38
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, dalam rentang bulan Januari - Mei 2011 yang berlokasi di Desa Igirmranak, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah.
4.2. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner Willingness to Accept (WTA), kuisioner biaya pertanian, altimeter, klinometer, bor tanah, Chin Ong Meter, ring sampel tanah, meteran, waterpass, pisau pandu, kantong plastik dan karet gelang, kertas label, drum penampung, atau kolektor air larian dan sedimentasi, lembar plastik penahan, alat-alat pertukangan, kamera digital, perangkat komputer, alat tulis. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya lahan budidaya kentang, contoh tanah/sedimen, contoh air larian, peta administrasi, peta jenis tanah, peta kelas lereng, peta penutupan dan penggunaan lahan dan data curah hujan.
4.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Adapun jenis-jenis data primer yang diperoleh melalui penelitian ini adalah: Data laju erosi dan aliran permukaan dari setiap plot pengamatan dengan perbedaan perlakuan teknik konservasi, analisis usaha tani pertanian kentang, kondisi sosial ekonomi dan persepsi responden, tingkat diskonto (discount rate) serta nilai WTA dari 100 petani kentang yang tinggal di desa lokasi penelitian. Data-data tersebut dikumpulkan melalui wawancara serta perhitungan langsung di lokasi penelitian. Sedangkan jenis-jenis data sekunder yang dikumpulkan adalah Demografi Kabupaten Wonosobo dan Kecamatan Kejajar, Peta Administrasi, Peta Curah Hujan serta beberapa data-data dari penelitian sejenis sebelumnya.
39
4.4. Pengumpulan Data Tahapan yang dilakukan dalam proses pengumpulan data dibagi menjadi dalam lima tahapan : 4.4.1. Tahapan Persiapan Kegiatan tahapan persiapan terdiri atas: (i) Pengumpulan dan kompilasi data sekunder (studi literatur). Proses ini bertujuan untuk mengumpul berbagai informasi mengenai kondisi umum lokasi penelitian, penelitian-penelitian yang sudah ada, program pemerintah serta berbagai data - data literatur yang terkait dengan kawasan Dieng. Selain itu juga dilakukan (ii) Persiapan bahan dan alat penelitian, seperti kuisioner, peta digital, GPS dan tallysheet. 4.4.2. Observasi Lapang Kunjungan lapang dilakukan sebagai bentuk observasi langsung terhadap kondisi lokasi penelitian dan sosial masyarakat yang ada. Beberapa hal yang dilakukan adalah pemilihan lokasi plot sampling, negosiasi dengan pemilik lahan, persiapan alat, dll 4.4.3. Pengambilan Data Primer Pengambilan data erosi dan aliran permukaan pada setiap plot pengamatan yang berbeda pada setiap momen hujan selama maksimal 6 bulan (disesuaikan dengan awal dan akhir penanaman kentang). Selain itu juga dilakukan analisis biaya pertanian dan survey (WTA) kepada para petani terhadap adanya inovasi-inovasi baru dalam pertanian kentang. 4.4.4. Wawancara Petani Kentang Wawancara bertujuan guna mendapatkan berbagai informasi yang terkait dengan biaya produksi pertanian kentang serta Willingness to Accept (WTA) yang diinginkan oleh para petani kentang untuk melakukan upaya konservasi yang ditawarkan dalam skema imbal jasa lingkungan untuk perbaikan wilayah Dieng.
