat pengangguran. Selain itu terdapatnya ketidaksesuaian antara tingkat pendidikanlketerampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan formasi pekerjaan yang tersedia, sehingga menjadi penasalahan yang menimbulkan dampak pada perekonomian secara makro. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Siak menurut lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13.
No.
Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Lapangan Usaha Utama Kabupaten Siak Tahun 2003 Lapangan Usaha
1. Pertanian. Kehutanan. Perburuan. Perikanan 2. pertambangan dan penggalian ' 3. lndustri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan air minu,m 5. Kontruksi 6. Perdagangan 7. Transportesi dan Komunikasi Keuangan dan Asuransi 8. 9. Jasa tcsmsayarakatan dan lainnya Jumlah Penduduk Sbii8bi.i. B2S Ksb~patefiSidk, 2C34
Penduduk umur 10 tahun keatas (%)
50,36
Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, kehutanan, perburuan, perikanan sebesar 50,36%, ha1 ini dikarenakan Kabupaten Siak memiliki letak geografis yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan pertanian. Sektor yang juga menyerap banyak tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 23,32%, ha1 ini dikarenakan adanya beberapa industri pengolahan kayu berskata besar yang beroperasi di Kabupaten Siak yang banyak menyerap tenaga kerja. 4.5. Pendidikan
Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan berarti akan membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Sumberdaya manusia yang berkualitas tentu dihasilkan oleh proses pendidikan yang berkualitas pula. Upaya memperbaiki tingkat pendidikan adalah masalah prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena dengan membaiknya tingkat pendidikan setiap orang mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
peran
serta
dan
kemampuannya
dalam
pelaksanaan
pembangunan daerah. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Siak disajikan pada Tabel 14. Data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa penduduk perempuan yang tidaklbelum tamat SD lebih besar persentasenya dibandingkan laki-laki, dan semakin tinggi jenjang pendidikan menunjukkan kecenderungan persentase penduduk perempuan yang menamatkan sekolah lebih kecil dari pada penduduk laki-laki. Distribusi jenjang pendidikan formal pada penduduk berumur 10 tahun keatas merupakan salah satu indikator guna mengetahui kualitas sumber daya manusia di wilayah Kabupaten Siak. Berdasarkan jenjang pendidikan formz! tersebut diketahu~penduduk yang tidak menamaikan penaidikari dasar sebesar
30,89%, penduduk &ngan tingkat pendidikan dasar sebesar 30,87%, penduduk dengan tingkat pendidikan menengah pertama 17,77%, penduduk dengan tingkat pendidikan menengah atas 18,79%, sedangkan penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebesilr 1,69%. Rendahnya angka penduduk yang berpendidikan sekolah menengah pertama merupakan refleksi bahwa sebagian besar penduduk yang tamat sekolah dasar tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tabel 14. Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Siak Tahun 2003 Pendidikari yang Ditamatkan
1. TidaWbelum tamat SD 2. Sekolah Dasar 3. SMTP 4. SMU 5. Diploma 1/11
Laki-laki (jiwa)
Perempuan (jiwa)
34.427 34.852 20.839 25.263 2.244
33.370 32.902 18.168 15.974 1.475
Jumlah 117.625 Sumber : BPS Kabupaten Siak, 2004 (diolah)
101.889
Jumlah (jiwa)
Persentase
67.797 67.754 39.007 41.237 3.719
(YO) 30.89 30.87 17.77 18.79 1.69
219.514
100
Bertolak dari data distribusi jenjang pendidikan formal, diketahui bahwa sebesar 18.79% angkatan kerja berada pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas, ha1 ini dapat diartikan bahwa angkatan kerja di Kabupaten Siak i
