IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Restoran Bebek H. Slamet, yang
berlokasi di Jalan Pemuda No. 1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini disengaja karena restoran Bebek H. Slamet merupakan salah satu restoran tradisional yang menjual menu khusus bebek dan hanya menyajikan satu macam menu saja di Kota Bogor. Lama waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih selama dua bulan yaitu bulan Juni dan Juli 2011 karena dibutuhkan data konsumen dengan metode pengumpulan data dengan kuisioner kepada konsumen yang datang ke Restoran Bebek H. Slamet
4.2
Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak manajemen Restoran Bebek H. Slamet serta pengunjung Restoran Bebek H. Slamet. Wawancara pada pihak manajemen dilakukan dengan panduan daftar pertanyaan sedangkan kepada pengunjung dilakukan dengan panduan kuisioner yang telah dipersiapkan sehingga data yang diperoleh akan sesuai dengan tujuan penelitian dan mudah dalam pengolahannya. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh dari data yang dimilki oleh Restoran Bebek H. Slamet dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kota Bogor, perpustakaan IPB dan fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik penelitian.
4.3 Teknik Penumpulan Data dan Pengambilan Sampel 4.3.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuisioner untuk mendapatkan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kuisioner, yaitu daftar pertanyaan yang disebar kepada responden untuk mengumpulkan fakta-fakta. Item skala penilaian disusun berdasakan skala likert. Wawancara dengan manajemen perusahaan, karyawan, dan pengunjung. Wawancara dilakukan dalam bentuk diskusi dan percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk memudahkan dalam memperoleh informasi dari responden. 2. Studi literatur dengan mengumpulkan data dan informasi baik dari data internal perusahaan maupun pihak eksternal seperti pustaka, laporanlaporan literatur, industri sejenis serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
4.3.2
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel
tanpa peluang (nonprobability sampling), dimana setiap anggota populasi tidak diketahui peluang atau kemungkinan untuk terpilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling, yaitu responden diambil ketika konsumen yang sedang makan di lokasi penelitian bersedia di wawancara dengan panduan kuisioner. Ada screening diawal kuisioner dimana konsumen yang dijadikan responden adalah konsumen yang pernah makan di Restoran Bebek H. Slamet dan Restoran Bebek Pak Ndut, serta berusia diatas 17 tahun. Jumlah responden yang diambil sebanyak 60 responden. Penentuan jumlah sampel berdasarkan jumlah minimal 30 responden yang secara empiris jumlah tersebut memiliki distribusi peluang rata-rata akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah cukup besar. 4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk data-data yang dilakukan secara deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis sensitivitas harga. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan Minitab 15 for windows.
4.4.1
Analisis Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2009). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah informasi dan data yang berasal dari kuesioner. Data dan informasi ini akan diolah dan disajikan dalam tabel-tabel sederhana dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipresentasikan berdasarkan jumlah responden. Presentase terbesar dari setiap hasil merupakan dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Hasil analisis ini digunakan untuk menganalisis karakteristik umum konsumen yang terdiri dari karakteristik demografi dan karakteristik umum pembelian serta persepsi konsumen terhadap Restoran Bebek H. Slamet yang terdiri dari beberapa atribut yang berrhubungan dengan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang ada di Restoran Bebek H. Slamet saat ini. Hasil
data
kuesioner
mengenai
karakteristik
serta
persepsi
responden
dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama dan disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif.