4.5. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian adalah: 1. Menghitung erosi dengan metode Chin Ong Meter a) Ditentukan lokasi penempatan alat Chin Ong Meter
40
b) Diukur curah hujan per kejadian hujan c) Dilakukan pengukuran setiap setelah kejadian hujan d) Pengukuran air limpasan dan sedimen
Diaduk seluruh air limpasan dan sedimen yang tertampung dalam drum/jerigen penampung
Dihitung volume air limpasan dan sedimen yang telah diaduk rata
Diambil sampel larutan (air lintasan dan sedimen yang diaduk)
e) Pengukuran besar tanah yang tererosi
Disaring sampel larutan (air limpasan dan sedimen yang diaduk)
Diovenkan sedimen yang tersaring hingga berat konstan
Ditimban sedimen yang tersaring setelah diovenkan sebelumnya
4.6. Metode Penelitian 4.6.1. Pengukuran Laju Erosi dengan metode “Chin Ong Meter” Penelitian ini merupakan metode dekriptif eksploratif yang dilakukan untuk mengetahui tingkat erosi dan aliran permukaan di kawasan hulu DAS Serayu (Dieng), melalui perhitungan dan pengukuran besarnya erosi aktual pada penggunaan lahan pertanian kentang. Pengukuran erosi dan pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara purposive sampling terutama dalam menetapkan lokasi pada lahan pertanian kentang. Limpasan permukaan dan erosi dimonitor dan diukur dari petak-petak erosi yang dibangun pada lahan pertanian kentang yang masing-masing diberi perlakuan: - Konservasi campuran berupa terasering sejajar kontur, Pembuatan SPA serta penanaman strip rumput - Bisnis as Usual (Konvensional) sebagai control Petak erosi berukuran 40 m2, dengan panjang 10 m searah lereng dan lebar 4 m, dengan kemiringan sekitar 30o. Dari luasan lahan tersebut setiap kejadian hujan diukur besarnya limpasan permukaan dengan menggunakan alat penampung
41
―Chin-ong-meter‖. Pengukuran limpasan dan erosi dilakukan sesudah setiap peristiwa hujan selama masa tanam kentang. Chin-ong meter (Gambar 8) merupakan suatu penyalur limpasan permukaan yang dipasang di saluran pembuangan plot pengukur limpasan permukaan dan erosi. Chin-ong meter ini terbuat dari plat besi setebal 3 mm yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 50 cm, lebar 25 cm dan tinggi 15 cm. Di bagian tengah dan bawah dari alat ini dibuat lubang selebar diameter dalam dari pipa besi berdiamater 5 cm. Di dalam pipa tersebut di buat lubang sempit memanjang guna pembuangan air yang ditampung dalam jurigen untuk pengukuran limpasan permukaan dan erosi. Limpasan permukaan dan erosi yang lainnya diteruskan ke bawah dalam permukaan dasar Chin-ong meter menuju pembuangan. Alat ini pada bagian yang panjang dipasang agak miring namun pada bagian lebar harus dipasang dalam posisi yang rata dan dichek dengan ―water-pas‖. Dengan teknik pemasangan tersebut, aliran air diasumsikan sebagai aliran laminer, sehingga sebagian aliran akan masuk silinder dan lainnya terus menuju pembuangan. Perbandingan antara jumlah air yang masuk silinder dan yang keluar setiap alat yang terpasang di lapangan harus dikalibrasikan melalui proses penuangan air 10 liter dari atas alat dan diukur limpasan yang masuk ke dalam jerigen. Selanjutnya jika sudah ada angka kalibrasi untuk setiap alat maka untuk pengamatan limpasan permukaan dan erosi cukup menampung aliran yang lewat Chin-ong meter, kemudian diukur volume air dan sedimen di jerigen penampung. Infiltrasi dihitung berdasarkan neraca air dengan memberikan curah hujan buatan dari alat curah hujan buatan (rainfall simulator) pada luasan tanah 0.2 m x 0.3 m. Intensitas hujan yang diberikan sebesar 60 mm jam-1 selama 5 menit dan diulang 3 kali untuk setiap plot secara berturutan. Limpasan permukaan diukur setiap 30 detik. Laju infiltrasi dihitung dari pengurangan curah hujan dengan limpasan permukaan. Infiltrasi yang disajikan adalah infiltrasi konstan dimana tanah telah mengalami penjenuhan air.
42
Gambar 8. Skema Plot Erosi “Chin Ong Meter”
4.6.2. Opportunity Cost (Biaya Peluang) dengan pendekatan Analisis Usaha Tani Dalam melakukan usaha tani kentang, analisis biaya dan pendapatan merupakan awal dalam menentukan sikap untuk melakukan budidaya kentang. Analisis perhitungan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai produksi dan harga jual yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan petani dalam berusaha tani kentang. Usaha tani kentang skalanya relatif kecil dan adanya ketergantungan terhadap harga jual yang selalu berfluktuasi setiap waktu akan mempengaruhi hasil usaha tani serta pendapatan petani. Melihat fenomena di atas mendorong dilaksanakan analisis usaha tani kentang di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Sampel diambil dari kepala rumah tangga petani yang mengusahakan kentang pada lahan pertanian yang dikuasai. Data yang dikumpulkan mencakup data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan metode survey, yakni dengan mewawancarai responden secara langsung dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer meliputi: 1
Identitas umum petani sampel: nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas pemilikan dan luas garapan.