kurang memadai. Selanjutnya jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas sebanyak 219.514 jiwa diantaranya sebanyak 101.457 jiwa termasuk sebagai angkatan kerja atau sebesar 46.22%. Dari jumlah angkatan kerja diketahui angkatan kerja yang sedang berkerja s5jumlah 85.465 jiwa atau sebesar 84,24%, dan yang sedang mencari kerja sebanyak 15.992 jiwa atau sebesar 15,76%
Tabet I S . Penduduk Berurnur 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Kegiatan Utarna dan Jenis Kelarnin d i Kabupaten Siak Tahun 2003 Kegiatan Utama
Laki-laki (jiwa)
Angkatan Kerja 91.401 83.428 Gkerja 7.973 Mencari pekerjaan Bukan Angkatan Kerja 26.224 Sekolah 21.586 - Mengurus rumah tangga 987 Lainnya 3.660 Jumlah 117.625 Sumber : BPS Kabupaten Siak, 2004 (diolah)
-
Perempuan (jiwa)
Jumlah (jiwa)
10.056 2.037 8.019 91.833 20.548 66.913 4.375
101.457 85.465 15.992 118.057 42.134 67.891 8.032
101.889
219.514
Persentase (%)
46.2 84.2 18.7 53.8 35.7 57.5 6.8 100
4.6. Perturnbuhan Ekonorni
Secara riil, laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan tahun 1993, telah mengalami kenaikan 5,47 % pada tahun 2002, yaitu dari Rp 484,59 miliar tahun 2001 menjadi Rp 511,lO miliar tahun 2002, tahun 2003 meningkat 6,13% menjadi Rp 542,44 milyar. Ini sekaligus menjadi bukti keberhasilan di Kabupaten Siak. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut tidak terlepas dari prestasi yang dicapai beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan, bangunan, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan serta jasa-jasa. Sektor pertanian rneiupakan sektor ekonomi yang cukup banyak perannya dalam pembentukan PDRB. Laju pertumbuhan sektor tersebut pada tahun 2003 mencapai 5,19 %, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07 %. Sektor industri pengolahan merupakan sektor ekonomi yang paling besar perannya dalam pembentukan PDRB pada tahun 2003 tumbuh sebesar 5,94 %, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya naik sebesar 5,69 %. Secara rinci laju pertumbuhan ekonomi menurut sektor dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Laju Pertumbuhan Menurut Sektor di Kabupaten ~ i a Tahun k 2001
- 2003 Lapangan Usaha Pertaniam Pertambangan & Penggalian lndustri Pengolahan Listrik, Gas & Air BangunanIKonstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jisa PDRB Sumber : BPS Kabupaten Siak, 2004 (diolah) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
4.7.
2001 5.23 8,05 8,02 3,03 10,13 5,72 5,30 3,18 3.75 6,81
2002 5.07 575 5,69 2,94 6,53 5,93 6,98 3.68 4,lO 5,47
2003 5.19 6,02 594 5,71 8,36 735 5,21 11,53 9.05 6,13
Struktur Ekonomi
Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah. Makin besar nilai tambah yang dapat diraih oleh suatu sektor maka semakin besarlah peranannya dalam perekonomian daerah tersebut. Berdasarkan distribusi persentasi PDRB atas harga berlaku menurut lapangan usaha, maka sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling dominan. Peranan sektor ini pada tahun 2003 sebesar 46,87% sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 46,95%. Namun demikian sektor ini tetap memberikanikontribusi yang terbesar dari seluruh sektor ekonomi di wilayah ini. label 17. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Lapangan USaha Pertanian Pertambangan & Penggalian lndustri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bangunan Perdagangan Angkutan & Komunikasi Keuannan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jssa PDRB Sumber : BPS Kabupaten Siak, 2004 (diolah) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2000 2601 2002 2003 29,94 31.04 30,66 30.13 1,41 1,51 1,55 1,63 48,27 46,37 46,951 46,87 0,14 0,14 0,14 0,14 1,OO 1,lO 1,06 1,07 7,95 8,25 8,28 8,24 2,lO 2,19 2,20 2,22 2,44 2.52 2.47 2.81 6,75 6,88 6,68 6,90 I00 100 100 100
