55
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan studi pustaka, teori-teori ekonomi makro, dan kerangka logika yang digunakan, terdapat saling keterkaitan antara komponen perekonomian makro dengan komponen indeks pembangunan manusia. Keterkaitan masing masing variabel secara berpasangan maupun secara simultan apabila memiliki prilaku searah bertanda positif atau apabila bertolak belakang bertanda negatif. Atas dasar keterkaitan antar komponen tersebut, dibangun variabel endogen dan variabel eksogen untuk menganalisis dampak kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. Variabel-variabel endogen dan eksogen tersebut disusun dalam kerangka pemikiran sesuai dengan Gambar 13.
Blok Pendapatan: 1. Pajak Daerah 2. Pendapatan Asli Daerah 3. Dana Alokasi Umum 4. Dana Alokasi Khusus 5. Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak 6. Pendapatan Lainnya 7. Pendapatan Non Pajak Daerah 8 Total Pendapatan
Blok Permintaan Agregat: 1. Konsumsi 2. Investasi 3. Belanja Pemerintah 4. Perubahan Persediaan 5. Net Ekspor
Blok Belanja: 1. Belanja Sektor Pendidikan 2. Belanja Sektor Kesehatan 3. Belanja Sektor Pertanian 4. Belanja Sektor Industri 5. Belanja Sektor Bangunan dan Infrastruktur 6. Belanja Sektor Lainnya 7. Total Belanja
Blok Penawaran Agregat : 1. Sektor Pertanian 2. Sektor Industri 3. Sektor Infrastruktur 4. Sektor Lainnya
Blok Indeks Pembangunan Manusia: 1. Angka Harapan Hidup 2. Angka Melek Huruf 3. Rata-Rata Lama Sekolah 4. Daya Beli 5. Tingkat Kemiskinan Desa dan Kota 6. Indeks Pembangunan Manusia
Blok Tenaga Kerja: 1. Partisipasi Kerja Sektor Pertanian 2. Partisipasi Kerja Sektor Industri 3. Partisipasi Kerja Sektor Bangunan dan Infrastruktur 4. Partisipasi Kerja Sektor Lainnya 5. Partisipasi Kerja Sektor 6. Angkatan Kerja 7. Pengangguran
Gambar 13. Kerangka Pemikiran Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Indeks Pembangunan Manusia
56 Kerangka pemikiran tersebut diurai membentuk model dampak kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 14 dan Tabel 4.
Keterangan:
= Variabel Endogen;
= Variabel Eksogen
Gambar 14. Model Dampak Kebijakan Fiskal Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Indonesia
57
Tabel 4. Nama Variabel Model Dampak Kebijakan Fiskal Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia No.
Variabel
Nama
Satuan
1.
AHHt
Angka harapan hidup tahun t
2.
AKt
Angkatan kerja tahun t
Orang
3.
AMHt
Angka melek huruf tahun t
Persen
4.
APSDt
Angka putus sekolah dasar tahun t
5.
BHPBPt
Bagi hasil pajak dan non pajak tahun t
Juta Rupiah
6.
BLJt
Belanja tahun t
Juta Rupiah
7.
BSKt
Belanja sektor kesehatan tahun t
Juta Rupiah
8.
BSPt
Belanja sektor pendidikan tahun t
Juta Rupiah
9.
Belanja sektor pendidikan dan sektor kesehatan tahun t
Juta Rupiah
10.
BSPKt DAKt
Dana alokasi khusus tahun t
Juta Rupiah
11.
DAUt
Dana alokasi umum tahun t
Juta Rupiah
12.
DNPt
Dana perimbangan tahun t
Juta Rupiah
13.
GPSBt
Belanja Pemerintah sektor bangunan dan infrastruktur tahun t
Juta Rupiah
14.
GPSIt
Belanja Pemerintah sektor industri tahun t
Juta Rupiah
15.
GPSLLt
Belanja Pemerintah sektor lain-lain tahun t
Juta Rupiah
16.
GPSTt
Belanja Pemerintah sektor pertanian tahun t
Juta Rupiah
17.
IHLt
Indeks hidup layak tahun t
18.