4.4.2
Dimensi Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengukur sejauh mana atribut-atribut yang ditawarkan kepada konsumen dapat dirasakan dengan baik dan memberikan kepuasan bagi konsumen, dan berdampak kepada pembelian ulang yang dilakukan konsumen. Dalam penelitian ini, atributatribut yang digunakan untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap Restoran Bebek H. Slamet. Atribut-atribut yang dianalisis dalam penelitian ini diantaranya : 1. Rasa Rasa merupakan atribut pertama yang akan dianalisis, dalam hal ini atribut rasa yang digunakan yaitu untuk produk yang telah ada di Restoran Bebek H. Slamet, yaitu bebek goreng dan sambal korek, karena atribut ini akan menjelaskan
bagaimana konsumen dapat menilai Restoran Bebek H. Slamet dari segi rasa. Rasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasa bumbu rempah dan kegurihan yang terkandung dalam bebek goreng. 2. Keempukan daging bebek Keempukan daging bebek adalah rasa daging bebek ketika konsumen menggingit daging bebek. Keempukan daging bebek merupakan salah satu variabel yang akan dinilai di Restoran Bebek H. Slamet. 3. Kehalalan Atribut kehalalan dinilai penting untuk konsumen Restoran Bebek H. Slamet yang memeluk agama Islam, terkait dengan mayoritas agama masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Kehalalan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kejelasan dalam mencantumkan label halal. 4. Keragaman Menu Keragaman menu merupakan salah satu atribut yang termasuk dalam variabel produk. Keberagaman menu yang bervariatif akan membuat konsumen tidak merasa bosan dan mempunyai alternatif pilihan menu lainnya. Untuk itu keberagaman menu menjadi atribut yang akan dianalisis di Restoran Bebek H. Slamet untuk mengukur seberapa banyak konsumen menilai keberagaman menu di Restoran Bebek H. Slamet bervariatif atau tidak. 5. Ukuran/Porsi Ukuran atau porsi termasuk dalam variabel produk. Ukuran atau porsi merupakan besarnya sajian produk yang disajikan kepada konsumen. Dalam hal ini, porsi di Restoran Bebek H. Slamet yaitu besarnya bebek goreng dan sambal korek yang disajikan, apakah sesuai dengan harapan konsumen atau tidak. 6. Harga Produk Harga produk merupakan bauran pemasaran kedua dan dapat diartikan sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa dan jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler, 2002). Harga produk dalam atribut ini yaitu harga produk Bebek goreng dan sambal korek.
7. Kecepatan Penyajian Atribut ini diuji untuk melihat seberapa cepat Restoran Bebek H. Slamet menyajikan hidangan kepada konsumen. Dalam penelitian ini konsumen akan menilai mulai dari proses pemesanan sampai pesanan disajikan kepada konsumen Restoran Bebek H. Slamet apakah sudah baik atau belum. 8. Lokasi Restoran Lokasi restoran
dalam hal ini adalah lokasi restoran mencakup pada
kemudahan konsumen menjangkau Restoran Bebek H. Slamet serta lokasi restoran diketahui oleh banyak orang atau tidak. Lokasi yang strategis sebuah restoran menjadi nilai tambah restoran itu sendiri. 9.
Pramusaji Ramah, Cepat, dan Tanggap. Atribut pramusaji ramah, cepat, dan tanggap diuji untuk melihat kinerja
para pramusaji dalam melayani konsumennya. 10. Penampilan Pramusaji Atribut penampilan pramusaji diuji untuk melihat sejauh mana tingkat kerapihan, dan kebersihan para pramusaji Restoran Bebek H. Slamet. Penampilan pramusaji yang rapih dan bersih akan menambah baik citra sebuah restoran di mata konsumennya. 11. Kebersihan Restoran Atribut kebersihan restoran dianalisis untuk melihat keadaan restoran secara keseluruhan. Restoran yang bersih serta nyaman akan selalu membuat konsumen merasakan rasa nyaman saat menunggu hidangan dan menikmati hidangannya. 12.
Areal Parkir Keberadaan areal parkir suatu restoran akan dianggap penting untuk
konsumen yang memakai transportasi pribadi, baik roda dua ataupun roda empat. Oleh karena itu atribut ini dianalisis untuk melihat penilaian konsumen mengenai areal parkir di Restoran Bebek H. Slamet.