Peranan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan' perikanan juga cukup menggembirakan dengan kontribusi mencapai 30,13% walaupun mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 30,66%. Bila dilihat dari pertumbuhan Kabupaten Siak secara riil maka harus dilihat menurut harga konstan dimana sektor industri pengolahan juga merupakan sektor yang paling dominan dan memberikan pengaruh cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Siak. Sektor ini pada tahun 2003 memberikan kontribusi sebesar 57,44%, mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 57,55%. Sektor pertambangan dan penggalian, listrik dan air bersih, serta sektor bangunan merupakan sektor yang paling kecil, tidak mengalami perkembangan yang berarti dari tahun ke tahun. Tabel 18. Distribusi Persentase PDRB Atas Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Penggalian lndustri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bangunan Perdagangan Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa PDRB Sumber: BPS Kabupaten Siak, 2004
3,99
3,88
3.83
3,93
100,OO
100,OO
100,OO
100,OO
Produk Domestik Regional Bruto perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 berjumlah Rp 3,81 juta dan kemudian pada tahun 2001 telah meningkat sebesar 9,95% menjadi Rp 4,189 juta. Selanjutnya pada tahun 2002 mengalami kenaikan 7,66% yaitu sebesar Rp 4,51 juta, untuk tahun 2003 kembali mengalami kenaikan sebesar 6,54% dengan nilai PDRB per kapita Rp 4,805 juta. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2000 berjumlah Rp 1,90 juta perjiwa dan kemudian pada tahun 2001 telah mei-iingkat sebesar 0,63 % menjadi Rp 1,912 juta. Seianjutnya pada tahun 2002 meningkat 0,05 % ysitu sebesar Fip 1,913 juta, untuk iahuil 2003 kembali
mengalami kenaikan sebesar 4,55 % dengan nilai PDRB per kapita Rp 2,00 juta. Hal ini menunjukkan meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk Kabupaten Siak secara umum dari tahun ke tahun. Besaran angka PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.057,68 milliar pada tahun 2001, tahun 2002 meningkat 13,91% menjadi Rp 1.204,77 miliar dan meningkat lagi 8,18% pada tahun 2003 menjadi Rp 1.303,38 miliar (BPS Kabupaten Siak, 2004). 4.8. Peluang lnvestasi Subsektor Perkebunan
Kabupaten Siak, selain penghasil minyak dan gas bumi juga dikenal sebagai kawasan perkebunan. Dalam pengembangan pertanian ditingkat nasional maupun regional, subsektor perkebunan mempunyai kedudukan penting bila mampu memberikan kontribusi bagi daerah penghasilnya. Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Siak adalah kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, sagu, coklat dan aneka tanaman lainnya (antan). Banyaknya peluang berinvestasi di Kabupaten Siak didukung oleh kebijakan pemerintab Kabupaten Siak untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini tergambar dari visi dan misi yang ditetapkan oleh Badan Promosi dan lnvkstasi Kabupaten Siak. Dengan memperhatikan perubahan paradigma dan peranan Badan Promosi dan lnvestasi di masa yang akan datang maka ditetapkan visi Badan Promosi dan lnvestasi Kabupaten Siak adalah: "Sebagai Fasilitator dan Motivator Pembangunan Ekonomi Kabupaten Siak Melalui Penciptaan lklim lnvestasi yang Kondusif Menuju Peningkatan Investasi" Untuk mewujudkan visi di atas, Badan Promosi dan lnvestasi Kabupaten Siak menetapkan misi sebagai berikut: 1. Mengembangkan kemudahan dan rnenciptakan iklim investasi yang menarik.
2. Meningkatkan pelayanan perizinan dibidang penanaman modal menuju pelayanan prima 3. Mempromosikan potensi daerah dan peluang investasi Kabupaten Siak.