IHPt
Indeks hidup panjang tahun t
-
19.
IPt
Indeks pendidikan tahun t
-
20.
IPMt
Indeks pembangunan manusia tahun t
21.
JLHKt
Jumlah kendaraan tahun t
22.
KRTCAPt
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita tahun t
Juta Rupiah
23.
KUKt
Kredit usaha kecil tahun t
Juta Rupiah
24.
NPJKDt
Pendapatan non pajak daerah tahun t
Juta Rupiah
25.
NXt
Net ekspor tahun t
Juta Rupiah
26.
PADt
Pendapatan asli daerah tahun t
Juta Rupiah
27.
PATt
Pendapatan tahun t
Juta Rupiah
Tahun
Persen
-
Buah
28.
PDRBEXPt
Produk domestik regional bruto sisi pengeluaran tahun t
Juta Rupiah
29.
PDRBSECt
Produk domestik regional bruto sisi penerimaan tahun t
Juta Rupiah
30.
PJKDt
Pajak daerah tahun t
Juta Rupiah
31.
PKRTt
Pengeluaran konsumsi rumah tangga tahun t
Juta Rupiah
32.
PLAINt
Pendapatan lain-lain yang sah tahun t
Juta Rupiah
33.
PMTBt
Pembentukan modal tetap bruto tahun t
Juta Rupiah
34.
PNSt
Pegawai negeri sipil tahun t
Orang
35.
POPt
Populasi penduduk tahun t
Ribu orang
36.
PPt
Perubahan persediaan tahun t
Juta Rupiah
37.
PPPt
Daya beli tahun t
Ribu Rupiah
38.
RLSt
Rata-rata lama sekolah tahun t
39.
RTQSBt
Rasio TQSBt dengan PDRBSECt tahun t
-
40.
TKDKt
Tingkat kemiskinan desa dan kota tahun t
Persen
41.
TKKSBt
Angka partisipasi kerja sektor bangunan dan infrastruktur tahun t
Orang
42.
TKKSLt
Angka partisipasi kerja sektor lain-lain tahun t
Orang
43.
TKSIt
Angka partisipasi kerja sektor industri tahun t
Orang
44.
TKSTt
Angka partisipasi kerja sektor pertanian tahun t
45.
TQSBt
Total produksi sektor bangunan dan infrastruktur tahun t
Juta Rupiah
46.
TQSIt
Total produksi sektor industri tahun t
Juta Rupiah
47.
TQSLLt
Total produksi sektor lain-lain tahun t
Juta Rupiah
48.
TQSTt
Total produksi sektor pertanian tahun t
Juta Rupiah
49.
Ut
Pengangguran tahun t
Tahun
Orang
Orang
58
4.2. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian dibangun dari tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan diuji dalam penelitian , yaitu: 1.
Kebijakan fiskal melalui belanja Pemerintah di sektor pendidikan dan sektor kesehatan akan meningkatkan indeks pembangunan manusia.
2.
Sasaran tujuan pembangunan milenium tahun 2015 dapat dicapai melalui kebijakan fiskal di sektor pendidikan dan sektor kesehatan.
4.3. Sumber Data Penelitian ini akan menggunakan data sekunder berupa pool data, baik data deret waktu (time series), maupun data cross section dari tahun 2004-2008. Pool data adalah sebagai solusi dari keterbatasan data deret waktu (time series). Data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), UNDP, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Bappenas, Bappeda Provinsi, dan lembaga-lembaga resmi lainnya. Pool data di atas akan digunakan untuk membangun model ekonometrika, untuk kemudian dilakukan pendugaan parameter dari variabel endogen pada model ekonometrika yang dibangun. 4.4. Spesifikasi Model Model adalah suatu konsepsi yang menggambarkan keterkaitan variabelvariabel pembentuknya dalam satu sistem berpikir (system thinking), yang kemudian dijadikan dasar untuk mentransformasikan suatu kondisi yang ada (realworld) menjadi kondisi yang diinginkan secara sistematik (systematically disirable condition) dan dapat diterima secara budaya (culturally feasible).