13. Promosi Promosi merupakan atribut yang akan diteliti. Dalam penelitian ini konsumen akan menilai sejauh mana promosi yang telah diberikan Restoran Bebek H. Slamet kepada konsumen. 14. Tampilan Hidangan Atribut terkhir yang akan diteliti adalah Tampilan hidangan, atribut ini akan menilai bagaimana tampilan hidangan yang dilakukan oleh Restoran Bebek H. Slamet apakah dinilai menarik atau belum.
4.4.3
Analisis Cochran Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap
produk barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atributatributnya. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk merupakan kekuatan harapan dan keyakinan konsumen terhadap atribut yang dimiliki suatu produk. Analisis Cochran digunakan pada pengukuran brand association, yaitu seberapa jauh konsumen mengkaitkan sebuah merek dengan satu atau beberapa atribut hingga membentuk sebuah brand image. Uji Cochran adalah jenis data yang beersifat nominal dan dikotomi (dengan jawaban hanya dua, yakni Ya dan Tidak). Langkah-langkah untuk melakukan Uji Cochran : 1. Membuat matriks jawaban responden. Jawaban responden terdiri dari 2 macam, yakni Ya dan Tidak. Setiap jawaban Ya diberi kode 1 dan jawaban Tidak diberi kode 0. Kemudian dibuat matriks input responden. 2. Membuat Matriks Cochran. Dari input data responden, hanya jawaban Ya yang dijumlah tersendiri dan kemudian dibuat matriks Cochran untuk meringkas banyaknya jawaban Ya untuk setiap atribut. 3. Melakukan Proses Cochran. Dari matriks Cochran dibuat perhitungan dengan menggunakan uji Cochran yang bias saja melewati lebih dari satu tahap, sampai didapat
sejumlah atribut yang memang bias dibedakan dengan sejumlah atribut lainnya.
Menghitung nilai Cochran dengan rumus :
Q=
(
){ ∑
– (∑
) }
∑
Keterangan : k
= Jumlah variabel
n
= Jumlah responden (pengamatan)
Cj
= Total respon pada j variabel (kolom)
Ri
= Total respon pada i pengamatan (baris)
4. Analisa Uji hipotesa : H = Jawaban Ya relatif sama untuk semua atribut H = Jawaban Ya berbeda antara atribut yang satu dengan atribut yang lain Jika H diterima, maka tak bisa membentuk brand image. Namun jika H ditolak atau H diterima, maka diantara atribut yang ada pasti ada minimal satu atribut yang berbeda dengan yang lain, yang membuat proses harus diulang. Pengambilan keputusan adalah membandingkan nilai Cochran hitung dengan nilai Cochran tabel, yang dalam ini digantikan dengan nilai Chi Square tabel. Dasar pengambilan kepputusan adalah :
Jika Cochran hitung >
tabel, maka H ditolak
Jika Cochran hitung <
tabel, maka H diterima
Pada penelitian ini atribut-atribut yang akan diteliti adalah atributatribut yang ada pada restoran bebek, dimana terdapat 14 atribut yang berhasil di eksplorasi dari studi penelitian terdahulu, eksplorasi langsung
ke pihak manajemen restoran, konsumen serta peneliti. Atribut-atribut yang di uji dengan analisis Cochran meliputi (1) rasa, (2) keempukan daging bebek, (3) kehalalan, (4) keragaman menu, (5) ukuran/porsi, (6) harga produk, (7) kecepatan penyajian, (8) lokasi restoran, (9) ppramusaji ramah, cepat dan tanggap, (10) penampilan pramusaji, (11) kebersihan restoran, (12) areal parkir, (13) promosi, (14) tampilan hidangan. Hasil pengujian menggunakan analisis Cochran terhadap 30 responden menunjukkan bahwa ke empatbelas atribut tersebut dianggap penting dan dipertimbangkan oleh responden dalam melakukan pembelian di restoran bebek. Dari hasil pengujian diperoleh nilai Q tabel sebesar 23,69 dan Q hitung sebesar 21, 40 maka keputusan pengujian pertama adalah terima Ho, karena Q tabel lebih besar dari Q hitung. Hasil perhitungan analis Cochran dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.4.4
Analisis Sikap Multiatribut Fishbein Model sikap multiartibut menggambarkan rancangan yang berharga untuk