4. Meningkatkan
fungsi
koordinasi
antar
instansi
terkait
dibidang
penanaman modal. 5. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia aparatur di bidang investasi dan promosi daerah. Luas lahan perkebunan di Kabupaten Siak tahun 2003 sebesar 185.063 Ha (BPS, 2004). Terdapat lima komoditas alternatif yang dipilih sebagai komoditas unggulan pada subsektor perkebunan yaitu kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, sagu, dan coklat dengan luas dan produktivitas yang terlihat pada Tabel 19 (Distanbun Kab. Siak 2004). Tabel 19. Luas Areal dan Produksi Komoditas Perkebunan di Kabupaten Siak, Tahun 2003 Komoditas
Luas Areal (Ha)
Luas Panen (Ha)
Kelapa Sawit 1 64.668 156.848 Karet 12.863 5.338 Kelapa 3.053 1.903 Kopi 910 573 Sagu 3.569 820 Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Siak, 2004
Produksi (Ton)
3.508.204 5.842,92 3.379,20 535,60 632.748
Produktivitas (TonlHa)
22,39 ?,09 1,78 0,93 772,OO
Dari data luas lahan dan produksi perkebunan memperlihatkan bahwa komoditas kelapa sawit memiliki nilai produksi dan luas lahan terbesar bila dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu seluas 164.668 Ha dengan produksi 3.508.204 tonltahun. Angka ini menunjukkan bahwa komoditas kelapa sawit cukup potensial di Kabupaten Siak. Jumlah lahan yang belum dimanfaatkan sebesar 53.556 ha yang terdiri dari lahan kering sebesar 45.615 ha dan lahan basah 7.941 ha. Sebagian besar dari lahan di Kabupaten Siak ini merupakan peluang yang bisa diusahakan
dalam bentuk kegiatan investasi (Dinas Pertanian dan Perkeblinan Kabupaten Siak, 2003). Melihat kondisi umum Kabupaten Siak dimana topografinya berbukit
-
bukit dan dataran rendah yang didominasi oleh lahan kering sangat sesuai untuk pengembangan tanaman perkebunan. Dengan luas lahan yang ada diharapkan pembangunan subsektor perkebunan mengalami perkembangan yang positif dalam menyumbang terhadap pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Siak.
4.9. Ekspor dan lmpor
Nilai ekspor Kabupaten Siak pada tahun 2003 tercatat sebesar US $ 1.150,22 juta. Hal ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 8,18% dengan nilai ekspor sebesar US $ 1.056,11 juta. Dibandingkan nilai impor tahun 2003 yang hanya US $ 53,71 juta masih terdapat surplus perdagangan sebesar US $ 1.096,51 juta. Nilai impor tahun 2003 mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 34,78% dari impor tahun sebelumnya sebesar US $ 82,36 juta. China, Jepang dan Korea Selatan merupakan pasar potensial bagi ekspor Kabupaten Siak. Pada tahun 2003 volume ekspor terbesar ke China yaitu I
998,364 ton dengan nilai US $ 339,52 juta,
Korea Selatan di urutan kedua
sebesar 495,849 ton dengan nilai US $188,72 juta dan Jepang sebesar 246,194 ton dengan nilai US $ 140,48 juta pada posisi ketiga. Ekspor yang terbesar adalah pada kelompok komoditas bahan kertas yaitu sebesar 49% dengan nilai ekspor sebesar US $ 565 juta kemudian disusul oleh kelompok komoditas kertas dan barang kertas sebesar 40% dengan nilai ekspor sebesar US $ 463,88 juta, kelompok komoditas kayu lapis sebesar 6% dengan nilai ekspor sebesar US $ 65,83 juta, dan kelompok komoditas lainnya aebesar 5% ciengar! nilai ekspor sebesar US $ 55,51 juta (Tabel 20).
Tabel 20. Volume dan Nilai Ekspor Kabupaten Siak ~ e n u r u tKelompok Komoditas Tahun 2003. No.