59 Model ekonometrika menurut Intriligator (1978) merupakan suatu pola khusus dari model aljabar suatu fenomena perekonomian yang bersifat stochastic yaitu mencakup pula satu atau lebih variabel pengganggu. Pola khusus atau model aljabar dari model ekonometrika menjelaskan tentang hubungan satu sama lain dari masing-masing variabel pembentuknya, yang terdiri atas variabel penjelas (explanatory variables) dan variabel endogennya (endogenous variables). Model ekonometrika harus memenuhi: (1) kriteria ekonomi atau harapan teoritis (theoretically meaningful) khususnya yang menyangkut tanda (sign) dan besaran (magnitude) dari parameter persamaan simultan yang terbentuk, (2) kriteria statistik yang berkaitan dengan derajat ketepatan (goodness of fit), dan (3) kriteria ekonometrika yang menetapkan suatu estimasi memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan seperti unbiasedness, efficiency, sufficiency, dan consistency (Koutsoyiannis, 1977). Spesifikasi model yang dirumuskan dalam studi ini sangat terkait dengan tujuan penelitian yaitu merumuskan model ekonometrika “Dampak kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia”. Model yang dibangun adalah model persamaan simultan yang terdiri atas 23 persamaan struktural dan 15 persamaan identitas yang dikelompokkan kedalam 6 blok. 4.4.1. Blok Pendapatan Daerah 1.
Pajak Daerah PJKDt = a10 + a11BLJt + a12PPt +
2.
+ U1t .................................... (1)
Dana Alokasi Umum DAUt = a20 + a21BLJt + a22POPt +
+U2t ................................ (2)
60 3.
Pendapatan Asli Daerah PADt = PJKDt + NPJKt ............................................................................ (3)
4.
Dana Perimbangan DNPt = DAUt + DAKt + BHPBPt + PLAINt ............................................. (4)
5.
Pendapatan Daerah PATt = PADt + DNPt .................................................................................. (5)
dimana: PJKDt KRTCAPt DAUt POPt IPMt PADt NPJKt DNPt DAKt BHPBPt PLaint PATt N M U1t - U2t
: : : : : : : : : : : : : : :
Pajak daerah tahun t (juta Rupiah). Konsumsi rumah tangga per kapita tahun t (juta Rupiah). Dana alokasi umum tahun t (juta Rupiah). Populasi penduduk tahun t (ribu orang). Indeks Pembangunan Manusia tahun t (antara nol sampai seratus). Pendapatan asli daerah tahun t (juta Rupiah). Pendapatan non pajak tahun t (juta Rupiah). Dana perimbangan tahun t (juta Rupiah). Dana alokasi khusus tahun t (juta Rupiah). Bagi hasil pajak dan non pajak tahun t (juta Rupiah). Pendapatan lain-lain yang syah tahun t (juta Rupiah). Pendapatan tahun t (juta Rupiah). Nomor parameter dummy (1 sampai dengan n). Nomor provinsi (misal Aceh = 11, Maluku = 81). Error term.
Dengan arah dan magnitude dari dugaan parameter yang diharapkan: a11, a12, a21, a22 > 0. 4.4.2. Blok Belanja Daerah 1.
Belanja Sektor Pendidikan BSPt = a30 + a31PATt + a32POPt + dNMt DMt + U3t ........................................(6)
2.
Belanja Sektor Kesehatan BSKt = a40 + a41PATt + a42PNSt + dNMt DMt + U4t .....................................(7)
3.
Belanja Pemerintah Sektor Pertanian GPSTt = a50 + a51PATt + dNMt DMt + U5t ...................................................(8)
61 4.
Belanja Pemerintah Sektor Industri GPSIt = a60 + a61PATt + dNMt DMt +U6t ...................................................... (9)
5.
Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur GPSBt = a70 + a71PATt + dNMt DMt + U7t ................................................. (10)
6.
Belanja Pemerintah Sektor Lain-Lain GPSLLt = a80 + a81PATt + a82BSPKt + dNMt DMt + U8t ........................... (11)
7.
Belanja Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan BSPKt = BSPt + BSKt .............................................................................. (12)
8.