43
2 Aspek produksi dan biaya produksi: luas tanam, luas panen, besarnya produksi, penggunaan sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan, mulsa, plastik dan ajir), penggunaan tenaga kerja (luar dan dalam keluarga), upah biaya untuk irigasi, pajak tanah dan penyusutan alat-alat pertanian. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian meliputi: data yang diperoleh dari kantor kepala desa, Kantor Statistik Kabupaten Wonosobo, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Wonosobo, serta pustaka-pustaka ilmiah. Analisis yang digunakan adalah analisis usaha tani. Data kuantitatifnya ditabulasi dan dikonversi dalam satuan yang sama. Menurut Soekartawi (1993), pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan usahatani kentang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
TL = Y.Py - Σ X i . Pi Keterangan: TL = Pendapatan usaha tani Kentang. Y = Produksi kentang Py = Harga kentang per unit X i = Penggunaan faktor ke-i Pi = Harga faktor ke-i per unit Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha tani kentang dipergunakan analisis R/C ratio. Makin besar nilai R/C ratio usahatani itu makin layak diusahakan (Soekartawi, 1993). Dalam penelitian ini dipergunakan batasan operasional berikut: 1. Usaha tani adalah suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan pada peningkatan produksi. 2. Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan yang diterima pada akhir produksi dengan biaya riil (tunai) yang dikeluarkan selama proses produksi.
44
3. Penerimaan usaha tani adalah jumlah yang diterima petani dari suatu proses produksi, dimana penerimaan tersebut didapatkan dengan mengalikan produksi dengan harga yang berlaku saat itu. 4. Biaya usaha tani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi. Dalam hal ini biaya diklasifikasikan ke dalam biaya tunai (biaya riil yang dikeluarkan) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). 5. Keuntungan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total (biaya tunai dan tidak tunai). 6. Kepala rumah tangga adalah seorang pria atau wanita yang dianggap bertanggung jawab dalam rumah tangga itu oleh anggota rumah tangga. Satu musim adalah 4,5 bulan, terhitung dari saat awal pengolahan tanah sampai dengan panen terakhir.
4.6.3. Analisis Kesediaan Dibayar (Willingness to Accept) dengan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) Metode valuasi merupakan suatu cara perhitungan secara langsung dimana peneliti langsung menanyakan kesediaan respoden untuk menerima pembayaran dalam melakukan suatu inovasi yang ditawarkan. Penelitian ini mengukur seberapa besar keinginan dibayar (Willingness to Accept/WTA) dari petani kentang di kawasan Dieng untuk mau melakukan kegiatan pertanian yang ramah lingkungan dengan menerapkan metode konservasi tanah yang ideal, dengan memperhitungkan biaya kehilangan waktu (keterlambatan), biaya tenaga (membuat teknik konservasi), biaya pembuatan teknik konservasi (pembelian bibit dan material) dan sebagainya. Pada awal proses kegiatan CVM, terlebih dahulu membuat hipotesis pasar terhadap sumberdaya yang akan dievaluasi. Pasar hipotesis yang akan dibentuk adalah suatu pasar dengan kualitas lingkungan yang berbeda dengan kondisi saat ini. Untuk membuat pasar hipotesis, responden terlebih dahulu diminta untuk mendengarkan mengenai kondisi DAS Serayu di Kawasan Dieng yang saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Kemudian dijelaskan juga bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, dimana salah satunya adalah pengolahan lahan pertanian yang tidak ramah lingkungan. Selanjutnya responden diminta
45
untuk mendengar tentang suatu tawaran inovasi yang dapat membuat kondisi lingkungan yang ada menjadi lebih baik dimana respoden ditawarkan sejumlah insentif apabila mau melakukan inovasi tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, akan diperoleh ukuran perilaku konsumen dalam situasi hipotesis bukan dalam situasi sebenarnya. Besaran nilai insentif yang akan ditawarkan sebelumnya diperoleh melalui mekanisme Fokus Group Discussion (FGD) dengan mengundang beberapa responden kunci yang merupakan petani kentang. Selain untuk mendapatkan informasi awal mengenai kondisi umum lokasi penelitian, FGD ini juga bertujuan untuk memperoleh gambaran nilai keinginan dibayar (WTA) dari responden terhadap upaya perbaikan lingkungan dengan menerapkan teknik konservasi lahan dalam pengelolaan pertanian kentang mereka. Susunan nilai yang ditawarkan menggunakan range atau interval tertentu yang dihitung dengan rumus yang dibuat oleh Ferraro. Penentuan nilai WTA dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu, pertanyaan terbuka dimana responden bebas menyatakan nilai moneter (rupiah yang ingin dibayar) dan model referendum (tertutup) dimana responden diberikan suatu nilai rupiah, kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang kedua, yaitu dengan metode referendum. Setelah nilai WTA dikumpulkan dari seluruh responden, selanjutnya dapat dibuat kurva permintaan WTA. Kurva permintaan WTA ini bertujuan untuk menggambarkan grafik kecenderungan responden menerima nilai WTA yang ditawarkan. Semakin besar nilai yang ditawarkan, maka kecenderungan responden menerima WTA akan semakin besar. Sedangkan penetuan nilai lelang diperoleh dengan meregresikan WTA sebagai variabel tidak bebas (dependent variable) dengan
beberapa
variabel
bebas.