Kelompok Komoditas
Volume (Kg)
Nilai FOB (US S)
Bahan Anorganik Bahan Kertas BuahISayur Olahan Crumb Rubber Kayu Gergajian Kayu Lapis Kayu Olahan lain Kertas dan Barang dari Kertas Meubel d m Bagian-bagian dari bahan lainnya lkan Lainnva 11. Lainnya JUMLAH 2003 2002
2.643.358.886
1.056.114.401
2001
1.595.232.230
702.199.956
Sumber : BPS Kabupaten Siak, 2004.
4.10.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Siak
4.10.1. Alokasi Peruntukan Lahan Perkebunan
Dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Siak telah direncanakan struktur tata ruang yang menggambarkan sistem pelayanan Kabupaten Siak. Untuk pelayanan perekonomian, perawang difungsikan sebagai pusat kegiatan perekonomian primer, sedangkan pusat pelayanan sekundernya ditempatkan di Sungai Apit dan Minas. Kota Siak Sri lndrapura dan Buatan diperuntukkan bagi pelayanan lokal. Untuk pusat koleksi dan distribusi dipusatkan di Buton dengan kegiatan utama pelabuhan dan industri hilir dari hasil kegiatan industri yang ada di Perawang. Penggunaan lahan hutan di
Kabupaten Siak,
mencakup jenis
penggunaan kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Dalam pengelolaannya kawasan hutan yang ada si wilayah Kabupaten Siak termasuk dalam kawasan pemangkuar; hutan (KPH) Siak. Berdasarkan statusnya lahan yang dimanfaatkan untuk hutan adalan termasuk dalam tanah negara.
Penggunaan lahan perkebunan meliputi perkebunan' besar negara, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat. Komoditas yang diusahakan meliputi
karet,
kelapa
sawit,
kelapa
dan
kopi.
Berdasarkan status
penguasaannya, lahan perkebunan besar berstatus hak guna usaha, sedangkan lahan yang dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat mempunyai status hak milik (diakui sebagai mitik perorangan). Jenis
penggunaan
lahan
lain-lain
meliputi
pemanfaatan
lahan
pemukirnan, lahan pertanian serta lahan yang berstatus kawasan pertambangan minyak dan gas bumi. Lahan pemukiman dan lahan pertanian kondisinya belum dapat dipisahkan secara tegas, khususnya di wilayah pedesaan, dengan kata llain penggunaan lahannya campuran. Sedangkan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi dalam kaitan penggunaan lahan didasarkan pada fungsi utamanya, sedangkan pemanfaatannnya dapat berupa pemanfaaatan campuran, baik sebagai perkebunan rakyat, hutan lahan pertanian tanaman pangan dan lain-lain. Jenis
penggunaan
lahan
kosong
merupakan
pengelompokkan
penggunaan lahan yang belum dimanfatkan untuk kegiatan produktif. ~ d h a n tersebut merupskan lahan potensial yang dapat dialokasikan untuk berbagai penggunaan lain sesuai dengan kondisi dan potensi lahannya. Penjabaran lebih lanjut dari struktur ruang wilayah Kabupaten Siak dirumuskan dalam pola pemanfaatan ruang yang mencakup rencana alokasi uang untuk kawasan lindung dan rencana alokasi ruang untuk kawasan budidaya. Arahan rencana alokasi ruang dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Siak 2001-2010 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan alokasi Rencana Tata Ruang Wilayah kabu~atenSiak 2002-2011, peruntukan penggunaan lahan untuk perkebunan adalah sebesar 241.509 Ha, sedangkan ~;n:i;k per~ebunanrakyat seluas 6.548 Ha.
Tabel 21. Arahan Kawasan Lokasi Kabupaten Siak ARAHAN KAWASAN
I
LUAS (Ha)
I.