Total Belanja BLJt = GPSTt + GPSIt + GPSBt + GPSLLt ............................................. (13)
dimana: BSPt BSKt BSPKt BLJt PATt POPt PNSt GPSTt GPSIt GPSBt GPSLLt N M U3t - U8t
: : : : : : : : : : : : : :
Belanja sektor pendidikan tahun t (juta Rupiah). Belanja sektor kesehatan tahun t (juta Rupiah). Belanja sektor pendidikan dan kesehatan tahun t (juta Rupiah). Belanja tahun t (juta Rupiah). Pendapatan tahun t (juta Rupiah). Populasi penduduk tahun t (ribu orang). Pegawai negeri sipil tahun t (orang). Belanja Pemerintah sektor pertanian tahun t (juta Rupiah). Belanja Pemerintah sektor industri tahun t (juta Rupiah). Belanja Pemerintah sek. bangunan dan infrastruktur tahun t (Rp. juta). Belanja Pemerintah sektor lain-lain tahun t (juta Rupiah). Nomor parameter dummy (1 sampai dengan n). Nomor provinsi (misal Aceh = 11, Maluku = 81). Error term.
Dengan arah dan magnitude dari dugaan parameter yang diharapkan adalah: a31, a41, a51, a61, a71, a81, a32, a42, a82 > 0. 4.4.3. Blok Permintaan Agregat 1.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga PKRTt = a90 + a91PDRBSECt + a92POPt + dNMt DMt + U9t ...................... (14)
62 2.
Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTBt = a100 + a101PDRBSECt + a102KUKt + dNMt DMt + U10t ................(15)
3.
Produk Domestik Regional Bruto Sisi Permintaan PDRBEXPt = PKRTt + BLJt + PMTBt + NXt ...........................................(16)
4.
Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita KRTCAPt = PKRTt / POPt .......................................................................(17)
dimana: : Pengeluaran konsumsi rumah tangga tahun t (juta Rupiah). PKRTt PDRBSECt : Produk domestik regional bruto sektoral tahun t (juta Rupiah). : Pembentukan modal tetap bruto tahun t (juta Rupiah). PMTBt KUKt : Kredit usaha kecil tahun t (juta Rupiah). PDRBEXPt : Produk domestik regional bruto sisi permintaan tahun t (juta Rupiah). KRTCAPt : Konsumsi rumah tangga per kapita tahun t (juta Rupiah). POPt : Populasi penduduk tahun t (ribu orang). NXt : Selisih antara ekspor dikurangi impor tahun t (juta Rupiah). U9t -U10t : Error term. Magnitute dan arah dari dugaan parameter yang diharapkan adalah: a91, a101, a92, a102 > 0. 4.4.4. Blok Penawaran Agregat 1.
Total Produksi Sektor Pertanian TQSTt = a110+a111LOGTKSTt + a112GPSTt ++dNMt DMt+U11t .................(18)
2.
Total Produksi Sektor Industri TQSIt = a120+a121TKSIt + a122GPSIt +dNMt DMt+U12t ...............................(19)
3.
Total Produksi Sektor Bangunan dan Infrastruktur TQSBt = a130+a131TTKKSBt+a132GPSBt+a133JLHKt +dNMt DMt+U13t ......(20)
63 4.
Total Produksi Sektor Lain-Lain TQSLLt = a140+a141TKKSLt + a142GPSLLt + a143JLHK+dNMt DMt+U14t . (21)
5.
Rasio Total Produksi Sektor Bangunan dan Infrastruktur RTQSBt = TQSBt/PDRBSECt ............................................................
6.
(22)
Produk Domestik Regional Bruto Sektoral PDRBSECt = TQSTt + TQSIt + TQSBt + TQSLLt
..........................