memeriksa hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu produk dan sikap terhadap produk tersebut berkaitan dengan ciri atau atribut pokok. Model Fishbein digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu atribut produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut produk yang ideal dan aktual dengan menggunakan model Fishbein ini (Engel et al, 1994). Analisis sikap multiatribut fishbein digunakan untuk mengetahui nilai sikap total Restoran Bebek H. Slamet terhadap atribut pada masing-masing Restoran Bebek H. Slamet dan Restoran Bebek Pak Ndut. Penilaian terhadap Restoran Bebek Pak Ndut dilakukan sebagai pembanding karena restoran tersebut menyajikan sajian yang hampir sama dengan Restoran Bebek H. Slamet yaitu sajian khusus daging bebek dan letaknya yang sangat berdekatan. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu atribut yang digunakan untuk menilai kepuasan konsumen, diantaranya rasa, keempukan daging bebek, kehalalan, keragaman menu, ukuran/porsi, harga produk, kecepatan penyajian,
lokasi restoran, pramusaji ramah cepat dan tanggap, penampilan pramusaji, kebersihan restoran, areal parkir, promosi, dan tampilan hidangan. Prosedur analisis data dengan model multiatribut Fishbein berdasarkan rumus sebagai berikut :
Ao =
(bi x ei)
Dimana : Ao
= sikap terhadap objek
bi
= kekuatan kepercayaan terhadap atribut i
ei
= evaluasi atribut i
n
= jumlah atribut yang menonjol
Tingkat kepentingan atribut diperoleh berdasarkan hasil persentase atributatribut berdasarkan prioritas yang diberikan oleh responden. Tahap berikutnya adalah menggunakan nilai rata-rata dimana nilai rata-rata lalu dikalkulasikan untuk bi dan ei. Dalam menafsirkan hasil perlu diingat bahwa skala b i dan ei berkisar dari skor maksimum (+2) sampai minimum (-2) dan hasilnya dibagi dengan banyaknya
nilai skala (5) atau (2-(-2)) / 5 = 0.8. Rentang skala ini
digunakan untuk menginterpretasikan hasil analisis rata-rata (mean scores) terhadap tingkat kepentingan tiap atribut. Nilai kepentingan (ei) dan nilai kinerja (bi) responden terhadap atribut restoran bebek dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kategori Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Nilai
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
-2,00 − -1,21
Sangat Tidak Penting
Sangat Buruk
-1,20 − -0,41
Tidak Penting
Buruk
-0,40 – 0,39
Netral
Netral
0,40 – 1,19
Penting
Baik
1,20 – 2,00
Sangat Penting
Sangat Baik
Hasil penilaian sikap responden terhadap atribut Restoran Bebek H. Slamet dan Restoran Bebek Pak Ndut (ei.bi) dan hasil penilaian total nilai sikap (Ao) secara keseluruhan responden terhadap atribut Restoran Bebek H. Slamet dan Restoran Bebek Pak Ndut akan diinterpretasikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat positif, positif, netral, negatif dan sangat negatif. Penilaian dilakukan dengan melihat besarnya total nilai sikap yang diberikan oleh responden. Penilaian sikap responden terhadap Restoran Bebek H. Slamet (ei.bi) dan total nilai sikap (Ao) responden terhadap atribut Restoran Bebek H. Slamet secara keseluruhan dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kategori Nilai Sikap Terhaap Atribut dan Total Nilai Sikap Secara Keseluruhan Nilai
Nilai Sikap Atribut
Nilai
Total Nilai Sikap
-2,00 − -0,81
Sangat Negatif
-2 − 2
Sangat Negatif
-1,80 − -0,41
Negatif
2–6
Negatif
-0,40 – 1,60
Netral
6 – 10
Netral
1,61 – 2,80
Positif
10 – 14
Positif
2,81 – 4,00
Sangat Positif
14 – 18
Sangat Positif
4.4.5
Perceptual Mapping Teknik perceptual mapping digunakan untuk mengetahui persepsi
konsumen terhadap Restoran Bebek H. Slamet dibandingkan dengan Restoran Bebek Pak Ndut. langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah : 1. Analisis Mean Score (rata-rata) 2. Grafik Sarang Laba-laba, pada grafik ini dapat dilihat nilai rata-rata dari setiap atribut yang melekat pada masing-masing restoran. grafik sarang laba-laba merupakan nilai rata-rata dalam bentuk grafik dua dimensi.