Kawasan Budidaya
I
571652
(
241.509
a. Perkebunan
0.77
1 I
I
203397
c. Hutan Produksi
66,81 28,22
6548
b. Perkebunan rakyat
PROSENTASE
I
I
23,77
I
I
1
d. Hutan Produksi Te~batas
40592
e. Pertanian
70363
8,22
f. lndustri
4563
0,53
g. Pemukiman
4580
0,54
100
0,Ol
2354 10
27,52
143692
16,79
8858
1,04
a. Sempadan sungai
9106
1,06
b. Sempadan pantai
2523
0,29
13357
1,56
a. SM. Giam Siak Kecil
25003
2,92
b. SM. Danau Pulau Besar
28000
3,27
h. Tambang Gambut II. Kawasan Lindung
4,74
1. Kawasan yang memberikan perlindung an kawasan bawahannya
a. Hutan Lindung Gamuut b. Hutan Lindung Wisata 2. Kawasan perlindungan setempat
c. Kawasan resapan air 3. Kawasan suaka alam dan cagar alam
I
!
1
I
1 1551 1 I 1020
d. THR Sultan Syarif Hasyim I
e. SM. Tasik Belat
I I
855609
Total I
1
0,18 3,98
1
1,69
(
100,OO
I
14494
IV. Kawasan Perairan
0,12
I
34053
Ill. Kawasan Perairan Pantai
L
0,27
2300
c. SM. Balai Raja
I
Sumber : Bappeda Kab. Siak, 2000
4.10.2 Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Dalam pengembangan wilayah, fungsi dari sistem transportasi adalah menghubungkan keterkaitan antara fungsionnal kegiatan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menunjang pengembangan tata ruang Kabupaten Siak secara terpadu. Berdasarkan
konsepsi
pengembangan
tata
ruang
Kabupaten
Siak,
maka
tujuan
pengembangan sistem transportasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pertumbuhan wilayah Kabupaten Siak agar berkembang serasi
dengan wilayah sekitar dengan sasaran: Membuka daerah terisolasi yang ada di Kabupaten Siak; Mendukung kegiatan perkebunan agar arus pergerakan produksi hasil hutan dapat berjalan dengan lancar; Mendukung kegiatan industri, baik industri yang ada maupun industri yang baru direncanakan; Mendukung kegiatan sektor pertanian; Mendukung sektor-sektor strategis yang ada di Kabupaten Siak diantaranya sektor pertanian,jasa dan perdagangan; Mendukung kegiatan pertambangan. 2. Mendukung pemerataan pembangunan dengan sasaran mempelancar arus
distribusi barang, jasa dan mobilitas penduduk Untuk
mencapai
tujuan
diatas
maka
diperlukan
suatu
pola
pengembangan prasarana transportasi yang terpadu yang meliputi transportasi darat dan sungai yang terintergrasi dengan sisrem tata ruang wilayah Kabupaten Siak. Berdasarkan ha1 tersebut, maka rencana sistem jaringan transportasi di Kabupaten Siak adalah rencana peningkatan jalan yang sudah ada dan pembangunan jalan
baru.
Rencana
peningkatan jalan
eksisting
dan
pembangunanjalan baru di Kabupaten Siak bertujuan untuk: Meningkatkan kondisi jalan eksisting, peningkatan DMJ (daerah milik jalan) serta peningkatan fungsi Jzlac;
Mewujudkan integrasi pengembangan sistem jaringan jalan (lokal, kolektor dan arteri) yang masih terputus dan mendukung pengembangan kawasan budidaya unggulan. Rencana pembangunanjalan baru d a l m kurun waktu 10 tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Selain pengernbangan jaringan jalan, juga dilakukan pembangunan jembatan yang berfungsi untuk meningkatkan aksesbilitas antar dua wilayah yang dipisahkan oleh sungai yaitu: 1. Jembatan Sungai Siak di Kota Perawang dan di Kota Siak Sri lndrapura 2. Jembatan Sungai Mandau dalam rangka membuka isolasi wilayah