(23)
dimana: TQSTt TQSIt TQSBt
: Total produksi sektor pertanian tahun t (juta Rupiah). : Total produksi sektor industri tahun t (juta Rupiah). : Total produksi sektor bangunan dan infrastruktur tahun t (juta Rupiah). TQSLLt : Total produksi sektor lain-lain tahun t (juta Rupiah). TKSTt : Angka partisipasi kerja sektor pertanian tahun t (orang). GPSTt : Belanja Pemerintah sektor pertanian tahun t (juta Rupiah). TKSIt : Angka partisipasi kerja sektor industri tahun t (orang). : Belanja Pemerintah sektor industri tahun t (juta Rupiah). GPSIt TTKKSBt : Tren angka partisipasi kerja sektor bangunan dan infrastruktur tahun t GPSBt : Belanja Pemerintah sektor bangunan dan infrastruktur tahun t (juta Rupiah). : Jumlah kendaraan tahun t (buah). JLHKt TKKSLt : Angka partisipasi kerja sektor lain-lain tahun t (orang). GPSLLt : Belanja Pemerintah sektor lain-lain tahun t (juta Rupiah). PDRBSECt : Produk domestik regional bruto sektor tahun t (juta Rupiah). RTQSBt : Rasio TQSBt/PDRBSECt tahun t. U11t-U14t : Error term. Magnitute dan arah dari dugaan parameter yang diharapkan adalah: a111, a121,
a131, a141, a112, a122, a132, a142, a133; a143 > 0. 4.4.5. Blok Tenaga Kerja 1.
Angka Partisipasi Kerja Sektor Pertanian TKSTt = a150 + a151TQSTt + dNMt DMt + U15t ........................................... (24)
2.
Angka Partisipasi Kerja Sektor Industri TKSIt = a160 + a161TQSIt + dNMt DMt + U16t ............................................. (25)
64 3.
Angka Partisipasi Kerja Sektor Bangunan dan Infrastruktur TKKSBt = a170 + a171RTQSBt + dNMt DMt + U17t ......................................(26)
4.
Angka Partisipasi Kerja Sektor Lain-Lain TKKSLt = a180 + a181TQSLLt + dNMt DMt + U18t ......................................(27)
5.
Angka Partisipasi Kerja Sektor TKSt = TKSTt + TKSIt + TKKSBt + TKKSLt ........................................(28)
6.
Pengangguran Ut = AKt - TKSt ........................................................................................(29)
dimana: TKSTt : Angka partisipasi kerja sektor pertanian tahun t (orang). TKSIt : Angka partisipasi kerja sektor industri tahun t (orang). TKKSBt : Angka partisipasi kerja sektor bangunan dan infrastruktur tahun t (orang). TKSLLt : Angka partisipasi kerja sektor lain-lannya tahun t (orang). TQSTt : Total produksi sektor pertanian tahun t (juta Rupiah). TQSIt : Total produksi sektor industri tahun t (juta Rupiah). RTQSBt : Rasio TQSBt/PDRBSECt tahun t. TQSLLt : Total produksi sektor lain-lain tahun t (juta Rupiah). : Angka partisipasi kerja sektor tahun t (orang). TKSt AKt : Angkatan kerja tahun t (orang). Ut : Pengangguran tahun t (orang). U15t -U18t : Error term. Magnitute dan arah dari dugaan parameter yang diharapkan adalah: a151, a161, a171, a181 > 0. 4.4.6. Blok Indeks Pembangunan Manusia 1.
Angka Harapan Hidup AHHt = a190 + a191 BSKt + a192 KRTCAPt + dNMt DMt + U19t .....................(30)
2.
Angka Melek Huruf AMHt = a200 + a201 BSKt + a202 BSPt + a203KRTCAP t + dNMt DMt + U20t (31)
65 3.
Rata-Rata Lama Sekolah RLSt = a210 + a211 BSPt + a212 KRTCAPt + a213APSD t + dNMt DMt + U21t . (32)
4.
Daya Beli PPPt = a220 + a221Ut + a222KRTCAPt + dNMt DMt +U22t ........................... (33)
5.
Tingkat Kemiskinan Desa dan Kota TKDKt = a230 + a231PPPt + dNMt DMt + U23t .............................................. (34)
6.
Indeks Hidup Panjang IHPt = {(AHH t -25) / (85-25)} ................................................................ (35)
7.
Indeks Pendidikan IPt = (1/3)*(RLSt /15) + (2/3)*(AMHt /100) ............................................ (36)
8.
Indeks Hidup Layak IHLt = {(PPPt - 360) / (732.720 - 300)} ................................................... (37)
9.