4.4.6
Analisis Biplot Analisis Biplot merupakan suatu teknik statistik deskriptif dimensi ganda
yang dapat disajikan secara visual dengan menyajikan secara simultan segugus obyek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada bidang datar sehingga
ciri-ciri peubah dapat dianalisis. Jadi dengan biplot dapat ditunjukkan hubungan antara peubah, kemiripan relatif antar obyek pengamatan, serta posisi relatif antar obyek pengamatan, Sinaga (2010). Analisis biplot adalah analisis berdasarkan pengolahan matriks rataan atas dari setiap atribut restoran yang berguna untuk menunjukkan posisi relative dari objek yang diteliti serta korelasi antar atribut produk dengan objek dalam suatu sumbu dua dimensi. Bentuk matriks rataan data adalah sebagai berikut.
ATRIBUT
1
OBJEK
2
3
P
Restoran 1
X
X
X
X
Restoran 2
X
X
X
X
Restoran 3
X
X
X
X
N
X
X
X
X
Dimana : n = Jumlah restoran p = Jumlah atribut Xij = Nilai kepercayaan responden
Analisis biplot yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat posisi relatif Restoran Bebek H. Slamet terhadap Restoran Bebek Pak Ndut. Biplot merupakan suatu analisis yang dapat digunakan untuk untuk melakukan positioning dari sekumpulan obyek berupa produk, jasa atau perusahaan. Dalam proses analisis biplot memerlukan data dari sejumlah objek dengan berbagai atribut yang diukur dalam skala interval atau rasio. Hasil akhir analisis ini akan diberikan dalam bentuk tampilan gambar dua dimensi yang berisi info tentang :
a. Panjang vektor peubah sebanding dengan keragaman peubah tersebut. Semakin panjang vektor suatu peubah maka keragaman peubah tersebut semakin tinggi. b. Nilai consius sudut antara dua vektor peubah menggambarkan korelasi kedua peubah. Semakin sempit sudut yang dibuat antara peubah maka semakin positif korelasinya. Jika sudut yang dibentuk tegak lurus maka korelasi keduanya rendah. Jika sudutnya tumpul (berlawanan arah) maka korelasinya negatif. c. Posisi objek yang searah dengan suatu vektor peubah diinterpretasikan sebagai besarnya nilai peubah untuk objek yang searah dengannya. Semakin dekat lekat objek dengan nilai arah yang ditunjuk oleh suatu peubah maka semakin tinggi peubah tersebut untuk objek tersebut. Sedangkan jika arahnya berlawanan maka semakin rendah nilainya. d. Kedekatan letak/posisi dua buah objek diinterpretasikan sebagai kemiripan sifat dua objek. Semakin dekat letak dua buah objek maka sifat yang ditunjukkan oleh nilai-nilai peubahnya semakin mirip.
4.4.7
Analisis Sensitivitas Harga Analisis sensitivitas harga digunakan untuk menentukan harga yang
diharapkan responden, dimana akan diperoleh limit harga dari kisaran harga yang dapat diterima oleh responden dimana responden menilai batas harga sangat murah, murah, mahal dan sangat mahal yang dikaitkan oleh produk tersebut. Selanjutnya data akan ditabulasikan untuk memperoleh kelompok harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal. Dengan nilai persentasi kumulatif yang diperoleh maka akan dibuat kurva-urva dari setiap tigkatan harga. Kurva-kurva yang terbentuk akan saling berpotongan pada titik-titik antara lain : a. Perpotongan antara kurva Sangat Murah dan kurva Murah akan membentuk titik yang jika ditarik ke sumbu X (Harga) maka akan diperoleh titik MCP (Marginal Cheap Point). Pada kisaran harga inilah konsumen mulai meragukan kualitas dari produk tersebut.
b. Perpotongan antara kurva Sangat Mahal dengan kurva Mahal akan membentuk titik yang jika ditarik ke sumbu X (Harga) akan diperoleh titik MEP (Marginal Expensive Point). Pada kisaran harga inilah konsumen tidak lagi mau membeli produk karena menilai kalau kisaran harga tersebut sudah terlalu mahal. c. Perpotongan antara kurva Murah dengan kurva Mahal akan diperoleh titik IPP (Indiferent of Pricing Point), yaitu ttik dimana pada tingkat harga ini responen tidak merasakan perbedaan antara murah dengan mahal atau jumlah responden yang menganggap harga murah sama dengan jumlah responden yang menganggap harga mahal. d. Perpotongan antara kurva Sangat Murah dengan kurva Sangat Mahal akan diperoleh titik OPP (Optimum Pricing Point). Pada tingkat harga ini jumlah responden yang menilai produk sangat mahal sama dengan jumlah responden yang menilai produk tersebut sangat murah, sehingga tingkat harga ini dinilai merupakan tingkat harga optimum bagi produk. Daerah antara titik MCP dan MEP sering disebut sebagai RAP (Range of Acceptable Prices) yaitu daerah kisaran harga yang terbentuk dari dua titik antara perpotongan kurva distribusi kumulatif harga sangat murah dan harga tidak murah dengan perpotongan kurva distribusi kumulatif harga sangat mahal dan harga tidak mahal. Kisaran harga inilah yang dianggap responden sebagai kisaran harga yang dapat diterima responden. Rentang harga yang digunakan dalam penelitian ini untuk bebek goreng bagian paha dan dada adalah dari rentang minimum Rp 12.500 hingga harga maksimum Rp 21.500, dan untuk bebek goreng per ekor adalah dari rentang harga minimum Rp 48.000 hingga harga maksimum Rp 93.000, dari rentang harga ini ditentukan sepuluh titik harga untuk dipilih oleh responden. Untuk bebek goreng bagian paha dan dada masing-masing merupakan harga dengan selisih Rp 1.000. nilai nominal selisih Rp 1.000 digunakan dengan asumsi bahwa perubahan harga bebek goreng per potong umumnya sebesar
Rp 1.000. Untuk bebek goreng per
ekor merupakan harga dengan selisih Rp 5.000, nilai nominal Rp 5.000 digunakan dengan asumsi perubahan harga bebek goreng per ekor umumnya sebesar Rp 5.000. Selain itu nilai nominal Rp 1.000 dan Rp 5.000 juga diasumsikan sebagai
harga psikologis, dimana perubahan harga Rp 1.000 untuk produk bebek goreng per potong dan Rp 5.000 untuk produk bebek goreng per ekor bisa mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Selanjutnya batas bawah harga ditentukan dengan harga Rp 12.500 untuk bebek goreng bagian paha dan dada dan Rp 48.000 untuk bebek goreng per ekor, harga tersebut diperoleh melalui survei terhadap harga ayam goreng. Batas atas harga ditentukan dengan harga Rp 21.500 untuk bebek goreng bagian paha dan dada dan Rp 93.000 untuk bebek goreng per ekor, harga tersebut diperoleh melalui harga bebek goreng di Restoran lain.