kecamatan pembantu Sungai Mandau. Tabel 22. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan kerdasarkan Hirarkinya di Kabupaten Siak No. 1 2
3
4
5 6
HlRARKl DAN FUNGSl Jalan To1 Jalan Arteri Primer Peningkatan ruas jalan MinasPerawang-Buton Pembangunan ruas jalan Perawang- Siak Pembangunan ruas jalan Siak Sungai Apit -0 Pembangunan ruas jalan Buatan - Siak I Jalan Arteri Sekunder Pembangunan ruas Jalan SiakSungai Limo Peningkatan mas Jalan Buatan Pangkalan Kerinci Peningkatan ruas jalan SiakSungai Apit Jalan Kolektor Primer Peningkatan ruas jalan menuju Kota Siak Peningkatan ruas jalan menuju Kota Sungai Apit Jalan Kolektor Sekunder Peningkatan jalan - jalan di Kota Siak Sri lndrapura Pembangunan Pembangunan jembatan Sungai Siak di Kota Siak Sri lndrapura Jembatan Sunaai Mandau
RUAS JALAN Pekanbaru - Dumai
DAMIJA (M)
80 - 100
Ruas jalan Perawang Jalan minyak Siak Indrapura - Buton
Sri
Ruas jalan Buatan Pangkalan Kerind Ruas jalan Siak - Sungai Apit
30 - 40
20-30
Ruas jalan menuju Kota Siak Ruas jalan menuju Kota Sungai Apit
20-30
Seluruh ruas jalan utama di Kota Siak Sri lndrapura
15-20
4.10.3. PengembanganTransportasi LautlSungai
Kabupaten Siak dialiri oleh sebuah sungai besar sungai Siak dan selat panjang yang merupakan urat nadi perhubungan yang sangat penting tidak hanya untuk kabupaten Siak tetapi juga untuk propinsi Riau. Sarana perhubungan sungai dan taut digunakan untuk kegiatan pergerakan dan perpindahan penduduk dan barang. Keberadaan fasilitas perhubungan sungai dan
laut
berpengaruh terhadap kegiatan
perekonomian wilayah
dan
perkembangan pembentukan struktur ruang di kabupaten Siak. Transportasi sungai dan laut dilakukan melaui dermaga umum (pelabuhan Siak Sri Indrapura, Sungai Apit, Buton) dan dermaga khusus (Buatan dan Perawang) 4.10.4. Pengembangan Penyediaan Air Bersih dan Energi listrik
Faktor infrastruktur lain untuk mendorong pengembangan investasi di wilayah Kabupaten Siak adalah penyediaan kebutuhan air bersih dan tenaga listrik. Kebutuhan infrastruktur ini terutama untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan air bersih untuk kawasan industri, pelabuhan, kawasan perkotaan dan pemukiman. Sebagian kebutuhan air bersih kabupaten Siak berasal dari sungai Siak, penampungan air hujan, dan air tanah. PDAM kabupaten Siak saat ini melayani kota Siak Sri lndrapura dengan kapasitas 30 Ildetik, Kota Perawang 10 Ildetik, Kota Minas 10lIdetik dan Sungai Apit 10 Ildetik. Penyediaan dan pelayanan air bersih penduduk dari PDAM belum sepebuhnya memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Proyeksi kebutuhan air bersih untuk kota kota di kabupaten Siak pada tahun 2011 sebesar 894,51 Ildetik.
Tabel 23. Perkiraan Kebutuhan Penyediaan Air Bersih
Sumber : Penyusunan Rencana Strategis lnvestasi Kab. Siak, 2002
Sedangkan kebutuhan energi listrik untuk wilayah kabupaten Siak sampai dengan akhir tahun 201 1 (Kw) : Domestik
81.488
Perdagangan dan perkantoran
20.372
Kegiatan sosial dan pelayanan umum
20.372
Umum dan penerangan jalan Jumlah
8.149 130.387
Untuk menunjang kebutuhan lenergi listrik, indikasi pengembangan dilakukan dengan:
-
Meningkatkan daya terpasang dari sumber pembangkit listrik PLN
-
Menambah jaringan dan gardu listrik
!