Indeks Pembangunan Manusia IPMt = (1/3)*(IHPt + IPt + IHLt)*100 ................................................... (38)
dimana: AHHt AMHt RLSt PPPt BSPt BSKt KRTCAPt APSDt Ut IHPt IPt IHLt IPMt TKDKt U19t -U23t
: : : : : : : : : : : : :
Angka harapan hidup tahun t (tahun). Angka melek huruf tahun t (persen). Rata-rata lama sekolah tahun t (tahun). Daya beli tahun t (ribuan Rupiah). Belanja sektor pendidikan tahun t (juta Rupiah). Belanja sektor kesehatan tahun t (juta Rupiah). Konsumsi rumah tangga per kapita tahun t (juta Rupiah). Angka putus sekolah dasar tahun t (persen). Pengangguran tahun t (orang). Indeks hidup panjang tahun t. Indeks pendidikan tahun t. Indeks hidup layak tahun t. Indeks Pembangunan Manusia tahun t (antara nol sampai seratus). : Tingkat kemiskinan desa dan kota tahun t (persen). : Error term.
66 Dengan arah dan magnitude dari dugaan parameter yang diharapkan adalah: a191, a201, a211, a192, a202, a212, a222, a213 > 0; a221, a213, a231 < 0. 4.5.
Prosedur Analisis Data
4.5.1. Identifikasi Model Identifikasi model ditentukan berdasarkan “order condition“ sebagai syarat keharusan dan “rank condition“ sebagai syarat kecukupan. Untuk mengidentifikasi model persamaan struktural berdasarkan order condition digunakan rumusan (Koutsoyiannis, 1977): (K - M) > (G - 1) ....................................................................................... (39) dimana: K : M : G :
Total variabel dalam model, yaitu variabel endogen dan variabel eksogen yang telah ditetapkan (predetermined). Jumlah variabel endogen dan variabel eksogen yang termasuk dalam satu persamaan tertentu dalam model. Total persamaan dalam model, yaitu jumlah variabel endogen dalam model.
dengan ketentuan: (K - M) > (G - 1) : maka persamaan dinyatakan teridentifikasi secara berlebih (overidentified). (K - M) = (G - 1) : maka persamaan tersebut dinyatakan teridentifikasi secara tepat (exactly identified). (K - M) < (G - 1) : maka persamaan tersebut dinyatakan tidak teridentifikasi (unidentified). Hasil identifikasi untuk setiap persamaan struktural haruslah exactly identified atau overidentified untuk dapat menduga parameter-parameternya. Kendati suatu persamaan memenuhi order condition, mungkin saja persamaan tersebut tidak teridentifikasi. Karena itu, dalam proses identifikasi diperlukan suatu syarat perlu sekaligus syarat cukup yang ditentukan oleh rank condition yang menyatakan suatu persamaan teridentifikasi jika dan hanya jika
67 dimungkinkan untuk membentuk minimal satu determinan bukan nol pada order (G - 1) dari parameter struktural variabel yang tidak termasuk dalam persamaan tersebut (Koutsoyiannis, 1977). 4.5.2. Metode Pendugaan Model Dari hasil identifikasi model yang menunjukkan bahwa seluruh persamaan teridentifikasi
secara
berlebih
(overidentified)
dan
mempertimbangkan
digunakannya pool data dalam penelitian ini, maka pendugaan/estimasi parameter menggunakan model panel, dengan metode pendugaan/estimasi fixone. Untuk mengetahui apakah pengaruh secara bersama-sama dari variabel penjelas signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F. Sedangkan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh secara sendirisendiri dari masing-masing variabel penjelas terhadap variabel endogennya diuji dengan menggunakan uji statistik t pada tingkat signifikansi tertentu. 4.5.3. Validasi Model Validasi model dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang dirumuskan itu cukup layak atau valid untuk digunakan dalam menganalisis “Dampak kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia”. Kriteria yang biasa digunakan dalam menilai layak atau valid tidaknya suatu model ekonometrik di antaranya adalah Root Mean Squares Percent Error (RMSPE) dan Theil inequality coefficient (U theil) (Pindick dan Rubinfeld, 1991). Persamaan matematis RMSPE dan Utheil adalah sebagai berikut:
68
RMSPE
=
[Yts - Yta ]
T
1 T
∑
Yta
t =1
2
x100% .................................................... (40)
Dimana, Yts adalah nilai Yt simulasi/prediksi, Yta adalah nilai Yt aktual dan T adalah jumlah observasi dalam simulasi. T
1 T
Utheil = 1 T
∑(Y
s t
- Yta )
2
t =1
T
∑(Y )
s 2 t
+
t =1
1 T
T
........................................................ (41)
∑(Y )
a 2 t
t =1
Dimana U dapat didekomposisi menjadi: 1/N Σ (Yts – Yta)2 = (Ys – Ya)2 + (σs – σa)2 + 2(1 – ρ)σsσa ...................... (42) Dimana Ys dan Ya adalah rata-rata untuk nilai prediksi dan nilai aktual, σs dan σa adalah standar deviasi untuk nilai prediksi dan nilai aktual, ρ adalah koefisien korelasi. Proporsi dari U (proportions of inequality) dapat dinyatakan sebagai berikut: U
M
=
(Y 1 N
U =
UC =
1 N
s
)
2
- Ya
∑(Y
(σ
S
s
s
-Y
- σa
∑(Y
s
(
)
∑(Y
s
a
)
2
)
2
-Y
a
)
2
2 1 - ρ σsσa 1 N
.......................................................................... (43)
-Y
a
)
2
............................................................................ (44)
........................................................................... (45)
dimana, UM adalah proporsi bias yang menjelaskan seberapa jauh rata-rata nilai prediksi menyimpang dari rata-rata nilai aktual dan nilai UM yang diharapkan adalah yang mendekati nol; US adalah proporsi varians yang menjelaskan
69 seberapa jauh variasi nilai prediksi menyimpang dari nilai variasi nilai aktual dan nilai US yang diharapkan adalah yang mendekati nol; UC adalah proporsi kovarians
yang
mengukur
kesalahan
peramalan
yang
tidak
sistematis
(unsystematic error). Distribusi ketimpangan (U) yang ideal atas ketiga sumber tersebut adalah UM = US = UC = 1 (Pyndick and Rubinfeld, 1991). 4.5.4. Simulasi Model Simulasi pada dasarnya merupakan solusi matematis (mathematical solution) dari suatu kumpulan berbagai persamaan secara simultan. Simulasi model dengan demikian menunjuk kepada sekumpulan persamaan tersebut. Simulasi model dilakukan dengan berbagai alasan, misalnya untuk pengujian dan evaluasi model, analisis kebijakan historis dan untuk peramalan (Pindyck and Rubinfeld, 1991). Dalam studi ini, simulasi model terutama ditujukan untuk menganalisis kebijakan historis yang dapat digunakan sebagai dasar peramalan di masa yang akan datang. Dalam studi ini, analisis kebijakan difokuskan pada “Dampak kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia”. Simulasi kebijakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Belanja pendidikan dan kesehatan naik 20 persen.
2.
Transfer Dana alokasi umum naik 20 persen.
3.
Belanja sektor bangunan naik 20 persen.
4.
Kombinasi kebijakan belanja pendidikan dan kesehatan naik 20 persen dan belanja sektor bangunan naik 20 persen.
5.
Provinsi quantil 1 indeks pembangunan manusia terendah naik dana alokasi umum 40 persen, dan lainnya dana alokasi umum naik 20 persen.
70 6.
Provinsi quantil 1 dan 2 indeks pembangunan manusia terendah naik dana alokasi umum 40 persen, dan lainnya dana alokasi umum naik 20 persen.
7.
Provinsi quantil 1 dan 2 indeks pembangunan manusia terendah naik total belanja 40 persen, dan lainnya belanja naik 20 persen.
8.
Provinsi quantil 1 dan 2 indeks pembangunan manusia terendah naik belanja sektor pendidikan dan kesehatan 40 persen, dan lainnya belanja sektor pendidikan dan kesehatan naik 20 persen.