Untuk
mendapatkan
model
penduga
digambarkan melalui hubungan berikut:
WTA = F (NWTA, USIA, PDDK, TANG, LMLK, PDPT, SKPL, SLOP, DNEG, PKTG, TIME) Dimana: WTA
= Nilai 1 jika Ya, Nilai 0 jika Tidak
46
NWTA = Nilai WTA yang ditawarkan USIA
= Usia
PDDK = Pendidikan TANG = Jumlah Tanggungan LMLK = Lama Memiliki Lahan PDPT
= Pendapatan Rumah Tangga
SKPL
= Status Kepemilikan Lahan
SLOP
= Kemiringan Lahan
DNEG = Persepsi respoden mengenai dampak negatif dari kentang PKTG = Persepsi respoden mengenai pendapatan dari kentang TIME
= Time Preferrence
Sementara itu untuk analisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi WTA responden digunakan regresi logit (Logistic Regression) yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
4.6.4. Model Regresi Logit Analisa faktor-faktor yang diduga mempengaruhi WTA responden akan dilakukan dengan menggunakan metode statistik berupa Regresi Logit. Hal ini karena di dalam penggunaan konsep CVM yang menggunakan Dichotomous Choice Model dalam menentukan besarnya nilai WTA, bentuk data yang dikumpulkan adalah data biner. Data biner adalah bentuk data yang menggambarkan pilihan responden, apakah akan menerima tawaran insentif untuk konservasi atau tidak. Dengan demikian, analisis untuk menentukan tingkat validitas, reabilitas dan signifikansi penggunaan CVM, alat analisis yang sesuai adalah regresi logit. WTA dibuat ke dalam sebuah model regresi logit untuk menganalisis peubah respon berskala biner dengan rumus: Exp(βo + β1*X1 +.............+ βn*Xn) P = P(Y=1) = -----------------------------------------------[1+Exp(βo + β1*X1 +.............+ βn*Xn)]
47
Dimana: Pi = Sebuah kemungkinan dengan Yi = 1 βo
= Intersep
X1
= Nilai WTA
X2
= Usia
X3
= Pendidikan
X4
= Jumlah Tanggungan
X5
= Lama Memiliki Lahan
X6
= Pendapatan Rumah Tangga
X7
= Luas Kepemilikan Lahan
X8
= Jumlah lahan yang dikuasai
X9
= Kemiringan Lahan
X10
= Persepsi respoden mengenai pendapatan dari kentang
X11
= Time Preferrence
K
= Banyaknya X
E
= Exp (β) = Odd ratio
Persamaan diatas bisa dimodifikasi menjadi: P*
= Ln[p/(1-p)] = βo + β1Xi + β2X2 +.......+ + βkXk Model logistik biner, nilai Y mengikuti sebaran Bernoulli yang nilai
variance merupakan fungsi dari p. Nilai p bervairasi tergantung pada variabel penjelas X. Persamaan dan prosedur analisis regresinya dapat diuraikan sebagai berikut: Variabel Dependent (P) adalah peluang kesediaan responden untuk bersedia dibayar (WTA) dalam melakukan upaya konservasi dalam pertanian kentang (bernilai 1 untuk bersedia, 0 untuk tidak bersedia). Variabel Independen (X) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi responden untuk bersedia dibayar. Variabel ini terdiri dari 11 parameter, yaitu: (X1) Nilai WTA, (X2) Usia , (X3) Pendidikan, (X4) Jumlah Tanggungan, (X5) Lama Memiliki Lahan, (X6) Pendapatan Rumah Tangga (X7) Status Kepemilikan Lahan, (X8) Kemiringan Lahan, (X9) Persepsi respoden mengenai dampak negatif dari kentang, (X10) Persepsi respoden mengenai pendapatan dari kentang serta (X11) kecenderungan
48
terhadap waktu (Time Preferrence). Analisis regresi logistik biner akan dilakukan dengan menggunakan program statistik Stata. Variabel-variabel yang diduga berbanding terbalik dengan WTA responden
diantaranya
adalah
kecenderungan
terhadap
waktu
(Time
Preferrence) serta Persepsi respoden mengenai pendapatan dari kentang. Sedangkan variabel-variabel yang diduga berbanding lurus dengan WTA responden diantaranya adalah Nilai WTA, Usia, Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Luas Area, Lama Memiliki Lahan, Pendapatan Rumah Tangga, Jumlah Kepemilikan Lahan, serta Kemiringan Lahan.