4.10.5. Pengembangan Pelabuhan Buton Pelabuhan sebagai elemen transportasi laut memainkan peranan yang penting dalam menunjang visi dan misi Kabupaten Siak dalam mendorong ekonomi daerah, mengingat perdagangan internasional dan nasional lebih banyak dilakukan melalui transportasi laut. Adapun peran pelabuhan yang diharapkan adalah: Melayani kebutuhan perdagangan internasional(ekspor/impor); = Mernbant~memperlancar perputaran roda perdagangan regional ( antar pulzu);
ivienarnpurig pafigs5 pasai k l u lintza in:amssisnal yang samaklr; mcningk~t;
Mendorong perokonomian daerah yang masih belum berkembang. Berdasarkan studi yang telah dilakukan pengembangan pelabuhan Buton akan membawa manfaat secara ekonomi yang juga dapat dirasakan secara tidak langsung oleh masyarakat, disamping keuntungan yang akan diperoleh dengan dibukanya Pelabuhan Buton yaitu: 9 Keuntungan yang diperkirakan secara
kuantitatif akan diperoleh dari
intensifikasi pemanfaatan jalan untuk lalu lintas angkutan bahan baku dan hasil produksi industri akan lebih cepat sehingga economis dibanding sungai; 9 Keuntungan yang
diperkirakan secara kualitatif akan diperoleh dari
penghindaran dampak negatif terhadap lingkungan,yaitu: Berkurangnya pencemaran air; Berkurangnya kecelakaan kapal; Berkurangnya kerusakan tepi sungai karena erosi. Dengan dibangunnya pelabuhan Buton, dapat memperpendek jalur pelayaran kewilayah Batam dan Singapura yang merupakan pusat perdagangan internasional. Waktu tempuh dari Buton ke Batam hanya sekitar 2-3 jam atau sekitar
setengah
waktu tempuh antara Dumai dan Batam. Untuk
pengembangan dermaga-derrnaga yang terdapat di sepanjang Sungai Siak lebih ditujukan untuk peningkatan kontruksi dan penambahan fasilitas-fasilitas untuk dermaga-derrnaga yang sudah ada. 4.11. Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup dalam Kaitannya terhadap Pembangunan subsektor perkebunan.
Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian akan berpengaruh pada pola pemanfaatan ruang wilayah. Perubahan yang cepat sering tidak terantiripasi dan tidak terikuti oleh rencana-rencana tata ruang wilayah sehingga akan menimbulkan berbagai dampak negatif
yang t~dak diinginkan terhadai;
lingkungan. Kebijakan tata ruang wilayah kabupaten Siak harus senantiasa memperhatikan dampak dari setiap kegiatan investasi terhadap daya dukung sumberdaya alam yang ada agar terwujud pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan investasi pada subsektor perkebunan di kabupaten Siak harus diupayakan berada pada lokasi yang tepat dan optimal, dilihat dari berbagai aspek seperti aspek teknis, sosial, ekologi dm nilai tambah yangdiberikan. Penentuan lokasi didasarkan pada kemampuan daya dukung bahan baku dan lingkungan sosialnya serta memperhatikan dampak-dampak yang mungkin timbul. Untuk mengetahui tingkat kemampuan daya dukung dan daya tampung tersebut, telah dilakukan inventarisasi potensi sumberdaya alam dan kondisi lingkungan hidup di wilayah kabupaten Siak melalui pola pemanfaatan tata ruang pada kawasan lindung dan kawasan budidaya yang harus dikembangkan secara serasi, selaras dan simbang melalui penerapan kriteria lokasi dan standar teknis pengelolaan kawasan. Pertimbangan lain untuk menentukan lokasi untuk kegiatan
investasi
subsektor
perkebunan
adalah
kondisi
eksisting,
pengembangan kawasan potensial, kawasan cepat tumbuh, kawasan sentra produksi, kawasan industri maupun kawasan yang masih tertinggal. Untuk
itu diperlukan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya alam
yaitu : 1.
Mengelola sumberdaya alam melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2.
Mengupayakan penegakan hukum secara adil dan konsisten untuk menghindari perusakan dan pencemaran lingkungan.
3.
Mengikgtsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan.